View
336
Download
24
Category
Preview:
Citation preview
i
STUDI MORFOLOGI UDANG GALAH
(MACROBRACHIUM ROSENBERGII) DI ALIRAN SUNGAI
MUSI, SUMATERA SELATAN
AHMAD FAUZI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN ILMU DAN KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Morfologi Udang
Galah (Macrobrachium rosenbergii) di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Ahmad Fauzi
NIM C24080022
v
ABSTRAK
AHMAD FAUZI Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di
Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan. Dibimbing oleh YUSLI WARDIATNO
dan NGURAH NYOMAN WIADNYANA.
Macrobrachium rosenbergii dikenal dengan nama udang galah adalah salah
satu crustacea yang memiliki nilai ekonomis penting. Penangkapan di alam secara
terus menerus tentu dalam jangka waktu lama akan berdampak pada menurunya
stok dan populasi. Ketersediaan stok akan terpengaruh dengan adanya
penangkapan pada intensitas yang tinggi. Pada akhirnya kuantitas stok akan
semakin sedikit. Oleh karena itu perlu diketahui keragaman stok dengan beberapa
studi diantaranya adalah dengan studi morfologi. Adanya stok yang berbeda-beda
pada beberapa lokasi berdampak baik pada ketahanan kuantitas stok udang galah
pada saat terjadi overfishing, masing-masing stok yang berbeda dapat mengisi
stok lain. Oleh karena itu untuk mengetahui adanya stok yang berbeda pada
beberapa lokasi, perlu dilakukan penelitian berupa studi morfologi udang
galah.Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat keragaman morfometrik udang
galah (Macrobrachium rosenbergii) yang diambil dari tiga stok (Pualu Borang,
Pulau Burung dan Upang Jaya) di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan
menggunakan analisis diskriminan multivariat. Parameter morfologi yang
digunakan seluruhnya sepuluh, salah satunya menjadi faktor independen yaitu
panjang karapas (PK). Berdasarkan hasil analisis fungsi diskriminan mampu
memisahkan secara geografis dan membedakan pengelompokan udang
M.rosenbergii pada tiga stok. Pada analisis diskriminan bivariat juga berhasil
membedakan stok yang ada. Stok Pulau Borang dan Pulau Burung berhubungan
cukup erat dan tidak dapat dipisahkan keduanya. Pentingnya pengumpulan
informasi tentang tingkat keragaman stok terutama karena spesies memiliki nilai
ekonomis penting, serta dapat membantu ketika membangun akuakultur dan
membahas rencana maupun program terkait konservasi.
Kata kunci: Keragaman, Morfologi, Udang galah Macrobrachium rosenbergii.
ABSTRACT
AHMAD FAUZI Morphology Study of Giant River Prawn (Macrobrachium
rosenbergii) in Musi River, South Sumatera. Supervised by YUSLI
WARDIATNO and NYOMAN NGURAH WIADNYANA.
Macrobrachium rosenbergii is also known as the giant river prawn, and
thought to be one of economically important species. A continuing harvest from
the wild would eventually led to the decreasing stock and population overtime.
Stock availability would be smitten cought at high intensity. Stock diversity is one
aspect that could be affected from overfishing, therefore a further study is needed,
such as morphological aspect of this prawn. This study was aimed to find out
morphometric diversity of the prawn that were caught from three different
locations (Borang Island, Burung Island and Upang Jaya) in the Musi River of
South Sumatera. Multivariate discriminant analysis was used to this study using
ten of morphological variable, one of them being an independent factor which is
carapace length (CL). Based on the study, the particular analysis was capable on
geographically separate and differ the three different stock of the giant river
prawn. The stock from Borang Island and Burung Island was closely related and
was could not be separated from another. The importance of gathering the
information about stock diversity is because of the value of the prawn, and also a
key to develop culturing and conservation.
Keywords: Diversity, Giant River Prawn, Morphological.
vi
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
STUDI MORFOLOGI UDANG GALAH
(MACROBRACHIUM ROSENBERGII) DI ALIRAN SUNGAI
MUSI, SUMATERA SELATAN
AHMAD FAUZI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN ILMU DAN KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
v
Judul Skripsi : Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di
Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Nama : Ahmad Fauzi
NIM : C24080022
Disetujui oleh
Dr. Ir. Yusli Wardiatno, MSc. Prof. Dr. Ir. Ngurah N. Wiadnyana, DEA.
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Muhammad Mukhlis Kamal, MSc.
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 ini ialah
Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di Aliran Sungai
Musi, Sumatera Selatan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan peyusun skripsi ini terutama kepada:
1. Dr. Ir. Yusli Wardiatno, MSc. selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr.
Ir. Ngurah N. Wiadnyana, DEA. selaku pembimbing II yang telah
memberikan arahan, dan saran dalam menulis.
2. Ir. Zairion, M.Sc dan Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, MSc. selaku Dosen
Penguji, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan
skripsi.
3. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, MS yang telah membantu memberikan arahan
dan masukan pada penyempurnaan penulisan skripsi.
4. Ir. Charles PH. Simanjuntak, MSi selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dan memberi nasehat selama studi.
5. Orang tua tercinta ayah Suwito, ibu Rosita yang selalu memberikan
kasih sayang do’a dan dukungan baik moril maupun materil serta adik-
adikku Fitriani dan Trimarlisa Eni.
6. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Balai Riset Penelitian
Perairan Umum (BRPPU) Palembang yang telah memberikan
Pendanaan penelititan dan memberi kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian udang galah di daerah Aliran Sungai Musi,
Sumatera selatan, serta kepada Ibu Ir. Syarifah N., MSi. dan Eko
Priyanto, SPi, MSi. atas bantuanya dalam penyediaan sampel.
7. Terima kasih kepada pimpinan dan seluruh staf Pusat Pengkajian dan
Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) yang telah
ikut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi.
8. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf tata usaha MSP
Mba Widar, Mang Unus dan seluruh staf atas bantuannya.
9. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada sahabat MSP 45, Tafrani,
Doni, Putu, Christian, Angresia, Imanda , dan seluruh sahabat yang tidak
bisa disebutkan satu persatu atas bantuanya. Terima kasih kepada Bang
Aries dan Pak Ruslan di Lab. Biologi Mikro Makro Manajemen
Sumber Daya Perairan Intitut Pertanian Bogor atas bantuan dalam
penelitian.
Penulis menyadari tulisan ini belum sempurna. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.
Bogor, September 2013
Ahmad Fauzi
v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 1
2 METODE ........................................................................................................... 2
Waktu dan Tempat ........................................................................................ 2
Bahan dan Alat .............................................................................................. 2
Pengukuran dan Pengamatan ........................................................................ 2
Analisis Data ................................................................................................. 4
3 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 5
4 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 24
Kesimpulan ................................................................................................. 24
Saran............................................................................................................ 24
5 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26
LAMPIRAN .......................................................................................................... 31
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 33
vi
DAFTAR TABEL
1 Detail parameter morfometrik dan meristik pada udang galah
Macrobrachium rosenbergii ................................................................... 4
2 Ringkasan statistik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) pada
tiga stok di Aliran Sungai Musi,Sumatera Selatan ................................. 6
3 Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua poulasi M.rosenbergii pada (stok 1 vs. stok 2) ........ 10 4 Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua stok M.rosenbergii pada (stok 1 vs. stok 3) ............. 11 5 Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua stok M.rosenbergii pada (stok 2 vs. stok 3) ............. 12
6 Perbandingan Regresi linear pada Sepuluh parameter morfometrik (
PK sebagai variabel independen ) untuk membandingkan stok udang
M. rosenbergii antara jantan dan betina pada seluruh stok yang
diambil .................................................................................................. 13
7 Korelasi antara variabel diskrimantif (parameter) dan standar kanonik
diskrimainan fungsi Macrobrachium rosenbergii ............................... 23
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi pengambilan sampel M.rosenbergii di Sungai Musi
Sumatera Selatan. .................................................................................... 2 2 Skema representasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). .......... 2 3 Hubungan variabel (PT) panjang total vs. (PK) panjang karapas antar
stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 ( ) dan
ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).. ..................................... 13 4 Hubungan variabel (Pab) panjang abdominal vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ). ............... 14 5 Hubungan variabel (Ptel) panjang telson vs. (PK) panjang karapas
antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 (
) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ). ............................. 14
6 Hubungan variabel (LK) lebar karapas vs. (PK) panjang karapas antar
stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 ( ) dan
ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 ( ). ........................................ 14
7 Hubungan variabel (PDK) panjang diagonal karapas vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).. ............... 18 8 Hubungan variabel (1PAP) Panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan populasi ke-2 (
). (B) stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 (
). ............................................................................................................ 18
vii
9 Hubungan variabel (TAP) tinggi abdominal pertama vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 ( ). .................. 18 10 Hubungan variabel (PR) panjang rostrum vs. (PK) panjang karapas
antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 (
) dan ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 ( ).. ................................ 16 11 Hubungan variabel (2PAK) panjang abdominal kedua vs. (PK)
panjang karapas antar stok. (A) populasi Ke-1 ( ) dan stok ke-2 (
). (B) stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 (
).. ........................................................................................................ 16 12 Hubungan variabel (PT) panjang total vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3).. ........................................................................ 16 13 Hubungan variabel (Pab) panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk
seluruh stok M. rosenbergii (1,2, dan 3). ............................................... 17 14 Hubungan variabel (Ptel) panjang telson vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3). ......................................................................... 17 15 Hubungan variabel (LK) lebar karapas vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3). ......................................................................... 18 16 Hubungan variabel (PDK) panjang diagonal kedua vs. (PK) panjang
karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh
stok M. rosenbergii (1,2, dan 3) ............................................................. 18 17 Hubungan variabel (1PAP) panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk
seluruh stok M. rosenbergii (1,2, dan 3) ................................................ 19 18 Hubungan variabel (TAP) tinggi abdominal pertama vs. (PK) panjang
karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh
stok M. rosenbergii (1,2, dan 3) ............................................................. 19
19 Hubungan variabel (PR) panjang rostrum vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3) .......................................................................... 20 20 Hubungan variabel (2PAK) panjang abdominal kedua vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk
seluruh stok M. rosenbergii (1,2, dan 3). ............................................... 20 21 Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga stok
M.rosenbergii. ........................................................................................ 21 22 Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga stok
M.rosenbergii khusus kelamin jantan. ................................................... 22 23 Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga stok
M.rosenbergii khusus kelamin betina. ................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Alat dan bahan .......................................................................................... 31
2 Hasil olahan data statistik ......................................................................... 32
3 Hasil olahan data statistic [lanjutan] ....................................................... 33
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Luasnya perairan Indonesia merupakan indikasi bahwa Indonesia
mempunyai sumberdaya perikanan yang potensial yang terdiri dari perairan tawar,
payau dan laut (Amil et al. 2006). Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
merupakan udang air tawar terbesar di dunia (Munasinghe dan Thusari 2010).
Berdasarkan kelangsungan hidupnya udang galah akan menempatkan diri pada
salinitas yang sesuai dengan daur hidupnya. Mulai dari larva ukuran (1mm) yang
berkembang baik di hilir (salinitas 14-15ppt) sampai udang galah dewasa ukuran
(10 cm) yang hidup di daerah hulu dengan salinitas kurang dari 5 ppt (Nadhlal dan
Pickering 2005). Masing-masing ukuran morofologi berada pada salinitas yang
berbeda sesuai perkembangan dan daur hidupnya. Hewan dengan ukuran yang
sama diyakini membentuk sebuah stok yang biasa digunakan pada industri
perikanan (Avsar 1994) sehingga adanya ukuran kelompok (grup) dengan ukuran
yang bervariasi pada satu lokasi dengan lokasi yang lain mengindikasikan adanya
stok yang berbeda pula. Sampel yang diambil pada penelitian masih satu aliran
sungai namun lokasinya berbeda-beda yaitu pada Pulau Borang, Pulau Burung
dan Upang Jaya. Stok yang berbeda pada beberapa lokasi yang masih satu aliran
sungai ini penting diketahui karena pada saat terjadi overfishing tangkapan
berlebih maka stok dari lokasi lain akan mengisi ruang kosong pada daerah yang
mengalami overfishing tersebut. Pada saat tertentu jika keseluruhan lokasi terjadi
overfishing maka perlu dilakukan restoking untuk meningkatkan kuantitas stok di
lingkungan tersebut (Harris 2006). Sesuai dengan fakta tersebut maka secara
periodik stok perlu pengkajian sebagai penentuan dan langkah mengambil
tindakan yang tepat untuk perencanaan manajemen konservasi.
Rumusan Masalah
Udang galah merupakan salah satu jenis crustacea yang memiliki nilai
ekonomis penting. Permintaan yang tinggi pada udang galah berdampak pada
intensitas tangkapan yang mampu mengurangi stok udang galah di perairan.
Adanya stok yang berbeda-beda pada beberapa lokasi berdampak baik pada
ketahanan kuantitas stok udang galah pada saat terjadi intervensi manusia.
Masing-masing stok yang berbeda dapat mengisi stok lain saat terjadi overfishing,
oleh karena itu untuk mengetahui adanya stok yang berbeda pada beberapa lokasi
(Pulau Borang, Pulau Burung, dan Upang Jaya) perlu dilakukan penelitian berupa
studi morfologi udang galah. Studi morfologi ini mampu membedakan stok dari
beberapa lokasi berdasarkan karakter dari morfometrik dan meristik menggunakan
analisis covarian dengan menekankan pada ukuran morfometrik udang galah.
Hasil akhirnya dapat membantu upaya mengambil kebijakan perencanaan dan
manajemen konservasi.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji keragaman morfometrik dan
meristik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) di aliran Sungai Musi
2101010010
Sumatera Selatan. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang tingkat keanekaragaman stok spesies air tawar yang memiliki nilai
ekonomis penting, serta dapat membantu ketika membangun perencanaan
budidaya dan program konservasi.
2 METODE
Waktu dan Tempat
Pengambilan sampel udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
dilakukan di Pulau borang, Pulau Burung dan di Upang Jaya tempat di Aliran
Sungai Musi, Sumatera Selatan (Gambar 1). Sampel koleksi diambil pada bulan
Oktober dan bulan Desember 2011. Sampel yang dikoleksi masing-masing untuk
seluruh lokasi berjumlah 45-120 ekor, namun masing-masing sampel yang benar-
benar dapat di input kedalam pengolahan data pada tiap lokasi masing-masing
sebanyak 40 ekor .
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel Macrobrachium rosenbergii di Aliran
Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan formalin, dan sampel udang galah
(Macrobrachium rosenbergii). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
3
antara lain, penggaris, plastik, baki, kertas label, alat tulis, kamera digital, dan
laptop yang dapat dilihat pada lampiran 1.
Pengukuran dan Pengamatan
Semua karakter yang terukur meliputi parameter morfometrik dan meristik
namun lebih mengutamakan karakter morfomterik. Karakter morfometrik yang
diukur adalah panjang total (Pab), panjang abdominal (Pab), panjang telson
(PTel), panjang karapas (PK), lebar karapas (LK), panjang diagonal karapas
(PDK), panjang abdominal pertama (1PAp), tinggi abdominal pertama (TAP),
panjang rostral (PR), panjang abdominal kedua(2PAK). Karakter meristik yang
dihitung adalah (NaR) jumlah gigi atas rostrum atas dan (NbR) jumlah gigi bawah
rostrum. Sedangkan karakter lain seperti periopod tidak digunakan karena anggota
tubuh ini sering malakukan regenerasi, terutama pada saat reproduksi (Chace dan
Bruce 1993; Suzuki dan Kusamura, 1997). Lebih dari itu Munasinghe dan
Thusari (2010) berpendapat bahwa periopod juga sering rusak saat pengumpulan
sampel. Masing-masing karakter yang diamati dapat dilihat pada Gambar 2 dan
definisi karakter dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 2. Skema representasi udang galah Macrobrachium rosenbergii beserta
parameter morfometrik dan meristik yang digunakan dalam studi.
Sumber : Munasinghe dan Thusari (2010).
4101010010
Tabel 1. Detail parameter morfometrik dan meristik pada Macrobrachium
rosenbergii yang digunakan pada studi.
No Variabel Singkatan Keterangan
A Parameter Morfometrik
1 Panjang Total PT Panjang dari antennula sampai ke ujung Telson*
2 Panjang Abdominal Pab panjang dari karaps depan sampai ke ujung Telson*
3 Panjang Telson PTeL panjang maksimum dari telson*
4 Panjang karapas PK
Panjang dari pangkal mata sampai batas karapas depan*
5 Lebar karapas LK Lebar maksimum karapas***
6 Panjang Diagonal Karapas PDK Panjang pangkal mata sampai batas karapas bawah**
7 Panjang abdominal pertama 1Pap Panjang maksimum pada segmen abdominal pertama*
8 Tinggi Abdominal pertama TAP
Tinggi maksimum pada segment abdominal pertama***
9 Panjang Rostral PR panjang dari ujung hingga pangkal Rostrum*
10 Panjang Abdominal kedua 2Pak Panjang maksimum pada segmen keddua abdominal*
B Parameter Meristik
1 Nomor gigi atas Rostrum NaR Total jumlah duri atas pada Rostrum
2 Nomor gigi bawah Rostrum NbR Total jumlah duri bawah pada Rostrum
*panjang Horisontal **Panjang Diagonal ***Panjang Vertikal
Analisis data
Analsisis data yang dilakukan adalah menggunakan Analisis Covarian.
Data yang dianalisis yaitu sepuluh karakter morfometrik yang diambil dari tiga
lokasi. Parameter morfometrik pada penelitian ini menggunakan desain penelitian
dari Munasinghe dan Thusari (2010). Parameter yang dipakai nilai (PK) panjang
karapas sebagai variabel independen dan Sembilan parameter morfometrik lainya
sebagai variabel dependen (dipengaruhi). Pada crustacea struktur seperti panjang
galah, Pleopod, dan lebar abdominal pada udang betina dapat digunakan dengan
mudah untuk penentuan kematangan seksual (Mariappan dan Balasundaram,
2004). Perlu diketahui secara keseluruhan genus Macrobrachium terdiri lebih dari
100 spesies, untuk identifikasi sendiri cukup sulit namun cara yang popular
digunakan adalah dengan menggunakan variasi morfologi (Koshy 1971). Variasi
morfologi makin lama banyak berkembang seperti yang dilakukan Wardiatno dan
Tamaki (2001) juga berhasil membedakan Nihonotryapea harmandi dan N.
japonica berdasarkan ukuran kornea mata. Selanjutnya Suzuki dan Kusamura
(1997) berhasil memisahkan Macrobrachium nipponese dengan Macrobrachium
formosense berdasarkan panjang dan lebar dactyl pada periopod ke dua. Cohen et
al. (1987) menyatakan variasi panjang dan berat berhubungan erat dengan jenis
kelamin jantan dan betina yang bisa diperolah dari banyak hal, mulai dari
makanan, kepadatan populasi, kondisi lingkungan yang telah terdokumentasi
dengan baik pada studi terdahulu. Lebih dari itu (Chache dan Bruce 1993)
menambahkan begitu pentingnya bagian cheliped yang digunakan pada taxonomy
berbagai jenis udang termasuk kelompok Macrobrachium. Pada lain kesempatan
(Jayachandran 1998) menggunakan rasio antara panjang cheliped dan panjang
5
karapas untuk menggambarkan spesies secara detail menggunakan bantuan
analisis statistik pada studi taxonomy.
Salah satu cara yang digunakan untuk menguji variabilitas karakter
morfometrik dapat menggunakan analisis covarian sehingga mampu memisahkan
karakter morfometrik antar lokasi pada tiga stok. Analisis covariate bekerja
dengan cara mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah, peubah X panjang
karapas (PK) independen dan peubah Y sebagai peubah dependen berupa sepuluh
parameter morfometrik yang diukur dan dibandingkan.
Analisis fungsi diskriminan (DFA) dilakukan untuk menentukan karakter
morfologi yang dapat diandalkan serta penting untuk membedakan stok. Lamda
wilk digunakan untuk untuk menguji signifikasi dari fungsi diskriminan secara
menyeluruh. Berikutnya didapatkan skor kanonikal yang diperoleh dari analisis
DFA yang diplot dalam dua dimensi ruang untuk mendeteksi secara visual pada
pemisahan stok. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan software yang
relevan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis diperoleh ringkasan hasil statistik berupa nilai
rata-rata sampai nilai ukuran maksimal untuk seluruh parameter, dapat dilihat
pada Tabel 2. Pada ringkasan statistik pada Tabel 2 diketahui ukuran udang
terbesar adalah 21,07 cm terlihat pada daerah Upang dikarenakan letaknya lebih
kearah muara dan diambil pada bulan Desember, sedangkan pada Upang jaya
udang galah memiliki ukuran yang paling besar dari tiga tempat sampel diambil.
Perbedaan ukuran ini karena udang yang ditangkap pada daerah upang diambil
pada bulan desember bertepatan pada musim puncak pemijahan yaitu pada bulan
Desember sampai bulan februari mulai beruaya ke estuari. Sedangkan pada bulan
februari sampai maret udang galah sudah benar-benar memijah dengan jumlah
telur berkisar 40.000 sampai 108.000 butir pada udang ukuran 12-16 cm (Utomo,
2001). Udang galah indukan yang sudah membawa telur yang telah dibuahi akan
beruaya kearah hilir sungai mencari air bersalinitas tinggi untuk melakukan
penetasan telur.
Udang galah di Pulau Borang dan Pulau Burung diambil pada waktu yang
bersamaan cenderung lebih kecil ukuranya karena pengkoleksian sampel pada
bulan oktober dan belum masuk pada bulan pemijahan. Terkait pemijahan
salinitas berdampak pada fase pemijahan. Pada salinitas 6 ppt udang berada pada
salinitas ideal untuk menetaskan telur, dan larva berkembang baik pada salinitas
14-15 ppt. Pada saat udang ke fase post larva (ukuran 1 mm) udang akan mulai
mencari ke daerah yang lebih rendah salinitasnya (Nadlal dan Pickering 2005).
Ketika telah mencapai ukuran dewasa (10 cm) udang galah akan kembali kesungai
sampai matang gonad menurut (Nadlal dan Pickering 2005). Udang galah di masa
larva sampai ke pasca larva belum dapat dibedakan antara jantan dan betina, baru
terlihat samar samar sampai saat juvenile (Malecha et al. 1992), baru Pada saat
panjang karapas 15-17 mm, udang galah jantan mulai dapat terlihat adanya
petunjuk kelamin sekunder (Mantel dan Dugeon 2005).
6
6661
Tabel 2. Ringkasan statistik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) pada tiga stok di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan.
25
Kematangan gonad betina bisa mencapai bobot 20 g dan fekunditas terbaik
untuk pembenihan adalah pada panjang tubuh 18,1-22,9. Berdasarkan penelitian
udang galah dengan panjang tubuh 15,5 cm telah dapat melakukan pemijahan
(Murni 2004) dan Indukan udang galah yang sehat penting untuk menghasilkan
benih yang baik (Sukadi et al., 2006). Lebih dari itu (Hadie 1993) berpendapat
bahwa pada perairan bersalinitas rendah udang galah mengalami pertumbuhan
yang optimum. Fitriyanti (2004) melaporkan bahwa masyarakat juga telah banyak
memanfaatkan perairan tawar pada lokasi persawahan untuk digunakan sebagai
media pemeliharaan Udang galah.
Ukuran udang dapat dipengaruhi juga dengan makanan. Sebagian besar
crustacea termasuk udang dapat mengubah kebiasaan makan dan tingkah laku
menurut waktu tempat dan ketersediaan makanan (Nadia 2002; Tjahjo dan
Purnamaningtyas 2006). Udang galah mampu mengisi relung makanan alami
yang kosong seperti makrofita (Tjahjo et al. 2001). Perkembangan awal dan
pertumbuhan udang sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan dengan jenis dan
kualitas serta jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuhnya (Mukti dan Satyantini
2005). Pakan yang tersedia cukup nutrisi mampu meningkatkan pertumbuhan
larva (Jayaprakas dan Sambhu 1996). Berdasarkan penelitian makanan yang
dimakan berpengaruh pada laju pertumbuhan udang (Rambe 1982) serta
perbedaan tingkat salinitas mampu mempengaruhi pertambahan bobot tubuh
(adanya proses moulting) dan mortalitas. Lebih dari itu (Tjahjo 2000; Tjahjo et
al. 2005) menambahkan kebiasaan makan udang galah bergantung pada makanan
yang tersedia dilingkungan baik berupa vegetasi maupun organisme kecil
diperairan. Makanan berperan besar terhadap pertumbuhan udang galah (Boer
1987). Pada lokasi yang berbeda dan dengan adanya pasang surut air
mempengaruhi kebiasaan makan udang galah berupa vegetasi (tumbuhan) dan
hewan (siput dan serangga) menurut (Satria 2001). Makanan merupakan faktor
penentu bagi populasi, stok, Pertumbuhan, dan kondisi ikan sedangkan macam
makanan satu spesies ikan biasanya bergantung pada umur, tempat dan waktu
(Tafrani 2012). Laju pertumbuhan udang galah banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan menurut (Tjahjho dan Purnamaningtyas 2006). Pertumbuhan pada
udang dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dan luar diantaranya jenis
kelamin, umur, parasite dan penyakit (faktor dalam), makanan dan kualitas air
(faktor luar) menurut (Effendie 1997; Kadarusman 2012). Berdasarkan jenis
kelamin Udang galah jantan memiliki pertumbuhan relative lebih cepat dari udang
betina dengan ukuran mampu 3 kali lebih besar hanya dalam waktu 3 bulan
pemeliharaan (Triajie 2010). Faktor lingkungan yang terpenting adalah makanan,
baik kualitas maupun kuantitas, sehingga ada hubungan yang erat antara makanan
dan bobot terhadap laju pertumbuhan menurut D’Abramo et al. (1989)
melaporkan bahwa makanan udang galah adalah potongan hewan dan tumbuhan,
larva dan serangga dewasa, algae moluska, cacing, ikan serta udang galah
cenderung bersifat kanibal pada tempat dengan kepadatan yang tinggi. Hasil
peneltian Tjahjo dan Purnamaningtyas (2004) menunjukan bahwa udang galah
mampu memanfaatkan potensi makanan (tumbuhan) dan peluang terjadinya
kompetisi yang rendah, baik makanan maupun ruang saat di tebar pada perairan
waduk. Utomo et al. (1991) menyatakan bahwa makanan udang galah di Sungai
Lempuing, Sumatera Selatan mempunyai makanan alami utama adalah detritus.
Udang galah juga bersifat bentik yaitu hidup didasar kolam sehingga udang akan
8101010010
mengkonsumsi pakan yang jatuh ke dasar. Cara udang mengambil makan juga
unik dengan menggunakan kaki jalan kedua sehingga memerlukan waktu lebih
lama dibandingkan pada ikan (New 2002). Pertumbuhan udang didorong dengan
proses molting (pergantian cangkang baru) menurut (Satyani 1996). Pertumbuhan
juvenile udang galah dapat didorong dengan mempercepat molting dengan
penambahan kalsium 50 mg/L Ca(OH)2 (Abidin 2011). Lebih dari itu (Zaidy
2007) menjelaskan dengan pemberian kalsium mampu membantu mempercepat
pertumbuhan, Saat kondisi lingkungan optimal yang ditandai dengan tingkat kerja
osmotik dan konsumsi oksigen yg rendah maka nafsu makan meningkat dan
selanjutnya pertumbuhan meningkat.Udang galah selalu molting karena kulit
cangkang tidak elastis untuk tumbuh dengan ukuran yang lebih besar,
memerlukan kalsium (Ca) dan Pospor (P) agar proses molting baik (Mandyasa
2007).
Lingkungan dan kualitas air berpengaruh terhadap kehidupan organisme
(Effendi 2000). Berdasarkan penelitian konsentrasi oksigen terbaik bagi udang
galah adalah 4 mg/L sampai 9 mg/L (Setyohadi et al. 2001). Akumulasi bahan
organik baik dari limbah metabolisme, sisa pakan dan bahan organik lainya dapat
menyebabkan kualitas air menurun dan berdampak pada kehidupan udang
(Chahayati 2012). Lingkungan yang buruk dapat menjadi stessor (penyebab
munculnya penyakit), karena pada saat lingkungan yang buruk udang rentang
terkena penyakit (Tidwell et al. 1998) dan penyakit sering menjadi faktor
pembatas pada proses budidaya (Sahrshar dan Azab 2008). Udang dapat menjadi
stres disaat makanan meningkat yang disisi lain mengundang kehadiran
organisme lain sebagai kompetitor dan terjadi persaingan dalam mendapatkan
makanan (Celia et al. 1996). Terkait lingkungan Munasinghe dan Thusari (2010)
melaporkan bahwa lingkungan yang berbeda-beda didaerah tersebut cenderung
berkorelasi dengan tingkat keanekaragaman hayati. Perbedaan lingkungan
mempengaruhi variasi ukuran karena adanya perbedaan makanan yang dimakan
dan kisaran salinitas. Berikutnya pada penelitian ini juga menggunakan analisis covarian dan
didapatkan hasil yang mampu menggambarkan masing-masing stok pada lokasi
berbeda, dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5. perbandingan garis regresi linear
pada sepuluh parameter pada dua stok udang M. rosenbergii yang dibandingkan
(Stok 1 vs. Stok 2). Terlihat pada Gambar 3 sampai Gambar 11 kolom (A) dari
dua regresi yang ada untuk seluruh parameter yang di uji menunjukan garis
regresi berpotongan (non-parallel) pada stok 1 (Pulau Borang) dan 2 (Upang
Jaya). Artinya sampel pada stok yang diukur untuk tiap parameternya juga
ditemukan dengan nilai seukuran (memiliki nilai yang sama) dan menandakan
stok 1 (Pulau Borang) dan 2 (Upang Jaya) saling berhubungan erat tidak dapat
dipisahkan. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3, tampak slopnya non
parallel (saling berpotongan).
Pada perbandingan antara Stok 1 (Pulau Borang) vs. stok 3 (Upang Jaya)
yang ditunjukan pada Gambar 3 sampai Gambar 11 kolom (B). Menunjukan
kecendrungan slope non-parallel (saling berpotongan) namun ditemukan juga
slope parallel ( sejajar ) pada perbandingan (PT vs. PK) dan (Pab vs. PK) serta
mampu digunakan untuk memisahkan stok yang berbeda nyata pada taraf nyata
(p<0.05). Slope parallel pada perbandingan (PT vs. PK) menunjukan pada PK
yang sama nilai panjang total (PT) pada stok 3 (Upang Jaya) lebih besar
9
dibandingkan pada panjang total (PT) stok 1 (Pulau Borang). Begitu pula pada
nilai (Pab vs PK). Panjang abdominal (Pab) pada stok 3 (Upang Jaya) lebih besar
dibandingkan pada stok 1 (Pulau Borang).
Perbandingan (stok 2 vs. Stok 3) terlihat pada Gambar 3 sampai gambar 11
kolom (C). Menunjukan Kecendrungan slope non-parallel namun ditemukan slope
pada (PT vs. PK), (Pab vs. PK), dan (LK vs. PK) mampu digunakan untuk
memisahkan stok dan berbeda nyata pada taraf nyata (p<0,05). Adanya stok yang
berbeda pada masing-masing lokasi ini berguna untuk ketahanan stok terhadap
tangkapan, dan pemulihan stok yang di isi secara sendirinya dari stok lain. Upaya
pengelolaan yang dapat dilakukan saat overfishing adalah dengan cara
merehabilitasi sumberdaya lewat penebaran benih baru sehingga dapat
meningkatkan produksi perikanan (Widana dan Natosubroto 1986). Satu grup
ikan dapat diperlakukan sebagai satu unit stok, jika hasil pendugaan dan studi
studi populasi maupun stok masuk dalam grup tersebut (Aziz 1989). Selain itu
keragaman stok berdasarkan perbedaan morfologi dan ini juga bermanfaat untuk
diketahui sebagai petunjuk awal perbedaan yang mengarah pada keragaman
genetik, namun perlu analisis lanjut sampai aliran genetik. Keragaman morfologi
pada suatu lingkungan menunjukan adanya kelenturan fenotipik. Selanjutnya
(Hadie 2005; Noor 1996) berpendapat kelenturan fenotipik sendiri merupakan
kemampuan suatu individu untuk menghasilkan lebih dari satu alternatif bentuk
morfologi atau tingkah laku terhadap perubahan kondisi lingkungan. Taylor dan
Aarsen (1988); Sultan (1987) menyatakan perubahan alternatif bentuk morfologi
ini bentuk respon individu terhadap perubahan lingkungan dan dapat
meningkatkan kemampuan individu tersebut untuk dapat bertahan hidup dan
bereproduksi pada lingkungan tersebut. Selanjutnya kelenturan fenotipik ini
mampu melihat seberapa besar variasi tingkat ekspresi fenotif seperti morfologi
dalam suatu genotip berdasarkan kondisi lingkungan yang berbeda. Mengenai
bentuk morfologi (Scheiner dan Lyman 1989; Sclichting dan Pagl1uci 986)
menjelaskan lebih detail bahwa variasi morfologi sebagi kelenturan fenotipik
adalah mekanisme lain untuk beradaptasi suatu individu terhadap lingkungan yang
beragam bergantung pada gen pengontrol perkembangan organisme dan adanya
dua kategori kontrol genetik berupa (kepekaan alel dan kontrol regulator).
Kepekaan alel sendiri menjelaskan dimana lokus gen diekspresikan dalam setiap
lingkungan, sedangkan kontrol regulator menjelaskan dimana tidak semua lokus
di ekspresikan pada lingkungan. (Carman et al. 2004); Scheiner dan Lyman 1991)
menyatakan dengan melihat banyaknya spesialisasi organisme berdasarkan
lingkunganya yang ditandai adanya kelenturan fenotipik dari perbedaan bentuk
morfologi, artinya bahwa ada genotip yang tumbuh khusus lebih baik pada satu
lingkungan tertentu tapi tidak pada lingkungan lain. Lebih dari itu (Primack dan
Supriatna 2007) menjelaskan keberhasilan organisme untuk dapat beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan dapat ditentukan oleh genetik yang baik.
10101010010
Tabel 3. Perbandingan Regresi linear pada Sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk membedakan
dua Stok M. rosenbergii pada ( Stok 1 vs. Stok 2 ).
11
Tabel 4. Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua stok M. rosenbergii pada ( stok 1 vs. Stok 3).
12101010010
Tabel 5. Perbandingan Regresi linear pada Sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua Stok M. rosenbergii pada ( Stok 2 vs. Stok 3 ).
Pada penelitian ini didapatkan juga perbandingan udang galah
Macrobrachium rosenbergii jantan dan betina yang dapat dilihat pada Tabel 6
dan ditunjukan pada Gambar 12 sampai Gambar 20. Pada seluruh gambar
menunjukan parameter morfologi seluruhnya non parallel, dengan demikian
sepuluh parameter morfologi tersebut tidak mampu untuk membedakan antara
jantan dan betina. Selain itu didapatkan juga nilai korelasi terbesar sebesar 0,975
pada udang kelamin jantan untuk parameter (PT) panjang total. Nilai korelasi
yang tinggi ini menyatakan hubungan yang erat antara (PT) panjang total dengan
(PK) panjang karapas. Semakin besar nilai PK yang terukur maka PT akan
mengikuti dengan ukuran yang sebanding. Sedangkan untuk koefisien Korelasi
terendah ditunjukan pada udang betina yaitu sebesar 0,440 pada parameter (1PAP)
panjang abdominal pertama dan 2PAK panjang abdominal kedua pada taraf nyata
(p<0,05).
13
Tabel 6. Perbandingan Regresi linear pada Sepuluh parameter morfometrik (
PK sebagai variabel independen ) untuk membandingkan stok udang
M. rosenbergii antara jantan dan betina pada seluruh stok yang
diambil.
Berikut adalah visual hasil persamaan menggunakan pengolahan data
dengan software yang relevan. Dapat terlihat kurva regresi sepasang untuk
mengetahui hubungan dan membedakan dua variabel pada tiga stok yang
ditunjukan pada Gambar 3 sampai Gambar 11. Dilanjutkan pada Gambar 12
sampai Gambar 20 khusus untuk membandingkan karakter morfometrik pada
udang jantan dan betina di seluruh lokasi.
Gambar 3. Hubungan variabel (PT) panjang total vs. (PK) panjang karapas
antar populasi. (A) Stok ke-1 ( ) dan Stok ke-2 ( ). (B) Stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ).
14101010010
Gambar 4. Hubungan variabel (Pab) panjang abdominal vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B)
stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ).
Gambar 5. Hubungan variabel (Ptel) panjang telson vs. (PK) panjang karapas
antar populasi. (A) stok Ke-1 ( ) dan Stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ).
Gambar 6. Hubungan variabel (LK) lebar karapas vs. (PK) panjang karapas
antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 (
) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).
B A C
B A C
B A C
15
Gambar 7. Hubungan variabel (PDK) panjang diagonal karapas vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B)
stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).
Gambar 8. Hubungan variabel (1PAP) panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ).
(B) stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).
Gambar 9. Hubungan variabel (TAP) tinggi abdominal pertama vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).
B A C
B A C
B A C
16101010010
Gambar 10. Hubungan variabel (PR) panjang rostrum vs. (PK) panjang karapas
antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1
( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).
Gambar 11. Hubungan variabel (2PAK) panjang abdominal kedua vs. (PK)
panjang karapas antar populasi. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-
2 ( ). (B) stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok
ke 3 ( ).
Gambar 12. Hubungan variabel (PT) panjang total vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh Stok
M.rosenbergii (1,2 dan 3).
B A C
B A C
17
Gambar 13. Hubungan variabel (Pab) panjang abdominal vs. (PK) panjang
karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62 untuk
seluruh stok M.rosenbergii (1,2 dan 3).
Gambar 14. Hubungan variabel (Ptel) panjang telson vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62 untuk seluruh stok
M.rosenbergii (1,2 dan 3).
18101010010
Gambar 15. Hubungan variabel (LK) lebar karapas vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62 untuk seluruh stok
M.rosenbergii (1,2 dan 3).
Gambar 16. Hubungan variabel (PDK) panjang diagonal kedua vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62
untuk seluruh stok M.rosenbergii (1,2 dan 3).
19
Gambar 17. Hubungan variabel (1PAP) panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62
untuk seluruh stok M.rosenbergii (1,2 dan 3).
Gambar 18. Hubungan variabel (TAP) Tinggi abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62
untuk seluruh stok M.rosenbergii (1,2 dan 3).
20101010010
Gambar 19. Hubungan variabel PR (Panjang Rostrum) vs. PK (panjang
karapas) antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62 untuk
seluruh stok M.rosenbergii (1,2 dan 3).
Gambar 20. Hubungan variabel (2PAK) panjang abdominal kedua vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ). n=62
untuk seluruh stok M.rosenbergii (1,2 dan 3).
Berikutnya analisis diskriminan fungsi dari software didapatkan hasil
berupa grafik centroid yang menggambarkan pemisahan masing-masing stok.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan DFA didapatkan gambar seperti
tampak pada Gambar 21, 22 dan 23. Pada gambar tersebut menunjukan tiga stok
21
bernomor 1, 2 dan 3. Pada gambar masing-masing pusat centroid terpisah antara
satu dengan yang lain, pusat centroid sama-sama ikut menggambarkan pemisahan
stok. Pusat centroid untuk stok 1 (Pulau Borang), stok 2 (Pulau Burung) dan stok
3 (Upang Jaya) dari ketiganya centroidnya terpisah satu dengan yang lain. Artinya
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing Stok berbeda
nyata (p<0,05). Hasil yang tidak jauh berbeda juga didapatkan pada udang jantan
dan betina yang diteliti secara terpisah seperti pada gambar 22 untuk udang jantan
dan gambar 23 khusus udang betina. Masing masing gambar dari kanonikal dapat
digunakan untuk memisahkan stok.
Gambar 21. Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga Stok
Macrobrachium rosenbergii.
22101010010
Gambar 22. Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 pada tiga Stok
Macrobrachium rosenbergii khusus kelamin jantan.
Gambar 23. Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 pada tiga Stok
Macrobrachium rosenbergii khusus kelamin betina.
Pada pengolahan data dengan software juga didapat nilai eigen fungsi
pertama yaitu 90.3% dan fungsi kedua memiliki 9.7%. Fungsi pertama
menunjukan angka yang tertinggi sehingga dapat diambil untuk mengidentifikasi
Sembilan ukuran parameter morfometrik yang dikoreksi dan dapat diandalkan
secara signifikan pada pemisahan stok. Nilai variasi didapatkan 88.1 % yang
dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 2.
Berdasarkan analisis fungsi diskriminan juga didapatkan nilai korelasi
seluruh parameter morfometrik yang dapat dilihat pada Tabel 7. Pada data dalam
tabel tersebut nilai korelasi tertinggi tercatat pada nilai panjang abdominal (Pab)
23
0,840 sedangkan terendah adalah pada nilai panjang abdominal kedua (PAK2)
0,403. Sembilan parameter yang telah diidentifikasi dengan analisis fungsi
disrkriminan menggunakan pengoreksi yang signifikan ( lamda wilk 0.282
p=0,00).
Tabel 7. Korelasi antara diskriminatif variabel (parameter) dan standar
kanonik diskriminan fungsi Macrobrachium rosenbergii.
Secara seksama untuk melihat perbedaan lokasi udang yang satu dengan
yang lain pada stok yang berbeda perlu dilakukan penelitian lebih mendalam
sampai ke aliran genetiknya. Penting dilakukan penelitian secara lebih terperinci
karena menurut (Khasani 2008) udang galah sensitif terhadap perubahan
lingkungan dan menurunya kualitas air yang berdampak pada berubahnya pola
tingkah laku dan adaptasi. Selanjutnya De Bruyn et al. (2004) menambahkan
bahwa studi terdahulu menunjukan bahwa data genetika molekuler lebih dapat
diandalkan dalam memperkirakan aliran gen antar kelompok grup, stok dan
populasi dan dengan demikian penting pengidentifikasian variabilitas geografis
pada udang galah (Macrobrachium rosenbergii) . Perubahan lingkungan mampu
berdampak pada variasi morfologi yang timbul karena variasi genetik (Tzeng et
al.2001). Keragaman morfologi pada suatu lingkungan menunjukan adanya
kelenturan fenotipik. Kelenturan fenotipik sendiri merupakan kemampuan suatu
individu untuk menghasilkan lebih dari satu alternatif bentuk morfologi terhadap
perubahan kondisi lingkungan (Noor 1996). Tidak hanya mampu membedakan
stok, keragaman morfologi juga dapat digunakan untuk pemisahan populasi.
Perubahan alternatif bentuk morfologi ini merupakan suatu respon individu
terhadap perubahan lingkungan yang dapat berguna untuk meningkatkan
kemampuan individu tersebut agar dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada
lingkungan tersebut (Sultan 1987; Taylor dan Aarsen 1988). Variasi morfometrik
pada berbagai populasi secara geografis dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan
dan genetik yang berbeda (Waldman et al. 1988). Pola ruaya udang galah akan
memberikan informasi tentang penyebaran berdasarkan waktu, tempat dan ukuran
udang tersebut. Informasi tersebut merupakan data dasar bagi pengelolaan
sumberdaya udang galah di perairan tersebut (Utomo et al. 1997). Terkait dengan
turunya produksi udang galah Utomo (2002) berpendapat bahwa faktor penyebab
turunnya produksi antara lain karena induk udang yang sedang membuahi
24101010010
tertangkap pada bulan februari sampai maret oleh berbagai alat tangkap oleh
nelayan sehingga keberadaan udang-udang muda menurun kuantitasnya. Selain
menurunnya stok di alam karena overfishing dan hilangnya habitat juga
dikarenakan peningkatan polusi (Ng 1997; Munasinghe dan Thusari 2010). Salah
satu langkah mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan Pengkayaan stok atau
“sea ranching” adalah suatu proses pelepasan juvenile (pada udang dikenal
dengan istilah tokolan) ke lingkungan perairan dengan tujuan untuk meningkatkan
populasi, maupun stok ikan yang berkurang akibat intervensi manusia, baik
penangkapan, reklamasi pantai atau polusi (Haris 2006). Tidak hanya untuk
meningkatkan stok, upaya yang sama juga dapat dilakukan untuk meningkatkan
keragaman genetik pada spesies tertentu yang diambil dari populasi yang berbeda
(Evan 2009). Pada akhirnya seluruh informasi dari studi ini memiliki tujuan utama
membantu pengelolaan perikanan untuk menjamin produksi yang berkelanjutan
dari waktu ke waktu dari berbagai stok ikan ( resource conservation ) terutama
melalui berbagai tindakan pengaturan (regulations) dan pengkayaan
(enhancement) yang meningkatkan kehidupan sosial nelayan dan sukses ekonomi
bagi industri yang didasarkan pada stok ikan (Nurhakim 2006).
4 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penelitian didapatkan perbedaan yang nyata pada tiga stok udang
galah Macrobrachium rosenbergii yang diteliti pada tiga lokasi di Pulau Borang,
Pulau Burung dan Upang Jaya. Didapatkan nilai (PK) panjang karapas yang sama
memiliki (PT) panjang total dan (Pab) panjang abdominal yang berbeda serta
dapat digunakan dengan baik untuk memisahkan stok Pulau Borang, Pulau
Burung dan Upang Jaya. Pada perbandingan (PT vs. PK) menunjukan pada PK
yang sama nilai (PT) panjang total pada stok 3 (Upang jaya) lebih tinggi
dibandingkan pada (PT) panjang total stok 1 (pulau Borang). Begitu pula pada
nilai (PT vs Pab) baik pada perbandingan antara (stok 1 vs stok 3) dan (stok 2 vs
stok 3).
Saran
Diperlukan upaya pengelolaan sumberdaya perairan berupa pengaturan
penangkapan terutama saat musim puncak pemijahan agar indukan udang galah
memiliki kesempatan untuk ruaya ke hilir untuk memijah, agar kelestarian
sumberdaya udang galah dapat terus terjaga. Perlu penelitian lebih lanjut terkait
biologi dan ekologi udang galah di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan.
.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abidin J. 2011. Penambahan kalsium untuk meningkatkan kelangsungan hidup
dan pertumbuhan juvenil udang galah (Macrobrachium rosenbergii de
Man) pada media bersalinitas [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Avsar D. 1994. A stock differentiation study of the sprat (Sprattus spuatus
plalericus Risso) off the southern coast of the black sea. Fish Research.
19: 363-378.
Amil A. Rosyid A, Jayanto BB. 2006. The Effect of Fishing time and types of bait
on crabs Scylla serrata captured using Wadong. Prosiding Seminar
Nasional Perikanan Tangkap. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor. hlm 134-140.
Aziz KA. 1989. Pendugaan Stok Populasi Ikan Tropis. Departemen Kebudayaan.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Boer L. 1987. Pertumbuhan dan efisiensi makanan udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) pada ukuran yang berbeda [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Carman O, hadie W, Hadie LE, Subandrio, Sumantadinata K, Noor RR. 2004.
Kelenturan fenotipik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) starin
Musi, Barito, Gimarco dan persilanganya pada lingkungan bersalinitas.
Jurnal Penelitian perikanan Indonesia 10. 33-46.
Chahayati TN. 2012.Kinerja imunitas udang vaname Litopenaeus vannamei
dalam teknologi bioflok dan probiotik terhadap koinfeksi Infectious
Myonecrosis virus dan Vibrio harveyi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Chace FA, Bruce AJ. 1993. The caridiean shrimps (Crustacea, Decapoda) of the
Albatross Philippine Expedition; 1907-1910; part 6 Superfamily
Palaemonidae. Smithsonian Contribution to Zoology 543: 1-152.
Celia MS, Wagner C, sampaio, Valenti. 1996. Growth curves for Macrobrachium
rosenbergii in semi intensif culture in Brazil. Journal of the World
Aquaculture Society 27 : 353-358.
Cohen D, Kuris AM, Sagi A, Ra’anan Z. 1987. Morphometric differentiation of
male malaysian giant prawns Macrobrachium rosenbergii. Journal
Crustacean Biology. 7 : 219-237.
D’Abramo LR, Robinette HR, Heinen, Collins JS. 1989. Production of the
freshwater prawn Macrobrachiurn rosenbergii stocked as juveniles at
different densities in temperate zone ponds. Journal of the World
Mariculture Society 20: 81-89.
De’Bruyn M, Mather PB, Wilson JA. 2004. Huxleys line demarcates extensive
genetic divergence between eastern and western forms of the giant
freshwater prawn, Macrobrachium rosenbergii. Molecular Phylogenetics
and Evolution. 30: 251-257.
Evan Y. 2009. Uji ketahanan beberapa strain larva udang galah (Macrobrachium
rosenbergii de Man) terhadap bakteri Vibrio harveyi [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut pertanian Bogor.
26101010010
Effendi MI. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama. Yogyakarta.
Effendi H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fitriyanti TA. 2004. Analisis ekonomi pemanfaatan lahan lawah untuk usaha
pembesaran udang galah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis [Skripsi]
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hadie W. 2005. Phenotypic plasticity groth and reproduction traits I of
Macrobrachium rosenbergii from Musi, Barito and GIMacro strains in
different salinity levels for producing new variety candidates [disertasi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hadie W, Hadie LE. 1993. Pembenihan Udang Galah Kanasius. Yogyakarta.
Hadie LE, Hadie W, Jaelani. 1993.Kepadatan dan masa penampungan pascalarva
udang galah sistem resirkulasi serta kelayakan usahanya. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar 1992/1993. Hlm 123-127.
Haris E. 2006 . Stock enhancement to promote responsible fishing : A sinergy
between mariculture and capture fisheries. Prosiding Seminar Nasional
Perikanan Tangkap. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 1 : 26-32.
Hamzah M.2004. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan juvenile udang galah
(Macrobrachium rosenbergii de Man) pada berbagai tingkat salinitas
media [Tesis]. Bogor (ID): Intitut Pertanian Bogor.
Jayachandran KV. 1998. The taxonomic status of Macrobrachium birmachium
(schenkel) and Macrobrachium choprai (Tiwari) with a note on closely
related species. Indian Journal fish. 45: 345-348.
Jayaprakas V, Sambhu C. 1996. groth response of white prawn, penaeus indicus,
to dietary L-carnitine. Asian Fisheries Science. 9: 209-219.
Kadarusman H.2012.Pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda pada udang
vaname di tambak [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Khasani I. 2008. Upaya peningkatan produktivitas dalam usaha pembesaran udang
galah (Macrobrachium rosenbergii de Man ). Loka riset dan teknologi
budidaya perikanan air tawar, Sukamandi. Media Akuakultur. 3 : 25-30.
Koshy M. 1971. Studies on the Sexual dimorphism in the Freshwater Prawn
Macrobrachium dayanum (Henderson,1893) ( Decapoda, Caridea) 1
Crustaceana. 21: 72-78.
Mariappan P, Balasundaram C. 2004. Studies on the morphometry of
macrobrachium nobilii (Decapoda, Palaemonidae). Brazilian Archives of
Biology and technology. 47 : 441-449.
Malecha SR, Nevin Phylis Ha, Barck LE, Lamadrid Y, Masumo S , Hedgecock D.
1992. Sex-ration and sex-determination in Progeny form Crosses of
Surgically Sex-reversed Freshwater Prawn, Macrobrachium rosenbergii.
Aquaculture. 105 : 201-218.
Mantel KS, Dugeon D. 2005. Reproduction and sexual dimorphism of the
Palemonid Shrimp Macrobrachium hainanense in Hongkong Streams.
Journal of Crustacean Biology. 25 : 450-459.
Mandyasa IWG. 2007. Studi keragaman genetik populasi udang galah
(Macrobrachium rosenbergii) berdasarkan polimorfisme mitokondria
DNA [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
27
Mashar A. 2011. Pengelolaan sumberdaya udang mantis (Harpiosquila raphidea
Fabricius, 1798) berdasarkan informasi biologi di kuala tungkal,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Munasinge DHN, Thusari GGN. 2010. Analysis of morphological variation of
four population of Macrobrachium Rosenbergii (De Man, 1879)
(crustacean : Decapoda ) di Sri Lanka. Department of Zoology. Faculty of
Science. University of Ruhuna. Matara, Sri Lanka.Ceylon Journal Science
(Biological Science) 39(1): 53-60.
Mukti AT, Satyantini WH.2005. Role of L-carnitine on development and growth
of freshwater prawn fry, Macrobrachium rosenbergii.Jurnal Ilmu-ilmu
Perairan dan Perikanan Indonesia. 1 : 23-26.
Murni I. 2004. Kajian tingkat kematangan gonad udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) dimuara Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Nandlal S, Pickering T. 2005. Freshwater Prawn Macrobrachium rosenbergii
farming in Pacific Countries. The University of the South Pasific. 1:1-30. Nadia Y. 2002. Analisa komunikasi krustase berukuran kecil ( Famili Ocypodidae
dan Grapsidae) di habitat mangrove muara sungai bengawan Solo, desa
Pangkah Wetan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur [Skripsi]. Bogor(ID):
Institut Pertanian Bogor. New MB.2002. Farming Freshwater Prawns. A Manual for the Culture of the
Giant River Prawn (Macrobrachium rosenbergii). Food And Agricuultur
Organited united Nations. FAO Fisheries Technical Paper 428: 1-144.
Nurhakim S.2006. The role of the research Institution in marine affairs and
fisheries ministry in promoting responsible capture fisheries. Prosiding
Seminar Nasional Perikanan Tangkap “menuju Paradigma Teknologi
Perikanan Tangkap yang bertanggungjawab dalam Mendukung
Revitalisasi Perikanan. 1 : 33-47.
Ng PKL. 1997. The conservation status of freshwater prawns and crabs in
Singapore with emphasis on the Nature Reserves. Proceedings of the
Nature Reserves Survey Seminar Garden’s Bulletin Singapore. 49: 267-
272.
Noor RR.1996. Genetika Ternak. Penebar swadaya, Jakarta.
Primack BIM, Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia.
Conservation International-Indonesia. Jakarta.
Rambe IS. 1982. Pengaruh kombinasi salinitas dan subtrat terhadap pertumbuhan
dan toleransi terhadap salinitas dari udang Api-api, Metapenaeus ensis (de
haan) [karya ilmiah]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Satyani D. 1996. Growth, Intermoult and weight of edible portions of giant prawn
and tiger shrimp. Center Research Institute for Fisheries. Indonesian
Fisheries Research Journal. Jakarta. 2 : 39-44.
Satria H. 2001. Studi habitat udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dalam
rangka pengkayaan stok di perairan Waduk Darma. Laporan Proyek
Balitkanwar Sukamandi. 21 Hal.
Sahrshar KM, Azab EA. 2008. Studies on diseased freshwater prawn
Macrobrachium rosenbergii infected with Vibrio vulnificus. Pakistan
Journal of Biologcal Science. 11 : 2092-2100.
28101010010
Scheiner SM, Lyman RF.1989. The genetics of plasticity I. heritability. Journal
Evolusi Biology. 4: 23-50.
Scheiner SM, Lyman RF. 1991. The genetics of phenotypic plastypic II. Response
to selection. Journal Evolusi Biology. 4 : 23-50.
Sclichting CD, Paglluci M. 1993. Gene regulation quantitativ genetics and the
evolution of reaction norisis. Journal Evolusi Ecology. 8 : 154-168.
Setyohadi D, Wiadnya GDR, Soemarno. 2001. Pengaruh aerasi dan resirkulasi
bio- filter terhadap Pertumbuhan dan produksi udang galah. Biosain. 1: 39-
46.
Sultan SE. 1987. Evolutionary implication of phenotypic plasticity in plants.
Journal evolusi Biology. Vol. 21 : 127-178.
Suzuki H, Kusamura T. (1997). Reexamination of the diagnostic characters of two
freshwater palemonid prawns, Macrobrachium nipponense (de Hann,
1849) and M. formosense (Bate, 1868) (Decapoda, Caridae) from Japan.
Crustaceana. 70: 831-839.
Sukadi MF, haryadi , Joni, Setiawan, Irawan, Harry. 2006. Pembenihan udang
skala rumah tangga di kawasan pesisir kabupaten Lampung Selatan : Studi
kasus di kecamatan Rajabasa dan Kalianda. Aquaculture Indonesia. 7: 1-9.
Taylor DR, Aarsen IW. 1988. An interpretation of phenotypic plasticity in
agrophyron repens (grammae). American Journal Bot. 75 : 401-413.
Tafrani. 2012. Makanan dan reproduksi Ikan tambakan (Helostoma Temminckii,
C.V 1829) di Perairan Lubuk Lampam, Sungai Lempuing Sumatera
Selatan [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Triajie H. 2008. Efektifitas ekstrak teripang pasir yang telah di formulasikan
terhadap maskulinasi udang galah [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Tjahjo DWH, Purnamaningtyas SE. 2006. Kebiasaan pakan dan strategi makan
udang galah hasil penebaran di waduk darma. Prosiding Seminar Nasional
IV. Jatiluhur Agustus 2006. 1 : 265-271.
Tjahjo DWH. 2000. Aspek Biolimnologi Perairan Waduk Darma, Jawa Barat.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 6 : 10-15.
Tjahjo DWH, Nuroniah S, Purnamaningtyas SE. 2001. Evaluasi biolimnologi dan
relung ekologi komunitas ikan untuk menetukan jenis ikan yang ditebar di
Waduk Darma. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 7: 10-24.
Tjahjho DWH, Purnamaningtyas SE. 2004. Evaluasi penebaran udang galah
(Macrobrachium rosenbergii) di Waduk Darma, Jawa Barat: Pemanfaatan
makanan dan interaksi antar jenis ikan. JPPI Edisi Sumber Daya Dan
Penangkapan. 10 : 31-39.
Tidwell JH, Coyle SD, Schulmeister G. 1998. Effects of added substrate on the
production and population characteristics of freshwater prawns
Macrobrachium rosenbergii in ponds. Journal of the world Aquaculture
Society. 29 :17-22.
Tzeng TD, Chiu CS, Yeh SY. 2001. Morphometric variation of Metapenaepsis
barbata in different geographic waters of Taiwan. Fisheries Research. 53:
211-217.
Utomo AD. 2001. Ruaya dan pertumbuhan udang galah (Macrobrachium
rosenbergii De Man) di Sungai Lempuing Sumatera Selatan [tesis]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
29
Utomo AD. 2002. Ruaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan kegiatan
penangkapan dengan alat bantu tuguk disungai lempuing, sumatera
selatan. Fakultas perikanan Institut Pertanian Bogor. Jurnal ilmu perairan
perikanan Indonesia.
Utomo AD, Samuel, Adjie. 1991. Aspek Biologi Udang Galah (Macrobrachium
Rosenbergii) di Sungai Lempuing Sumatera Selatan. Buletin Penelitian
Darat Bogor.
Utomo AD. 1997. Perikanan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di
Sungai Lempuing Sumsel. Loka penelitian Perikanan Air Tawar,
Plembang. 16 hal.
Waldman JR., Grossfield J. Wrigin I. (1988). Review of stock discrimination
techniques for striped bass. North American Journal of Fisheries
Managements. 8: 410-425.
Wardiatno Y, Tamaki. 2001. Bivariate discriminant analysis for the identification
of Nihonotrypaea japonica and N. harmandi (Decapoda : Thalassinidea :
Callianassidae). Journal of Crustacean Biology. 21 : 1042-1048.
Widana K, Natosubroto P. 1986. Pengelolaan Perikanan Perairan Umum dan
Masalahnya. Prosiding Seminar Perikanan Perairan Umum, Jakarta 1
September 1986. Badan Litbang Pertanian, Puslitbang Perikanan. 3 : 43-
55.
Zaidy AB.2007. Pendayagunaan kalsium media Perairan dalam proses ganti kulit
dan konsekuensinya bagi pertumbuhan udang galah (Macrobrachium
rosenbergiide man) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
30101010010
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan
Udang Galah Baki
Laptop Alat Bedah Alat Tulis
Pita Meteran Tisu Kamera
31
Lampiran 2. Hasil olahan data statistik
Tabel Ringkasan fungsi kanonikal diskriminan.
Summary of Canonical Discriminant Functions
Eigenvalues
Function Eigenvalu
e
% of
Variance
Cumulative
%
Canonical
Correlatio
n
1 3.534a 88.1 88.1 .883
2 .478a 11.9 100.0 .569
a. First 2 canonical discriminant functions were used in the analysis.
Wilks' Lambda
Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square Df Sig.
1 through 2 .149 213.983 20 .000
2 .677 43.927 9 .000
fungsi kanonikal diskriminan yang telah di standarkan.
Standardized Canonical
Discriminant Function
Coefficients
Function
1 2
PT -1.055 -3.089
PAB 2.018 .922
LK -.142 .428
PK .440 1.224
PTEL -1.406 -.235
PR 1.093 -1.111
PDK -.303 .219
TAP .019 1.385
PAP1 .326 .734
PAK -.424 .010
Classification Processing Summary
Structure Matrix
Function
32101010010
Processed 122
Excluded
Missing or out-of-range
group codes 0
At least one missing
discriminating variable 2
Used in Output 120
Classification Function Coefficients
POPULASI
1.00 2.00 3.00
PT -5.197 -2.946 -5.247
PAB 9.241 6.454 14.031
LK 45.227 43.278 41.945
PK -10.585 -13.364 -10.438
PTEL -15.321 -13.497 -20.177
PR -4.870 -3.635 2.723
PDK 10.952 10.640 5.812
TAP 21.545 15.944 17.920
PAP1 14.930 13.337 15.234
PAK -8.249 -6.905 -13.409
(Constant) -49.061 -37.201 -63.710
Fisher's linear discriminant functions
33
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kalianda, Lampung pada tanggal 25 September 1989
dari ayah Suwito dan ibu Rosita. Penulis adalah Putra ke 1 dari tiga bersaudara.
Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Kartika Metro (Lampung) dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Selaksi Masuk IPB dan diterima di Depaertemen Manajemen
Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum
Avertebrata Air pada Tahun ajaran 2012-2013. Penulis juga aktif menngajar di
Bimbingan Belajar Quantum mengajar mata pelajaran Biologi. Penulis juga aktif
dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa. Organisasi
kemahasiswaan yang pernah diikuti oleh penulis adalah Himpunan Mahasiswa
Manajemem Sumber Daya Perairan (2010-2011). Penulis juga aktif dalam kegiatan
organisasi Lembaga Dakwah Kampus Alhurriyah IPB Divisi Tahsin dan Bahasa
Arab. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Penulis menulis skripsi yang
berjudul “Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii) di Daerah
Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”.
Recommended