View
31
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA USAHA BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp) FARM FISH BOSTER CENTRE PERGUDANGAN SINAR GEDANGAN BLOK G-37 KECAMATAN
GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR
SKRIPSI
Oleh :
ZULFIKAR RAKHMADHI PUTRA
NIM. 135080401111002
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
ii
STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN
PADA USAHA BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp) FARM FISH BOSTER
CENTRE PERGUDANGAN SINAR GEDANGAN BLOK G-37 KECAMATAN
GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh :
ZULFIKAR RAKHMADHI PUTRA
NIM. 135080401111002
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
iii
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil penjiplakan
(plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut, sesuai
hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, 22 Desember 2017
Mahasiswa
Zulfikar Rakhmadhi Putra
135080401111002
v
RINGKASAN
Zulfikar Rakhmadhi Putra. Skripsi tentang Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Usaha Budidaya Ikan Lele (Clarias sp) di Farm Fish Boster Centre SInar Gedangan , Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur (Di bawah Bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS dan Tiwi Nurjannati Utami. S.Pi, MM)
Hasil produksi ikan Lele (Clarias sp) di Kabupaten Sidoarjo sangat tinggi. Ikan Lele termasuk komoditi ekspor yang potensial untuk dikembangkan karena sangat laku di pasaran lokal dan permintaan untuk pasar ekspor masih belum terpenuhi. Karena permintaan Ikan lele yang tinggi, produksi di Indonesia belum bisa memenuhi jumlah yang diperdagangkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui profil keadaan umum usaha budidaya Ikan lele yang meliputi sejarah dan perkembangan usaha, aspek teknis, dan aspek keuangan. (2) Mengindentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan (faktor-faktor internal), peluang dan ancaman (faktor-faktor eksternal) pada aspek manajemen pemasaran usaha ikan Lele (Clarias sp ) yang dijalankan. (3) Mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran yang digunakan serta (4) Menyusun dan menemukan alternatif strategi pemasaran pada usaha budidaya Ikan Lele tersebut.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif dan jenis penelitian adalah studi kasus. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer meliputi meliputi profil usaha, strategi pemasaran ikan lele, dan faktor internal pada usaha, serta data sekunder meliputi letak geografis, topografis, data penduduk, literatur sebagai pembanding, dan faktor eksternal pada usaha tersebut. Kemudian untuk teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi pustaka. Untuk analisis data meliputi analisi data kualitatif dan kuantitatif, analisis IFAS, analisis EFAS, serta analisis matrik SWOT.
Farm Fish Boster Centre berdiri pada bulan Febuari tahun 2013 di Pergudangan Sinar Gedangan, Kecamatan Gedangan , Kabupaten Sidoarjo. Aspek Teknis pemasaran meliputi persiapan produk, pengecekan kendaraan, penentuan harga, tempat pemasaran, promosi produk. Aspek Manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Ditinjau dari Aspek keuangan usaha nilai Rentabilitas sebesar 17,2%, keuntungan sebesar Rp 67.799.338 untuk persiklus per 2 bulan, Revenue Cost Ratio yaitu 1.17 dan BEP sales sebesar Rp 50.626.182, pengeluaran biaya pemasaran sebesar Rp 18.900.000,00 setiap bulannya. Strategi pemasaran yang dijalankan meliputi segmentasi pasar yaitu masyarakat yang memiliki gaya hidup gemar makan ikan, semua gender yaitu laki-laki dan perempuan, semua kelas sosial dari usia anak-anak hingga dewasa, konsumen yang memiliki loyalitas terhadap produk , dan memprioritaskan wilayah pulau jawa khususnya Kabupaten Sidoarjo dalam pemasarannya. Target pasar utama adalah konsumen yang gemar makan ikan dikalangan masyarakat ekonomi kelas menengah dan keatas serta memposisikan produk unggulannya sebagai Ikan Lele Boster yang berkualitas dengan harga terjangkau. Bauran pemasaran meliputi produk dan harga berupa Ikan Lele Boster berharga Rp 18.000/kg dengan ukuran 12 siap jual,. Lokasi kegiatan pemasaran Ikan lele yaitu ditempat lokasi usaha budidaya serta
vi
promosi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Saluran pemasaran Ikan Lele Boster meliputi saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. Analisis faktor internal kekuatan (strengths) meliputi kinerja sumberdaya manusia berpengalaman dalam pemasaran, produk berkualitas, penetapan harga , usaha menguntungkan, serta ponsel sebagai media komunikasi. Faktor internal kelemahan (weakness) meliputi pembukuan tidak secara teratur, pengunaan internet sebagai media promosi yang tidak berkelanjutan, kapasitas penjualan belum mencukupi permintaan, segmentasi pasar yang tidak terlalu luas serta fungsi pengorganisasian belum berjalan optimal. Untuk analisis faktor eksternal peluang (opportunity) meliputi adanya kegiatan pameran dan pelatihan dari pemerintah penting sebagai media promosi dan pengenalan produk, hubungan kerja sama baik dengan pelanggan , program AFTA serta perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas, ketergantungan masyarakat terhadap kualitas ikan lele yang berkualitas. Faktor eksternal ancaman (threats) meliputi pemasok sebagai pricetaker of input dan fluktuasi harga BBM, perubahan iklim dan cuaca, peningkatan jumlah pesaing pada usaha yang sejenis, serta keberadaan produk subtitusi, meningkatnya kemampuan menawar dari pembeli. Alternatif strategi pada Farm Fish Boster Centre dengan mendukung kebijakan pertumbuhan agresif dan menggunakan strategi SO (strength opportunity) dengan terlebih dahulu menerapkan strategi ST (strength threat), strategi WO (weakness opportunity), dan strategi WT (weakness threat). Strategi agresif yang dapat dilakukan yaitu dengan pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk. Kepada Farm Fish Boster Centre disarankan untuk mencatat laporan keuangan secara teratur supaya dapat memanfaatkan modal dan pengambilan keputusan perencanaan ke depan akan lebih baik, mengoptimalkan penggerakan aspek manajemen terutama pada fungsi pengorganisasian dengan melaksanakan fungsi sesuai pada struktur organisasi, memanfaatkan perkembangan informasi dan teknologi sebagai media komunikasi promosi dan pembukuan keuangan supaya usaha terkelola secaralebih baik, serta mengimplementasikan strategi pemasaran beserta implikasi hasil penelitian dengan baik sehingga target produksi dan peningkatan volume penjualan bisa dapat tercapai.
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Sehubungan dengan terselesaikannya laporan skripsi ini, penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesabaran, dukungan
dan bantuan baik secara materiil dan moril dalam menyelesaikan laporan skripsi
sampai pada tahap akhir. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT Sang Pemilik Pengetahuan, yang selalu memberikan berkah yang tidak
ternilai dan selalu memberikan kekuatan kepada penulis dalam menghadapi
segala kesulitan selama penelitian berlangsung dan selama proses pengerjaan
laporan ini.
2. Kedua orang tua tercinta Ibu Sri Widyawati Ning Tyas dan Bapak Abd. Rochim
serta Om ASM yang selalu memberikan do’a dan dukungan secara penuh.
3. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono , MS selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Tiwi
Nurjannati Utami. S.Pi, MM selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
petunjuk, informasi serta waktu dari awal hingga akhir sampai pada penyelesaian
laporan ini.
4. Perusahan Farm Fish Boster Centre Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur yang telah mengizinkan serta menerima penulis dengan baik untuk
melaksanakan kegiatan penelitian di tempat tersebut dan yang telah banyak
membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
5. Rekan-rekan Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya angkatan 2013 yang selalu memberikan do’a dan dukungan
secara penuh selama kegiatan penelitian hingga pada penyelesaian laporan ini.
viii
6. Sahabat-Sahabat saya Faris Faza F, Gregorius Adi , Johan Syahputra yang selalu
memberikan motivasi, do’a dan dukungan secara penuh selama kegiatan
penelitian hingga pada penyelesaian laporan ini.
7. Serta semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
skripsi ini.
Malang, 22 Desember 2017
Penulis
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan
Pada Usaha Budidaya Ikan Lele (Clarias sp) di Farm Fish Boster Centre SInar
Gedangan , Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur”. Di dalam tulisan ini disajikan pokok-
pokok bahasan yang meliputi: profil usaha budidaya Ikan Lele Boster, strategi
pemasaran yang dijalankan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal, serta
merumuskan alternatif strategi pemasaran Ikan Lele Farm Fish Boster Centre.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk dapat menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 22 Desember 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... iv
RINGKASAN ....................................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
I. PENDAHULUAN ................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ....................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
II. TINJUAN PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 Penelitian Terdahulu ............................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele .......... Error! Bookmark not defined.
2.3 Definisi Pemasaran ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Konsep Pemasaran ......................... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Strategi Pemasaran ......................... Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Fungsi Pemasaran .......................... Error! Bookmark not defined.
2.3.4 Jenis-jenis Strategi Pemasaran ....... Error! Bookmark not defined.
2.3.5 Manajamen pemasaran ................... Error! Bookmark not defined.
2.3.6 Bauran Pemasaran ( marketing mix )Error! Bookmark not defined.
2.4 Profil Usaha ............................................ Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Aspek Teknis ................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Aspek Keuangan ............................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Definisi SWOT ........................................ Error! Bookmark not defined.
2.6 Alternatif Strategi .................................... Error! Bookmark not defined.
2.7 Kerangka Berfikir .................................... Error! Bookmark not defined.
III. METODE PENELITIAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................. Error! Bookmark not defined.
xi
3.2 Jenis Penelitian ...................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Teknik Pengambilan Data ....................... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Data Primer ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Data Sekunder ................................ Error! Bookmark not defined.
3.4 Teknik Pengumpulan Data...................... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Wawancara ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Observasi ........................................ Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Kuisioner ......................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.4 Dokumentasi ................................... Error! Bookmark not defined.
3. 6 Analisis Data .............................................. Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Analisis Data Kualitatif ..................... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ................... Error! Bookmark not defined.
3.6.3 Analisis IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ....... Error! Bookmark not defined.
3.6.4 Analisis EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) .... Error! Bookmark not defined.
3.6.5 Analisis Matrik SWOT (Strengths Weakness Opportunity Threa .. Error! Bookmark not defined.
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......... Error! Bookmark not defined.
4.1. Letak Geografis dan Topografis.................. Error! Bookmark not defined.
4.2. Keadaan Penduduk Lokasi Penelitian ........ Error! Bookmark not defined.
4.3. Keadaan Umum Kondisi Perikanan ............ Error! Bookmark not defined.
4.4. Keadaan Umum Farm Fish Boster Centre .. Error! Bookmark not defined.
4.4.1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan UsahaError! Bookmark not defined.
4.1.2. Lokasi dan Layout Perusahaan ............ Error! Bookmark not defined.
4.1.3. Ketenagakerjaan .................................. Error! Bookmark not defined.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................... Error! Bookmark not defined.
5.1 Aspek Teknis Pemasaran Budidaya Ikan LeleError! Bookmark not defined.
5.1.1 Sarana Usaha Budidaya Ikan Lele ........ Error! Bookmark not defined.
5.1.2 Prasarana Usaha Budidaya Ikan Lele ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Aspek Financial ........................................... Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Aspek Financial Budidaya Ikan Lele ...... Error! Bookmark not defined.
5.2.1.1 Permodalan Error! Bookmark not defined.
5.2.1.2 Penerimaan Error! Bookmark not defined.
5.2.1.3 Revenue Cost Ratio Error! Bookmark not defined.
xii
5.2.1.4 Keuntungan Error! Bookmark not defined.
5.2.1.5 Rentabilitas Error! Bookmark not defined.
5.2.1.6 Break Even Point Unit (BEP) Unit Error! Bookmark not defined.
5.2.2 Aspek Financial Pemasaran .................. Error! Bookmark not defined.
5.3 Aspek Manajemen Pemasaran .................... Error! Bookmark not defined.
5.3.1 Perencanaan (Planning) ....................... Error! Bookmark not defined.
5.3.2 Pengorganisasian (Organizing) ............. Error! Bookmark not defined.
5.3.3 Pengarahan/Penggerakan (Actuating) .. Error! Bookmark not defined.
5.3.4 Pengawasan (Controlling) ..................... Error! Bookmark not defined.
5.4 Fungsi-Fungsi Pemasaran ........................... Error! Bookmark not defined.
5.5 Strategi Pemasaran ..................................... Error! Bookmark not defined.
5.5.1 Segmentasi Pasar ................................. Error! Bookmark not defined.
5.5.2 Target Pasar ......................................... Error! Bookmark not defined.
5.5.3 Posisi Pasar .......................................... Error! Bookmark not defined.
5.6 Bauran Pemasaran...................................... Error! Bookmark not defined.
5.6.1 Produk (Product) ................................... Error! Bookmark not defined.
5.6.2. Harga (price) ........................................ Error! Bookmark not defined.
5.6.3. Tempat (place) ..................................... Error! Bookmark not defined.
5.6.4. Promosi (promotion)............................. Error! Bookmark not defined.
5.7 Saluran Pemasaran ..................................... Error! Bookmark not defined.
5.8 Analisis Faktor Internal dan Eksternal.......... Error! Bookmark not defined.
5.8.1 Analisis Faktor Internal .......................... Error! Bookmark not defined.
5.8.1.1. Strengths (Kekuatan) Error! Bookmark not defined.
5.8.1.2 Kelemahan (Weakness) Error! Bookmark not defined.
5.8.2 Analisis Faktor Eksternal ....................... Error! Bookmark not defined.
5.8.2.1 Peluang (opportunities) Error! Bookmark not defined.
5.8.2.2 Ancaman (threats) Error! Bookmark not defined.
5.9 Analisis Strategi Pemasaran ........................ Error! Bookmark not defined.
5.9.1 Analisis Matrik SWOT ........................... Error! Bookmark not defined.
5.9.2 Strategi Pemasaran Pada Usaha Budidaya Ikan Lele Berdasarkan Analisis SWOT .............................................. Error! Bookmark not defined.
5.9.3 Implikasi Hasil Penelitian ...................... Error! Bookmark not defined.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................... Error! Bookmark not defined.
6.1 Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.
6.2 Saran .......................................................... Error! Bookmark not defined.
xiii
DAFTAR PUSTAKA ................................................. Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Pada Tahun 2011 - 2013. . Error! Bookmark not defined. 2. Provinsi Penghasil Produksi Perikanan Terbesar di Indonesia 2012 ........ Error! Bookmark not defined. 3. Matrik IFAS ...................................................... Error! Bookmark not defined. 4. Matrik EFAS ................................................................................................... 44 5. Matrik SWOT ................................................................................................. 45 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Gedangan 2016 ........ 49 7. Banyaknya Pendatang Kecamatan Gedangan 2016Error! Bookmark not defined. 8 .Data Kependudukan Berdasarkan Jenis Mata pencaharianError! Bookmark not defined. 9. Sarana yang ada di Farm Fish Boster Centre ... Error! Bookmark not defined. 10. Manajemen air kolam dengan Sistem Boster .. Error! Bookmark not defined. 11 Biaya Pemasaran Perusahaan. ....................... Error! Bookmark not defined. 12. Ringkasan Manajamen ................................... Error! Bookmark not defined. 13. Media Promosi Yang dilakukan Farm Fish Boster CentreError! Bookmark not defined. 14. Kriteria Pembobotan dan Rating Faktor Kekuatan ( strength )Error! Bookmark not defined.
xiv
15.Kriteria Pemberian Bobot dan Rating pada Faktor Kelemahan( weakness )Error! Bookmark not defined. 16. Analisis Faktor Internal (IFAS) ......................... Error! Bookmark not defined. 17. Kriteria Pembobotan dan Rating Faktor Peluang ( opportunity )Error! Bookmark not defined. 18. Kriteria Pemberian Bobot dan Rating Faktor Ancaman ( Threats ) .......... Error! Bookmark not defined. 19. Analisis Faktor Eksternal (EFAS) ..................... Error! Bookmark not defined. 20. Analisis Matrik SWOT ...................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Trend Capaian Produksi Lele .................................. Error! Bookmark not defined. 2. Ikan Lele (Clarias sp). ....................................... Error! Bookmark not defined. 3. Kerangka Berfikir Penelitian. ............................. Error! Bookmark not defined. 4. Diagram Analisi SWOT ..................................... Error! Bookmark not defined. 5. Kolam Fiber Sistem Central Drain “Sistem Boster”Error! Bookmark not defined.
6. Kondisi Jalan Masuk Pergudangan ................... Error! Bookmark not defined.
7. Sumber Tenaga Listrik pada “Farm Fish Boster Centre”Error! Bookmark not defined.
8. Bak Penampungan Air Bersih pada “Farm Fish Boster Centre”Error! Bookmark not defined.
9. Struktur organisasi pada “Farm Fish Boster Centre”Error! Bookmark not defined.
10. Gambar Hasil Penelitian Ikan Lele ( Clarias sp )Error! Bookmark not defined.
xv
11. Saluran Pemasaran Langsung Ikan Lele......... Error! Bookmark not defined.
12. Saluran Pemasaran Ikan lele Satu Tingkat ..... Error! Bookmark not defined.
13. Diagram Matrik SWOT .................................... Error! Bookmark not defined.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Sinar Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ............ Error! Bookmark not defined. 2. Denah Farm Fish Boster Centre ............................ Error! Bookmark not defined. 3 Awal dan Penyusutan Usaha Farm Fish Boster CentreError! Bookmark not defined. 4 Perincian Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap pada Usaha Pembesaran IkanLele Dumbo di Farm Fish Boster Centre ........................... Error! Bookmark not defined. 5 Perhitungan Aspek Finansial Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo di Farm Fish Boster Centre ............................................................ Error! Bookmark not defined. 6 Dokumentasi Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan merupakan salah satu kegiatan bisnis yang banyak
diminati untuk dikembangkan. Beberapa usaha mengandalkan sektor ini sebagai
potensi usaha yang kemudian dijalankan. Salah satu kegiatan dari hasil
penangkapan atau budidaya adalah usaha pengolahan dengan diversifikasi
sebagai nilai tambah. Daya tarik pada sektor ini adalah tantangan untuk selau
mengembangkan usaha dan memenuhi tingginya permintaan konsumsi ikan.
Tingginya permintaan konsumsi ikan ini didukung dengan kesadaran masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan protein sebagai asupan makanan dalam tubuhnya.
Menurut Badan Pusat Statistika - KKP (2016), capaian angka konsumsi
ikan pada tahun 2015 (sementara) adalah sebesar 41,11 kg/kap/th melebihi target
yang telah ditentukan yaitu sebesar 40,90 kg/kap/th (100,51 persen). Sementara
itu, penyediaan konsumsi ikan untuk konsumsi domestik tahun 2014 mencapai
13,07 juta ton atau meningkat sebesar 10,01 persen dibandingkan tahun 2013.
Peningkatan penyediaan ikan diikuti juga dengan peningkatan penyediaan ikan
per kapita yang mencapai 51,80 kg/kap/tahun atau meningkat sebesar 8,44
persen dibandingkan tahun 2013.
Menurut data Statistik KKP (2016), berdasarkan pertumbuhan konsumsi
ikan tahun 2013-2014, provinsi dengan pertumbuhan terbesar (pertumbuhan
diatas 10 persen) antara lain Provinsi DI Yogyakarta (30,96 persen), Provinsi
Bengkulu (15,05 persen), Provinsi Jawa Timur (14,02 persen), Provinsi Bali (13,69
persen), Provinsi Nusa Tenggara Timur (13,24 persen), dan pada posisi kelima
adalah Provinsi Sumatera Selatan (10,49 persen).
2
Angka konsumsi ikan pada provinsi Jawa Timur berada pada urutan ketiga
dari nasional, dimana dapat dikatakan bahwa masyarakat Jawa Timur membagi
kontribusi pengeluaran untuk belanja dan memenuhi kebutuhannya terhadap
konsumsi ikan. Hal ini kemudian sesuai dengan data badan pusat statistik Jawa
Timur mengenai rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut jenis
pengeluaran pada tahun 2011 sampai 2013 dimana ikan menjadi tiga prioritas
utama yang menjadi daya tarik masyarakat Jawa Timur untuk memenuhi
konsumsi pangan setiap harinya setelah padi dan umbi-umbian.
Table 1 Distribusi Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Pada Tahun 2011 - 2013.
NO Jenis Pengeluaran Tahun
2011 2012 2013
Makanan 50,64
49,48
50,54
1 Padi-padian
9,52 9,22 8,76
2 Umbi-umbian 0,31 0,27 0,29
3 Ikan 3,03 2,92 3,06
4 Daging 1,83 1,93 1,83
5 Telur dan Susu
3.00 2,86 3,03
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
Dari banyaknya permintaan untuk konsumsi ikan di Jawa Timur maka
potensi usaha yang kemudian dapat dijalankan salah satunya adalah pada sektor
usaha perikanan yaitu berorientasi pada tujuan memenuhi permintaan konsumen.
Potensi konsumen sektor perikanan di Jawa Timur ternyata dimaksimalkan oleh
para pelaku usaha dengan baik hal ini terlihat dari hasil statistik kelautan
perikanan mengenai beberapa provinsi yang memiliki hasil produksi perikanan
baik tangkap dan budidaya terbesar secara skala nasional.
3
Table 2 Provinsi Penghasil Produksi Perikanan Terbesar di Indonesia 2012
NO Nama Provinsi Volume Produksi 2012
1 Provinsi Sulawesi Selatan 2.500.000 ton
2 Provinsi Jawa Timur
1.300.000 ton
3 Provinsi Sulawesi Tengah
1.100.000 ton
4 Provinsi Maluku
1.000.000 ton
5 Provinsi Jawa Barat
900.000 ton
Sumber : Statistik KKP, 2012
Menurut statistik KKP (2012), provinsi penghasil produksi perikanan
Indonesia (perikanan tangkap dan perikanan budidaya) terbesar di Indonesia
tahun 2012 berturut-turut adalah Provinsi Sulawesi Selatan (2,5 juta ton),
Provinsi Jawa Timur (1,3 juta ton), Provinsi Sulawesi Tengah (1,1 juta ton), Provinsi
Maluku (1 juta ton), dan Provinsi Jawa Barat (900 ribu ton). Kontribusi terbesar
terdapat pada perikanan budidaya, kecuali Provinsi Maluku.
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu komoditas yang banyak
dijadikan bahan baku pada kegiatan usaha ini. Karena ikan lele sebagai suatu
bahan baku dapat menjamin ketersediannya setiap saat hal ini disebabkan
masapanen ikan lele ini berlangsung secara berkesinambungan setiap hari,
sehingga dapat menjamin ketersediaannya dari waktu ke waktu. Ikan Lele
merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan, karena ikan lele adalah salah satu komoditas perikanan budidaya
unggulan yang dikembangkan secara optimal di darat, disamping memiliki
prospek pasar, ikan lele juga memiliki kelebihan dapat tahan hidup dan kuat
terhadap serangan hama penyakit.
4
Hal ini sesuai dengan peningkatan penyediaan produksi ikan lele
berdasarkan target dan capaiannya dari beberapa kurun waktu.
Gambar 1. Trend Capaian Produksi Lele (KKP – Perikanan Budidaya, 2015 )
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terdapat banyak pelaku
usaha pada bidang perikanan paskapanen yaitu usaha pengolahan hasil
perikanan. Pada tahun 2015 lapangan usaha industri pengolahan menghasilkan
nilai tambah sebesar Rp. 494,69 triliun atau memberikan kontribusi sebesar
29,27 persen terhadap PDRB Jawa Timur, nilai ini lebih tinggi dibandingkan
tahun 2014 yaitu sebesar 28,95 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).
Kabupaten Sidoarjo merupakan lima dari kabupaten teratas yang
memberikan kontribusi terbesar di Jawa Timur. Dimana kabupaten Sidoarjo
memberikan nilai tambah atas harga berlaku pada tahun 2015 sebesar Rp.
146,37 triliun atau sebesar 8,64 persen dimana Kabupaten Sidoarjo merupakan
salah satu daerah sentra Industri di Jawa Timur.
Salah satu instansi yang memproduksi produk budidaya ikan lele adalah
Farm Fish Boster Centre di daerah Gedangan, Sidoarjo Jawa Timur. Farm Fish
5
Boster Centre adalah usaha yang bergerak di bidang perikanan meliputi
pembenihan, pembesaran, dan pengolahan produk berbahan baku ikan lele
(Claria sp). Budidaya ikan lele yang dilakukan di Farm Fish Boster Centre
menggunakan system “Boster”. Sistem Boster merupakan system budidaya
dengan aplikasi “buang Kotoran” yang menggunakan kolam yang mempunyai
Middle Outlet di dasar tengah kolam ( Central Drain ) dan padat tebar tinggi
dengan penambahan multivitamin dan obat-obatan pada ikan lele. Telah
banyak prestasi yang diperoleh dari budidaya ikan lele di Farm Fish Boster
Centre Sinar Gedangan, dikarenakan hasil produksi Ikan Lelenya yang
berkualitas. Namun ada hambatan usaha dalam pemasaran yakni hasil
produksi yang tidak cukup dalam memenuhi permintaan dan belum bisa
memenuhi pasar ekspor ikan Lele.
Salah satu factor penting yang harus di pertimbangkan dalam suatu
kegiatan usaha yaitu pemasaran produk, termasuk usaha yang dilakukan oleh
Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo dalam memasarkan Ikan Lele
yang kini telah memperluas daerah pemasaran ikan Lele meliputi Solo, Surabaya,
Semarang, Jakarta, Jember, Banyuwangi dan daerah lainnya yang terkait rantai
perdagangan ikan Lele. Oleh karena itu sangat dibutuhkan strategi pemasaran
yang tepat dalam memasarkan produk supaya dapat memenuhi permintaan pasar
yang semakin meningkat. Perumusan alternatif strategi pemasaran diharapkan
dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan dan
berimplikasi pada peningkatan profit bagi perusahaan.
Pada umumnya perusahaan dalam proses pemasarannya
mempergunakan strategi yang biasa dikenal dengan bauran pemasaran (
marketing mix ). Strategi pemasaran tersebut menyangkut produk ( Product ),
harga ( Price ), promosi ( Promotion ), tempat ( Place ). Dari keempat factor
6
tersebut merupakan satu kesatuan yang harus oleh manajer pemasaran dalam
mengambil kebijakan mengenai strategi pemasaran, akan tetapi dari keempat
factor tersebut promosi dirasa paling dominan dalam peranan pemasaran dimana
tanggung jawab pemasaran yang penting adalah merencanakan dan
mengkoordinasikan startegi promosi terpadu dan memilih strategi untuk
komponen-komponen promosi. ( Kotler, 2005 ).
Dalam penerapan atau pelaksanaan semua program perusahaan,
membutuhkan suatu rencana pemasaran yang tepat dan efektif, karena dalam
dunia bisnis tidak tertutup kemungkinan adanya persaingan, sehingga
perusahaan dapat melakukan analisa tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan pasar perusahaan
dan juga tujuan perusahaan untuk dapat terus meningkatkan volume penjualan
dapat tercapai semaksimal mungkin.
Maka dari itu peneliti berupaya mengamati secara mendalam tentang
sejauh mana mekanisme atau proses pelaksanaan dan pemilihan strategi
pemasaran yang diterapkan Farm Fish Boster Centre dan kendala-kenadala apa
saja yang dialami Farm Fish Boster Centre dalam merealisasikan strategi
pemasaran yang dipilih. Maka peniliti tertarik mengambil judul Strategi
Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pengolahan Pada Farm Fish
Boster Centre Sinar Gedangan Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo Jawa
Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
7
1. Bagaimana profil usaha budidaya ikan Lele (Clarias sp) yang meliputi
sejarah dan perkembangan usaha, aspek teknis, aspek keuangan di Farm
Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo ?
2. Apa saja gambaran faktor internal (kekuatan dan kelemahan), factor
eksternal (peluang dan ancaman) pada aspek manajemen pemasaran Ikan
Lele yang dijalankan usaha Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan
Sidoarjo?
3. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh Farm Fish Boster
Centre Sinar Gedangan Sidoarjo?
4. Bagaimana alternatif strategi pemasaran pada usaha Farm Fish Boster
Centre Sinar Gedangan Kabupaten Sidoarjo ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah tertulis diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk
1. Mengetahui profil keadaan umum Farm Fish Boster Centre Sinar
Gedangan Sidoarjo.
2. Menganalisis faktor Internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
(peluang dan ancaman) pada aspek manajamen pemasaran usaha ikan
Lele (Clarias sp) yang di jalankan oleh Farm Fish Boster Centre Sinar
Gedangan Sidoarjo.
3. Menganalisis strategi pemasaran yang digunakan oleh Farm Fish Boster
Centre Sinar Gedangan SIdoarjo untuk meningkatkan volume penjualan.
4. Menyusun dan menemukan strategi alternative pemasaran untuk
digunakan oleh usaha Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu informassi dan
konstribusi terhadap beberapa pihak antara lain:
1) Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta pendalaman ilmu pengetahuan yang
telah di terima di bangku kuliah.
2) Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan didalam strategi pemasaran
guna meningkatkan volume penjualan.
3) Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai bahan informasi dalam pengembangan keilmuan dan mendukung
kesempurnaan ilmu pengetahuan yang ada
II. TINJUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Kurniawan (2011) pada penelitiannya tentang formulasi strategi
pemasaran produk olahan ikan pada Ragajaya Mandiri Kabupaten Bogor, Jawa
Barat telah memformulasikan strategi pemasaran pada produk olahan ikan
Ragajaya mandiri dengan menggunakan hasil analisis matriks SWOT yakni
meningkatkan kegiatan promosi, menetapkan target pasar dalam penjualan
produk, rekruitmen tenaga penjual sendiri, menggunakan sistem teknologi data
base terkomputerisasi dalam pemasaran produk, menetapkan jalur utama
distribusi produk, menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga
pesaing, dan menyediakan pemesanan produk secara online. Strategi pemasaran
yang menjadi prioritas bagi Ragajaya Mandiri adalah meningkatkan kegiatan
promosi dengan nilai Sum Total Attractiveness Scores (STAS) rata-rata tertinggi
sebesar 5,1432.
Mansyur (2013) pada penelitiannya tentang analisis strategi pemasaran
Ikan Kopdit Angkara di Kabupaten Maluku Tenggara merumuskan strategi
pemasaran bagi optimalisasi peningkatan kesejahteraan nelayan Kopdit Angkara
dengan menggunakan anlisis SWOT yakni terus melakukan kegiatan penetrasi
pasar agar tercapainya penyempurnaan strategi pengembangan produknya,
dengan cara mengoptimalkan peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk
di pasar sasaran, memperluas pangsa pasar dengan sistem distribusi yang handal
dan meningkatkan image produk di tengah masyarakat. Strategi bauran
pemasaran dari Kopdit Angkara adalah dengan menjadikan produk ikan mentah
segar ke dalam bentuk produk ikan olahan yang memiliki nilai tambah. Harga
ditetapkan berdasarkan standard markup pricing, saluran distribusi pemasaran
10
melibatkan para pengecer. Promosi dilakukan melalui promosi penjualan,
periklanan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat.
Suhendar et al (2010) pada penelitiannya tentang kajian strategi
pemasaran ikan asap di Usaha Kecil Menengah (UKM) Petikan Cita halus Citayam
Bogor menjelaskan bahwa strategi pemasaran yang dijalankan oleh UKM Petikan
Cita Halus belum optimal, sehingga nilai penjualan pada tahun 2007 mengalami
penurunan dari pada penjualan tahun 2006. Kemudian berdasarkan analisis
SWOT dan analisis industry foresight diperoleh alternatif strategi meliputi strategi
efisiensi yang bertujuan mengefisiensi pengeluaran untuk memperoleh
keuntungan optimal, strategi blue ocean dengan mengembangkan dan
memperbanyak faktor-faktor yang dimiliki perusahaan, strategi membangun
kemitraan strategik terutama dengan pembudidaya ikan atau pemasok ikan,
strategi pengembangan dan perluasan pasar produk ikan asap melalui kerjasama
dengan pemodal, serta strategi pemilihan produk utama ditujuakan untuk mencari
produk yang menghasilkan keuntungan maksimal.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurniawan (2011), Mansyur (2013) dan Suhendar et al (2010) adalah mengkaji
aspek pemasaran dan strategi pemasaran yang dibutuhkan oleh perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan suatu perusahaan dengan
meningkatkan volume penjualan dan menggunakan alat analisis SWOT (Strengths
Weakness Opportunity Threats) sebagai salah satu metode yang tepat untuk
menganalisis dan mengidentifikasi dalam merumuskan alternatif strategi
pemasaran. Sedangkan perbedaannya adalah lokasi penelitian, objek yang diteliti,
dan hasil dari penelitian.
11
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele
Berikut adalag klasifikasi ikan lele yang di bahas dalam pengembangan
usaha bisnis lele di Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo.
Berdasarkan Saanin (1984) klasifikasi ikan lele (Clarias sp) yaitu sebagai
berikut:
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Ostariophysoidei
Sub Ordo : Siluroidea
Family : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
Gambar 2 Ikan Lele (Clarias sp).
Morfologi ikan lele yaitu tubuhnya tidak memiliki sisik, berbentuk
memanjang serta licin. Ikan lele memiliki sirip punggung (dorsal fin) serta sirip anus
(anal fin) yang berukuran panjang dan hampir menyatu dengan ekor atau sirip
ekor. Ikan lele memiliki kepala dengan tulang mengeras di bagian atasnya, mata
yang berukuran kecil dan mulut yang cukup lebar. Pada kedua sirip dada lele
12
terdapat sepasang duri (patil), berupa tulang berbentuk duri yang tajam. Hampir
semua species lele hidup di perairan tawar (Witjaksono, 2009).
2.3 Definisi Pemasaran
Berdasarkan Tjiptono (2008), pemasaran merupakan fungsi yang memiliki
kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya
memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Dalam peranan
strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian
antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas
masalah. Dalam pemecahan masalah tersebut, mempertimbangkan dua
pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaaan pada saat ini
dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana
bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam
lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi dan
distribusi untuk melayani pasar sasaran. Dalam konteks penyusunan strategi,
pemasaran memiliki dua dimensi yaitu dimensi saat ini dan dimensi masa yang
akan datang.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan,
penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Konsep pemasaran
menjelaskan kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah pada penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta pada pemberian kepuasan yang
diinginkan dengan lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing. (Kotler,1993).
13
2.3.1 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah suatu wilayah menajamen dalam bidang
pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan
didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan
kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada hakikatnya konsep pemasaran
menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung
oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang ditujukan untuk keberhasilan
mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat unsur pokok yang
terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu : orientasi pada konsumen (kebutuhan
dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu, kepuasan
konsumen/langganan sangat penting diketahui oleh perusahaan yang
menerapkan konsep pemasaran. Untuk keberhasilan suatu perusahaan, semua
kegiatan pemasaran yang dilakukan harus diarahkan untuk memberikan
kepuasan, semua kegiatan pemasaran yang dilakukan harus diarahkan untuk
memberikan kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan
langganan/konsumen , sebagai sasaran pemasaran (Assauri,2007).
Menurut Staton (1996) konsep pemasaran adalah sebuah filsafat bisnis
yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar
kebenaran social dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan. Sudah sewajarnya
jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk mengetahui apa yang
dinginkan oleh konsumen dan kemudian memuaskan keinginan-keinginan itu dan
sudah tentunya akhirnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba.
14
Ada tiga ketetapan pokok yang mendasari konsep pemasaran yaitu :
1) Semua operasi dan perencanaan perusahaan harus berorientasi kepada
konsumen.
2) Sasaran perusahaan harus volume penjualan yang meningkatkan laba.
3) Semua kegiatan pemasaran di sebuah perusahaan harus dikoordinir
secara organisatoris.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001) konsep pemasaran adalah falsafat
manajamen pemasaran menagatakan bahwa, untuk mencapai tujuan organisasi
tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan
pesaing.
2.3.2 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (1997) mengatakan bahwa strategi pemasaran adalah
logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan dapat mencapai
sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran adalah suatu upaya yang
menggunakan logika dan menajamen agar tercapainya sasaran yang dimiliki oleh
perusahaan dan bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen
secara kolektif ataupun individu melalui produk atau jasa yang dihasilakan.
Mempertahankan kelangsungan hidup dan memenagkan persaingan
dalam bisnis, perusahaan perlu untuk menetapkan strategi yang digunakan
sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan manajeman yang didasari
oleh tinjauan terhadap banyak faktor baik internal maupun eksternal. Strategi
merupakan cara untuk mengatasi dan mengantisipasi setiap masalah yang timbul
serta pemanfaatan kesempatan untuk masa depan.
15
Setelah mengetahui pengertian strategi dan pengertian pemasaran maka
berikut ini dikemukakan strategi pemasaran. Guitinan (1994) mengatakan “strategi
pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan
tercapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu”. Strategi pemasaran
merupakan persyaratan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai
bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Strategi pemasaran
juga didefinisikan sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan menggunakan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut (Tjiptono,2010).
Kotler (2001) mengemukakan strategi pemasaran harus memiliki daya
saing. Daya saing pemasaran tersebut dapat diidentifikasi melalui penerapan
segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar.
1) Segmentasi pasar
Karakteristik pasar yang heterogen akan menyulitkan perusahaan dalam
menentukan segmen pasar yang menjadi target pemasarannya. Berbagai karakter
konsumen harus mampu diidentifikasi oleh seorang pemasar dan disesuaikan
dengan karakter produk yang akan dipasarkan. Salah dalam menentukan
segmentasi pasar maka produk yang ditawarkan akan sulit bersaing dengan
produk sejenis dan subsitusi yang menjadi pesaing produk yang dipasarkan.
Segmentasi pasar dapat dikelompokan berdasarkan geografis, demografis,
psikografis dan perilaku konsumen.
2) Target pasar
Segmentasi pasar memberikan informasi mengenai segmen pasar yang
berpeluang bagi produk yang akan dipasarkan. Segmen pasar yang memiliki
peluang tersebutlah yang menjadi target pemasaran selanjutnya. Dalam
16
menentukan target pasar ada beberapa tahapan yang sebaiknya dilakukan, yaitu
mengevaluasi segmen pasar dan menyeleksi segmen pasar.
3) Posisi pasar
Posisi suatu produk adalah bagaimana suatu produk didefinisikan oleh
konsumen melalui sifat-sifat pentingnya. Suatu produk dapat diposisikan
berdasarkan manfaat yang dapat diperoleh ketika mengkonsumsi produk,
kegunaan, sifat produk, kelas produk, ditujukan untuk menghadapi pesaing dan
kombinasi diantaranya.
2.3.3 Fungsi Pemasaran
Menurut Charty (2008), fungsi pemasaran merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam bisnis yang terlibat dalam menggerakkan barang dan jasa dari
produsen sampai ke tangan konsumen. Dimana fungsi pemasaran tersebut dapat
bekerja melalui lembaga pemasaran, sehingga masalah berhubungan dengan
pemasaran harus ditampung dan dipecahakan oleh produsen bersama anggota
organisasi yang terlibat dalam proses pemasaran.
Dalam konsep fungsi pemasaran Assauri (1987), mengklasifikasikan
fungsi-fungsi pemasaran atas tiga fungsi dasar yaitu fungsi transaksi atau transfer
meliputi : pembelian dan penjualan, fungsi supply fisik (pengangkutan dan
penggudangan atau penyimpanan), dan fungsi penunjang (penjagaan,
standarisasi dan grading, financing, penanggungan resiko dan informasi pasar).
2.3.4 Jenis-jenis Strategi Pemasaran
Dalam melaksanakan tugas bisnisnya, suatu perusahaan dapat
memperhitungkan sejumlah penjualan tertentu dan laba yang diharapkan. Namun
demikian sering terjadi penjualan dan laba yang diproyeksikan itu jumlahnya
dibawah apa yang diinginkan oleh managemen perusahaan harus
17
mengembangkan rencana untuk mendapatkan usaha tambahan melalui strategi
pemasaran yang tepat.
Pertumbuhan bukanlah suatu tujuan yang bermakna sebelum dinyatakan
dalam tingkat pertumbuhan tertentu tercapai atau tidak tercapai. Dalam masa
pertumbuhan yang intensif, Ansof yang dikutip Kotler (1993) telah menyarankan
sebuah kerangka yang bermanfaat untuk mendeteksi peluang pertumbuhan yang
intensif. Kerangka yang dimaksud adalah empat strategi utama yaitu:
1. Stretegi penetrasi pasar.
Penetrasi pasar berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan
hasil produknya sekarang dengan melalui usaha yang lebih agresif
2. Strategi pengembangan pasar
Pengembangan pasar berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan hasil
penjualan dengan menempatkan hasil produknya yang ada sekarang dalam
pasar yang baru.
3. Strategi pengembangan produk
Pengembangan produk berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan
penjualan dengan menggunakan produk baru atau diperbaiki untuk pasar
terkini.
4. Strategi diversivikasi
Manajemen mengadakan peninjuan kembali berbagai peluang untuk
mengembangkan produk-produk baru bagi peluang untuk mengembangkan
produk-produk yang lain.
18
2.3.5 Manajamen pemasaran
Manajamen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplemetasikan yang terdiri dari kegiatan mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi atau organisasi secara efisien dan
efektif (Shinta,2011).
Manajamen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
suatu konsep dalam menentukan harga, promosi , distribusi barang , jasa atau
gagasan untuk menciptakan suatu peraturan untuk memenuhi tujuan pelanggan
(Hendro,2006).
Manajamen pemasaran berlaku dalam organisasi yang kaitannya dengan
semua pasarnya. Pemasaran harus menetapkan tujuan dan mengambangkan
strategi untuk memuaskan pasar-pasar yang diinginkan. Manajer pemasaran
menangani tugas-tugas yaitu melaksanakan riset pemasaran, implementasi dan
pengendalian.
2.3.6 Bauran Pemasaran ( marketing mix )
Menurut Kotler (2001), mengatakan proses manajamen pemasaran terdiri
dari kegiatan-kegiatan (1) manganalisa kesempatan pasar, (2) memilih pasar
sasaran, (3) menembangkan bauran pemasaran, dan (4) mengelola usaha
marketing. Sedangkan bauran pemasaran sendiri adalah serangkian variable
pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya. Sedangkan
menurut Swastha (1997) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi
yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan yakni : produk, struktur
harga, kegiatan promosi dan system distribusi. DImana penjelasan dari keempat
unsur bauran pemasaran adalah sebagai berikut ini :
19
1. Produk
Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, termasuk bungkus, warna , harga , prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Dalam konsep produk dikenal
istilah strategi product line, dimana product line sendiri adalah sekelompok barang-
barang yang pada pokoknya cenderung mempunyai tujuan penggunaan sama dan
memiliki karakteristik secara fisik yang hamper sama. Beberapa strategi product
line yang dapat digunakan oleh produsen dan perentara dalam memasarkan
produk mereka, antara lain :
a. Perluasan product mix.
Perusahaan dapat mengadakan perluasan product mix yang ada dengan
menambah jumlah product line dan menmabah jumlah item dalam product linenya.
b. Penyempitan product mix.
Dalam strategi ini perusahaan mengadakan pengurangan jumlah product
line dan mengurangi jumlah item dalam product line.
c. Perubahaan produk yang ada.
Strategi perubahan produk ini dapat berupa perubahan desain (desain
kembali), perubahan bungkus, perubahan bahan baku. Dalam mengembangkan
sebuah strategi pemasaran bagi masing-masing produk, penjual harus mengambil
keputusan mengenai bauran produk, antara lain pemberian merk kemasan dan
juga label.
20
2. Price ( Harga )
Harga adalah jumlah uang ditambahkan barang atau yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Konsep yang lain menuunjukan apabila harga sebuah barang yang dibeli oleh
konsumen dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat dikatakan
bahwa penjualan total perusahaan akan berada pada tingkat yang memuaskan,
diukur dalam nilai rupiah, sehingga dapat menciptakan langganan. Tujuan dari
penepatan harga adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan laba maksimum
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih.
c. Mencegah atau mengurangi persaingan.
d. Mempertahankan atau memperbaiki market share.
3. Place ( Saluran Distribusi )
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunkan oleh
produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau
pemakai industry. Adapun lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian penyaluran
barang adalah :
a. Produsen
b. Perantara ( Pedagang dan Agen )
c. Konsumen akhir atau pemakai industry.
Dalam hal ini perantara digolongkan lagi menjadi 2, yaitu :
21
a. Perantara Pedagang
Perantara pedagang bertangungjawab terhadap pemilik semua barang
yang dipasarkannya. Kelompok perantara ini adalah pedagang besar (
wholesaler), dan pengecer (retailer).
b. Perantara Agen
Perantara Agen tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang
mereka tangani.
Menurut Assauri (2007), suatu perusahaan dapat menentukan penyaluran
produknya melalui pedagang besar atau distributor, yang menyalurkan ke
pedagang menengah atau subdistributor, yang menyalurkannya ke pedagang
menengah atau subdistributor dan meneruskannya ke pengecer ( retailer), yang
menjual produk itu kepada pemakai atau konsumen. Walaupun demikian,
perusahaan dapat langsung menjual produknya kepada pedagang menengah
atau sibdistributor maupun pengecer serta konsumen besar dalam keadaan
khusus tertentu.
Mata rantai penyaluran ini dikenal dengan saluran distribusi yang dimaksud
dengan saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk
berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola saluran
distribusi dapat dibedakan atas :
1. Saluran langsung yaitu : produsen ke konsumen.
2. Saluran tidak langsung yang dapat berupa :
• Produsen – Pengecer – Konsumen
• Produsen – Pedagang Besar/Menengah – Pengecer – Konsumen.
• Produsen – Pedagang Besar – Pedagang Menengah – Pengecer –
Konsumen.
22
Permasalahan yang diutamakan adalah kelancaran penyampaian dan
pemindahan barang serta hak milik atas penguasaan produk tersebut, mulai dari
pedagang besar, pedagang menengah , dan pengecer sampai ke tangan
konsumen akhir. Jadi saluran distribusi menyangkut aliran produk dan hak milik
penguasaam]n atas produk tersebut.
4. Promosi
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptkan
pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan promotional mix di definisikan sebagai
kombinasi strategi yang paling baik dari variable-variable periklanan, personal
selling, dan alat promosi yang lain yang kesemuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan.
a. Periklanan
Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya melalui
bebagai mdia yang dilakukan ileh perusahaan, lembaga non laba serta invidu-
individu. Fungsi dari periklanan adalah sebagai berikut : memberikan informasi,
membujuk /mempengaruhi , menciptakan kesan (image) dan memuaskan
keinginan.
b. Personal selling
Personal selling adalah interaksi antar invidu, saling bertemu maka yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Proses dari
personal selling adalah sebagai berikut : persiapan sebelum penjualan, penentuan
lokasi pembeli potensial, pendekatan pendahuluan , melakukan penjualan, dan
pelayanan sesudah penjualan.
23
c. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat didefiniskan sebagai fungsi manajemen yang
memberikan penilian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan
prosedur dari invidu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan
program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat.
Salah satu konsep dari bagian humas (hubungan masyarakat) adalah publisitas,
dimana publisitas merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang , atau
organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut
biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor.
d. Promosi Penjualan ( Sales Promotion )
Menurut Saladin (2002), promosi penjualan merupakan kegiatan penjualan
yang bersifat jangka pendek dan tindak dilakukan secara berulang serta tidak rutin,
yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat respon pasar yang ditargetkan sebagai
alat promosi yang berbeda bentuknya. Menurut Lamb ( 2001 ), promosi penjualan
terdiri dari semua kegiatan pemasaran selain penjualan pribadi, iklan dan
hubungan masyarakat yang merangsang pembelian konsumen dan efektivitas.
Ada tiga manfaat dari promosi penjualan antara lain :
- Komunikasi yaitu promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya
memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk.
- Insentif yaitu promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan,
dorongan, atau kontribusi yang memberikan nilai konsumen.
- Ajakan yaitu promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi
pembelian sekarang.
24
2.4 Profil Usaha
Berdasarkan Mulyani (1983) Profil merupakan pandangan sisi, garis besar,
atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama.
Sehingga untuk pengertian dari profil usaha adalah gambaran informatif dari usaha
yang dijalankan oleh sesorang dalam hal ini adalah Farm Fish Boster Centre Sinar
Gedangan Sidoarjo yang menjalankan Budidaya Ikan lele. Gambaran informatif
dari Farm Fish Boster Centre ini dapat dilihat dari sisi aspek teknis, aspek
manajemen, dan aspek keuangan.
2.4.1 Aspek Teknis
Berdasarkan Subagyo (2007), aspek teknis berfungsi untuk memahami
dan mengevaluasi produk yang dihasilkan menjadi obyek studi dalam
menghasilkan produk diperlukan langkah praoperasional, seperti pemilihan dan
penggunaan material (bahan baku), kriteria dan spesifikasi kualitas, proses
produksi sampai pemasaran.
Aspek teknis juga dikenal sebagai aspek produksi. Hal-hal yang
diperhatikan dalam aspek teknis meliputi masalah dalam penentuan produksi, tata
letak, peralatan usaha dan proses produksinya. Kelengkapan kajian aspek
operasional sangat tergantung dari jenis usaha yang dijalankan karena pada
setiap usaha memiliki prioritas tersendiri (Kasmir,2003).
2.4.2 Aspek Keuangan
Berdasaarakan Kasmir dan Jakfar (2007), aspek keuangan merupakan
aspek yang digunakan untuk menilai suatu keungan perusahaan secara
keseluruhan dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakannya. Penilaian aspek keuangan meliputi sumber-sumber dana yang
akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya
25
investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang
dikeluarkan selama pemasaran, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk
beberapa periode ke depan serta kriteria penilaian investasi dan rasio keuangan
yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
2.5 Definisi SWOT
Menurut Rangkuti (2007), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
factor secara sistematis untuk meneruskan strategi perusahaan. Strategi ini
didasarakan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strenghts ) dan
Peluang ( Opportunities ), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan ( Weakness ) dan ancaman ( Threats ).
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strenghts dan Weakness
serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunis bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang ( Opportunities )
dan ancaman ( Threats ) dengan factor internal kekuatan ( Strengts ) dan
kelemahan ( Wekaness ).
Menurut Kinnear dan Taylor (1983), keterkaitan faktor eksternal dan
internal digambarkan dalam bentuk matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan
suatu alat untuk meringkas faktor-faktor strategis perusahaan yang
mengilustrasikan bagaimana peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal
yang dihadapi oleh suatu perusahaan dapat dipertemukan dengan kelemahan-
kelemahan dan kekuatan-kekuatan internal perusahaan untuk menghasilkan
empat kelompok kemungkinan alternatif strategis yaitu:
1. SO, yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengambil
peluang yang ada.
2. ST, yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman yang ada
26
3. WO, yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada
untuk mengatasi kelemahan yang ada
4. WT, yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman
yang ada.
2.6 Alternatif Strategi
Alternatif strategi merupakan suatu proses pembuatan keputusan untuk
memilih diantara alternative-alternative strategi yang dipertimbangkan untuk
dipakai dan diterapkan supaya perusahaan dapat mencapai tujuannya, Bentuk
dari strategi dapat bervariasi dari satu industry ke industry yang lain, dari satu
perusahaan ke perusahaan dan dari satu situasi ke situasi yang berbeda.
Sehingga setiap perusahaan mempunyai strategi sendiri yang berbeda dengan
para persaing. Namun ada sejumlah strategi yang umum dapat diterapkan pada
berbagai bentuk industry dan ukuran organisasi/perusahaan. Strategi tersebut
dikenal dengan ”strategi genetik”.
Dalam buku manajamen strategi karangan Agustinus (1996), Glueck
berpendapat bahwa pada prinsipnya terdapat empat macam strategi generic.
Keempatnya dikenal sebagai strategi stabilitas (stability strategy), strategi
ekspansi (axpansion strategy), strategi penciutan ( retrenchment strategy) dan
startegi kombinasi ( kombination strategy ). Berikut ini adalah jenis-jenis strategi
alternatif yang dibagi ke dalam 3 kelompok besar yaitu :
1. Strategi Integrasi.
Strategi Integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan sebuah
perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
Jenis-jenis integrasi adalah sebagai berikut :
a. Integrasi ke depan
27
Integrasi ke depan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan usaha
untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor
atau peritel.
b. Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
c. Integrasi horizontal
Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.
2. Strategi Intensif.
Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya upaya-
upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada
saat ini ingin membaik.
a. Penetrasi pasar.
Penetrasi pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan peningkatan
pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-
upaya pemasaran yang lebih besar.
b. Pengembangan pasar
Pengembangan pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan
produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru.
c. Pengembangan produk
Pengembangan produk adalah jenis strategi yang mengupayakan
peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau
pengembangan produk atau jasa baru.
3. Strategi Diversifikasi
28
Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana perusahaan
menambah produk atau jasa baru untuk membantu meningkatkan penjualan
perusahaan.
a. Diversifikasi Terkait
Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah
produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa
perusahaan yang lama.
b. Diversifikasi tak terkait
Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan
menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan sama sekali
dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya.
4. Strategi Defensif
Strategi Defensif adalah jenis strategi dimana kondisi perusahaan sedang
mengalami penurunan sehingga harus melakukan restrukturisasi melalui
penghematan biaya dan asset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba
yang sedang menurun.
a. Penciutan
Penciutan adalah strategi dimana dilakukan pengelompokan ulang
(regrouping) melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan
dan laba yang menurun.
b. Divestasi
Divestasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan suatu divisi atau
bagian dari sebuah organisasi.
c. Likuidasi
Likuidasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan seluruh aset
perusahaan, secara terpisah–pisah, untuk kekayaan berwujudnya.
29
2.7 Kerangka Berfikir
Mempertahankan kelangsungan hidup dan memenagkan persaingan
dalam bisnis, perusahaan perlu untuk menetapkan startegi yang digunakan
sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan menajamen yang didasari
oleh tinjuan terhadap banyak faktor baik internal maupun eksternal. Strategi
merupakan cara untuk mengatasi dan mengantisipasi setiap masalah yang timbul
serta pemanfaatan kesempatan untuk masa depan.
Di dalam teori di jelaskan strategi pemasaran juga didasarkan sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
menggunakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut (Tjiptono,2008).
Menurut Kotler (1997) mengatakan bahwa strategi pemasaran adalah
logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapakan dapat mencapai
sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran adalah suatu upaya yang
menggunakan logika dan manajamen agar tercapainya sasaran yang dimiliki oleh
perusahaan dan bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen
secara kolektif ataupun individu melalui produk atau jasa yang dihasilkan.
Ansof yang dikutip Kotler (2001) telah menyarankan sebuah kerangka yang
bermanfaat untuk mendeteksi peluang pertumbuhan yang intensif. Kerangka yang
dimaksud adalah empat strategi utama yaitu:
a. Strategi pengembangan pasar
Pengembangan pasar berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan hasil
penjulan dengan menempatkan hasil produksinya yang ada sekarang dalam pasar
yang baru.
30
b. Strategi penetrasi pasar
Penetrasi pasar berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan hasil
produknya sekarang dipasarnya melalui usaha lebih agresif.
c. Strategi diversifikasi
Managemen mengadakan peninjuan kembali berbagai peluang guna
mengambangkan produk-produk baru bagi peluang untuk mengambangkan
produk-produk baru.
d. Strategi pengembangan produk
Pengembangan produk berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan
dengan menggunakan produk baru atas diperbaiki untuk pasar yang sanagat luas.
Kerangka pemikiran yang telah disampaikan diatas dapat dilihat dengan
skema alur kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar 2.
31
Usaha Bisnis Ikan Lele ( Clarias sp ) Farm Fish
Boster Centre Sinar Gedangan Kabupaten
Sidoarjo
Profil Usaha
• Aspek Teknis
• Aspek Manajamen
• Aspek Keuangan
Pemasaran Ikan Lele
( Clarias sp )
Strategi Pemasaran
• Target Pasar
• Segementasi Pasar
• Posisi Pasar
Bauran Pemasaran
• Product ( Produk )
• Price ( Harga )
• Place ( Tempat )
• Promotion ( Promosi )
• Promotiom ( Promosi )
Identifikasi Unsur SWOT
(faktor internal dan eksternal )
Analisis Faktor Internal
(IFAS) : Kekuatan dan
Kelemahan.
Analisi Fakor Eksternal
(EFAS): Peluang dan
Ancaman.
Analisis Matrik SWOT
Alternatif Strategi Pemasaran
Rekomandasi Strategi Pemasran
Gambar 3. Kerangka Berpikir penelitian.
32
32
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian bisnis ikan lele yang dipilih bertempat di Farm Fish Boster
Centre Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo , Jawa Timur. Penelitian
dilaksanakan pada bulan 01 Agustus – 30 September 2017. Alasan mengapa memilih
tempat penilitian di Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo ini karena Farm
Fish Boster Centre memiliki keadaan usaha yang sangat cocok untuk diteliti sesuai
dengan judul dan metode penelitian dan juga Farm Fish Boster Centre sedang
melakukan pengembangan usaha pemasaran terhadap bisnis ikan lelenya. Sehingga
diperkirakan memerlukan pengembangan usaha pemasaran dengan cara ataupun
metode baru agar tujuan pengembangan usaha pemsaran dapat dengan maksimal
tercapai.
3.2 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dan kuantitatif serta jenis penelitian adalah studi kasus dengan satuan kasusnya
adalah di Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Kabupaten Sidoarjo yang
melakukan pemasaran di bidang budidaya ikan Lele. Dalam hal ini sebagai subyek
penelitian yaitu Ikan Lele (Clarias sp). Studi kasus adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara langsung, intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,
lembaga atau gejala tertentu, dimana wilayah objek penelitiannya terbatas dan
sifatnya mendalam Sukmadinata (2007).
33
3.3 Teknik Pengambilan Data
Untuk mendukung proses penelitian perlu adanya data yang sesuai dari
sumber data. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ada
beberapa macam, yaitu:
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data
oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden
maupun pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini melalui wawancara langsung
dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan (Suhardi, 2010).
Data primer yang dimaksudkan di sini adalah data yang diperoleh dari diskusi
dan wawancara dengan konsumen pada Farm Fish Boster Centre ataupun pemiliknya
dan juga dengan seluruh elemen yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi
ataupun jual beli bisnis ikan pada Farm Fish Boster Centre sinar Gedangan Sidoarjo.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya. Data sekunder ini disebut juga dengan
data tangan kedua. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data
laporan yang telah tersedia (Saifuddin Azwar, 2004).
Sehingga dengan begitu data sekunder didapatkan dari sumber kedua bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya dan data tersebut telah diolah. Data sekunder
34
dapat dikatakan juga sebagai pendukung dan pelengkap pengerjaan suatu laporan.
Pengambilan data sekunder yang dimaksudkan ada dalam penelitian ini, meliputi:
• Keadaan umum lokasi penelitian berupa geografis dan topografis, keadaan
penduduk di daerha penelitian, kondisidomografi dan peta
• Keadaan umum usaha perikanan di daerah penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa suatu pernyataan tentang sifat, keadaan, kegiatan
tertentu, dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi wawancara,
observasi, dokumentasi, dan studi pustaka.
3.4.1 Wawancara
Berdasarkan Esterberg dalam Sugiyono (2011) mengemukakan beberapa
macam wawancara yaitu wawancara testruktur oleh peneliti yang telah mengetahui
dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan, wawancara semiterstruktur merupakan pelaksanaan wawancara lebih
bebas, dan bertujuan untuk menemukan pemasalahan secara lebih terbuka dimana
responden dimintai pendapat dan ide-idenya, dan wawancara tidak terstuktur
merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya
Wawancara yang dilakukan pada penelitian strategi pemasaran dalam
meningkatkan volume penjualan Ikan lele ini bertujuan untuk mengetahui informasi
segmentasi pasar, target pasar dan posisi produk di pasar. Wawancara dilakukan
35
dengan ketua Farm Fish Boster Centre , pembudidaya Ikan lele, dan pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pemasaran.
3.4.2 Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan dilakukan
pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan secara sempit, yaitu
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan (Soehartono,2011).
Observasi pada penelitian ini dilakukan peneliti dengan melihat dan
mengamati secara langsung lokasi usaha budidaya ikan lele dan aktivitas-aktivitas
tenaga kerja meliputi proses pembesaran, dan proses pemasaran Ikan Lele.
3.4.3 Kuisioner
Penyusunan kuisioner bertujuan untuk mendapatkan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan penelitian, yang mana dalam hal ini informasi yang
didapatkan tersebut memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Semua
pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner diharapkan berkaitan langsung dengan apa
yang menjadi tujuan penelitian sehingga dapat menghemat waktu penelitian (Bungin,
2010).
Dalam penelitian ini, kuisioner diberikan kepada responden penelitian yaitu
Direktur Farm Fish Boster Centre Bapak Eka Jaya Tjioe. Kuisioner ini bertujuan untuk
memperoleh data mengenai karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis
kelamin, lama pengalaman, dan luas kolam yang dimiliki. Selain itu kuisioner juga
bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai faktor internal dan eksternal pada
Farm Fish Boster Centre dalam menjalankan usaha budidaya Ikan Lele Boster.
36
3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi adalah bahan yang termasuk dalam jenis, bentuk, dan sifat
apapun tempat informasi direkam. Rekaman yang ditulis atau dipahat, yang
menyampaikan informasi berupa fakta. Serta karya yang direkam dalam suatu
bahasa, simbol atau tanda lain (Nurjannah,2010).
Dokumentasi dilakukan untuk menjelaskan kegiatan yang terjadi di lapang
dalam bentuk foto. Pada penelitian kegiatan yang perlu didokumentasikan meliputi
keadaan lokasi dan subyek Ikan Lele, pengemasan pada saat pemasaran, alat-alat
transportasi serta promosi yang dilakukan usaha budidaya ikan Lele di Farm Fish
Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo.
3. 6 Analisis Data
Pada penelitian tentang strategi pemasaran ini teknik analisis yang digunakan
yakni menggunakan beberapa metode meliputi analisis data kualitatif, data kuantitatif,
analisis IFAS, analisis EFAS, dan analisis matriks SWOT.
3.6.1 Analisis Data Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting)
dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Metode kualitatif berusaha memahami
dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi
tertentu (Usman dan Akbar ,2006). Analisis deskriptif kualitatif yang digunakan dalam
penelitian adalah dengan cara:
37
1. Menjelaskan keadaan umum dan profil lokasi budidaya Ikan Lele di Farm Fish
Boster Centre Sinar Gedangan Kabupaten Sidoarjo meliputi:
a. Sejarah serta Visi Misi dan Tujuan Farm Fish Boster Centre.
Pada penelitian ini sejarah serta visi misi dan tujuan Farm Fish Boster
Centre Sinar Gedangan Kabupaten Sidoarjo dianalisis secara deskriptif kualitatif
untuk memenuhi tujuan pertama. Kemudian menjelaskan bagaimana
perkembangan usaha serta perkembangan penjualan Ikan Lele setiap tahunnya
dan bagaimana strategi pemasaran yang dijalankan pada usaha tersebut dalam
memenuhi permintaan penjualan Ikan Lele.
b. Aspek Teknis
Aspek teknis pada penelitian tentang strategi pemasaran ini dianalisis
secara deskriptif kualitatif. Analisis meliputi penentuan lokasi dan luas usaha,
proses pemasaan Ikan Lele yang meliputi persiapan produk, penentuan harga
hingga penjualan produk , serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pemasaran Ikan Lele oleh Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Kabupaten
Sidoarjo.
c. Aspek Manajemen
Aspek manajemen pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Analisis meliputi perencanaan, pengorganisasian dalam struktur organisasi,
pelaksanaan dan pengawasan agar sistem kerja pada pemasaran ikan Lele Farm
Fish Boster Centre Sinar Gedangan Kabupaten Sidoarjo dapat berfungsi secara
dengan baik dengan manajemen yang baik pula.
2. Menjelaskan strategi pemasaran yang digunakan dalam memasarkan Ikan Lele
Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Kabupaten Sidoarjo untuk memenuhi
38
tujuan penelitian yang kedua. Analisis meliputi segmentasi pasar, target pasar,
pemposisian produk, dan bauran pemasaran.
3. Menganalisis Faktor Internal dan Eksternal
Pada penelitian ini faktor internal dan eksternal dianalisis secara kualitatif untuk
memenuhi tujuan ketiga. Analisis meliputi faktor internal yakni kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) serta faktor eksternal yakni peluang (opportunities) dan
ancaman (treaths).
4. Alternatif Strategi Pemasaran
Pada penelitian ini alternatif strategi pemasaran dianalisis secara deskriptif
kualitatif untuk memenuhi tujuan ke empat yang meliputi analisis matrik internal
(kekuatan dan kelemahan) serta matrik eksternal (peluang dan ancaman) di Farm
Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo dalam membudidayakan ikan Lele.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif
Menurut Nazir (2011), deskriptif kuantitatif adalah analisa data yang sifatnya
kuantitatif yakni berdasarkan perhitungan-perhitungan dan statistik. Sedangkan
menurut Musanto (2004), pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai,
obyektif dan harus seperti apa adanya. Pendekatan kuantitatif memakai kontrol
berupa alat statistik, pengukuran, dan hasil-hasil yang relevan dengan rumus yang
berlaku. Analisis deskriptif kuntitatif digunakan untuk menganalisis aspek keuangan
jangka pendek usaha budidaya beserta pemasaran Ikan Lele Farm Fish Boster Centre
Sinar Gedangan Sidoarjo. Analisis aspek keuangan jangka pendek ini untuk
memenuhi tujuan penelitian pertama dan keempat.
A. Aspek Keuangan Usaha Budidaya
39
1. Permodalan
Menurut Primyastanto et al (2005), penganggaran modal merupakan suatu
konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan
(penanaman) dana dimasa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang
dikehendaki dimasa mendatang. Modal usaha adalah barang atau uang yang
bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja bekerja untuk menghasilkan
suatu barang baru. Modal usaha tersebut biasanya berupa modal tetap / aktiva dan
modal kerja.
a) Biaya Produksi
Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2003), setiap kegiatan usaha yang
dilaksanakan memerlukan biaya-biaya atau pengeluaran usaha. Menurut prinsip
ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan hasil yang optimal, atau dengan kata lain
untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya yang serendah mungkin. Setiap
perusahaan selalu menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya (tetap dan
variabel) dan jenis-jenis biaya yang lain (opportunity cost), karena biaya merupakan
faktor utama yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan
agar tidak mengalami kerugian.
Menurut Shinta (2011), Total Cost (TC) didapat dari penjumlahan dari biaya
tetap dengan biaya variabel. Rumus total cost yaitu:
Dimana:
TC = Total Cost (Biaya Total/Biaya Produksi)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
TC = FC + VC
40
41
2. Penerimaan
Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2006), Penerimaan atau Total Revenue
(TR) adalah pendapatan kotor usaha yang didefinisikan sebagai nilai produk total
usaha dalam jangka waktu tertentu. Rumus penerimaan:
Dimana : TR = Total Revenue (total penerimaan)
P = Harga jual per unit
Q = Jumlah output yang dihasilkan
3. Revenue Cost Ratio atau R/C
Menurut Primyastanto, et al (2005), analisa usaha Revenue Cost Ratio atau
R/C Ratio, merupakan salah satu analisa yang mengetahui apakah biaya–biaya yang
dikeluarkan sudah menghasilkan keuntungan atau belum. Analisa R/C ratio
merupakan perbandingan antara pendapatan dengan total biaya dalam satuan
produksi per satuan waktu. Secara sederhana dapat ditulis:
Dimana :
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
1) Jika R/C Ratio > 1 maka dikatakan layak
2) Jika R/C Ratio < 1 maka dikatakan tidak layak, dan
3) Jika R/C Ratio = 1 maka dikatakan impas (tidak untung maupun merugi)
4. Keuntungan (𝞹)
TR = P X Q
R/C Ratio = TR
TC
42
Menurut Primyastanto, et al (2005), keuntungan usaha atau pendapatan
bersih adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk proses produksi baik tetap maupun tidak tetap, yang dirumuskan sebagai
berikut :
Dimana :
TR (Total Revenue) : Pendapatan kotor usaha yang didefinisikan sebagai nilai
produk total usaha dalam jangka waktu tertentu.
TC (Total Cost) : Pengeluaran total yang didefinisikan sebagai semua nilai
masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam
produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga.
5. Rentabilitas
Menurut Riyanto (1995), Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu dengan total aktiva atau modal yang
digunakan dalam operasi perusahaan.
Rasio rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
yang diperoleh perusahaan dengan aktiva atau modal yang diperlukan untuk
menghasilkan laba tersebut. Perhitungan rentabilitas dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝑅 = 𝐿/𝑀 𝑥 100%
Keterangan:
R = Rentabilitas (100%)
L = Jumlah keuntungan yang diperoleh selama periode tertentu (Rp)
𝞹 = TR – TC
43
M = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba (Rp)
6. Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok digunakan melihat pada tingkat
produksi dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula
mengalami kerugian selama satu periode (Utama, 2011).
Menurut Ngamel (2012), (Break Even Point) BEP merupakan alat untuk
mengetahui batas nillai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik
impas (tidak unitung dan tidak rugi). Rumus yang digunakan untuk mengetahui BEP
yaitu:
BEP atas dasar Unit
𝐵𝐸𝑃 = 𝐹𝐶/(𝑃 − 𝑉𝐶)
Keterangan :
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
P = Harga Jual Per Unit
VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)
B. Aspek Keuangan Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai
diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah
kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi,1991).
Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam
rangka memasarkan produk atau barang dagangan, dimana biaya tersebut timbul dari
saat produk atau barang dagangan siap dijual sampai dengan di terimanya hasil
penjualan menjadi kas (Supriyono, 1992: 201-202).
44
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah
biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau barang dagangan sampai ke
tangan konsumen.
3.6.3 Analisis IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
Menurut Rangkuti dan Freddy (2002) Analisis IFAS digunakan untuk
menganalisis faktor internal perusahaan yakni mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Hasilnya digunakan untuk mengelola dalam menghadapi ancaman dari
lingkungan eksternal perusahaan. Kekuatan perusahaan dapat digunakan senjata
dalam bersaing dan kelemahan perusahaan harus diperbaiki agar dapat menghadapi
perubahan lingkungan.
Pertama faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi terlebih
dahulu. Kemudian tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis
internal dalam kerangka Strengths dan Weakness. Tahapnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00)
3. Hitung rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
Berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat (semua variabel yang masuk kategori
kekuatan) diberi nilai mulai dari +4 (sangat baik) dengan membandingkannya
45
dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang
bersifat negatif kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,00
(poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih, dan bagaimana pembobotan dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunujukkan bagaimana
perusahaan bereaksi terhadap faktor strategis internalnya.
46
Faktor-faktor
Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Komentar
Kekuatan
………………
……….
………
………………
……….
………………
………………
……….
………………
………………
……….
…………….
………………
……….
……………..
Kelemahan
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
Tabel 3. Matrik IFAS
3.6.4 Analisis EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)
Terdapat keterkaitan yang erat antara perusahaan dengan faktor lingkungan
eksternalnya, maka perlu dilakukan suatu analisis lingkungan yang merupakan proses
untuk memantau sector lingkungan yang merupakan proses untuk memantau sector
lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap keberadaan
perusahaan (Rangkuti,2002). Tahap penentuan faktor Strategi Eksternal (EFAS)
adalah sebagai berikut:
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang ancaman)
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 tersebut dengan skala mulai dari
1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
Kemungkinan berpengaruh terhadap dampak faktori strategis perusahaan.
47
3. Hitung rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). Berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang semakin besar diberi nilai rating +4,
tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian rating ancaman adalah
kebalikannya. Misalnya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya -1.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,00
(poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih, dan bagaimana pembobotan dihitung
6. Jumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunujukkan bgaimana
perusahaan bereaksi terhadap faktor strategis eksternalnya.
Faktor-faktor
Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Komentar
Kekuatan
………………
……….
………………
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
Kelemahan
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
………………
……….
48
……..
Tabel 4. Matrik EFAS
3.6.5 Analisis Matrik SWOT (Strengths Weakness Opportunity Threat)
Analisis ini dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah
matrik SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan,
dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis.
Tabel 5. Matrik SWOT
IFAS EFAS
STRENGTHS (S) - Menentukan 5-10
Faktor-faktor kekuatan internal yang ada di Farm Fish Boster Centre.
WEAKNESSES (W) - Menentukan 5-10
faktor-faktor kelemhan internal yang ada di Farm Fish Boster centre.
OPPORTUNIES - Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal yang ada di Farm Fish Boster Centre.
STRATEGI SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang di Farm Fish Boster Centre.
STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang di Farm Fish Boster Centre.
TREATHS - Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal yang ada di Farm Fish Boster Centre.
STRATEGI ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman di Farm Fish Boster Centre.
STRATEGI WT
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman fi Farm Fish Boster Centre.
Sumber : Rangkuti , 2002.
49
Dari hasil analisis SWOT akan dihasilkan empat alternatif strategi yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
1. Strategi SO (Strength-Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST (Strenghts-Threats) Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weknesses-Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weknesses-Threats) Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Hasil dari pengolahan dan data faktor internal serta faktor eksternal pada
usaha ikan Lele Farm Fish Boster Centre Sinar Gedangan Sidoarjo diperoleh skor
masing-masing faktor. Kemudian untuk menentukan titik koordinat alternative strategi
pemasarannya dilakukan perhitungan terhadap faktor internal dan faktor eksternal
dengan menggunakan diagram analisis SWOT seperti pada gambar 3.
50
Gambar 3 Diagram Analisi SWOT
3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi Agresif.
turn around.
4. Mendukung Strategi 2. Mendukung strategi
Defensif. defersifikasi.
Sumber : Arikanto, 2002
Kuadran 1: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang diterapkan adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan agresif.
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang diterapkan yakni menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Strategi yang dapat
diterapkan yakni meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kelemahan
Ancaman
Kekuatan
Peluang
51
Kuadran 4: Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan intern.
49
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Topografis
Penelitian tentang strategi pemasaran guna meningkatkan volume
penjualan ikan lele pada farm fish boster centre berlokasi di pergudangan sinar
gedangan blok G-37, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoaro. Kecamatan
Gedangan merupakan salah satu wilayah bagian dari Kabupaten Sidoarjo secara
kondisi geografis memiliki luas wilayah 22,65 km2 yang kemudian terbagi dalam
luas lahan sawah sebesar 6,32 km2 dan luas lahan bukan sawah sebesar 16,33
km2 dan merupakan salah satu daerah yang terletak ± 3 meter dari permukaan laut
antara 112,71o sampai 112,74o lintang selatan. Secara orbitasi jarak Kecamatan
Gedangan dari ibukota Kabupaten Sidoarjo adalah ± 7 km.
Keadaan iklim di wilayah Kecamatan Gedangan pada tahun 2016 cukup
baik, diiringi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi serta berlangsung dalam
waktu yang lama setiap bulan sepanjang tahun. Rata-rata intensitas curah hujan di
Kecamatan Gedangan pada tahun 2016 adalah sebesar 136,92 mm. Dimana
secara administratif Kecamatan Gedangan terdiri dari 15 desa dengan 36
pendukuhan. Kecamatan Gedangan memberikan kontribusi luas wilayah sebesar
3,1 persen terhadap total luas wilayah Kabupaten Sidoarjo dimana peta lokasi
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
50
Adapun batas-batas Kecamatan Gedangan secara administratif adalah
sebagai berikut:
a) Sebelah Utara : Kecamatan Waru
b ) Sebelah Selatan : Kecamatan Buduran
c ) Sebelah Barat : Kecamatan Sukodono
d ) Sebelah Timur :Kecamatan Sedati
4.2. Keadaan Penduduk Lokasi Penelitian
Berdasarkan data kependudukan tahun 2016 jumlah total penduduk
Kecamatan Gedangan adalah sebesar 117.723 jiwa dengan luas wilayah seluas
23,68 km2 dimana terdiri dari 59.664 penduduk laki-laki dan 58.059 penduduk
permpuan serta rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Gedangan adalah 4.971
jiwa/km2. Kemudian dari hasil regristrasi akhir penduduk tercatat bahwa
pertumbuhan jumlah penduduk tiap desa bervariasi. Desa Gemurung merupakan
salah satu bagian Desa yang mengalami pertumbuhan pesat yaitu sebesar 3.85
persen dari tahun sebelumnya. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin
kemudian tersaji dalam Tabel 6.
51
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Gedangan 2016
NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN JUMLAH PRESENTASE
(%)
1 Ganting 2.063 1.993 4.056 3,45
2 Karangbong 3.552 3.552 7.104 6,03
3 Tebel 6.869 6.766 13.635 11,58
4 Kragan 1.162 1.129 2.291 1,95
5 Gemurung 2.185 2.247 4.432 3,76
6 Punggul 3.565 3.388 6.953 5,91
7 Sruni 4.403 3.854 8.257 7,01
8 Kebonanom 4.458 4.465 8.923 7,58
9 Kebonsikep 5.567 5.372 10.939 9,29
10 Gedangan 5.058 5.061 10.119 8,60
11 Ketajen 4.222 3.712 7.934 6,74
12 Wedi 2.587 2.509 5.096 4,33
13 Semambung 3.482 3.523 7.005 5,95
14 Sawotratap 7.144 7.102 14.248 12,10
15 Bangah 3.347 3.386 6.732 5,72
JUMLAH
59.664 58.059 117.723 100,00 %
Sumber: Badan Pusat Statistika Kabupaten Sidoarjo, 2016
Dari data tabel diatas dapat disimpulkan persentase jumlah penduduk
terbesar di Kecamatan Gedangan adalah Desa Sawotratap yaitu dengan nilai
persentase sebesar 12,10%, dan persentase jumlah penduduk terkecil di
ecamatan Gedangan adalah Desa Kragan dengan nilai persentase sebesar 1,95%
dari total persentase keseluruhan. Sedangkan Desa Gemurung yang merupakan
lokasi tempat usaha berdiri memiliki persentase total jumlah penduduk nomor tiga
terkecil berdasarkan Desa di Kecamatan Gedangan merupakan lokasi tempat
52
usaha berdiri memiliki persentase total jumlah penduduk nomor tiga terkecil
berdasarkan Desa di Kecamatan Gedangan.
Keadaan penduduk dari banyaknya pendatang menurut jenis kelamin dan
desa atau kelurahan pada Kecamatan Gedangan pada tahun 2016 kemudian dapat
tersaji dalam Table 7.
Tabel 7 Banyaknya Pendatang Kecamatan Gedangan 2016
NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN JUMLAH PRESENTASE
(%)
1 Ganting 40 38 78 5,36
2 Karangbong 49 71 120 8,24
3 Tebel 78 74 152 10,44
4 Kragan 12 17 29 1,99
5 Gemurung 50 63 113 7.76
6 Punggul 33 30 63 4,32
7 Sruni 21 17 38 2,60
8 Kebonanom 69 68 137 9,41
9 Kebonsikep 27 25 52 3,57
10 Gedangan 73 54 127 8,72
11 Ketajen 27 14 41 2,81
12 Wedi 33 28 81 5,56
13 Semambung 58 59 117 8,03
14 Sawotratap 88 91 179 12,29
15 Bangah 67 62 129 8,86
JUMLAH
725 711 1.436 100,00 %
7.1 1 Banyaknya Pendatang Kecamatan Gedangan 2016
Sumber: Badan Pusat Statistika Kabupaten Sidoarjo, 2016
53
Berdasarkan tabel kemudian dapat disimpulkan banyaknya pendatang
menurut jenis kelamin desa atau kelurahan pada Kecamatan Gedangan
persentase penduduk pendatang tertinggi adalah Desa Sawotratap dengan nilai
persentase sebesar 12,29% dari total persentase keseluruhan. Dan nilai
persentase pendatang menurut jenis kelamin yang terkecil terdapat pada Desa
Kragan dengan nilai persentase 1,99% dari total persentase keseluruhan,
sedangkan Desa Gemurung.
Kemudian berdasarkan data total jumlah penduduk dan total persentase
pendatang per Desa/kelurahan pada Kecamatan Gedangan dapat disajikan kembali
data kependudukan berdasarkan banyaknya orang yang bekerja menurut jenis
pekerjaan per Desa/Kelurahan pada tahun 2016 yaitu meliputi kategori jenis
pekerjaan pegawai negeri, ABRI, petani, buruh tani, buruh swasta, pedagang,
usaha kontruksi, usaha industri/kerajinan serta jasa lainnya, dimana rincian data
kependudukan berdasarkan mata pencaharian dapat disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Data Kependudukan Berdasarkan Jenis Mata pencaharian NO
DESA/ KELURAHA
N
PN ABRI
PETANI
BURUH
BURUH SWAST
A
PEDAGANG
JASA LAIN
1 Ganting 72 19 216 360 936 291 75
2 Karangbong 92 22 117 231 876 321 220
3
Tebel 38
5 350 25 - 490 96 40
4 Kragan 23 9 45 138 667 34 35
5 Gemurung 70 30 128 60 1.757 171 196
6 Punggul 66 45 155 85 1.787 2.088 36
7 Sruni 71 812 4 11 1.699 13 11
8 Kebonanom 99 50 157 85 996 91 158
54
Sumber: Badan Pusat Statistika Kabupaten Sidoarjo, 2016
Dari data tabel dapat disimpulkan bahwa persentase jenis pekerjaan
terbesar penduduk di Kecamatan Gedangan adalah bekerja sebagai buruh swasta
yaitu dengan nilai persentase sebesar 67,74% dari total persentase jumlah
penduduk di Kecamatan Gedangan. Sehingga dari data tersebut kemudian memiliki
kesinambungan dengan berdirinya beberapa komplek perindustrian pabrik serta
pergudangan diwilayah Kecamatan Gedangan memberikan dampak penyerapan
tenaga kerja yang lebih tinggi sebagai karyawan atau buruh swasta. Keberadaan
sentra industri yang berdiri di wilayah Kecamatan Gedangan kemudian mendorong
sebagain masyarakatnya untuk memanfaatkan potensi sumberdaya manusia yang
9
Kebonsikep 11
6 128 - - 6.260 265 25
10
Gedangan 12
6 50 18 14 7.096 2.045 25
11
Ketajen 15
2 403 50 25 2.066 1.030 38
12 Wedi 94 24 85 52 1.933 467 71
13
Semambung 15
2 206 98 48 2.338 1.116 282
14 Sawotratap 38 19 49 40 2.883 254 265
15
Bangah 21
0 22 41 30 3.270 513 100
16 JUMLAH 1.766
2.189
1.188 1.179 35.054 8.793 1.577
17 TOTAL JUMLAH
51.746
18 Persentase (%)
3.41
4.23 2.29 2.27 67.74 16.99 3.05
55
ada dengan cara memberikan pilihan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitar baik buruh swasta dan jenis pekerjaan lainnya dengan berdagang atau
menjual hasil produksinya, dimana secara persentase jenis pekerjaan pedangang
di Kecamatan Gedangan adalah terbesar kedua yaitu dengan nilai 16,99% dari total
persentase keseluruhan. Sedangkan sisannya bermata pencaharian diantaranya
adalah pegawai negeri, ABRI, tani, buruh tani dan jasa lainnya dengan persentase
antara dua sampai empat persen dari total persentase keseluruhan.
4.3. Keadaan Umum Kondisi Perikanan
Kecamatan Gedangan merupakan daerah yang memiliki potensi lahan
pertanian cukup luas, namun dengan adanya kebijakan pembangunan kawasan
industri di Kabupaten Sidoarjo yang salah satu wilayah pengembangannya berada
di Kecamatan Gedangan maka banyak lahan pertanian yang kemudian dialih
fungsikan menjadi daerah pembangunan kawasan industri perdagangan dan
perumahan. Meskipun dengan adanya kebijakan dalam pembangunan kawasan
industri perdagangan, namun masih terdapat beberapa lahan potensial yang
kemudian difokuskan pada pertanian padi maupun penanaman tebu.
Berdirinya kawasan industri di wilayah Kecamatan Gedangan baik industri
skala kecil, menengah, maupun besar merupakan salah satu potensi yang
memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah dan kegiatan penyerapan
tenaga kerja yang lebih baik. Meskipun tidak terdapat banyak lahan perikanan
budidaya, tambak, maupun perikanan laut namun dengan berdirinya kawasan
pembangunan industri perdagangan di Kecamatan Gedangan banyak variasi jenis
usaha yang berkembang didalamnya, salah satu jenis usaha yang cukup potensial
adalah jenis usaha perikanan diantaranya adalah pabrik pengolahan ikan beku,
56
frozen demersal fish, frozen pelagic fish, pabrik pembuatan obat multivitamin ikan
dengan merek boster, pabrik pengolahan es ice tube, pabrik pembuatan pakan ikan
terapung dan tengelam, serta pusat pelatihan pengembangan mandiri kelautan
pada balai riset farm fish boster centre dengan produksi budidaya ikan lele super
intensifnya serta produksi hasil ikan lele yang kemudian menjadi lokasi penelitian
dengan judul permasalahan diatas.
Potensi usaha perikanan yang berdiri pada kawasan industri perdagangan
Kecamatan Gedangan mempunyai dampak terhadap penyerapan tenga kerja baik
tenaga kerja ahli maupun buruh swasta bagi sumberdaya manusia disekitar lokasi
usaha. Sehingga dengan berdirinya usaha bidang perikanan, kemudian
memberikan kontribusi sumbangan yang cukup besar terhadapap pendapatan
daerah Kecamatan Gedangan.
4.4. Keadaan Umum Farm Fish Boster Centre
Keadaan umum Farm Fish Boster Centre berlokasi di pergudangan sinar
gedangan blok G-37, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Pergudangan
sinar gedangan merupakan salah satu kawasan industri perdagangan yang
dibangun pada Kecamatan Gedangan, kondisi lokasi usaha memiliki faktor-faktor
seperti kedekatan dengan sumber daya manusia, kedekatan dengan sumber air dan
khusus untuk farm fish boster centre pengembangan usaha dilokasikan pada
pergudangan sinar gedangan karena memiliki kedekatan dengan pabrik lain dari
PT. Indosco Dwi Jaya Sakti yaitu pabrik multivitamin ikan, dimana pendirian farm
fish boster centre ini tujuan awalnya adalah sebagai balai riset pengembangan hasil
produksi multivitamin dengan merek boster. Adapun sejarah berdiri dan
perkembangan usaha, lokasi dan layout usaha serta struktur organisasi dan
57
ketenagakerjaan pada farm fish boster centre dapat dijelaskan kembali dalam
uraian sebagai berikut.
4.4.1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Usaha
Farm Fish Boster Centre merupakan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan
Perikanan (P2MKP) yang didirikan oleh pemimpin PT. Indosco Dwi Jaya Sakti
bapak Eka Jaya Tjioe. PT. Indosco Dwi Jaya Sakti merupakan salah satu bidang
usaha yang bergerak pada produksi multivitamin dan obat-obatan untuk ikan yang
kemudian hasil produksinya diberi merek boster. Untuk melihat kesiapan hasil
produksinya terhadap aplikasi bidang budidaya maka PT. Indosco Dwi Jaya Sakti
mendirikan balai riset yang kemudian diberi nama farm fish boster centre, unit ini
merupakan tempat dilakukannya riset sistem budidaya boster dengan
mengaplikasikan produk multivitamin dan obat-obatan yang diproduksinya.
Sebelum didirikan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan dengan
nama Farm Fish Boster Centre, PT. Indosco Dwi Jaya Sakti bekerjasama dengan
kelompok pembudidaya binaannya yang tersebar diberbagai daerah sepeti
Kabupaten Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Banyuwangi dan daerah lain di Jawa
Timur, dimana kolam budidaya pada lokasi-lokasi tersebut digunakan sebagai
tempat riset kegiatan budidaya dengan aplikasi produk multivitamin dan obat-obatan
yang diproduksinya. Namun seiring berjalannya waktu kegiatan riset dengan model
kerjasama pada pokdakan ini meberikan sumbangan biaya pengembangan yang
lebih besar serta tidak efisien dalam hal waktu.
58
Sehingga pada bulan Februari tahun 2013 Farm Fish Boster Centre
mendirikan balai riset dengan kegiatan usahanya adalah bidang budidaya untuk
memaksimalkan efisiensi penggunaan waktu dan monitoring sistem budidaya dengan
aplikasi pengunaan multivitamin serta obat-obatan yang diproduksi oleh PT. Indosco
Dwi Jaya Sakti, yang menjadi faktor penentuan lokasi pendirian unit farm riset ini
adalah jarak atau kedekatan dengan pabrik utamanya yaitu multivitamin boster.
Sehingga farm fish boster centre kemudian didirikan di pergudangan sinar gedangan
blok g-37 dimana kurang lebih berjarak 3 km dengan tempat produksi multivitamin
merek boster.
Budidaya yang kemudian dikembangkan pada farm fish boster centre adalah
komoditas ikan lele (Clarias Sp.) diantaranya adalah jenis sangkuriang, dumbo,
phtyon serta sukoi dengan sistem super intensif yaitu 1.000 ekor/m3 dan luas lahan
yang sempit atau terbatas. Media budidaya yang digunakan adalah dengan
berfokus pada manajemen pembuangan kotoran dan penambahan penanganan
dengan multivitamin serta obat-obatan yang dihasilkan oleh PT. Indosco Dwi Jaya
sakti “Boster”. Sehingga dinamakan sistem budidaya boster, media untuk sistem
budidaya boster sendiri harus; (1) luas kolam paling besar 4x4 meter persegi, (2)
jenis kolam harus semen/beton/fiber, (3) sistem pembuangan atau kontrol air
berupa central drain (saluran pembuangan ditengah),(4) mengikutimstandart
operational procedur (SOP) dan mengaplikasikan penanganan budidaya dengan
multivitamis “boster”. Budidaya dengan sistem ini lebih efektif dan mudah
diterapkan.
59
Gambar 5 . Kolam Fiber Sistem Central Drain Boster”
Hasil produksi budidaya dengan menggunakan sistem boster pada usaha ini
cukup melimpah, dengan hasil produksi yang tinggi tersebut pada tahun 2014 usaha
ini memanfaatkan peluang produksi ikan lelenya dengan melakukan usaha
pengolahan hasil perikanan dan memanfaatkan ikan lele sebagai bahan baku
utamanya. Pada awalnya kegiatan usaha pengolahan hanya menghasilkan dua
produk saja yaitu fillet ikan lele dan crispy lele, namun seiring berjalannya waktu
usaha ini memproduksi olahan kreatif dan inovatif lainnya dengan tetap berprinsip
pada usaha diversifikasi olahan. Selain budidaya dan pengolahan, unit bisnis yang
kemudian dikembangkan pada fish boster centre adalah hatchery.
Dengan banyaknya kegiatan usaha yang dikembangkan oleh farm fish
boster centre maka pada tanggal 30 April 2014 dikeluarkannya surat keputusan
kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
Nomor 42/Kep-BPSDMKP/2014 tentang penetapan usaha tersebut sebagai salah
satu bagian dari Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan atau P2MKP.
Pada P2MKP fish boster centre ini terdapat beberapa kegiatan pokok yaitu riset dan
produksi di bidang pembenihan, pembesaran dan pengolahan. Riset kegiatan
usaha ini memiliki kesinambungan antara satu unit dengan unit lain dimana masing-
masing hasil produksinya berorientasi pada profit.
60
Sedangkan pada unit usaha pengolahan pada farm fish boster centre
penggunaan bahan baku dari hasil produksi budidaya sendiri dimaksudkan untuk
memilih bahan baku dengan kualitas yang baik dan terkontrol yaitu mulai dari
pemilihan benih sampai pada usia konsumsi. Seiring dengan perkembangan usaha
ini maka produk yang dihasilkan dari yang semula hanya dua produk yaitu catty
crispy dan fillet beku ikan lele, hingga tahun 2016 olahan boster berkembang
menjadi 17 produk olahan diantaranya adalah rambak, krupuk mentah, krupuk
matang, catty fillet, catty skin less, catty WGGS, catty crispy, catty holly ball, catty
meet ball, catty nugget, catty otak-otak, catty rollade, catty siomay, catty tofu, catty
tempuran, catty drum stick dan catty spring roll.
Pemanfaatan bahan baku untuk perkembangan usaha pengolahan pada
usaha ini lebih maksimal yaitu memanfaatkan konsep zero waste manajemen yaitu
nol limbah atau semua bagian ikan lele dimanfaatkan sebagai bahan baku produk
olahan yang inovatif dan kreatif. Dari kepala, perut dan tulang ikan lele yang
digunakan sebagai bahan baku produksi krupuk, kulit ikan lele yang kemudian
diproduksi menjadi rambak, serta daging ikan lele yang dimanfaatkan sebagai
produksi fillet beku serta surimi sebagai bahan dasar produksi olahan ikan lele
lainnya. Sedangkan produksi usaha ini dilakukan berdasarkan jumlah pesanan yang
diterima, untuk 1 HOK usaha ini melakukan dua kegiatan produksi dengan
menghasilkan dua produk olahan. Produksi olahan dengan merek yang sama
“boster” didistribuskan pada daerah pemasaran Jakarta, Surabaya, Bali, Sidoarjo,
Bandung dan skala daerah pemasaran internasional.
4.1.2. Lokasi dan Layout Perusahaan
61
Lokasi farm fish boster centre berada di kawasan pergudangan sinar
gedangan blok G-37, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Kompleks
industri ini berada di Jalan Raya Gedangan-Sedati yaitu perbatasan Kecamatan
Sedati dengan Kecamatan Gedangan. Akses menuju lokasi usaha ini mudah
ditempuh karena dekat dengan sarana transportasi umum yaitu, berjarak kurang
lebih 2 KM dari stasiun KA Gedangan, berjarak kurang lebih 6 KM dari Bandara
Nasional Juanda dan berjarak kurang lebih 10 KM dari terminal bus Bungurasih
Surabaya, sedangkan jarak lokasi usaha dengan jalan raya utama adalah kurang
lebih 1 KM. Lokasi usaha ini dekat dengan dua pusat kota yaitu Kota Surabaya dan
Kabupaten Sidoarjo sehingga mempermudah dalam alokasi daerah dan distribusi
pemasaran hasil produksinya.
Secara teknis lokasi usaha ini berada di dataran rendah, sehingga mudah
untuk mendapatkan sumber air tawar yaitu kurang lebih pada kedalaman 7 M saja.
Luas area tanah usaha ini adalah 1800 m2 dengan luas bangunan 1200 m2
sedangkan luas bangunan pengolahan pada usaha ini adalah 3 x 6 m2. Area usaha
yang digunakan dalam kegiatan usaha budidaya, pembenihan dan pengolahan
memiliki berbagai ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda.
Pembagian layout area bangunan usaha tersebut antara lain, terdapat ruang
kantor yaitu tempat manajer bekerja, ruang tamu yaitu tempat untuk menerima
tamu, ruang pengolahan sebagai tempat produksi, ruang penyimpanan produk yaitu
tempat untuk menyimpan produk multivitamin dan freezer, ruang kelas yang
digunakan untuk tempat menerima peserta pelatihan, mess 1 dan mess 2
merupakan tempat yang digunakan untuk tempat istirahat tenaga kerja, kamar
mandi, musholla, kamar tidur tenaga kerja, gudang yang digunakan untuk
62
menyimpan alat-alat, ruang hatchery, gazebo yang digunakan untuk kegiatan rapat
dan penerimaan tamu serta lahan budidaya yang terdiri dari kolam pembesaran dan
penampungan indukan. Dimana gambar layout usaha dapat dilihat pada Lampiran
2.
Secara administratif batas-batas lokasi farm fish boster centre adalah
sebagai berikut: Sebelah utara : Pabrik Alumunium
Sebelah selatan : Desa Gemurung
Sebelah timur : : Pabrik Ice Tube
Sebelah barat : Perumahan Valencia
4.1.3. Ketenagakerjaan
Ketenaga kerjaan pada usaha ini dibedakan menjadi tenaga kerja tetap,
tenaga kerja tetap pada usaha ini dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja
bulanan tetap dan tenaga kerja harian tetap. Tenaga kerja bulanan tetap adalah
tenaga kerja yang karena sifat dan tugas pekerjaannya ditetapkan oleh pemimpin
perusahaan menjadi tenaga kerja bulanan tetap serta mendapatkan gaji tiap
bulan tanpa melihat jumlah hari dan jam kerja yang telah dilaksanakannya.
Sedangkan tenaga kerja harian tetap adalah pegawai tetap yang karena sifat dan
tugas pekerjaanya ditetapkan oleh pemimpin perusahaan menjadi tenaga kerja
harian tetap dan mendapatkan pembayaran gaji sesuai peraturan berlaku.
Jumlah tenaga kerja tetap pada usaha ini berjumlah 15 orang, dimana 6
orang diantaranya adalah tenaga kerja bagian pengolahan. Jenjang pendidikan
yang ditempuh oleh tenaga kerja pada usaha ini sangat beragam diantarannya
adalaha lulusan SD, SMP, SMA/SMK, D3, S1 dan S2. Tenaga kerja lulusan SD
63
bekerja sebagi tukang kebun berjumlah 1 orang. Tenaga kerja lulusan SMP dan
SMA terdapat 5 orang bekerja pada bagian pengolahan. Tenaga kerja lulusan
SMK perikanan terdapat 4 orang bekerja pada bagian pembenihan dan
pembesaran. Tenaga kerja lulusan D3 bekerja pada divisi marketing dan teknisi
pembesaran dan pengolahan berjumlah 3 orang. Lulusan S1 berjumlah 1 orang
bertugas sebagai manager dan lulusan S2 berjumlah 1 orang bekerja sebagai
advisior.
Kompensasi yang diterapkan pada usaha ini terbagi menjadi dua jenis
yaitu kompensasi finansiil dan kompensasi non-finansiil. Kompensasi finansiil
yang diterima oleh tenaga kerja pada usaha ini berupa gaji, tunjangan hari raya
dan jaminan kesehatan. Besarnya gaji yang diterima tenaga kerja adalah sesuai
upah minimum regional (UMR) Kabupaten Sidoarjo. Pengupahan pada usaha ini
pada dasarnya memiliki besaran gaji pokok yang sama namun yang
membedakan nilai gaji akhir pada tenaga kerja adalah besarnya bonus yang
didapatkan, besar kecilnya bonus yang diberikan oleh perusahaan tegantung dari
inovasi tenaga kerja untuk mengembangkan perusahaan. Semua kegiatan yang
menguntungkan perusahaan diantaranya adalah saat pelatihan dan penjualan
produksi tinggi makan kemudian oleh perusahaan akan diganti dalam bentuk
bonus. Selain itu bonus juga akan diberikan ketika tahun baru sebesar dua kali
gaji pokok untuk tenaga kerja lama, sedangkan tenaga kerja baru diberikan
sebesar satu kali gaji pokok. Kemudian bonus lain adalah dalam bentuk
tunjangan hari raya dimana nilai besarannya adalah satu kali gaji pokok tenaga
kerja serta jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja ditanggung
perusahaan sepenuhnya. Sedangkan kompenasisi non-finansiil untuk tenaga
64
kerja pada usaha ini adalah dengan penyedian fasilitas seperti area dapur,
tempat beribadah, keamanan tenaga kerja.
64
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Aspek Teknis Pemasaran Budidaya Ikan Lele
Aspek teknis pada pemasaran budidaya ikan lele pada farm fish boster centre
pergudangan sinar gedangan blok G-37, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
ini dijabarkan kembali meliputi sarana usaha yaitu alat dan mesin yang memudahkan
proses pemasaran, prasarana usaha yang menunjang sarana. Secara teknis
pemasaran dengan pembesaran ikan lele dengan menggunakan Sistem Boster
merupakan sistem termasuk pembesaran yang insentif. Menurut Peranangin (1999),
jenis ikan lele merupakan salah satu ikan yang bagus untuk pembesaran dengan tebat
padar tinggi. Ikan lele mempunyai pernafassan buatan dan mempunyai daging yang
bagus untuk diolah, karena daging ikan lele berwarna putih.
a. Persiapan Produk
Dalam langkah awal ini mempersiapkan produk yaitu Ikan Lele (Clarias sp) segar
yang berkualitas dan aman di konsumsi. Dengan setiap harinya berkisar 35 kg
ikan lele Farm Fish Boster Centre .
b. Pengecekan Kendaraan
Pemeriksaan kendaraan pada setiap mobil pick up maupun kendaraan sepeda
motor yang akan digunakan saat proses pemasaran menggunakan karyawan
yang berpengalaman. langkah awal yang dilakukan dengan cara mengecek mesin
pada kendaraan dan suku cadang kendaraan yang lainnya.
65
c. Penentuan Harga
Pada harga produk Ikan Lele (Clarias sp) pada Farm Fish Boster Centre sudah
ditentukan dengan standrt operasional perusahaan (SOP) yaitu dengan harga Rp
18.000,00 per 1 kg dengan size ukuran 12. Penentuan harga adalah salah satu
hal yang penting dalam perencanaan suatu pemasaran dikarenakan harga adalah
memeberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan
perusahaan di mata pesaing.
d. Tempat Pemasaran
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut.
Misalnya tempat menjual lele penyet di warung, tempura lele di sekolah-sekolah,
sosis, nuget lele di mini market, super market, steak lele dan lele asam manis di
restoran, dst. Tempat yang dimaksud dalam bauran pemasaran adalah
menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang
tepat dan jumlah yang tepat. Dalam Farm Fish Boster Centre sendiri untuk saluran
distribusinya meliputi pasar besar, pasar kecil , perumahan sekitar perusahaan
dan pada saat diadakannya pelatihan.
e. Promosi Produk
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-
kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Respons yang
diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan promosi. Promosi
yang dilakukan oleh Farm Fish Boster Centre yaitu meliputi personal selling, media
social , web , iklan koran atau majalah , radio , dan pada saat pelatihan.
66
5.1.1 Sarana Usaha Budidaya Ikan Lele
Sarana yang digunakan dalam usaha pemasaran ikan lele pada Farm Fish
Boster Centre ini meliputi peralatan dan perlengkapan kerja yang kemudian memiliki
fungsi sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan usaha. Beberapa sarana yang
digunakan pada pemasaran ini kemudian dapat dijabarkan sebagai berikut;
A. Tanah dan Bangunan
Tanah dan bangunan yang digunakan usaha ini berlokasi di kawasan industri
pergudangan sinar gedangan blok G-37 Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
Luas total area tanah usaha ini adalah 1800 m2 dengan luas bangunan adalah 1200
m2, dimana masing-masing bangunan kemudian dikelompokan dalam ruang-ruang
sekat semi permanene sesuai unit kerja yang dibutuhkan usaha ini. Status
kepemilikan tanah dan bangunan serta aset didalamnya pada usaha ini adalah milik
sendiri dan tidak ada investasi modal asing.
Tanah yang digunakan pada produksi pengolahan oleh usaha ini memiliki
panjang 6 meter dan lebar 3 meter dimana harga 1 meter tanah pada pergudangan di
Kecamatan Gedangan adalah kurang lebih 7.000.000 rupiah. Dalam ruangan dengan
luas 18m2 ini kemudian dibagi menjadi area penanganan bahan baku pra dan pasca
produksi.
Sarana yang digunakan pada usaha pembesaran ikan lele di Farm Fish Boster
antara lain: ember, lemari, bak grading, sarimgan, timbangan, bak pakan, bak viber,
bak bis, secchi disk, kolam viber, kolam beton, ph meter, do meter dan saringan
kotoran. Sarana yang dkgunakan pada usaha ini beserta fungsinya dapat dilihat pada
Tabel 9.
67
Tabel 9. Sarana yang ada di Farm Fish Boster Centre
No Nama Gambar Fungsi Kelayakan
1 Ember
Untuk menampung ikan lele yang siap untuk di olah atau di jual. Dengan alat ini mempermudah penampungan ikan lele yang akan dipindahkan.
Layak digunakan
68
2 Bak greding
Alat ini berfungi untuk penyortiran ikan lele. Dengan bak ini penyortiran ikan lele bisa dilakkukan secara cepat berdaarkan ukuranya.
Layak digunakan
No Nama Gambar Fungsi Kelayakan
69
4 Saringan
Untuk menyaring atau mengambil ikan lele dari kolam fiber. Mempermudah pengambilan ikan lele dengan skala besar dan memakan waktu yang sangat cepat.
Layak digunakan
70
5 Timbangan
Untuk menimbang berat dari ikan lele yang akan di panen,dijual dan di grading. Alat ini mampu memberikan informasi berat suatu ikan yang dinginkan sehingga kita dapat mengetahui pertumbuhan ikan setiap minggunya.
Layak digunakan
No Nama Gambar Fungsi Kelayakan
71
6 Bak Pakan
Alat ini digunakan untuk tempat pakan ikan lele yang sudah dicampur suplemen. Lalu dengan adanya bak pakan ini menghindari pakan yang dimakan oleh hama atau terkena sinar matahari.
Layak digunakan
72
7 Bak Viber
Alat ini digunakan untuk pemindahan ikan lele dari kolam yang sedang melakukan gradding. Alat ini berfungsi untuk tempat sementara dalam proses grading.
Layak digunakan
No Nama Gambar Fungsi Kelayakan
8 Mobil Pick Up
Mobil berupa mobil jenis Pick UP ini sangat penting dalam menjalankan suatu usaha karena dapat digunakan untuk memperlancar pemasaran dan distribusi ikan lele antara pemilik usaha dengan konsumennya baik yang membeli hasil produksi ikan lele di area sekitar
Layak digunakan
73
kabupaten Sidoarjo maupun di luar Kota Sidoarjo
9 Sepeda Motor
Sepeda Motor berupa sepeda motor jenis bebek ini digunakan untuk memperlancar pemasaran dan distribusi ikan lele antara pemilik usaha dengan konsumennya baik yang membeli hasil produksi ikan lele di area sekitar kabupaten Sidoarjo.
Layak digunakan
74
Gambar 6. Kondisi Jalan Masuk Pergudangan
5.1.2 Prasarana Usaha Budidaya Ikan Lele
Prasarana adalah sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses yang digunakan dalam usaha. Pada usaha
pengolahan ikan lele ini beberapa prasarana yang kemudian menunjang kegiatan
usaha diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Kondisi Jalan
Kondisi jalan merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan suatu
usaha karena kondisi jalan yang baik dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan
suatu usaha. Letak lokasi usaha ini berada di pergudangan sinar gedangan blok G-37
Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, berjarak kurang lebih 100 meter dekat
dengan jalan raya Gedangan – Sedati tepatnya diperbatasan antara Kecamatan
Gedangan dan Kecamatan Sedati, yaitu dua wilayah bagian Kabupaten Sidoarjo yang
memiliki keunggulan bidang peningkatan ekonomi daerah.
75
Akses menuju lokasi usaha ini mudah ditempuh karena dekat dengan
transportasi umum, jalan raya diluar kompleks pergudangan sendiri merupakan jalan
aspal dengan kondisi yang baik, jalan tersebut dapat dilalui dengan kendaraaan mobil,
truck, sepedah motor serta jalan kaki. Akses jalan disekitar lokasi usaha memiliki
kondisi jalan yang baik berpaving dan lebar, sehingga dimungkinkan untuk
memberikan kemudahan akses pendistribusian hasil produk maupun pengadaan
bahan tambahan lain. Pengelolaan akses jalan yang baik sangat berpengaruh
terhadap kelancaran produksi serta pelayanan terhadap konsumen yang ingin
mendatangi lokasi usaha untuk membeli hasil produksi usaha atau saat mengikuti
pelatihan.
Kondisi jalan yang baik dan didukung dengan ketersedian sistem transportasi
merupakan satu diantara faktor-faktor yang menunjang kegiatan usaha. Akses menuju
lokasi pada usaha ini memiliki kemudahan karena dekat dengan sarana transportasi
umum, diantaranya adalah berjarak kurang lebih 3 KM dari stasiun kereta api
Gedangan, kemudian berjarak kurang lebih 6 KM dari bandara internasional Djuanda,
serta berjarak kurang lebih 10 KM dari terminal bus Bungur Asih Surabaya.
Karena letak lokasi usaha berada diantara Kecamatan Sedati dan Kecamatan
Gedangan dimana pada sekitar lokasi usaha banyak terdapat kawasan industri
lainnya maka akses untuk menuju lokasi usaha juga dapat ditempuh dengan
menggunakan sarana transportasi angkutan umum yang beroprasi setiap saat yaitu
jalur operasinya adalah dari perempatan stasiun Gedangan sampai Desa
Kalanganyar dan Desa Gisek Cemandi Kecamatan Sedati. Pada sepanjang jalan raya
diluar daerah pergudangan Sinar Gedangan, kurang lebih 500 M dari lokasi usaha
terdapat area pemberhentian dan pengisian bahan bakar minyak atau SPBU sehingga
76
memberikan kemudahan dalam memperlancar alur laju kegiatan transportasi di
sekitar lokasi usaha.
77
Gambar 7. Sumber Tenaga Listrik pada “Farm Fish Boster Centre”
B. Penyedian Tenaga Listrik
Sumber tenaga listrik yang digunakan oleh Farm Fish Boster Centre yaitu
berasal dari PLN dengan sistem pembelian pulsa token. Sumber tenaga listrik yang
digunakan usaha ini memiliki tegangan 1500 VA yaitu digunakan untuk memperlancar
kegiatan budidaya, pembenihan dan pengolahan ikan lele.
Tenaga listrik pada kegiatan pengolahan digunakan dalam proses produksi
serta penyimpanan diantaranya penggunaan alat vaccum sealer, sealer, hand mixer,
blender, mesin pengaduk adonan, mesin penghalus daging, mesin pencetak bakso,
kipas angin, freezer dan penerangan tempat unit usaha pengolahan. Pengisian token
pulsa listrik untuk Rp. 100.000 berjumlah 95 KWH dapat digunakan 3 sampai 4 hari
tergantung volume produksi yang dihasilkan usaha ini.
C. Penyediaan Air
Sumber air merupakan faktor penting dalam memperlancar kegiatan usaha
pada Farm Fish Boster Centre karena air merupakan media bagi kegiatan usaha
budidaya dan pembenihan, sedangkan pada bidang usaha pengolahan sumber air
78
Gambar 8. Bak Penampungan Air Bersih pada “Farm Fish Boster Centre”
digunakan dalam kegiatan pencucian bahan baku dan merupakan salah satu jenis
bahan tambahan yang sering digunakan dalam prosses produksi, sehingga
ketersedian sumber air menjadi faktor penting yang mendukung kelancaran kegiatan
usaha. Terdapat faktor kedekatan sumber air dengan letak lokasi usaha sehingga
memberikan kemudahan akses pemenuhan sumber air bersih, sumber air pada usaha
ini berasal dari air PDAM. Air ditampung dalam bak penampungan kemudian dialirkan
dengan mengunakan selang dan pipa ke unit-unit kegiatan usaha pada Farm Fish
Boster Centre.
D. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi sangat penting dalam menjalankan suatu usaha karena
dapat digunakan untuk memperlancar komunikasi antara pemilik usaha dengan
konsumennya baik yang membeli hasil produksi maupun yang ingin menjadi peserta
pelatihan serta dapat menunjang kegiatan kegiatan pemasaran pada farm fish boster
centre. Sistem komunikasi yang dimanfaatkan oleh usaha ini diantaranya adalah
saluran telephone dengan serial nomor yang dapat dihubungi (031)8416462 dan
handphne dengan serial nomor yang dapat dihubungi +62 852-6203-0500, atau
79
langsung datang ke lokasi usaha Farm Fish Boster Centre yang beralamatkan di
pergudangan Sinar Gedangan blok G-37 Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur. e. Penyediaan Saluran Internet (Wifi).
Prasarana yang menunjang kegiatan usaha yang lain adalah tersedianya
saluran internet nirkabel yaitu pemasangan wifi. Pemasangan wifi pada usaha ini
selain digunakan untuk penyediaan kelengkapan fasilitas usaha bagi tenaga kerjanya
juga difungsikan dalam kegiatan pemasaran secara online. Hasil produksi kegiatan
usaha pengolahan pada usaha ini selain dipasarkan secara langsung juga dipasarkan
melalui media pemasaran online seperti penggunaan facebook, Instagram, youtube,
website dan website pemasaran lainnya. Pengunaan wifi sebagai penunjang
pemasaran usaha ini kemudian memberikan biaya sebagai penunjang pemasaran
usaha ini kemudian memberikan biaya pemasaran dalam bentuk tagihan wifi bagi
usaha ini.
5.2 Aspek Financial
5.2.1 Aspek Financial Budidaya Ikan Lele
Analisis Financial usaha budidaya ikan Lele Farm Fish Boster Centre dengan
melihat kemampuan usaha dalam mengoptimalkan modal dan meningkatkan
penjualan. Pembukuan Keuangan dan hasil produksi pada Farm Fish Boster Centre
tidak secara rutin dilakukan. Hal ini disebabkan kegiatan budidaya yang tidak menentu
dilakukan dan komoditas budidayanya yang berubah-ubah. Data keuangan yang
diambil berdasarkan rata-rata modal produksi dan hasil produksi. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara serta data sekunder diperoleh dari data keuangan dan
permodalan oleh pemilik usaha.
80
5.2.1.1 Permodalan
Modal yang berasal dari pemilik perusahaan / uaha tani dan tertanam dalam
perusahaan untuk waktu tertentu disebut dengan modal sendiri sedangkan modal
yang berasal dari luar yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan / usaha
tani disebut modal asing (Soekartawi, 2003).
A. Modal Tetap
Pada usaha pembesaran ikan lele di Farm Fish Boster Centre, modal usaha
yang digunakan berasal dari modal sendiri. Modal tersebut meliputi modal investasi
dan modal kerja/aktiva lancar, besarnya modal invetasi yang digunakan adalah
sebesar Rp. 2.020.500.000. Uraian rincian modal dapat di lihat pada Lampiran 3.
B. Modal Lancar
Modal lancar dalam usaha budidaya Ikan lele di Farm Fish Boster Centre antara
lain berupa: pakan pellet, bensin, obat-obatan, kantong plastik, karet, listrik,
pemasaran, isi ulang Oksigen. Modal lancar ini berasal dari modal sendiri dengan total
modal lancar sebesar Rp 19.550.662,-. setiap siklusnya atau selama 2 bulan. Uraian
rincian modal dapat di lihat pada Lampiran 3.
C. Biaya Produksi per Siklus
Setiap kegiatan usaha yang akan dilaksanakan memerluan biaya – biaya atau
pengeluaran usaha. Menurut prnsip ekonomi, dengan biaya tertentu atau pengeluaran
usaha. Menurut prinsip ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan hasil yang optimal,
dengan kata lain untuk mendapatkan hasil tertent dengan biaya yang serendah
mungkin (Primsyantanto dan Istikharoh, 2004).
81
Menurut Riyanto (1995), biaya suatu perusahaan adalah seluruh pengeluaran
yang digunakan perusahaan dalam beroperasi dari awaal proses produksi hiingga
proses pemasaran. Biaya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Biaya tetap ( Fix cost ) adalah jenis – jenis biaya yang selama satu periode
kerja adalah tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan. Misalnya biaya
penyusutan merupakan pengurangan nilai aktiva tetap tetapi tidak merupakan
pengeluaran uang. Jumalah keseluruhan biaya tetap pada usaha pembesaran
ikan lele per 2 bulan sebesar Rp. 28.350.662,- Uraian tentang perincian biaya
tetap per bulan dapat dilihat pada Lampiran 4.
b. Biaya tidak tetap( variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh jumlah produksi, semakin besar produksi maka semakin besar biaya
variabelnya. Biaya variabel yang digunakan untuk usaha pembesaran ikan lele
selama 1 siklus (2 bulan) adalah sebesar Rp 204.090.000,- untuk perincian
biaya variabel dapat dilihat pada Lampiran 4.
c. Total biaya (total cost)
Total biaya atau total cost yang dikeluarkan pada satu siklus produksi usaha
Budidaya Ikan Lele yaitu penjumlahan dari biaya tetap sebesar Rp
28.350.662,-dengan biaya variabel sebesar Rp Rp 204.090.000,- sehingga
total biaya sebesar Rp 232.440.662, untuk rincian Total biaya Lampiran 4.
5.2.1.2 Penerimaan
Menurut Soekartawi (2003). Penerimaan adalah nilai dari total produk yang
dihasilkan dalam waktu tertentu, dimana besar penerimaan tergantung pada harga
dan jumlah produk yang dihasilkan. Penerimaan diperoleh dari perkalian antara
jumlah produksi dengan harga per unit. Pada usaha pembesaran ikan lele didapatkan
82
penerimaan selama 1 siklus (2 bulan) sebesar Rp 461.700.000,- dimana 1 kg lele
segar dengan harga sebesar 18.000,- untuk lebih jelasnya perhitungan hasil
penerimaan dapat dlihat di Lampiran 5.
5.2.1.3 Revenue Cost Ratio
Analisa Revenue Cost Ratio (RC ratio) dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya nilai perbandingan antara jumlah total penerimaan (TR) dengan jumlah total
biaya (TC) yang telah dikeluarkan untuk menjalankan produksi dalam periode tertentu.
Analisa ini merupakan salah satu analisa untuk mengetaui apakah biaya – biaya yang
dikeluarkan sudah menghasikan keuntungan atau belum. (Soekartawi, 2003).
Hasil Perhitungan dari usaha pembesaran ikan lele, nilai RC ratio perbulan
mencapai 1.17. hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa usaha ni menguntungkan
karena dari RC ratio lebih dari 1, makan setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan akan didapatkan penerimaan sebesar 1,17 dari biaya yang telah
dikeluarkan terssebut. Perincian perhitungan RC ratio bisa diliat pada Lampiran 5.
5.2.1.4 Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara penghasilan total (Total Reveneu) dengan
pembiayaan total (Total Cost). Penghasislan total (Total Reveneu) adalah jumah
atau nilai yang diperoleh dari hasil penjualan sejumlah ikan yang dihasilkan.
Pembiayaan total (Total Cost) terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap(hanafiah
dan saefuddin, 1993).
Keuntungan yang di peroleh dari hasil usaha pembesaran ikan lele per 2
bulan adalah sebesar Rp 67.799.338,- yang mana keuntungan ini diperoleh dari total
penerimaan (TR) dikurangi total biaya (TC) untuk lebih jelasnya perhitungan
keuntungan dapat dilihat pada Lampiran 5.
83
5.2.1.5 Rentabilitas
Menurut Riyanto (2001), rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan
modal yang menghaslkan laba tersebut. Laba adalah selisih antara pendapatan dan
biaya. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu produsen. perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Pada usaha pemebsaran ikan lele,
besar rentabilitas dari hasil perhitungan selama 1 sisklus sebesar 17,2% .Artinya
bahwa usaha ini layak untuk dijalankan dimana nilai rentabilitas lebih besar dari pada
nilai suku bunga Bank Indonesia pada bulan Juni 2016 (7,5%). Perincian perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 5.
5.2.1.6 Break Even Point Unit (BEP) Unit
Menurut Widodo (2012), dalam ilmu ekonomi, terutama akutansi biaya, titik
impas per unit (Break Even Point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran
dan pendapatan dalam suatu unit adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian
atau keuntungan dengan pendapatan total yang dibagi biaya total.
Pada usaha budidaya Ikan Lele Boster diperoleh BEP sales total sebesar Rp
50.626.182 per siklus 2 bulan. Dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak atau
menguntungkan karena nilai BEP sales total lebih kecil dari total penerimaan per
siklus 2 bulan yaitu sebesar Rp 461.700.000. Sedangkan untuk produk nilai BEP sales
dan unit adalah sebagai berikut. Perincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
5.
5.2.2 Aspek Financial Pemasaran
Menurut Kusnadi (2012), biaya pemasaran adalah biaya yang dibebankan
(segala pengeluaran) didalam penjualan suatu barang atau jasa dari keluarnya barang
84
sampai ke tangan pembeli. Pada Usaha Budidaya Ikan Lele Farm Fish Boster Centre
memperoleh biaya pemasaran diperoleh sebesar Rp 18.900.000,00 setiap bulannya
untuk proses pemasaran terhadap produk Ikan Lele (Clarias sp). Biaya Pemasaran
yang terdapat dalam Farm Fish Boster Centre dapat dilihat di Tabel 11.
85
Tabel 11. Biaya Pemasaran Perusahaan.
NO Keterangan Jumlah
1 Gaji Pegawai Bagian Pemasaran 6.000.000
2 Biaya Promosi 5.000.000
3 Biaya Transportasi 4.500.000
4 Perlengkapan 2.000.000
5 Pemeliharaan 800.000
6 Biaya Komunikasi 600.000
Jumlah 18.900.000
tabel 11 1 Biaya Pemasaran Perusahaan.
5.3 Aspek Manajemen Pemasaran
Unsur utama proses manajemen pemasaran adaah strategi dan rencana
pemasaran yang mendalam dan kreatif yang dapat memandu kegiatan pemasaran.
Pengembangan strategi pemasaran yang benar sepanjang waktu memerlukan bauran
disiplin dan fleksibilitas. Perusahaan harus tetap berpegang pada strategi, tetapi juga
menemukan cara baru untuk terus mengembangkannya (Kotler dan Keller, 2008).
Dalam teknis manajemen pemasaran Ikan lele di Farm Fish Boster Centre
kegiatan pemasaran sendiri dilakukan oleh karyawan perusahaan yang telah memiliki
konsumennya sendiri. Namun untuk kegiatan promosi misalnya pada kegiatan
pameran, perusahaan bekerja sama dalam memamerkan produk terbaik mereka.
Manajemen pemasaran Ikan lele telah mengacu pada beberapa hal yaitu bauran
pemasaran, strategi pemasaran, fungsi pemasaran, dan beserta saluran pemasaran.
86
Manajemen Pemasaran yang terdapat pada Farm Fish Boster Centre
menerapkan Planning, organizing, Actuating dan controling. Sehingga perusahaan
dapat berjalan dengan teratur.
5.3.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan 2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
(Handoko, 2009).
Selain itu Farm Fish Bster Centre membentuk prencanaannya antara lain
perencanaan jangka panjang yaitu agar produk ini dapat diterima oleh masyarakat
sehingga dapat menembus pasar lokal, nasional bahkan internasional. Perencanaan
jangka tengah yaitu terus meningkatkan kualitas produk, inovasi dan kreativias.
Perencanaan jangka pendek yaitu agar penjualan tahun ini dapat terus meningkat
sehingga memperoleh laba yang besar.
Fungsi perencanaan pada pemasaran usaha budidaya Ikan Lele pada Farm
Fish Boster Centre adalah dengan menyusun dan membuat perencanaan pada setiap
proses pemasaran ikan Lele. Perencanaan ini dilakukan oleh pelaku usaha budidaya
Ikan Lele pada Farm Fish Boster Centre. Proses yang direncanakan diantaranya
dimulai dengan kegiatan persiapan produk , penentuan harga, tempat pemasaran
,promosi produk dan penjualan produk.
5.3.2 Pengorganisasian (Organizing)
Orginizing (pengorganisasian) merupakan proses meperkerjakan dua orang
atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik
atau beberapa sasaran (Stoner, 1996).
87
Gambar 10. Struktur organisasi pada pemasaran “Farm Fish Boster Centre”
Struktur organisasi yang digunakan pada usaha ini adalah dengan
menggunakan jenis struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi fungsional ini
berfokus pada adanya tenaga kerja fungsional yang memiliki keahlian sesuai dengan
jabatan yang sedang dibutuhkan oleh suatu usaha, yaitu memiliki fungsi memudahkan
pemecahan masalah dengan wewenang dan kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan struktur organisasi yang ada pada usaha ini, terdapat pembagian dan
pengelompokan tugas pada unit-unit terpisah yang dibawahinya tujuannya adalah
untuk memberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab tenaga kerja agar tercipta
keselarasan dalam bekerja atau mencapai tujuan pemasaran. Usaha ini dipimpin oleh
seorang direktur yaitu bapak Eka Jaya Tjioe kemudian dibantu oleh , advisor, manajer,
marketing, Gambar 11 .
Sumber : Farm Fish Boster Centre , 2017
88
Adapun tugas dan tanggung jawab pimpinan dan staff pemasaran pada
Farm Fish Boster Centre adalah sebagai berikut:
89
1. Direktur “Bapak Eka Jaya Tjioe”
a. Memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan perusahaan.
b. Memimpin seluruh aktivitas perusahaan sesuai dengan garis kebijakan.
c. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kemanjuan perusahaan
serta menjalin kerja sama dengan bawahannya.
2. Advisior “Ir. Anita Andriani”
a. Bertanggung jawab sebagai penasehat keuangan perusahaan.
b. Memberi opini berupa konsultasi atau nasehat terhadap jalannya
perusahaan.
3. Manajer “Dedi Hermansyah”
a. Menganalisis kegiatan, putusan dan hubungan yang diperlukan.
b. Mengelompokan unit dan tugas dalam struktur organisasi.
c. Membentuk tim yang terdiri dari orang yang bertanggung jawab untuk
berbagai tugas.
4. Marketing
a. Merencanakan pemasaran produk.
b. Menetapkan strategi pemasaran.
c. Mencari pembeli.
d. Kondisi pesaing dan berbagai masalah eksternal.
Farm Fish Boster Center sudah meenerapkan fungsi pengorganisasian dan
strukturnya yang jelas. Hal tersebut bisa disimpulkan karena sudah memiliki struktur
satu organisasi mulai dari pimpinan sampai dengan pelaksana tugas dan pembagian
tugas masing masing sudah diatur. Semua pekerja dalam pemasaran ikan lele di Farm
Fish Boster Centre ini dominan dari lulusan Akademi Perikanan Sidoarjo. Pada
mekanisme kerjanya, untuk kegiatan pemasaran ikan lele ada 2 orang pekerja yakni
90
manajer dan marketing. Fungsi pengorganisasian yang diterapkan adalah dimana
pimpinan usaha, Eka Jaya Tjioe mendelegasikan wewenang kepada koordinator
lapang yaitu Dedy Hermansyah untuk mengkoordinir pelaksana masing – masing
karyawanya sehingga akan terjadi kesinambungan dan keeraturan kerja yang tidak
lepas dari tujuan usaha dan seperti diharapkan pimpinan.
5.3.3 Pengarahan/Penggerakan (Actuating)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), actuacting adalah proses untuk
menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi, pada konteks manajerial,
pergerakan adalah suatu usaha atau kiat manajemen untuk meningkatkan kinerja
para pegawai pengerakan (Actuating) / pengkoordinasi yang juga merupakan bagian
dari manajemen, hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek
maupun manajemen implementasi bisnis, kelak dapat berjalan baik, sehingga dapat
dinyatakan layak.
Pemasaran ikan lele di Farm Fish Boster Centre ini, fungsi penggerakan telah
dilaksanakan anatara lain :
A. Motivasi
Motivasi dalam Farm Fish Boster Centre yaitu dengan pemberian insentif dari
pimpinan usaha yakni kebutuhan pokok berupa beras setiap bulannya kepada
karyawan yang tinggal di mes Farm Fish Boster Centre , kenaikan gaji per 6 bulan
sekali bagi karyawan yang kinerjanya melebihi target penjualan atau (SOP).
Pemimpin usaha akan mendelegasikan karyawannya untuk mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan, kegiatan perikanan nasional agar
menambah motivasi wawasan dan skill karyawan. Hal ini dilakukan agar tercapainya
tujuan usaha pemasaran ikan lele dengan efektif dan efisien.
91
B. Komunikasi
Komunikasi dalam Farm Fish Boster Centre yaitu dengan berkomunikasi
dengan jelas, terbuka dan jujur. Manajer harus membangun hubungan kerja yang
menyenangkan dengan karyawan mereka, untuk menyelesaikan pekerjaan yang
berhubungan dengan isu yang mungkin timbul dalam perusahaan. Jadi, dengan
membentuk hubungan yang baik dengan bawahan dan rekan kerja, tidak hanya
meningkatkan semangat mereka tetapi juga meningkatkan efiseinsi kerja mereka,
yang menyebabkan peningkatkan volume penjualan pemasaran perusahaan.
5.3.4 Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam
manajemen, sebab dengan pengawasan dapat diketahu hasil yang telah terapai,
sehingga dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan (Firdaus, 2009).
Pelaksanaan fungsi pengawasan pada pemasaran ikan lele di Farm Fish
Boster Centre yang dilakukan meliputi pengawasan kegiatan teknis pemasaran mulai
dari persiapan produk hingga penjualan. Selain itu, agar proses pengawasan berjalan
optimal, pemilik usaha mengadakan rapat bulanan sebagai evaluasi untuk
peningkatan volume penjulan sehingga sesuai dengn ketentuan dan memenuhi
standar operasional sistem dalam pemasaran ikan lele. Hal yang berkaitan dengan
pengawasan sudah dilaksanakan oleh pimpinan usaha secara langsung, periodik dan
berkelanjutan.
92
Ringkasian Manjamen yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari berjalan
atau tidaknya setiap fungsi manajaman suatu pemasaran. RIngkasan Manajamen
yang terdapat dalam Farm Fish Boster Centre dapat dilihat di Tabel 13.
Tabel 13. Ringkasan Manajamen
No Fungsi Indikator Ketentuan Analisis
Hasil
1 PERENCANAAN (PLANNING)
Persiapan produk
Persiapan produk sebelum dilaksankannya proses pemasaran sudah dilaksankan secara baik oleh karyawan yang berpengalaman.
Sudah berjalan dengan baik
Penentuan Harga
Penentuan harga pada budidaya dilakukan oleh karyawan sudah sesuai dengan Standart Operasional Perusahaan.
Sudah berjalan dengan baik
Tempat Pemasaran
Tempat pemasaran Ikan Lele dengan Sistem Boster ditentukan dengan survei dan aturan sesuai Standart Operasional Perusahaan.
Sudah berjalan dengan baik
Promosi Produk
Promosi Produk yang dilakukan oleh karyawan perusahaan
Sudah berjalan dengan baik
93
pada pemasaran ikan lele dilakukan setiap hari pada pagi dan siang hari .
Saluran Distribusi Produk
Saluran Distribusi Produk dilakukan oleh karyawan kepada pengecer atau pengepul.
Sudah berjalan dengan baik
2 PENGORGANISASIAN (ORGANISASION)
STRUKTOR ORGANISASI
Farm Fish Boster Centre pada intinya telah menyusun pembagian struktur-struktur organisasi yakni Ketua perusahaan hingga karyawan. Namun pelaksanaan dari masing-masing struktur organisasi tidak berjalan sesuai dengan tugasnya. Misalnya Manajer tidak lagi melakukan laporan kegiatan pemasaran ke advisor tetapi langsung ke Direktur , menurut fungsinya Manajer harus terlebih dahulu ke Advisor dan Advisor ke Direktur.
Belum berjalan sesuai fungsinya
3 PENGGERAKAN (ACTUATING)
Motivasi Motivasi dalam Farm Fish Boster Centre sudah
Sudah berjalan
94
melakukan fungsi manajaman penggerakan dengan benar yaitu pemberian intensif dari pemimpin usaha yakni kebutuhan pokok setiap bulannya kepada karyawan yang tinggal di Mess perusahaan dan kenaikan gaji per 6 bulan sekali bagi karyawan yang kinerjanya melebihi target penjualan atau SOP.
sesuai fungsinya
Komunikasi Komunikasi dalam Farm Fish Boster Centre sudah melakukannya dengan benar contohnya manajer dalam perusahaan secara jelas menjelaskan tugas pokok setiap masing-masing karyawannya supaya perusahaan bisa berhasil dalam usaha.
Sudah berjalan sesuai fungsinya
4 PENGAWASAN (CONTROLING)
KEGIATAN TEKNIS
Dalam fungsi manajamen pengawasan di Farm Fish Boster Centre sudah melakukannya dengan benar sebagaimana sesuai SOP
Sudah berjalan sesuai fungsinya
95
perusahan yaitu melakukan kegiatan pengawasan kegiaan teknis dari persiapan produk hingga proses penjualan produk dan mangadakan rapat evaluasi bulanan untuk peningkatan volume penjualan suatu perusahaan.
96
5.4 Fungsi-Fungsi Pemasaran
Fungsi-Fungsi pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang berkaitan dengan
pemindahan suatu barang produksi berupa barang atau jasa melalui kegiatan-
kegiatan tertentu yang meliputi fungsi pertukaran, fungsi pengadaan secara fisik, dan
fungsi pelancar (Hanafiah dan Saefudin 1983). Fungsi-fungsi pemasaran menurut
Hanafiah dan saefudin, (1983) tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut :
A. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang dianggap dapat memperlancar
proses pemasaran, memperlancar proses pemindahan barang dari produsen ke
konsumen. Terdapat dua fungsi pertukaran yaitu:
1) fungsi penjualan
Dimana kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan berusaha menarik perhatian
pembeli untuk membeli produk dengan permintaan yang tinggi dan menghasilkan
keuntungan yang besar. Penerapan fungsi penjualan ini sangat membantu proses
pemasaran ikan lele Farm Fish Boster Centre, dalam hal ini Farm Fish Boster Centre
sendiri berusaha mempertahankan dengan menjaga kualitas Ikan lele boster sebagai
produk utamanya. Selain itu Farm Fish Boster Centre juga aktif dalam kegiatan
pameran yang diselenggarakan Kabupaten Sidoarjo, Surabaya maupun nasional.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk menarik pelanggan baru. Penjualan produk Ikan
lele Farm Fish Boster Centre ini dipasarkan secara langsung oleh karyawan Farm
Fish Boster Centre dan dipasarkan oleh pengepul ke seluruh indonesia.
97
2) fungsi pembelian
Suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu kebutuhan yang di butuhkan dan
bisa mempengaruhi hasil produksi kedepannya. Penerapan fungsi pembelian pada
usaha ikan lele Farm Fish Boster Centre adalah dimana pembudidaya mengusahakan
mendapatkan bahan baku berupa pakan ikan ( popan ) serta kebutuhan lain misal
sarana budidaya dan lain sebagainya yang menunjang proses produksi dan kegiatan
pemasaran Ikan lele Farm Fish Boster Centre .
B. Fungsi Pengadaan Secara Fisik
Pengadaan secara fisik merupakan fungsi pemasaran yang tindakan atau
prosesnya dalam pemasaran ini dapat menimbulkan pemanfaatan berupa tempat,
bentuk produk dan waktu pada produk yang berupa barang atau jasa yang meliputi
cara pengangkutan atau penyimpanan produk, bagaimana proses pengangkutan
sampai dengan produk siap untuk dipasarkan pada konsumen dengan menggunakan
cara dan media-media yang akan digunakan. Fungsi pengadaan secara fisik tersebut
meliputi pengangkutan dan penyimpanan yaitu:
1) Pengangkutan
Proses pengangkutan ini membantu memperlancar proses pemindahan hasil
produksi dari Farm Fish Boster Centre ke konsumen. Pada saat kegiatan pemanenan
berdasarkan permintaan pengepul, pengepul yang akan membeli dalam jumlah
banyak membawa kendaraan sendiri berupa mobil pribadi atau kendaraan pick up.
Selain itu pengepul juga membawa 1-3 orang tenaga kerjanya yang kan membantu
pembudidaya dalam proses seleksi Ikan lele dan pengangkutan barang ke mobil Pick
Up. Pengangkutan ini dilakukan dari lokasi perusahaan kemudian disimpan kembali
98
oleh pengepul sebelum dikirim kepada pengecer meliputi pasar kecil , pasar besar,
dan pedagang.
99
2) Penyimpanan
Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang berkaitan dengan penyimpanan
bahan baku ataupun hasil produksi yang sudah siap untuk dipasarkan. Proses
penyimpanan Ikan lele Farm Fish Boster Centre ini dilakukan oleh pihak pengepul.
Ada beberapa produk yang langsung dipasarkan dan ada juga yang disimpan terlebih
dahulu oleh pengepul. Hal ini disesuaikan terhadap permintaan konsumen dan
pengecer.
C. Fungsi Pelancar
Fungsi pelancar adalah suatu tindakan yang menghasilkan kesepakatan
seperti perjanjian yang dilakukan perusahaan dengan konsumen berupa
standardisasi dan penanggungan resiko untuk mempertahankan pelanggan agar
tetap menjadi langganan perusahaan yang untuk kedepanya bisa menjalin kerjasama
lagi, fungsi pelancar tersebut meliputi:
1) Fungsi Permodalan
Fungsi permodalan ini berkaitan dengan keuangan atau modal yang
digunakan oleh perusahaan untuk mendirikan usahanya pertama kali, modal yang
dikeluarkan untuk usaha termasuk kebutuhan yang akan di keluarkan untuk proses
produksi seperti mendapatkan bahan baku, biaya produksi, biaya perawatan dan lain
sebagainya. Untuk permodalan pada Farm Fish Boster Centre adalah mengunakan
modal pribadi pemilik perusahaan. Pemilik Perusahaan Farm Fish Boster Centre
mengumpulkan modal dari hasil produksi siklus sebelumnya dan ketika kekurangan
modal akan dibantu dengan modal pinjaman yang berasal darai pinjaman bank atau
investor.
100
101
2) Fungsi Penanggungan Resiko.
Penerapan fungsi penanggungan resiko pada Farm Fish Boster Centre adalah
dengan menanggung semua resiko terhadap kondisi produk yang akan dijual kepada
pengepul atau konsumen. Hal tersebut seperti jika ada produk yang tidak masuk
kedalam standar penjualan (ukuran belum sesuai dan cacat pada ikan yang kurang
bagus) Farm Fish Boster Centre akan membedakan harga produk tersebut sesuai
kesepakatan yang sudah dilakukan dengan pengepul atau konsumen.
3) Fungsi Standarisasi dan Grading.
Penerapan fungsi standarisasi dan grading pada Farm Fish Boster Centre
adalah dengan mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan produk
yang berkualitas dan tidak kalah dengan pasar, sehingga produksi yang dihasilkan ini
bisa mencapai standar yang diinginkan dengan keadaan yang berkualitas. Dalam
fungsi ini yang bisa diperhatikan dalam produk Ikan lele adalah kesehatan, ukuran
dan kondisi fisik. Untuk kualitas produk, karyawan Farm Fish Boster Centre selalu
mempertahankan agar produk bebas penyakit, bentuk fisik bagus,sesuai dengan
standar pasar dan tekstur daging yang lezat dengan melakukan seleksi tiga kali pada
saat proses pembesaran.
4) Informasi Pasar.
Dalam setiap perusahaan informasi pasar ini sangat penting untuk mengetahui
keadaan pasar saat ini, sehingga dapat mengikuti perkembangan pasar dan
memperlancar kegiatan pemasaran. Pada Farm Fish Boster Centre informasi sangat
dibutuhkan untuk mengetahui harga ikan lele dipasaran yang saat ini digunakan
menjadi patokan harga pasar, pada setiap siklus panen harga Ikan lele mengalamai
perubahan, karena harga tergantung harga pasar, oleh karena itu informasi pasar
sangat penting untuk diterapkan oleh Farm Fish Boster Centre.
102
5.5 Strategi Pemasaran
Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis menyeluruh
terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hal ini
dapat diidentifikasi berdasarkan unsur-unsur pemasaran yang terdapat pada
perusahaan tersebut. Unsur yang pertama adalah unsur strategi persaingan yang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar.
Sedangkan untuk unsur pemasaran yang kedua adalah unsur taktik pemasaran yang
meliputi diferensiasi dan bauran pemasaran (Rangkuti, 1997).
5.5.1 Segmentasi Pasar
Karakter pasar yang heterogen akan menyulitkan perusahaan dalam
menentukan segmen pasar yang menjadi target pemasarannya. Berbagai karakter
konsumen harus mampu diidentifikasi oleh seorang pemasar dan disesuaikan dengan
karakter produk yang akan dipasarkan. Salah satu dalam menentukan segmentasi
pasar maka produk yang ditawarkan akan sulit bersaing dengan produk sejenis dan
subsitusi yang menjadi pesaing produk yang dipasarkan. Segmentasi pasar dapat
dikelompokan berdasarkan geografis, demografis, psikografis dan perilaku konsumen
(Kotler, 2001)
Segmentasi pasar Ikan lele Farm Fish Boster Centre memfokuskan kepada
masyarakat yang memiliki gaya hidup germar makan ikan yang berkualitas baik
terutama Ikan lele Farm Fish Boster Centre sebagai segmen pasar dari produknya.
Kemudian berdasarkan komponen demografis meliputi dari semua gender yaitu laki-
laki dan perempuan sebagai konsumennya, semua kelas sosial, dan usia anak-anak,
hingga dewasa. Berdasarkan komponen perilaku perusahaaan Farm Fish Boster
Centre ini membidik segmen pasar kepada konsumen yang memiliki loyalitas baik dan
103
kepercayaan akan kualitas terhadap produk Ikan lele Farm Fish Boster Centre.
Sedangkan untuk wilayah pemasaran Farm Fish Boster Centre memprioritaskan dari
segmen pasar lokal yakni dalam wilayah pulau jawa kususnya Kabupaten Sidoarjo,
dikarenakan saluran distribusi yang tidak terlalu panjang akan menjaga kualitas dari
Ikan lele Farm Fish Boster Centre tersebut.
104
5.5.2 Target Pasar
Berdasarkan Kotler dan Amstrong (1997) dalam memenentukan sasaran atau
target pasar suatu perusahaan harus mengevaluasi berbagai segmen dan
memutuskan berapa banyak yang akan dijadikan sasaran. Dalam mengevaluasi
segmen pasar sebuah perusahaan harus memperhatikan tiga faktor yaitu ukuran dan
pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, serta sasaran dan sumberdaya
perusahaan. Sedangkan dalam menyeleksi segmen pasar sebuah perusahaan harus
memutuskan segmen mana dan berapa segmen yang akan dilayani.
Dalam penetapan target pasar Farm Fish Boster Centre telah mengevaluasi
daya tarik dari masing-masing segmen dan memilih segmen mana yang
menguntungkan. Dalam hal ini Farm Fish Boster Centre memilih single-segment
concentration atau memilih satu segmen pasar tunggal dengan pertimbangan segmen
tersebut tepat untuk ekspansi pada segmen lainnya. Target pasar Ikan lele boster
adalah kalangan masyarakat yang ekonominya di kalangan masyarakat menengah
dan ketas yang memiliki gaya hidup gemar makan Ikan yang berkualitas. Implikasi
dapat dilihat dari Farm Fish Boster Centre yang terus meningkatkan kualitas
produknya dan pengembangan variasi jenis produksi ikan lele boster. Hal ini tentunya
akan menarik minat konsumen penggemar Ikan lele sebagai pilihan dalam menu
masakan setiap harinya.
5.5.3 Posisi Pasar
Posisi produk adalah cara produk ditetapkan oleh konsumen berdasarkan
atribut penting tempat yang diduduki produk dalam ingatan konsumen dalam
hubungan dengan produk pesaing. Posisi suatu produk adalah persepsi kompleks dari
suatu perangkat,serta kesan, dan perasaan yang diingat konsumen untuk produk
105
dibandingkan dengan produk pesaing. Dalam menetapkan posisi ada tiga strategi
yang digunakan pemasar yaitu strategi menetapkan posisi, memilih dan
mengimplementasikan strategi menetapkan posisi serta memilih keunggulan bersaing
yang tepat (Kotler dan Amstrong, 1997)
Farm Fish Boster Centre memposisikan produk unggulannya yaitu Ikan lele
boster sebagai pilihan terbaik untuk masyarakat penggemar makan Ikan lele serta
sesuai dengan yang dibutuhkan dan menciptakan kesan produk berkualitas dengan
harga yang reasonable atau terjangkau. Farm Fish Boster Centre selalu
mempertahankan persepsi tersebut di benak konsumen dengan tidak meningkatkan
harga yang terlalu signifikan setiap tahunnya. Strategi positioning yang digunakan
adalah user and price positioning Sebagai strategi yang tepat dalam memposisikan
produknya di benak konsumen.
5.6 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diingikannya dipasaran yang
terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan untuk dapat mempengaruhi permintaan
produknya (Kotler, 2006).
Strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) menetapkan komposisi dari empat
variabel pemasaran (price, product, place, promotion) untuk dapat mencapai sasaran
pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Bauran
pemasaran pada Farm Fish Boster Centre adalah dengan memberikan produk yang
berkualitas, memberikan harga yang sesuai pasar dan pemilihan lokasi pemasaran
yang baik serta kegiatan promosi secara langsung maupun tidak langsung. Semua itu
106
sudah memenuhi empat variabel pemasaran (price, product, place, promotion) yang
akan dijelaskan lebih lengkap sebagai berikut:
107
5.6.1 Produk (Product)
Menurut Kotler (1997) Produk adalah objek yang sangat vital yang sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam mendatangkan keuntungan atau laba yang akan
tetap menjaga operasional dan kesehatan suatu perusahaan. Dengan melalui produk,
produsen dapat memanjakan konsumen. Karena dari produk akan dapat diketahui,
seberapa besar kepuasan dan kebutuhan akan produk itu sendiri dalam kehidupan
konsumen. Sedangkan produk itu sendiri memilki sifat dan karakteristik yang amat
beragam, dan suatu produk yang potensial adalah suatu produk yang sering diburu
konsumen, bahkan tidak perlu melakukan promosi dalam manjemen pemasaran.
Ada beberapa produk pilihan ikan lele yang ditawarkan oleh Farm Fish Boster
Centre diantaranya ikan lele dumbo, ikan lele sangkuriang, ikan lele mutiara, ikan lele
masamo dan ikan lele pyton. Ikan Lele yang dibudidayakan berkualitas karena telah
melewati beberapa seleksi, pengobatan serta teknologi dalam proses pembesaran.
Untuk ukuran konsumsi untuk dijual dipasaran adalah ukuran ikan lele size 12. Bentuk
dari jenis Ikan Lele yang dibudidayakan oleh Farm Fish Boster Centre dapat dilihat
pada Gambar 11
108
Gambar 11. Gambar Hasil Penelitian Ikan Lele ( Clarias sp ) Farm Fish Boster
Centre.
5.6.2. Harga (price)
Harga adalah adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga, periode
pembayaran, dan persyaratan kredit (Kotler dan Gary, 2008)
Harga jual yang ikan lele pada Farm Fish Boster Centre dijual dengan harga
Rp 18.000/kg dengan ukuran size 12. Penetapan harga pada Farm Fish Boster Centre
sesungguhnya didasarkan pada beberapa faktor yakni total biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan budidaya, banyaknya permintaan konsumen, dan banyaknya
penawaran. Apabila persediaan sedikit sedangkan permintaan dari konsumen
meningkat maka harganya juga akan meningkat.
109
5.6.3. Tempat (place)
Pemilihan tempat akan meliputi lokasi penjualan produk, saluran penjualan,
persediaan dan transportasi. Oleh karena itu dalam pemilihan tempat perlu
dipertimbangkan beberapa faktor diantaranya dekat dengan bahan baku, dekat
dengan konsumen dan dekat dengan jalur transportasi (Ichsan et al, 1998).
Lokasi kegiatan pemasaran ikan Lele Farm Fish Boster Centre yaitu berada
ditempat lokasi usaha seperti pasar kecil, pasar besar , perumahan sekitar
perusahaan, dan saat diadakannya pelatihan di Farm Fish Boster Centre. Hal ini akan
memudahkan pembeli atau pelanggan dalam memilih ikan Lele Boster yang
diinginkan. Pengepul yang membeli ikan Lele Boster dalam jumlah besar biasanya
membawa transportasi sendiri serta 1 sampai 3 orang untuk membantu pemilik usaha
dalam proses pengambilan. Kemudian untuk transaksi pembayaran juga dilakukan di
lokasi budidaya sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Selain itu
lokasi juga mudah dijangkau oleh konsumen karena dekat dengan kota SIdoarjo dan
Surabaya serta jalan raya maupun akses jalan yang cukup lebar memudahkan alat
transportasi yang masuk.
5.6.4. Promosi (promotion)
Berdasarkan Tjiptono (2008) promosi penjualan adalah bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. Tujuan dari promosi penjualan adalah meningkatkan permintaan dari
110
pemakai industrial atau konsumen akhir, meningkatkan kinerja pemasaran perantara,
serta mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.
Promosi yang dilakukan oleh pembudidaya ikan Lele Farm Fish Boster Centre
yakni secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan promosi secara langsung
dilakukan dengan cara penawaran langsung ke pihak masyarakat sekitar atau pihak
pengepul . Sampai sekarang sudah banyak pengepul lokal maupun luar kota yang
telah menjadi pelanggan tetap ikan Lele Farm Fish Boster Centre karena selain
produk ikan Lele yang berkualitas dan lezat jika dimakan, harga jualnya juga
terjangkau dari pada tempat lain. Selain itu promosi juga dilakukan dengan mengikuti
acara pameran maupun pelatihan budidaya yang diadakan oleh pemerintah
Kabupaten Sidoarjo maupun nasional. Hal ini sangat bermanfaat untuk
memperkenalkan produk dari Farm Fish Boster Centre sehingga jangakauan
pemasaran usaha semakin luas.
Kegiatan promosi secara tidak langsung adalah dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi yakni dengan media internet melalui facebook,youtube,twitter web
,Instagram dan media social yang lain. Tetapi kegiatan promosi melaui media tersebut
sampai saat ini belum konsisten dikarenakan belum teraturnya update-update terbaru
serta pembaharuan data setiap minggunya, karena data dan promosi terakhir
diunggah pada tahun 2017 bulan Januari. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian
pada manajer Farm Fish Boster Centre mengingat media internet sangat efektif untuk
kegiatan promosi. Media Promosi Yang dilakukan Farm Fish Boster Centre dapat
dilihat pada Table 13 berikut :
111
Tabel 13. Media Promosi Yang dilakukan Farm Fish Boster Centre
No Media Promosi Gambar
1 Facebook
112
2 Twitter
3 Website
No Media Promosi Gambar
4 Pelatihan
113
5 Instagram
5.7 Saluran Pemasaran
Dalam saluran pemasaran ada 4 tingkat dalam suatu pemasaran yaitu (1)
Saluran nol tingkat yaitu produsen yang menjual produknya langsung ke konsumen
akhir tanpa perantara. (2) saluran satu tingkat yaitu produsen yang menjual produknya
dengan satu perantara yakni produsen, pengepul dan konsumen akhir. (3) saluran
dua tingkat yaitu produsen yang menjual produknya melalui dua perantara yakni
produsen, pedagang besar, pengecer, dan konsumen akhir. (4) serta saluran tiga
tingkat yaitu produsen yang menjual produknya melalui tiga perantara yakni produsen,
pedagang besar, agen, pengecer, dan konsumen akhir (Kotler, 2008).
Terdapat dua macam saluran pemasaran pada Farm Fish Boster Centre.
Pertama adalah saluran pemasaran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung
yaitu dari produsen langsung konsumen dan yang kedua adalah saluran pemasaran
satu tingkat yaitu dari produsen, pengecer, dan konsumen.
Produsen Konsumen
Gambar 12 Saluran Pemasaran Langsung Ikan Lele pada Farm Fish Boster Centre
114
Pada saluran pemasaran langsung Ikan Lele Boster terlihat bahwa kegiatan
pemasaran terjadi secara langsung dan tanpa melibatkan pedagang perantara.
Konsumen yang ingin membrli Ikan Lele Boster secara langsung datang ke lokasi
tempat budidaya di Farm Fish Boster Centre. Dengan datang langsung ke lokasi
budidaya konsumen akan mudah memilih Ikan Lelle sesuai dengan yang
diinginkannya . Pada saluran ini, jumlah ikan yang dibeli biasanya banyak dan sesuai
permintaan konsumen.
Saluran pemasaran ikan Lele yang kedua adalah saluran pemasaran tidak
langsung yakni memiliki satu tingkat lembaga pemasaran yaitu pengepul. Pengepul
yang membeli Ikan Lele dengan mendatangi langsung lokasi budidaya dan membawa
tenaga karyawan serta kendaraan sendiri. Pengepul biasanya membeli dalam jumlah
besar dan juga membantu dalam proses pengemasan. Pengepul yang membeli Ikan
Lele pada Farm Fish Boster Centre berasal dari pengepul lokal yang berasal dari
Sidoarjo serta pengepul yang berasal dari luar kota Sidoarjo.
5.8 Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Penelitian yang dilaksanakan pada Farm Fish Boster Centre mengenai
pemasaran Ikan Lele Bosternya dapat dianalisis dengan menggunakan faktor internal
Produsen
Pengepul
Konsumen
Gambar 13. Saluran Pemasaran Ikan lele Satu Tingkat pada Farm Fish Boster Centre.
115
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
5.8.1 Analisis Faktor Internal
5.8.1.1. Strengths (Kekuatan)
1. Kinerja sumberdaya manusia yang berpengalaman dalam pemasaran.
Dari hasil wawancara dan observasi peneliti ditemukan fakta bahwa lebih dari
90% karyawan Farm Fish Boster Centre telah berpengalaman dalam bidang
pemasaran ikan lele dari 5 tahun. Semua kegiatan pemasaran dilakukan sendiri
dengan bantuan seluruh karyawannya. Dari pengalaman yang telah bertahun-tahun
tersebut produk yaitu ikan Lele yang dipasarkan sangat baik dan berkualitas serta
telah banyak mendapat penghargaan dari pemerintah daerah maupun pusat. Hal ini
yang bisa menarik minat konsumen dan percaya terhadap produk yang dihasilkan
selalu berkualitas. Selain itu karyawan juga telah lama menjalin hubungan kerja sama
dengan pengepul lokal maupun luar kota sehingga permintaan Ikan Lele selalu ada
dan tidak pernah kehilangan pasar.
Kinerja sumberdaya manusia yang berpengalaman pada faktor kekuatan
memperoleh bobot sebesar 0,20 yang menunujukkan bahwa indikator kekuatan
tersebut sangat penting bagi posisi strategis dan keberhasilan usaha. Sedangkan
untuk rating yang diperoleh sebesar 4 yang menunjukkan indikator berpengaruh
sangat besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil
perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,8.
2. Produk Ikan Lele Farm Fish Boster Centre yang berkualitas dan aman di konsumsi.
Kekuatan internal dari usaha budidaya Ikan Lele pada Farm Fish Boster Centre
selanjutnya yaitu produk yang dihasilkan berkualitas dana man di konsumsi. Dalam
116
budidaya Ikan Lele yang aman di konsusi pada proses pembesaran dilakukan empat
tahap seleksi dari bentuk fisik dan tingkah laku ikan. Indukan yang dipilih untuk
dilakukan pemijahan juga harus dalam keadaan sehat dan dipilih dari indukan-indukan
yang paling terbaik.
Produk ikan Lele pada Farm Fish Boster Centre yang berkualitas (bebas
penyakit) dana man di konsumsi pada faktor kekuatan memperoleh bobot sebesar
0,20 yang menunujukkan bahwa indikator kekuatan tersebut sangat penting bagi
posisi strategis dan keberhasilan usaha. Sedangkan untuk rating yang diperoleh
sebesar 4 yang menunjukkan indikator tersebut berpengaruh sangat besar terhadap
kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating
adalah sebesar 0,8.
3. Penetapan harga.
Ikan Lele Boster adalah salah satu jenis ikan hias yang harganya tergolong
terjangkau. Namun untuk beberapa jenis Ikan Lele Indukan yang berkualitas tinggi
harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Farm Fish Boster Centre selalu
menetapkan harga produk Ikan Lele Bosternya dengan harga yang reasonable sesuai
dengan harga pasar dan biaya produksi yang dihabiskan serta dari tahun ke tahun
tidak terlalu menaikkan harga yang signifikan. Harga yang ditetapkan untuk ikan Lele
yang biasa ada di pasaran masih berkisar antar 18.000 sampai 20.000 rupiah per kg
nya. Dengan harga tersebut konsumen sudah mendapat Ikan Lele berkisar ukuran
size 12 dengan berkualitas dan bentuk serta daging ikan yang bagus. Menurut Kustina
(2011) ikan Lele yang berasal dari Sidoarjo masih lebih murah dari daerah sentra
pembudidaya ikan Lele daerah lain yaitu Bekasi, Depok,Bali dan Jakarta dengan
selisih harga masing-masing kurang lebih 2000-3000 rupiah. Persepsi kualitas
117
pembeli untuk ikan Lele Sidoarjo mempunyai kualitas bagus baik daging dan bentuk
badan.
Penetapan harga yang terjangkau pada faktor kekuatan memperoleh bobot
sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa indikator kekuatan tersebut penting bagi
posisi strategis dan keberhasilan usaha. Sedangkan untuk rating yang diperoleh
sebesar 2 yang menunjukkan indikator tersebut berpengaruh kecil terhadap kondisi
usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah
sebesar 0,3.
4. Usaha menguntungkan dilihat dari aspek keuangan.
Penetapan harga yang murah pada produknya yaitu Ikan Lele pada pada Farm
Fish Boster Centre tidak mengabaikan aspek keuangan. Faktanya meskipun
penetapan harganya terjangkau, usaha ini masih mendapatkan keuntungan bersih
yang lumayan yaitu berkisar 300 jutaan pada tiap siklusnya dengan kapasitas produksi
tertentu. Tentunya perlu adanya pengembangan usaha dan volume penjualan supaya
hasil pendapatan yang diterima lebih besar.
Usaha menguntungkan dilihat dari aspek keuangan pada faktor kekuatan
memperoleh bobot sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa indikator kekuatan
tersebut cukup penting bagi posisi strategis dan keberhasilan usaha. Sedangkan
untuk rating yang diperoleh sebesar 2 yang menunjukkan indikator tersebut
berpengaruh kecil terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan
hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,3.
5. Penggunaan ponsel sebagai media komunikasi antar perusahaan dan konsumen
atau calon pembeli.
118
Ponsel adalah singkatan dari telepon seluler, nama lain dari telepon genggam
atau handphone (HP). Ponsel merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang
dapat dibawa ke mana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon
menggunakan kabel. Ponsel tidak hanya dapat digunakan untuk melakukan dan
menerima panggilan telepon, melainkan juga dapat digunakan untuk melakukan
pengiriman dan penerimaan pesan singkat atau SMS (short message service).
Ponsel atau handphone merupakan memperlancar komunikasi yang digunakan antar
karyawan pada pada Farm Fish Boster Centre. Mengingat penggunaannya sangat
mudah dan bisa digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Selain itu ponsel juga
sebagai alternatif yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan transaksi
penawaran hasil produksinya kepada konsumen atau calon pembeli selain itu juga
penawaran secara langsung. Dengan alat ini kegiatan berkomunikasi berjalan dengan
lancar dimanapun dan pada kondisi apapun.
Penggunaan ponsel sebagai media komunikasi antar anggota dan calon pembeli
pada faktor kekuatan memperoleh bobot sebesar 0,20 yang menunujukkan bahwa
indikator kekuatan tersebut sangat penting bagi posisi strategis dan keberhasilan
usaha. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang menunjukkan indikator
tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh
berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,6.
Kriteria pembobotan dan rating pada indikator-indikator kekuatan (strength)
dapat dilihat pada Table 14.
119
Tabel 14. Kriteria Pembobotan dan Rating Faktor Kekuatan ( strength )
No. Kriteria
Bobot
1 0,05: jika indikator kekuatan saat ini tidak penting dalam
mempengaruhi posisi strategis usaha
2 0,10: jika indikator kekuatan saat ini cukup penting dalam
mempengaruhi posisi strategis usaha
3 0,15: jika indikator kekuatan saat ini penting dalam mempengaruhi posisi
strategis usaha
4 0,20: jika indikator kekuatan saat ini sangat penting dalam
mempengaruhi posisi strategis usaha
Rating
1 1: jika indikator kekuatan berpengaruh sangat kecil terhadap kondisi
usaha
2 2: jika indikator kekuatan berpengaruh kecil terhadap kondisi usaha
3 3: jika indikator kekuatan berpengaruh besar terhadap kondisi usaha
4 4: jika indikator kekuatan berpengaruh sangat besar terhadap kondisi
usaha
120
5.8.1.2 Kelemahan (Weakness)
1. Pembukuan keuangan tidak secara teratur.
Karena keterbatasan sumberdaya manusia pelaporan keuangan pada pada
Farm Fish Boster Centre tidak secara teratur dilakukan. Dilihat dari laporan keuangan
terakhir adalah pada tahun 2015 dan tidak semua bulan tercatat laporan
keuangannya. Pembukuan keuangan juga tergolong masih sederhana yaitu
dibukukan secara manual terlebih dahulu sebelum dipindah ke komputer, serta hanya
terdapat jumlah hasil produksi dan jumlah penerimaan. Tentunya dengan melakukan
pembukuan keuangan akan diketahui posisi keuangan usaha terkini dalam
memanfaatkan modal serta pengambilan keputusan perencanaan ke depan akan
lebih baik.
Kegiatan pembukuan keuangan yang tidak teratur pada faktor kelemahan
memperoleh bobot sebesar 0,20 yang menunujukkan bahwa pembukuan keuangan
yang secara teratur dilakukan sangat penting bagi posisi strategis dan keberhasilan
usaha. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 4 yang menunjukkan
pembukuan keuangan yang tidak secara teratur dilakukan merupakan kelemahan
utama dan berpengaruh sangat besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor tertimbang
yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,8.
2. Penggunaan internet sebagai media promosi yang tidak selalu update
Internet merupakan media dengan lalu lintas yang sangat padat. Internet
membuka kesempatan bagi pengusaha untuk memasarkan produk atau jasa secara
praktis dan efektif. Terdapat beragam cara memasarkan produk secara online
misalnya melalui sosial media, forum jual beli, blog dan website. pada Farm Fish
Boster Centre telah memasarkan produknya Ikan Lelenya yakni dengan media
121
internet melalui sosial media facebook, Instagram, twitter, youtube dan blog. Tetapi
kegiatan promosi melalui media internet sampai saat ini belum ada pembaharuan data
lagi karena data terakhir diunggah pada tahun 2017 bulan januari dan kurang
teraturnya update data yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini tentunya harus
menjadi perhatian karyawan pada Farm Fish Boster Centre mengingat media internet
sangat efektif untuk kegiatan promosi karena bisa dilakukan dimana saja, jangkauan
pasar lebih luas, dan biaya terjangkau.
Penggunaan internet sebagai media promosi yang tidak berkelanjutan pada
faktor kelemahan memperoleh bobot sebesar 0,10 yang menunujukkan bahwa
penggunaan internet sebagai media promosi cukup penting bagi posisi strategis dan
keberhasilan usaha terutama dalam kegiatan pemasaran. Sedangkan untuk rating
yang diperoleh sebesar 2 yang menunjukkan kurangnya penggunaan internet sebagai
media promosi berpengaruh besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor tertimbang
yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,2.
3. Kapasitas penjualan belum mencukupi permintaan
Kapasitas penjualan dari hasil budidaya ikan Lele yang dikelola sendiri oleh para
pembudidaya pada Farm Fish Boster Centre masih belum memenuhi semua
permintaan konsumen atau pengepul. Keterbatasan jumlah kolam dan sumberdaya
manusia menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan hasil produksi. Ketika
sedang tidak ada Ikan ataupun Ikan belum siap untuk dipanen pihak penjual biasanya
merekomendasikan konsumen dan pengepul ke pembudidaya binaan pada Farm Fish
Boster Centre. Di Kabupaten Sidoarjo sendiri terdapat banyak sekali pembudidaya
Ikan Lele yang sejenis terutama di Kecamatan Gedangan.
Kapasitas penjualan yang belum memenuhi permintaan konsumen dan
pengepul pada faktor kelemahan memperoleh bobot sebesar 0,15 yang
122
menunujukkan bahwa dengan meningkatkan kapasitas penjualan untuk memenuhi
permintaan penting bagi posisi strategis dan keberhasilan usaha dalam meningkatkan
volume penjualan. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang
menunjukkan hasil produksi yang belum memenuhi permintaan konsumen dan
pengepul berpengaruh besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh
berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,2.
4. Segmentasi pasar yang tidak terlalu luas
Segmentasi pemasaran yang masih membidik beberapa segmen pasar
dianggap belum terlalu berhasil dalam pengembangan pemasaran. Karena
segmentasi pasar ini mendasari akan kebutuhan, manfaat dan solusi atas
permasalahan pelanggan. Peluasan segmentasi pasar juga akan memperluas
wilayah pemasaran, misalnya dengan memasuki pasar ikan Lele yang akan
memenuhi kebutuhan konsumen terhadap ikan Lele. Segmen pasar interlokal juga
hendaknya diperluas dengan peningkatan kualitas Ikan Lele dan memanfaatkan
teknologi yang lebih canggih supaya Ikan lele mampu bertahan saat pengiriman
perjalanan jauh.
Segmentasi pasar yang tidak terlalu luas pada faktor kelemahan memperoleh
bobot sebesar 0,10 yang menunjukkan bahwa cukup penting bagi posisi strategis dan
keberhasilan usaha dalam meningkatkan hasil produksi. Sedangkan untuk rating yang
diperoleh sebesar 2 mengindikasikan bahwa indikator tersebut berpengaruh kecil
terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot
dan rating adalah sebesar 0,45.
5. Fungsi pengorganisasian belum berjalan optimal
123
Farm Fish Boster Centre pada intinya telah menyusun pembagian struktur-
struktur organisasi yakni ketua atau pemilik perusahaan, advisor, manager, marketing.
Namun pelaksanaan dari masing-masing struktur organisasi tidak berjalan sesuai
dengan tugas masing-masing. Misalnya pada bagian advisor, tidak lagi melakukan
pelaporan keuangan dari hasil pemasaran. Semua hal ini dipengaruhi oleh kurang
aktifnya karyawan dalam keseharian atau jadwal dalam kegiatan budidaya yang tidak
tertentu.
Fungsi pengorganisasian yang belum optimal pada faktor kelemahan
memperoleh bobot sebesar 0,15 yang menunjukkan bahwa tidak penting bagi posisi
strategis dan keberhasilan usaha dalam meningkatkan hasil produksi. Sedangkan
untuk rating yang diperoleh sebesar 3 mengindikasikan indikator tersebut
berpengaruh besar terhadap kondisi usaha. Untuk yang diperoleh berdasarkan hasil
perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,45.
Kriteria pembobotan dan rating pada indikator-indikator kelemahan
(weakness) dapat dilihat pada Table 15.
Tabel 15. Kriteria Pemberian Bobot dan Rating pada Faktor Kelemahan (
weakness )
No. Kriteria
Bobot
1 0,05: jika indikator kelemahan saat ini tidak penting dalam mempengaruhi
posisi strategis usaha
2 0,10: jika indikator kelemahan saat ini cukup penting dalam mempengaruhi
posisi strategis usaha
3 0,15: jika indikator kelemahan saat ini penting dalam mempengaruhi posisi
strategis usaha
124
4 0,20: jika indikator kelemahan saat ini sangat penting dalam mempengaruhi
posisi strategis usaha
Rating
1 1: jika indikator kelemahan berpengaruh sangat kecil terhadap kondisi
usaha
2 2: jika indikator kelemahan berpengaruh kecil terhadap kondisi usaha
3 3: jika indikator kelemahan berpengaruh besar terhadap kondisi usaha
4 4: jika indikator kelemahan berpengaruh sangat besar terhadap kondisi
usaha
Tabel 16. Analisis Faktor Internal (IFAS)
Faktor-faktor Strategi
Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (strengths)
1. Kinerja sumberdaya
manusia yang
berpengalaman
2. Produk Ikan Lele
yang berkualitas (bebas
penyakit) dan aman di
konsimsi
3. Penetapan harga yang
reasonable
4. usaha menguntungkan
dilihat dari aspek
keuangan
5. Penggunaan ponsel
sebagai media
komunikasi antar
0,20
0,20
0,15
0,15
0,20
4
4
2
2
3
0,8
0,8
0,3
0,3
0,6
125
karyawan dan calon
pembeli
Jumlah
0,9
2,8
Kelemahan (weakness)
1. Pembukuan keuangan
tidak secara teratur
dilakukan dan masih
sederhana
2. Penggunaan internet
sebagai media promosi
yang tidak berkelanjutan
3. Kapasitas penjualan
belum memenuhi
permintaan konsumen
dan pengepul
4. Segmentasi pasar yang
tidak terlalu luas
5. Fungsi pengorganisasian
belum berjalan optimal
Jumlah
0,20
0,10
0,15
0,10
0,15
0,7
4
2
3
2
3
0,8
0,2
0,45
0,2
0,45
2,1
Jumlah Skor Internal 1,6 4,9
126
Selisih 0,7
Total nilai skor faktor internal yang diperoleh adalah sebesar 4,9 yang
menunjukkan bahwa posisi internal Farm Fish Boster Centre kuat. Hal ini sesuai
dengan David (2006) yang menyatakan bahwa berapapun banyaknya faktor yang
dimasukkan dalam matriks IFE total rata-rata tertimbang berkisar antar yang terendah
1,0 dan tertinggi 4,0, dengan rata-rata 4,9. Total rata-rata tertimbang dibawah 4,9
menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai diatas
4,9 mengindikasikan posisi internal yang kuat.
127
5.8.2 Analisis Faktor Eksternal
5.8.2.1 Peluang (opportunities)
1. Adanya kegiatan pameran dan pelatihan dari pemerintah penting sebagai media
promosi dan pengenalan produk
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo serta Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan
atau P2MKP sering menyelenggarakan kegiatan pameran maupun pelatihan.
Kegiatan seperti sangat menyita masyarakat Kabupaten Sidoarjo maupun luar
Kabupaten Sidoarjo mengingat Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu Kabupaten
penghasil ikan Lele terbesar di Indonesia.
Farm Fish Boster Centre sebagai perusahaan pembudidaya Ikan lele sering
ikut serta dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut selain memperkenalkan usahanya
juga sebagai media promosi dan pengenalan produknya kepada masyarakat. Terbukti
dengan banyaknya keikut sertaan dalam pameran salah satunya pameran ASIA
PASIFIC AQUACULTURE 2016 di Surabaya, dan juga dikenal oleh masyarakat lokal
maupun luar kota dengan kualitas produk yang bagus khususnya di daging ikan
tersebut. Peluang seperti ini harus selalu dimanfaatkan oleh Farm Fish Boster Centre
untuk menghasilkan Ikan Lele yang lebih berkualitas lagi sehingga lebih banyak
pameran serta prestasi lagi yang diraih.
Adanya kegiatan pameran dan pelatihan dari pemerintah maupun pelatihan
yang di senggarakan sendiri oleh perusahaan, penting sebagai media promosi
maupun pengenalan produk pada faktor peluang memperoleh bobot sebesar 0,20
yang menunujukkan bahwa indikator tersebut sangat penting dalam mendukung
keberhasilan usaha terutama dalam kegiatan promosi. Sedangkan untuk rating yang
diperoleh sebesar 3 yang menunjukkan bahwa indikator tersebut merupakan peluang
128
besar bagi usaha dan berpengaruh besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang
diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,6.
2. Hubungan kerja sama yang baik dengan pelanggan.
Pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan
suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus. Pelanggan yang setia
pada Farm Fish Boster Centre adalah pengepul baik dalam kota maupun luar kota.
Setiap pembudidaya selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan yang
akan membeli Ikan Lele Boster. Melalui pendekatan personal setiap pelanggan dan
perusahaan selalu berdiskusi terlebih dahulu mengenai masalah budidaya dan ikan
seperti apa yang dibutuhkan. Perusahaan juga mempersilahkan kepada pelanggan
untuk memberikan masukan terhadap hasil produksi mereka. Hingga sampai saat ini
sudah banyak pelanggan yang setia membeli hasil produksi Ikan Lele Farm Fish
Boster Centre. Hubungan baik dengan pelanggan yang terjalin dengan baik
hendaknya dimanfaatkan sebagai peluang besar untuk memperluas pemasaran
dengan meningkatakan hasil produksi yang lebih baik.
Hubungan kerja sama yang baik dengan pelanggan pada faktor peluang
memperoleh bobot sebesar 0,20 yang menunujukkan bahwa indikator tersebut sangat
penting dalam mendukung keberhasilan usaha terutama dalam kegiatan pemasaran.
Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 4 yang menunjukkan bahwa indikator
tersebut berpengaruh sangat besar terhadap usaha. Untuk skor yang diperoleh
berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,8.
3. Program Asean Free Trade Area (AFTA) akan membantu dalam perluasan
jangkauan pemasaran dan pencapaian target pasar ekspor di wilayah ASEAN
129
Asean Free Trade Area (AFTA) adalah bentuk dari kerjasama perdagangan
dan ekonomi di wilayah ASEAN yang berupa kesepakatan untuk menciptakan situasi
perdagangan yang seimbang dan adil melalui penurunan tarif barang perdagangan
dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0 – 5 %) maupun hambatan non tarif
bagi negara-negara anggota ASEAN. Program pasar bebas ASEAN menuju
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah dimulai pada akhir tahun lalu telah
membuka peluang yang besar bagi industrialisasi di Indonesia dengan syarat harus
meningkatkan kreatifitas dan kualitas produk sendiri. Potensi perikanan Indonesia
yang sangat besar menjadi salah satu modal menghadapi persaingan global. Dengan
pengurangan biaya tarif tersebut akan mempermudah bagi setiap pelaku usaha untuk
mengekspor produknya ke Negara lain. Peluang yang terbuka seperti ini harus
dimanfaatkan sebaik mungkin bagi Farm Fish Boster Centre untuk menarik minat luar
negeri terhadap produk produksinya.
Program AFTA akan membantu dalam perluasan jangkauan pemasaran dan
pencapaian target pasar ekspor di wilayah ASEAN pada faktor peluang memperoleh
bobot sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa indikator tersebut penting dalam
mendukung keberhasilan usaha terutama dalam kegiatan pemasaran ekspor.
Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 4 yang menunjukkan bahwa indikator
tersebut berpengaruh sangat besar terhadap usaha. Untuk skor yang diperoleh
berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,6.
4. Perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas.
Perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas bertujuan
untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada awalnya pekerjaan manusia sendiri
yang dulu dikerjakan secara manual, saat ini pekerjaan yang berat dapat diselesaian
130
dengan mudah dan cepat oleh mesin. Pemanfaatan teknologi pada Farm Fish Boster
Centre dapat dilihat pada penggunaan LCD proyektor dan komputer pada setiap
pelatihan. Kemudian pada kegiatan pemasaran juga dilengkapi dengan 2 teknik yaitu
tertutup dan terbuka . Jika dengan teknik tertutup menggunakan tabung oksigen, jika
tekniks terbuka menggunakan Drum fiber yang digunakan pada setiap pengemasan
Ikan Lele dan akan didistribusikan ke tempat lain. Pemanfaatan perkembangan
teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas merupakan peluang yang besar
dalam meningkatkan volume penjualan dan kegiatan pemasaran.
Perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas pada faktor
peluang memperoleh bobot sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa indikator
tersebut penting dalam mendukung keberhasilan usaha terutama dalam peningkatan
volume penjualan. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang
menunjukkan bahwa indikator tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi usaha.
Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah
sebesar 0,45
5. Ketergantungan masyarakat terhadap kualitas ikan lele yang berkualitas.
Kualitas suatu produk adalah atribut-atribut yang digunakan sebuah produk
untuk memposisikan produk tersebut pada tingkatan tertentu sesuai dengan harga
dan spesifikasi produk tersebut. Farm Fish Boster Centre memanfaatkan hal ini
sebagai salah satu cara dalam meningkatkan peluang dalam usahanya.
Ketergantungan masyarakat terhadap kualitas ikan lele yang berkualitas pada
faktor peluang memperoleh bobot sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa indikator
tersebut penting dalam mendukung keberhasilan usaha terutama dalam peningkatan
volume penjualan. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang
131
menunjukkan bahwa indikator tersebut berpengaruh besar terhadap kondisi usaha.
Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah
sebesar 0,45
Tabel 17. Kriteria Pembobotan dan Rating Faktor Peluang ( opportunity )
No. Kriteria
Bobot
1 0,05: jika indikator peluang saat ini tidak penting dalam mempengaruhi posisi strategis usaha
2 0,10: jika indikator peluang saat ini cukup penting dalam mempengaruhi posisi strategis usaha
3 0,15: jika indikator peluang saat ini penting dalam mempengaruhi posisi strategis usaha
4 0,20: jika indikator peluang saat ini sangat penting dalam mempengaruhi posisi strategis usaha
Rating
1 1: jika indikator peluang berpengaruh sangat kecil terhadap kondisi usaha
2 2: jika indikator peluang berpengaruh kecil terhadap kondisi usaha
3 3: jika indikator peluang berpengaruh besar terhadap kondisi usaha
4 4: jika indikator peluang berpengaruh sangat besar terhadap kondisi usaha
5.8.2.2 Ancaman (threats)
1. Pemasok sebagai pricetaker of input dan fluktuasi harga BBM
Pemasok sebagai pricetaker of input dan fluktuasi harga BBM memang selalu
menjadi masalah besar bagi setiap pelaku usaha. Ketika kekuatan pemasok dari suatu
usaha kuat, mereka bisa menaikkan biaya input dalam hal ini pakan ikan berupa pellet.
132
setiap produsen harus mengefisiensikan modalnya dengan baik namun tidak
mempengaruhi hasil produksinya. Bahan baku yang harganya sering mengalami
peningkatan yaitu pellet atau pakan buatan. Sampai saat ini harga pellet untuk Ikan
berkisar antara Rp 15.000 sampai Rp180.000 per kg. Kenaikan biaya produksi selalu
berhubungan dengan kenaikan harga bbm setiap tahunnya. Karena juga kan
mempengaruhi harga lain misalnya biaya air, listrik, transportasi, dan solar yang
merupakan prasarana yang dibutuhkan setiap harinya, ancaman seperti memang
tidak bisa dihindari. Produsen harus secara pintar mengakomodasikan biaya produksi
supaya tidak mengganggu hasil produksi dan harga penjualan.
Pemasok sebagai pricetaker of input dan fluktuasi harga BBM pada faktor
ancaman memperoleh bobot sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa pemasok dan
harga BBM penting dalam mendukung keberhasilan usaha terutama dalam
peningkatan hasil produksi. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang
menunjukkan bahwa adanya peningkatan harga bahan baku dan harga BBM
merupakan ancaman dan berpengaruh besar terhadap kondisi usaha. Untuk skor
yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,45.
2. Perubahan iklim dan cuaca
Dengan adanya perubahan iklim ini sangat berpengaruh dalam budidaya ikan.
Budidaya ikan sangat di pengaruhi oleh musim-musim tertentu. Sehingga jika musim-
musim tersebut tidak terjadi pada waktunya, maka akan membuat budidaya ikan
tersebut mengalami kerugian sehingga menurunkan kapasitas produksi. Perubahan
iklim dan cuaca akan mengubah siklus reproduksi dari ikan. Selain itu perubahan iklim
juga membuat beberapa penyakit yang disebabkan oleh berubahnya kualitas
misalnya peningkatan suhu dan kadar oksigen. Pada Desember sampai Febuari pada
133
musim hujan tiba budidaya Ikan Lele sering mengalami penurunan produksi hal ini
disebabkan banyak ikan yang jatuh sakit sehingga menyebabkan kematian. Kendala
seperti ini memang menjadi ancaman yang serius bagi keberlangsungan kegiatan
budidaya. Hendaknya dilakukan dengan metode perawatan yang intensif pada
kegiatan budidaya sehingga meminimalisir ikan yang sakit.
Perubahan iklim dan cuaca pada faktor ancaman memperoleh bobot sebesar
0,10 yang menunujukkan bahwa kondisi iklim dan cuaca cukup penting dalam
mendukung keberhasilan usaha terutama dalam peningkatan hasil produksi.
Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang menunjukkan bahwa adanya
perubahan iklim dan cuaca merupakan ancaman dan berpengaruh besar terhadap
kondisi usaha. Untuk skor rata-rata tertimbang yang diperoleh berdasarkan hasil
perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,3.
3. Peningkatan jumlah pesaing pada usaha yang sejenis
Pasar ikan Lele di Kabupeten Sidoarjo dan di Indonesia memang sangat
mudah dimasuki oleh pendatang baru. Mengingat kemudahan dalam menjalankan
budidaya ikan Lele dan keuntungan yang cukup bagus. Berdasarkan data yang
diambil dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur pada tahun 2015 di wilayah
Jawa Timur sendiri ada 46 ribu orang yang berbudidaya ikan Lele sendiri. Bagi Farm
Fish Boster Centre dengan danya pesaing pada usaha sejenis tidak akan
berpengaruh besar terhadap penjualan. Hal ini disebabkan setiap pembudidaya telah
memiliki pelanggannya tersendiri baik pelanggan baru ataupun lama. Sebaliknya
Farm Fish Boster Centre mendukung dengan baik adanya pembentukan perusahaan
atau kelompok budidaya baru dan siap berbagi ilmu dan pengalaman kepada
siapapun yang membutuhkan. Namun hal ini juga harus tetap diwaspadai dengan
134
meningkatnya jumlah pesaing pada usaha sejenis hendaknya Farm Fish Boster
Centre terus meningkatkan dan evaluasi kualitas hasil produksinya supaya tidak kalah
bersaing dengan perusahaan atau pembudidaya lain.
Peningkatan jumlah pesaing pada usaha sejenis pada faktor ancaman
memperoleh bobot sebesar 0,15 yang menunujukkan bahwa adanya peningkatan
jumlah pesaing pada usaha sejenis penting dalam mendukung keberhasilan usaha.
Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang menunjukkan bahwa adanya
peningkatan jumlah pesaing berpengaruh besar terhadap kondisi usah. Untuk skor
yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah sebesar 0,45.
4. Keberadaan produk subtitusi
Keberadaan barang subtitusi atau barang pengganti yang dapat
menggunakan fungsi barang lain tersebut. Ada banyak jenis ikan lele yang juga
populer di kalangan masayarakat selain Ikan Lele misalnya Ikan Bawal, Ikan Bandeng,
Ikan Mujair, dan Ikan Gurami. Setiap jenis Ikan hias tentunya memiliki keunggulan dan
dan kekurangan sendiri. Baik dari segi harga, keunikan yang dipercaya masyarakat
dan lain sebagainya. Namun bagi Farm Fish Boster Centre dengan adanya
peningkatan ikan Lele jenis lain, tidak akan berpengaruh terhadap hasil penjualan Ikan
Lele karena ikan ini memiliki harga, keunikan dan pasar tersendiri. Selain itu Ikan Lele
yang harganya cukup terjangkau dapat diterima di semua kalangan masyarakat.
Eksistensi ikan konsumsi juga didukung dengan program dari KKP yaitu penguatan
branding. Dengan program seperti ini diharapkan eksistensi ikan Lele dari
pembudidaya lokal menigkat di kalangan masayarakat. Farm Fish Boster Centre
harus meningkatkan kualitas Ikan Lelenya supaya Ikan Lele dapat bersaing.
135
Keberadaan produk subtitusi pada faktor ancaman memperoleh bobot sebesar
0,15 yang menunujukkan bahwa adanya produk subtitusi penting dalam mendukung
keberhasilan usaha. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang
menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah pesaing produk berpengaruh besar
terhadap kondisi usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot
dan rating adalah sebesar 0,45.
136
5. Meningkatnya kemampuan menawar dari pembeli
Apabila kemampuan menawar dari pembeli meningkat, maka suatu segmen
pasar akan menjadi tidak menarik lagi untuk dimasuki. Karena pembeli akan menekan
harga agar bias turun, menginginkan pelayanan dan kualitas yang lebih baik dan
mengakibatkan persaingan tidak sehat diantara penjual. Kemampuan menawar
pembeli meningkat ketika pembeli terkonsentrasi atau terorganisir, produk tidak
dibedakan, produk tidak sesuai dengan harga yang harus ditanggung oleh pembeli,
sensitive terhadap harga, atau ketika mengetahui kelemhan penjual perusahaan.
Meningkatnya kemampuan menawar dari pembeli pada faktor ancaman
memperoleh bobot sebesar 0,10 yang menunujukkan bahwa adanya meningkatnya
kemampuan menawar dari pembeli cukup penting dalam mendukung keberhasilan
usaha. Sedangkan untuk rating yang diperoleh sebesar 3 yang menunjukkan bahwa
adanya peningkatan jumlah pesaing produk berpengaruh besar terhadap kondisi
usaha. Untuk skor yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian bobot dan rating adalah
sebesar 0,3.
Tabel 18. Kriteria Pemberian Bobot dan Rating Faktor Ancaman (Threats)
No. Kriteria
Bobot
1 0,05: jika indikator ancaman saat ini tidak penting dalam mempengaruhi
posisi srategis usaha
2 0,10: jika indikator ancaman saat ini cukup penting dalam mempengaruhi
posisi strategis usaha
3 0,15: jika indikator ancaman saat ini penting dalam mempengaruhi posisi
strategis usaha
137
4 0,20: jika indikator ancaman saat ini sangat penting dalam mempengaruhi
posisi strategis usaha
Rating
1 1: jika indikator ancaman berpengaruh sangat kecil terhadap kondisi
usaha
2 2: jika indikator ancaman berpengaruh kecil terhadap kondisi usaha
3 3: jika indikator ancaman berpengaruh besar terhadap kondisi usaha
4 4: jika indikator ancaman berpengaruh sangat besar terhadap kondisi
usaha
Hasil penilaian faktor eksternal meliputi pembobotan, rating, dan skoring dapat
dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis Faktor Eksternal (EFAS)
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Bobot Rating Skor
Peluang (opportunity) 1. Adanya kegiatan
pameran dan pelatihan dari pemerintah penting sebagai media promosi dan pengenalan produk
2. Hubungan kerja sama yang baik dengan pelanggan.
3. Program Asean Free Trade Area (AFTA) akan membantu dalam perluasan jangkauan pemasaran dan pencapaian target pasar ekspor di wilayah ASEAN
0,20 0,20 0,15 0,15
3 4 4 3
0,6 0,8 0,6 0,45
138
4. Perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas
5.Ketergantungan masyarakat terhadap kualitas ikan lele yang berkualitas
Jumlah
0,15 0,85
3
0,45 2,9
Ancaman (threaths) 1. Pemasok sebagai
pricetaker of input dan fluktuasi harga BBM
2. Perubahan iklim dan
cuaca 3. Peningkatan jumlah
pesaing pada usaha sejenis
4. Keberadaan produk
subtitusi 5. Meningkatnya kemampuan menawar dari pembeli Jumlah
0,15 0,10 0,15 0,15 0,10 0.65
3 3 3 3 3
0,45 0,3 0,45 0,45 0,3 1,95
Jumlah Skor Eksternal
1,5 4,85
Selisih 0,95
Total nilai skor pada faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman
adalah sebesar 4,85. Hasil ini menunjukkan bahwa Farm Fish Boster Centre
merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam
usahanya. Ini sesuai dengan David (2006) bahwa tanpa memedulikan jumlah peluang
dan ancaman kunci yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai tertimbang
tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0.
Total nilai tertimbang rata-rata adalah 4,85. Total nilai tertimbang sebesar 4,0
139
mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang
dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dalam kata lain strategi perusahaan
secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan
meminimalkan efek yang muncul dari ancaman eksternal.
5.9 Analisis Strategi Pemasaran
5.9.1 Analisis Matrik SWOT
Matrik SWOT terdiri dari 9 sel yang memberikan gambaran secara jelas faktor-
faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
dimiliki. Matrik SWOT berisi alternatif-alternatif strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T.
alternatif-alternatif ini dikembangkan dari posisi usaha. Strategi yang mungkin
dilakukan yaitu strategi peningkatan volume penjualan dan pengembangan produk,
hasil tersebut dimasukkan dalam matrik SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Analisis Matrik SWOT
IFAS EFAS
STRENGTHS (S) 1. Kinerja sumberdaya
manusia yang berpengalaman dalam pemasaran
2. Produk Ikan Lele yang berkualitas (bebas penyakit) dan aman di konsumsi
3. Penetapan harga Ikan Lele yang reasonable
4.Usaha menguntungkan dilihat dari aspek keuangan
5. Penggunaan ponsel sebagai media komunikasi antar anggota dan calon pembeli
WEAKNESSES (W) 1. Pembukuan keuangan
tidak secara teratur dilakukan dan masih sederhana
2. Kurangnya penggunaan internet sebagai media promosi
3. Kapasitas penjualan belum memenuhi permintaan konsumen dan pengepul
4. Segmentasi pasar yang tidak terlalu luas
5.Fungsi pengorganisasian yang belum optimal
140
OPPORTUNIES 1. Adanya kegiatan
pameran dan perlombaan dari pemerintah penting sebagai media promosi dan pengenalan produk
2. Hubungan kerja sama yang baik dengan pengepul dan konsumen
3. Program Asean Free Trade Area (AFTA) akan membantu dalam perluasan jangkauan pemasaran dan pencapaian target pasar ekspor di wilayah ASEAN
4. Perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas
5. Ketergantungan masyarakat terhadap kualitas ikan lele yang berkualitas
STRATEGI SO 1.Menciptakan
komunikasi yang baik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas
2. Ikan Lele Boster yang berkualitas dimanfaatkan dengan aktif ikut serta dalam kegiatan pameran dan pelatihan.
3. Meningkatkan volume penjualan dengan memanfaatkan ketergantungan masyarakat terhadap ikan lele yang berkualitas dan aman di konsumsi
STRATEGI WO 1. Menyusun pembukuan
keuangan secara rutin serta penggunaan internet sebagai media promosi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
2. Meningkatkan volume
penjualan dengan memanfaatkan hubungan yang telah terjalin baik dengan pelanggan.
3. Meningkakan kapasitas penjualan supaya memenuhi terhadap ketergantungan masyarakat pada kulitas ikan lele
TREATHS 1. Pemasok sebagai
pricetaker of input dan fluktuasi harga BBM
2. Perubahan iklim dan cuaca
3. Peningkatan jumlah pesaing pada usaha sejenis
4. Keberadaan produk subtitusi
5. Meningkatnya kemampuan menawar dari pembeli
STRATEGI ST 1.Meningkatkan Kualitas
Ikan Lele Boster agar dapat bersaing dengan ikan Lele jenis lainnya
2.Penetapan harga yang
lebih terjangkau untuk menghadapi kekuatan pesaing.
3. Meningkatkan sumberdaya manusia yang berpengalaman terhadap harga produk yang tetap tanpa ada penawaran
STRATEGI WT 1. Menyusun pembukuan
keuangan dengan rutin supaya,dapat mengakomodasikan modal dengan baik ketika ada peningkatan harga bahan baku produksi dan harga BBM ( Bahan Bakar Minyak )
2.Penggunaan media
internet sebagai media promosi,supaya mampu,bersaing
141
ditengah meningkatnya jumlah pesaing budidaya ikan Lele.
3. Meningkatkan penggunaan internet sebagai media promosi terhadap produk supaya tidak ada penawaran kembali pada saat transaksi.
Tabel 20 merupakan hasil dari matrik SWOT strategi pada Farm Fish Boster
Centre. Hasil tersebut diperoleh dari pendataan faktor-faktor internal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan serta pendataan dari faktor-faktor eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman dalam kegiatan pemasaran. Dalam tabel tersebut tersaji
beberapa strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam mengembangkan
pemasaran produknya melalui penggunaan kekuatan dan peluang sebagai cara
mengatasi kelemahan dan ancaman.
Berdasarkan kondisi internal dan eksternal penentuan posisi berdasarkan nilai
selisih skor kekuatan dan kelamahan serta peluang dan ancaman yang diperoleh
matriks IFAS dan EFAS. Hasil selisih skor pada kondisi internal merupakan selisih
skor dari kekuatan dan kelemahan dalam matrik IFAS yaitu sebesar +0,7. Sedangkan
selisih skor pada kondisi eksternal yang merupakan selisih skor dari peluang dan
ancaman dalam matrik EFAS adalah sebesar +0,95. Hal ini menunujukkan bahwa
kondisi pemasaran Farm Fish Boster Centre ditunjang oleh kekuatan internal dan
peluang eksternal yang ada. Posisi kegiatan pemasaran dapat digambarkan sebagai
berikut:
Peluang (opportunity)
142
0,95 Agresif
0,7
Dari hasil diagram matrik SWOT pada gambar diatas dapat diketahui bahwa
posisi Farm Fish Boster Centre berada pada kuadran 1 yaitu mendukung kebijakan
pertumbuhan agresif dan menggunakan strategi SO (Strength Opportunity). Posisi ini
merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Farm Fish Boster Centre memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif.
5.9.2 Strategi Pemasaran Pada Usaha Budidaya Ikan Lele Berdasarkan Analisis SWOT
Berdasarkan diagram analisis SWOT, strategi pemasaran Ikan Lele di Farm
Fish Boster Centre menggunakan strategi SO (Strength Opportunity) yang diterapkan
dengan cara mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi pemasaran Ikan Lele pada Farm Fish Boster Centre adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan komunikasi yang baik dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas
Kekuatan
(strengths)
Ancaman (threats)
Kelemahan (weakness)
Gambar 14. Diagram Matrik SWOT
143
Perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas bertujuan
untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada awalnya pekerjaan manusia yang
dulu dikerjakan secara manual, saat ini pekerjaan yang berat dapat diselesaian
dengan mudah dan cepat oleh perangkat mesin. Perkembangan teknologi yang
handal secara kuantitas dan kualitas saat ini sangat memudahkan manusia dalam
segala hal salah satunya dalam bidang komunikasi. Komunikasi yang baik dapat
dilakukan melalui penggunaan ponsel dan sosial media dari internet, Dengan
komunikasi yang baik antar produsen dan pelanggan tentunya akan berdampak positif
bagi keberhasilan usaha sehingga akan mendapatkan feedback yang
menguntungkan usaha selain kepada pelanggan, komunikasi yang baik hendaknya
terjalin sesama karyawan perusahaan supaya tujuan perusahaan dapat tercapai
sehingga masing-masing karyawan mendapatkan manfaatnya.
2. Ikan Lele Boster yang berkualitas dimanfaatkan dengan aktif ikut serta dalam
kegiatan pameran dan pelatihan.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sangat mendukung dalam bidang perikanan
terutama budidaya Ikan Lele. Pemerintah kabupaten bekerja sama dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo sering menyelenggarakan kegiatan
pameran “Asis Pasific Aquculture” maupun pelatihan yang disebut "P2MKP Fish
Boster Centre”.
Ikan Lele hasil produksi dari Farm Fish Boster Centre memang sangat
berkualitas,. Hal ini Karena teknis pembesaran yang melewati beberapa seleksi dan
dipilih dari indukan yang bagus. Dengan kualitas yang bagus tentunya harus
dimanfaatkan dengan aktif ikut serta pada kegiatan pameran supaya mendapatkan
144
penghargaan yang lebih banyak lagi. Dengan prestasi yang diperoleh tentunya akan
semakin menarik konsumen atau pelanggan untuk membeli Ikan Lele Boster.
3. Meningkatkan volume penjualan dengan memanfaatkan ketergantungan
masyarakat terhadap ikan lele yang berkualitas dan aman di konsumsi.
Ketergantungan masyarakat terhadap ikan lele yang berkulitas bertujuan
untuk meningkatkan volume penjualan suatu usaha yang dimana Farm Fish Boster
Centre sangat memanfaatkan peluang ini untuk keberlangsungan usahanya.
Ikan Lele hasil produksi dari Farm Fish Boster Centre memang sangat
berkualitas,. Hal ini Karena teknis pembesaran yang melewati beberapa seleksi dan
dipilih dari indukan yang bagus. Dengan ikan lele yang berkulitas tentunya harus
dimanfaatkan dengan penjualan ikan lele tersebut selalu meningkat setiap tahunnya
dan mendapatkan laba yang lebih besar oleh Farm Fish Boster Centre , dikarenakan
masyarakat Indonesia khususnya di kabupaten sidoarjo sudah sangat banyak
mengkonsumsi ikan lele yang berkualitas dan aman di konsumsi.
Berdasarkan David (2004) untuk mencapai situasi pada strategi SO, setiap
usaha hendaknya terlebih dahulu menerapkan strategi ST, strategi WO, dan strategi
WT. Hal ini dikarenakan usaha ini masih memiliki kelemahan yang harus diatasi dan
ancaman yang harus dihadapi. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
1. Strategi W-O (weakness-opportunity)
Strategi WO (weakness-opportunity) diterapkan dengan memanfaatkan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Alternative strategi yang
disarankan yaitu:
a. Menyusun pembukuan keuangan secara rutin serta penggunaan internet sebagai
media promosi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
145
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sangat memudahkan pekerjaan
manusia. Penyusunan pembukuan keuangan yang dicatat secara teratur dapat
dilakukan dengan penggunaan komputer atau laptop. Dengan penggunaan alat
tersebut kegiatan pembukuan keuangan akan lebih mudah, rapi, cepat, dan data yang
disimpan lebih aman. Selain itu perkembangan teknologi dan informasi saat ini yang
salah satunya adalah kemudahan akses internet dapat dimanfaatkan sebagai media
promosi produk Ikan Lele Farm Fish Boster Centre . Kegiatan promosi yang dilakukan
salah satunya dengan penggunaan fasilitas internet misalnya melalui sosial media
yang memiliki beberapa kelebihan diantaranya jangkauan pemasaran lebih luas,
biaya lebih murah, dan dapat dilakukan dimana saja.
b. Meningkatkan volume penjualan dengan memanfaatkan hubungan yang telah
terjalin baik dengan pelanggan.
Hubungan yang terjalin dengan pelanggan merupakan peluang yang besar
dalam meningkatkan hasil produksi dan volume penjualan supaya dapat meraih
keuntungan yang lebih baik lagi. Pelanggan telah menaruh kepercayaan terhadap
Farm Fish Boster Centre sebagai produsen Ikan Lele yang berkualitas dan terpercaya
sehingga ada kemungkinan pelanggan akan menaikkan kuantitas permintaan Ikan
Lele. Peningkatan hasil produksi dan volume penjualan dapat dilakukan dengan cara
perbaikan teknis budidaya supaya menghasilkan lebih banyak Ikan Lele yang lolos
seleksi serta penggunaan strategi pemasaran yang tepat.
2. Strategi S-T (strength-threat)
Strategi S-T (strength-threat) diterapkan dengan menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi usaha. Alternatif strategi yang
disarankan yaitu:
146
a. Meningkatkan Kualitas Ikan Lele Boster agar dapat bersaing dengan ikan Lele jenis
lainnya
Peningkatan kualitas Ikan Lele Boster dapat dilakukan dengan cara melakukan
kontrol secara rutin terhadap kualitas air dan padat tebar ikan pada kolam supaya
tidak mengalami penurunan kualitas dan tidak menimbulkan penyakit bagi Ikan Lele
Boster. Selain itu pancaran sinar matahari yang masuk ke kolam harus cukup diterima
oleh Ikan Lele. Karena sinar matahari yang diterima mempunyai beberapa manfaat
bagi Ikan Lele yaitu mampu memicu warna Ikan Lele lebih cerah. Selain peningkatan
kualitas Ikan Lele itu sendiri,
b. Penetapan harga yang terjangkau untuk menghadapi kekuatan pesaing
Pesaing budidaya Ikan Lele di Kabupaten Sidoarjo memang banyak sekali.
Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu dengan strategi harga yang tepat.
Pada umumnya konsumen sangat sensitif terhadap harga. Apabila konsumen
ditawarkan produk dengan harga yang terjangkau atau reasonable (masuk akal)
dengan kualitas yang baik pula, konsumen akan sangat tertarik untuk membeli produk
tersebut. Sama halnya dengan Farm Fish Boster Centre akan mampu merebut
pelanggan baru dari pesaingnya melaui cara penetapan strategi harga yang masuk
akal yang disesuaikan berdasarkan biaya produksi dan harga pasar.
3. Strategi W-T (weakness-threath)
Strategi W-T (weakness-threath) yang bersifat defensif diterapkan dengan
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif strategi
yang disarankan yaitu:
a. Menyusun pembukuan keuangan dengan rutin supaya dapat mengakomodasikan
modal dengan baik ketika ada peningkatan harga bahan baku dan harga BBM
147
Pembukuan laporan keuangan secara teratur sangat bermanfaat bagi
keuangan suatu usaha yaitu akan diketahui posisi keuangan dalam memanfaatkan
modal serta pengambilan keputusan perencanaan ke depan akan lebih baik. Harga
bahan baku dan harga BBM yang setiap tahunnya mengalami peningkatan tentu tidak
bisa dihindari begitu saja. Maka dari itu Farm Fish Boster Centre harus menyusun
pembukuan keuangan secara rutin karena akan diketahui berapa jumlah modal yang
di akomodasikan serta meramalkan biaya yang kemungkinan dihabiskan pada
produksi mendatang untuk mengantisipasi kekurangan modal ketika ada peningkatan
harga bahan baku dan harga BBM.
b. Penggunaan media internet sebagai media promosi supaya mampu bersaing
ditengah meningkatnya jumlah pesaing
Strategi promosi dengan memanfaatkan internet dapat dilakukan melalui
fasilitas internet yakni sosial media, blog, dan website. Mengingat bahwa strategi
promosi melalui internet memiliki beberapa kelebihan diantaranya jangkauan
pemasaran lebih luas dan tepat sasaran, biaya lebih murah, serta dapat dilakukan
dimana saja. Dengan strategi promosi yang tepat Farm Fish Boster Centre akan
mampu menarik konsumen atau pelanggan lebih banyak lagi sehingga mampu
bersaing lebih unggul terhadap adanya pesaing usaha sejenis yang kini jumlahnya
semakin meningkat.
5.9.3 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil strategi pemasaran Ikan Lele pada Farm Fish Boster Centre
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan menggunakan strategi SO
(Strength Opportunity) yang diterapkan dengan cara mengoptimalkan kekuatan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
148
menciptakan komunikasi yang baik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
dan informasi. Komunikasi yang baik sangat bermanfaat dalam pewujudan perluasan
pasar dan hubungan baik dengan pelanggan. Ini dapat dengan mudah dengan
memanfaatkan media komunikasi maupun media internet sebagai ajang promosi dan
pengenalan produk. Kemudian langkah yang kedua dapat dilakukan dengan aktif ikut
serta dalam ajang pameran dan pelatihan yang sering diselenggarakan oleh
pemerintah. Dengan penawaran produk yang berkualitas dan harga yang sesuai
tentunya akan menarik banyak para penggemar Ikan Lele. Yang ketiga adalah
Meningkatkan volume penjualan dengan memanfaatkan ketergantungan masyarakat
terhadap ikan lele yang berkualitas dan aman di konsumsi. Selain itu implikasi dari
penerapan strategi agresif juga dapat dilakukan dengan strategi pengembangan
pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk.
1. Pengembangan pasar
Pada strategi pengembangan pasar Farm Fish Boster Centre berusaha untuk
meningkatkan penjualan atas produk yang sudah ada yaitu Ikan Lele pada pasar baru.
Hal ini dapat dilakukan dengan perluasan pasar didaerah regional, nasional maupun
internasional dengan mencari pelanggan baru sebanyak-banyaknya. Selain itu hal
yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan produk misalnya dengan
menambah variasi jenis produk Ikan Lele untuk menarik segmen baru, menggunakan
saluran distribusi lain, dan mengembangkan media promosi misalnya beriklan lewat
forum media promosi atau jual beli.
2. Penetrasi Pasar
Strategi penetapan pasar dilakukan dengan meningkatkan upaya-upaya
pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk Ikan Lele ke pasar yang telah ada.
Farm Fish Boster Centre harus mampu mendorong pelanggannya untuk membeli
149
lebih banyak dan lebih sering pada setiap pembelian. Peningkatan kualitas Ikan Lele,
pengembangan variasi produk jenis Ika Lele, dan peningkatan jumlah produksi sangat
diperlukan dalam peningkatan penjualan terhadap suatu pelanggan.
3. Pengembangan produk
Strategi pengembangan produk dengan melihat situasi pasar bisa
memungkinkan untuk dimasuki produk baru. Para penggemar ikan Lele tentunya akan
lebih tertarik terhadap variasi jenis produk Ikan Lele yang beragam. Dalam hal ini Farm
Fish Boster Centre telah berupaya untuk pengembangan jenis Ikan Lele lain dengan
metode kawin silang anatara jenis yang berbeda dan masih dalam proses percobaan
dan evaluasi. Untuk pengembangan produk lebih lanjut hendakanya Farm Fish Boster
Centre dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama kepada instansi perguruan tinggi
maupun pemerintah.
136
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan berdasarkan masing-masing tujuan
adalah sebagai berikut:
1. Farm Fish Boste Centre berdiri sejak tahun 2013 di Pusat Pergudangan Sinar
Gedangan Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Aspek Teknis pemasaran
ikan Lele Boster meliputi persiapan produk, pengecekan kendaraan, penentuan
harga, tempat pemasaran, promosi produk .Aspek Manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Ditinjau dari Aspek keuangan nilai
RC Ratio sebesar 1.17, keuntungan sebesar Rp 67.799.338, Rentabilitas sebesar
17,2 dan BEP sales sebesar Rp 50.626.182,00 dan BEP unit sebesar 11.505 kg/unit
Perincian untuk persiklus 2 bulan, pengeluaran biaya pemasaran sebesar Rp
18.900.000,00 setiap bulannya.
2. Strategi pemasaran yang dijalankan meliputi segmentasi pasar yaitu masyarakat
yang gemar makan ikan, semua kalangan, konsumen yang memiliki loyalitas, dan
memprioritaskan wilayah pulau jawa khususnya Kabupaten Sidoarjo dalam
pemasarannya. Target pasar utama adalah konsumen gemar makan ikan serta
memposisikan produk unggulannya sebagai Ikan Lele yang berkualitas dengan harga
terjangkau. Bauran pemasaran meliputi produk dan harga berupa Ikan Lele Boster
berharga Rp 18.000/kg,. Lokasi kegiatan pemasaran Ikan Lele Boster yaitu ditempat
lokasi usaha budidaya serta promosi dilakukan secara langsung. Saluran pemasaran
137
Ikana Lele Boster meliputi saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak
langsung.
3. Analisis faktor internal kekuatan (strengths) meliputi kinerja sumberdaya manusia
berpengalaman dalam pemasaran, produk berkualitas, penetapan harga , usaha
menguntungkan, serta ponsel sebagai media komunikasi. Faktor internal kelemahan
(weakness) meliputi pembukuan tidak secara teratur, pengunaan internet sebagai
media promosi yang tidak berkelanjutan, kapasitas penjualan belum mencukupi
permintaan, segmentasi pasar yang tidak terlalu luas serta fungsi pengorganisasian
belum berjalan optimal. Untuk analisis faktor eksternal peluang (opportunity) meliputi
adanya kegiatan pameran dan pelatihan dari pemerintah penting sebagai media
promosi dan pengenalan produk, hubungan kerja sama baik dengan pelanggan ,
program AFTA serta perkembangan teknologi yang handal secara kuantitas dan
kualitas, ketergantungan masyarakat terhadap kualitas ikan lele yang berkualitas.
Faktor eksternal ancaman (threats) meliputi pemasok sebagai pricetaker of input dan
fluktuasi harga BBM, perubahan iklim dan cuaca, peningkatan jumlah pesaing pada
usaha yang sejenis, serta keberadaan produk subtitusi, meningkatnya kemampuan
menawar dari pembeli.
4. Alternatif strategi pada Farm Fish Boster Centre dengan mendukung kebijakan
pertumbuhan agresif dan menggunakan strategi SO (strength opportunity) dengan
terlebih dahulu menerapkan strategi ST (strength threat), strategi WO (weakness
opportunity), dan strategi WT (weakness threat). Strategi agresif yang dapat dilakukan
yaitu dengan pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk.
138
6.2 Saran
Saran kepada pihak-pihak stakeholder berdasarkan dari hasil pembahasan
adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah
Disarankan untuk senantiasa melakukan pendampingan dalam hal pelatihan
budidaya Ikan Lele supaya peningkatan target penjualan akan tercapai. Serta
mendukung peningkatan kualitas Ikan Lele dengan rutin mengadakan kegiatan
pameran serta perlombaan Ikan Lele karena hal ini merupakan peluang besar bagi
setiap pembudidaya dalam memasarkan produk terbaiknya.
139
2. Peneliti.
Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
metode terbaru
3. Perusahaan atau Farm Fish Boster Centre
Disarankan untuk mencatat laporan keuangan secara teratur. Supaya dapat
memanfaatkan modal dan pengambilan keputusan perencanaan ke depan akan lebih
baik. Mengoptimalkan penggerakan aspek manajemen terutama pada fungsi
pengorganisasian dengan melaksanakan fungsi sesuai pada struktur organisasi.
Memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi sebagai media komunikasi,
promosi dan pembukuan keuangan supaya usaha terkelola dengan baik. Serta
mengimplementasikan strategi pemasaran dengan hasil penelitian dengan baik
sehingga target produksi dan peningkatan volume penjualan dapat terwujud.
140
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2003. Managemen Produksi. Edisi Revisi. LPFE Universitas Indonesia, Jakarta.
Assauri. Sofyan. 2007. Manajamen Pemasaran dasar. Konsep dan Strategi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Assauri, Sofyan. 1987. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Rajawali
Press. Jakarta. Arikanto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta. Chandra Gregorius. Strategi dan Program Pemasaran. 2002. Penerbit Andi.
Yogyakarta
Charty. 2008. Manajemen pemasaran. Salemba Empat. Jakarta.
(DKP). Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. PotensiEksporLele Besar. www.dkp.com (13 Mei 2016).
Firdaus, 2009. Manajemen Industri Perikanan, Jakarta
Hanafiah, A.M. dan A.M. Saefuddin. 1983. Tataniaga Perikanan. Universitas. Indonesia (UI-Press). Jakarta
Handoko, 1991. Manajemen Usaha Perikanan Indonesia, Jakarta.
Irianto HE, Soesilo I. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan. Jakarta. Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta. Kurniawan, Iwan. (2011). Formulasi Strategi Pemasaran Produk Olahan Ikan Pada
Ragajaya Mandiri Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Intitut Pertanian Bogor. Bogor
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1 & 2. Erlangga.
Jakarta. Kotler P & Amstrong G. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi Penerbit
Erlangga. Jakarta.
141
Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, Pengendalian. Edisi Ketujuh Volume 1. Lembaga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Kotler. Philip. 2001. Manajamen Pemsaran di Indonesia. Selemba Empat. Jakarta.
Kotler, Philip. 1997. Manajamen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta.
Kotler P dan Gary Amstrong. 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran. jilid 1. Erlangga. Jakarta
Kotler P dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. jilid 1. Erlangga.
Jakarta Kotler P dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 12. Erlangga.
Jakarta
Mansyur, Ali. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Ikan Kopdit Angkara Di Kabupaten Maluku Tenggara (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mulyani, Sri. (1983). Psikologi Pendidikan. IKIP Jakarta Press. Jakarta Musanto, T. 2004. Faktor – Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalityas
Pelanggan. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya.
Nazir, M. 2011. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nurjannah, Yuni. 2010. Dasar – Dasar Dokumentasi. Fakultas Teknik. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Nurhidayati, 2010. Aspek Manajemen dalam Berbisnis : Vol 5, Jakarta
Peranangin, 1999. Teori Budidaya Ikan Lele. Sidoarjo, CV Angin Timur
Primyastanto, M, dan Istikharoh. 2003. Aplikasi Evaluasi Proyek dalam Aspek Studi Kelayakan (Usaha Pembesaran Ikan Gurami). Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang
Primyastanto, Mimit., Agus Tjahjono dan Erlinda. 2005. Buku Panduan Evaluasi Proyek. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang
Primyastanto, Mimit dan Istikharoh, N. 2006. Potensi dan Peluang Bisnis Usaha Unggulan Ikan Gurami dan Nila. Bahtera Pers. Malang.
Primyastanto, Mimit, 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan. Universitas Brawijaya Press. Malang.
Riyanto, 1995. Dasar – Dasar Pembelajaran Perusahaan BPFE. Yogyakarta.
142
Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Soekartawi, 2006. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia. Jakarta.
Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial. Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
Saladin. Djaslim. 1996. Unsur-Unsur Inti Pemasaran dan Manajamen Pemasaran.
Penerbit Mandar Maju. Bandung.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta Staton w dan Lamarto Y. 1996. Prinsip Pemasaran Edisi Ketujuh Jilid 1. Penerbit
Erlangga Jakarta.
Shinta, Agustina. 2011. Manajamen Pemasaran. Universitas Brawijaya Press ( Ub Press ). Malang.
Swastha. Basu dan Irawan. 1997. Manajamen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.
Suhendar, U., Soewarno T.S., dan Palupi N.S. 2010 Kajian Strategi Pemasaran Ikan Asap (Smoked Fish) di UKM Petikan Cita Halus Citayam, Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Subagyo, Ahmad. 2008. Studi Kelayakan. Gramedia. Jakarta
Subagyo dan Ahmad. 2007. Kelayakan. Alex Media Komputindo. Jakarta Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung Stoner, 1996. Human Organitation of Agriculture. Vol 5, Gramedia, Jakarta Tjiptono, F. 2010. Strategi Pemasaran. ANDI. Yogyakarta Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. ANDI. Yogyakarta Usman, H dan Akbar, P. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara.
Jakarta.
Witjaksono. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang Clarias sp. Melalui Penerapan Teknologi Ketinggian Media Air 15 Cm, 20 Cm, 25 Cm, dan 30 Cm. , Bogor: Institut Pertanian Bogor
Recommended