View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
SIKAP TERHADAP BATU AKIK:
SEBUAH STUDI PSIKOLOGIS SURVEI KUANTITATIF
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Indra Hermawan
NIM: 08 9114 062
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
SIKAP TERHADAP BATU AKIK:
SEBUAH STUDI PSIKOLOGIS SURVEI KUANTITATIF
Indra Hermawan
ABSTRAK
Sikap adalah penilaian positif atau negatif seseorang terkait objek sikap. Sikap terdiri dari 3
komponen, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
gambaran pemakai batu akik terkait sikap yang dimiliki terhadap batu akik (N=84). Penelitian ini
menggunakan metode survey deskriptif. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan metode
statistik deskriptif, selanjutnya peneliti menggunakan crosstabs untuk mendapatkan gambaran
terkait sikap secara lebih spesifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap
yang cenderung positif terhadap batu akik (μe = 148,15 > μh = 120).
Kata kunci: sikap, batu akik, kuantitatif deskriptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ATTITUDE TOWARD BATU AKIK:
A QUANTITATIVE DESCRIPTIVE SURVEY
Indra Hermawan
ABSTRACT
Attitude is positive or negative appraisal related to certain object. Attitudes consist of three
components: cognitive, affective, and behavioral. This study aimed to describe batu akik users
attitudes toward batu akik as object (N = 84). This study used a descriptive survey method. The
data obtained and analyzed by descriptive statistical methods, further research using crosstabs to
get an overview of attitudes related aspect more specifically. The results showed that subjects
tended to have positive attitude towards Indonesian gemstone (μe = 148.15 > μh = 120).
Keywords : attitude, batu akik, quantitative descriptive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Perjuangkan apa yang pantas untuk diperjuangkan
Dan
Sebuah perjuangan harus pula disertai doa
Karya ini kupersembahkan kepada:
Bapak, alm. Ibu, dan alm. Simbah yang telah memberikan kasih
sayang yang begitu besar
&
Kepada semua orang yang telah menemani dan mendukungku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kupanjatkan pada Tuhan pemilik semesta, karena atas
segala berkah dan kekuatan yang diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dengan judul “Sikap Terhadap Batu
Akik: Sebuah Studi Deskriptif Kuantitatif”. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan
pernah terwujud. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. T Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
2. YB. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku Wakil Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma atas segala bantuan, dukungan, dan
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan
penelitian ini. Matur sembah nuwun Pak Cahya.
3. Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma dan selaku pembimbing akademik, terimakasih banyak
atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan pada penulis.
4. C. Nugroho Adiwijoyo atas bimbingan dan masukan yang diberikan pada
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengajarkan dan memberikan ilmu pada penulis.
6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan dan pelayanan yang telah diberikan kepada penulis.
7. Pasifikus Wijaya, S.Psi (Kang Jaya) yang telah meluangkan banyak waktu,
tenaga, dan pikiran dalam membantu dan berbagi pikiran dengan penulis.
8. Albertus Harimurti, S.Psi (Uchil Ganteng) yang meluangkan banyak
waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu dan berbagi pikiran dengan
penulis.
9. Yohanes Wahyu Setiajati (Pakdhe) yang juga telah meluangkan banyak
waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu dan berbagi pikiran dengan
penulis.
10. Dian Broti, S.psi (Pak Bos) yang telah meluangkan waktu dan pikiran
dalam membantu dan berbagi pikiran dengan penulis.
11. Stefanus Tino yang telah meluangkan waktu untuk berbagi pikiran dan
membantu penulis dalam menyebarkan skala. Matur nuwun Tin.
12. Adikku Krisna (Krisnol), saudaraku Stefanus Yudi Fajar G (Yudi), dan
Nur Ari Pretiwi (Tiwi) yang telah banyak membantu penulis dalam
menyebarkan skala.
13. Kang Wijayanto dan teman-teman “rumah tanpa pintu” yang telah banyak
membantu penulis dalam menyebarkan skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
14. Kang Abu Jatmiko (Kang Miko), Adi Gandring (Gandring), Arga Pratama
(Arga), Bayu Mahendra (Bayu), Veni, dan Monica Dani Sayekti Yuti
(Yuti) yang telah banyak membantu penulis dalam menyebarkan skala.
15. Teman-teman psikologi angkatan 2008: Galih Pambudi (Popo), Anthonius
Wahyu (Wahjoe), Aditya Hari S (Plentonk), Selly, Wina, Kika. Terima
kasih atas dukungan dan semangatnya.
16. Semua subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini
17. Bapak yang selalu mendukung dan mendoakan penulis. Matur sembah
nuwun Pak.
18. Eva Emeninta (Vava) atas segala bentuk doa dan dukungannya, serta telah
mengajarkanku banyak hal selama beberapa tahun ini
19. Keluarga besar Tumindak Ngiwa (TN): Windra, Simin, Komenk, Iwil,
Eka, Falis, Sari, Dody atas segala dukungannya.
20. Gus Mus dan teman-teman Dewondanu atas segala doa dan dukungannya.
Yogyakarta, 22 Juni 2015
Penulis,
Indra Hermawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 8
BAB II : LANDASAN TEORI ..................................................................... 9
A. Sikap ………………………………………………….…………………. 9
1. Definisi Sikap…….………………………………………….. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Fungsi Sikap………………………………………...……….. 11
3. Komponen Sikap…………………………………………….. 17
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap…………….. …… 19
B. Konteks Demografis....................................................................... 23
C. Sikap Terhadap Batu Akik............................................................. 26
BAB III : METODE PENELITIAN………………………………………. 30
A. Jenis Penelitian…………………………………………………....30
B. Variabel Penelitian……………………….………………………. 31
C. Definisi Operasional……………………………………………... 31
D. Subjek Penelitian………………………………………………… 32
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data……………………………. 32
1. Skala Sikap…….……………………...……………………….. 33
F. Pengujian Instrumen Penelitian………..………………………… 38
1. Validitas………………………………………………………... 38
2. Reliabilitas……………………………………………………... 39
G. Metode Analisis Data……………………………………………. 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 43
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 43
B. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................. 44
C. Uji Normalitas ................................................................................... 52
D. Deskripsi Data Penelitian………………………………………. ..... 53
E. Analisis Data …………………………………………………... ..... 81
F. Pembahasan ....................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 90
A. Kesimpulan ....................................................................................... 90
B. Saran .................................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 92
LAMPIRAN ................................................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemberian Skor Skala Sikap .......................................................... 35
Tabel 2. Distribusi Item Skala Sikap............................................................. 38
Tabel 3. Distribusi Item Skala Sikap setelah Pengujian Daya Diskriminasi 40
Tabel 4. Distribusi Item Skala Sikap setelah Pengguguran Item .................. 40
Tabel 5. Kategori Usia Pemilik Batu Akik ................................................... 44
Tabel 6. Kategori Pendidikan Terakhir Subjek Pemilik Batu Akik ............. 46
Tabel 7. Kategori Pekerjaan Pemilik Batu Akik ........................................... 47
Tabel 8. Kategori Pengluaran Pemilik Batu Akik ......................................... 49
Tabel 9. Kategori Jumlah Kepemilikan Batu Akik ....................................... 50
Tabel 10. Kategori Waktu Kepemilikan Batu Akik ...................................... 52
Tabel 11. Uji Normalitas Data ...................................................................... 53
Tabel 12. Deskriptif Data Sikap .................................................................... 53
Tabel 13. Uji T Sampel Tunggal Sikap Terhadap Batu Akik ....................... 54
Tabel 14. Kategori Sikap............................................................................... 55
Tabel 15. Deskriptif Data Komponen Afektif ........................................................ 57
Tabel 16. Uji T Sampel Tunggal Komponen Afektif .................................. 57
Tabel 17. Kategori Komponen Afektif Sikap ............................................... 59
Tabel 18. Deskriptif Data Komponen Kognitif............................................. 60
Tabel 19. Uji T Sampel Tunggal Komponen Kognitif ................................. 60
Tabel 20. Kategori Komponen Kognitif ....................................................... 62
Tabel 21. Deskriptif Data Komponen Konatif ............................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 22. Uji T Sampel Tunggal Komponen Konatif ................................... 63
Tabel 23. Kategori Komponen Konatif ......................................................... 65
Tabel 24. Kategori Komponen Sikap Terhadap Batu Akik .......................... 66
Tabel 25. Deskriptif Data Aspek Ekonomi ................................................... 67
Tabel 26. Uji T Sampel Tunggal Aspek Ekonomi ........................................ 67
Tabel 27. Kategori Aspek Ekonomi .............................................................. 69
Tabel 28. Deskriptif Data Aspek Penampilan ............................................... 70
Tabel 29. Uji T Sampel Tunggal Aspek Penampilan .................................... 70
Tabel 30. Kategori Aspek Penampilan.......................................................... 72
Tabel 31. Deskriptif Data Aspek Relasi Sosial ............................................. 73
Tabel 32. Uji T Sampel Tunggal Aspek Relasi Sosial .................................. 73
Tabel 33. Kategori Aspek Relasi Sosial ........................................................ 75
Tabel 34. Deskriptif Data Aspek Hobi .......................................................... 75
Tabel 35. Uji T Sampel Tunggal Aspek Hobi .............................................. 76
Tabel 36. Kategori Aspek Hobi .................................................................... 77
Tabel 37. Deskriptif Data Aspek Budaya ..................................................... 78
Tabel 38. Uji T Sampel Tunggal Aspek Budaya .......................................... 79
Tabel 39. Kategori Aspek Budaya ................................................................ 80
Tabel 40. Kategori Umur dengan Sikap Terhadap Batu Akik ...................... 81
Tabel 41. Kategori Pendidikan dengan Sikap Terhadap Batu Akik ............. 82
Tabel 42. Kategori Pekerjaan dengan Sikap Terhadap Batu Akik ................ 83
Tabel 43. Kategori Pengeluaran dengan Sikap Terhadap Batu Akik............ 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 44. Kategori Jumlah Kepemilikan Batu Akik dengan Sikap
Terhadap Batu Akik...................................................................... 84
Tabel 45. Kategori Waktu Kepemilikan Batu Akik dengan Sikap
Terhadap Batu Akik...................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Usia Pemilik Batu Akik ................................................................. 44
Grafik 2. Pendidikan Terakhir Pemilik Batu Akik ....................................... 45
Grafik 3. Pekerjaan Pemilik Batu Akik......................................................... 47
Grafik 4. Pengeluaran Bulanan ..................................................................... 48
Grafik 5. Jumlah Kepemilikan Batu Akik..................................................... 50
Grafik 6. Waktu Kepemilikan Batu Akik .................................................... 51
Grafik 7. Sebaran Data Skala Sikap .............................................................. 55
Grafik 8. Sebaran Data Komponen Afektif................................................... 58
Grafik 9. Sebaran Data Komponen Kognitif................................................. 61
Grafik 10. Sebaran Data Komponen Konatif ................................................ 64
Grafik 11. Sebaran Data Aspek Ekonomi ..................................................... 68
Grafik 12. Sebaran Aspek Penampilan ......................................................... 71
Grafik 13. Sebaran Aspek Relasi Sosial ....................................................... 74
Grafik 14. Sebaran Aspek Hobi ................................................................... 77
Grafik 15. Sebaran Aspek Budaya ................................................................ 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Penggalian Aspek Batu Akik………………………………………….. 96
2. Skala Sikap ……………………………………………………………. 101
3. Hasil Uji Coba……………………………..……………………………112
4. Lampiran Uji T…………………………….…………………………... 117
5. Lampiran Crosstab………………….......................................................121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberitaan media tentang batu akik akhir-akhir ini terdengar amat
menarik kalau tidak malah mengusik, beberapa diantaranya antara lain: “Ada
Batu Akik Berlafadz ‘Allah’ & ‘Muhammad’ di Bukittinggi”
(http://news.okezone.com), “Pria Asal Pamulang Ini Kenakan 70 Batu Akik
di Sekujur Tubuh” (http://megapolitan.kompas.com), “Hasil Lelang Dua Batu
Akik Bupati Kulonprogo Dipakai Bedah Rumah Warga Miskin”
(http://www.tribunnews.com), “Batu Akik Fadli Zon Seberat 70 Kg
Berdiameter 50 Cm Jadi 'Rebutan' Pengunjung Pameran”
(http://www.tribunnews.com), “Satpol PP Manado Bernasib Tragis! Batu
Akik 'Penjemput' Maut” (http://manado.tribunnews.com), “Demam Akik,
Batu Makam Bagong Kussudiardja Dicuri” (http://krjogja.com), “Pemulung
Nekat Curi Kabel untuk Beli Batu Akik” (http://nasional.republika.co.id).
Setidaknya, demikianlah sensasionalitas media yang ditimbulkan dengan
hadirnya batu akik di kalangan masyarakat luas, dari kelas paling bawah
hingga kelas paling atas. Dari pedagang pasar sampai ke pejabat negara.
Batu akik dalam kamus besar bahasa Indonesia merupakan sejenis
batuan bukan logam yang digunakan sebagai mata cincin atau perhiasan.
Implikasinya, batu akik merupakan salah satu ukuran prestise dalam
kaitannya sebagai penampilan luar seseorang. Lantas, batu akik merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
salah satu bentuk fesyen, yaitu sebagai aksesoris maupun perhiasan, namun
tidak hanya itu, batu akik juga seringkali dikait-kaitkan dengan kekuatan
gaib. Beberapa orang yang meyakini batu akik memiliki kekuatan gaib atau
tuah tertentu yang dapat digunakan sebagai jimat, tolak bala, maupun
penyembuh (http://www.merdeka.com). Ada pula yang sinis terhadap batu
akik dan mengatakan bahwa batu akik ini cuma rekayasa pasar dan tak perlu
untuk memilikinya. Singkat kata, terlepas apakah ini rekayasa publikasi
media atau bukan, sikap orang terhadap batu akik jelas berbeda-beda.
Sikap sendiri, menurut Dawes (1972), jauh lebih mudah untuk diukur
daripada didefinisikan. Meskipun demikian, tak dapat ditampik bahwa
beberapa tokoh mendefiniskan sikap sebagai suatu kesiapan mental untuk
merespon suatu hal dalam ranah afektif (Allport, 1954); kecenderungan
individu untuk mengevaluasi objek di dunia dalam kaitannya dengan senang
atau tak senang (Katz, 1960); perasaan positif atau negatif yang umum dan
terus berlangsung mengenai orang, objek, atau isu tertentu (Petty & Cacciopo,
1981); kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi
entitas tertentu dengan senang atau tak senang (Eagly & Chaiken, 1993);
evaluasi sebuah objek yang didasarkan pada informasi kognitif, afektif, dan
perilakuan (Maio & Haddock, 2010). Apabila dirangkum dengan meminjam
istilah Ajzen (2001), maka sikap merepresentasikan ringkasan evaluasi dari
suatu objek psikologis yang ditangkap dalam dimensi dengan ciri berupa baik
atau buruk, berbahaya atau bermanfaat, menyenangkan atau tidak
menyenangkan, dan menyukai atau tidak menyukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berkowitz (dalam Azwar, 2007) mengklaim bahwa sikap merupakan
konstelasi dari komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling
berinteraksi satu sama lain dalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek. Komponen kognitif pada sikap berkaitan dengan proses
penilaian seorang individu terhadap suatu objek berdasarkan keyakinan-
keyakinan yang dimiliki terhadap suatu objek tersebut. Kemudian komponen
afektif sikap berkaitan dengan emosi atau perasaan yang timbul pada seorang
individu sebagai akibat dari keyakinan-keyakinan yang dimiliki terhadap
suatu objek. Sementara itu, komponen konatif berkaitan dengan
kecenderungan untuk melakukan suatu perilaku berdasarkan sikap yang
dimilikinya (Azwar, 2007).
Terlepas dari berbagai komponen di dalamnya, menarik untuk dicatat
bahwa sikap individu terhadap suatu objek psikologis dapat berubah. Ketika
sikap berubah, sikap baru menolak namun mungkin tidak menggantikan sikap
yang lama (Wilson dkk, 2000). Implikasinya adalah ada suatu proses
pembentukan sikap dan bagaimana sikap tersebut beroperasi atau teraktivasi
secara otomatis. Ajzen (2001) menguraikan bahwa sikap dibentuk lewat
model nilai ekspektasi. Sebagaimana disebut di awal, aspek fundamental
dalam sikap adalah evaluasi yang terarah pada harapan tertentu, maka dapat
dipahami bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek terdeterminasikan dari
nilai-nilai subjektif dan keyakinan yang terus berkembang karena adanya sisi
evaluatif apakah sikap yang akan dihasilkan memberikan dampak yang positif
atau negatif bagi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Ajzen (2005) menguraikan bahwa sikap merupakan salah satu prediktor
perilaku. Dalam hal ini, seorang individu akan membentuk kecenderungan
yang kuat untuk melakukan suatu perilaku apabila individu tersebut memiliki
sikap atau evaluasi yang positif terhadap suatu objek. Demikian juga
sebaliknya, seorang individu tidak akan membentuk kecenderungan perilaku
yang kuat apabila ia memiliki sikap atau evaluasi yang negatif terhadap suatu
objek.
Menurut Hill (1994), sikap memiliki karakteristik baik sebagai “aktivasi
otomatis yang spontan, tidak terhindarkan, dan tanpa refleksi” atau sebagai
“aktivasi terkontrol yang membutuhkan perhatian yang pada dasarnya bersifat
aktif-reflektif.” Evaluasi terhadap objek muncul secara spontan dan tanpa
usaha sadar (Ajzen, 2001). Otomatisasi ini terjadi sesuai dengan pengalaman
afektif awal terhadap objek psikologis yang kemudian memungkinkan
evaluasi otomatis daripada sikap eksplisit semata. Sikap eksplisit ini sendiri
mencerminkan peristiwa yang baru saja terjadi dan tentu saja terakses.
Sementara itu, sikap implisit yang berakar dari pengalaman masa lalu, yang
mana banyak terlupakan, justru lebih berpengaruh dalam pembentukan sikap
(Rudman, 2004).
Pengaruh dalam pembentukan berdasar pada pengalaman masa lalu ini
selanjutnya akan membuat perbedaan evaluasi individu dalam suatu budaya.
Misalnya saja mengenai batu akik yang mana ada pemakai batu akik yang
mengkait-kaitkan dengan tuah, adapula yang hanya sekadar menjadikannya
semacam perhiasan atau fesyen (http://www.merdeka.com). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menunjukkan bahwa evaluasi masyarakat dengan nilai kultural tertentu
tampak memiliki efek asimilatif dalam sikap otomatis, meskipun tidak
sepenuhnya mengontrol. Keadaan inilah yang memungkinkan bias budaya
bisa terinformasikan lewat sikap implisit daripada yang eksplisit (Rudman,
2004).
Tidak heran apabila pengalaman masa lalu tentang batu akik ini
kemudian membuat batu akik menjadi fenomena lama di Indonesia dengan
jumlah pemakaian yang lebih massif semenjak 2014 lalu, secara khusus di
sekitaran Jawa. Melonjaknya jumlah pemakaian ini tentu saja membuka
kemungkinan untuk mengeksplorasi mengenai sikap terhadap batu akik, yang
mana sikap ini sendiri menjadi salah satu prediktor perilaku, dan bukan
determinan utama (Ajzen, 2005).
Dengan melihat fenomena batu akik yang mencuri perhatian
masyarakat dan memproduksi perilaku-perilaku baru terhadap batu akik,
maka objek psikologis dalam penelitian ini adalah batu akik. Karenanya,
menarik untuk mengelaborasi mengenai bagaimana sikap individu terhadap
batu akik, secara khusus individu yang memakai batu akik. Dalam objek
sikap sendiri, ada beberapa aspek yang hendak diukur.
Penyusunan aspek-spek terkait objek sikap didapatkan dari angket yang
telah dikumpulkan dari 50 subjek pemakai batu akik. Angket ini bertujuan
untuk menggali faktor-faktor yang relevan dengan objek sikap, termasuk
alasan yang digunakan seseorang untuk memilih objek sikap pada umumnya
(Azwar, 2007). Data yang didapatkan dari angket kemudian dikategorisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kedalam tema-tema yang kemudian dari tema-tema tersebut dijadikan aspek-
aspek objek sikap.
Dari angket yang diperoleh dari 50 responden ini, didapatkan lima
aspek dalam sikap responden terhadap batu akik. Pertama adalah aspek
ekonomi yang merupakan hasil evaluasi terhadap nilai ekonomi dari batu
akik, yaitu keberhargaan batu akik dilihat dari keuntungan dan kerugian
ekonomi saat seseorang berinteraksi dengan batu akik. Kemudian ada pula
aspek penampilan yang mana merupakan hasil evaluasi terhadap manfaat batu
akik sebagai objek yang mampu menambah atau mengurangi daya tarik
penampilan luar seseorang. Ketiga adalah aspek relasi sosial, yang merupakan
hasil evaluasi terhadap fungsi sosial batu akik, yaitu manfaat batu akik
sebagai objek perhatian bersama dalam ruang sosial sehingga memudahkan
seseorang untuk mendapatkan interaksi sosial baru, atau sebaliknya,
membawa kesulitan untuk membentuk dan mempertahankan interaksi sosial.
Selanjutnya adalah aspek hobi yang merupakan hasil evaluasi terhadap nilai
kelayakan batu batu akik sebagai benda koleksi. Kelima atau terakhir adalah
aspek budaya yang merupakan hasil evaluasi terhadap batu akik berdasarkan
latar belakang nilai budaya (etika) seseorang, misalnya berlawanan dengan
nilai agama atau nilai budaya tradisi.
Dalam penelitian sikap sendiri, kini banyak studi yang menempatkan
individu sebagai figur pasif atau kecenderungan untuk mendesentralisir
subjek. Individu kemudian ditempatkan sebagai orang yang reaktif terhadap
suatu objek psikologis. Namun, di sisi lain, sebagai respon aktif, individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
juga secara aktif mencari informasi dan mendekati objek psikologis berupa
batu akik (Betch, Plessner, & Schallies, 2004; Betch, Plessner, Schwieren, &
Gutig, 2001). Lantas, elaborasi mengenai sikap berkaitan dengan individu
yang pasif sekaligus aktif ini menarik untuk dielaborasi dalam konteks
Indonesia yang dalam wacana besar menempatkan individu sebagai korban
trend.
Syahdan, aktifnya individu dalam mencari dan mengenakan batu akik
ini akan menjadi menarik apabila kemudian diuraikan mengenai sikap yang
muncul terhadap batu akik yang barangkali akan menjadi salah satu cara
menjawab mengapa individu terdorong untuk memakai batu akik.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: bagaimana
gambaran empirik sikap pemakai batu akik terhadap batu akik?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara empirik sikap
pemakai batu akik terhadap batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara
empirik di bidang psikologi sosial, khususnya terkait gambaran
tren perilaku berupa sikap terhadap batu akik.
2. Manfaat Praktis
Terkait dengan manfaat teoritisnya, dalam praktisnya
diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
gambaran pada masyarakat luas terkait trend batu akik
dipandang dari segi psikologi, sehingga mampu dijadikan
referensi dalam hidup sehari-hari. Hasil dari penelitian ini
diharapkan membuat masyarakat luas dapat melakukan
evaluasi dan refleksi dalam mengikuti trend batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap
1. Definisi
Para tokoh ramai mendefinisikan sikap, meskipun sesungguhnya
pendefinisian ini tidak sangat diperlukan (Allport, 1954). Namun guna
keperluan mengembangkan konsep ini, definisi perlu dilempar ke dalam
wacana. Menurut Allport (1954), sikap mengandung arti kondisi neuro-psikis
dalam rangka kesiapan aktivitas mental dan psikis. Proses mental individual
ini menentukan respon aktual dan potensial tiap orang di dunia sosial. Sikap
juga selalu diarahkan pada objek tertentu, oleh karena itu sikap dapat
didefinisikan kondisi mental seorang individu terhadap sebuah nilai.
Newcomb (1964) mendefinisikan sikap sebagai pengaturan individual
terhadap proses psikologis, yang diduga berasal dari perilakunya, dengan
memperhatikan aspek-aspek yang mampu dibedakan oleh seorang individu.
Mengikuti Allport, Newcomb (1964) berpendapat bahwa sikap terwujud
dalam respon individual terhadap objek atau situasi yang mana individu
dengan objek atau situasi termaksud saling berhubungan.
Definisi-definisi sikap yang lebih baru terus berkembang hingga saat
ini. Misalnya saja sikap adalah perasaan positif atau negatif yang umum dan
terus berlangsung mengenai orang, objek, atau isu tertentu (Petty & Cacciopo,
1981) atau sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mengevaluasi entitas tertentu dengan senang atau tak senang (Eagly &
Chaiken, 1993). Oleh Maio & Haddock (2010), sikap didefinisikan sebagai
evaluasi sebuah objek yang didasarkan pada informasi kognitif, afektif, dan
perilakuan. Menurut Ajzen (2001), sikap merepresentasikan ringkasan
evaluasi dari suatu objek psikologis yang ditangkap dalam dimensi dengan
ciri berupa baik/buruk, berbahaya/bermanfaat, menyenangkan/tidak
menyenangkan, dan menyukai/tidak menyukai.
Definisi ini juga sebagaimana definisi Azwar, memiliki konsekuensi
bahwa sikap merupakan suatu respon berdasarkan proses evaluasi (baik secara
implisit-tidak sadar maupun eksplisit-sadar) terhadap suatu stimulus. Dalam
proses evaluasi ini menghasilkan penilaian positif atau negatif, baik atau
buruk, dan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap stimulus
(Azwar, 2007).
Berkowitz (dalam Azwar, 2007) melakukan pengelompokan definisi
sikap menjadi 3 kelompok pemikiran. Kelompok pemikiran pertama,
mengemukakan bahwa sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan terhadap suatu objek tertentu. Perasaan atau reaksi terhadap objek
menghasilkan perasaan memihak (favorable) atau perasaan tidak memihak
(unfavorable). Kelompok pemikiran kedua, mengemukakan bahwa sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara tertentu. Selanjutnya menurut kelompok pemikiran ketiga, sikap
merupakan konstelasi dari komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling
berinteraksi satu sama lain dalam memahami, merasakan dan berperilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terhadap suatu objek. Berdasarkan definisi-definisi sikap diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu respon terhadap objek sikap
berupa evaluasi yang menghasilkan penilaian positif atau negatif, baik atau
buruk, suka atau tidak suka, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan
kemudian dari evaluasi tersebut menghasilkan kecenderungan berperilaku.
2. Fungsi sikap
McGuire (1969) mengklasifikasikan studi perubahan sikap menjadi
empat pendekatan teoritis utama: konsistensi, pengolahan informasi, penilaian
sosial, dan fungsional. Di antara pendekatan teoritis terhadap perubahan sikap,
hanya pendekatan fungsional yang memberikan perhatian penuh untuk
"struktur motif" seseorang dalam memahami perubahan sikap, sedangkan tiga
pendekatan lain gagal untuk mengenali peran motif dalam perubahan sikap
(Spivey, Munson, dan Locander, 1983).
Pertanyaan tentang mengapa orang terus menjaga sikap merupakan
pertanyaan yang paling sulit dijawab oleh teori sikap (Eagly dan Chaiken,
1998). Usaha untuk menemukan jawaban ini telah menimbulkan pendekatan
fungsional untuk penelitian sikap. Prinsip dasar dari teori fungsi sikap adalah
bahwa orang memiliki sikap mereka terutama karena sikap melayani
kebutuhan psikologis orang. Pendekatan fungsional telah juga disebut
pendekatan motivasi untuk penelitian sikap terutama karena pendekatan ini
memandang sikap ditentukan oleh motif dan dengan demikian
menggarisbawahi pentingnya pemahaman dasar-dasar motivasi dari sikap
ketika mempelajari pembentukan sikap dan perubahannya (Locander dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Spivey, 1978; Lutz, 1991). Di sisi lain, beberapa peneliti menyatakan bahwa
perubahan sikap terjadi ketika pengalaman subjektif individu berubah (Kahle,
1984).
Teori fungsi berkembang dengan asumsi bahwa secara umum seseorang
mencoba untuk mempertahankan keseimbangan psikologis dalam kondisi
stabil. Jika kondisi stabil berubah oleh faktor eksternal atau keadaan mental
internal, pikiran akan menghasilkan ketegangan psikologis. Dengan demikian,
seseorang cenderung untuk menghindari atau mengubah kondisi yang tidak
stabil akibat dari ketidakseimbangan dengan memenuhi kebutuhan psikologis
yang belum terpenuhi. Dengan kata lain, di bawah kondisi yang tidak stabil
seperti itu, seseorang cenderung memiliki motif untuk memenuhi kebutuhan
psikologis agar dapat senantiasa menjaga kondisi ekuilibrium. Jadi, seseorang
cenderung untuk mempertahankan sikap agar kebutuhan psikologis terpenuhi.
Asumsi teoritis pendekatan fungsional untuk sikap ini konsisten dengan
pandangan sistematis tentang sikap yang menyatakannya sebagai suatu proses
dinamis dalam rangka mengusahakan aspek fisik dan sosial individu sampai
pada kondisi konstan (Cacioppo, Petty, dan Geen, 1989).
Berdasarkan asumsi tersebut, teori fungsi sikap memprediksi bahwa
seseorang yang sedang berada dalam kondisi kebutuhan psikologis yang
belum terpenuhi lebih mungkin terpersuasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan
kebutuhan psikologisnya. Oleh karena itu, penelitian fungsi sikap berpendapat
bahwa kesuksesan persuasi memerlukan prosedur penerapan perubahan yang
sesuai dengan dasar fungsional dari sikap seseorang yang sedang mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
untuk berubah (Eagly dan Chaiken, 1993). Karena pendekatan fungsional
berkonsentrasi terutama pada menjawab pertanyaan kapan pesan persuasif
akan efektif dan pertanyaan mengapa perubahan tersebut terjadi (Lavine dan
Snyder, 1996), teori fungsi sikap memprediksi bahwa pesan komunikasi
persuasif akan efektif bila pesan persuasif relevan atau cocok dengan fungsi
sikap (basis motivasi sikap) dari penerima pesan. Dengan demikian, prediksi
ini disebut hipotesis pencocokan persuasi fungsional. Selanjutnya, teori fungsi
sikap klasik, tiga pendekatan penelitian kontemporer untuk pengukuran fungsi
sikap, dan pencocokan fungsional dan implikasi teoritis dan praktis akan
dibahas.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, pelopor awal teori fungsi sikap
telah mencoba untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan fungsi sikap
(Katz, 1960; Smith, Bruner, dan White, 1956). Klasifikasi tersebut telah
membantu penelitian selanjutnya dalam mengintegrasikan dan mengorganisasi
ulang kategori fungsi sikap (misalnya, Herek, 1986, 1987; Shavitt, 1989,
1990) dan telah memberikan dasar yang kuat untuk pemahaman yang lebih
komprehensif tentang fungsi sikap.
Menurut klasifikasi Daniel Katz, ada empat fungsi sikap utama yaitu
Fungsi pengetahuan, fungsi kegunaan, fungsi ego-defensif, dan fungsi nilai
ekspresif. Berkaitan dengan fungsi pengetahuan, individu terus-menerus
menemukan sejumlah besar informasi sebagai rangsangan dari lingkungan
sekitar mereka. Dalam situasi ini, seseorang mungkin memiliki motivasi untuk
mencari informasi untuk memberikan makna pada apa yang kacau dan tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terorganisir dan sikap yang berkaitan dengan fungsi pengetahuan memjadikan
individu memiliki standar atau kerangka acuan untuk memahami dunia
mereka (Katz, 1960). Dengan kata lain, sikap membantu individu untuk
mengatur beragam persepsi menjadi gambaran keseluruhan yang berarti (Lutz,
1991). Dengan demikian, Eagly dan Chaiken (1993) mencatat bahwa fungsi
pengetahuan sebagai pengatur dan penyederhana pengalaman memiliki
kemiripan konseptual dengan gagasan tentang skema yang diperlukan untuk
memungkinkan seseorang menerima dan memaknai pengalaman. Beberapa
peneliti telah mempertimbangkan fungsi pengetahuan sebagai fungsi sikap
yang paling mendasar (Shavitt, 1989).
Fungsi kegunaan berkaitan erat dengan hukuman dan imbalan. Dengan
demikian, fungsi kegunaan secara konseptual terkait dengan teori
pembelajaran behavioristik. Fungsi kegunaan didasarkan pada anggapan
bahwa seseorang berusaha untuk memaksimalkan imbalan dalam lingkungan
eksternal mereka dan untuk meminimalkan hukuman (Katz, 1960). Jadi,
fungsi sikap ini adalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau
menghindari yang tidak diinginkan. Fungsi kegunaan ini juga disebut fungsi
instrumental.
Dalam fungsi ego-defensif, seseorang akan cenderung mempertahankan
sikap untuk melindungi ego dari impuls yang tidak dapat diterima dan dari
pengetahuan yang mengancam dan untuk mengurangi kecemasan yang
muncul (Katz, 1960). Landasan konseptual fungsi ego-defensif tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berasal dari teori psikoanalitik tentang mekanisme pertahanan diri Freud
(Eagly dan Chaiken, 1993).
Dalam kaitannya dengan fungsi nilai-ekspresif, seseorang akan
mempertahankan sikap ketika dirinya termotivasi untuk mengekspresikan
nilai-nilai pribadi dan atau konsep dirinya. Sikap yang berkaitan dengan fungsi
nilai-ekspresif tidak hanya memberikan kejelasan citra diri tetapi juga
membentuk citra diri lebih dekat sesuai dengan keinginan seseorang (Katz,
1960). Dengan demikian, fungsi nilai-ekspresif berkaitan erat dengan ego.
Smith dan rekan juga mengembangkan kategori fungsi sikap (Smith,
Bruner, dan White, 1956) menjadi tiga kategori yaitu fungsi penyesuaian
sosial, fungsi eksternalisasi, dan fungsi obyek-penilaian. Berkaitan dengan
fungsi penyesuaian sosial, Smith, Bruner, dan White, (1956) menekankan
utilitas sikap yang membantu individu untuk menangani hubungan sosial.
Sementara Katz belum mampu secara eksplisit mempertimbangkan bagaimana
sikap memediasi hubungan seseorang dengan orang lain, Smith, Bruner, dan
White, (1956) mampu menutupi kesenjangan konseptual dengan mengusulkan
fungsi penyesuaian sosial ini (Eagly dan Chaiken, 1993).
Berkaitan dengan fungsi eksternalisasi, Smith, Bruner, dan White,
(1956) menyampaikan gagasan yang hampir identik dengan temuan Katz
tentang fungsi ego-defensive yang dipengaruhi oleh teori psikoanalitik. Sikap
membantu individu untuk mengeksternalisasi konflik intrapsikis diri melalui
mekanisme seperti proyeksi. Sikap yang berkaitan dengan fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
eksternalisasi melindungi diri dari konflik internal atau dari ancaman yang
dirasakan di dunia luar yang mengancam individu.
Smith, Bruner, dan White, (1956) menyatakan fungsi obyek-penilaian
sebagai cerminan sekaligus gabungan dari fungsi pengetahuan dan fungsi
kegunaan yang diusulkan oleh Katz (1960). Dalam fungsi objek penilaian,
sikap membantu orang dalam mengklasifikasikan tindakan yang perlu
dilakukan terhadap objek di lingkungan sekitarnya. Sikap tersebut juga
membantu dalam menentukan kecenderungan respons yang tepat untuk
mengatasi objek-objek ini (Smith, Bruner, dan White, 1956). Pentingnya
fungsi objek-penilaian dalam memahami fungsi sikap telah didukung oleh
penelitian sikap kontemporer (misalnya, Eagly dan Chaiken, 1998; Fazio,
2000; Greenwald, 1989). Selain itu, beberapa peneliti sikap menganggap
fungsi objek-penilaian sebagai fungsi sikap universal yang memungkinkan
orang untuk mengevaluasi dan menilai rangsangan di lingkungan mereka
(Eagly dan Chaiken, 1998) atau sebagai tujuan utama mempertahankan sikap
(Tesser dan Shaffer, 1990).
Teori awal tentang fungsi sikap yang dikembangkan oleh Katz (1960),
dan Smith, Bruner, dan White (1956) telah memberikan kontribusi signifikan
terhadap kemajuan pemahaman teoritis kita fungsi sikap. Selain itu, penelitian
mereka juga menghasilkan kritik metodologis tentang kekurangan penilaian
empiris fungsi sikap (Herek, 1986; Insko, 1967; Shavitt, 1989). Dalam rangka
untuk mengatasi kurangnya pengawasan empiris dalam penelitian oleh
fungsionalis klasik, beberapa pendekatan untuk operasionalisasi fungsi sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
telah diusulkan dalam studi sikap yang dilakukan oleh peneliti sikap. Herek
(2000) menunjukkan bahwa salah satu alasan untuk masalah ini berasal dari
ketegangan lama dalam pendekatan fungsional antara dua konsep yaitu sikap
sebagai ciri-ciri kepribadian yang relatif stabil dan sikap sebagai hasil dinamis
dari dialektika antara karakteristik orang, benda, dan situasi. Secara umum,
penyelidikan singkat tentang penelitian fungsi sikap kontemporer
mengungkapkan temuan tentang tiga faktor yang berkaitan erat dengan fungsi
sikap yaitu, individu sebagai pemegang sikap, objek sikap yang dievaluasi
oleh individu, dan situasi sekitar individu dan obyek sikap.
3. Komponen sikap
Tentang sikap, terdapat 2 pendekatan modern, yaitu pendekatan skema
triadik (tricomponent) dan pendekatan komponen tunggal (single-component).
Pendekatan skema triadik berpandangan bahwa sikap merupakan kombinasi
reaksi afektif, kognitif, dan perilaku terhadap suatu objek yang secara
bersamaan mengkoordinasikan sikap individu. Sedangkan pendekatan single-
component memandang bahwa konsep sikap dibatasi hanya pada aspek
afektifnya saja (Azwar, 2007). Meskipun demikian, aspek afektif digadang-
gadang menjadi komponen utama pembentukan sikap (Forgas dalam Crano &
Prislin, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki 3
komponen, yaitu afektif, kognitif, dan konatif (perilaku).
a. Kognitif
Komponen kognitif berkaitan dengan proses penilaian seorang
individu terhadap suatu objek berdasarkan keyakinan-keyakinan yang
dimiliki terhadap suatu objek tersebut. Sikap dipengaruhi oleh
informasi yang kita miliki tentang ciri dan sifat objek sikap.
Implikasinya, reaksi terhadap objek sikap tergantung pada sumber
informasi, penerima informasi, konteks informasi, dan bagaimana hal
tersebut didistribusikan. Lantas, intervensi persuasif berpengaruh besar
terhadap sikap seseorang (Maio & Haddock, 2010).
b. Afektif
Komponen ini berkaitan dengan emosi atau perasaan yang timbul
pada seorang individu sebagai akibat dari keyakinan-keyakinan yang
dimiliki terhadap suatu objek. Menurut Maio & Haddock (2010), sikap
dipengaruhi oleh objek sikapnya dengan pengalaman emosional.
Individu dengan suasana hati yang positif akan cenderung lebih
menyukai sesuatu dibandingkan dengan mereka yang sedang dalam
suasana hati yang negatif. Meskipun demikian, efek kongruensi suasana
hati ini dapat beragam di antara orang-orang dan situasi tertentu.
c. Konatif
Komponen ini berkaitan dengan kecenderungan untuk melakukan
suatu perilaku berdasarkan sikap yang dimilikinya (Azwar, 2007). Maio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
& Haddock (2010) menguraikan bahwa perilaku dapat disebabkan oleh-
faktor-faktor tak kentara yang kadang tidak kita perhatikan. Sedikitnya,
komponen perilaku ini terdapat tiga perilaku yang diklasifikasikan: (1)
langsung atau tidak langsung; (2) hasil baik atau buruk; (3) menghindari
atau mendekati.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Selama bertahun-tahun, penelitian ilmu sosial telah berusaha untuk
menemukan hubungan yang rumit antara sikap dan perilaku. Sikap, apakah
aktif atau pasif, mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dan
menafsirkan pesan. Rosenberg (1956) mendefinisikan sikap sebagai
kombinasi dari keyakinan dan perasaan tentang suatu objek, baik yang
menghalangi atau memfasilitasi upaya individu untuk mencapai situasi yang
dikehendaki. Penelitian telah mengungkapkan bahwa pesan persuasif
mempengaruhi sikap, tapi bagaimana sikap mengarah ke perilaku atau
perubahan perilaku masih harus diteliti lebih lanjut. Britt (1978) menyatakan
bahwa sikap mempengaruhi reaksi terhadap produk dan iklan. Berdasarkan
temuan Andreasen (1965), terdapat lima faktor utama yang diduga
mempengaruhi sikap: (1) informasi dan perasaan yang terkumpul dari
pengalaman/kepuasan yang diinginkan di masa lalu; (2) informasi yang
dikumpulkan di masa lalu tapi tidak terkait dengan upaya menginginkan-
memuaskan langsung; (3) afiliasi kelompok, terutama persepsi individu dari
keyakinan, norma, dan nilai-nilai dari orang lain yang signifikan; (4) sikap
terhadap obyek terkait; dan (5) kepribadian individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kelima komponen tersebut dapat bekerja secara terpisah atau dalam
kombinasi untuk mempengaruhi persepsi seseorang terhadap iklan atau
produk. Faktor penting lain dan paling menonjol yang mengurai hubungan
sikap dan perilaku adalah konsep Rosenberg (1956) tentang harapan terhadap
pencapaian tujuan (perceived expectancy of goal attainment). Menurutnya,
hubungan antara sikap dan perilaku dipengaruhi oleh harapan yang dirasakan
individu dari pencapaian tujuan. Perilaku terhadap sebuah obyek sikap dapat
bervariasi sebagai fungsi dari perantaraan yang dirasakan; yaitu, efektivitas
tindakan yang dirasakan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Kesimpulan menunjukkan bahwa sikap dan perilaku berkaitan erat dengan
cara-cara dimana konsumen mengevaluasi, menentukan penggunaan, dan
membeli produk. Penelitian Wright (1973) menemukan bahwa sikap, respon
kognitif, dan keterlibatan produk adalah variabel yang terkait erat yang sering
berinteraksi satu sama lain.
Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap disimpulkan
sebagai berikut:
a. Hal-hal remeh
Sikap dapat dipengaruhi oleh informasi dengan tingkat relevansi
yang lemah terhadap objek sikap. Misalnya, seseorang yang tidak
menyukai batu akik bisa saja tertarik dengan seseorang yang memakai
batu akik sebanyak 70 buah di bagian tubuhnya. Variabel yang
mempengaruhi ini terkadang tampak irasional (Maio & Haddock, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Motivasi dan kemampuan
Sebuah informasi memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan
dengan informasi lain ketika seorang individu termotivasi oleh dan dapat
memikirkan sebuah isu. Dampak dari sebuah informasi yang lemah dapat
direduksi ketika seseorang memposisikan motivasi yang tinggi dan
kemampuan untuk membentuk sebuah sikap yang tepat. Motivasi yang
tinggi dan kemampuan membuat orang lebih mungkin untuk
menggunakan informasi yang secara langsung lebih relevan terhadap
sikapnya tinimbang menggunakan informasi yang kurang relevan (Maio &
Haddock, 2010).
c. Bahasa bersama
Sebagian perubahan sikap tergantung pada apakah pesan yang
menekankan isi, struktur, atau fungsi yang menjadi dasar dari sikap si
penerima. Lantas, pesan yang bedasarkan afek dapat menyebabkan
perubahan sikap dalam ranah afektif, sementara itu yang berdasar kognitif
pun juga demikian. Perubahan ini terjadi karena dalam informasi atau
pesan yang diterima mengandung unsur persuasif (Maio & Haddock,
2010).
d. Hal-hal yang disadari maupun tidak disadari
Sebuah sikap dapat berubah tanpa adanya kesadaran dari faktor
persuasif. Implikasinya, orang seringkali tidak sadar mengenai apa yang
menjadi alasan utama seseorang bersikap tertentu (Maio & Haddock,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2010). Sadar atau tidak sadar ini menunjukkan bahwa seseorang
memproduksi sikap lewat proses implisit (tak sadar) dan eksplisit (sadar).
e. Realitas sosio-kultural
Baik evaluasi eksplisit maupun evaluasi implisit dipengaruhi oleh
realitas sosio-kultural. Secara khusus, sikap implisit terbentuk oleh
lingkungan sosial di mana individu hidup dan mengalami perjumpaannya
dengan objek sikap (Devos dalam Crano & Prislin, 2008). Realitas sosio-
kultural ini terangkum dalam demografi seperti umur, pendidikan,
pengeluaran atau pekerjaan. Misalnya saja tentang pekerjaan. Pekerjaan
menentukan sikap berdasarkan dengan lingkungan yang tercipta atas
dasarnya. Tempat individu bekerja menjadi arena persuasi di mana terjadi
kontestasi wacana dan dengan demikian menjadi lahan sumber
pembentukan sikap. Pengaruh dalam kaitannya dengan di mana seseorang
bekerja juga serupa dengan siapa saja teman sebaya (usia), seberapa tinggi
pendidikannya, dan secara khusus dalam hal konsumsi, seberapa besar
pengeluarannya. Di samping itu, faktor berupa media masa juga tak dapat
dinafikan (Azwar, 2007).
f. Permasalahan logika
Sikap dipengaruhi oleh pandangan seseorang mengenai hubungan
logis yang mendasari sikap (Maio & Haddock, 2010). Misalnya, orang
akan mempertanyakan kebenaran sebuah informasi bahwa dengan
mengenakan batu akik tertentu dapat membuat seseorang mudah mencari
jodoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
g. Kekuatan sikap
Sikap yang kuat seringkali resisten untuk berubah dan lebih
mungkin untuk memprediksikan perilaku (Maio & Haddock, 2010; Devos
dalam Crano & Prislin, 2008).
h. Sekuen informasi
Informasi yang dihadirkan di awal dalam sekuen persuasif
menyebabkan penafsiran informasi selanjutnya (Maio & Haddock, 2010).
Lantas, semakin banyak orang menerima informasi mengenai batu akik,
maka batu akik akan cenderung terinternalisir dalam diri individu sehingga
digunakan sebagai salah satu kerangka untuk menafsir informasi tentang
batu akik selanjutnya.
B. Konteks Demografis
Berikut adalah paparan mengenai konteks demografis yang mana
berkaitan erat dengan realitas sosio-kultural para pemakai batu akik.
1. Kelompok usia
a. Kelompok usia dewasa awal
Masa dewasa awal dimulai pada umur 18-40 tahun. Masa
dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terkait pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial. Pada masa ini,
seseorang dituntut untuk dapat mulai bekerja, memilih pasangan,
berkeluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sosial yang menyenangkan. Salah satu minat yang berkembang
pada masa ini adalah minat pada penampilan, dimana penampilan
yang menarik merupakan suatu potensi yang besar dalam
pergaulan dan penampilan yang tidak menarik akan menghambat
pergaulan seseorang. Guna mendukung penampilan, seseorang
biasanya biasanya menaruh perhatian pada pakaian dan perhiasan.
Tidak jarang seseorang menghabiskan banyak uang untuk pakaian
dan perhiasan (Hurlock, 1980).
Seseorang pada masa dewasa awal juga menaruh minat pada
simbol status, yaitu tanda-tanda tertentu yang dapat membedakan
seseorang dengan orang lain. Simbol status dapat berubah-ubah
seiring berkembangnya waktu. Akan tetapi, seseorang biasanya
mengetahui benda-benda yang dapat dijadikan simbol status yang
dihargai oleh masyarakat di lingkungannya. Benda-benda tersebut
biasanya dianggap sebagai bukti keberhasilan ekonomi (Hurlock,
1980).
b. Kelompok usia dewasa tengah dan akhir
Masa dewasa tengah dimulai pada umur 40-60 tahun. Masa
ini ditandai dengan perubahan jasmani dan mental. Pada masa ini,
seseorang dituntut untuk mencapai tanggung jawab sosial dan
dewasa sebagai warga negara, membantu anak-anak remaja belajar
untuk menjadi dewasa dan bertanggung jawab, mengembangkan
kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang, menerima dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis,
mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier pekerjaan, serta menyesuaikan diri dengan orang tua yang
semakin tua (Hurlock, 1980).
Pada masa dewasa tengah, salah satu minat yang menonjol
adalah minat pada simbol status. Hal ini dikarenakan pada masa ini
seseorang telah memiliki kekuasaan dan kekuatan yang besar yang
belum didapatkan pada tahap dewasa dini. Oleh karena itu,
seseorang menjadi semakin tertarik memiliki harta benda untuk
menyatakan status yang dimilikinya pada orang lain (Hurlock,
1980).
Masa dewasa akhir dimulai dari umur 60 tahun hingga
seseorang meninggal. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan penurunan kemampuan fisik dan
kesehatan, menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan
berkurangnya pendapatan, menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup, membentuk hubungan dengan orang-orang yang
seumuran, membentuk pengaturan kehidupan fisik yang
memuaskan, dan menyesuaikan diri dengan peran sosial secara
luwes.
2. Pendidikan
Menurut Azwar (2007), salah satu faktor yang mempengaruhi
sikap adalah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
konstruk-konstruk yang dimiliki seseorang. Selain itu, kemampuan
baca yang tercipta dalam ligkungan pendidikan akan semakin
memudahkan individu untuk mengakses informasi.
3. Pekerjaan
Pekerjaan yang dimiliki seseorang berpengaruh terhadap
kemampuan finansial yang dimilikinya. Lantas, dengan adanya
dukungan finansial ini akses individu terhadap kepemilikan batu akik
akan semakin terbuka. Selain itu, lingkungan kerja dengan rekan kerja
yang kebanyakan memiliki batu akik akan mempermudah individu
untuk cenderung menyukai batu akik.
4. Kemampuan pengeluaran
Kemampuan pengeluaran didasarkan pada sosio-economic
status (SES) Indonesia. Kemampuan pengeluaran adalah kemampuan
seseorang dalam mengeluarkan uang untuk dibelanjakan selama kurun
waktu 1 bulan. Berdasarkan SES Indonesia terdapat 5 kategori
pengeluaran, yaitu: (a) Kurang dari Rp 600.000; (b) Rp 600.001 – Rp
1.000.000; (c) Rp 1.000.001 – RP 1.800.000; (d) Rp 1.800.001 – Rp
3.000.000; (e) Lebih dari Rp 3.000.001.
C. Sikap terhadap Batu Akik
Tidak bisa disangkal bahwa informasi yang diberikan media cetak dan
elektronik menciptakan semacam bombardir batu akik dalam masyarakat.
Bombardir informasi ini berdampak pada masifnya pengetahuan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
batu akik, akibatnya sebagaimana disebut Maio & Haddock (2010) bahwa
reaksi terhadap objek sikap tergantung pada sumber informasi, penerima
informasi, konteks informasi, dan bagaimana hal tersebut didistribusikan. Tak
pelak lagi, secara inheren, informasi mengenai batu akik ini bersifat persuasif.
Sifat persuasif ini memungkinkan untuk merubah perilaku seserorang.
Misalnya saja, orang yang tidak suka mengenai batu akik bisa tiba-tiba
membeli batu akik. Orang ini memang tidak sungguh-sungguh suka, namun ia
membeli. Sebelum orang melakukan transaksi batu akik dengan penjualnya,
orang termaksud mengalami sebuah rekonstruksi baik secara kognitif, afektif,
juga secara afektif. Secara afektif, perasaan tidak suka atau tidak terpikat
terhadap batu akik berubah menjadi terpikat. Secara kognitif menyingkirkan
batu akik dari dirinya namun kemudian membelinya. Secara konatif acuh
terhadap batu akik menjadi mendekati dan mencari informasi mengenai batu
akik.
Rekonstruksi atau lebih tepatnya re-evaluasi terhadap batu akik itulah
yang kemudian disebut sikap terhadap batu akik. Orang yang melakukan re-
evaluasi tersebut juga mungkin saja tidak terpersuasi untuk membeli batu akik
karena dia tetap tidak senang, tidak penting, tidak mencoba mencari informasi
mengenai batu akik, atau justru menganggap batu akik sebagai sesuatu yang
murahan karena mainstream. Kemungkinan ini menunjukkan bahwa sikap
dapat berupa penilaian positif atau negatif terhadap suatu stimulus (Ajzen,
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pada saat ini dapat dicermati bahwa banyak orang kemudian membuka
lapak di pinggir jalan berjualan batu akik, diadakan pameran batu akik, atau
bahkan karya seni yang memanfaatkan batu akik. Bagi sebagian orang,
mungkin harga batu akik yang mencapai Rp. 350.000.000 adalah suatu hal
konyol, namun pada kenyataannya, memang ada penjual yang menawarkan
pada titik harga tersebut. Penjualan ini juga ditawar oleh beberapa orang.
Anak yang sedang menempuh bangku SMA juga tampak mengalami
perubahan. Dua atau tiga tahun lalu, seorang pelajar akan diejek dan
mendapatkan malu karena memakai batu akik. Barangkali saat ini ada yang
masih memandangnya remeh dan memalukan, namun di lain pihak ada pelajar
yang tertarik dengan batu akik. Kedua contoh ini menunjukkan bahwa kini
penggemar (tepatnya pemakai) batu akik tidak hanya mereka yang tua saja,
melainkan juga yang masih muda (usia dewasa awal). Lantas, banyak
perubahan terjadi dalam sikap seseorang terhadap batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 1
Skema Penelitian
Kognitif
Afektif
Konatif
Sikap Positif apabila
didukung oleh faktor-faktor
yang mempengaruhi
(hasil evaluasi yang positif)
Sikap Negatif apabila tidak
didukung oleh faktor-faktor
yang mempengaruhi
(hasil evaluasi yang negatif)
S
I
K
A
P
Lama waktu
kepemilikan
KONTEKS
DEMOGRAFIS
Jumlah batu
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif. Penelitian
survei deskriptif merupakan salah satu strategi dalam penelitian kuantitatif
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang satu atau lebih
kelompok orang terkait atribut tertentu seperti sifat, sikap, pendapat atau
keyakinan mereka tentang suatu hal dengan cara mengajukan serangkaian
pertanyaan kepada mereka dan membuat tabulasi jawaban kelompok
termaksud (Supratiknya, 2015). Penelitian dengan metode survei ini
membentuk pengetahuan dari masyarakat dan isu sosial yang tengah
berlangsung serta kemudian menempatkannya dalam konteks disiplin ilmu
(Adams, 1989).
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sikap terhadap
batu akik. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan dan memberikan
penjelasan terkait sikap pemakai batu akik terhadap batu akik. Penelitian
ini diawali dengan menyusun aspek-spek terkait objek sikap dimana
didapatkan dari angket yang telah dikumpulkan dari 50 subjek pemakai
batu akik. Angket ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang relevan
dengan objek sikap, termasuk alasan yang digunakan seseorang untuk
memilih objek sikap pada umumnya (Azwar, 2007). Data yang didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dari angket kemudian dikategorisasi kedalam tema-tema yang kemudian
dari tema-tema tersebut dijadikan aspek-aspek objek sikap.
Setelah didapatkan aspek-aspek objek sikap, peneliti kemudian
menyusun skala sikap terhadap batu akik berdasarkan komponen sikap dan
aspek-aspek objek sikap. Data yang didapatkan dari skala sikap terhadap
batu akik kemudian dideskripsikan. Untuk menambah gambaran tentang
sikap terhadap batu akik, deskripsi data kemudian dikelompokkan kedalam
2 kategori, yaitu sikap terhadap batu akik yang cenderung rendah dan
cenderung tinggi. Selanjutnya peneliti menggunakan crosstabs untuk
mendapatkan gambaran yang lebih luas terkait sikap terhadap batu akik.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah sikap
subjek terhadap batu akik.
C. Definisi Operasional
Sikap merepresentasikan ringkasan evaluasi dari suatu objek
psikologis yang ditangkap dalam dimensi dengan ciri berupa baik atau
buruk, berbahaya atau bermanfaat, menyenangkan atau tidak
menyenangkan, menyukai atau tidak menyukai. Skor diperoleh dengan
menggunakan skala sikap terhadap batu akik. Semakin tinggi skor skala
sikap terhadap batu akik, maka semakin positif sikap subjek pada batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
akik. Semakin rendah skor skala sikap terhadap batu akik, maka semakin
negatif sikap subjek pada batu akik.
D. Subjek
Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan pertimbangan tertentu
sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2013). Pemilihan subjek
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan jelas dan
memiliki karakteristik subjek yang berhubungan dengan tujuan penelitian
(Clark-Carter, 2010; Boehnke, Lietz, Schreier & Wilhelm dalam
Matsumoto & de Vijver, 2011). Tujuan utama penggunaan teknik ini
bukanlah untuk mendapatkan sejumlah sampel yang proporsional terhadap
populasi, namun mendapatkan subjek dengan atribut yang erat dengan
tema atau variabel penelitian.
Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek memiliki usia perkembangan dewasa awal hingga lanjut yang
diasumsikan telah memiliki kesadaran akan pemakaian batu akik.
2. Subjek telah mengenal batu akik dengan sekurang-kurangnya memiliki
1 buah batu akik, memiliki pengetahuan tentang batu akik dan mampu
memberikan penilaian tertentu mengenai batu akik.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode skala. Skala adalah pertanyaan-pertanyaan yang disusun guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mengungkap atribut-atribut tertentu yang didapat dari respon terhadap
pertanyaan yang diberikan (Azwar, 2012).
1. Skala sikap terhadap batu akik
Skala sikap terhadap batu akik ini bertujuan untuk melihat
sikap subjek pada batu akik. Skala ini menggunakan metode
penskalaan pernyataan sikap dimana dasar penentuan nilai skalanya
menggunakan distribusi respon (Azwar, 2013). Selanjutnya dalam
model skala ini, subjek diminta untuk memberikan pernyataan terkait
kesetujuan dan ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum respon
(Supratiknya, 2014).
Pernyataan dalam model skala dibedakan menjadi 2 kategori,
yaitu pernyataan favorabel dan unfavorabel. Pada pernyataan
favorabel, bila subjek menyetujui pernyataan berarti subjek memiliki
sikap yang positif pada objek yang menjadi sasaran perhatian.
Sedangkan pada pernyataan unfavorabel, bila subjek menyetujui
pernyataan berarti subjek memiliki sikap yang negatif pada objek yang
menjadi sasaran perhatian (Supratiknya, 2014).
Dalam skala ini masing-masing item terdiri dari empat kategori
respon, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Alasan penggunaan empat kategori respon
(kategori respon genap) adalah tidak memberikan kesempatan pada
subjek untuk memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014). Setiap
kategori diberi skor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Untuk item favorabel
Nilai 4 : Untuk jawaban Sangat Setuju (SS), hal ini berarti
subjek sangat setuju dengan pernyataan yang
tersedia karena dirasa sangat sesuai dengan apa
yang dirasakan oleh subjek.
Nilai 3 : Untuk jawaban Setuju (S), hal ini berarti subjek
setuju dengan pernyataan yang tersedia karena
dirasa sesuai dengan apa yang dirasakan oleh
subjek.
Nilai 2 : Untuk jawaban Tidak Setuju (TS), hal ini berarti
subjek tidak setuju dengan pernyataan yang
tersedia karena dirasa tidak sesuai dengan apa
yang dirasakan oleh subjek.
Nilai 1 : Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), hal
ini berarti subjek sangat tidak setuju dengan
pernyataan yang tersedia karena dirasa sangat
tidak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh
subjek.
Untuk item unfavorabel
Nilai 1 : Untuk jawaban Sangat Setuju (SS), hal ini berarti
subjek sangat setuju dengan pernyataan yang
tersedia karena dirasa sangat sesuai dengan apa
yang dirasakan oleh subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Nilai 2 : Untuk jawaban Setuju (S), hal ini berarti subjek
setuju dengan pernyataan yang tersedia karena
dirasa sesuai dengan apa yang dirasakan oleh
subjek.
Nilai 3 : Untuk jawaban Tidak Setuju (TS), hal ini berarti
subjek tidak setuju dengan pernyataan yang
tersedia karena dirasa tidak sesuai dengan apa
yang dirasakan oleh subjek.
Nilai 4 : Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), hal
ini berarti subjek sangat tidak setuju dengan
pernyataan yang tersedia karena dirasa sangat
tidak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh
subjek.
Pembagian item Favorabel dan Unfavorabel dapat dicermati pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1
Pemberian Skor Skala Sikap
Jawaban Skor
Favorabel Unfavorabel
1 1 4
2 2 3
3 3 2
4 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Skala sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Komponen kognitif, merupakan kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar
terkait objek sikap. Keyakinan datang dari apa yang telah
dilihat dan diketahui berkaitan dengan objek sikap. Bentuk dari
komponen ini adalah ide/gagasan mengenai sifat dan
karakteristik umum dari objek sikap (Azwar, 2007).
b. Komponen afektif, merupakan perasaan yang dimiliki
seseorang terhadap objek sikap tertentu, misalnya benci, jijik,
takut, senang, kecewa (Azwar, 2007). Perasaan juga dapat
ditunjukkan dalam bentuk perasaan aneh terhadap objek sikap.
c. Komponen konatif, merupakan kecenderungan berperilaku
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.
Aspek objek sikap disusun berdasarkan faktor-faktor yang
relevan dengan objek sikap, termasuk alasan yang digunakan
seseorang untuk memilih objek sikap pada umumnya (Azwar, 2007).
Berdasarkan tema-tema yang telah dikumpulkan dari angket terhadap
50 subjek pemakai batu akik, disimpulkan lima aspek yang berkaitan
dengan batu akik sebagai objek sikap, yaitu:
a. Aspek ekonomi, merupakan hasil evaluasi terhadap nilai
ekonomi dari batu akik, yaitu keberhargaan batu akik dilihat
dari keuntungan dan kerugian ekonomi saat seseorang
berinteraksi dengan batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Aspek penampilan, yaitu hasil evaluasi terhadap manfaat batu
akik sebagai objek yang mampu menambah atau mengurangi
daya tarik penampilan luar seseorang.
c. Aspek relasi sosial, merupakan hasil evaluasi terhadap fungsi
sosial batu akik, yaitu manfaat batu akik sebagai objek
perhatian bersama dalam ruang sosial, sehingga memudahkan
seseorang mendapatkan interaksi sosial baru, atau sebaliknya,
membawa kesulitan untuk membentuk dan mempertahankan
interaksi sosial.
d. Aspek hobi, merupakan hasil evaluasi terhadap nilai kelayakan
batu batu akik sebagai sebuah benda untuk dikoleksi.
e. Aspek budaya, merupakan hasil evaluasi terhadap batu akik
berdasarkan latar belakang nilai budaya (etika) seseorang,
misalnya berlawanan dengan nilai budaya, atau sebaliknya,
menjadi manifestasi nilai budaya tertentu.
Skor total yang diperoleh dari skala sikap terhadap batu akik akan
menunjukkan tinggi rendahnya sikap yang dimiliki subjek pada batu akik.
Peneliti membuat 60 buah item pertanyaan dengan komposisi yang
seimbang dalam setiap aspeknya. Penyebaran item dapat dilihat pada tabel
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 2
Distribusi Item Skala Sikap
Komponen
objek sikap
Komponen sikap Total %
Kognitif Afektif Konatif
Ekonomi 1, 49
24, 30
25, 34
37, 57
11, 32
12, 47 20%
Penampilan 52, 60
20, 31
16, 41
9, 35
23, 56
6, 8
20%
Relasi sosial 15, 36
21, 42
5, 50
26, 39
29, 48
51, 53 20%
Hobi 3, 46
2, 45
18, 27
44, 55
13, 28
54, 59 20%
Budaya 10, 38
17, 33
7, 19
14, 43
4, 22
40, 58 20%
Total 20 20 20
100% 60
Keterangan:
Cetak tebal : item favorabel
Cetak miring : item unfavorabel
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Validitas
Untuk mengetahui apakah suatu skala dapat memberikan data
yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan sebuah
proses pengujian validitas (Azwar, 2013). Pada penelitian ini, validitas
yang digunakan adalah validitas isi. (Azwar, 2013) mengemukakan
bahwa relevansi suatu item dengan tujuan ukur skala dapat dievaluasi
dengan menggunakan nalar dan akal sehat untuk menilai apakah isi
skala telah mendukung konstrak teoritik yang diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keputusan mengenai relevansi item dengan tujuan ukur skala
tidak dapat hanya didasarkan pada penilaian peneliti sendiri, akan
tetapi membutuhkan kesepakatan penilaian dari seseorang yang telah
ahli (expert judgement). Item dalam skala dapat dinyatakan layak
apabila telah mendapat kesepakatan dari seorang yang telah ahli
(expert judgement) (Azwar, 2013). Dalam hal ini, ahli yang dimaksud
adalah dosen pembimbing (expert judgement).
2. Reliabilitas
a. Seleksi item
Seleksi item dilakukan dengan menguji daya diskriminasi item.
Menurut Azwar (2013) daya diskriminasi item adalah sejauh mana
item dapat membedakan antara individu atau kelompok individu yang
memiliki dan tidak memiliki atribut yang sedang diukur. Dalam skala
sikap terhadap batu akik, item yang memiliki daya diskriminasi yang
tinggi adalah item yang dapat membedakan antara subjek yang
memiliki sikap positif dan subjek yang memiliki sikap negatif.
Azwar (2013) mengemukakan bahwa pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala. Pengujian ini
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Kriteria yang
digunakan dalam proses pemilihan item biasanya menggunakan
batasan (rix) ≥ 0,3. Item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,3
memiliki daya beda yang dianggap memuaskan, demikian pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sebaliknya Azwar (2012). Dalam penelitian ini, batasan koefisien
korelasi yang digunakan sebesar ≥ 0,25. Berdasarkan hasil seleksi
terhadap 60 item, diperoleh 12 item yang gugur karena memiliki daya
diskriminasi rendah, sehingga terdapat 48 item dalam skala sikap
terhadap batu akik.
Tabel 3
Distribusi Item Skala Sikap setelah Pengujian Daya Diskriminasi
Komponen
objek sikap
Komponen sikap Total %
Kognitif Afektif Konatif
Ekonomi 1, 49
24, 30
25, 34
37, 57
11, 32
*12, 47 20%
Penampilan 52, 60
20, 31
*16, 41
9, 35
*23, *56
6, *8
20%
Relasi sosial 15, 36
*21, 42
5, 50
26, *39
29, 48
51, *53 20%
Hobi 3, 46
*2, 45
18, 27
*44, 55
13, 28
*54, *59 20%
Budaya 10, 38
17, 33
7, 19
14, 43
4, 22
40, 58 20%
Total 20 20 20
100% 60
Keterangan :
* : Item yang gugur
Tabel 4
Distribusi Item Skala Sikap setelah Pengguguran Item
Komponen
objek sikap
Komponen sikap Total %
Kognitif Afektif Konatif
Ekonomi 1, 41
18, 24
19, 28
31, 46
9, 26
39 22,9%
Penampilan 44, 48
16, 25
34
7, 29
5
16,7%
Relasi sosial 12, 30
35
4, 42
20
23, 40
43 18,7%
Hobi 2, 38
37
14, 21
45
10, 22
16,7%
Budaya 8, 32
13, 27
6, 15
11, 36
3, 17
33, 47 25%
Total 18 17 13
100% 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Reliabilitas alat ukur
Reliabilitas suatu alat ukur menunjukkan tingkat kepercayaan
atau konsistensi hasil dari pengukuran alat ukur (Azwar, 2013).
Reliabilitas skala ini diukur dengan pendekatan konsistensi internal
(single trial administration). Pendekatan ini didasarkan pada data dari
sekali pengenaan skala pada sekelompok subjek (Azwar, 2007).
Teknik perhitungan konsistensi internal yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
Teknik ini dipilih karena memiliki nilai praktis dan efisiensi yang
tinggi karena hanya melakukan percobaan pada satu kelompok subjek
(Azwar, 2013). Pada penelitian ini, alat ukur sikap terhadap batu akik
setelah melalui proses seleksi item memiliki koefisien reliabilitas
sebesar 0,918. Dapat dikatakan bahwa alat ukur sikap terhadap batu
akik dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik deskriptif, yaitu metode untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terkait objek yang diteliti. Dalam statistik
deskriptif, peneliti mengelola data agar data yang disajikan dapat lebih
mudah dipahami (Sugiyono, 2013).
Statistik deskriptif dapat disertai dengan perhitungan-perhitungan
sederhana yang bertujuan untuk memperjelas suatu karakteristik data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bersangkutan dalam penelitian (Azwar, 2007). Pada penelitian ini,
dilakukan uji normalitas yaitu dengan teknik Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui apakah data yang didapatkan dari skala sikap terhadap batu
akik memiliki distribusi yang normal atau tidak. Selanjutnya untuk
mengkategorikan subjek yang memiliki sikap yang cenderung positif atau
negatif terhadap batu akik, dilakukan dengan melihat perbedaan antara
rata-rata empirik dan rata rata teoritik yang dihitung dengan menggunakan
uji T sampel tunggal (one sample T-test).
Dalam penelitian ini, untuk menambah deskripsi data dilakukan
lewat crosstabs. Agar data yang telah dihitung dapat dipahami dengan
mudah, penyajian data dilakukan dengan membuat diagram maupun
histogram mengenai hasil perhitungan data. Data yang diperoleh dari skala
sikap terhadap batu akik dihitung dengan bantuan IBM SPSS 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 dan dilaksanakan
dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah melakukan penyebaran angket pada 50
orang pemakai batu akik. Guna mendapatkan gambaran terkait aspek yang
berkaitan dengan batu akik sebagai objek sikap, angket termaksud kemudian
dikodifikasi ke dalam lima aspek. Lima aspek ini kemudian dipetakan ke dalam
komponen-komponen sikap.
Tahap kedua adalah melakukan pembuatan skala sikap. Setelah proses
pembuatan skala sikap, peneliti kemudian melakukan try out dengan menyebar
100 skala sikap pada pemilik batu akik di daerah Sleman, Yogyakarta, dan Kulon
Progo. Jumlah skala yang diterima kembali oleh peneliti sebanyak 70 skala. Skala
yang kembali kemudian diseleksi kelengkapan data demografi dan didapatkan 60
skala. Setelah proses try out, terdapat sebanyak 12 item pertanyaan yang gugur
karena tidak memenuhi syarat daya diskriminasi item yang mana berada di bawah
nilai 0,25 (tidak memuaskan) atau tidak mampu membedakan mana subjek
dengan sikap tinggi dan rendah.
Peneliti kemudian melakukan pengambilan data dengan menyebar 200
skala sikap di daerah Sleman, Kulon Progo dan Bantul. Jumlah skala yang
diterima kembali sebanyak 90 skala dan setelah proses seleksi kelengkapan skala,
didapatkan 84 skala yang dapat digunakan sebagai data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini sejumlah 84 orang. Latar belakang umur, pekerjaan,
pendidikan, pengeluaran, rentang waktu kepemilikan batu akik dan jumlah batu
akik yang dimiliki dijelaskan di bawah ini.
1. Usia subjek pemilik batu akik
Sebaran usia pemilik batu akik dapat dilihat pada grafik berikut.
Terlihat rentang usia kepemilikan batu akik dimulai dari 17 tahun hingga 81
tahun.
Grafik 1
Usia Pemilik Batu Akik
Berdasarkan data usia pemilik batu akik, disusun kategori usia pemilik
batu akik menggunakan usia perkembangan sebagai acuan.
Tabel 5
Kategori Usia Pemilik Batu Akik
Kategori Usia Dewasa Awal Dewasa
Tengah/Akhir Total
Jumlah 59 25 84
Persen 70,2% 29,8% 100%
0
2
4
6
8
10
12
17 20 22 25 28 30 33 35 37 39 41 45 48 50 54 60 70
Frek
uen
si
Usia (tahun)
Usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada penelitian ini, kategori usia yang paling banyak memiliki batu akik
adalah kategori dewasa awal, yaitu dari umur 18-40 tahun. Hal ini dapat dilihat
dari tabel bahwa dari total 84 subjek, terdapat 57 subjek yang termasuk dalam
kategori dewasa awal yang memiliki batu akik. Subjek yang termasuk kategori
usia dewasa tengah/akhir (60-80 tahun) cenderung tidak banyak memiliki batu
akik, yaitu dari total 84 subjek terdapat 25 subjek dewasa tengah/akhir yang
memiliki batu akik.
2. Pendidikan terakhir subjek pemilik batu akik
Tingkat pendidikan pemilik batu akik tersebar mulai dari tingkat dasar
hingga tingkat pendidikan tinggi.
Grafik 2
Pendidikan Terakhir Pemilik Batu Akik
Berdasarkan data usia pemilik batu akik, disusun 4 kategori pendidikan
pemilik batu akik, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama,
pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi.
0
5
10
15
20
25
30
Fre
kue
nsi
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 6
Kategori Pendidikan Terakhir Subjek Pemilik Batu Akik
Kategori
Pendidikan
Pendidikan
Dasar
Pendidikan
Menengah
Pertama
Pendidikan
Menengah
Atas
Pendidikan
Tinggi Total
Jumlah 2 3 41 38 84
Persen 2,4% 3,6% 48,8% 45,2% 100%
Dalam penelitian ini, subjek yang memiliki tingkat pendidikan terakhir
menengah atas dan pendidikan tinggi paling banyak memiliki batu akik
dibandingkan subjek yang memiliki pendidikan menengah pertama (SMP) dan
tingkat pendidikan dasar (SD). Dari total 84 subjek terdapat 41 subjek dengan
pendidikan terakhir menengah atas dan 38 subjek dengan pendidikan tinggi yang
memiliki batu akik. Sedangkan hanya terdapat 3 subjek dengan pendidikan
terakhir menengah pertama dan 2 subjek dengan pendidikan dasar yang memiliki
batu akik.
3. Pekerjaan subjek pemilik batu akik
Pekerjaan pemilik batu akik bervariasi, mulai dari buruh tani,
karyawan swasta, wiraswasta, pegawai negeri bahkan polisi. Jenis pekerjaan
selengkapnya dapat dilihat pada grafik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Grafik 3
Pekerjaan Pemilik Batu Akik
Berdasarkan data pekerjaan pemilik batu akik, 4 kategori latar
pekerjaan pemilik batu akik, yaitu belum bekerja, wiraswasta, karyawan
swasta dan pegawai pemerintah.
Tabel 7
Kategori Pekerjaan Pemilik Batu Akik
Kategori
Pekerjaan
Belum
Bekerja Wiraswasta
Karyawan
Swasta
Pegawai
Pemerintah Total
Jumlah 11 17 41 15 84
Persen 13,1% 20,2% 48,8% 17,9% 100%
Dalam penelitian ini, subjek yang memiliki batu akik paling banyak
berasal dari kategori karyawan swasta, yaitu dari total 84 subjek terdapat 41
subjek karyawan swasta yang memiliki batu akik. Kategori pekerjaan
wiraswasta dan pegawai pemerintah cenderung tidak banyak memiliki batu
akik, yaitu dari total 84 subjek terdapat 17 subjek wiraswasta dan 15 subjek
0
5
10
15
20
25
Bu
ruh
Ekp
eri
enta
l Le
arn
i
Fre
elan
ce
Gu
ru
Kar
yaw
an
Kar
yaw
an S
was
ta
Kar
yaw
ati
Mah
asis
wa
Pe
gaw
ai
Pe
laja
r
Pe
nga
ngg
ura
n
Pe
nsi
un
an
Pe
raw
at
PN
S
Po
lisi
Satp
am
Swas
ta
Tou
r gu
ide
Tuka
ng
Las
Wir
asw
asta
Ad
min
Fre
kue
nsi
Pekerjaan
Pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pegawai pemerintah yang memiliki batu akik. Sedangkan kategori belum
bekerja paling sedikit yang memiliki batu akik, yaitu dari total 84 subjek
hanya terdapat 11 belum bekerja yang memiliki batu akik.
4. Pengeluaran bulanan subjek pemilik batu akik
Pengeluaran bulanan subjek pemilik batu akik menunjukkan gambaran
besarnya uang yang digunakan untuk melakukan konsumsi bulanan.
Kategorisasi pengeluaran menggunakan acuan strata sosioekonomi Indonesia.
Sebaran data pengeluaran dapat dilihat pada grafik dan tabel.
kurang dari Rp. 600.000
33%
Rp. 600.000 –Rp. 1.000.000
14%
Rp. 1.000.001 -Rp. 1.800.000
25%
Rp. 1.800.001 -Rp. 3.000.000
18%
lebih dari Rp. 3.000.001
10%
Grafik 4
Pengeluaran Bulanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 8
Kategori Pengeluaran Pemilik Batu Akik
Kategori
Pengeluaran
< Rp.
600.000
Rp.
600.000 -
Rp.
1.000.000
Rp.
1.000.001-
Rp.
1.800.000
Rp.
1.800.001-
Rp.
3.000.000
Rp.
3.000.001< Total
Jumlah 28 12 21 15 8 84
Persen 33,3% 14,3% 25% 17,9% 9,5% 100%
Dalam penelitian ini, subjek yang paling banyak memiliki batu akik
berasal dari kategori pengeluaran kurang dari Rp 600.000 per bulan. Dari
total 84 subjek, terdapat 28 subjek yang memiliki batu akik. Subjek yang
cenderung banyak memiliki batu akik berasal dari kategori pengeluaran
antara Rp. 1.000.001-Rp. 1.800.000 per bulan dan pengeluaran antara Rp.
1.800.001-Rp. 3.000.000 per bulan. Dari total 84 subjek, terdapat 21 subjek
dengan kemampuan pengeluaran antara Rp. 1.000.001-Rp. 1.800.000 per
bulan yang memiliki batu akik dan terdapat 15 subjek dengan kemampuan
pengeluaran antara Rp. 1.800.001-Rp. 3.000.000 per bulan. Subjek yang
cenderung sedikit memiliki batu akik berasal dari kategori pengeluaran antara
Rp. 600.001 – Rp. 1.000.000 per bulan. Dari total 84 subjek, terdapat 12
subjek yang memiliki batu akik. Subjek yang paling sedikit memiliki batu
akik justru berasal dari kategori pengeluaran lebih dari Rp 3.000.001. Dari
total 84 subjek, hanya terdapat 8 subjek yang memiliki batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5. Jumlah kepemilikan batu akik
Kepemilikan batu akik digunakan sebagai penanda munculnya perilaku
mencari, mengumpulkan atau menyimpan batu akik. Kepemilikan tersebut
menunjukkan manifestasi sikap positif terhadap batu akik yang telah
teraktivasi menjadi perilaku.
Grafik 5
Jumlah Kepemilikan Batu Akik
Berdasarkan data batu akik yang dimiliki subyek, disusun kategori jumlah
kepemilikan terhadap batu akik menggunakan persentil 33,3% dan persentil
66,6% agar didapatkan 3 kelompok dengan dengan jumlah anggota seimbang.
Didapatkan persentil 33,3% yaitu 3 dan persentil 66,6% yaitu 6, sebagai acuan
pembagian kelompok.
Tabel 9
Kategori Jumlah Kepemilikan Batu Akik
Kategori jumlah
kepemilikan Batu
Akik
3 atau kurang 4 sampai 9 Lebih dari 9 Jumlah
Jumlah 32 24 28 84
Persen 38,1% 28,6% 33,3% 100%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 3 5 7 10 13 17 20 23 32 40 70 150
Fre
kue
nsi
Jumlah Batu Akik yang Dimiliki (buah)
Jumlah Batu Akik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek (32 dari 84 subjek)
memiliki batu akik berjumlah 3 atau kurang dari 3. Terdapat 28 subjek
dengan kepemilikan batu akik berjumlah lebih dari 9, sedangkan subjek yang
memiliki 4-9 batu akik berjumlah 24 subjek.
6. Waktu kepemilikan batu
Lama kepemilikan batu akik merupakan proyeksi tren kepemilikan
batu akik. Rekam kepemilikan perdana batu akik menjadi penanda waktu
kemunculan intensi untuk memiliki batu akik. Pengumpulan rekam waktu
diharapkan dapat menunjukkan kapan intensi tersebut diinisiasi oleh subjek.
Berdasarkan data subjek, disusun kategori waktu kepemilikan batu
akik menggunakan rerata sebagai acuan.
Awal Kepemilikan Batu Akik
0
5
10
15
20
19
75
19
86
19
93
19
99
20
02
20
05
20
10
20
13
Grafik 6
Waktu Kepemilikan Batu Akik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 10
Kategori Waktu Kepemilikan Batu Akik
Kategori Waktu
Kepemilikan Batu
Akik
Sebelum 2013 Sejak 2013 sampai
2015 Jumlah
Jumlah 48 36 84
Persen 57,1% 42,9% 100%
Pengkategorian waktu kepemilikan batu akik didasarkan pada awal
trend batu akik yang didapatkan dari rekam jejak kepemilikan batu akik
subjek, yaitu dimulai pada tahun 2013. Sebelum tahun 2013 subjek yang
memiliki batu akik berjumlah 48 subjek. Selama kurun waktu 2 tahun, yaitu
dari tahun 2013 hingga tahun 2015 terdapat 36 subjek yang memiliki batu
akik.
C. Uji Normalitas
Uji normalitass digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Dengan teknik ini, suatu data
dapat dikatakan memiliki distribusi yang normal apabila nilai signifikansinya
lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 ( p > α 0,05), sedangkan apabila nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 ( p < 0,05) maka data tidak terdistribusi
secara normal. Berikut adalah tabel hasil pengujian normalitas dengan
menggunakan aplikasi IBM SPSS 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 11
Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil di atas, didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,530
dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai 0,05 ( p > 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa data memiliki distribusi yang normal.
D. Deskripsi Data Penelitian
1. Sikap terhadap batu akik
Deskripsi hasil pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12
Deskriptif Data Sikap Terhadap Batu Akik
Variabel
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum Rata-rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Sikap
terhadap
Batu akik
120 48 192 148,1548 114 186
Sikaptotal
N 84
Normal Parametersa,b Mean 148.1548
Std. Deviation 13.28238
Most Extreme Differences
Absolute .088
Positive .088
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .809
Asymp. Sig. (2-tailed) .530
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Rata-rata teoritik merupakan skor rata-rata alat penelitian. Rata-rata
teoritik didapatkan dari nilai maksimum teoritik dikurangi nilai minimum,
dibagi dua, kemudian ditambah nilai minimum. Rata-rata empirik merupakan
rata-rata nilai total skala sikap. Tabel menunjukkan rata-rata empirik
(148,1548) lebih besar daripada rata-rata teoritik (120). Perbedaan ini
menunjukkan sikap subjek terhadap batu akik cenderung positif.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel tunggal
sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13
Uji T Sampel Tunggal Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 120
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap total 19.427 83 .000 28.15476 25.2723 31.0372
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=28,154). Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki sikap yang cenderung
positif terhadap batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sebaran data dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 7
Sebaran Data Skala Sikap Terhadap Batu Akik
Kategorisasi sikap dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total kurang
dari 148,154 dikategorikan sebagai kelompok subjek dengan sikap positif
yang cenderung rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 148,154
dikategorikan sebagai kelompok subjek dengan sikap positif yang cenderung
tinggi. Kategori sikap dapat diamati pada tabel berikut.
Tabel 14
Kategori Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 46 38 84
Persen 54,8% 45,2% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 46 subjek
dengan kecenderungan sikap yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
memiliki nilai total kurang dari 148,154. Disamping itu, terdapat 38 subjek
dengan kecenderungan sikap yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut
memiliki nilai total lebih dari 148,154.
Subjek yang memiliki kecenderungan sikap yang lebih rendah dan
lebih tinggi keduanya sama-sama memiliki kecenderungan sikap positif
terhadap batu akik. Perbedaan kecenderungan sikap rendah atau tinggi
menunjukkan perbedaan intensi terhadap batu akik. Kendati keduanya sama-
sama memiliki intensi terhadap batu akik, kelompok subjek dengan
kecenderungan sikap yang lebih tinggi cenderung lebih berminat pada batu
akik daripada kelompok subjek dengan kecenderungan sikap yang lebih
rendah.
2. Deskriptif komponen sikap terhadap batu akik
Berikut dipaparkan komponen sikap terhadap batu akik, yaitu
komponen afektif, kognitif dan afektif.
a) Komponen afektif sikap terhadap batu akik
Data komponen afektif sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 15
Deskriptif Data Komponen Afektif Sikap Terhadap Batu Akik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Afektif 42,5 17 68 52,7143 39 67
Hasil analisa terhadap komponen afektif sikap terhadap batu akik
menunjukkan bahwa nilai rata-rata empirik (52,7143) lebih besar daripada
nilai rata-rata teoritik (42,5). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
subjek penelitian lebih tinggi daripada nilai rata-rata teoritik. Dengan kata
lain, komponen afektif memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap
terhadap batu akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel tunggal
komponen afektif sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16
Uji T Sampel Tunggal Komponen Afektif Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 42.5
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap
Afektif 18.962 83 .000 10.21429 9.1429 11.2857
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=10,21429). Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen afektif memberikan kontribusi
yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sebaran data dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 8
Sebaran Data Komponen Afektif
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total
kurang dari 52,71 dikategorikan sebagai kelompok dengan komponen
afektif rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 52,71 dikategorikan
sebagai kelompok dengan komponen afektif tinggi. Baik kelompok tinggi
maupun rendah memiliki kecenderungan sikap positif terhadap batu akik.
Kategori sikap dapat diamati pada tabel berikut.
Tabel 17
Kategori Komponen Afektif Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Sikap
Jumlah 45 39 84
Persen 53,6% 46,4% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 45
subjek yang memiliki komponen afektif yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 52,71. Di samping
itu, terdapat 39 subjek yang memiliki komponen afektif yang cenderung
lebih tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam
kelompok. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih
dari 52,71.
Subjek dengan kecenderungan komponen afektif yang lebih rendah
dan lebih tinggi, sama-sama memiliki kecenderungan komponen afektif
yang positif terhadap batu akik. Perbedaan kecenderungan komponen
afektif sikap rendah atau tinggi menunjukkan perbedaan reaksi perasaan
terhadap batu akik. Kendati keduanya sama-sama memiliki intensi
terhadap batu akik, kelompok subjek dengan komponen afektif yang lebih
tinggi cenderung memiliki perasaan yang lebih positif pada batu
dibandingkan kelompok subjek dengan komponen afektif yang lebih
rendah.
b) Komponen kognitif sikap terhadap batu akik
Data komponen kognitif dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 18
Deskriptif Data Komponen Kognitif Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Kognitif 45 18 72 57,2857 46 69
Hasil analisa terhadap komponen kognitif terhadap batu akik
menunjukkan bahwa nilai rata-rata empirik (57,2857) lebih besar daripada
nilai rata-rata teoritik (45). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
subjek penelitian lebih tinggi daripada nilai rata-rata teoritik. Dengan kata
lain, komponen kognitif memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap
terhadap batu akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal komponen kognitif sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 19
Uji T Sampel Tunggal Komponen Kognitif Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 45
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap
Kognitif 22.863 83 .000 12.28571 11.2169 13.3545
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
rata empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=12,28571).
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen kognitif
memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sementara itu, sebaran data dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 9
Sebaran Data Komponen Kognitif
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total
kurang dari 57,28 dikategorikan sebagai kelompok dengan komponen
kognitif yang cenderung rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari
57,28 dikategorikan sebagai kelompok dengan komponen kognitif
cenderung tinggi. Baik kelompok cenderung tinggi maupun cenderung
rendah memiliki kecenderungan sikap positif terhadap batu akik. Kategori
sikap dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Tabel 20
Kategori Komponen Kognitif Sikap Terhadap Batu Akik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 47 37 84
Persen 56% 44% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 47
subjek yang memiliki komponen kognitif yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 57,28. Di samping
itu, terdapat 37 subjek yang memiliki komponen kognitif yang cenderung
lebih tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam
kelompok. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih
dari 57,28.
Subjek dengan kecenderungan komponen kognitif yang lebih rendah
dan lebih tinggi, sama-sama memiliki kecenderungan komponen kognitif
yang positif terhadap batu akik. Perbedaan kecenderungan komponen
kognitif sikap rendah atau tinggi menunjukkan perbedaan reaksi pikiran
terhadap batu akik. Kendati keduanya sama-sama memiliki intensi
terhadap batu akik, kelompok subjek dengan komponen kognitif yang
lebih tinggi cenderung memiliki kepercayaan dan pandangan yang lebih
positif pada batu akik dibandingkan kelompok subjek dengan komponen
kognitif yang lebih rendah.
c) Komponen konatif sikap terhadap batu akik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Data komponen konatif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21
Deskriptif Data Komponen Konatif Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Konatif 32,5 13 52 38,1548 29,00 50,00
Hasil analisa terhadap elemen konatif terhadap batu akik
menunjukkan bahwa nilai rata-rata empirik (38,1548) lebih besar daripada
nilai rata-rata teoritik (32,5). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
subjek penelitian lebih tinggi daripada nilai rata-rata teoritik. Dengan kata
lain, komponen konatif memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap
terhadap batu akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal komponen konatif sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel
Tabel 22
Uji T Sampel Tunggal Komponen Konatif Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 32.5
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap
Konatif 10.673 83 .000 5.65476 4.6010 6.7085
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=5,65476). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen konatif memberikan
kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sementara itu, sebaran data dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 10
Sebaran Data Komponen Konatif
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total
kurang dari 38,15 dikategorikan sebagai kelompok dengan komponen
konatif cenderung rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 38,15
dikategorikan sebagai kelompok dengan komponen konatif cenderung
tinggi. Baik kelompok cenderung tinggi maupun cenderung rendah
memiliki kecenderungan sikap positif terhadap batu akik. Kategori sikap
ini dapat diamati pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 23
Kategori Komponen Konatif Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 43 41 84
Persen 51,2% 48,8% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 43
subjek yang memiliki komponen konatif yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 38,15. Di samping
itu, terdapat 41 subjek yang memiliki komponen konatif yang cenderung
lebih tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam
kelompok. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih
dari 38,15.
Subjek dengan kecenderungan komponen konatif yang lebih rendah
dan lebih tinggi, sama-sama memiliki kecenderungan komponen konatif
yang positif terhadap batu akik. Perbedaan kecenderungan komponen
konatif sikap rendah atau tinggi menunjukkan perbedaan perilaku terhadap
batu akik. Kendati keduanya sama-sama memiliki intensi terhadap batu
akik, kelompok subjek dengan komponen konatif yang lebih tinggi
cenderung memiliki perilaku yang lebih positif pada batu dibandingkan
kelompok subjek dengan komponen konatif yang lebih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
d) Kompilasi Kategorisasi Elemen Sikap Terhadap Batu Akik
Tabel 24
Kategori Komponen Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Sikap Cenderung
Rendah Cenderung Tinggi Total
Kognitif 47 37 84
Afektif 45 39 84
Konatif 43 41 84
Data kompilasi kategorisasi elemen sikap menunjukkan bahwa
pada elemen kognitif terdapat 47 subjek dengan kecenderungan sikap
rendah dan 37 subjek dengan kecenderungan sikap tinggi. Sementara itu,
pada elemen afektif terdapat 45 subjek dengan kecenderungan sikap
rendah dan 39 subjek dengan kecenderungan sikap tinggi. Di samping itu,
pada elemen konatif terdapat 43 subjek dengan kecenderungan sikap
rendah dan 41 subjek dengan kecenderungan sikap tinggi
3. Deskriptif Aspek Objek Sikap
Berikut dipaparkan data aspek objek sikap, yaitu aspek ekonomi,
penampilan, relasi sosial, hobi dan budaya.
a) Aspek Ekonomi Sikap Terhadap Batu Akik
Data aspek ekonomi sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 25
Deskriptif Data Aspek Ekonomi Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Ekonomi 30 12 48 32,178 23 43
Hasil analisa aspek ekonomi terhadap batu akik menunjukkan bahwa
nilai rata-rata empirik (32,178) lebih besar daripada nilai rata-rata teoritik
(30). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian lebih
tinggi daripada nilai rata-rata teoritik, dengan kata lain, aspek ekonomi
memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal aspek ekonomi sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 26
Uji T Sampel Tunggal Aspek Ekonomi Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek
Ekonomi 4.475 83 .000 2.17857 1.2103 3.1468
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=2,17857). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek ekonomi memberikan
kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sebaran data dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 11
Sebaran Data Aspek Ekonomi
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total
kurang dari 32,17 dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek ekonomi
cenderung rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 32,17
dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek ekonomi cenderung tinggi.
Baik kelompok cenderung tinggi maupun cenderung rendah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kecenderungan sikap positif terhadap batu akik. Kategori dapat diamati
pada tabel berikut.
Tabel 27
Kategori Aspek Ekonomi Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 48 36 84
Persen 57,1% 42,9% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 48
subjek yang memiliki aspek ekonomi yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 32,17. Di samping
itu, terdapat 36 subjek yang memiliki aspek ekonomi yang cenderung lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal
ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih dari 32,17.
Subjek dengan kecenderungan yang lebih rendah dan lebih tinggi,
sama-sama memiliki kecenderungan niat untuk mendapatkan keuntungan
terhadap batu akik. Kelompok subjek dengan aspek ekonomi yang lebih
tinggi cenderung memiliki niat untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok subjek dengan aspek ekonomi
yang lebih rendah.
b) Aspek Penampilan Sikap Terhadap Batu Akik
Data aspek penampilan sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 28
Deskriptif Data Aspek Penampilan Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Penampilan 20 8 32 24 14 32
Hasil analisa aspek penampilan terhadap batu akik menunjukkan
bahwa nilai rata-rata empirik (24) lebih besar daripada nilai rata-rata
teoritik (20). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian
lebih tinggi daripada nilai rata-rata teoritik, dengan kata lain, aspek
penampilan memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu
akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal aspek penampilan sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 29
Uji T Sampel Tunggal Aspek Penampilan Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 20
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek_Pe
nampilan 15.326 83 .000 4.85714 4.2268 5.4875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=4,85714). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek penampilan memberikan
kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sementara itu, berikut adalah grafik sebaran aspek penampilan.
Grafik 12
Sebaran Aspek Penampilan
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total
kurang dari 24 dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek penampilan
cenderung rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 24
dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek penampilan cenderung
tinggi. Baik kelompok cenderung tinggi maupun cenderrung rendah
memiliki kecenderungan sikap positif terhadap batu akik. Kategori dapat
diamati pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 30
Kategori Aspek Penampilan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 38 46 84
Persen 45,2% 54,8% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 38
subjek yang memiliki aspek penampilan yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 24. Di samping itu,
terdapat 46 subjek yang memiliki aspek penampilan yang cenderung lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal
ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih dari 24.
Subjek dengan kecenderungan aspek penampilan yang lebih rendah
dan lebih tinggi, sama-sama memiliki kecenderungan menggunakan batu
akik untuk membuat penampilan menjadi makin menarik. Kelompok
subjek dengan aspek penampilan yang lebih tinggi cenderung memiliki
niat yang lebih tinggi untuk membuat penampilan menjadi makin menarik
dengan menggunakan batu akik dibandingkan kelompok subjek dengan
aspek penampilan yang lebih rendah.
c) Aspek Relasi Sosial Sikap Terhadap Batu Akik
Data aspek relasi sosial sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 31
Deskriptif Data Aspek Relasi Sosial Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Relasi
sosial 22,5 9 36 27,7 20 36
Hasil analisa aspek relasi sosial terhadap batu akik menunjukkan
bahwa nilai rata-rata empirik (27,7) lebih besar daripada nilai rata-rata
teoritik (22,5). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian
lebih tinggi daripada nilai rata-rata teoritik, dengan kata lain, aspek relasi
sosial memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal aspek relasi sosial sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 32
Uji T Sampel Tunggal Aspek Relasi Sosial Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 22.5
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek
Relasi
Sosial
16.833 83 .000 5.26190 4.6402 5.8836
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=4,85714). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek relasi sosial memberikan
kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sebaran data dapat dilihat pada grafik
Grafik 13
Sebaran Aspek Relasi Sosial
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua
kelompok berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total
kurang dari 27,7 dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek relasi
sosial cenderung rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 27,7
dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek relasi sosial cenderung
tinggi. Baik kelompok cenderung tinggi maupun cenderung rendah
memiliki kecenderungan sikap positif terhadap batu akik. Kategori dapat
diamati pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 33
Kategori Aspek Relasi Sosial Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 42 42 84
Persen 50% 50% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 42
subjek yang memiliki nilai total kurang dari 27,7. Hal ini berarti bahwa
subjek tersebut memiliki aspek relasi sosial yang cenderung rendah
terhadap batu akik. Di samping itu, terdapat 42 subjek yang memiliki nilai
total lebih dari 27,7. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki aspek
relasi sosial yang cenderung tinggi terhadap batu akik.
Subjek dengan kecenderungan aspek relasi sosial yang lebih rendah
dan lebih tinggi, sama-sama cenderung menganggap bahwa batu akik
mampu mengembangkan relasi sosial, menambah relasi dengan orang
baru, dan menjalin relasi baru dengan sesama pemilik batu akik.
d) Aspek Hobi Sikap Terhadap Batu Akik
Data aspek hobi sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel.
Tabel 34
Deskriptif Data Aspek Hobi Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Hobi 20 8 32 24,47 18 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hasil analisa aspek hobi terhadap batu akik menunjukkan bahwa
nilai rata-rata empirik (24,47) lebih besar daripada nilai rata-rata teoritik
(20). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian lebih
tinggi daripada nilai rata-rata teoritik, dengan kata lain, aspek hobi
memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata-rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal aspek hobi sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel.
Tabel 35
Uji T Sampel Tunggal Aspek Hobi Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 20
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek
Hobi 17.600 83 .000 4.47619 3.9704 4.9820
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=4,47619). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek relasi sosial memberikan
kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
Sebaran data dapat dilihat pada grafik berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Grafik 14
Sebaran Aspek Hobi
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua kelompok
berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total kurang dari
24,47 dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek hobi cenderung
rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 24,47 dikategorikan
sebagai kelompok dengan aspek hobi cenderung tinggi. Baik kelompok
tinggi maupun rendah memiliki kecenderungan sikap positif terhadap batu
akik. Kategori dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Tabel 36
Kategori Aspek Hobi Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 47 37 84
Persen 56% 44% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 47
subjek yang memiliki aspek hobi yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 24,47. Di samping
itu, terdapat 37 subjek yang memiliki aspek hobi yang cenderung lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal
ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih dari 24,47.
Subjek dengan kecenderungan aspek hobi yang lebih rendah maupun
lebih tinggi, memiliki kecenderungan perbedaan penggunaan batu akik
sebagai hobi. Kelompok subjek dengan aspek hobi yang lebih tinggi
cenderung menggunakan batu akik sebagai hobi dibandingkan kelompok
subjek dengan komponen afektif yang lebih rendah.
e) Aspek Budaya Sikap Terhadap Batu Akik
Data aspek budaya sikap dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 37
Deskriptif Data Aspek Budaya Sikap Terhadap Batu Akik
Komponen
Teoritik Empirik
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-
rata
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Budaya 30 12 48 38,88 33 47
Hasil analisa aspek budaya terhadap batu akik menunjukkan bahwa
nilai rata-rata empirik (38,88) lebih besar daripada nilai rata-rata teoritik
(30). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian lebih
tinggi daripada nilai rata-rata teoritik. Dengan kata lain, aspek budaya
memberikan kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Perbedaan antara rata-rata empirik dan rata-rata teoritik diuji dengan
menggunakan uji T sampel tunggal (one sample T-test). Uji T sampel
tunggal aspek budaya sikap terhadap batu akik dapat dilihat pada tabel.
Tabel 38
Uji T Sampel Tunggal Aspek Hobi Sikap Terhadap Batu Akik
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek
Budaya 21.955 83 .000 8.88095 8.0764 9.6855
Berdasarkan hasil di atas didapatkan signifikansi sebesar 0,00, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
empirik dan rata rata teoritik (p=0,00, perbedaan mean=8,88095). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek budaya memberikan
kontribusi yang tinggi pada sikap terhadap batu akik. Sebaran data dapat
dilihat pada grafik berikut
Grafik 15
Sebaran Aspek Budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kategorisasi dilakukan dengan membagi subjek dalam dua kelompok
berdasarkan rata-rata kelompok. Subjek dengan nilai total kurang dari
38,88 dikategorikan sebagai kelompok dengan aspek budaya enderung
rendah, dan subjek dengan nilai total lebih dari 38,88 dikategorikan
sebagai kelompok dengan aspek budaya cenderung tinggi. Baik kelompok
cenderung tinggi maupun cenderung rendah memiliki kecenderungan
sikap positif terhadap batu akik. Kategori dapat diamati pada tabel di
bawah ini.
Tabel 39
Kategori Aspek Budaya Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori
Sikap Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Jumlah 43 41 84
Persen 51,2% 48,8% 100%
Pada kelompok penelitian sikap terhadap batu akik, terdapat 43
subjek yang memiliki aspek budaya yang cenderung rendah bila
dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal ini berarti
bahwa subjek tersebut memiliki nilai total kurang dari 38,88. Di samping
itu, terdapat 41 subjek yang memiliki aspek budaya yang cenderung lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keseluruhan subjek dalam kelompok. Hal
ini berarti bahwa subjek tersebut memiliki nilai total lebih dari 38,88.
Subjek dengan kecenderungan aspek budaya yang lebih rendah
maupun lebih tinggi, memiliki kecenderungan perbedaan penggunaan batu
akik sebagai bagian dari melestarikan budaya. Kelompok subjek dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
aspek budaya yang lebih tinggi cenderung menggunakan batu akik sebagai
bagian dari melestarikan budaya dibandingkan kelompok subjek dengan
komponen afektif yang lebih rendah.
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang antara
demografi dengan sikap subjek terhadap batu akik, dan tabulasi silang antara
kepemilikan aktual batu akik dengan sikap terhadap batu akik. Menjadi catatan
bahwa keseluruhan sikap yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan bahwa
evaluasi subjek terhadap batu akik cenderung positif atau kurang lebih semua
subjek memiliki sekaligus menyukai batu akik.
1. Umur dengan sikap terhadap batu akik
Tabel 40
Kategori Umur dengan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Umur Kategori Sikap
Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Dewasa Awal 28 31 59
33,3% 36,9% 70,2%
Dewasa
Madya/Akhir
18 7 25
21,4% 8,3% 29,8%
Total 46 38 84
54,8% 45,2% 100,0%
Jika dicermati pada tabel di atas, maka sikap positif yang cenderung
tinggi paling banyak terdapat pada kategori dewasa awal (31). Sikap yang
cenderung lebih positif pada masa dewasa awal dikarenakan pada masa ini
subjek memiliki minat pada penampilan, dimana batu akik digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
meningkatkan penampilan yang dapat mendukung subjek dalam berelasi
dengan orang lain.
2. Pendidikan dengan sikap terhadap batu akik
Tabel 41
Kategori Pendidikan dengan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Pendidikan Kategori Sikap
Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Pendidikan Dasar 1 1 2
1,2% 1,2% 2,4%
Pendidikan Menengah
Pertama
1 2 3
1,2% 2,4% 3,6%
Pendidikan Menengah
Atas
22 19 41
26,2% 22,6% 48,8%
Pendidikan Tinggi
22 16 38
26,2% 19,0% 45,2%
Total 46 38 84
54,8% 45,2% 100,0%
Tabel di atas menunjukkan bahwa, maka sikap positif yang cenderung
tinggi paling banyak terdapat pada subjek pendidikan terakhir menengah atas (19)
dan pendidikan tinggi (16). Sikap yang cenderung lebih positif ini dikarenakan
mereka memiliki kemampuan logika yang cenderung lebih matang dan memiliki
kemampuan mengakses informasi yang lebih besar dibandingkan dengan mereka
yang memiliki tingkat pendidikan dibawahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Pekerjaan dengan sikap terhadap batu akik
Tabel 42
Kategori Pekerjaan dengan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Umur Kategori Sikap
Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
Belum Bekerja 5 6 11
6,0% 7,1% 13,1%
Wiraswasta 11 6 17
13,1% 7,1% 20,2%
Karyawan Swasta 21 20 41
25,0% 23,8% 48,8%
Pegawai Pemerintah 9 6 15
10,7% 7,1% 17,9%
Total 46 38 84
54,8% 45,2% 100,0%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sikap yang cenderung tinggi pada
batu akik dimiliki oleh subjek yang bekerja sebagai karyawan swasta. Hal ini
dikarenakan karyawan swasta memiliki kebutuhan relasi sosial yang
cenderung tinggi dan salah satu cara untuk meningkatkan relasi sosial adalah
dengan kepemilikan batu akik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4. Pengeluaran dan sikap terhadap batu akik
Tabel 43
Kategori Pengeluaran dengan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Pengeluaran Kategori Sikap
Cenderung Rendah Cenderung Tinggi Total
< RP. 600.000 14 14 28
16,7% 16,7% 33,3%
RP. 601.000-1000.000 5 7 12
6,0% 8,3% 14,3%
RP. 1001.000 – RP. 1.800.000 13 8 21
15,5% 9,5% 25,0%
RP. 1801.000 – RP. 3000.000 9 6 15
10,7% 7,1% 17,9%
> RP. 3001.000 5 3 8
6,0% 3,6% 9,5%
Total 46 38 84
54,8% 45,2% 100,0%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sikap yang cenderung tinggi pada
batu akik dimiliki oleh subjek dengan kemampuan pengeluaran kurang dari
Rp 600.000. Hal ini dikarenakan subjek dalam kategori ini memiliki evaluasi
positif bahwa batu akik memiliki nilai ekonomi dan dapat memberikan
keuntungan finansial.
5. Sikap terhadap batu akik dengan jumlah kepemilikan batu akik
Tabel 44
Kategori Jumlah terhadap Kepemilikan Batu Akik dengan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori Jumlah Kepemilikan Batu
Akik
Kategori Sikap
Cenderung
Rendah
Cenderung
Tinggi Total
3 atau kurang 18 14 32
21,4% 16,7% 38,1%
4 sampai 9 14 10 24
16,7% 11,9% 28,6%
di atas 9 14 14 28
16,7% 16,7% 33,3%
Total 46 38 84
54,8% 45,2% 100,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dari tabel di atas, maka secara singkat dapat dilihat bahwa semakin positif
sikap terhadap batu akik maka akan semakin banyak pula jumlah kepemilikan
batu akik atau sebaliknya, semakin banyak jumlah batu akik yang dimiliki maka
sikap yang dimiliki akan cenderung positif. Sikap yang positif dapat dikarenakan
subjek merasa dengan memiliki batu akik penampilannya menjadi bertambah
menarik, lebih mudah dalam menjalin relasi sesama pemilik batu akik, maupun
mendapatkan keuntungan ekonomi dari batu akik.
6. Sikap terhadap batu akik dengan waktu kepemilikan batu akik
Tabel 45
Kategori Waktu Kepemilikan Batu Akik dengan Sikap Terhadap Batu Akik
Kategori waktu kepemilikan batu
akik
Kategori Sikap
Cenderung
Rendah
Cenderung
Tinggi Total
sebelum 2013 30 18 48
35,7% 21,4% 57,1%
sejak 2013 hingga 2015 16 20 36
19,0% 23,8% 42,9%
Total 46 38 84
54,8% 45,2% 100,0%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum tahun 2013 subjek yang
memiliki batu akik berjumlah 48 subjek .Setelah berkembangnya tren batu akik di
tengah masyarakat pada tahun 2013, banyak subjek memiliki sikap yang positif
pada batu akik dan akhirnya berusaha untuk memiliki batu akik. Oleh karena
itu,sesudah tahun 2013 terdapat 36 subjek yang memiliki batu akik. Hal ini
dikarenakan berkembangnya tren batu akik dan banyaknya informasi terkait batu
akik baik dari media cetak maupun elektronik membuat subjek memiliki penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dan dan evaluasi yang positif terhadap batu akik dan kemudian memutuskan untuk
memiliki batu akik.
F. Pembahasan
Secara keseluruhan sikap yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan
bahwa evaluasi subjek terhadap batu akik cenderung positif. Hal ini dapat dilihat
dari mean empirik sikap (148,15) subjek yang lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai mean teoritik (120). Dari kedua nilai tersebut diperoleh selisih mean sebesar
28,15. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa subjek memberikan evaluasi
positif terhadap batu akik, boleh jadi dalam hal ini sikap menjadi salah satu
prediktor perilaku memakai batu akik.
Seiring berkembangnya tren batu akik di berbagai kalangan masyarakat,
menjadikan batu akik sebagai sebuah topik obrolan yang menarik. Banyak orang
berkerumun dan menjalin komunikasi seputar batu akik. Hal ini dapat ditemui
baik di toko-toko yang menyediakan batu akik, di tukang gosok batu akik,
maupun diberbagai tempat dimana sesama pemilik batu akik bertemu seperti di
warung makan, di pinggir jalan, maupun di lingkungan kerja. Oleh karena itu,
kepemilikan batu akik juga dapat menunjang relasi sosial, di mana seseorang
dapat bertemu dengan orang baru, mempunyai teman-teman baru dan mempererat
relasi dengan teman sesama pemilik batu akik. Dalam penelitian ini, subjek
dengan umur dewasa awal paling banyak memiliki batu akik untuk menunjang
relasi sosial mereka. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan tugas perkembangan
dewasa awal yaitu menjalin relasi yang lebih mantap dengan lingkungan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
(Hurlock, 1980). Dalam hal ini, batu akik digunakan sebagai sarana untuk berelasi
baik dengan teman-teman sebaya maupun teman-teman di lingkungan kerja.
Batu akik dinilai sebagian subjek sebagai salah satu bagian dari budaya.
Dalam hal ini subjek pada dewasa tengah menilai bahwa batu akik merupakan
bagian dari budaya. Pada masa ini seseorang telah mencapai kematangan logika,
dimana ia dapat mengolah berbagai macam informasi dengan logis. Sikap sendiri
dipengaruhi oleh pandangan orang mengenai hubungan logis yang mendasari
sikap (Maio & Haddock, 2010). Dalam hal ini, batu akik bukan lagi dianggap
sebagai suatu benda yang memiliki unsur mistis ataupun benda yang memiliki
keampuhan tertentu. Oleh karena itu, batu akik dinilai tidak bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan dengan memiliki batu akik merupakan salah satu cara untuk
melestarikan budaya.
Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, subjek dengan pendidikan akhir
menengah atas dan pendidikan tinggi merupakan kelompok subjek yang paling
banyak memiliki batu akik. Hal ini dapat terjadi karena mereka memiliki
kemampuan logika yang cenderung lebih matang dan memiliki kemampuan
mengakses informasi yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang
memiliki tingkat pendidikan dibawahnya.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga memiliki konsekuensi terbuka
lebarnya peluang dalam dunia kerja. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi mempunyai peluang yang lebih besar untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak daripada yang berpendidikan rendah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang akhirnya berdampak pada kemampuan untuk membeli dan memiliki batu
akik.
Tempat seorang individu bekerja menjadi semacam arena persuasi di mana
terjadi saling tukar wacana dan dengan demikian menjadi lahan pembentukan
sikap. Pengaruh di mana seseorang bekerja juga serupa dengan siapa saja teman
sebaya (usia), seberapa tinggi pendidikannya, dan secara khusus dalam hal
konsumsi serta seberapa besar pengeluarannya. Misalnya saja individu yang
mayoritas teman kerjanya menggunakan batu akik juga cenderung akan mencari
informasi mengenai batu akik.
Subjek dengan tingkat kemampuan pengeluaran paling rendah (kurang
dari Rp 600.000) memiliki keunikan tersendiri terkait kepemilikan batu akik.
Mereka memiliki ekspektasi atau harapan bahwa batu akik dapat mendatangkan
keuntungan finansial. Terkait berkembangnya tren batu akik, pada saat ini batu
akik menjadi salah satu komoditas yang paling banyak dicari/dikonsumsi oleh
masyarakat. Oleh karena itu, harga yang dimiliki batu akik menjadi meningkat.
Batu akik kemudian oleh beberapa subjek dinilai sebagai sebuah benda yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dalam hal ini subjek memiliki ekspektasi
atau harapan bahwa batu akik dapat mendatangkan keuntungan finansial
(Ajzen,2001). Banyaknya penyedia batu akik baik berupa bahan membuat batu
akik mudah untuk diperoleh. Harga batu akik yang masih berupa bahan cenderung
lebih murah, dan apabila sudah diolah akan memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Banyaknya orang yang tertarik untuk memiliki batu akik, membuat batu
akik mudah untuk dipasarkan. Pemasaran batu akik sendiri dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
melalui komunitas penggemar batu akik. Selain batu akik sendiri, usaha
penggosokan batu akik dan benda-benda pelengkap batu akik seperti emban juga
dapat mendatangkan keuntungan.
Akhirnya, dapat disimpulkan hubungan antara sikap dan perilaku
dipengaruhi oleh harapan individu untuk mencapai tujuan tertentu yang menjadi
prioritas dalam kehidupannya, meskipun sesungguhnya, banyak prioritas hidup
yang perlu dipertanyakan kembali secara kritis (Rosenberg, 1956). Dalam hal ini,
apakah batu akik benar-benar menjadi suatu hal yang layak untuk dijadikan
prioritas, ataukah terdapat hal-hal lain yang harus lebih mendapatkan prioritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa subjek memiliki sikap yang cenderung positif terhadap batu akik. Hal
ini disebabkan perbedaan mean empirik (148,15) dengan mean teoritik (120),
di mana mean empirik memiliki nilai yang lebih besar daripada mean teoritik.
Kesimpulan ini juga diperoleh berdasarkan hasil perhitungan pada
masing-masing komponen sikap, dengan hasil yang menunjukkan nilai mean
empirik pada setiap komponen sikap lebih tinggi daripada nilai teoritiknya.
Selain itu, perhitungan nilai empirik pada tiap-tiap aspek objek sikap juga
memiliki nilai mean empirik yang juga lebih tinggi dibandingkan nilai
teoritiknya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap terhadap batu akik pada
pemilik batu akik, ada 2 saran yang dapat diberikan:
1. Bagi Pemilik Batu Akik
Bagi para pemilik batu akik, selain pertimbangan sikap yang positif
pada batu akik diharapkan juga mempertimbangkan kemampuan
pengeluaran dalam kepemilikan batu akik. Pertimbangan ini perlu
dilakukan mengingat batu akik bukan merupakan kebutuhan pokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dengan kata lain, memiliki batu akik secara wajar sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dibuat dengan waktu yang terbatas, oleh karena itu
cakupan wilayah dalam proses pengumpulan data masih relatif sempit.
Bagi peneliti selanjutnya, akan lebih baik apabila penelitian dilakukan
dalam waktu yang lebih panjang dan dengan cakupan subjek yang lebih
luas lagi sehingga didapatkan subjek yang lebih bervariasi.
Penelitian ini membuka wacana baru mengenai batu akik di
Indonesia. Bukan semata-mata lalu batu akik dijadikan fetis (jimat),
namun di balik itu muncul banyak aspek seperti aspek ekonomi yang
menarik untuk diteliti secara psikologis yaitu bagaimana ekonomi dan
psikologis ini saling berbaur. Misalnya, dalam penelitian ini, salah satu
hasil yang didapatkan adalah sebagian besar subjek yang memiliki batu
akik merupakan mereka yang memiliki kemampuan pengeluaran kurang
dari Rp 600.000. Lantas, penelitian selanjutnya secara spesifik bisa
mengaitkan sikap dengan kemampuan finansial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Adams, R.C. (1989) Social survey methods for mass media research. New Jersey:
Lawrence Erlbaum.
Ajzen, I. (2001). Nature and operation of attitudes. Annu. Rev. Psychol., 52, 27–
58.
Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behaviour. Berkshire: Open
University Press.
Allport, G.W. (1954). Handbook of social psychology. G. Lindzey (ed.), New
York: Adison-Wesley.
Andreasen, A. (1965). Attitude and Customer Behaviour: A Decision Model.
Dalam L. Preston (Eds.) New Research Marketing, Berkeley, California:
Institute of Business and Economic Research.
Azwar, S. (2007). Sikap manusia (Ed. ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi (Ed. ke-2). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Betsch, T., Plessner, H., dan Schallies, E. (2004). The value-account model of
attitude formation. In G. Haddock dan G.R. Maio (eds.). Contemporary
perspectives on the psychology of attitudes. New York: Psychology Press.
Betsch, T., Plessner, H., Schwieren, C., dan Gutig, R. (2001). I like it but I don’t
know why: A value-account approach to implicit attitudes formation,
Personality and Social Psychology Bulletin, 27, 242-253.
Boehnke, K., Lietz, P., Schreier, M., dan Wilhelm, A. (2011). Sampling: The
selection of cases for culturally comparative psychological research,
Matsumoto, D. dan de Vijver, F.J.R. Cross-cultural research methods in
psychology. New York: Cambridge University Press.
Britt, S. H. (1978). Psychological principles of marketing and consumer behavior.
Lexington, MA: Lexington Books.
Cacioppo, J. T., Petty, R. E., dan Geen, T. R. (1989). Attitude structure and
function: From the tripartite to the homeostasis model of attitudes. Dalam
A. R. Pratkanis, S. J. Breckler, dan A. G. Greenwald (Eds.), Attitude
structure and function. New Jersey: Erlbaum.
Clark-Carter, D. (2010). Quantitative psychological research: The complete
student’s companion (eds. ke-3). New York: Psychology Press.
Dawes, R.M., Singer, D., dan Lemons, F. (1972). An experimental analysis of the
contrast effect and its implications for intergroup communication and the
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
indirect assesment of attitude, Journal of Psychology and Social
Psychology, Vol.21, No.3, 281-295.
Devos, T. (2008). Implicit attitudes 101: Theoretical and empirical insights.
Radmila Prislin dan William D. Crano (eds.). Attitudes and attitude
change. New York: Psychology Press.
Eagly, A.H. dan Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Orlando:
Harcourt Brace.
Eagly, A. H., dan Chaiken, S. (1998). Attitude structure and function. Dalam D.
T. Gilbert, S. T. Fiske, dan G. Lindzey (Eds.), The handbook of social
psychology (4th ed). Volume 1. New York: Oxford University Press.
Fazio, R. H. (2000). Accessible attitudes as tools for object appraisal: Their costs
and benefits. Dalam G. R. Maio, dan J. M. Olson (Eds.), Why we evaluate:
Functions of attitudes. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Forgas, J.P. (2008). The role of affect and attitudes change. Radmila Prislin dan
William D. Crano (eds.). Attitudes and attitude change. New York:
Psychology Press.
Greenwald, A. G. (1989). Why attitudes are important: Defining attitude and
attitude theory 20 years later. Dalam A. R. Pratkanis, S. J. Breckler, dan A.
G. Greenwald (Eds.), Attitude structure and function. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates.
Herek, G. M. (1986). The instrumentality of attitudes: Toward a neofunctional
theory. Journal of Social Issues, 42(2), 99-114.
Herek, G. M. (1987). Can functions be measured? A new perspective on the
functional approach to attitudes. Social Psychology Quarterly, 50(4), 285-
303.
Herek, G. M. (2000). The social construction of attitudes: Functional consensus
and divergence in the U.S. public’s reactions to AIDS. Dalam G. R. Maio,
dan J. M. Olson (Eds.), Why we evaluate: Functions of attitudes. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Hurlock E. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Insko, C. A. (1967). Theories of attitude change. New York: Appleton-Century-
Crofts.
Kahle, L. R. (1984). Attitude and social adaptation: A person-situation
interaction approach. New York: Pergamon Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Katz, D. (1960). The functional approach to study of attitudes. Public Opinion
Quarterly, 24(2), 163-204.
Lavine, H., dan Snyder, M. (1996). Cognitive processing and the functional
matching effect in persuasion: The mediating role of subjective
perceptions of message quality. Journal of Experimental Social
Psychology, 32(6), 580-604.
Locander, W., dan Spivey, W. (1978). A functional approach to attitude
measurement. Journal of Marketing Research, 15(4), 576-587.
Lutz, R. J. (1991). The role of attitude theory in marketing. Dalam H. H.
Kassarjian dan T. S. Robertson (Eds.), Perspectives in consumer behavior
(4th ed). New Jersey: Prentice Hall.
Maio, G.R. dan Haddock, G. (2010). The psychology of attitudes and attitude
change. London: Sage.
McGuire, W. J. (1969). The nature of attitudes and attitude change. Dalam G.
Lindsay dan E. Aronson (Eds.), The handbook of social psychology (2nd
ed., Vol. 3). Reading, MA: Addison-Wesley.
Newcomb, T.M. (1964). A dictionary of the social sciences. J. Gould and W.L.
Kolb (eds.). London: Tavistock.
Petty, R.E. dan Cacciopo, J.T. (1981). Attitudes and persuasion: Classic and
contemporary approaches. Dubuque: Brown.
Rosenberg, M. J. (1956). Cognitive structure and attitudinal affect. The Journal of
Abnormal and Social Psychology, Vol 53(3), 367-372.
Rudman, L.A. (2004). Sources of implicit attitudes. Psychological Science,13 no.
2, 79-82.
Shavitt, S. (1989). Operationalizing functional theories of attitude. Dalam A. R.
Pratkanis, S. J. Breckler, dan A. G. Greenwald (Eds.), Attitude structure
and function. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Shavitt, S. (1990). The role of attitude objects in attitude functions. Journal of
Experimental Social Psychology, 26, 124-148.
Smith, M. B., Bruner, J. B., dan White, R. S. (1956). Opinions and personality.
New York: Wiley.
Spivey, W. A., Munson, J. M., dan Locander, W.B. (1983). Improving the
effectiveness of persuasive communications: Matching message with
functional profile. Journal of Business Research, 11(2), 257-269.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Penerbit USD.
Tesser, A., dan Shaffer, D. R. (1990). Attitudes and attitude change. Annual
Review of Psychology, 41,479-523.
Wright, P. (1973). The free processes mediating acceptance of advertising.
Journal of Marketing Research, 10(1), 53-62.
Afrianti Desy. (2015). Pria Asal Pamulang Ini Kenakan 70 Batu Akik di Sekujur
Tubuh. Diunduh 15 Juni 2015. http://megapolitan.kompas.com/read/ 2015
/06/14/22082121/Pria.Asal.Pamulang.Ini.Kenakan.70.Batu.Akik.di.Sekuju
r.Tubuh
Akbar Rus. (2015). Ada Batu Akik Berlafadz “Allah”& “Muhammad” di
Bukittinggi. Diunduh 15 Juni 2015. http://news.okezone.com/read
/2015/06/14/340/1165074/ada-batu-akik-berlafadz-allah-muhammad-di bu
kit tinggi.
Gustaman Y. (2015). Hasil Lelang Dua Batu Akik Bupati Kulon Progo Dipakai
Bedah Rumah Warga Miskin. Diunduh 15 Juni 2015.
http://www.tribunnews.com/regional/2015/06/15/hasil-lelang-dua-batu-ak
ik-bupati-kulonprogo-dipakai-bedah-rumah-warga-miskin
Hermawan Bayu. (2015). Pemulung Nekat Curi Kabel untuk Beli Batu Akik.
Diunduh 20 Maret 2015. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional
/daerah/15/03/02/nkl159-pemulung-nekat-curi-kabel-untuk-beli-batu-akik
Lutfie Ahmad. (2015). Diunduh 17 April 2015. Demam Akik, Batu Makam
Bagong Kussudiardja Dicuri. http://krjogja.com/read/256305/demam-akik-
batu-makam-bagong-kussudiardja-dicuri.kr
Ranti F. (2015). Satpol PP Manado Bernasib Tragis! Batu Akik Penjemput Maut.
Diunduh 15 Juni 2015. http://manado.tribunnews.com/2015/06/14/satpol-
pp-manado-bernasib-tragis-batu-akik-penjemput-maut
Waskita F. (2015). Batu Akik Fadli Zon Seberat 70 Kg Berdiameter 50 cm Jadi
“Rebutan” Pengunjung Pameran. Diunduh 11 Juni 2015.
http://www.tribunnews.com/nasional/2015/06/09/batu-akik-fadli-zon-sebe
rat -70-kg-berdiameter-50-cm-jadi-rebutan-pengunjung-pameran
Winarno H. (2015). Gandrung Batu Akik, Antara Mode dan Gaib. Diunduh 11
Agustus 2015. http://makassar.tribunnews.com/2015/01/09/betulkah-
cincin-batu-punya-kekuatan-gaib-dan-sembuhkan-sakit-baca-ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
PENGGALIAN ASPEK
TERKAIT BATU AKIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Penggalian aspek terkait batu akik
Apa sajakah keuntungan yang ada rasakan dengan memiliki batu akik?
No. Keuntungan Jumlah Keterangan
1 Menambah percaya diri 15 Aspek Penampilan
2 Sebagai Investasi 9 Aspek Ekonomi
3 Mengikuti lifestyle 9 Aspek Penampilan
4 Sebagai hobi 7 Aspek Hobi
5 Sebagai perhiasan 6 Aspek Penampilan
6 Merasa senang 6 Lain-lain
7 Menambah teman 5 Aspek Relasi Sosial
8 Mendukung penampilan 4 Aspek Penampilan
9 Menambah wawasan 3 Aspek Relasi Sosial
10 Keindahan 3 Aspek Koleksi Hobi
11 Menambah penghasilan 3 Aspek Ekonomi
12 Menambah wibawa 2 Aspek Penampilan
13 Terlihat lebih dewasa 2 Aspek Penampilan
14 Merasa puas 2 Lain-lain
15 Menarik perhatian 2 Aspek Penampilan
16 Lebih maskulin 2 Aspek Penampilan
17 Menambah kharisma 1 Aspek Penampilan
18 Menambah rasa hormat 1 Aspek Penampilan
19 Merasa bahagia 1 Lain-lain
20 Bernilai ekonomis 1 Aspek Ekonomi
21 Potensi SDA 1 Aspek Ekonomi
22 Biasa saja 1 Lain-lain
23 Tidak ada 1 Lain-lain
Total 86
Apa sajakah kerugian yang anda rasakan dengan memiliki batu akik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No. Kerugian Jumlah Keterangan
1 Tidak ada 19 Lain-lain
2 Menambah pengeluaran 13 Aspek Ekonomi
3 Harga yang mahal 3 Aspek Ekonomi
4 Lupa waktu 2 Aspek Hobi
5 Cenderung sombong 2 Aspek Hobi
6 Merasa terganggu bila dipakai saat
beraktifitas
2 Aspek Penampilan
7 Tidak bisa menahan keinginan untuk beli
lagi
1 Aspek Ekonomi
8 Rugi finansial bila kualitas tidak sesuai 1 Aspek Ekonomi
9 Memerlukan waktu untuk merawat batu 1 Aspek Hobi
10 Merasa malu apabila terdapat orang lain
yang memiliki batu akik yang lebih bagus
1 Aspek Relasi Sosial
11 Disangka syirik 1 Aspek Budaya
12 Dianggap kuno 1 Aspek Penampilan
13 Merasa terbawa tren 1 Aspek Penampilan
14 Terlihat seperti laki-laki 1 Aspek Penampilan
15 Adanya batu palsu 1 Lain-lain
16 Dicuri 1 Lain-lain
17 Tidak menuruti mode 1 Aspek Penampilan
18 Merasa tidak masalah dalam
menghabiskan waktu
1 Aspek Hobi
19 Merasa tidak masalah dalam
mengeluarkan uang
1 Aspek Hobi
20 Tidak perlu merawat batu 1 Aspek Hobi
21 Bersemanagt mencari asal batu 1 Aspek Hobi
22 Semua senang 1 Lain-lain
23 Tidak tahu 1 Lain-lain
Total 58
Apa sajakah yang terlintas dalam pikiran anda saat memiliki batu akik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No. Keyakinan/beliefs Jumlah Keterangan
1 Senang 10 Lain-lain
2 Keindahan 7 Aspek Hobi
3 Trend/Lifestyle 7 Aspek Penampilan
4 Bangga 6 Lain-lain
5 Bernilai seni 4 Aspek Budaya
6 Percaya diri 4 Aspek Penampilan
7 Menarik 4 Aspek Penampilan
8 Bagus 4 Lain-lain
9 Keren 3 Aspek Penampilan
10 Ingin memiliki lagi 3 Aspek Hobi
11 Hobi koleksi 3 Aspek Hobi
12 Peluang bisnis 3 Aspek Ekonomi
13 Berharga 2 Aspek Ekonomi
14 Perhiasan 2 Aspek Penampilan
15 Diperhatikan orang lain 2 Aspek Penampilan
16 Prestise 1 Lain-lain
17 Gengsi 1 Lain-lain
18 Merasa dihargai 1 Aspek Penampilan
19 Mantap 1 Lain-lain
20 Istimewa 1 Lain-lain
21 Cantik 1 Aspek Penampilan
22 Unik 1 Aspek Penampilan
23 Seperti dukun 1 Aspek Penampilan
24 Terlihat tambah dewasa 1 Aspek Penampilan
25 Asyik 1 Lain-lain
26 Merasa lebih 1 Aspek Penampilan
27 Mensyukuri nikmat Tuhan 1 Aspek Budaya
28 Melestarikan budaya 1 Aspek Budaya
29 Kebutuhan rohani 1 Aspek Budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
30 Mistis 1 Aspek Budaya
31 tidak percaya khodam/khasiat batu 1 Aspek Budaya
32 Investasi 1 Aspek Ekonomi
33 Keuntungan 1 Aspek Ekonomi
34 Banyak yang suka 1 Aspek Penampilan
35 Banyak jenisnya 1 Lain-lain
36 Biasa saja 1 Lain-lain
37 Tidak ada 1 Lain-lain
Total 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
SKALA SIKAP TERHADAP BATU AKIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Yogyakarta, Juni 2015
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu/Saudara yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dengan hormat, saya :
Nama : Indra Hermawan
NIM : 089114062
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma
Memohon kesediaan bapak/ibu/saudara sekalian untuk membantu saya
mengisi skala penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai
mahasiswa. Oleh karena itu, saya mohon bapak/ibu/saudara untuk memberikan
tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini.
Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiannya. Oleh sebab itu,
saya berharap agar jawaban yang diberikan sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda
untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
(Indra Hermawan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala
ini dengan suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak
tertentu, demi terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan adalah murni dari apa yang saya
alami dan bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya mengijinkan penggunaan jawaban yang saya berikan tersebut sebagai
data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.
………………, Juni 2015
Menyetujui,
………………………….
(tanda tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
IDENTITAS DIRI
Pada bagian ini, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk mengisikan data
diri Bapak/ibu/Saudara. Data diri Bapak/Ibu/Saudara akan dirahasiakan,
sehingga dimohon untuk mengisi dengan sungguh-sungguh sesuai keadaan
Bapak/Ibu/Saudara. Mohon untuk tidak mengosongkan bagian pengisian
diri.
Identitas Diri (Identitas Bapak/Ibu/Saudara akan dirahasiakan)
Inisial : ………………………………….
No telepon/HP : ………………………………….
Umur : ………………………………….
Pendidikan terakhir : …………………………………..
Pekerjaan : …………………………………..
Jumlah batu akik yang dimiliki : …………………………………..
Memiliki batu akik sejak tahun : …………………………………..
Pendapatan/ Uang Saku : (silahkan lingkari yang sesuai)
a. Kurang dari Rp 600.000
b. Rp 600.001 – Rp 1.000.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 1.800.000
d. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000
e. Lebih dari Rp 3.000.001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat 60 buah pernyataan, bacalah dan pahami setiap
pernyataan tersebut dengan seksama. Berikanlah tanda centang atau cek
list (√) di dalam kotak yang telah tersedia, yaitu:
SS : Bila Bapak/Ibu/Saudara “Sangat Setuju” dengan
pernyataan tersebut.
S : Bila Bapak/Ibu/Saudara “Setuju” dengan pernyataan
tersebut.
TS : Bila Bapak/Ibu/Saudara “Tidak Setuju” dengan
pernyataan tersebut.
STS : Bila Bapak/Ibu/Saudara “Sangat Tidak Setuju” dengan
pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai
dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara sendiri. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
merupakan cerminan diri Bapak/Ibu/Saudara sendiri.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya memiliki keadaan keuangan yang cukup √
Ketika Bapak/Ibu/Saudara keliru dalam memberikan tanda centang
(√), maka Bapak/Ibu/Saudara dapat mengganti jawaban dengan
memberikan tanda (√).
Contoh koreksi:
Pernyataan SS S TS STS
Saya memiliki keadaan keuangan yang cukup √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Memiliki batu akik dapat memberikan
keuntungan ekonomi
2 Batu akik merupakan benda yang pantas untuk
dikoleksi
3 Saya menjelaskan pada orang-orang bahwa batu
akik memiliki nilai positif
4 Saya senang berkenalan dengan teman-teman
baru sesama penyuka batu akik
5 Saya melepas batu akik karena merasa malu
6 Saya senang melihat orang lain tertarik pada
batu akik
7 Saya merasa minder apabila harus memakai batu
akik di hadapan banyak orang
8 Batu akik mewakili ciri khas daerah tertentu
9 Saya menjual kembali batu akik untuk
mendapatkan keuntungan
10 Saya akan menambah koleksi batu akik saya
11 Saya membenci batu akik karena memiliki unsur
mistis
12 Batu akik membuat seseorang bertambah
kenalan
13 Memiliki batu akik bertentangan dengan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
agama
14 Saya puas dengan koleksi batu akik saya
15 Saya bahagia jika mampu menjelaskan nilai
positif batu akik
16 Orang yang memakai batu akik terlihat
kampungan
17 Saya mempromosikan batu akik sebagai ciri
khas budaya
18 Memiliki batu akik memboroskan uang
19 Saya senang bila mampu mendapatkan
keuntungan dari menjual batu akik
20 Saya merasa beberapa orang menjauhi saya
karena memakai batu akik
21 Saya bangga saat memiliki banyak koleksi batu
akik
22 Saya berusaha mencari ke mana saja untuk
menambah koleksi batu akik
23 Saya mendekati kenalan yang memiliki batu akik
24 Memiliki batu akik memberikan kerugian
ekonomi
25 Orang yang memakai batu akik terlihat kuno
26 Saya berusaha mengolah batu akik untuk bisa
dijual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
27 Memiliki batu akik merupakan perbuatan syirik
28 Saya puas bila memiliki berbagai jenis batu akik
yang dapat dijual kembali
29 Saya merasa malu bila memakai batu akik
30 Batu akik membuat relasi makin akrab
31 Saya marah karena orang-orang mengambil
keuntungan dari penjualan batu akik
32 Dengan memiliki batu akik, seseorang turut serta
melestarikan budaya
33 Saya berusaha menjelaskan bahwa batu akik
bertentangan dengan nilai agama
34 Saya bangga saat bisa memakai batu akik
35 Batu akik menjauhkan seseorang dari teman-
teman dekat yang tidak sehobi
36 Saya takut memakai batu akik karena dianggap
syirik
37 Mengkoleksi batu akik adalah hal yang sia-sia
38 Seseorang mengkoleksi batu akik karena nilai
seninya
39 Saya menolak menjual batu akik meskipun
mendatangkan banyak uang
40 Saya menghubungi teman sesama penyuka batu
akik saat mencari batu akik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
41 Saya mengingatkan teman yang mengkoleksi
batu akik secara berlebihan
42 Saya senang mendapatkan teman baru sesama
penggemar batu akik
43 Saya menghindar saat teman saya datang
menawarkan batu akik
44 Orang yang memakai batu akik terlihat
tampan/cantik
45 Saya sudah bosan dengan koleksi batu akik saya
46 Saya kecewa melihat orang lain mendapatkan
keuntungan dari menjual batu akik
47 Saya berusaha menjelaskan bahwa batu akik
adalah benda syirik
48 Orang yang memakai batu akik terlihat keren
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN
HASIL UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
1. Reliabilitas Uji Coba Sebelum Seleksi Aitem
Gambaran Aitem dan Reliabilitas Sebelum Seleksi Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,890 60
2. Korelasi Item Total Sebelum Seleksi Aitem
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
aitem1 176,0500 205,133 ,510 ,885
aitem2 176,3167 219,881 -,110 ,893
aitem3 175,6833 210,661 ,440 ,887
aitem4 175,8333 211,599 ,354 ,888
aitem5 175,7500 212,191 ,379 ,888
aitem6 175,7000 211,637 ,289 ,889
aitem7 175,7167 211,529 ,466 ,887
aitem8 175,9000 213,278 ,182 ,890
aitem9 175,6333 209,456 ,518 ,886
aitem10 175,7500 209,852 ,352 ,888
aitem11 176,0333 209,084 ,355 ,888
aitem12 176,4833 220,390 -,117 ,895
aitem13 175,8167 210,423 ,491 ,887
aitem14 175,5667 210,080 ,453 ,887
aitem15 175,7667 211,741 ,332 ,888
aitem16 176,5167 224,152 -,310 ,896
aitem17 175,6833 210,762 ,434 ,887
aitem18 175,8500 212,808 ,309 ,888
aitem19 175,9000 211,210 ,343 ,888
aitem20 175,5167 210,898 ,413 ,887
aitem21 175,8167 212,729 ,244 ,889
aitem22 175,8333 211,429 ,271 ,889
aitem23 176,1833 210,796 ,264 ,889
aitem24 175,9500 207,506 ,410 ,887
aitem25 175,8667 207,236 ,514 ,886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
aitem26 175,6333 206,880 ,486 ,886
aitem27 175,8667 210,050 ,404 ,887
aitem28 176,2333 210,487 ,330 ,888
aitem29 176,1833 208,966 ,480 ,886
aitem30 175,5833 211,806 ,469 ,887
aitem31 175,4667 208,490 ,521 ,886
aitem32 176,0667 210,809 ,293 ,889
aitem33 175,5333 208,829 ,451 ,887
aitem34 176,0000 211,932 ,274 ,889
aitem35 175,6333 211,253 ,431 ,887
aitem36 175,8000 210,705 ,431 ,887
aitem37 175,6500 207,994 ,470 ,886
aitem38 175,5500 206,964 ,532 ,886
aitem39 175,9000 216,125 ,068 ,891
aitem40 175,8167 210,661 ,380 ,887
aitem41 175,9167 209,671 ,437 ,887
aitem42 175,6667 207,819 ,504 ,886
aitem43 175,6500 207,452 ,479 ,886
aitem44 175,8000 214,603 ,162 ,890
aitem45 175,6167 210,173 ,441 ,887
aitem46 175,4333 207,673 ,495 ,886
aitem47 175,9167 208,959 ,406 ,887
aitem48 175,9000 213,075 ,326 ,888
aitem49 175,8167 204,525 ,619 ,884
aitem50 175,7667 211,470 ,411 ,887
aitem51 175,8333 211,701 ,331 ,888
aitem52 176,1000 211,108 ,284 ,889
aitem53 176,1833 213,169 ,207 ,890
aitem54 176,7167 221,325 -,174 ,894
aitem55 175,7833 214,071 ,293 ,889
aitem56 176,3667 219,151 -,073 ,893
aitem57 175,7833 210,918 ,461 ,887
aitem58 175,7667 207,301 ,401 ,887
aitem59 176,1333 216,321 ,072 ,891
aitem60 175,9667 207,931 ,452 ,886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
3. Reliabilitas Uji Coba Setelah Seleksi Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,918 48
4. Korelasi Item Total Setelah Seleksi Aitem
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Aitem1 144,1667 192,311 ,515 ,915
Aitem2 143,8000 196,908 ,498 ,916
Aitem3 143,9500 198,286 ,380 ,917
Aitem4 143,8667 199,033 ,397 ,917
Aitem5 143,8167 198,491 ,301 ,918
Aitem6 143,8333 197,667 ,542 ,916
Aitem7 143,7500 196,597 ,521 ,916
Aitem8 143,8667 196,287 ,387 ,917
Aitem9 144,1500 194,943 ,415 ,917
Aitem10 143,9333 196,775 ,547 ,916
aitem11 143,6833 196,220 ,516 ,916
aitem12 143,8833 198,037 ,379 ,917
aitem13 143,8000 198,061 ,423 ,917
aitem14 143,9667 200,406 ,275 ,918
aitem15 144,0167 198,186 ,351 ,917
Aitem16 143,6333 198,372 ,392 ,917
Aitem17 143,9500 198,014 ,296 ,918
Aitem18 144,0667 196,470 ,334 ,918
Aitem19 143,9833 193,745 ,552 ,915
Aitem20 143,7500 195,411 ,424 ,916
aitem21 143,9833 196,220 ,459 ,916
aitem22 144,3500 196,231 ,398 ,917
aitem23 144,3000 196,010 ,489 ,916
Aitem24 143,7000 198,688 ,488 ,916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Aitem25 143,5833 196,722 ,460 ,916
Aitem26 144,1833 197,847 ,298 ,918
Aitem27 143,6500 196,299 ,436 ,916
Aitem28 144,1167 198,478 ,302 ,918
Aitem29 143,7500 198,258 ,440 ,916
Aitem30 143,9167 197,637 ,444 ,916
aitem31 143,7667 195,334 ,464 ,916
aitem32 143,6667 193,107 ,590 ,915
Aitem32 143,9333 197,284 ,409 ,917
Aitem34 144,0333 196,541 ,454 ,916
Aitem35 143,7833 195,461 ,481 ,916
Aitem36 143,7667 195,979 ,415 ,917
Aitem37 143,7333 197,046 ,458 ,916
Aitem38 143,5500 194,692 ,507 ,916
Aitem38 144,0333 196,372 ,394 ,917
Aitem40 144,0167 199,779 ,351 ,917
aitem41 143,9333 191,792 ,622 ,914
Aitem42 143,8833 198,579 ,412 ,917
Aitem43 143,9500 198,319 ,359 ,917
Aitem44 144,2167 198,512 ,271 ,918
Aitem45 143,9000 201,753 ,242 ,918
Aitem46 143,9000 198,905 ,401 ,917
Aitem47 143,8833 193,800 ,432 ,917
Aitem4 144,0833 195,569 ,431 ,916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN
UJI T
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Uji Korelasi Sikap dengan Komponen Sikap dan Aspek Sikap
Korelasi
Spearman
Komponen
Kognitif
Komponen
Afektif
Komponen
Konatif
Aspek
Ekonomi
Aspek
Penampilan
Aspek
Relasi
Sosial
Aspek
Hobi
Aspek
Budaya
Koefien
Korelasi 0,884** 0,932** 0,856** 0,766** 0,804** 0,849** 0,809** 0,848**
Sig. (2-
tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 84 84 84 84 84 84 84 84
**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed).
6. Uji T Sampel Tunggal Sikap
One-Sample Test
Test Value = 120
t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap_total 19,427 83 ,000 28,15476 25,2723 31,0372
7. Uji T Sampel Tunggal Komponen Afektif One-Sample Test
Test Value = 42.5
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap_Afektif 18,962 83 ,000 10,21429 9,1429 11,2857
8. Uji T Sampel Tunggal Komponen Kognitif One-Sample Test
Test Value = 45
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap_Kognitif 22,863 83 ,000 12,28571 11,2169 13,3545
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
9. Uji T Sampel Tunggal Komponen Konatif One-Sample Test
Test Value = 32.5
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap_Konatif 10,673 83 ,000 5,65476 4,6010 6,7085
10. Uji T Sampel Tunggal Aspek Ekonomi One-Sample Test
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek_Ekonomi 4,475 83 ,000 2,17857 1,2103 3,1468
11. Uji T Sampel Tunggal Aspek Penampilan One-Sample Test
Test Value = 20
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek_Penampilan 15,326 83 ,000 4,85714 4,2268 5,4875
12. Uji T Sampel Tunggal Aspek Relasi Sosial One-Sample Test
Test Value = 22.5
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek_RelasiSosial 16,833 83 ,000 5,26190 4,6402 5,8836
13. Uji T Sampel Tunggal Aspek Hobi One-Sample Test
Test Value = 20
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Aspek_Hobi 17,600 83 ,000 4,47619 3,9704 4,9820
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
14. Uji T Sampel Tunggal Aspek Budaya One-Sample Test
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Aspek_Budaya 21,955 83 ,000 8,88095 8,0764 9,6855
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN
CROSSTAB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
15. Kategori_Umur * Kategori_Sikap Crosstabulation
Count
Kategori_Sikap Total
"Cenderung
Rendah"
"Cenderung
tinggi"
Kategori_Umur "Dewasa Awal" 28 31 59
"Dewasa Madya/Akhir" 18 7 25
Total 46 38 84
16. Kategori_Pendidikan * Kategori_Sikap Crosstabulation
Count
Kategori_Sikap Total
"Cenderung
Rendah"
"Cenderung
tinggi"
Kategori_Pendidikan
Pendidikan Dasar 1 1 2
Pendidikan Menengah
Pertama 1 2 3
Pendidikan Menengah Atas 22 19 41
Pendidikan Tinggi 22 16 38
Total 46 38 84
17. Kategori_Pekerjaan * Kategori_Sikap Crosstabulation
Count
Kategori_Sikap Total
"Cenderung
Rendah"
"Cenderung
tinggi"
Kategori_Pekerjaan
Belum Bekerja 5 6 11
Wiraswasta 11 6 17
Karyawan Swasta 21 20 41
Pegawai Pemerintah 9 6 15
Total 46 38 84
18. Kategori_Pengeluaran * Kategori_Sikap Crosstabulation
Count
Kategori_Sikap Total
"Cenderung
Rendah"
"Cenderung
tinggi"
Kategori_Pengeluaran
< IDR 600K 14 14 28
IDR 601K-1000K 5 7 12
1001K-1800K 13 8 21
IDR 1801K-3000K 9 6 15
> IDR 3001K 5 3 8
Total 46 38 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
19. Kategori_Jumlah_Akik * Kategori_Sikap Crosstabulation
Count
Kategori_Sikap Total
"Cenderung
Rendah"
"Cenderung
tinggi"
Kategori_Jumlah_Akik
3 atau kurang 18 14 32
4 sampai 9 14 10 24
di atas 9 14 14 28
Total 46 38 84
20. Kategori_Tahun_Mengenal_Akik * Kategori_Sikap
Crosstabulation
Count
Kategori_Sikap Total
"Cenderung
Rendah"
"Cenderung
tinggi"
Kategori_Tahun_Mengenal_
Akik
sebelum 2013 30 18 48
sejak 2013 hingga 2015 16 20 36
Total 46 38 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended