View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
STUDI DESKRIPTIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh:
Gina Yulita Selem
989114129
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
ii
STUDI DESKRIPTIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
Oleh:
Gina Yulita Selem
989114129
Telah disetujui oleh:
Pembimbing,
(P. Hendrietta PDADS., S. Psi)
Tanggal…………….
ii
iii
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
Disusun oleh:
Gina Yulita Selem
989114129
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 25 januari 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : P. Henrietta PDADS., S.Psi. …………….
Sekertaris : Minta Istono, S.Psi., M.Si. .............……
Anggota :MM. Nimas Eki S., S. Psi., Psi. …………….
Yogyakarta,…………….
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M.Si
iii
iv
Segala Perkara dapat kutanggung dalam Dia yang
memberikan kekuatan kepadaku
(Filipi 4:13)
iv
v
Dikedalaman musim dingin, akhirnya aku mengerti bahwa
dalam diriku terdapat musim panas tiada tanding
(Albert Camus)
v
vi
Skripsi ini aku persembahkan kepada tiga orang yang menjadi inspirasi
terbesar dalam hidup ku.
Tuhan Yesus,
Terima kasih telah menjadi Bintang Fajar yang bersinar paling terang,
takala semua bintang kehilangan cahaya nya & tidak dapat menuntun
aku pulang.
Papi Joshua & Alm. Mami Trifosa,
Terimakasih, buat pintu rumah yang selalu terbuka untuk Hannah.
vi
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, Januari 2007
Gina Yulita Selem
vii
viii
ABSTRAK
STUDI DESKRITIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
Gina Yulita Selem
(989114129)
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai dimensi
efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk. Efikasi diri merupakan
evaluasi seseorang akan kemampuannya dalam menghadapi suatu masalah.
Variabel dalam penelitian ini adalah efikasi diri dan subjek dalam
penelitiannya adalah para distributor PT. Herbalife Indonesia Cabang
Yogyakarta, yang berjumlah 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan
teknik accidental sampling dengan menyebar skala efikasi diri yang disusun
sendiri oleh peneliti.
Analisis data dengan menggunakan metode Statistic Descriptive yang
meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai
minimum, mean teoritis, mean empiris, dan standar deviasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa para distributor Herbalife memiliki efikasi diri yang tinggi
pada semua dimensi efikasi diri. Hal ini ditunjukan dengan perolehan mean
empirik dimensi magnitude 52, 78, dimensi Generality 49, 10 dan dimensi
strength 44,10. ketiganya berada pada rentang nilai x = 48, sehingga tergolong
dalam kategori tinggi.
viii
ix
ABSTRACT
DIMENSION’S SELF EFFICACY OF HERBALIFE’S
DISTRIBUTORS WHEN SELLING PRODUCTS
Gina Yulita Selem
(989114129)
The purpose of this research was made to describe the dimension’s self
efficacy of Herbalife’s distributors when selling their products. Self efficacy
has a meaning as one’s evaluation of their ability when facing problems.
Variable on this research are self efficacy and the subject is Herbalife’s
distributors at PT. Herbalife Indonesia cabang Yogyakarta, used 60 subjects.
The data was collected by using accidental Sampling with descriptive Statistic
Method by tables, Maximum and minimum scores, theoretic mean, empric
mean and standard deviation.
The result on this research shown that Herbalife’s distributors have high
self efficacy in all of dimension self efficacy. It’s proved by empiric mean: 40 <
52, 78 in magnitude dimention, empiric mean at generality dimension 40 < 49,
10 and at the strength dimention, 35 < 44, 10 in empiric mean. The Conclution
is: Herbalife’s distributors have high self efficacy in each dimention’s of self
efficacy.
ix
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
pertolongannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai
pihak yang memberikan banyak bantuan yang sangat berarti. Sehubungan
dengan itu, maka pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya:
1. Jesus Christ, sebagai Tuhan, Pemimpin, Penolong, Sahabat dan Kawan
hidup terdekat.
2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.si., sebagai Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma atas nasihat dan dukungan untuk cepat
menyelesaikan tugas akhir.
3. P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama
penulisan ini berlangsung.
4. Minta Istono, S. Psi., M.Si dan MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi untuk
masukan dan revisi yang diberikan kepada penulis.
5. Y.B. Agung Santosa, S.Psi., sebagai pembimbing akademik yang telah
banyak membantu penulis selama masa kuliah.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
telah membagikan Ilmu Psikologi.
x
xi
7. Segenap karyawan Sekretariat Psikologi: Mas Gandung, Pak Gi “terima
kasih untuk keramahannya”, Mas Doni, Mas Mudji dan Mbak Naniek.
8. Mbak Susan, Mas Dedy dan seluruh distributor Herbalife yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini.
9. Pak Singgih dan mas Jay (yang gak pernah keliatan wujudnya) untuk
bantuan dan masukan yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Papa, Mama, Ade, Uku, Asri, untuk dukungan, cinta, dan support yang
selalu kalian limpahkan di sepanjang hidupku.
11. Pater Belenterius Bon SVD., untuk kasih sayang dan persahabatan yang
indah.
12. Keluarga besarku “The Hales”: Om Leo, Tante Lin, Mama Olga, Papa
Bob, Mama Deb, untuk cinta dan kasih sayang keluarga yang indah.
13. Sepupu-sepupuku yang lucu, menjengkelkan, namun selalu membuat aku
rindu untuk pulang: Carlo, Riko, Irene, Geltry, Paul, Rita-Reti, Tresni.
We learn and grow up together. Guys, you are the best cousins ever after.
Tidak lupa untuk “peri-peri” yang lucu: Gisella dan Jonatan. May God
always let this life treat both of you kindly.
14. Ko’ Yonatan, Ci’ Sarah, Ko’Paulus, Ester, Daniel, Miriam, terima
kasih karena sudah menjadi saudaraku.
15. Sahabat-sahabat lama yang menghilang: Lesti, Lady Lea. Hope the
February Songs bring you near to me.
16. Teman-teman Psikologi ’98: Rini, Etta (lagi…), Betty, Biyik, Sita, Vina,
dan Dian Kusumaningtyas, Terima kasih untuk tahun-tahun yang indah.
xi
xii
17. Para Crew Vidita Kost: Bapak Ibu Rianto, Vita, Dita, Mbak Mi, Helena
and Lina (thanks for helping), Yonna, Eva, Yessy. Terima kasih untuk
kebahagiaan dan keceriaan yang diberikan.
18. Sara Melly. Thanks for laugh and cry that we share together. You are the
one who stay in my happiness and standing still when the party over.
19. Tabita Wuri. Kata-kata terbaik tidak pernah cukup untuk mewakili lengan
yang kau pinjamkan untuk memelukku, saat hidup pernah terasa tak
bertujuan.
20. Alm. Ucup. Untuk semua kata yang terlambat aku ucapkan dan takkan
pernah tersampaikan dengan baik, untuk penyesalanku yang tiada akhir.
Aku minta maaf.
21. Nicholas James Mortimer. I thank God every time I think about you.
22. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak mungkin disebutkan
satu persatu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi semakin
sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap bahwa skripsi ini dapat
bagi para pembaca pada umumnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa Fakultas
Psikologi pada khususnya.
Yogyakarta, Januari 2007
Penulis
xii
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
MOTTO ... .............................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 8
A. Efikasi Diri .......................................................................... 8
1. Pengertian Efikasi Diri .................................................... 8
2. Dimensi Efikasi Diri ....................................................... 10
3. Sumber Efikasi ............................................................... 11
4. Pengaruh Efikasi Diri ..................................................... 12
xiii
xiv
B. Deskripsi Herbalife ............................................................. 13
1. Sejarah Singkat ............................................................. 13
2. Tujuan Organisasi ......................................................... 13
3. Sistem Pemasaran Produk .............................................. 14
4. Kunci Sukses Pemasaran Produk..................................... 14
C. Efikasi Diri Distributor Herbalife Dalam Menjual Produk ... 15
D. Pertanyaan Penelitian.. ......................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 17
A. Jenis Penelitian ................................................................... 17
B. Variabel Penelitian .............................................................. 18
C. Definisi Operasional ........................................................... 18
D. Subjek Penelitian dan Sampling .......................................... 19
E. Prosedur Penelitian ............................................................. 20
F. Alat Pengumpulan Data ...................................................... 21
G. Kredibilitas Alat Pengumpulan Data ................................... 24
H. Analisis Data ...................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 29
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ................................. 29
B. Hasil Penelitian .................................................................. 30
C. Pembahasan ........................................................................ 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 36
A. Kesimpulan ......................................................................... 36
B. Saran ................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 38
LAMPIRAN ........................................................................................ 40
xiv
xv
Daftar Tabel
Halaman
Tabel l. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ........................................ 22
Tabel 2. Blue Print Skala Efikasi Diri Distributor Herbalife
Dalam Menjual Produk ............................................................ 24
Tabel 3. Sebaran Distribusi Item per Dimensi Sebelum Uji Coba ........... 24
Tabel 4. Sebaran Item yang Sahih per Dimensi Setelah Uji Coba ........... 26
Tabel 5. Deskripsi Data Dimensi Magnitude, Generality dan Strength ... 31
Tabel 6. Kategorisasi Skor Efikasi Diri dimensi Magnitude,
Generality, Strength ................................................................. 32
xv
xvi
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran A. Surat Keterangan Penelitian ................................................ 40
Lampiran B. Skala Dimensi Efikasi Diri .................................................. 41
Lampiran C. Tabel Reabilitas Dimensi Magnitude ................................... 48
Lampiran E. Tabel Reabilitas Dimensi Strength ...................................... 50
Lampiran D. Tabel Reabilitas Dimensi Generality ................................... 52
Lampiran G. Tabel Npar Test .................................................................. 54
Lampiran F. Tabel Descriptives Statistics ................................................ 55
Lampiran H. Tabel Frekuensi Dimensi Magnitude, Generality, Strength .. 55
Lampiran I. Tabel Data Dimensi Magnitude ............................................ 56
Lampirn K. Tabel Data Dimensi Strength ................................................ 58
Lampiran J. Tabel Data Dimensi Generality ............................................ 60
Lampiran L. Tabel Data Item Valid Dimensi Magnitude ......................... 62
Lampiran N. Tabel Data Item Valid Dimensi strength ............................ 64
Lampiran M. Tabel Data Item Valid Dimensi Generality ......................... 66
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Efikasi diri memiliki arti sebagai keyakinan individu atas kemampuan
yang dimilikinya (Bandura, 1986). Berdasarkan keyakinan ini individu dapat
memanfaatkan secara optimal setiap pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki untuk melaksanakan tugas guna mencapai suatu tujuan. Keyakinan
yang kuat atas kemampuan diri akan menentukan kegigihan, ketekunan dan
keuletan individu dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan.
Efikasi diri penting untuk mendukung performansi individu dalam
bekerja sebab efikasi diri yang baik akan mendorong individu mencapai tujuan.
Pada studi yang dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa saat menghadapi
ujian tertulis yang dilakukan oleh Sanna & Pusecker (dalam Baron & Byrne,
1997), menemukakan bahwa, ketika individu berharap untuk dapat bekerja
dengan baik, maka mereka juga akan mengharapkan suatu evaluasi diri yang
positif dan hasilnya akan berpengaruh positif pada performansi mereka.
Sebaliknya, harapan akan suatu pelaksanaan tugas yang buruk akan
diasosiasikan dengan evaluasi diri yang negatif dan tentunya akan merusak
performansi mereka.
Bandura (1994) mengatakan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi
akan menghubungkan kegagalan dengan usaha yang tidak cukup atau
kurangnya pengetahuan atau keahlian, yang semuanya masih dapat ia peroleh.
Individu akan menghadapi situasi yang mengancam dengan kepastian bahwa ia
2
dapat berlatih untuk mengontrol situasi tersebut. Efikasi diri yang tinggi juga
akan mengembangkan kepribadian yang kuat pada diri individu sehinga ia tidak
mudah terpengaruh oleh situasi yang mengancam. Myers (1999), juga
menjelaskan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih
tekun dalam bekerja, memiliki tingkat kecemasan yang rendah dan jarang
merasa tertekan. Ia akan hidup secara lebih sehat, lebih fokus, dan meraih
kesuksesan dalam bidang akademis.
Selanjutnya, Bandura (1994) menyatakan bahwa individu dengan efikasi
diri yang rendah akan memandang buruknya prestasi sebagai akibat kelemahan
kecerdasan otak yang tidak mungkin diperbaiki lagi. Pandangan yang pesimis
ini membuat individu dengan efikasi diri yang rendah akan semakin kehilangan
kepercayaan terhadap kapasitas dirinya.
Berdasarkan urain teori mengenai efikasi diri diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih
mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, sementara individu yang
memiliki efikasi diri yang rendah cendrung untuk gagal dalam menyelesaikan
tugas.
Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi pada tahun 1997,
berdampak pada semakin sedikitnya lapangan pekerjaan yang tidak sebanding
dengan banyaknya calon tenaga kerja sehingga mengakibatkan banyak terjadi
pengangguran dan harga-harga kebutuhan pokok semakin membumbung di
pasaran. Situasi ini membuat orang mencoba melakukan segala cara untuk
mendapatkan pekerjaan dan uang demi memenuhi kebutuhan ekonomi dan
Multi Level Merketing merupakan salah satu solusinya.
3
Yen, Tjahjoanggoro & Atmadji (dalam Herdianingrum, 2004),
melaporkan bahwa MLM merupakan suatu sistem pemasaran yang
menggunakan metode penjualan langsung atau direct selling, yaitu penjualan
dari pihak produsen ke konsumen, tanpa harus melewati jalur distribusi seperti:
agen nasional, agen regional propinsi, agen besar, grosir dan pengecer. Hal ini
dilakukan agar meningkatkan volume penjualan dan memenuhi kepuasan
konsumen. MLM menggunakan jasa seorang distributor yang berperan dalam
mendistribusikan produk. Tugas seorang distributor adalah: mendistribusikan
produk (menjual dan mempromosikan) serta menawarkan peluang kepada
individu lain untuk bergabung didalam bisnis(membangun jaringan/down line).
Sistem direct selling memiliki beberapa keuntungan seperti yang
dijelaskan oleh Clothier (dalam Indrawanto, 2005) yaitu: Pertama, pelanggan
tidak perlu pergi ke toko eceran karena produk yang dibutuhkan akan dibawa
langsung oleh distributor. Kedua, terciptanya suatu hubungan persahabatan
antara pelanggan dan distributor sebab sering terjadi tatap muka diantara kedua
belah pihak sehingga perusahaan akan dapat mengetahui kualitas produk
melalui para distributor yang bertemu pelanggan secara langsung. Ketiga,
hubungan langsung antara distributor dan pelangggan akan membuat distributor
dapat langsung memperkenalkan dan memperagakan fungsi produk tersebut.
Herbalife merupakan salah satu dari berbagai MLM yang berkembang
di Indonesia dan mengkhususkan pada penjualan produk makanan sehat yang
memiliki keunggulan seperti: dapat membantu menurunkan berta badan, baik
untuk diet yang dilakukan oleh penderita hipertensi, diabetes dan obesitas serta
memiliki prospek kesuksesan yang baik dimasa depan karena sebagai produk
4
makanan, Produk ini akan tetap bertahan sebab setiap orang tetap memerlukan
makanan sehat setiap hari.
Herbalife sebagai salah satu MLM, juga menjanjikan kebebasan waktu
kerja, kebebasan finansial yang menguntungkan, terbuka bagi semua kalangan
masyarakat untuk menggeluti usaha ini tanpa mengenal batas usia dan tingkat
pendidikan, serta memiliki prospek perkembangan perusahaan yang
menjanjikan dimasa depan, namun bukan berarti pekerjaan ini tidak memiliki
resiko yang muncul dalam saat bekerja. Ada Fenomena yang muncul dalam
Multi Level Marketing, bahwa dalam mencapai prestasi kerja tidak semua
distributor berhasil menjual dan membangun jaringan. Distributor yang
memiliki pengalaman buruk atau gagal menjual produk atau mengembangkan
jaringan, memiliki kecendrungan untuk memberi pengaruh negatif terhadap
usaha yang dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain (Sarwintono, 2005).
Menurut teori penjualan polis asuransi Blake & Mouton (dalam
Sarwintono, 2005), keberhasilan seseorang dalam mencapai target penjualan
ditentukan oleh banyak faktor. Yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri yaitu:
kemampuan bicara yang kurang, merasa malu dan malas untuk menggeluti
usaha ini karena takut akan penolakan dari orang lain. Faktor eksternal seperti,
harga produk itu sendiri, adanya produk pesaing, keadaan finansial konsumen
serta kondisi perekonomian yang berlaku disuatu masyarakat, serta faktor
pandangan masyarakat yang negatif terhadap MLM.
Seorang distributor juga harus memiliki kemampuan interpersonal
dalam mendekati calon kostumer agar dapat menjalankan tugasnya dengan
5
baik. Morris (dalam Baron & Byrne, 1997), menyatakan bahwa sikap
interpersonal individu juga dipengaruhi oleh perasaan efikasi dirinya saat
melakukan suatu interaksi sosial dengan baik. Salah satu alasan terjadinya
efikasi diri yang rendah adalah tidak adanya kemampuan sosial individu yang
dapat mengakibatkan timbulnya kecemasan, dan sikap menghindari kontak
sosial.
Keberadaan MLM merupakan suatu fenomena menarik saat ini karena
mampu menyerap tenaga kerja yang tidak terbatas, juga mampu menjawab
permasalahan bagi masalah finansial dan para pencari kerja saat ini, terutama
disaat keadaan ekonomi Indonesia belum menunjukan adanya perubahan.
Anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, APLI, mencatat sejak tahun
1993 hingga 2007, telah ada 65 MLM yang masuk dan berkembang di
Indonesia seperti: Herbalife, Oriflame, Lux, Sophie Martin dan Thianshi
(http://www.apli.or.id/Daftar.asp?id=DaftarAnggota). Jumlah ini akan terus
bertambah dari tahun ke tahun, namun belum ada penelitian yang membahas
tentang efikasi diri distributor MLM. Penelitian tentang efikasi diri yang telah
dilakukan sejauh ini lebih dikaitkan dengan variabel prilaku mencontek
(putrawan, 2003) dan penyesuaian diri di tempat kerja (Sudiro, 2004),
sementara penelitian yang berkaitan dengan MLM lebih dikaitkan dengan Motif
Berprestasi (Herdianingrum, 2004) dan komitmen Organisasi (Sarwintono,
2006)
Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa hingga saat ini belum ada
penelitian yang membahas mengenai efikasi diri para distributor MLM.
Sementara efikasi diri diperlukan oleh para distributor yang memiliki cara kerja
6
yang berbeda dari para penjual konvensional lainnya yaitu, mereka harus
mencari calon kostumer secara langsung (tatap muka) dan beresiko untuk
menerima penolakan dari calon kostumer,
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat
efikasi diri pada distributor Herbalife sebagai salah satu MLM di Indonesia dan
peneliti menggunakan dimensi-dimensi efikasi diri dalam melaksanakan
penelitian sehingga bisa melihat efikasi diri distributor Herbalife secara lebih
mendalam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti ingin mengetahui
bagaimana dimensi efikasi diri para distributor Herbalife di Yogyakarta dalam
menjual produk?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dimensi efikasi diri
distributor Herbalife dalam menjual produk.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi bagi dunia kewirausahaan pada umumnya dan
menambah wacana bagi ilmu psikologi industri tentang gambaran dimensi-
dimensi efikasi diri para distributor Herbalife dalam menjual produk, serta
7
diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi landasan penelitian-
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Distributor MLM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
para distributor, terutama distributor Herbalife mengenai pentingnya dimensi-
dimensi efikasi diri dalam mendukung pekerjaan mereka dalam menjual
produk.
b. Bagi Pembaca Umum
Dapat menambah wacana masyarakat umum tentang Herbalife yang
sesungguhnya, baik dari segi organisasi, produk, dan terutama dari segi jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh para distributor yang membutuhkan efikasi diri
yang tinggi.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Bandura (1986) menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan evaluasi
individu tentang kemampuannya dalam mengorganisir dan melaksanakan
tindakan guna mencapai performance tertentu. Pendapat serupa juga
dikemukakan oleh ahli lain seperti, Baron & Byrne (1997), yang menyatakan
bahwa efikasi diri merupakan evaluasi individu atas kemampuan yang
dimilikinya guna mencapai tujuan, melaksanakan tugas atau mengatasi
hambatan. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa efikasi diri merupakan
suatu evaluasi pribadi seorang terhadap kemampuannya dalam melaksanakan
tugas dan dalam menghadapi hambatan–hambatan yang muncul dalam
menjalani tugas tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Ahli
lain seperti, Meyers (1999) mendefinisikan efikasi diri sebagai perasaan
individu terhadap kompetensi dirinya untuk mencapai keberhasilan.
Lebih lanjut, Bandura (1986) mengemukakan bahwa perilaku individu
dapat diprediksi berdasarkan keyakinan individu akan kemampuan yang
dimilikinya. Berdasarkan keyakinan tersebut, individu dapat memanfaatkan
secara optimal setiap pengetahuan dan keterampilannya guna melaksanakan
tugas dan mencapai tujuan. Keyakinan yang kuat pada kemampuan diri sendiri
akan menentukan kegigihan, ketekunan, dan keuletan dalam melaksanakan
tugas atau mencapai tujuan (Bandura & Schunk, 1981).
9
Bandura (1994) mengatakan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi
akan menghubungkan kegagalannya dengan usaha yang tidak cukup atau
kurangnya pengetahuan atau keahlian, yang semuanya masih dapat ia peroleh.
Individu menghadapi situasi yang mengancam dengan kepastian bahwa mereka
dapat berlatih untuk mengontrol situasi tersebut. Efikasi diri yang tinggi akan
mengembangkan kepribadian yang kuat pada seseorang dan tidak mudah
terpengaruh oleh situasi yang mengancam.
Selanjutnya Bandura (1994) menyatakan bahwa individu dengan efikasi
diri yang rendah akan memandang kurangnya prestasi sebagai akibat
kelemahan kecerdasan otaknya yang tidak mungkin lagi diperbaiki. Pandangan
yang pesimis seperti ini akhirnya membuat individu semakin kehilangan
kepercayaan terhadap kapasitas dirinya. Bandura (1994) juga menjelaskan
bahwa individu yang meragukan kapasitas diri mereka sendiri akan melarikan
diri dari tugas-tugas sukar yang mereka pandang sebagai ancaman pribadi.
Berdasarkan uraian teori-teori diatas mengenai pengertian efikasi diri,
maka dapat disimpulkan bahwa, efikasi diri merupakan suatu evaluasi individu
terhadap kemampuan/kompetensinya dalam menjalankan tugas dan dalam
menghadapi rintangan yang muncul ketika menjalankan tugas tersebut guna
mencapai tujuan yang diharapkan. Efikasi diri ini akan berpengaruh terhadap
kinerja individu. Semakin tinggi efikasi diri individu maka semakin baik
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas. Sebaliknya semakin rendah efikasi
diri individu maka semakin rendah kemampuannya dalam menyelesaikan tugas.
10
2. Dimensi – dimensi Efikasi Diri
Ada tiga dimensi efikasi diri yang dikemukakan oleh Bandura (dalam
Putrawan, 2003) yaitu:
a. Tingkat tugas atau magnitude
Dimensi ini berhubungan dengan tingkat kesulitan dari suatu tugas yang
harus dihadapi oleh individu, mulai dari tingkat kesulitan tugas yang
sederhana, moderat, sampai yang membutuhkan performansi yang
maksimal (sulit). Penilaian individu akan taraf tingkat kesulitan tugas
ini menjadikan individu memilih untuk melakukan perilaku yang
dianggap mampu untuk dilakukan dan menghindari perilaku atau situasi
yang tidak mampu untuk dilakukan/dihadapinya.
b. Luas bidang tugas atau generality
Dimensi ini berhubungan dengan luas bidang tugas yang dihadapi oleh
individu. Dimensi ini mengacu pada variasi situasi dimana penilaian
tentang efikasi diri dapat dilakukan. Efikasi sebagian individu mungkin
hanya terbatas pada bidang-bidang tertentu saja, sementara individu
yang lain bisa meliputi beberapa bidang sekaligus. Efikasi diri
dipandang mampu mencakup situasi-situasi lain sehingga mampu
menciptakan suatu penilaian efikasi diri secara umum
c. Tingkat kekuatan atau strength
Dimensi ini berhubungan dengan kekuatan/kemantapan individu akan
keyakinannya dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu. Individu
dengan efikasi diri tinggi cenderung pantang menyerah, ulet dalam
meningkatkan usahanya ketika menghadapi rintangan, dibandingkan
11
dengan individu dengan efikasi diri rendah. Kemantapan ini akan
menentukan ketahanan dan keuletan individu dalam usahanya.
3. Sumber Efikasi Diri
Bandura (1986) mengatakan ada empat sumber yang mempengaruhi
efikasi diri, yaitu:
a. Enactive Attainment
Individu yang sebelumnya pernah mencapai pengalaman sukses dalam
suatu tugas akan memiliki keyakinan yang tinggi terhadap
kemampuannya, sehingga akan meningkatkan keyakinannya saat
menghadapi tugas berikutnya. Sebaliknya, individu yang sebelumnya
gagal akan merasa tidak mampu sehingga menurunkan keyakinannya
saat menghadapi tugas berikutnya.
b. Vicarious Experiences
Efikasi diri individu dapat dipengaruhi oleh model sosial, yaitu
individu-individu yang dianggap memiliki kemampuan yang sama
dengannya. Bila ia melihat individu lain tersebut berhasil maka akan
meningkatkan efikasi dirinya, namun bila ia melihat individu lain
tersebut gagal maka akan menurunkan efikasi dirinya. Pengaruh
pengalaman individu lain tersebut sangat tergantung pada karakteristik
model, tingkat kesulitan tugas, keadaan situasional dan keanekaragaman
hasil yang dicapai oleh model. Bila model yang diamati tidak sama
dengan karakterisitik individu maka pengaruh efikasi makin kecil.
12
c. Verbal Persuation
Saran, nasihat, bimbingan yang positif dari individu lain dapat
meningkatkan keyakinan tentang keterampilan dan kemampuan
seseorang. Ada dua kondisi yang mempengaruhi persuasi yaitu: (1) ada
kepercayaan terhadap orang yang memberi saran; dan (2) tindakan yang
disarankan untuk dicoba harus realistis bagi yang diberi saran
d. Physiological State
Individu yang memiliki rasa takut, cemas, dan stres akan gagal
menyelesaikan tugas. Kegagalan tersebut akan membuat individu
merasa tidak mampu dan tidak yakin untuk menghadapi tugas
berikutnya. Individu akan lebih berhasil bila tidak mengalami
pengalaman yang menekan yang dapat menurunkan keyakinannya.
4. Pengaruh Efikasi Diri
Bandura (1994) mengatakan menjelaskan bahwa, ada empat proses
psikologis dalam diri manusia yang dipengaruhi oleh efikasi diri. Yaitu: proses
kognitif, proses motivasional, proses afektif dan proses seleksi. Individu yang
memiliki efikasi diri yang kuat/tinggi, akan lebih senang menetapkan tujuan-
tujuan yang bersifat menantang dan mengokohkan komitmen terhadap tujuan-
tujuan yang telah ditetapkannya.
Efikasi diri memainkan peranan utama dalam pengaturan motivasi
individu. Sebagian besar motivasi ini dihasilkan melalui suatu proses kognitif.
Individu memotivasi dirinya sendiri dan mengarahkan tindakannya melalui
pemikiran. Efikasi diri memberikan sumbangan terhadap motivasi melalui
beberapa cara yaitu: dengan menentukan tujuan-tujuan bagi diri individu,
13
menentukan besar usaha yang akan diberikan, menentukan kegigihan dalam
menghadapi kesulitan, kegagalan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
prestasi individu (Bandura 1994).
Efikasi diri individu akan mempengaruhi kemampuan individu dalam
menghadapi permasalahan. Seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi, tidak
akan mengalami gangguan pola pikir dan akan berani menghadapi suasana yang
sulit dan mengancam, disaat menghadapi masalah (Bandura, 1994).
B. Deskripsi Herbalife
1. Sejarah Singkat
Herbalife didirikan pada tahun 1980 oleh Mark Hughes. Sejarah Berdiri
Herbalife dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi Mark yang menyaksikan
kematian ibunya usia 36 tahun karena mencoba berbagai program diet dan
mengkonsumsi berbagai pil-pil diet yang mengakibatkan kematian. Melalui
kerjasama Mark dengan beberapa ahli kesehatan, maka terciptalah Program
Pengendalian Berat Badan Herbalife (buku manual, Herbalife, 2006).
2. Tujuan Organisasi
Tujuan berdirinya Herbalife adalah, untuk melanjutkan cita-cita
pendirinya yaitu Mark Hughes, dalam menolong orang-orang yang ingin
menurunkan berat badan secara sehat dan aman. Visi dan Misi Herbalife adalah
untuk memberi inspirasi kepada setiap individu dan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk mengubah hidupnya. Perubahan ini berupa perubahan
positif dari segi kesehatan kostumer yang membaik setelah mengkonsumsi
14
produk, serta perubahan finansial bagi para distributor yang bergabung bersama
Herbalife (buku manual, Herbalife, 2006).
3. Sistem Pemasaran Produk
Network Marketing, merupakan sistem dari rencana pemasaran yang
digunakan oleh Herbalife. Pada sistem ini, setiap distributor mandiri saling
bekerja sama dalam menjual produk dan membangun jaringan. Caranya adalah
dengan membentuk suatu sistim duplikasi, yaitu: Pertama, distributor
membentuk basis pelanggan eceran yang kuat, yang dapat memberi keuntungan
eceran setiap bulan. Kedua, distributor mencari orang lain untuk bergabung dan
menjadi rekan kerja (calon rekan kerja bisa berasal dari pelangggan yang puas
dengan hasil yang diperoleh dari mengkonsumsi produk) dan melatih mereka
untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh distributor pertama
(menjual dan mencari orang lain yang dapat membantu mereka). Dengan
melatih dan membantu Downline, serta menunjukan proses cara
menduplikasikan proses ini kebawah, seorang distributor akan mendapat bagian
dari struktur bonus dan komisi yang dibayarkan oleh Herbalife melalui VP
organisasi. Seorang distributor juga wajib memberikan pendampingan,
masukan, serta support bagi downline baru, sehingga mereka dapat mempelajari
dan memperoleh gambaran mengenai tugas-tugasnya sebagai distributor.
4. Kunci Sukses Pemasaran Produk
Herbalife memiliki tiga kunci sukses dalam menghadapi persaingan
pasar dengan produk makanan sehat lainnya. Ketiga kunci sukses tersebut
yaitu: Use, Wear, Talk. Use merupakan tahap dimana seorang distributor
diwajibkan untuk mencoba produk Herbalife agar dapat merasakan manfaat
15
produk secara langsung. Wear merupakan tahap lanjutan dimana seorang
distributor mengenakan “PIN” yang bertuliskan pesan singkat tentang manfaat
yang ia dapat dari mengkonsumsi Produk Herbalife. Contohnya, Pin yang
bertuliskan“I lost 7 kg in 3 weeks. Ask Me how”, dipakai oleh distributor yang
benar-benar mengalami penurunan berat badan sebesar 7kg itu sendiri.
Terakhir, adalah Talk. Pada tahap ini, seorang distributor diharuskan untuk
membicarakan tentang manfaat Herbalife yang telah didapatinya kepada setiap
orang, terutama kepada para calon kostumer potensial, seperti calon kostumer
yang memiliki masalah berat badan. Sistem “talk” ini sangat dianjurkan untuk
dilakukan oleh para distributor Herbalife karena informasi dari mulut ke mulut
merupakan suatu bentuk promosi yang paling ampuh (buku manual, Herbalife,
2006).
C. Efikasi Diri Pada Distributor Herbalife Dalam Menjual Produk
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa efikasi diri dapat diperoleh melalui
empat sumber yaitu: enactive attaintment, vicarious experiences, verbal
pessuation, dan physiological state. Maka pada penelitian ini dapat diasumsikan
bahwa distributor Herbalife memperoleh efikasi diri yang baik melalui
beberapa sumber seperti: pengalaman keberhasilan distributor di masalalu yang
tergolong dalam enactive attaintment, adanya contoh/modeling dari upline yang
memberi contoh yang baik saat menyelesaikan tugas, merupakan suatu bentuk
Vicarious experiences bagi distributor. Dan ketika distributor mendapatkan
saran, nasihat, bimbingan serta support dari pihak upline, hal ini juga menjadi
suatu sumber efikasi dalam bentuk Verbal Persuation. Semua pengalaman
16
keberhasilan di masalalu (enactive attainment), contoh modeling (vicarious
experiences) serta nasihat, bimbingan, dll (verbal persuation) yang diterima
oleh para distributor baru tersebut, akan berdampak pada Physiological state
distributor yang membuat mereka tidak merasa takut, cemas dan stess dalam
melaksanakan tugas. Sebaliknya, efikasi diri yang rendah dapat terjadi apabila
sumber-sumber efikasi diri tidak diperoleh distributor. Contoh: distributor
memiliki pengalaman akan kegagalan dalam menjual produk di masa lalu
(enactive attaintment), tidak mendapatkan model/contoh yang baik dari para
upline (vicarious experiences), kurang mendapat bimbingan/support yang
positif dari pihak up line (verbal persuation), sehingga mereka akan merasa
tidak nyaman, takut dan cemas saat bekerja (physiological state).
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian mengenai efikasi diri dan dimensi-dimensi efikasi
diri dan sistem kerja Herbalife, maka peneliti menyusun suatu alat untuk
mengetahui bagaimana gambaran dimensi-dimensi efikasi diri para distributor
Herbalife dalam menjual produk?
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif ialah penelitian yang bertujuan untuk membuat
deskripsi yang sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat
populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1998). la juga menambahkan bahwa
penelitian deskriptif hanya bersifat menggambarkan suatu variabel yang akan
diteliti melalui pengisian skala tanpa perlu mencari atau menerangkan
hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan atau mendapat makna dan
implikasi. Sugiono (1999) menjelaskan penelitian deskriptif sebagai penelitian
yang dilakukan untuk memberi deskripsi atau gambaran tentang objek
penelitian melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Namawi (1990) menerangkan bahwa ada dua ciri pokok penelitian
deskriptif. Kedua ciri tersebut adalah:
1 Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual. Berdasarkan ciri
pertama ini, maka pada penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan perhatian
pada kemampuan efikasi diri para distributor Herbalife dalam menjual
produk.
2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagai mana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adekuat. Berdasarkan ciri
18
kedua ini, maka peneliti akan menyertakan bukti berupa transkrip hasil
penghitungan kuantitatif serta laporan selama peneliti melakukan penelitian.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai penelitian deskriptif,
maka penelitian ini menggunakan data kuantitatif tentang variabel yang
diperoleh dengan menggunakan analisis skor jawaban subjek pada skala
sebagai mana adanya. Hat ini ditujukan untuk mengetahui gambaran efikasi diri
para distributor Herbalife dalam menjual produk.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini berbentuk studi deskriptif, maka tidak ada Kontrol
terhadap variabel dalam penelitian. Variabel dalam sebuah penelitian
merupakan fokus dari penelitian tersebut. Arikuntoro (2002) mengatakan
bahwa variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pada definisi tentang variabel yang
telah diuraikan, maka yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah dimensi-
dimensi efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk yaitu:
magnitude, generality dan strength
C. Definisi Operasional
Defininisi operasional dalam penelitian ini adalah: evaluasi distributor
terhadap kemampuannya dalam menghadapi permasalahan yang muncul saat
melakukan proses penjualan.
Definisi operasional dasi masing-masing dimensi efikasi diri adalah
sebagai berikut:
19
1. Tingkat tugas atau magnitude, yaitu: perkiraan efikasi diri distributor
ketika menghadapi tugas, mulai dari tugas yang memiliki tingkat
kesulitan yang rendah, moderat, dan sukar.
2. Luas bidang tugas atau generality, yaitu: Efikasi diri distributor dalam
mengerjakan berbagai macam tugas penjualan.
3. Tingkat kekuatan atau strenght, yaitu: kekuatan distributor dalam
menghadapi masalah yang muncul saat melakukan penjualan.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek pada masing-masing
dimensi, maka semakin baik efikasi pada setiap dimensinya. Semakin rendah
skor yang diperoleh subjek pada masing-masing dimensi, maka semakin buruk
efikasi pada setiap dimensi tersebut.
D. Subjek Penelitian dan Sampling
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian seperti manusia,
gejala, benda-benda ataupun peristiwa yang diselidiki (Arikuntoro, 2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah, para distributor PT. Herbalife Indonesia,
Cabang Yogyakarta. Hal ini dilakukan agar penelitian terfokus pada apa yang
hendak diteliti, yaitu langsung tertuju pada para distributor Herbalife.
Sampel merupakan sebagian dari populasi dan sampling merupakan cara
atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 2000). Panelitian
ini menggunakan incidental Sampling. Dalam teknik sampling ini yang
dijadikan anggota sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan di jumpai
di tempat-tempat tertentu, seperti di kantor, ditempat-tempat umum, dll.
20
Anggota populasi yang kebetulan tidak dijumpai, sama sekali tidak diperhatikan
dan tidak diperhitungkan dalam penugasan subjek ke dalam sampel (Hadi,
2000).
Pertimbangan yang digunakan peneliti dalam mengambil sampel dengan
menggunakan metode incidental Sampling yaitu:
1. Tidak ada kriteria khusus yang digunakan dalam penelitian ini selain
bahwa sampel adalah distributor Herbalife
2. Adanya kesulitan dalam mengumpulkan seluruh distributor pada saat
yang bersamaan karena setiap distributor memiliki kebebasannya
sendiri-sendiri dalam mengatur jam kerja, sehingga skala hanya
diberikan kepada para distributor Herbalife yang hadir pada saat
pertemuan di kantor. Para distributor yang tidak temui saat pembagian
skala, sama sekali tidak diperhitungkan.
E. Prosedur Penelitian
Ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum penelitian ini berangsung:
1. Membuat Alat Ukur
a. Alat ukur dibuat berdasarkan dimensi-dimensi efikasi diri
b. Membuat blue print
c. Menentukan format jawaban
d. Menulis item berdasarkan blue print yang telah dibuat
2. Persiapan Tes
a. Menentukan Kelompok Subjek
21
b. Mempersiapkan Skala penelitian yang telah sisusun berdasarkan blue print
3. Penelitian
a. Memberikan skala penelitian kepada subjek penelitian
b. Menganalisa data hasil penelitian
c. Menyusun kesimpulan statistik hasil analisis data penelitian
d. Membuat deskripsi hasil penelitian
F. Alat Pengumpulan Data
Data diperlukan untuk melakukan pemecahan terhadap suatu masalah
yang berkaitan dengan objek penelitian. Data memiliki arti sebagai hasil
pencatatan peneliti baik berupa angka maupun fakta. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah metode Skala Likert. Skala ini berupa skala dimensi
efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk yang disusun dari
sejumlah pertanyaan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable),
serta empat kemungkinan jawaban mengenai tingkat persetujuan subjek.
Tingkat persetujuan yang diminta untuk dinyatakan oleh para subjek
dalam skala efikasi diri ini terdiri dari ketegori sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kategori jawaban akan di skor
1–4 berdasarkan tingkat penolakan dan dukungan terhadap isi pernyataan.
a. Pernyataan positif (favorable)
perolehan skor untuk pilihan jawaban pada kategori ini adalah:
Sangat Setuju (SS) : memperoleh skor 4
Setuju(S) : memperoleh skor 3
Tidak Setuju(TS) : memperoleh skor 2
22
Sangat Tidak Setuju (STS) : memperoleh skor 1
b. Pertanyaan negatif(unfavorable)
Perolehan skor untuk pilihan jawaban pada kategori ini adalah:
Sangat Setuju (SS) : memperoleh skor 1
Setuju(S) : memperoleh skor 2
Tidak Setuju(TS) : memperoleh skor 3
Sangat Tidak Setuju (STS) : memperoleh skor 4
Tabel 1
Skor Berdasarkan Kategori Jawaban
Jawaban Skor Skor
Favorable unfavorable
Sangat setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju(TS) 2 3
Sangat tidak setuju(STS) 1 4
Hadi (2004), mengatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian
berdasarkan asumsi sebagai berikut:
a. Subjek merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya
b. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan
dapat dipercaya
c. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penyelidik.
Tidak ada jawaban tengah atau netral yang digunakan dalam penelitian
ini. Hal ini menurut Hadi (1991), didasarkan pada:
23
a. kategori undecided yang memiliki arti ganda yang bisa diartikan belum
memutuskan memberi jawaban, bisa juga diartikan netral, setuju tidak,
tidaksetujupun tidak atau bahkan ragu-ragu. Kategori yang mempunyai
arti ganda seperti ini tentunya tidak diharapkan dalam suatu instrument.
b. Tersedianya jawaban tengah menimbulkan kecendrungan menjawab
tengah (cental tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu
atas arah kecendrungan jawabannya, kearah setuju atau tidak setuju.
c. Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat
kecendrungan pendapat responden, kearah setuju atau kearah tidak
setuju. Jika tersedia jawaban tengah, akan menghilangkan data
penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat
disaring dari responden.
Dibawah ini adalah tabel blue print yang dibuat peneliti sebagai acuan
untuk menyusun skala dimensi efikasi diri distributor Herbalife
Tabel 2
Blue print Skala Efikasi Diri Distributor Herbalife Dalam Menjual Produk
Dimensi Favorable Unfavorable Total
Magnitude 10 (16.7%) 10 (16.7%) 20 (33.3%)
Strength 10 (16.7%) 10 (16.7% 20 (33.3%)
Generality 10 (16.7%) 10 (16.7%) 20 (33.3%)
Total 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%)
Pada tabel 3 dibawah ini, menunjukan sebaran distribusi item per dimensi.
24
Tabel 3
Sebaran Distribusi Item per Dimensi Sebelum Uji Coba
Favorable Unfavorable Dimensi
No Jml
(%)
No Jml
(%)
Total
Magnitude 3,4,8,20,
29,32,40
,42,50,54
10
(16.7%)
7,12,18,24,
27,38,48,
51,52,60
10
(16.7%)
20
(33.3%)
Strength 10,15,19,
21,25,34,
44,46,53,58
10
(16.7%)
1,5,9,14,
26,28,33,
36,41,49
10
(16.7%)
20
(33.3%)
Generality 6,31,35,
43,45,47,
55,56,57,59
10
(16.7%)
2,11,13,16,
17,22,23,
30,37,39
10
(16.7%)
20
(33.3%)
TOTAL
30
(50%)
30
(50%)
60
(100%)
G. Kredibilitas Alat Pengumpulan Data
Skala penelitian ini dikenakan kepada subjek yang memiliki kriteria
yang sama seperti yang diinginkan oleh peneliti, dalam hal ini para distributor
Herbalife itu sendiri untuk memperoleh Validitas dan Reliabilitas.
1. Validitas
Validitas sering dikonsepsikan sebagai sejauh mana tes mampu
mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 1999). Alat tes dikatakan
mempunyai validitas tinggi apabila alat tes tersebut mampu menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan apa yang dimaksud
dari tujuan dilakukannya pengukuran.
25
Penelitian ini menggunakan validitas isi. Azwar (1999), mengatakan
bahwa validitas isi merupakan validitas yang diestimasikan lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional lewat professional judgment yaitu
penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang
yang dianggap ahli atau profesional di bidangnya, dalam hal ini dosen
pembimbing skripsi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam
skala penelitian mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi
objek yang hendak diukur dan sejauh mana item-item tersebut mencerminkan
ciri perilaku yang hendak diukur. Salah satu cara untuk melihat apakah validitas
isi sudah terpenuhi adalah dengan menyesuaikan item-item dalam skala yang
telah ditulis dengan blue print (Azwar, 2001)
2. Seleksi Item
Setelah memeriksa validitas isi, peneliti melakukan seleksi item untuk
memilih item-item yang berkualitas. Kualitas item diukur dengan cara
menganalisis butir item dengan menggunakan parameter daya beda item. Daya
beda item bertujuan untuk mengetahui sejauh mana item mampu membedakan
antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki
atribut yang diukur (Azwar, 1999). Parameter daya beda item yang di
estimasikan berdasarkan koefisien korelasi total memperlihatkan kesesuaian
fungsi item dengan fungsi skala dalam mengungkap perbedaan individual yang
akan berguna untuk mengoptimalkan fungsi skala.
Daya beda item ditunjukkan oleh statistik yang dihitung dengan bantuan
SPSS 13.0 for Windows. Seleksi item pada skala penelitian ini didasarkan pada
uji signifikansi rit pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah subjek 60 orang
26
(N=60), yaitu rit = 0, 25. Mengacu pada hal tersebut, maka item yang memiliki
rit kurang dari 0, 25 dinyatakan gugur dan hasilnya tidak layak untuk diikut
sertakan dalam penelitian.
Tabel empat dibawah ini menunjukan item-item yang lolos setelah uji
coba yaitu: 46 item yang sahih yang terdiri dari 26 item favorable dan 20 item
unfavorable.
Tabel 4
Tabel Sebaran Item yang Sahih per Dimensi Setelah Uji Coba
Dimensi Favorable Unfavorable Total
Magnitude 3,4,8,20,29,32,
40,42,50,54
12,18,,27,48,51,60 16
Strength 10,15,19,21,25,
34,44,46,53
1,14,33,36,41 14
Generality 6,31,43,47,55,56,57 2,11,13,16,17,22,30,37,39 16
TOTAL
26 20 46
3. Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan
hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1999).
Suatu hasil pengukuran akan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama di dapatkan
hasil yang kurang lebih sama, dengan catatan aspek yang diukur dalam diri
subjek belum berubah. Maksud dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui
apakah item-item yang menjadi alat ukur memiliki reliabilitas yang baik untuk
digunakan dalam penelitian.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan perhitungan reliabilitas koefisien alfa (a) dari Cronbach dengan
27
menggunakan program SPSS versi 13.0 for windows. Koefisien reliabilitas
berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitasnya, yaitu semakin mendekati angka 1 berarti semakin tinggi tingkat
reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin mendekati nilai 0
menunjukkan semakin rendah tingkat reliabilitas suatu penelitian.
Pengujian reabilitas skala efikasi diri dilakukan per dimensi, karena
pengukuran dilakukan berdasarkan dimensi dan bukan aspek. Nunally dalam
Gozaly (2001) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliable, apabila memberi nilai Alfa Cronbach > 0, 60.
Nilai pengukuran reabilitas pada dimensi magnitude adalah (a) = 0, 800
> 0, 60 sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pada dimensi magnitude
memiliki reabilitas sebagai alat ukur. Pada dimensi generality reabilitas yang
diperoleh adalah (a) = 0, 778 > 0, 60 sehingga dapat dikatakan bahwa item-item
pada dimensi ini juga memiliki reabilitas sebagai alat ukur. Nilai reabilitas pada
dimensi strength adalah (a) = 0,778 > 0, 60 sehingga dapat disimpulkan bahwa
item-item pada dimensi strength juga memiliki reabilitas sebagai alat ukur.
H. Analisis Data
Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mengolah hasil data
yang diperoleh, yang masih berupa data kasar di analisis menjadi data yang
lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui
tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, mean
empiris, dan standar deviasi.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Dan Pelaksanan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, Peneliti meminta izin secara khusus
dari pihak PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, untuk mengadakan
penelitian pada distributor-distributor Herbalife di wilayah Yogyakarta. Pihak
PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, tidak mengharuskan peneliti
membawa Surat Keterangan Izin Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, sehingga peneliti dipermudah untuk dapat melakukan
penelitian pada PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta. Sebagai bukti
bahwa peneliti telah melakukan penelitian di PT. Herbalife tersebut, Peneliti
meminta surat pernyataan dari pihak Herbalife yang menyatakan bahwa peneliti
telah melaksanakan penelitian di tempat tersebut.
PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta didirikan sekitar 5 tahun
yang lalu, berkat usaha bersama yang dilakukan oleh beberapa distributor
independent yang ingin memperluas jaringan kerja mereka di wilayah
Yogyakarta. Kantor PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, beralamat di
Jln. Kaliurang, km 5, 8, Pandega Marta, No. A2.
Herbalife Tidak memiliki struktur organisasi yang jelas. Hal ini
dikarenakan, setiap individu yang berada di dalam Herbalife merupakan para
distributor yang saling bekerja sama (buku manual, Herbalife, 2006). Faktor
lain yang menyebabkan organisasi ini tidak memiliki struktur yang jelas adalah,
29
setiap anggota Herbalife dapat memiliki posisi yang sama dalam waktu yang
bersamaan pula, tergantung pada tingkatan level mana, mereka terlibat bersama
Herbalife. Tidak ada batasan usia, latar belakang Pendidikan, Jenis kelamin, dll,
sebagai syarat untuk ikut serta terlibat dalam Herbalife.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tangggal 29-30 Desember 2006 atas dasar
pertimbangan bahwa pada tanggal 29-30 Desember tersebut akan dilaksanakan
pertemuan khusus bagi para distributor Herbalife, sehingga akan memudahkan
peneliti dalam membagikan skala, mengingat pada hari-hari lain, peneliti akan
kesulitan mengumpulkan subjek dalam waktu singkat secara bersamaan, karena
setiap distributor memiliki agenda kerja masing-masing. Skala yang di sebar
peneliti berjumlah 60 eksemplar dan semuanya di isi dan dikembalikan oleh
para distributor yang hadir pada tanggal 29-30 Desember 2006, sehingga
terdapat 60 skala yang hasilnya dapat dianalisa sebagai data penelitian.
B. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah skala penelitian yang
telah disusun mengikuti sebaran data distribusi normal atau tidak. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan bantuan program SPSS for windows Version 13.00. Jika nilai
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0. 05 (p>0. 05) maka sebaran data
tersebut normal. Apabila nilai signifikansi yang diperoleh tersebut lebih kecil
30
dari 0. 05 (p >0. 05) maka sebaran data tersebut tidak mengikuti sebaran data
normal.
Hasil Uji normalitas pada penelitian ini menunjukan p = 0,942 lebih
besar dari pada 0, 05 dengan demikian sebaran data penelitian ini mengikuti
data distribusi normal.
2. Deskripsi Data Penelitian
Dari hasil pengumpulan data, diperoleh gambaran skor efikasi diri per
dimensi dari para distributor Herbalife yang disajikan pada setiap tabel dibawah
ini
Tabel 5
Deskripsi Data Dimensi Magnitude, Generality dan Strength
Dimensi N Xmin Xmaks Mean SD
Magnitude Teoritik 60 16 64 40 8
Empirik 60 37 63 52,78 4,225
Generality Teoritik 60 16 64 40 8
Empitik 60 35 63 49,10 4,225
Strength Teoritik 60 14 56 35 7
Empirik 60 35 53 44,10 4,616
Keterangan:
N : Jumlah Skor Penelitian
Xmin : Skor terendah yang dicapai subjek
Xmax : Skor tertinggi yang mungkin dicapai subjek
Mean : Rata-rata skor yang diperoleh
SD : Simpangan baku
Interpretasi terhadap skor total skala efikasi diri dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat efikasi diri distributor Herbalife pada masing-
masing dimensi. Untuk mengiterpretasi skor-skor mentah skala efikasi diri
tersebut diperlukan norma kategorisasi. Kategorisasi yang digunakan pada
31
penelitian ini mencakup tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Azwar, 2002):
a. Kategori tinggi = X = (µ + 1, 0 s)
b. Kategori sedang = (µ - 1, 0 s) = X < (µ + 1, 0 s)
c. Kategori rendah = X < (µ + 1, 0 s)
Keterangan:
X = Skor total yang diperoleh subjek
µ = Mean teoritik
s = Standar deviasi teoritik
Hasil perhitungan rentang nilai dari ketiga dimensi tersebut, ditunjukkan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 6
Kategorisasi Skor Efiksi Diri Dimensi Magnitude,Generality,Strength
Dimensi Kategori Rentang Skor Frekuensi Presentase
Magnitude Tinggi X = 48 57 95
Sedang 32 = X < 48 3 5
Rendah X < 32 0 0
Generality Tinggi X = 48 42 70
Sedang 32 = X < 48 18 30
Rendah X < 32 0 0
Strength Tinggi X = 42 42 70
Sedang 28 = X < 42 18 30
Rendah X < 28 0 0
C. Pembahasan
Analisis deskriptif yang dilakukan pada masing-masing dimensi efikasi
diri bertujuan untuk mengetahui seberapa besar setiap dimensi memberikan
gambaran mengenai efikasi diri distributor Herbalife. Hasil analisis
32
menunjukan bahwa ketiga dimensi efikasi diri distributor Herbalife memiliki
skor yang tinggi.
Dimensi magnitude memiliki frekuensi tertinggi karena 57 subjek
tergolong dalam kategori tinggi dan 3 subjek tergolong dalam kategori sedang.
Hal ini diperkuat dengan mean empirik dimensi magnitude sebesar 52, 78 yang
berada pada rentang nilai x = 48 yang juga tergolong tinggi. Hasil ini
menunjukan bahwa, sebagian besar distributor Herbalife yaitu 57 orang
distributor memiliki kemampuan yang tinggi, dan 3 orang memiliki
kemampuan yang cukup dalam menghadapi tingkat kesulitan yang beragam.
Mereka mampu untuk mengerjalan tugas-tugas yang mudah, mederat sampai
dengan melaksanakan tugas yang sukar seperti mulai mengenakan PIN,
membagikan brosur di perempatan lampu merah sampai dengan mengadakan
promosi langsung dengan para calon kostumer yang belum dikenal.
Dimensi generality berada pada frekuensi yang tinggi serta 42 orang
tergolong kedalam kategori tinggi, dan 18 orang dalam kategori sedang. Mean
empirik yang diperoleh oleh dimensi generality sebesar 49, 10 yang berada
pada rentang nilai x = 48 atau pada kategori tinggi. Perolehan ini menunjukkan
bahwa, 42 distributor Herbalife memiliki kemampuan yang tinggi dan 18 orang
memiliki kemampuan yang sedang/cukup untuk bekerja pada bidang pekerjaan
yang luas. Para distributor tidak hanya mampu bekerja pada satu bidang
tertentu, tetapi juga mampu dalam mengerjakan beberapa bidang lain, seperti
mampu menggunakan berbagai macam metode dalam menjual produk, mulai
dari menggunakan PIN yang mengiklankan kelebihan Produk yang dijual,
33
menawarkan produk yang dijual pada calon kostumer kapan dan dimana saja
serta mengadakan event-event tertentu untuk mempromosikan produk mereka.
Dimensi strength berada pada kategori tinggi dengan frekuensi 42 orang
tergolong kedalam kategori tinggi dan 18 orang pada kategori sedang. Mean
empirik sebesar 44, 10 yang juga berada pada kategori tinggi karena berada
pada rentang nilai x = 42. Hal ini berarti para distributor Herbalife yang berada
pada rentang skor tinggi memiliki kekuatan dan kemantapan dalam mengatasi
kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul saat mereka menjual
produk. Masalah-masalah tersebut dapat berupa penolakan dari calon kostumer,
menghadapi keluhan-keluhan dari kostumer yang tidak berhasil dalam program
diet Herbalife, sampai kepada masalah-masalah administratif yang berkaitan
dengan penjualan produk, sedangkan 18 subjek lainnya cukup mampu untuk
bertahan dalam menghadapi tekanan-tekanan yang muncul dalam menghadapi
tugas.
Tingginya efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti, adanya HOM atau Herbalife Opportunity
Meeting yang dilakukan tiga kali seminggu pada hari selasa, kamis dan sabtu
oleh pihak Herbalife. Acara ini beragendakan penjelasan secara umum
mengenai Herbalife bagi para calon kostumer dan distributor baru yang hadir
pada acara tersebut. Kesempatan ini biasanya dimanfaatkan oleh para
distributor untuk melatih kemampuan mereka mempromosikan produk di depan
publik sehingga mereka dapat dengan nyaman, tidak cemas/takut ketika bekerja
di lapangan. Apabila ada kesalahan atau perasaan takut yang dialami oleh
distributor baru saat presentasi, maka para upline akan segera memberikan
34
support dan evaluasi setelah acara berakhir. Hal ini menjadi suatu sumber
efikasi diri bagi distributor karena mereka mendapatkan verbal persuation yang
baik dari upline. Para distributor baru juga memperoleh Vicarious experiences
berupa contoh dari para upline saat mereka menawarkan produk kepada para
calon kostumer baru yang hadir di acara tersebut.
Pelaksanaan Succes Training School pada tiap awal bulan oleh
Herbalife, juga menjadi suatu sumber efikasi diri untuk distributor baru yaitu
vicarious experiences karena mereka akan mendapatkan contoh berupa solusi-
solusi dalam menghadapi masalah seputar penjualan produk, dll. Para upline
juga terus memberikan Verbal persuation berupa support bagi distributor baru
sehingga menjadikan mereka tidak merasa takut dalam menghadapi tantangan
yang muncul dalam pekerjaan. Verbal persuation dan vicarious experiences
yang terus diperoleh distributor melalui acara-acara tersebut, secara tidak
langsung akan membentuk suatu physiological state yang baik bagi distributor.
Mereka tidak akan mudah merasa takut, cemas dan stress dalam melakukan
tugasnya.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap para distributor Herbalife secara
keseluruhan menunjukan bahwa para distributor Herbalife memiliki efikasi diri
yang tinggi pada semua dimensi efikasi diri yaitu dimensi magnitude,
generality dan strength.
B. Saran
1. Bagi Pihak Herbalife
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat
disampaikan kepada pihak PT. Herbalife Indonesia cabang Yogyakarta adalah,
agar para distributor Herbalife dapat mempertahankan efikasi diri mereka yang
tinggi pada setiap dimensi efikasi diri yaitu dimensi magnitude, generality dan
strength sehingga keuntungan yang mereka peroleh dari menjual produk
Herbalife akan terus meningkat. Bagi para distributor yang memiliki efikasi diri
yang sedang atau cukup pada setiap dimensi efikasi diri, diharapkan dapat
meningkatan efikasi dirinya sehingga mereka juga dapat merasakan keuntungan
yang lebih banyak dari keuntungan yang sekarang mereka peroleh.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dikarenakan adanya keterbatasan penelitian tentang skala alat ukur yang
dipakai oleh peneliti, maka peneliti menyarankan agar skala ini
dipertimbangkan kembali sebelum dipergunakan oleh para peneliti selanjutnya
yang juga ingin mengadakan penelitian yang lebih mendalam seputar MLM.
36
Penelitian yang lebih mendalam tersebut dapat menggunakan variabel-variabel
lain yang juga mempengaruhi efikasi diri distributor MLM seperti
melihat/mengukur efikasi diri distributor berdasarkan tingkat pendidikan, latar
belakang sosial ekonomi, jenis kelamin atau variabel-variabel lain yang relevan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Arikuntoro, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Anonymous. Pedoman Penulisan Skripsi. 2004. Yogyakarta USD
Anonymous. Buku Manual Herbalife.2006
Azwar, Saifudin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
--------------------- 1998. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
----------------------.1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
BP. UNdip. Semarang
Bandura, Albert. 1986. Social Fondations of thought and Action. A Social
Cognitive theory. New Jersey. Prentice Hall. 390-453
Bandura, Albert. 1994. Self Efficacy. http://www.emory.edu
Baron & Byrne 1994. Social Psychology, Understanding Human Interaction.
Massachusets. Allyn & Bacon. 185-189, 500-501
Berkowitz, Leonard. 1980. A survey of Social Psychology. Hult, Rinehart &
Winston. 133-134
------------------------1997. Social Psychology, 8 th edition. Massachusets: Allyn
& Bacon
Hadi, S. 1991. Metode Research Yogyakarta: Andi
------------2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi
-----------2004. Metodologi Research jilid 2. Yogyakarta: Andi
APLI. 2007. http://www.apli.or.id/Daftar.asp?.id=DaftarAnggota
Herdianingrum. I. 2004. Motif Berprestasi Distributor MLM Tianshi.
Yogyakarta: Skripsi USD
38
Sarwintono, Toni. 2006. Hubungan Antara komitmen Organisasi Dengan
Prestasi Kerja Distributor Multi_Level Marketing Tianshi Yogyakarta.
Skripsi USD
Indarwanto, E. F. 2005. Perbedaan Motivasi Kerja Antara Distributor
Marketing Konvensional Dengan Distributor Multi Level Marketing.
Skripsi USD
Putrawan, Adi. 2003. Studi Deskriptif Efikasi Diri Perilaku Mencontek Pada
Mahasiswa Psikologi USD. Skripsi USD
Liesdianti. T. A. 2006. Kepuasan konsumen Terhadap Layanan di Rumah
Makan Pakem Sari. Skripsi USD
39
L A M P I R A N
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Recommended