View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SKRIPSI
REAKSI PASAR TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA
INDAYANI
10573 02831 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
REAKSI PASAR TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disususn dan Diajukan Oleh
INDAYANI
No. Stambuk : 10573 02831 11
Kepada
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Reaksi Pasar Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Internasional
(IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang listing Di Bursa Efek
Indonesia
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama Mahasiswa : INDAYANI
Nim : 10573 02831 11
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak
untuk di ujikan serta sudah di ujikan pada tanggal 23 Agustus 2015
Makassar, Agustus 2015
Disetujui Oleh
Pembimbing I, Pembimbing II
Muh. Amir SE, M.Si, Ak.CA Ismail Badollahi SE. M.Si, Ak.CA
Diketahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ketua Jurusan Akuntansi
Unismuh Makassar
Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MM Ismail Badollahi, SE, M.Si,Ak.CA
NBM: 497794
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat
Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: Tahun 1436
H / 2015 M dan telah dipertahankan didepan tim penguji pada tanggal 23 Agustus
2015 sebagai persyaratan guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Muharram 1436 H Makassar,--------------------
Agustus 2015 M
Panitia Ujian :
Pengawas Umum : Dr. Irwan Akib, M.Pd (Rektor Unismuh Makassar) (……………………)
Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (……………………)
Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (PD.I Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (……………………)
Penguji :
1. Drs. H. Hamzah Limpo, MS (……………………)
2. Samsul Rizal, SE., MM (……………………)
3. Dr. H. Ansyarif Khalid, SE., M.Si.AK.CA
(……………………)
4. Abd. Salam, SE.,M.Si.AK.CA (……………………)
iv
ABSTRAK
Indayani. “ Reaksi Pasar Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Internasional {IFRS} Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi. Dibimbing oleh Muh. Amir SE, M.Si, Ak.CA dan Ismail Badollahi SE. M.Si, Ak.CA. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap penerapan standar akuntansi internasional (IFRS) pada perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek indonesia (BEI). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah delapan belas populasi perusahaan manufaktur dan memilih lima sampel perusahaan manufaktur. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA dan EPS meningkat pada reaksi pasar terhadap harga saham setelah penerapan IFRS.
Hal ini menunjukkan bahwa reaksi pasar berpengaruh positif terhadap penerapan IFRS pada perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek indonesia (BEI).
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingannya. Sehingga atas kasih sayang-Nya yang
berlimpah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”REAKSI PASAR
TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
(IFRS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA
EFEK INDONESIA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar. Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan
hingga akhir penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai
pihak baik secara moril dan materiil. Oleh karena itu dengan rendah hati dan
ketulusan yang mendalam penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Muh. Amir SE, M.Si, Ak.CA, selaku pembimbing 1 yang telah rela
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan
arahan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ismail Badollahi SE. M.Si, Ak.CA, selaku pembimbing 2 yang telah rela
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan
arahan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
vi
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Makassar beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.
6. Seluruh staf dan pegawai kantor Bursa Efek Indonesia yang telah banyak
membantu penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak, Ibu dan semua keluargaku yang selalu mendoakan untuk bisa menjadi
orang yang sukses dan semangat dalam menulis skripsi.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu secara langsung
maupun atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian
ini.
Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan
yang perlu dibenahi. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membaca dan terkait dengan skripsi ini.
Makassar, April 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi ............................................................................. i
Lembar Persetujuan ......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iii
Abstrak ............................................................................................................ iv
Kata Pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal Di Indonesia .............................................................. 8
B. Gambaran Umum IFRS ................................................................. 11
C. Manfaat Dan Tujuan Penggunaan IFRS ........................................ 12
D. Investasi.......................................................................................... 13
E. Kandungan Informasi..................................................................... 17
F. Definisi Perusahaan Manufaktur.................................................... 18
G. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur .......................... 18
H. Harga Saham .................................................................................. 21
I. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham...................... 24
J. Reaksi Pasar ................................................................................... 25
K. Volume Perdagangan Saham ......................................................... 26
L. Kerangka Pikir .............................................................................. 27
M. Hipotesis......................................................................................... 27
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 28
B. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 28
C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 28
D. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 29
E. Sistematika penulisan........................................................................... 31
BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................ 32
B. Struktur Organisasi ............................................................................. 42
C. Deskripsi Perusahaan .......................................................................... 43
D. Visi Dan Misi Perusahaan ................................................................... 44
E. Tata Kelola Perusahaan ....................................................................... 44
F. Daftar Perusahaan Sampel .................................................................. 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Reaksi Pasar ......................................................................................... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 53
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 56
B. Saran .................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan yang baik akan memberikan informasi dan kepercayaan
kepada investor yang diperlukan untuk berinvestasi dalam pasar modal global.
Serangkaian standar akuntansi yang baik memungkinkan investor menerima
informasi yang sesuai sambil mempertimbangkan biaya implementasi standar-
standar tersebut secara masuk akal. Inisiatif saat ini akan pemusatan pada satu
rangkaian standar akuntansi global yang baik telah diterima oleh pembuat aturan,
penyusun standar, profesi akuntansi, dan masyarakat bisnis dan akademik di
seluruh dunia. Perusahaan lebih dari 100 negara telah mengadopsi berbagai
International Financial Reporting Standards (IFRS) untuk tujuan laporan
keuangan mereka, karna akuntansi telah dianggap sebagai bahasa bisnis maka
International Federation of Accountants (IFAC) mengungkapkan bahwa standar
akuntansi internasional tunggal adalah kunci untuk perkembangan ekonomi ketika
mayoritas responden (89 persen) merasa terpenuhi dengan IFRS adalah sangat
penting (IFAC, 2007).
AICPA ( American Institute of Certified Public Accountant) juga
mendukung pergerakan ke arah pemusatan pada satu standar akuntansi global dan
penggunaan IFRS untuk laporan keuangan, dengan mengenali bahwa “perubahan
perlu terjadi pada auditing, pengaturan, dan lingkungan legal Amerika” (AICPA,
2007). Kepala Komisi Saham dan Perdagangan Christopher Cox, ketika
mempromosikan pemusatan dengan mengatakan bahwa “IFRS sudah datang”
2
mengingatkan bahwa “Amerika secara umum menerima prinsip-prinsip akuntansi
(GAAP) apakah tidak akan segera berlangsung”.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses
pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa di katakan perusahaan manufaktur
apabila ada tahapan input – proses – output yang akhirnya menghasilkan suatu
produk.
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan
dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi
untuk di jual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang di butuhkan untuk
produksi dan integrasi komponen – komponen suatu produk. beberapa industri,
seperti produsen semi konduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi
atau pabrikasi. Sector manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
Penelitian ini hendak meneliti tentang reaksi pasar atau respon pasar bagi
perusahaan yang menerapkan IFRS. Dalam konteks Indonesia, konvergensi IFRS
dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang
sangat penting untuk menjamin daya saing perusahaan nasional di kancah
persaingan global. Bahkan di tahun 2008 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah
mendeklarasikan rencana Indonesia untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS
dalam pengaturan standar akuntansi keuangan.
Rencana Indonesia untuk memberlakukan Standar Konvergensi IFRS
melalui tiga tahapan pengadopsian dinilai banyak kalangan sudah tepat karena
masih banyak perusahaan yang belum memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang memadai tentang IFRS. Tahapan pertama merupakan proses untuk
3
mengadopsi keseluruhan IFRS ke PSAK, mempersiapkan infrastruktur dan
mengevaluasi dampak-dampak apa saja yang akan terjadi pasca penerapan IFRS.
Tahapan kedua dilakukan tahun 2011 untuk menuju persiapan akhir sebelum
melakukan implementasi keseluruhan isi dari IFRS yang akan dilaksanakan pada
tahun 2015. Tahapan ketiga adalah implementasi PSAK yang telah konvergen
dengan IFRS.
Standar akuntansi keuangan yang berbasis IFRS (SAK Umum) di tujukan
bagi entitas yang mempunyai akuntabilitas (tanggung jawab) publik signifikan
jika entitas telah pernyataan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas
pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau
entitas menguasai asset dalam kapasitas untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti Bank, entitas asuransi, pedagang efek, dana pension, reksa dana, bank
investasi.
Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk
melihat tentang bagaimana kegairahan atau dinamisnya bisnis Negara yang
bersangkutan dalam penggerakan berbagai kebijakan ekonominya seperti
kebijakan fiskal dan moneter. Selanjutnya dari kebijakan yang di terapkan
tersebut kondisis stimulus dan bahkan sustainability bisa di peroleh dengan efek
lebih jauh mampu memberikan konstribusi positif pada penambahan pendapatan
Negara terutama dari segi pendapatan pajak (tax income)
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
4
tersebut nantinya akan di gunakan sebagai tambahan dana atau untuk
memperkuat modal perusahaan.
Peran yang di lakukan oleh pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana, khususnya yg di peruntukkan untuk pembiayaan jangka
panjang, yang memiliki dana atau di kenal dengan istilah lender ke perusahaan
yang membutuhkan dana. Biasanya dalam menjalankan aktivitasnya pasar modal
menggunakan jasa underwriter.
Ada aturan yang berlaku di pasar modal dilarang adanya tindakan yang
bertujuan mengungkapkan nama atau kegiatan investasi nasabah kepada
perusahaan efek lain. Dan pertanyaan yang timbul adalah dalam bentuk seperti
apa pengungkapan yang di bolehkan atau di anjurkan.
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya
perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal
yang dapat dijadikan alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan di
indonesia.
Dalam hal ini peneliti memilih beberapa sampel perusahaan manufaktur
yang listing di bursa efek indonesia dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
reaksi pasar terhadap penerapan IFRS,adappun sampel yang akan peneliti
paparkan adalah sebagai berikut:
5
Tabel 1.1
NO Nama Perusahaan Jumlah Saham Beredar
1. PT. Sepatu Bata Tbk 780.000.000.000
2. PT. Astra Internasional Tbk 40.483.553.140
3. PT. Ciputra Peoperty Tbk 6.150.000.000
4. PT.Prima Aloy Steel Universal Tbk 588.000.000
5. PT. Polychem Indonesia Tbk 3.889.000.000
Salah satu alternatif pendanaan adalah melalui penerbitan dan penjualan
saham di Pasar Modal atau Bursa Efek. Dalam pasar modal memungkinkan
investor membuat pilihan atas investasi yang diinginkan sesuai dengan risiko dan
tingkat keuntungan yang diharapkan.
Perusahaan umumnya memiliki beberapa tujuan dalam melakukan
kegiatan bisnis yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam
jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha (expansion).
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan dituntut meningkatkan
kinerjanya bisnisnya.
Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah
satu alasan utama yang mendasari para investor tertarik membeli saham sebagai
bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh investor
sangat diperlukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam menjalankan
usahanya perusahaan membutuhkan dana yang besar. Untuk memperoleh dana
6
tersebut perusahaan dapat melakukan pinjaman maupun menerbitkan dan
menjual sahamnya di pasar modal.
Dalam menentukan keputusan investasi terhadap sebuah perusahaan,
sangat penting bagi calon investor untuk mengetahui kondisi perusahaan.
Investor harus melakukan penilaian terhadap prospek kinerja perusahaan untuk
melakukan investasi, karena pada umumnya hampir semua investasi (khususnya
saham) mengandung unsur ketidakpastian. Investor harus melakukan evaluasi
dan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan
dimasa yang akan datang, sehingga investor dapat memperkecil kerugian yang
timbul seminimal mungkin dari adanya fluktuasi pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini akuntansi berfungsi
sebagai penyedia informasi.
Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti memilih judul “ Reaksi pasar
terhadap penerapan standar akuntansi internasiaonal (IFRS) pada
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia ”
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang diuraikan diatas. maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana reaksi pasar terhadap penerapan
IFRS di Bursa Efek Indonesia.
7
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah Untuk mengetahui reaksi pasar
terhadap penerapan IFRS di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian
selanjutnya mengenai reaksi pasar terhadap penerapan standar
akuntansi internasional (IFRS) di bursa efek indonesia.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat menyumbangkan
pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan reaksi
pasar terhadap penerapan standar akuntansi internasional di Bursa Efek
Indonesia.
3. Kebijakan
Sebagai masukan bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan
kualitas laba perusahaan di dalam pasar modal.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar modal di Indonesia
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
tersebut nantinya akan di gunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat
modal perusahaan.
Sedangkan menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (1999 : 55) pasar modal
adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Adapun
menurut R.J. Shook (2002 : 56) pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana –
dana modal, seperti ekuitas dan hutang, diperdagangkan.
Kehadiran pasar modal di Indonesia dengan sejarah yang sangat panjang.
Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912, lebih dahulu dari bursa singapura yang baru
lahir bulan juni 1930, ketika 15 perusahaan efek membentuk the Singapore
Stockbrokers Association untuk mengatur industri perefekan disana. Perkembangan
bursa efek di Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi
dan keuangan Negara ini. Bursa efek Indonesia mengalami kemunduran aktivitasnya
di tahun 1940 waktu negeri belanda di serang dan di duduki oleh bangsa Jerman.
Setelah itu muncul lagi tahun 1952 dan seolah – olah menghilang sejenak tahun
8
9
1958, kemudian bangkit kembali pada tanggal 10 Agustus 1997 Bodie Kane and
Marus (2008 : 55)
Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk tim persiapan pasar uang dan
modal yang di ketuai Gubernur Bank Indonesia. Tahun 1972 tim ini dig anti dengan
Badan Pembina Pasar Uang dsn Modal yang masih di ketuai oleh Gubernur
Indonesia. Pada penghujung tahun 1976 badan inilah yang melahirkan Bapepam
(Badan Pelaksana Pasar Modal) dan PT. Persero Danareksa Suad Husnan (2005 : 3).
Sejak di buka kembali pada tahun 1977 pasar modal di awasi dan di
laksanakan oleh Bapepam, badan yang berada di dalam lingkungan Departemen
Keuangan. Pelaku pasar modal di samping Bapepam adalah perusahaan –
perusahaan efek, yang menjadi perantara antara perusahaan yang membutuhkan
dana (di kenal dengan emiten) dan para pemilik dana (yang di sebut pemodal atau
investor), para akuntan, notaris, penasehathukum dan para penilai, yang meduduki
tempat vital dalam konfigurasi pasar modal. Pada tahun 1970 BAPEPAM dig anti
fungsinya dari Pembina menjadi pengawas William at al (2005 :1).
Pada tahun 1992 pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta, seperti
lazimnya hampir di seluruh dunia perkembangan pasar yang begitu cepat
menghendaki adanya efisiensi kerja dan bursa harus diotomatisasi. Inilah yang
melahirkan JATS (Jakarta Automated Trading System), yang di perkuat dengan
dukungan undang – undang di tahun 1995.
Pasar modal menurut UU No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan dengan
10
efek di terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal juga mempunyaipengertian
yang abstrak yang mempertemukan calon pemodal (investor) dengan emiten yang
membutuhkan dana jangka panjang Suad Husnan (1996 :5).
Peran yang di lakukan oleh pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana, khususnya yg di peruntukkan untuk pembiayaan jangka
panjang, yang memiliki dana atau di kenal dengan istilah lender ke perusahaan yang
membutuhkan dana. Biasanya dalam menjalankan aktivitasnya pasar modal
menggunakan jasa underwriter.
Saham menjadi produk utama di perdagangkan di pasar modal dan memang
tujuan utama keberadaan pasar modal suatu Negara memperdagangkan saham.
Disamping itu, selain dari saham juga di perdagangkan di pasar modal adalah
berbagai jenis surat berharga lainnya (efek lainnya), Eduardus Tandelilin (2001 : 5).
yaitu sebagai berikut:
1. Serat pengakuan hutang
2. Surat berharga komersial
3. Obligasi
4. Tanda bukti hutang
5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif
6. Kontrak berjangka atas efek
7. Setiap derivatif dari efek, seperti bukti right, warrant, dan opsi
8. Efek beragun Aset
11
9. Sertifikat penitipan Efek Indonesia
Ada aturan yang berlaku yang berlaku di pasar modal dilarang adanya
tindakan yang bertujuan mengungkapkan nama atau kegiatan investasi nasabah
kepada perusahaan efek lain. Dan pertanyaan yang timbul adalah dalam bentuk
seperti apa pengungkapan yang di bolehkan atau di anjurkan.
Dalam pasar modal praktik kegiatan yang seperti inj adalah sangat di larang.
Karena setiap kerahasiaan serta di bawa perusahaan harus slalu di jaga dan di
jamin dengan tujuan member kenyamanan penuh dalam berinvestasi di pasar
modal Indonesia.
B. Gambaran umum IFRS
Mengacu pada pendapat Lam dan Lan (2010 : 134) dasar atau latar belakang
terbentuknya International Financial Reporting Standard (IFRS) karna setiap
Negara menggunakan prosedur, prinsip, dan standar akuntansi yang berbeda
untuk mengatur penyusunan laporan keuangan entitas secara hukum. Agar dapat
terjadi harmonisasi standar akuntansi di setiap Negara, maka di bentuklah
International Fincial Reporting Standard (IFRS) dan International Accounting
Standars (IAS).
Menurut Arens et al (2010) mengungungkapkan bahwa International
Accounting Standard Board (IASB) merupakan suatu lembaga independen
membentuk International Financial Reporting Standard (IFRS) di London,
sedangkan International Accounting Standard Committee (IASC) merupakan
12
lembaga membentuk International Accounting Standard (IAS) dan sebagai
pendahulu IASB, didirikan pada tahun 1973 sebagai hasil kesepakatan oleh
beberapa badan akuntansi di Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang,
Meksiko, Belanda, Inggris, Dan Amerika Serikat. Sejak tahun 1983 sampai 2001,
Anggota IASC termasuk sebuah badan akuntansi professional menjadi anggota
International Federation of Accountants (IFA). Pendirian IASB bertujuan untuk
mencapai harmonisasi prosedur dan standar akuntansi ke seluruh dunia, dan IAS
di bentuk oleh IASC untuk mendukung harmonisasi tersebut.
C. Manfaat dan Tujuan Penggunaan IFRS
IFRS (International Financial Report Standard) adalah suatu upaya untuk
memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Manfaat dari adanya suatu standar akuntansi global dan kualitas akuntansi
adalah:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak diseluruh
dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi
yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi
alokasi lokal
2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
mengenai merger dan akuisisi
13
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat
disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan intern perusahaan
untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode
yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
D. Investasi
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang. Beberapa alasan orang melakukan investasi antara lain adalah
untuk :
1. Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang
bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke
waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan pendapatannya
yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang;
14
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau proyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi;
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang
melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan.
Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus
menerus sampai tercapai keputusan investasi yang baik. Tahap-tahap keputusan
investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu tahap penentuan tujuan investasi,
penentuan kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan asset, dan
pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan
investasi yang akan dilakukan. Investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda
tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
Tahap kedua proses keputusan investasi adalah penentuan kebijakan investasi.
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan
investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan
alokasi asset. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas-kelas asset yang tersedia (saham, obligasi, real estatt ataupun
sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang
15
mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan
porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus
ditanggung.
Tahap ke tiga proses keputusan investasi adalah pemilihan strategi portofolio.
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada
dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi
portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi
yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi
portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada
portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah
bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap dan direfleksikan pada harga
saham.
Tahap ke empat proses keputusan investasi adalah pemilihan aset. Setelah strategi
portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-aset yang akan
dimaksudkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap
sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk
mencari kombiniasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return
diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan
return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.
Tahap ke lima proses keputusan investasi adalah pengukuran dan evaluasi kinerja
portofolio. Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Meskipun demikian adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan bahwa tahap
16
ini adalah tahap terakhir, karena sekali lagi proses keputusan investasi merupakan
proses keputusan yang berkesinambungan dan terus menerus. Artinya, jika tahap
pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya dan kurang baik,
maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian
seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal. Tahap
pengukuran evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan
pembanding hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui
proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks
portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah
ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu
saham. Pendekatan yang banyak digunakan diantaranya adalah pendekatan tradisional
dan pendekatan portofolio modern Jugianto (2005 : 78) Untuk menganalisis surat
berharga saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu Analisis
teknikal dan Analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis
yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha
mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara
keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan
seperti harga saham, volume perdagangan saham, indeks harga saham gabungan dan
individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Pendekatan analisis
fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai
intristik. Nilai intristik inilah yang diestimasikan oleh para investor atau analisis.
17
Nilai intristik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang
dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu return (keuntungan) yang diharapkan dan suatu resiko yang
melekat pada saham tersebut. Pendekatan portofolio modern menekankan pada aspek
bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar
efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang terefleksi secara menyeluruh pada
seluruh informasi yang ada di bursa. PSAK 15 (Revisi 2009): Investasi pada Entitas
Asosiasi
E. Kandungan Informasi
Kandungan informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk
menentukan ketepatan strategi yang akan diambil oleh seorang investor dalam
berinvestasi, selain itu dengan memahami kandungan informasi seorang investor
berpeluang untuk mendapatkan keuntungan abnormal Madura (2005). Kandungan
informasi menunjukan sejumlah data yang menjadi alat didalam penentuan
strategi investasi apakah akan mempertahankan kepemilikan saham yang mereka
miliki (hold) atau menjual kepemilikan saham (buy).
Menurut Pasaribu (2008) kandungan informasi menunjukan sejumlah item
yang berisi data tentang instrument penting yang berhubungan dengan perusahaan
dan kondisi pasar yang tentunya berguna untuk proses pengambilan keputusan
investasi. Mengingat IFRS baru ditetapkan dipasar modal Indonesia tentu
18
kandungan informasi didalam laporan keuangan tersebut tidak semuanya dapat
dipahami dan dikelola dengan baik oleh investor dalam pengambilan keputusan.
Kandungan informasi tentu sangat menentukan keadaan pasar apakah berada
positif tentu akan menunjukan terjadinya peningkatan harga saham, sedangkan
jika reaksi pasar mengalami akan menunjukan harga saham akan menurun.
F. Definisi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses
pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa di katakana perusahaan manufaktur
apabila ada tahapan input – proses – output yang akhirnya menghasilkan suatu
produk.
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan
suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
di jual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang di butuhkan untuk
produksi dan integrasi komponen – komponen suatu produk. beberapa industri,
seperti produsen semi konduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi
atau pabrikasi. Sector manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
G. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur
Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumber daya
menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang
tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama
19
yaitu (Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian
Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau Perusahaan Publik)
1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan
baku.
2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku
menjadi bahan jadi.
3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.
Setiap industri pasti memiliki peluang menghadapi resiko,begitu juga
dengan industry manufaktur, resiko yang melekat pada perusahaan dalam
kelompok industri manufaktur tidak terlepas dari karakteristik utama kegiatan
perusahaan yaitu kegiatan memperoleh sumberdaya, mengelola sumber daya
menjadi barang jadi serta menyimpan dan mendistribusikan barang jadi. Oleh
karena itu resiko-resiko yang melekat pada industry manufakrtur adalah
sebagai berikut:
1. Resiko sulitnya memperoleh bahan baku, yang dapat di sebabkan oleh:
a. Kelangkaan bahan baku
b. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor atau pemasok tertentu.
2. Resiko berpluktuasinya nilai tukar rupiah dapat di lihat dari dua sisi
yaitu :
a. Depresi rupiah berakibat buruk bagi perusahaan yang penjualannya
mengandalkan pasar lokal dan tergantung pada bahan baku impor.
20
Meningkatnya harga jual produk jadi yang melebihi daya beli
masyarakat akan berakibat menurunya penjualan perusahaan.
b. Apresiasi rupiah pada sisi sebaliknya, berpengaruh negative terhadap
perusahaan yang mengandalkan penjualannya pada pasar ekspor.
c. Resiko Kapasitas produksi tidak terpakai yang terjadi karena kurangnya
kurangnya daya serap pasar terhadap produk, kompetisi, perubahan
teknologi, adanya restriksi, pemerintah terhadap produksi barang
tertentu.
d. Resiko terjadinya pemogokan atau kerusuhan yang antara lain dapat
terjadi karena ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang di
terima, kondisi perokonomian atau kondisi politik yang tidak stabil.
e. Resiko kekakuan investasi yaitu karena adanya restriksi / pembatasan
pemerintah terhadap investasi pada bidang tertentu.
f. Putusnya hak patent atas formula produksi bagi perusahaan yang
produknya terkait erat pada hak patent atas formula tertentu akan
sangat mempengaruhi pendapatnya.
g. Resiko leverage yaitu resiko-resiko yang terkait pada kewajiban
perusahaan karena pendanaan yang berasal dari luar perusahaan.
h. Resiko pemasaran meliputi, atntara lain tak terjualnya barang jadi
kerusakan dan kehilangan pada jalur distribusi dan pemasaran,
habisnya daur hidup peroduk.
21
i. Resiko penellitian dan pengembangan produk meliputi, antara lain
biaya penelitian dan pengembangan yang gagal menghasilkan produk
baru.
j. Resiko dampak usaha terhadap lingkungan yang tercermin dari
peringkat analisis mengenai dampak lingkungan yang di berikan oleh
bapedal yang unjuk rasa ketidakpuasan penduduk di lingkungan
setempat.
k. Resiko tidak tertagihnya piutang yaitu resiko yang muncul karena
rendahnya kolektabilitas piutang. Resiko ini terkait langsung pada
industry manufaktur umumnya tidak di lakukan secara kas.
H. Harga Saham
Harga saham merupakan penerimaan dari besarnya yang harus di lakukan
oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan harga saham juga
merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham
dikemudian hari, sebagai variabel dependen (Ang, 1997) Pergerakan harga saham
ditentukan oleh penawaran dan permintaan oleh para investor. Dalam kondisi
bullish (kondisi dimana permintaan lebih banyak), harga saham cenderung untuk
meningkat secara terus menerus, dan sebaliknya dalam kondisi bears (kondisi
dimana permintaan lebih sedikit), harga saham cenderung untuk turun.
(Usman,1990:203)
22
Harga saham yang terjadi di pasar, judmentnya ditentukan oleh kesepakatan
antara pembeli dan penjual. Sebelum bertemu masing-masing telah menetapkan
harga yang pantas untuk sebuah saham berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap
kondisi dan prospek emiten, kemudian melakukan transaksi sampai disepakati
tingkat harga yang disepakati kedua belah pihak. Usman (1990)
a. Metode Penilaian Saham
Menurut Marzuki Usman (1990) secara umum ada dua pendekatan
yang digunakan untuk menilai harga saham, yaitu:
1. Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini beranggapan bahwa investor adalah non rasional sehingga
pasar modal pencerminan dari mass behavior. Seorang yang bergabung dalam
suatu massa bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya, tetapi juga
seiring dengan melebur identitas pribadi kedalam identitas kolektif.
Dasar pemikiran dan asumsi yang digunakan dalam analisis teknis
adalah:
a. Nilai pasar hanya ditentukan oleh investasi antara permintaan dan
penawaran.
b. Permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
rasional maupun yang tidak rasional.
c. Mengabaikan fluktuasi yang sifatnya minor di pasar.
23
d. Perubahan trend disebabkan oleh pergeseran permintaan dan
penawaran.
2. Pendekatan Fundamental
Anggapan dasar dari pendekatan ini adalah bahwa investor adalah
manusia rasional, sehingga mereka mencoba mempelajari hubungan antara
harga saham dan kondisi perusahaan. Dengan demikian, penganut
fundamental dalam menganalisa harga saham lebih mendasarkan diri pada
unsur fundamental (unsur internal perusahaan) untuk menghitung nilai
intrinsik saham.
Argumentasi dasar ini adalah harga saham dengan nilai intrinsik
saham atau nilai discount arus pendapatan yang akan diperoleh (dividend dan
capital gains). Analisis fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik dari
suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (sehingga
disebut juga data keuangan perusahaan). Untuk analisis fundamental, ada dua
pendekatan nilai sekarang (pressent value approach) dan pendekatan PER
(P/E ratio approach).
3. Pendekatan nilai sekarang
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi
laba), karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang
didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari
perusahaan tergantung dari prospek ini merupakan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan aliran kas di masa depan, maka nilai perusahaan tersebut
24
dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow)
dimasa depan menjadi nilai sekarang. Arus kas merupakan komponen di
dalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas merupakan kas yang diterima
oleh perusahaan emiten. Sebagai alternatif arus kas, laba perusahaan juga
dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Earning yang diperoleh
perusahaan dapat ditahan atau dibagikan dalam bentuk dividen. Arus dividen
dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor.
I. Faktor – factor yang mempengaruhi harga saham
Menurut Husnan (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham di pasar adalah: a. Taksiran tentang penghasilan yang akan diterima
oleh investor b. Besarnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh para
investor, yang dipengaruhi oleh keuntungan yang bebas resiko serta residu
yang ditanggung oleh investor. Aktivitas di bursa harga saham merupakan
faktor yang penting dan sangat diperhatikan oleh para investor dalam
melakukan investasi, hal ini dikarenakan: (Husnan,2003:172)
1. Harga saham menunjukkan nilai saham
Harga saham menunjukkan prestasi fundamental emiten untuk jangka
panjang. Pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. Semakin baik
prestasi emiten berarti semakin besar keuntungan yang dihasilkan dari operasi
usahanya. Ini berarti keuntungan yang dapat dinikmati para pemegang saham
juga semakin besar. Dalam kondisi demikian harga saham emiten cenderung
naik.
25
2. Bagi investor
Harga saham dan pergerakannya merupakan faktor penting dalam
investasi dipasar modal. Karena investasi dalam saham, seorang investor
mengharapkan keuntungan berupa dividend juga berupa capital gain. Saham
dikelompokan pada surat berharga yang memberikan hasil tidak tetap (kecuali
jenis saham tertentu), sehingga penetapan harganya cukup sulit. Hal ini karena
kecuali memperhatikan kepentingan investor dan perusahaan, juga karena
adanya faktor x antara ekstern perusahaan yang mepengaruhi harga saham.
J. Reaksi pasar
Menurut Madura (2005) reaksi pasar menunjukkan respon yang di perlihatkan
oleh pelaku pasar untuk membeli atau melepas kepemilikan saham didalam
sebuah pasar modal. Reaksi pasar dapat di kelompokkan menjadi dua reaksi pasar
positif dan reaksi pasar negative. Ketika pasar sangat antusias untuk membeli
sejumlah saham menunjukan bahwa reaksi pasar terhadap saham cenderung
positif, sedangkan jika respon pasar mengalami penurunan menunjukkan respon
dari pelaku pasar cenderung negative.
Menurut Sugema (2008) reaksi pasar menunjukkan respon atau tindakan yang
di lakukan oleh pelaku pasar untuk membeli atau melepas kepemilikan saham
yang di miliki, dalam hal ini pihak investor yang mewakili sebuah perusahaan.
Reaksi pasar yang terbentuk dapat di kelompokan menjadi dua yaitu reaksi pasar
yang positif ataupun reaksi pasar yang negatif. Jika kita mengacu pada reaksi
26
pasar yang positif tentu akan menunjukkan terjadinya peningkatan harga saham,
sedangkan jika reaksi pasar mengalami reaksi pasar negatif akan menunjukan
harga saham akan menurun.
K. Volume perdagangan saham
Menurut Madura (2005) peningkatan likuiditas sebuah saham dapat di
tunjukkan melalui volume perdagangan saham. Semakin tinggi volume
perdagangan saham menunjukan semakin kuatnya insentif pelaku pasar pada
saham yang di tawarkan sebuah perusahaan, sehingga sangat mudah untuk di
lakukannya pelepasan saham untuk mendapatkan keuantungan jangka pendek.
Volume perdagangan saham menunjukkan besarnya permintaan terhadap saham
yang di tawarkan pada satu sesi perdagangan harian yang di lakukan di dalam
pasar modal.
Menurut Tandelilin (2010) volume perdagangan saham adalah besarnya
mekanisme permintaan dan penawaran terhadap saham pada satu sesi periode
perdagangan saham. Semakin tinggi volume perdagangan saham menunjukan
harga saham yang di tawarkan semakin melambung. Meningkatnya mekanisme
permintaan saham yang tidak di tunjang dengan jumlah saham yang memadai
yang di perdagangkan akan memicu peningkatan harga saham.
27
L. Kerangka pikir
Adapun bagan kerangka pikirnya adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Reaksi pasar terhadap penerapan standar akuntansi internasional (IFRS)
pada perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek indonesia.
Sumber: Hasil olahan data peneliti
M. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah: Di duga bahwa reaksi pasar mempunyai dampak
terhadap penyajian laporan keuangan berdasarkan IFRS di Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia
Perusahan Industri / manufaktur
1.PT. Sepatu Bata Tbk2.PT. Astra Internasional Tbk3.PT. Ciputra Property Tbk4.PT. Prima Aloy Steel Universal Tbk5.PT. Polychem Indonesia Tbk
Reaksi Pasar
IFRS
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian pada Bursa Efek Indonesia di jalan AP. Pettarani
Makassar. Waktu penelitian direncanakan kurang lebih 2 bulan.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian Pustaka (Librairy Research)
Data dan teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal dan hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan landasan teori,
sedangkan pengumpulan data menggunakan data-data perdagangan saham.
2. Studi Dokumenter
Pengamatan dilakukan atas penerapan IFRS, data laporan keuangan
dan data harga saham harian yang diperoleh di pojok BEI.
C. Jenis Dan Sumber Data
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif kuantitatif Menurut Nawawi (2003 : 64) metode
deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada
masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian
dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang
diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan
28
29
akurat. Pada penelitian ini yaitu menggambarkan respon pasar terhadap
penerapan standar akuntansi internasional IFRS. Penelitian ini menggunakan
data sekunder. Sumber data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari:
1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
2. Pojok BEI UNDIP
D. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek (satuan- satuan / individu-
individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Indriantoro, 1999). Adapun
yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya).
Oleh karena berbagai keterbatasan, maka dalam penelitian diambil sampel
yang dapat mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampelnya adalah
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel secara tidak acak dan
mempunyai tujuan dan target tertentu (Indriantoro dan Supomo, 131). Dalam
penelitian ini, Popolasinya adalah perusahaan manufaktur yang termasuk
kategori industi textile garment dan automotive and component.
Adapun daftar populasi dalam penelitian ini adalah pada tabel di
bawah ini:
30
Tabel 1.2
Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur
Kategori jenis perusahaan No Nama Perusahaan (PT)
Textile Germant 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PT. Polychem Indonesia Tbk
PT. Sepatu Bata Tbk
PT. Sri Rejeki Isman Tbk
PT. Ciputra Peoperty Tbk
PT. Eratex Djaja Tbk
PT. Pan Brothers Tbk
PT. Asia Pasific Fibers Tbk
PT. Trisula Internasional Tbk
PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
Automotive And
Component
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
PT.Prima Aloy Steel Universal Tbk
PT. Astra Internasional Tbk
PT. Otoparts Tbk
PT. Indo Kordsa Tbk
PT. Goodyear Indonesia Tbk
PT. Gajah Tunggal Tbk
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
PT. Nipress Tbk
31
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan telah terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama 2 tahun yaitu Tahun 2011 dan tahun 2012.
2. Saham perusahaan aktif diperdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2011 dan tahun 2012.
3. Menerapkan IFRS
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal ini mengacu pada Pedoman Penulisan
proposal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
yang dijabarkan sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN, Berisi mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan
sistematika penulisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA, Berisi mengenai pasar modal
Indonesia dan gambaran umum IFRS
III. METODE PENELITIAN, Berisi lokasi dan waktu penelitian
dan metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi
dan sampel, dan metode analisis.
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah singkat perusahaan
Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia pasar modal ketika itu didiran oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun
1912, pekembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang di
harapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman,
hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah republic indonesia, dan berbagai kondisi yang
menyebabkan opera bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun
1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring
berbagai insentif dan regulasi yang di keluarkan pemerintah.
Secara singkat perkembangan pasar modal di indonesia dapat di lihat sebagi
berikut:
1. Pada 14 Desember 1912 : Bursa Efek Pertama di Indonesia di bentuk di
Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.
2. Pada 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia di tutup selama perang dunia I.
32
33
3. Pada 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta di buka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4. Awal tahun 1939 : karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya di tutup.
5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta di tutup kembali selama perang dunia II.
6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta di aktifkan kembali dengan UU darurat pasar
modal 1952, yang di keluarkan oleh mentri kehakiman (Lukman Wiradinata)
dan mentri keuangan (Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo) instrumen yang
di perdagangkan Obligasi Pemerintah RI 1950.
7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek di resmikan kembali oleh presiden Sueharto.
BEJ di jalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus di peringati sebagai HUT pasar modal. Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga di tandai dengan Go Public PT. Semen Cibinong
sebagai emiten pertama.
10. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
daripada instrument pasar modal.
34
11. 1987 : di tandai dengan hadirnya paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum
dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
12. 1988 – 1990 : Paket regulasi di bidang perbankan dan pasar modal di
luncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas Bursa terlihat meningkat.
13. 2 juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) Mulai beroperasi dan dikelola
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasix terdiri
dari broker dan dealer.
14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk Go Public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya mulai beroprasi dan di kelola oleh
perseroan terbatas milik swasta yaitu Bursa Efek Surabaya.
16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawasan Pasar Modal. Tanggal ini di peringati sebagai HUT BEJ.
17. 22 Mei 1995 : Sistem otomasi perdagangan BEJ di laksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automatic Trading Systems).
18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan undang – undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. UUD ini diberlakukan mulai Januari 1996.
19. 1995 : bursa parallel Indonesia marger dengan Bursa Efek Surabaya.
20. 2000 : Sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai di
aplikasikan di pasar modal indonesia.
35
21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (Remote
Trading).
22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan perubahan nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi di
mulai pada abad – 19. Menurut buku Effectengids yang di keluarkan oleh Verreniging
voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880.
Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa
efek di Batavia. Ditingkat Asia Bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke empat
setelah Bombay, Hongkong Dan Tokyo.
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Atas dasar itulah maka pemerintahan
kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, maka
akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta)
pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa
efek) dan langsung memulai perdagangan.
Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop
& Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi &
Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D.
Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff
dan Fa. Gebroeders. Sedangkan Efek yang diperjual-belikan adalah saham dan obligasi
36
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan
Pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika
yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan belanda
lainya.
Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik
masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari
1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota
bursa di Surabaya waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V.
Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di
Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad &
Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co. Perkembangan pasar modal
waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat yang
mencapai NIF 1,4 milyar (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun
1982, nilainya adalah + Rp. 7 triliun) yang berasal dari 250 macam efek.
Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat dengan
memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda
mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta
menutup bursa efek di Surabaya dan di Semarang. Namun pada tanggal 17 Mei 1940
secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang
menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
37
Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek,
menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang
serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan
perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan,
pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal pada zaman
penjajahan Belanda.
Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada
tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini
menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan
diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak
ditetapkankan sebagai Undang-undang No. 15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI
membuka kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti
selama 12 tahun.
Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun Efek yang
diperdagangkan adalah Efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II. Aktivitas ini
semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi
berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga
negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan
melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.
Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena mulai saat
itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini diakibatkan politik
konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu
38
hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda
meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan
memburuknya hubungan Republik Indonesia dengan Belanda mengenai sengketa Irian
Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia,
sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958.
Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda
(BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk
memperdagangkan semua Efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia,
termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah
perdagangan Efek di Indonesia. Tingkat inflasi pada waktu itu yang cukup tinggi ketika
itu, makin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang
dan pasar modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun
1966.
Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah,
sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal
Indonesia pada zaman Orde Lama. Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde
Baru untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah.
Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan deposito, pemerintah
terus mengadakan persiapan khusus untuk membentuk Pasar Modal.
Dengan surat keputusan direksi BI No. 4/16 Kep-Dir tanggal 26 Juli 1968, di BI
di bentuk tim persiapan (PU) Pasar Uang dan (PM) Pasar Modal. Hasil penelitian tim
menyatakan bahwa benih dari PM di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah
39
sejak tahun 1952, tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang pasar
modal, maka pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami
kemunduran. Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat
keputusan Kep-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim
dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan
PT Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh
Gubernur Bank Sentral.
Dengan terbentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk
membentuk kembali PU dan PM. Selain sebagai pembantu menteri keuangan, Bapepam
juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek. Pada
tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976 pasar modal
diaktifkan kembali dan go publik-nya beberapa perusahaan. Pada jaman orde baru inilah
perkembangan PM dapat di bagi menjadi 2, yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d
sekarang.
Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan
meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang
memanfaatkan dana dari bursa efek. Fasilitas-fasilitas yang telah diberikan antara lain
fasilitas perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di Pasar
Modal. Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh
beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu
ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya. Untuk mengatasi
masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan
40
perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket
Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.
Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan
obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya
pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk
membeli efek maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan
fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan
bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.
Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap
perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending,
Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif
terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti
pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar
modal.
Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal
dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Karena tiga
kebijaksanaan inilah pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.
Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976, dibentuklah Bapepam,
singkatan dari Badan Pelaksana Pasar Modal.
Menurut Keppres No.52/1976, Bapepam bertugas:
41
1. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual saham-
sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan
sehat serta baik;
2. Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien;
3. Terus-menurus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual
saham-sahamnya melalui pasar modal.
Bapepam dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan dalam
melaksanakan tugasnya ia bertanggung-jawab kepada Menteri Keuangan.
Pada mulanya, selain bertindak sebagai penyelenggara, Bapepam sekaligus
merupakan pembina dan pengawas. Namun akhirnya dualisme pada diri Bapepam ini
ditiadakan pada tahun 1990 dengan keluarnya Keppres No. 53/1990 dan SK Menkeu No.
1548/1990. Keluarnya Keppres 53 tentang Pasar Modal dan SK Menkeu No. 1548 tahun
1990 itu menandai era baru bagi perkembangan pasar modal. Dualisme fungsi Bapepam
dihapus, sehingga lembaga ini dapat memfokuskan diri pada pengawasan pembinaan
pasar modal.
Dengan fungsi ini, Bapepam dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar
modal yang teratur wajar, efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Dibandingkan dengan tugas pokok Securities Exchange Commission (SEC) di Amerika
Serikat, tugas ini hampir sama. SEC bertugas menjaga keterbukaan pasar modal secara
penuh kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan masyarakat investor dari
malpraktik di pasar modal.
42
B. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Bursa Efek Indonesia yaitu:
Gambar 2. Struktur organisasi
Direktur utama
Sekertaris perusahaan
Peneliti senior
Direktur operasiDirektur pemeriksaan
Divisi komunikasi perusahaan
Divisi pengawasan
Divisi hukum
Saluran pemeriksa
internal
Direktur Pencatatan
Saluran pemeriksa
anggota bursa
Devisi pencatatan sektor jasa
Devisi pencatatan sektor riil
Direktur Perdagangan
Divisi perdagangan
Divisi Riset & pengembangan
Direktur keanggotaan
Divisi keanggotaan
Direktur Administrasi
Divisi keuangan
Divisi umum
Divisi SDM
Divisi teknologi informasi
43
C. Deskripsi Pekerjaan
1. Direktur utama, bertanggungjawab atas koordinasi kegiatan di bursa efek terutama
yang berkaitan dengan kegiatan hubungan masyarakat.
2. Direktur operasi, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengawasan dan koordinasi
kegiatan sehari- hari dari direktur perdagangan, direktur keanggotaan, direktur
pencatatan, dan direktur administrasi serta melaporkan ke Direktur Utama.
3. Direktur pemeriksaan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan kegiatan
satuan pemeriksa bursa efek sebagaimana di atur dalam pasal 12 Undang – Undang
No. 8 1995 tentang pasar modal, melakukan pengawasan kegiatan perdagangan di
bursa efek memberikan pendapat hokum atas peraturan dan perikatan dengan pihak
ke tiga dari aspek hukum bursa dan melaporkan kepada Direktur Utama, Komisaris
utama, dan BAPEPAM.
4. Direktur perdagangan, bertanggungjawab terhadap peraturan – peraturan perdagangan,
kliring, dan penyelesaian transaksi bursa terselenggaranya perdagangan termasuk
pelaksanaan kegiatan riset dan pengembangan bursa efek dan melaporkan kepada
Direktur Operasi.
5. Direktur keanggotaan, bertanggung jawab atas pembuatan peraturan mengenai
persyaratan keanggotaan mengawasi anggota serta mengawasi pelatihan dan
pendidikan anggota dan melaporkan kepada Direktur Operasi.
6. Direktur pencatatan, bertanggung jawab atas administrasi dan perencanaan keuangan,
pengendalian anggaran tahunan, administrasi sumber daya manusia, pengelolaan
44
teknologi informasi, dan administrasi gedung dan peralatan bursa efek serta
melaporkan kegiatan kepada direktur utama.
D. Visi Dan Misi
1. Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
2. Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan
Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta
penerapan good governance.
E. Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan atau Corporate Governance (selanjutnya di sebut sebagai CG)
merupakan suatu system yang di rancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan
secara professional berdasarkan prinsip – prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independen, kewajaran, dan kesetaraan, BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar
modal di indonesia memiliki komitmen untuk menjadi bursa efek yang sehat dan berdaya
saing global. Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa di sebut Good Corporate
Governance (GCG) terkadang pada misi perusahaan yaitu menciptakan daya saing untuk
menarik investor dan emiten melalui pemberdayaan anggota bursa dan partisipan,
penciptaan nilai tambah biaya serta penerapan good governance, BEI telah berhasil
menerapkan pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG secara efektif dan efisien
dalam kegiatan operasional perusahaan dan senantiasa memperbaiki praktik CG di masa
45
yang akan dating. Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak positif pada terciptanya
akuntabilitas perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan
peningkatan kualitas informasi kepada publik.
1. Tujuan BEI menerapkan CG yaitu:
a. Sebagai pedoman bagi dewan komisaris dalam melaksanakan pengawasan dan
pemberian saran-saran kepada direksi dalam pengelolaan perusahaan.
b. Sebagai pedoman bagi direksi agar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari
perusahaan di landasi dengan nilai moral yang tinggi dengan memperhatikan
anggaran dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
lainnya.
c. Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam melaksanakan
kegiatan maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip CG.
2. Strategi BEI agar implementasi CG berjalan degan baik (GCG) yaitu:
a. Memelihara pedoman, piagam, dan prosedur tata kelola secara konsisten BEI
melakukan proses review secara berkala terhadap pedoman, piagam, dan
prosedur. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pedoman, prosedur
sehingga BEI dapat menghasilkan kinerja yang baik.
b. Sosialisasi yang berkesinambungan mengenai prinsip-prinsip CG BEI telah
melakukan proses sosialisasi yang berkesinambungan mengenai prinsip-prinsip
CG tersebut kepada seluruh karyawan dan stakeholder. Sosialisasi ini bertujuan
untuk menanamkan prinsip-prinsip CG kepada seluruh karyawan, sehingga dalam
46
menjalankan kegiatan operasional perusahaan, karyawan selalu patuh terhadap
ketentuan CG. Penilaian pihak ketiga atas pelaksanaan CG di BEI. BEI meyakini
bahwa penilaian pihak ketiga meningkatkan kualitas CG.
F. Daftar Perusahaan Sampel
1. PT. Sepatu Bata Tbk
PT. Sepatu Bata Tbk adalah anggota Bata Shoe Organization (BSO) yang
mempunyai kantor pusat di Lausanne, Switzerland. BSO merupakan produsen
terbesar penghasil sepatu di dunia yang beroperasi di banyak negara, menghasilkan
serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, Perusahaan ini bergerak di bidang usaha memproduksi sepatu kuli,
sepatu dari kain, sepatu santai dan olah raga, sandal serta sepatu khusus untuk
industri, impor dan distribusi sepatu serta aktif melakukan ekspor sepatu.
2. PT. Astra Internasional Tbk
PT. Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957
dengan nama PT Astra International Incorporated. Kantor pusat ASII berdomosili di
Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ASII bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa
pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang
lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil
(Toyota, Daihatsu, Izusu, UD Trucks, Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda)
berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa
47
terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi
informasi.
3. PT. Ciputra Peoperty Tbk
PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) didirikan tanggal 21 Nopember 1989 dengan
nama PT Bumi Citrasurya dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 1
Maret 1993. Kantor pusat CTRS berlokasi di Ciputra World 1 DBS Bank Tower
Lantai 39 Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 3-5 Jakarta 12940. Sedangkan proyek berlokasi di
Citra Raya Kav. 1, Jl. Citraraya Utama, Lakarsantri, Surabaya. Pada tanggal 28
Desember 1990, nama PT Bumi Citrasurya diubah menjadi PT Citraland Surya.
Selanjutnya tanggal 18 Pebruari 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Ciputra
Surya. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTRS
mencakup antara lain, perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan penjualan
kawasan perumahan (real estat), perkantoran, pertokoan, pusat niaga beserta fasilitas-
fasilitasnya.
4. PT.Prima Alloy Steel Universal Tbk
PT.Prima Alloy Steel Universal Tbk didirikan tanggal 20 februari 1984 dan mulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1986. Kantor pusat dan pabrik PRAS
terletak di jalan Muncul No.1, Gedangan, Sidoarjo, Jwa Timur. Berdasarkan anggaran
dasar perusahaan ruang lingkup kegiatan PRAS meliputi industri rim,stabilizer,velg
aluminium dan peralatan lain dari alloy aluminium dan baja, serta perdagangan umum
untuk produk-produk tersebut. Saat ini, PRAS bergerak dalam bidang industry velg
kendaraan bermotor roda empat (dengan merek dagang partner, PCW, Devino,
48
Akuza, Incubus, Ballistic, Menzari dan Viscera) yang terbuat dari bahan aluminium
alloy yang umumnya di kenal sebagai vilg racing atau aluminium alloy wheels.
5. PT. Polychem Indonesia Tbk
PT Polychem Indonesia Tbk (dahulu PT GT Petrochem Industries Tbk) (ADMG)
didirikan tanggal 25 April 1986 dan mulai berproduksi secara komersial pada tahun
1990. Kantor pusat ADMG berdomisili di Wisma 46 Kota BNI lantai 20, Jalan Jend.
Sudirman, Kav. 1, Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di Tangerang, Karawang
dan Merak. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADMG
meliputi industri pembuatan polyester chips, polyester filament, engineering plastik,
engineering resin, ethylene glycol, polyester staple fiber dan petrokimia, pertenunan,
pemintalan dan industri tekstil. Hasil produksi dipasarkan di dalam dan luar negeri
termasuk ke Asia, Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Afrika.
49
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Reaksi Pasar
Reaksi pasar atau segmentasi tingkah laku pengelompokan pembeli
berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka
terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin nahwa variabel tingkah laku
merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Berdasarkan
kriteria yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 5 sampel perusahaan. Sampel yang di ambil yaitu dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
untuk mengetahui bagaiman reaksi pasar pada saat sebelum dan sesuadah
penerapan IFRS,secara berturut-turut selama periode pengamatan yakni tahun
2011-2012.
Hasil penelelitian pada perusahaan sampel dapat dilihat pada tabel
berikut:
49
50
Tabel 2
Reaksi pasar terhadap harga saham sebelum penerapan IFRS Tahun 2011
NO Nama Perusahaan Jumlah Saham Harga Saham/
lembar (Rp)
Nilai saham
Juta (Rp)
ROA
(%)
EPS
(Rp)
1. PT.Sepatu Bata Rp 1.300.000.000 55.000 10.96
2. PT.Astra Internasional Rp 4.048.000.000 74.000 4,137,042 13.73 4.393,14
3. PT.Ciputra Property Rp 6.150.000.000 490 142,474 3.91
4. PT.Prima Alloy Steel
Universal
Rp 588.000.000 132 15 0.28
5. PT.Polychem Indonesia Rp 3.889.000.000 580 91,933 5.41
Berdasarkan pada tabel reaksi pasar di atas dapat di ketahui bahwa pada
PT.Sepatu Bata memiliki nilai saham 55.000 saham per lembar dalam satuan Rupiah,
perusahaan ini memiliki nilai saham 0 dalam satuan juta rupiah,jumlah ROA yaitu
sebesar 10 % dan EPS Rp 0,yaitu perusahaan tidak memiliki keuntungan aktiva pada
aktifitas perusahaan,dan pada PT.Astra Internasional memiliki harga saham 74.00 per
lembar dalam satuan rupiah, memiliki nilai saham 4,137,042 dalam satuan juta rupiah
dan jumlah ROA lebih tinggi dari yaitu 13.73% dan EPS 4.393,14 dalam hal ini
perusahaan memiliki laba per lembar saham berpengaruh pada reaksi pasar, pada
PT.Ciputra Property memiliki harga saham 490 per lembar dalam satuan rupiah,
memiliki nilai saham 142,474 dalam satuan juta rupian dan jumlah ROA 3.91% dan
51
EPS Rp 0 ini menunjukan tidak berpengaruh pada reaksi pasar,dan pada PT.Prima
Alloy Steel Universal memiliki harga saham 132 per lembar dalam satuan rupiah,
nilai saham 15 dalam satuan juta rupiah,dan jumlah ROA yaitu 0.28 % dan EPS Rp0
yaitu dmna pada perusahaan ini kurang mendapat respon pasar,dan pada PT
Polychem Indonesia memiliki harga saham 580 per lembar dalam satuan rupiah, nilai
saham 91,933 dalam satuan juta rupiah dan jumlah ROA 5.41% Dan EPS Rp 0 ini
menunjukan bahwa perusahaan ini jg kurang mendapatkn respon pasar.
Tabel 3
Reaksi pasar terhadap harga saham setelah penerapan IFRS Tahun 2012
NO Nama Perusahaan Jumlah Saham Harga Saham/
lembar (Rp)
Nilai Saham
(Juta Rp)
ROA
(%)
EPS
(Rp)
1. PT.Sepatu Bata Rp 1.300.000.000 60.000 10.96 5.334,11
2. PT.Astra Internasional Rp 40.484.000.000 7.600 6,627,662 12.48 479,73
3. PT.Ciputra Property Rp 6.150.000.000 600 175,293 5.38 51.89
4. PT.Prima Alloy Steel
Universal
Rp 588.000.000 255 51,587 2.70 26.47
5. PT.Polychem Indonesia Rp 3.889.000.000 365 243,683 1.40 20.89
Berdasarkan pada tabel reaksi pasar diatas dapat di ketahui bahwa pada
perusahaan PT.Sepatu Bata memiliki harga saham 60.000 per lembar dalam satuan
rupiah, nilai saham 0 dalam satuan juta rupiah dan jumlah ROA sebanyak 10.96 %
52
dan EPS Rp 5.334,11 hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh pada reaksi pasar
terhadap penerapan IFRS , begitu juga pada PT.Astra Internasional memiliki harga
saham 7.600 per lembar dalam satuan rupiah, nilai saham 6,627,662 dalam satuan
juta rupiah dan jumlah ROA sebanyak 12.48% dan EPS Rp 479,73 hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak berpengaruh pada reaksi pasar terhadap
penerapan IFRS hal ini di karenakan menurunnya nilai jual pada perusahaan,tetapi
pada perusahaan ini memiliki peningkatan pada nilai sahamnya, pada PT. Ciputra
Property memiliki harga saham 600 per lembar dalam satuan rupiah, nilai saham
175,293 dalam satuan juta rupiah dan jumlah ROA 5.38% dan EPS Rp 51.89 hal ini
juga mennjukkan bahwa perusahaan mempunyai reaksi pasar terhadap penerapam
IFRS dengan meningkatnya laba saham perlembar dari tahun sebelumnya hal yang
sama juga di tunjukkan pada perusahaan PT.Prima Alloy Steel Universal memiliki
harga saham 255 per lembar dalam satuan rupiah, nilai saham 51.587 daam satuan
juta rupiah,dan jumlah ROA 2.70% dan EPS 26.47 dalam satuan rupiah dan pada
PT.Polychem Indonesia memiliki harga saham 365 per lembar dalam satuan rupiah,
nilai saham 243,683 dalam satuan juta rupiah dan jumlah ROA 1.40% dan EPS Rp
20.89.
53
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pada penelitian di atas dapat di ketahui bahwa penerapan IFRS
sangat berpengaruh terhadap reaksi pasar pada perdagangan saham, hal ini di ketahui
berdasarkan pengujian pada peruasahaan sampel di atas. Di tahun 2011 pada PT.
Sepatu Bata memiliki jumlah ROA 10,96% Dan EPS RP 0 dan pada tahun 2012 PT.
Sepatu Bata memiliki jumlah ROA 10,96% dan EPS Rp 5.334,11 hal ini dapat di
lihat perbandingannya pada tahun sebelum dan sesudah penerapan IFRS,dapat di
ketahui Pada jumlah EPS pada tahun 2011 Rp 0 dan pada tahun 2012 EPS meningkat
menjadi Rp 5.334,11 ini di karenakan penerapan IFRS yang mulanya accrual basis
menjadi cash basis sehingga memudahkan investor untuk mengetahui berapa berapa
besar keuntungan yang di peroleh per lembar sahamnya.
Di tahun 2011 pada PT. Astra Internasional memiliki jumlah ROA 13.73%
dan EPS RP 4.393,14 dan pada tahun 2012 PT. Astra Internasional memiliki jumlah
ROA 12.48% dan EPS Rp 479,73 hal ini dapat di lihat perbandingannya pada tahun
sebelum dan sesudah penerapan IFRS, Dapat di ketahui pada jumlah EPS atau laba
lembar per sahamnya pada tahun sebelum penerapan IFRS yaitu Rp 4.393,14 dan
pada tahun sesudah penerapan IFRS EPS menurun menjadi Rp 479,73 pada PT. Astra
Internasional berbeda pada perusahaan sebelumnya,pada perusahaan ini PT.Astra
Internasinal mengalami penurunan pada ROA dan EPS hal ini di karenakan
menurunnya nilai jual pada perusahaan ini,tetapi pada perusahaan ini memiliki
peningkatan pada nilai sahamnya.
54
Di tahun 2011 pada PT.Ciputra Property memiliki jumlah ROA 5.38% dan
EPS Rp 0 dan pada tahun 2012 jumlah ROA 5.38% dan EPS Rp 51.89 hal ini dapat
di lihat perbandingannya pada tahun sebelum dan sesudah penerapan IFRS,dapat di
ketahui Pada jumlah EPS pada tahun 2011 Rp 0 dan pada tahun 2012 EPS meningkat
menjadi Rp 51.89 ini di karenakan penerapan IFRS yang mulanya accrual basis
menjadi cash basis sehingga memudahkan investor untuk mengetahui berapa berapa
besar keuntungan yang di peroleh per lembar sahamnya.
Di tahun 2011 pada PT.Prima Alloy Steel Universal memiliki jumlah ROA
0.28% dan EPS Rp 0 dan pada tahun 2012 jumlah ROA 2.70% dan EPS Rp 26.47 hal
ini dapat di lihat perbandingannya pada tahun sebelum dan sesudah penerapan
IFRS,dapat di ketahui Pada jumlah EPS pada tahun 2011 Rp 0 dan pada tahun 2012
EPS meningkat menjadi Rp 26.47 ini di karenakan penerapan IFRS yang mulanya
accrual basis menjadi cash basis sehingga memudahkan investor untuk mengetahui
berapa berapa besar keuntungan yang di peroleh per lembar sahamnya.
Di tahun 2011 pada PT.Polychem Indonesia jumlah ROA 5.41% dan EPS Rp
0 dan pada tahun 2012 jumlah ROA 1.40% dan EPS Rp 20.89 hal ini dapat di lihat
perbandingannya pada tahun sebelum dan sesudah penerapan IFRS,dapat di ketahui
Pada jumlah EPS pada tahun 2011 Rp 0 dan pada tahun 2012 EPS meningkat menjadi
Rp 20.89 ini di karenakan penerapan IFRS yang mulanya accrual basis menjadi cash
basis sehingga memudahkan investor untuk mengetahui berapa berapa besar
keuntungan yang di peroleh per lembar sahamnya.
56
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian dari hasil penelitian yang di tujukan pada
penelitian sebelumnya,di ketahui bahwa reaksi pasar berpengaruh positif
terhadap penerapan IFRS pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa
Efek Indonesia dapat kita lihat pada pengujian ROA dan EPS
perbandingannya sangat jelas sekali bagaimana hasil penjualan lembar saham
perusahaan melejit setelah penerapan IFRS yaitu pada tahun 2012 berbeda
pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang di dapat dan dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini,maka saran
untuk penelitian ini selanjutnya antara lain:
1. Bagi perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia untuk
lebih terbuka dalam menyajikan laporan keuangan. Karna dalam
penelitian ini tidak semua perusahaan manufaktur memberikan
keterbukaanya dalam penyajian laporan keuangannya.
56
57
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengacu pada metode yang lebih
spesifik seperti tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan sample.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Kusuma. 2012. Momentum dan Reaksi Pada Pergerakan Saham. Artikel Riset dan Manajemen Investasi Pasar Modal. www.idix.co.id, Diakses pada tanggal 18 Januari 2015, Jam 20:15:05
Anderson, E.W. dan Sullivan, M.W. (1993), “The antecedents and consequences of customer satisfaction for firms,” Marketing Science, Vol. 12 (2), 125-143.
Brochet Francois, Alan Jagolinzer dan Edward J Riedl. 2011. Mandatory IFRS Adoption and Financial Statement Comprability. Working Peaper 11 – 109.
Bodie Kane and Marcus, 2008, Investasi, Salemba Empat, Jakarta, (terjemahan).
Chua, E. Y. L., C. S. Cheong, and G. Gould. (2012). “The impact of mandatory IFRS adoption on accounting quality:Evidence from Australia.” Journal of International Accounting Research
Eduardus Tandelilin, 2001, Analisis Investasi dqn Manajemen Portofolio, BPFE Yokyakarta.
Hair Joseph F JR. William C Black, Barry J Babin dan Rolph F Anderson. 2010. Seven Edition.. Multivariate Data Analysis. Prientice Hall Internasional Pearson.
Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, 1999, Kamus Analisis Istilah Akuntans, Elex Media Komputindo, Jakarta,
Jogiyanto, Hartono. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta, Edisi Kelima. Yogyakarta.
59
Lam dan Lau . 2010. Compare Analysis Cumulative Abnormal Return Until and After IFRS Implementation. Journal Europe Volume 4 Number 3 London.
Madura Jason. 2005. Investment Decision Maker. McGraw-Hill, Irwin.
R.J. Shook R.J.Shook, 2002, Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street, Erlangga, Jakarta, (terjemahan)
Suad Husnan, 2005, Dasar – dasar teori portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta, UPP AMP YKPN
Siregar, Rinaldo Hernandes. (2012). Reaksi Pasar Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Internasional (IFRS) pada Perusahaan yang Go Public Di BEI. [online]. http://www.eprints.undip.ac.id, Diakses pada 8 Januari 2015, Jam 10:34:15.
Stephen A. Ross, The Arbitrage Theory of Capital Market Asset Pricing, Journal of Economic Theory (Desember 1976), hal. 346 – 362
Sugema Arifin. 2008. Dasar Dasar Investasi (Teori dan Aplikasi). Salemba Empat, Jakarta.
Sugema Arifin. 2008. Dasar Dasar Investasi (Teori dan Aplikasi). Salemba Empat, Jakarta.
Suhardi Widjaya. 2013. Analisis Reaksi Pasar Setelah Implementasi IFRS Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis Volume 1 Nomor 5. Universitas Brawijaya, Malang
Tandelilin Eduardus. 2010. Analisis Keputusan Investasi. Badan Penerbit Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
60
William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey, 2005, Investasi, Edisi Keenam, Jilid 1.
61
COMPANY REPORT : JULY 2014 As of 25 July 2014 Main Board Individual Index : Industry Sector : Miscellaneous Industry (4) Listed Shares : Industry Sub Sector : Textile, Garment (43) Market Capitalization :
COMPANY HISTORY SHAREHOLDERS (July 2014)Established Date : :Listing Date : :Under Writer IPO : :
PT Credit Lyonnais Capital Indonesia :Securities Administration Bureau :
DIVIDEND ANNOUNCEMENTCash Recording Payment
Dividend Cum Date Ex Date Date DatePhone : (021) 570-9009Fax : (021) 570-9026
BOARD OF COMMISSIONERSBacelius RuruBambang Husodo *) ISSUED HISTORYBustomi Usman Listing TradingHavid Abdulgani *) Type of Listing Date DateMartua Radja Panggabean
*) Independent Commissioners
BOARD OF DIRECTORSGautama HartartoGunawan HalimHendra SoerijadiJohan SetiawanJusup Agus Sayono Tarunkumar Nagendranath Pal
AUDIT COMMITTEEBambang HusodoLaura RahardjaSukanto Hartono
CORPORATE SECRETARYJusup Agus Sayono
HEAD OFFICE
Phone : (021) 574-4848, 551-2896Fax : (021) 579-45834
Homepage : www.gtpi.co.idEmail : corporate@polychemindo.com
b.handoyo@polychemindo.com
7. Additional Listing without RI 1,649,179,559 12-Jan-05 12-Jan-05
5. Right Issue 800,000,000 21-Oct-96 21-Oct-966. Stock Split 1,120,000,000 10-Nov-97 10-Nov-97
3. Right Issue 80,000,000 25-Nov-94 25-Nov-944. Bonus Shares 160,000,000 28-Aug-95 28-Aug-95
No. Shares1. First Issue 20,000,000 20-Oct-93 20-Oct-932. Company Listing 60,000,000 20-Oct-93 20-Oct-93
Wisma 46 Kota BNI, 20th Fl.Jln. Jend. Sudirman Kav. 1, Kel. Karet Tengsin,Kec. Tanah Abang, Jakarta - 10220
4. Public (<5%) 969,615,142 24.93%
F/I
1994 1 : 1 75.00 18-Jul-95 19-Jul-95 27-Jul-95 25-Aug-95 F1995 60.00 13-Aug-96 14-Aug-96 22-Aug-96 20-Sep-96 F
PT Datindo EntrycomPuri Datindo - Wisma Sudirman
1. 2.
2. 3.
3. 4. 5.
1.
5. 6.
1. 2. 3.
32.30%
1996 25.00 10-Jul-97 11-Jul-97 22-Jul-97 20-Aug-97 F
Polychem Indonesia Tbk. [S]
4.
Bonus
29-Aug-9429-Jul-94Jln. Jend. Sudirman Kav. 34 - 35, Jakarta 10220
120.00 21-Jul-94 22-Jul-94Year
ADMG
801,170,989,1543,889,179,559
18.387
1. 17.21%
F
2.
1993
3. Provestment Limited 1,255,996,417
HSBC Trustee (Singapore) LimitedPT Gajah Tunggal Tbk.
669,418,000994,150,000 25.56%
25-Apr-198620-Oct-1993
Shares
301 | 0.80T | 0.02% | 98.80%
281 | 0.03T | 0.004% | 99.83%
TRADING ACTIVITIES
SHARES TRADEDVolume (Million Sh.)Value (Billion Rp)Frequency (Thou. X)Days
Price (Rupiah) High Low Close Close*
PER (X)PER Industry (X)PBV (X)* Adjusted price after corporate action
Polychem Indonesia Tbk. [S]
20
Mar-106,546
Feb-10
Month
Aug-13
230 195
21
20
Day
133High Low Close
179 128 156
Jan-10
Jun-10
148May-10
Jul-10Aug-10
168
Apr-10
Dec-10
21
21 18 Jul-14
18
20 20
20 Nov-13
201 2,367
197 200 1,393
3,828
211
0.67 0.88 0.46 0.22 0.22
30,142 6,628
Jun-142,308 19,271
18.64 9.65
215 580 365
245 246 244 137
290
260 215 220
168 206
Feb-14Jan-14
22.25 7.67 13.51 4.56 -2.9516.08 12.24 18.33
Oct-13235 3,529 49,246315 230
19 Dec-13
300 23013,679
22 May-13 22 Apr-13 385 360 360 37,158
17 107,773 26,797
260 189 220 862 20,993 4,913
231,343 85,895365
215 260 18,34119
Jul-13 23 Jun-13
265240
128
May-14Apr-14Mar-14
2010 2011 2012 2013 Jul-14
610 3,517 798 938 34Sep-13
28,171 7,254224
20 Dec-12 18 Nov-12 375 340 345 23,349
20 Oct-12 22 Sep-12 360 8,752
175,846 64,457
596,468 243,683
20 Mar-13 19 Feb-13Jan-13 21 375 350 355 36,420 177,547 66,215
415 355 355 64,305 676,474 259,446
21 Apr-12 20 Mar-12
21 Feb-12 21 Jan-12
600 500 520 5,061 85,178 47,632580 495 550 6,720 146,153 77,899
22 Aug-12 19 Jul-12
395 305 315 3,358
21 Jun-12 21 May-12 530 400 420 4,079
410 355 370 7,005 83,440 32,412
21 Dec-11 640 560 580 6,440
21 Nov-11 22 Oct-11 710 480 630
650 550 600714,069 446,983207,948 124,416
19,0888,564
19
19 Sep-11 20 Aug-11 880 610 700
810 460 570
21 Jul-11
16,71226,422 906,568 682,956
584,141 397,772
1,080 580 850 36,678 1,485,836
Mar-11Feb-11Jan-11
215 193
630 450 20
210 191 191200 185 195 1,003 15,326
Apr-11
Jun-11
205
189,470670 205 550
ADMG
220 206
415 230110 185 300
215 580 365 220 206
1891,080
165
410 15244
1,894
388,744 55,415
12,051 612,341 98,662
May-11
165 145
161
640
2,8351,7835,1963,087
176 151 164 1,752 42,510 6,980
6,004 54,108 11,068
290 210 215
87,227 18,856
580 11,828
230 195 196 7,951
18,528
749,522
589,695 295,619
Nov-10Oct-10Sep-10 235
148 130 14,339
188
148 120 138
142 110 134
38,372
157 210
180181
2,576
47,960290,107
21
17 21
3,404 106,981 22,5677,622
1,873
22
37,07633,769
21
19 57,690
21
19
20
18 23
21
21 22
543,314 120,507
7,680
640 560 570 9,024 217,723 132,536
113 130
225 186 205
155 52,207 8,087
5,389 61,367 12,681
1,557 49,398 7,769
196,123
1,098 31,522
1,242,005337,711
57,043 27,144430 355 370 2,747 40,390 16,101
590 520 520 5,099 116,165 64,565
152,464 91,933
360 300
126,043 45,482450 345 365 55,386
98,557 31,975385 335 365 14,196
200 191 193 894 8,314 1,632
39,661 14,388
300 2,497 46,083 12,015
28,041 5,277
14,239 82,639 21,540
275 44,744 207,227115,361 30,4656,867
216
235
5,865229 205 209 2,295
218
200
375 355 365 14,964 100,188 36,519
72,156335 205
275
365 215 165,579 1,020,279 308,044
27,426
196 165
19,478 3,967 20
170 3,678
(Thou. Sh.)Volume
(Million Rp)Value
(X)Closing Price Freq.
4,412131
2,912
240 200 21520
162,548
70
140
210
280
350
420
490
560
150
300
450
600
750
900
1,050
1,200
Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14
Closing Price* and Trading VolumePolychem Indonesia Tbk. [S]Closing
Price* Volume (Mill. Sh)
119.5%
45.1%
97.6%
-95%
-
95%
190%
285%
380%
475%
570%
665%
Jan 10 Jan 11 Jan 12 Jan 13 Jan 14
Miscellaneous Industry IndexClosing Price*, Jakarta Composite Index (IHSG) and
January 2010 - July 2014
January 2010 - July 2014
Financial Data and Ratios Book End : DecemberPublic Accountant : Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited)
BALANCE SHEET(Million Rp except Par Value)
Cash & Cash EquivalentsReceivablesInventoriesCurrent AssetsFixed AssetsOther AssetsTotal AssetsGrowth (%)
Current LiabilitiesLong Term LiabilitiesTotal LiabilitiesGrowth (%)
Authorized CapitalPaid up CapitalPaid up Capital (Shares)Par ValueRetained EarningsTotal EquityGrowth (%)
INCOME STATEMENTSTotal RevenuesGrowth (%)
Cost of RevenuesGross ProfitExpenses (Income)Operating ProfitGrowth (%)
Other Income (Expenses)Income before TaxTaxProfit for the periodGrowth (%)
Period AttributableComprehensive IncomeComprehensive Attributable
RATIOSCurrent Ratio (%)Dividend (Rp)EPS (Rp)BV (Rp)DAR (X)DER(X)ROA (%)ROE (%)GPM (%)OPM (%)NPM (%)Payout Ratio (%)Yield (%)
53,773 36,979 284,062 81,237 149,934
Polychem Indonesia Tbk. [S]
81,167 98,276 202,057-24,814 92,488 417,751
3,086,608 3,436,409 4,241,661 4,519,718 4,207,336
- - 81,237 140,735
- - - 107,463 104,92353,811
56,352 190,763 619,808 140,225
-
114,085
0.470.871.40
N/A 351.68%
21,076 26,967
-
795.72
37,586 294,286
-31.23% 668.17%
20.89
0.420.72
-36.19
-
--
-321.22
113.74-
1.71
0.672.010.982.964.93
1.79-0.79
109.13
-5.262.551.02
-280.18
0.712.411.45
Dec-09 Dec-10 Dec-11
3.23
217.13
2.282.634.20
- 159,283
99,663 -28,542 -74,849 63,946 417,751
14.65% 105.89%
2,877,024
3.663.45
Dec-12
105,050
-71.40%
215.38
-100.00%
24,089
1.72
- -105,326 159,283
9,348
Sep-13133.66
-
12.758.595.84
3,686,346
92,624 -19,058197,950
20.31% 23.78%
1,325,021
-
-
-
-
984.94
3.91
3,142,960 3,627,172 4,861,469 4,717,669 4,347,56115.41% 34.03% -2.96%
-
-661.38
0.511.045.41
11.04
133,690
Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Sep-13
-1,465,745 -1,296,361 289,478 410,325 633,5071,089,679 1,249,299 2,572,213 3,094,689 3,830,591
3,889 3,889 3,889 3,889 3,889500 500 500 500 500
4,250,000 4,250,000 4,250,000 4,250,000 4,250,0001,944,590 1,944,590 1,944,590 1,944,590 1,944,590
6.29% 0.79% 1.60%-4.29%
2,934,478 3,190,421
1,329,613 1,154,200 1,120,460 1,554,990 1,414,2492,516,788
1,1783,719,872 3,766,135
2,629,538 2,674,991
5,790,767 6,569,861
2,696,078 2,739,270
1,141,088
ADMG
118,541458,121 462,840 490,648 610,817 560,592
144,178 309,330 249,949 295,422
Dec-09
1.24% 39.33% 10.36% 13.45%
1,299,925 1,362,587 1,554,531
2,210 2,192 2,161
1,418,653 1,549,778 2,077,786 2,457,648
-5,247,204
2,094,962 1,982,058
Dec-10 Dec-11 Dec-12 Sep-13
542,528 649,984 892,803 957,703 1,286,624
-
1,500
3,000
4,500
6,000
7,500
2009 2010 2011 2012 Sep-13
Assets LiabilitiesTOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
1,090 1,249
2,572
3,095
3,831
2009 2010 2011 2012 Sep-13-77
705
1,486
2,268
3,049
3,831
TOTAL EQUITY (Bill. Rp)
3,1433,627
4,861 4,7184,348
2009 2010 2011 2012 Sep-13-97
895
1,886
2,878
3,870
4,861
TOTAL REVENUES (Bill. Rp)
5437
284
81
150
2009 2010 2011 2012 Sep-13-6
52
110
168
226
284
PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
COMPANY REPORT : JULY 2014 As of 25 July 2014
Main Board Individual Index :
Industry Sector : Miscellaneous Industry (4) Listed Shares :
Industry Sub Sector : Automotive And Components (42) Market Capitalization :
COMPANY HISTORY SHAREHOLDERS (July 2014)
Established Date : :
Listing Date : :
Under Writer IPO :
PT Danareksa Sekuritas DIVIDEND ANNOUNCEMENT
Securities Administration Bureau : Cash Recording Payment
Dividend Cum Date Ex Date Date Date
Phone : (021) 252-5666
Fax : (021) 252-5028
BOARD OF COMMISSIONERS
Budi Setiadharma
Anthony John Liddell Nightingale
Benjamin William Keswick
Chiew Sin Cheok
David Alexander Newbigging
Erry Firmansyah *)
Hisayuki Inoue *)
Jonathan Chang
Mark Spencer Greenberg
Sidharta Utama *)
Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat *)
*) Independent Commissioners
BOARD OF DIRECTORS
Prijono Sugiarto
Bambang Widjanarko Santoso
Djoko Pranoto
Gunawan Geniusahardja
Johannes Loman
Simon Collier Dixon
Sudirman Maman Rusdi
Suparno Djasmin
Widya Wiryawan
AUDIT COMMITTEE
Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat ISSUED HISTORY
Chiew Sin Cheok Listing Trading
Harry Wiguna Type of Listing Date Date
Inget Sembiring
:
CORPORATE SECRETARY :
Gita Tiffany Boer :
:
HEAD OFFICE
:
:
:
Phone : (021) 653-10418 :
Fax : (021) 653-04957 :
:
Homepage : www.astra.co.id
Email : gita.tiffanyboer@ai.astra.co.id
15-Oct-14 17-Oct-14 31-Oct-14 I
PT Raya Saham Registra
Plaza Central Building 2nd Fl.
1.
2.
9.
10.
11.
4.
5.
9.
1.
2.
3.
4.
1990
22-Jun-95
2014 64.00 14-Oct-14
AMDI Building
Jln. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter
Jakarta
Astra International Tbk. [S]
6.
3.
26-Jun-96 04-Jul-96
1991
09-Jul-93
21-Jun-05 04-Jul-05
2006 150.00
01-Jul-04 14-Jul-04
20-Oct-06 30-Oct-06 01-Nov-06 15-Nov-06
8.
18-Oct-12 19-Oct-12
2010
2011 31-Oct-11
08-Aug-94
03-Jul-9523-Jun-95
16-Dec-91
03-May-91 10-Jun-91
20-Nov-91
125.00 24-Jul-92
28-Jun-04 29-Jun-04
160.00 29-Oct-07 30-Oct-07 01-Nov-07 15-Nov-07
Jln. Jend. Sudirman Kav. 47 - 48 Jakarta 12930
3.
4.
5.
100.00 12-Nov-91 13-Nov-91
1993 1 : 3 29-Jul-94 01-Aug-94
1994
6.
1996
150.001990
F
2005 09-Nov-05 10-Nov-05 14-Nov-05 24-Nov-05 I
2005 340.00
BonusF/I
Year
100.00 05-Nov-90 06-Nov-90 13-Nov-90 27-Nov-90 I
2004 100.00 01-Nov-04 02-Nov-04 04-Nov-04 12-Nov-04 F
F
29-Jul-9730-Jun-97 01-Jul-97 09-Jul-97
09-Aug-93
F
2005 270.00 16-Jun-05 17-Jun-05
1993 225.00 13-Jun-94 14-Jun-94 21-Jun-94
7.
80.00
ASII
312,735,448,006,500
40,483,553,140
5,524.289
1. 50.09%
13-May-91
7.
1.
F
I
F
F
2.
F
Shares
25-Jun-92
100.00 01-Jul-93 02-Jul-93
17-Jun-92 18-Jun-92
1992
120.00
2.
31-Jul-96
1991
02-May-91
21-Jul-94
19-Jun-07 03-Jul-07 F
05-Jul-10 F
470.00 27-Oct-10 28-Oct-10 01-Nov-10 15-Nov-10 I
600.00 26-Oct-11 27-Oct-11
100.00
2003 50.00 01-Dec-03 02-Dec-03 04-Dec-03 18-Dec-03 I
2003 170.00
290.00 14-Jun-07 15-Jun-07
I
2006
I
2008 300.00
8.
2007
Jardine Cycle & Carriage Limited
Public (<5%)
31-Jul-95 F
1995 90.00 25-Jun-96
20,276,860,040
20,206,693,100 49.91%
07-Sep-94 F
20-Feb-1957
04-Apr-1990
2012 150.00 20-May-13 21-May-13 23-May-13 07-Jun-13 F
15-Jun-06 16-Jun-06 20-Jun-06 04-Jul-06 F
28-Oct-08 29-Oct-08 31-Oct-08 14-Nov-08 I
2008
64.00 10-Oct-13 11-Oct-13 17-Oct-13 31-Oct-13 I
17-Jun-09 18-Jun-09 22-Jun-09 03-Jul-09 F
2009 830.00
66.00 23-Oct-12 07-Nov-12 I
14-Nov-11
570.00
16-Jun-10 17-Jun-10 21-Jun-10
06-Jun-12
12-Jun-14 F
2013
280,837 T: 12-Mar-97 07-Aug-97
152.00 22-May-14 23-May-14 28-May-142013
I
2011 1,380.00 16-May-12 21-May-12 23-May-12 F
2012
7. CB Conversion
4.
5. Right Issue 1,453,219,775 T: 03-Jan-94 21-Jan-03
6. Bonus Shares 871,912,800 08-Sep-94 08-Sep-94
No. Shares
1. First Issue 30,000,000 04-Apr-90 04-Apr-90
2. Partial Listing 24,805,000 T: 04-Apr-90 04-Oct-90
3. Company Listing 184,893,000 T: 18-Dec-91 02-Jan-92
Koperasi 2,500,000 T: 18-Dec-91 31-Dec-99
11. Option I Conversion 16,203,924 T: 31-Jul-01 26-Apr-02
12. Option II Conversion 30,903,088 T: 26-Apr-02 25-May-04
8. Stock Split 37,598,029,063 T: 01-Sep-97 05-Jun-12
9. Right Conversion 262,168,650 T:
10. Option I 8,637,003 T: 16-Oct-00 16-Feb-01
24-Apr-00 19-Jan-04
1 | 312.7T | 6.19% | 6.19%
2 | 48.1T | 5.69% | 12.26%
TRADING ACTIVITIES
SHARES TRADED
Volume (Million Sh.)
Value (Billion Rp)
Frequency (Thou. X)
Days
Price (Rupiah)
High
Low
Close
Close*
PER (X)
PER Industry (X)
PBV (X)
* Adjusted price after corporate action
Astra International Tbk. [S]
20
Mar-10
28,903
Feb-10
Month
Aug-13
7,400 6,250
21
20
Day
35,950
High Low Close
44,050 35,900 41,900
Jan-10
Jun-10
41,900
May-10
Jul-10
Aug-10
52,800
Apr-10
Dec-10
21
21
18 Jul-14
20 Nov-13
6,425 86,235
7,350 7,425 91,055
6,102,553
8,050
4.48 3.95 3.43 2.79 2.77
1,300,924 9,611,270
18
Jun-14
75,950
6,225
247 246 244 137
60,750
6,850 6,050 6,800
7,325 7,725 70,195 797,969
20
Feb-14 20
Jan-14
19 Dec-13
7,250 6,300
7,500 5,400 6,450 69,701 1,169,088 7,443,312
4,332,899
784,137 5,339,224
7,000 6,225 6,950
Oct-13
6,250 54,611 662,358
6,300 6,500 50,329
2010 2011 2012 2013 Jul-14
58,503 74,318 73,719 66,334 48,081
383
May-14
Apr-14
Mar-14
22
May-13 22
Apr-13 8,000 7,150 7,350 52,759
17
667,841 4,413,435
6,800 5,100 6,050 58,095 660,601 4,038,190
694,670 5,273,240
7,550 6,900 7,050 62,249 1,230,559
1,015,404 6,914,93273,759 19
Jul-13 23
Jun-13
6,950
20
Dec-12 18
Nov-12 8,000 7,200 7,250 59,594
20
Oct-12 22
Sep-12
20
Mar-13 19
Feb-13
Jan-13 21 7,900 7,300 7,350 56,816 830,431 6,337,529
8,000 7,400 7,950 39,847 683,833 5,281,553
21
Apr-12 20
Mar-12
21
Feb-12 21
Jan-12
79,200 67,100 70,850 68,125
22
Aug-12 19
Jul-12
7,400 6,600 6,750 44,874
21
Jun-12 21
May-12 74,250 64,200 64,300 46,178
130,669 9,466,255
74,200 68,750
21 Dec-11 75,000 68,300 74,000 33,641
21
Nov-11 22
Oct-11 70,000 57,300 69,000
72,000 65,500 70,900
100,835 6,582,050
67,618 4,676,338
21
19
Sep-11 20
Aug-11 72,750 60,850 66,150
71,800 55,000 63,650
Mar-11
Feb-11
Jan-11
58,500 53,600
64,250 55,950 20
21
53,450 47,400 52,050
58,250 52,300 57,000 40,364 99,865
Apr-11
Jun-11
56,150
ASII
4,395,238
62,150 55,800 58,750
15.37 14.03 13.70 15.33 15.93
16.08 12.24 18.33 18.64 9.65
54,550 74,000 7,600 6,800 7,725
8,300 8,050
32,750 45,250 6,250
5,455 7,400 7,600 6,800
669 572
245
81,243
85,776 3,000,682
21,483 114,202 4,525,172
May-11
532 610
6,580
7,725
79,650
5,100
9,5086,2091,2451,266
51,150 46,250 47,600 43,255 117,841 5,657,856
38,264 146,051 7,289,652
54,900 48,800 54,550
188,808 9,245,116
63,550 29,158
Nov-10
Oct-10
Sep-10 60,750
55,050 45,250 48,900 64,822
Sep-13
Jul-11
64,076
51,096
40,280
36,500 33,200 22,946
31,103
7,400 41,289
48,150
50,250 41,950 48,300
37,050 32,750 36,250
7,000
3,389,85118,048
4,732,781106,447
21
17
21
30,503 88,766 4,847,381
34,859
26,514
37,913 127,743
22
20
84,089 4,815,487
21
19 96,912
21
19
20
18
23
21
47,700 56,700
47,150
47,150 36,050 43,150
60,200 55,500 57,000
50,700 88,613 4,334,658
35,963 91,805 5,134,338
47,944 155,094 6,330,370
6,712,077
22
22 31,878 99,163 4,509,862
45,900
5,492,743
79,319 4,668,750
73,950 48,766 83,919 5,984,168
67,327 133,636 9,085,095
121,029 7,758,524
57,371 4,137,042
79,650 73,500 78,900 31,100 60,335 4,672,194
75,950 64,600 70,500 35,960 84,447 5,852,767
74,147
90,988 6,242,152
64,200 6,400 6,850 61,324 816,809 6,070,144
7,100 6,250 7,000 65,520 943,478 6,342,540
77,100 70,650 71,000 37,681 68,944 5,052,940
931,778 7,387,900
918,874 6,627,662
7,550 6,700
832,310 6,351,667
7,700 6,800 7,600 58,107
694,972 5,034,167
8,300 7,250 8,050 47,388
680,106 4,942,665
8,050
41,591 490,150 3,116,581
7,800 7,075 7,075 76,478 925,623 6,955,904
(Thou. Sh.)
Volume
(Million Rp)
Value
(X)
Closing Price Freq.
6,596,656
8,000 6,725 7,375 94,022
635,813 4,486,738
6,650 54,573 553,688 3,722,910
6,850 6,150
20 1,107,076 8,532,595
8,300 7,500 7,900 54,594 849,305 6,681,437
8,777,900
7,200 6,150
58,400 51,750 51,900 38,884 101,694 5,647,237
984,624
7,525 7,075 7,275 72,784
30
60
90
120
150
180
210
240
1,250
2,500
3,750
5,000
6,250
7,500
8,750
10,000
Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14
Closing Price* and Trading VolumeAstra International Tbk. [S]
Closing
Price*
Volume
(Mill. Sh)
119.5%118.8%
97.6%
-20%
-
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
Jan 10 Jan 11 Jan 12 Jan 13 Jan 14
Miscellaneous Industry IndexClosing Price*, Jakarta Composite Index (IHSG) and
January 2010 - July 2014
January 2010 - July 2014
Financial Data and Ratios Book End : December
Public Accountant : Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Member of PricewaterhouseCoopers Global Network)
BALANCE SHEET
(Million Rp except Par Value)
Cash & Cash Equivalents
Receivables
Inventories
Current Assets
Fixed Assets
Other Assets
Total Assets
Growth (%)
Current Liabilities
Long Term Liabilities
Total Liabilities
Growth (%)
Authorized Capital
Paid up Capital
Paid up Capital (Shares)
Par Value
Retained Earnings
Total Equity
Growth (%)
INCOME STATEMENTS
Total Revenues
Growth (%)
Cost of Revenues
Gross Profit
Expenses (Income)
Operating Profit
Growth (%)
Other Income (Expenses)
Income before Tax
Tax
Profit for the period
Growth (%)
Period Attributable
Comprehensive Income
Comprehensive Attributable
RATIOS
Current Ratio (%)
Dividend (Rp)
EPS (Rp)
BV (Rp)
DAR (X)
DER(X)
ROA (%)
ROE (%)
GPM (%)
OPM (%)
NPM (%)
Payout Ratio (%)
Yield (%)
17,004,000 21,077,000 22,742,000 22,297,000 11,821,000
17,785,000 19,421,000 19,417,000 9,815,000
14,641,000 18,058,000 19,053,000 20,137,000 9,595,000
Astra International Tbk. [S]
17,255,000
12,149,000 14,202,000 8,302,000
14,725,000 17,832,000 -
103,117,000 130,530,000 151,853,000 158,569,000 82,384,000
26,874,000 32,034,000 36,200,000 19,144,000
45.04
11,548,000
0.50
1.02
10.42
21.10% N/A
4,027,000 4,695,000
26.40
2,622.99
21,348,000 22,460,000
23.95% 7.90%
479.63
0.50
1.01
64.00
242.44
14,366,000
3.182.84
4,393.14
18,733.04
136.40
1,980.00
13.08
0.51
1.02
13.73
27.7934.48
20.67
11.33
13.24
126.18
-
19.71
10.97
12.97
45.07
3,548.60
12,180.25
0.48
1.10
15.07
Dec-10 Dec-11 Dec-12
18.86
122.03
5.20
21.00
18.21
-
11.64
Dec-13
23,708,000
-1.96%
124.20
5,226,000
39,017,000
7,788,000 4,482,000
- -
11.50
35,311,000
2.68
479.73
2,218.53
0.51
1.03
12.48
25.32
5,156,000 2,841,000
1,410,000 7,940,000 - - -
21,031,000 25,772,000 27,898,000 27,523,000 14,662,000
Jun-14
139.91
216.00
19.25
-
12.09
45.03
0.86
470.00
0.88
216.00
2,786.14
10.48
129,991,000 162,564,000 188,053,000 193,880,000 101,528,000
25.06% 15.68% 3.10%
53.80% 18.43% 18.23% 6.22%
Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13 Jun-14
44,731,000 55,628,000 66,289,000 77,076,000 80,778,000
49,310,000 75,838,000 89,814,000 106,188,000 112,793,000
4,048 4,048 40,484 40,484 40,484
500 500 50 50 50
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
2,024,178 2,024,178 2,024,178 2,024,178 2,024,178
19.02% 16.60% 6.06%43.41%
34,326,000 37,862,000
17,044,000 29,312,000 38,282,000 36,667,000 35,653,000
77,683,000
ASII
7,005,000
23,919,000 37,405,000 38,608,000 51,645,000 55,904,000
13,111,000 11,055,000 18,557,000 17,160,000
Dec-10
3,435,000
112,857,000 153,521,000
54,168,000 92,460,000
213,994,000 227,129,000
107,806,000 114,336,000
71,139,000 78,683,000
36.03% 18.73% 17.40% 6.14%
37,124,000 48,371,000 54,178,000
612,000 1,043,000 1,824,000
46,843,000 65,978,000 75,799,000 88,352,000
2,490,000
182,274,000
96,020,000
24,363,000 28,604,000
Dec-11 Dec-12 Dec-13 Jun-14
10,842,000 11,990,000 15,285,000 14,433,000 18,708,000
-
47,500
95,000
142,500
190,000
237,500
2010 2011 2012 2013 Jun-14
Assets Liabilities
TOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
49,310
75,838
89,814
106,188112,793
2010 2011 2012 2013 Jun-14
-2,256
20,754
43,764
66,773
89,783
112,793
TOTAL EQUITY (Bill. Rp)
129,991
162,564
188,053 193,880
101,528
2010 2011 2012 2013 Jun-14
-3,878
35,674
75,225
114,777
154,328
TOTAL REVENUES (Bill. Rp)
17,004
21,07722,742 22,297
11,821
2010 2011 2012 2013 Jun-14
-455
4,185
8,824
13,463
18,103
PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
COMPANY REPORT : JULY 2014 As of 25 July 2014 Main Board Individual Index : Industry Sector : Miscellaneous Industry (4) Listed Shares : Industry Sub Sector : Footwear (44) Market Capitalization :
Sepatu Bata Tbk. [S]BATA
1,267,500,000,0001,300,000,000
12,645.914
263 | 1.27T | 0.03% | 98.06%
387 | 0.003T | 0.0003% | 99.99%
TRADING ACTIVITIES
SHARES TRADEDVolume (Million Sh.)Value (Billion Rp)Frequency (Thou. X)Days
Price (Rupiah) High Low Close Close*
PER (X)PER Industry (X)PBV (X)* Adjusted price after corporate action
Sepatu Bata Tbk. [S]
1
Mar-107
Feb-10
Month
Aug-13
1,070 970
21
19
Day
36,000High Low Close
30,000 29,000 30,000
Jan-10
Jun-10
30,000May-10
Jul-10Aug-10
57,500
Apr-10
Dec-10
19
20 18 Jul-14
17
20 18
20 Nov-13
990 357
920 950 186
191
1,010
2.65 2.02 2.01 3.16 3.09
634 614
Jun-14224 194
18.64 9.65
67,600 55,000 60,000
65 28 92 130
70,000
1,120 1,010 1,060
930 975
Feb-14Jan-14
14.41 12.63 11.25 16.12 20.8016.08 12.24 18.33
Oct-131,050 213 3881,090 1,020
18 Dec-13
1,140 1,070413
1 May-13 5 Apr-13 - - 55,000 1
- 0.0 1
- - 85,000 - - -
0.0 285,000
- 85,000 32
Jul-13 3 Jun-13
- 85,000
0.05
May-14Apr-14Mar-14
2010 2011 2012 2013 Jul-14
40 44 2 39 3Sep-13
473 4751,010
- Dec-12 - Nov-12 - - 60,000 -
1 Oct-12 3 Sep-12 60,000 2
4 231
- -
2 Mar-13 - Feb-13Jan-13 1 55,000 55,000 55,000 1 0.5 28
55,000 55,000 55,000 2 1 55
7 Apr-12 2 Mar-12
2 Feb-12 4 Jan-12
66,000 62,500 66,000 4 2 11065,500 65,000 65,000 9 10 652
3 Aug-12 - Jul-12
- - 60,000 -
5 Jun-12 1 May-12 52,800 52,800 52,800 7
60,000 52,800 60,000 3 1 76
- Dec-11 - - 55,000 -
5 Nov-11 2 Oct-11 56,500 55,000 55,000
56,000 55,000 55,00026 1,40823 1,239
67
13
3 Sep-11 5 Aug-11 66,000 65,000 65,000
65,000 57,000 57,000
3 Jul-11
158 116 7,523
146 8,858
66,000 66,000 66,000 5 43
Mar-11Feb-11Jan-11
66,000 66,000
66,000 66,000 3
67,500 66,000 66,00068,000 65,000 66,500 13 79
Apr-11
Jun-11
66,000
2,59566,000 66,000 66,000
BATA
1,060 975
85,000 1,07029,000 55,000 52,800
676 550 600 1,060 975
1,00068,000
905
4 235
306
0.5 18
2 1 30
May-11
0.1 0.04
3
66,000
330.030.70.8
58,000 58,000 58,000 2 161 9,229
13 62 4,098
69,000 61,000 67,600
24 1,593
66,000 5
67,500 66,000 67,500 4
23
105
56 3,677
Nov-10Oct-10Sep-10 -
36,000 36,000 1
30,150
51,950 36,150 48,000
- - 36,000
11
- 58,000
30,15030,150
-
452
8
1 -
1 0.0 0.0-
5
2
15-
5
- -
2
2
14
6 8
3
3 6
229 14,994
-
- - 55,000 3 0.4 18
30,150 30,150
- - 58,000
57,500 22 1,031
20 81 5,313
4 252 7,598
6,601
6 4
2,81639
5 255- - 52,800 1 0.1 5
65,000 65,000 65,000 2 9 553
- -
60,000 60,000
- - - - 60,000 -
2 9060,000 60,000 60,000 7
980 920 955 118 363 346
- -
1,070 474 6,626 7,033
562 538
112 285 306
85,000 5 40.3 262
990
1,090
3491,000 920 960 321
1,050
975
- - 55,000 - - -
255- -
60,000
2,025 1,000 3,062 25,603 30,917
352
1,000 905
212 205 18
995 309
(Thou. Sh.)Volume
(Million Rp)Value
(X)Closing Price Freq.
15645,000
5,175
70,000 62,000 62,0005
-
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
225
450
675
900
1,125
1,350
1,575
1,800
Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14
Closing Price* and Trading VolumeSepatu Bata Tbk. [S]Closing
Price* Volume (Mill. Sh)
119.5%
170.8%
97.6%
-55%
-
55%
110%
165%
220%
275%
330%
385%
Jan 10 Jan 11 Jan 12 Jan 13 Jan 14
Miscellaneous Industry IndexClosing Price*, Jakarta Composite Index (IHSG) and
January 2010 - July 2014
January 2010 - July 2014
Financial Data and Ratios Book End : DecemberPublic Accountant : Purwantono, Suherman & Surja (Member of Ernst & Young Global Limited)
BALANCE SHEET(Million Rp except Par Value)
Cash & Cash EquivalentsReceivablesInventoriesCurrent AssetsFixed AssetsOther AssetsTotal AssetsGrowth (%)
Current LiabilitiesLong Term LiabilitiesTotal LiabilitiesGrowth (%)
Authorized CapitalPaid up CapitalPaid up Capital (Shares)Par ValueRetained EarningsTotal EquityGrowth (%)
INCOME STATEMENTSTotal RevenuesGrowth (%)
Cost of RevenuesGross ProfitExpenses (Income)Operating ProfitGrowth (%)
Other Income (Expenses)Income before TaxTaxProfit for the periodGrowth (%)
Period AttributableComprehensive IncomeComprehensive Attributable
RATIOSCurrent Ratio (%)Dividend (Rp)EPS (Rp)BV (Rp)DAR (X)DER(X)ROA (%)ROE (%)GPM (%)OPM (%)NPM (%)Payout Ratio (%)Yield (%)
52,981 60,975 56,615 69,343 64,106
Sepatu Bata Tbk. [S]
200,726 219,060 227,85374,958 87,131 81,128
322,782 337,999 369,611 400,963 368,237
- - 69,343 64,106
- - - - 64,10652,981
275,684 306,191 308,980 307,001
51.56
64,106
0.330.48
12.08
16.24% -6.89%
18,697 23,592
57.90
29,806.81
60,975 56,615
15.09% -7.15%
5,334.11
0.380.61
28.5549.31
-
4.582.24
-25,500.69
20.851,300.00
8.85
0.320.46
12.5918.3917.58
46.0712.53
235.20
13.3347.5313.539.47
-23,180.30
0.280.38
12.71
Dec-09 Dec-10 Dec-11
45.47
196.75
9.1417.9046.64
100,164 91,399
-3,280 -2,563 -2,49771,678 84,567 78,631
10.01% 6.93%
471,362
13.549.49
Dec-12
69,343
22.48%
212.38
23.46%
-29,804
9.23
-1,016 -53099,147 90,869
26,762
Sep-13212.77
1,231.45
45.5311.968.34
196,908
250,322 215,602350,486
9.31% 12.57%
239,572
5.99
2,158.00
2.62
2,750.00
335.53
14.70
598,466 644,189 678,592 751,449 675,2387.64% 5.34% 10.74%
1.92
-27,267.70
0.310.46
10.9615.97
22,016
Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Sep-13
288,344 318,509 341,480 374,488 382,607301,344 331,509 354,480 387,488 436,190
13 13 13 13 1,3001,000 1,000 1,000 1,000 10
20,000 20,000 20,000 20,000 20,00013,000 13,000 13,000 13,000 13,000
6.17% 15.08% 42.10%32.43%
169,555 187,893
12,317 10,995 13,346 18,352 25,619152,744
33,112416,679 484,253
115,335 162,169
574,108 701,382
186,620 265,192
168,268
BATA
9,78922,666 23,076 28,772 34,439 36,699
4,659 11,628 9,445 9,333
Dec-09
16.22% 6.69% 11.12% 22.17%
103,019 141,748 148,823
18,608 20,913 30,451
242,303 29,550 316,644 357,374
28,842516,649
155,768 167,843
Dec-10 Dec-11 Dec-12 Sep-13
153,761 191,218 193,997 221,854 322,997
-
150
300
450
600
750
2009 2010 2011 2012 Sep-13
Assets LiabilitiesTOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
301332
354387
436
2009 2010 2011 2012 Sep-13-9
80
169
258
347
436
TOTAL EQUITY (Bill. Rp)
598644
679751
675
2009 2010 2011 2012 Sep-13-15
138
292
445
598
751
TOTAL REVENUES (Bill. Rp)
53
6157
6964
2009 2010 2011 2012 Sep-13-1
13
27
41
55
69
PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
COMPANY REPORT : JULY 2014 As of 25 July 2014 Main Board Individual Index : Industry Sector : Property, Real Estate And Building Construction (6) Listed Shares : Industry Sub Sector : Property And Real Estate (61) Market Capitalization :
COMPANY HISTORY SHAREHOLDERS (July 2014)Established Date : :Listing Date : :Under Writer IPO :
PT Danareksa Sekuritas DIVIDEND ANNOUNCEMENTSecurities Administration Bureau : Cash Recording Payment
Dividend Cum Date Ex Date Date Date
Phone : (021) 650-5829, 652-1010Fax : (021) 650-5987
BOARD OF COMMISSIONERSCiputra ISSUED HISTORYDian Sumeler Listing TradingHenk Wangitan *) Type of Listing Date DateSandra HendhartoThomas Bambang *)
*) Independent Commissioners
BOARD OF DIRECTORSCandra Ciputra Artadinata DjangkarBing Sugiarto ChandraBudiarsa SastrawinataCakra CiputraHarun HajadiJunita CiputraRina Ciputra SastrawinataSugwantono (Independent)
AUDIT COMMITTEEThomas BambangLanny BambangMelina Indrawati Sutandi
CORPORATE SECRETARYArtadinata Djangkar
HEAD OFFICE
Phone : (021) 522-5858, 522-6868, 520-2585Fax : (021) 520-5262
Homepage : www.ciputra.comEmail : investor@ciputra.com
26-Jun-13 10-Jul-13 F2013 21.00 26-Jun-14 27-Jun-14 01-Jul-14 11-Jul-14 F
Jln. Prof. DR. Satrio Kav. 6Jakarta - 12940
BonusF/I
Year4.00 04-Aug-10 05-Aug-10 09-Aug-10 24-Jun-10 F
2011 8.00 10-Jul-12 11-Jul-12 13-Jul-12 27-Jul-12 F2012 16.00 21-Jun-13 24-Jun-13
12-Jul-11
9.
28-Jul-11Wisma SMR 10th Fl.
2.
20102009
Jln. Yos Sudarso Kav. 89 Jakarta 14350
3. 4. 5.
4.
2.
CTRP
4,674,000,000,0006,150,000,000
108.571
1. 56.14%
14-Jul-11
7.
F
8.
Shares
2.
3,140,000,000 07-Nov-07 05-May-08
Ciputra Property Tbk. [S]
Ciputra Development Tbk.Public (<5%)
3,452,876,9962,697,123,004 43.86%
22-Dec-199407-Nov-2007
7.00 11-Jul-11
3.
No.
PT EDI Indonesia
1.
2. Company Listing
1.
5. 6.
1. 2. 3.
Shares1. First Issue 3,010,000,000 07-Nov-07 07-Nov-07
144 | 4.67T | 0.09% | 91.91%
111 | 1.01T | 0.12% | 94.38%
TRADING ACTIVITIES
SHARES TRADEDVolume (Million Sh.)Value (Billion Rp)Frequency (Thou. X)Days
Price (Rupiah) High Low Close Close*
PER (X)PER Industry (X)PBV (X)* Adjusted price after corporate action
20
19
19
375
290 255 275 293,165
340
79,2994,8147,101 349,361 99,309
9,133 729,260
Day
22
High Low Close
20
18
172 82 Nov-13
May-14
580
153,410 123,937770 675 740 9,049 112,837 81,935
18
94 33 46173,881247 246
2010 2011 2012 2013 Jul-14
1,910 728 1,196 4,667 1,0125,230 1,3324,7531,8001,674
Oct-13
Jun-14
540555
440 490 600 620
11.56 8.32 18.459.97 11.09 17.34 17.79 19.77
245
0.78 0.84 0.93 0.85 1.02
760
840540
244 137
440 490 600 620 760
1,510 905235 340 485460
17.42 17.88
21 Aug-13
730 555
21 880 770940 670 810 14,144 275,378
17 Sep-13
790 17,252 523,409 430,666810
225,128
174,346610 11,458 252,032
19 1,060 1,190 19,621 441,407 557,834
20 Apr-14 20 Mar-14
20 Feb-14 20 Jan-14
19 Dec-13 112,0116,797
Jul-13 23 Jun-13
1,240 910 920 21,033
22 May-13 22 Apr-13 1,170 890 1,160 13,189 559,766 556,337
1,510 1,100 1,470 26,773 794,764 1,085,5831,490
20 Mar-13 19 Feb-13Jan-13 21 710 610 690 4,947 191,107 125,179
950 680 950 10,778 405,445 331,493279,723
20 Dec-12 18 Nov-12 670 560 570 4,545
20 Oct-12 22 Sep-12
101,031175,293
168,331690 570 600 5,755 275,603
22 Aug-12 19 Jul-12
630 530 540 2,986
21 Jun-12 21 May-12 840 680 720 4,388
720 630 650 2,138 92,300 62,666720 620
21 Apr-12 20 Mar-12
21 Feb-12 21 Jan-12
670 560 660 2,364 129,585 81,397750 660810 680 790 7,210 292,566 221,417
730 3,824
5,112 190,487Apr-11
21 Dec-11 530 445 490 2,942
21 Nov-11 22 Oct-11 480 380 465
475 435 440
21
19 Sep-11 20 Aug-11 540 440 470
510 390 430
445 405 20 21
Jun-11 425 1,473 110,947 46,844520 420 495 3,449
CTRP Ciputra Property Tbk. [S]
305 235 265
375 265 375
Jan-10
Apr-10Mar-10
Dec-10
Jun-10May-10
455 395 425
310
415
Jul-11
May-11
Mar-11Feb-11Jan-11
420 365
400 355 375
305
380 340 375
Feb-10
315 280 285
315 295 310 2,118 114,584Jul-10Aug-10
320 280
Nov-10Oct-10Sep-10 435
22,082
2,414
365360 265 295
69,451
21
17 21
21
21
20
20
18 23
21
22 22
427,342397,95335,191
39,353
137,008
49,102
239,591
1,413 98,813 36,843
6,4594,821 298,316 93,040
109,816
2,161
202,508 82,769
1,015,740
3,460
16,262 1,018,861
133,347
378,247
163,114
190,443 89,841
415 4,381 135,267 53,977445 405 425 2,460 124,247 52,845
455
420 10,398 486,015 203,447460 410 440 5,937 249,889435 400
370 380
600 485 560 2,881 125,363 69,995
162,320 116,095
3,569 169,084 82,14570,459 31,984
150,808 114,080
65,950 28,53721,599 9,869
294,307 142,474
1,8762,0811,086
630 3,244 106,210 71,043
630 3,118 95,265 55,568700 600 660 3,697 121,198 80,142
80,395 47,413640 550
1,000 900 960 9,779 293,894
473,672 488,425980 540 710 16,697 367,915 300,242
182,855905 730 830 17,659 342,453 286,617
660 600 620
675 11,378 217,218 139,823780 655 745 13,023 245,090
880 720 725 11,113
680 21 750200,140 153,195815 685 760 13,201Jul-14
695 6,859 60,730 43,187
(Thou. Sh.)Volume
(Million Rp)Value
(X)Closing Price Freq.
Month
40
80
120
160
200
240
280
320
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14
Closing Price* and Trading VolumeCiputra Property Tbk. [S]Closing
Price* Volume (Mill. Sh)
213.8%210.2%
97.6%
-75%
-
75%
150%
225%
300%
375%
450%
525%
Jan 10 Jan 11 Jan 12 Jan 13 Jan 14
Property, Real Estate and Bulding Construction IndexJanuary 2010 - July 2014
Closing Price*, Jakarta Composite Index (IHSG) and
January 2010 - July 2014
Financial Data and Ratios Book End : DecemberPublic Accountant : Purwantono, Suherman & Surja (Member of Ernst & Young Global Limited)
BALANCE SHEET(Million Rp except Par Value)
Cash & Cash EquivalentsReceivablesInventoriesInvestmentFixed AssetsOther AssetsTotal AssetsGrowth (%)
Bank PayableTrade PayableTotal LiabilitiesGrowth (%)
Authorized CapitalPaid up CapitalPaid up Capital (Shares)Par ValueRetained EarningsTotal EquityGrowth (%)
INCOME STATEMENTSTotal RevenuesGrowth (%)
Cost of RevenuesGross ProfitOperating ExpensesOperating ProfitGrowth (%)
Other Income (Expenses)Income before TaxTaxProfit for the periodGrowth (%)
Period AttributableComprehensive IncomeComprehensive Attributable
RATIOSDividend (Rp)EPS (Rp)BV (Rp)DAR (X)DER(X)ROA (%)ROE (%)GPM (%)OPM (%)NPM (%)Payout Ratio (%)Yield (%)
Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13
241,079 931,738 2,303,622
Jun-14
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
172.08%
4.58% 10.58%
250 250 250
5.388.00
63.38
319,152126,671
- - -
319,152169,196
0.420.73
-20.60
742.52
16.0051.89
648.570.330.49
126,671
168,559 132,698-0.38% 89.34%
8.00
132,698
Jun-14
36.5519.27
-47.57
0.160.203.914.674.91
62.0230.54
-1.63
40.9838.6230.832.67
2.9153.81
1.68
Dec-12 Dec-13
- - 319,152
1.59
7.00-
560.810.070.084.43
155,371 168,559
Dec-10 Dec-11
63.5830.3738.32
-586.50
22.99% 153.56%
30,772 35,367 56,892 47,326
91,351 70,336 37,315 -71,670199,968 203,926 376,044 180,024
111,951 146,076 185,089 118,906
135,099 160,175 302,657 318,063220,568 279,666 523,818 370,600
355,668 439,842 826,475 688,66423.67% 87.90%
250477,639 593,170 845,511 1,173,241
3,448,990 3,606,965 3,988,710 4,566,491
6,150 6,150 6,150 6,150
CTRP
1,296,94721,064 30,786 192,467 235,954
868,097 978,583 713,260
Dec-10
3,823,459 4,314,647
174.86%
7,894,2425,933,875
260,103 707,68254,849
12.85% 37.53%
1,945,164 3,327,75165,308 56,076
Ciputra Property Tbk. [S]
23,218
11,764 20,661 - 75,320
141,2641,280,673 1,808,562 645,981 1,050,976
Dec-11 Dec-12 Dec-13 Jun-14
3,047 3,158 487,825 431,561542,127 540,177 124,323
108,617 133,590 338,729 251,694
1,537,500 1,537,500 1,537,500 1,537,500
-
1,750
3,500
5,250
7,000
8,750
2010 2011 2012 Jun-14
Assets LiabilitiesTOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
3,449 3,6073,989
4,566
2010 2011 2012 Jun-14-91
840
1,772
2,703
3,635
4,566
TOTAL EQUITY (Bill. Rp)
356440
826
689
2010 2011 2012 Jun-14-17
152
321
489
658
826
TOTAL REVENUES (Bill. Rp)
169 169
319
133
2010 2011 2012 Jun-14-6
59
124
189
254
319
PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
COMPANY REPORT : JANUARY 2015 As of 30 January 2015 Main Board Individual Index : Industry Sector : Miscellaneous Industry (4) Listed Shares : Industry Sub Sector : Automotive And Components (42) Market Capitalization :
COMPANY HISTORY SHAREHOLDERS (January 2015)Established Date : :Listing Date : :Under Writer IPO : :
PT Aseam IndonesiaPT Buanamas Investindo DIVIDEND ANNOUNCEMENTPT Multicor Cash Recording Payment
Securities Administration Bureau : Dividend Cum Date Ex Date Date Date
Phone : (021) 252-5666Fax : (021) 252-5028
BOARD OF COMMISSIONERSBing Hartono PoernomosidiRatnawati SasongkoPaulus Bondan S Herman *) ISSUED HISTORY
*) Independent Commissioners Listing TradingType of Listing Date Date
BOARD OF DIRECTORSDjoko SutrisnoBasuki KurniawanDanny Kurnia
AUDIT COMMITTEEPaulus Bondan S.HermanRudy SetiawanSheilla Gunady
CORPORATE SECRETARYMulyono
HEAD OFFICE
Phone : (031) 853-7088Fax : (031) 853-1877, 853-4166
Homepage : www.panther-wheels.netEmail : corsec@panther-wheels.net; account@panther-wheels.net; bkurniawan@panther-wheels.net
9. Stock Split 470,400,000 20-Sep-05 20-Sep-0510. Debt conversion 113,043,478 26-Sep-13 26-Sep-13
7. Bonus Shares 32,000,000 10-Jun-97 10-Jun-978. Additional Listing without RI 41,600,000 16-Apr-03 16-Apr-03
5. Stock Split 20,000,000 09-Jun-97 09-Jun-976. Stock Dividen 4,000,000 10-Jun-97 10-Jun-97
3. Bonus Shares 3,000,000 23-Mar-94 23-Mar-944. Company Listing 14,000,000 10-Jun-94 10-Jun-94
No. Shares1. First Issue 2,000,000 12-Jul-90 12-Jul-902. Partial Listing 1,000,000 04-Oct-90 04-Apr-91
19-Jul-00 27-Jul-00 09-Aug-00 F2003 10.00 29-Jun-04 30-Jun-04 02-Jul-04 15-Jul-04 F
Jln. Muncul No. 1GedanganSidoarjo
1993 50.00 08-Aug-94 09-Aug-94 16-Aug-941994 50.00 03-Aug-95 04-Aug-95 15-Aug-951995 50.00 25-Jul-96 26-Jul-96 05-Aug-961996 10 : 2 & 5 : 8 80.00
Plaza Central Building 2nd Fl.Jln. Jend. Sudirman Kav. 47 - 48 Jakarta 12930
1. 2. 3.
1.
1. 2. 3.
2. 3.
09-Sep-94 F15-Sep-95 F03-Sep-96 F
02-May-97 05-May-97 14-May-97 09-Jun-97 F1999 10.00 18-Jul-00
Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S]
Year Shares
22-Mar-9403-Aug-93 27-Aug-93
22-Feb-94PT Raya Saham Registra
1 : 1 14-Feb-94 15-Feb-9450.001992
PRAS
45.93%
F/I
141,610,782,556701,043,478
113.718
1. 37.94%
10-Aug-93 FB
Bonus
2.
199302-Aug-93
3. Public (<5%) 322,000,000
PT Enmaru InternationaVenice Enterprises Holdings Limited
266,000,000113,043,478 16.13%
20-Feb-198412-Jul-1990
442 | 0.14T | 0.003% | 99.90%
300 | 0.06T | 0.004% | 99.79%
TRADING ACTIVITIES
SHARES TRADEDVolume (Million Sh.)Value (Billion Rp)Frequency (Thou. X)Days
Price (Rupiah) High Low Close Close*
PER (X)PER Industry (X)PBV (X)* Adjusted price after corporate action
Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S]
11
Mar-11Feb-11
Month
Aug-14
225 180
23
Day
87High Low Close
85 70 78
Jan-11
Jun-11
76May-11
Jul-11Aug-11
185
Apr-11
Dec-11
22
21 225
20 Nov-14
202 19,884
202
303
0.56 0.53 0.32 0.34 0.3414.44 14.57
132 255 185
225 231 231 21
185
223 200 204
Jan-15
17.13 3.62 9.83 16.76 16.6012.24 18.33 13.91
Oct-14201 4,233 6,907212 180
19 Dec-14
223 1921,404
20 May-14 18 Apr-14 303 197 219 58,403
20 28,136 7,091
254 201 227 27,455 43,841 10,486
135,255 36,589226
191 212 12,54521
Jul-14 16 Jun-14
278206
44
2011 2012 2013 2014 Jan-15
44 103 354 63 7Sep-14
33,546 7,054
204
19 Dec-13 11 Nov-13 200 170 188 114
20 Oct-13 19 Sep-13 192 2,046
999 191
683 132205 170 185 138
18 Mar-14 17 Feb-14Jan-14 17 220 170 177 93 299 54
216 165 190 372 1,462 285
19 Apr-13 22 Mar-13
21 Feb-13 20 Jan-13
425 255 275 36,153 283,223 103,730510 270 500 8,564 72,874 29,613
380 240 265 47,913
22 Aug-13 17 Jul-13
265 155 162 2,949
22 Jun-13 19 May-13 400 250 320 1,337
285 210 235 262 1,141 274
6,229 2,100
Dec-12 270 161 255 31,666
22 Nov-12 20 Oct-12 159 124 137
245 137 1749,614 1,332
74,426 15,7741,0507,439
Jul-12
18,5992,895 10,462 1,374
117,656 17,692
160 121 128 6,649 38,002
Sep-12 20 Aug-12 143 110 118
177 114 153
Mar-12Feb-12Jan-12
127 102
132 118 20
134 120 129141 113 119 2,025 6,816
Apr-12
Jun-12
119
115195 116 126
PRAS
70 102 155
132 255 185 204 202
165270
180
118 20182
321 29
310 1,411 111
May-12
77 137
34
690
248842516300
162 124 126 3,145 2,214
188 1,513 191
134 111 132
372 48
95
129 258
134 116 130 45
6,304
119
48,000
14,457
3,623
36
8,219
Nov-11Oct-11Sep-11 135
96 81 59
105
171 111 122
86 75 75
31
95 123
21 20
5 0.6
147
65
2,27523,917
6
19 10
393 2,936 37228
11,994
18
689
20
11 455
19
21
5,610930
206,536 51,587
20
15 20
11
21
18 20
18
350 36,459 235,660 142,411
211,427 68,798
95 119
130 110 126
154 89,170 14,665
350 1,249 147
8,975 71,723 9,505
15
15,626 95,130
270 160
505 94
12,506 2,868200 181 192 213
375 250 260 597 2,443 745
690 345
14,186 2,613
200 1,157 2,269 461
11,208 21,577 4,628
208 301 9781,600 329155
205 183 193 1,246 2,305 451
204219 204
196
230 215 1,068 3,282 729218
(Thou. Sh.)Volume
(Million Rp)Value
(X)Closing Price Freq.
14,697117
916
134 126 1346
604
30
60
90
120
150
180
210
240
73
145
218
290
363
435
508
580
Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15
Closing Price* and Trading VolumePrima Alloy Steel Universal Tbk. [S]Closing
Price* Volume (Mill. Sh)
41.3%
117.2%
41.9%
-75%
-
75%
150%
225%
300%
375%
450%
525%
Jan 11 Jan 12 Jan 13 Jan 14 Jan 15
Miscellaneous Industry IndexClosing Price*, Jakarta Composite Index (IHSG) and
January 2011 - January 2015
January 2011 - January 2015
Financial Data and Ratios Book End : DecemberPublic Accountant : Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan (Member of PKF International Ltd)
BALANCE SHEET(Million Rp except Par Value)
Cash & Cash EquivalentsReceivablesInventoriesCurrent AssetsFixed AssetsOther AssetsTotal AssetsGrowth (%)
Current LiabilitiesLong Term LiabilitiesTotal LiabilitiesGrowth (%)
Authorized CapitalPaid up CapitalPaid up Capital (Shares)Par ValueRetained EarningsTotal EquityGrowth (%)
INCOME STATEMENTSTotal RevenuesGrowth (%)
Cost of RevenuesGross ProfitExpenses (Income)Operating ProfitGrowth (%)
Other Income (Expenses)Income before TaxTaxProfit for the periodGrowth (%)
Period AttributableComprehensive IncomeComprehensive Attributable
RATIOSCurrent Ratio (%)Dividend (Rp)EPS (Rp)BV (Rp)DAR (X)DER(X)ROA (%)ROE (%)GPM (%)OPM (%)NPM (%)Payout Ratio (%)Yield (%)
306 1,354 15,565 13,197 9,726
Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S]
4,898 38,864 37,5885,007 6,435 -
65,069 285,148 262,659 259,062 276,4529,905 45,298 47,565 50,166
15,565 13,197 9,724
- - - - 9,7241,443
-
9,726
0.490.961.66
28.51% -100.00%
-313 5,081
-
579.78
4,531 41,449
342.02% 1,049.70%
18.82
0.551.25
-
-
--
-237.75
113.78-
0.41
0.712.450.280.970.22
13.216.68
135.25
-13.711.950.41
-
-
0.702.330.07
Dec-10 Dec-11 Dec-12
15.36
100.06
1.02
13.87
3.2518.06
- 31,376
-3,877 - -1,130 6,435 9,977
2.26% 100.50%
487,633
111.32-
15.33
Dec-10 Dec-11
-17,395
232.50
9.612.98
Dec-13
87,154
-15.22%
103.08
2,611
4.17
- -15,808 18,302
-
Sep-14
-5.02
-
433,294
41,305 18,79057,113
45.01% 3.95%
487,332
Dec-12 Dec-13 Sep-14
-
-
-
-
602.66
2.30
74,974 330,447 310,224 316,175 326,618340.75% -6.12% 1.92%
-
26.47476.69
0.511.062.705.55
-5,588
-16,923 15,565 28,762 35,161136,709 139,797 280,294 406,448 422,494
588 588 588 701 701100 100 100 100 100
150,000 150,000 150,000 150,000 150,00058,800 58,800 58,800 70,104 70,104
-13.17% 31.01% 35.32%7.62%
352,671 446,146
161,546 125,387 119,904 67,236 39,317342,115
1,760454,598 481,912
317,889 297,056
795,630 949,143
389,182 526,649
321,946
PRAS
11,82185,191 104,606 65,873 88,887 108,617
14,546 1,168 18,795 10,851
Dec-10
6.01% 19.80% 37.81% 19.29%
156,342 216,728 177,152
1,354 1,256 2,936
211,446 246,602 197,199 331,856
1,950577,350
220,943 222,467
Dec-11 Dec-12 Dec-13 Sep-14
96,899 108,658 119,894 153,755 155,911
-
200
400
600
800
1,000
2010 2011 2012 2013 Sep-14
Assets LiabilitiesTOTAL ASSETS AND LIABILITIES (Bill. Rp)
137 140
280
406 422
2010 2011 2012 2013 Sep-14-8
78
164
250
336
422
TOTAL EQUITY (Bill. Rp)
75
330310 316 327
2010 2011 2012 2013 Sep-14-7
61
128
196
263
330
TOTAL REVENUES (Bill. Rp)
0.31.4
16
13
9.7
2010 2011 2012 2013 Sep-14-0
3
6
9
12
16
PROFIT FOR THE PERIOD (Bill. Rp)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
INDAYAN INDAYANI, Lahir di Bangun Jaya, kab. Luwu Timur
pada tanggal 06 Desember 1993. Anak pertama dari
dua bersaudara, putri dari pasangan Ayahanda Slamet
dan Ibunda Sarinem. Penulis memulai pendidikan usia
dini pada TK Darmawanita pada tahun 1999 dan tamat
tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis kemudian
melanjutkan pendidikan formal pada sekolah dasar
(SDN 178 Tuban) dan tamat pada tahun 2006. Selanjutnya pada tahun yang sama
penulis penulis kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama
(SMP Negeri 1 Tomoni) dan tamat pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang
sama penulis kemudian melanjutkan pendidikan pendidikan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA Negeri 1 Tomoni) dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis
kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang peruruan tinggi (Universitas
Muhammadiyah Makassar) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Program Studi S1.
Recommended