View
177
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
“Pathogen Benih”
Nama : Shobirin Rego Pranata
NIM : 115040200111183
Kelas : N
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Materi Pathogen Benih
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Pengamatan (Praktikum Kamis, 15.05)
No Perlakuan
Pathogen
yang
ditemukan
Dokumentasi Keterangan
1 Benih jagung Jamur
Terdapat jamur
pada media tumbuh
(kertas) dan benih
2Benih
kangkungJamur
Terdapat jamur
pada media tumbuh
(kertas) dan benih
Media Agar (Kakak Tingkat)
Benih Koloni PatogenKenampakan Mikroskopis
Patogen yang Diduga
Peran koloni
Jagung 1
1. Hitam
2. Abu-Abu
3. Hijau
1. Hitam Aspergillus niger Patogen
Jagung 2 2. Abu-abu Penicillium spp Patogen
Jagung 3 3. Hijau Aspergillus Patogen
flavus
Kedelai
1
1. Abu-Abu
2. Hitam
1. Abu-abu Colletotrichum
dematium
Patogen
Kedelai
2
2. Hitam Rhizoctonia
solani
Patogen
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40, didapatkan hasil bahwa pada benih jagung dam kangkung sama sama
terdapat cendawan jamur. Pada jagung terdaat cendawan jamur jenis Rhizopus sp. Hal
ini dicirikan dengan adanya kumpulan miselia pada bagian permukaan biji jagung
menyebar hingga ke media, berwarna keputih-putihan dan adanya spora spora jamur
pada daerah sekitar media. Sedangkan pada benih kangkung terdapat 2 jenis patogen,
dimana patogen ini temasuk jenis jamur, yaitu Aspergillus sp. dicirikan dengan
sporangiofor hialin dan soprangium hitam. Untuk genus Mucor sp. dicirikan dengan
sporangium coklat kehitaman dengan bentuk kotak spora bulat. Dari hasil pengamatan
tersebut maka dapat dikatakan bahwa benih tersebut tidak sehat. Pasalnya benih
dikatakan sehat kalau benih tersebut bebas dari patogen, baik berupa bakteri, cendawan,
virus ataupun nematoda.
Terdapat 3 cara bagaimana jamur bisa terbawa benih. Cara pertama adalah
dengan kontaminasi yaitu benih itu terbawa jamur di permukaan benih. Cara kedua
adalah infestasi, yaitu jamur tercampur oleh gulma atau sesuatu yang membawa jamur.
Cara ketiga yaitu infeksi, yaitu terbawanya jamur sejak masih dibenih itu sendiri.
Berikut adalah ciri-ciri dari cendawan/patogen yang terdapat pada benih:
1. Benih Jagung : Rhizopus sp
Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota
ordo Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang
membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa
coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus sp. yang
juga disebut stolon menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa
vegetatif. Rhizopus sp.bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak
sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan
mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya
oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya
adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti basi. (Postlethwait dan
Hopson, 2006).
2. Benih Kedelai
a. Aspergillus sp
Aspergillus sp., seperti Penicillium sp., berasal dari ordo yang sama yaitu
Hypomycetes.Aspergillus sp. membentuk badan spora yang disebut konidium
dengan tangkainya konidiofor. Aspergillus sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki
sterigma primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah
satu contoh jamur ini adalahAspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan
tempe dan Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat
yang pernah ditemukan (Robinson, 2001).
b. Mucor sp
Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang
merupakan fungi tipikal saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa
vegetatifnya bercabang-cabang, bersifat coenositik dan tidak bersepta. Mucor
berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk sporangium yang ditunjang
oleh batang yang disebur sporangiofor. Ciri khas pada Mucor adalah memiliki
sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kualitas pangan dan
pakan dari jagung adalah infeksi cendawan Aspergillus spp. Aspergillus spp. pertama
kali dilaporkan di Turki pada tahun 1960, bahwa kacang tanah yang diimpor dari Brasil
tertular berat dan menyebabkan kerugian yang besar bagi usaha tanaman kacang tanah
dan toksinnya pada waktu itu diberi nama aflatoksin (Swindale 1987). Aspergillus
spp. kemudian dilaporkan di banyak negara dan menjadi kendala terutama dalam
kualitas biji-bijian sebagai bahan pangan dan pakan. Christensen dan Meronuck (1986)
melaporkan bahwa dari 33 spesies yang ditemukan, A. flavus dan A. farasiticus adalah
cendawan yang mempunyai kesamaan yang erat dan menginfeksi biji-bijian dan
beberapa jenis tanaman lainnya.
Dari beberapa spesies Aspergillus spp, A. flavus teridentifikasi sebagai penyakit
penting yang menginfeksi biji jagung. Inang utama A. flavus adalah jagung, kacang
tanah, dan kapas. Penyakit ini mempunyai banyak inang alternatif, sekitar 25 jenis
tanaman, khususnya padi, sorgum, dan kacang tunggak (CAB International 2001).
Pakki dan Muis (2006) melaporkan bahwa A. flavus ditemukan pada fase vegetatif dan
generatif tanaman, serta pascapanen jagung.
Pada jagung, gejala Aspergillus spp. ditandai cendawan berwarna hitam,
(spesies A. niger) dan berwarna hijau (A. flavus). Infeksi A. flavus pada daun
menimbulkan gejala nekrotik, warna tidak normal, bercak melebar dan memanjang,
mengikuti arah tulang daun. Bila terinfeksi berat, dan berwarna coklat kekuningan
seperti terbakar. Gejala penularan pada biji dan tongkol jagung ditandai oleh kumpulan
miselia yang menyelimuti biji.
Hasil penelitian Pakki dan Muis (2006) menunjukkan adanya miselia berwarna
hijau dan beberapa bagian agak coklat kekuningan. Pada klobot tongkol jagung, warna
hitam kecoklatan umumnya menginfeksi bagian ujung klobot, perbedaan warna sangat
jelas terlihat pada klobot tongkol yang muda. Bentuk konidia bulat sampai agak bulat
umumnya menggumpal pada ujung hipa berdiameter 3-6 µm, sklerotia gelap hitam dan
kemerahan, berdiameter 400-700 µm. Konidia A. flavus dapat ditemukan pada lahan
pertanian. Pada areal pertanaman kapas, A. flavus ditemukan lebih dari 3.400 koloni/g
tanah kering, dan pada area lahan pertanaman jagung 1.231/g tanah kering (Shearer et
al. 1992). Keadaan ini menggambarkan bahwa populasi koloni pada media tumbuh
jagung dapat menjadi sumber inokulum awal untuk perkembangannya. Perkembangan
sklerotia dari tanah sampai mencapai rambut jagung hanya dalam tempo 8 hari
(Wicklow et al, 1984).
Berdasarkan struktur tubuh dan reproduksinya rhizopus termasuk fungi pada
devisi Zygomycota. Struktur Tubuh Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa,yaitu: Stolon,
hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat. Rizoid, hifa yang menembus
substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan. Sporangiofor, hifa
yang tumbuh tegakpada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di
ujungnya.
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual
adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan konjugasi.
Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati. Hifanya
bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua.
Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di
permukaan, rhizoid (hifa yang menembus substrat dan berfungsi untuk menyerap
makanan), sporangiofor (tangkai sporangium). Berkembangbiak dengan cara vegetatif
yaitu membuat sporangium yangmenghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi
dua hifa (-) dan hifa (+). Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak
berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang
kompatibel dengan menghasilkan zigospora.
Menurut literature, Patogen yang terbawa oleh benih dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa golongan yaitu :
a. Cendawan
Merupakan patogen yang paling banyak terbawa dan menginfeksi
benih. Patogen ini memiliki kasus terbanyak dalam penginfeksian terhadap
benih.
b. Bakteri
Bakteri yang menginfeksi benih biasanya sangat tahan terhadap kekeringan.
Bakteri ini terdapat pada bagian hilum atau pada bercak – bercak yang di
permukaan kulit benih. Bakteri yang ditularkan melalui benih adalah tergolong
dalam genis Cory-nebacterium, Pseudomonas, dan Xanthomonas.
Virus
c. Virus yang menginfeksi benih biasanya ditularkan oleh tanaman induk. Dengan
demikian virus tersebut terdapat dalam jaringan benih. Meskipun demikian
seringkali pula tedapat virus yang terdapat pada permukaan benih.
d. Nematoda
Nematoda tercampur ke dalam benih bersama-sama dengan kotoran yang ikut
terbawa pada waktu benih tersebut menjalani prosesing.
e. Patogen yang menginfeksi benih dapat diidentifikasi sebagai berikut
1. Seed bornediseases ialah inokulum yang terdapat pada benih dan ditularkan
oleh tanaman induk.
2. Seed transmitted diseases ialah inokulum yang terdapat pada benih dan
ditularkan ke tanaman lain di lahan.
3. Seed contamination diseases ialah inokulum yang terdapat pada benih yang
berasal bukan dari tanaman induk.
Kuswanto (1997)
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada benih jagung maupun benih kangkung sama sama terserang oleh pathogen
berjenis jamur, ini menandakan bahwa benih tidak sehat.
B. Saran
Informasi untuk jadwal praktikum dan laporan lebih diperjelas karena
banyak kerancuan, sampai-sampai mengganggu jalannya UAS yang seharusnya
bebas dari laporan tapi masih berkutat dengan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswanto H. 1997. Analisis Benih. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.
Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston. Texas.
Robinson, Richard. 2001. Biology Macmillan Science Library. Macmillan Reference.
USA.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology
3rdEdition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Recommended