View
546
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
HUBUNGAN PEMAHAMAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Oleh
YENI ZURAIDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan DaerahJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2011
ABSTRAK
HUBUNGAN PEMAHAMAN KOSAKATA DAN KEMAMPUANMEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS
X SMA NEGERI 16 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
YENI ZURAIDA
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah hubungan pemahaman kosakata
dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X SMA Negeri 16
Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara
pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun
pelajaran 2010/2011 berjumlah 200 orang. Sampel penelitian ini sebesar 20% dari
jumlah populasi sehingga jumlah sampel 40 orang. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data variabel pemahaman koskaata dan variabel
kemampuan membaca pemahaman adalah berbentuk tes objektif. Pada uji coba
instrumen, penulis menguji validitas dengan menggunakan rumus korelasi
product moment dan reliabilitas dengan rumus K-R 21. Untuk pengujian hipotesis,
penulis memakai rumus korelasi product moment yang penghitungannya
menggunakan program SPSS.12.0 for Windows.
Berdasarkan hasil analisis data teruji bahwa r hitung lebih besar (>) dari r tabel,
yaitu 0,806 > 0,312 (hasil dari intervolasi pada taraf kebermaknaan α=0,05
dengan n=40). Dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak, atau juga dapat
dilihat dari probabilitas (sig. 2-tailed) yaitu 0,000 kurang dari (<) 0,05.
Berdasarkan hasil penghitungan ini dapat disimpulkan ada hubungan antara
pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman. Besarnya nilai r
=0,806 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi, maka hubungan
antara pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman adalah
termasuk dalam kategori kuat.
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MEMMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama Mahasiswa : Yeni Zuraida
No. Pokok Mahasiswa : 0743041044
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI1. Komisi Pembimbing
Dr. Siti Samhati, M.Pd. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.NIP 19620829 198803 2 001 NIP 19620203 198811 1 001
2. Ketua JurusanPendidikan Bahasa dan Seni
Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 19480421 197803 1 004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Siti Samhati, M.Pd. ………………….
Sekretaris : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ………………….
PengujiBukan Pembimbing : Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. ………………….
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 4 Juli 2011
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 Maret 1987, anak pertama
dari dua bersaudara, puteri dari Bapak Achmad Yani dan Ibu Nina Mulyani.
Pendidikan yang telah penulis tempuh adalah Taman Kanak-kanak Kartika Jaya
diselesaikan pada tahun 1993. Sekolah Dasar Negeri 02 Tanjung Gading
diselesaikan pada tahun 1999. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 2002. Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 2005.
Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur (Non-SPMB). Pada
tahun 2010 semester 6 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke
Yogyakarta, Semarang, dan Bali. Pada tahun 2011 semester genap, penulis
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Budaya Bandar
Lampung.
MOTO
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta
pertolongan”(Q.S. An Nahl: 53)
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.
(Kahlil Gibran)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah diberikan
Allah Subhanahuwataalla penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada
orang-orang yang terkasih berikut ini.
1. Bapak Achmad Yani dan Ibu Nina Mulyani tercinta yang telah mengasuh,
membesarkan, mendidik, serta selalu berdoa dan menanti keberhasilanku.
2. Suamiku tercinta Arief Fakhrudin, S.Sos. yang selalu mencintai dan menjadi
imamku.
3. Anakku tersayang Naila Khansa Arkana Fakhrudin yang selalu menjadi
penyemangatku.
4.
5. Bapak Hairuddin, S.Sos. dan Ibu Aini Nur, S.Pd., M.M. tercinta yang selalu
berdoa dan menanti keberhasilanku.
6. Adik-adikku tersayang: Keni, Deni, Nadia, Tasya.
7. Seluruh keluargaku yang telah banyak membantu baik moril dan spiritual
serta dorongan dan semangat demi kelancaran studiku.
8. Almamater tercinta yang telah mendewasakan.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwataalla yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai
gelar sarjana pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung.
Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan sekaligus
Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.
2. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu membenahi skripsi ini dengan penuh kepedulian dan kesabaran
hingga skripsi selesai ditulis.
3. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. selaku Penguji Utama yang telah memberikan saran
demi kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini.
4. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah.
5. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu dosen, staf T.U serta karyawan pada Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih untuk semua doa, dukungan, kesabaran,
dan kasih sayang yang telah diberikan pada penulis.
8. Suami dan anakku tercinta, terima kasih untuk semua dukungan, semangat,
dan doanya untuk penulis.
9. Adik-adiku tersayang, terimakasih atas semangat dan doanya.
10. Keluarga besarku yang menantikan kelulusanku dengan memberikan
dorongan, semangat, dan doanya.
11. Sahabat-sahabatku tercinta dan terkasih: Akhmad Yugoyekti, May Dwi
Wijayanto, Reza Pratama, Gustira Putri, S.Pd., Putri Aldila Yulianti, S.P.,
Resi Indres Wari, S.P., Esy Revi, S.Pd., Meti Natapalia, A.Md.
12. Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Bandar Lampung atas izin yang diberikan
pada penulis untuk melakukan penelitian.
13. Lingga Sepitanila, S.Pd., selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMA
Budaya Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
PPL.
14. Teman-teman PPL di SMA Budaya Bandar Lampung, Pupung, Yuliantari,
Nina Apriawati, Ijal, Dewi, Fara, terima kasih buat kenangan indah yang telah
kalian berikan.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi
ini tanpa terkecuali, yang tidak dapat ditulis satu persatu.
Semoga ketulusan dan kebaikan bapak, ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala
dari Allah Subhanahuwataala (amin ya rabbal alamin). Penulis berharap skripsi
dapat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah.
Bandarlampung, Juni 2011
Penulis,
Yeni Zuraida
DAFTAR ISI
HalamanABSTRAK ……………………………………………………………… iLEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. iiiRIWAYAT HIDUP …………………………………………………..... ivMOTTO ………………………………………………………………… vPERSEMBAHAN ……………………………………………………… viKATA PENGANTAR …………………………………………………. viiDAFTAR ISI ………………………………………………………….... xDAFTAR TABEL …………………………………………………….... xiiiDAFTAR GAMBAR ……………………………………………………xiv
I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
I.1 Latar Belakang Masalah ………………………………….... 1I.2 Rumusan Masalah …………………………………………. 4I.3 Tujuan Penelitian ………………………………………….. 4I.4 Manfaat Penelitian …………………………………………. 5I.4.1 Manfaat Teoretis …………………………………………. 5I.4.2 Manfaat Praktis ..…………………………………………… 5I.5 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………..... 6
II. LANDASAN TEORI ………………………………………………. 7
II.1 Hakikat Membaca …………………………………………. 72.1.1 Pengertian Membaca ………….….………………………… 72.1.2 Tujuan Membaca ..………………………..………………… 92.1.3 Jenis-jenis Membaca …………………………………..…….. 112.2 Hakikat Membaca Pemahaman ...…………..……………….. 132.2.1 Tujuan Membaca Pemahaman ………………..……………. 142.2.2 Aspek-Aspek Membaca Pemahaman ………….…………….. 152.3 Hakikat Pemahaman Kosakata ……….…………………… 222.3.1 Semantik dan Kosakata …………………………………….. 232.3.1.1 Sinonim dalam Pemahaman Kosakata ……………………… 232.3.1.2 Antonim dalam Pemahaman Kosakata ……………………… 242.3.1.3 Homonim dalam Pemahaman Kosakata …………………….. 252.3.1.4 Hipernim dan Hiponim dalam Pemahaman Kosakata ………. 262.3.1.5 Polisemi dalam Pemahaman Kosakata ……………………… 272.4 Pemahaman Kosakata ………………………………………. 282.5 Kerangka Pikir Hubungan Antara Pemahaman Kosakata Kemampuan Membaca Pemahaman ……………………….. 282.6 Hipotesis …………………………………………………..... 30
III. METODE PENELITIAN ……………………………………. 31III.1
Metode Penelitian ……………………………………. 31III.2 P
opulasi dan Sampel …………………………………. 32III.2.1 Populasi … …………………………………………….. 32
3.2.2 Sampel ………………………………………………… 33 3.3 Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 34 3.3.1 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……………….. 34 3.3.2 Tes Pemahaman Kosakata ………………………………. 36 3.4 Uji Coba Instrumen ……………………………………. 38 3.4.1 Validitas ……………………………………………….. 38 3.4.1.1 Data Hasil Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata ... 40 3.4.1.2 Data hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman ……………………………………………. 41 3.4.2 Reliabilitas …………………………………………….. 42 3.5 Teknik Analisis Data …………………………………. 44 3.6 Tolok Ukur Penilaian ………………………………….. 45 3.7 Pengujian Persyaratan Analisis Data ………………….. 45 3.7.1 Pengujian Distribusi Normalitas ……………………….. 45 3.7.2 Pengujian Homogenitas ………………………………. 47 3.8 Pengujian Kelinieran ………………………………….. 48 3.9 Pengujian Regresi Linier ………………………………. 49 3.10 Pengujian Hipotesis …………………………………… 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 51
IV.1 Hasil ……………………………………………………… 51
IV.2 Deskripsi Data …………………………………………….. 51
IV.2.1 Data Variabel Pemahaman Kosakata ……………………… 52IV.2.2 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman ………. 534.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ……………………… 55
4.3.1 Pengujian Distribusi Normalitas ….……………………….. 55 4.3.2 Pengujian Homogenitas …..………………………………. 58 4.4 Pengujian Kelinieran …..………………………………….. 59 4.4.1 Pengujian Regresi Linier ….………………………………. 60
4.5 Pengujian Hipotesis …..…………………………………… 61 4.6 Pembahasan ..…………………………………………… 62
4.6.1 Data Variabel Pemahaman Kosakata ……………………… 624.6.2 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman ………. 644.6.3 Hubungan antara Pemahaman kosakata dengan Kemampuan
Membaca Pemahaman ……………………………………... 65 V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……………………. 67
V.1 Simpulan …………………………………………………. 67
V.2 Implikasi ………………………………………………….. 68V.3 Saran ……………………………………………………… 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 70
LAMPIRAN1. INSTRUMEN PENELITIAN2. PENGOLAHAN DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN3. DESKRIPSI DATA PENGUASAAN TANDA BACA DAN
PEMAHAMAN BACAAN4. DISTRIBUSI DATA PENELITIAN5. PENGHITUNGAN PENGUJIAN DATA PENELITIAN6. HASIL KERJA SISWA DAN SURAT KETERANGAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ……..………………………………….. 32Tabel 3.2 Sampel Penelitian …………………………………………… 33Tabel 3.3 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………………………………. 36Tabel 3.4 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Pemahaman Kosakata.. 37Tabel 3.5 Data Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata ……………. 40Tabel 3.6 Data Analisis Butir Soal kemampuan Membaca Pemahaman .. 41Tabel 3.7 Tolok Ukur Penilaian ………………………………………… 45Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi …………………… 50Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Kosakata ….…. 52Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………………………….…… 54Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………. 56Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca pemahaman …………………………. 59Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………. 60Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca pemahaman …………………………. 63Tabel 4.7 Tingkat Pemahaman Kosakata ……………………………….. 61Tabel 4.9 Tingkat kemampuan Membaca Pemahaman ………………… 64
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pemahaman Kosakata ..…. 53Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman ……………………………………………… 55Gambar 4.3 Distribusi Skor Pemahaman Kosakata .………………… 57Gambar 4.4 Distribusi Skor Kemampuan Membaca Pemahaman ……. 58Gambar 4.5 Diagram Persentase Pemahaman Kosakata …………….. 63Gambar 4.6 Diagram Persentase Kemampuan Membaca Pemahaman … 64 Gambar 4.7 Diagram Persentase Kontribusi Pemahaman Kosakata Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman .………….. 66
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu
dimiliki oleh siswa. Melalui membaca siswa bisa mendapatkan informasi, ilmu,
pikiran, gagasan, dan pengalamannya. Salah satu bentuk keterampilan yang
dihasilkan dari membaca adalah siswa memiliki kemampuan membaca
pemahaman. Dalam hal membaca pemahaman, banyak faktor yang perlu
diperhatikan seperti; kosakata, tanda baca, dan struktur kalimatnya. Tanpa
memperhatikan faktor-faktor tersebut, pemahaman terhadap suatu bacaan yang
dihasilkan akan menjadi kurang berkualitas.
Pemahaman terhadap suatu bacaan merupakan hasil gagasan atau pikiran yang
yang akan dimiliki oleh pembaca ketika ia memiliki kemampuan membaca
pemahaman yang baik. Dengan demikian, akan terjadi hubungan komunikasi
antara pemakai bahasa, yakni antara penulis dan pembaca. Kaidah-kaidah bahasa
yang harus dipatuhi oleh pembaca, salah satunya yaitu kosakata. Membaca
merupakan salah satu aspek penting dari empat aspek keterampilan berbahasa
yang harus dimiliki siswa. Empat aspek keterampilan berbahasa tersebut yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri
sendiri, tetapi dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi, tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menujukkan bahwa bahasa merupakan
keterpaduan dari berbagai aspek.
Demikian pula halnya dengan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman,
siswa diharapkan mempunyai pemahaman kosakata yang baik, agar dapat dengan
mudah memahami gagasan atau pikiran dari apa yang dibacanya. Adapun salah
satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman itu adalah dengan memperkaya kosakata. Kosakata merupakan
komponen bahasa yang memuat informasi tentang makna dan pemakaian dalam
bahasa. Menurut Tarigan (1985 : 122) ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
memiliki kosakata secara efektif yaitu melalui pengalaman dan bacaan.
Kemampuan membaca pemahaman merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai siswa. Seperti yang dicantumkan
pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab V Standar Kompetensi Lulusan pasal 25 Ayat (3) dijelaskan
bahwa kompetensi lulusan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia menekankan
pada kemampuan membaca dan menulis sesuai dengan jenjang pendidikan
(Depdiknas, 2006 : 1). Hal ini dikarenakan keterampilan ini memiliki keterkaitan
antara daya pikir (kognitif) dengan keterampilan (psikomotorik).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) Bahasa Indonesia, juga dikatakan secara tegas bahwa tujuan
instruksional umum pengajaran membaca ialah agar siswa mampu membaca
secara sistematis dan logis. Dengan tujuan itu siswa diharapkan dapat memahami
berbagai tulisan untuk mendapatkan informasi, pengalaman, gagasan, pesan,
perasaan, dan pendapat secara tertulis.
Salah satu tujuan pembelajaran membaca di SMA adalah siswa diharuskan
memiliki kemampuan dalam membaca pemahaman. Pemahaman kosakata tidak
hanya membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
tetapi juga membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, seperti berbicara
dan menulis. Suatu bacaan harus bersifat meyakinkan, mengajak, dan
memengaruhi pembaca, oleh sebab itu suatu bacaan haruslah diungkapkan dengan
menggunakan kalimat yang jelas, logis, sistematis dengan diperkaya oleh kosakata
yang benar dan tepat dalam tulisannya sehingga pembaca akan mudah untuk
mendapatkan informasi.
Berdasarkan pendapat di atas, tersirat betapa pentingnya pemahaman kosakata
terhadap kegiatan membaca pemahaman yang di lakukan di sekolah. Hal ini juga
dipertegas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA tahun
2006, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester 2.
Standar kompetensi : (membaca) Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca intensif dan membaca nyaring.
Kompetensi dasar : Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif
melalui kegiatan membaca intensif
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ismaryati dengan judul
skripsi “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menyusun
Karangan Argumentasi Pada Siswa Kelas XI Cawu I SMU Adiguna
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2003/2004” menunjukkan hasil penelitian
dalam penguasaan kosakata tergolong kurang, sedangkan dalam menyusun
karangan argumentasi tergolong cukup. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Maryani dengan judul skripsi “Hubungan Kebiasaan Membaca dengan
Kemampuan Memahami Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA Negeri 5
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2009/2010” menunjukkan hasil penelitian
tergolong baik.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Pemahaman Kosakata
dan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 16
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011” dengan menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan tentunya mengharapkan hasil yang
lebih baik dari penelitian terdahulu.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut, “apakah terdapat hubungan pemahaman kosakata dan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X SMA Negeri 16
Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011”?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. mengetahui tingkat kemampuan pemahaman kosakata pada siswa kelas X
SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011;
2. mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X
SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011;
3. menguji ada atau tidaknya hubungan pemahaman kosakata dan kemampuan
membaca pemahaman pada siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung
tahun pelajaran 2010/2011.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian di bidang
kebahasaan, khususnya pemahaman kosakata dan kemampuan membaca
pemahaman sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para
peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori pemahaman kosakata dan
kemampuan membaca pemahaman.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi
guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dan pembaca.
a. Bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 16
Bandar lampung, penelitian ini berguna sebagai informasi atau gambaran
tentang tingkat kemampuan siswa kelas X dalam pemahaman kosakata dan
kemampuan membaca pemahaman serta menambah pengetahuan siswa kelas
X dalam hal pemahaman kosakata dan membaca pemahaman.
b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang membaca pemahaman dan keterkaitannya dengan pemahaman
kosakata.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Objek penelitian adalah hubungan pemahaman kosakata dengan kemampuan
membaca pemahaman.
a. Pemahaman kosakata (sinonim, antonim, homograf, homofon, hiponim,
hipernim, homonim, dan polisemi).
b. Kemampuan membaca pemahaman:
(a) kemampuan memahami makna kata, ungkapan, kalimat,
(b) kemampuan menangkap informasi dalam kalimat,
(c) kemampuan menentukan kalimat utama,
(d) kemampuan menyimpulkan isi bacaan,
(e) kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Membaca
2.1.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang berlangsung
pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekontruksi amanat atau isi yang
tersurat dan yang tersirat dalam bacaan yang dihadapinya. Silitonga (1984 : 8).
Membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan seseorang untuk
memeroleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis Tarigan, dkk, (1990 : 103).
Kridalaksana (2008 : 15) menyatakan bahwa membaca merupakan keterampilan
mengenal dan memahami bahasa tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang
grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman
diam-diam atau pengujaran keras-keras.
Endang dalam Tarigan, dkk, (1990 : 133) mengemukakan bahwa membaca
adalah aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis. Membaca
adalah suatu proses menalar. Dengan membaca kita mencoba mendapatkan dan
memproses informasi hingga mengendap menjadi sebuah pengetahuan. Dan
pengetahuan itu sendiri akhirnya menjadi satu dasar untuk perubahan kehidupan,
memperlihatkan eksistensi, berjuang mempertahankan hidup, dan
mengembangkannya dalam bentuk sains dan teknologi sebagai kebutuhan hidup
manusia.
Sementara itu, Sujaya dalam Tarigan, dkk, (1990 : 192) juga mengemukakan
bahwa membaca mengandung pengertian sebagai suatu proses penafsiran dan
pemberian makna terhadap lambang-lambang oleh seseorang (pembaca) dalam
usaha memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui kata-kata yang berupa
tulisan.
Tarigan (1979 : 7) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Pada halaman
selanjutnya beliau juga menjelaskan bahwa “...membaca pun dapat pula diartikan
sebagai suatu metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita
sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna
yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.” Tarigan (1979 : 8).
Hugson dalam tarigan (1990 : 7) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Hardjono (1988) berpendapat bahwa membaca merupakan suatu aktivitas
komunikatif yang memunyai hubungan timbal balik antara pembaca dengan isi
teks bacaan.
Menurut Burhan (1981: 90), membaca adalah perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu memahami, mengamati, dan
memikirkan. Selanjutnya Godman dan Niles dalam Nurhadi (1987 : 222)
menyatakan bahwa membaca pada hakikatnya merekonstruksi isi yang tersirat dan
tersurat dalam bacaan yang dibaca. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu
penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process).
Sebuah pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna
bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang
bermakna Anderson dalam Tarigan (1990 : 77).
Semi (1993 : 100) mengemukakan bahwa membaca tidak lain dari usaha untuk
mendapatkan sesuatu yang ingin diketahui, mempelajari sesuatu dari yang ingin
dilakukan atau mendapatkan kesenangan dan pengetahuan dari suatu tulisan.
Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin
mengetahui isinya (Purwadarminta, 1993 : 71).
2.1.2 Tujuan Membaca
Anderson dalam Tarigan (1986 : 9) mengemukakan bahwa tujuan utama dalam
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan
memahami makna bacaan.
Berikut ini beberapa tujuan dalam membaca.
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh; sesuatu yang telah dibuat oleh sang tokoh; hal yang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah
yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta dalam bacaan.
b. Membaca untuk mengetahui topik yang baik dan menarik, masalah yang
terdapat dalam cerita, yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan
merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk menemukan yang terjadi pada setiap bagian cerita, sesuatu
yang terjadi pada mula-mula pertama, kedua, ketiga atau seterusnya, setiap
tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan dan kejadian, dibuat
dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita.
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui perasaan para tokoh seperti yang
hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, ketika para
tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat
mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi.
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui sesuatu yang tidak wajar
mengenai seorang tokoh, hal yang lucu dalam cerita, atau cerita itu benar atau
tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan.
f. Membaca untuk menemukan sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu, kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau
bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca
menilai, membaca mengevaluasi.
g. Membaca untuk menemukan cara sang tokoh berubah, ketika hidupnya berbeda
dari kehidupan yang kita kenal, pada saat dua cerita mempunyai persamaan,
dan sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk
membandingkan atau menentangkan.
2.1.3 Jenis-Jenis Membaca
Tarigan (1979 : 13) menyebutkan jenis-jenis membaca sebagai berikut.
A. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain
atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan
perasaan seseorang pengarang.
B. Membaca dalam hati yaitu membaca dengan hanya menggunakan ingatan
visual, yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca dalam
hati terbagi atas dua, yaitu membaca ekstensif dan intensif.
a. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas dengan objek sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca
ekstensif meliputi:
1) membaca survei sebelum kita mulai membaca maka biasanya
pembaca akan meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan ditelaah
atau dibaca;
2) membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang
membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi,
penerangan;
3) membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan
bacaan.
b. Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas. Membaca intensif
meliputi:
1) membaca telaah isi terbagi atas:
a) membaca teliti, membaca teliti ini menuntut suatu pemutaran atau
pembalikan pendidikan yang menyeluruh;
b) membaca pemahaman merupakan dasar bagi membaca kritis;
c) membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan
bukan hanya mencari kesalahan; dan
d) membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin
mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat
pada bacaan.
2) membaca telaah bahasa terbagi atas:
a) membaca bahasa asing, tujuan utama pada membaca bahasa ini
adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata;
b) membaca sastra, apabila seorang pembaca dapat mengenal serta
mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka
semakin mudahlah dia memahami isinya serta menikmati
keindahannya.
Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai jenis-jenis membaca yang
telah dikemukakan di atas perhatikanlah skema berikut ini.
Skema Jenis-Jenis Membaca
Membaca Nyaring Membaca Survei Membaca Membaca Membaca Sekilas Ekstensif Membaca Dangkal Membaca Membaca Teliti
Dalam Hati Membaca Membaca Pemahaman Telaah Isi Membaca Ide-Ide Membaca Intensif Membaca Bahasa Membaca Telaah Bahasa Membaca Sastra
2.2 Hakikat Membaca Pemahaman
Pemahaman dalam pengajaran bahasa diartikan sebagai kemahiran berbahasa
dasar berupa kemampuan untuk membaca dan memahami tulisan (Kridalaksana,
1984 : 142). Membaca pemahaman adalah membaca yang mengutamakan isi
bacaan sebagai ungkapan pikiran atau perasaan kehendak penulis serta untaian
unsur bahasa yang ada di dalamnya (Tarigan,1989 : 14).
Menurut Soedarso (2005 : 58) membaca pemahaman adalah proses membaca
yang bertujuan untuk mengerti ide pokok, detail yang penting dan seluruh
pengertian. Pendapat lain menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah
kegiatan yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai
terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tertulis Bond
dkk dalam Tarigan (1987 : 42).
Lado dalam Samhati (2003) juga menambahkan bahwa membaca pemahaman
adalah aktivitas pemahaman arti dalam suatu bahasa melalui tulisan atau bacaan.
Pendapat ini menekankan pada dua hal pokok, yaitu bahasa dan simbol grafis.
Orang-orang yang telah menguasai bahasa dan simbol grafislah yang dapat
melakukan pemahaman terhadap bacaan. Sebab informasi tersebut disajikan oleh
penulis melalui tulisan atau bacaan.
Secara garis besar, proses berlangsungnya membaca pemahaman adalah sebagai
berikut.
1) Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-lambang bahasa.
2) Pemahaman dan penangkapan makna yang tersembunyi dibalik lambang-
lambang tersebut, baik makna pokok maupun makna tambahan.
3) Bereaksi terhadap pengertian yang diperoleh, baik positif maupun negatif.
4) Mengintegrasikan dan mengidentifikasikan pengertian atau gagasan tersebut
dengan keseluruhan pengalaman dan pengetahuan, yang akhirnya
berpengaruh terhadap individu yang bersangkutan dalam wujud pengayaan,
pengalaman, perubahan sikap, cara berpikir dan pembinaan kepribadian
(Sirait, 1984 : 10).
Dari beberapa pendapat tersebut, penulis mengacu pada pendapat Lado dalam
Samhati (2003) bahwa membaca pemahaman adalah aktivitas pemahaman arti
dalam suatu bahasa melalui tulisan atau bacaan. Pendapat ini menekankan pada
dua hal pokok, yaitu bahasa dan simbol grafis.
2.2.1 Tujuan Membaca Pemahaman
Tarigan (1990 : 9) mengemukakan bahwa tujuan utama membaca pemahaman
adalah untuk memahami standar-standar atau norma-norma (literary standars),
resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) dan pola-pola fiksi
(patterns of fiction).
Menurut Franqoise dalam Samhati (2003), tujuan membaca pemahaman adalah
membaca untuk mendapatkan informasi dan membaca untuk pemahaman,
membaca untuk mengerti atau memahami isi atau pesan yang terkandung dalam
bacaan seefisien mungkin, membaca untuk kesenangan, dan untuk memperoleh
sesuatu atau membuat sesuatu dengan informasi yang diperoleh.
Selanjutnya, Subyakto (1992 : 113) menyatakan bahwa ada tiga butir terpenting
dari tujuan membaca, yaitu membaca untuk memperoleh keterampilan atau
informasi baru (pemahaman isi atau pesan); membaca untuk teknik (keterampilan
membaca); dan membaca untuk belajar bahasa, yaitu meningkatkan pengetahuan
tentang bahasa dan kemampuan dalam menggunakan bahasa. Pembaca harus
memiliki kemampuan pemahaman agar mudah memperoleh apa yang diinginkan
dalam aktivitas membaca tersebut (Nicolas dalam Samhati, 2003).
Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari
membaca adalah untuk mendapatkan informasi secara faktual yang dapat
mengembangkan pengetahuan seseorang. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
tersebut peran guru akan turut menentukan keberhasilan siswa dalam
pembelajaran membaca di sekolah.
2.2.2 Aspek-Aspek dalam Membaca Pemahaman
Menurut Safie’ie (1993 : 48) membaca pemahaman meliputi empat tingkatan.
1) Pemahaman Literal
Pemahaman secara literal adalah keterampilan memahami isi bacaan yang
tertulis melalui arti kata, kalimat serta paragraf dalam bacaan. Pemahaman
literal ini hanya menuntut kemampuan ingatan yaitu mengenai apa yang
tertulis dalam teks bacaan.
2) Pemahaman interpretatif
Pemahaman secara interpretatif adalah pemahaman isi bacaan yang secara
tidak langsung dinyatakan dalam teks bacaan. Pemahaman ini menuntut
pembaca agar mampu menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan.
3) Pemahaman kritis
Pemahaman secara kritis adalah pemahaman isi bacaan yang dilakukan
pembaca dengan berpikir secara kritis terhadap bacaan. Dengan pemahaman
ini pembaca tidak saja menginterpretasikan maksud penulis, tetapi juga
memberikan penilaian terhadap apa yang disampaikan oleh penulis.
4) Pemahaman kreatif
Pemahaman secara kreaatif adalah pemahaman bacaan yang dilakukan
dengan membaca melalui berpikir secara interpretatif dan kritis untuk
memperoleh padangan-pandangan baru, gagasan-gagasan baru, gagasan yang
segar dan pemikiran-pemikiran yang orasional.
Seseorang akan memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan baik apabila
mereka mengetahui aspek-aspek yang terdapat dalam membaca. Tarigan secara
garis besar membagi aspek-aspek membaca dalam dua bagian:
a. keterampilan yang bersifat mekanis, meliputi
1. pengenalan bentuk dan huruf;
2. pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frasa, pola klausa,
kalimat);
3. pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan
4. kecepatan membaca bertahap lambat.
b. keterampilan yang bersifat pemahaman, meliputi
1. memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal);
2. memahami signifikasi atau makna;
3. evaluasi atau penilaian (isi dan bentuk); dan
4. kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan (Tarigan, 1990 : 11).
Adapun aspek-aspek membaca pemahaman sebagai berikut.
a. Memahami pengertian-pengertian sederhana, yang mencakup
1. kemampuan memahami kata-kata atau istilah, baik secara leksikal maupun
secara gramatikal yang terdapat di dalam suatu bacaan; dan
2. kemampuan memahami pola-pola kalimat, bentuk-bentuk kata, dan
susunan kalimat-kalimat panjang yang sering dijumpai dalam tulisan.
b. Memahami signifikasi atau makna, mencakup
1. kemampuan memahami ide-ide pokok yang dikemukakan oleh
pengarang;
2. kemampuan mengaplikasi isi karangan dengan kebudayaan yang ada; dan
3. meramalkan reaksi-reaksi yang kemungkinan timbul dari pembaca
c. Mengevaluasi isi dan bentuk-bentuk karangan.
d. Menyesuaikan kecepatan membaca dengan tujuan yang hendak dicapai
(Harris dalam Tarigan, 1990 : 42).
Agar mendapatkan pemahaman, pembaca dituntut untuk dapat menguasai bentuk-
bentuk bahasa tulis secara benar dan tepat. Davies dan Widonson dalam
Almutmainah (2008) merinci aktivitas membaca pemahaman menjadi empat
aspek berikut.
a. Acuan Langsung (direct reference)
1. kemampuan memahami arti kata, istilah atau ungkapan;
2. kemampuan menangkap informasi dalam kalimat; dan
3. kemampuan menjelaskan istilah
b. Penyimpulan (inference)
1. kemampuan menentukan sifat hubungan suatu ide; dan
2. kemampuan menangkap ide baik tersurat maupun tersirat dalam bacaan
c. Dugaan (suppotion)
1. kemampuan dalam menduga pesan yang terkandung dalam bacaan; dan
2. kemampuan menghubungkan isi teks dengan situasi komunikasi
d. Penilaian (evaluation)
1. kemampuan menilai isi teks bacaan;
2. kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan; dan
3. kemampuan menilai ketepatan dalam pengungkapan informasi.
Menurut Sirait (1984 : 11) di dalam kegiatan membaca dibutuhkan kemampuan
dan pemahaman yang tercurah pada bacaan yang mencakup hal-hal berikut.
1) Bahasa dan tanda-tanda tulis yang mencakup (a) memahami sejumlah besar
kata-kata yang dipakai dan menarik arti kata-kata yang belum dikenal; (b)
memahami pola-pola sintaksis dan bentuk-bentuk kata; (c) bereaksi secara
tepat terhadap lambang-lambang dalam tulisan.
2) Gagasan dan pikiran yang mencakup (a) mengenal maksud dan pikiran (b)
memahami anak pikiran yang mendukung; dan (c) menarik kesimpulan
dengan tepat.
3) Nada dan gaya yang mencakup (a) mengenal sikap pengarang terhadap
masalah yang dibahas; dan (b) mengenal gaya dan pengelolaan unsur-unsur
bahasa.
Sanusi (2006 : 108) menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman
meliputi hal-hal berikut.
a. Kemampuan mengungkapkan sesuatu yang tersurat (fakta, definisi, konsep,
pendapat , atau gaya bahasa);
b. Kemampuan mengungkapkan sesuatu yang tersirat, meliputi (1) tema bacaan;
(2) pikiran utama dan pikiran penjelas; (3) kalimat utama dan kalimat
penjelas; (4) hubungan sesuatu yang terdapat dalam bacaan dengan hal lain di
luar bacaan seperti persamaannya, perbedaannya, penerapannya atau sebab
akibat; (5) makna kata, ungkapan, atau kalimat.
Menurut Semi (1993 : 41), dalam menguji kemampuan membaca pemahaman
harus diperhatikan tiga aspek pokok.
a. Aspek Bahasa dan Lambang Tulis
1. Kemampuan memahami kata-kata dan istilah, atau kata-kata yang dipakai
dalam arti khusus.
2. Kemampuan memahami pola-pola kalimat dan bentuk-bentuk kata serta
kemampuan mengikuti bagian-bagian yang kian lama kian panjang dan sulit,
yang dijumpai dalam karangan ilmiah.
3. Kemampuan menafsirkan dengan tepat lambang-lambang atau tanda-tanda
yang dipakai dalam bahasa tertulis, seperti tanda baca, penulisan huruf,
paragraf, pemakaian huruf cetak miring, dan cetak tebal, yang digunakan
pengarang untuk memperkuat dan memperjelas gagasan atau pengertian yang
dikemukakan dalam tulisan.
b. Aspek Gagasan Pengarang
1. Kemampuan mengenal maksud yang ingin disampaikan pengarang dan
gagasan pokok yang dikemukakannya dalam karangan tersebut.
2. Kemampuan memahami gagasan-gagasan yang mendukung gagasan pokok.
3. Kemampuan menarik kesimpulan yang tepat dengan penalaran yang tepat
pula tentang apa yang dikemukakan pengarang.
c. Aspek Nada dan Gaya
1. Kemampuan mengenal sikap pengarang terhadap masalah yang
dikemukakannya dan sikap pengarang terhadap pembaca.
2. Kemampuan mengenal teknik dan gaya penulisan yang digunakan pengarang
untuk menyampaikan gagasannya.
Dari berbagai pendapat mengenai aspek yang harus diperhatikan dalam membaca
pemahaman, penulis membatasi pada hal-hal (a) kemampuan memahami makna
kata, ungkapan, kalimat, (b) kemampuan menangkap informasi dalam kalimat, (c)
kemampuan menentukan kalimat utama, (d) kemampuan menyimpulkan isi
bacaan, (e) kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.
Berikut ini penjelasan mengenai aspek dalam membaca pemahaman yang
kemudian oleh penulis dijadikan sebagai indikator penilaian tes kemampuan
membaca pemahaman.
a. Kemampuan Memahami Makna Kata, Ungkapan, atau kalimat
Untuk memudahkan memahami sebuah wacana, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan di antaranya adalah memahami makna kosakata, ungkapan, atau
kalimat. Kata, ungkapan, atau kalimat yang terdapat dalam bacaan harus kita
ketahui maknanya baik secara leksikal maupun konteksnya. Makna leksikal
adalah makna kata secara lepas, tanpa ada kaitannya dalam sebuah struktur
(frasa, kalausa, kalimat); sedangkan makna gramatikal (struktural) adalah
makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatika (pengimbuhan,
pengulangan, pemajemukan, dan sebagainya); (Tarigan, 1990 - 11).
b. Kemampuan Menangkap Informasi dalam Bacaan
Salah satu tujuan dalam membaca pemahaman adalah untuk mendapatkan
informasi. Informasi di dalam bacaan dapat diperoleh baik secara tersurat
maupun tersirat (Davies dan Widonson dalam Almutmainah, 2008 : 32).
c. Kemampuan Memahami Kalimat Utama
Kalimat utama atau kalimat pokok atau kalimat topik adalah kalimat tempat
menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok pikiran atau gagasan
utama sama dengan ide pokok. Ciri kalimat utama adalah kalimat topik (1)
mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih
lanjut, (2) merupakan kalimat lengkap yang bisa berdiri sendiri, (3)
mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat
lain, (4) dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi (Harris
dalam Tarigan, 1990 : 42).
d. Kemampuan Menyimpulkan Isi Bacaan
Kemampuan menyimpulkan isi bacaan adalah kemampuan menarik
kesimpulan yang tepat tentang apa yang dikemukakan pengarang
menemukan hubungan suatu ide di dalam suatu bacaan (Davies dan
Widonson dalam Almutmainah, 2008 : 33).
e. Kemampuan Menentukan Fakta atau Opini dalam Bacaan
Tujuan membaca pemahaman adalah mendapatkan informasi berupa fakta
maupun pendapat yang dapat mendukung, memperluas, dan memperkaya
pengetahuan pembaca (Sanusi, 2006 : 108).
2.3 Hakikat Pemahaman Kosakata
Kosakata adalah keseluruhan jumlah kata, ungkapan, ide, dan peribahasa yang
dikuasai oleh siswa (Soejono, 1983 : 58). Selain itu, Keraf (1985 : 80)
menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan
seseorang, yang akan segera menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca.
Menurut Soedjito (1989 : 10), kosakata merupakan (a) semua kata yang terdapat
dalam satu bahasa; (b) kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara atau
penulis; (c) daftar data yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara
singkat dan praktis.
Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, jelaslah bahwa pengertian kosakata
cukup luas tidak terbatas pada perbendaharaan kata. Pengertian kosakata, yaitu
kata-kata yang dikuasai oleh seseorang, kata-kata yang terdapat dalam satu
bahasa, kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan, kata-kata yang
disusun dalam kamus secara alpabetis disertai penjelasan secara singkat dan
praktis.
2.3.1 Semantik dan Kosakata
Semantik adalah ilmu yang mempelajari kemaknaan dalam bahasa sebagaimana
adanya (alamiah) dan terbatas pada pengalaman manusia (Fatimah, 1993 : 18).
Sills (1972 : 165) mengemukakan bahwa di dalam linguistik, semantik dikaitkan
dengan penyampaian makna oleh sarana-sarana gramatikal dan leksikal suatu
bahasa. Secara singkat, Tarigan (1986 : 166) menyatakan bahwa semantik adalah
telaah makna.
Kridalaksana (1978) berpendapat bahwa semantik adalah penyelidikan makna
unsur-unsur kosakata suatu bahasa pada umumnya. Yayat Sudaryat (2009 : 3)
mengemukakan bahwa semantik adalah istilah yang digunakan untuk bidang
linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang
dengan hal-hal yang ditandainya, yang disebut makna atau arti.
Dari beberapa pendapat tersebut, penulis mengacu pada pendapat Tarigan (1986 :
166) bahwa semantik adalah telaah makna. Pendapat ini menekankan bahwa
semantik merupakan suatu penelaahan lambang-lambang atau tanda-tanda yang
menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan
pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik
mencakup makna kata-kata, perkembangannya dan perubahannya.
2.3.1.1 Sinonim dalam Pemahaman Kosakata.
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang sama, tetapi berbeda
dalam nilai kata (Tarigan, 1984 : 78).
Contoh :penjara = lembaga pemasyarakatantawa = senyumiri hati = cemburu
Sudirman (2007 : 44) mengemukakan bahwa sinonim adalah hubungan makna
yang dinyatakan oleh adanya kesamaan makna antarsatuan ujaran dengan satuan
ujaran lainnya. Menurut Fatimah (1993 : 36) sinonimi digunakan untuk
menyatakan kesamaan arti. Selanjutnya Lyon dalam Fatimah (1993 : 40)
membagi sinonim menjadi empat bagian, yaitu:
1. sinonim lengkap dan mutlak, contoh : surat kabar dan koran
2. sinonim lengkap dan tidak mutlak, contoh : orang dan manusia
3. sinonim tidak lengkap dan mutlak, contoh : wanita dan perempuan
4. sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak, contoh : gadis dan cewek
Yayat Sudaryat (2009 : 35) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain untuk
benda atau hal yang sama. Abdul Chaer (2006 : 388) menyatakan bahwa sinonim
adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama.
contohnya:
1) benar = betul2) ganteng = tampan3) bodoh = tolol
2.3.1.2 Antonim dalam Pemahaman Kosakata
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau
berlawanan dengan kata lain Tarigan (1984 : 79). Sudirman ( 2007 : 46 )
berpendapat bahwa antonim adalah hubungan makna antara dua satuan ujaran
yang maknanya dinyatakan kebalikan, bertentangan, atau kontras antara yang satu
dengan yang lainnya.
Selanjutnya, Kridalaksana dalam Fatimah (1993 : 50) menyatakan bahwa antonim
adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan. Abdul
Chaer (2006 : 390) mengemukakan bahwa antonim adalah dua buah kata yang
maknanya “dianggap” berlawanan. Dikatakan “dianggap” berlawanan dari dua
kata yang berantonim sangat relatif, ada yang mutlak berlawanan dan ada yang
tidak mutlak berlawanan. Yayat Sudaryat (2008 : 40) menyatakan bahwa antonim
adalah lawan kata, nama lain untuk benda yang lain, atau kata-kata yang
berlawanan maknanya.
Contohnya:
1) menjual >< membeli2) hidup >< mati3) jauh >< dekat
2.3.1.3 Homonim dalam Pemahaman Kosakata
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang bentuknya sama
dengan suatu ungkapan lain, tetapi dengan perbedaan makna di antara kedua
ungkapan tersebut. Dengan kata lain, bentuknya sama (bahkan dalam bahasa
Indonesia tulisannya sama, lafalnya sama) tetapi berbeda maknanya (Tarigan,
1984 : 91). Menurut Fatimah (1999 : 43), homonim adalah hubungan makna dan
bentuk bila dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama. Yayat Sudaryat (2006 : 41) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda. Selanjutnya, Abdul Chaer (2006 : 385) berpendapat bahwa
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi berlainan
maknanya.
Contohnya :
a. Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini, karena kakinya kena bisa ular
tadi pagi. (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti racun)
b. – Mereka hidup aman di sebuah kota. (tenteram, damai, tidak ada kerusuhan)
– Oknum itu telah diamankan. ( ditahan )
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis sebagai berikut.
Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan dan
ejaan), seperti kata seri yang dapat bermakna ‘sinar’ /sari/ dan
‘jilid’ /seri/, semi yang dapat bermakna ‘tumbuh’ /sami/.
Homofon
Sedangkan homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan
bunyi dan pengucapan. Misalnya bang dapat bermakna ‘kakak’ (dari
abang), ‘yayasan keuangan’ (dari bank), ‘suara azan’, dan ‘tiruan
bunyi peti jatuh’.
2.3.1.4 Hipernim dan Hiponim dalam Pemahaman Kosakata
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain (Tarigan, 1984 : 95).
Abdul Chaer (2006 : 387) berpendapat bahwa hipernim adalah kata-kata yang
maknanya melingkupi makna kata-kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata
umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata
yang terwakili artinya oleh kata hipernim (Tarigan, 1984 : 95). Menurut Abdul
Chaer (2006 : 389) hiponim adalah kata atau ungkapan yang maknanya termasuk
di dalam makna kata atau ungkapan lain. Umumnya kata-kata hipernim adalah
suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.
Contohnya :
- Hipernim : Burung
- Hiponim : perkutut, beo, balam, kepodang, cucakrawa, cendrawasih
dan lain-lain.
- Hipernim : Ikan
- Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, teri,
sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
- Hipernim : Sampo
- Hiponim : Pantene, sunsilk, emeron, clear, dove, zinc, loreal, dan
sebagainya.
- Hipernim : Kue
- Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi,
cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus.
2.3.1.5 Polisemi dalam Pemahaman Kosakata
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda. Karena
kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca ragu-ragu
menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya (Tarigan, 1984 : 98).
Yayat Sudaryat (2008 : 43) berpendapat bahwa polisemi adalah kata-kata yang
mengandung makna lebih dari satu, tetapi makna itu masih berhubungan dengan
makna dasarnya disebut juga kata beraneka.
Abdul Chaer (2006 : 386) mengemukakan bahwa polisemi adalah kata-kata yang
maknanya lebih dari satu, sebagai akibat terdapatnya lebih dari sebuah komponen
konsep makna pada kata-kata tersebut. Palmer (1976 : 65) mengatakan, “It is also
the case that the same word may have a set of different meanings“, suatu kata
yang mengandung seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda.
Contoh :
a. Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu. (bagian tubuh di atas
leher)
b. Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan. (pimpinan)
2.4 Pemahaman Kosakata
Tarigan (1985 : 2) menyatakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa dan
berkomunikasi bergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimiliki
oleh seseorang. Pemahaman berarti kesanggupan memahami dan menggunakan
sesuatu (Depdikbud, 1993 : 48). Pemahaman bukan hanya sebatas kesanggupan
dalam memahami, melainkan mencakup ingatan, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dengan kata lain, pemahaman berkaitan dengan aspek kognitif
(Nurgiantoro, 1987 : 24).
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa pemahaman kosakata adalah suatu kegiatan dimana seseorang lebih
menitikberatkan pada pemahaman kosakata, sehingga dapat memudahkan dalam
mendapatkan informasi di dalam suatu bacaan.
2.5 Kerangka Pikir Hubungan Pemahaman Kosakata dan Kemampuan
Membaca Pemahaman
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pemahaman kosakata
dilambangkan dengan X dan variabel terikatnya adalah kemampuan membaca
pemahaman yang dilambangkan dengan Y.
Seseorang yang memiliki pemahaman kosakata yang baik maka akan dengan
mudah dalam menangkap informasi dalam suatu bacaan. Di dalam membaca
pemahaman dituntut adanya pemahaman kosakata, karena dengan pemahaman
kosakata seseorang akan mudah memahami isi bacaan dan akan mudah pula
dalam mengungkapkan kembali informasi apa yang telah dibacanya.
Pemahaman kosakata merupakan salah satu faktor penunjang di dalam membaca
pemahaman. Semakin tinggi pemahaman kosakata seseorang, maka kemampuan
membacanya akan sangat tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang kurang
memahami kosakata, maka akan mengalami kesulitan dalam memahami isi
bacaan dan sekaligus akan sulit pula dalam mengungkapkan isi bacaan.
Penulis menduga bahwa pemahaman kosakata (X) memunyai hubungan yang erat
dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
Kerangka Pikir Hubungan Pemahaman Kosakata dan Kemampuan
Membaca Pemahaman
2.5 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian hingga terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,
2006 : 71). Berdasarkan kerangka pikir di atas, penulis merumuskan hipotesis
Pemahaman Kosakata
Definisi kosakata menurut :1.Keraf (1985)2.Soejono (1983)3.Soedjito (1989)
Pemahaman Kosakata
1. Sinonim2. Antonim3. Homonim4. Homofon5. Homograf6. Hipernim7. Hiponim 8. Polisemi
Kemampuan Membaca Pemahaman
Defenisi membaca pemahaman menurut :1. Kridalaksana
(1984)2. Tarigan (1989)3. Lado dalam
samhati (2003)
Aspek Membaca Pemahaman
1. Kemampuan menangkap informasi dalam kalimat
2. Kemampuan memahami makna kata, ungkapan, kalimat
3. Kemampuan memahami kalimat utama
4. Kemampuan menyimpulkan isi bacaan
5. Kemampuan mennetukan fakta atau opini dalam bacaan
sebagai berikut. Terdapat hubungan yang positif, erat dan signifikan antara
pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X
SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut
Arikunto (2006 : 170), penelitian korelasional merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa
eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Metode ini dipilih karena
peneliti akan menguji ada atau tidaknya hubungan antara pemahaman kosakata
dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi
dan menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiono, 2005 : 33). Pada penelitian ini yang menjadi
variabel bebas (X) adalah pemahaman kosakata, sedangkan yang menjadi variabel
terikat (Y) adalah kemampuan membaca pemahaman. Hubungan kedua variabel
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Pemahaman
Kosakata (X)
Kemampuan Membaca
Pemahaman (Y)
Keterangan :
(X) : Pemahaman Kosakata
(Y) : Kemampuan Membaca Pemahaman
: Hubungan
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam suatu penelitian (Arikunto, 1995 : 102),
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun
pelajaran 2010/2011. Populasi penelitian ini berjumlah 200 siswa yang tersebar di
lima kelas, dengan perincian sebagai berikut. Kelas X 1. 40 siswa, kelas X 2. 40
siswa, kelas X 3. 40 siswa, kelas X 4. 40 siswa, dan kelas X 5. 40 siswa.
Tabel 3.1 Daftar Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011
Kelas Jumlah Populasi
X 1X 2X 3X 4X 5
4040404040
Jumlah 200
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel peneliti lakukan dengan mengacu pendapat Arikunto (2002:
112) yang menyatakan apabila subjek dalam penelitian ini berjumlah besar, subjek
penelitian dapat diambil sebagai sampel berkisar 10% sampai dengan 15% atau
20% sampai dengan 25% atau lebih. Peneliti mengambil sampel 20% dari 200
siswa, yaitu 40 siswa. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik
propotional cluster random sampling.
Penyampelan dilakukan sebagai berikut.
(1) Jika hasil perhitungan 20% dari jumlah siswa setiap kelas itu memiliki
angka sesudah koma yang nilainya kurang atau sama dengan lima, jumlah
sampel yang ditetapkan adalah angka sebelum koma, dan
(2) Jika hasil perhitungan 20% itu memiliki angka sesudah koma lebih dari
lima, jumlah sampel yang ditetapkan adalah angka sebelum koma ditambah
satu.
Tabel 3.2 Perhitungan Sampel dari Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011
No Kelas X Jumlah Siswa 20% dari jumlahSampel yang Ditetapkan
1 X 1 40 8 8
2 X 2 40 8 83 X 3 40 8 84 X 4 40 8 85 X 5 40 8 8Jumlah 200 40 40
Cara penentuan sampel yang digunakan dalam teknik ini yakni dengan
pengundian. Langkah-langkah penyampelan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mendaftar nama semua subjek penelitian yang menjadi populasi penelitian.
2. Menulis masing-masing nama pada kertas kecil dan digulung rapi.
3. Mengambil satu persatu kertas gulung tersebut sesuai dengan jumlah sampel
yang dibutuhkan.
4. Memberi kode pada sampel yang telah terpilih untuk memudahkan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan teknik tes.
Menurut Margono (2007 : 170), tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes yang terdapat dalam
penelitian ini ada dua, yaitu tes pemahaman kosakata (variabel X) dan tes
kemampuan membaca pemahaman (variabel Y) yang terurai sebagai berikut.
3.3.1 Tes Pemahaman Kosakata (Variabel X)
1. Kemampuan Membaca Pemahaman
Variabel kemampuan membaca pemahaman (Y) dijelaskan secara konseptual dan
operasional dalam uraian berikut.
1.1 Definisi Konseptual
Kemampuan membaca pemahaman adalah aktivitas pemahaman arti dalam suatu
bahasa melalui tulisan atau bacaan yang bertujuan utama untuk memberitahu,
mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
Lima aspek berikut ini oleh penulis dijadikan indikator penilaian dalam
kemampuan membaca pemahaman, yaitu (a) kemampuan memahami makna kata,
ungkapan, kalimat, (b) kemampuan menangkap informasi dalam kalimat, (c)
kemampuan menentukan kalimat utama, (d) kemampuan menyimpulkan isi
bacaan, (e) kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.
1.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari kemampuan membaca pemahaman adalah nilai atau skor
diperoleh oleh siswa melalui tes bentuk objektif pilihan berganda (tipe A) dengan
empat alternatif jawaban. Nilai atau skor tersebut meliputi lima aspek, yaitu (a)
kemampuan memahami makna kata, ungkapan, kalimat, (b) kemampuan
menangkap informasi dalam kalimat, (c) kemampuan menentukan kalimat utama,
(d) kemampuan menyimpulkan isi bacaan, (e) kemampuan menentukan fakta atau
opini dalam bacaan.
Kemampuan membaca pemahaman siswa secara tertulis menyajikan enam
wacana yang diikuti soal pilihan ganda; jumlah seluruh soal 36 butir dengan
waktu 60 menit. Skor untuk satu soal yang benar adalah 1 (satu) dan skor soal
yang salah adalah o (nol). Dengan demikian, siswa yang menjawab benar seluruh
soal akan mendapatkan nilai 36. Adapun kisi-kisi soal yang dipergunakan untuk
menilai kemampuan membaca pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3.3 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Kemampuan Membaca Pemahaman
Aspek Indikator Nomor Soal Jumlah Skor
Memahami Isi Bacaan
a.Kemampuan Menangkap informasi dalam kalimat
1, 5, 7, 13, 14, 20, 22, 29, 33, 34, 36
11
b. kemampuan memamahami makna kata, ungkapan, atau kalimat
3, 9, 15, 21, 27, 28, 35 7
c. kemampuan menentukan kalimat utama,
10, 12, 18, 26, 31 5
d. kemampuan menyimpulkan isi bacaan
4, 8, 11, 16, 23, 25, 32 7
e. kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.
2, 6, 17, 19, 24, 30 6
Jumlah 36
3.3.2 Tes Pemahaman Kosakata
Variabel pemahaman kosakata (X) dijelaskan secara konseptual dan operasional
dalam uraian berikut.
1.1 Definisi Konseptual
Pemahaman kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan
seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca (Keraf,
1985 : 80).
Delapan aspek berikut ini oleh penulis dijadikan indikator penilaian dalam
pemahaman kosakata, yaitu sinonim; antonim; homonim; homofon; homograf;
hipernim; hiponim; polisemi.
1.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari pemahaman kosakata yaitu nilai atau skor diperoleh
oleh siswa melalui tes bentuk objektif pilihan berganda dengan empat alternatif
jawaban. Nilai atau skor tersebut meliputi delapan aspek, yaitu (1) sinonim; (2)
antonim; (3) homonim; (4) homofon; (5) homograf; (6) hipernim; (7) hiponim; (8)
polisemi.
Pemahaman kosakata siswa disajikan dalam soal pilihan berganda; jumlah
seluruh soal 32 butir dengan waktu 60 menit. Skor untuk satu soal yang benar
adalah 1 (satu) dan skor soal yang salah adalah o (nol). Dengan demikian, siswa
yang menjawab benar seluruh soal akan mendapatkan nilai 32. Adapun kisi-kisi
soal yang dipergunakan untuk menilai pemahaman kosakata siswa dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Pemahaman Kosakata
No. Aspek Indikator No. Soal Jumlah Soal
1.2.3.4.5.6.7.8.
SinonimAntonim HomonimHomofonHomografHipernimHiponimPolisemi
Menentukan sinonim
Menentukan antonimMenentukan homonim Menentukan homofon Menentukan homografMenentukan hipernimMenentukan hiponimMenentukan polisemi
3, 4, 10, 14, 266, 15, 21, 2512, 23, 3211, 19, 271, 8, 18, 289, 16, 20, 22, 302, 13, 17, 24, 295, 7, 31
54334553
32
Teknik penilaian terhadap jawaban siswa ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Mengumpulkan seluruh data
2. Memeriksa hasil tes pemahaman kosakata dan kemampuan membaca
pemahaman siswa.
3. Setelah tes pemahaman kosakata tiap siswa diperiksa dan mendapat skor
perolehan, skor perolehan selanjutnya diolah untuk mendapat nilai dengan
rumus:
4. Setelah tes kemampuan membaca pemahaman tiap siswa diperiksa dan
mendapat skor perolehan, skor perolehan selanjutnya diolah untuk mendapat
nilai dengan rumus.
3.4 Uji Coba Instrumen
Nilai Akhir = Perolehan Skor x 100 Skor maksimal (32)
Nilai Akhir = Perolehan Skor x 100 Skor maksimal (36)
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen diujicobakan
terlebih dahulu kepada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel
dalam populasi penelitian yang sebenarnya. Instrumen yang akan diujikan
haruslah memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas.
3.4.1 Validitas
Agar memperoleh data yang akurat dalam penelitian, alat ukur yang akan
dipergunakan harus valid. Maksudnya agar alat ukur tersebut sesuai dengan apa
yang hendak diukur secara tepat.
Instrumen pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman yang
akan diujikan kepada responden atau sampel telah penulis uji cobakan kepada
siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandarlampung yang memiliki karakteristik sama
dengan kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung. Data pemahaman kosakata pada
indikator dalam uji coba instrumen tersebut penulis analisis validitasnya dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun teknis
penghitungannya penulis lakukan dengan menggunakan program komputer
Anates v4.0.9.software.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2006 : 275).
rxy =
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
(A. Effendi Sanusi, 1998: 97)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan valid
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan tidak valid
3.4.1.1 Data Hasil Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata
Rata-rata : 20,89Simpang baku : 9,41Korelasi XY : 0,83Reliabilitas tes :0,90Butir soal : 40Jumlah subjek : 40
Tabel 3.5 Data Hasil Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata
Butir soal Daya pembeda
Tingkat kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 0,00 Sukar -0,565 -2 27,27 Sedang 0,196 -3 63,64 Sedang 0,409 Sangat signifikan4 18,18 Sukar 0,207 -5 18,18 Sedang 0,003 -6 54,55 Sedang 0,459 Sangat signifikan7 81,82 Sedang 0,689 Sangat signifikan
8 27,27 Sedang 0,321 Signifikan9 63,64 Sedang 0,568 Sangat signifikan10 72,73 Sedang 0,541 Sangat signifikan11 63,64 Sedang 0,584 Sangat signifikan12 72,73 Sedang 0,684 Sangat signifikan13 81,82 Sedang 0,719 Sangat signifikan14 81,82 Sedang 0,697 Sangat signifikan15 72,73 Sedang 0,565 Sangat signifikan16 -9,09 Sedang 0,019 -17 72,73 Sedang 0,481 Sangat signifikan18 81,82 Sedang 0,690 Sangat signifikan19 27,27 Sedang 0,192 -20 45,45 Sedang 0,397 Sangat signifikan21 90,91 Sedang 0,767 Sangat signifikan22 72,73 Sedang 0,654 Sangat signifikan23 54,55 Sedang 0,511 Sangat signifikan24 63,64 Sedang 0,563 Sangat signifikan25 36,36 Mudah 0,234 -26 54,55 Sedang 0,428 Sangat signifikan27 72,73 Sedang 0,667 Sangat signifikan28 81,82 Sedang 0,675 Sangat signifikan29 63,64 Sedang 0,630 Sangat signifikan30 81,82 Sukar 0,734 Sangat signifikan31 54,55 Sedang 0,595 Sangat signifikan32 63,64 Sedang 0,639 Sangat signifikan33 63,64 Sedang 0,473 Sangat signifikan34 63,64 Sedang 0,651 Sangat signifikan35 81,82 Sedang 0,648 Sangat signifikan36 72,73 Sedang 0,557 Sangat signifikan37 45,45 Sedang 0,335 Signifikan38 81,82 Sedang 0,574 Sangat signifikan39 9,09 Sedang 0,027 -40 54,55 Sedang 0,369 Signifikan
3.4.1.2 Data Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman
Rata-rata : 20,30Simpang baku : 10,28Korelasi XY : 0,93Reliabilitas tes : 0,96Butir soal : 40Jumlah subjek : 40
Tabel 3.6 Data Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman
Butir soal Daya pembeda
Tingkat kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 9,09 Mudah 0,045 -2 0.00 Sedang -0,018 -3 90,91 Sedang 0,571 Sangat signifikan4 90,91 Sedang 0,690 Sangat signifikan5 81,82 Sedang 0,498 Sangat signifikan6 63,64 Sedang 0,695 Sangat signifikan7 72,73 Sukar 0,524 Sangat signifikan8 81,82 Sedang 0,628 Signifikan9 45,45 Sedang 0,488 Sangat signifikan10 81,82 Sedang 0,657 Sangat signifikan11 63,64 Sedang 0,608 Sangat signifikan12 72,73 Sedang 0,564 Sangat signifikan13 81,82 Sedang 0,491 Sangat signifikan14 54,55 Sedang 0,621 Sangat signifikan15 81,82 Sedang 0,444 Sangat signifikan16 36,36 Sedang 0,616 Sangat signifikan17 72,73 Sedang 0,478 Sangat signifikan18 90,91 Sedang 0,871 Sangat signifikan19 72,73 Sedang 0,506 Sangat signifikan20 63,64 Sedang 0,612 Sangat signifikan21 81,82 Sedang 0,729 Sangat signifikan22 72,73 Sedang 0,581 Sangat signifikan23 63,64 Sedang 0,452 Sangat signifikan24 81,82 Sedang 0,664 Sangat signifikan25 72,73 Mudah 0,528 Sangat signifikan26 54,55 Sedang 0,780 Sangat signifikan27 81,82 Sedang 0,647 Sangat signifikan28 54,55 Sedang 0,507 Sangat signifikan29 90,91 Sedang 0,764 Sangat signifikan30 63,64 Sukar 0,593 Sangat signifikan31 36,36 Sedang 0,385 Signifikan32 63,64 Sedang 0,502 Sangat signifikan33 81,82 Sedang 0,642 Sangat signifikan34 0,00 Sedang 0,068 -35 36,36 Sedang 0,293 -36 -9,09 Sedang 0,037 -37 54,55 Sukar 0,513 Sangat signifikan38 45,45 Sedang 0,374 Signifikan39 63,64 Sedang 0,567 Sangat signifikan40 72,73 Sedang 0,467 Sangat signifikan
Dari hasil analisis validitas yang terdapat dalam lampiran 2 (halaman 94), untuk
instrument pemahaman kosakata dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 3, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40 valid, sementara butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 16, 19,
25, 39 tidak valid, sedangkan untuk instrumen kemampuan membaca pemahaman
dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,
38, dan 40 valid, sementara butir soal nomor 1, 2, 25, dan 39 tidak valid. Butir
soal yang tidak valid tersebut selanjutnya tidak pergunakan kembali oleh penulis.
3.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat dipercaya
dan dapat diandalkan. Instrumen harus reliabel mengandung arti bahwa instrumen
tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa
dipercaya (Arikunto, 2006 : 155). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut.
r11 = ( k ) x (1- m(k-m) )
k-1 k.vt
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
m = skor rata-rata
Vt = varians total
(Arikunto, 2006 : 189).
Dimana :
(∑X)2
Vt = ∑X2 - n n
Keterangan :
Vt = varians total∑X = jumlah skor total∑X2 = jumlah kuadrat skor totalN = banyaknya responden atau subjek
(Arikunto, 2006 : 184)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan reliabel
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal tidak reliabel
Dari hasil analisis reliabilitas instrumen yang terdapat dalam lampiran 2 (halaman
98), untuk instrumen pemahaman kosakata diperoleh harga r11 = 0,907 harga
tersebut kemudian dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau
taraf siginifikan 5% dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung
lebih besar dari rtabel yakni 0,907 (>) 0,312, sedangkan untuk instrumen
kemampuan membaca pemahaman diperoleh harga r11 = 0,956, harga tersebut
kemudian dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau taraf
siginifikan 5% dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih
besar dari rtabel yakni 0,956 (>) 0,312. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang telah diujicobakan adalah reliabel sehingga layak dipergunakan.
3.5 Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan urutan sebagai berikut.
1. Memberikan kuesioner angket dan mengoreksi jawaban sampel angket
pemahaman kosakata dan memberi skor.
2. Memberikan tes kemampuan membaca pemahaman dan mengoreksi hasil tes
lalu memberi skor.
3. Menguji validitas dan reliabilitas data pemahaman kosakata dan kemampuan
membaca pemahaman.
4. Menguji normalitas sampel data pemahaman kosakata dan kemampuan
membaca pemahaman.
5. Menguji homogenitas data pemahaman kosakata dan kemampuan kemampuan
membaca pemahaman.
6. Menguji kelinieran.
7. Menguji regresi linier kedua variabel.
8. Menguji hipotesis hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan
membaca pemahaman.
9. Melaporkan hasil penelitian.
3.7 Tolok Ukur Penilaian
Nilai pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman diukur
berdasarkan tabel tolok ukur berikut.
Tabel 3.9 Tolok Ukur Penilaian
Persentase Penguasaan Kategori Nilai85% - 100% Baik Sekali75% - 84% Baik60% - 74% Cukup
40% - 59% Kurang0 - 39% Gagal
(Nurgiantoro, 1995: 393)
3.7 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Pengujian persyaratan analisis data meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Persyaratan penghitungan analisis data ini menggunakan analisis perangkat lunak
program SPSS 12.0 for Windows.
3.7.1 Pengujian Distribusi Normalitas
Bagian ini akan menguji normal atau tidaknya sebuah distribusi data dengan
rumusan sebagai berikut.
Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Dalam uji Kolmogorov
Smirnov diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji memunyai
sebaran kontinyu. Statistik uji yang digunakan:
D = max | F0 (Xi) – Sn (Xi) | ; i = 1, 2, 3....
Dimana:
F0 (Xi) : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif dari distribusi teoritis dalam
kondisi H0
SN (Xi) : Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n
Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel Kolmogorov
Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan keputusan dalam uji ini
adalah:
jika D < D tabel maka tolak Ho dan
jika D > D tabel maka terima Ho.
Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai signifikasi (Asymp.
Significance). Jika nilai signifikasinya lebih kecil dari α maka Ho ditolak
demikian juga sebaliknya.
Tolak Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) kurang dari (<) 0,05 berarti
distribusi sampel tidak normal.
Terima Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) lebih dari (>) 0,05 berarti
distribusi sampel adalah normalitas.
(Rusman, 2006 : 43).
3.7.2 Pengujian Homogenitas
Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui apakah data sampel
yang diambil dari populasi itu bervariasi homogen atau tidak. Adapun rumusan
hipotesis dalam penghitungan ini adalah sebagai berikut.
Ho : Varians populasi adalah homogen
Ha : Varians populasi adalah tidak homogen
Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya adalah:
jika probabilitas (Sig.) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima;
jika probabilitas (Sig.) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak.
(Rusman, 2006 : 46).
Untuk pengujian homogenitas digunakan uji ANOVA, dengan rumus statistik
sebagai berikut.
Keterangan:
yit = nilai sampel tiap variabel
ŷi = rata-rata sampel
F =
dengan nilai kritis F(α, k-1, n-k).
3.8 Pengujian Kelinearan
Untuk menguji kelinieran diperlukan hipotesis sebagai berikut.
Ho : Model regresi berbentuk linier.
Ha : Model regresi berbentuk tidak linier.
Adapun pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan koefisien
Signifikasi (Sig.) dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from
Linearity pada tabel ANOVA dengan taraf nyata α yang dipilih (misal 5% atau
Zit = |yit – ŷi |
1%). Kriterianya: apabila nilai Sig. pada Deviation from Linearity lebih dari (>)
taraf nyata α, Ho diterima; jika sebaliknya tidak diterima (Rusman, 2006 : 54).
3.9 Pengujian Regresi Linier
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (pemahaman kosakata)
terhadap variabel Y (kemampuan membaca pemahaman), diperlukan analisis
regresi dengan persamaan Ŷ = a+bx.
Persamaan regresi antara variabel X (pemahaman kosakata) terhadap variabel Y
(kemampuan membaca pemahaman) dilakukan uji t. Uji t dilakukan untuk
menguji signifikasi konstanta dan variabel independen. Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut.
Ho : Koefisien regresi tidak signifikan
H1 : Koefisien regresi signifikan
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah:
apabila t hitung lebih besar (>) t tabel dengan dk = n-2 pada taraf nyata α =
0,05, Ho ditolak dan H1 diterima, atau
apabila probabilitas (Sig.) < 0,05, Ho ditolak dan H1 diterima.
3.10 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyimpulkan apakah hipotesis yang
dirumuskan berdasar teori didukung oleh data yang ada di lapangan. Selain itu,
pengujian hipotesis ini berguna untuk menguji kekuatan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Hipotesis yang akan diuji adalah “ada hubungan
positif dan signifikan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca
pemahaman”. Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan teknik Korelasi
Product Moment dari Pearson dengan angka kasar.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2006 : 275).
rxy =
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y∑X = Jumlah skor variabel X∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
Hipotesis statistiknya sebagai berikut.
Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman kosakata
(X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)
Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman
kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Jika t hitung > t tabel → Ho ditolak dan Ha diterima;
Jika t hitung < t tabel → Ho diterima dan Ha ditolak.
Atau
jika probabilitas sig. (2-tailed) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak;
jika probabilitas sig. (2-tailed) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima
(Rusman dalam Apriliya, 2008: 45).
Untuk menentukan keeratan hubungan kedua variabel penelitian digunakan
kriteria penafsiran pada tabel interpretasi nilai r pada halaman berikut.
Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah (tidak berkorelasi)0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2008 : 257)
Setelah pengujian hipotesis, analisis korelasi dilanjutkan dengan menghitung
koefisien determinasi melalui cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan/rxy
(Sugiyono, 2008 : 259). Dengan mencari koefisien determinasi ini, dapat
diketahui berapa persentase pengaruh pemahaman kosakata (variabel X) terhadap
kemampuan membaca pemahaman (variabel Y).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun pelajaran
2010/2011. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pemahaman
kosakata sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan membaca pemahaman
sebagai variabel terikat (Y). Oleh karena itu, data yang diperlukan penelitian ini
ada dua macam, yaitu data tentang pemahaman kosakata dan data tentang
kemampuan membaca pemahaman.
4.2 Deskripsi Data
Data yang dideskripsikan dari penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu
pemahaman kosakata (X) dan kemampuan membaca pemahaman (Y). Data
didapat dengan cara memberikan tes kepada siswa kelas X SMA Negeri 16
Bandarlampung. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode statistik
deskriptif. Analisis deskriptif menampilkan jumlah responden, skor rata-rata,
median, modus, standar deviasi, varians, rentan skor, distribusi frekuensi, skor
tertinggi, skor terendah, dan skor total. Penghitungan pada jumlah responden, skor
rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians, rentang skor, skor tertinggi,
skor terendah, dan skor total digunakan program SPSS 12.0 for Windows,
sedangkan pembuatan grafik dalam bentuk diagram menggunakan program
Microsoft Exel. Untuk menentukan distribusi frekuensi, dilakukan cara manual.
4.2.1 Data Variabel Pemahaman Kosakata (X)
Data tentang pemahaman kosakata dalam penelitian ini diketahui dengan
menggunakan tes bentuk objektif pilihan ganda. Setelah diadakan tes pemahaman
kosakata yang dilakukan terhadap 40 siswa diperoleh jumlah skor 2442 dengan
skor tertinggi 91, skor terendah 34, skor rata-rata terbesar 61,05, rentang skor (R)
57, banyak kelas (K) 6, dan panjang kelas (P) 10.
Melalui tes tersebut, diperoleh data tentang variabel pamahaman kosakata seperti
yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Kosakata kelas X
SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.
No. Kelas Interval
Batas Bawah
Batas Atas
Mean Tengah
F. Abs.l
F. Rel. (%)
F.Kum. (%)
1 84 - 93 84,5 93,5 88,5 7 17,5 17,5
2 74 – 83 73,5 83,5 78,5 6 15 32,5
3 64 – 73 63,5 73,5 68,5 3 7,5 40
4 54 – 63 53,5 63,5 58,5 9 22,5 62,5
5 44 – 53 43,5 53,5 48,5 10 25 87,5
6 34 – 43 33,5 43,5 38,5 5 12,5 100
Jumlah 40 100
Berdasarkan penghitungan di atas, dapat diketahui kelas interval 84–93 memiliki
frekuensi absolut 7 orang dan frekuensi relatif 17,5%. Kelas interval 74–83
memiliki frekuensi absolut 6 orang dan frekuensi relatif 15%. Kelas interval 64–
73 memiliki frekuensi absolut 3 orang dan frekuensi relatif 7,5%. Kelas interval
54–63 memiliki frekuensi absolut 9 orang dan frekuensi relatif 22,5%. Kelas
interval 44–53 memiliki frekuensi absolut 10 dan frekuensi relatif 25%. Kelas
interval 34–43 memiliki frekuensi absolut 5 dan frekuensi relatif 12,5%.
Frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 44–53 memiliki frekuensi
absolut 10 orang dan frekuensi relatif 25%.
Frekuensi pemahaman kosakata siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung
juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut.
84 - 93 74 – 83 64 – 73 54 – 63 44 – 530.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
kelas interval
F. Rel. (%)
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pemahaman Kosakata
4.2.2 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman
Data tentang kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini diketahui
dengan menggunakan tes bentuk objektif pilihan ganda. Setelah diadakan tes
kemampuan membaca pemahaman yang dilakukan terhadap 40 siswa diperoleh
jumlah skor 2497 dengan skor tertinggi 94, skor terendah 33, skor rata-rata
terbesar 62,425, rentang skor (R) 61, banyak kelas (K) 6, dan panjang kelas (P)
11.
Melalui tes tersebut, diperoleh data tentang variabel membaca pemahaman seperti
yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2010/2011.
No.
Kelas Interval
Batas Bawah
Batas Atas
Mean Tengah
F. Abs.l
F. Rel. (%)
F.Kum. (%)
1 83 – 94 82,5 94,5 88,5 6 15 15
2 73 – 82 72,5 82,5 78,5 7 17,5 32,5
3 63 – 72 62,5 72,5 68,5 9 22,5 55
4 53 – 62 52,5 62,5 58,5 5 12,5 67,5
5 43 – 52 42,5 52,5 48,5 8 20 87,5
6 33 – 42 32,5 42,5 38,5 5 12,5 100
Jumlah 40 100
Berdasarkan penghitungan di atas, dapat diketahui kelas interval 83–94 memiliki
frekuensi absolut 6 orang dan frekuensi relatif 15%. Kelas interval 73–82
memiliki frekuensi absolut 7 orang dan frekuensi relatif 17,5%. Kelas interval 63–
72 memiliki frekuensi absolut 9 orang dan frekuensi relatif 22,5%. Kelas interval
53–62 memiliki frekuensi absolut 5 orang dan frekuensi relatif 12,5%. Kelas
interval 43–52 memiliki frekuensi absolut 8 dan frekuensi relatif 20%. Kelas
interval 33–42 memiliki frekuensi absolut 5 dan frekuensi relatif 12,5%.
Frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 63–72 memiliki frekuensi
absolut 9 orang dan frekuensi relatif 22,5%.
Frekuensi kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 16
Bandar Lampung juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut.
83 – 94 73 – 82 63 – 72 53 – 62 43 – 52 33 – 420%
5%
10%
15%
20%
25%
kelas interval
F. Rel. (%)
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca
Pemahaman
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Pengujian persyaratan analisis data ini meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Persyaratan penghitungan analisis data pada penelitian ini
menggunakan perangkat lunak program SPSS 12.0 for Windows.
4.3.1 Pengujian Distribusi Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normal atau tidaknya sebuah
distribusi data dengan rumusan sebagai berikut.
Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut.
tolak Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) kurang dari (<) 0,05 berarti distribusi
sampel tidak normal;
terima Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) lebih dari (>) 0,05 berarti distribusi
sampel adalah normal.
Berdasarkan keluaran hasil program SPSS 12.0 for Windows diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Kosakata (X) dan Kemampuan Membaca Pemahaman
Variabel Nilai Kolmogorf-Smirnov Sig.
Ketentuan Taraf Nyata α
Keputusan
Pemahaman Kosakata (X)
0,490 Sig. > α 0,05 Normal
Kemampuan Membaca Pemahaman (Y)
0,463 Sig. > α 0,05 Normal
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui uji normalitas pemahaman kosakata
diperoleh nilai Asymp. Sig 0,490 yang ternyata lebih dari (>) 0,05, sedangkan
untuk tes kemampuan membaca pemahaman diperoleh nilai Asymp. Sig. 0,463
(>) 0,05. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel pada tes
pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman berdistribusi
normal. Distribusi hasil variabel X (Pemahaman Kosakata) juga dapat dilihat dari
keluaran pada normal Q-Q Plot dalam bentuk grafik berikut.
5 10 15 20 25 30 35
Observed Value
5
10
15
20
25
30
35E
xp
ec
ted
No
rma
l V
alu
e
Normal Q-Q Plot of x
Gambar 4.3 Distribusi Skor Pemahaman Kosa Kata (X)
Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila tersebar di sekeliling garis
(Rusman, 2006 : 44). Pada Gambar di atas terlihat bawah hampir semua data
tersebar pada garis lurus walaupun ada dua data yang jauh dari garis. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa data pemahaman kosakata adalah normal.
Distribusi hasil variabel Y (Kemampuan Membaca Pemahaman) juga dapat dilihat
dari keluaran pada normal Q-Q Plot dalam bentuk grafik berikut.
9 12 15 18 21 24 27 30 33 36
Observed Value
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36E
xp
ec
ted
No
rma
l V
alu
e
Normal Q-Q Plot of y
Gambar 4.4 Distribusi Skor Kemampuan Membaca Pemahaman (Y)
Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila tersebar di sekeliling garis
(Rusman, 2006 : 44). Pada Gambar di atas terlihat bawah hampir semua data
tersebar pada garis lurus walaupun ada tiga data yang jauh dari garis. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa data kemampuan membaca pemahaman adalah normal.
4.3.2 Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas sampel dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang
diambil dari populasi itu homogen atau tidak. Adapun rumusan hipotesis dalam
penghitungan ini adalah sebagai berikut.
Ho : Varians populasi adalah homogen
Ha : Varians populasi adalah tidak homogen
Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya adalah:
jika probabilitas (Sig.) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima;
jika probabilitas (Sig.) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak.
Dari hasil keluaran uji homogenitas varians Y (kemampuan membaca
pemahaman) yang menggunakan uji One-way pada program SPSS 12.0 for
Windows, ditunjukkan bahwa taraf signifikasi 0,222 adalah lebih besar dari (>)
0,05. Berdasarkan kriteria uji, dapat disimpulkan bahwa varians setiap sampel
adalah sama atau tidak jauh berbeda (homogen). Hasil uji homogenitas dapat
dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas antara Data Pemahaman Kosakata dengan Data Kemampuan Membaca Pemahaman
Variabel Signifikansi Taraf Nyata αKetentuan
Keputusan
Pemahaman KosaKata (X)
0,222 0,05 Sig.> α Data Homogen
4.4 Pengujian Kelinieran
Untuk menguji kelinieran, diperlukan hipotesis sebagai berikut.
Ho : Model regresi berbentuk linier
Ha : Model regresi berbentuk tidak linier
adapun pengambilan keputusannya dengan menggunakan koefisien Signifikasi
(Sig.) dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from Linearity pada
tabel ANOVA dengan taraf nyata α yang dipilih (misal 5% atau 1%). Kriterianya:
apabila nilai Sig. pada Deviation from Linearity lebih dari (>) taraf nyata α, Ho
diterima; jika sebaliknya tidak diterima. Dari hasil pengolahan pada tabel ANOVA,
ternyata nilai Sig. pada Deviation from Linearity lebih dari (>) taraf nyata α yaitu
0,313 > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang
menyatakan regresi berbentuk linier.
4.4.1 Pengujian Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi tersebut signifikan atau tidak,
dilakukan uji regresi dengan persamaan Ŷ = a+bx. Dari persamaan tersebut
diperoleh penghitungan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi antara Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman
Model Koefisien BStandar Error
Beta t Sig.
Konstan 4,250 2,284 1,861 0,070Pemahaman KosaKata (X)
0,924 0,110 0,806 8,407 0,000
Berdasarkan tabel di atas, analisis regresi Y (Kemampuan Membaca Pemahaman)
atas X (Pemahaman Kosakata) menghasilkan koefisien regresi (B) sebesar 0,924
dengan konstanta 4,250. Dengan demikian bentuk hubungan antara pemahaman
kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman ditunjukkan dengan
persamaan Ŷ = 4,250+0,924x.
Persaman regresi antara Y (Kemampuan Membaca Pemahaman) dengan X
(Pemahaman Kosakata) dianalisis dengan uji t. Hasil pengolahan data diperoleh
thitung 8,407 lebih besar dari (>) t tabel 2,,074 probabilitas (sig.) sebesar 0.000 kurang
dari (<) 0,05. Berdasarkan kriteria penerimaan/penolakan hipotesis, dapat
disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan
regresi Ŷ = 4,250+0,924x adalah signifikan. Persamaan regresi tersebut
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan (satu unit X) pemahaman
kosakata menyebabkan kenaikan 0,924 skor nilai kemampuan membaca
pemahaman (Y) dengan konstanta 4,250.
4.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyimpulkan apakah hipotesis yang telah
dirumuskan berdasar teori didukung oleh data yang ada di lapangan. Selain itu,
pengujian hipotesis, juga digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara
varibel bebas dengan variabel terikat.
Rumusan hipotesis:
Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman kosakata
(X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)
Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman
kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika t hitung > t tabel Ho ditolak dan Ha diterima; dan
Jika t hitung < t tabel Ho diterima dan Ha ditolak.
Atau
jika probabilitas sig.(2-tailed) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak;
jika probabilitas sig.(2-tailed) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima;
Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan uji korelasi product moment dari
Pearson. Penghitungan uji Product Moment ini menggunakan program komputer
SPSS 12.0 for Windows yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Uji Korelasi antara Pemahaman Kosakata dengan Kemampuan Membaca Pemahaman
Korelasi r hitung r tabel Ketentuantaraf nyata α
Keputusan
Pemahaman Kosakata dengan Kemampuan membaca pemahaman
0,806 0,312 r hitung > r tabel 0,05 Teruji
Hasil penghitungan tabel Correlations pada program SPSS 12.0 for Windows
menunjukkan bahwa korelasi antara pemahaman kosakata dengan kemampuan
membaca pemahaman. Hal ini terlihat dari rhitung lebih besar (>) dari r tabel, yaitu
0,806 > 0,312 ( hasil dari intervolasi pada taraf nyata α=0,05 dan n=40). Dengan
demikian, Ha diterima dan Ho ditolak, atau dapat juga dilihat dari probabilitas
(sig. 2- tailed) yaitu 0,000 kurang dari (<) 0,05. Berdasarkan hasil penghitungan
ini dapat disimpulkan ada hubungan positif dan signifikan antara pemahaman
kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman. Besarnya nilai r = 0,806 dan
setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi, maka hubungan antara
pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman adalah termasuk
dalam kategori tinggi atau kuat.
4.6 Pembahasan
Pembahasan dari hasil penelitian yang telah terurai di atas adalah sebagai berikut.
4.6.1 Pemahaman Kosakata (Variabel X)
Berdasarkan tes pemahaman kosakata yang telah dilakukan, diperoleh data yang
kemudian dikonsultasikan dengan tolok ukur penilaian dalam bab III yang tertera
dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Tingkat Pemahaman Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011
Interval f Persentase Tingkat kemampuan
85-10075-8460-7440-590-39
585184
12,5%20%12,5%45%10%
Baik SekaliBaikCukupKurangGagal
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai kategori
baik sekali berjumlah 12,5%, siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 20%,
siswa yang mencapai ketegori cukup ada 12,5%, siswa yang mencapai kategori
kurang ada 45%, dan siswa dengan kategori gagal ada 10%. Data pemahaman
kosakata siswa memperoleh kategori cukup dengan persentase 61,05%. Data
tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Persentase tingkat pemahaman kosakata
siswa dapat dilihat pada diagram berikut
85-100 75-84 60-74 40-59 0-390%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
kelas interval
Persentase
Gambar 4.5 Diagram Persentase Pemahaman Kosakata
4.6.2 Kemampuan Membaca Pemahaman (Variabel Y)
Berdasarkan tes kemampuan membaca pemahaman yang telah dilakukan,
diperoleh data yang kemudian dikonsultasikan dengan tolok ukur penilaian dalam
bab III yang tertera dalam tabel berikut.
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011
Interval f Persentase Tingkat kemampuan85-10075-8460-7440-590-39
6711135
15%17,5%27,5%32,5%12,5%
Baik SekaliBaik
CukupKurangGagal
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel 19 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai kategori
baik sekali berjumlah 15%, siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 17,5%,
siswa yang mencapai ketegori cukup ada 27,5%, siswa yang mencapai kategori
kurang ada 32,5%, dan siswa dengan kategori gagal ada 7,5%. Data kemampuan
membaca pemahaman memperoleh kategori cukup dengan persentase 62,4%.
Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Persentase tingkat kemampuan
membaca pemahaman siswa dapat dilihat pada diagram berikut.
. 85-100 75-84 60-74 40-59 0-390%5%
10%15%20%25%30%35%
kelas interval
Persentase
Gambar 4.6 Diagram Persentase Kemampuan Membaca Pemahaman
4.6.3 Hubungan antara Pemahaman Kosakata dengan Kemampuan
Membaca Pemahaman
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”ada hubungan yang positif
dan signifikan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran
2010/2011”. Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya
hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca
pemahaman. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan penulis, didapatkan
bahwa sampel berdistribusi normal (variabel X dan Y) dan homogen (variabel Y).
Persamaan regresi antara Y (kemampuan membaca pemahaman) terhadap X
(pemahaman kosakata) dilakukan melalui uji t. Dari hasil pengolahan data
diperoleh koefsien determinasinya/r2 adalah 0,8062 = 0,649. Hasil ini
menggambarkan bahwa sebesar 64,9% aspek kemampuan membaca pemahaman
(Y) ditentukan oleh pemahaman kosa kata (X) sedangkan 35,1% ditentukan oleh
aspek lainnya. Semi (1993 : 41) menyatakan bahwa di dalam menguji kemampuan
membaca pemahaman, harus diperhatikan tiga aspek pokok, yang meliputi
kemampuan memahami kata-kata dan istilah, kemampuan memahami pola-pola
kalimat dan bentuk-bentuk kata, serta kemampuan menafsirkan dengan tepat
lambang-lambang atau tanda-tanda yang dipakai dalam bahasa tertulis. Oleh
sebab itu, 35,1% dari aspek lain yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman
dapat berupa penguasaan tanda baca dan kemampuan memahami pola-pola
kalimat. Persentase kontribusi pemahaman kosakata dan faktor lain terhadap
kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat pada gambar berikut ini.
pemahaman kosakata64,9%
faktor lain35,1%
Gambar 4.7 Persentase Konstribusi Pemahaman Kosakata terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman
Mengacu pada kriteria penerimaan/ penolakan hipotesis di atas, Ha diterima dan
Ho ditolak sehingga menunjukkan adanya hubungan yang positif, erat, dan
signifikan antara pemahaman kosakata (X) dengan kemampuan membaca
pemahaman (Y). Hal tersebut berarti bahwa hasil penelitian ini mendukung dan
memperkuat teori yang telah dikemukakan pada bab II yakni semakin tinggi
pemahaman kosakata, semakin tinggi pula kemampuan membaca pemahaman
seseorang.
Hasil ini memaparkan kemampuan siswa ketika penelitian berlangsung. Hal ini
didasari oleh kerjasama dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan
instrumen yang diberikan kepada siswa sudah cukup memenuhi materi yang
sesuai dengan pembelajaran siswa di sekolah. Sehingga siswa tidak begitu
mengalami kesulitan dan hasil yang diperoleh tergolong cukup.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari analisis data yang penulis lakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 16
Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman dapat ditingkatkan melalui peningkatan
pemahaman kosakata. Simpulan tersebut berdasar pada temuan dalam penelitian
ini, yaitu terdapat hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan
membaca pemahaman dengan koefisien korelasi sebesar 0,806 dan koefisien
0,649. Apabila dihubungkan dengan tolok ukur keeratan pada tabel interpretasi r,
dinyatakan keeratan hubungan antara pemahaman kosakata (X) dengan
kemampuan membaca pemahaman (Y) berada pada tingkat hubungan tinggi
dengan memberikan kontribusi 64,9%, sedangkan 35,1% dipengaruhi oleh faktor
lain. Data pemahaman kosakata siswa memperoleh kategori cukup dengan
persentase sebesar 62, 4%, sedangkan data kemampuan membaca pemahaman
siswa tergolong cukup dengan persentase sebesar 61%.
Dari hasil pengolahan data diperoleh, thitung 8,407 lebih besar dari (>) t tabel 2,021
probabilitas (sig.) sebesar 0.000 kurang dari (<) 0,05. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa persamaan regresi Ŷ = 4,250+0,924x adalah signifikan.
Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan (satu
unit X) pemahaman kosakata menyebabkan kenaikan 0,924 skor nilai kemampuan
membaca pemahaman (Y) dengan konstanta 4,250.
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa rhitung lebih besar (>) dari r tabel pada taraf
kebermaknaan, yaitu 0,806 > 0,312 ( hasil dari intervolasi pada taraf nyata α=0,05
dan n=40). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.
5.2 Implikasi
Upaya Peningkatan Pemahaman Kosakata (X) dalam rangka
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman (Y)
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman kosakata,
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kemampuan membaca
pemahaman yaitu 64,9%. Semakin tinggi pemahaman kosakata seseorang,
semakin tinggi pula kemampuan membaca pemahamannya. Skor kemampuan
membaca pemahaman dapat ditingkatkan melalui peningkatan pemahaman
kosakata. Menurut Keraf (1987 : 67) ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
memiliki kosakata secara efektif yaitu melalui pengalaman dan bacaan.
1. Pengalaman
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang akan memudahkannya
dalam menuangkan suatu tulisan. Pengalaman yang dialami oleh seseorang
dapat dituangkan dalam bentuk tulisan atau cerita.
2. Bacaan
Membaca adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan pembelajaran
dan perkembangan kognitif anak-anak dari segala usia.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan pada penelitian ini, penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Saran kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia:
a. Lebih disiplin dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kegiatan belajar mengajar;
b. Memotivasi siswa untuk meningkatkan pemahaman kosakata dalam upaya
meningkatan kemampuan membaca pemahaman;
4. Kepada siswa, penulis menyarankan agar siswa memperbanyak membaca
buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
5. Bagi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang
hendak menulis skripsi, penulis merekomendasikan agar meneliti kemampuan
membaca pemahaman dihubungkan dengan faktor lainnya yang memengaruhi
kemampuan membaca pemahaman. Selain itu, penulis juga menyarankan
khususnya kepada mahasiswa sebagai pengguna sekaligus pemerhati
penggunaan bahasa Indonesia untuk lebih disiplin dan kritis dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dalam hal karya
tulis yang bersifat ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Angkasa.
Atar, Semi. M. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa
Burhan, Yasir. 1981. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Tarsito.
Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Dajan, Anto. 1993. Pengantar Metode Statistik Jilid I dan II. Jakarta: LP3ES.
Debdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Debdikbud. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Depdikbud. 1986. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas III Sekolah Menengah Atas (SMA) Jawa Timur. Jakarta: Depdikbud.
Depdikbud. 2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Jakarta: Fokusmedia.
Fatimah. 1993. Semantik 1. Bandung: Refika Aditama
Fuad, M. 2009. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Bandar Lampung: Ardana Media.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende; Nusa Indah.
Lampung, Universitas. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta.
Maryani. 2010. Hubungan Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Memahami Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Muslich, M. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Malang: Bumi Angkasa.
Nurgiantoro, Burhan. 1995. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang: Sinar Baru.
Nurlaila. 2004. Hubungan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita pada Siswa Kelas V SD. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Rusman, Teddy. 2006. Statistika Penilaian dengan SPSS. Bandar Lampung.
Rusminto, Nurlaksana Eko dan Sumarti. 2006. Analisis Wacana Bahasa Indonesia. Bandarlampung: Depdiknas FKIP Universitas Lampung
Santosa, P.B. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Semarang: ANDI Yogyakarta.
Sanusi, A.E. 1996. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Semi, M. Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
Sudirman. 2007. Semantik Bahasa Indonesia. Bandarlampung: Angkasa.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Sukarti. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Angkasa.
Tampubolon, D.P. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 1990. Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 1987. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Widodo, M. 1998. Mengenal penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Pengajaran Bahasa. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
LAMPIRAN 1INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN TESKEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
Petunjuk Pelaksanaan Tes1. Tulislah nama dan kelas Anda di sebelah kiri atas pada lembar jawaban!2. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan!3. Jumlah soal 36 butir dengan waktu mengerjakan 60 menit.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang Anda anggap paling benar!
Wacana 1 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 1 s.d 7CANDI BOROBUDUR
Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan sejarah Dunia. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusia. Hingga kini candi Borobudur selalu dikunjungi oleh jutaan turis domestik dan mancanegara. Borobudur mempunyai bentuk bangunan yang tidak ada duanya di dunia. Bentuk arsitektur tersebut terinspirasi dari filsafat micro cosmos yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti kapan, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun dan oleh siapa. Jawaban pasti akan hal tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini karena tidak adanya satu dokumen pun yang bisa ditemukan.Berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratunga dari dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah. Borobudur mempunyai arti yang samar-samar, tetapi sebenarnya kata tersebut merupakan sebuah gabungan kata “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa sansakerta yang berarti komplek candi atau
biara, sementara Budur mengingatkan akan kata dari bahasa Bali yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti biara yang terletak di atas bukit.Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung filosofi, dimana ornamen-ornamen tersebut mempunyai simbol kesatuan dalam perbedaan yang dapat diikuti oleh semua orang untuk dapat mencapai tujuan hidup yang paling mulia. Relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran hidup manusia yang sangat indah. Dengan kata lain, Borobudur adalah jiwa dari seni, budaya dan filsafat.
(yogyes.com 22 januari 2011)
1. Pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan yang dikemukakan dalam wacana 1, kecuali ....A. Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa tengah, sekitar 40km dari
YogyakartaB. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di duniaC. Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8D. Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung
filosofi
2. Opini yang terdapat dalam wacana 1 adalah ….A. relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran
hidup manusia yang sangat indahB. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah
diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusiaC. berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak
ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratunga dari dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah
D. Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan sejarah Dunia
3. Bara berasal dari bahasa Sansakerta yang berarti “komplek candi” atau “biara”, sementara Budur mengingatkan akan kata dari Bahasa Bali yang berarti ‘di atas’. Kata “berarti” pada kalimat tersebut berguna untuk ….A. menyatakan hubungan pertentanganB. menyatakan hubungan sepakatC. menyatakan hubungan perbandinganD. menyatakan hubungan pernyataan
4. Kalimat simpulan yang tepat untuk wacana 1 adalah ….A. Candi Borobudur memiliki ornamen-ornamen bangunan yang indahB. Candi Borobudur merupakan prasasti peninggalan raja Samaratunga dari Dinasti
SyailendraC. Candi Borobudur merupakan candi peninggalan sejarah yang terindah dan terbaik
di duniaD. Candi Borobudur merupakan pusat peradaban dunia
5. Kalimat pertanyaan yang tepat dengan wacana 1 adalah …A. bagaimanakah awal mula berdirinya Candi Borobudur?B. siapakah yang membangun Candi Borobudur?C. apakah arti dari kata Borobudur itu sendiri?D. mengapa hingga saat ini, candi Borobudur masih saja selalu dikunjungi oleh
wisatawan baik asing maupun wisatawan domestik?
Wacana 2 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 8 s.d 13
Media Cangkok Tanaman Buah
Mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buah karena tidak diperlukan keahlian khusus untuk melakukannya. Banyak pecinta tanaman memilih cara ini dibandingkan dengan okulasi, sambung pucuk, atau setek. Apalagi dengan mencangkok semua sifat induk akan diturunkan sama persis ke bibitnya.
Meskipun mudah dilakukan, media yang terbaik untuk mencangkok selalu menjadi pertanyaan. Untuk itu, kebun pembibitan Trubus telah mencoba mencangkok tanaman buah menggunakan spaghnum moss, akar kadaka, sabut kelapa, dan tanah. Beberapa jenis tanaman yang dicangkok adalah rambutan binjai, jambu air, dan mangga arum manis. Masing-masing tanaman dicangkok dengan menggunakan empat jenis media dan setiap jenis sebanyak lima cangkokan. Hasil akhir masing-masing tanaman tampak pada tabel berikut ini.
Tanaman Akar kadaka Spaghnum moss sabut Tanah
Rambutan binjaiJambu airMangga
+ /2bulan+ /3bulan+ /3bulan
+ /2bulan+ /3bulan+ /3bulan
+ /2bulan+ /3bulan+ /3bulan
-+ /3 bulan-
Keterangan :+ : akar tumbuh dengan baik- : akar tumbuh jelek atau tidak tumbuh2/3 bulan : waktu cangkok siap dipotong
(Keterampilan Dasar Menulis Edisi 2, 2006:5.30)
6. Fakta yang terdapat dalam wacana 2 terdapat pada kalimat ….A. mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buah
karena tidak diperlukan keahlian khusus untuk melakukannyaB. meskipun menccangkok mudah dilakukan, namun hingga kini belum ditemukan
media tepat untuk melakukannyaC. untuk itu, kebun pembibitan Trubus telah mencoba mencangkok tanaman buah
menggunakan spaghnum moss, akar kadaka, sabut kelapa, dan tanahD. apalagi dengan mencangkok semua sifat induk akan diturunkan sama persis ke
bibitnya
7. Pernyataan berikut tentang tabel pada wacana 2 benar, kecuali ….A. akar tanaman mangga dapat tumbuh dengan baik jika dicangkok dengan
menggunakan media spaghnum mossB. cangkok rambutan binjai tidak dapat tumbuh jika menggunakan media tanahC. cangkok tanaman mangga siap potong dalam waktu 3 bulanD. cangkok jambu air dapat tumbuh dengan menggunakan keempat media
8. Simpulan yang sesuai dengan wacana 2 adalah ….A. tanaman mangga siap panen dalam waktu 3 bulan
B. kekurangan menggunakan cara mencangkok adalah tanaman dapat panen sekali dalam setahun
C. mencangkok adalah cara terbaik dalam hal menanam tanamanD. dengan mencangkok semua sifat induk akan turun sama persis ke bibitnya
9. Mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buah karena tidak diperlukan keahlian khusus untuk melakukannya. Kata “mencangkok” dalam kalimat tersebut memiliki makna ….A. ranting yang sudah tidak berdaun lagiB. menggali tanah dengan cangkulC. menanam dengan menggunakan biji tanamanD. membuat cabang menjadi berakar untuk ditanam
10. Gagasan utama paragraf pertama adalah ….A. banyak pecinta tanaman memilih cara ini dibandingkan dengan okulasi, sambung
pucuk, atau setekB. dengan mencangkok semua sifat induk akan diturunkan sama persis ke bibitnyaC. mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buahD. mencangkok tidak diperlukan keahlian khusus
11. Kalimat pertanyaan yang sesuai dengan wacana 2 adalah …A. apa sajakah alat yang digunakan untuk mencangkok?B. siapakah yang pertama kali menggunakan media cangkok pada tanaman?C. mengapa para pecinta tanaman lebih memilih cara mencangkok dibandingkan
dengan okulasi, sambung pucuk, atau setek?D. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk mencangkok tanaman jambu?
Wacana 3 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 14 s.d 19
65% Hutan Tanggamus dalam Kondisi Kritis
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus F.B. Karjiono Wahana mengakui dari hutan seluas 147.669,11 hektare diperkirakan 65% dalam kondisi rusak dan kritis. “Tidak bisa dimungkiri jika kini kondisi hutan di Tanggamus, 65% atau 87 ribu hektare dalam kondisi rusak. Jadi diperkirakan tinggal sekitar 35% sisanya yang masih hutan,” kata Karjiono, saat dialog Hutan Kemasyarakatan (HKm), di aula Islamic Center Kotaagung, Rabu (5/2)
Hadir dalam dialog itu, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, Forum HKm Provinsi Bengkulu, Walhi, Unila, LSM, Pers, dan Petani HKm. Menurut Karjiono, berbagai upaya telah dilakukan untuk memulihkan fungsi hutan di Tanggamus yang merupakan hulu Daerah Aliran Sungai (das), diantaranya DAS Way Sekampung. Selain itu, daerah tangkapan air (chactum area) waduk Batutegi yang menjadi sumber pemasok air baku 6 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. “kegiatan GNHRL ini memang belum menghasilkan,” kata dia.
Tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamus, menurut Karjiono, disebabkan miminya pengelola di bidang kehutanan. Di mana, di Tanggamus kini hanya ada 13 anggota Polisi Kehutanan (Polhut), ditambah 52 petugas kehutanan di tingkat kabupaten, dan 14 petugas di kecamatan. “untuk itu, pada tahun 2011 ini, kami akan mengajukan usulan rekruten CPNSD.”
(Lampung Post, 6 februari 2011)
12. Kalimat topik paragraf pertama terletak pada ….A. awal paragrafB. akhir paragrafC. tengah paragrafD. awal dan akhir paragraf
13. Berdasarkan wacana 3, dari hutan seluas 147.669,11 hektare, hutan yang rusak diperkirakan seluas ….A. 65 ribu hektareB. 47 ribu hektareC. 35 ribu hektareD. 87 ribu hectare
14. Pertanyaan yang sesuai dengan isi wacana 3 adalah ….A. siapa sajakah yang harus bertanggungjawab atas kerusakan hutan Tanggamus?B. sejak kapan hutan Tanggamus mengalami kerusakan?C. apa sajakah kerugian yang disebabkan rusaknya hutan di Tanggamus?D. apakah sebab tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamus?
15. Tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamus, menurut Karjono, disebabkanminimnya pengelola di bidang kehutanan. Antonim dari kata”disebabkan” pada kalimat di atas adalah ….A. dikarenakanB. diakibatkanC. diawalkan D. diadakan
16. Simpulan yang tepat untuk wacana 3 adalah ….A. upaya yang harus dilakukan untuk megatasi kerusakan hutan di Tanggamus
adalah dengan menambah pengelola di bidang kehutananB. hutan di Tanggamus berfungsi sebagai hulu Daerah Aliran Sungai (das)C. hutan Tanggamus 65% mengalami kerusakan dan dalam kondisi kritisD. hutan di Tanggamus seluas 147.669,11 hektare
17. Kalimat yang merupakan fakta pada wacana 3 adalah ….A. menurut Karjiono, Tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamusdisebabkan
miminya pengelola di bidang kehutananB. Menurut Karjiono, berbagai upaya telah dilakukan untuk memulihkan fungsi
hutan di TanggamusC. “kegiatan GNHRL ini memang belum menghasilkan,” kata KarjionoD. hutan di Tanggamus seluas 147.669,11 hektare
Wacana 4 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 20 s.d 25
Amblasnya Tol Cipularang
Tol Cipularang yang belum lama diresmikan, amblas di Km 91.600. Tidak ada korban jiwa karena jalan tol dari Jakarta ke Cileunyi itu amblas di saat lalu lintas sedang sepi, yakni kira-kira pukul 02.00WIB. Selain itu, keretakan dan tanda-tanda akan terjadinya amblas jalan tol di Kampung Pasirhonje, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta ini, sudah diketahui petugas Jasa Marga beberapa jam sebelumnya sehingga petugas bisa mengantisipasinya.
Sehari setelah itu terjadi lagi longsor susulan yang membuat sisi ruas tol di jalur A (Jakarta-Bandung) ambrol. Bahu ruas jalan yang ambrol itu, terletak di Km 91,925. Bahkan, kamis malam terjadi lagi longsor susulan di Km 70,6. Akan tetapi, kejadian yang ketiga ini terbilang lebih relatif kecil dibandingkan kejadian pertama dan kedua. Tol di Km 70,6 itu anjlok sepanjang 25 meter dengan kedalaman kurang lebih 4 meter. Anjloknya tol terakhir ini, juga sudah terlihat sejak dua hari sebelumnya sehingga tidak sampai mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Tidak menutup kemungkinan longsor susulan masih akan terjadi. Hal ini dikarenakan di kawasan Pasirhonje memang dikenal sebagai daerah rawan longsor. Bahkan, Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana Geologi, Dr. Ir. Surono sudah memperkirakan sebelumnya bahwa di kawasan itu akan terjadi longsor. Menurut Surono, daerah tersebut merupkakan zona merah atau rawan longsor dan sudah berkali-kali terjadi pergerakan tanah.
Itu sebabnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menginstruksikan kepada pihak operator jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) untuk sementara memasang rambu-rambu di kawasan rawan ambles itu. Ini penting, agar pengendara memperlambat lajunya saat memasuki jalan yang rawan tersebut sehingga tidak terjadi kecelakaan yang bisa mengakibatkan korban jiwa. Walaupun Dirut Jasa marga sudah menjamin jalan tol itu sudah aman, tetapi masyarakat pengguna jalan Tol Purbaleunyi masih harus ekstra hati-hati. Terutama saat melewati daerah sekitar Sukatani Purwakarta. Dilanjutkan oleh Joko,hal yang lebih penting adalah segera perbaiki jalan tol itu secara tuntas sekaligus meneliti mengapa sampai terjadi longsor dan kemungkinan adanya kegagalan konstruksi. Terjadinya kegagalan kontruksi di ruas tol itu menunjukkan persoalan mendasar dalam bidang konstruksi di Indonesia. Persoalan tersebut di antaranya diduga terkait proses tender yang tidak transparan, realisasi biaya yang tidak sesuai dengan anggaran, pengerjaan yang kurang berkualitas serta perencanaan yang asal-asalan. Pihak yang bersalah harus bertanggung jawab dan harus segera ditndak jika terbukti.
(Lampung Post, 23 maret 2011)
18. Kalimat utama paragraf pertama pada wacana 4 adalah ….A. longsor terjadi sebanyak tiga kali berturut-turutB. terjadinya kegagalan kontruksi di ruas tol itu menunjukkan persoalan mendasar
dalam bidang konstruksi di IndonesiaC. tidak ada korban jiwa karena jalan tol dari Jakarta ke Cileunyi itu amblas
di saat lalu lintas sedang sepi, yakni kira-kira pukul 02.00WIBD. tol Cipularang amblas di Km 91.600
19. Berdasarkan wacana 4, kalimat yang merupakan fakta adalah ….A. tol Cipularang terletak di Kampung Pasirhonje, Kecamatan Sukatani,
Kabupaten PurwakartaB. Dr. Ir. Surono sudah memperkirakan sebelumnya bahwa di kawasan itu akan
terjadi longsorC. persoalan amblasnya tol ini di antaranya diduga terkait proses tender yang tidak
transparan, realisasi biaya yang tidak sesuai dengan anggaran, pengerjaan yang kurang berkualitas serta perencanaan yang asal-asalan
D. Dirut Jasa marga sudah menjamin jalan sudah aman, tetapi masyarakat pengguna jalan Tol Purbaleunyi masih harus ekstra hati-hati
20. Pernyataan di bawah ini benar dan sesuai dengan wacana 4, kecuali ….A. longsor terjadi sebanyak dua kali berturut-turut B. tol Cipularang amblas di Km 91.600C. tol amblas diperkirakan pada pukul 02.00 WIBD. pihak yang bersalah harus bertanggung jawab dan harus segera ditndak jika
terbukti
21. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menginstruksikan kepada pihak operator jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) untuk sementara memasang rambu-rambu di kawasan rawan ambles.Kata “menginstruksikan” dalam kalimat tersebut dapat diganti dengan kata ….A. menggantikanB. memerintahkanC. melaporkanD. mempertimbangkan
22. Pertanyaan yang tidak sesuai dengan isi wacana 4 adalah …A. siapa sajakah yang harus bertanggungjawab atas amblasnya Tol Cipularang?B. berapa jumlah korban jiwa dalam musibah amblasnya Tol Cipularang?C. apa sajakah kerugian yang disebabkan amblasnya Tol Cipularang?D. apakah penyebab amblasnya Tol Cipularang?
23. Simpulan yang tepat untuk wacana 4 adalah ….A. amblasnya Tol Cipularang cukup membawa dampak buruk bagi jalur lalu lintas
di sekitarnyaB. Tol Cipularang yang belum lama diresmikan, amblas di Km 91.600C. tol Cipularang terletak di Kampung Pasirhonje, Kecamatan Sukatani, Kabupaten
PurwakartaD. diduga penyebab terjadinya amblasnya Tol Cipulang adalah proses tender yang
tidak transparan, realisasi biaya yang tidak sesuai dengan anggaran, pengerjaan yang kurang berkualitas serta perencanaan yang asal-asalan
Wacana 5 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 27 s.d 32
Manfaat air putih bagi kesehatan
Mengapa kita harus banyak mengkonsumsi air putih?”, jika itu pertanyaan yang selama ini di benak anda, jawabnya cukup mengerikan namun anda tak perlu bersembunyi, yang perlu anda lakukan hanyalah mengisi gelas dengan air putih dan minum sebanyak-banyaknya.
Sejak pertama kali mempelajari biologi, anda pasti mengatahui bahwa 80% tubuh manusia terdiri dari air. Bahkan ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80% dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, yaitu Otak dan Darah. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Namun ukuran ini tidak berlaku pada anda yang hobi merokok, sebaliknya anda harus mengkonsumsi air putih lebih dari 2 liter perhari. Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh, misalnya air seni, keringat, pernapasan dan sekresi.
Setelah anda mengetahui berapa banyak air yang wajib kita konsumsi perharinya, marilah kita bayangkan apa jadinya bila anda melanggar aturan tersebut atau dalam bahasa sederhananya, anda minum kurang dari 2 liter air putih perhari. Jawabnya yaitu, tubuh akan menyeimbangkan diri. Tubuh akan “menyedot” air dari komponen tubuh sendiri. Dimulai dari komponen yang paling dekat, darah. Lantaran air dalam darah disedot untuk keperluan tubuh, maka darah akan menjadi kental sehingga perjalanannya ke seluruh tubuh menjadi kurang lancar.
Pada proses ini, ginjal akan sangat menderita. Dalam menjalankan tugasnya menyaring racun dari darah, ia akan mengalami kesulitan saat harus menyaring darah yang kental. Tak jarang darah ini akan menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal. Berbahaya? Tergantung , tapi yang jelas air seni anda akan berwarna kemerahan, sebagai pertanda mulai bocornya saringan ginjal. Jika anda tetap ‘cuek’ dan tidak melakukan sesuatu untuk menghentikan kebocoran ini, maka anda harus menyiapkan Rp400.000 rupiah seminggu. Untuk apa? tentu saja untuk cuci darah.
Sekarang anda bisa menyimpulkan apakah kebocoran saringan ginjal termasuk hal berbahaya atau tidak? saat darah mengalir lewat otak, perjalanannya pun juga tak lancar sama halnya saat ia melewati ginjal. Akibatnya otak tidak lagi “encer” . Sel-sel otak adalah organ yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen. Terhalangnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bila anda juga mengidap penyakit jantung, maka sempurnalah penderitaan tubuh kita dengan adanya serangan stroke .
(yogyes.com 22 maret 2011)
24. Fakta yang tepat yang terdapat dalam wacana 5 adalah ....A. bagi anda yang hobi merokok, harus mengkonsumsi air putih lebih dari 2 liter
perhari B. Untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih
minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehariC. ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80%, yaitu otak
dan darah D. Jika anda tetap ‘cuek’ dan tidak melakukan perubahan pola hidup ini, maka anda
harus menyiapkan Rp400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah
25. Simpulan yang tepat untuk wacana 5 adalah ....A. kita harus minum 8 gelas air setiap hariB. air putih sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusiaC. banyaknya penyakit yang disebabkan kebocoran ginjalD. kesehatan sangat mahal harganya
26. Gagasan utama paragraf kedua pada wacana 4 adalah ….A. 80% tubuh manusia terdiri dari airB. bahkan ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80%
dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, yaitu Otak dan Darah.
C. otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%
D. untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehari
27. Berdasarkan wacana 5, ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80% dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, yaitu ….A. otak dan darahB. ginjal dan darahC. otak dan paru-paruD. ginjal dan hati
28. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Kata komponen dalam kalimat tersebut dapat diganti dengan kata ….A. ruanganB. bagianC. tempatD. lokasi
29. Pertanyaan yang sesuai dengan isi wacana 5 adalah …A. berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengobati stroke?B. kapan tubuh kita sangat membutuhkan air?C. bagaimanakah proses metabolism dalam tubuh kita? D. mengapa kita harus banyak mengkonsumsi air putih?
Wacana 6 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 32 s.d 40.
Integrasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran
Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia di tuntut untuk mampu menggunakan teknologi agar mampu bersaing dengan Negara lain. Saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mampu menggunakan Teknologi dengan baik, contohnya saja dalam hal pengoperasian komputer, masih banyak yang belum menguasai Microsoft Office, sehingga Sumber Daya Manusia yang ada belum mencapai tingkat yang sesuai dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Pihak sekolah, menjadikan TIK (Teknologi Komunikasi dan Informasi) sebagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa. Dan belum semua guru mampu mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran, sehingga membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan membosankan.
Namun saat ini, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dsb, sudah mampu mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran mereka. Contohnya saja, sudah adanya Sekolah yang menerapkan E-learning dalam proses pembelajaran mereka. Adanya sekolah yang menerapkan pendidikan jarak jauh yang membantu daerah-daerah terpencil agar mampu meraih pendidikan yang sebanding dengan mereka yang ada di kota-kota besar.
Masalah besar yang masih ada saat ini diantaranya adalah fasilitas dan kemampuan sumber daya manusia. Fasilitas untuk mendukung adanya pendidikan jarak jauh masih jauh melampaui biaya yang dimiliki pihak sekolah. Tidak semua sekolah mampu menyediakan fasilitas tersebut dengan biaya yang sedikit. Sumber daya guru yang masih sedikit dalam memiliki kemampuan mengoperasikan komputer dan program-program E-Learning. Adanya rasa “gengsi” guru untuk merubah pola mengajar mereka yang tradisional menjadi pembelajaran berbasis aneka sumber termasuk media pembelajaran juga merupakan salah satu kendala dalam pengintegrasian TIK. Alasan yang selalu ada yaitu kurangnya mereka menguasai media, dan ketidakmampuan itu terkadang tidak mau mereka hilangkan dan tidak mau mempelajari bagaimana media tersebut bekerja membantu proses pembelajaran. Masalah-masalah ini yang selalu menjadi kendala dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran.
Berbeda jauh dengan integrasi teknologi komunikasi dan informasi di kota-kota besar. Adanya pelatihan-pelatihan dan rasa keingintahuan guru untuk menguasai komputer membantu mereka untuk mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran yang ada tidak lagi monoton, seperti penggunaan Power Point dalam pelajaran sejarah; adanya CD pembelajaran dalam pembelajaran Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, dsb; adanya penggunaan audio dalam proses pembelajaran Listening pada pelajaran Bahasa Inggris dengan disediakannya Lab Bahasa pada beberapa sekolah; penggunaan Website (baik yang berbayar maupun tidak, misalnya Blog, dsb) pada beberapa sekolah yang mengerti manfaat website tersebut bagi siswa dan sekolah; juga dengan adanya pendidikan jarak jauh tentunya dengan didirikannya Universitas Terbuka dan SMP Terbuka. E-Learning saat ini menjadi satu kebutuhan penting dalam proses pembelajaran agar mampu meratakan pendidikan di Indonesia. Tinggal bagaimana pemerintah mengalokasikan dana pendidikan secara tepat dan merata agar terpenuhinya pemerataan pendidikan dan mengurangi kesenjangan pendidikan yang ada di kota besar dan daerah terpencil.
(Lampung Post, 2 Mei 2010)
30. Kalimat yang merupakan opini yang terdapat dalam wacana 6 adalah ….A. adanya rasa “gengsi” guru untuk merubah pola mengajar mereka yang tradisional
menjadi pembelajaran berbasis aneka sumber termasuk media pembelajaran juga merupakan salah satu kendala dalam pengintegrasian TIK
B. di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dsb, sudah mampu mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran
C. E-Learning saat ini menjadi satu kebutuhan penting dalam proses pembelajaran agar mampu meratakan pendidikan di Indonesia
D. kesenjangan terjadi antara pendidikan di kota dengan pendidikan daerah terpencil
31. Ide pokok paragraf pertama wacana 6 adalah ….A. masyarakat banyak yang belum menguasai teknologiB. pada era globalisasi, masyarakat Indonesia dituntut menguasai teknologi agar
mampu bersaing dengan Negara lainC. SDM di Indonesia masih sangat rendahD. Kemajuan teknologi belum dirasakan oleh masyarakat Indonesia
32. Simpulan yang tepat untuk wacana 6 adalah ….A. TIK merupakan mata pelajaran wajib di sekolahB. kota-kota besar sudah menggunakan program E-Learning dan penggunaan
website di sekolah-sekolahnyaC. masyarakat Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi dari Negara-negara
lainD. TIK bukan hanya sebagai mata pelajaran yang monoton, tetapi integrasinya
dalam pelajaran harus lebih ditingkatkan menjadi media yang menunjang kemajuan pendidkan.
33. Pernyataan berikut yang sesuai dengan wacana 6 adalah ….A. E-Learning merupakan satu syarat dalam proses pembelajaran B. adanya kesenjangan antara pendidkan di kota-kota besar dengan pendidikan di
daerah terpencilC. Fasilitas untuk mendukung adanya pendidikan jarak jauh sudah terpenuhi oleh
pihak-pihak sekolah
D. guru harus menguasai TIK dalam proses pembelajaran
34. Kalimat pertanyaan berikut ini yang sesuai dan tepat dengan wacana 6, kecuali …
A. bagaimana cara pengintegrasian TIK ke dalam pembelajaran?B. apakah kendala terbesar dalam pengintegrasian TIK ke dalam pembelajaran?C. kapan pengintegrasian TIK akan segera dilakukan oleh pihak sekolah?D. Mengapa terjadi kesenjangan pendidikan antara di kota-kota besar dengan di
daerah terpencil?
35. Berbeda jauh dengan integrasi teknologi komunikasi dan informasi di kota-kota besar. Kata “integrasi” dalam kalimat tersebut bermakna ….A. pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuhB. perpindahan ke arah lebih baik lagiC. perombakan dalam suatu susunanD. proses kembalinya menjadi seperti semula
36. Berdasarkan wacana 6, apa yang menjadi kendala dalam proses pengitegrasian TIK ke dalam pembelajaran di sekolah?A. Kurangnya tenaga pengajar di sekolah-sekolah.B. Lemahnya kontrol dari kepala sekolah.C. Kurangnya fasilitas dan sumber daya manusia.D. Banyaknya program TIK yang harus dijalankan.
LEMBAR JAWABAN
Nama : ……………………………..
Kelas : X ….
1. A B C D 21. A B C D
2. A B C D 22. A B C D
3. A B C D 23. A B C D
4. A B C D 24. A B C D
5. A B C D 25. A B C D
6. A B C D 26. A B C D
7. A B C D 27. A B C D
8. A B C D 28. A B C D
9. A B C D 29. A B C D
10. A B C D 30. A B C D
11. A B C D 31. A B C D
12. A B C D 32. A B C D
13. A B C D 33. A B C D
14. A B C D 34. A B C D
15. A B C D 35. A B C D
16. A B C D 36. A B C D
17. A B C D
18. A B C D
19. A B C D
20. A B C D
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
1. A 21. B2. C 22. D3. B 23. A4. C 24. C5. C 25. B6. A 26. A7. A 27. A8. C 28. B 9. D 29. D10. C 30. A11. A 31. B12. A 32. D13. D 33. B14. D 34. C15. B 35. A16. C 36. D
17. D 18. D 19. A 20. A
INSTRUMEN TESPEMAHAMAN KOSAKATA
Petunjuk Pelaksanaan Tes1. Tulislah nama dan kelas Anda di sebelah kiri atas pada lembar jawaban!2. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan!
3. Jumlah soal 32 butir dengan waktu mengerjakan 60 menit.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang Anda anggap paling benar!
1. Pasangan kalimat yang menggunakan kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda) adalah …A. Pemimpin yang baik harus mempunyai mental yang baik pula.
Pengendara yang mengalami kecelakaan itu mental dari sepeda motornya.B. Buku jari tangan adikku terluka saat mengupas mangga.
Buku bacaan untuk anak-anak sebaiknya mempunyai unsur didik.C. Kopi surat kenaikan pangkat itu dibuat rangkap dua.
Kopi kiriman ibu dari Medan sudah dibagi-bagikan kepada tetangga.D. Kaca jendela rumah itu sudah buram karena jarang dibersihkan.
Andi mengerjakan tugasnya di kertas buram.
2. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhiponim (kata yang tingkatannya di bawah superordinat/kata khusus) adalah …A. Pemerintah menaikkan bahan bakar minyak diantaranya bensin, minyak tanah,
dan solar.B. Kita tahu bahwa tahu adalah makanan bergizi.C. Bisa ular bisa mematikan seseorang.D. Pukul berapa ia kena pukul?
3. Kita nanti makan angin saja.
Makna ungkapan makan angin di atas adalah ….A. berjalan-jalan untuk mencari angin segarB. duduk-duduk sekedar menghabiskan waktuC. diam tenang tidak mengganggu orang lainD. bergembira sambil menghirup udara bersih
4. Kata yang bersinonim (persamaan kata) terdapat dalam kalimat …A. Baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, turut memeriahkan
perayaan hari kemerdekaan RI.B. Kepala stasiun itu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi malasnya.C. Mereka tidak tahu di mana tempat orang membuat tahu.D. Ia tidak melewati jalan besar itu melainkan menyusuri lorong di kampung itu.
5. Hal itulah yang memilukan perasaanku.Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata bersinonim (persamaan kata) memilukan dalam kalimat di atas adalah …A. Persoalan serumit itu cukup memusingkanku.B. Perbuatannya cukup menjengkelkan hati banyak orang.C. Tingkah laku anak itu menyedihkan hati kedua orang tuanya.D. Keputusan itu sangat membingungkan.
6. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berantonim (lawan kata) adalah …A. Ruangan itu sunyi sepi setelah para karyawannya dirumahkan.B. Pikirannya timbul tenggelam terbawa emosinya sendiri.C. Karena ketakutan mereka lari tunggang-langgang.D. Dari tadi mereka kelihatan mondar-mandir saja.
7. Kalimat yang mengandung kata berpolisemi (satu kata yang memiliki makna banyak) adalah …A. Bank Mandiri mempunyai cabang di kota-kota besar seperti pohon yang
bercabang.B. Para penonton memuji dan menyanjung pemain teater itu dengan sangat
berlebihan.C. Ketika seri nomor undian diumumkan, wajah Mimin langsung berseri-seri.D. Walaupun tidak kaya, keluarga Pak Harjo bahagia dan sejahtera.
8. Manakah kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda) dengan tepat …A. Sewaktu saya beristirahat di halaman sekolah, saya membaca buku dari halaman
satu sampai halaman sepuluh.B. Dari tadi terdengar suara sedu sedan dari dalam sedan yang sedang parkir di
pinggir jalan yang sepi itu.C. Malam itu tidak seorangpun yang mengetahui adiknya dilanggar mobil ketika
pulang dari langgar.D. Ia tidak sabar menanti kedatangan ayahnya, padahal ia baru menunggu sepuluh
menit.
9. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhipernim (kelas kata/kata umum) dengan tepat adalah …A. Bunga itu layu karena tidak pernah disiram.B. Ayu adalah bunga desa di kampungnya.C. Bunga bank membuat Andi terlilit hutang.D. Bunga mawar harum wanginya.
10. Orang itu terlalu besar hati untuk memenangkan perlombaan pidato itu.Ungkapan yang semakna dengan ungkapan di atas adalah …A. Janganlah kecil hati dalam menghadapi segala masalah.B. Janganlah tinggi hati walaupun kita pintar dan kaya.C. Janganlah berat hati dalam melakukan suatu pekerjaan.D. Berlapang hatilah dalam menghadapi semua cobaan.
11. Manakah kata di bawah ini yang memiliki hubungan makna homofon (kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda) adalah ….A. bank – bang c. bagus – jelekB. teras – teras d. cantik – indah
12. Kalimat yang menggunakan kata berhomonim (dua kata atau lebih yang lafal dan ejaannya sama, tetapi maknanya berbeda) yang tepat adalah …A. Penulisan surat lamaran menggunakan bahasa baku.
Terjadi baku hantam antarpenonton di stadion tambak sari Surabaya.B. Saya masih sangsi akan kesetiaannya padaku.
Karena melakukan pelanggaran Anton diberi sanksi oleh bapak kepala sekolah.C. Anita membeli buku di toko ramai.
Berilah aku tebu sebuku saja.D. Gigi seri adik sudah tumbuh.
Pertandingan kedua kesebelasan berakhir seri.
13. Deretan kata khusus yang benar adalah ….A. kendaraan, alat tulis c. pasta gigi, sabunB. bunga, pohon d. mobil, motor
14. Roy membawa (1) novel “lupus”. Dia mengamati (2) sampul depan buku itu. Dia seorang pustakawan yang rajin membaca (3). Selama tiga tahun, ia memikul (4) tanggung jawab itu. Profesi yang dimiliki ditekuninya.Kata bersinonim (persamaan kata) pada paragraf tersebut ditandai dengan nomor ….A. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 3 dan 4 d. 2 dan 3
15. Manakah pasangan kata yang berantonim (lawan kata) di antara kata ini ….A. kolusi – solusi c. konstruktif – destruktifB. ekslusif – spesial d. defile – parade
16. Di bawah ini merupakan kata umum yaitu ….A. sedan, truk c. spidol, bolpoinB. sapu, serbet d. kendaraan, alat tulis
17. Mawar, melati, anggrek merupakan kata ….A. hiponim c. sinonimB. hipernim d. antonim
18. Manakah kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda) …A. Ayu bisa bertahan hidup, walaupun bisa ular itu mematikan.B. Bang Adi bekerja di Bank BCA.C. Ibu menanam banyak bunga di halaman rumah.D. Pejabat teras itu sedang duduk di teras.
19. Kalimat yang menggunakan kata berhomofon (kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda) terdapat pada …A. Bang Budi menabung di Bank BCA.B. Bisa ular itu sangat beracun dan bisa mematikan.C. Bayu memancing ikan di sungai.D. Sebelum pergi apel, kakak makan apel.
20. Belajar agama jangan hanya kulitnya, tetapi isinya juga.Makna kata kulit pada kalimat di atas adalah ….A. pemalut paling luarB. lampiran yang ada di luarC. bagian yang sebelah luarD. sesuatu yang tampak di luar
21. Dia mendapat nomor undian paling akhir.Antonim (lawan kata) dari kata yang bercetak miring adalah ….A. Pertama c. awalB. Perdana d. mula-mula
22. Di bawah ini yang termasuk kalimat berhipernim (kelas kata/kata umum) adalah …A. Andri memberikan mawar kepada Isti.B. Pak Budi membeli 5 ekor gurame di pasar.C. Ibu menanam pohon mangga di halaman.D. Pohon itu tumbang karena terkena petir.
23. Di bawah ini merupakan kalimat berhomonim (dua kata atau lebih yang lafal dan ejaannya sama, tetapi maknanya berbeda), kecuali …A. Penulisan surat lamaran menggunakan bahasa baku.
Terjadi baku hantam antarpenonton di stadion tambak sari Surabaya.B. Saya masih sangsi akan kesetiaannya padaku.
Karena melakukan pelanggaran Anton diberi sanksi oleh bapak kepala sekolah.C. Anita membeli buku di toko ramai.
Berilah aku tebu sebuku saja.D. Ular kobra memiliki bisa yang mematikan.
Adik bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.
24. Di bawah ini merupakan kalimat berhiponim (kata yang tingkatannya di bawah superordinat/kata khusus), kecuali …A. Ibu menanam bunga anggrek, mawar, dan melati di halaman rumah.B. Pohon mangga dan pohon rambutan itu ditebang karena menghadang jalan.C. Kendaraan roda dua dilarang untuk melintas di jalan ini.D. Bibi membeli kue apem dan kue cucur di pasar.
25. Dia berangkat bekerja ketika matahari belum terbit dari ufuk timur dan pulang bekerja setelah matahari terbenam di ufuk …A. Barat B. selatan C. utara D. tenggara
26. Mobil kami melewati jalan yang sempit dan berbelok-belok.Makna kata jalan pada kalimat di atas adalah ….A. perlintasan dari suatu tempat ke tempat lainB. melangkah maju atau mundurC. lalu lintas orang atau kendaraanD. yang dilalui untuk keluar masuk
27. Kalimat yang menggunakan kata yang berhomofon (kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda) terdapat pada …A. Bang Budi menabung di Bank BCA.B. Bisa ular itu sangat beracun dan bisa mematikan.C. Bayu memancing ikan di sungai.D. Sebelum pergi apel, kakak makan apel.
28. Di bawah ini adalah kalimat yang di dalamnya terdapat kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda), kecuali …A. Pejabat teras itu sedang duduk di teras.B. Para pegawai disuruh makan apel sebelum mereka apel.C. Bisa ular itu sangat beracun dan bisa mematikan.D. Wajah Ayu berseri-seri saat makan buah seri.
29. Di bawah ini merupakan kalimat berhiponim (kata yang tingkatannya di bawah superordinat/kata khusus), kecuali …A. Ibu menanam bunga anggrek, mawar, dan melati di halaman rumah.B. Pohon mangga dan pohon rambutan itu ditebang karena menghadang jalan.C. Kendaraan roda dua dilarang untuk melintas di jalan ini.D. Bibi membeli kue apem dan kue cucur di pasar.
30. Rani berusaha keras untuk menyelesaikan sekolahnya.Makna kata keras pada kalimat di atas adalah ….A. gigih c. kuatB. teguh d. tegas
31. Wajah remaja sekarang tidak menggembirakan, apalagi sekarang banyak yang menggunakan narkoba. Makna kata wajah pada kalimat di atas adalah ….A. mukaB. gambaranC. tokohD. sifat
32. Di bawah ini merupakan kalimat berhomonim (dua kata atau lebih yang lafal dan ejaannya sama, tetapi maknanya berbeda), kecuali …A. Penulisan surat lamaran menggunakan bahasa baku.
Terjadi baku hantam antarpenonton di stadion tambak sari Surabaya.B. Saya masih sangsi akan kesetiaannya padaku.
Karena melakukan pelanggaran diberi sanksi oleh bapak kepala sekolah.C. Anita membeli buku di took ramai.
Berilah aku tebu sebuku saja.D. Ular kobra memiliki bisa yang mematikan.
Adik bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.
LEMBAR JAWABAN
Nama : ……………………………..
Kelas : X ….
1. A B C D 21. A B C D
2. A B C D 22. A B C D
3. A B C D 23. A B C D
4. A B C D 24. A B C D
5. A B C D 25. A B C D
6. A B C D 26. A B C D
7. A B C D 27. A B C D
8. A B C D 28. A B C D
9. A B C D 29. A B C D
10. A B C D 30. A B C D
11. A B C D 31. A B C D
12. A B C D 32. A B C D
13. A B C D
14. A B C D
15. A B C D
16. A B C D
17. A B C D
18. A B C D
19. A B C D
20. A B C D
KUNCI JAWABAN TES PEMAHAMAN KOSAKATA
1. A 21. A2. A 22. D3. B 23. B4. D 24. C5. C 25. A6. B 26. C7. A 27. A8. B 28. C9. D 29. C10. B 30. A11. A 31. A12. C 32. B
13. B 14. B
15. B 16. D
17. A 18. D 19. A 20. A
LAMPIRAN 2PENGOLAHAN DATA
HASIL UJI COBA INSTRUMEN
PENGOLAHAN DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Uji coba menggunakan Instrumen berbentuk tes. Uji coba dilakukan di kelas X
SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang memiliki karakteristik sama dengan kelas
X SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Sampel pada uji coba ini adalah 40 siswa.
A. Penghitungan Data Hasil Uji Coba Instrumen Pemahaman Kosakata
Setelah tes pemahaman kosakata diujikan penulis, soal dianalisis guna mencari
validitas dan reabilitasnya. Penghitungan validitas dan reabilitas dari hasil uji coba
instrumen pemahaman kosakata tertuang pada halaman berikut ini.
1. Validitas
Validitas intrumen pada penelitian ini dihitung menggunakan program komputer
Anates V.4.0.9 software dengan rumus statistik Korelasi Product Moment dari
Person.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2006 : 275).
rxy =
Keterangan:r xy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y∑X = Jumlah skor variabel X∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y(A. Effendi Sanusi, 1998: 97)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan valid Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan tidak valid
Tabel Hasil Penghitungan Validitas Soal Instrumen Pemahaman Kosakata
Soal Nomor r hitung r tabel α 0,05 Keputusan1 -0,065 0,312 Tidak valid2 0,196 0,312 Tidak valid3 0,409 0,312 Valid4 0,207 0,312 Tidak valid5 0,003 0,312 Tidak valid6 0,459 0,312 Valid7 0,689 0,312 Valid8 0,321 0,312 Valid9 0,568 0,312 Valid10 0,541 0,312 Valid11 0,584 0,312 Valid12 0,684 0,312 Valid13 0,719 0,312 Valid14 0,697 0,312 Valid15 0,565 0,312 Valid16 0,019 0,312 Tidak valid17 0,481 0,312 Valid18 0,690 0,312 Valid19 0,192 0,312 Tidak valid20 0,397 0,312 Valid21 0,767 0,312 Valid22 0,654 0,312 Valid23 0,511 0,312 Valid24 0,563 0,312 Valid25 0,234 0,312 Tidak valid26 0,428 0,312 Valid27 0,667 0,312 Valid28 0,675 0,312 Valid29 0,630 0,312 Valid30 0,734 0,312 Valid31 0,595 0,312 Valid32 0,639 0,312 Valid33 0,473 0,312 Valid34 0,651 0,312 Valid35 0,648 0,312 Valid36 0,557 0,312 Valid37 0,335 0,312 Valid38 0,574 0,312 Valid39 0,027 0,312 Tidak valid40 0,369 0,312 Valid
Berdasarkan tabel di atas, butir-butir soal yang tidak valid selanjutnya tidak
digunakan kembali oleh penulis.
2. Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini penulis
menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut.
r11 = ( k ) x (1- m(k-m) )
k-1 k.vt
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir soalm = skor rata-rataVt = varians total
(Arikunto,2006:189).imana :
(∑X)2
Vt = ∑X2 - n
n
Keterangan :
Vt = varians total∑X = jumlah skor total∑X2 = jumlah kuadrat skor totalN = banyaknya responden atau subjek
(Arikunto,2006:184)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan reliabel
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan tidak reliable
Tabel Kerja Penghitungan Reliabilitas dengan Rumus K-R-21
No Nama Skor Total Kuadrat Skor Total1 ACX 39 15212 MNB 35 12253 OPL 35 12254 AS 34 11565 WE 34 11566 IGM 33 10897 CDF 33 10898 IJ 33 10899 KL 32 102410 GH 30 90011 HBG 30 90012 WAN 30 90013 BDA 29 84114 DIN 26 67615 NDA 24 57616 UTI 23 52917 AHI 22 48418 PUJ 22 48419 IBW 21 44120 IAN 18 32421 SBH 17 28922 HLT 16 25623 PKC 16 25624 BDQ 16 25625 BKS 16 25626 KYA 16 25627 MAM 14 19628 HOL 14 19629 PIM 14 19630 NAN 13 16931 NUR 12 14432 LUI 12 14433 RON 11 12134 IMA 11 12135 EDY 11 12136 NSZ 11 12137 CXQ 10 10038 YAN 9 8139 HXE 9 8140 TTP 8 64
Jumlah (∑X)=839 (∑X2)=21053
Penghitungan reliabilitas soal yang telah diuji coba adalah sebagai berikut. (∑X)2
Vt = ∑X2 - n n
(635)2
Vt = 21053 - 40 40
703921Vt = 21053 - 40 40
Vt = 21053-17598,025 40
Vt = 3454,975 40
Vt = 86,374975
Diketahui :n = 40k = 40m = ∑X = 839 = 20,975 n 40
Vt = 86,374975
r11 = ( k ) x (1- m(k-m) ) k-1 k.vtr11 = ( 40 ) x (1- 20,975(40-20,975) ) 40-1 x 40x86,374975
r11 = ( 40 ) x (1- 20,975 x 19,025) 39 3454,975
r11 = 1,025641 x 1- 0,1154999
r11 = 1,025641 x 0,8845001
r11 = 0,907
Dari penghitungan di atas, diperoleh harga r11 = 0,907, harga tersebut kemudian dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau taraf siginifikan 5% dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel
yakni 0,907 (>) 0,312. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen yang telah diujicobakan adalah reliabel sehingga layak dipergunakan.
DATA MENTAH
Jumlah Subyek = 40Jumlah Butir Soal = 40Jumlah Pilihan Jawaban = 4
Nomor No. Butir Baru ----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Urut Nama Subyek | Kunci ----> A A B D C B A B B 1 ACX B A B C C C A B B 2 MNB B A B D C C A A B 3 OPL B B B C C C A A C 4 AS A A A D C B B B C 5 WE A B A A C B A B B 6 IGM B A B D D B B C D 7 CDF A A A C C C B A B 8 IJ D D B A A B D B A 9 KL C A B C C B A B B 10 GH A D A A C C D D A 11 HBG B A B D C B A B B 12 WAN A D C D A B D B C 13 BDA B A B A C B A B B 14 DIN A C A C C A C B D 15 NDA C A C B C A B C B 16 UTI B C A A C B A B B 17 AHI D A A C C B A B B 18 PUJ A B B D C B A B B 19 IBW B B A A C A C D B 20 IAN A B A D C B A B C 21 SBH B A A A D B A B C 22 HLT B D B A C A B B B 23 PKC A D D B B B A B B 24 BDQ A C C D B C A B C 25 BKS C A D A D B B A D 26 KYA A B D B C B A B B 27 MAM C A B A C A B B B 28 HOL C D A D B B A B B 29 PIM D A B A B B A C B 30 NAN D C A B B D B B B 31 NUR B A C A C A B A B 32 LUI D A B D D B A B B 33 RON B D A B D A B C B 34 IMA B C D C A B A B B 35 EDI B A A B A B A B B 36 NSZ B D A A C A C B D 37 CXQ B A B C D B A C B 38 YAN B C B D D B A B B 39 HXE D A A D D B D B C 40 TTP C D C A D A A B B
Nomor No. Butir Baru ----> 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Urut Nama Subyek | Kunci ----> D B A C A B B B D 1 ACX D B C C A B B C D 2 MNB D C C C A B B C B 3 OPL D C C B A B D C B 4 AS B B A C A B B C D 5 WE D B A C A B D B C 6 IGM C A C A D C B B D 7 CDF B D B C B B B D A 8 IJ B D B A B D B C B 9 KL D B A C A B B B D 10 GH B D B A D C C D A 11 HBG D B A C A B B B D 12 WAN B A B D B C B D B 13 BDA D B A C A B B B D 14 DIN B A B D B C B D B 15 NDA D B A B D D C B D 16 UTI D B A C A B B B D 17 AHI D B A C A B B B D 18 PUJ D B A C D B B B D 19 IBW A B D C C C B B A 20 IAN B D B A B D D D B 21 SBH B D B A B D B A A 22 HLT C B D B A B B B D 23 PKC D B A C A B A B D 24 BDQ B D B A B D B B B 25 BKS D B B A B D A B C 26 KYA D B A C A B A B D 27 MAM D B A B D B C B A 28 HOL D B A C A D B B D 29 PIM B B A C A B A B A 30 NAN D B C B D B A B D 31 NUR D B A B D B B D B 32 LUI D B A C A B A B D 33 RON D B A C B A D B B 34 IMA D B A B D B B A D 35 EDI D B A C B A C B D 36 NSZ B A B D D B C B D 37 CXQ D B A C A B B B D 38 YAN D B A C A B D B D 39 HXE B D B A A C B D B 40 TTP C B A A A B C D D
Nomor No. Butir Baru ----> 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Urut Nama Subyek | Kunci ----> A D A D A A D B C 1 ACX A C C D D A D D B 2 MNB A C C D A A D D B 3 OPL B C C C C A D B B 4 AS A D A D D A D C D 5 WE B D A B D B D D D 6 IGM A D A D D A A D B 7 CDF A D A A D D D D B 8 IJ D B D A A B D B D 9 KL A D A D A A D B C 10 GH A D D D D A D D B 11 HBG A D A D A A D B C 12 WAN A B D B C B D B A 13 BDA A C A D C C D B C 14 DIN A A A B D B C C C 15 NDA A A B C A D D A A 16 UTI A C A D A A D B C 17 AHI A D A D A A D B C 18 PUJ A B A D A A D B C 19 IBW B D D B D B D B A 20 IAN A B D A D A D D B 21 SBH B D B A B D D B A 22 HLT A A B D A C D D B 23 PKC A D A D D A D B C 24 BDQ B B D B A A D D D 25 BKS A D B A B D D B A 26 KYA D D A B C A D B C 27 MAM C A B D B D D B A 28 HOL A C A D A A D C C 29 PIM B C A D A A D C A 30 NAN A A B D B C D D B 31 NUR B B D C B D B A B 32 LUI A D A D A A A B A 33 RON D A D A D A A D B 34 IMA A A B D B A B D B 35 EDI D D A D A A A B A 36 NSZ A A B A A B D D D 37 CXQ D D A D A A D B C 38 YAN D D A D A A D B C 39 HXE C B D D D B A B C 40 TTP A D A D A A D B C
Nomor No. Butir Baru ----> 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Urut Nama Subyek | Kunci ----> A C C A C C A A A 1 ACX C D C C A D C A A 2 MNB A D C C C D C A A 3 OPL C A D B A C C A B 4 AS A A C C A D C A A 5 WE B A B C A C C A B 6 IGM A A D C B C C D A 7 CDF C A A B A C C A A 8 IJ B C B D B A B D B 9 KL D A C C A C C A A 10 GH C B D B A A D B C 11 HBG A C C A C C A A A 12 WAN D B C B D B A B D 13 BDA A C C C A C C A A 14 DIN D B A B D B C B D 15 NDA A D B C B D B A B 16 UTI A C C C A C C A A 17 AHI A A C A C C A A A 18 PUJ A C C A C A A A D 19 IBW B A B D B A B D C 20 IAN C B C B D B A A C 21 SBH B D B A B D B A B 22 HLT A B D B A A B D B 23 PKC A C C A C C A A D 24 BDQ D B A B D B D C A 25 BKS B D B C B D B A B 26 KYA A C C A C C A A D 27 MAM B D B C B D D D D 28 HOL A C C C C A A A A 29 PIM C C C C C A A C C 30 NAN A B D B C B D B A 31 NUR D B C B D B B A B 32 LUI A C C A C C A A A 33 RON A C A C C C B D B 34 IMA B B A B D B C B D 35 EDI A C B A B B A A A 36 NSZ B A B D B C B D B 37 CXQ A C C A C C A A A 38 YAN A C C A C C A A A 39 HXE B D B A B C B B D 40 TTP A C C A C C A A B
Nomor No. Butir Baru ----> 37 38 39 40 Urut Nama Subyek | Kunci ----> D D D B 1 ACX C D A B 2 MNB D C A B 3 OPL D D D D 4 AS A C A B 5 WE D D D C 6 IGM D C A A 7 CDF D D A B 8 IJ A B D D 9 KL A D D B 10 GH D A A D 11 HBG D D D B 12 WAN D C D D 13 BDA A C D B 14 DIN B A D B 15 NDA D D D D 16 UTI A D D D 17 AHI D D A B 18 PUJ D D B C 19 IBW B A D C 20 IAN B D D D 21 SBH A B D D 22 HLT D B D B 23 PKC D D D B 24 BDQ D D D B 25 BKS D B D B 26 KYA D D B B 27 MAM A D D B 28 HOL D D D A 29 PIM D D A A 30 NAN B D D B 31 NUR D B D D 32 LUI D D D B 33 RON A B B D 34 IMA B A B D 35 EDI B D D B 36 NSZ A D D D 37 CXQ D D D C 38 YAN D D D D 39 HXE B A B D 40 TTP D D D B
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 40Klp atas/bawah(n)= 11Butir Soal= 40
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 3 3 0 0,00 2 2 6 3 7 63,64 4 4 4 2 2 18,18 5 5 7 5 2 18,18 6 6 11 5 6 54,55 7 7 11 2 9 81,82 8 8 10 7 3 27,27 9 9 11 4 7 63,64 10 10 11 3 8 72,73 11 11 11 4 7 63,64 12 12 11 3 8 72,73 13 13 11 2 9 81,82 14 14 10 1 9 81,82 15 15 11 3 8 72,73 16 16 7 8 -1 -9,09 17 17 11 3 8 72,73 18 18 11 2 9 81,82 19 19 8 5 3 27,27 20 20 8 3 5 45,45 21 21 11 1 10 90,91 22 22 11 3 8 72,73 23 23 8 2 6 54,55 24 24 10 3 7 63,64 25 25 10 6 4 36,36 26 26 11 5 6 54,55 27 27 10 2 8 72,73 28 28 10 1 9 81,82 29 29 9 2 7 63,64 30 30 11 2 9 81,82 31 31 8 2 6 54,55 32 32 8 1 7 63,64 33 33 10 3 7 63,64 34 34 8 1 7 63,64 35 35 11 2 9 81,82 36 36 8 0 8 72,73 37 37 8 3 5 45,45 38 38 10 1 9 81,82 39 39 8 7 1 9,09 40 40 7 1 6 54,55
KORELASI SKOR BUTIR DENGAN SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 40Butir Soal= 40
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 -0,065 - 2 2 0,196 - 3 3 0,409 Sangat Signifikan 4 4 0,207 - 5 5 0,003 - 6 6 0,459 Sangat Signifikan 7 7 0,689 Sangat Signifikan 8 8 0,321 Signifikan 9 9 0,568 Sangat Signifikan 10 10 0,541 Sangat Signifikan 11 11 0,584 Sangat Signifikan 12 12 0,684 Sangat Signifikan 13 13 0,719 Sangat Signifikan 14 14 0,697 Sangat Signifikan 15 15 0,565 Sangat Signifikan 16 16 0,019 - 17 17 0,481 Sangat Signifikan 18 18 0,690 Sangat Signifikan 19 19 0,192 - 20 20 0,397 Sangat Signifikan 21 21 0,767 Sangat Signifikan 22 22 0,654 Sangat Signifikan 23 23 0,511 Sangat Signifikan 24 24 0,563 Sangat Signifikan 25 25 0,234 - 26 26 0,428 Sangat Signifikan 27 27 0,667 Sangat Signifikan 28 28 0,675 Sangat Signifikan 29 29 0,630 Sangat Signifikan 30 30 0,734 Sangat Signifikan 31 31 0,595 Sangat Signifikan 32 32 0,639 Sangat Signifikan 33 33 0,473 Sangat Signifikan 34 34 0,651 Sangat Signifikan 35 35 0,648 Sangat Signifikan 36 36 0,557 Sangat Signifikan 37 37 0,335 Signifikan 38 38 0,574 Sangat Signifikan 39 39 0,027 - 40 40 0,369 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
RELIABILITAS TES================
Rata2 = 20,98Simpang Baku = 9,41KorelasiXY = 0,83Reliabilitas Tes = 0,90
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 11 HBG 19 20 39 2 17 AHI 16 19 35 3 32 LUI 16 19 35 4 37 CXQ 17 17 34 5 38 YAN 17 17 34 6 18 PUJ 18 15 33 7 23 PKC 17 16 33 8 26 KYA 17 16 33 9 9 KL 16 16 32 10 13 BDA 16 14 30 11 16 UTI 16 14 30 12 28 HOL 14 16 30 13 40 TTP 15 14 29 14 35 EDY 11 15 26 15 4 AS 9 15 24 16 2 MNB 11 12 23 17 1 ACX 10 12 22 18 29 PIM 12 10 22 19 5 WE 14 7 21 20 22 HLT 11 7 18 21 7 CDF 11 6 17 22 6 IGM 6 10 16 23 15 NDA 10 6 16 24 24 BDQ 8 8 16 25 27 MAM 8 8 16 26 30 NAN 7 9 16 27 3 OPL 9 5 14 28 20 IAN 7 7 14 29 25 BKS 8 6 14 30 34 IMA 5 8 13 31 12 WAN 5 7 12 32 31 NUR 7 5 12 33 21 SBH 5 6 11 34 33 RON 6 5 11 35 36 NSZ 8 3 11 36 39 HXE 3 8 11 37 19 IBW 7 3 10 38 8 IJ 5 4 9 39 14 DIN 6 3 9 40 10 GH 5 3 8
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek = 40Butir Soal = 40
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 11 27,50 Sukar 2 2 19 47,50 Sedang 3 3 16 40,00 Sedang 4 4 12 30,00 Sukar 5 5 23 57,50 Sedang 6 6 25 62,50 Sedang 7 7 23 57,50 Sedang 8 8 28 70,00 Sedang 9 9 28 70,00 Sedang 10 10 24 60,00 Sedang 11 11 27 67,50 Sedang 12 12 22 55,00 Sedang 13 13 21 52,50 Sedang 14 14 20 50,00 Sedang 15 15 25 62,50 Sedang 16 16 23 57,50 Sedang 17 17 25 62,50 Sedang 18 18 22 55,00 Sedang 19 19 25 62,50 Sedang 20 20 18 45,00 Sedang 21 21 20 50,00 Sedang 22 22 25 62,50 Sedang 23 23 18 45,00 Sedang 24 24 24 60,00 Sedang 25 25 32 80,00 Mudah 26 26 21 52,50 Sedang 27 27 14 35,00 Sedang 28 28 20 50,00 Sedang 29 29 15 37,50 Sedang 30 30 20 50,00 Sedang 31 31 12 30,00 Sukar 32 32 14 35,00 Sedang 33 33 18 45,00 Sedang 34 34 14 35,00 Sedang 35 35 25 62,50 Sedang 36 36 17 42,50 Sedang 37 37 23 57,50 Sedang 38 38 24 60,00 Sedang 39 39 27 67,50 Sedang 40 40 19 47,50 Sedang
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek = 40Butir Soal = 40
No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 11** 17-- 6+ 6+ 0 2 2 19** 5+ 6++ 10+ 0 3 3 16-- 16** 5+ 3- 0 4 4 14+ 6+ 8++ 12** 0 5 5 4+ 4+ 23** 9- 0 6 6 9-- 25** 5++ 1-- 0 7 7 23** 9- 3+ 5++ 0 8 8 5++ 28** 5++ 2- 0 9 9 2- 28** 7- 3+ 0 10 10 1-- 12--- 3+ 24** 0 11 11 4++ 27** 2- 7- 0 12 12 22** 11-- 5++ 2- 0 13 13 9+ 7++ 21** 3- 0 14 14 20** 10+ 1-- 9+ 0 15 15 2- 25** 6++ 7+ 0 16 16 6++ 23** 6++ 5++ 0 17 17 2- 25** 5++ 8- 0 18 18 6++ 10- 2- 22** 0 19 19 25** 7+ 2- 6++ 0 20 20 8++ 7++ 7++ 18** 0 21 21 20** 8++ 3- 9+ 0 22 22 7+ 5++ 3+ 25** 0 23 23 18** 6++ 4+ 12- 0 24 24 24** 7+ 3+ 6++ 0 25 25 5-- 2+ 1- 32** 0 26 26 2- 21** 4+ 13--- 0 27 27 9++ 12+ 14** 5+ 0 28 28 20** 9+ 6++ 5+ 0 29 29 9++ 9++ 15** 7++ 0 30 30 5+ 10+ 20** 5+ 0 31 31 12** 11++ 14+ 3- 0 32 32 10++ 10++ 14** 6+ 0 33 33 7++ 8++ 18** 7++ 0 34 34 14** 10++ 12+ 4- 0 35 35 25** 6++ 2- 7+ 0 36 36 17** 11+ 4+ 8++ 0 37 37 9- 7++ 1-- 23** 0 38 38 5++ 6++ 5++ 24** 0 39 39 8-- 5++ 0-- 27** 0 40 40 3- 19** 4+ 14-- 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk--- : Sangat Buruk
SKOR DATA DIBOBOT=================Jumlah Subyek = 40Butir soal = 40Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 11 HBG 39 1 0 39 39 2 17 AHI 35 5 0 35 35 3 32 LUI 35 5 0 35 35 4 37 CXQ 34 6 0 34 34 5 38 YAN 34 6 0 34 34 6 18 PUJ 33 7 0 33 33 7 23 PKC 33 7 0 33 33 8 26 KYA 33 7 0 33 33 9 9 KL 32 8 0 32 32 10 13 BDA 30 10 0 30 30 11 16 UTI 30 10 0 30 30 12 28 HOL 30 10 0 30 30 13 40 TTP 29 11 0 29 29 14 35 EDY 26 14 0 26 26 15 4 AS 24 16 0 24 24 16 2 MNB 23 17 0 23 23 17 1 ACX 22 18 0 22 22 18 29 PIM 22 18 0 22 22 19 5 WE 21 19 0 21 21 20 22 HLT 18 22 0 18 18 21 7 CDF 17 23 0 17 17 22 6 IGM 16 24 0 16 16 23 15 NDA 16 24 0 16 16 24 24 BDQ 16 24 0 16 16 25 27 MAM 16 24 0 16 16 26 30 NAN 16 24 0 16 16 27 3 OPL 14 26 0 14 14 28 20 IAN 14 26 0 14 14 29 25 BKS 14 26 0 14 14 30 34 IMA 13 27 0 13 13 31 12 WAN 12 28 0 12 12 32 31 NUR 12 28 0 12 12 33 21 SBH 11 29 0 11 11 34 33 RON 11 29 0 11 11 35 36 NSZ 11 29 0 11 11 36 39 HXE 11 29 0 11 11 37 19 IBW 10 30 0 10 10 38 8 IJ 9 31 0 9 9 39 14 DIN 9 31 0 9 9 40 10 GH 8 32 0 8 8
KELOMPOK UNGGUL DAN ASOR
Kelompok Unggul
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 11 HBG 39 - 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 - 1 - - 1 1 1 3 32 LUI 35 - 1 1 1 - 1 1 4 37 CXQ 34 - 1 1 - - 1 1 5 38 YAN 34 - - 1 1 - 1 1 6 18 PUJ 33 1 - 1 1 1 1 1 7 23 PKC 33 1 - - - - 1 1 8 26 KYA 33 1 - 1 - 1 1 1 9 9 KL 32 - 1 1 - 1 1 1 10 13 BDA 30 - 1 1 - 1 1 1 11 16 UTI 30 - - - - 1 1 1 Jml Jwb Benar 3 6 8 4 7 11 11
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 1 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 - 1 1 1 1 1 1 5 38 YAN 34 1 1 1 1 1 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 1 1 - 7 23 PKC 33 1 1 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 1 1 1 1 1 1 9 9 KL 32 1 1 1 1 1 1 1 10 13 BDA 30 1 1 1 1 1 1 1 11 16 UTI 30 1 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 10 11 11 11 11 11 10
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 - 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 - 1 1 5 38 YAN 34 1 - 1 1 - 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 1 - 1 7 23 PKC 33 1 - 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 - 1 1 - 1 1 9 9 KL 32 1 1 1 1 1 1 1 10 13 BDA 30 1 1 1 1 1 - 1 11 16 UTI 30 1 1 1 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 11 7 11 11 8 8 11
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 1 1 - 1 - 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 1 1 1 5 38 YAN 34 1 1 1 1 1 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 1 1 1 7 23 PKC 33 1 - 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 - 1 1 1 1 1 9 9 KL 32 1 1 1 1 1 1 - 10 13 BDA 30 1 - - 1 1 1 1 11 16 UTI 30 1 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 11 8 10 10 11 10 10
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 - 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 1 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 1 1 1 5 38 YAN 34 1 1 1 1 1 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 - 1 1 7 23 PKC 33 1 1 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 1 1 1 1 1 1 9 9 KL 32 - 1 - - 1 - 1 10 13 BDA 30 1 1 - - 1 - 1 11 16 UTI 30 1 1 - - 1 - 1 Jml Jwb Benar 9 11 8 8 10 8 11
36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 - 1 3 32 LUI 35 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 - 5 38 YAN 34 1 1 1 1 - 6 18 PUJ 33 - 1 1 - - 7 23 PKC 33 - 1 1 1 1 8 26 KYA 33 - 1 1 - 1 9 9 KL 32 1 - 1 1 1 10 13 BDA 30 1 - - 1 1 11 16 UTI 30 1 - 1 1 - Jml Jwb Benar 8 8 10 8 7
Kelompok Asor
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 34 IMA 13 - - - - - 1 1 2 12 WAN 12 1 - - 1 - 1 - 3 31 NUR 12 - 1 - - 1 - - 4 21 SBH 11 - 1 - - - 1 1 5 33 RON 11 - - - - - - - 6 36 NSZ 11 - - - - 1 - - 7 39 HXE 11 - 1 - 1 - 1 - 8 19 IBW 10 - - - - 1 - - 9 8 IJ 9 - - 1 - - 1 - 10 14 DIN 9 1 - - - 1 - - 11 10 GH 8 1 - - - 1 - - Jml Jwb Benar 3 3 1 2 5 5 2
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 34 IMA 13 1 1 1 1 1 - - 2 12 WAN 12 1 - - - - - - 3 31 NUR 12 - 1 1 1 1 - - 4 21 SBH 11 1 - - - - - - 5 33 RON 11 - 1 1 1 1 1 - 6 36 NSZ 11 1 - - - - - - 7 39 HXE 11 1 - - - - - 1 8 19 IBW 10 - 1 - 1 - 1 - 9 8 IJ 9 1 - - - - - - 10 14 DIN 9 1 - - - - - - 11 10 GH 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 7 4 3 4 3 2 1
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 34 IMA 13 1 1 - 1 1 - - 2 12 WAN 12 - 1 - - 1 - - 3 31 NUR 12 1 1 - - - - - 4 21 SBH 11 - 1 - - - 1 - 5 33 RON 11 - - 1 - - - - 6 36 NSZ 11 1 - 1 1 1 - - 7 39 HXE 11 - 1 - - - - - 8 19 IBW 10 - 1 1 - - 1 - 9 8 IJ 9 - 1 - - - - - 10 14 DIN 9 - 1 - - 1 - 1 11 10 GH 8 - - - - 1 1 - Jml Jwb Benar 3 8 3 2 5 3 1
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 34 IMA 13 1 - 1 - - - -
2 12 WAN 12 - - - 1 1 - - 3 31 NUR 12 - - - - - - - 4 21 SBH 11 - - - 1 1 - - 5 33 RON 11 - - 1 - - - 1 6 36 NSZ 11 - 1 - 1 - - - 7 39 HXE 11 1 - - - 1 1 - 8 19 IBW 10 - - - 1 1 - - 9 8 IJ 9 - 1 - 1 1 - - 10 14 DIN 9 - - - - - 1 - 11 10 GH 8 1 - 1 1 - - - Jml Jwb Benar 3 2 3 6 5 2 1
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 34 IMA 13 - - - - - - - 2 12 WAN 12 - 1 - - - 1 - 3 31 NUR 12 - 1 - - - - 1 4 21 SBH 11 - - 1 - - - 1 5 33 RON 11 1 - - 1 1 - - 6 36 NSZ 11 - - - - 1 - - 7 39 HXE 11 - - 1 - 1 - - 8 19 IBW 10 - - - - - - - 9 8 IJ 9 1 - - - - - - 10 14 DIN 9 - - - - - - - 11 10 GH 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 2 2 2 1 3 1 2
36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 34 IMA 13 - - - - - 2 12 WAN 12 - 1 - 1 - 3 31 NUR 12 - 1 - 1 - 4 21 SBH 11 - - - 1 - 5 33 RON 11 - - - - - 6 36 NSZ 11 - - 1 1 - 7 39 HXE 11 - - - - - 8 19 IBW 10 - - - 1 - 9 8 IJ 9 - - - 1 - 10 14 DIN 9 - - - 1 1 11 10 GH 8 - 1 - - - Jml Jwb Benar 0 3 1 7 1
REKAP ANALISIS BUTIR SOAL
Rata2 = 20,98Simpang Baku = 9,41
KorelasiXY = 0,83Reliabilitas Tes = 0,90Butir Soal = 40Jumlah Subyek = 40
Butir Baru Butir Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 0,00 Sukar -0,065 - 2 2 27,27 Sedang 0,196 - 3 3 63,64 Sedang 0,409 SangatSignifikan 4 4 18,18 Sukar 0,207 - 5 5 18,18 Sedang 0,003 - 6 6 54,55 Sedang 0,459 SangatSignifikan 7 7 81,82 Sedang 0,689 SangatSignifikan 8 8 27,27 Sedang 0,321 Signifikan 9 9 63,64 Sedang 0,568 SangatSignifikan 10 10 72,73 Sedang 0,541 SangatSignifikan 11 11 63,64 Sedang 0,584 SangatSignifikan 12 12 72,73 Sedang 0,684 SangatSignifikan 13 13 81,82 Sedang 0,719 SangatSignifikan 14 14 81,82 Sedang 0,697 SangatSignifikan 15 15 72,73 Sedang 0,565 SangatSignifikan 16 16 -9,09 Sedang 0,019 - 17 17 72,73 Sedang 0,481 SangatSignifikan 18 18 81,82 Sedang 0,690 SangatSignifikan 19 19 27,27 Sedang 0,192 - 20 20 45,45 Sedang 0,397 SangatSignifikan 21 21 90,91 Sedang 0,767 SangatSignifikan 22 22 72,73 Sedang 0,654 SangatSignifikan 23 23 54,55 Sedang 0,511 SangatSignifikan 24 24 63,64 Sedang 0,563 SangatSignifikan 25 25 36,36 Mudah 0,234 - 26 26 54,55 Sedang 0,428 Sangatsignifikan 27 27 72,73 Sedang 0,667 Sangatsignifikan 28 28 81,82 Sedang 0,675 Sangatsignifikan 29 29 63,64 Sedang 0,630 SangatSignifikan 30 30 81,82 Sedang 0,734 SangatSignifikan 31 31 54,55 Sukar 0,595 SangatSignifikan 32 32 63,64 Sedang 0,639 Sangat signifikan 33 33 63,64 Sedang 0,473 Sangat Signifikan 34 34 63,64 Sedang 0,651 Sangat Signifikan 35 35 81,82 Sedang 0,648 Sangat Signifikan 36 36 72,73 Sedang 0,557 Sangat Signifikan 37 37 45,45 Sedang 0,335 Signifikan 38 38 81,82 Sedang 0,574 Sangat Signifikan 39 39 9,09 Sedang 0,027 - 40 40 54,55 Sedang 0,369 Signifikan
B. Penghitungan Data Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca
Pemahaman
Setelah tes kemampuan membaca pemahaman diujikan penulis, soal dianalisis
guna mencari validitas dan reabilitasnya. Penghitungan validitas dan reabilitas
dari hasil uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman tertuang pada
halaman berikut ini.
1. Validitas
Validitas intrumen pada penelitian ini dihitung menggunakan program komputer
Anates V.4.0.9 software dengan rumus statistik Korelasi Product Moment dari
Person.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2006 : 275).
rxy =
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y∑X = Jumlah skor variabel X∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y(A. Effendi Sanusi, 1998: 97)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan valid
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan tidak valid
Tabel Hasil Penghitungan Validitas Soal Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman
Soal Nomor r hitung r tabel α 0,05 Keputusan1 0,045 0,312 Tidak valid2 -0,018 0,312 Tidak valid3 0,571 0,312 Valid4 0,690 0,312 Valid5 0,498 0,312 Valid6 0,695 0,312 Valid7 0,524 0,312 Valid8 0,628 0,312 Valid9 0,488 0,312 Valid10 0,657 0,312 Valid11 0,608 0,312 Valid12 0,564 0,312 Valid13 0,491 0,312 Valid14 0,621 0,312 Valid15 0,444 0,312 Valid16 0,616 0,312 Valid17 0,478 0,312 Valid18 0,871 0,312 Valid19 0,506 0,312 Valid20 0,612 0,312 Valid21 0,729 0,312 Valid22 0,581 0,312 Valid23 0,452 0,312 Valid24 0,664 0,312 Valid25 0,528 0,312 Tidak valid26 0,780 0,312 Valid27 0,647 0,312 Valid28 0,507 0,312 Valid29 0,764 0,312 Valid30 0,593 0,312 Valid31 0,385 0,312 Valid32 0,502 0,312 Valid33 0,642 0,312 Valid34 0,068 0,312 Valid35 0,293 0,312 Valid36 0,037 0,312 Valid37 0,513 0,312 Valid38 0,374 0,312 Valid39 0,567 0,312 Tidak valid40 0,467 0,312 Valid
Berdasarkan tabel di atas, butir-butir soal yang tidak valid selanjutnya tidak digunakan kembali oleh penulis.
2. Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini penulis
menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut.
r11 = ( k ) x (1- m(k-m) )
k-1 k.vt
Keterangan :r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir soalm = skor rata-rataVt = varians total
(Arikunto,2006:189).Dimana :
(∑X)2
Vt = ∑X2 - n n
Keterangan :
Vt = varians total∑X = jumlah skor total∑X2 = jumlah kuadrat skor totalN = banyaknya responden atau subjek
(Arikunto,2006:184)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan reliabel
Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan tidak reliabel
Tabel Kerja Penghitungan Reliabilitas dengan Rumus K-R-21
No Nama Skor Total Kuadrat Skor Total1 ARF 38 14442 TSY 38 14443 OPK 37 13694 WHY 36 12965 UYT 36 12966 NNK 36 12967 NRU 35 12258 JNB 33 10899 DFS 32 102410 CVD 30 90011 DRE 27 72912 CVF 27 72913 DFG 27 72914 RHO 25 62515 DKU 24 57616 CXZ 24 57617 MNL 22 48418 YBD 22 48419 GZP 19 36120 DLP 15 22521 ZPL 15 22522 KDG 14 19623 QOG 14 19624 VZU 14 19625 CDB 13 16926 RTS 13 16927 VCZ 13 16928 CJL 13 16929 VCU 12 14430 IDM 11 12131 WJS 11 12132 MXW 11 12133 KDS 10 10034 FDW 10 10035 KDY 10 10036 PSA 10 10037 SAT 9 8138 HGF 9 8139 CMN 9 8140 BDL 8 64
Jumlah (∑X)=822 (∑X2)=20604
Penghitungan reliabilitas soal yang telah diuji coba adalah sebagai berikut. (∑X)2
Vt = ∑X2 - n n
(822)2
Vt = 20604 - 40 40
675684Vt = 20604 - 40 40
Vt = 20604-16892,1 40
Vt = 3711,9 40
Vt = 92,7975
Diketahui :n = 40k = 40m = ∑X = 822 = 20,55 n 40
Vt = 92,7975
r11 = ( k ) x (1- m(k-m) ) k-1 k.vtr11 = ( 40 ) x (1- 20,55(40-20,55) ) 40-1 x 40x92,7975
r11 = ( 40 ) x (1- 20,55 x 19,45) 39 3711,9
r11 = 1,025641 x 1- 0,10768
r11 = 1,025641 x 0,89232
r11 = 0,956
Dari penghitungan di atas, diperoleh harga r11 = 0,956, harga tersebut kemudian
dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau taraf siginifikan 5%
dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel
yakni 0,956 (>) 0,312. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen
yang telah diujicobakan adalah reliabel sehingga layak dipergunakan.
DATA MENTAH
Jumlah Subyek = 40Jumlah Butir Soal = 40Jumlah Pilihan Jawaban = 4
Nomor No. Butir Baru ----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Urut No. Butir Asli ----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Subyek Kunci ----> A B A C B C C A A 1 ARF A B A C B C C A A 2 TSY A B A C B D B A B 3 OPK C D B A B D B C B 4 WHY A B A C B D B A B 5 UYT A B A C B C C A A 6 NNK A B A C B C C A A 7 NRU B A A C B C C A A 8 JNB A B A B A B D B D 9 DFS A B A C B C B A A 10 CVD A B A C B C C A A 11 DRE A B A C B C C A A 12 CVF A B A C B B A B B 13 DFG A B D B A D B A B 14 RHO A B A A C B C A A 15 DKU C D B D A B D B A 16 CXZ C A A C B C C A A 17 MNL B A B B D B A B B 18 YDB A B A C B D B A B 19 GZP A B D B C B A A B 20 DLP A B A C B D C A D 21 ZPL B A D C A D A A A 22 KDG A C B D C D C B A 23 QOG A B D B D B A A C 24 VZU B D A A B A B D B 25 CDB A D C D A B D B A 26 RTS A B C B C C A D C 27 VCZ A B C B D B A B D 28 CJL A B C B D C C A A 29 VCU A B C B D B A B D 30 IDM A B C D B A B D B 31 WJS B A C D B A B D C 32 MXW A B D B D C A D A 33 KDS A B C B D B A C D 34 FDW D B A B D B A B D 35 KDY A D A C D C D C A 36 PSA A B D B C B D B A 37 SAD A B D B C B D B A 38 HGF A B A B C D C D A 39 CMN A B C B D B A B D 40 BDL A C A C B C A A A
Nomor No. Butir Baru ----> 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Urut No. Butir Asli ----> 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama Subyek Kunci ----> C D C A A D D B C 1 ARF C D C A A D D B C 2 TSY C D C A A B D B A 3 OPK D B A A A D B C B 4 WHY C D C A A C D B C 5 UYT C D C A A D D B C 6 NNK C D C A A D D B C 7 NRU C D C A A D D B C 8 JNB B A C A B D B A B 9 DFS B D B A B D A A C 10 CVD C D C A A D D B C 11 DRE D D C A A D D C C 12 CVF B A D A C D D A D 13 DFG D B B A B D B A D 14 RHO A D D C A D D D C 15 DKU B D B C B D B A B 16 CXZ C D C A A D D B C 17 MNL C B D A A D D B C 18 YDB D B B A B B B D B 19 GZP D B C B D B B A B 20 DLP C A B D A C B D B 21 ZPL C D C A A D D B C 22 KDG A C C D C B D C A 23 QOG B D B A A B C B D 24 VZU C D C A D D B C D 25 CDB B B D A B D B C A 26 RTS D B C B D B A B D 27 VCZ B A B D C B A B A 28 CJL C D C A A D D B C 29 VCU B C B A B D B A B 30 IDM C B A B D C B A B 31 WJS B A B D B C B A B 32 MXW C D B A B D B A C 33 KDS B A B D B A B D B 34 FDW B A A B D B A B D 35 KDY C D C A A D D B C 36 PSA B D B B A B D B D 37 SAD B D B B D B D B D 38 HGF B D C D A B D D B 39 CMN B D B D D B A B D 40 BDL C D C A A D D B C
Nomor No. Butir Baru ----> 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Urut No. Butir Asli ----> 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Subyek Kunci ----> D D A A B D D A C 1 ARF D D A A B D D A C 2 TSY D D A A B D B A B 3 OPK D B B A B D B C B 4 WHY D D A A B D D A C 5 UYT D A A B D C A A C 6 NNK D D A A B D B A D 7 NRU D A A A B D D A C 8 JNB D B B C B D B A A 9 DFS B D A A B D D A C 10 CVD D D A A B D D A C 11 DRE D A A A B D D A C 12 CVF C D A A C B D B C 13 DFG C B D B C B D B A 14 RHO D D A A B D D A C 15 DKU D B C B D B A B B 16 CXZ D D A A B D D A C 17 MNL D D B B D B C B C 18 YDB A B D B A A C B D 19 GZP D C B A B D B C B 20 DLP A B D C B A B D B 21 ZPL D D A A B D D A C 22 KDG D C B D C A C B D 23 QOG B A B B D B A B A 24 VZU D D A A B A A B D 25 CDB B D B C A A B D B 26 RTS C B A B D A B D B 27 VCZ B D A A B D D A C 28 CJL D D A A B D D D B 29 VCU D B A B D A B C A 30 IDM D B C B A B D B C 31 WJS D B C B A B D B C 32 MXW D D A A B D D A C 33 KDS A B D C B D B A B 34 FDW B A B D B A B D B 35 KDY D D B C B D B B A 36 PSA B A B A B A B D B 37 SAD B A B A B A B D B 38 HGF A C B D B A A B D 39 CMN B C A A B D D A C 40 BDL D D A A B D D A C
Nomor No. Butir Baru ----> 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Urut No. Butir Asli ----> 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Nama Subyek Kunci ----> B A A B D A B D B 1 ARF B A A B D A C B A 2 TSY D A A B D B A B D 3 OPK D B A B D B C C B 4 WHY B A A B D A B D B 5 UYT B A A B D A B D B 6 NNK B A A B D A B D B 7 NRU B A A B D A C B A 8 JNB D B C B D B A B D 9 DFS B A A B D D B A B 10 CVD B A A B D A B D B 11 DRE B A A B D A C B A 12 CVF B D B A A B D B C 13 DFG B D B C B D B A B 14 RHO B A A B D A C B A 15 DKU D B A B D B C B D 16 CXZ B A A B D A B D B 17 MNL B A A B D A B D B 18 YDB B A B D B C B D B 19 GZP A B D C B A B D B 20 DLP C B D B A B D D C 21 ZPL B A A C A B D B A 22 KDG A C B B D A B C D 23 QOG B D B A B D B A B 24 VZU B A B D C B A B D 25 CDB C B D A B C B D B 26 RTS C B A B D C B A B 27 VCZ B A A B D A B D B 28 CJL A B D B A B D B D 29 VCU B D C B A B D C B 30 IDM B D A A D C B A B 31 WJS B B A B D C B A B 32 MXW B A A B D A A B D 33 KDS D B A B D B A B D 34 FDW C A B D B A B D B 35 KDY B D B C B B A D B 36 PSA A B D B A B D B A 37 SAD C B D B A B D B D 38 HGF B C B D B A B D B 39 CMN B A A B D A B D C 40 BDL B A A B D A B D B
Nomor No. Butir Baru ----> 37 38 39 40 Urut No. Butir Asli ----> 37 38 39 40 Nama Subyek Kunci ----> C A B D 1 ARF C A B D 2 TSY B A B D 3 OPK D B A D 4 WHY C A B D 5 UYT C A B D 6 NNK A B B D 7 NRU A A B D 8 JNB B A D D 9 DFS D B A A 10 CVD B C A B 11 DRE C B D D 12 CVF B D A C 13 DFG D B C A 14 RHO C A B D 15 DKU B A D C 16 CXZ C A B D 17 MNL C A A D 18 YDB A B D D 19 GZP C B A D 20 DLP B A D C 21 ZPL B D C D 22 KDG A C B D 23 QOG B C D A 24 VZU B A D B 25 CDB A A B D 26 RTS D C A A 27 VCZ C A B D 28 CJL B A D C 29 VCU A D B A 30 IDM D B C D 31 WJS D B C B 32 MXW B A B D 33 KDS B A D A 34 FDW C B A D 35 KDY C B D B 36 PSA B D C B 37 SAD B D C B 38 HGF D B D B 39 CMN B D D A 40 BDL C A B D
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek = 40Klp atas/bawah(n) = 11Butir Soal = 40
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 9 8 1 9,09 2 2 8 8 0 0,00 3 3 11 1 10 90,91 4 4 10 0 10 90,91 5 5 10 1 9 81,82 6 6 8 1 7 63,64 7 7 8 0 8 72,73 8 8 11 2 9 81,82 9 9 9 4 5 45,45 10 10 9 0 9 81,82 11 11 11 4 7 63,64 12 12 10 1 9 81,82 13 13 10 4 6 54,55 14 14 11 2 9 81,82 15 15 9 4 5 45,45 16 16 11 2 9 81,82 17 17 9 5 4 36,36 18 18 10 0 10 90,91 19 19 11 3 8 72,73 20 20 8 1 7 63,64 21 21 11 2 9 81,82 22 22 10 2 8 72,73 23 23 10 4 6 54,55 24 24 10 1 9 81,82 25 25 8 2 6 54,55 26 26 11 1 10 90,91 27 27 9 1 8 72,73 28 28 10 4 6 54,55 29 29 11 1 10 90,91 30 30 11 4 7 63,64 31 31 11 7 4 36,36 32 32 11 4 7 63,64 33 33 10 1 9 81,82 34 34 6 6 0 0,00 35 35 6 2 4 36,36 36 36 6 7 -1 -9,09 37 37 7 1 6 54,55 38 38 8 3 5 45,45 39 39 9 2 7 63,64 40 40 10 2 8 72,73
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 40Butir Soal= 40
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,045 - 2 2 -0,018 - 3 3 0,571 Sangat Signifikan 4 4 0,690 Sangat Signifikan 5 5 0,498 Sangat Signifikan 6 6 0,695 Sangat Signifikan 7 7 0,524 Sangat Signifikan 8 8 0,628 Sangat Signifikan 9 9 0,488 Sangat Signifikan 10 10 0,657 Sangat Signifikan 11 11 0,608 Sangat Signifikan 12 12 0,564 Sangat Signifikan 13 13 0,491 Sangat Signifikan 14 14 0,621 Sangat Signifikan 15 15 0,444 Sangat Signifikan 16 16 0,616 Sangat Signifikan 17 17 0,478 Sangat Signifikan 18 18 0,871 Sangat Signifikan 19 19 0,506 Sangat Signifikan 20 20 0,612 Sangat Signifikan 21 21 0,729 Sangat Signifikan 22 22 0,581 Sangat Signifikan 23 23 0,452 Sangat Signifikan 24 24 0,664 Sangat Signifikan 25 25 0,528 Sangat Signifikan 26 26 0,780 Sangat Signifikan 27 27 0,647 Sangat Signifikan 28 28 0,507 Sangat Signifikan 29 29 0,764 Sangat Signifikan 30 30 0,593 Sangat Signifikan 31 31 0,385 Signifikan 32 32 0,502 Sangat Signifikan 33 33 0,642 Sangat Signifikan 34 34 0,068 - 35 35 0,293 - 36 36 0,037 - 37 37 0,513 Sangat Signifikan 38 38 0,374 Signifikan 39 39 0,567 Sangat Signifikan 40 40 0,467 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
RELIABILITAS TES================Rata2 = 20,30Simpang Baku = 10,28Korelasi XY = 0,93Reliabilitas Tes = 0,96
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 ARF 19 18 37 2 2 TSY 12 15 27 3 3 OPK 6 7 13 4 4 WHY 17 19 36 5 5 UYT 18 17 35 6 6 NNK 17 19 36 7 7 NRU 17 16 33 8 8 JNB 7 7 14 9 9 DFS 13 14 27 10 10 CVD 18 18 36 11 11 DRE 17 15 32 12 12 CVF 8 6 14 13 13 DFG 4 5 9 14 14 RHO 16 14 30 15 15 DKU 5 3 8 16 16 CXZ 19 19 38 17 17 MNL 10 12 22 18 18 YDB 6 7 13 19 19 GZP 6 8 14 20 20 DLP 7 6 13 21 21 ZPL 11 14 25 22 22 KDG 7 5 12 23 23 QOG 4 6 10 24 24 VZU 9 6 15 25 25 CDB 6 5 11 26 26 RTS 4 7 11 27 27 VCZ 12 12 24 28 28 CJL 12 12 24 29 29 VCU 7 3 10 30 30 IDM 5 8 13 31 31 WJS 5 5 10 32 32 MXW 14 13 27 33 33 KDS 3 6 9 34 34 FDW 7 4 11 35 35 KDY 11 11 22 36 36 PSA 6 4 10 37 37 SAD 6 3 9 38 38 HGF 8 7 15 39 39 CMN 11 8 19 40 40 BDL 19 19 38
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= 40Butir Soal= 40
No Butir Baru No Butir Asli Jumlah Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 31 77,50 Mudah 2 2 28 70,00 Sedang 3 3 20 50,00 Sedang 4 4 16 40,00 Sedang 5 5 18 45,00 Sedang 6 6 13 32,50 Sedang 7 7 12 30,00 Sukar 8 8 19 47,50 Sedang 9 9 20 50,00 Sedang 10 10 17 42,50 Sedang 11 11 23 57,50 Sedang 12 12 19 47,50 Sedang 13 13 25 62,50 Sedang 14 14 20 50,00 Sedang 15 15 23 57,50 Sedang 16 16 20 50,00 Sedang 17 17 20 50,00 Sedang 18 18 16 40,00 Sedang 19 19 25 62,50 Sedang 20 20 18 45,00 Sedang 21 21 21 52,50 Sedang 22 22 22 55,00 Sedang 23 23 27 67,50 Sedang 24 24 21 52,50 Sedang 25 25 18 45,00 Sedang 26 26 18 45,00 Sedang 27 27 18 45,00 Sedang 28 28 26 65,00 Sedang 29 29 20 50,00 Sedang 30 30 23 57,50 Sedang 31 31 28 70,00 Sedang 32 32 24 60,00 Sedang 33 33 18 45,00 Sedang 34 34 21 52,50 Sedang 35 35 16 40,00 Sedang 36 36 22 55,00 Sedang 37 37 12 30,00 Sukar 38 38 18 45,00 Sedang 39 39 14 35,00 Sedang 40 40 22 55,00 Sedang
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek = 40Butir Soal = 40
No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 31** 5- 3++ 1- 0 2 2 5++ 28** 2- 5++ 0 3 3 20** 4+ 9+ 7++ 0 4 4 3- 16-- 16** 5+ 0 5 5 5+ 18** 7++ 10+ 0 6 6 3- 15- 13** 9++ 0 7 7 13+ 9++ 12** 6+ 0 8 8 19** 12- 3- 6++ 0 9 9 20** 10+ 3- 7++ 0 10 10 2- 15-- 17** 6++ 0 11 11 7++ 8+ 2- 23** 0 12 12 3- 14-- 19** 4+ 0 13 13 25** 6++ 2- 7+ 0 14 14 20** 10+ 3- 7++ 0 15 15 1-- 12--- 4+ 23** 0 16 16 5+ 14--- 1-- 20** 0 17 17 10+ 20** 5+ 5+ 0 18 18 4- 11+ 16** 9++ 0 19 19 4++ 8- 3+ 25** 0 20 20 7++ 11+ 4+ 18** 0 21 21 21** 12-- 3- 4+ 0 22 22 22** 10- 5++ 3- 0 23 23 4++ 27** 3+ 6+ 0 24 24 11- 7++ 1-- 21** 0 25 25 5+ 14-- 3- 18** 0 26 26 18** 12- 3- 7++ 0 27 27 5+ 12- 18** 5+ 0 28 28 4++ 26** 5++ 5++ 0 29 29 20** 12-- 2- 6++ 0 30 30 23** 9- 2- 6++ 0 31 31 4++ 28** 4++ 4++ 0 32 32 7+ 8+ 1-- 24** 0 33 33 18** 14-- 5+ 3- 0 34 34 6++ 21** 6++ 7++ 0 35 35 6+ 15-- 3- 16** 0 36 36 6++ 22** 3- 9+ 0 37 37 6+ 15- 12** 7+ 0 38 38 18** 12- 4+ 6++ 0 39 39 8++ 14** 6+ 12+ 0 40 40 7++ 7++ 4+ 22** 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
SKOR DATA DIBOBOT
Jumlah Subyek = 40Butir soal = 40Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 ARF 37 3 0 37 37 2 2 TSY 27 13 0 27 27 3 3 OPK 13 27 0 13 13 4 4 WHY 36 4 0 36 36 5 5 UYT 35 5 0 35 35 6 6 NNK 36 4 0 36 36 7 7 NRU 33 7 0 33 33 8 8 JNB 14 26 0 14 14 9 9 DFS 27 13 0 27 27 10 10 CVD 36 4 0 36 36 11 11 DRE 32 8 0 32 32 12 12 CVF 14 26 0 14 14 13 13 DFG 9 31 0 9 9 14 14 RHO 30 10 0 30 30 15 15 DKU 8 32 0 8 8 16 16 CXZ 38 2 0 38 38 17 17 MNL 22 18 0 22 22 18 18 YDB 13 27 0 13 13 19 19 GZP 14 26 0 14 14 20 20 DLP 13 27 0 13 13 21 21 ZPL 25 15 0 25 25 22 22 KDG 12 28 0 12 12 23 23 QOG 10 30 0 10 10 24 24 VZU 15 25 0 15 15 25 25 CDB 11 29 0 11 11 26 26 RTS 11 29 0 11 11 27 27 VCZ 24 16 0 24 24 28 28 CJL 24 16 0 24 24 29 29 VCU 10 30 0 10 10 30 30 IDM 13 27 0 13 13 31 31 WJS 10 30 0 10 10 32 32 MXW 27 13 0 27 27 33 33 KDS 9 31 0 9 9 34 34 FDW 11 29 0 11 11 35 35 KDY 22 18 0 22 22 36 36 PSA 10 30 0 10 10 37 37 SAD 9 31 0 9 9 38 38 HGF 15 25 0 15 15 39 39 CMN 19 21 0 19 19 40 40 BDL 38 2 0 38 38
KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================
Kelompok Unggul
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 16 CXZ 38 - - 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 - 1 1 1 1 - 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 - - 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 1 1 8 7 NRU 33 - - 1 1 1 1 1 9 11 DRE 32 1 1 1 1 1 1 1 10 14 RHO 30 1 1 1 - - - 1 11 2 TSY 27 1 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 9 8 11 10 10 8
8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 - 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 1 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 1 1 9 11 DRE 32 1 1 - 1 1 1 1 10 14 RHO 30 1 1 - 1 - - 1 11 2 TSY 27 1 - 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 11 9 9 11 10 10
11
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 - 1 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1
7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 - 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 - 1 9 11 DRE 32 1 1 - 1 1 - 1 10 14 RHO 30 1 1 - 1 1 1 1 11 2 TSY 27 - 1 1 - 1 1 1 Jml Jwb Benar 9 11 9 10 11 8 11
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 - 1 - 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 - - - - 1 1 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 1 1 9 11 DRE 32 1 1 1 1 1 1 1 10 14 RHO 30 1 1 1 1 1 1 1 11 2 TSY 27 1 1 1 - 1 - - Jml Jwb Benar 10 10 10 8 11 9
10
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 - - 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 1 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 - - 9 11 DRE 32 1 1 1 1 1 - - 10 14 RHO 30 1 1 1 1 1 - - 11 2 TSY 27 1 1 1 1 - - - Jml Jwb Benar 11 11 11 11 10 6 6
36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 - 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 - - 1 1 6 10 CVD 36 1 - - - - 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1
8 7 NRU 33 - - 1 1 1 9 11 DRE 32 - 1 - - 1 10 14 RHO 30 - 1 1 1 1 11 2 TSY 27 - - 1 1 1 Jml Jwb Benar 6 7 8 9 10
Kelompok Asor
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 25 CDB 11 1 - - - - - - 2 26 RTS 11 1 1 - - - 1 - 3 34 FDW 11 - 1 1 - - - - 4 23 QOG 10 1 1 - - - - - 5 29 VCU 10 1 1 - - - - - 6 31 WJS 10 - - - - 1 - - 7 36 PSA 10 1 1 - - - - - 8 13 DFG 9 1 1 - - - - - 9 33 KDS 9 1 1 - - - - - 10 37 SAD 9 1 1 - - - - - 11 15 DKU 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 8 8 1 0 1 1
0
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12
13 14 1 25 CDB 11 - 1 - - - 1 - 2 26 RTS 11 - - - - 1 - - 3 34 FDW 11 - - - - - - - 4 23 QOG 10 1 - - 1 - 1 1 5 29 VCU 10 - - - - - 1 - 6 31 WJS 10 - - - - - - - 7 36 PSA 10 - 1 - 1 - - 1 8 13 DFG 9 1 - - - - 1 - 9 33 KDS 9 - - - - - - - 10 37 SAD 9 - 1 - 1 - - - 11 15 DKU 8 - 1 - 1 - - - Jml Jwb Benar 2 4 0 4 1 4
2
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 25 CDB 11 1 - - - - 1 - 2 26 RTS 11 - - 1 - - - 1 3 34 FDW 11 - - 1 - - - -
4 23 QOG 10 - - 1 - - - - 5 29 VCU 10 1 - - - 1 - 1 6 31 WJS 10 - - - - 1 - - 7 36 PSA 10 - 1 1 - - - - 8 13 DFG 9 1 - - - - - - 9 33 KDS 9 - - - - - - - 10 37 SAD 9 - 1 1 - - - - 11 15 DKU 8 1 - - - 1 - - Jml Jwb Benar 4 2 5 0 3 1
2
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 25 CDB 11 - - - - - - - 2 26 RTS 11 - - - - - - - 3 34 FDW 11 - 1 - - - - - 4 23 QOG 10 - - - - - - 1 5 29 VCU 10 - - - - - - 1 6 31 WJS 10 - - - 1 - 1 1 7 36 PSA 10 1 1 - - - - - 8 13 DFG 9 - - - 1 - - 1 9 33 KDS 9 - 1 1 - 1 - - 10 37 SAD 9 1 1 - - - - - 11 15 DKU 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 2 4 1 2 1 1
4
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 25 CDB 11 - - - - - 1 1 2 26 RTS 11 - 1 1 1 - 1 - 3 34 FDW 11 1 - - - 1 1 1 4 23 QOG 10 - - - - - 1 - 5 29 VCU 10 - - 1 - - - - 6 31 WJS 10 - 1 1 1 - 1 - 7 36 PSA 10 - - 1 - - - - 8 13 DFG 9 - - - - - 1 - 9 33 KDS 9 - 1 1 1 - - - 10 37 SAD 9 - - 1 - - - - 11 15 DKU 8 - 1 1 1 - - - Jml Jwb Benar 1 4 7 4 1 6
2
36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 25 CDB 11 1 - 1 1 1
2 26 RTS 11 1 - - - - 3 34 FDW 11 1 1 - - 1 4 23 QOG 10 1 - - - - 5 29 VCU 10 1 - - 1 - 6 31 WJS 10 1 - - - - 7 36 PSA 10 - - - - - 8 13 DFG 9 1 - - - - 9 33 KDS 9 - - 1 - - 10 37 SAD 9 - - - - - 11 15 DKU 8 - - 1 - - Jml Jwb Benar 7 1 3 2 2
TABELNILAI-NILAI r PODUCT MOMENT
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%345
678910
1112131415
1617181920
212223242526
0,9970,9500,878
0,8110,7540,7070,6660,632
0,6020,5760,5530,5320,514
0,4970,4820,4680,4560,444
0,4330,4230,4130,4040,3960,388
0,9990,9900,959
0,9170,8740,8340,7980,765
0,7350,7080,6840,6610,641
0,6230,6060,5900,5750,561
0,5490,5370,5260,5150,5050,496
272829
3031323334
3536373839
4041424344
454647484950
0,3810,3740,367
0,3610,3550,3490,3440,339
0,3340,3290,3250,3200,316
0,3120,3080,3040,3010,297
0,2940,2910,2880,2840,2810,279
0,4870,4780,470
0,4630,4560,4490,4420,436
0,4300,4240,4180,4130,408
0,4030,3980,3930,3890,384
0,3800,3760,3720,3680,3640,361
556065
7075808590
95100125150175
200300400500600
7008009001000
0,2660,2540,244
0,2350,2270,2200,2130,207
0,2020,1950,1760,1590,148
0,1380,1130,0980,0880,080
0,0740,0700,0650,062
0,3450,3300,317
0,3060,2960,2860,2780,270
0,2630,2560,2300,2100,194
0,1810,1480,1280,1150,105
0,0970,0910,0860,081
LAMPIRAN 3DESKRIPSI DATA PEMAHAMAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN
2.Data Pemahaman Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung T.P. 2010/2011
Nomor Nama Skor (%) Kategori1 RR 29 91 Baik sekali2 MP 28 88 Baik sekali3 AS 28 88 Baik sekali4 R 28 88 Baik sekali5 IF 28 88 Baik sekali6 YM 27 84 Baik7 SL 27 84 Baik8 AA 26 81 Baik9 AI 25 78 Baik10 AAS 25 78 Baik11 HW 25 78 Baik12 ED 24 75 Baik13 RS 24 75 Baik14 DY 23 72 Cukup15 KR 23 72 Cukup16 PS 23 72 Cukup17 AF 20 63 Cukup18 DK 20 63 Cukup19 AY 19 59 Kurang20 PR 19 59 Kurang21 ZQ 19 59 Kurang22 MR 19 59 Kurang23 UA 18 56 Kurang24 RF 18 56 Kurang25 AR 18 56 Kurang26 RR 17 53 Kurang27 MP 17 53 Kurang28 AS 17 53 Kurang29 R 17 53 Kurang30 IF 17 53 Kurang31 YM 16 50 Kurang32 SL 16 50 Kurang33 AA 15 47 Kurang34 AI 15 47 Kurang35 AAS 14 44 Kurang36 HW 13 41 Kurang37 ED 12 38 Gagal38 RS 12 38 Gagal39 DY 12 38 Gagal40 KR 11 34 GagalJumlah 804 2442Rata-rata 20,1 61,05
Rumus menghitung persentase pemahaman kosakata = perolehan skor x 100 Skor maksimal (32)
4. Data Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung T.P. 2010/2011
Nomor Nama Skor (%) Kategori1 YM 34 94 Baik sekali2 MP 33 92 Baik sekali3 AS 32 92 Baik sekali4 R 31 86 Baik sekali5 IF 31 86 Baik sekali6 RR 31 86 Baik sekali7 SL 29 81 Baik8 AA 29 81 Baik9 AI 28 78 Baik10
AAS 28 78 Baik
11
HW 27 75 Baik
12
ED 27 75 Baik
13
RS 27 75 Baik
14
DY 26 72 Cukup
15
KR 26 72 Cukup
16
PS 25 69 Cukup
17
AF 25 69 Cukup
18
DK 24 67 Cukup
19
AY 24 67 Cukup
20
PR 23 64 Cukup
21
ZQ 23 64 Cukup
22
MR 23 64 Cukup
23
UA 22 61 Cukup
24
RF 22 61 Cukup
25
AR 19 53 Kurang
26
SM 19 53 Kurang
2 S 19 53 Kurang
728
T 18 50 Kurang
29
YR 18 50 Kurang
30
SY 18 50 Kurang
31
RHN 17 47 Kurang
32
DS 17 47 Kurang
33
IDP 17 47 Kurang
34
WH 16 44 Kurang
35
RH 16 44 Kurang
36
PA 15 41 Kurang
37
RL 15 41 Kurang
38
SC 14 39 Gagal
39
FY 13 36 Gagal
40
RZ 12 33 Gagal
Jumlah 913 2497Rata-rata 22,825 62,425
Rumus menghitung persentase pemahaman kosakata = perolehan skor x 100 Skor maksimal (36)
5. Rangkuman Data PenelitianNo. Nama Pemahaman Kosakata KemampuanMembaca Pemahaman1 AA 81 812 AAS 78 783 AF 63 694 AI 78 785 AR 56 536 AS 88 927 AY 59 678 DK 63 679 DS 50 4710 DY 72 7211 ED 75 7512 FY 38 3613 HW 78 7514 IDP 47 4715 IF 88 86
16 KR 72 7217 MP 88 9218 MR 59 6419 PA 41 4120 PR 72 6921 PS 59 6422 R 88 8623 RF 56 6124 RH 44 4425 RHN 50 4726 RL 38 4127 RR 91 8628 RS 75 7529 RZ 34 3330 S 53 5331 SC 38 3932 SL 84 8133 SM 53 5334 SY 53 5035 T 53 5036 UA 56 6137 WH 44 4738 YM 84 9439 YR 53 5040 ZQ 59 64
∑ 2442 2497Rata-rata 61,05 62,425Maksimal 91 94Minimal 34 33
LAMPIRAN 4
DISTRIBUSI DATA PENELITIAN
1. DATA PEMAHAMAN KOSAKATA (X)
Penulis menentukan distribusi frekuensi pemahaman kosakata berdasarkan
langkah-langkah dari rumus Sturges. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut.
Diketahui:
Jumlah sampel (n) = 40 Jumlah skor = 2442
Skor tertinggi = 91 Skor terendah = 34
Skor rata-rata = 2442 = 61,05
40
a. Menentukan rentang (R)
Rentang (R) ditentukan dengan cara data terbesar dikurangi data terkecil.
R = 91 - 34
R = 57
b. Menentukan jumlah kelas interval (K)
Kelas interval (K) ditentukan dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 40
K = 1 + 3,3 x 1,60
K = 1 + 6,28
K = 6,28 dibulatkan = 6
c. Menentukan panjang kelas interval (p)
Panjang kelas interval (p) ditentukan dengan menggunakan rumus:
p = R + 1
K
p = 57 + 1
6
p = 9,5+ 1
p = 10,5 dibulatkan menjadi 10
Dari data di atas, diperoleh data penguasaan kosakata siswa kelas X SMAN 16
Bandarlampung sebagai berikut.
Tabel Distribusi Frekuensi Pemahaman Kosakata siswa kelas X SMAN 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011
No. Kelas Interval
Batas Bawah
Batas Atas
Mean Tengah
F. Abs.l
F. Rel. (%)
F.Kum. (%)
1 84 - 93 84,5 93,5 88,5 7 17,5 17,52 74 – 83 73,5 83,5 78,5 6 15 32,53 64 – 73 63,5 73,5 68,5 3 7,5 404 54 – 63 53,5 63,5 58,5 9 22,5 62,55 44 – 53 43,5 53,5 48,5 10 25 87,56 34 – 43 33,5 43,5 38,5 5 12,5 100
Jumlah 40 100
2. DATA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN (Y)
Penulis menentukan distribusi frekuensi kemampuan memabaca pemahaman
berdasarkan langkah-langkah dari rumus Sturges. Langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut.
Diketahui:
Jumlah sampel (n) = 40 Jumlah skor = 2497
Skor tertinggi = 94 Skor terendah = 33
Skor rata-rata = 2442 = 62,425
40
d. Menentukan rentang (R)
Rentang (R) ditentukan dengan cara data terbesar dikurangi data terkecil.
R = 94 - 33
R = 61
e. Menentukan jumlah kelas interval (K)
Kelas interval (K) ditentukan dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 40
K = 1 + 3,3 x 1,60
K = 1 + 6,28
K = 6,28 dibulatkan = 6
f. Menentukan panjang kelas interval (p)
Panjang kelas interval (p) ditentukan dengan menggunakan rumus:
p = R + 1
K
p = 61 + 1
6
p = 10,16 + 1
p = 10,16 dibulatkan menjadi 10
Dari data di atas, diperoleh data kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X
SMAN 16 Bandarlampung sebagai berikut.
Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman siswa kelas X SMAN 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011
No. Kelas Interval
Batas Bawah
Batas Atas
Mean Tengah
F. Abs.l
F. Rel. (%)
F.Kum. (%)
1 83 – 94 82,5 94,5 88,5 6 15 152 73 – 82 72,5 82,5 78,5 7 17,5 32,53 63 – 72 62,5 72,5 68,5 9 22,5 554 53 – 62 52,5 62,5 58,5 5 12,5 67,55 43 – 52 42,5 52,5 48,5 8 20 87,56 33 – 42 32,5 42,5 38,5 5 12,5 100
Jumlah 40 100
Tabel 13. Hasil Analisis Data per Aspek Kemampuan Membaca PemahamanNo Aspek Kemampuan Membaca Pemahaman Jumlah Skor
1 2 31 10 12 12 34 942 12 12 9 33 923 11 10 12 32 924 11 12 8 31 865 10 9 12 31 866 9 11 11 31 867 9 10 10 29 818 10 11 8 29 819 8 10 10 28 7810 10 11 7 28 7811 9 9 9 27 7512 10 9 8 27 7513 9 8 10 27 7514 7 9 10 26 7215 8 8 10 26 72
16 8 9 8 25 6917 9 8 8 25 6918 7 7 10 24 6719 8 8 8 24 6720 7 9 7 23 6421 8 8 7 23 6422 6 8 9 23 6423 10 6 6 22 6124 7 8 7 22 6125 5 7 7 19 5326 7 6 6 19 5327 6 7 6 19 5328 6 6 6 18 5029 7 6 5 18 5030 6 5 7 18 5031 6 5 6 17 4732 6 6 5 17 4733 5 6 6 17 4734 5 5 6 16 4435 6 5 5 16 4436 5 5 5 15 4137 5 6 4 15 4138 4 5 5 14 3939 6 4 3 13 3640 7 3 2 12 33
Skor 294 309 300 913 2497Maksimal 480 480 480 1440
62,425
Persentase 61,25% 64,38% 70,93% 62,5%Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup
Rata-rata
Tabel 14. Hasil Analisis Data per Aspek Pemahaman KosakataNo Aspek Pemahaman Kosakata Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 4 3 3 3 4 5 4 29 912 5 3 3 3 3 3 4 4 28 883 5 4 3 3 4 4 4 3 28 884 5 4 3 3 4 3 3 2 28 885 3 3 3 3 2 5 5 4 28 886 3 4 3 3 3 4 2 5 27 847 3 2 3 3 3 5 5 3 27 848 3 3 3 3 4 4 4 2 26 819 4 5 2 2 3 2 4 3 25 7810 3 3 2 3 4 4 4 2 25 7811 3 2 3 3 3 4 2 5 25 7812 4 4 2 2 3 2 4 3 24 7513 4 3 3 2 4 3 3 2 24 75
14 2 3 2 3 4 4 3 2 23 7215 3 2 3 3 3 4 2 3 23 7216 2 2 3 3 3 4 2 4 23 7217 2 2 3 2 2 3 4 3 20 6318 3 4 3 3 3 2 1 1 20 6319 2 1 3 3 3 4 2 2 19 5920 2 2 3 2 2 2 4 3 19 5921 3 3 3 3 2 2 2 2 19 5922 3 2 2 2 2 3 2 3 19 5923 2 3 2 2 2 2 3 2 18 5624 3 2 2 3 2 2 2 2 18 5625 2 2 3 2 2 2 3 2 18 5626 3 2 2 2 2 2 2 2 17 5327 2 2 2 2 3 2 2 2 17 5328 2 2 2 2 2 4 2 1 17 5329 1 2 3 2 2 2 2 3 17 5330 4 2 2 2 2 2 2 2 17 5331 3 2 1 2 2 1 3 1 16 5032 2 2 2 2 2 2 2 2 16 5033 1 2 3 1 2 3 1 2 15 4734 3 1 2 3 1 2 2 1 15 4735 2 2 1 2 3 1 1 2 14 4436 2 3 1 2 1 1 2 1 13 4137 2 1 2 2 1 2 1 1 12 3838 1 1 1 1 2 2 2 2 12 3839 1 2 1 2 1 2 1 2 12 3840 2 2 1 1 1 2 1 1 11 34
Skor 98 96 105 100 96 103 104 96 804 2442Maks. 160 160 160 160 160 160 160 160 1280
61,05
Persentase 61,25% 60% 65,6% 62,5% 60% 64,4% 65% 60% 62,81Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Rata-rata
LAMPIRAN 5PENGHITUNGAN PENGUJIAN DATA
PENELITIAN
1. Pengujian Distribusi Normalitas Data Pemahaman Kosakata (X) dan Data Kemampuan Membaca Pemahaman
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pemahaman
kosakata
Kemampuan membaca
pemahamanN 40 40Normal Parameters(a,b) Mean 20.10 22.83 Std. Deviation 5.324 6.101Most Extreme Differences Absolute .132 .135 Positive .132 .135 Negative -.107 -.078
Kolmogorov-Smirnov Z .834 .852Asymp. Sig. (2-tailed) .490 .463
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti data berdistribusi normal
Dari penghitungan menggunakan SPSS 12.0 for Windows didapat bahwa angka
signifikasi (sig.) untuk variabel pemahaman kosakata pada uji Kolmogorof
Smirnov diperoleh 0,490 dan untuk variabel kemampuan membaca pemahaman
diperoleh sig. 0,463 yang ternyata lebih besar dari 0,05, ini berarti bahwa Ho
diterima karena kedua nila signifikasi (sig.) lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan distribusi sampel adalah normal.
5 10 15 20 25 30 35
Observed Value
5
10
15
20
25
30
35
Ex
pe
cte
d N
orm
al
Va
lue
Normal Q-Q Plot of x
9 12 15 18 21 24 27 30 33 36
Observed Value
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
Ex
pe
cte
d N
orm
al
Va
lue
Normal Q-Q Plot of y
10 15 20 25 30
x
0
2
4
6
8
10
Fre
qu
ency
Mean = 20.1Std. Dev. = 5.324N = 40
10 15 20 25 30 35
y
0
1
2
3
4
5
6
7
Fre
qu
en
cy
Mean = 22.83Std. Dev. = 6.101N = 40
2. Pengujian Homogenitas
Dari hasil uji homogenitas varians Y (Kemampuan Membaca Pemahaman) atas X
(Pemahaman Kosakata) yang penghitungannyamenggunakan program SPSS 12.0
for Windows menunjukkan bahwa taraf signifikasinya 0,222 lebih besar (>) dari
0,05. Berdasarkan criteria tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa varians setiap
sampel adalah sama (homogeny). Hasil data dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Test of Homogeneity of Variances
Pemahaman kosakataLevene df1 df2 Sig.
Statistic1.438(a) 11 23 .222
Jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 berarti data homogeny
3. Pengujian Kelinieran
Dari hasil pengolahan pada tabel ANOVA didapat nilai sig. pada Deviation From
Lineraity lebih dari α yaitu 0,313 (>) 0,05, maka Ho diterima yang menyatakan
regresi berbentuk linear. Hasil didapat pada tabel berikut.
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Kemampuan membaca pemahaman *pemahaman kosakata
Between Groups
(Combined)
1171.075
16 73.192 5.997 .000
Linearity 944.167
1 944.167 77.363 .000
Deviation from Linearity
226.908
15 15.127 1.239 .313
Within Groups 280.700
23 12.204
Total 1451.775
39
4. Pengujian Regresi
Dari persamaan tersebut diperoleh penghitungan sebagai berikut.
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
Variables Removed Method
1 x(a) . Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
EstimateDurbin-Watson
1 .806(a) .650 .641 3.655 1.336a Predictors: (Constant), pemahaman kosakatab Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression
944.167 1 944.167 70.681 .000(a)
Residual 507.608 38 13.358Total 1451.775 39
a Predictors: (Constant), pemahaman kosakatab Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constan
t)4.250 2.284 1.861 .070
Pemaham-an kosakata
.924 .110 .806 8.407 .000
a Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman
Berdasarkan tabel, analisis regresi Y (kemampuan membaca pemahaman) atas X
(pemahaman kosakata) menghasilkan arah koefisien regresi sebesar 0,924 dengan
konstanta 4,250.
Dengan demikian bentuk hubungan antara pemahaman kosakata dan kemampuan
membaca pemahaman ditunjukkan dengan persamaan
Y = 4,250+ 0,924X.
Persamaan regresi tersebut menujukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan (satu
unit X) pemahaman kosakata menyebabkan kenaikan 0,924 skor kemampuan
membaca pemahaman (Y) dengan konstanta 4,250.
5. Pengujian Hipotesis
Keluaran penghitungan tabel Correlations pada program SPSS 12.0 for Windows
menunjukkan bahwa korelasi antara pemahaman kosakata dengan kemampuan
membaca pemahaman terlihat r hitung lebih besar dari rtabel, yaitu 0,806 (>) 0,312.
dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak. Atau dapat juga dilihat pada
probabilitas sig. (2-tailed) dengan nilai 0,00 (<) 0,05. Ini berarti Ha diterima dan
Ho ditolak. Setelah nilai r dikonsultasikan pada tabel interpretasi, hubungan antara
pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman tergolong sangat
kuat. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut.
Correlations
Pemahaman
kosakata
Kemampuan membaca
pemahamanPemahaman kosakata
Pearson Correlation 1 .806(**)Sig. (1-tailed) . .000N 40 40
Kemampuan membaca pemahaman
Pearson Correlation .806(**) 1Sig. (1-tailed) .000 .N 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
TABELNILAI-NILAI DALAM DISTIBUSI t
α untuk uji dua fihak (two tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
α untuk uji satu fihak (one tail test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,05
123456789101112131415161718192021222324
1,0000,8160,7650,7410,7270,7180,7110,7060,7030,7000,6970,6950,6920,6910,6900,6890,6880,6880,6870,6870,6860,6860,6850,685
3,0781,8861,6381,5331,4761,4401,4151,3971,3831,3721,3631,3561,3501,3451,3411,3371,3331,3301,3281,3251,3231,3211,3191,318
6,3142,9202,3532,1322,0151,9431,8951,8601,8331,8121,7961,7821,7711,7611,7531,7461,7401,7341,7291,7251,7211,7171,7141,711
12,7064,3033,1822,7762,5712,4472,3652,3062,2622,2282,2012,1792,1602,1452,1312,1202,1102,1012,0932,0862,0802,0742,0692,064
31,8216,9654,5413,7473,3653,1432,9982,8962,8212,7642,7182,6812,6502,6242,6022,5832,5672,5522,5392,5282,5182,5082,5002,492
63,6579,9255,8414,6044,0323,7073,4993,3553,2503,1693,1063,0553,0122,9772,9472,9212,8982,8782,8612,8452,8312,8192,8072,797
2526272829304060120∞
0,6840,6840,6840,6830,6830,6830,6810,6790,6770,674
1,3161,3151,3141,3131,3111,3101,3031,2961,2891,282
1,7081,7061,7031,7011,6991,6971,6841,6711,6581,645
2,0602,0562,0522,0482,0452,0422,0212,0001,9801,960
2,4852,4792,4732,4672,4622,4572,4232,3902,3582,326
2,7872,7792,7712,7632,7562,7502,7042,6602,6172,576
Sumber: Metode Penelitian Pendidikan, Sugiyono (2008)
LAMPIRAN 6HASIL KERJA SISWA DAN
SURAT KETERANGAN
Recommended