View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
UPAYA GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KOTA BARU
SKRIPSI
Oleh
SITI SAWITRI
NIM. TP.140890
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK Nama : Siti Sawitri Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam Judul :Upaya Guru Al-Qur’an Hadis Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-qur’an Pada Siswa Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Kota Baru
Skripsi ini membahas tentang Upaya Guru Al-Qur’an Hadis Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif yang dilihat dari sudut pandang pendidikan, sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik analisis data di peroleh melalui reduksi data, penyajian
data dan penyimpulan data. Peneliti menemukan bahwa kondisi kemampuan
membaca al-qur’an pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
diantaranya sebagai berikut: belajar membaca al-qur’an memang masih ada
beberapa siswa yang kurang lancar membaca, masih ada siswa yang membaca
terbata-bata. Kendala guru dalam meningkatkan kemampuan membaca al-
qur’an pada siswa di madrasah Tsanawiyah nurul iman kota baru diantaranya:
kurangnya minat belajar siswa, kurangnya pembiasaan pada siswa untuk
membaca al-qur’an, daya serap siswa yang lemah. Upaya yang dilakukan guru
al-qur’an hadis dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada
siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru dilakukan dengan
Meningkatkan kegiatan latihan.Menyediakan sumber belajar, menggunakan
metode dan media mengajar yang variatif.
Kata kunci : Upaya, Guru Al-qur’an Hadis, Kemampuan Membaca Al-qur’an dan Siswa
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT
Name : Siti Sawitri Department / Prodi : Islamic Religious Education Title : The Efforts Of The Qur’anic Hadith Teachers In
Improving The Ability To Read The Qur’an To Students In Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City
This thesis discusses about the efforts of the qur’anic hadith teachers in improving the ability to read the qur’an to students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City . This research is a qualitative descriptive study that is viewed from the point of education, While data collection is done by interview, observation, and documentation. Data analysis techniques are obtained throught data reduction, data presentation, and data inference. This study found that the efforts of the qur’anic hadith teachers in improving the ability to read the qur’an to students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City as follows: Conduct discussion about the difficulty of reading the qur’an, reciting hijaiyah letters and lack of understanding the knowledge of tajweed. The constrainst of the qur’anic hadith teachers in improving the ability to read the qur’an to students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City. The lack of basic education in reading the qur’an from an early age, negative influences of science and technology and limited learning time. The efforts of the al-qur’an hadith teachers in improving the ability to recite the qur’an students in Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Baru City were carried out with additional lessons and using the method. Keywords: Efforts of, al-qur’an hadith teachers, ability to read the qur’an,
and students
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini di persembahkan kepada :
Kedua orang tua yaitu Ayahku Juwari dan Ibuku Boyati
Untuk kakakku Surati
Untuk kakak Iparku Maryono
Untuk adik-adikku tersayang Amin Purnomo
Dan tak lupa keponakanku Husna Nur Latifah, dan Annaila Aisyah
Dan selanjutnya kepada Sahabat dan Temanku seperjuangan
Yang aku sayangi dan aku banggakan serta
Orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.Ar-Ra’d : 11)
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Ridwan, S.Psi, M.Psi Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Bapak Mukhlis. S.Ag, M.Pd.I Selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Agma Islam.
4. Bapak Dr. Drs, M.Rafiq. M. Ag. , selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Siti Mariah Ulfah, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Kepala Sekolah dan Guru Al-qur’an Hadis di MTs Nurul Iman Kota
Baru yang telah berkenan memberikan informasi kepada Penulis dalam
memperoleh data di lapangan.
6. Kepada sahabat PAI B, KUKERTA, PPL, yang sudah membantu
memberikan kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Teristimewa kepada Kedua Orang tua dan keluarga yang telah
memberikan dorongan semangat motivasi tiada henti hingga menjadi
kekuatan bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dan akhirnya semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i
NOTA DINAS.……………………………………………………………….. ....................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………..iii
ABSTRAK……………………………………………………………….…... ......................................... iv
ABSTRACT…………………………………………………………………...v
PERSEMBAHAN…………………………………………………………… ......................................... vi
MOTTO…………………………………………………………………….....vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………1
B. Pembatasan Masalah/Fokus Penelitian………………………..........5
C. Rumusan Masalah…………………………………………………..5
D. Tujuan Penelitian…………………………………...........................6
E. Manfaat Penelitian………………………………………………….6
BAB II KERANGKA TEORI
A. Kajian Teori………………………………………………………....7
1. Pengertian Upaya………………………………………………....7
2. Pengertian Guru…………………………………………………..7
3. Pengertian Kemampuan Membaca……………………………....13
4. Pengertian Al-Qur’an …………………………………………...18
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Studi Relevan…………………………………………………........21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian………………………………...23
B. Setting dan Subjek Penelitian……………………………………..24
C. Jenis dan Sumber Data……………………………………………25
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..26
E. Teknik Analisis Data……………………………………………...28
F. Uji Keterpercayaan Data………………………………………….29
G. Jadwal Penelitian………………………………………………….31
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota
Baru………………………………………………………….28
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1) Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-qur’an Pada Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru………………………………………………………….37
2) Kendala yang Di Hadapi Guru Al-qur’an Hadis Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa Di Madrasah Nurul Iman Kota Baru……………………………….........................................48
3) Upaya Yang Dilakukan Guru Al-qur’an Hadis Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru………………………………………………………….54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………................62
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Saran-Saran…………………………………………………................63
C. Kata Penutup………………………………………………….............64
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….............65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jadwal Penelitian………………………………………………..31
Tabel 2 : Struktur Organisasi Sekolah Mts Nurul Iman Kota Baru...........35
Tabel 3 : Keadaan Guru-Guru Mts Nurul Iman Kota
Baru…………………………………………………………….36
Tabel 4 : Keadaan Siswa Mts Nurul Iman Kota Baru…………………….37
Tabel 5 : Keadaan Sarana Dan Prasarana Mts Nurul Iman Kota Baru.......39
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidik disebut guru yaitu, “orang yang di gurui dan
ditiru. Didalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun
2003 dibedakan antara pendidik dengan tenaga kependidikan. Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widya isyara, tutor,instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaran
pendidikan. (Ramayulis, 2002, hal. 105)
Pendidikan baik formal maupun non formal merupakan aspek yang
sangat penting untuk kader-kader manusia yang memiliki sumber daya yang
baik. Sehingga dapat meningkatkan perkembangan keilmuan dan tata sosial
kemasyarakatan yang semakin lama tentunya semakin maju. Dalam sebuah
proses pelaksanaan pendidikan tentunya harus ada keseimbangan antara
pendidikan duniawi dan pendidikan yang sifatnya untuk kepentingan ukhrawi.
Sejalan juga dengan apa yang diungkapkan diatas telah dirumuskan
dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. (Anonim, 2009, hal.3)
Guru juga sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan memiliki
beban dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan ini, walaupun
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memang harus didukung oleh berbagai komponen lainnya. Sebagai pendidik
professional, tetapi juga harus memilki pengetahuan dan kemampuan yang
professional.
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai
oleh peserta pendidik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan yakni
bimbingan pengajaran atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen
sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. (Oemar
Hamalik, 2010, hal. 3)
Guru dapat diharapkan sebagai pembimbing perjalanan yang
berdasarkan pengetahuannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam
perkembangannya, demikian dengan halnya peserta didik. Kemampuan, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan.
(Muhibbin Syah, 2012, hal. 183) Namun dari kenyataan sehari-hari tampak
jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, latar belakan keluarga, kebiasaan, dan pendekatan belajar
yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Dalam melaksanakan tugasnya guru dituntut untuk memiliki
kematangan atau kedewasaan pribadi serta kesehatan jasmani dan rohani. Salah
satu makna dewasa adalah bahwa guru harus mampu melaksanakan fungsinya
secara maksimal, termasuk menjadi orang tua kedua siswa di lingkungan
sekolah.
Dalam proses pendidikan di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kota Baru ini mempunyai visi dan misi. Dalam pembentukan manusia
yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti
luhur diwujudkan dalam rumpun pendidikan agama islam yang terdiri dari mata
pelajaran akidah akhlak, al-qur’an hadist, fiqih, dan sejarah kebudayaan islam,
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan al-qur’an (iqra’). Beberapa kemampuan dasar keagamaan juga wajib
ditetapkan pada siswa, termasuk salah satunya kemampuan membaca al-qur’an.
Pengetahuan membaca al-qur’an merupakan salah satu ilmu dasar
pengetahuan agama islam yang harus ditanamkan terhadap seorang siswa didik
kita, agar mereka lebih mengenal dan memahami ajaran agama yang mereka
anut. Dengan demikian, pemberian bekal membaca al-qur’an yang baik dan
benar terhadap siswa diharapkan mereka dapat mencintai apa yang menjadi
pedoman hidupnya. Sehingga mereka diharapkan dapat mengamalkan nilai-
nilai yang terkandung didalam al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut sebagian besar Ulama, kata al-qur’an berdasarkan segi bahasa
merupakan bentuk masdhar dari kata qara’a, yang bisa dimasukkan pada wazan
fu’lan, yang berarti bacaan atau apa yang tertulis padanya maqru’, seperti
terdapat dalam surat al-qiyaamah : 17-18.
ه ََّّإِن َّ ه ََّّۥعَلَيۡنَاََّجۡمعَ ٧١َّّۥوَق ۡرَءانَ ه َّفَََّ ه ََّّٱت بِعَّۡفَإِذَاَّقََرأۡنََٰ ٧١َََّّّۥق ۡرَءانََََّّّ
Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya
(didadamu) dan (membuat pandai) membacanya ; Apabila kami telah
selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”(Anonim, Al-
Qiyamah ayat 17-18)
Al-qur’an harus di baca dengan benar sesuai dengan makhraj (tempat
keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya,dipahami, dihayati, dan diresapi
makna-makna yang terkandung didalamnya kemudian diamalkan. Melatih dan
membiasakan mengucapkan huruf arab dengan makhrajnya pada tingkat
permulaan, akan membantu dan mempermudah mempelajari ilmu tajwid.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan cirri dari seorang peserta didik yang perlu
bimbingan dari seorang pendidik. Di dalam proses pendidikan peserta didik
sebagai objek dan bisa juga sebagi subjek. Oleh karena itu, agar seorang
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka ia harus memahami peserta
didik dengan segala karakteristiknya.
Berdasarkan dari grandtour peneliti, bahwa di Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kota Baru masih ada siswa yang tidak lancar membaca al-qur’an,
disebabkan beberapa faktor kesulitan siswa. Seperti halnya dalam pengajaran
membaca al-qur’an. Dari segi masalah panjang pendek bacaan al-qur’an, tidak
mengetahui hukum ilmu tajwid dan menyebutkan atau melafalkan huruf-huruf
hijaiyah masih kurang fasih dan belum benar. Hal ini tidak boleh dibiarkan
begitu saja, karena jika sudah terbiasa akan sulit untuk merubah kesalahan-
kesalaahan yang sudah menjadi kebiasaan membaca al-qur’an. guru membantu
anak didik untuk dapat membaca al-qur’an dengan baik dan benar,
mengevaluasikan kemampuan, pengaplikasian huruf arab sesuai dengan
makhrijuf hurufnya.
Adapun waktu yang diberikan oleh pihak sekolah pada pelajaran Al-
Qur’an Hadits ini hanya 2x40 menit /jam untuk 1x pertemuan dalam seminggu
dan dirasakan masih kurang. Sarana dan prasarana pembelajaran misalnya buku
paket pelajaran berlangsung dan memakai Lembar Kerja Siswa (LKS).
Guru Pendidikan Agama Islam khususnya pada guru Al-Qur’an Hadits
untuk memberikan motivasi kepada para siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kota Baru, supaya siswa tersebut lebih senang dalam membaca al-qur’an.
Karena membaca al-qur’an merupakan kebutuhan dasar dalam Pendidikan
Agama Islam.
Pada akhirnya ini merupakan tugas seorang guru Al-Qur’an Hadits
tentunya Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca
al-qur’an kepada siswa tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru
untuk kepentingan hal tersebut. Berhasil atau tidaknya upaya tersebut sangat
tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Namun untuk lebih
mengetahui apa upaya tersebut dilakukan serta apa yang diperoleh, perlu
dilakukan suatu proses penelitian lebih terinci.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan suatu
penelitian dalam bentuk skiripsi yang berjudul: ”Upaya Guru Al-Qur’an
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Hadits Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada
Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru ”.
B. Fokus Penelitian Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu
adanya pembatasan masalah yaitu: penelitian ini difokuskan pada upaya guru
al-qur’an hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada
siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok-
pokok permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru?
2. Apa kendala yang dihadapi guru al-qur’an hadis dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru?
3. Bagaimana upaya guru al-qur’an hadis dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-
qur’an di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru.
b. Ingin mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru
al-qur’an hadis dalam meningkatkan kemampuan membaca al-
qur’an pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota
Baru.
c. Ingin mengetahui bagaimana upaya guru al-qur’an hadis dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru.
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai bahan informasi bagi guru mata pelajaran al-qur’an
hadis dan guru mata pelajaran yang lainnya dalam mencari kiat
bagaimana meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an.
b. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam dunia
pendidikan berkenaan dengan pentingnya memahami dan
menguasai ilmu agama.
c. Untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana
pada jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik Untuk menegaskan arah pembahasan skripsi ini maka perlu di berikan
pengertian dan penjelasan terhadap judul tersebut. Sekaligus untuk
menghindari pemahaman yang simpang siur terhadap judul tersebut. Kerangka
teori penulis maksudkan dalam penelitian iniadalah membahas teori yang erat
hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai pijakan dasar
penelitian. Teori tersebut sebagai berikut.
1. Upaya Guru Al-Qur’an Hadist
a. Pengertian Upaya Guru
Upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu.Upaya
adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu maksud.
Menurut kamus umum bahasa indonesia adalah usaha (syarat) untuk
menyampaikan suatu maksud, akal, ikhtiar, (suatu daya upaya), supaya
upayanya (sedapat-dapatnya), berusaha (berikhtiar), mengupayakan atau
mengikhtiarkan supaya dapat melakukan sesuatu untuk mencari akal (jalan dan
sebagainya). (Poerwadarminta, 2006, hal. 1345)
Menurut Mulyasa ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru di sekolah, antara lain melalui pembinaan disiplin
tenaga kependidikan, pemberian motivasi, dan penghargaan (reward). (Mulyasa,
2013, hal.141)
Berdasarkan definisi diatas maka dapat penulis simpulkan, upaya
merupakan usaha untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dan
keinginan yang sudah di rencanakan.
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya.oleh karena itu, guru harus memiliki
standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri, dan disiplin. (Martinis Yamin, 2009, hal. 105)
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan siswi dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. (Anonim, 2006, hal. 2)
Guru merupakan seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak
orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa
ada guru atau seorang yang ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan
berkembang, manusia tidak akan memiliki norma, budaya, dan agama. Sulit
dibayangkan jika ditengah kehidupan manusia tidak adanya seorang guru, bakal
tidak ada peradaban yang di catat, kita akan hidup dalam tradisi-tradisi kuno,
hukum rimba akan berlaku, yang kuat menindas yang lemah, demikianlah
seterusnya. (Martinis Yamin, 2013, hal.47)
Guru merupakan orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang
yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman dan menanamkan nilai-nilai,
budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan, guru
memegang peran penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di lembaga
pendidikan guru menjadi orang pertama yang bertugas membimbing, mengajar,
dan melatih anak didik mencapai kedewasaan. Setelah proses pendidikan
sekolah selesai, diharapkan anak didik mampu hidup dan mengembangkan
dirinya di tengah masyarakat dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman
yang sudah melekat di dalam dirinya. (Martinis Yamin, 2013, hal.47)
Menurut Balnadi Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin
bahwa ”guru adalah seorang yang layak untuk ditiru.”(Syafruddin Nurdin, 2003,
hal. 7)
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya strategi belajar
mengajar bahwa: ”Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya,
dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.” (Syaiful Bahri
Djamarah, 1997, hal. 126)
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut departemen pendidikan dan kebudayaan yang di kutip oleh
syafruddin nurdin dalam bukunya guru profesional dan implementasi kurikulum
bahwa:”guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus di wujudkan
untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya
dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan.”
(Syafruddin Nurdin, 2003, hal. 8)
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru adalah
seorang tenaga pendidik yang profesional yang memiliki sejumlah ilmu
pengetahuan dan gagasan untuk kepentingan anak didiknya. Guru adalah
seseorang yang harus memiliki sifat yang bisa dijadikan contoh bagi siswanya
dan mampu memberikan pengaruh yang baik dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian, upaya guru adalah usaha untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik sekaligus mendidik dan menjadikan anak
didiknya menjadi manusia yang berilmu, bersikap pancasila, memiliki
keterampilan dan dewasa.
Seorang guru harus menciptakan suasana yang demokratis, lingkungan
yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan anak didik untuk belajar
sendiri, berdiskusi untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah,
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, dan menambah ilmu pengetahuan
atas inisiatifnya sendiri.
b. Al-qur’an Hadist
Al-qur’an hadist merupakan perencanaan dan pelaksanaan program
pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat al-qur’an dan
hadist tertentu yang sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat
madrasah yang bersangkutan. Sehingga dapat dijadikan modal kemampuan
untuk mempelajari, meresapi, dan menghayati pokok-pokok al-qur’an, hadist,
dan menarik hikmah yang terkandung di dalam secara keseluruhan. (Zakiah
Daradjat, 2014, hal. 173)
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Al-qur’an dan hadist merupakan sumber ajaran yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW, yang di syari’atkan kepada manusia. Al-qur’an dan hadist
juga merupakan sumber hukum syari’at islam yang tetap. Pendidikan al-qur’an
hadist dimadrasah sebagai bagian yang integraldari pendidikan agama adalah
faktor yang menentukan dalam membentuk watak dan kepribadian siswa.
Secara subtansi mata pelajaran al-qur’an hadist memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempratekkan nilai-nilai
keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-
hari.
Keberhasilan guru dalam melaksanakan peranannya dalam bidang
pendidikan al-qur’an hadist sebagian besar terletak pada kemampuannya dalam
melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar.
Upaya untuk memperbaiki sebuah keadaan yang tidak baik menuju kearah yang
lebih baik tentunya merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh
setiap orang terutama para pendidik.
2. Kemampuan Membaca Al-qur’an a) Pengertian Kemampuan
Kemampuan dalam kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata
”mampu” yang mendapatkan awalan ke dan akhiran kan yang berarti
kesanggupan, kecakapan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. (Anonim,
2003, hal. 3)
Kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan, sebuah penilaian terkini atas apa yang
dapat dilakukan seseorang. (http/wikipedia/kemampuan)
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan
bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha
dengan diri sendiri. Sedangakan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34)
mendefinisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan
sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat
berhasil.
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Gordon, seperti yang dikutip ramayulis kemampuan (skill)
adalah sesuatu yang di miliki oleh individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang di bebankan kepadanya. Sementara itu, Robbin (2007:57)
kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa
kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan sesorang.
(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertiankemampuan)
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
kemampuan adalah suatu kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam
melakukan sesuatu. Kemampuan kecakapan atau potensi seseorang individu
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
b) Perkembangan Kemampuan Membaca Al-qur’an
Pada dasarnya tingkat kemampuan membaca al-qur’an siswa secara garis
besar mengalami perkembangan secara fluktuatif, baik dinamika positif maupun
degradasi negatifnya. Oleh karena itu, dinamika tingkat kemampuan membaca
al-qur’an pada siswa dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Dinamika tentang pengetahuan membaca al-qur’an yang meliputi
kemampuan mengenal, memahami dan membaca huruf.
b. Dinamika tentang sikap membaca al-qur’an, yang meliputi sikap ketika
membaca al-qur’an apakah dilakukan dengan serius atau tidak.
c. Dinamika tentang keterampialn membaca al-qur’an, yang meliputi
keterampialn membaca huruf, membaca gabungan huruf, kalimat dan
kelancaran membaca al-qur’an.
Evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca al-qur’an anak
didik sebagai bentuk dari sarana untuk memberikan penilaian kepada para siswa
atas proses belajar yang telah ditempuh, memiliki tiga obyek yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dalam menerapakan evaluasi
tersebut, guru sebagai evaluator, dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik
http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah di
berikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan
pengamalannya (aspek psikomotor). Ketiga aspek ini merupakan ranah
kejiwaan yang sangat erat sekali dalam berkaitan sehingga ketiganya tidak
mungkin lagi untuk dipisahkan dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
Sebagaimana dikatakan oleh Benjamin S. Bloom, bahwa taksonomi
(pengelompokkan) tujuan pendidikan itu juga harus senantiasa mengacu pada
tiga jenis domain (daerah binaan atau daerah ranah) yang melekat pada diri
peserta didik, yaitu : ranah berbikir (cognitive domain), ranah nilai/sikap
(affective domain), dan ranah keterampilan (psikomotor domain).
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Kognitif ini juga dapat dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan,
atau strategi yang secara stabil menentukan cara seseorang yang khas
dalam menerima, mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah.
Sebagaimana dikatakan oleh Benjamin S. Bloom, bahwa segala yang
menyangkut masalah otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir,
mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi.
2) Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik
dalam bebagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata
pelajaran pendidikan akidah akhlak, kedisiplinannya dalam
mengikuti pelajaran akidah akhlak di sekolah, motivasinya yang
tinggi untuk tahu lebih banyak pelajaran akidah akhlak yang di
terimanya, penghargaanm atau rasa hormatnya terhadap gurunya dan
sebagainya.
3) Ranah psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berprilaku).
c) Pengertian Membaca Al-qur’an
Dalam kamus bahasa indonesia membaca adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati),
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis mengucapkan, mengetahui,
meramalkan, memprediksi, memperhitungkan, dan memahami. (Anonim, 2000,
hal.87)
Kemudian Martinis Yamin dalam bukunya kiat dalam membelajarkan
siswa mengatakan bahwa : ”Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi yang di sampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan
pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk di ketahui dan
menjadi pengetahuan siswa. (Martinis Yamin, 2007, hal. 106)
Pengertian membaca dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk
pada kemampuan membaca al-qur’an siswa Mts Nurul Iman Kota Baru.
Secara lughawi (bahasa) al-qur’an akar dari kata qara’a yang berarti
membaca. Membaca yang dimaksud adalah membaca huruf-huruf dan kata-kata
antara yang satu dengan yang lainnya. (M. Abdul Adzim, 2006, hal. 14)
Prof. Dr. M. Quraish Shihab (2007), mengungkapkan falsafah dasar
iqra’ sebagai surat yang pertama kali turun pada nabi Muhammad SAW,
menyimpulkan bahwa iqra’ (perintah membaca yang berakar kata qara’a
diartikan membaca, menelaah, meneliti, menghimpun, dan menyampaikan baik
teks tertulis maupun tidak tertulis. Jadi perintah membaca dalam konteks surah
al-alaq ayat 1-5 adalah perintah menelaah ayat al-qur’an, alam raya, diri sendiri,
masyarakat, majalah, koran, dan buku-buku lainnya.
Secara ma’nawi (istilah) al-qur’an didefinisikan dalam ragam pandangan
yang di latar belakangi oleh bidang ilmu masing-masing. Ada dua kelompok
besar yang ahli dalam al-qur’an tetapi mempunyai perspektif ilmu yang
berbeda, yaitu ahli kalam (mutakallim) dan ahli fiqih (fuqaha). Menurut
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebagian besar ahli kalam, al-qur’an adalah kalam Allah yang bersifat qadim
bukan makhluk, dan bersih dari sifat-sifat yang baru dan lafal-lafalnya bersifat
azali yang berkesinambungan tanpa terputus-putus. Namun ada sebagian kecil
ahli kalam yang mengatakan al-qur’an bersifat hadis (baru) dan makhluk.
Perbedaan ini terletak pada sudut pandang hakikat al-qur’an yang di maksud al-
qur’an dikatakan baru jika yang dimaksud adalah wujud fisik seperti yang
ditulis berulang-ulang oleh manusia melalui suatu penerbitan.
Al-Qur’an adalah risalah Allah untuk umat manusia seluruhnya. Nash-
nash mutawatir yang terdapat dalam al-qur’an dan as-sunnah. Al-qur’an itu
terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan
surat an-nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari satu generasi
kegenerasi berikutnya secara tulisan maupun lisan, dan terpelihara dari
perubahan dan pergantian. (Mana’ul Quthan, 1993, hal. 8)
Al-qur’an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan Rasulullah SAW
melalui perantara malaikat jibril dan al-qur’an dibaca berdasarkan lafaznya. Isi
dan kandungannya dari awal surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas
dan itulah al-qur’an yang menjadi tuntunan dan pedoman.(Syahidin, 2009, hal.
63)
Al-qur’an sebagai kitab suci umat islam harus selalu diamalkan dan
dihayati dari segi isi dan kandungannya. Karena tanpa dihayati dan diamalkan,
maka al-qur’an tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Al-qur’an adalah
kitab suci umat islam yang didalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi
petunjuk pedoman dan pelajaran bagi yang mengimaninya. Dan al-qur’an juga
kitab suci paling terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW yang berisi tentang segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab
yang diturunkan sebelumnya. (Said, 2009, hal.58)
Membaca al-qur’an dengan suara yang indah dan variasi lagu yang
beraneka ragam akan semakin indah, mempesona bagi pendengarnya. Apabila
sesuai dengan makhraj dan hukum-hukum tajwidnya. Selain dari pada itu
membaca al-qur’an merupakan kegiatan yang berpahala dan dapat
mendatangkan berkah bagi setiap orang yang rajin membacanya.
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sebagai landasan umat islam, pendidikan al-qur’an sejak dini terhadap
siswa atau generasi penerus bangsa merupakan hal yang harus diutamakan.
Dengan bekal tersebut diharapkan agar para siswa-siswa lebih mencintai al-
qur’an dan mereka juga dapat mengamalkan apa-apa yang terkandung didalam
al-qur’an sebagi petunjuk hidup yang sangat luar biasa.
Disekolah lanjutan tingkat pertama atau biasanya yang sederajat seperti
madrasah tsanawiyah proses penanaman ini sangat penting data membaca al-
qur’an tercermin dengan adanya mata pelajaran al-qur’an hadits. Mata pelajaran
al-qur’an hadits tidak hanya di tinkat lanjutan pertama juga sudah mulai
ditanamkan di sekolah dasar khususnya yang mempunyai baground pendidikan
islam.
Materi pendidikan yang sangat penting yang diberikan kepada siswa
adalah ilmu al-qur’an. Al-qur’an diturunkan agar dapat dipelajari dan
menjadikan pedoman dalam kehidupan. Al-qur’an harus diajarkan kepada siswa
agar kelak dapat memahami dan menghindari buta al-qur’an. Oleh karena itu,
kegiatan mempelajari al-qur’an wajib dilaksanakan dimana salah satunya
melalui pengajian.
Tujuan dari pengajaran al-qur’an sebagaimana telah dijelaskan dalam
buku yang diterbitkan oleh Dirjen Dinmas Islam adalah:
1) Agar murid mampu membaca al-qur’an dengan baik dan benar
dan tepat makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan
lain sebagainya.
2) Agar murid suka dan senang membiasakan diri membaca al-
qur’an dengan baik dan benar.
3) Agar murid dapat menghafal sejumlah surat-surat pendek dalam
al-qur’an yang di tetapkan dalam shlat sehari-hari.
4) Agar murid patuh dan taat kepada Allah SWT dalam
melaksanakan ibadahnya seperti shalat, puasa dan sebagainya.
Sehinnga merupakan sebagian dari pengalaman dan
penghayatan isi kandungan al-qur’an. (Anonim, 1983, hal.4-5)
Adapun adab-adab membaca al-qur’an sebagai berikut:
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Membaca dalam keadaan suci
b. Membacanya dengan tartil
c. Merenungkan maknanya
d. Menjaga mulut saat menguap
e. Membaca di tempat yang bersih
f. Mengawali membaca dengan ta’awuz
g. Membaca basmalah
h. Mengkondisikan suasana agar tenang
i. Bersikap sopan dalam membacanya
j. Menghadap kiblat
k. Duduk dengan tegap dan tenang
l. Boleh membaca sambil berdiri atau berbaring dengan tidak
mengurangi rasa hormat kepada al-qur’an
m. Menyimpan al-qur’an dengan alas tinngi
n. Memilki sifat khouf dan roja.(Syarif,2010, hal.32)
Pemberian pengetahuan membaca al-qur’an yang diimplementasikan
melalui mata pelajaran al-qur’an hadits bertujuan agar para siswa lebih
mengenal dan lebih memahami al-qur’an. Selain dari pada itu juga banyak
sekali ilmu-ilmu yang terkait dengan membaca al-qur’an atau ilmu-ilmu tentang
tata cara membaca al-qur’an. Sehingga memang harus diberikan dan dipelajari
oleh siswa, maka mereka tumbuh besar nantinya mereka sudah menjadi pribadi
yang bisa mengamalkan al-qur’an serta ajaran-ajaran yang terkandung
didalamnya.
Adapun menurut Zenrif, faktor-faktor yang mempengaruhi membaca al-
qur’an yaitu:
a) Menurunnya kuantitas dan kualitas pengajian anak-anak
dimasjid, langgar, atau mushalla.
b) Metode pengajaran baca al-qur’an yang statis.
c) Terbatasnya jam pelajaran pendidikan agama di sekolah.
d) Di hapuskannya pelajaran huruf (arab melayu) dari
kurikulum sekolah.(Zenrif, 2008, hal. 19)
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemudian keutamaan al-qur’an, sungguh banyak hadis yang
menunjukkan kelebihan al-qur’an dan keagungannya. Diantaranya ada yang
berhubungan dengan keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, ada yang
berhubungan dengan keutamaan-keutamaan membaca dan memperhatikannya,
dan ada pula yang berhubungan dengan keutamaan tentang penghafalan dan
pemantapannya. Selain itu, tidak sedikit pula tertera dalam kitab Allah tentang
ayat-ayat yang menyerukan kepada orang-orang mukmin untuk menghayati dan
menerapkan hukum-hukumnya, di samping untuk mendengarkan bacaannya
dengan penuh perhatian ketika di bacakan ayat al-qur’an. (Ash Sahbuni, 1998,
hal. 16)
Agus Suryaman menambahkan fungsi al-qur’an yang terutama adalah
sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia menuju keselamatan,
kesuksesan, dan kebahagian. Akan tetapi, selain itu ternyata al-qur’an berfungsi
sebagai mukjizat abadi. (Suryaman, 2008, hal. 45)
B. STUDI RELEVAN Berdasarkan pada pengkajian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian
sebelumnya, diantaranya sebagai berikut :
1. M.Wahrudin Ritongga, tahun 2012 tentang Peran Guru Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa Di Sekolah Dasar
Islam Terpadu ( SD IT ) Ahmad Dahlan, Jelutung Jambi. Peneliti
menemukan hal yang menjadi latar belakang penelitian tersebut ialah siswa
kelas IV a, adalah siswa yang mengalami kejenuhan ketika belajar,
kurangnya motivasi serta rendahnya kedisiplinan siswa. (M.Wahrudin
Ritongga, Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
qur’an Siswa Di Sekolah Dasar Islam Terpadu ( SD IT ) Ahmad Dahlan,
Jelutung Jambi. 2012)
2. Kirarudin, tahun 2011 tentang Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan
Minat Anak Belajar Membaca AL-Qur’an Antara Mahgrib Dan Isya Di
Rukun Tetangga 03 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota
Jambi. Peneliti menemukan hal yang menjadi latar belakang penelitian
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tersebut ialah masih kurangnya kesadaran anak untuk disiplin, kurangnya
tenaga pengajar yang ada, dan kurangnya waktu dalam pelaksanaannnya.
(Kirarudin, tentang Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Anak
Belajar Membaca AL-Qur’an Antara Mahgrib Dan Isya Di Rukun
Tetangga 03 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
2011)
3. Dewi Maryani, tahun 2013 tentang Upaya Guru Meningkatkan Kemampun
Membaca Al-Qur’an Siswa Di Madrasah Tsanwiyah Jauharul Islam
Penyengat Olak Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Peneliti menemukan hal yang menjadi latar belakang penelitian tersebut
ialah kurangnya minat atau keinginan dari siswa itu sendiri agar cepat bisa
membaca al-qur’an dengan benar selain itu masih rendahnya kedisiplinan
dari sebagian siswa maupun gurunya sendiri baik dari segi waktu maupun
dalam proses pembelajaran, dan padatnya jadwal pelajaran juga menjadi
bagian dari penghambat peningkatan kemampuan siswa yang kurang
senang belajar. (Dewi Maryani, tentang Upaya Guru Meningkatkan
Kemampun Membaca Al-Qur’an Siswa Di Madrasah Tsanwiyah Jauharul
Islam Penyengat Olak Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi. 2013)
Dari ketiga studi relevan penulis dapat menemukan antara
persamaan dan perbedaan. Adapun persamaannya dengan penelitian
saya adalah sama-sama membahas tentang bagaimana caranya untuk
meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada anak-anak apalagi
pada zaman sekarang yang sudah canggih dengan teknologi. Dimana
perbedaannya dengan ketiga studi relevan diatas dengan penelitian saya
adalah objek dan tempat penelitian.
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena
sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain
penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang
sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari
lapangan dan kemudian dianalisis berdasarkan variable yang satu dengan
lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang meningkatkan minat
belajar siswa yang dimana lokasi Penelitian ini dilakukan di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru Jambi.(Sugiono, 2007, hal.14)
Sejalan dengan definisi tersebut,a Kirk dan Miller dalam Moleong
mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J Moleong, 2011:
3) Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan
penelitiannya. (Suharsimi Arikunto, 2010, hal.187) Penelitian ini dilakukan di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru Jambi, atas berbagai
pertimbangan; banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada siswa di Mts
Nurul Iman Kota Baru pertama masih ada siswa yang tidak lancar membaca al-
qur’an, disebabkan beberapa faktor kesulitan siswa. Seperti halnya dari segi
membaca tidak mengetahui hukum ilmu tajwid dan menyebutkan atau
melafalkan huruf-huruf hijaiyah masih kurang fasih dan belum benar.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk di teliti oleh peneliti.
(Suharsimi Arikunto, 2010, hal.188) Atas berbagai pertimbangan sebagaimana
dikemukakan di atas maka yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek
penelitian) ini adalah:
a) Guru Al-qur’an Hadist di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
Jambi.
b) Para siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
Jambi.
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive
sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika
orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011: 5) Sebagai subjek
utama yaitu guru Al-qur’an Hadist di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota
Baru. Adapun sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita
permasalahan siswa, metode-metode yang diterapkan oleh guru al-qur’an hadist
dalam meningkatkan membaca al-qur’an pada siswa.
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-
literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini,
dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa
dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder
ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
terhadap perkembangan permasalahan di Mts Nurul Iman Kota Baru.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah
dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi
profil sekolah dan struktur organisasi Mts Nurul Iman Kota Baru.
2) Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah
subyek darimana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106)
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni Para Guru dan Para Siswa.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Mts Nurul Iman Kota Baru.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik
jumlah siswa, dan bentuk kehidupan para siswa dalam proses belajar
mengajar di Mts Nurul Iman Kota Baru.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh
data yang valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosialdengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan. (Joko Subagyo, 2011, hal.63) Teknik
pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung, (Lexy J
Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung
kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan
pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data
yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara
langsung data yang ada di lapangan, terutama tentang data yang ada di Mts
Nurul Iman Kota Baru.
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan
meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an pada siswa dalam mata
pelajaran Al-qur’an Hadist.
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Mengamati sistem pendidikan dalam sekolah di Mts Nurul Iman
Kota Baru.
b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-qur’an pada siswa di Mts Nurul Iman
Kota Baru.
c) Memperhatikan metode-metode yang diterapkan pada guru dalam
mengatasi masalah siswa di Mts Nurul Iman Kota Baru.
d) Memperhatikan tanggapan guru terhadap permasalahan-
permasalahan siswa yang terjadi di Mts Nurul Iman Kota Baru.
2. Metode Wawancara / interview
“Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution,
2006: 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data,
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan
mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan
oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, guru al-
qur’an hadis, dan siswa. Sebelum penulis melalukan wawancara, penulis
sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan
penelitian.
Adapun datanya meliputi:
a) Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan kegiatan guru al-
qur’an hadist dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa di Mts
Nurul Iman Kota Baru.
b) Cara yang digunakan di dalam meningkatkan kemampuan membaca al-
qur’an pada siswa di Mts Nurul Iman Kota Baru.
c) Upaya-upaya guru Al-qur’an Hadist dalam mengatasi kendala membaca
al-qur’an pada siswa di Mts Nurul Iman Kota Baru.
d) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang
digunakan.
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: 132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-
hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data
tersebut antara lain:
1) Historis dan geografis
2) Struktur organisasi
3) Keadaan sekolah, guru, karyawan, dan siswa
4) Keadaan sarana dan prasarana
E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”.(Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka
langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data
dilakukan selama penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
3.Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada
konteks, membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh
dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: 219)
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut
secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
(Sugiono, 2012: 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang
timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun
kesalahan responden yang vtidak benar dalam memberikan informasi.
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Triangulasi
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini
menggunakan triangulasi dengan sumber membandingkan dan mengecek
balik derajat keperayaan/informasi yang diperoleh melalui waktu penelitian
kualitatif.
Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan
kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil
pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. Sedangkan, triangulasi
dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara induktif dan
secara logika. (Lexy J. Moleong, 2004: 306-307)
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari
Agustus 2018 sampai November 2018, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2018
Mei Juni Juli agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
penelitian
X
2 Menyusun atau
menulis konsep
proposal
X
3 Mengajukan judul
ke Fakultas untuk
persetujuan judul
X
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
X
5 Seminar proposal X
6 Izin atau perintah
riset
7 Pelaksanaan riset
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Swasta Nurul Iman
Kota Baru Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman merupakan sekolah formal yang
beralamat di jalan Talang Jimar, Rt 06, Desa Kenali Asam Atas, Kecamatan
Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi, Propinsi Jambi.
Sekolah ini pada awalnya dirintis oleh beberapa orang tokoh diantaranya
yaitu:
1. Achmad Masfuri, Ak
2. Teten Kustiawan, Ak
3. Nurdin, SE.Ak
Ketiga tokoh tersebut telah merintis MTS ini dengan berbagai jenis
teori namun belum seberapa banyak yang namanya usaha itu dapat
dibuktikan yaitu dengan adanya Akte Notaris Syawal Sutan diatas SK No.
31 tahun 1993, sehingga dengan adanya perintisan tersebut
terbuktilah MTS ini berdiri pada tanggal 21 Juni 1993, atau 1 Muharram
1414 H. Namun pelaksanaan proses pembelajaran dan pendidikan belum
terlaksana, sehingga pada tahun 2000 M kembali dirintis oleh beberapa
tokoh yang melanjutkan perjuangan para tokoh pendiri yayasan ini. Adapun
tokoh yang melanjutkan perjuangan ini pada tahun 2000 adalah :
1) Alfatmi
2) Syamsurijal Salim
3) Selamet
4) Kofa Bakti Suprayitno
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Para tokoh tersebut itu terdiri dari berbagai elemen, mereka
menyatukan pemikiran untuk mendirikan MTS ini, ketika itu segala upaya
dan sesuatunya belum ada selain Akte pendirian yang telah di buat pada
Notaris pada tahun 1993, dan pada tahun 2001 mendapat kesepakatan
bersama untuk mendirikan sebuah gedung sekolah dengan dana sebesar Rp.
80.000.000,- dalam keadaan berhutang yang sengaja dipinjamkan oleh para
donator dari berbagai pihak, sementara lahan yang berukuran 2424 M2 juga
dibeli dan sebagian merupakan infaq dari masyarakat.
2. Letak Geografis Mts Nurul Iman Kota Baru
MTs Nurul Iman letak dan Geografisnya Daerah yang lumayan
terpencil, yaitu jalan Talang Jimar, Rt 06, Desa Kenali Asam Atas,
Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi, Propinsi Jambi yaitu
ditengah-tengah lingkungan rumah masyarakat.
Keberadaan lokasi Madrasah lumayan sulit dijangkau oleh berbagai
masyarakat, terutama yang berada diluar lingkungan Kenali Asam Atas,
karena bukan jalan utama yang ada di Kota jambi. Mts Nurul Iman berada
di dataran tinggi dan termasuk daerah Pt.Pertamina kota jambi.
3. Tujuan Visi Dan Misi Sekolah/Madrasah
a. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kota Baru yaitu: “Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.”
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru sebagai berikut:
1) Menghasilkan mutu lulusan yang cerdas dan mampu bersaing
secara global.
2) Mewujudkan tenaga kependidikan yang professional, berakhlak
mulia/berwawasan islami.
3) Menghasilkan lulusan yang berakhlaqul karimah dan
berwawasan islami.
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Menghasilkan lulusan yang mampu membawa nama baik
madrasah.
5) Mewujudkan tenaga kependidikan yang mampu menjaga nama
baik madrasah.
6) Menghasilkan lulusan yang bersikap jujur dalam kehidupannya.
7) Mewujudkan tenaga kependidikan yang jujur dalam profesinya.
8) Menghasilkan lulusan yang ikhlas dalam kehidupannya.
(Dokumentasi, MTs Nurul Iman)
b. Visi Mts Nurul Iman
Terwujudnya siswa yang berilmu pengetahuan yang dilandasi iman
dan taqwa serta berakhlak mulia.
c. Misi Madrasah/Sekolah
i. Mengembangkan pola belajar dengan berbasis madrasah
berdasarkan manajemen profesioanl yang islami.
ii. Membentuk insane yang sehat, cerdas, kreatif, disiplin, dan
mandiri.
iii. Membimbing peserta didik agar mengamalkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan untuk menjadi siswa yang bertaqwa dan
berbudaya sesuai dengan ajaran al-qur’an dan hadist nabi.
d. Kurikulum MTs Nurul Iman
Untuk kelas VII,VIII,IX . Mts Nurul Iman, Kurikulum yang
diterapkan adalah Kurikulum 2013 atau K-13. Pada kurikulum 2013,
siswa dituntut lebih aktif dari pada guru, siswa diharapkan mampu
menemukan sendiri pembelajaran baik dilakukan, alam maupun
teknologi.
4. Struktur Organisasi
Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Kota Baru memiliki
struktur organisasi yang masing-masing melaksanakan tugasnya
sebagaimana mestinya. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kota Baru. Sebagaimana telah diketahui sekolah Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kota Baru merupakan lembaga pendidikan formal yang
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menjalankan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin
dicapai, sukses dan lancarnya penyelengaraan pendidikan dsangat
dipengaruhi oleh struktur organisasi sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kota Baru.
Organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan dan merupakan suatu kebutuhan. Sekolah Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru sebagai lembaga pendidikan formal
yang memilki organissai yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Adapun struktur Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota
Baru sebagai berikut:
A.
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Nurul Iman
Tenaga pengajar di MTs Nurul Iman sudah cukup memadai, hal ini
sesuai dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik yang ada, Adapun tingkat
pendidikan tenaga pengajar terdiri dari berbagai lulusan perguruan tinggi
islam maupun perguruan swasta.
KEPALA SEKOLAH Drs.Zamzami, M.Pd.I
TATA USAHA Al Rizki, S.Pd.I
WAKA KURIKULUM Ernawati, Sp
WAKA KESISWAAN Dra.Helniwati
BENDAHARA Meliyana.S.Pd
PENGELOLA UKS Erieka Astiafuri, S.Pd.I
KEPALA LABOR
Ernawati, SP PUSTAKA
Melliyana S.Pd
WALI KELAS VII Eulis Mulindangtari, S.Pd
WALI KELAS VIII Yusniati, SE
WALI KELAS IX Erieka Astiafuri, S.Pd.I
SISWA-SISWI
MTS NURUL IMAN
KEPALA SEKOLAH Drs.Zamzami, M.Pd.I
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1) Guru
Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan sangat
menentukan dalam proses pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran.
Pada hakikatnya seorang guru menyampaikan pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman terhadap seseorang atau beberapa orang dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.
Keadaan guru MTs Nurul Iman tidak lepas dari pembicaraan tentang
latar belakang guru dan jumlah tenaga pengajar sebanyak 9 orang termasuk
kepala sekolah.
Dari 9 guru tersebut, 6 orang perempuan dan 3 orang laki-laki.
Masing-masing memiliki taraf pendidikan bertingkat-tingkat, ada yang
sarjana lengkap dan serjana muda, untuk lebih jelasnya, data dapat dilihat
pada table berikut :
Tabel 5.1 : Keadaan guru di MTs Nurul Iman tahun 2017
N
O NAMA GURU
TEMPAT/TANGGAL
LAHIR
TINGKA
T
BIDANG
STUDI
1 Dra.Helniwati Kenali Asam/08 Juli 1966 S 1 B.Indonesia
2 Ernawati, SP Jambi/17 September 1973 S 1 Ipa Terpadu
3 Meliyana, S.Pd Martapadawetan/31 Mei
1978 S 1 BK
4 Erika, S.Pd.I Jakarta/02 Januari 1985 S 1 MTK, PKN
5 Eulis, S.Pd Jambi/13 Februari 1981 S 1 English,
B.Arab
6 Yusniati, SE Padang/09 Juni 1982 S 1 Ips Terpadu
7 Mahmun,S.Pd.I Kuto Tanjung/02 Juni 1988 S 1 SKI, Fiqih,
Hadist
8 Al Rizki,S.Pd Sumber Harapan/03Mei
1991 S 1 Penjas
Keadaan Guru Madrasah tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Kota Baru
Tahun Ajaran 2017/2018 (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) Siswa
Keadaan Siswa di MTs Nurul Iman kota baru yang terdiri dari laki-laki
dan perempuan,dari dokumen yang penulis dapatkan,jumlah siswa di MTs
Nurul Iman adalah 160 siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut
:
Table 5.2
N
o
Kelas VII
A
VII
B
VIII
A
VIII
B
IX
A
IX
B
TOTA
L
1
2
3
4
5
2013/2014
2014/2015
2015/2016
2016/2017
2017/2018
39
36
42
27
24
39
35
20
31
25
32
40
44
40
26
37
40
29
36
26
34
33
39
40
26
33
34
36
39
27
214
218
210
213
150
Tabel tersebut menjelaskan bahwa jumlah siswa kelas VII sampai
dengan kelas IX tersebut 160 siswa pada tahun ini. Jumlah siswa yang masuk
ke MTs Nurul Iman ini menurut catatan dokumen yang ada, pada setiap
tahunnya siswa meningkat. Hal ini menunjukkan betapa besarnya dukungan
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mayarakat terhadap sekolah ini dan begitu tingginya kesdaran masyarakat
terutama orangtua terhadap pendidik anaknya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala MTs Nurul Iman bahwa
siswa-siswi yang ada di MTs Nurul Iman berasal dari setiap kelurahan yang
ada di kecamatan Kota Baru dengan latar belakang dan lingkungan yang
berbeda.Tetapi kebanyakan siswa-siswi yang ada di MTs berasal dari
keluarga wiraswasta yang berada di sekitar Mayang Mangurai Kecamatan
Kota Baru Jambi. (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan factor yang secara langsung maupun
tidak langsung ikut menunjangi dan menentukan kelancaran kegiatan
pendidikan dan pengajaran, yang pada giliran pula mempermudah
tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran, sarana dan prasarana
sangatlah penting, baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga
pendidika informal.
Sarana dan prasarana merupakan penunjang bagi pelaksanaan
pendidikan untuk memajukan dan meningkatkan hasil yang akan dicapai
dalam pendidikan dan pengajaran tersebut. Karena tanpa adanya sarana dan
prasarana, pendidikan dan pengajaran tidak dapat berjalan dengan baik dan
lancar. MTs Nurul Iman sebagai lembaga formal tidak terlepas dari sarana
dan prasarana yang dimiliki, sebagai pusat pendidikan dan pengajaran
dimana proses belajar mengajar berlangsung.
Observasi penulis melihat bahwa MTs Nurul Iman memiliki beberapa
ruangan diantaranya kantor yang terdiri dari ruangan guru, ruangan kelas,
ruangan perpustakaan, lokasi olahraga, serta WC dan kamar mandi.
Sarana dan prasarana yang ada didepan di MTs Nurul Iman cukup
memadai. Dengan demikian, sudah seharusnya pihak sekolah menjaga dan
mengelola sarana dan prasarana sekolah agar selalu dalam keadaan baik dan
selalu dapat dipergunakan.
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keadaan sarana dan prasarana atau alat-alat yang menunjang dan
membantu perlengkapan proses pembelajaran di MTs Nurul Iman dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 6.1: keadaan sarana dan prasarana di MTs Nurul Iman Tahun 2018
N
O
JENIS JUMLAH KET
1. Kantor 1 ruangan Baik
2. Ruang kelas 3 ruangan Baik
3. Ruang perpustakaan 1 ruangan Baik
4. Ruang aula 1 ruangan Baik
5. WC/kamarmandi 4 ruangan Baik
6. Komputer 4 unit Baik
Tabel sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
tahun 2017/2018 (Dokumentasi, MTs Nurul Iman)
Disamping itu, fasilitas yang ada di MTs Nurul Iman yaitu adanya
lapangan upacara, lapangan volley dan lapangan basket. Halaman ditata di
depan kelas masing-masing semuanya dalam keadaan baik.
7. Tata Tertib Siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
Berikut tata tertib yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota
Baru :
1. Setiap siswa/siswi harus masuk dan pulang setiap hari di madrasah pada
jam dan jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan.
2. Setiap siswa/siswi harus berada di madrasah selambat-lambatnya 10
menit sebelum pelajaran pertama di mulai.
3. Setiap siswa/siswi harus mengikuti upacara bendera baik hari senin,
maupun hari-hari yang telah ditentukan.
4. Setiap siswa/siswi harus memakai seragam sekolah yang telah
ditentukan:
- Senin-selasa : Baju Putih Biru
- Rabu-kamis : Baju Batik
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
- Jum’at : Baju Pramuka
- Sabtu : Baju Olahraga
5. Selama jam pelajaran berlangsung siswa/siswi tidak di perkenankan
meninggalkan kelas, kecuali telah mendapatkan izin dari guru yang
bersangkutan.
6. Setiap siswa/siswi wajib mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan
baik dan tenang.
7. Setiap siswa/siswi yang karena sesuatau hal terpaksa meninggalkan jam
pelajaran, harus meminta izin pada guru yang bersangkutan atau guru
yang bertugas.
8. Setiap siswa/siswi tidak di benarkan memasuki ruang kepala sekolah,
majelis guru dan tata usaha kecuali ada kepentingan dan telah mendapat
izin.
9. Setiap siswa/siswi dilarang membawa senjata tajam, merokok atau
minum-minuman keras.
10. Setiap siswa/siswi dilarang membawa atau memakai emas, hp atau
barang berharga lainnya.
11. Setiap siswa/siswi tidak dibenarkan berkelahi atau membuat keributan di
lingkungan sekolah.
12. Setiap siswa/siswi dilarang membawa buku-buku porno, film porno,
majalah cergam dan lain-lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan
pelajaran.
13. Setiap siswa/siswi harus mematuhi peraturan yang berlaku dilingkungan
sekolah Mts Nurul Iman. ( Dokumentasi, Mts Nurul Iman)
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Al-qur’an Pada Siswa Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa di Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kota Baru memang terlaksana dengan baik, tetapi pada setiap
mata pelajaran ada beberapa permasalahan yang ditemukan oleh guru,
termasuk pada pembelajaran al-qur’an hadist. Mengenai hal ini guru al-
qur’an bapak M menjelaskan:
“Pembelajaran al-qur’an hadist yang saya laksanakan memang tidak selamanya lancar tanpa adanya kendala atau masalah dalam menerapkan belajar membaca al-qur’an memang masih ada beberapa siswa yang kurang lancar membaca, masih ada siswa yang membaca terbata-bata, masih ada siswa yang membacanya bingung membedakan huruf hijaiyah. “(Wawancara, 17 September 2018)
Keterangan guru al-qur’an hadist juga dibenarkan oleh salah satu siswa
kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru yaitu D, dia
mengatakan:
“Memang masih banyak teman-teman yang belum lancar membaca al-qur’an, dalam belajar al-qur’an hadist, guru sangat berusaha mengajari kami agar bisa lancar membaca al-qur’an. Tetapi teman-teman kadang-kadang lebih suka bermain dari pada belajar. Sehingga mereka sulit belajar membaca al-qur’an dengan baik dan benar seperti yang diperintahkan oleh guru.”(Wawancara, 17 September 2018 )
Dalam pengamatan peneliti memang melihat ada beberapa siswa
yang terlihat kurang lancar dalam membaca al-qur’an, memghadapi
masalah ini guru al-qur’an hadist tetap terlihat antusias membantu siswa
yang kesulitan belajar membaca al-qur’an.(Observasi,17 September 2018)
Wawancara dengan bapak M sebagai guru al-qur’an hadist di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru mengatakan bahwa:
“Saya memang berusaha semaksimal mungkin untuk membantu siswa yang menghadapi masalah-masalah dalam belajar, seperti siswa yang terbata-bata membaca ayat al-qur’an, maka saya berusaha mendampingi dengan membantu membaca ayat tersebut,
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan begitu siswa akan lebih paham dimana kesalahan dan kekurangannya dalam belajar membaca al-qur’an.”(Wawancara, 17 September 2018)
Seharusnya siswa yang telah duduk dikelas VIII dimana ditahap ini
seharusnya siswa telah lancar membaca abjad hijaiyah, tetapi di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru ada beberapa siswa yang terlihat masih
kesulitan membedakan lapaz huruf hijaiyah yang benar dan tepat. Seperti
penjelasan dari salah satu siswa yaitu Y, ia mengatakan:
“Saya memang belum bisa dan kadang-kadang bingung membedakan lafaz atau bunyi huruf hijaiyah yang bunyinya hamper sama, sehingga ketika membaca ayat al-qur’an saya menjadi terbata-bata dan menjadi bingung atau ragu, tetapi guru al-qur’an hadis selalul membimbing dan memberikan contoh yang benar ketika kami membaca ayat al-qur’an salah dan kurang tepat.”(Wawancara, 17 September 2018)
Hal yang sama diungkapkan oleh siswa yang bernama R, siswa kelas VIII
yang kesulitan belajar pada mata pelajaran al-qur’an hadist di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru yang mengatakan bahwa:
“Saya memang kesulitan jika diberikan tugas oleh guru untuk mengeja huruf hijaiyah pada mata pelajaran al-qur’an hadis di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru. Padahal setiap kali belajar, guru selalu membimbing saya dan menganjurkan setiap siswa untuk lancar membacanya. Dengan kondisi ini saya kurang berminat mengikuti pelajaran.”(Wawancara, 17 September 2018)
Guru al-qur’an hadis juga memberikan penjelasan mengenai kesulitan
siswa dalam belajar membaca al-qur’an, beliau mengatakan:
“Dalam pembelajaran al-qur’an hadist,memang tidak seluruhnya siswa bisa membaca al-qur’an dengan lancar. Oleh karena itu melalui pembelajaran ini saya selalu memberikan latihan-latihan yang membimbing siswa untuk selalu belajar membaca, tetapi memang masih ada siswa yang memang benar-benar sulit mengikutinya sehingga kadang-kadang mengganggu siswa yang lainnya.”(Wawancara, 17 September 2018 )
Permasalahan yang dihadapi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
Kota Baru, dalam kemampuan membaca al-qur’an dalam pembelajaran al-
qur’an hadist yaitu masih ada beberapa siswa yang kesulitan membedakan
huruf hijaiyah, mengeja huruf hijaiyah dan membacanya masih kurang
lancar. Oleh karena itu, guru al-qur’an hadist dituntut untuk mengubah pola
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
belajar dan metode belajar yang digunakan agar pembelajaran lebih baik
dan efisien.
Wawancara dengan guru al-qur’an hadist bapak M di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru,beliau mengatakan:
“Pada mata pelajaran al-qur’an hadist, kemampuan siswa dalam membaca al-qur’an memang belum seluruhnya baik, karena masih ada beberapa siswa yang belum bisa membedakan huruf hijaiyah dan tanda baca yang ada pada ayat al-qur’an. Mereka belum bisa melafazkan huruf hijaiyah dengan baik dan benar. Kesulitan ini tentunya sangat mempengaruhi hasil belajarnya di madrash khususnya pada mata pelajaran al-qur’an hadist.”(Wawancara, 17 September 2018)
Wawancara dengan guru al-qur’an hadist di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kota Baru,beliau mengatakan:
“Dikelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru, ada beberapa siswa yang kemampuan membaca al-qur’annya belum baik, dari segi membacanya dengan tajwid yang benar dan juga blum bisa membedakan panjang pendeknya ayat al-qur’an. Bentuk kesulitan belajar siswa seperti membedakan tanda baca didalam ayat al-qur’an cukup mempengaruhi kemampuan belajar dikelas. Oleh karena itu, saya harus ekstra memperhatikan dan membimbing mereka untuk lebih semangat belajar lagi, tetapi disisi lain siswa-siswa yang cukup lancar menjadi terganggu karena memakan waktu yang cukup banyak.”(Wawancara, 17 September 2018)
Sedangkan wawancara dengan siswa kelas VIII yang bernama B, yang
mengatakan:
“Saya kesulitan membedakan tanda baca dan belum lancar membaca al-qur’an dengan menggunakan hukum tajwid yang tepat dan benar. Dengan kondisi ini saya menjadi terlambat dalam belajar pada mata pealajaran al-qur’an hadist, karena saya sulit memahami dan menguasai materi. Tetapi guru al-qur’an hadist selalu membimbing dan mengajari saya dengan sabar.”(Wawancara, 17 September 2018)
Pengamatan terhadap kegiatan siswa kelas VIII yang belajar pada
mata pelajaran al-qur’an hadist dimana terlihat kemampuan siswa dalam
belajar membaca al-qur’an memang belum maksimal, hal ini dikarenakan
masih ada beberapa siswa yang jika diberikan tugas atau latihan membaca
al-qur’an mereka masih banyak mengalami kesulitan. Kondisi ini membuat
suasana pembelajaran menjadi terhambat karena banyak siswa yang
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memerlukan pedalaman materi, namun belum dilakukan dengan baik.
Kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam belajar membaca al-
qur’an tentunya membutuhkan kreatifitas guru untuk lebih maksimal
memberikan bimbingan dan arahan dalam belajar membaca al-qur’an.
(Observasi, 17 September 2018)
2. Kendala Yang Dihadapi Guru Al-qur’an Hadist Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Pada Siswa
Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru a. Kurangnya Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Dengan membangun minat siswa, maka siswa menganggap hal yang
dipelajarinya sebagai sesu
Recommended