slide Peritonitis

Preview:

DESCRIPTION

bedah

Citation preview

PembimbingDr. H. Yarie Hendarman Hudly, Sp. B.

FInaCS.

Oleh :Tama Natalia

Peritonitis adalah proses inflamasi pada peritoneum. Peritoneum adalah suatu membran serosa yang

melapisi dinding abdomen hingga pelvik dan berfungsi melindungi organ-organ di dalamnya.

Peritonitis termasuk kasus gawat abdomen dan biasanya memerlukan tindakan bedah.

Keputusan untuk mengambil tindak bedah harus segera diambil karena setiap keterlambatan akan menimbulkan penyulit yang berakibat

meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari peredaran darah ke dalam rongga peritoneum.

Terjadi dehidrasi berat dan darah kehilangan elektrolit. Selanjutnya dapat terjadi komplikasi utama seperti

kegagalan paru-paru, ginjal, hati dan bekuan darah yang menyebar

Peritonitis Primer› Peritonitis primer atau peritonitis spontan terjadi melalui penyebaran

limfatik dan hematogen. Kejadiannya jarang dan angka insidensinya kurang dari 1 % dari seluruh angka kejadian peritonitis. Paling umum terjadi peritonitis primer adalah peritonitis bakterial spontan akibat penyakit liver menahun yang dikarenakan adanya asites sehingga menyebar melalui aliran limfatik.

Peritonitis Sekunder› Peritonitis Sekunder terjadi akibat proses patologik yang terjadi dalam

abdomen. Peritonitis ini tipe yang paling sering terjadi. Berbagai macam jalur patologis dapat berakibat terjadinya peritonitis sekunder. Yang paling sering mengakibatkan terjadinya tipe ini termasuk perforasi apendisitis, perforasi infeksi lambung dan usus, perforasi usus besar akibat divertikulitis, volvulus, kanker, dan lain-lain. Penyebab peritonitis sekunder diantaranya dirangkum dalam Tabel 1.

Peritonitis Tersier› Peritonitis tersier adalah peritonitis yang sudah ditangani lewat operasi

tetapi mengalami kekambuhan kembali.

Patofisiologi

Peritonitis oleh bakteri Respon fisiologis ada beberapa factor› Virulensi kontaminan› Status kekebalan tubuh› Kesehatan host secara keseluruhan

Peradangan kebocoran kapiler dan membran akumulasi cairan

defisit cairan dan elektrolit kematian sel

pelepasan mediator (interleukin) respon hiperinflamasi kegagalan multi organTubuh berusaha utk mengkompensasi dgn cara retensi cairan & elektrolit oleh ginjal, shg toksin2 juga menumpuk

takikardia, juga karena hipovolemia

Permiabilitas pb. kapiler meningkat organ2 dlm cav abdomen oedema

Pengumpulan cairan dlm rongga peritoneum & lumen2 usus, oedema seluruh org. intra peritoneal dan lumen usus

HipovolemiaJuga karena peningkatan suhu tubuh,

dehidrasi karena muntah

Peningkatan tekanan intraabdomen, usaha respirasi terganggu ggn perfusi

Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik; usus kemudian menjadi atoni dan meregang.

Anamnesis:› Keluhan nyeri seluruh perut (akut

abdomen)› Keluhan perubahan kesadaran› Demam› Anoreksia, vomitus, perut kembung,

tidak bisa b.a.b., flatus. Pemeriksaan Fisik:

› Tanda vital : Kesadaran menurun, Tekanan darah(MAP) , takipneu, takikardi, subfebris/febris.

› Thoraks: dapat ditemukan tanda-tanda pneumoni, empyema.

› Abdomen: distensi abdomen, nyeri tekan, nyeri lepas, defance musculair, tanda-tanda ileus paralitik : bising usus menurun.

› Colok Dubur: Sphincter lemah, nyeri tekan.› Produksi urin berkurang.

Pemeriksaan Laboratorium :› Hemoglobin : Mungkin anemi› Leukositosis/ Leukopeni.› Komplikasi : Ureum, kreatinin, gula darah,

Natrium, Kalium, AGD.› Kultur : cairan peritoneum/ pus

(abses/peritonitis tersier). Diagnostik pencitraan :

› Foto 3 posisi: Free air, dilatasi, preperitoneal fat (-).

› CT-Scan,USG = koleksi cairan (abses).

Operasi untuk mengontrol sumber primer kontaminasi bakteri

Terapi suportif: oksigen, dekompresi, resusitasi cairan dan elektrolit.

Antibiotika : Spektrum luas : gram positif, negatif, dan anaerob.

“Surveillance” infeksi residual

Terapi Empirik pada Peritonitis Akut

Antibiotics choice Dosing/d

• Single drug– Cefotixin 8-16 g

– Cefotetan 4 g

– Ceftizoxime 4-6 g

– Ampicillin/sulbactam 12-18 g

– Ticarcillin/clavulanate 12.4-18.6 g

Double drugGentamicin + 5 mg/kgClindamycin or 2.4-3.6 gMetronidazole 2 g

Triple drugGentamicin + 2.4 - 3.6 gClindamycin or 2 gMetronidazole 4-6 g

Disertai pembilasan sebersih mungkin

Debridement Penutupan sumber kontaminasi

: simple closure, diversi, reseksi + reanastomosis.

Lavase peritoneal pasca bedah

Prinsip I : RepairKontrol sumber infeksi

Principle 2: PurgeEvakuasi inokulasi bakteri , pus, dan adjuvants (peritoneal “toilet”)

Prinsip 3: DekompresiTerapi “abdominal compartment syndrome”

Prinsip 4 : KontrolPencegahan & terapi infeski yg. persisten/rekuren atau pembuktian “ repair” & “ purge”

Prognosis dari peritonitis tergantung dari berapa lamanya proses peritonitis sudah terjadi. Semakin lama orang dalam keadaan peritonitis akan mempunyai prognosis yang makin buruk. Pembagian prognosis dapat dibagi menjadi tiga, tergantung lamanya peritonitis, yaitu :

› Kurang dari 24 jam : prognosisnya > 90 %

› 24 – 48 Jam : prognosisnya 60 %› > 48 jam : prognosisnya 20 %

Adanya beberapa faktor juga dapat memperparah prognosis suatu peritonitis, diantaranya adalah adanya penyakit penyerta, usia, dan adanya komplikasi.

TERIMAKASIH