View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Oleh
SUHARTA
NIM 4111015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2015/2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SUHARTA
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Fisika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Persatuan Guru Republik Indonesia
(Stkip-Pgri) Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI). Pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Muara beliti
Tahun Pelajaran 2015/2016”. Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti Tahun Pelajaran
2015/2016 Setelah Menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Secara Signifikan Tuntas ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) pada pembelajaran fisika siswa kelas X SMA Negeri 1
Muara Beliti Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian adalah kuantitatif
dengan menggunakan metode eksperimen semu yang dilaksanakan tanpa adanya
kelompok pembanding. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Negeri yang berjumlah 135 siswa dan sampel penelitian ini adalah siswa
kelas X.3 berjumlah 28 siswa yang diambil secara acak. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan taraf kepercayaan α =
0,05, diperoleh thitung (2,104) > ttabel (1,703) maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Dimana hasil rata-rata kognitif siswa 75,5%, peresentase ketuntasan siswa 71,42
%, dan peresentase tidak ketuntasan siswa 28,57% sehingga dapat disimpulkan
setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti Tahun
Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas.
Kata kunci : Problem Based Instruction (PBI), Ketuntasan Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Belajar fisika yang pertama dituntut adalah kemampuan untuk
memahami konsep, prinsip maupun hukum, kemudian diharapkan siswa
mampu menyusun kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat
kematangan dan perkembangan intelektualnya. Belajar fisika yang
dikembangkan adalah kemampuan berpikir analisis dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif dengan menggunakan konsep fisika, serta dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
Buchori (dalam khabibah 2006:1), menyatakan bahwa pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para
siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun
demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak
memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini, siswa tidak
diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir
dan memotivasi diri sendiri. Permasalahan diatas sangat banyak kita jumpai
dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, oleh karena itu, perlu
menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk
memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sering dianggap
susah dan kurang menarik bagi perserta didik. Hal ini disebabkan karena
struktur dan dan isi mata pelajaran fisika itu sendiri yang memang
membutuhkan pengetahuan awal untuk dapat dipahami sehingga terkesan
susah dan banyak konsep-konsep sains yang abstrak sehingga perserta didik
jenuh dengan mata pelajaran fisika. Fisika juga pelajaran yang memiliki
peran penting dalam membentuk pola pikir siswa menjadi siswa yang
berkualitas karena langsung mapun tidak langsung dalam kehidupan sehari-
hari kita dapat menjumpai fenomena-fenomena yang berhubungan dengan
ilmu fisika. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran fisika berlangsung
guru mampu memiliki cara pembelajaran yang tepat agar tercapai tujuan
pembelajaran yang dinginkan misalnya guru mengembangkan suata aplikasi
pembelajaran agar siswa lebih efektif dalam belajar fisika dalam kelas.
Guru fisika seharusnya bisa menarik perhatian siswa sehingga mereka
berminat dan suka bahkan jadi pelajaran favoritnya untuk mempelajari
fisika. Untuk menarik perhatian perseta didik tersebut, guru harus memiliki
cara pembelajar yang tepat, sehingga menarik dalam penyampaian materi
pelajaran dan mampu menguasai suasana kelas. Tujuannya agar guru dapat
menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi kepada
siswa sehingga siswa dapat belajar dengan giat dan benar-benar ikut dalam
proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti
mencoba untuk melakukan model Problem based Instruction (PBI) dapat
diharapkan siswa benar-benar aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan
siswa tentang apa yang telah dipelajari akan bertahan lama, dalam model
Problem Based Instruction (PBI), siswa di tempatkan dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang
disiapkan oleh guru, kemudian siswa berkerja sama memecahkan masalah
yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Trianto (2010:90) menyatakan
bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model
yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Muara Beliti pada tahun
pelajaran 2014/2015, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar terutama
mata pelajaran fisika yang diterapkan selama ini kurang bervariasi dalam
penggunaan model pembelajaran. Siswa kurang tertarik atau kurang
menyukai mata pelajaran fisika karena mereka menganggap bahwa fisika
merupakan mata pelajaran yang sulit. Salah satu masalah pengajaran di
SMA Negeri 1 Muara Beliti pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah
banyaknya peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan yaitu nilai ulangan
harian siswa. Jumlah seluruh siswa kelas X sebanyak 118 siswa. Persentase
peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 68,25%,
jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 86 siswa dan nilai yang lebih
besar dari KKM sebanyak 27,75% dimana jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 32 siswa, untuk KKM fisika pada sekolah SMA Negeri 1 Muara
Beliti terlihat bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal khusus mata pelajaran
fisika kelas X adalah sebesar 70.
Dipilihnya SMA Negeri 1 Muara Beliti sebagai tempat penelitian
dikarenakan belum diterapkannya model pembelajaran problem Based
Instruction (PBI) pada mata pelajaran fisika khususnya pengukuran, serta
peneliti juga berharapkan agar hasil belajar mengikat dengan menggunakan
pendekatan problem Based Instruction (PBI). Berdasarkan alasan tersebut,
Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan ini berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Pembelajaran
Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Muara beliti Tahun Pelajaran
2015/2016”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apakah Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Muara Beliti Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah Menerapkan Model
Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Secara Signifikan Tuntas ?”.
METODE PENELITIAN
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment (eksperimen semu), dimana sampel penelitian menggunakan
satu kelas, yaitu kelas yang diperlakuan menggunakan pembelajaran
Problem Based Intuction (PBI). pada penelitian ini menggunakan pola
desain bentuk pre-test and post-test one group design. Di dalam penelitian
ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (01) dan
setelah eksperimen (02). Menurut Arikunto (2010:124), desain penelitian
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Pre-test and post-test one group design
Pre-test Treatment Post-test
O1 X O2
Keterangan : O1= Pretest, O2 = Postest, X= Model PBI
HASIL PENELITIAN
a. Uji Normalitas Pada Pre-test
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil siswa
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan
stastistik mengenai uji normalitas dan data dengan taraf kepercayaan 𝑎
= 5 % dan dengan derajat kebebasan (dk) = k–1, dimana k adalah
banyaknya kelas interval. Kriteria pengujian Jika 𝜒2hitung ≤ 𝜒2
tabel,
artinya data berdistribusi normal dan jika 𝜒2hitung > 𝜒2
tabel maka
artinya distribusi data tidak normal. Hasil perhitungan uji normalitas
skor pre-test dapat dilihat pada tabel 2 .
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Pre-test
Tes 𝜒2hitung Dk > 𝜒2
tabel kesimpulan
Awal 5,73434 5 11.1 Normal
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa 𝜒2hitung data tes awal (pre-
test) lebih kecil 𝜒2tabel (5,73434 < 11,1). Berdasarkan ketentuan
pengujian normalitas dengan menggunakan uji kecocokan 𝜒2 (Chi-
kuadrat) dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal
pada taraf kepercayaan 𝑎 = 5 % dan derajat kebebasan (dk) = 5. kurva
normal yang menunjukkan bahwa data pre-test berdistibusi normal
dapat dilihat pada gambar 1
Gambar kurva 1 kurva normal data pre-test
b. Uji Normalitas post-test
Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Post-test
Tes 𝜒2hitung Dk 𝜒2
tabel Kesimpulan
Akhir 9,37045 5 11.1 Normal
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa nilai 𝜒2hitung data tes akhir
(post-test) lebih kecil 𝜒2tabel (9,37045 < 11,1). Berdasarkan ketentuan
pengujian normalitas dengan menggunakan uji coba kecocokan 𝜒2
(Chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa data post-test berdistribusi
normal pada taraf kepercayaan kepercayaan 𝑎 = 5 % dan derajat
0.1029
0.1774
0.22270.2037
0.1359
0.0667
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5
Pre-test
kebebasan (dk) = 5. kurva normal yang menunjukkan bahwa data pre-
test berdistibusi normal dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 2 Kurva normal Data Post-test
c. Uji Hipotesis post-test
Untuk menarik kesimpulan dari post-test, maka dilakukan
pengujian hipotesis secara statistik. Berdasarkan hasil uji
normalitas yaitu post-test berdistribusi normal. Hipotesis statistik
yang diuji dalam perhitungan uji-t untuk post-test adalah :
Ha = Rata-rata hasil belajar kognitif fisika secara klasikal kelas
X SMA Negeri 1 Muara Beliti Tahun Pelajaran
2015/2016 setelah menerapkan model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) secara signifikan
tuntas (µ0 >70).
Ho = Rata-rata hasil belajar kognitif fisika secara klasikal kelas
X SMA Negeri 1 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2015/2016
0.0051
0.0354
0.1327
0.2707
0.2979
0.1843
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
-4 -3 -2 -1 0 1
Post-test
setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) secara signifikan tidak tuntas (µ0 <70).
Selanjutnya thitung dibandingan dengan ttabel pada daftar
distribusi t dengan derajat kebebasan dk = n-1 =28-1 =27. Hasil
uji untuk post-test menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t
mengenai kemampuan akhir siswa (lampiran) menunjukkan
bahwa thitung > ttabel H0 ditolak dan Ha diterima dengan demikian
tingkat kesalahan dan tingkat kepercayaan 95%. Dimana thitung
= 2,104 dan ttabel = 1,703. Rekapitulasi hasil uji hipotesis dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Rekapitulasi hasil Uji hipotesis
No Uraian Data Hasil Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
Derajat Kebebasan (dk)
Taraf Kepercayaan (𝑎)
t Hitung
t Tabel
27
5%
2,104
1,703
Ha : diteima
Ho :ditolak
thitung > ttabel
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan, maka
dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
di teima kebenarannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
pada pembelajaran fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Muara
Beliti Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas.
PEMBAHASAN
Adanya kemampuan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
perbandingan rata-rata nilai siswa pada saat pre-test dan post-test. Untuk
memberikan gambaran data lebih jelas, rata-rata antara pre-test dan post-
test, selisih hasil pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 5 dan
gambar 3.
Tabel 5
Rekapitulasi Ketuntasan hasil Belajar
No Uraian Nilai Hipotesis Keterangan
1 Nilai rata-rata
kognitif pre-test
26,07 < 70 26,07 < 70,00
Ho diterima dan
Ha ditolak
2 Nilai rata-rata
kognitif post-test
75,46 >70 75,46 >70,00
Ho ditolak dan
Ha diterima
Gambar 3 rata-rata antara pre-test dan post-test
Berdasarkan analisis hasil pre-test dan post-test dapat dilihat
ketuntasan hasil belajar kognitif antara kemampuan awal siswa
dengan kemampuan akhir siswa dengan ketuntasan yang hipotesis
(µ0 = 70). Nilai-rata pre-test 26,07 < 70,00 sehingga tidak terdapat
ketuntasan hasil belajar siswa dan nilai rata-rata post-test adalah
75,46 > 70,00 sehingga terdapat hasil belajar tuntas secara klasikal.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
26.07%
75.46%
hipotesis<70
Dengan penerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) signifikan tuntas.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di
kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2015/2016 tentang
penerapan model pembelajaran problem based instruction (PBI). Rata-rata
hasil belajar kognitif sebesar 75,46 dan peresentase jumlah siswa yang tuntas
mencapai 71,43%. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif fisika siswa
kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah
menerapkan model pembelajaran problem based instruction (PBI) signifikan
tuntas.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang dicapai pada penelitian ini,
beberapa hal yang penulis sarankan kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:
1. Diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga terjadi pembelajaran yang maksimal dan siswa lebih mudah
memahami konsep melalui pembelajaran model Problem Based
Instruction (PBI) yang disampaikan oleh guru dan juga Siswa diharapkan
dapat belajar mandiri tanpa didampingi guru mata pelajaran yang
bersangkutan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI).
2. Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) untuk meningkatkan kualitas dan prestasi siswa dalam
pembelajaran.
3. Penelitian, sebagai dasar untuk menambah wawasan peneliti dalam
melakukan penelitian pada materi pengukuran dengan menggunakan
model Problem Based Instruction (PBI).
4. Sekolah Pelaksanaan kegiatan pembelajaran hendaknya menerapkan
model-model pembelajaran yang inovatif serta mengupayakan
kelengkapan sarana dan prasarana sekolah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik. 2009. Belajar Mengajar . PT Reneka Cipta. Jakarta.
Jamil. 2013. Srategi Belajar Mengajar : Bandung :Alfabeta.
Jihad, Asep, dan Haris, Abdul.2009. Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Nurachmandani Setya. 2009. Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Riyanti, Kholiq. 2013. Pengaruh Penerapan Pendekatan Masalah Terbuka Dalam
Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar Di Sma N 1
Menganti Gresik. Jurnal Pendidikan Fisika. [11 Mei 2015].
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Bandung: Alfabeta.
Siswanto dan sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakrta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 2003. Belajar dan pembelajaran. PT Reneka Cipta. Jakarta.
Suherman dan Sukjaya.1990. Petunjuk Praktik untuk Melaksanakan Evaluasi
Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusuma.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono.2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesi. Jakarta:
Kencana.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesi. Jakarta:
Kencana.
2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Pengertian
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Yasmin. 2013. Desain Model-model Pembelajaran . Jakarta : Kencana.
Recommended