View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
STRATEGI RADIO 95,5 RAS FM DI WILAYAH TEBET,
JAKARTA SELATAN DALAM MEMPERTAHANKAN
EKSISTENSINYA DI ERA MEDIA ONLINE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Alifaturasikah
NIM: 11170510000134
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/ 2021 M
v
ABSTRAK
Alifaturasikah, Strategi Radio 95,5 Ras Fm di Wilayah Tebet,
Jakarta Selatan dalam Mempertahankan Eksistensinya Di
Era Media Online.
Penelitian ini mengambil rumusan masalah secara
ringkas, yaitu bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online ditinjau dari
jenis isi media (types of content), jenis khalayak siaran (types of
audien), dan modal (capital)? Untuk menganalisisnya, peneliti
menggunakan Teori Ekologi Media oleh Dimmick dan
Rothenbuhler. Teori ini memberikan asumsi bahwa media dapat
bertahan jika memperhatikan tiga faktor penting, yaitu types of
content, types of audience, dan capital. Kemudian, Penelitian ini
menggunakan metodologi kualitatif deskriptif.
Setelah melakukan analisis terhadap temuan penelitian,
dihasilkan beberapa poin-poin, diantaranya (1) Berdasarkan types
of content RAS Fm memiliki program yang up to date yang
dikemas dalah 6 jenis program dan terbagi ke dalam 13 konten
siaran (terdiri dari 10 program harian dan 3 program unggulan).
(2) Berdasarkan types of audiens RAS Fm memiliki
segmen audiens secara geografis di Jakarta dengan jangkauan siar
Jabodetabek. Secara demografis, segmen audiens RAS Fm di
dominasi oleh perempuan dengan rentang usia 20-50 tahun serta
berasal dari Socio Economyc Status (SES) B,C, dan A.
Selanjutnya, segmen audiens RAS Fm secara psikografis adalah
keluarga muslim yang keluarga muslim yang dinamis, modern,
religius, up to date, berfikiran terbukan dan juga berwawasan
luas.
(3) Berdasarkan Capital RAS Fm memiliki modal awal
dari umat Islam dan pendirinya; modal finansial saat ini berasal
dari pendapatan iklan dan donasi para filantropis Islam; modal
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kapabilitas; dan
modal fasilitas yang memadai untuk siaran.
Kata kunci : Strategi, Radio, Eksistensi, Media Online
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur saya
curahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebab berkat
nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, saya dapat
merampungkan skripsidengan judul Strategi Radio 95,5 RAS Fm
dalam Mempertahankan Eksistensinya di Era Media
Online.Adapun hal ini merupakan tugas akhir yang bersifat wajib
bagi saya sebagai seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar
sarjana. Lebih dari itu, dengan selesainya tugas ini pula akan
tercipta langkah baru bagi saya untuk membangun masa depan
yang lebih baik lagi. Sholawat serta salam tak lupa juga saya
sanjungkan untuk baginda Nabu Muhammad Sallallahu ‘Alaihi
wa Salam karena melalui perantara Beliau-lah ilmu pengetahuan
dapat menerangi bumi ini dan mengusir kebodohan di dalamnya.
Menyusun sebuah penelitian bukanlah hal yang mudah
untuk dilakukan. Banyak faktor penghambat yang mempengaruhi
proses pengerjaannya. Meski begitu, hambatan – hambatan yang
saya dapatkan selama proses tersebut dapat teratasi dengan
mudah sebab dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk moril
maupun materil. Oleh karena itu, saya selaku peneliti dalam
penyusunan skripsi ini mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
vii
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D; Wakil Dekan I Bidang
Akademik Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW; Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum Bapak Dr.
Sihabuddin Noor, M.Ag; serta Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Bapak Dr. Cecep Castrawijaya, M.A.
2. Ketua Program Studi Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si., serta Sekretaris
Program Studi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Bapak Dr. Edi Amin, M.A.
3. Ibu Umi Musyarofah, M.A., selaku dosen penasihat
akademik yang senantiasa memberikan arahan dan
mengingatkan untuk segera menuntaskan studi.
4. Bapak Iskandar Trilaksono, S.E., M.M., sebagai dosen
pembimbing skripsi yang selalu bersedia memberikan
waktunya untuk membimbing saya dalam menyusun
skripsi hingga tuntas.
5. Seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu
kepada peneliti sejak awal menjadi seorang mahasiswa
baru hingga di penghujung masa menjadi seorang
mahasiswa. Semoga pemberi ilmu dan yang telah diberi
ilmu selalu mengalir keberkahan di dalamnya. Aamiin.
6. Selanjutnya, orang tua yang sangat peneliti sayangi dan
cintai, Bapak Usup Sidik dan Mamah Suryani. Karena
melalui perantara doa keduanyalah akhirnya peneliti dapat
menuntaskan salah satu kewajibannya.Dan juga Aa Alfan,
viii
selaku Abang dari penelitiyang selalu membangun aura
positif kepada peneliti. Terimakasih atas dukungan moril
dan materil yang Bapak, Mamah, dan Aa berikan ke ade
ya.
7. Sahabat seperjuangan selama kuliah yang peneliti sayangi,
Nadila, Junita, Neyla, dan Tata. Terimakasih telah
membersamai peneliti hingga akhir; selalu memberikan
warna di setiap lembar perjuangan yang dilalui hingga
tuntas; dan juga memberi banyak pelajaran mengenai
hidup. Terkhusus Nadila, Tata, Junita, terimakasih sudah
memberikan tempat singgah (kosan dan rumah) peneliti
selama berjuang di Ciputat.
8. Sahabat sejak kecil, Dani dan Fabila yang sudah bersedia
meluangkan waktunya menemani peneliti refreshing
selama penyusunan skripsi. Juga Rizkia dan Mutia yang
selalu mendukung peneliti agar terus maju hingga akhir.
9. Radio 95,5 RAS Fm atau Radio Alaikasalam yang telah
bersedia untuk menjadi subjek dari penelitian skripsi ini.
Terutama kepada Bapak Abdul Muis selaku Marketing
Manager RAS Fm yang selalu bersedia untuk di
wawancarai oleh peneliti.
10. Para narasumber yang menjadi sumberkekuatan dari
penelitian ini, yaitu ada Bapak Irfan Wahyudi, S.Sos.,
M.Comms., Ph.D., selaku Pengamat Media sekaligus
Wakil Dekan III FISIP Universitas Airlangga (UNAIR),
Surabaya. Dan Bapak Arif Faturrahman, M.Si selaku
Anggota Bidang Isi Siaran KPID DKI Jakarta.
ix
11. Serta seluruh kerabat yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu. Penelti mengucapkan banyak
terimakasih atas segala dukungan yang diberikan, baik
moril maupun materil.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh sebab itu,
peneliti sangat terbuka akan kritik dan saran yang diberikan.
Dengan segala keterbatasan yang ada, peneliti berharap agar
penelitian ini tetap dapat menjadi salah satu sumber ilmu baru
dan manfaat bagi setiap orang.
Jakarta, 2 Juni 2021
Alifaturasikah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................. iv
ABSTRAK ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 10
E. Kajian Terdahulu ........................................................... 12
F. Metodologi Penelitian .................................................... 15
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 18
H. Teknik Analisis Data ...................................................... 19
I. Sistematika Penulisan .................................................... 20
BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................. 22
A. Strategi ........................................................................... 22
B. Radio .............................................................................. 23
C. Eksistensi ....................................................................... 29
D. Media online .................................................................. 30
xi
E. Teori Ekologi Media Dimmick dan Rothenbuhler ........ 32
F. Kerangka Berpikir .......................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM .......................................... 41
A. Sejarah Singkat Radio 95,5 RAS Fm ............................. 41
B. Profile Radio 95,5 RAS Fm ........................................... 42
C. Visi dan Misi Radio 95,5 RAS Fm ................................ 44
D. Struktur Organisasi Radio 95,5 RAS Fm ....................... 45
E. Daftar Program Siaran di Radio 95,5 RAS Fm .............. 45
F. Segmentasi Pasar Radio 95,5 RAS Fm .......................... 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN ..................................... 48
A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Content (Jenis isi media) ................................................ 53
B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Audience (Jenis Khalayak Sasaran) ............................... 56
C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital
(Modal) .......................................................................... 60
BAB V PEMBAHASAN ..................................................... 64
A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Content (Jenis isi media) ................................................. 65
xii
B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Audience (Jenis Khalayak Sasaran) ............................... 72
C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital
(Modal) .......................................................................... 75
BAB VI PENUTUP .............................................................. 78
A. Kesimpulan .................................................................... 78
B. Saran .............................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................. 87
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : 5 Golongan SES menurut Nielsen - Admosphere ... 47
Tabel 2 : Jumlah Pendengar Radio Greater Jakarta Nielsen
Wave 4 2018............................................................ 58
Tabel 3 : Rate Harga Kerjasama RAS Fm Per-Item............... 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Grafik Pendengar Radio (Tirto.id) ......................... 6
Gambar 2 : Logo Radio 95,5 RAS Fm ...................................... 42
Gambar 3 : Jangkauan Siar Radio 95,5RAS Fm
(Google earth) ........................................................ 44
Gambar 4 : Target dan Segmentasi Radio 95,5 RAS Fm
(Company Profile) .................................................. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan hal sederhana namun
memiliki peran penting pada setiap penggunaannya.
Komunikasi sendiri terbagi ke dalam beberapa macam, salah
satunya adalah komunikasi massa. Menurut Bittner,
komunikasi massa merujuk pada proses komunikasi di mana
pesan – pesan yang disampaikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang. DeFleur dan Dennis mengartikan
bahwa komunikasi massa sebagai proses yang ditandai oleh
penggunaan media bagi komunikatornya untuk menyebarkan
pesan- pesan secara luas, terus – menerus diciptakan makna –
makna yang diharapkan dapat memengaruhi khalayak yang
besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Sementara
Ruben, mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu
proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh
organisasi untuk dikomsumsi khalayak. Dari beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komuikasi massa
adalah proses komunikasi yang mana pesan-pesannya
disampaikan melalui media massa dengan harapan dapat
memengaruhi khalayak yang heterogen.
Unsur yang terdapat pada komunikasi massa sama
seperti unsur komunikasi pada umumnya, hanya saja, pada
unsur penerima pesannya bersifat heterogen. Komunikasi
massa erat kaitannya dengan media, baik media cetak,
2
elektronik, maupun media baru (new media). Menurut
Hamidjojo yang dimaksud media ialah semua bentuk
perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga gagasan
itu sampai kepada penerima. Sedangkan McLuhan
memberikan batasan yang intinya bahwa media sarana yang
disebut saluran. Selanjutnya Blacks and Horaslen
berpendapat bahwa media adalah saluran komunikasi atau
medium yang digunakan untuk membawa atau
menyampaikan suatu pesan, dimana medium itu merupakan
jalan atau alat dengan mana suatu pesan berjalan antara
komunikator ke komunikan.1
Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, media
adalah sebuah wadah tersampaikannya pesan secara massif.
Media massa sendiri terbagi menjadi tiga. Pertama, media
cetak, contohnya Koran dan majalah. Kedua, media
elektronik, contohnya televisi dan radio. Yang terakhir,
media baru (new media), contohnya internet yang di dukung
dengan teknologi baru seperti smartphone, komputer,
maupun laptop. Media cetak dan media elektronik cenderung
bersifat satu arah, komunikator hanya memberikan informasi
ke komunikan. Sedangkan new media adalah wadah
komunikasi dua arah dengan adanya public spare di
dalamnya.
1 M Miftah, fungsi dan peran media pembelajaran sebagai upaya
peningkatan kemampuan belajar siswa,Jurnal Pendidikan,hal. 97
3
Media massa memiliki fungsi untuk memberikan
informasi, edukasi, dan hiburan. Kemudian, sebagai upaya
optimalisasi penggunaannya, media dapat digunakan juga
sebagai sarana dakwah. Dengan potensi media massa yang
bersifat massif, hal ini dapat dimanfaatkan oleh para da’i
(komunikator) untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah
secara luas kepada umat (khalayak) 2 karena metode dakwah
melalui komunikasi publik secara langsung tidak mampu
menjangkau khalayak secara lebih luas dan efektif.
Contoh pemanfaatan media massa sebagai media
dakwah dapat terlihat pada program televisi yang menyajikan
siaran dakwah. Dengan begitu media massa dapat dijadikan
sebagai sarana efektif untuk menyampaikan dan
menyebarkan ayat-ayat Allah SWT dan sunnah Nabi
Muhammad SAW, sehingga umat islam dapat menyadari
betul pentingnya Al-Qur’an sebagai sumber dari segala
pengetahuan yang dipelajari manusia. Hal ini sejalan dengan
peringatan Allah SWT dalam firman-Nya surah An-Nahl
ayat 89:
م ه س ف ن ن أ م م ه ي ل ا ع يد ه ة ش م أ ل ث في ك ع ب م ن و ي و
اب ت ك ك ال ي ل ا ع ن ل ن ز ء و ل ؤ ى ه ل ا ع يد ه ك ش ا ب ن ئ ج و
ين م ل س م ل ى ل ر بش ة و م ح ر ى و د ه ء و ي ش ل ك ا ل ان ي ب ت
2 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:
Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 2
4
Artinya: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan
pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka
sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia.Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. (Q.S. An-Nahl : 89)
Di dalam ayat tersebut jelas menerangkan bahwa Al-
Qur’an berisi petunjuk, rahmat serta kabar gembira. Dan
menyampaikan hal tersebut merupakan hal yang seharusnya
dilakukan oleh umat islam. Berikut firman Allah SWT yang
menjadi penguat dari dakwah ini:
ون ر م أ ي ر و ي خ لى ال ون إ ع د ة ي م م أ ك ن ن م ك ت ل و
م ك ه ئ ول ر و أ ك ن م ن ال ن ع و ه ن ي وف و ر ع م ال ب
حون ل ف م الArtinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung.
Untuk itu menyampaikan dakwah tersebut, perlu
media sebagai perantara. Seperti yang sudah dibahas
sebelumnya. Selain televisi, ada juga radio yang
memanfaatkan jam tayangnya untuk melakukan ceramah
atau dialog keagamaan. Dakwah melalui radio tergolong ke
dalam dakwah bil-lisan, yang mana ada da’I yang
menyampaikan dan mad’u yang mendengarkan. Metode bil-
lisan ini sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
5
Hal ini tergambar pada hadis yang diriwayatkan oleh At-
tirmidzi sebagai berikut3:
عليه وعن ابن مس صلى الل عود قال: سمعت رسول الل
امرأ سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه وسلم يقول: »نضر الل
غ أوعى له من سامع« . )رواه الت رمذي وابن فرب مبل
الدارمي عن أبي الدرداء(ماجه( . )ورواه
Artinya : Dari Ibn Mas’ud berkata: aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda: ‘Allah mengelokkan wajah
seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalau
disampaikannya sebagaimana yang ia dengar. Sebab, banyak
yang menyampaikan lebih menjadi lebih sadar daripada yang
hanya mendengarkan’ (H.R At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari Abu Darda)
Menurut Max Well radio merupakan sebuah
gelombang magnetis yang dapat mengarungi ruang angkasa
secara gelombang dengan kecepatan tertentu yang
diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000
mil/detik.4 Radio sendiri memiliki fungsi yang sama seperti
media massa lainnya, yaitu to inform (informasi), to educate
(pendidikan), to entertain (hiburan), to influence
3https://sunnah.com/mishkat/2/29 (Diakses pada 15 Januari 2021
pukul 21.41 WIB) 4 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung:
Alumni, 1990), hal. 15
6
(mempengaruhi), dan to control (pengawasan).5 Jika dilihat
dari fungsinya, radio sebagai media dakwah dapat
memberikan edukasi berupa pengetahuan islam kepada
khalayak melalui program ceramah atau kajian islam. Selain
itu radio sebagai media dakwah juga dapat membuat
seseorang melakukan sesuatu secara langsung dengan
mengikuti program tadarus yang disiarkan. Hal ini sejalan
dengan fungsi radio untuk memengaruhi khalayak.
Saat ini pun peluang radio untuk menjadi salah satu
media perluasan informasi masih sangat memungkinkan. Hal
ini dapat terlihat dari grafik peningkatan audiens radio di
bawah ini yang dikutip dari artikel tirto.id berjudul “Radio
Masih Memiliki Tempat di Hati Pendengarnya."
Gambar 1 : Grafik Pendengar Radio (Tirto.id)
5 Onong Uchjana Effendy, Human Relation dan Publik Relations
Dalam Manajemen, (Bandung: Alumni, 1983), hal. 137-138
7
Jika melihat data statistik di atas, setiap titik pada
garis hitam merupakan grafik penetrasi radio berturut-turut,
mulai dari 2016, 2018, dan 2019 pada 11 kota di Indonesia,
yaitu Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Makassar,
Palembang, Semarang, Surabaya, Surakarta, Dan
Yogyakarta. Sepanjang tahun 2016 hingga 2018, penetrasi
radio turun perlahan dari 37,6% menjadi 34,3% pada 2018.
Tetapi, hasil data survei Nielsen pada 2019 menunjukkan ada
kenaikan mennjadi 36,3%. Hal ini menggambarkan bahwa
kurang lebih masih ada 20 juta publik yang mendengarkan
radio.6
Salah satu radio yang memanfaatkan peluang tersebut
dan menjadikan jam siarnya sebagai media dakwah ialah
radio 95,5 RAS FM. Di dalam programnya diantaranya
terdapat siaran ceramah dan juga tadarus Al-Qur’an.
Dalam pemanfaatan radio sebagai media dakwah saat
ini adalah hal yang cukup menantang. Sebab, kebanyakan
pasar pendengar lebih memiliki minat pada program siaran
radio berupa hiburan. Bahkan dalam artikel online
cekaja.com7 tertulis 7 radio favorit milenial, semuanya
masuk dalam kategori radio musik dan hiburan. Hal lain
yang menjadi tantanngan adalah saat masuknya media online
yang mulai menggantikan posisi media konvensional, yang
6https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-
hingga-jualan-obat-edmp (Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50) 7https://www.cekaja.com/info/daftar-stasiun-radio-terbaik-di-
jakarta(Diakses pada 15 Januari 2021 pukul 21.41 WIB)
8
mana posisi radio hanya memiliki 13% pendemgar menurut
Badan Pusat Statistik,2019.8
Pada keadaan seperti ini, setiap stasiun radio harus
memiliki strategi baru untuk ikut bersaing di era media
online yang sedang berjalan terutama radio dakwah yang
tentu memiliki tantangan yang lebih besar. Maka dari itu,
saya sebagai peneliti tertarik untuk meneliti tentang strategi
radio 95,5 RAS FM dalam mempertahankan eksistensinya di
era media online.
B. Identifikasi Masalah
Pada dasarnya, setiap radio memiliki tujuan yang
sama, yaitu sebagai media penyedia informasi, edukasi,
hiburan, dan kontrol sosial. Tetapi dalam pengemasan hal-hal
tersebut, setiap radio memiliki konsep masing-masing.
Misalnya, di Indonesia terdapat beberapa radio yang berisi
hiburan, yang berisi musik saja, dan ada juga yang
mengusung konsep religiusitas. Dalam keberadaannya, radio-
radio tersebut secara tidak langsung bersaing untuk merebut
hati audiens dengan daya tarik program yang mereka miliki.
Contoh, radio hiburan mengunggulkan program playlist
music yang dimilikinya. Sedangkan radio religi
mengandalkan program kajian Al-Qur’an dan ceramah dalam
siarannya. Sehingga dari beragamnya penyajian program
8https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/23/hanya-13-
persen-masyarakat-yang-masih-mendengarkan-radio(Diakses pada 15 Januari
2021 pukul 21.41 WIB)
9
siaran tersebut dapat menunjukkan eksistensi radio di tengah
persaingan yang ketat saat ini.
Saat ini, masyarakat lebih banyak mengenal radio
hiburan seperti Prambors Radio, HardRock, dan Gen FM
daripada radio berkonsep religius seperti RAS FM, yang
mana merupakan objek dalam penelitian ini. RAS FM
merupakan radio dakwah yang di dalamnya memuat nilai-
nilai keislaman, seperi ceramah dan tadarus Al-Qur’an.
Tantangan untuk mempertahankan eksistensi atau
keberadaan yang dihadapi RAS FM sebagai radio dakwah
tentu lebih besar dibandingkan dengan radio hiburan yang
ada sekarang. Terlebih lagi, era media online yang sudah
mulai mengambil alih era media konvensional. Berdasarkan
hal tersebut, RAS FM perlu strategi penyiaran untuk
mempertahankan eksistensinya di era media online juga.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada strategi yang dilakukan
Radio 95,5 Alaika Salam (RAS) FM dalam
mempertahankan eksistensinya sebagai media dakwah bil-
lisan untuk menyiarkan program yang mengandung
dakwah di era media online.
10
2. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah ditentukan, maka
rumusan masalah terbagi menjadi dua, sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online
ditinjau dari jenis isi media (types of content) ?
b. Bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online
ditinjau dari jenis khalayak siaran (types of audien) ?
c. Bagaimana strategi radio 95,5 RAS FM dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online
ditinjau dari modal (capital) ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah
jawaban dari rumusan masalah yang ada, yaitu:
a. Untuk mengetahui strategi radio 95,5 RAS FM dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online
berdasarkan jenis isi media (types of content)
b. Agar memahami strategi radio 95,5 RAS FM dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online
berdasarkan jenis khalayak siaran (types of audien)
c. Agar memiliki pengetahuan terkait strategi radio 95,5
RAS FM dalam mempertahankan eksistensinya di era
media online berdasarkan modal (capital)
11
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat
menjadi salah satu sumber wawasan yang baik dan
bernilai positif bagi para pembacanya. Serta dapat
dijadikan sebagai sumber rujukan tambahan dalam
penelitian-penelitian di kemudian hari yang terkait
dengan dunia penyiaran (broadcasting), terutama radio.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran mengenai strategi
radio dalam mempertahankan eksistensinya di era
media online bagi peneliti dan pembacanya, seperti
praktisi dakwah, tokoh masyarakat, para pengajar anak
asuh, dan para ilmuan yang bergerak di bidang
komunikasi.
12
E. Kajian Terdahulu
Tahap awal dalam penelitian ini adalah peneliti
mengkaji beberapa skripsi terdahulu guna menghindari
kesamaan pada judul serta subjek dan objek penelitian.
Selain beberapa hal tersebut, adanya kajian pustaka terdahulu
juga dimaksudkan untuk menghindari segala bentuk tindak
plagiarisme. Adapun penelitian yang peneliti jadikan tinjauan
pustaka dari skripsi-skripsi terdahulu, sebagai berikut :
No Judul dan
Peneliti Persamaan Perbedaan
1.
Strategi
Radio
Swara
Kendal FM
dalam
Mem-
pertahankan
Eksistensi-
nya di Era
Media
Online oleh
Alifta
Qiroatul
Aini9
Meneliti
dengan objek
yang sama,
yaitu strategi
radio dalam
mempertahan
kan
eksistensinya
di era media
online
a. Perbedaan pertama
terletak pada subjek
penelitiannya.
Subjek penelitian
oleh Alifta adalah
Radio Swara Kendal
Fm dan subjek
penelitian ini
meneliti Radio
Alaika Salam Fm
(RAS FM).
b. Kedua, Dalam
penelitian oleh
Alifta digunakan
pendekatan analisis
SWOT sedangkan
pada penellitian ini
ini menggunakan
teori ekologi media
9 Alifta Qiro’atul Aini, Strategi Radio Swara Kendal FM dalam
Mempertahankan Eksistensinya di Era Media Online, (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas
Negeri Walisongo, Semarang, 2019)
13
c. Ketiga, Penelitian
ini hanya meneliti
strategi radio
mempertahankan
eksistensi sedangkan
penelitian ini, selain
strategi
mempertahankan
eksistensi juga
membahas tentang
faktor pendukung
dan penghambatnya
2.
Strategi
Perencanaa
n Radio MQ
FM
Yogyakarta
dalam
Persaingan
Industri
Penyiaran
oleh Titis
Kirana
Mega
Putri10
Penggunaan
subjek dan
teori
penelitian
yang sama,
secara
berurutan
yaitu radio
dan teori
ekologi
media
a. Penelitian terdahulu
oleh Titis memiliki
objek penelitian
persaingan industri
penyiaran secara
general. Sedangkan
dalam penelitian ini
lebih spesifik
mengenai strategi
mempertahankan
eksistensi radio di
era media online.
3.
Strategi
Komunikasi
Radio 95,5
RAS FM
Jakarta
Pada
Program
Cahaya
Sore
Pesantren
Penelitian ini
memiliki
kesamaan
pada subjek
penelitian,
yaitu Radio
95,5 RAS
FM
a. Objek penelitian
terdahulu oleh Siska
mengenai Strategi
komunikasi pada
satu program di
Radio 95,5 RAS
FM, yaitu cahaya
sore pesantren.
Sedangkan pada
penelitian ini
10 Titis Kirana Mega Putri, Strategi Perencanaan Radio MQ FM
Yogyakarta dalam Persaingan Industri Penyiaran, (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2018)
14
On Air oleh
Siska
Fitriah11
objeknya adalah
tentang strategi
radio
mempertahankan
eksistensi di era
media online
b. Teori yang
digunakan berbeda.
pada penelitian
terdahulu
menggunakan teori
efek media. Dan
pada penelitian ini
menggunakan teori
ekologi media
11 Siska Fitriah, Strategi Komunikasi Radio 95,5 RAS FM Jakarta
Pada Program Cahaya Sore Pesantren On Air, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014)
15
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar
untuk melakukan persepsi, berpikir, menilai, dan
melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus
tentang realitas. Sedangkan Baker juga mendefinisikan
paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1)
membangun atau mendefinisikan batas – batas, (2)
menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam
batas – batas itu agar berhasil.12 Dapat disimpulkan bahwa
paradigma adalah cara mendasar untuk berpikir mengenai
realitas dalam batasan – batasan tertentu untuk mencapai
tujuan. Selanjutnya, paradigma penelitian adalah pola
pikir atau cara pandang (aliran/madzhab) mengenai
keseluruhan proses, format, dan hasil penelitian.13
Pada penelitian ini, penulis menggunakan
paradigma interpretif. Secara umum, paradigma interpretif
merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku
secara detail langsung mengobservasi.14 Paradigma
interpretif menyatakan bahwa situasi sosial mengandung
12 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan
Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,
Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 77-78 13 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan
Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,
Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 78 14 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan
Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,
Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 78
16
ambiguisitas yang besar. Perilaku dan pernyataan dapat
memiliki makna yang banyak dan dapat diinterpretasikan
dengan berbagai cara.15 Pada intinya, paradigma
interpretif ini menjelaskan bahwa ilmu tidak didasarkan
pada hukum dan prosedur yang baku. Setiap peristiwa
atau kejadian yang ada dapat dimaknai dengan berbeda –
beda.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah masalah manusia.16 Digunakannya
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena ada ciri
khas dalam mengoleksi data yaitu dengan menggunakan
pola induktif.17 Dalam pengumpulan data, penulis
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi terkait objek yang akan diteliti.
15 Muslim, Varian – Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan
Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Jurnal Wahana, Vol. 1, No. 10,
Ganjil, Tahun Akademik 2015/2016 (ISSN 0853-5876), hal. 79 16 Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,
(Sleman: Literasi Media Publishing, 2015), hal. 17 17 Rulli Nasrullah, Metode Penelitian Jurnalisme Pendekatan
Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2020), Hal. 21
17
3. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu teknik atau
prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data.18
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan jenis
metode penelitian yang memberikan gambaran atau uraian
atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap objek yang diteliti.19 Adapun tujuan
digunakannya metode deskriptif dalam peneletian ini
adalah untuk mendeskripsikan secara detail dan rinci
peristiwa, perilaku, dan kegiatan khusus yang terjadi di
lapangan atau realitas sosial.
4. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari sejak
tanggal 1 Februari – 1 April 2021. Peneliti akan
mengambil data – data yang diperlukan selama penelitian
dengan sedetail mungkin. Mulai dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan agar
penelitian yang dilakukan memiliki aspek utama dan
pendukung yang kuat serta dapat menjawab rumusan
masalah yang ada dengan lengkap juga jelas.
18 Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,
(Sleman Yk.: Literasi Media Publishing, 2015), hal. 99 19 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis, (Jakarta: PPM, 2003), hal. 105
18
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
metode teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi (Pengamatan), yaitu metode yang paling utama
peneliti gunakan dalam penelitian ini. pengamatan
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Metode
observasi dapat didefinisikan sebagai metode
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan.20 Dalam hal ini, peneliti akan melakukan
pengamatan secara langsung terkait strategi yang
dilakukan radio 95,5 RAS FM dalam mempertahankan
eksistensinya di era media online.
2. Dokumentasi, adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
lain tentang subjek. Peneliti akan menggunakan buku –
buku atau literatur dan arsip – arsip yang dimiliki oleh
radio 95,5 RAS FM sebagai aspek pendukung penelitian.
3. Wawancara (interview), yaitu proses bercakap antara
kedua belah pihak, peneliti dan sumber penelitian untuk
menggali beberapa informasi lebih mendalam dan detail.
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan
20 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan
Komunikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003), hal. 30
19
wawancara terstruktur, yang mana pertanyaan-pertanyaan
disusun sebelum terjun ke lapangan. Selain itu, juga
peneliti akan menggunakan instrument tambahan berupa
alat rekam agar pengumpulan data bisa lebih efektif.
Wawancara akan dilakukan kepada pimpinan dan
eksekutif produser radio 95,5 RAS FM terkait
permasalahan yang diteliti. Selain itu, peneliti juga akan
melakukan wawancara kepada pakar komunikasi dan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menunjang isi
penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Noeng Muhadjir adalah upaya
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu
dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.21 Atau jika
disimpulkan, analisis data adalah proses penyederhanaan dari
data – data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah bacaan
yang mudah dipahami.
21 Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, Jurnal Alhadharah, UIN
Antasari Banjarmasin, Vol. 17 No. 33 Januari – Juni 2018, hal. 84
20
Maka dari itu, setelah peneliti mengumpulkan data,
baik yang berasal dari observasi, wawancara, maupun
dokumentasi, peneliti akan melakukan analisis data dengan
menggunakan teori dan konsep yang ada untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian ini.
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang
masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan secara rinci
mengenai strategi, radio, eksistensi, media
online, serta teori yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu teori ekologi media.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR
PENELITIAN
Unsur-unsur dalam bab ini adalah penjelasan
secara umum mengenai Radio 95,5 RAS fm
meliputi visi dan misi, sejarah berdirinya,
identitas sebagai radio dakwah, serta tujuan
dan sasaran radio.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini membahas tentang seluruh data dan
temuan penelitian yang telah dilakukan
selama proses penelitian.
21
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab kelima ini, penulis melakukan
analisis deskriptif dan menjawab pertanyaan
yang menjadi rumusan masalah berdasarkan
data dan temuan penelitian yang telah
dimiliki.
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari
penelitian yang dilakukan. Di dalamnya
terdapat dua sub bab, yaitu kesimpulan dan
saran.
22
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Strategi
Kata strategi dapat dijelaskan secara etimologi dan
terminologi. Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “strategos”. Yang mana kata tersebut berasal
dari kata “stratos” artinya tentara, dan “ag” adalah
memimpin. Dalam penggunaannya, kata “strategos”
diartikan seni berperang. Dalam pengistilahannya atau secara
terminologi, strategi adalah ilmu perencanaan dan
pengerahan sumber daya untuk operasi besar-besaran,
berdasar pada kekuatan posisi yang paling menguntungkan
sebelum menyerang lawan.1
Pada definisi mengenai strategi ini, para ahli memiliki
pendapat yang berbeda-beda sejalan dengan sudut pandang
yang mereka lihat. Menurut David Hunger dan Thomas L.
Wheelen, strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang. Sedangkan strategi menurut Anwar Arifin
adalah keseluruhan kepuasan kondisional tentang tindakan
yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.2 Kemudian,
Thompson dan Strikcland meneegaskan bahwa strategi
1 Jemsly Hutabarat, Martini Huseini, Strategi: Pendekatan
Komprehensif dan Terintegrasi Strategic Excellence dan Operational
Excellence Secara Simultan, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia), hal. 14 2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armilo, 1984), hal.
59
23
terdiri atas aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta
pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang
memuaskan (sesuai target).1
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa strategi adalah sebuah tindakan
manajerial yang berisi aktivitas-aktivitas daya saing guna
mencapai tujuan dan menentukan kinerja organisasi dalam
jangka panjang.
B. Radio
1. Definisi
Pada keberadaannya, radio merupakan salah satu
media massa yang menjadi sebuah wadah bagi masyarakat
untuk mendapatkan informasi, baik yang terkemas secara
edukatif maupun hiburan.
Secara terminologi, Radio adalah teknologi yang
memungkinkan pengiriman sinyal oleh modulasi
gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas
(merambat) lewat udara dan juga kevakuman angkasa,
gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkutan.
Gelombang radio sendiri ialah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan
listrik dipercepat dengan frekuensi yang terdapat dalam
frekuensi radio (RF) dalam spektrum elektromagnetik.2
1 Rachmat, Manajemen Strategik, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2014) cet. 1, hal. 2 2 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:
Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 95
24
Menurut Effendy, gaya radio siaran dapat timbul
karena dua faktor, yaitu sifat radio dan sifat pendengar
radio. Sifat radio siaran, gaya radio secara
karakteristiknya mencakup3:
a. Auditori
Radio adalah bunyi atau suara yang hanya dapat
di konsumsi oleh telinga. Karena keterbatasan inilah
yang menjadi standar bagi para penyiar radio agar
menyampaikan pesannya secara singkat, padat, dan
jelas sehingga mudah diingat dan dipahami oleh
audiens.
b. Imajinatif
Berdasarkan sifat radio yang auditori, audiens
hanya dapat mendengar apa yang diucapkan oleh
penyiar tanpa melihat visual. Dengan penyatuan
kekuatan kata dan suara dari seorang penyiar, hal ini
dapat membuat sebuah theatre of mind di dalam
pikiran audiens.
c. Akrab
Salah satu kelebihan yang dimiliki radio adalah
akrab. Meskipun tergolong media massa, radio
merupakan salah satu media yang memberikan kesan
intim. Hal ini disebabkan pesan atau informasi yang
disiarkan oleh penyiar sampai kepada audiens secara
3 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LkiS
Yogyakarta, 2004), hal. 32-35
25
personal/individu. Sehingga radio bisa dijadikan
sebagai “teman” di kala seseorang sedang bahagia
maupun bersedih.
d. Gaya percakapan
Faktor yang menyebabkan radio terasa akrab
dapat terlihat dari gaya bahasa yang dipakai oleh
penyiar. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya
bahasa sehari-hari yang cenderung fleksibel sehingga
dapat diterima oleh siapapun dan kalangan apapun.
Dan dari gaya bahasa inilah terkadang ada jargon-
jargon unik yang menjadi sebuah tren.
2. Sejarah
Perkembangan radio dimulai dari penemuan
phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan
memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun 1877. Pada
saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz
Hertz melakukan ekperimen elektromagnetik untuk
mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai
gelombang radio. Keduanya menemukan bahwa
gelombang radio merambat dalam bentuk bulatan, sama
seperti ketika kita menjatuhkan sesuatu pada air yang
tenang. Riak gelombang yang dihasilkan akibat benda
yang jatuh tersebut secara sederhana dapat
menggambarkan bagaimana gelombang radio merambat.
Jumlah gelombang radio diukur dengan satuan Hertz.
Marconi adalah orang yang kemudian
memanfaatkan kedua penemuan di atas untuk
26
mengembangkan sistem komunikasi melalui gelombang
radio pada tahun 1896. Usaha Marcori ketika itu baru
berhasil pada tahap pengiriman gelombang radio secara
onand off (nyala dan mati), sehingga baru bisa
menyiarkan kode telegraf. Lee De Frost lalu menemukan
vacuum tube pada tahun 1906. Vacuum tube mampu
menangkap signal radio sekalipun lemah. Pada tahun yang
sama Reginald Fessenden menciptakan ‘penyiaran’
pertama dengan menggunakan telepon sebagai mikrofon.
Siaran radio secara regular di mulai pada tahun 1912 oleh
Charles Herrold.4
Program radio kemudian dapat menjangkau
khalayak massa. Eksperimen penyiaran radio pertama kali
dimulai sekitar tahun 1910, ketika Lee De Forest
memproduksi suatu program acara radio dari Metropolitan
Opera House di Kota New York, menampilkan
bintangbintang penyanyi opera terkenal, seperti Enrico
Caruso. Banyak sejarawan yang menyetujui bahwa stasiun
radio WWJ di Detroit merupakan stasiun radio komersial
pertama. Stasiun WWJ memulai siarannya secara reguler
pada tanggal 20 Agustus 1920. Pandangan lain
menunjukkan bahwa stasiun KDKA di Pittsburgh yang
dianggap sebagai stasiun radio komersial pertama di
dunia. KDKA mengembangkan suatu stasiun percobaan
pada tahun 1916. Stasiunstasiun penyiaran radio
4 Nur Ahmad, Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik,
Jurnal STAIN Kudus Vol. 3, No. 2 Tahun 2015, hal. 234
27
menyiarkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada
tanggal 2 November 1920, secara umum menandai
penyiaran radio secara profesional.5
Sejarah perkembangan radio di Indonesia berawal
dari berdirinya RRI (Radio Republik Indonesia) tepat
pada tanggal 11 September 1945 melalui rapat enam
utusan radio di rumah Adang Kadarusaman, Jalan
Menteng Dalam Jakarta. Pertemuan memutuskan untuk
mendirikan RRI sekaligus memilih Dr. Abdulrahman
Saleh sebagai pemimpin umum RRI. Pertemuan tersebut
juga menghasilkan Piagam Tri Prasetya RRI. Pasang surut
perkembangan penyiaran di Indonesia juga mempengaruhi
kegiatan penyiaran radio itu sendiri. Penghapusan
Departemen Penerangan pada era Aburrahman Wahid
(Gus Dur) mengharuskan RRI berubah menjadi badan
publik. Dengan keberadaan UU Penyiaran maka radio
terbagi tiga, yaitu: 1) Lembaga Penyiaran Radio Publik
RRI, 2) Lembaga Penyiaran Swasta, 3) Lembaga
Penyiaran Komunitas. Hingga saat ini sudah banyak
siaran radio swasta yang ada di Indonesia, bahkan radio
komunitas lokal berbahasa daerah juga ada.6
5 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:
Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 96 6 Nur Ahmad, Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik,
Jurnal STAIN Kudus Vol. 3, No. 2 Tahun 2015, hal. 244
28
3. Jenis Radio di Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, radio sebagai
lembaga penyiaran terbagi menjadi empat jenis, yaitu7:
a. Radio Publik
Radio publik merupakan lembaga penyiaran
yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh
negara, bersifat independen, netral, tidak komersial,
dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat.
b. Radio Swasta
Radio swasta adalah lembaga penyiaran yang
bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia,
yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa
penyiaran.
7 Pasal 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2002 Tentang Penyiaran
29
c. Radio Komunitas
Radio komunitas adalah lembaga penyiaran
yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh
komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak
komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan
wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya.
d. Radio Berlangganan
Radio berlangganan adalah lembaga penyiaran
berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang
usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran
berlangganan dan wajib terlebih dahulu memperoleh
izin penyelenggaraan penyiaran berlangganan.
C. Eksistensi
Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu
menjadi atau mengada. Hal ini sejalan dengan asal kata dari
eksistensi itu sendiri, yaitu exsistence yang artinya keluar
dari, melampaui, atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak
bersifat kaku dan stagnan melainkan fleksibel dan
mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran,
tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan
potensi-potensinya.8 Ditinjau dari segi media penyiaran,
eksistensi berarti kemampuan sebuah radio untuk bertahan
dalam jangka waktu yang panjang.
8 Tresna Yumiana Rahayu, kaartini Rosmalah Dewi Katili, Strategi
Program Radio dalam Mempertahankan Eksistensinya, Jurnal Makna Volume
4, No. 1, Maret 2019, hal. 144
30
Pada keberadaannya, eksistensi secara umum
dijadikan sebagai dasar pembuktian diri atas kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan memiliki nilai positif dan
bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Sehingga, pada
akhirnya, pandangan orang lain akan berubah berdasar
pencapaian tersebut. Misalnya, di dalam sebuah stasiun radio
terdapat seorang penyiar yang sangat berkarakter dan cerdas
dalam berinteraksi dengan audiens. Sehingga, seringkali ia
mendapatkan penghargaan sebagai penyiar terbaik di radio x.
Penyiar tersebut akan lebih dikenal oleh eksekutif produser
dan jajaran atas lainnya, dibandingkan dengan penyiar
dengan kemampuan dalam batas standar. Begitupun dengan
radio itu sendiri, jika sebuah stasiun radio memiliki daya
tarik yang memikat pendengar maka eksistensi radio akan
bertahan seiring kepuasan dari para pendengar.
D. Media online
Kehadiran internet membuat konvergensi antara
komunikasi, informasi, dan teknologi yang melahirkan
multimedia seperti media online. Media online merupakan
salah satu media massa yang modern. fungsi media online
sendiri sama seperti media massa lainnya, yaitu sebagai
wadah informasi, edukasi, dan hiburan. Keberadaan media
online saat ini, memberikan banyak kemudahan bagi
masyarakat, salah satunya adalah informasi yang dapat
ditemukan dengan mudah melalui gadget dengan koneksi
internet.
31
Menurut definisi, media online (online media) –
disebut juga cybermedia (media siber), internet media (media
internet), dan new media (media baru) – dapat diartikan
sebagai media yang tersaji secara online di situs web
(website) internet. Dalam artian terminologi, media online
adalah media massa “generasi ketiga” setelah media cetak
(printed media) – Koran, tabloid, majalah, buku – dan media
elektronil (electronic media) – radio, televisi, dan
film/video.9
Keunggulan utama media online, tidak saja pada
aspek kecepatan informasinya, tetapi juga pada sifat
interaktif, dan multimedianya. Pengguna internet dapat
terlayani kebutuhannya dalam bentuk apa saja. Setiap orang
dapat mengakses apapun di dalam media online, mulai dari
surat kabar, buku, streaming radio dan televisi, hingga
menonton film secara online.10
Media online dapat disebut sebagai media baru
karena keterlibatan teknologi baru berupa internet di
dalamnya. Adapun beberapa cirri lingkungan media baru
adalah sebagai berikut:11
1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti
percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.
9 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola
Media Online, (Bandung: Nuansa Cendikia, 2018),hal. 34 10 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:
Alauddin University Press, ISBN 2013), hal. 43 11 Abdul Halik, Buku Daras: Komunikasi Massa,(Makassar:
Alauddin University Press, ISBN 2013), hal.255-256
32
2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju
media yang berlimpah
3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah
kepuasan massaaudience kolektif menuju kepuasan group
atau individu.
4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah
kepada media interaktif.
E. Teori Ekologi Media Dimmick dan Rothenbuhler
Teori ekologi media telah dikembangkan sejak tahun
1960-an oleh para ahli ekologi seperti S.S.. Levins, R.
Levins, Ricklefs,, E.R. Pianka, dan R.H. Whittaker.
Selanjutnya, Dimmick dan Rothenbuhler mencoba
melanjutkan dengan menganalogikan fenomena kompetisi
antar-industri media sebagai suatu proses ekologis.12
Ekologi sendiri berasal dari kata dalam bahasa
Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-mula
diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Ekologi
berasal dari kata Yunani oikos, yang berarti rumah dan logos,
yang berarti ilmu/ pengetahuan. Jadi, ekologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara
organisme dengan alam sekitar atau lingkungannya.13
12 F. Anita Herawati dan Setio Budi HH, Ekologi Media Radio
Siaran di Yogyakarta, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 2 tahun
2007, hal. 113 13 Djohar Maknun, Ekologi: Populasi, komunitas, ekosistem,
(Cirebon: Nurjati Press, 2017), hal. 1
33
Kemudian, Hawley memperluas definisi ekologi
tersebut menjadi ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
cara makhluk hidup atau suatu organism hidup dalam
lingkungan tertentu. Berdasarkan dua pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari bagaimana cara makhluk hidup
mempertahankan hidupnya di lingkungan dimana mereka
tinggal.14
Sejalan dengan analogi dari Dimmick dan
Rothenbuhler, kompetisi media dapat digambarkan seperti
makhluk-makhluk hidup yang harus mempertahankan
hidupnya dalam suatu lingkungan (pasar). Bagaimana ia
bertahan adalah bagaimana makhluk media tersebut mampu
mencari – mendapatkan dan merebut sumber makanan yang
tersedia dalam lingkungan tersebut.15
Bersandar pada analogi yang diuraikan oleh Dimmick
dan Rothenbuhler tergambar bahwa pada media sejenis dapat
diklasifikasikan menjadi suatu populasi. Seperti media
elektronik (televisi dan radio), media cetak (koran, majalah,
dan tabloid), dan media baru atau media online.
14 Resosoedarmo, dkk.,Pengantar Ekologi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990), hal. 1 15 F. Anita Herawati dan Setio Budi HH, Ekologi Media Radio
Siaran di Yogyakarta, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 2 tahun
2007, hal. 113
34
Dimmick dan Rothenbuhler mengungkapkan bahwa
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, media
memerlukan sumber penunjang hidup. Pada dasarnya, ada
tiga sumber penunjang hidup media yang utama yaitu:16
1. Types of content (jenis isi media)
Pada types of content ini yang menunjukkan aspek
program dan atau jenis isi media. Variasi program, jenis
program, dan banyaknya program. Content merupakan
deskripsi isi dari media yang bersangkutan, hal tersebut
dapat dilihat dari berbagai rubrikasi/ program acara yang
ada.
Menurut Peter Pringle, program dalam stasiun
radio merupakan hal penting dalam menentukan
keberhasilan stasiun penyiaran sehingga perlu adanya
strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau
manajemen strategi program siaran sebagai berikut:17
a. Perencanaan program
Perencanaan program mencakup pekerjaan
mempersiapkan rencana dalam jangka pendek,
menengah, dah panjang. Hal ini dilakukan agar sebuah
stasiun penyiaran dapat memungkinkan untuk
mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.
16 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana, 2007), hal. 272 17 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola
Radio dan Televisi. (Jakarta: Kencana, 2009), hal.231
35
Pada stasiun radio, pengelola program
berusahan untuk mengidentifikasi audien mereka yang
spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang
spesifik itu sepanjang siarannya. Dalam merencanakan
dan memilih program, bagian program akan
berkonsultasi terlebih dahulu kepada bagian pemasaran
(sales marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena
bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program
yang akan dibuat nantinya kepada para pemasang
iklan. Dalam hal ini bagian program dan bagian
pemasaran harus bekerja sama dengan baik.18
b. Produksi program
Kata kunci untuk memproduksi atau membuat
program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian,
setiap program selalu dimulai dari ide dan gagasan.
Dan dari ide tau gagasan inilah kemudian diwujudkan
melalui produksi.19 Pada proses produksi ini, segala hal
yang terjadi selama prosesenya berada di bawah
tanggung jawab seorang manajer atau direktur
produksi.
c. Eksekusi program
Eksekusi program memiliki arti proses
penayangan program yang telah diproduksi sesuai
dengan rencana yang sudah diputuskan. Strategi
18 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana
Prenada, 2008),hal. 234 19 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana
Prenada, 2008),hal. 266
36
penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh
bagaimana menata atau menyusun berbagai program
yang akan ditayangkan.Dalam mengeksekusi program,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
pembagian waktu siaran, strategi penayangan, program
tandingan, bloking program, pendahuluan kuat, startegi
buaian, penghalang,dan strategi lainnya.20
d. Pengawasan dan evaluasi program
Tahap perencanaan program akan menghasilkan
rencana program dan tujuan yang akan dicapai.
Sedangkan tahap pengawasan dan evaluasi program ini
akan menentukan presentase keberhasilan rencana
program dan tujuan yang ingin dicapai oleh stasiun
penyiaran. Kegiatan evaluasi secara periodika tau
berkala terhadap masing-masing individu dan
departemen memungkinkan manajeer umum
membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja
yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak
sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja
atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan
dapat berjalan secara efektif.21
20 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana
Prenada, 2008),hal. 302 21 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana
Prenada, 2008),hal. 314
37
2. Types of audien (jenis khalayak sasaran)
Types of audien ini menunjukkan jenis khalayak
sasaran atau target audien, jenis pendengar (dari
segmentasi geografis, demografis, psikografis). Dalam
menentukan tipe khalayak, perlu dilakukan segmentasi
khalayak atau segmentasi pasar agar dapat lebih mudah
menganalisa kebutuhan audiens.
Menurut Hidayah, Segmentasi pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah
laku, yang mungkin membutuhkan produk yang
berbeda.22 Philip Kotler dan Gary Amstrong
mendefinisikan segmentasi pasar adalah pembagian
sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang
berbeda.23 Pelaksanaan segmentasi pasar diperlukan
beberapa metode yang berbeda, salah satu metode dalam
melaksanakan segmentasi pasar adalah dengan cara
membedakan segmen pasar berdasarkan empat kategori,
yaitu:24
22 A. Munajar dkk., Memilih Segmentasi Penonton dalam
Perencanaan Program Televisi, Jurnal Abdimas BSI, Vol. 1 No. 3 Tahun
2018, hal. 586 23http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-
pengelompokan-dan-contoh (Diakses pada 3 Januari 2020 Pukul 16.22 WIB) 24 Warter Agustim, Segmentation, Targeting and Positioning
Analysis by Broadcasting Program Radio Mitra 97,0 Fm Batu City, Jurnal
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, hal. 2-3
38
a. Geografis
Segmentasi geografi akan membagikan pasar ke
dalam beberapa bagian geografi yang berbeda seperti
negara, negara bagian, wilayah, kota dan desa yang
dipandang sangat potensial dan menguntungkan.
b. Demografis
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi
menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti
usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, dan agama guna memudahkan jangkauan
dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasi pasar
sasaran.
c. Psikografi
Segmentasi psikografis memilah audiens
berdasarkan kelas sosial (social class), gaya hidup
(lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value),
dan kepribadian (personality).
d. Perilaku
Berdasarkan perilaku, Audiens dibagi ke
beberapa kelompok, yaitu pengetahuan, sikap,
pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu
produk.
39
3. Capital (modal)
Faktor capital ini mencakup pada modal awal,
modal finansial, dana pemasukan iklan, sumber daya
manusia, sarana teknologi dan fasilitas lainnya. Modal
awal pada sebuah perusahaan media sangat diperlukan
karena hal tersebut merupakan pondasi berdirinya sebuah
media penyiaran. Dan adanya modal awal ini bisa
didapatkan baik dari investor maupun dana pribadi.
40
F. Kerangka Berpikir
Strategi Radio 95,5 RAS Fm di Wilayah Tebet, Jakarta
Selatan dalam Mempertahankan Eksistensinya di Era
Media Online
LANDASAN
TEORI
KAJIAN
PUSTAKA
Teori Ekologi Media
Dimmick dan Rothenbuhler
Media mempertahankan
keberlangsungan hidupnya
dengan memperhatikan tiga
sumber penunjang hidup,
yaitu:
1. Types of Content (Jenis
isi media)
2. Types of Audience (Jenis
Khalayak Sasaran)
3. Capital (Modal)
1. Strategi
2. Radio
3. Eksistensi
4. Media Online
Strategi radio 95,5 RAS FM dalam mempertahankan
eksistensinya di era media online ditinjau dari jenis
isi media (types of content), jenis isi media (types of
content), dan modal (capital)
41
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Radio 95,5 RAS Fm
Awal mula berdirinya Radio 95,5 RAS Fm
termotivasi dari seorang ulama kharismatik asal betawi yaitu
Kyai Haji Abdullah Syafei. Beliau merupakan pendiri
Perguruan Islam As-Syafi’iyah Jakarta. Yang pada tahun
1967 telah merintis dan menyelenggarakan program siaran
radio di As-Syafi’iyah. Dari Radio As-Syafi’iyah inilah,
program siaran dakwah dan ceramah agama yang menjadi
pedoman umat islam saat itu mengudara keseluruh pelosok
Jakarta dan Sekitarnya, bahkan hingga ke luar daerah.
Kyai Haji Abdul Rasyid Abdullah Syafei, sebagai
putra tertua dari Almarhum Kyai Haji Abdulah Syafei yang
telah wafat pada tahun 1985, melanjutkan dakwah melalui
radio yang mengudara pada frekuensi AM 864 KHz
tersebut, dengan tetap menjaga khittoh As-Syafi'iyah yang
telah ditanamkan oleh muassis awwalnya yaitu Almarhum
Kyai Haji Abdulah Syafei.
Selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas dakwah
melalui media radio, dengan mengambil contoh dari
Ayahanda tercinta, maka Kyai Haji Abdul Rasyid AS,
menyelenggarakan siaran radio dengan frekuensi FM pada
gelombang 95,5 Mhz yang diberi nama Radio Alaikassalam
Sejahtera yang disingkat menjadi 95,5 RASfm Jakarta
dengan tetap menjaga eksistensi dan program Radio Suara
42
42
As Syafi’iyah yang telah dicintai oleh masyarakat Jakarta
pada gelombang AM 792 Khz.
Saat ini, untuk menjangkau seluruh lapisan
masyarakat muslim dari berbagai wilayah, dengan berbagai
latar belakang pendidikan dan demografi sosial, maka
sempurna sudah program siaran dakwah yang mengudara
untuk masyarakat muslim di Jakarta dan sekitarnya melalui
95,5 RASfm Radio Alaikassalam Jakarta dan AM 792 Radio
Suara As Syafi’iyah Jakarta.1
B. Profile Radio 95,5 RAS Fm
Gambar 2: Logo Radio 95,5 RAS Fm
Profil
Nama radio : Radio Alaikasalam Sejahtera
Frekuensi : 95,5 MHz
Alamat studio dan pemasaran : Graha Arrasyidiyah Jl KH
Abdullah Syafi’ie No. 21A
Casabelanca Tebet,
1http://rasfmjakarta.com/tentang-kami/lintas-sejarah/ diakses pada
28 Februari 2021 Pukul 19.07 WIB
43
43
Jakarta Selatan
Telepon : (021)8319219
Jangkauan siar : Jabodetabek
Slogan : The real moslem station
Email : info.rasfm@gmail.com
Facebook : @rasfmjakarta
Twitter : @rasfmjakarta
Instagram : @rasfmjakarta
Youtube : 95,5 RASfm Jakarta
Whatsapp : 0817195955
Situs website : www.rasfmjakarta.com
Format radio : Dakwah unggulan
Target Pendengar : Keluarga muslim
Call ID : Sahabat RAS fm
Waktu Siaran : 24 Jam
Format Musik : Pop Indonesia (60%), Pop
Religi (35%), Musik Timur
Tengah (5%)
Rata-rata usia pendengar : 20-50 Tahun
Rata-rata SES pendengar : B, C, & A
44
44
Jangkauan Siar
Gambar 3: Jangkauan Siar Radio 95,5 RAS Fm (Google earth)
Jangkauan siaran dari Radio 95,5 RAS fm ini meliputi
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
C. Visi dan Misi Radio 95,5 RAS Fm
Visi dari Radio 95,5 RAS fm adalah menciptakan
keluarga muslim yang dinamis, modern, namun tetap
berpegang kepada nilai-nilai religius daengan toleransi
tinggi.
Sedangkan misi Radio 95,5 RAS fm adalah
menyampaikan dakwah-dakwah yang rahmatan lil ‘alamin.
Yang mana dakwah pada radio 95,5 RAS fm ini merupakan
dakwah yang dikemas secara lembut dan tidak menyerang ke
salahh satu pihak. Hal ini diikuti dengan program dakwah
dan informasi serta hiburan, yang disajikan dengan kesejukan
dalam tutur kata.
45
45
D. Struktur Organisasi Radio 95,5 RAS Fm
Bagan 1: Struktural Radio 95,5 RAS fm Jakarta
E. Daftar Program Siaran di Radio 95,5 RAS Fm
Daily program
05.30 – 06.00 WIB : Cahaya pagi
06.00 – 09.00 WIB : Assalamualaikum Jakarta
09.00 – 10.00 WIB : Oase
10.00 – 12.00 WIB : Kiswah
12.00 – 15.00 WIB : Selaras
15.00 – 17.00 WIB : Salam sore
17.00 – 19.00 WIB : Al-maghribi
Qotrunnada Manajer Keuangan
Qotrunnada Manajer HRD
Abdul Muis Manajer Marketing
Boni Indrawan
Manajer Program
KH Abdurrasyid Abdullah Syafi’i Owner
Announcer :
1. Ivana
2. Abdul Rival
3. Dimas
4. Ramadhan
5. Ozzy Zaidan
Alwi Rasyid Direktur Utama
Yayan Lutfhi Administrasi Umum
Boni Indrawan
Music Director
46
46
19.00 – 20.00 WIB : Bincang angkasa
20.00 – 21.00 WIB : Tadarus bittalifun
21.00 – 00.00 WIB : Salam malam
Special weekly program
Kamis malam 21.00 – 00.00 WIB : Aljazeerah
Jum’at malam 21.00 – 00.00 WIB : Nurani
Sabtu malam 19.00 – 00.00 WIB : Satu hati
F. Segmentasi Pasar Radio 95,5 RAS Fm
Segmentasi pasar Radio 95,5 RAS fm terbagi ke
dalam tiga bagian, berdasarkan usia, social economy status,
dan psikografi. Pertama, berdasarkan usia, pasar/ market
audiens Radio 95,5 RAS fm berada pada usia 20 hingga 50
tahun. Kedua, berdasarkan Socio Economy Status (SES),
audiens Radio 95,5 RAS fm secara berurutan adalah B, C, &
A. (Lihat Tabel 1)
Class Monthly
expenditure Education Occupation
A Di atas Rp 3
juta Universitas
Pegawai
tinggi –
Wiraswasta
B Rp 2 to 3 Mio SMU/Universitas
Pegawai
menengah,
Wiraswasta
C Rp 1 to 2 Mio SMU Pegawai
rendah
47
47
D Rp 700 k to 1
Mio Di bawah SMU
Tenaga kerja
terdidik
E Di bawah Rp
700 k Di bawah SMP
Tenaga kerja
terlatih
Tabel 1 : 5 Golongan SES menurut Nielsen - Admosphere2
Kemudian, yang ketiga, berdasarkan psikografi,
Radio 95,5 RAS fm memiliki audiens yang merupakan
keluarga muslim yang dinamis, modern, religius, mengikuti
perkembangan informasi terkini, berfikiran terbuka dan
berwawasan luas. Data di atas diperoleh peneliti dari
company profile milik Radio 95,5 RAS Fm.3
2http://www.yoodeo.com/media/files/ses.pdf Diakses pada 15 Maret
2021 pukul 20.54 WIB 3Company Profile 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta
48
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Zaman terus mengalami pergerakan, kemajuan terasa di
berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah pada bidang
komunikasi. Media konvensional mulai tergantikan dengan media
baru (new media). Misalnya, saat ini televisi dan radio sudah
dapat akses hanya dengan menggunakan satu benda bernama
smartphone. Dengan adanya platform-platform baru yang
bermunculan, persaingan di dunia penyiaran semakin ketat.
Jika dibandingkan dengan televisi, radio di Indonesia
jauh lebih banyak jumlahnya. Setiap stasiun radio memiliki
konsep atau tema siaran mereka masing-masing, mulai dari radio
hiburan, berita, edukasi, dan keagamaan. Diantara berbagai jenis
radio tersebut, yang sangat jarang keberadaanya adalah radio
yang mengusung konsep keagamaan.
Berdasarkan informasi dari laman Wikipedia, dari
banyaknya radio FM di Jabodetabek, hanya ada 3 radio islami.1
Satu diantaranya ada di Jakarta, yaitu Radio 95,5 RAS fm. Radio
ini menyiarkan kajian islami, tadarus Al-Qur’an, dan sejarah
Islam.
Dalam upaya mempertahankan eksistensinya, RAS fm
perlu menyusun sebuah strategi agar tetap bisa bertahan di tengah
persaingan ketat di era media online ini. Terlebih karena RAS fm
adalah satu-satunya radio islam di Jakarta.
1https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_radio_stations_in_Jakarta
(Diakses Pada 13 April 2021 Pukul 16.05 WIB)
49
Strategi sendiri menurut David Hunger dan Thomas L.
Wheelen memiliki arti yaitu serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang.2 Sejalan dengan definisi tersebut, radio RAS fm
diharapkan memiliki persiapan jangka panjang untuk
mempertahankan eksistensinya. Hal ini sama seperti yang
disampaikan oleh Wakil Dekan III FISIP Universitas Airlangga
yang juga merupakan Pengamat Media, Irfan Wahyudi:
“… Iya harus dilihat bagaimana visi RAS fm ini untuk sepuluh
tahun ke depan agar terlihat arahnya. Karena, strategi ini bukan
hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang.”3
Berkaitan dengan hal tersebut, manajer pemasaran RAS
fm, Abdul Muis mengatakan bahwa untuk strategi jangka
panjang, RAS fm sedang mempersiapkan diri agar RAS fm
nantinya akan berada di setiap platform digital.
“Pada dasarnya, kita sedang berusaha untuk mengganti
beberapa konten yang lebih sesuai dengan zaman, sekarang dan
nantinya. Yang mana konten-konten tersebut disesuaikan dengan
platform-platform yang ada. Tentu dalam pengembangan, kita
harus ada di berbagai platform, seperti media online maupun
offline itu sendiri. Sehingga ke depannya RAS fm able di segala
platform digital.”
Namun, untuk saat ini, dalam upaya mempertahankan
eksistensinya di era media online, RAS fm telah mempersiapkan
2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armilo, 1984), hal.
59 3 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD
sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB
50
radio streaming di website dan sedang fokus terhadap marketing
communication dalam upaya memperkenalkan radio RAS fm ke
warganet melalui media sosial.
“… RAS fm tuh disitu istimewanya, di media sosial kita bisa, ya
streaming juga main, terus ga bayar juga bisa tanpa kuota, jadi
boleh dikatakan bagaimana ko bisa bertahan disaat pandemi
atau disaat dikelilingi oleh media-media online, media-media
sekarang kan mengalami pergeseran ya, nah disitu kita tetep
menyikapinya, kita tetep masuk ke media online, di radionya
teteap main, tetap jalan.”4
Selain itu, RAS fm juga sedang dalam tahap
perencanaan untuk membuat podcast (radio dengan konsep
audio-visual) yang nantinya akan di distribusikan ke Youtube.
“RAS fm untuk lebih besarnya, akan mulai melakukan
penyesuaian ke arah media digital atau online itu sendiri,
youtube misalnya ya dengan podcast.Saat ini podcast sedang
dalam tahap perencanaan ya, lagi di prepare.”
Media online erat kaitannya dengan media sosial dan
kedua hal tersebut merupakan bagian dari new media. Artinya,
media online adalah sebuah wadah baru yang dapat dimanfaatkan
untuk meneruskan fungsi dari media itu sendiri, yaitu untuk
memberi informasi, edukasi, hiburan, dan untuk mempengaruhi
audiens. Selain itu, media online – berhubungan dengan radio –
memberikan dampak yang nyata, yaitu mengubah cara radio
untuk berinteraksi dengan pendengar. Mulanya, pendengar hanya
menerima radio dengan sifat auditifnya, namun saat ini
4 Wawancara dengan Abdul Muis selaku Marketing Manager 95,5
RAS fm, tanggal 3 Maret 2021, pukul 10.30 WIB
51
pendengar dapat menikmati siaran radio dengan konsep baru,
yaitu dengan sifat auditif yang dibersamai dengan visual –
melihat wajah penyiar. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan
oleh Irfan Wahyudi sebagai pengamat media.
“Media online telah mengubah cara radio ya untuk berinteraksi
dengan pendengar.Radio tidak hanya mengandalkan audio tapi
juga sekarang pendengar bisa melihat wajah penyiar, begitu.
Berinteraksi melalui website ataupun aplikasi yang dibuat khusus
oleh produser atau pemilik radio tersebut sehingga media untuk
berinteraksi menjadi semakin banyak dan tidak hanya
mengandalkan pada audio saja.”5
Salah satu bentuk evolusi radio yang dapat diakses
secara online adalah podcast. Meski begitu, dikutip dari tirto.id,
Diane Kemp, profesor pada bidang Broadcasting dari
Birmingham City University, Inggris, berpendapat bahwa podcast
tidak dapat menggantikan radio. Hal ini karena radio
menawarkan momen bersama dan interaktivitas, yang mana hal
tersebut tidak dapat dilakukan oleh podcast.6 Pernyataan tersebut
beriringan dengan yang disampaikan oleh Irfan Wahyudi
mengenai aplikasi Spotify sebagai pengganti radio, sebagai
berikut:
“… selalu ada yang tidak bisa di ambil oleh mesin dari radio.
Hal itu adalah the theatre of mind. Penyiarnya bisa menciptakan
itu loh. Dan hal itu tidak bisa diambil alih oleh mesin seperti
5 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD
sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB 6https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-
hingga-jualan-obat-edmp (Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50)
52
spotify. namun sekarang ada podcast. Podcast menawarkan itu.
Tapi ingat lagi, podcast recorded juga, tidak bisa kemudian,
kemampuan penyiar itu untuk menciptakan ruang dengar yang
interaktif.”7
Berdasarkan hal tersebut, lahirlah pernyataan bahwa
radio tidak akan mati meski podcast saat ini mulai beredar di
media online karena keduanya memiliki karakteristik yang
berbeda.8 Hanya saja, hal tersebut bisa terjadi jika radio masih
relevan bagi pendengarnya. Serta, stasiun penyiaran radio tetap
mempertimbangkan media online sebagai wadah baru untuk
inovasi siaran radio ke depannya.
Melihat peluang yang ada, Radio RAS fm sebagai radio
islam harus tetap mempertahankan eksistensinya di era media
online. Dengan adanya radio sebagai media dakwah akan
membantu da’i untuk menyiarkan pengetahuan agama islam
kepada mad’u.
Dalam teori ekologi media oleh Dimmick dan
Rothenbuhler di asumsikan bahwa ada tiga hal yang dapat
membuat sebuah media dapat bertahan di tengah perkembangan
zaman, yaitu dengan memperhatikan types of content, types of
audience, dan capital.
7 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD
sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB 8https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-
hingga-jualan-obat-edmp (Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50)
53
A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Content (Jenis isi media)
Berdasarkan teori ekologi media, hal pertama yang
harus diperhatikan oleh media agar dapat mempertahankan
keberlangsungan hidupnya adalah types of content (jenis isi
media). Dalam hal ini, peneliti menemukan program-
program atau jenis isi siaran yang dimiliki oleh radio 95,5
RAS fm dengan merujuk pada company profile dari RAS fm
sendiri. Adapun program yang disiarkan oleh RAS fm
menyajikan siaran dengan serangkaian program pilihan,
mulai dari program dakwah unggulan, dialog interaktif,
pendidikan, keluarga, kirim salam, pasar udara, request,
opini, polling pendengar dan quiz.
Selain itu, RAS fm juga menyediakan program yang
berisi informasi terkini, mulai dari dakwah, dunia islam,
ekonomi-politik, hukum, sosial-budaya, lalu lintas, dan
berbagai informasi terkini dari penjuru kota Jakarta.
Melengkapi itu semua, RAS fm juga menyajikan pesan
motivasi kisah hikmah, pesan satir dalam media jokes, radio
play, materi siaran kata, insert, dan features.9
Berdasarkan jenis isi media yang telah disebutkan di
atas, RAS fm mengemasnya ke dalam beberapa program
yang dibagi pada empat waktu, yaitu pagi, siang, sore, dan
malam hari. Pada pagi hari, program yang disiarkan ada tiga,
yaitu ada Cahaya Pagi, Assalamualaikum Jakarta, dan Oase.
9Company Profile 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta
54
Kemudian, program pada siang hari, yaitu Kiswah
dan Selaras. Lalu, untuk sore hari, RAS fm memiliki
program Salam Sore dan Al-Maghribi. Dan di malam hari,
program yang disiarkan ada tiga, yaitu Bincang Angkasa,
Tadarus Bittalifun, dan Salam Malam. Selain program-
program yang telah disebutkan, RAS fm setiap minggunya
mempunyai program spesial, yaitu Aljazeerah, Nurani, dan
Satu Hati. Program spesial tersebut disiarkan pada pukul
21.00 – 00.00 WIB di hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu secara
berurutan.
Keberadaan program-program tersebut tidak lepas
dari proses manajemen strategi program. Yang mana hal
tersebut merupakan salah satu penentu keberhasilan sebuah
stasiun penyiaran. Manajemen strategi program tersebut
terbagi kedalam empat tahap, yaitu (1) perencanaan program,
pada tahap ini, RAS fm melakukan diskusi mendalam
dengan beberapa tokoh agama dan ulama masyhur dalam
menentukan program apa yang layak dan memberikan
manfaat kepada audiens. Hal ini disampaikan oleh Abdul
Muis selaku manager marketing RAS fm. Sebagai berikut :
“Kalo kita, menentukan program itu, kita punya tenaga ahli
ya. Boleh dibilang yang bisa memberikan masukan-masukan
ke radio, dalam artian, dari teman-teman ulama atau ustadz.
Jadi, disini mereka memberikan masukan ‘oh program yang
seperti ini bagus, seperti ini bagus.’ Misalnya diskusi dengan
ustadzah Halimah Alydrus seperti itu. InsyaAllah program-
program kita dinamis dan tidak moderat.”
55
(2) Produksi program. Berdasarkan pemaparan dari
manager marketing RAS fm, Abdul Muis, dalam hal ini,
RAS fm memproduksi program dengan dua cara, yaitu live
dan recording. Kedua cara tersebut berkaitan dengan
availability narasumber yang akan melakukan siaran. Siaran
akan dilakukan live jika narasumber dapat datang ke ruang
siaran tetapi jika narasumber tidak bisa on air maka akan
diagendakan untuk recording materi siaran yang nantinya
akan disiarkan sesuai dengan jam saat on air.
Selama proses produksi, salah satu hambatan yang
biasa ditemui oleh RAS Fm adalah gangguan teknis seperti
noise pada keluaran (output) suara siaran. Hal ini terjadi
disebabkan karena cuaca yang buruk.
“Kalau penghambat itu, kadang-kadang suasana seperti ini,
pandemi ya penghambat juga, protokoler. Tapi kalau untuk
penghambat secara umum gaada yang terhambat. Paling
kalau cuaca aja jadi berpengaruh ke alat teknik.”
(3) Eksekusi program. Pada tahap eksekusi program
ini, sebuah stasiun penyiaran menyusun strategi penayangan
program agar terjadi engangement yang efisien. Dalam hal
ini, RAS fm membagi prime time menjadi dua waktu. Pagi
hari dimulai dari jam 06.00 WIB hingga 10.00 WIB dan sore
hari pada jam 16.00 WIB hingga 18.00 WIB. Pembagian ini
berdasarkan asumsi bahwa pada jam tersebut mayoritas
masyarakat sedang berada dalam perjalanan berangkat dan
pulang bekerja. Hal ini dijelaskan oleh Abdul Muis dalam
wawancara penelitian.
56
“Biasanya prime time itu pagi, di jam 6, 7, 8, 9 atau jam 10,
kalau untuk jam sore ada di jam 4, 5, dan 6, itu prime time.
Kenapa ?orang biasanya nyetir mobil itu pagi berangkat
kerja. Nah, orang pasti setel radio tuh, siang sampe kantor,
dimatiin tuh radio, paling main hp, youtube atau apa. Nah
pulang lagi sore jam 4 setel lagi radionya. Itu adalah prime
time, pendengarnya banyak. Tapi tidak menutup
kemungkinan juga yang di rumah juga bisa mendengarkan.”
Kemudian yang terakhir, (4) pengawasan dan
evaluasi program. berdasarkan informasi yang didapatkan
dari manager marketing RAS fm, program yang biasanya
dilakukan pengembangan atau perubahan terjadi di program
yang mengangkat konten musik. Hal ini karena kecondongan
masyarakat untuk memutar siaran radio RAS fm adalah
untuk kebutuhan informasi dan edukasi. sehingga diantara
program-program yang dimiliki RAS fm saat ini, yang terus
mengalami evaluasi adalah program musiknya. Meski begitu,
program-program lain pun tetap terus diawasi guna
mengetahui laju dan layaknya program tersebut.
B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Audience (Jenis Khalayak Sasaran)
Hal kedua yang harus diperhatikan media agar
mempertahankan keberlangsungan hidupnya berdasarkan
teori ekologi media adalah types of audience (jenis khalayak
sasaran). Dalam menentukan jenis khalayak sasaran perlu
dillakukan segmentasi pasar. Hal ini guna mempermudah
sebuah perusahaan penyiaran menganalisa kebutuhan
57
audiens-nya. Selain itu, menurut Irfan Wahyudi, segmentasi
pasar memiliki implikasi kepada konten yang dibangun dan
konten siaran.10
“Segmentasi pasar sangat perlu ya dan itu di awal pendirian
radio, memang itulah yang menjadi bahasan, kita mau
menyasar segmen apa, target pendengarnya, status ekonomi
sosialnya bagaimana, dan lain sebagainya. Meskipun itu
tidak membatasi pendengar ya. Kamu misalnya dari
golongan ini, kalau mau mendengarkan kan gabisa, tapi
melihat dari isinya, konten. Jadi segmentasi itu berimplikasi
pada konten yang dibangun, konten siaran.”
Salah satu metode dalam melaksanakan segmentasi
pasar adalah dengan cara membedakan pasar berdasarkan
empat kategori, yaitu secara geografis, demografis,
psikografis, dan perilaku (behavior).11 Saat ini radio RAS fm
hanya melakukan segmentasi pada tiga kategori, yakni
geografis, demografis dan psikografis. Sedangkan pada
segmentasi yang ke empat, yaitu perilaku (behavior) tidak
ditemukan dalam penelitian.
Pada kategori geografis, RAS fm menjadi salah satu
radio dengan pendengar terbanyak di wilayah Jabodetabek.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Nielsen Wave 4
2018 yang menunjukkan bahwa radio RAS fm berada di
10 Wawancara dengan Irfan Wahyudi S.Sos., M.Comms., PhD
sebagai Pengamat Media, tanggal 29 Maret 2021, pukul 09.00 WIB 11 Warter Agustim, Segmentation, Targeting and Positioning
Analysis by Broadcasting Program Radio Mitra 97,0 Fm Batu City, Jurnal
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, hal. 2-3
58
posisi 10 besar kategori radio non-dangdut dengan jumlah
pendengar terbanyak untuk radio keagamaan.12
NO RADIO W4 018 W3 018 (+/-)
1 Elshinta 1.327 1.335 -1%
2 Bens 1.287 1.325 -3%
3 Gen Fm 1.229 1.271 -3%
4 I-Radio 837 752 11%
5 Prambors 660 663 0%
6 Megaswara 631 648 -3%
7 Delta Fm 548 423 30%
8 Global Radio 374 348 7%
9 Bahana 326 376 -13%
10 Alaikasalam 307 281 9%
Tabel 2: Jumlah Pendengar Radio Greater Jakarta Nielsen Wave 4 201813
Tabel di atas memperlihatkan radio Alaikasalam
atau RAS Fm berada di urutan ke-10 dengan jumlah
pendengar 307 ribu pada hasil penelitian wave 4Nielsen.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari hasil
penelitian sebelumnya di wave 3 Nielsen yang hanya berada
di angka 281 ribu pendengar. Peningkatan pendengar ini jika
di presentasekan adalah sebesar 9%. Selain itu, dari tabel
tersebut juga terlihat bahwa radio RAS Fm menjadi satu-
satunya radio keagamaan yang memiliki jumlah pendengar
terbanyak di Jakarta.
12Company Profile 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta 13Databasedari 95,5 RAS Fm, Radio Alaikassalam Jakarta
59
Gambar 4: Target dan Segmentasi Radio 95,5 RAS Fm (Company Profile)
Merujuk pada gambar, terlihat segmentasi
berdasarkan demografis terlihat pada pembagian usia dan
jenis kelamin. Pendengar radio RAS fm berada pada usia
rata-rata 20 hingga 50 tahun.
Kemudian, untuk jenis kelamin pendengar di dominasi oleh
perempuan dengan presentasi 55% dan laki-laki 45%. Dan
yang terakhir berdasarkan Socio Economyc Status (SES),
pendengar RAS fm secara berurutan statusnya adalah B, C,
dan A. (Lihat Tabel 1)
Selanjutnya, secara psikografis, pendengar RAS fm
merupakan keluarga muslim yang dinamis, modern, religius,
up to date, berfikiran terbukan dan juga berwawasan luas.
60
C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital
(Modal)
Hal terakhir yang juga perlu diperhatikan sebuah
media ketika ingin mempertahankan eksistensinya adalah
capital (modal). Pendirian sebuah perusahan, dalam hal ini
perusahaan penyiaran, perlu sebuah modal. Sebab modal
merupakan salah satu pondasi berdirinya sebuah media
penyiaran. Faktor capital sendiri memiliki banyak
perinciannya, seperti modal awal, modal finansial, sponsor,
sumber daya manusia, sarana teknologi, dan fasilitas lainnya.
Radio RAS fm sebagai sebuah stasiun penyiaran
radio yang berbasis agama, memiliki keuntungan tersendiri
dalam hal modal ini. Menurut Irfan Wahyudi, hal ini
disebabkan adanya filantropis-filantropis yang ingin
menyumbang karena kepentingan agama. Terlebih lagi RAS
fm adalah radio yang berisikan konten agama islam yang
pada dasarnya merupakan agama mayoritas di Indonesia.
“Kelebihannya menurut saya, radio yang berbasis dengan
agama ini adalah andalanya filantropis-filantropis, orang-
orang yang mau menyumbang karena kepentingan dakwah
misalnya begitu ya.”
Asumsi tersebut diperkuat dengan fakta yang
dikemukakan oleh Abdul Muis selaku manager marketing
RAS fm bahwa salah satu modal awal yang dimiliki RAS fm
adalah dari umat. Selain itu, modal finansial yang dimiliki
radio RAS fm saat ini berasal dari pendapatan iklan.
61
“Secara objektif mengenai modal awal kurang tau, tapi
menurut saya dari umat, karena apa ? karena pastinya ya
umat yang ingin berdiri juga radio muslim. Tapi kalau
ditanya saat ini, pendapatan ya dari iklan. Kita kerjasama,
seperti saat ini kita kerjasama dengan PT Soman Indonesia,
sama Madu Duma, terus saat ini Ensiklopedia Al-Qur’an
dan insya allah Pegadaian Syariah.”14
Lebih lanjut, Abdul Muis mengatakan pada
wawancara lanjutan bahwa hingga saat ini pun modal
finansial dari masyarakat masih terus berjalan. Walaupun
dominasi modal saat ini masih pada pendapatan dari hasil
kerjasama.
Modal lain yang menjadi faktor pendukung
keberadaan RAS Fm hingga saat ini adalah adanya Sumber
Daya Manusia (SDM) pada tatanan manajerial RAS Fm yang
masih melakukan gotong-royong untuk mempertahankan
RAS Fm melalui konten-konten siaran terbaik yang
diproduksi. Selain itu, dukungan yang kuat dari pendiri RAS
Fm, K.H. Abdul Rasyid Abdullah Syafe’I menjadi faktor
penting utama lainnya mengapa RAS Fm dapat berdiri kokoh
sampai sekarang.
Melengkapi hal tersebut, pendengar loyal dari RAS
FM, para umat Islam juga menjadi faktor yang berpengaruh
pada suksesnya RAS Fm sebagai radio berbasis informasi
seputar Islam hingga saat ini. Hal ini secara tersirat
14 Wawancara dengan Abdul Muis selaku Marketing Manager 95,5
RAS fm, tanggal 3 Maret 2021, pukul 10.30 WIB
62
disampaikan oleh Abdul Muis pada saat wawancara
dilakukan. Berikut kutipannya:
"Pendukungnya, harus tetap ada, ya secara spesifik si ya
umat islam yang pasti, karena umat islam butuh sumber
informasi, kalau ini ngga ada, bisa kamu bayangkan radio
satu-satunya tuh gaada lagi, satu-satunya radio muslim
gaada lagi, sisanya radio konvensional atau nasrani.”
Hal tersebut kemudian juga diperkuat dengan pendapat yang
disampaikan oleh Irfan Wahyudi di bawah ini.
“Selain itu adalah, lebih spesifik, kalau tadi saya bilang
radio yang anda teliti ini adalah dia memakai agama
sebagai menu utama. Dan ini menarik untuk kemudian
membuat orang mencari mengakses informasi-informasi
seputar agama terus kemudian isu-isu yang dibahas, itu
menjadi sangat spesifik dan ini menjadi keuntungan dari
radio tersebut. Istilahnya kalau pendengar pasti loyal.
Agama ini menjadi salah satu faktor kuat untuk mengikat
pendengar. Dan ini formula yang saya rasa dipakai oleh
banyak orang untuk memikat pendengar dengan masalah
agama, karena orang-orang tidak ingin main-main kalau
urusan agama. Itu untuk radio yang diteliti.”
Terakhir, modal yang berkaitan dengan fasilitas
penyiaran. Saat ini, RAS Fm telah memiliki komponen siaran
yang memadai, mulai dari komputer, mic, mixer, pemancar,
studio on-air, studio tapping, kantor, dan ruang meeting.
Selain dengan cara konvensional, RAS Fm juga sudah
memiliki online area melalui radio streaming di websitenya
www.rasfmjakarta.com. Hal ini dilakukan sebagai upaya
pemanfaatan teknologi baru, yaitu media online.
63
“Pendukung. Pertama adalah akses terhadap teknologi
semakin terbuka. Berarti media massa, dalam hal ini radio
itu punya kemampuan dan kesempatan yang besar untuk bisa
berinteraksi lebih besar dengan pendengarnya. Dan tidak
hanya dengan pendengarnya tetapi juga pembaca juga
penontonnya karena tidak zamannya lagi kita membatasi diri
pada aspek media tertentu.” Abdul Muis
Meski bergitu, teknologi baru ini juga masih belum
dioptimalkan secara maksimal oleh pihak RAS Fm. Hal ini
terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia pada
struktural RAS Fm. Sehingga platform-platform online yang
ada belum bisa dijangkau seluruhnya. Padahal, sudah
semestinya di era media online seperti sekarang, adaptasi
juga perlu dilakukan dengan menjajaki platform-platform
baru berbasis digital yang ada. Hal ini sejalan dengan yang
disampaikan oleh Irfam Wahyudi sebagai berikut:
“Kalau tantangannya, balik lagi ke teknologi itu, kalau tidak
bisa beradaptasi, sudah, lepas gitu. Kalau misalnya masih
memusingkan dengan dana yang terserap besar misalnya
untuk maintain teknologi yang sudah jadul kayak antena
siaran sampai kepada mixer, ya alat-alat yang dulu memang
berguna tapi sekarang dengan adanya teknologi semua bisa
dikerjakan dalam satu laptop.”
64
BAB V
PEMBAHASAN
Media massa adalah bagian dari teknologi yang akan
terus berkembang mengikuti arus pergerakan zaman. Radio
sebagai salah satu media massa memerlukan strategi agar dapat
mempertahankan eksistensinya di setiap perpindahan pola
kehidupan dari zaman ke zaman. Misalnya, seperti saat ini, media
mulai berubah yang semula konvensional, perlahan berganti ke
media online. Dalam prosesnya pun, terdapat faktor-faktor
pendukung dan penghambat yang memengaruhi keberlangsungan
adaptasi dari media massa itu sendiri terhadap pergerakan zaman
yang ada.
John Dimmick merupakan seorang associate professor
di Department of Communication and School of Journalism,
Ohio State University. Ia bekerjasama dengan Eric Rothenbuhler,
seorang mahasiswa doctoral di Annenberg School of
Communication, University of Southern California dalam
mengkaji lebih lanjut terkait teori ekologi media yang telah
dikembangkan lebih dulu oleh para ahli ekologi, seperti S.S..
Levins, R. Levins, Ricklefs,, E.R. Pianka, dan R.H. Whittaker
sejak tahun 1960-an.1
Pada teori ekologi media yang dikembangkan oleh
Dimmick dan Rothenbuhler menghasilkan asumsi bahwa untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya, media memerlukan
1https://academic.oup.com/joc/article-
abstract/34/1/103/4282797?redirectedFrom=fulltext(Diakses pada 6 Juni 2021
pukul 21.15 WIB)
65
tiga sumber penunjang hidup, yaitu types of conten (jenis isi
media), types of audiens (jenis khalayak sasaran), dan capital
(modal). Dalam hal ini, peneliti menggunakannya sebagai alat
analisis yang dipadukan dengan data temuan penelitian terkait
strategi yang digunakan oleh radio 95,5 RAS Fm dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online. Berikut
adalah hasil analisisnya:
A. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Content (Jenis isi media)
Konten sendiri berarti deskripsi isi dari media yang
bersangkutan, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai
program acara yang ada.2 Dalam penelitian ini media yang
dimaksud adalah Radio 95,5 RAS Fm. Sehingga pada poin
ini peneliti akan merujuk pada program-program siaran yang
ada di RAS Fm.
Jenis isi media ini sendiri meliputi variasi dari
program, jenis program, dan banyaknya program siaran.
Pertama, variasi program. RAS Fm merupakan salah satu
radio dakwah di Indonesia, pada awal siarannya, berdasarkan
hasil wawancara dengan Abdul Muis, RAS Fm hanya
terbatas pada kajian dakwah untuk masyarakat lokal saja
namun seiring perkembangan zaman, RAS Fm perlahan
melakukan pengembangan pada program yang ada.
Misalnya, saat ini RAS Fm memiliki program spesial setiap
2 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana, 2007), hal. 272
66
kamis malam, yaitu Al-Jazeerah – sebuah program hasil
kerjasama antara RAS Fm siaran Al-Jazeera yang berada di
Qatar – yang mana penyiarnya menggunakan bahasa arab.
Hal ini dilakukan sejalan dengan perluasan pasar audiens
RAS Fm melalui radio streaming di website. Dengan
keunikan yang dimiliki penyiar berbahasa arab, RAS Fm
berhasil mendapatkan audiens dari beberapa negara luar,
seperti Hongkong, Singapura, dan Arab Saudi. Diharapkan
dengan adanya konten tersebut dapat terus meningkatkan
engangement audiens RAS Fm sehingga bisa menjadi radio
internasional.
Kedua, jenis program. Seiring perkembangan zaman,
RAS Fm terus melakukan pengembangan terhadap program-
program siaran yang ada. Pada mulanya, siaran RAS Fm
hanya memiliki konten kajian dakwah oleh tokoh-tokoh
agama saja. Selanjutnya mengalami perkembangan hingga
saat ini sudah ada berbagai jenis program siaran, seperti
talkshow, dialog interaktif, informasi terkini, motivasi
hikmah, dakwah unggulan, dan musik. Adapun konten siaran
yang memuat jenis program tersebut, sebagai berikut:
Cahaya Pagi, Assalamualaikum Jakarta, Oase, Kiswah,
Selaras, Salam Sore, Al-Maghribi, Bincang Angkasa,
Tadarus Bittalifun, Salam Malam, Al-Jazeerah, Nurani, dan
Satu Hati.
Ketiga, banyaknya program siaran. Jika merujuk dari
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
67
6 jenis program dan terdiri dari 13 konten siaran (10 program
harian dan 3 program unggulan).
Di sisi lain, untuk membuat sebuah program yang
kemudian akan menjadi penentu keberhasilan Radio RAS
Fm maka perlu sebuah manajemen strategi program.
Menurut Peter Pringle, dalam Morissan, Manajemen Media
Penyiaran mengatakan bahwa terdapat empat tahap
manajemen strategi program3; dan RAS Fm melakukan
empat tahap manajemen strategi program tersebut dalam
pengimplementasian konten-konten program siaran. Sebagai
berikut:
a. Perencanaan program
Pada tahap ini sebuah stasiun penyiaran
mempersiapkan rencana dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. RAS Fm telah merencanakan keduanya.
Untuk jangka pendeknya, RAS Fm saat ini sedang dan
akan terus mengembangkan sosial media dan radio
streaming di website. Sedangkan dalam jangka panjang,
RAS Fm memiliki visi untuk berada di setiap platform
digital sehingga jangkauan audiens-nya pun akan semakin
luas dan merata
Dalam tahap perencanaan program, bagian
program bekerjasama dengan bagian pemasaran. Hal ini
dikarenakan bagian pemasaranlah yang nantinya akan
memasarkan program kepada audiens. Kemudian, dalam
3 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola
Radio dan Televisi. (Jakarta: Kencana, 2009), hal.231
68
tahap ini juga dilakukan identifikasi audiens secara
spesifik agar dapat diketahui kebutuhan audiens akan
kontennya. Namun, untuk proses ini RAS Fm memilih
untuk tidak melakukan riset kebutuhan audiens akan
konten melainkan dengan melakukan diskusi mendalam
dengan beberapa tokoh agama dalam penentuan sebuah
konten. Menurut Irfan Wahyudi, melalui cara diskusi
mendalam (focus group discussion) sah-sah saja untuk
dilakukan, mengikuti standar operasional dari tiap stasiun
penyiaran itu sendiri walaupun alangkah lebih baiknya
sebagai penguat data juga dilakukan survei lapangan.
Kemudian, pendapat sejalan juga dikatakan oleh
Anggota Bidang Isi Siaran KPID Jakarta, Arif
Faturrahman yang menyatakan bahwa melakukan diskusi
dengan tokoh agama adalah hal yang bisa saja dilakukan,
menyesuaikan dengan kebijakan dari stasiun penyiaran itu
sendiri. Namun, perlu ditekankan bahwa tokoh agama
yang dirujuk adalah seseorang yang kredibel dalam
bidang keagamaan.4 Dalam hal ini RAS Fm biasa
melakukan diskusi pengembangan konten bersama dengan
K.H. Cholil Nafis dan Ustadzah Halimah Alaydrus.
Keduanya adalah tokoh pemuka agama yang memiliki
latar belakang pendidikan yang sangat baik sehingga
dapat dikatakan memiliki kredibilitas yang tinggi. K.H.
4 Wawancara dengan Arif Faturrahman sebagai Anggota Bidang Isi
Siaran KPID Jakarta, tanggal 17 Maret 2021, pukul 10.00 WIB
69
Cholis Nafis merupakan seorang Ph.D dari University of
Malaya, Malaysia yang saat ini menjabat sebagai Ketua
Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI).5Dan
Ustadzah Halimah Alaydrus merupakan alumni dari
Pesantren Daruz Zahra, Tarim, Hadramaut, Yaman.
Ustadzah Halimah merupakan seorang pendakwah,
penulis buku; juga pendiri dan pembicara di Muhasabah
Cinta Event.6
b. Produksi program
Pada tahap produksi program di sini artinya proses
bagaimana sebuah konten siaran dapat dihasilkan. Dan
selama pelaksanaanya, produksi program berada di bawah
tanggung jawab seorang manajer atau direktur produksi.
Sejalan dengan hal tersebut RAS Fm memiliki seorang
manajer program, yaitu Boni Indrawan yang mana
tugasnya adalah untuk mengawasi proses produksi
program dan melaporkannya kepada direktur utama.
Dalam melaksanakan produksi program itu sendiri,
RAS Fm memiliki dua cara, yaitu dengan live broadcast
dan recording atau tapping. Adapaun alasan keberadaan
dua cara produksi program tersebut adalah berkaitan
dengan ketersediaan narasumber yang akan melakukan
siaran. Produksi program akan dilaksanakan secara live
broadcast jika narasumber dapat hadir ke ruang siaran.
5https://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Cholil_Nafis(Diakses
pada 22 Mei 2021 pukul 00.30 WIB) 6https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halimah_Alaydrus (Diakses pada
22 Mei 2021 Pukul 00.30 WIB)
70
Namun, jika narasumber tidak dapat hadir maka akan
dilakukan proses recording atau tappingkonten siaran
sebelum jadwal tayang seharusnya. Hal ini juga berlaku
kepada penyiar jika berhalangan hadir.
Selama pelaksanaan produksi, ada hal-hal yang
tidak bisa dihindari, salah satunya adalah gangguan teknis
yang terjadi ketika cuaca sedang buruk. Misalnya, saat
hujan deras disertai petir, hal tersebut dapat memengaruhi
tiang pemancan dan seringkali mengakibatkan gangguan
(noise) pada audio keluaran (output) saat siaran.
c. Eksekusi program
Pelaksanaan eksekusi program adalah proses
penayangan program yang telah diproduksi pada waktu
yang telah diputuskan. Dalam mengeksekusi program
sendiri, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
strategi pembagian waktu siaran.7 RAS Fm membagi
waktu siaran ke dalam empat waktu, yatitu pagi, siang,
sore, dan malam hari. Kemudian, diantara empat waktu
tersebut terdapat prime time, yaitu di pagi dan sore hari.
pagi hari terhitung sejak pukul 06.00 WIB hingga 10.00
WIB sedangkan untuk sore hari dimulai sejak pukul 16.00
WIB hingga 18.00 WIB.8
7 Morrissan, Manajemen Media Penyiaran,(Jakarta: Kencana
Prenada, 2008),hal. 302 8Wawancara dengan Abdul Muis selakuMarketing Manager 95,5
RAS fm, tanggal 3 Maret 2021, pukul 10.30 WIB
71
d. Pengawasan dan evaluasi program
Pengawasan dan evaluasi program adalah tahap
dimana sebuah perusahaan – dalam hal ini stasiun
penyiaran radio – melakukan pengkajian terhadap
program yang telah di produksi dan eksekusi. Berdasarkan
hasil wawancara bersama manajer pemasaran RAS Fm,
Abdul Muis, dia mengatakan bahwa selama proses
penyiaran program-program di RAS Fm, program yang
lebih banyak dievaluasi adalah program musik. Hal ini
disebabkan oleh kebutuhan audiens RAS Fm yang
dominan kepada informasi dan edukasi. Oleh karena itu,
program musik ini terus dilakukan pengembangan dan
penyesuaian terhadap kebutuhan audiens RAS Fm itu
sendiri. Selanjutnya, untuk program diluar musik, terus
dilakukan pengawasan juga dan evaluasi meski hanya
evaluasi minor saja.
72
B. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Types of
Audience (Jenis Khalayak Sasaran)
Mengetahui jenis khalayak sasaran pada sebuah
stasiun radio merupakan hal yang penting karena dapat
dijadikan sebagai data rujukan untuk pengembangan ke
depannya. Dalam menentukan jenis khalayak sasaran atau
tipe audiens ini diperlukan segmentasi pasar. Philip Kotler
dan Gary Amstrong mendefinisikan segmentasi pasar adalah
pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli yang berbeda.9 Hal inilah yang dilakukan juga oleh
RAS Fm dalam upaya pengembangan penyiaran. Dalam
segmentasinya RAS Fm hanya menggunakan tiga dari empat
kategori segmentasi pasar, yaitu geografis, demografis, dan
psikografis. Sedangkan untuk kategori perilaku (behavior)
tidak ditemukan selama penelitian.10 Berikut hasil
analisisnya:
a. Geografis
Segmentasi pasar pada sisi geografis artinya
pasar/market audiens terbagi berdasarkan letak wilayah.
Untuk Radio Alaikasalam Sejahtera (RAS) Fm sendiri
jika dilihat dari segmentasi geografis, hanya terbatas di
wilayah Jabodetabek saja karena menyesuaikan dengan
9http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-
pengelompokan-dan-contoh (Diakses pada 3 Januari 2020 Pukul 16.22 WIB) 10 Warter Agustim, Segmentation, Targeting and Positioning
Analysis by Broadcasting Program Radio Mitra 97,0 Fm Batu City, Jurnal
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, hal. 2-3
73
luas jangkauan siar. (Lihat Gambar 2: Jangkauan Siar
Radio 95,5 RAS Fm)
Adapun untuk kategori radio keagamaan, RAS Fm
memiliki pendengar terbanyak di Jakarta. Hal ini
berdasarkan hasil penelitian Nielsen Wave 4 2018. RAS
Fm berhasil masuk ke dalam 10 besar kategori radio non-
dangdut dan menjadi satu-satunya radio keagamaan yang
memiliki jumlah pendengar terbanyak,, yaitu sebesar 307
ribu audiens di Jakarta. (Lihat Tabel 2: Jumlah Pendengar
Radio Greater Jakarta Nielsen Wave 4 2018)
b. Demografis
Segmentasi demografi membagi pasar menjadi
kelompok-kelompok. Pembagian tersebut diantaranya
berdasarkan jenis kelamin, usia, Social Ecomonyc Status
(SES), pendidikan, dan agama. Saat ini, RAS Fm hanya
membagi pasar ke dalam tiga kelompok, yaitu
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Social Economyc
Status (SES).
Pertama, berdasarkan jenis kelamin, pendengar
radio RAS Fm lebih didominasi oleh audiens perempuan
dengan presentase 55%. Sedangkan untuk audien laki-laki
hanya memiliki selisih 10% di bawah audiens perempuan,
yaitu sebesar 45%. Kedua, berdasarkan usia, rata-rata
pendengar RAS Fm berada di rentang usia 20 hingga 50
tahun. Dan yang terakhir adalah berdasarkan Socio
Economyc Status (SES). SES sendiri merupakan sebuah
klasifikasi yang memetakan seseorang atau keluarga
74
berdasarkan kemampuan ekonomi dan status sosialnya.
SES digolongkan ke dalam lima kelas, yaitu A, B, C, D,
dan E. Berkaitan dengan hal tersebut, secara berurutan
RAS Fm memiliki audiens dengan kelas SES B, C, dan A.
(Lihat Tabel 1: 5 Golongan SES menurut Nielsen-
Admosphere)
Diurutan pertama ada kelas B, artinya pendengar
RAS Fm banyak yang merupakan pegawai menengah dan
wiraswasta dengan pendidikan SMU hingga Universitas
dan berpenghasilan Rp 2.000.000 – 3.000.000. Kemudian,
diurutan kedua adalah kelas C, artinya pendengar
terbanyak kedua RAS Fm adalah pegawai rendah dengan
tingkat pendidikan SMU yang berpenghasilan sebesar Rp
1.000.000 – 2.000.000. Dan di urutan terakhir, kelas A,
artinya RAS Fm memiliki jumlah pendengar yang rendah
dari golongan pegawai tinggi ataupun wiraswasta dengan
tingkat pendidikan Universitas dan memiliki penghasilan
di atas Rp 3.000.000.-
c. Psikografis
Segmentasi psikografi merupakan pembagian
audiens berdasarkan gaya hidup dan nilai-nilai kehidupan
yang dianut. Dan RAS Fm, secara psikografis memiliki
pendengar yang merupakan keluarga muslim yang
dinamis, modern, religius, up to date, berfikiran terbukan
dan juga berwawasan luas.
75
C. Strategi Radio 95,5 RAS Fm dalam Mempertahankan
Eksistensinya Di Era Media Online Ditinjau dari Capital
(Modal)
Modal adalah bagian terpenting bagi sebuah
perusahaan penyiaran karena perannya akan menentukan
bagaimana perusahaan tersebut berjalan ke depannya. Modal
sendiri didapatkan dengan berbagai cara. Misalnya dari
investor atau bisa juga dengan menggunakan dana pribadi.
Dalam hal ini, RAS Fm mendapatkan modal awal
dari umat. Hal ini disebabkan karena RAS Fm adalah sebuah
stasiun penyiaran radio yang spesifik audiensnya, yaitu umat
Islam. Sehingga mereka akan secara alamiah loyal terhadap
media bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, Irfan
Wahyudi yang merupakan seorang pengamat media
mengatakan bahwa sebuah stasiun radio yang berbasis agama
memiliki keuntungan tersendiri dalam hal modal. Karena
menurutnya, ada filantropis-filantropis yang mau
menyumbang karena kepentingan agama.
Kemudian, untuk saat ini, modal finansial RAS Fm
berasal dari iklan-iklan yang masuk. RAS Fm sendiri
membuka slot bagi perusahaan-perusahaan yang ingin
beriklan di antara konten siarannya. Adapun beberapa pihak
yang sedang menjalin kerjasama dengan RAS Fm, yaitu PT
Soman Indonesia, Madu Duma, dan Ensiklopedia Al-Qur’an.
RAS Fm sendiri membagi slot untuk kerjasama ke
dalam tujuh item, yaitu Spot, Ad-Libs, Insert, Live Report,
Quiz, Interview by Phone, dan Talk Show. Dan masing-
76
masing item memiliki harga yang berbeda-beda berdasarkan
durasi yang dibutuhkan.
ITEM DURATION RATE
Spot 60 sec Rp 700.000
Ad-Libs 60 sec Rp 800.000
Insert 3 min Rp 1.500.000
Live Report 3-5 min Rp 2.300.000
Quiz 3-5 min Rp 2.000.000
Interview by Phone 3-5 min Rp 2.300.000
Talk Show 60 min Rp 8.000.000
Tabel 3 : Rate Harga Kerjasama RAS Fm Per-Item
Dalam wawancara lanjutan, Abdul muis memaparkan
bahwa hingga saat ini modal finansial juga berasal dari
masyarakat atau donasi. Walaupun dominasi modal sekarang
berasal dari pendapatan kerjasama pihak RAS Fm dengan
perusahan-perusahaan klien.
Kemudian, modal dalam kaitannya dengan Sumber
Daya Manusia (SDM), RAS Fm memiliki SDM yang peduli
dan masih menggunakan asas gotong royong untuk
mempertahankan keberadaan RAS Fm dari masa ke masa.
Tentu hal tersebut dilakukan dengan pengembangan konten-
konten siaran RAS Fm yang terus menuju lebih baik.
77
Selain itu, yang menjadi faktor utama mengapa RAS
Fm dapat berdiri kokoh sampai sekarang adalah dengan
adanya dukungan penuh, materil maupun moril dari pendiri
RAS Fm itu sendiri, yaitu K.H. Abdul Rasyid Abdullah
Syafe’I. Melengkapi hal tersebut, pendengar loyal dari RAS
FM, para umat Islam juga menjadi faktor utama lain yang
masih berkaitan dan berpengaruh pada suksesnya RAS Fm
sebagai radio berbasis informasi seputar Islam hingga saat
ini.
Modal terakhir yaitu berkaitan dengan fasilitas. RAS
Fm saat ini telah memiliki perlengkapan siaran yang cukup
memadai, diantaranya adalah komputer, mic, mixer,
pemancar, studio on-air, studio tapping, kantor, dan ruang
meeting. Selain dari fasilitas konvensional tersebut, RAS Fm
juga memiliki ruang di media online, yaitu melalui website
www.rasfmjakarta.com dengan melakukan radio streaming.
Keberadaan RAS Fm di ranah online tersebut adalah sebagai
salah satu upaya pemanfaatan teknologi baru.
Meski begitu, pada saat ini RAS Fm baru fokus pada
website saja; dan beberapa sosial media sepert Instagram,
Facebook, dan Twitter. Selain itu, RAS Fm juga memiliki
channel Youtube-nya sendiri namun belum terlalu aktif
keberadaannya. Oleh karena itu, Perlu adanya optimalisasi
lebih lanjut oleh RAS Fm terkait platform digital ini.
Sehingga dengan satu kesatuan modal yang seimbang
diharapkan nantinya dapat meningkatkan andil dalam
pertahanan eksistensi RAS Fm di era media online ini.
78
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk pada rumusan masalah yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini, dengan judul Strategi
Radio 95,5 RAS Fm Dalam Mempertahankan Eksistensinya
Di Era Media Online dapat diambil tiga kesimpulan utama
sebagai berikut:
1. Strategi RAS Fm dalam mempertahankan eksistensinya di
era media online ditinjau dari Types of content (tipe isi
konten)
RAS Fm telah melakukan pengembangan konten
siarannya, yang semula hanya berisi ceramah agama, saat
ini sudah berisi 13 variasi konten siaran (10 program
harian dan 3 program unggulan) dengan bermacam-
macam jenis siaran, mulai dari ceramah agama, tadarus,
talkshow, features, info terkini, dialog interaktif, motivasi
hikmah, dan musik. Selanjutnya, dalam upaya
meningkatkan kualitas programnya, RAS Fm telah
melaksanakan manajemen strategi program. Mulai dari
perencanaan program hingga proses pengawasan dan
evaluasi program siaran.
79
2. Strategi RAS Fm dalam mempertahankan eksistensinya di
era media online ditinjau dari Types of audience (tipe
khalayak sasaran)
Dalam menentukan jenis khalayak sasaran, RAS
Fm melakukan segmentasi pasar. berikut poin-poinnya:
a. Secara geografis pendengar terbanyak RAS Fm
berada di wilayah Jakarta dengan cakupan jangkauan
siar Jabodetabek, hal ini diperkuat dengan hasil
penelitian Nielsen Wave 4 2018 yang menempatkan
radio RAS Fm pada urutan ke-10 kategori radio non
dangdut. Dan menjadikannya satu-satunya radio
keagamaan yang memiliki pendengar terbanyak di
Jakarta.
b. Secara demografis, pendengar RAS Fm didominasi
oleh perempuan dengan presentase 55% dan laki-laki
45%. Dalam rentang usia 20 hingga 50 tahun.
Kemudian, jika dilihat dai Socio Economyc Status
(SES), audiens RAS Fm secara berurutan ada pada
kelas B, C, dan A. Artinya, pendengar RAS Fm lebih
banyak yang merupakan pegawai kelas menengah
kemudian di susul dengan pegawai kelas bawah dan
minim pendengar dari kalangan pegawai tinggi.
c. Secara psikografi, pendengar RAS Fm merupakan
keluarga muslim yang dinamis, modern, religius, up
to date, berfikiran terbukan dan juga berwawasan
luas.
80
3. Strategi RAS Fm dalam mempertahankan eksistensinya di
era media online ditinjau dari Capital (modal)
RAS Fm memiliki modal awal dari umat Islam
yang merupakan filantropis-filantropis yang memiliki
keinginan untuk menyumbang karena kepentingan agama.
Kemudian, saat ini RAS Fm memiliki modal finansial
perusahaan yang berasal dari kerjasama dan iklan-iklan
yang masuk. Diantara perusahaan yang sedang melakukan
kontran kerjasama dengan RAS Fm adalah PT Soman
Indonesia, Madu Duma, dan Ensiklopedia Al-Qur’an.
Selain itu, dari sisi modal Sumber Daya Manusia
(SDM), RAS fm memiliki SDM dan manajerial yang
cukup potensial untuk bekerjasama dalam upaya
mempertahankan eksistensinya di era media online saat
ini. Kemudian, modal terakhir adalah fasilitan. RAS Fm
telah memiliki fasilitan yang memadai untuk siaran
konvensional sedangkan untuk media online masih terus
dilakukan pengembangan dan optimalisasi.
81
B. Saran
Guna pemanfaatan kajian ilmu yang terdapat dalam
penelitian ini, setidaknya ada beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai acuan, baik secara praktis maupun
akademis. Sebagai berikut:
1. Saran Praktis
Mengingat keberhasilannya dalam
mempertahankan eksistensi di era media online, RAS Fm
diharapkan dapat terus mengoptimalkan platform media
digital guna meningkatkan pondasi untuk berdiri di zaman
serba online seperti saat ini. Sementara itu, keberhasilan
yang diraih RAS Fm juga tidak lepas dari loyalitas
audiens dalam mendengarkan siaran.
Berdasarkan hal tersebut timbul harapan lainnya
untuk RAS Fm, yaitu dengan mengadakan kolaborasi
antara pihak RAS Fm dan audiens ketika hendak
menentukan program siaran. Selain dapat memenuhi
kebutuhan audiens, hal tersebut juga menjadi kesempatan
mempererat hubungan emosional diantara keduanya.
Sehingga loyalitas audiens terhadap RAS Fm dapat terus
meningkat.
2. Saran Akademis
Penelitian ini berhasil dirampungkan oleh peneliti
salah satunya adalah karena faktor dukungan yang
diberikan oleh para akademisi. Berkaitan dengan hal
tersebut, peneliti berharap dengan catatan-catatan yang
terdapat dalam penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi
82
dan peluang untuk memperluas kekayaan ilmu
pengetahuan, baik untuk penulis maupun pembaca.
Selain itu, mengingat keterbatasan rujukan ketika
penyusunan penelitian ini. Diharapkan dengan keberadaan
skripsi ini dapat menjadi tambahan sumber rujukan pada
penelitian-penelitian berikutnya terutama di bidang
strategi radio – mass media.
83
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arifin. Anwar. 1984.Strategi Komunikasi. Bandung: Armilo
Effendy, Onong Uchjana. 1983. Human Relation dan Publik Relations Dalam
Manajemen.Bandung: Alumni
Effendy, Onong Uchjana. 1990. Radio Siaran dan Praktek.Bandung: Alumni
Halik. Abdul.2013. Buku Daras: Komunikasi Massa. Makassar: Alauddin
University Press. ISBN
Hutabarat, Jemsly&Huseini, Martini.Strategi: Pendekatan Komprehensif dan
Terintegrasi Strategic Excellence dan Operational Excellence Secara
Simultan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis.Jakarta: PPM
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta:
Kencana
Maknun, Djohar. 2017. Ekologi: Populasi.komunitas.ekosistem.Cirebon:
Nurjati Press
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional.Yogyakarta: LkiS
YogyakartaMorissan.Manajemen Media Penyiaran. Strategi Mengelola
Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. 2009
Morrissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada
Nasrullah, Rulli. 2020.Metode Penelitian Jurnalisme Pendekatan
Kualitatif.Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Rachmat. 2014. Manajemen Strategik.Bandung: CV Pustaka Setiacet. 1
Resosoedarmo.dkk.. 1990. Pengantar Ekologi.Bandung: Remaja Rosdakarya
Romli. Asep Syamsul M..2018. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media
Online. Bandung: Nuansa Cendikia
84
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan
Komunikasi.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Siyoto, Sandu & Sodik, Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.Sleman Yk.:
Literasi Media Publishing
Jurnal
Ahmad, Nur. 2015. Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik.Jurnal
STAIN Kudus Vol. 3. No. 2
Herawati, F. Anita dan HH.,Setio Budi.2007. Ekologi Media Radio Siaran di
Yogyakarta.Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 4. Nomor 2
M Miftah.fungsi dan peran media pembelajaran sebagai upaya peningkatan
kemampuan belajar siswa.Jurnal Pendidikan
Munajar, A. dkk.. 2018. Memilih Segmentasi Penonton dalam Perencanaan
Program Televisi.Jurnal Abdimas BSI. Vol. 1 No. 3
Muslim.Varian – Varian Paradigma. Pendekatan. Metode.dan Jenis
Penelitian dalam Ilmu Komunikasi.Jurnal Wahana. Vol. 1. No. 10.
Ganjil. Tahun Akademik 2015/2016 ISSN 0853-5876
Rahayu, Tresna Yumiana dan Katili, kaartini Rosmalah Dewi. 2019. Strategi
Program Radio dalam Mempertahankan Eksistensinya.Jurnal Makna
Volume 4. No. 1. Maret
Rijali, Ahmad. 2018. Analisis Data Kualitatif.Jurnal Alhadharah. UIN Antasari
Banjarmasin. Vol. 17 No. 33 Januari – Juni
Warter Agustim.Segmentation. Targeting and Positioning Analysis by
Broadcasting Program Radio Mitra 97.0 Fm Batu City. Jurnal
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
85
Website
http://rasfmjakarta.com/tentang-kami/lintas-sejarah/ diakses pada 28 Februari
2021 Pukul 19.07 WIB
http://www.yoodeo.com/media/files/ses.pdf Diakses pada 15 Maret 2021 pukul
20.54 WIB
https://academic.oup.com/joc/article-
abstract/34/1/103/4282797?redirectedFrom=fulltextDiakses pada 6 Juni
2021 pukul 21.15 WIB
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_radio_stations_in_Jakarta Diakses Pada
13 April 2021 Pukul 16.05 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halimah_Alaydrus Diakses pada 22 Mei 2021
Pukul 00.30 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Cholil_NafisDiakses pada 22 Mei
2021 pukul 00.30 WIB
https://tirto.id/cara-radio-bertahan-merambah-ke-media-online-hingga-jualan-
obat-edmp Diakses pada 15 April 2021 pukul 19.50
https://www.cekaja.com/info/daftar-stasiun-radio-terbaik-di-jakarta(Diakses
pada 15 Januari 2021 pukul 21.41 WIB)
http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-
pengelompokan-dan-contoh Diakses pada 3 Januari 2020 Pukul 16.22
WIB
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/23/hanya-13-persen-
masyarakat-yang-masih-mendengarkan-radio(Diakses pada 15 Januari
2021 pukul 21.41 WIB)
https://sunnah.com/mishkat/2/29 Diakses pada 15 Januari 2021 pukul 21.41
WIB
86
Skripsi
Aini, Alifta Qiro’atul.2019. Strategi Radio Swara Kendal FM dalam
Mempertahankan Eksistensinya di Era Media Online.Skripsi S1
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam. Universitas Negeri Walisongo. Semarang
Fitriah, Siska.2014. Strategi Komunikasi Radio 95,5 RAS FM Jakarta Pada
Program Cahaya Sore Pesantren On Air.Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Putri, Titis Kirana Mega.2018. Strategi Perencanaan Radio MQ FM
Yogyakarta dalam Persaingan Industri Penyiaran.Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Transkip Wawancara
Nama : Abdul Muis
Jabatan : Marketing Manager 95,5 RAS FM
Tgl. Wawancara : 3 Maret 2021 (Wawancara Pertama)
P : RAS Fm sebagai sebuah stasiun penyiaran yang
memilikifungsi untuk memberikan informasi edukasi
terkait dakwah keislaman. Sebenarnya, apa yang
menjadi awal mula dibangunnya stasiun Radio 95,5
RAS Fm ini ??
N : Jadi awal mulanya dibangunnya stasiun radio ras fm ini
karena pada saat tahun 1996, itu ka nada gejolak
G30SPKI terus masalah masalah keislaman inikan
jarang di publikasikan nah disitu media islam dalam
artian jarang tuh pada saat itu belum ada radio islam.
Keluarlah inisiasi dari KH Abdullah Syafi’i, pendiri
perguruan asyafiiiyah untuk mendirikan radio, waktu
itu radinya namanya assyafiiyah. Jadi berdirinya ini
bukan radio ras radio alaka salam, jadi cikal bakalnya
dulu namanya radio assyafiiyahpada saat itu.
Berdirinya radio assyafiiyah, sebagai radio dakwah
kebetulan beliau kan pendakwah KH Abdullah syafii,
sebagai apa namanya corong, corong dakwah di
Jakarta. Nah seiring berkembangnnya waktu,
assyafiiyah ini, bermetamorfosis menjadi radio FM.
88
Jadi didirikan, karenakan ga boleh, satu nama AM dan
FM, jadi harus dipisah. makanya keluarlah nama radio
alaika salam ke FM-nya. Radio AM-nya masih ada di
pergugruan islam assyafiiyah. Jadi berdirinya RAS FM
ini untuk FM-nya, seperti itu.
P : Baik, kalau berbicara mengenai sebuah lembaga,
instansi, atau perusahaan, tentu ada sebuah visi dan
misi di dalamnya. Nah apa yang menjadi visi dan misi
dari radio RAS Fm ini sendiri??
N : Jadi tujuan atau misinya radio ras fm ini menjadi radio
dakwah islami yang lembut, bukan sifatnya menyerang
tapi bagaimana menyampaikan dakwah-dakwah yang
rahmatan lilalamin seperti itu. jadi tapi disitu di
combine dengan informasi dan music juga ada. Ada
musik. Jadi radio inikan fungsi radio kita sesuaikan
dengan fungsinya radio, bukan hanya dakwah aja tapi
radio ini juga sebagai media informatika atau media
informasi kepada publik, jadi kita yang muslim
dinamis lah, ga islam yang moderat, yang terlalu kaku,
ngga, kita radio muslim yang modern, yang fleksibel.
P : Jika diperkenankan, dalam berdirinya RAS Fm ini,
siapa saja anggota yang berada dalam struktural RAS
Fm ?
N : Dalam struktural itu, kalo saat ini, ownernya itu KH
Abdurrasyid Abdullah syafii (ketua yayasan
assyafiiyah seluruh Indonesia) salah satu pendirinya,
89
salah satu ketuanya, direkturnya alwi rasyid, kalau
untuk manajer keuangannya qotrun nada, HRD nya
juga bu qotrunnada, untuk keuangan administrasi
Yahya M lutfi, untuk manajer program namanya mas
boni indrawan sekalian merangkap music director dan
dibantu sama teman-teman yang lain untuk penyiar.
Penyiar ada abdul rival, ivana, dimas, ramadhan.
Jumlah penyiarnya ada 6.
P : Ok baik, radio RAS Fm ini memiliki slogan atau
tagline ‘the real moslem station’ .apakah bisa
dijelaskan secara singkat asal usul dan maksud dari
program tersebut ?
N : The real moslem station itu maksudnya program-
program kita itu berkenaan dengan moslem station,
dalam artian segala bentuk program itu berkaitan sama
fungsi religi, dalam artian seperti itu. Kemudian kita
menjadi barometer masjid dan musola di jabodetabek,
maksudnya jadi barometer seperti apa, jadi kalo
misalnya adzan nih mau maghrib mau subuh, itu rata-
rata masjid musola disini nyetel radio ras fm, pernah
denger ga asmaul husna ‘ya man huwallahuladzi’ itu
dari radio sini tuh. Ah jadi kita tuh boleh dibilang
menjadi parameter bisa juga, parameter radio moslem
station. Karena satu-satunya radio muslim saat ini
hanya RAS FM untuk FM, gaada lagi radio muslim.
Dulu ada namanya radio muslim FM punya attahiriyah
90
sekarang berganti nama menjadi GEN FM. Jadi GEN
FM itu dulunya radio muslim station attahiriyah punya.
Jadi kita satu-satunya radio muslim, bayangkan kalo
gaada ras fm gaada di Jakarta, sementara radio yang
non-muslim tuh banyak di Jakarta, kalo gasalah 7.
Padalah kita yang mayoritas.
P : Radio di Indonesia ini, beragam, ada yang musik saja,
dangdut saja, pendidikan saja, dan bahkan mengemas
konsep religius seperti RAS Fm. Dari banyaknya radio
ini, persaingan di dunia penyiaran radio ini terasa
sangat ketat, apalagi jika melihat fakta, kebanyakan
pasar audiens lebih menyukai radio hiburan dibanding
radio yang berkonsep religius. Dari hal ini timbul
pertanyaan, apa yang membuat RAS Fm ini terus
bertahan hingga saat ini ??
N : Sebetulnya kalau fungsi bertahan itu masalah keimanan
si sebetulnya. Kalau kita bicara materi saya rasa
tentunya pengiklan itu lebih condong ke radio
konvensional, kenapa? Kalo radio muslim tu kan
terbatas scub-nya, jadi kalo radio konvensional
mungkin lebih luas all segmen all religi semuanya bisa
masuk. Tapi pertanyaannya ko bisa bertahan gitu, ya
jadi kita kembali lagi ke fakta yang saya bilang kita
radio muslim satu-satunya yang ada di Jakarta dan kita
bisa eksis karena kita mempunyai ya boleh dibilag
beberapa inilah supporter – supported, atau yang bisa
91
dikatakan beberapa perusahaan syariah sekarang kan
banyak berdiri juga, dan itu merupakan pangsa kita,
gitu, jadi, lembaga-lembaga syariah, pegadaian syariah,
bank syariah ini merupakan rekan-rekan kita yang bisa
mensupport kita itu dari sisi periklanan gitu. Periklanan
itu merupakan pendapatan, jadi kalo gaada iklan gaada
pendapatan, perusahaan apapun dia kalo gaada
pendapatan pasti tutup. Jadi kita bisa eksis seperti itu,
ada lembaga lembaga islam ya ada produk produk
islam yang beriklan yang masih beriklan di kita,
makanya kita masih bisa bertahan.
P : Zaman sekarang adalah saat dimana media
konvensional atau tradisional seperti radio dan televisi
mulai mengalami keredupan, sebab adanya media
online atau media dengan platform digital, nah dari
adanya pergeseran zaman media ini, banyak radio yang
mulai melakukan strategi menambah cakupan audiens
dengan menyediakan fitur streaming radio di website,
pertanyaannya, apakah strategi yang digunakan oleh
RAS Fm menghadapi fenomena pergeseran media ini
??
N : Jadi gini, jadi kalo sebuah radio itu bagaimana dia
menjadi kuat saat ini, dia harus memiliki streaming
media sosial, termasuk radionya sendiri. jadi kalo radio
streaming itu tentunya kalo misalnya seorang pengen
dengerin radio dia berbayarkan, kena kuota kan,rata-
92
rata pendengar itu malesnya kena kuota, jadi kita tuh
disitu istimewanya, bisa di media sosial kita bisa, ya
streaming juga main, terus ga bayar juga bisa tanpa
kuota, jadi boleh dikatakan bagaimana ko bisa bertahan
disaat pandemic atau disaat dikelilingi oleh media-
media online, media-media sekarang kan pergeseran
ya, nah disitu kita tetep menyikapinya, kita tetep masuk
ke media online, di radionya teteap main, tetap jalan.
Gabisa misalnya kita buat radio streaming, kita udah
pernah coba juga beberapa teman saya itu radio
streaming, namanya fauzan, sampai ribuan
pendengarnya tapi tetep aja gakuat, jadi radio
streaming itu rata-rata ga kuat. (gakuatnya apa karna
persaingannya kah atau karna apa?) karena radio hanya
ada kalo ga salah satu di kemang radio FM apa gitu,
radio anak muda korea, karena kebetulan sedang
musim korea, karena kebetulan sedang musim korea,
kalau sudah ngga musim bagaimana. Jadi ga fleksibel.
Jadi bagaimana kuatnya radio konvensional saat ini,
radio itu tetep kuat bagaimanapun dia, dia bisa masuk
ke media sosial, media online, tapi yang online belum
tentu bisa masuk radio biasa. (pakar ada yang bilang
kalo radio gabakal mati) ya iya bisa dilihat seperti saat
ini banyak mereka yang mencoba bergaya radio seperti
podcast. Itu kan gaya gaya radio.
93
P : Sebuah stasiun penyiaran, tentu memiliki program-
program yang disiarkan di dalamnya, apakah bisa
dijabarkan program apa saja yang ada di RAS Fm
?kemudian, apa yang menjadi keunggulan dari program
siaran di RAS Fm ini ?
N : (Program-program liat di compro)Tambahan : kenapa
radio bisa bertahan ? apalagi kan radio muslim saat ini,
apalagi pas pandemi saat ini, orang lagi butuh tausyiah-
tausyiah, takut mati karena korona, nah itu satu.
Kemudian, orang nyetir mobil itu gabisa sambil
nonton, hanya bisa denger, dia pasti setel apa? Radio.
Misalnya, nabila lagi masak gabisa sambil nonton tv
tapi bisa sambil denger radio. Jadi ada beberapa
kemenangan radio, ada segmen radio yang gabisa
dipegang segmen lain. Trus kalo orang deh coba
denger mp3 gitu dengerin music pasti bosan, apalagi
orang-orang tua, pasti dengerin ceramah nih, ah gua
mau mati nih, apanih yang gua buat bekel mati nih, gaa
orang kaya ga orang miskin pada takut mati juga,
semua masuk neraka. Jadi kalo ditanya apa keunggulan
dari radio muslim station, itu muslim station itu ada
program tausyiah ada program agama, begitu buka, dia
ceramah isinya, nah disitu siraman rohani diperlukan,
baik muda tua mau laki mau perempuan mau kaya apa
miskin dia pasti butuh itu. Itu kalo ditanya ada
persegmennya ga, ya gaada segmen, karena kematian
segmennya untuk semua.
94
P : Apakah dalam menentukan sebuah program siaran,
radio RAS Fm melakukan riset pasar ?yang pada
akhirnya akan menghasilkan program yang diinginkan
audiens ?
N : Kalo kita menentukan program itu, kita punya tenaga
ahli lah ya boleh dibilang yang bisa memberikan
masukan-masukan ke radio, dalam artian disini kan
radio-radio muslim kadang-kadang dari teman-teman
ulama atau ustadz lah, jadi disini dia memberikan
masukan ‘oh program yang seperti ini bagus, seperti ini
bagus’ tapi kalau misalnya untuk riset pasar ya
namanya radio muslim itu susah dikategorikan masuk
pangsa, kalo kita sesuaikan dengan keinginan pangs,
kita bukan radio full komersial gitu, maksutnya kita
berbayar tapi kalau kita memposisikan diri komersial
pun saat inipun ya susah juga gitu, (berarti lebih
kepada masukan orang sekitar) dalam artia para ulama
habaib kan gitu dari ustadzah, halimah alydrus, banyak
lah yang mempengaruhi dalam penentuan program.tapi
insya allah program-program kita yang dinamis lah,
yang ngga moderat kayak gitu
P : Dalam melakukan penyiaran setiap program yang ada
di RAS Fm, bagaimana step by step dalam
produksinya ?
N : Ya kalo setiap programnya itu, ada yang live ada yang
recording, jadi kalau dia live step nya tuh tentunya
95
program tuh berkenaan dengan narasumber siapanih
misalnya khalil nafis yang bakal menjadwal misalnya
setiap hari jumat, nah khalil nafis itu sudah deprogram
dijadwalkan. Dalam artian, dia masuk ke ruang on air
tapi kalau misalnya saya gabisa datang hari ini, dia
masuk ke ruang produksi nanti diproduksi untuk
ditayangkan setiap hari jumat itu. (kalo dir as fm itu
scripting atau improve?) kalau itu rata-rata si improve
si, improve dari penyiar, kecuali ada pesanan tersendiri
apa gitu missal dari dinas kesehatan. Biasanya yang
improve itu live, kadang-kadang kan penyiar itu kan
bisa improvisasi tentang pertanyaan-pertanyaan, karena
kan narasumbernya tidak memberikan script. Kalau
dikasih script tentunya ini ya sesuai script tetapi tetap
di improve, kebanyakan seperti itu. Pertanyaan by
order
P : Kalau dalam dunia penyiaran, kita biasa mendengar
kata prime time atau waktu yang paling utama. Dari
program-program yang dimiliki RAS Fm, bagaimana
strategi pembagian waktu dari program-program
tersebut sehingga ada efektifitas waktu di dalamnya ?
N : (Jawabannya di compro) biasanya prime time itu pagi,
biasanya jam 6789 atau jam 10, kalau untuk jam sore
ada di jam 456 itu prime time. Kenapa ? orang
biasanya nyetir mobil itu pagi berangkat kerja nah
orang setel radio tuh, siang sampe kantor matiin tuh
96
radio paling main hp kan tuh, youtube atau apa, nah
pulang lagi sore jam 4 setel lagi radionya itutu jam
prime time, itu pendengarnya banyak tuh. Tapi tidak
menutup kemungkinan juga yang di rumah juga bisa.
Karena dikatakan prime time maka banyak kan
pendengarnya. Sebetulnya itu asumsi kenapa?
Sebenernya kan bisa dimana aja orang dengerin radio
pas lagi nongkrong-nongkrong juga bisa, ya tapi
kebanyakan saat nyetir, ya gimana ga tau karena
kadang-kadang kalau acara pagi banyak responnya,
misalnya ada komersial nih ada produk yang mau di
talkshowin, mau jualan nih misalnya kayak tadi nih
pagi jam 7 ada dari Surabaya yang talkshow disini
namanya ensiklopedia quran dan hadis, dia talkshow
jam 7, kenapa jam 7 ?karena responnya banyak,
banyak yang beli gitu, coba jam 9, gaada yang beli.
Berartikan mulai dari pagi orang-orang udah nyalain
radio sambil memulai aktivitasnya.
P : Selama RAS Fm melakukan siaran, sejak tahun ___
hingga saat ini, apakah pernah ada sebuah kegiatan
penyusunan ulang program-program yang sekiranya
ternyata setelah di evaluasi kurang diminati oleh
audiens ?
N : Kalau perubahan program, tidak di minati, itu
kecondongannya ke music si sebetulnya, karena gini
ya, ada identik radio adalah music dan music adalah
97
radio ya, tiu jaman dulu. Sekarang tuh radio itu lebih
kontennya informasi, kenapa dibilang music, sekarng
orang mah kalau music tuh mp3 lebih appa paling hp
music-musik aja isinya, tinggal setel music. Jadi kalau
dulu seperti itu. Kita juga ada program setiap kamis
malam, jam 9, namanya Al-Jazeerah, nah itu
pendengrnya dari luar, dari Saudi karena penyiarnya
bahasa arab kan, nah banyak tuh pendengarnya dari
luar, dari Singapura dari Hongkong. Pakai streaming
itu tadi, kalau radio biasa ngga nyampe jangkauanya.
P : Baik, untuk segmentasi audiens dari Radio 95,5 RAS
Fm ini, apakah ada analisis khusus di dalamnya, dari
segi geografis, demografis, psikografi, dan behavior ?
misalnya, secara geografis RAS Fm paling banyak di
dengar di wilayah pasar minggu, secara demografi,
RAS Fm kebanyakan yang suka adalah mahasiswa
tingkat akhir atau kebanyakan yang mendengar adalah
orang dewasa.
N : (Ada di compro) SES nya tuh BCA. SES = Social
economy, misalnya orang berduit tuh ada juga
kategorinya, kelas a kelas b kelas c, kelas a itu boleh
dikatan itu kelas eksekutif, terus kelas b itu sosial b,
trus kalo c agak di bawah lagi, nah itu kelasnya. Usia
20-50, call id nya sahabat ras fm. Karena waktu itu
saya pernah buat acara 4 atau 5 tahun lalu, saya iseng
buat acara wisata religi, waktu itu perjalanannya kalo
98
ga salah dari makam kh Abdullah syafii pondok gede
trus acaranya ke pantai matahari, saya buat panggung
disana, itu yang ikut sekitar 12 bus, padahal itu saya
kenai biaya 100k. awalnya dari obrilan sama teman-
teman, katanya ada pendengar yang mau gini-gini-gini,
yok kita buat yok blabla.
P : Dalam teori ekologi media dari Dimmick dan
Rothenbuhler, dikatakan bahwa media dapat bertahan
di dunianya jika memenuhi tiga hal, yaitu tipe konten
atau program, yang kedua tipe audiens atau segmentasi
pasar, dan yang ketiga adalah capital atau modal. Nah
untuk poin ke-satu dan dua sudah dibahas sebelumnya,
sekarang masuk ke poin ketiga. Baik, jadi, untuk modal
awal hingga saat ini RAS Fm mendapatkan sumbernya
darimana ?apakah sponsor, investasi, atau pribadi.
N : Kalo modal waktu berdiri saya kurang tahu lah ya,
secara objektif si kurang tau, tapi menurut saya dari
umat, karena apa ?karena pastinya ya umat lah, karena
ingin berdiri juga radio muslim. Tapi kalau ditanya
saat ini, pendapatan ya dari iklan, (salah satu
perusahaan yg masukin dana?) kita bukan dimasukin
dana tapi kita kerjasama seperti saat ini kita kerjasama
dengan pt soman Indonesia, sama madu duma, trus saat
ini ensiklopedia al quran dan insya allah pegadaian
syariah. Banyak sih produk-produk yang makanya saya
bilang tadi ada produk produk yang islami yang insya
99
allah bekerja sama sama kita. Alhamdulillah masih ada
yang bekerjasama dengan kita.
P : Baik, untuk pertanyaan terakhir, saya sangat paham
jika bersaing di industry penyiaran saat ini bukanlah
hal yang mudah, terutama radio. Apa saja si yang
menjadi faktor pendukung dan penghambat Radio 95,5
RAS Fm ini dalam mempertahankan eksistensinya atau
keberadaannya saat ini?
N : Ya kalo penghambat itu ya kadang-kadang suasana
seperti ini ya penghambat juga, protokoler, tapi kalo
untuk penghambat secara umum gaada yang terhambat.
Paling kalau cuaca aja jadi berpengaruh ke alat teknik,
(klo untuk narasumber gimana) kalo narasumber gaada
kesulitan karena kan by zoom itu dia makanya jadi
kalau kesulitan gaada yang sulit, gara-gara
disosialisasikannya sistem by zoom seperti itu.
Pendukungnya harus tetap ada ya secara spesifik si ya
umat islam lah yang pasti, karena umat islam butuh
sumber informasi, kalau ini ngga ada bisa kamu
bayangkan radio satu-satunya tuh gaada lagi, satu-
satunya radio muslim gaada lagi, sisanya radio
konvensional atau nasrani. Dasar hukum PT persero
terbatas – siup.
100
Tgl. Wawancara : 10 Mei 2021 (Wawancara Kedua)
P : Dalam wawancara pertama, sudah sempat terbahas
mengenai visi dan misi dari RAS fm saat ini ya Pak ..
Nah, masih terkait dengan hal tersebut, dari RAS Fm
sendiri apakah ada visi khusus untuk 10 tahun ke
depan? Atau sederhananya bagaimana RAS Fm 10
tahun mendatang? Apakah ada rencana untuk membuat
podcast atau aplikasi khusus untuk RAS fm sendiri?
N : Mungkin RAS fm untuk ke depannya menyiapkan
podcast yang tadi anda sampaikan. Tetapi pada
dasarnya, kita sedang berusaha untuk mengganti
beberapa konten yang lebih sesuai dengan zaman,
sekarang dan nantinya.Yang mana konten-konten
tersebut disesuaikan dengan platform-platform yang
ada. Tentu dalam pengembangan kita harus ada di
berbagai platform, seperti media online maupun offline
itu sendiri. Sehingga ke depannya RAS fm able di
segala platform digital.
Mungkin sepuluh tahun ke depannya, RAS fm untuk
lebih besarnya, akan mulai melakukan penyesuaian ke
arah media digital atau online itu sendiri, youtube
misalnya ya dengan podcast. Saat ini podcast sedang
dalam tahap perencanaan ya, lagi di prepare.
P : Apakah RAS Fm sudah mulai investasi properti masa
depan?? Dalam artian seperti alat-alat produksi yang
lebih modern, misalnya peningkatan spesifikasi
101
komputer atau laptop untuk editing kemudian
penyesuaian-penyesuaian lain terkait perkembangan
teknologi ?
N : Kalau untuk perkembangan teknologi ya pasti kita
sesuaikan dengan kebutuhan. Kalau memang
peningkatan spesifikasi komputer sebagai alat produksi
untuk konten ke media online nantinya, pasti kita akan
usahakan. Tapi, saat ini belum ada, karena masih pada
tahap perencanaan. Saat ini, peningkatan masih
difokuskan ke properti yang ada. Seperti kemarin,
menara pemancar baru saja ditingkatkan jangkauannya,
begitu. Insya Allah untuk sekarang ya semua alat siaran
di RAS fm ini sudah cukup mumpuni untuk digunakan
sebagai alat siar.
P : Mengenai faktor pendukung yang sudah pernah
dibahas pada wawancara pertama, salah satu faktor
pendukung RAS FM ini kan umat ya Pak dari sisi
eksternalnya, kalau dari sisi internalnya bagaimana
Pak?
N : Kalau untuk faktor pendukung dari internal ya itu dari
manajerial RAS fm itu sendiri. Kiyai Abdul Rasyid
Abdullah Syafe’I yang masih sangat concern dengan
urusan spesifik mengenai islam dan memikirkan
bagaimana RAS fm ini survive di setiap zaman.
intinya, seluruh sumber daya yang ada di RAS fm ini
saling menguatkan dan berkeinginan besar untuk terus
102
mempertahankan keberadaan RAS fm ini. Dukungan
manajerial ini pun jadi semakin kuat lagi ketika ada
dukungan dari umat itu sendiri. Karena selain
dukungan material, moral itu yang lebih utama, Alifa.
P : kalau dari faktor penghambatnya bagaimana Pak ?di
wawancara pertama telah dibahas penghambat dari
faktor eksternal mengenai cuaca yang buruk, lalu kalau
penghambat dari internalnya sendiri ada atau tidak Pak,
misalnya dari SDM nya seperti itu ?
N : Faktor internal penghambat ya, teknis siaran itu tadi,
dan mungkin kalau dari SDM nya sendiri pasti ada ya.
Tapi ya itu lebih ke personal problem saja, dan
Alhamdulillah masalah-masalah tersebut bukan yang
besar sehingga harus bagaimana-bagaimana. Dari
internal ada namun bisalah disolusikan secara
musyawarah, seperti itu.
103
Nama : Arif Faturrahman, M.Si
Jabatan : Anggota Bidang Isi Siaran KPID
Provinsi DKI Jakarta
Tanggal Wawancara : 17 Maret 2021
P : Menurut Bapak, apakah di tengah pergeseran media
konvensional ke media online, apakah eksistensi Radio
masih bisa bertahan ?jika iya mengapa dan jika tidak
mengapa ?
N : Saya kira radio dari konvensional yak e online itu ya
masih bisa, karena pecintanya itu banyak, terutama
merka yang barangkali sehari-harinya ada di mobil
kayak gitu, tapi memang polanya atau metodenya yang
dirubah. Dulu barangkali dengan alat yang biasa
sekarang yang online kan. Kan bisa semua kan, jadi
peralatannya juga dirubah. Contoh sederhananya,
analoginya, ojek ya, ojek sekarang online bisa kan, nah
komunikasi juga begitu. Tv juga begitu, makanya
platformnya yang diubah. Misalnya kan kanal-kanal
begitu, kayak tv sekarang di youtube juga banyak, dan
mereka menyiarkannya di youtube juga banyak. Saya
kira eksistensi media apapun bisa tetap eksis atau tetap
ada selama platform dan sasarannya juga menjadi
catatan penting untuk di kondisional, jaman sekarang
gimana polanya. Intinya, saya kira radio masih akan
tetap eksis.
104
P : Sedikit lebih mendetail, Radio di Indonesia ini kan
memiliki beragam konsep, mulai dari musik pop saja,
dangdut saja, edukasi, news, dan religius. Kalau dilihat
dari konsepnya, saat ini audiens lebih menyukai radio
hiburann seperti prambors dibanding dengan radio
yang mengemas konsep agamis. Nah, kalau dari
mayoritas audiens saja lebih menyukai radio hiburan,
apakah radio yang mengemas konsep agamis ini akan
tetap bisa bertahan ?
N : Ya tetap saja bertahan, saya bilang dari awal bahwa
sasaran atau objek penerima konten itu kan ga
semuanya sama. Jadi kalau itukan segmentasi radio itu
berbeda-beda. Misalnya ada radio yang memang
segmentasinya berita, kayak elshinta. Lalu, prambors
kan music. Nah kalo agama tetap ada, nah tetapi
memang banyak juga radio yang memang tidak fokus
dia punya radio sendiri tentang. Karena begini, itukan
selain konten kan yang namanya radio perlu juga yang
namanya pengembangan industry, banyak karyawan-
karyawan yang harus di gaji kan begitu. Jadi buat saya
konten apapun tetap diminati karena tidak semua
manusia atau pendengar memiliki minat yang sama.
Dan biasanya itu sesuai umur. Ya kalo umurnya dari 40
ke 50 ga mungkin juga yang milenial kan. Kalo ibu-ibu
yang suka ke majlis talim pasti lebih suka yang agama-
agama. Nah tinggal bagaimana radio memberikan
konten yang baik gitu, produksinya yang memikat
105
begitu, misalnya ada ustad baru atau konten baru ya
dihadirkan. Misalnya biasanya saya melihat begini,
kalau misalnya bukan di radio saja tapi di media-media
lain lagi viral nih, namanya ustad kiyai dan bagus
kontennya dan tidak sara atau tidak memecah belah itu
wajib dihadirkan di setiap radio saya kira. Tapikan
kalau sekarang kan ujung-ujungnya rating, kalo rating
itu kan polanya, pake peneliti yang beda, pake orang
luar negeri, saya kira tetep yang namanya keagamaan
akan terus ada. bukan hanya di radio di tv juga ada di
instagram apalagi. Apalagi sekarang ada juga sedikit-
dikit hijrah. Bahkan artis banyak yang berdakwah.
Tetapi memang pola ngajaknya. Jadi tema-tema agama
tetap eksis selagi masih banyak juga masyarakat yang
ingin mendengarnya, lalu bagaimana media radio itu
sendiri mengedukasi. Kan radio tugasnya media lalu
sebagai edukasi kek hiburan kek informasi kan begitu.
Jadi kalau misalnya kalau informasi aja juga bête juga.
P : Dalam teori ekologi media oleh Rothenbuhler,
disebutkan bahwa media bisa bertahan dengan
memperhatikan 3 aspek, salah satunya yaitu tipe isi
konten. Nah dalam penentuan isi konten ini apakah
perlu diadakan survei kebutuhan audiens dalam
penetapan konten atau programnya ?apakah cukup jika
hanya mendapatkan ide program dari para tokoh
ternama ?
106
N : Ya bisa saja, tetapi kan itu biasanya random ya. Jadi
begini, di kpi juga ada juga indeks survei berkualitas
ada, tapi di universitas veteran tv ya. Nah bagus itu,
bisa survei radio juga, radio kan ratusan itu lebih
banyak dari tv, nah segmentasinya betul tuh, beda-beda
tetapi maksud saya survei itu ya gapapah, dari
akademisi kerjasama berarti, bisa saja kpi atau kpid
dengan universitas uin bisa saja, tapi kan itu perlu dana
lalu sdm lalu bagaimana konten itu bisa dilihat lalu itu
nanti akan menjadi rujukan baik media atau universitas
lain dalam melihat mana saja si yang harus ditonton
mana yang ga harus, lalu bagaimana si tontonan yang
baik dang a baik, nah makanya saya kira baguslah ada
survei itu. Cuma nanti pendapat usianya juga dibedain
gitu. Lalu apakah masyarakat umum atau ada semacam
kelompok cluster-cluster dibedain. Misalnya kan ibu-
ibu dan anak muda beda yang ditanya pasti mereka
jawabannya ketahuan nih. Dilihat dari fisik itu udah
kelihatan bagaimana keinginan dia menonton.
P : Jadi subjek penelitian saya adalah Radio RAS fm, yang
mana radio ini satu-satunya radio muslim di Jakarta.
Seorang narasumber dari RAS fm mengatakan bahwa,
radio ini susah masuk pangsa jadi untuk melakukan
survei juga agak susah. Sehingga RAS fm ini
memutuskan untuk berdiskusi dengan ahli seperti
ulama dan beberapa tokoh terkait program siaran, sebut
107
saja Pak Cholil Nafis dan Ustadzah Halimah Alaydrus.
Menurut Bapak tindakan seperti ini adalah sesuatu
yang wajar saja atau sebenarnya lebih baik melakukan
riset pasar terkait konten ?apakah hal ini dapat
menyebabkan penurunan pasar audiens ?
N : Ya ga jadi masalah, itukan yang namanya kebijakan,
kebijakan radio itu sendiri, selama misalnya yang
menjadi rujukan itu adalah tokoh agama yang
mumpuni punya kredibilitas soal keagamaan kemudian
keilmuan yang mutawatir bukan ngambil dari google.
Ya kan itu karena kita bisa juga ngeliat dari google kita
kan bisa lihat. Misalnya, ada dari hadis atau apa ada
Prof Quraish Shihab lalu ada juga itu di uin juga
banyak, doctor-doktor yang kompeten saya kira, dan
saya kira itu media perlu mengajak tokoh-tokoh seperti
itu bukan hanya dia yang ngajak satu orang satu orang,
harus ada yang namanya misalnya kayak dialog
‘bagaimana si konten keagamaan saat ini’ kaitannya
tentang kebangsaan, kepemudaan, apalagi sekarang
mohon maaf, di tv tv atau mana, yang alay-alay lebih
laku, yang ceramah juga begitu. Malah masyarakat
tidak suka dengan konten yang sedikit monoton
walaupun itu bagus isinya, hadis. Tapi ngga mereka
lebih suka yang alay, makanya di rt rw kalau mau
ngundang ceramah pasti ustad yang banyak lucunya,
misalnya ustadz tile gitukan, nah tetapi memang itukan
lagi-lagi ke penontonnya ke audience nya, dia sukanya
108
pola yang mana. Kalau yang seneng hiburan ya
hiburan. Kalau yang suka serius diskusi berarti yang
serius. Jadi ngga jadi masalah mereka mau ngambil
rujukan untuk diminta pendapatnya gitu ya itukan
polanya narik ya. Yang lebih bagus lagi, mereka
mengajak beberapa tokoh. Kan semua tokoh agama
atau penceramah kan beda-beda, dari ormas juga beda.
Diambil dari segala sisi. Nah yang salah itu yang tidak
punya sanad keilmuan yang jelas.
P : Kalau dari KPID sendiri ada ga sih Pak standarisasi
khusus untuk tiap tiap radio ?misalnya radio hiburan
harus seperti apa isi siarannya dan batasannya apa,
kemudian radio agamis harus seperti isi siarannya apa
dan batasan siarannya apa ?
N : Kalau KPI itu ada yang namanya kitab sucinya,
undang-undangnya, pedomannya, P3SPS sama isi
siaran, itu dua hal yang sangat beda. Yang pertama
adalah masalah konten, kan standar siaran, yang kedua
perilaku penyiaran. Jadi ada yang namanya pelaku,
misalnya, dia yang produksi, itukan perilaku penyiaran,
dan ada juga yang kontennya. Pada dasarnya ketika
anda melihat P3SPS itu sudah jelas, itu ada tentang
pasal tentang privasi, tentang tidak boleh menampilkan
konten-konten yang porno atau sexual. Atau lagu-lagu
lirik yang ga baik seperti itu, jadi menjurus kepada
seksualitas kan gaboleh. Nah itu ada di P3SPS. Kalo
109
radio, saya sudah pernah beberapa teman penyiaran ada
mba kiki wakil ketua, mas puji koordiantor, it kita
roadshow ke beberapa radio terutama radio yang besar
gitu ya, nah selalu kita ingatkan bahwa ya harusnya
tunduk ke P3SPS. Bagaimana soal edukasi juga perlu
tapi informasi juga perlu, tetapi hal yang bersifat hoax
tidak perlu disiarkan. Kadang kontennya udah bener,
penyiarnya yang keceplosan nyebar hoax. kadang-
kadang masyarakat suka salah persepsi, KPI kerjanya
apasi, nah yang harus diketahui, bahwa KPI itu
mengawasi konten-konten yang sudah keluar, kalau
masalah sensor itu adalah bagian dari LSF. Contoh
kerja KPI missal, setelah diawasi konten yang keluar
ada yang tidak sesuai P3SPS maka konten tersebut,
per-segmen ya, tidak seluruhnya, nah bagian konten
yang melanggar tersebut di plenokan dan di cut.
Saya kira radio itu lebih aman yak arena audio, oiya
tapi ada tvri yang sudah memakai visual, streaming ya,
nah radio streaming ini termasuk ke dalam perpindahan
pola.
Note : LSF itu film kalau KPI tv dan radio. Untuk
podcast dan streaming lainnya KPI belum
mengawasinya, baru ada wacana saja, karena perlu
persiapan yang matang dari SDM dan alatnya. Dalam
tugas mengawasi konten perlu perangkat yang
mendukung juga. Cth. KPI nyenggol Netflix langsung
dikecam oleh warga dan warganet
110
P : Baik, berikutnya, saya ingin bertanya mengenai
pendapat Bapak sebagai seseorang yang menggeluti
bidang penyiaran, menurut Bapak, apa sebenarnya cara
yang dapat dilakukan sebuah radio, khususnya radio
muslim agar dapat tetap mempertahankan eksistensinya
di Era Media Online ini ?
N : Eksistensi itu kan perlu, radio itu yang pertama saya
kira, tetap memuat konten-konten yang kreatif, yang
inovatif, yang kedua adalah tayangan-tayangan yang
ditampilkan atau audio itu juga disasarnya tidak hanya
itu tetapi juga harus ada yang namanya sosialisasi,
kalau ngga ada sosialisasi ke masyarakat ya yang
denger nanti dia lagi dia lagi. Harus ada pelibatan
banyak pihak, misalnya dengan kampanye radio
dimana. Kalau tidak ada sosialisi masyarakan akan
lupa. Selanjutnya, perubahan platform, tradisional
menjadi streaming, lalu polanya. Yang penting adalah
bagaimana kualitas konten. Kalau perihal platform kan
itu urusan internal maunya bagaimana.yang terakhir,
bagaimana sinergitas dengan masyarakat, karena radio
itu tidak bisa sendiri, harus ada pendengar. Nah
makanya semua kalau bisa Jakarta, saya di pulau
seribu, radionya satu saja, radio komunitas, ya dari
pulau satu ke pulau lain ngga kedengeran. Ya saya kira,
radio bisa tetap eksis lah Cuma polanya yang dirubah.
Dan memang ada radio-radio besar yang secara SDM
dan finansial kuat tapi ada juga radio yang terseok
111
seok. Penyiar kan harus dibayar. Lalu ada iklan. Nah,
hal ini bagaimana radio membuka diri dengan pihak-
pihak lain. Karena kita juga butuh hubungan dengan
oran lain, butuh relasi.
112
Nama : Irfan Wahyudi, S.Sos., M.Comms., Phd
Jabatan : Pengamat Media (Wakil Dekan III FISIP
Universitas Airlangga, Surabaya)
Tgl. Wawancara : 29 Maret 2021
P : Pertanyaan pertama, media itu kan berkembang
secara dinamis, dari media konvensional ke media
online. Salah satu media konvensional itu adalah
Radio, menurut pandangan Bapak, radio itu apa
Pak?
N : Radio sejauh yang saya berinteraksi dan jadi bagian
disitu ya, radio adalah sarana media massa yang saat
ini telah berkembang sedemikian rupa yang kemudian
tidak hanya mengedepankan fungsi auditifnya ya, kalau
dulu kan pembagiannya audio terus kemudian kalau
cetak ya di visualnya, elektronik audio visualnya,
seperti itu. Radio mengedepankan kekuatan membagi
pesan melalui audio. Jadi radio ini telah menjadi bagian
dari masyarakat sekian lama dan di beberapa negara
terutama di Indonesia itu berperan besar juga dalam
diseminasi informasi mengenai kemerdekaan waktu
perang kemerdekaan ya. Jadi krusial sekali perannya di
masyarakat. Nah saat ini tentu ada tantangan baik itu
dari pengembangan teknologi komunikasi ya, sehingga
radio juga berubah dalam hal cara berinteraksi dengan
masyarakat.
113
P : Kemudian, pengertian dari media online itu sendiri
apa Pak ?
N : Media online kaitannya dengan radio ?iya (alifa).
Media online telah mengubah cara radio ya untuk
berinteraksi dengan endengar. Misalnya kalau dulu kita
mengetahui bahwa radio ini bermain di frekuensi –
frekuensi tertentu kayak di fm dan am sekarang sudah
beranjak ke streaming. Nah radio inikan peran bagian
cara dia berinteraksi itu adalah melalui audio dan
mengedepankan sensori auditif ya. Jadi radio itu juga
berubah dalam hal mengemas pesan-pesan yang
muncul secara audio tersebut, plus juga menambahkan
kalau kita kenal dulu tahun awal-awal internet muncul
2000 sampai 2005 2006 kita mengenal teori
konvergensi media yang sekarang jug amasih di
pahami sebagai bentuk dari perubahan dari media itu
sendiri, radio tidak hanya mengandalkan audio tapi
juga sekarang pendengar bisa melihat wajah penyiar
begitu, berinteraksi melalui website ataupun aplikasi
yang dibuat khusus oleh produser atau pemilik radio
tersebut sehingga media untuk berinteraksi menjadi
semakin banyak dan tidak hanya mengandalkan pada
audio saja
P : Berarti adanya media online ini bisa mnejadi faktor
pendorong dari bertahan eksistensi radio itu sendiri ya
Pak ?
114
N : Betul, mau tidak mau mereka harus bertahan dan ini
tidak hanya menjadi masalah bagi radio saja ya, media
cetak, media elektronik, juga mengalami masalah yang
sama, yaitu bagaimana membendung atau berinteraksi,
maksudnya jika tidak bisa beradaptasi maka kalah ya,
pasti akan gulung tikar gitu ya. Itu yang terjadi pada
beberapa media cetak sekarang. Saat ini pun juga
beberapa media radio yang sudah tidak lagi bisa
mengikuti perkembangan teknologi padahal
sebenarnya dengan adanya teknologi internet ini
memudahkan mencapai pendengar yang mungkin
selam ini belum bisa dicapai. Misalnya para pengguna
internet yang lebih mengedepankan fungsi interaktif
atau kemudahan melalui perangkat handphone mereka.
Kalau selama ini harus investasi kea lat yang mahal
misalnya bikin tower, maintain tower tersebut atau
kemudian alat-alat broadcast yang mahal juga maka
saat ini bisa diatasi dengan peralatan yang lebih minim
atau lebih kecil tentunya. Jadi perubahan yang spesifik
tentunya terjadi, nah adaptasi ini sangat diperlukan dan
kemudian melihat kembali peran radio itu seperti apa
di masa – masa seperti ini tentunya. Sehingga tidak lagi
pandangannya itu masih kepada investasi ke alat yang
mahal dan lain sebagainya. Itu saya rasa perubahan
radio itu sendiri terutama dari segi manajemen.
115
P : Kalau tadi berbicara mengenai radio secara
universal, sekarang pertanyaannya lebih spesifik, di
Indonesia ini kan banyak sekali konsep penyiaran
sebuah radio, salah satunya adalah radio yang
mengemas konsep keagamaan. Pada peneliitan saya
ini, saya meneliti tentang radio dakwah atau islami,
NAH, menurut Bapak jika bisa di hitung range 10-
100% ada diangka berapakah radio islami seperti
ini dapat mempertahankan eksistensinya ??
N : Saya rasa kalau radio agama spesifik pendengarnya ya.
Misalnya kalau di Surabaya itu ada radio Swara
muslim. Nah saya pernah mendengarkan itu dengan
pendengar-pendengar yang istilahnya mereka bukan
hanya mendengar dari kemaren misalnya tapi sudah
lama, pendengar-pendengar yang punya ikatan dengan
radio tersebut. Saya rasa eksistensi ini masih ada dan
radio tersebut juga menambah interaksi itu melalui
misalnya grup whatsapp, istilahnya menjag
ahubungannya dengan pendengarnya. Dan sharing
informasi jadi tidak hanya melalui radio tetapi juga
melalui jalur – jalur alternative seperti ini.jadi saya rasa
memang tetap terjaga asal sih harus bisa beradaptasi
begitu ya karena ada radio radio dangdut misalnya ya
dengan segmentasi pendengar music dangdut begitu,
banyak yang tutup karena itu tadi, segmentasi mungkin
bisa di pertahankan tetapi cara berinteraksi dengan
pendengar tidak banyak dilakukan gitu artinya ya
116
tenggelam begitu ya, tidak banyak berkembang di
masa-masa seperti ini.
P : Berarti kalo dari radio itu sendiri segmentasi itu perlu
ya pak?
N : sangat perlu ya dan itu di awal pendirian radio memang
itulah yang menjadi bahasan, kita mau menyasar
segmen apa, target pendengarnya status ekonomi
sosialnya bagaimana dan lain sebagainya meskipun itu
tidak membatasi maksudnya bagaimana juga bisa
membatasi pendengar ya, kamu harus misalnya dari
golongan ini, kalau mau mendengarkan kan gabisa, tapi
melihat dari isinya, konten. Jadi segmentasi itu
berimplikasi pada konten yang dibangun, konten
siaran, dan kita sekarang melihat bahwa radio itu telah
berevolusi ya bisa dibilang evolusi karena melalui
proses yang cukup lama dalam membaca pasar,
membaca keinginan pendengar ataupun juga bisa
dipandang sebagai revolusi karena ada perkembangan
begitu cepat karena tingginya intensitas dari teknologi
itu sendiri. maka muncullah podcast, muncullah
aplikasi streaming seperti spotify, yang notabene
mengiisi ruang yang selama ini belum dilengkapi atau
belum diisi oleh radio itu sendiri yak arena misalnya,
orang mendengar radio misalnya, seperti saya ketika
perjalanan kantor saya nyetel radio di mobil atau saya
mendengarkan lewat headset ketika saya menaiki
117
motor. Itu mengisi di waktu dimana kita tidak bisa
mengakses media yang lain itu saya piker, karena
nyetir kan gabisa sambil buka website atau sosial
media begitu, bisanya mendengarkan gitu kan. Saat ini
adalah akhirnya kalau kebutuhan itu kalau dulunya
sekunder istilahnya tau tersier sekarang malah lebih
tidak penting lagi radio ini tapi ruang itu akhirnya diisi
juga oleh aplikasi musik seperti sazham atau spotify,
atau Pandora kayak gitukan, di amengisi ruang-ruang
yang misalnya sekarang saya bekerja saya butuh
hiburan saya mendengarkan music tapi ketika saya
mengakses radio saya ngga suka karena banyak
omongnya begitukan radio itu, penyiarnya kadang ngga
relevan ngomongnya dan malah annoying. Saya ingin
mendengarkan lagu dan tadi ketika saya bilang kan
saya akan mendengarkan lagu yang saya sukai, ga
mungkin saya suka radio dangdut. Kemudian ketika
saya suka lagu-lagu rock ya suka rock nya yang kayak
apa, misalnya rock nya anak muda zaman sekarang
malah campur dengan kpop gitukan saya tidak suka.
Nah akhirnya saya mendengarkan lagu-lagu radio rock
tahun 90’an ya yang sangat segmented. Inikan
difasilitasi oleh music director nya radio tersebut tapi
itu juga tidak 100% bisa memuaskan saya kan ya,
akhirnya saya bisa memilih spotify ini misalnya, ya
yang bisa di personalized gitu. Di personalisasi, kita
bisa membuat playlist juga dan sebagainya. Hal-hal
118
seperti ini yang ruang yang tidak bisa diisi oleh radio
kecuali radio itu memang memiliki database yang kuat
dan juga teknologi yang menyamai spotify misalnya.
Itukan berkaitan juga dengan data bank ya, misalnya
bank music, kita tidak lagi mengandalkan music mulai
ribuan tapi di spotify itu bisa jutaan lagu dari berbagai
negara dari berbagai genre music dan kaun sebagainya.
Jadi hal-hal seperti itu menjadi tantangan bagi radio.
Kalau bank ini tidak diadaptasi dengan baik maka radio
akan semakin tergilas Cuma selalu ada yang tidak bisa
di ambil oleh mesin itu adalah the theatre of mind,
penyiarnya itu bisa menciptakan itu loh, dan hal itu
tidak bisa diambil alih oleh mesin seperti spotify,
namun sekarang ada podcast. Podcast menawarkan itu.
Tappi itu tadi podcast recorded juga gabisa kemudian
kemampuan penyiar itu untuk menciptakan ruang
dengar yang ‘ah baik’ .contohlah ketika kita
mendengarkan prambors pagi hari itu ya desta gina in
the morning, kita terhibur gitukan karena kita bisa
tertawa dengan mereka dengan lelucon mereka yang
bagi penyiar itu juga gabisa melucu tiap hari gitukan
jadi mereka juga harus punya script mau ngomongin
apa dan sebagainya. Hal – hal ini yang masih penting
dan tidak bisa digantikan oleh teknologi.
119
P : Dalam penentuan sebuah program siaran, riset
pasar itu diperlukan atau tidak Pak ?apakah jika
sebuah stasiun radio tidak melakukan riset untuk
programnya maka eksistensi perusahaan tersebut
akan turun karena tidak mengikuti kebutuhan
audiens ?
N : Riset itu juga bagian yang penting dari menentukan
segmentasi dan juga siaran. Saya kalao sekarang kita
membicarakan tentang bagaimana radio itu seharusnya
ketika akan berdiri atau ketika mereka berusaha
mengubah segmentasi juga makanya harus punya
dasar. Survei itu adalah dasar dari tindakan dari
keputusan manajemen. Radio-radio di daerah misalnya
mereka bisajadi ada yang punya basis pendengar yang
sangat kuat yang mendukung apapun yang dilakukan
oleh radio. Tapi ada juga radio-radio baru yang masih
belum punya arahan . mereka terpaksa harus bergonta
ganti segmentasi, wong yang establish saja, sebagai
contoh, yang saya ketahui dan kenal baik itu adalah
radio merkuri yang ada di Surabaya, dia awalnya
adalah radio hiburan, jadi dangdutnya ada popnya ada
beritanya ada tetapi tahun 90’an sampai awal 2000
mereka beralih ke radio berita. Tapi setelah itu beralih
menjadi raido entertainment, sampai sekarang dia
berganti lagi menjadi radio berita. Jadi, ini bukan
sesuatu yang tidak boleh bagii sebuah radio tapi itu
adalah sbeuah cara mereka bertahan, nah survei ini
120
juga menjadi dasaran itu. Survei dilakukan kepada
siapa ? Ya kepada pendengar mereka. Kalo misalnya
ingin berganti segmentasi bagaimana apa tanggapan
tanggapannya responnya atau ketika radio baru akan
dibentuk, akan di launching begitu, ya mungkin jadi
masa yang sulit saat ini karena memulai bisnis baru di
masa pandemi bisa jadi tantangan tersendiri. Jadi,
survei ini memperkuat hal tersebut. Bisa survei secara
kuantitatif, dalam arti menyebar questioner ataupun
kualitatif, kepada pendengar-pendengar yang bisa
mendengar masukan yang lebih baik.
P : Radio yang saya teliti menentukan program siaran
berdasarkan diskusi dengan ulama-ulama ternama, apa
hal tersebut tidak masalah ?
N : Menurut saya, itu yang disebut dengan focus group
discussion ya, dan itu sangat boleh, dalam artian, ya
memang untuk mendapat insight sebagai radio tersebut.
Akan lebih baik jika kemudian di diimbangi dengan
survei kepada pendengar. Kalau selama ini kita
mengetahui ada yang namanya google form, yang bisa
memberikan alternative survei. Bagi pendengar yang
loyal mereka diminta untuk mengisi survei tersebut dan
nanti hasilnya bisa langsung dikirimkan dan diketahui.
Jadi, itu akan menambah kekayaan data dan juga
menambah input manajemen dalam menentukan
keputusan bagi radio tersebut.
121
Radio RAS FM ini saya lihat di website juga sudah
mengadakan radio streaming ya, jadi orang dimanapun
itu bisa mendengarkan. Nah, dari inovasi yang
dikembangkan oleh radio RAS FM ini saya rasa
memang pendengar itu akhirnya tidak lagi dari siaran
mereka yang mendengarkan secara langsung melalui
frekuensi FM tapi bisa juga melalui radio streaming.
Nah, ini akan sangat menarik ketika kita juga
melibatkan pendengar-pendengar gespora atau orang-
orang yang berada di luar negeri yang tetap mengakses,
itu karena bagi mereke ini invaluable, sangat – sangat
berharga, di sela-sela mereka berada di tempat yang
jauh dari kampung halaman tapi tetap bisa
mendengarkan siaran khasnya sehingga meraka merasa
sedang berada di rumah. Ini juga fitur menarik ya,
seperti penelitian yang pernah saya lakukan untuk tesis
saya tahun 2009/2011, tentang radio komunitas, kecil
yang ada di tulung agung Jawa Timur. Dia meskipun
radio komunitas terbatas dengan frekuensinya yang
harus di angka 107, pokonya ya jauh banget lah. Terus
siarannya hanya terbatas 2,5 km dari stasiun radionya,
kekuatan siarannya juga hanya dibatasi 50watt. Itu
sangat membatasi di mereka tetapi ketika memakai
internet di tahun-tahun seperti itu, dulu waktu
melakukan penelitian, itu menjadi sangat berguna. Nah,
sekarang kan semuanya memakai hal tersebut, tidak
ada yang spesial untuk streaming, Cuma bagaimanapun
122
kalau kita ingin menggaet audiens atau insight dari
audiens itu ya harus semuanya. Maksud saya adalah
masukan dari ulama itu sangat penting untuk menjaga
agar konten ini - apalagi radio agama ya – tetap bisa
valid dalam arti tidak menyalahi aturan, agama, atau
kemudian malah cenderung controversial, atau
dianggap misalnya radikal dan sebagainya.
Untuk radio yang sudah popular seperti ini, saya rasa
memang, masalahnya adalah untuk membuat
pendengar ini mau switch ke online. Karena lama
kelamaan FM ini akan hilang dan diganti dengan
digital, DAB istilahnya digital broadcasting. Harus ada
device tersendiri yang bisa mengambil digital. Lebih
bagus sebenarnya karena kualias stereonya lebih bagus
kemudian tidak gresek, ga perlu cari yang tepat tunning
nya dimana, dan terutama kualitas suaranya lebih
bagus. Nah, kalau ini tidak segera dilakukan oleh radio
swasta, mereka akan tertinggal. Kalo radio swasta
harus investasi ya investasi di teknologi ini, karena
mau tidak mau nanti itulah arahnya kesitu dan
pengembangan platform berbasis teknologi informasi
ataupun artifial intelegent ini adalah hal mutlak yang
dilakukan. Tidak lagi misalnya, investasi untuk beli
tower baru. Kamu harus lihat bagaiamana visi RAS FM
ini untuk 10 tahun ke depan agar terlihat arahnya,
karena strategi ini bukan hanya jangka pendek tetpai
juga jangka panjang.
123
Radio itu masalahnya sama dengan teknologi cetak
yaitu mereka masih sangat mengandalkan pendengar
loyal. Kalo pendengar loyal ini habis, meninggal
istilahnya, dan mereka tidak mewariskan budaya
mendengar itu kepada generasi berikutnya, habis sudah
akan tergilas dengan teknologi – teknologi yang lebih
pragmatis seperti spotify, yang lebih personal life
istilahnya, kamu bisa bikin radiomu sendiri asal ada
internet gitu kan. Ini lah hal-hal yang bisa jadi
masalah-masalah yang dihadapi oleh radio saat ini.
Jadi, visi itu sangat penting ya ke depannya mau
dibikin apa. Kalau berhenti di satu teknologi saja maka
ya akan tergilas.
Radio swasta ini kan hidup dari iklan ya, pengiklan
juga akan melihat juga, kamu selain menawarkan iklan
audio atau lewat ad-lips misalnya apalagi yang kamu
tawarkan, di website mu, kamu bisa kasih apa, kan itu
penting juga tuh jualan.
P : Kalo radio ga coba sounding untuk switch dari
sekarang itu bisa mempengaruhi pengiklan-pengiklan
itu juga ya pak, terdampak ?
N : Betul, karena harga spot iklan itukan bukan semakin
mahal ya tapi semakin murah, kenapa ? karena
persaingan itu tadi yang semakin ketat apalagi di
daerah ibukota seperti di Jakarta, berapa si radio yang
bersaing, meskipun bukan segmentasimu tapi kalo
124
orang beralih semua ke situ misalnya ya kan, apa yang
bisa diharapkan ? tapi kan juga kelebihannya menurut
saya radio yang berbasis dengan agama ini adalah
adalanya filantropis-filantropis, orang-orang yang mau
menyumbang karena kepentingan dakwah misalnya
begitu ya.
P : Kemudian, evaluasi program siaran apakah juga
perlu diadakan?
N : Sangat perlu ya, itu bagian dari manajemen, jadi kalau
sudah mengatur strategi kemudian melakukan
eksekusi, memanage, mengevaluasi, setelah itu me-
restrategy. Hasil dari evaluasi ini untuk mengatur ulang
strategi. Nah evaluasi ini dilakukan di bagian mana ?ya
setelah running program itu selesai misalnya dalam
periode 2021 ini ya. Kalau organisasi bisajadi dilihat di
akhir. Evaluasinya di desember begitu. Dan kemudia
dilakukan restrategy untuk tahun berikutnya. Jadi
evaluasi ini penting untuk melihat bagaimana
dampaknya apakah program ini akan dilanjutkan atau
diganti gitu ya, terus dari penyiarnya juga bagaimana
respon dari pendengar juga seperti apa, sejauh mana
program itu dapat menarik, dapat mengiklan gitu, atau
orang itu terlibat berdonasi terhadap kegiatan tersebut
dan lain sebagainya. Jadi ini bagian dari strategi juga,
evaluasi ini.
125
P : Menurut Bapak, apa saja faktor penghambat dan
pendukung stasiun-stasiun radio ini dalam
mempertahankan eksistensinya di era media online
saat ini ?
N : Pendukung. Pertama adalah akses terhadap teknologi
semakin terbuka. Berarti media massa, dalam hal ini
radio itu punya kemampuan dan kesempatan yang
besar untuk bisa berinteraksi lebih besar dengan
pendengarnya. Dan tidak hanya dengan pendengarnya
tetapi juga pembaca juga penontonnya karena tidak
zamannya lagi kita membatasi diri pada aspek media
tertentu. Misalnya, radio jadi audio saja yang
didengarkan. Tetapi mengembangkan dari semangat
kovergensi itu tadi, itu salah satu keuntungan atau salah
satu faktor pendukung yang bisa meningkatkan peran
serta radio ini untuk tetap eksis ya di era saat ini.
Selain itu adalah lebih spesifik kalau tadi saya bilang
radio yang anda teliti ini adalah dia memakai agama
sebagai menu utama dan ini menarik untuk kemudian
membuat orang mencari mengakses informasi-
informasi seputar agama terus kemudian isu-isu yang
dibahas, itu menjadi sangat spesifik dan ini menjadi
keuntungan dari radio tersebut. Istilahnya kalau
pendengar pasti loyal. Agama ini menjadi salah satu
faktor kuat untuk mengikat pendengar. Dan ini formula
yang saya rasa dipakai oleh banyak orang untuk
memikat pendengar dengan masalah agama, karena
126
orang-orang tidak ingin main-main kalau urusan
agaman. Itu untuk radio yang diteliti.
Kalau secara umum diIndonesia maupun secara global
masih punya chance yang kuat untuk tetap eksis
dengan syarat harus beradaptasi dengan perubahan,
tidak ada media yang sukses kalau tidak beradaptasi.
Televisi pun kalau masih banyak orang yang
mengakses tv, menonton sinetron Ikatan Cinta, ya di
Indonesia masih seperti itu dan di negara berkembang
masih terlena dengan tontonan-tontonan yang
istilahnya eskatis ya, karena orang jadi lupa dengan
urusan sehari-hari. Tapi di negara-negara maju sudah
tidak banyak diakses televisi itu, orang-orang sudah
beralih ke internet, penggunaan streaming dan
sebagainya, dan ini juga merupakan kecenderungan
dari penonton-penonton usia muda yang tidak lagi
tertarik dengan konten-konten televisi. Nah, radio juga
harus bisa memanfaatkan itu sheingga digenjot ke
streaming radinya dengan konten yang lebih beragam
podcast juga diberikan jadi ya mengikat pendengar itu
lebih kuat lagi kepada radio. Itu dari segi pendukung
dan teknologinya saya rasa penting.
Kalau tantangannya, balik lagi ke teknologi itu, kalau
tidak bisa beradaptasi, sudah lepas gitu, kalau misalnya
masih memusingkan dengan dana yang terserap besar
misalnya untuk maintain teknologi yang sudah jadul
kayak antenna siaran smapai kepada mixer, ya alat-alat
127
yang dulu memang berguna tapi sekarang dengan
adanya teknologi semua bisa dikerjakan dalam satu
laptop. Untuk produksi programnya. Nah itu menjadi
tantangan, menjadi tantangan menjadi hambatan ketika
tidak ada paradigm untuk berubah bagi manajemen itu
sendiri.
P : Jadi, radio dalam 10 taun kedepan akan berubah begitu
ya Pak ?
N : Ya, sekarang saja sudah berubah radio itu. Tapi kalau
kita berbicara konteks Indonesiapersebaran teknologi
tidak se-masif yang kita bayangkan, maksudnya ya bisa
jadi di ibukota negara di Jakarta, di kota-kota besar kita
sudah terbiasa dengan penggunaan internet dan
kemudian berinteraksi dengan cara berbeda melalui
internet dan radio itu sendiri. tetapi, di daerah, masih
sangat tradisional dalam arti FM itu masih jadi andalan
gitu ya, orang juga masih mau ngakses radio, jadi tidak
rata persebarannya, ada digital gap disitu. Jadi, ya ini
sudah di ramalkan oleh banyak orang Indonesia, secara
topografi dan geografi itu timpang ya, sebagai negara
kepulauan juga akses informasi dan teknologi itu
menjadi berbeda beda tiap daerah atau tiap pulau. Oleh,
karena itu, ini juga menjadi, akalu kita berbicara
konteks Indonesia maka radio tentu berbeda cara
penanganannya. Di daerah masih kuat penggunaan FM
nya tetapi disisi lain anak muda juga perlahan
128
meninggalkan radio itu. Dikota, jika pemanfaatan
teknologi dimaksimalkan maka kesempatan untuk
bertahannya juga akan lebih besar. Perubahan itu
bukan sesuatu yang opsional lagi tetapi harus
dilakukan.
Recommended