View
229
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
bedah
Citation preview
Disusun oleh:EBBEL TANTIAN IGAMU
TIARA VANIA UTAMIWINNY FIDELIA PRATIWI
Dosen Pembimbing:dr. Maya Sofa, Sp.B
REFERESHINGCAIRAN, ELEKTROLIT, DAN NUTRISI
Fungsi Cairan
1234
Memindahkan elektrolit dan oksigen ke dalam dan keluar sel
Membantu pencernaan dan Membersihkan tubuh dari limbah
Mengatur suhu tubuh
Melumasi sendi dan selaput lendir
Total Body Water
Total body water (TBW) adalah seluruh jumlah air di dalam tubuh, biasanya dinilai sebagai persentase.
Pada orang dewasa yang sehat, TBW terdiri atas 45% sampai 75% dari berat tubuh,dengan rata-rata 60%. TBW bervariasi setiap individu. Ketika seseorang kehilangan terlalu banyak air, mereka mengalami dehidrasi
Perubahan Cairan Tubuh Total Sesuai Usia
Garner MW: Physiology and Pathophysiology of the body fluid, St.Louis, 1981.Mosby
Distribusi Cairan Tubuh
Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University-Center for Veterinary Health. 2006. Sumber: http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
Body 100 %
Water60% (100)
Tissue40%
Intracellular space40% (60)
Extracelluler space20% (40)
Intravaskular space
5% (10)
Interstitial space15% (30)
Cairan intravaskuler disebut plasma, bagian cairan darah di
ekstraseluler kompartemen, total 3 L.
termasuk cairan limfatik, total 9 L
Asupan Cairan
Cairan tertelan 1300 ml Air dalam makanan 1000 ml Oksidasi 300 ml Total 2600 ml
Asupan cairan per hari pada orang dewasa yang sehat seperti :
Asupan cairan yang dapat diterima dan kehilangan setiap hari untuk orang dewasa yang sehat adalah1500-3000 mL
Elektrolit
Ion positif (kation) Ion negative (anion)
Cairan ekstraselular: (sodium (Na+) cairan intraselular : potassium (K+).
cairan ekstraselular : klorida (Cl-) & bikarbonat (HCO3)
cairan intraselular : fosfat (PO43-).
zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Chemical composition of Body Fluid Compartement
Brunicardi, F. Charles, dkk. Schwartz’s Principles of Surgery Eight Edition. Mc Graw Hill. United State of America.2005.
Natrium
Dalam tubuh 58,5mEq/kgBB, Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter
Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).
Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter.
Kalium
Dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB, Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB
Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).
Ekskresi lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.
Kalsium
80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine.
Kebutuhan untuk pertumbuhan ± 10 mg/hari. ekskresi lewat urine dan faeces.
Magnesium
Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat berasal dari hasil akhir metabolisme. bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan penting dalam keseimbangan asam basa.
.
Kehilangan Cairan
Sensible Insensible
kehilangan cairan yang secara visual dapat kita lihat , Terjadi melalui kulit termasuk urin, keringat, dan feses. Sekitar 500 mL/hari hilang melalui kulit. Ginjal mengeluarkan 800-1500 mL/hari cairan tergantung pada intake individu.
kehilangan cairan yang secara visual tidak dapat kita lihat.Terjadi melalui ginjal, saluran pencernaan, paru-paru, dan kulit. Termasuk penguapan air dari kulit. Pernafasan dari paru-paru menyumbang sekitar 500 mL/hari kehilangan cairan.Sekitar 100 sampai 200 mL/hari hilang melalui pencernaan output.
Abnormal Fluid Lose
Demam atau peningkatan suhu kamar, yang menyebabkan kehilangan cairan melalui paru-paru dan kulit.
Luka bakar parah, yang menyebabkan peningkatan kehilangan cairan (kulit tidak bisa menahan cairan dalam jika rusak).
Perdarahan di mana volume vaskular menurun (misalnya, perdarahan selama operasi, trauma, atau aneurisma yang pecah)
Perubahan Cairan Tubuh
Perubahan cairan tubuh
Perubahan volume 1. Defisit volume2. Kelebihan volume
Perubahan konsentrasi 1. Hiponatremia2. Hipernatremia3. Hipokalemia4. Hiperkalemia
Perubahan komposisi1. Asidosis respiratorik2. Alkalosis respiratorik3. Asidosis metabolik4. Alkalosis metabolik.
Defisit Volume
Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan tubuh yang paling umum terjadi pada pasien bedah.
Penyebab paling umum adalah kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot nasogastrik, diare
dan drainase fistula. Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera jaringan lunak, infeksi, inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan luka
bakar.
Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (130-
150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik (>150 mEq/L).
Dehidrasi isonatremik yang paling sering terjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik
sekitar 5-10% dari kasus
Tanda-Tanda Klinis Dehidrasi
Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University-Center for Veterinary Health. 2006. Sumber: http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
Derajat Dehidrasi
Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University-Center for Veterinary Health. 2006. Sumber: http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
Rehidrasi
Strategi untuk rehidrasi adalah dengan memperhitungkan defisit cairan, cairan rumatan yang diperlukan dan kehilangan cairan yang sedang berlangsung disesuaikan
Cara rehidrasi :
Nilai status rehidrasi, banyak cairan yang diberikan (D) = derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40 cc/kgBB/24 jam atau rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak) Pemberian cairan :
6 jam I = ½ D + ¼ M atau 8 jam I = ½ D + ½ M (menurut Guillot17)
18 jam II = ½ D + ¾ M atau 16 jam II = ½ D + ½ M (menurut Guillot17)
Kelebihan Volume
• Akibat masuknya air tanpa diiringi NaCl ke intravaskuler
• pasien yang natrium rendah dianggap kelebihan air
• muntaber, DSS yang diberi dextrose tanpa natrium
• penurunan kesadaran/ kejang”, lanjut udem otak, tekanan intrakranial naik, dan menimbulkan kerusakan otak, nadi lambat, TD meningkat, hiperrefleksia dan kejang, penurunan kesadaran, dan koma
Terapi
• Puasa, retriksi cairan masuk, diuresis
• Bila Na125-130 mEq/L, tambah NaCL pekat (3-10 %)/Na-bikarbonat 7,5-8 %
• Bila Na < 125 mEq/L. Terapi dimulai 150-200 NaCl 3 %/ 24 jam + diazepam IV
Hiponatremia
• Jika < 120 mg/L, Gastroenteritis, peritonitis dan ileus, DSS dan sepsis lanjut
• Hindari penyulit iatrogenik akibat terapi berlebihan.
TERAPI :
• Ringger laktat, ringer asetat, NaCl 0,9 %,
• Hipovolemia intravaskuler diatasi sampai perfusi perifer, nadi, tekanan darah mendekati normal.
• Hipovolemia interstisial
kembali turgor kulit, tegangan fontanel, basahnya mukosa lidah, berkurangnya haus pulih, meningkatnya produksi urin
Hipernatremia
• Natrium > 160 mg/L
• dekompensasi jantung dan gagal ginjal akut dengan oliguria
• Disebabkan terapi ringer laktat/ NaCl 0,9 % berlebihan.
TERAPI :
• Diuretik (furosemid IV 1-2 mg/kg
• Udem paru kombinasi dengan dopamin IV 3-5 mcg/kg/menit, sampai gejala menghilang.
Hipokalemia
Kadar kalium < 3 mEq/L.
Kelemahan otot, parasthesia, paralitik ileus.
TERAPI :
Terapi secara bertahap
• KCL diberikan perinfus secara perlahan. Dosis maksimum 20 meq/ jam atau 100 meq/ hari
• Kadar KCL > 40 meq/ L menyebabkan flebitis vena
• Per oral sangat mengiritasi lambung
Hiperkalemia
• Kadar kalium > 5 mEq/L,
• Disebabkan ekskresi terhambat pada gagal ginjal/ destruksi sel berlebihan.
• Kadar kalium > 5,0 mEq/ L segera diturunkan karena menyebabkan fibrilasi ventrikel dan terjadi henti jantung
TERAPI :
• Kalsium glukonat IV
• Na-bikarbonat untuk mengurangi keasaman plasma
• Dextrose 10-40 % dengan insulin reguler IV sebanyak 1 unit/ 5 gram dextrose 10 % 500 ml dapat dicampur 10 unit RI
Asidosis Metabolik
• pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L.
• Syok perdarahan, syok hipovolemik karena peritonitis, muntaber, dan DSS, gagal ginjal, diare, fistula usus kecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan keracunan metanol
TERAPI :• Ringer laktat sampai syok teratasi• Na-bikarbonat baru diberikan jika pH <
7,20.Diberikan 25-50 mEq air bikarbonat IV agar pH >7, 25,
Alkalosis Metabolik
• pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L.
• Akibat kehilangan asam/ penambahan bikarbonat dan diperburuk oleh hipokalemia.
TERAPI :
• Sodium klorida isotonik
• Potasium
• Koreksi alkalosis selama 24 jam dengan pengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit
Asidosis Respiratorik
• pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg
• Retensi CO2 untuk menurunkan ventilasi alveolar pada pasien bedah.
• Obstruksi jalan nafas, atelektasis, pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas,dan distensi abdomen.
TERAPI :
Intubasi endotrakeal, ventilasi mekanis bila perlu.
Alalkalosis Respiratorik
pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg
Ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi yang dibantu.
TERAPI :
Mengkoreksi masalah yang mendasari
Ventilator mekanik, dan koreksi defisit potasium
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Pasien Bedah
Kondisi yang ada Diabetes mellitus, penyakit hepar, atau insufisiensi renal dapat diperburuk oleh stres akibat operasi.
Prosedur diagnostik
Arteriogram atau pyelogram intravena yang memerlukan marker intravena menyebabkan ekskresi cairan dan elektrolit urin yang tidak normal karena efek diuresis osmotik.
Faktor-Faktor Preoperatif
Pemberian obat steroid dan diuretik dapat mempengaruhi eksresi air dan elektrolit Preparasi bedah
Enema atau laksatif menyebabkan peningkatan kehilangan air dan elekrolit dari traktus gastrointestinal.
Defisit cairan yang telah ada sebelumnya Harus dikoreksi sebelum operasi untuk meminimalkan efek dari anestesi.
Faktor Perioperatif
Induksi anestesi. Menyebabkan hipotensi pada pasien hipovolemia preoperatifKehilangan darah yang abnormal Kehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space (kehilangan
cairan ekstraselular ke dinding dan lumen usus saat operasi)Kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka operasi
Faktor Postoperatif
Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi Peningkatan katabolisme jaringan Penurunan volume sirkulasi yang efektif Risiko atau adanya ileus postoperatif
Pilihan Jenis Cairan
Cairan Kristaloid
Mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES = CEF).
Keuntungan antara lain harga murah, tersedia dengan mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukan cross match, tidak menimbulkan alergi atau syok anafilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama.
Bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4 kali cairan kristaloid) ternyata sama efektifnya seperti pemberian cairan koloid untuk mengatasi defisit volume intravaskuler. Waktu paruh cairan kristaloid di ruang intravaskuler sekitar 20-30 menit.
Komposisi Cairan Kristaloid
Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University-Center for Veterinary Health. 2006. Sumber: http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
Cairan Koloid
Sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut “plasma substitute” atau “plasma expander”.
Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam) dalam ruang intravaskuler.
Untuk resusitasi cairan secara cepat terutama pada syokhipovolemik/hermorhagik atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak (misal luka bakar)
Jenis Cairan Koloid
Jenis Cairan Koloid
Koloid alami 1. Protein plasma 5%2. Albumin manusia 2,5% & 5%
Koloid sintetis 1. Dextran 402. HES3. Gelatin
Komposisi Cairan Koloid
Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University-Center for Veterinary Health. 2006. Sumber: http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
Nutrisi
Indikasi pemberian nutrisi
Enteral
Kerja GIT baik
Tidak bisa diberikan per-oral (penurunan kesadaran,gangguan menelan, kelainan pada fase oral,faring, dan esophageal, pemasangan ventilator.
Asupan oral tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolism (anoreksia, sepsis, trauma berat/ luka bakar)
Malnutrisi
G Stead, Latha. 2003. First Aid for The Surgery Clerkship. USA: Mc. Graww Hill Companies
Nutrisi
Indikasi pemberian nutrisi
Parenteral (TPN)
Tidak bisa diberikan secara enteral (obstruksi GIT, ileus)
Pemberian enteral tidak mencukupi kebutuhan metabolism (diare kronik, emesis, malabsorbsi,fistula, kemoterapi)
Risiko terjadinya aspirasi
Malnutrisi
G Stead, Latha. 2003. First Aid for The Surgery Clerkship. USA: Mc. Graww Hill Companies
MALNUTRISI
Kwashiorkor (malnutrisi protein)
Edema
Penurunan berat badan sedikit atau bahkan tidak ada
Protein visceral rendah ( albumin, prealbumin, transferrin)
Marasmus (Protein-Kalori malunutrisi)
Penurunan berat badan, disertai kehilangan lemak tubuh dan otot
Protein visceral normal atau sedikit rendah
Tampak pada malnutrisi kronik
G Stead, Latha. 2003. First Aid for The Surgery Clerkship. USA: Mc. Graww Hill Companies
Kebutuhan kalori
Kebutuhan Energi Basal (KEB/BEE)
Rumus harris benedict
Laki-laki:
BEE= 66,47 + (13,75 X BB(kg)) + (5,0 X TB (cm))-(6,76 X usia (th))
Perempuan:
BEE= 655,1 + (9,56 X BB(kg)) + (1,85 X TB (cm))-(4,68 X usia (th))
Daftar Pustaka
Brunicardi, F. Charles, dkk. Schwartz’s Principles of Surgery Eight Edition. Mc Graw Hill. United State of America.2005.
G Stead, Latha. 2003. First Aid for The Surgery Clerkship. USA: Mc. Graww Hill Companies
Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University-Center for Veterinary Health. 2006. (Diakses tanggal 06 Januari 2015). Sumber: http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
Towsend, M. J, dkk. Sabiston Textbook of Surgery. Elsevier. United States of America. 2008.
Recommended