View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI KALANGAN
REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN
KOTA KUPANG
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
Sandro Sandili Mengikung
PO.530333316040
PROGAM STUDI ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2019
2
PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI KALANGAN
REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN
KOTA KUPANG
KARYA TULIS ILMIAH
Usulan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyeleisaikan pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan
Oleh:
Sandro Sandili Mengikung
PO.530333316040
PROGAM STUDI ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI KALANGAN
REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN
KOTA KUPANG
Oleh :
Sandro Sandili Mengikung
PO.530333316040
Telah disetujui untuk diseminarkan
Pembimbing
Adrianus Ola Wuan,S.Si, M,Sc
NIP. 19854112010121003
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI KALANGAN
REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN
KOTA KUPANGOleh :
Sandro Sandili Mengikung
PO.530333316040
Telah dipertahankan di depan tim penguji
Pada Tanggal 17 Juni 2019
Susunan Tim Penguji
1. dr. Hermi Indita, Sp.Pk : .......................................
2. Adrianus Ola wuan, S.Si M.Sc : .......................................
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan
Kupang, Juni 2019
Ketua Progam Studi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kupang
Agustina W. Djuma, S.Pd., M.Sc
NIP. 19730801193032001
iii
`PERNYATAAN KEASLIAN KTI
Yang Bertandatangan di bawah ini
Nama : Sandro Sandili Mengikung
Nomor Induk Mahasiswa : PO 530333316040
Dengan ini saya mengatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang Pengetahuan saya
Juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di
terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka
Kupang, 17 Juni 2019 Yang Menyatakan
Sandro Sandili Mengikung
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “PERBEDAAN JUMLAH
LEUKOSIT PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF DI
KALANGAN REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN KOTA
KUPANG”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai wadah untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan. Disamping itu untuk
memenuhi tuntutan akademis bahwa sebagai mahasiswa Prodi Analis
Kesehatan tingkat terakhir (III) diwajibkan menyusun Karya Tulis Ilmiah.
Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
Kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Ragu Harming Kristina, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.
2. Ibu Agustina W. Djuma, S.Pd., M.Sc selaku Ketua Program Studi
Analis Kesehatan Kupang.
3. Bapak Adrianus Ola Wuan, S.Si., M.Sc selaku pembimbing yang
dengan penuh sabar dan ketulusan telah membimbing dan
mengarahkan penulis hingga penulisan ini dapat terselesaikan.
v
4. Ibu Kuntum E. Nurdin,S.ST selaku pembimbing akademik selama
penulis menempuh pendidikan di Program studi Analis Kesehatan
Kupang.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmunya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan baik.
6. Kedua orangtua tercinta Bapak Lukas F. Arkadius dan Ibu Siti
Aisyah, kakak Mario, Kakak Ilham, dan Adik stenly , Sahabat-
sahabatku (Ancella, Beatrix, Ian, Janny, Karlos, Karin, Leo, Metty,
Ronald, Rikha, Thia, Yoan) yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis.
7. Kakak Ipy yang sangat membantu dan Teman-teman kuliah Analis
kesehatan angkatan 08” yang sudah ± 3 tahun berjuang bersama dan
selalu memberikan dukungan
8. Adik-adik tingkat II (Ary, Febian, Melan, Putri, Rafly, Sri, yohan)
yang telah memberikan semangat.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran demi
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sangat penulis harapkan.
Kupang, Juni 2019
Penulis
vi
INTISARI
Merokok merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 sebanyak 17% dari 18 juta kematian akibat serangan jantung yang di picu oleh kebiasaan merokok. Perokok aktif dan pasif adalah perokok yang berisiko terpapar asap rokok yang berisi zat-zat kimia. Kandungan asap rokok apabila dihirup oleh perokok dan orang dengan pajanan asap rokok lingkungan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan sistemik yang tercermin oleh peningkatan radikal bebas dan penurunan konsentrasi antioksidan dalam plasma serta mempengaruhi jumlah leukosit sebagai sistem pertahanan tubuhRancangan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan populasinya adalah remaja remaja di kelurahan namosain kota kupang dengan rentang usia 16-18 tahun (masa remaja pertengahan) dengan teknik pengambilan sampel menggnukan metode purposive sampling. Data hasil penelitian diuji dengan statistik one way anova. Hasil penelitian menunjukkan pada 50 sampel (25 perokok aktif dan 25 perokok pasif) yang memiliki hitung jumlah leukosit normal sebanyak 45 pasien (90,0%) yaitu terdiri dari 25 responden perokok aktif dan 20 responden perokok pasif sedangkan yang tidak normal sebanyak 5 pasien (10,0%) yang terdiri dari 5 responden perokok pasif.
Kata Kunci: LEUKOSIT, PEROKOK AKTIF, PEROKOK PASIF
vii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL .......................................................................................... iLEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iiLEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iiiPERNYATAAN KEASLIAN KTI .................................................................... ivKATA PENGANTAR ....................................................................................... vINTISARI ........................................................................................................... viiDAFTAR ISI ...................................................................................................... viiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xDAFTAR TABEL .............................................................................................. xiDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiiBAB I: PENDAHULUAN ................................................................................. 1A. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5A. Rokok ........................................................................................................ 6B. Leukosit .................................................................................................... 14C. Kerangka konsep ...................................................................................... 24D. Etika Penelitian ......................................................................................... 24E. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 24BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................. 25A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 25B. Tempat dan waktu penelitian .................................................................... 25C. Variabel Penelitian..................................................................................... 25D. Sampel dan Teknik Sampel ...................................................................... 26E. Populasi ..................................................................................................... 26F. Defenisi Operasional ................................................................................ 26G. Alat dan Bahan ......................................................................................... 27 H. Prosedur Penelitian .................................................................................... 28I. Analisis Hasil............................................................................................. 32BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 33A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................................... 33B. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian ..................................... 34C. Hasil........................................................................................................... 36D. Pembahasan .............................................................................................. 40BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 42B. Kesimpulan .............................................................................................. 42
viii
B. Saran .......................................................................................................... 42DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 43
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Eosinofil...................................................................................... 16
Gambar 2.2 Basofil......................................................................................... 17
Gambar 2.3 Neutrofil..................................................................................... 18
Gambar 2.4 Limfosit...................................................................................... 19
Gambar 2.5 Monosit...................................................................................... 20
Gambar 4.1 Peta Kota kupang ....................................................................... 33
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Konsep............................................................................ 24
Tabel 4.1Uji Normalitas.................................................................................. 37
Tabel 4.2 Uji Homogenitas............................................................................. 38
Tabel 4.3 Uji Hipotesis.................................................................................. 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden............................46
Lampiran 2 Formulir Quisioner.............................................................................47
Lampiran 3 Hasil Jumlah Leukosit........................................................................48
Lampiran 4 Surat Ijin Penlitian..............................................................................51
Lampiran 5 Kertas Hasil Laboratorium.................................................................52
Lampiran 6 Formulir Penelitian.............................................................................53
Lampiran 7 Formulir Kegiatan Penelitian Mahasiswa...........................................54
Lampiran 8 Dokumentasi.......................................................................................55
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kesakitan dan angka kematian yang tinggi. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2018 sebanyak 17% dari 18 juta kematian akibat
serangan jantung yang di picu oleh kebiasaan merokok. Data WHO pada
tahun 2018 mencatat bahwa ada 890 ribu orang yang kehilangan nyawa
karena status mereka sebagai perokok pasif. Jumlah perokok didunia menurut
data WHO tahun 2018 menyebutkan bahwa sekitar 1 miliar orang didunia
yang aktif merokok dan jumlah itu adalah 1/7 dari seluruh populasi manusia
di dunia. (WHO, 2018).
DI indonesia jumlah perokok juga tinggi, menurut sensus penduduk tahun
2015 jumlah perokok mencapai 23,88% dari 252 juta penduduk indonesia
sedangkan laporan selanjutnya menurut Sistem Informasi Suveilens Penyakit
Tidak Menular (PTM) tahun 2016 jumlah perokok mencapai 15,1%
(Kemenkes, 2017).
Untuk provinsi Nusa Tenggara Timur menurut data Riskesdas pada tahun
2013 prevalensi jumlah perokok mencapai presentase 19,7%. Perokok pada
usia remaja dengan rentang umur 15 sampai 19 tahun di provinsi Nusa
Tenggara Timur mencapai presentase 8,3% (Riskesdas,2013).
1
Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan hampir pada semua anak
remaja di kelurahan namosian sehingga merokok di lingkungan sekitar sudah
dianggap sebagai hal yang wajar dan anak remaja yang bukan perokok aktif
(pasif) sudah terbiasa terpapar asap rokok. Hal ini bisa saja dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan pada kesehatan.
Kandungan asap rokok apabila dihirup oleh perokok dan orang dengan
pajanan asap rokok lingkungan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
antara oksidan dan antioksidan sistemik yang tercermin oleh peningkatan
radikal bebas dan penurunan konsentrasi antioksidan dalam plasma serta
mempengaruhi jumlah leukosit sebagai sistem pertahanan tubuh (Middlekauff
et al., 2014; Karim et al., 2015).
Menurut penelitian oleh Hansen (2003) dari Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro yang dilakukan terhadap 80 perokok aktif dan 20
perokok pasif menunjukan bahwa ternyata jumlah leukosit untuk perokok
pasif banyak yang < 5000 mg/dL. Hal ini menunjukan gangguan pada jumlah
leukosit.
Gangguan pada jumlah leukosit dapat menimbulkan dampak yang buruk
bagi kesehatan. Bila jumlah leukosit melebihi jumlah normal, maka keadaan
tersebut disebut Leukositosis. Keadaan leukositosis dapat menunjukan adanya
poses infeksi radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis,
tuberkolosis, apendisitis. sedangkan pada keadaan jumlah leukosit yang
kurang dari jumlah normal disebut leukopenia. Pemeriksaan jumlah leukosit
2
dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab
pada imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus,proses metabolik
toksik diagnosis keadaan leukimia (Gergani 2012). Atas dasar inilah maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”PERBEDAAN
JUMLAH LEUKOSIT ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI
KALANGAN REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN KOTA
KUPANG”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan jumlah leukosit pada remaja yang perokok
aktif ?
2. Adakah ada perbedaan jumlah leukosit pada remaja yang perokok
pasif ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan jumlah
leukosit antara perokok aktif dan pasif di kalangan remaja di kelurahan
namosain kota kupang
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui besar perbedaan jumlah leukosit antara peokok aktif
dan perokok pasif
3
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah pengetauan dan
wawasan peneliti dan juga dapat menjadi masukan bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian yang sama.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi atau bahan pustaka tambahan di perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Kupang Prodi Analis Kesehatan.
3. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini dapat diinformasikan kepada masyarakat tentang
bahaya merokok terhadap jumblah leukosit dalam tubuh.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rokok
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu
atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum,
nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Permenkes,
2013).
2. Jenis-jenis Perokok
a. Perokok aktif
Menurut (Bustan M.N, 2000) peokok aktif adalah asap rokok yang
berasal dari isapan perokok atau asap utama pada rokok yang diisap.Dari
pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa perokok aktif (active smoker)
adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan bagi diri sendiri dan lingkungan
sekitar
Sitepoe (2000) menyebutkan macam perokok aktif menjadi 3, yaitu :
1) Perokok ringan, yaitu merokok < 10 batang sehari.
2) Perokok sedang, yaitu merokok 10-20 batang sehari.
5
3) Perokok berat, yaitu merokok lebih dari > 20 batang sehari.
b. Perokok Pasif
Perokok Pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh sesorang yang
tidak merokok (passive smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi
manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya
terhadap perokok pasif dari pada perokok aktif. Makin sering seorang
seseorang terpajan atau terpapar asap rokok makin tinggi pula resiko
gangguan kesehatan yang dialami. Asap rokok yang dihembuskan
oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif lima kali lebih
banyak mengandung karbon monoksida, empatkali lebih banyak
mengandung tar dan nikotin (Wardoyo,1996).
3. Alasan-alasan Merokok
Taylor (1995) menyebutkan beberapa alasan merokok antara lain :
a. Remaja yang merokok akan dianggap kuat, dewasa, dan individu yang
dapat menentang hal umum, yaitu individu merokok tidak
menginginkan adanya bahaya yang akan merugikan kesehatan akibat
merokok.
b. Adanya alasan sosial, mereka menjadi satu dengan kelompoknya,
misalnya remaja yang merasa tidak aman akan brhubungan dengan
remaja lain yang merokok yang menganggap rokok akan membuat
mereka dapat menyampaikan image diri.
c. Merokok dianggap sebagai pendorong untuk relaksasi.
6
d. Merokok dapat mengurangi reaksi negatif seperti mengurangi
kecemasan dan ketegangan.
e. Orang tua merokok, orang tua merokok cenderung akan dilihat dan
dijadikan contoh berperilaku merokok oleh anaknya.
f. Merokok dapat meningkatkan konsentrasi, ingatan, perubahan,
semangat, kerja psikomotor, dan menyaring stimulus yang tidak
relevan yang dapat menyebabkan kegelisahan dan ketegangan.
4. Faktor-faktor Yang Mempengarui Perilaku Merokok Remaja
Mu’tadin (2002) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada remaja :
a. Pengaruh orangtua
Remaja merokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga
yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-
anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari lingkungan rumah
tangga yang bahagia. Remaja merokok apabila orangtua sendiri yang
menjadi figur juga sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan
mungkin sekali untuk mencontohnya.
b. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah
perokok juga dan demikian sebaliknya. Terdapat dua kemungkinan
7
yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja tersebut terpengaruh oleh
teman-temannya atau sebaliknya.
c. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang
bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas
sosial.
d. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau glamour,
membuat remaja seringkali berkeinginan untuk mengikuti perilaku seperti
yang ada dalam iklan tersebut.
4. Kandungan Asap Rokok
Komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian
gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih
4.000 jenis bahan kimia,dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya
bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon
monoksida (Crofton, 2002). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Nikotin
8
Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin
merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi
bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan
mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat, menyempitkan
pembuluh perifer, dan juga memiliki karakteristik efek adiktif dan
psikoaktif (Sitepoe, 2000).
b. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak
memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak
sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida
bersifat toksik. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat
mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling
rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat
meningkatkan kadar karboksihemoglobin dalam darah sejumlah 2-
16% (Sitepoe, 2000).
c. Tar
Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang
bersifat karsinogenik. Tar dapat merusak sel paru karena dapat lengket
dan menempel pada jalan nafasdan paru-paru sehingga mengakibatkan
terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga
mulut sebagai uap padat asap rokok, setelah dingin akan menjadi
padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi,
9
saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara
3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar
24-45 mg. Pada rokok yang menggunakan filter dapat mengalami
penurunan 5-15 mg. Efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-
paru walaupun rokok diberi filter, yaitu hirupan pada saat merokok
dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang dihisap banyak
(Sitepoe, 2000).
d. Timah Hitam (Pb)
Pb yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Satu
bungkus rokok berisi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari
akan menghasilkan 10 ug, sementara ambang batas bahaya timah
hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe,
2000).
e. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari
nitrogen dan hidrogen. Zat ini baunya tajam dan sangat merangsang.
Racun yang terdapat pada ammonia sangat keras sehingga jika masuk
sedikit saja ke dalam peredaran darah maka akan mengakibatkan
seseorang dapat pingsan atau koma (Sitepoe, 2000).
f. Hidrogen Sianida (HCN)
10
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang
paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk mengganggu
pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu
zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sianida dalam
jumlah kecil yang dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat
mengakibatkan kematian (Sitepoe, 2000).
g. Nitrous Oxide
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna.
Nitrous oxide yang terhisap dapat menyebabkan hilangnya
keseimbangan dan menyebabkan rasa sakit (Sitepoe, 2000).
h. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi
beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar
arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena terikat ke protein
dan menghalangi aktivitas enzim (Sitepoe, 2000).
5. Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan
Merokok telah diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh nikotin yang berasal dari
asap perokok aktif dan asap perokok pasif. Gangguan kesehatan yang
ditimbulkan dapat berupa bronchitis kronis, emfisema, kanker paru- paru,
11
laring, mulut, faring, esofagus, kandung kemih, penyempitan pembuluh
nadi dan lain- lain (Susanna et al, 2003). Rusaknya paru sebagai target
utama dan langsung terkena asap rokok dapat dijelaskan dengan adanya
paparan agen kimia di dalam asap rokok, namun efek yang menyebabkan
penyakit kronik pada sistem organ lain kemungkinan adalah hasil pajanan
secara tidak langsung (Yanbaeva et al, 2007).
Merokok juga merupakan salah satu faktor risiko utama terhadap
penyakit kardiovaskuler. Mekanisme potensial yang disebabkan merokok
terhadap penyakit kardiovaskuler meliputi gangguan homeostasis,
abnormalitas lipid, dan disfungsi endotel (Wannamethee et al, 2005).
Mekanisme inflamasi memegang peranan penting pada perkembangan
atherosclerosis. Efek lokal maupun sistemik dari paparan asap rokok dapat
dijelaskan melalui mekanisme stres oksidatif dan inflamasi (Pearson et
al,2003).
6. Hubungan Asap Rokok Terhadap Jumlah Leukosit
Peningkatan jumlah leukosit pada darah perifer disebut leukositosis.
Paparan asap rokok aktif menghasilkan kenaikan jumlah leukosit perifer
20-25% dibandingkan orang yang tidak merokok. Peningkatan jumlah ini
berhubungan dengan penurunan fungsi paru (Van Eeden and Hogg, 2000).
Respon inflamasi pada perokok tidak hanya ditandai dengan peningkatan
jumlah sel leukosit yang bersirkulasi tetapi juga dengan perubahan seperti
neutrofil, limfosit, dan monosit dibandingkan orang yang tidak merokok
12
(Lavi et al, 2007). Leukositosis pada perokok termasuk neutrofilia,
limfositosis, dan pada beberapa analisis termasuk monositosis (Iho et al,
2003).
Asap rokok yang masuk ke dalam paru dapat menstimulasi makrofag
alveolar yang merupakan sumber utama dari mediator proinflamasi
sehingga menyebabkan peningkatan produksi TNF-α, IL-1, IL-6, IL-8, dan
haematopoietik growth factors seperti GM-CSF dan G-CSF. Peningkatan
jumlah sitokin yang bersirkulasi tersebut bertanggung jawab terhadap
stimulasi sumsum tulang yang diinduksi oleh inflamasi para paru. IL-8,
faktor pertumbuhan sistem hematopoesis, GM-CSF, dan IL-6
masingmasing menstimulasi sumsum tulang dan menjadi mediator
terjadinya inflamasi sistemik (Patterson et al., 2002).
IL-6 adalah mediator penting respon fase akut dan dilaporkan
berpotensi menstimulasi sumsum tulang untuk mengeluarkan leukosit dan
platelet. IL-6 juga merupakan sitokin proinflamasi yang bertanggung
jawab terhadap pengeluaran neutrofil dan monosit karena adanya inflamasi
paru. IL- 8 juga merupakan sitokin yang berperan terhadap leukositosis
pada perokok. IL-8 diproduksi oleh sel leukosit dan non-leukosit. Neutrofil
memproduksi IL-8 dalam jumlah yang sangat kecil, namun saat
terstimulasi oleh IL-1, IL-15, TNF-α, atau lipopolysaccharide (LPS),
neutrofil memproduksi IL-8 dalam jumlah yang besar. Nikotin yang
terkandung dalam rokok juga menstimulasi neutrofil memproduksi IL-8
pada penelitian invitro (Suwa et al, 2000).
13
Nikotin yang menginduksi produksi IL-8 dari neutrofil dapat
merupakan penyebab leukositosis pada perokok (Iho et al, 2003). Peran
IL-8 selain utamanya untuk rekruitment dan aktivasi neutrofil, juga
menyebabkan pengeluaran enzim pada granula, peningkatan pengaturan
molekul adesi, dan peningkatan perlekatan neutrofil pada sel endotel yang
belum terstimulasi, juga faktor kemotaktik eosinofil, basofil, dan limfosit-
T (Taub et al, 1996). Jumlah neutrofil dalam sirkulasi dipengaruhi oleh
kecepatan produksi pada sumsum tulang, perngeluaran ke dalam sirkulasi,
pertukaran sel serta kecepatan pengrusakan sel dari sirkulasi (Suwa et al,
2000).
B. Leukosit
1. Pengertian Leukosit
Leukosit (sel darah putih) adalah sel yang membentuk komponen darah.
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid,dan
dapat menembus dinding kapiler/diapedesis (sutedjo,2006)
2. Kadar Normal Leukosit
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan
rasio 1 : 700. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109
sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat (sekitar
7000-25000 sel per tetes). Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat
14
6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus
leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Jika
jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm³ maka keadaan ini disebut
Leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm³ maka disebut
leukopenia (Efendi,2003).
Nilai normal Lekosit, yaitu :
Dewasa : 5.000-10.000/µl;
Neonatus (Bayi baru lahir) : 10.000-26.000/µl;
Anak umur 1 tahun : 6.000-18.000/µl;
Anak umur 4-7 tahun : 5.000-15.000/µl;
Anak umur 8-12 tahun : 4.500-13.500/µl
3. Pembentukan Leukosit
Untuk terbentuknya Leukosit terdapat proses terjadinya pembentukan
Lekosit tersebut, terdapat dua proses pembentukan Leukosit, yaitu:
a. Granulopoeisis
Perkembangan granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama dari
hemositoblas yang dinamakan myeloblas, selanjutnya berdeferensiasi
secara berturut-turut melalui tahap, promyelosit, myelosit, metamyelosit
batang dan segmen (Kiswari,2014).
b. Limfopoesis
15
Limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial seperti sel induk
limfosit yang selanjutnya dengan pengaruh unsur-unsur epitel jaringan
limfoid akan berdeferensiasi menjadi limfosit (Kiswari,2014).
4. Jenis-jenis Leukosit
Leukosit memiliki beberapa macam jenis sel yang dapat di identifikasi
secara mikroskopik berdasarkan urutan, bentuk inti (nucleus), dan
granula dalam sitoplasma. Berdasarkan terdapatnya butiran atau granula
dalam sitoplasmanya, leukosit terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Granulosit
Granulosit, yaitu lekosit yang di tandai dengan kehadiran butiran
dalam sitoplasma bila di lihat dengan mikroskop cahaya. Ada tiga jenis
granulosit, yaitu eosinofil, basofil, dan netrofil, yang di namai sesuai
dengan sifat pewarnaan (Kiswari,2014).
1. Eosinofil
Gambar 2.1 Eosinofil.(Jane Bain Barbara, 2014)
Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan
dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan
beberap infeksi pada makhluk vertebrata. Bersama-sama dengan sel
16
biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme alergi. Eosinofil
terbentuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada sumsum tulang
sebelum bermigrasi ke dalam sirkulasi darah (Kiswari,2014).
Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin,
eosinofil peroksidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase,
plasminogen dan beberapa asam amino yang dirilis melalui proses
degranulasi setelah eosinofil teraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin
terhadap parasit dan jaringan tubuh. Eosinofil merupakan sel substrat
peradangan dalam reaksi alergi. Aktivasi dan pelepasan racun oleh
eosinofil diatur dengan ketat untuk mencegah penghancuran jaringan
yang tidak diperlukan. Individu normal mempunyai rasio eosinofil sekitar
1 hingga 6% terhadap sel darah putih dengan ukuran sekitar 12-17
mikrometer (Kiswari,2014).
Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan sambungan
antara korteks otak besar dan timus, dan di dalam saluran pencernaan,
ovarium, uterus, limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak dijumpai di paru,
kulit, esofagus dan organ dalam lainnya, pada kondisi normal,
keberadaan eosinofil pada area ini sering merupakan pertanda adanya
suatu penyakit. Eosinofil dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-
12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-12 hari di dalam jaringan
apabila tidak terdapat stimulasi (Kiswari,2014).
2. Basofil
17
Gambar 2.2 Basofil.(Jane Bain Barbara, 2014)
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar
0,01-0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basofil mengandung banyak
granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti granulosit lain, basofil
dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat
teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin,
kondroitin, elastase dan lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam
sitokina. Basofil memainkan peran dalam reaksi alergi (seperti asma)
(Kiswari,2014)
2. Neutrofil
Gambar 2.3 Neutrofil.(Jane Bain Barbara, 2014)
Neutrofil adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit.
Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang
mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear
18
karena bentuk inti sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna
merah kebiruan dengan 3 inti sel (Kiswari,2014).
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi
bakteri dan proses peradangan kecil lainnya, serta menjadi sel yang
pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat. Dengan sifat
fagositik yang mirip dengan makrofaga, neutrofil menyerang patogen
dengan serangan respiratori menggunakan berbagai macam substansi
beracun yang mengandung bahan pengoksidasi kuat, termasuk hidrogen
peroksida, oksigen radikal bebas, dan hipoklorit (Kiswari,2014).
Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50-60%.
Sumsum tulang normal orang dewasa memproduksi setidaknya 100
miliar neutrofil sehari, dan meningkat menjadi sepuluh kali lipatnya juga
terjadi inflamasi akut.
Setelah lepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6 tahap
morfologis: mielocit, metamielocit, neutrofil non segmen (band),
neutrofil segmen. Neutrofil segmen merupakan sel aktif dengan kapasitas
penuh, yang mengandung granula sitoplasmik (primer atau azurofil,
sekunder, atau spesifik) dan inti sel berongga yang kaya kromatin. Sel
neutrofil yang rusak terlihat sebagai nanah
b. Agranulosit
Agranulosit ditandai dengan ketiadaan jelas butiran dalam
sitoplasmanya. Agranulosit terbagi atas dua, yaitu limfosit dan monosit.
19
1. Limfosit
Gambar 2.4 Limposit.(Jane Bain Barbara, 2014)
Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan
makhluk vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran
besar (large granular lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki
peranan penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh
(Kiswari,2014)
Limfosit dibuat di sumsum tulang hati (pada fetus) dengan bentuk
awal yang sama tetapi kemudian berdiferensiasi. Limfosit dapat
menghasilkan antibodi pada anak-anak dan akan meningkat seiring
dengan bertambahnya usia (Kiswari,2014)
2. Monosit
Gambar 2.5 Monosit.(Jane Bain Barbara, 2014)
20
Monosit (bahasa Inggris: monocyte, mononuclear) adalah kelompok
darah putih yang menjadi bagian dari sistem kekebalan. Monosit dapat
dikenali dari warna inti selnya.
Pada saat terjadi peradangan, monosit :
a. Bermigrasi menuju lokasi infeksi;
b. Mengganti sel makrofag yang rusak atau bermigrasi, dengan
membelah diri atau berubah menjadi salah satu sel tersebut.
Monosit diproduksi di dalam sumsum tulang dari sel punca
haematopoetik yang disebut monoblas. Setengah jumlah produksi
tersimpan di dalam limpa pada bagian pulpa. Monosit tersirkulasi dalam
peredaran darah dengan rasio plasma 3-5% selama satu hingga tiga hari,
kemudian bermigrasi ke seluruh jaringan tubuh. Sesampai di jaringan,
monosit akan menjadi matang dan terdiferensiasi menjadi beberapa jenis
makrofaga, sel dendritik dan osteoklas (Kiswari,2014)
Umumnya terdapat dua pengelompokan makrofaga berdasarkan
aktivasi monosit, yaitu makrofaga hasil aktivasi hormon M-CSF dan
hormon GM-CSF. Makrofaga M-CSF mempunyai sitoplasma yang lebih
besar, kapasitas fagositosis yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap
infeksi virus stomatitis vesikular. Kebalikannya, makrofaga GM-CSF
lebih bersifat sitotoksik terhadap sel yang tahan terhadap sitokina jenis
TNF, mempunyai ekspresi MHC kelas II lebih banyak, dan sekresi PGE
yang lebih banyak dan teratur. Setelah itu, turunan jenis makrofaga akan
21
ditentukan lebih lanjut oleh stimulan lain seperti jenis hormon dari kelas
interferon dan kelas TNF. Stimulasi hormon sitokina jenis GM-CSF dan
IL-4 akan mengaktivasi monosit dan makrofaga untuk menjadi sel
dendritik (sadikin muhamad,2002)
5. Gangguan Jumlah Leukosit
Jumlah Laukosit Mempunyai 2 gangguan yang dapat
membahayakan kesehatan yaitu leukositosis dan leukopenia.
a. Leukositosis
Leukositosis adalah kondisi medis dimana seseorang memiliki
jumlah sel darah putih terlalu banyak.Leukosit adalah bagian dari
sistem kekebalan tubuh yang berperan melindungi diri dari infeksi dan
penyakit. Setiap golongan usia memiliki jumlah normal sel darah
putih yang berbeda.(chen 2018)
1. Penyebab Leukositosis
Leukositosis disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a) Peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan
infeksi
b) Kelainan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan
produksi sel darah putih
c) Produksi sel darah putih tidak normal karna gangguan di
sumsum tulang
d) Infeksi bakteri dan virus
22
e) Tuberkulosis dan batuk kejan
f) Obat obatan tertentu seperti kortikosteroid dan epinephrine
g) Kebiasaan merokok dan masalah emosional seperti stres
2. Faktor resiko leukositosis
a) Reaksi sistem kekebalan tubuh, misalnya saat asma atau
alergi
b) Kerusakan jaringan dalam tubuh
c) Stres,infeksi,atau peradangan
d) Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi
perdangan,gangguan mental, kanker atau masalah
pernapasan
b. Leukopenia
Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah lebih
rendah daripada normal, dimana jumlah leukosit lebih rendah dari
5000/mm³. Penyebab Infeksi virus dan sepsis bakterial yang
berlebihan dapat menyebabkan leukopenia. Penyebab tersering adalah
keracunan obat seperti fenotiazin, begitu juga clozapine yang
merupakan suatu neuroleptika atipikal. Obat antitiroid, sulfonamide,
fenilbutazon, dan chloramphenicol juga dapat menyebabkan
leukopenia (Chen,2018)
23
C. Kerangka Konsep
Tabel 2.1 Kerangka Konsep
D. Etika penelitian
Etika dalam melakukan penelitian ini memeperhatikan :
1. Surat persetujuan/informed concent
2. Tanpa nama/pemberian kode sampel
3. Kerahasiaan
E. Hipotesis penelitian
1. Hipotesis nol (Ho)
Tidak ada perbedaan jumlah leukosit pada remaja perokok aktif dan
perokok pasif
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada perbedaan jumlah leukosit pada remaja perokok aktif dan perokok
pasif
24
perokok aktif
perokok pasif
Jumlah leukosit
Perilaku
Merokok
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan ini merupakan penelitian deskriptif secara cross sectional
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di kelurahan namosain kota kupang
sedangkan sampel akan diperiksa di laboratorium Prodi Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Kupang
2. Waktu Penlitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Mei Tahun 2019
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Perokok Aktif Di Kalangan Remaja Di Kelurahan Namosain Kota
Kupang
b. Perokok Pasif Di Kalangan Remaja di Kelurahan Namosain Kota
Kupang
2. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah perbedaan jumlah leukosit
dari perokok aktif dan perokok pasif di kalangan remaja di kelurahan
namosain kota kupang
25
3. Variabel Penggangu
Variabel penggangu dalam penelitian adalah perilaku merokok remaja
yang meliputi jumlah batang rokok yang di hisap dalam satu hari
D. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah remaja di kelurahan namosain
kota kupang
E. Sampel Dan Teknik
Sampel yang digunakan adalah 50 remaja dengan rentang usia 16-
18 tahun (masa remaja pertengahan) di kelurahan namosain kota
kupang yang perokok aktif dengan kriteria lamanya merokok satu
tahun, masuk dalam kategori perokok sedang dan remaja yang
perokok pasif dengan teknik pengambilan sampel menggnukan
metode purposive sampling
F. Defenisi operasional variabel
Variabel defenisi oprasional Satuan Skala
Jumlah
leukosit
Nilai leukosit pada remaja di
kelurahan namosain yang
diukur menggunakan alat
hematology analyzer sysmex
XN 450.
g/dL Rasio
Perokok
aktif
Perokok aktif adalah remaja
di kelurahan namosain yang
Nominal
26
merokok dan langsung
menghhisap rokok.
Perokok
pasif
Perokok pasif merupakan
remaja di kelurahan namosain
yang tidak merokok namun
menghirup asap rokok.
Nominal
Perilaku
Merokok
Merupakan
Kebiasan Merokok
remaja (Usia 15-18
Tahun)baik meliputi
jumlah batang rokok
yang dihisap dalam
satu hari
Ordinal
G. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Alat
Hematology Analyzer Sysmex XN 450
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel darah
vena yang diambil dari remaja yang tinggaldi lingkungan kelurahan
namosain yang perokok aktif dan pasif kamudian dimasukan
kedalam tabung yang berantikoagulan (EDTA)
27
H. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a. Mengajukan proposal penlitian dari pembimbing dari
penelitian
b. Mengurus permohonan izin penelitiaan
2. Pelaksanaan
a. Mengujungi kelurahan namosain
b. Maksud dan tujuan penelitian dijelaskan kepada kalangan
remaja sebagai subjek penelitian
c. Mengisi lembar persetujuan bagi calon responden yang
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
d. Melakukan pengambilan darah vena dan diperiksa dengan
menggunakan alat hematology analyzer
3. Prosedur Pengambilan darah vena
a. Persiapan alat alat yang diperlukan
1) Jarum
2) Kapas Alkohol 70%
3) Plester
4) Tabung vakum
5) Torniquet
b. Pengambilan darah vena
1) Pasangkan jarum pada holder pastikan terpasang erat
28
2) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah.
Usahakan pasien senyaman mungkun
3) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktifitas
4) Minta pasien untuk mengepalkan tangan
5) Pasang torniquet kira kira 10 cm di atas lipatan siku
6) Pilih bagian vena mediana cubiti atau chepalica. Lakukan
perabaan untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba,lakukan pengurutan dari arah pergelangan
ke siku atau kompres hangat selama 5 menit didaerah
lengan
7) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan
kapas alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah di
bersihkan jangan dipegang lagi
8) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas. Masukan tabung ke dalam holder dan dorong
sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,
maka darah akan mengalir masuk kedalam. Tunggu sampai
darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung,
setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung
kedua, begitu seterusnya
29
9) Lepas torniquet dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan
10) Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lapaskan atau
tatik jarum tekan kapas beberapa saat lalu plester selama
kira kira 15 menit
4. Prosedur Kerja Alat Hematologi Analyzer Sysmex XN 450
a. Star Up
1) Pemeriksaan Awal
2) Periksalah kabel power terkoneksi dengan baik dengan
stopkontak dan tidak ada selang yang terjepit
3) Periksalah ketersediaan kertas printer, reagensia, tempat
pembuangan limbah dan trp chamber
4) Hidupkan alat ( saklar On/Off ada pada sisi kanan alat ).
5) Alat melakukan self Check, pesan“please wait” akan tampil
di layar.
6) Auto rinse dan background check
b. Analisis Sampel
1) Spesimen yang digunakan adalah darah-EDTA (Whole
Blood) dengan volume minimum 1 ml. Volume darah yang
diaspirasi olehalat adalah 50 μL.
30
2) Pastikan alat dalam status Ready. Mode defalult alat adalah
Whole Blood.
3) Tekan tombol [ Sample No ] pada layar untuk memasukan
nomor identitas sampel secara manual, kemudian tekan
tombol [ Ent ]
4) Homogenisasikan darah yang akan diperiksa dengan baik.
Buka tutupnya dan letakan dibawah Aspiration Probe.
Pastikan ujung Probe menyentuh dasar botol sampel darah
agar tidak menghisap udara.
5) Tekan Start Switch untuk memulai proses.
6) Setelah terdengar bunyi Beep dua kali, [Running] muncul
dilayar, dan Rince Cup turun, tabung sampel dapat diambil
dengan cara menurunkan tabung sampel darah dari bawah
Probe
7) Hasil analisis akan tampil pada layar dan secara otomatik
tercetak pada ketras printer.
c. Shuthdown
1) Pastikan alat dalam status ready, kemudian tekan tombol
[Shuthdown] pada layar, kemudian pesan konfirmasi
Shuthdown akan tampil dilayar.
2) Letakan CELLCLEAN di bawah aspiration probe,
kemudian tekan start switch untuk memulai proses. Selama
31
[aspirating] muncul pada layar, tetap letakan CELLCLEAN
di bawah aspiration probe.
3) Setelah terdengar bunyi Beep dua kali, [Running] muncul
dilayar, CELLCLEAN dapat diambil dengan cara
menurunkannya dari bawah Probe.
4) Setelah proses selesai, pesan “Turn OFF The Power” tampil
dilayar. Kemudian, matikan alat dengan menekan tombol
off pada saklar.
I. Analisa Hasil
Data pengamatan dilakukan dengan mencatat perbedaan jumlah
leukosit antara perokok aktif dan perokok pasif pada remaja di
kelurahan namosain kota kupang dari hasil perhitungan dalam metode
uji one way anova
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
Kelurahan Namosain merupakan salah satu kelurahan pesisir dalam
wilayah Kecamatan Alak Pemerintah Kota Kupang, yang terletak di sebelah
Selatan kota Kupang. Wilayah Kelurahan Namosain terbagi menjadi 6
(enam) wilayah Rukun Warga (RW) yang dipimpin oleh ketua RW dan 24
(dua puluh empat) wilayah Rukun Tetangga (RT) yang dipimpin oleh Ketua
RT.
Kelurahan ini merupakan kelurahan multi etnis, yang terdiri dari
beberapa suku di Indonesia (Timor, Rote, Sabu, Alor, Flores, Sumba, Bali,
Sumatera, Buton, Bugis, Jawa dan suku lainnya yang hidup membaur
menjadi satu. Sebagian penduduknya bermukim sepanjang pantai
Namosain, pemukiman penduduk tidak tertata dengan baik, sehingga
mengurangi keindahan.
Kelurahan Namosain terletak di sebelah selatan Kota Kupang, dengan
luas wilayah 206.250 ha. Kelurahan Namosain terletak antara 10° 10' 29.6"
(10.1749°) Lintang Perairan Selatan dan 123° 33' 18.4" (123.5551°) Bujur
Timur. Rata-rata elevasi 56 meter. Batas – batas wilayah Kelurahan
Namosain adalah sebagai berikut :
a. Utara berbatasan dengan : Laut Teluk Kupang
b. Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Alak
33
c. Timur berbatasan dengan : Kelurahan Nun Baun Sabu
d. Barat berbatasan dengan : Kelurahan Alak
Gambar 4.1 Peta Kota Kupang
B. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum peneliti mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah persiapan peneliti agar tidak menemukan kendala dalam
melaksanakan penelitian di lapangan. Persiapan penelitian yang perlu
dilakukan meliputi persiapan penelitian, penyusunan insteumen penelitian serta
pembuatan surat ijin penelitian (persiapan administrasi). Sebelum persiapan
penelitian ada beberapa tahapan-tahapan yang lain yang harus dilakukan yaitu :
1. Persiapan penelitian
a) Merumuskan suatu masalah yang akan dikaji dan menentukan tujuan
yang akan dicapai.
b) Melakukan studi perpustakaan dengan tujuan mencari dan menelaah teori
yang berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan serta mencari hasil-
hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk menjawab serta mendukung
permasalahan dalam penelitian.
34
c) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendiskusikan
dan menyempurnakan data untuk konsep yang mendasari dilaksanakan
penelitian tersebut.
d) Menentukan populasi serta sampel penelitian yang sesuai dengan tujuan
serta landasan teori.
2. Persiapan Administrasi
Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang berkaitan dengan
persyaratan administrasi yang harus dipenuhi sehubungan dengan prosedur
perijinan penelitian, diantaranya adalah:
a) Sebelumnya sudah ada perizinan dari pihak Kelurahan Namosain
Sehubungan dengan praktek lapangan yang akan dilakukan oleh peneliti.
b) Peneliti tinggal melakukan tahap berikutnya dengan meminta konfirmasi
kepada kepala sekolah melalui surat untuk meminta izin melakukan
penelitian karya tulis ilmiah.
3. Pelaksanaan Penelitian
Setelah mendapat izin dari kepala Kelurahan Namosain, peneliti langsung
turun ke lapangan untuk melakukan penelitian dengan cara melakukan
wawancara quisioner kepada calon responden untuk mengetahui responden
(remaja) yang di wawancarai masuk dalam kategori perokok aktif atau pasif
sesuai kriteria peneliti. Setelah itu responden mengisi surat persetujuan untuk
menjadi responden dan dilanjutkan dengan pengambilan darah vena responden
35
kemudian diperiksa dengan menggunakan alat hematology analyzer untuk
mengetahui kadar leukosit yang diperiksa. Hasil dari alat hematogy analyzer
direkap data untuk mempersiapkan pelaksanaan analisis secara
statistik,sehingga dapat diketahui apakah hipotesis penelitian terjawab atau
tidak. Analisis statistik dilakukan juga untuk mengetahui sejauh mana validitas
dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
C. Hasil
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Pengukuran validitas adalah dengan menentukan besarnya nilai r tabel
dengan ketentuan df= N-2, atau pada kasus penelitian ini karena N=50.
Syarat bahwa item-item tersebut valid adalah nilai corrected item total
correlation (r hitung) lebih besar r tabel dimana untuk subyek ketentuan df
= N-2 pada penelitian ini karena N = 50, berarti 50-2=48 dengan
menggunakan taraf 5% maka diperoleh r tabel = 0,164 (Sugiono, 2000).
Setelah dilakukan uji diskriminasi item untuk skala normal dan
abnormal dari 50 item, terdapat 45 item yang valid. Dari skala tersebut
diperoleh r hitung lebih besar dari r table (0,164) dengan kata lain item ini
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis uji One
way Anova (anova satu arah), digunakan untuk menguji perbandingan rata-
rata antara beberapa kelompok data. Dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan bantuan computer program SPSS For Windows. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah
36
leukosit antara perokok aktif dan pasif di kalangan remaja Namun, sebelum
melakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu harus melakukan uji coba
asumsi dasar sebagai prasyarat untuk dapat menggunakan uji statistik one
way anova sebagai teknik analisis datanya. Adapun Uji asumsi dasar yaitu
uji normalitas data dan uji homogenitas.
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kenormalan distribusi sebaran skor variabel. Variabel yang diuji adalah
variabel independen (perokok aktif dan pasif). Untuk mengetahui normalitas
dapat digunakan skor signifikansi yang ada pada hasil penghitungan
Kolmogorov-smirnov yamg ada pada spss. Bila angka signifikansi lebih b
esar atau sama dengan 0,05, maka berdistribusi normal, tetapi apabila
kurang, maka data tidak berdistribusi normal (Azwar, 2009:107).
Berikut dibawah ini hasil uji normalitas :
Tabel 4.1 Uji normalitas
Sumber. Data primer
37
f sig
Perokok Aktif Dan
Perokok Pasif 2,000 0,164
Berdasarkan uji normalitas data menggunakan kolmogrof-smirnof
tersebut untuk variabel perokok aktif dan pasif diperoleh nilai sig sebesar
0,164 > 0,05 yang artinya sebaran data tersebut adalah berdistribusi normal.
Setelah uji normalitas data, selanjutnya melakukan uji homogenitas untuk
mengetahui apakah dua variabel mempuyai hubungan yang linear secara
signifikan atau tidak. Dari penelitian ini diperoleh hasil uji homogenitas
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Uji HomogenitasLevene statistic df1 df2 sig
20,211 1 48 0,000
S Sumber. Data primer
Berdasarkan hasil uji Homogenitas varian antar kelompok dengan
menggunakan Analisis one way anova , diperoleh signifikansi = 0.000 < 0.05,
Berarti varian antar kelompok adalah tidak homogen yang berarti alternatif
jawaban dalam kelompok ini bervariasi.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2006).
38
Secara garis besar hipotesis dikelompokkan menjadi dua yaitu hipotesis
hubungan dan hipotesis perbedaan, sesuai dengan judul penelitian maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis perbedaan. Yaitu hipotesis
yang menyatakan tentang perbedaan-perbedaan antara dua variabel atau
lebih, yang mendasari berbagai penelitian tentang perbedaan-perbedaan
(Suryabrata, 2002). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a) Hipotesis nol (Ho)
Tidak ada perbedaan jumlah leukosit pada remaja perokok aktif dan
perokok pasif
b) Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada perbedaan jumlah leukosit pada remaja perokok aktif dan perokok
pasif
Dengan Ketentuan sebagai berikut:
1) Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
2) Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
Untuk melakukan pengujian hipotesis tersebut, maka dilakukan analisis
data dengan menggunakan uji statistik one way anova dengan menggunakan
bantuan program SPSS for Windows.
Untuk melakukan pengujian hipotesis tersebut, maka dilakukan analisis
data dengan menggunakan uji statistik one way anova dengan menggunakan
bantuan program SPSS for Windows. Hasil analisis yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Uji Hipotesis
39
F Sig
Perbedaan jumlah leukosit 2,000 0,000 perokok aktif dan pasif
Sumber. Data primer
Berdasakan hasil analisis Uji anova diperoleh harga F hitung 2,000
dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya terdapat perbedaan jumlah leukosit pada remaja perokok aktif dan
perokok pasif
D. Pembahasan
Pada penelitian perbedaan hitung jumlah leukosit dengan alat hematology
analyzer pada kalangan remaja di Kelurahan Namosain dilakukan terhadap 50
responden remaja laki laki dengan rataaan usia 16 - 18 tahun . Penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling bertujuan untuk menguji perbedaan
jumlah leukosit antara perokok aktif dan perokok pasif di kalangan remaja di
Kelurahan Namosain Kota Kupang. Dari dari hasil pengujian hipotesis dalam
penelitian ini diperoleh bahwasanya terdapat perbedaan jumlah leukosit antara
perokok aktif dan pasif pada kalangan remaja.
Berdasarkan hasil analisis one way anova pada uji hipotesis penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan. Hasil penelitian yang dilakukan
dengan alat hematology analyzer pada 50 sampel (25 perokok aktif dan 25
perokok pasif) yang memiliki hitung jumlah leukosit normal sebanyak 45
pasien (90,0%) yaitu terdiri dari 25 responden perokok aktif dan 20 responden
40
perokok pasif sedangkan yang tidak normal sebanyak 5 pasien (10,0%) yang
terdiri dari 5 responden perokok pasif
Dari pengujian data menggunakan uji hogogenitas dari uji one way anova
didapatkan hasil,nilai signifikansi=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak,jadi ada perbedaan hasil hitung jumlah leukosit antara
perokok aktif dan perokok pasif di kalangan remaja di Keluran Namosain Kota
Kupang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hansen (2003) dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang
dilakukan terhadap 80 perokok aktif dan 20 perokok pasif menunjukan bahwa
ternyata jumlah leukosit untuk perokok pasif banyak yang < 5000 mg/dL. Hal
ini menunjukan gangguan pada jumlah leukosit.
Penelitan oleh Shipa dkk. yang dilakukan terhadap 58 perokok dan 77
bukan perokok menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar leukosit total
terhadap perokok dibanding yang bukan perokok bersamaan dengan
meningkatnya limfosit. Didapat juga peningkatan leukosit yang bermakna
sejalan dengan kenaikan intensitas merokok.
Penelitan oleh Lakshmi dkk. mengenai efek merokok terhadap parameter
hematologi dan lipid yang dilakukan terhadap 40 orang perokok dan 40 orang
bukan perokok berumur 25-40 tahun juga mendapatkan hasil serupa yaitu
terjadi peningkatan kadar hemo-globin, hematokrit, total hitung leukosit,
kolesterol, trigliserida, LDL, VLDL, dan penurunan HDL. Untuk perokok
berat yang merokok lebih dari 20 pak rokok sehari menunjukkan peningkatan
41
yang sangat signifikan dari jumlah sel darah merah, kadar leukosit total, dan
peningkatan jumlah neutrofil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Jumlah leukosit perokok pasif pada remaja memiliki jumlah dibawah
jumlah normal dengan signifikansi 0,164 dari pada jumlah leukosit
pada remaja yang perokok aktif
2. Adanya pengaruh perokok pasif terhadap jumlah leukosit
3. Tidak adanya pengaruh perokok aktif terhadap jumlah leukosit
B. Saran
1. Perlu dilakukan lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak
tentang perbedaan jumlah leukosit antara perokok aktif dan perokok
pasif dengan variabel yang berbeda agar dapat lebih mengetahui
tentang adanya faktor lain yang berhubungan dengan jumlah leukosit
42
seperti penyakit,pengaruh pemberian obat atau vitamin ,dan pengaruh
tempat tinggal
2. Diharapkan kepada pemerintah untuk dapat memperbanyak kawasan
bebas asap rokok
3. Diharapkan masyarakat dapat memahami bahaya dari asap rokok
sehingga masyarakat diharapkan dapat mengurangi atau bahkan
berhenti dari aktivitas merokoknya dan bagi perokok pasif dapat
menghindari paparan langsung dari asap rokok.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular,Rhineka Cipta, Jakarta
Crofton, John, and David S. 2002.Tembakau Ancaman Global.PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Chen, M. A. 2018,National Institutes of Health, U.S. National Library Of Medience.
Efendi Sukesti, 2003, Peranan Leukosit Sebagai Anti inflamasi Alergik Dalam Tubuh.Sumatera Utara, jurnal fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara
Gargani ,Y .2012, Haematology and immunology. Edisi ke 4. Oxford: Elsevier Ltd.
Hansen, H., 2003, Perbedaan Jumlah dan Hitung Jenis Leukosit antara Perokok Aktif dan Perokok Pasif dikalangan Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang ,Skripsi.Universitas Diponegoro,Semarang
43
Iho, S., 2003. Nicotine Includes Human Neutrophils to Produce IL-8 trhough The Generation of Peroxynitrite and Subsequent Activation of NF-kappa B.J
Leukoc Biol. 74:942-51.
Kemenkes, 2017, Profil penyakit Tidak Menular tahun 2016, https: //www.p2ptm.kemkes.go,id/dokumen-p2ptm/profil-penyakit-tidak-menular-tahun-2016 (04 Oktober 2018)
Kementrian Kesehatan RI. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia.2013
Karim ZA, Alshbool FZ, Vemana HP, Adhami N, Dhall S, Espinosa EV (2015). Third-hand smoke: Impact on hemostasis and thrombogenesis. Journal of Cardiovascular Pharmacology, 66 (2): 177-182.
Kiswari,Rukman,2014,Hematology dan Transfusi.Jakarta: Erlangga
Lavi, S., 2007.Smoking is associated with epicardial coronary endothelial dysfunction and elevated white blood cell count in patients with chest pain and early coronary artery disease. Circulation. 115:2621-27.
Middlekauff HR, Park J, Moheimani RS (2014). Adverse effect of cigarette and noncigarette smoke exposure on the autonomic nervous system. Journal of the American College of Cardiology, 64 (16): 1740-1750.
Mu’tadin, Z. 2002. Mengenal Kecerdasan Emosional Remaja http://www.e-psikologi.com/remaja/250402.htm.(06 Maret 2019)
Pearson, T.A., 2003. Markers of Inflammation and Cardiovascular Disease: Application to Clinical and Public Health Practice: a Statement for Healthcare Professionals from The Center for Disease Control and Prevention and American Heart Association. Circulation. 107:499-511.
44
Petterson, C.A., 2002. Airways inflammation and COPD. Chest 121:1425-505.
Riskesdas, 2013, Laporan Hasil RISKESDAS Tahun 2013, http://www.depkes.go.id/Hasil-Riskesdas-tahun-2013(11November 2018)
Sitepoe, M. 2000. Kekhusussan Rokok indonesia. Jakarta : PT Grasindo
Susanna, D., 2003. Penentuan kadar nikotin dalam rokok. Makara Kesehatan.7:2.
Sutedjo, AY. 2006, Mengenal penyakit melalui pemeriksaan laboratorium, Yogyakarta:Amara Books
Suwa, T., 2000. Interleukin-6 Induced Neutrophilia: Contribution of Bone Marrow Release and Demargination of Intravascular Neutrophils. AM J Physiol. 279:2954-60.
Taub, D.D., 1996. Tlymphocyte Recruitment by Interleukin-8 (IL-8). IL-8 Induced Degranulation of Neutrophils Release Potent Chemoattractants for Human T- lymphocyte Both In Vitro and In Vivo. J Clin Invest. 97:1931-41.
Van-Eeden, S.F., Hogg, J.C. 2000. The Response of Human Bone Marrow to Chronic Cigarette Smoking. Eur Respir J. 15:915-21.
Wannamethee, S.G., 2005. Association between Cigarette Smoking, Pipe/Cigar
Smoking and Smoking Cessation and Haemostatic and Inflammatory Markers for Cardiovaskuler Disease. Eur Heart J. 26: 1765-73.
WHO, 2018, Fakta seputar konsumsi rokok dan tembakau didunia, https://www.rappler.com/indonesia/gaya-hidup/203786-infografis-
45
fakta-seputar-konsumsi-rokok-seputar-konsumsi-rokok-dan-tembakau-di-dunia(25 November 2018)
Wijaya ,Bakta., 2006. Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta.
Yanbaeva, D.G.,2007. Systemic Effect of Smoking. Chest. 131: 1557-66.
46
Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah saya mendapat penjelasan Maksud dan Tujuan Penelitian, Saya memahami dengan baik tentang penelitian yang berjudul ”PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT ANTARA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DI KALANGAN REMAJA DI KELURAHAN NAMOSAIN KOTA KUPANG”
Maka saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama :
Umur :
Status Perokok :
Lamanya merokok (untuk perokok aktif ) :
Lamanya terpapar (untuk perokok pasif ) :
Bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian untuk:
1. Dilakukan penusukan dengan spoit pada bagian vena untuk dilakukan pemeriksaan jumlah leukosit menggunakan alat Hematology analyzer
Keikutsertaan saudara dalam penelitian ini dijamin pada penelitian ini untuk disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Kupang, 2019
Yang menyatakan ijin
( )
47
Lampiran 2. Formulir Quisioner
Nama :Umur :
Untuk peokok aktif
1. Sudah berapa lama saudara merokok? a. kurang dari 6 bulan terakhir b. 6 bln – 1 tahun c. 1-2 tahun d. 2-3 tahun e. Lebih dari 3 tahun
2. Kira-kira berapa batang rokok yang saudara habiskan setiap hari? a. 1-3 batang/hari b. 3-10 batang/hari c. Lebih dari 10 batang/hari
4. Biasanya, dimanakah saudara melakukan aktivitas merokok tersebut? a. di rumah b. di sekolah c. di tempat umum (jalan, mall, dsb)
5. Bagaimanakah cara saudara menghisap rokok? a. Menghisap asap dalam-dalam sehingga seluruh asap memenuhi dada,
kemudian mengeluarkannya kembali b. Menghisap asap sedikit, kemudian langsung mengeluarkannya kembali
Untuk perokok Pasif1. Menurut saudara, hal yang membuat saudara tidak tertarik untuk merokok?
a. karena alasan kesehatan yang saya alami, saya dilarang dokter untuk merokok
b. merokok lebih banyak merugikan daripada menguntungkan c. ajaran agama saya melarang saya untuk merokok d. tidak ada uang untuk membeli rokok e. orang tua melarang merokok f. karena orang tua saya tidak merokok g. lainnya, ……………………………………………………………
2. Biasanya saudara sering terpapar oleh asap rokok oleh? a. Orang tua b. Saudara c. Teman d. Lainnya............................................................................................ 3. sudah berapa lama sodara terpapar asap rokok? a. 1 bulan b. 3 bulan c. 1 tahun d. Lainnya............................................................................................
48
4. Bila saudara merasa terganggu akibat asap rokok orang yang merokok di sekitar anda, maka saudara akan….
a. menegur orang tesebut agar mematikan rokoknya b. menjauhi orang tersebut c. membiarkan saja karena tidak mau mencari keributan
5. Pernahkah saudara memberi saran kepada teman / saudara anda untuk tidak merokok?
a. Pernah b. Tidak
6. Jika Pernah, bagaimana bentuk saran tersebut? a………………………………………………………………………… b………………………………………………………………………… c…………………………………………………………………………
7. Apakah saran saudara untuk para perokok? a…………………………………………………………………….. b……………………………………………………………………... c………………………………………………………………………
49
Lampiran 3. Hasil Jumlah Leukosit
NO KODE SAMPEL
AKTIF PASIF HASIL NILAI NORMAL
KET
1 1 V 10,96 5,00-15,00 NORMAL2 2 V 10,8 5,00-15,00 NORMAL3 3 V 7,07 5,00-15,00 NORMAL4 4 V 7,57 5,00-15,00 NORMAL5 5 V 7,11 5,00-15,00 NORMAL6 6 V 7,8 5,00-15,00 NORMAL7 7 V 6,76 5,00-15,00 NORMAL8 8 V 7,17 5,00-15,00 NORMAL9 9 V 14,8 5,00-15,00 NORMAL10 10 V 6,76 5,00-15,00 NORMAL11 11 V 5,04 5,00-15,00 NORMAL12 12 V 3,46 5,00-15,00 ABNORMAL13 13 V 5,09 5,00-15,00 NORMAL14 14 V 3,67 5,00-15,00 ABNORMAL15 15 V 5,21 5,00-15,00 NORMAL16 16 V 5,54 5,00-15,00 NORMAL17 17 V 5,48 5,00-15,00 NORMAL18 18 V 5,66 5,00-15,00 NORMAL19 19 V 5,27 5,00-15,00 NORMAL20 20 V 5,41 5,00-15,00 NORMAL21 21 V 14,02 5,00-15,00 NORMAL22 22 V 3,89 5,00-15,00 ABNORMAL23 23 V 6,05 5,00-15,00 NORMAL24 24 V 6,42 5,00-15,00 NORMAL25 25 V 7,11 5,00-15,00 NORMAL26 26 V 6,75 5,00-15,00 NORMAL27 27 V 13,28 5,00-15,00 NORMAL28 28 V 3,65 5,00-15,00 ABNORMAL29 29 V 5,45 5,00-15,00 NORMAL30 30 V 3,12 5,00-15,00 ABNORMAL31 31 V 11,04 5,00-15,00 NORMAL32 32 V 6,85 5,00-15,00 NORMAL33 33 V 7,66 5,00-15,00 NORMAL34 34 V 7,55 5,00-15,00 NORMAL35 35 V 6,05 5,00-15,00 NORMAL36 36 V 6,92 5,00-15,00 NORMAL37 37 V 12,36 5,00-15,00 NORMAL38 38 V 6,09 5,00-15,00 NORMAL39 39 V 7,63 5,00-15,00 NORMAL40 40 V 7,93 5,00-15,00 NORMAL41 41 V 5,18 5,00-15,00 NORMAL
50
42 42 V 6,58 5,00-15,00 NORMAL43 43 V 6,51 5,00-15,00 NORMAL44 44 V 6,43 5,00-15,00 NORMAL45 45 V 5,41 5,00-15,00 NORMAL46 46 V 6,34 5,00-15,00 NORMAL47 47 V 6,23 5,00-15,00 NORMAL48 48 V 6,68 5,00-15,00 NORMAL49 49 V 14,24 5,00-15,00 NORMAL50 50 V 6,66 5,00-15,00 NORMAL
51
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian
52
Lampiran 5. Kertas Hasil Laboratorium
53
Lampiran 6. Formulir Penelitian
54
Lampiran 7. Formulir Kegiatan Penlitian Mahasiswa
55
Lampiran 8. Dokumentasi
56
Recommended