View
158
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
Teori Akuntansi Akuntansi Positif
Bab 8 - 15
Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Oleh Kelompok 2:
I Made Gede Agus Kusuma (10) 149 166 1035
Lusi Setyandari Surya (11) 149 166 1036
Ni Nyoman Sri Paramita (12) 149 166 1037
Komang Tangkas Perwira Negara (13) 149 166 1038
Desak Ruric Pradnya Paramita Nida (14) 149 166 1039
Devi Yustri Yeni (15) 149 166 1040
Kadek Prawita Sari (16) 149 166 1041
Natalia Fiasari (17) 149 166 1042
UNIVERSITAS UDAYANA
MAGISTER AKUNTANSI
ANGKATAN XIVB
2014
PROSES PENGADAAN KONTRAK
BAB 8
Biaya-biaya pengadaan kontrak dan informasi diasumsikan non-nol dalam proses
pengadaan kontrak perusahaan dan dalam proses politik yang menentukan regulasi pemerintah
dalam aktifitas-aktifitas perusahaan. Prosedur-prosedur perusahaan mempengaruhi biaya-biaya
tersebut dalam kedua proses itu dan cash flow perusahaan dan manajer perusahaan. Sebagai
akibatnya, pilihan antara beberapa prosedur bergantung pada efek-efek proses cash flow
pengadaan kontrak dan politik. Namun demikian, untuk tujuan analitis, ada baiknya memisahkan
dua efek proses itu.
Literatur yang mencakup teori ekonomi dan dibahas dalam bab ini acapkali disebut
sebagai literatur “hak-hak properti” sebab penekanannya pada hak-hak yang ditetapkan oleh
beberapa kontrak (misalnya, Cose, 1937, 1960; Alchan dan Demsetz, 1972; Jensen dan
Meckling, 1976; dan Fama dan jensen, 1983a, 1983b). Dalam teori itu, akuntansi adalah bagian
integral kontrak yang mendefinisikan perusahaan itu. Kontrak tersebut mencakup kontrak
formal, seperti kontrak hutang antara manajer-manajer perusahaan dan debtholder, dan kontrak
informal, seperti antara rencana kerja tak tertulis antara beberapa manajer. Kontrak-kontrak
tersebut juga mencakup grafik organisasi perusahaan dan evaluasi dan skema kompensasinya.
Biaya-biaya pengadaan kontrak perusahaan adalah sepenting profitabilitasnya dan kelangsungan
hidupnya sama seperti biaya-biaya produksinya. Besar dan variasi lintas-seksional biaya-biaya
pengadaan kontrak adalah sepenting menjelaskan organisasi perusahaan atau praktek-praktek
akuntansi sebagaimana halnya besar dan variasi lintas-seksional biaya produksi dalam
menjelaskan keputusan-keputusan pricing perusahaan dan struktur industri.
Bab ini mengembangkan permintaan terhadap kontrak antara pihak-pihak perusahaan
dengan menganalisis permintana terhadap beberapa kontrak dalam dua situasi sederhana: (1)
sebuah perusahaan yang pihak-pihaknya adalah pemilik-manajer dan shareholder luar yang tidak
memiliki hak suara dan (2) sebuah perusahaan yang pihak-pihaknya adalah pemilik-manajer dan
penuntut (claimant) hutang tetap. Analisis tersebut menunjukkan bahwa proteksi harga
shareholder dan debtholder menyebabkan manajer menuntut manajemen dan kontrak hutang
yang membatasi tindakan-tindakan yang ia ambil sebagai seorang manajer. Sebaliknya, tuntutan
ini akan menghasilkan sebuah permintaan terhadap akuntansi dan auditing. Dengan mengikuti
1
kasus-kasus sederhana tersebut, analisis itu diperluas ke perusahaan-perusahaan besar dengan
mnajer profesional dan shareholder dan debtholder luar dan umumnya juga ke teori perusahaan.
PERMINTAAN TERHADAP KONTRAK ANTARA PEMILIK-MANAJER DAN
SHAREHOLDER LUAR
Model Jensen dan Meckling (1976) atas kontrak antara shareholder sebuah perusahaan
dan pemilik-manajer mengasumsikan bahwa tidak terdapat pihak-pihak kontraktual lain pada
perusahaan itu. Jensen dan Meckling menyebutkan kontrak antara pemilik-manajer dan
shareholder sebagai hubungan agensi. Mereka mendefinisikan hubungan agensi sebagai
“kontrak yang satu atau lebih orang (pelaku) melibatkan orang luar (agen) untuk menjalankan
beberapa layanan demi kepentingannya yang meliputi pendelegasian beberapa otoritas pembuat-
keputusan kepada agen itu.
Skenario Jensen dan Meckling tersederhana melibatkan seseorang yang memiliki 100
persen perusahaan yang menjual saham-saham tanpa hak suara kepada pihak luar (outsider)
sambil mengelola perusahaan itu. individu ini memperoleh utilitas dari uang (manfaat yang
berkaitan dengan uang) dan manfaat-manfaat non-uang seperti waktu luang (penghindaran) dari
pekerjaan, daya tarik tempat kerja, dan lain sebagainya. Analisis itu membandingkan perilaku
pemilik-manajer sebelum dan sesudah saham-saham itu terjual. Secara khusus, analisis itu
menyelidiki perubahan-perubahan dalam konsumsi pemilik-manajer atas manfaat-manfaat non-
uang.
Jensen dan Meckling mendefinisikan aktifitas-aktifitas pengikatan (bonding) sebagai
pengeluaran sumber-sumber oleh pemilik-manajer untuk menjamin bahwa mereka akan
membatasi aktifitas-aktifitasnya menurut sebuah kontrak. Misalnya, pemilik-manajer dapat
mendepositokan uang sebsar 100.000 dolar dengan pihak ketiga yang akan menyamakan para
pemilik jika pemilik-manajer menggelapkan uang mereka. Aktifitas-aktifitas pemantauan
(monitoring) meliputi pengeluaran sumber-sumber oleh shareholder luar untuk menjamin bahwa
pemilik-manajer membatasi aktifitas-aktifitasnya menurut sebuah kontrak.
Jumlah yang dikeluarkan pemilik-manajer terhadap manfaat-manfaat non-uang
bergantung pada pecahan (fraction) perusahaan yang dimiliki oleh pemilik-manajer. Pertama,
perhatikanlah pengeluaran pemilik-manajer dalam manfaat-manfaat non-uang ketika semua
saham perusahaan dimiliki oleh manajer.
2
Pemilik-Manajer dengan Tanpa Shareholder Luar
Analisis itu bergantung pada apakah manfaat-manfaat non-uang adalah pekerjaan khusus
ataukah tidak. Jika seorang manajer menginginkan perusahaannya membeli manfaat dan
mengkonsumsinya dalam pekerjaan yang biayanya dibayarkan dari manfaat-manfaat itu dan
membeli dan mengkonsumsinya secara pribadi, maka manfaat itu adalah pekerjaan khusus. Jika
manajer itu tidak tertarik, maka manfaat-manfaat itu bukanlah pekerjaan khusus. Jika manfaat
non-uang bukanlah pekerjaan khusus dan pasarnya bersifat kompetitif, maka pemilik-manajer
bisa memaksimalkan nilai sekarang dalam cash flow perusahaan itu (juga nilai cash flow saham
sebab tidak terdapat hutang).
Sekarang asumsikan bahwa manfaat pekerjaan-khusus yang membuat pemilik-manajer
menilai pengkonsumsiannya dalam pekerjaan (yaitu menginginkan konsumsi dalam pekerjaan
daripada konsumsi pribadi). Sehingga konsumsi manfaat-manfaat non-uang meningkat dari level
V. Pada V, pemilik-manajer menilai satu dolar marjinal yang dikeluarkan dalam manfaat-
manfaat non-uang pada efek nilai sekarang sebesar satu dolar ditambah utilitas ekstra yang
diterima dari manfaat-manfaat non-uang. Dengan begitu, yang lebih banyak dikeluarkan dalam
manfaat-manfaat non-uang meskipun nilai cash flow sekarang dari manfaat-manfaat non-uang
ekstra adalah kurang dari biayanya (yaitu, nilai sekarang bersihnya adalah negatif). Pengeluaran
terus berlangsung hingga utilitas marjinal dolar ekstra yang dikeluarkan dalam manfaat-manfaat
non-uang sama dengan utilitas marjinal reduksi dalam nilai sekarang cash flow perusahaan.
Anggaplah nilai sekarang cash flow perusahaan pada titik V*(V*<V) dan biaya manfaat-manfaat
non-uang yang meningkat F*(V-V)*.
Sebagai contoh efek ini, perhatikanlah pemilik-manajer yang berencana untuk
mengadakan beberapa perjalanan bisnis. Jika tidak terdapat utilitas yang diperoleh dari
perjalanan bisnis selain pengembalian hasil uang ke perjalanan, pemilik-manajer bisa memilih
level perjalanan yang bisa memaksimalkan nilai perusahaan itu. Namun demikian, jika pemilik-
manajer juga memperoleh perjalanan bisnis (yakni memperoleh manfaat-manfaat non-uang
selain penghargaan berupa uang), perjalanan tambahan bisa diadakan. Biaya perjalanan yang
meningkat (keuntungan atau “penghasilan tambahan”) adalah penurunan lain dalam nilai
sekarang cash flow perusahaan.
3
Pemilik-Manajer dengan Shareholder Luar
Asumsikanlah bahwa pemilik-manajer menjual sebuah pecahan perusahaan (1 - )
(dimana 0 < < 1) dalam bentuk shaam tanpa hak suara dan tetap mempertahankan pecahan ()
itu. Bagaimana bisa merubah keputusan pemilik-manajer tentang kuantitas keuntungan? Jika
penghasilan tambahan adalah pekerjan khusus dan tidak membutuhkan biaya untuk memaksa
pemilik-manajer mengkonsmsi level penghasilan tambahan serupa, pecahan (1 – ) dalam saham
itu dapat dijual pada (1 - )V*. Dengan demikian, jika orang luar memastikan bahwa pemilik-
manajer masih akan mengkonsumsi F* dolar keuntungan. Maka nilai perusahaan seluruhnya
adalah V* dan mereka akan membayar (1 - )V* untuk saham-saham yang dibeli.
Anggaplah bahwa pemilik-manajer dapat menjual pecahan (1 - ) dalam ekuits itu untuk
(1 - )V*, namun tidak dapat dipaksa untuk mengambil tindakan-tindakan yang sama
sebagaimana jika manajer itu memiliki 100 persen perusahaan. Akanlah pemilik-manajer
mengkonsumsi level keuntungan yang sama (yaitu F*)? Jawabannya adalah tidak. Sekarang,
konsumsi yang meningkat dalam penghasilan tambahan sebesar satu dolar akan membebani
pemilik-manajer hanya sebesar dolar, ( < 1). Shareholder luar menanggung (1 - ) dolar atas
biaya itu. biaya marjinal dolar ekstra dalam penghasilan tambahan itu turun, dan pemilik-manajer
mengkonsumsi penghasilan tambahan itu secara berlebih. Konsumsi penghasilan tambahan akan
terus berlanjut hingga pemilik-manajer menilai penghasilan tambahan yang mereduksi nilai
perusahaan sebesar satu dolar pada dolar. Anggaplah bahwa level pengeluaran penghasilan
tambahan itu adalah F’.
Selama pemilik-manajer meningkatkan jumlah yang dikeluarkan dalam penghasilan
tambahan itu, nilai perusahaan akan turun. Pada keseimbangan baru, ketika pemilik-manajer
membeli penghasilan tambahan yang berharga F’, nilai perusahaan itu adalah V’ = V – F’ dan
kurang dari nilainya sebelum saham-saham luar dijual: V* - V – F*, F* < F’. Jika shareholder
luar membayar (1 - )V* untuk saham-sahamnya, maka mereka akan kehikangan ketika pemilik-
manajer mengkonsumsi penghasilan tambahan.
Anggaplah bahwa tiga perjalanan per tahun memaksimalkan nilai perusahaan sebesar
100.000 dolar. Jika pemilik-manajer memiliki semua perusahaan itu, utilitas yang
memaksimalkan jumlah perjalanan itu adalah empat perjalanan. Nilai sekarang bersih perjalanan
keempat adalah sebesar –10.000 dolar, sehingga nilai perusahaan itu adalah 90.000 dolar. Jika
pemilik-manajer mampu menjual 30 persen perusahaan kepada pihak luar untuk 30 persen dari
4
90.000 atau 27.000 dolar, akankah manajer terus mengadakan empat perjalanan bisnis? Mungkin
jawabannya adalah tidak. Anggaplah bahwa nilai sekarang bersih perjalanan keempat juga
sebesar –10.000 dolar. Sebelum menjual 30 persen perusahaan itu, perjalanan bisnis tambahan
akan membebani pemilik-manajer sebesar 10.000 dolar (dengan mengabaikan pajak). Namun
sekarang, biaya perjalanan tambahan bagi pemilik-manajer hanya sebesar 7.000 dolar, sebab
pemilik luar membayar 30 persen dari biaya itu, atau 3.000 dolar. Dengan turunnya biaya itu,
tidaklah mustahil bahwa utilitas marjinal perjalanan kelima bagi pemilik-manajer melebihi
biayanya kepada manajer itu (7.000 dolar) dan perjalanan tambahan tiap tahun dipilih. Jika
demikian, nilai perusahaan akan turun sampai 80.000 dolar dan shareholder luar kehilangan 30
persen penurunan sebesar 10.000 dolar (3.000 dolar).
Sebuah point penting dalam artikel Jensen dan Meckling yakni jika pasar modal dicirikan
oleh ekspektasi-ekspektasi rasional (yaitu, jika ekspektasi-ekspektasi pasar atas kejadian-
kejadian mendatang tidak berat sebelah) selama ini berada dibawah EMH, maka shareholder
luar, rata-rata, tidak akan kalah dari perilaku berubah pemilik-manajer. Shareholder tersebut
adalah harga yang dilindungi. Mereka membeli dengan sebuah harga yang bisa mengandung
perilaku berubah pemilik-manajer. Pasar itu mengharapkan pemilik-manajer untuk menyamakan
tingkat substitusi (penggantian) marjinal antara kekayaan dan manfaat non-uang dan menetapkan
harga saham secara benar. Sebagai akibatnya, shareholder luar hanya membayar (1 - )V’ untuk
saham-saham luarnya.
Karena proteksi harga itulah, pemilik-manajer menanggung biaya penuh dari perilaku
yang berubah itu, reduksi dalam nilai perusahaan dari V* ke V’. Reduksi dalam utilitas pemilik-
manajer adalah biaya agensi (biaya hubungan agensi antara pemilik-manajer dan shareholder
luar) biaya agensi menyebabkan pemilik-manajer menulis kontrak dengan beberapa shareholder
untuk merestriksi tindakan-tindakannya sehingga bisa mereduksi biaya-biaya agensi.
Pemilik-Manajer dengan Shareholder Luar dan Pengeluaran Pemantauan
Analisis sebelumnya tidak mengijinkan pemilik-manajer untuk mengadakan kontrak guna
merestriksi konsumsi penghasilan tambahannya (termasuk penghindarannya). Dengan pengadaan
kontrak dan pengadaan pengeluaran untuk memantau beberapa kontrak, para pemilik-manajer
dapat meyakinkan pasar modal bahwa mereka terikat oleh kontrak itu. Anggaplah bahwa dengan
menulis kontrak dan merencanakan pemantauan dan penyelenggaraan dengan biaya tertentu,
5
pemilik-manajer meyakinkan pasar untuk memperkirakan konsumsi penghasilan tambahan yang
kecil (namun bukan nol). Asumsikan bahwa reduksi dalam biaya penghasilan tambahan adalah
lebih besar daripada biaya pemantauan. Kemudian saham-saham luar dijual lebih banyak dan
kekayan pemilik-manajer termasuk biaya-biaya pemantauan adalah lebih besar daripada
kekayaan pra-kontrak. Jadi, jika pemilik-manajer menilai kenaikan dalam kekayaan ini lebih
besar daripada reduksi dalam penghasilan tambahan, maka mereka akan mengadakan kontrak
untuk merestriksi tindakan-tindakannya dan merencanakan pemantauan kontrak itu.
Hasil ini memberikan pengetahuan penting dalam analisis Jensen dan Meckling: agen,
bukan pelaku, memiliki insentif untuk mengadakan kontrak untuk pemantauan. Beberapa
shareholder luar tidak peduli apakah pemantauan (yang meliputi akuntansi dan auditing)
diadakan. Kompetisi dalam pasar modal menimbulkan proteksi harga dan memastikan bahwa
para investor luar memperoleh pengembalian hasil normal. Pemilik-manajer (agen) memiliki
insentif untuk menawarkan jaminan guna membatasi konsumsi penghasilan tambahannya, agar
pemilik-manajer menerima semua keuntungan. Jika pemilik-manajer dapat mengeluarkan uang
sebesar 10 dolar dalam pengadaan kontrak dan pemantauan (menggaji seorang auditor) untuk
mereduksi keuntungannya sebesar 1.20 dolar, maka mereka akan melakukannya jika utilitas
sebesar 1.10 dolar dari kas tambahannya lebih besar daripada utilitas sebesar 1.20 dolar dalam
keuntungan itu tidak jadi dilakukan. Karena proteksi harga itulah, bukanlah menjadi persoalan
apakah perusahaan atau pemilik-manajer membayar biaya pemantauan. Rata-rata, shareholder
menerima tingkat pengembalian hasil normal.
Manfaat-manfaat non-uang disebut sebagai “penghasilan tambahan” dalam diskusi kami,
dan contoh-contoh perjalanan bisnis digunakan. Namun demikian, manfaat-manfaat non-uang
juga mencakup waktu luang (penghindaran) dari pekerjaan. Pencurian juga dicakup dalam
analisis Jensen dan Meckling. Pengurngan oleh pemilik-manajer adalah sama dengan konsumsi
penghasilan tambahan yang berlebihan yang dilakukan oleh pemilik-manajer.
Analisis sebelumnya menunjukkan bahwa dengan kompetisi dan ekspekstasi rasional,
pemilik-manajer yang memiliki insentif untuk menilai tindakan-tindakan reduksi nilai
(tindakan-tindakan oportunistik) seperti penghasilan tambahan yang dikonsumsi berlebihan,
penghindaran, ketika mereka menjual saham-saham lur, akan menanggung biaya-biaya tindakan
disfungsional tersebut. Jadi mereka memiliki insentif untuk mengadakan kontrak guna
membatasi tindakan-tindakan tersebut dan memantau tindakan-tindakannya. Insentif ini
6
direduksi (bukan dieliminir) oleh proteksi harga dalam pasar tenaga kerja manajerial. Analisis
terdahulu diringkas dari efek itu dengan mengasumsikan bahwa upah pemilik-manajer
ditetapkan.
Literatur Agensi
Terdapat literatur ekonomi lain, yang menjadi pelengkap terhadap literatur hak-hak
properti, yang menyelidiki impliksi hubungan agensi, misalnya, Berhold (1971), Ross (1973,
1974), Wilson (1968), Spence dan Zeckhauser (1971), Mirrless (1974, 1976), Stiglitz (1974,
1975b), Holmstrom (1979), dan Antle (1982 dan 1984). Literature ini membicarakan tentang
masalah penghindaran agen atau manajer dan kemudian dikaitkan dengan literatur hak-hak
properti.
Secara khusus, dalam literatur agensi itu, terdapat pelaku (resiko-netral) yang mensuplai
modal (sebagaimana shareholder luar) dan agen, menghindari resiko dan tenaga kerja (seperti
pemilik-manajer), yang mensuplai tenaga kerja. Masalah pelaku itu dicirikan sebagai usaha
untuk mendorong agen mengambil suatu tindakan (yaitu, memperluas usaha) yang akan diambil
oleh pelaku. Jika pelaku menyelidiki jumlah usaha yang diperluas oleh agen, maka kontrak
optimalnya adalah untuk membayar agen dengan upah tetap jika agen itu mengambil tindakan
yang benar dan menentukan hukuman jika agen itu menghindar. Dalam hal ini, pelaku akan
menanggung semua resiko. Masalah itu muncul ketika pelaku tidak dapat menyelidiki tindakan
agen. Dalam kasus itu, kontrak optimalnya adalah agar agen itu berbagi income atas tindakan-
tindakannya guna memberikannya insentif untuk jumlah usaha optimal.
Masalah yang berkenaan dengan karakterisasi literatur agensi atas masalah agensi itu
yakni, peran pasar diabaikan. Dalam pasar yang memiliki ekspektasi rasional, masalah itu
menjadi masalah agen atau manajer bukan pelaku. Manajer memiliki insentif untuk menemukan
cara dalam meyakinkan pelaku atau shareholder luar bahwa manajer akan mengambil tindakan-
tindakan optimal. Karena manajer menanggung biaya-biaya itu, insentif itu mendorong
pengembangan rencana institusional seperti penggunaan jumlah akuntansi dalam beberapa
kontrak dan auditing untuk mereduksi masalah agensi. Walaupun begitu, implikasi literatur
bahwa hubungan agensi manajer mendorong sebuah kontrak yang membuat manajer berbagi
income adalah sesuai dengan banyak kontrak kompensasi manajemen (lihat berikutnya).
7
Hubungan pemilik-manajer/shareholder luar bukan hanya kontrak yang menyebabkan tuntutan
untuk melakukan pemantauan. Kontrak hutang juga menghasilkan tuntutan semacam itu.
PERMINTAAN TERHADAP KONTRAK ANTARA PEMILIK-MANAJER DAN
DEBTHOLDER
Insentif pemilik-manajer untuk mengkonsumsi penghasilan tambahan secara berlebihan
muncul karena beberapa ekuitas dipertahankan oleh outsider. Jadi, ada baiknya memperlihatkan
bahwa biaya-biaya agensi dapat direduksi dengan mengeluarkan klaim-klaim nilai nilai nominal
tetap (hutang) bukan ekuitas. Jadi, dengan tidak adanya pemegang ekuitas luar, nampaklah
bahwa pemilik-manajer menanggung biaya penuh penghasilan tambahan dan memiliki insentif
untuk mengambil tindakan-tindakan yang benar. Namun demikian, hutang memberikan pemilik-
manajer insentif untuk mengambil tindakan-tindakan lain yang bisa mereduksi nilai perusahaan.
Pemilik-manajer yang memiliki 100 persen perusahaan dan mengeluarkan klaim-klaim tetap
dalam perusahaan itu, masih memiliki insentif untuk mengambil investasi dan keputusan-
keputusan pembiayaan yang mereduksi nilai perusahaan.
Sebagaimana dalam kasus ekuitas, dalam pasar yang dicirikan oleh ekspektasi-ekspektasi
rasional, pemilik-manajer menanggung biaya nilai yang mereduksi keputusan-keputusan yang
dihasilkan oleh adanya hutang itu. dan sebagaimana sebelumnya, ini akan memberikan pemilik-
manajer insentif untuk menawarkan kontrak dan pemantauan yang bisa merestriksi tindakan-
tindakannya.
Keputusan-Keputusan Investasi
Agar dapat menjelaskan secara terperinci, abaikanlah insentif pemilik-manajer untuk
mengambil penghasilan tambahan dan asumsikanlah bahwa jika pemilik-manajer memiliki 100
persen perusahaan, nilai pasar (nilai sekarang bersih) dalam perusahaan, V, itu dimaksimalkan.
Untuk memenuhi tujuan ini, pemilik-manajer masih akan mengambil semua proyek investasi
dengan nilai-nilai sekarang bersih, sebab mereka meningkatkan kekayaan pemilik-manajer.
Namun demikian, dengan menjual klaim-klaim hutang untuk membiayai investasi tersebut,
pemilik-manajer memiliki insentif untuk mengambil beberapa proyek yang bisaa mereduksi nilai
perusahaan (memiliki nilia sekarang bersih negatif) dan tidak jadi menjalankan proyek-proyek
lain yang bisa meningkatkan nilai perusahaan (memiliki nilai sekarang bersih positif).
8
Insentif pemilik-manajer untuk mengambil tindakan reduksi-nilai muncul ketika hutang
tetap sebab keputusan-keputusan investasi tidak hanya mempengaruhi nilai perusahaan, namun
juga saham pemilik-manajer atas nilai perusahaan itu. Dengan kata lain, selain efek proyek
dalam ukuran grafik bentuk kue pie (grafik bentuk kue “pie” yang merepresentasikan nilai
perusahaan di pasar modal), terdapat efek proyek dalam saham relatif pemilik-manajer dalam
grafik bentuk kue pie.
Efek penyebaran dapat diilustrasikan oleh sebuah contoh sederhana. Asumsikanlah dunia
satu-periode. Pemilik-manajer berinvestasi pada waktu 0 dan investasi itu mengembalikan C
yang tidak pasti pada waktu 1, semua hutang (pokok pinjaman dan bunga) dibayarkan pada
waktu 1 dan perusahaan itu dilikuidasi. Pemilik-manajer memiliki dua proyek investasi yang
sama eksklusif (X dan Y) yang tersedia, yang keduanya memerlukan investasi 1 dolar.
Selanjutnya, selama resiko proyek itu, s, dan pengembalian hasil ekspektasi, E(C), adalah sama,
maka standar deviasi pengembalian hasil itu adalah lebih rendah untuk proyek X:(CX) < (CY).
Dengan tanpa pemegang ekuitas luar dan tanpa hutang, pemilik-manajer tak tertarik
untuk melaksanakan proyek X dan Y, sepanjang perusahaan itu merepresentasikan pecahan kecil
portofolionya. Selama s adalah sama, tingkat pengembalian hasil pasar adalah sama untuk
kedua proyek itu, E(r). Jadi, selama keduanya memiliki cash flow yang ekspekstasi yang sama,
E(C), nilai-nilai pasar ekspektasi adalah sama pada waktu 0.
Sekarang asumsikan bahwa manager-pemilik meluncurkan hutang dengan pembayaran
kembali pada waktu 1 dari $ Komoditisasi (baik pokok dan bunganya). Apakah nilai hutang akan
berbeda antara satu proyek alternatif dengan proyek lainnya? Jila cash flow dari investasi (C)
melebihi K; jika cash flow lebih kecil daripada K, maka perusahaan itu berada dalam kondisi
bangkrut dan pemegang hutang (debtholder) akan menerima apapun hasil cash flownya (yaitu
C). Dengan investasi X; maka probabilitas bahwa debtholder akan menerima lebih kecil daripada
adalah area yang dilambangkan dengan “k” dibawah kurva X di figure 8.1 dan probabilitas
bahwa debtholder K adalah 1 – k. dengan investasi Y, probabilitas bahwa debtholder akan
menerima kurang dari K adalah jumlah area k dan area di figure 8.1, k + dan probabilitas
bahwa mereka akan menerima K adalah 1 – (k + ). Jadi, proyek Y memberikan probabilitas
yang lebih tinggi daripada hutang jika dibandingkan dengan X dan memberikan probabilitas
yang lebih rendah dimana debtholder akan menerima pembayaran yang dijanjikan yaitu K. ini
9
menyebabkan nilai pasar untuk hutang tersebut pada waktu 0 akan lebih besar jika pemilik-
manager melakukan proyek X(Bx,,o)) daripada jika manager memilik proyek Y(By,o), Bx,o . By,0.
Seperti yang sudah kita ketahui, nilai perusahaan tersebut (Vo) adalah sama apakah
pemilik-manager memilih proyek X atau Y. selain itu, nilai perusahaan tersebut adalah jumlah
nilai hutang (Bo) dan ekuitas (S0).
Jadi, jika nilai hutang berbeda antara satu proyek dengan proyek lainnya, maka nilai
saham pemilik-manager dalam perusahaan tersebut juga harus berbeda antara satu proyek
dengan proyek lainnya: Bx,o > By.o dan Vx.o = Vy.o, jadi Sx.o < Sy.o. Karena kekayaan pemilik-
manager akan menjadi lebih besar jika berada di proyek Y, maka dia akan memiliki proyek itu.
Dia tidak lagi mengacuhkan kedua proyek tersebut seperti ketika dia tidak memiliki hutang.
Jika debtholder tidak bijaksana, maka pemilik-manager bisa menarik kekayaannya dari
debtholder dengan cara menyatakan bahwa proyek X akan diambil jika hutang tersebut dijual
sehingga debtholder harus membayar Bx,o. Kemudian proyek Y diambil, mengurangi nilai hutang
menjadi By,o dan meningkatkan kekayaan pemilik-manager sampai Sy,o – Sx,o = Bx,o – By,o. namun,
pasar dengan ekspektasi rasional mengharapkan pemilik-manager untuk memilih proyek Y dan
harga hutang pada nilai yang lebih rendah yaitu By,o.
Contoh diatas menggambarkan bagaimana keputusan investasi pemilik-manager
dipengaruhi oleh eksistensi hutang. Dalam contoh diatas, pemilik-manager mengambil investasi
Y dan bukannya mengabaikan X dan Y. Sementara untuk efek dispersi, seperti yang tampak
dalam contoh, tidak menyebabkan pemilik-manager untuk mengambil sebuah investasi yang
akan mengurangi nilai perusahaan (atau kekayaan manager), itu mungkin akan terjadi dalam
kasus lainnya. Sebagai contoh, keuntungan yang diharapkan dari Y mungkin lebih kecil jika
dibandingkan dengan keuntungan dari X-Eropa(Cy) < Eropa(Cx) tetapi tidak dalam jumlah yang
memadai untuk bisa meredakan efek dispersi Y pada bagian pemilik-manager dari cash flow
perushaan tersebut. Maka pemilik-manager akan membuat keputusan investasi yang menurun
nilainya yaitu melakukan investasi pada Y dan bukannya X. namun, pemilik-manager
menanggung biaya karena pasar hutang mengharapkan tindakan dan harga hutang pada By,o
(yaitu debtholder memperoleh proteksi harga).
Ada kasus yang berlawanan dengan kasus diatas. Jika sebuah proyek baru mengurangi
varian cash flow perusahaan, maka pemilik-manager mungkin tidak akan mengambilnya
walaupun proyek tersebut memiliki nilai netto yang positif sekarang. Alasannya adalah transfer
10
kekayaan dari pemilik-manager ke bondholder bisa melebihi bagian pemilik-manager dari nilai
nettonya sekarang.
Seperti yang telah ditunjukkan, efek penggunakan kebijakan investasi oleh pemilik-
manager untuk melakukan transfer kekayaan memang diharapkan terjadi oleh pasar dan
bondholder menghargai hutang tersebut ex ante sebagai antisipasi atas transfer kekayaan ex post.
Jadi, rata-rata tidak terjadi transfer kekayaan dan reduksi nilai perusahaan yang disebabkan oleh
pemilik-manager yang mengambil proyek dengan nilai netto negatif dan menolak proyek dengan
nilai netto positif akan ditanggung oleh pemilik-manager. Ini memberikan dorongan bagi
pemilik-manager untuk membatasi tindakan yang ia lakukan.
Efek repayment (efek pembayaran kembali) terjadi ketika pemilik-manager
mempertimbangkan sebuah proyek yang cash flow nya akan digunakan untuk melunasi hutang
yang sudah ada. Dalam situasi seperti itu, adalah kepentingan pemilik-manager untuk tidak
mengambil proyek tersebut bahkan walaupun proyek itu memiliki nilai netto positif (yaitu karena
itu akan meningkatkan nilai perusahan).
Insentif pemilik-manager untuk mengambil proyek tersebut terjadi ketika alternatif lain
untuk proyek tersebut adalah pembayaran untuk apa yang menjadi deviden likuidasi, dengan
harapan bahwa perusahaan akan bangkrut di masa mendatang jika tidak ada cash flow yang
memadai untuk membayar hutang tersebut. Dalam situasi seperti itu, melakukan investasi berarti
tidak ada transfer kekayaan dari debtholder untuk nilai nominal hutang tersebut. jadi, pemilik-
manager akan melakukan investasi hanya jika nilai nettonya melebihi face value dari hutang
tersebut, tidak jika itu melebihi nol.
Mendanai Keputusan
Hutang bisa merangsang pemilik-manager ntuk melakukan transfer kekayaan dengan dua
jenis aktifitas financing: (1) deviden dan (2) mengatur kembali klaim hutang.
Dividen
Pemilik-manager memiliki dorongan untuk mengabaikan proyek dengan nilai netto
positif dan membayar sendiri dividen jika ada klaim hutang (yaitu efek repayment dalam bagian
berikutnya). Biaya atas tindakan enggan tersebut meliputi nilai netto dari insentif yang diabaikan.
Selain investasi dimasa mendatang perusahaan tersebut memiliki asset dividen investasi yang
11
sudah ada. Adanya klaim hutang memberikan pemilik-manager dengan dorongan untuk menjual
asset yang ada dan membayar dan memperoleh pendapatan baik dengan membayar dividen atau
dengan membeli saham. Pada titik yang ekstrim, pemilik-manager akan menjual semua asset
perusahaan, membayar dividen dan pergi dan meninggalkan debtholder hanya memiliki “kulit
perusahaan” (tidak memiliki asset lagi).
Seperti halnya tindakan penurunan nilai lainnya, pemilik-manager menanggung biaya
jika pasar hutang memberi harga pada hutang tersebut secara rasional (yaitu mempertimbangkan
kemungkinan bahwa mereka akan ditnggalkan). Pemilik-manager menanggung tiap penurunan
dalam nilai perusahaan. Sebagai akbatnya, mereka terdorong untuk menawarkan kontrak yang
akan membatasi pembayaran dividen sehingga bisa meyakinkan bondholder bahwa dana itu akan
disimpan dalam perusahaan untuk digunakan menjalankan proyek dengan nilai netto positif.
Mengatur kembali Klaim
Di contoh sebelumnya tentang agensi biaya hutang, diasumsikan bahwa hanya ada satu
kelas debtholder. Pada kenyataannya, pemilik-manager bisa meluncurkan instrumen hutang
setelah hutang aslinya diluncurkan. Peluncuran hutang tambahan akan mentransfer kekayaan dari
debtholder asli ke manager dan dalam proses tersebut, akan tercipta biaya yang akan mengurangi
nilai perusahaan. Pertama, asumsikan bahwa pemilik-manager mengeluarkan hutang tambahan
dengan prioritas yang sama atau lebih tinggi daripada hutang asli. Prioritas yang sama atau lebih
tinggi berarti bahwa secara teori tentang kebangkrutan, hutang yang baru itu akan terbayar lunas
pada saat yang sama atau sebelum hutang lama lunas. Dalam situasi semacam ini, debtholder asli
akan memperoleh kerugian jika uang yang diterima dari penjualan hutang baru diberikan kepada
pemilik-manager sebagai dividen.
Kedua, asumsikan bahwa hutang baru sifatnya adalah menjadi junior dari hutang lama
(yaitu bahwa ia selalu dilunasi setelah hutang lama). Maka nilai hutang lama akan tetap jatuh.
Jika beerapa pendapatan hutang baru dilunasi dalam bentuk dividen, maka probabilitas
kebangkrutan akan meningkat. Kebangkrutan menyebabkan adanya cash flow untuk trustee fee,
biaya pengadilan dan keputusan-keputusan yang tidak optimal yang dilakukan oleh trustee dan
semuanya itu akan menurunkan nilai perusahaan dan nilai semua hutang. Bahkan jika
pendapatan dari penjualan hutang lama dan baru diinvestasikan dalam proyek dengan nilai
12
positif dan probabilitas kebangkrutan tidak ada, maka hutang tambahan akan memunculkan
proyek dengan nilai netto positif dan itu pasti di tolak.
PERMINTAAN AKAN KONTRAK ANTARA MANAGER PROFESIONAL DAN
SUPPLIER MODAL LUAR
Analisis diatas tentang biaya agensi telah mempertimbangkan pemilik sebuah perusahaan
yang menjual saham atau hutangnya ke orang luar dan tetap berperilaku sebagai pemilik-
manager. Dalam siuasi dimana pemilik-manager yang diharapkan bisa melakukan tindakan
penurunan nilai perusahaan, menanggung biaya atas tindakan-tindakan tersebut melalui harga
yang dibayarkan untuk saham atau hutang luar. Namun, korporasi raksasa memiliki manager
professional yang memiliki saham dalam jumlah kecil. Jadi, pada awalnya manager akan
menanggung sebagian kecil penurunan dalam nilai pasar saham atau hutang baru. Jika memang
demikian, lalu apa dorongan (insentif) manager professional untuk membuat kontrak sehingga
membatasi tindakan mereka?
Kontrak yang sudah ada
Pertama, tindakan yang dilakukan oleh manager korporasi besar sebetulnya sudah
dibatasi oleh kontrak yang sudah ada. Tiap korporasi besar yang diperdagangkan memiliki nilai
penjualan awal dari saham mereka dan/atau hutang kepada masyarakat. Pada titik itu, sahamnya
dimiliki oleh individu, keluarga, promotor atau sejenisnya. Jadi, individu-individu tersebut
menanggung pengurangan harga saham dan hutang untuk biaya agensi bahkan jika mereka tidak
menjadi manager. Itu memberi mereka isnentif untuk membuat kontrak, termasuk peraturan
korporat, yang mengikat manager dan mengurangi insentif manager untuk melakukan tindakan
yang bisa mengurangi nilai sebuah perusahaan.
Persaingan Di Pasar Tenaga Kerja
Hambatan kedua bagi manager korporat tradisional yang memiliki saham dalam jumlah
kecil adalah persaingan dalam pasar tenaga kerja managerial dalam korporasi. Persaingan
tersebut menyebabkan manager menanggung biaya atas tindakan mereka yang mengurangi nilai
yang tidak dicakup oleh kontrak yang sudah ada dan mendorong mereka untuk menulis kontrak
13
baru yang bisa membatasi tindakan mereka (contoh pada saat hutang baru atau ekuitas baru
diluncurkan).
Persaingan Internal
Dalam sebuah korporasi raksasa, ada persaingan untuk memperoleh promosi. Wakil
presiden bersaing untuk dipromosikan menjadi presiden, manager divisi bersaing untuk menjadi
wakil presiden dan sebagainya. Dorongan (insentif) ada sehinga itu bisa digunakan oleh manager
level bawah untuk memonitor manager level atas begitu pula sebaliknya (Zimmmerman, 1979
hal 51; Fama, 198 hal 293). Biasanya, ada beberapa anggota managemen selain presiden atau
Chief Excecutive Officer (CEO) yang duduk di dewan direksi. Fakta bahwa manager yang
duduk di dewan direksi hanya bisa dipecat dengan seijin dewan tersebut akan mengurangi
kontrol presiden atau CEO atas informasi yang mengalir ke direktur yang tidak menjadi bagian
dari full-time managemen (direktur luar) (lihat Fama dan Jensen, 1983a). Direktur luar, seperti
Auditor memiliki insentif untuk memonitor manager untuk mengetahui perilaku opurtunistik
yang mungkin mereka lakukan (perilaku yang meningkatkan kekayaan mereka tetapi
mengurangi nilai persahaan). Selain itu, wakil presiden eksekutif memiliki insentif untuk
memberikan informasi pada direktur tentang opurtunisme CEO jika itu meningkatkan
kemungkinannnya untuk menjadi CEO.
Persaingan Eksternal
Dewan direktur kadang-kadang mempekerjakan presiden atau wakil presiden dari luar
perushaan. Direktur-direktur luar yang biasanya berjumlah mayoritas dari dewan itu dan
memainkan peranan penting dalam perekrutan top manager biasanya juga seorang top manager
di peruaahan lain. Luasnya pengetahuan mereka tentang manager alternatif digabungkan dengan
pengetahuan mereka tentang level kompensasi membuat direktur luar berada dalam posisi untuk
menentukan kompensasi kompetitif bagi top manager.
Persaingan dalam pasar tenaga kerja managerial berarti bahwa rata-rata manager hanya
menerima kompensasi untuk posisi mereka. Jika manager diharapan untuk mengkonsumsi secara
berlebihan bonus atau pendapatan dari insider trading (atau bahkan mencuri), maka kompensasi
mereka akan dikurangi sampai pada titik dimana secara keseluruhan mereka hanya memperoleh
gaji saja. Jadi, manager perusahaan besar menanggung biaya agensi yang muncul dari tindakan
14
mereka, dan seperti halnya pemilik-manager memiliki insentif untuk membuat kontrak sehingga
bisa membatasi tindakan penurunan nilai yang mungkin mereka lakukan dan juga untuk
memonitor kontrak-kontrak itu.
Efeknya Pada Reputasi Manager
Fama (1980) menyatakan bahwa informasi tentang perilaku opurtunis dengan tujuan
untuk menurunkan nilai yang dilakukan oleh manager sudah banyak diketahui dan
mempengaruhi reputasi mereka. Sebagai akibatnya, jika manager memperoleh banyak bonus, itu
akan diketahui dan reputasi mereka akan terkenal. Manager seperti itu diharapkan menikmati
terlalu banyak bonus di masa mendatang, dan kompensasi mereka di masa mendatang akan
dikurangi. Jadi, jika kompensasi manager tidak disesuaikan dengan periode dimana mereka
mengkonsumsi terlalu banyak, maka mereka harus menanggung biaya untuk overkonsumsi itu –
yaitu nilai penurunan dalam kompensasi di masa mendatang. Efek itu bisa diperingan jika
manager mendekati pensiun dan tidak memiliki kompensasi yang tertunda (yaitu kompensasi
dibayarkan setelah pensiun).
Pada intinya, pemegang saham dan bondholder memperoleh perlindungan dari tindakan-
tindakan penurunan nilai yang dilakukan oleh manager professional oleh pasar tenaga kerja
managerial. Jika manager tidak menggunakan sarana paling efisien yang ada yaitu meyakinkan
pasar tenaga kerja bahwa mereka hanya akan mengkonsumsi sesuai dengan persyaratan yang
ada, maka mereka akan menanggung resiko yaitu dalam bentuk kompensasi yang lebih rendah.
Pentingnya asumsi awal tentang upah tetap untuk pemilik-manager pasti sudah jelas.
Supplier modal luar memperoleh perlindungan baik oleh pasar modal dan pasar tenaga kerja.
Sebelumnya kami juga berasumsi bahwa pasar tenaga kerja tidak bisa mendisiplinkan pemilik-
manager tetapi pasar modallah yang bisa melakukannya. Namun, disiplin ekstra bisa diterapkan
melalui pasar tenaga kerja.
TEORI PERUSAHAAN
Mengapa Perusahaan Ada?
Ketika proteksi harga dalam pasar tenaga kerja dan pasar modal menyebakan manager
melakukan kontrak untuk membatasi tindakan penurunan harga dan mengurangi biaya agensi,
maka selama kontrak seperti itu bernilai mahal, maka masih akan tetap ada biaya agensi; tidak
15
semua tindakan penurunan harga bisa dihapuskan. Jika seperti itu, maka mengapa perusahaan
ada? Mengapa semua bisnis tidak dijalankan oleh pemilik tunggal saja? Jawabannya adalah
bahwa perusahaan memiliki keuntungan lain. Keuntungan-keuntungan itu meliputi ekonomi
skala, diversifikasi dan spesialisasi.
Skala Ekonomi
Individu memiliki kekayaan terbatas. Jadi, tiap individu mungkin tidak bisa mensuplai
cukup modal untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomi. Dalam kasus seperti itu, maka
biaya agensi akan diimbangi oleh peningkatan skala ekonomi.
Diversifikasi
Walaupun individu memiliki cukup kekayaan untuk mendanai sebuah perusahaan secara
optimal, tetapi orang tersebut mungkin tidak ingin melakukannya karena efek resiko dari
portofolio investasinya. Berdasarkan teori portofolio, ukuran resiko untuk individual adalah
varian tingkatan keuntungan dari portofoluo investasi tersebut. Namun, satu-satunya bagian dari
varian tersebut dimana pasar memberikan kompensasi bagi individu dalam tingkat keuntungan
yang diharapkan pada portofolionya adalah bagian yang sama dengan varian dari tingkat
keuntungan dari portofolio pasar tersebut (Fama dan Miller, 1972).
Jika individu harus menginvestasikan semua kekayaannya dalam perusahaan untuk
mengambil keuntungan dari ekonomi skala, maka mereka akan menanggung resiko, yang akan
mengurangi utilitas mereka. Individu akan menerima biaya agensi untuk mengurangi resiko-
resiko tersebut. yaitu bahwa mereka akan siap untuk menjual sebagian dari perusahan tersebut
sehinga mereka bisa mengurangi resiko portofolio.
Spesialisasi
Mereka yang kaya mungkin bukan manager terbaik. Bagaimana dengan pemilik-manager
yang bisa menjadi manager yang efisiensi tetapi pewarisnya tidak kompeten. Pemilik-manager
meninggal dan menurunkan bisnisnya pada si pewaris. Jika si pewaris mengelola bisnis tersebut,
maka nilai perusahaan akan jatuh karena dia tidak memiliki kemampuan managerial. Jika
direktur manager professional, maka nilai perusahaan juga akan jatuh karena ada biaya agensi.
Pewaris yang mampu memaksimalkan kekayaan jelas akan merekrut manager professional jika
16
biaya agensi untuk manager tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan penurunan nilai
perusahaan karena kurangnya kemampuan si pewaris.
Karakteristik Perusahaan
Hukum memandang korporasi sebagai sebuah entitas terpisah yang mampu bertindak
sebagai individu. Berdasarkan pandangan tentang hak property atau kontrak, perusahaan tidak
memiliki eksistensi terpisah; ia adalah “nexus kontrak” dan bukan seorang individu. Sebagai
akibatnya, perusahaan tidak memiliki tujuan, seperti memaksimalkan keuntungan. Tetapi
perusahan terdiri dari orang-orang yang melakukan kontrak dengan entitas legal, yaitu korporasi
dan individu-individu itulah yang memiliki tujuan – yaitu memaksimalkan utilitas.
Berdasarkan pendekatan utilitaas, maka perusahaan dipandang sebagai sebuah tim yang
terdiri dari individu-individu yang tahu bahwa kesejahteraan mereka tergantung pada kesuksesan
perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Tiap individu yang ada dalam perusahan
tersebut memberikan input yang sama dalam proses produksi perusahaan (tenaga kerja,
kemampuan managerial, modal, bahan mentah, teknologi dsb). individu mensuply input dengan
harapan memperoleh keuntungan dari investasi mereka. Lebih jauh, tiap individu mengetahui
bahwa individu lainnya akan melakukan tindakan untuk memaksimalkan utilitas mereka dan
bukan utilitas orang ini atau itu. Mereka tahu bahwa konflik kepentingan akan muncul dan untuk
mengurangi konflik tersebut, maka mereka menulis kontrak yang menunjukkan tiap hak individu
dalam output perusahaan dibawah berbagai macam kontingensi (yaitu hak property tiap
individu). Debtholder, pemegang saham, common shareholder, manager, tenaga kerja dan
kreditor dagang – semua memiliki kontrak yang menunjukkan berapa cash flow dari perusahan
itu yang akan didistribusikan (bahkan jika mereka dalam kondisi bangkrut). Kontrak itu meliputi
charter dan bylowas corporate. Selain itu, dalam banyak hukum seperti tentang kebangkrutan,
mendefinisikan hak property dalam berbagai asset perusahaan.
Prinsip Keberlangsungan Hidup (Survivorship Principle).
Perlindungan harga mendorong pihak-pihak dalam perusahan untuk menggunakan proses
kontrak paling efisien (yaitu yang paling efisien dalam pemahaman bahwa itu akan memberikan
nilai yang tertinggi). Lebih jauh, pihak-pihak dalam perusahaan tersebut memiliki insentif untuk
berinovasi, menemukan prosesudr baru yang bisa lebih membatasi tindakan penurunan nilai.
17
Peningkatan nilai perusahan bisa dibagi diantara pihak-pihak tersebut. jadi, serangkaian kontrak
yang bertahan dari waktu ke waktu akan efisien untuk mengurangi biaya yang ditimbulkan
karena konflik kepentingan atau memaksimalkan nilai perusahaan (Fama dan Jensen, 1983a,
1983b).
Asumsi penting yang mendasari analisis ini adalah survivorship principle atau
Darwinisme ekonomi (Alchian, 1950). Persaingan diantara perusahaan menyiratkan bahwa
prosedur operasi dan teknik kontrak yang digunakan secara sistematis oleh organisasi sangat
efisien. Jika itu bukan penyebabnya, maka pihak yang melakukan kontrak bisa mengadopsi
prosedur lainnya dan memperoleh keuntungan (kompetitif) diatas normal. Prinsip
keberlangsungan hidup (survivorship principle) tersebut memungkinkan peneliti untuk
menganalisis biaya dan keuntungan dari kontrak dan prosedur akunting yang digunakan dibawah
asumsi bahwa rata-rata keuntungan kontrak dan prosedur tersebut melebihi biaya mereka.
Peranan Contracting dalam Akunting
Kontrak tidak akan menurunkan biaya konflik (biaya agensi) kecuali pihak-pihak tersebut
bisa menentukan apakah kontrak itu dilanggar atau tidak. Jadi, dalam pandangan “nexus
kontrak” tentang sebuah perusahaan, ada permintaan untuk memonitor kontrak. “hak property”
atau literature tentang kontrakting menunjukkan hipotesis bahwa akunting memiliki peranan
penting baik dalam hal persyaratan kontrak dan dalam memonitor kontrak-kontrak itu. Jumlah
akunting biasanya digunakan dalam kontrak (kontrak hutang, rencana kompensasi managemen,
corporate charter dan bylaws). Kontrak-kontrak tersebut mengenakan batasan pada tindakan
pihak-pihak tersebut. jadi ada tuntutan untuk melakukan kalkulasi dan melaporkan angka-angka
tersebut (yaitu permintaan akan akunting).
Ada banyak contoh tentang penggunakan akunting secara sistematis dalam kontrak
perusahaan. Perjanjian peminjaman antara manager dan banknya seringkali mengharuskan
perusahaan untuk mempertahankan rasio cakupan bunganya (pendapatan sebelum bunga dan
pajak yang dikenai bunga) diatas level tertentu. Ini akan menciptakan permintaan akan
pendapatan akunting untuk menentukan apakah perjanjian cakupan bunga sudah dipenuhi atau
belum. Skema pemberian bonus adalah komponen penting dalam skema kompensasi eksekutif.
Rumus yang digunakan dalam skema tersebut didasarkan pada pendapatan akunting dan itu
membutuhkan dilakukannya kalkulasi terhadap pendapatan-pendapatan tersebut. selain itu,
18
penghitungan pendapatan juga digunakan untuk menilai profit perusahaan dan biaya akunting
untuk menilai cost center manager.
Auditing juga memainkan peranan penting dalam monitoring kontrak. Kontrak auditor
eksternal melakukan kontrak dengan debtholder untuk melaporkan adanya pelanggaran
penjanjian (seperti rasio cakupan bunga). Selain itu, angka pendapatan yang sudah diaudit
digunakan dalam skema bonus.
Jika akunting adalah bagian penting dalam proses kontrakting dan biaya agensi (dan nilai
perusahaan dan/atau kompensasi manager) berbeda antara satu kontrak dengan lainnya, maka
prosedur akunting memiliki potensi untuk mempengaruhi nilai perusahaan dan/atau kompensasi
manager. Jika jenis kontrak surviving lebih efisien untuk mengurangi biaya agensi, maka
prosedur tersebut yang digunakan untuk menghitung angka-angka akunting yang digunakan
dalam kontrak tersebut daripada prosedur lainnya. Menggunakan prosedur alternatif hanya akan
meningkatkan biaya agensi dan mengurangi nilai perusahaan atau kompensasi manager. Ini
adalah cash flow yang penting dan hubungan nilai yang diberikan oleh peranan kontrakting
dalam akunting. Itu juga memberikan penjelasan tentang pilihan manager akan prosedur
akunting tertentu. Hipotesis yang menyatakan bahwa akunting memiliki peranan penting dalam
kontrak dan memonitor kontrak bukanlah subyek baru dalam literature tentang akunting paling
tidak dalam kaitannya dengan hubungan manager/pemegang saham. Hipotesis yang menyatakan
bahwa dibutuhkan laporan akunting untuk memonitor hubungan tersebut dikenal dengan nama
stewarship concept dan itu popular dalam literature abad ke sembilan belas dan awal dua puluh.
Itu juga popular diantara sejarawan sebagai sebuah penjelasan untuk eksisensi akunting. Yamey
(1962, hal 15) menulis
Asal mula akunting dan catatan tertulis mungkin bisa ditemukan dalam sejarah tentang
kebutuhan petugas “akunting” untuk mencatat rekening uang dan asset lainnya atas nama
atasannya. Ada kebutuhan untuk mengecek tentang kejujuran dan reliabilitas bawahan.
Ada sejarah panjang tentang korporat yang disuplai dengan laporan akunting. Manager
yang diberi laporan akunting melaporkannya kepada investor lama sebelum mereka diharuskan
untuk melakukan itu oleh hukum. Sebelum munculnya undang-undang sekuritas, banyak
korporasi A yang menerbitkan laporan keuangan mereka. Watts dan Zimmerman (1983) meneliti
laporan audit untuk pemegang saham sampai ke masa paling awal dimana perusahaan inggris
19
masih menggunakan joint stock (saham bersama) (yaitu perusahan-perusahaan dalam gilda
perdagangan).
Hipotesis bahwa akunting dan auditing muncul sebagai sarana monitoring untuk kontrak
perusahaan berbeda dengan hypothesis umum yang menyatakan bahwa investor membutuhkan
laporan akunting sebagai sumber informasi untuk investasi dan keputusan valuasi. Hypothesis
informasi yang muncul setelah undang-undang sekuritas dan menjadi dasar riset dibab 3-6,
menegaskan bahwa investor meminta informasi tentang cash flow sekarang dan mendatang dan
nilai pasar untuk asset dan liabilitas (menghitung nilai perusahaan dalam likuidasi). Sebuah
contoh untuk hipotesis ini adalah dalam AICPA Trueblood Comitee Report (1973, hal 20).
Tujuan financial statement adalah untuk memberi informasi yang berguna bagi investor
dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi potensi cash flow
dalam hal jumlah, timing dan kepastiannya.
Kedua hipotesis tersebut tidak terpisah satu sama lain. Baik kontrak dan peranan
informasi bisa muncul pada saat yang sama. Informasi yang memungkinkan individu untuk
menentukan apakah ketentuan kontraktual tersebut sudah dipenuhi atau belum akan sangat
berguna untuk menilai sekuritas perusahaan (contoh, pendapatan yang digunakan dalam cakupan
hutang dan bunga memberikan informasi tentang nilai saham; lihat bab 3).
Jika kedua hipotesis tersebut tidak terpisah, lalu mengapa kita berkonsentrasi hanya pada
hipotesis kontrakting saja? Mengapa tidak menggunakan keduanya untuk menjelaskan tentang
akunting? Alasannya sangatlah utilitarian. Peneliti mampu menciptakan hubungan antara
prosedur akunting dan cash flow manager atau perusahaan dibawah hipotesis kontrakting, sebuah
hubungan yang sesuai dengan EMH. Berdasarkan hubungan itu, maka mereka bisa membuat
prediksi tentang prosedur akunting yang dipakai oleh perusahaan. Dibawah hipotesis informasi,
peneliti tiak mampu menciptakan hubungan yang konsisten dengan EMH. Dalam menganalisis
permintaan kontrakting untuk akunting, peneliti berkonsentrasi pada dua dari banyak jenis
kontrak yang dipakai perusahaan. Keduanya adalah perjanjian kompensasi managemen dan
perjanjian pinjaman atau hutang.
20
COMPENSATION PLANS, DEBT CONTRACTS, AND ACCOUNTING PROCEDURES
Bab 9
Peneliti menggunakan program kompensasi manajemen dan utang kontrak formal untuk
menghasilkan hipotesis dari contracting theory tentang pilihan manajer mengenai prosedur
akuntansi dan efek harga saham dari perubahan prosedur akuntansi. Mereka menggunakan
kontrak tersebut karena data tersedia di perusahaan dan rincian perusahaan. Mereka menganggap
bahwa fungsi kontrak adalah untuk mengurangi biaya agensi
PERAN AKUNTANSI DALAM RENCANA KOMPENSASI
Pada akhir abad kesembilan belas, Inggris telah mengaudit laporan akuntansi dengan tujuan
untuk melayani sebagai dasar untuk kompensasi manajemen, atau kemungkinan untuk
mengurangi kelalaian dalam pelaporan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup pendapatan
berbasis kompensasi menunjukkan bahwa kontrak tersebut merupakan kontrak yang efisien.
Alasan dalam Menggunakan Rencana Akuntansi Berbasis Laba
Literatur dan juga hipotesis tentang peran skema kompensasi dan efek insentif komponen
mereka. Selanjutnya, di samping hipotesis bahwa rencana yang dirancang untuk menyediakan
insentif bagi manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Ada dua jenis rencana kompensasi
bahwa kinerja manajemen yang kinerja manajemennya diukur dengan angka-angka akuntansi
adalah rencana bonus dan rencana kinerja.
Perusahaan yang Menggunakan Rencana Akuntansi Berbasis Laba
Kita tahu dari penelitian Conference Board bahwa frekuensi penggunaan beberapa rencana
sangat bervariasi berdasarkan industrinya. Untuk bonus plan manajer disediakan insentif untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, indeks kinerja dalam perhitungan bonus (laba) harus
berkorelasi dengan efek tindakan manajer pada nilai perusahaan. Angka akuntansi yang
digunakan dalam kompensasi berbasis laba memiliki tujuan lain selain mengukur kinerja.
Mereka digunakan untuk mengukur parameter rencana tersebut.
EFEK RENCANA KOMPENSASI PADA AKUNTANSI
21
Baik kompensasi para manajer maupun nilai perusahaan akan meningkat berdasarkan rencana
bonus berbasis pendapatan. Jika rencana berbasis pendapatan digunakan sebagai imbalan
manajer untuk alasan insentif, maka harus ada beberapa pembatasan metode yang digunakan
oleh manajer untuk menghitung laba. Motivasi untuk membatasi prosedur akuntansi memberikan
penjelasan untuk jenis prosedur akuntansi dimana manajer dapat memilih tindakan dan
bagaimana mereka menyesuaikannya pada berbagai perusahaan dan industri.
Akuntansi yang Berlaku
Variasi dalam prosedur akuntansi yang berlaku di industri juga dapat dijelaskan oleh rencana
kompensasi berbasis pendapatan. Penelitian empiris belum meneliti efek dari rencana
kompensasi manajemen pada metode akuntansi yang berlaku. Sebaliknya konsentrasi lebih
kepada pilihan manajemen di antara semua metode yang dapat digunakan.
Pilihan di antara Prosedur yang Berlaku
Banyak penelitian empiris telah meneliti efek dari bonus plan dibandingkan dengan rencana
kinerja pada pilihan manajer mengenai prosedur akuntansi.
PERAN AKUNTANSI DALAM KONTRAK UTANG
Perjanjian yang Menggunakan Angka-angka Akuntansi
Perjanjian yang menggunakan angka akuntansi dalam kontrak utang tampaknya dirancang untuk
membatasi jenis keputusan investasi dan pembiayaan menurunkan nilai.
Penggunaan GAAP pada Kontrak Hutang
Bahkan jika beberapa prosedur GAAP yang belum diselesaikan, perjanjian utang pada dasarnya
menggunakan angka akuntansi yang dilaporkan secara GAAP. Variasi menggunakan
penyesuaian bottom-line daripada perhitungan ulang akuntansi.
EFEK KONTRAK UTANG PADA AKUNTANSI
Sifat variasi kontrak utang saat ini berasal dari GAAP yang memberikan bukti mengenai sifat
berlaku dari prosedur yang akan berkembang.
Prosedur yang Berlaku
Variasi kontrak utang yang berasal dari GAAP biasanya tidak mengizinkan kenaikan tertentu
dalam pendapatan dan nilai aset yang diizinkan oleh GAAP serta memerlukan penurunan
22
tertentu dalam pendapatan dan nilai aset atau peningkatan liabilitas tidak diperlukan di bawah
GAAP.
Pilihan antara Prosedur Diterima
GAAP meninggalkan manajer dengan kebijaksanaan yang cukup besar dalam pemilihan
prosedur akuntansi yang akan digunakan.
EFEK HARGA SAHAM PERGANTIAN PROSEDUR
Perubahan Sukarela
Seorang manajer secara sukarela mengubah prosedur akuntansi karena perusahaan menerima
prosedur akuntansi yang ditetapkan telah berubah atau karena pilihan terbaik manajer di antara
prosedur yang berlaku telah berubah.
Perubahan di Bawah Pengawasan
Perubahan standar akuntansi mengubah GAAP dan merubah kontrak yang ada. Hal ini dapat
menyebabkan transfer kekayaan kepada pemegang saham atau tidak kepada pemegang saham.
Kontrak di masa yang akan datang akan dipengaruhi karena perubahan GAAP membuat
beberapa prosedur akuntansi menjadi lebih mahal atau kurang mahal dan perubahan pada
optimal contracting technology.
Efek harga saham karena perubahan dalam standar akuntansi tergantung pada pilihan untuk
merubah, memperluas atau membatasi prosedur akuntansi yang ditetapkan yang telah tersedia.
Sebuah pembatasan prosedur akuntansi yang mengatur terjadi ketika prosedur yang ada
dihilangkan oleh standar. Perluasan prosedur akuntansi yang ditetapkan terjadi ketika standar
memungkinkan prosedur akuntansi yang dianulir sebelumnya.
23
AKUNTANSI DAN PROSES POLITIK
Bab 10
Bab ini membahas dampak proses politik pada pilihan manajemen terhadap praktik akuntansi.
Alasan dari proses politik mempengaruhi praktik akunting (diluar pajak) adalah karena
informasi, lobbying, dan biaya koalisi diasumsikan positif.
Ekonom melihat proses politik sebagai kompetisi “pengalihan kekayaan”. Karena informasi,
lobbying, dan koalisi dalam mempengaruhi proses politik memerlukan biaya, beberapa individu
memilih untuk tidak peduli terhadap perusahaan mereka dan memilih untuk menjadi free rider
pada pemantauan orang lain. Namun besarnya biaya monitoring untuk mengurangi oportunisme
manajerial dan pengalihan kekayaan secara substansial lebih besar dalam proses politik daripada
dalam proses pasar. Beberapa menghipotesiskan cara diaman pengalihan kekayaan para politikus
terjadi dengan pemerintah “memecahan” krisis yang dirasakan atau krisis yang sebenarnya
terjadi. Angka akuntansi sering digunakan dalam proses politik seperti krisis yang dirasakan.
Angka akuntansi juga digunakan dalam regulasi pemecahan krisis. Seperti contohnya, kenaikan
besar pada keuntungan perusahaan minyak pada era tahun 1970 dimana dikutip sebagai bukti
dari monopoli minyak, dan profit ini adalah target dari pajak keuntunga Windfall pada tahun
1980.
Pandangan tertentu dari proses politik yang diberikan, manajer perusahaan yang sensitif terhadap
politik diperkirakan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan pelaporan laba
untuk periode berikutnya dan mengurangi veriabilitas laba yang dilaporkan.
Biaya informasi dalam proses politik memungkinkan perubahan dalam prosedur akuntansi pada
efek harga saham. Perubahan yang meningkatkan pendapatan, akan menurunkan harga saham,
dan perbahan yang menurunkan pendapatan akan meningkatkan harga saham. Efek harga saham
melalui proses pengumuman proses politik dari perubahan prosedur secara sukarela dilakukan
untuk mengurangi biaya politik. Namun, dampak tersebut sulit untuk diamati karena mereka
dijerat dengan efek harga saham dari perubahan biaya politik atau faktor lain yang mendorong
manajer untuk mengubah prosedur. Observasi jyga juga sulit dilakukan karena pasar
memperkirakan akan adanya perubahan. Efek harga saham melalui pengumuman proses politik
dari perubahan prosedur yang di mandatkan, lebih mungkin diamati karena mereka bervariasi
dengan efek perubahan pada biaya politik perusahaan.
24
Perusahaan yang sensitif dengan regulasi dan politik akan tetap memiliki masalahan keagenan
dan tetap menggunakan angka akuntansi untuk mengurangi biaya agen dalam perjanjian abligasi
dan rencana kompensasi manajemen. Tetapim dengan pengenalan biaya nonzero dalam proses
politik, angka akuntansi memperngarhi arus kas masa depan perusahaan dengan cara yang
berbeda. Manager harus memperhitungkan faktor lain ini dalam memilih prosedur akuntansi.
Insentif yang diberikan oleh proses politik yang bertentangan secara langsung dengan insentif
yang diberikan oleh kontrak kompensasi manajemen sehubungan dengan laba yang dilaporkan.
Pada sisi lain, kedua insentif menyarankan pengurangan varian dari laba yang dilaporkan.
Manajer menukarkan biaya dan manfaat dari prosedur akuntansi alternatif. Prosedur yang
optimal, ceteris paribus, untuk alasan politik dan regulasi mungkin tidak akan optimal, ceteris
paribus, untuk kompensasi manajemen atau tujuan kontrak utang. Sedikit yang diketahui tentang
besarnya relatif politik, peraturan dan biaya kontrak. Karenanya, parameter keputusan
manajemen dan bagaimana mereka berbeda-beda pada perusahaan tidak bisa ditentukan. Namun,
bukti empiris mengindikasikan bahwa pemilihan prosedur akuntansi bervariasi dengan variabel
yang cenderung berhubungan dengan biaya politik dan biaya kontrak. Sehingga, beberapa
pernyataan dan prediksi dapat dibuat dengan trade-off dari biaya politik dan biaya kontrak.
Sama seperti proses politik dna kontrak menyediakan dengan insentif yang bertentangan dengan
pilihan prosedur akuntansi, mereka menyarankan prediksi yang bertentangan untuk perubahan
efek harga saham pada prosedur akuntansi. Perubahan yang menaikkan pendapatan, menaikkan
harga saham karena hal tersebut mengurangi kemungkinan dari standar teknis debt agreement
dan menurunkan harga saham karena hal tersebut menaikkan biaya politik. Dalam
menginvestigasi perubahan dari efek harga saham, variabelnya cenderung berhubungan dengan
biaya kontrak dan politik digunakan untuk mengestimasi efek dari harga saham yang
berlawanan.
25
EMPIRICAL TEST OF ACCOUNTING CHOICES
Bab 11
Bab ini mengukur kemampuan teori dalam menjelaskan dua fenomena akuntansi, prosedur
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan besar di Amerika Serikat dan posisi yang diambil
oleh manajer dari perusahaan tersebut pada standar akuntansi yang disarankan. Teori yang diuji
adalah: bonus plan hypothesis, debt/equity hypothesis, dan size hypothesis.
Bonus plan, debt/equity, dan size hypothesis merupakan tentang pilihan manajer diantara
kumpulan prosedur yang diterima. Seluruh studi yang didiskusikan pada bab ini merupakan studi
dari pilihan diantara prosedur yang diterima. Proses politik diperlakukan sebagai variabel yang
memberikan dampak pada pilihan tersebut. Menjelaskan pilihan prosedur akuntansi untuk
digunakan dalam kontrak memerlukan sebuah teori yang menjelaskan rincian dari struktur
kontrak. Contracting theory belum berkembang pada saat itu.
Contracting process dan political process memberikan manajer insentif yang berlawanan untuk
dipilih diantara prosedur akuntansi. Membuat pelaporan akuntansi yang berbeda untuk tujuan
yang berbeda terlihat menyelesaikan permasalah manajer. Namun, cenderung digunakan satu
laporan yang diterbitkan untuk semua metode menandakan bahwa strategi membuat pelaporan
yang berbeda-beda tidak optimal. Penggunaan laporan yang berbeda-beda juga dapat mahal
dalam political process. Jika laporan alternative tersedia secara umum, mereka yang mencari
transfer kekayaan dari perusahaan akan menggunakan laporan yang mendukung tujuan mereka.
Menyimpan laporan yang memiliki pendapatan lebih tinggi dan mengumumkan laporan dengan
pendapatan yang lebih rendah berdampak pada proses politik jika laporan tersebut diketahui.
Biaya-biaya ini yang mendukung contracting incentives untuk menggunakan sebuah laporan.
Dalam tiga hipotesis yang umum diuji, jumlah pendapatan adalah hal yang penting bagi manajer.
Pada beberapa kasus, manajer dapat memilih portofolio prosedur yang ekstrim. Untuk lebih
mendalami pengetahuan mengenai pilihan manajer dan tiga hipotesis ini, penelitian besar yang
pertama menggunakan bonus plan, debt/equity, dan siza hypotheses adalah Zmijewski dan
Hagerman (1981).
Penelitian pemilihan portofolio proserud (Zmijewski dan Hagerman)
26
Zmijewski dan Hagerman (1981) meneliti portofolio perusahaan dari empat prosedur akuntansi.
Prosedur tersebut adalah:
1. Prosedur persediaan,
2. Prosedur penyusutan,
3. Prosedur investment tax credit, dan
4. Masa amortisasi dari biaya pension (past service pension cost).
Dengan memberikan dua buah pilihan dari ke-empat prosedur diatas, akan ada sebanyak 16
portofolio pilihan prosedur yang dapat digunakan perusahaan. Zmijewski dan Hagerman
berasumsi bahwa efek relative dari pendapatan dari portofolio tersebut adalah sama untuk semua
perusahaan. lebih lanjut, mereka membuat tiga asumsi mengenai efek relatif dari tiap prosedur
untuk mengukur dampak pendapatan dari portofolio yang berbeda.
1. Keempat prosedur memiliki dampak yang sama pada pendapatan yang dilaporkan.
Asumsi ini mengelompokkan lima efek yang berbeda dari 16 portofolio tersebut.
(portofolio ekstrim diberi kode ‘1’ dan ‘5’, portofolio yang memiliki satu prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘2’, portofolio yang memiliki dua prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘3’, dan portofolio yang memiliki tiga prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘4’).
2. Efek dari dana pensiun dan prosedur investment tax credit pada pendapatan diasumsikan
memiliki setengah dari efek prosedur penyusutan dan persediaan.
3. Efek dari dana pensiun dan prosedur investment tax credit pada pendapatan adalah
kurang dari satu setengah (one-half) efek dari metode penyusutan dan persediaan.
Pengukuran biaya political dan contracting
Studi menjelaskan variasi prosedur akuntansi menggunakan variabel bebas yang terpisah sebagai
dampak surrogate untuk meng-offset insentif dan menguji arah dari dampak pemilihan variabel.
Empat variabel yang digunakan sebagai proksi political cost adalah:
1. Size
2. Risk
3. Capital Intensity
4. Concentration
a. Earning-based compensation plan
27
b. Debt/total assets
Dampak variabel pada keputusan manajer
Dampat variabel pada keputusan manajer diestimasi dengan menggunakan N-Probit Analysis.
Persamaan yang digunakan oleh Zmijewski dan Hagerman adalah:
STRATEGY i=c0+c1 PLAN +c2 RATIO+c3 BETA+c4 ¿c ¿5 INTENSITY +c6 DEBT
Dimana:
PLAN = 1 jika perusahan I memiliki sebuah earning-based compensation plan pada tahun 1975,
dan 0 jika tidak
RATIO = eight-firm concentration ratio untuk industry perusahaan I pada tahun 1975
BETA = beta dari saham perusahaan I, diestimasi menggunakan data CRSP
SIZE = total aset dari perusahaan I pata tahun 1975
INTENSITY = capital intensity dari perusahaan I (gross fixed assets/sales)
DEBT = total-hutang/total-aset dari perusahaan I tahun 1975
Sampel dan data
Zmijewski dan Hagerman mengambil sampel acak dari 300 perusahaan CSRP dimana data
laporan tahunan tahun 1975 dan SEC 10-K filling tersedia dan yang mengungkapkan pilihan dari
prosedur akuntansi mereka. 300 perusahaan tersebut memiliki resiko rata-rata dengan rata-rata
beta 0.963. Zmijewski dan Hagerman juga menggunakan 34 perusahaan yang tidak diregulasi
yang mana mereka lobi pada FASB Discussion Memorandum pada GPLA (general price level
adjustment). Mereka membandingkan prosedur akuntansi dari distribusi sampel ini dengan 300
sampel acak mereka.
Hasil
Hasil penelitian dengan menggunakan tiga asumsi diatas memiliki hasil yang sama diantara
asumsi-asumsi tersebut. Uji x2 untuk H0 bahwa model tidak lebih dari prediksi yang naïf (naïve
prediction) mengasumsikan probabilitas yang sama dari setiap strategi (protofolio). Statistic x2
mengindikasikan H0 dapat ditolakpada tingkat 0.001 pada seluruh asumsi. Tetapi saat model
dibandingkan dengan strategi naïf yang memprediksi bahwa perusahaan mengadopsi strategi
yang paling umum pada sampel, H0 dapat ditolak hanya pada tingkat 0.25.
28
Bukti yang kuat ditemukan bahwa pilihan manajer dari sebuah portofolio prosedur akuntansi
bervariasi dengan penggunaan variabel untuk merepresentasikan biaya political dan contracting.
Lebih lanjut, koefesien dari variabel size adalah signifikan pada tingkat 0.01 pada ke-tiga asumsi,
yang konsisten dengan size hypothesis. Koefesien dari concentration ratio dan dummy
kompensasi manajemen adalah signifikan pada tingkat 0.05 pada ke-tiga asumsi, hal ini
konsisten dengan bonus hypothesis. Koefesien dari rasio debt/assets adalah signifikan pada
tingkat 0.10 untuk asumsi pertama dan pada tingkat 0.05 untuk dua asumsi lainnya. Hasil ini
konsisten dengan debt/equity hypothesis. Koefesien dari variabel risk dan capital intensity tidak
signifikan. Efek dari size diteliti lebih lanjut. Mereka menemukan bahwa efek dari size didorong
oleh perusahaan besar. Secara umum, hasil penelitian Zmijewski dan Hagerman memberikan
bukti kuat bahwa pilihan manajer dari sebuah portofolio prosedur akuntansi bervariasi dengan
kehadiran earning-based compensation plan, rasio debt/equity, size perusahaan, dan
concentration ratio dari industri.
Kegagalan dari model cross-sectional untuk memprediksi lebih baik secara signifikan daripada
strategi portofolio yang paling umum dan rendahnya R2 model mengindikasikan banyak ruang
untuk peningkatan pada model. Incorporating rincian dari compensation plan dan debt contract
akan meningkatkan hasil. Sumber potensi peningkatan lainnya adalah menggunakan ukuran
political cost yang lebih baik daripada size. Pengujian yang lebih kuat dari teori menggunakan
contract details dan pengukuran political cost yang lebih sophisticated dapat memberikan lebih
daripada hanya meningkatkan kemampuan prediktif teori.
Studi dari pemilihan prosedur tunggal
Tidak seperti penelitian Zmijewski dan Hagerman, kebanyakan penelitian menggunakan
prosedur tunggal daripada terhadap pilihan beberapa portofolio prosedur. Penelitian jenis ini
memiliki kekuatan yang kurang daripada penelitian Zmijewski dan Hagerman. Tetapi secara
umum hasil penelitian-penelitian tersebut konsisten dengan debt/equity dan size hypothesis. Pada
bonus plan hypothesis penelitian prosedur tunggal memiliki hasil yang beragam. Pada penelitian
jenis ini, selain menggunakan tiga hipotesis yang sering diteliti, digunakan juga hipotesis lain
seperti political cost, dan debt contract variables.
Sebuah pengujian menggunakan bonus plan details (Healy)
29
Seperti yang telah dibahas pada bab 9, bonus plan tidak menyediakan manajer dengan insentif
untuk selalu mengadopsi prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan yang dilaporkan
pada periode saat ini. Healy (1985) meneliti apakah net accruals perusahaan dipengaruhi oleh
patasan-batasan pada bonus plans perusahaan. Sejak manajer memiliki insentif untuk
mengurangi pendapatan yang dilaporkan jika pendapatan dibawah target atau diatas target batas
atas , net accrual lebih mungkin menjadi negatif pada dua kasus tersebut. Jika pendapatan
diantara batas bawah dan batas atas, manajer memiliki insentif untuk meningkatkan pendapatan,
net accruals lebih mungkin menjadi positif.
Net accrual mencerminkan seluruh prosedur akuntansi pada pendapatan bersih. Maka dari itu,
kekuatan dari pengujian berbasis net accrual lebih baik daripada pengujian berbasis prosedur
tunggal. Kesulitan dari penggunaan net accruals Healy yang mengurangi kekuatan pengujian
adalah kurangnya teori yang memprediksikan bagaimana seharusnya accrual pada kondisi tanpa
manipulasi manajer. Karena pendapatan berdasarkan cash flow dan accruals, maka semakin
tinggi pendapatan mungkin memiliki accrual yang lebih tinggi.
Healy menggunakan 94 perusahaan sebagai sampel pada fortune 250. Perusahaan tersebut
memberikan 1.527 buah obsevasi yang dapat digunakan pada periode 1930 hingga 1980. Dari
obeservasi tersebut, 1.080 adalah plans dengan batas bawah namun tanpa batas atas dan 447
plans dengan kedua batasan.
Penelitian statistic x2 untuk menguji H0 bahwa tanda net accrual tidak berhubungan dengan
posisi pendapatan dengan batasan adalah signifikan pada tingkat 0.05. Hasil penelitian
menyarankan bahwa parameter detail bonus plan adalah penting untuk menentukan apakah
bonus plan mampu mempengaruhi pemilihan prosedur akuntansi. Bukti dari perhitungan
pendapatan pada bonus plan juga menjelaskan bahwa kegagalan dari beberapa penelitian untuk
menolak H0 karena tidak menggunakan definisi plan earnings. Healy juga menemukan bahwa
52.7 persen dari sampel menambahkan biaya pajak kembali pada pendapatan untuk tujuan bonus.
Hasil penelitian ini menandakan bahwa penelitian Hagerman dan Zmijewski (1979) mengenai
dampak bonus plan pada metode menggunakan investment tax credit kurang kuat.
Penelitian lainnya dari accounting choice
30
Dua penelitian berikut mencoba menjelaskan praktik akuntansi menggunakan proses contracting
dan/atau proses political tetapi tidak menguji hipotesis bonus plan, debt/equity, dan size. Dan
juga tidak menggunakan contract details untuk menjelaskan pemilihan prosedur.
Utility asset valuation (Jarrell)
Jarrell (1979) meneliti apakah aturan Negara bagian terhadap listrik pada tahun1912-1917
membuat manajer untuk meningkatkan nilai aset dan kemudian tarif dasar. Hipotesis Jarrel
bahwa utilitas yang diregulasi oleh komisi Negara bagian mendapatkan keuntungan monopoli
dengan menggabungkan nilai capital sewaan sebagai aset dasarnya. Jika hipotesis Jarrell benar,
asset tersebut diharapkan memiliki nilai yang lebih tinggi pada pembukuan utilitas yang
diregulasi oleh komisi Negara bagian daripada nilai buku dari utilitas yang diatur oleh regulasi
municipal.
Reporting Frequency
Leftwich, Watts, Zimmerman (1981) meneliti variasi cross-sectional pada frekuensi pelaporan
keuangan public pada 83 perusahaan NYSE dan 82 perusahaan ASE pad 1948 saat pelaporan
interim tidak diperlukan. Mereka berusaha menjelaskan variasi dari frekuensi pelaporan adalah
untuk mengganti manfaat peningkatan pelaporan dalam hal pengurangan biaya agensi dari debt
dan equity dan untuk biaya dari peningkatan pelaporan. Secara keseluruhan, penelitian ini
mendapat sedikit kesuksesan dalam menjelaskan variasi cross-sectional padafrekuensi pelaporan
menggunakan variabel contracting process. Hasil mereka yang kurang menunjukkan bahwa
penjelasan mengenai frekuensi pelaporan lebih sulit dibanding menjelaskan prosedur tertentu
yang digunakan untuk menghitung angka dalam pelaporan.
31
UJI TEORI HARGA SAHAM
Bab 12
Bab ini mengases/menilai kemampuan teori yang dijabarkan pada Bab 8-10 dalam
menjelaskan perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman perubahan
prosedur akuntansi. Kami menganalisis empat penelitian perubahan harga saham beserta variasi
lintas bidangnya: tiga penelitian perubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi
yang diwajibkan dan satu penelitianperubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi
sukarela. Berbagai penelitian perubahan yang diwajibkan menemukan berbagai efek harga
saham yang diasosiaskan dengan pengumuman perubahan, sedangkan penelitian perubahan
tidak.
Pada Bab 9 dan 10, kami menengarai adanya berbagai kesulitan dalam mengembangkan
uji efek perubahan harga saham sukarela yang ampuh. Berbagai kesulitan tersebut timbul dari (1)
pasar yang mengharapkan pengumuman dan (2) semakin besar keuntungan perubahan, semakin
banyak pula pasar yang mengharapkan perubahan, sehingga mengurangi berbagai variasi lintas
bidang dalam efek perubahan harga saham. Harapan pasar tidak membatasi berbagai variasi
lintas bidang pada efek harga saham yang diwajibkan, maka efek harga saham tersebut lebih
dapat diamati. Hasil-hasil penelitian secara keseluruhan sejalan dengan pernyataan tersebut.
Seluruh penelitian perubahan yang diwajibkan menemukan efek-efek harga saham
pengumuman perubahan akuntansi. Mereka juga menemukan bahwa variasi efek harga saham
lintas bidang berkaitan dengan sejumlah variabel kontrak dan biaya politis. Namun demikian,
tidak semua variabel signifikan, atau bahkan lambang yang diprediksikan, pada setiap penelitian,
dan bermacam-macam variabel signifikan pada berbagai penelitian. Berbagai inkonsistensi
tersebut bisa jadi dikarenakan berbagai variabel merupakan wakil tidak sempurna untuk biaya
kontrak dan politis, pada multikolinearitas antar variabel, pada fungsi-fungsi biaya kontrak dan
politis yang tidak disebutkan sepenuhnya, maupun berbagai persoalan metodologis lainnya.
Sebuah hipotesis eksklusif non mutual adalah bahwa variabel-variabel penjelas lainnya
dihilangkan dalam berbagai penelitian.
Meskipun ada inkonsistensi hasil pada berbagai penelitian, hasil-hasil penelitian
perubahan yang diwajibkan cukup meyakinkan bagi teori yang dijabarkan pada Bab 8-10. Kami
telah menemukan efek-efek standar harga saham akuntansi yang secara tidak jelas disebabkan
32
oleh efek-efek pajak. Efek-efek tersebut bervariasi secara lintas bidang untuk berbagai variabel
yang dikemukakan oleh teori: variasi tertentu dijelaskan. Namun demikian, hasil-hasil tersebut
baru merupakan sebuah awal: sekarang kita harus menjelaskan mengapa variabel yang berbeda-
beda signifikan di berbagai penelitian dan berusaha mengembangkan pengganti yang lebih baik
untuk biaya kontrak dan politis.
Hasil-hasil penelitian yang dianalisis dalam bab ini bertolakbelakang dengan hasil-hasil
penelitian yang dianalisis pada bab 4. Penelitian bab terdahulu berusaha memilah antara
hipotesis mekanistik dan hipotesis tanpa efek. Mereka mengasumsikan bahwa perubahan netral
pajak pasar yang efisien tidak mempengaruhi alir kas perusahaan sehingga tidak mempengaruhi
harga saham. Mereka tidak menemukan adanya efek harga saham dari perubahan netral pajak
karena mereka tidak mencari di tempat yang benar, mereka tidak bisa menyebutkan harga saham
perusahaan mana saja yang tidak terpengaruh oleh perubahan prosedur. Berbagai penelitian di
bab ini mempunyai sebuah teori sebagai pedoman pencarian efek-efeknya. Salah satu
konsekuensinya adalah bahwa penelitian pada bab 4 cenderung menitikberatkan pada perubahan
sukarela dimana kita menganggap efek-efek harga cenderung kurang diamati. Penelitian pada
bab ini menitikberatkan pada perubahan yang diwajibkan.
Kami mulai bab ini dengan menyebutkan jenis penelitian perubahan akuntansi dan
prediksi harga saham untuk berbagai perubahan tersebut. (Prediksi perubahan harga saham
disampaikan pada Bab 9 dan 10). Kemudian kami menerangkan variabel-variabel tersebut
digunakan untuk mewakili berbagai perubahan biaya kontrak dan politis serta mengulas
perubahan yang diwajibkan terlebih dahulu, karena menurut kami merupakan ujian yang sangat
ampuh. Selanjutnya kami mengulas sebuah penelitian (Leftwich, 1981) tentang efek-efek harga
saham berbagai perubahan akuntansi yang diwajibkan oleh Opini APB 16 dan 17 (akuntansi
untuk kombinasi bisnis), lalu mengamati dua penelitian perubahan yang diwajibkan lainnya
(Collins, Rozeff, dan Dhaliwal, 1981; Lys, 1984) yang meneliti efek-efek harga saham Laporan
FASB No 19 (akuntansi minyak dan gas). Akhirnya, kami membahas sebuah penelitian
perubahan sukarela (Holthausen, 1981) yang meneliti pergeseran kembali depresiasi. Bab ini
ditutup dengan sebuah ringkasan/ikhtisar.
EFEK-EFEK HARGA SAHAM PERUBAHAN AKUNTANSI
33
Bagian ini menguraikan efek-efek harga saham yang diprediksi untuk perubahan
akuntansi yang diwajibkan, kemudian yang sukarela.
Perubahan Yang Diwajibkan
Dua macam standar (Opini APB 16 dan 17 dan Laporan FASB No 19) diteliti oleh
penelitian perubahan diwajibkan terbatas pada prosedur yang ada. Keduanya mengurangi atau
meningkatkan biaya prosedur yang cenderung meningkatkan pendapatan yang dilaporkan.
KONTRAK OPTIMAL
Pada bab 9 kami menyampaikan bahwa sebuah standar yang membatasi prosedur
akuntansi berarti membatasi teknologi kontrak yang ada pada pihak-pihak yang melakukan
kontrak. Prosedur yang dieliminir atau dibatasi dibahas dalam bab ini (mis., metode
pengumpulan dan metode biaya penuh) digunakan untuk berbagai kepentingan kontrak, sehingga
dengan demikian ada suatu pembatasan teknologi kontrak. Hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan harga saham dari seluruh perusahaan yang secara potensial bisa menggunakan
prosedur-prosedur terbatas itu.
ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK UTANG
Dengan mengurangi pendapatan dan memperbanyak alternatif, perubahan-perubahan
yang diwajibkan membatasi kemampuan manajer untuk mengalihkan kesejahteraan dari
pemegang utang ke pemegang saham (mis., dengan cara meningkatkan rasio utang/ekuitas
perusahaan). Efek ini akan menurunkan harga saham semua perusahaan yang menggunakan atau
secara potensial bisa menggunakan berbagai metode terbatas untuk membuat akad utang tidak
begitu mengikat. Perubahan ini meningkatkan kemungkinan bahwa akad utang (mis., rasio yang
diperoleh dari biaya waktu yang dibutuhkan) akan dilanggar. Maka dari itu, biaya teknis yang
diperkirakan akan meningkat, sehingga menyebabkan harga saham menurun.
ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK KOMPENSASI
Jika perusahaan mempunyai rancangan kompensasi berbasis penghasilan, maka
pembatasan pada perubahan yang diwajibkan akan mengurangi kemampuan manajer dalam
meningkatkan kompensasinya melalui berbagai metode akuntansi. Hal ini bisa menyebabkan
34
suatu peningkatan harga saham yang amat sedikit, tapi kita bisa memperkirakan bahwa efeknya
terbatas karena kompensasi masa depan manajer harus sama dengan gaji kompetitifnya.
BIAYA POLITIS
Opini APB 16 dan 17 dan FASB 19 membatasi berbagai prosedur yang melaporkan
pendapatan tinggi. Ini akan meningkatkan harga saham melalui pengurangan biaya politis.
Pengurangan biaya politis terjadi untuk semua perusahaan yang bisa menggunakan prosedur
tersebut, bukan hanya perusahaan yang benar-benar menggunakan prosedur yang dibatasi (ini
akan mencegah lawan politik menggunakan prosedur tersebut).
PERUBAHAN SUKARELA
Perubahan sukarela yang diteliti adalah pergeseran kembali ke depresiasi garis lurus dari
depresiasi yang dipercepat. Holhausen (1981) mengasumsikan bahwa ini adalah sebuah
perubahan oportunistik, bukan perubahan dalam prosedur yang diterima. Perubahan ini
cenderung meningkatkan pendapatan yang dilaporkan dan aset.
ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK UTANG
Perubahan ini meningkatkan kemampuan manajer dalam mengalihkan kekayaan dari
pemegang utang dan mengurangi kemungkinan kondisi asal yang mahal. Kedua efek tersebut
akan menaikkan harga saham.
ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK KOMPENSASI
Perubahan ini cenderung menaikkan bonus manajer dan menurunkan harga saham.
BIAYA POLITIS
Karena pergeseran kembali meningkatkan pendapatan yang dilaporkan dan aset, maka
biaya politis akan naik dan harga saham turun.
Diskusi yang hangat memprediksikan lambang/tanda efek harga saham perubahan
akuntansi melalui faktor tertentu (mis., melalui alih kekayaan dari pemegang utang). Tanda efek
35
harga saham bersih suatu perubahan bergantung pada besar relatif setiap efek faktor. Demikian
pula halnya dengan variasi efek harga saham di berbagai perusahaan (yang ingin diprediksikan
penelitian). Maka dari itu, penelitian-penelitian itu memanfaatkan variabel untuk mewakili efek
harga saham setiap faktor. Penelitian-penelitian itu menggunakan pengganti untuk efek
perubahan pada biaya kontrak optimal yang dimunculkan oleh pemegang saham, alih kekayaan
ke dan dari pemegang saham melalui kontrak utang dan melalui rancangan bonus, dan biaya
politis yang dibawa serta oleh para pemegang saham.
Pada umumnya, perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
perubahan diregresikan pada variabel wakil/pengganti. Keberhasilan ujian bergantung pada
sejauh mana variabel wakil menangkap efek perubahan pada bermacam-macam biaya dan alih
kekayaan. Itu juga bergantung pada sejauh mana biaya keseluruhan merupakan fungsi linier efek
biaya yang diwakili oleh variabel pengganti.
VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN EFEK HARGA
SAHAM
Keempat penelitian banyak didasarkan pada efek alih kekayaan kontrak utang untuk
menjelaskan efek-efek harga saham perubahan. Variabel-variabel yang digunakan oleh penelitian
dan rasional pemakaiannya dijelaskan dalam paragraf-paragraf berikut. Lambang-lambang
hubungan antara setiap variabel dan efek-efek harga saham perubahan yang diwajibkan dan
perubahan sukarela dirangkum pada Tabel 12.1.
Kontrak Optimal
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal (1981) menyertakan variabel model “nol/satu” yang
mengambil nilai 1 jika perusahaan mempunyai kontrak utang dengan akad terbatas atau jika
perusahaan mempunyai rancangan kompensasi berbasis akuntansi. Variabel ini dimaksudkan
untuk menangkap efek-efek pembatasan FASB 19 pada teknologi kontrak optimal. Maka dari
itu, koefisiennya diperkirakan negatif (yakni, perusahaan-perusahaan dengan kontrak berbasis
akuntansi cenderung mengalami penurunan harga saham sebagai akibat dari FASB 19).
Variabel tersebut juga mengambol sebagian alih kekayaan utang dan rancangan
kompensasi. Karena standar membatasi prosedur peningkatan pendapatan, maka efek harga
36
saham alih kekayaan utang adalah negatif, memperkuat efek kontrak optimal. Efek harga saham
alih kekayaan rancangan kompensasi adalah positif (lihat bagian sebelumnya), tapi cenderung
dikalahkan oleh efek-efek lainnya.
Efek kontrak optimal hanya muncul bersamaan dengan berbagai perubahan karena
perubahan sukarela tidak mempengaruhi prosedur yang ada.
Alih Kekayaan Via Kontrak Utang
Variabel-variabel yang digunakan untuk mewakili dua faktor yang menentukan kekayaan
mengalihkan perubahan melalui kontrak utang. Salah satu faktornya adalah efek perubahan pada
sejauh mana ikatan akad berbasis akuntansi (perubahan pada “keketatan” akad). Faktor lainnya
adalah biaya teknis.
PERUBAHAN PADA KEKETATAN
Perhatikan sebuah perusahaan yang akad utangnya membatasi rasio biaya tetapnya atas
pendapatan. Perubahan yang diwajibkan mengurangi pendapatan dan mengarahkan perusahaan
lebih dekat ke rasio maksimal. Oleh karena itu, efek pendapatan standar yang diwajibkan bisa
mewakiliki sejauh mana akad dibuat lebih mengikat (“lebih ketat”).
Efek pada keketatan akad dirasa penting karena putusan investasi dan keuangan manajer
bervariasi sesuai dengan tingkat keketatan akadnya. Misalkan saja, pengaturan utang seringkali
membiarkan terjadinya pengambilalihan hanya jika rasio utang/ekuitas khusus ada sesudah
pengambilalihan. Semakin dekat perusahaan dengan rasio spesifik, maka semakin kecil pula
kemungkinan rasio akan terpenuhi sesudah pengambilalihan dan semakin besar kemungkinan
manajer dipaksa untuk menjalankan proyek bernilai bersih positif.
Efek perubahan prosedur pada keketatan akad juga penting karena hal itu akan mengukur
perubahan kemungkinan teknisnya. Kegagalan teknis mahal dalam pengertian akan mengarah
pada konsesi untuk pemegang utang (mis., tingkat suku bunga lebih tinggi). Semakin banyak
prosedur akuntansi baru yang memperketat akad, akan semakin tinggi pula perubahan pada
kemungkinan kegagalan, semakin tinggi pula biaya kegagalan yang diperkirakan, dan semakin
besar penurunan harga saham berdasarkan standar.
BIAYA KEGAGALAN
37
Faktor lain (terlepas dari efek perubahan prosedur keketatan akad) yang menentukan alih
kekayaan kontrak utang yang didorong oleh perubahan prosedur adalah biaya kegagalan teknis.
Biaya tersebut bervariasi antar perusahaan. Sebagai contoh, semakin besar selisih antara tingkat
suku bunga pasar dan tingkat suku bunga nominal utang, maka akan semakin banyak pemegang
utang yang meminta bayaran dalam menegoisasikan kembali utang yang digagalkan.
Variabel-variabel yang mewakili dua faktor itu (perubahan pada keketatan dan biaya
kegagalan) akan dibahas kemudian.
Perubahan Pada Variabel Keketatan
EFEK PERUBAHAN PADA PENDAPATAN YANG DILAPORKAN, PENDAPATAN YANG
DIPERTAHANKAN, DAN EKUITAS
Ceteris paribus, semakin besar penurunan pendapat yang disebabkan oleh perubahan
yang diwajibkan, semakin besar pula peningkatan pada kemungkinan kegagalan di bawah akad
semisal biaya waktu akad yang didapat. Pada gilirannya, ini berarti pengalihan kekayaan yang
lebih besar dari pemegang saham ke pemegang obligasi dan terjadi penurunan harga saham yang
lebih besar. Semakin besar penurunan pada pendapatan yang dipertahanan dan ekuitas, semakin
besar pula kecenderungan kegagalan di bawah akad jenis utang/ekuitas dan semakin besar pula
penurunan harga saham. Akhirnya, semakin besar penurunan pada pendapatan yang
dipertahankan, semakin mengikat pula inventarisasi dana yang dapat dibayarkan, semakin kecil
kemampuan manajer membayar dividen dan mengalihkan kekayaan dari para pemegang
obligasi, dan semakin besar penurunan harga saham yang diasosiasikan dengan perubahan
tersebut.
Argumen-argumen terdahulu mengimplikasikan suatu kaitan positif antara efek
perubahan yang diwajibkan pada pendapatan, pendapatan yang dipertahankan atau ekuitas, dan
efek perubahan harga saham. Perubahan tersebut menurunkan pendapatan, dan karenanya
menurunkan harga saham. Hubungan antara efek perubahan sukarela pada pendapatan,
pendapatan yang dipertahankan atau ekuitas, dan efek perubahan harga saham juga positif.
Peralihan kembali meningkatkan pendapatan dan karenanya menaikkan harga saham.
Meskipun lambang hubungan antara variabel efek pendapatan dan efek harga saham
sama untuk perubahan yang diwajibkan maupun yang sukarela, lambang kaitan antara variabel-
38
variabel utang lain dan efek harga saham untuk perubahan sukarela berlawanan dengan
perubahan yang diwajibkan. Alasannya adalah bahwa variabel efek pendapatan memasukkan
arah efek pendapatan dan variabel-variabel lain tidak. Sebagai contoh, semakin besar hitungan
biaya kegagalan, semakin besar pula biaya perubahan yang diwajibkan (karena meningkatkan
kemungkinan kegagalan), dan semakin besar pula penurunan harga saham. Akan tetapi, semakin
besar biaya kegagalan, semakin besar pula keuntungan biaya perubahan sukarela (karena
mengurangi kemungkinan kegagalan), dan semakin besar pula kenaikan harga saham.
Pembahasan berikut tentang efek harga saham variabel alih kekayaan utang yang tersisa
akan membahas perubahan akuntansi yang diwajibkan. Hendaknya pembaca ingat bahwa
perubahan sukarela mengarah pada efek harga saham dengan lambang berlawanan.
RASIO UTANG/EKUITAS
Penurunan tertentu pada pendapatan yang dilaporkan atau ekuitas berasal dari perubahan
yang diwajibkan yang meningkatkan kemungkinan kegagalan pada utang/ekuitas dan beban
waktu akad yang diperoleh lebih banyak lagi, semakin besar pula rasio utang/ekuitas. Selain itu,
semakin besar rasio utang/ekuitas, semakin besar pula biaya per andil kegagalan teknis. Kedua
faktor ini bergabung untuk menghasilkan prediksi yang mengalihkan kekayaan dari pemegang
saham ke pemegang obligasi (dan penurunan harga saham) lebih besar maka lebih bear dan lebih
tinggi pula rasio utang/ekuitasnya. Dengan kata lain, ada hubungan negatif antara rasio
utang/ekuitas dan efek harga saham.
Untuk mengetahui mengapa peningkatan kemungkinan kegagalan secara positif terkait
dengan rasio utang/ekuitas, perhatikan dua perusahaan dengan kebijakan investasi serupa tapi
kebijakan finansialnya beda. Distribusi pendapatan sebelum bunga pada periode berikutnya
adalah sama untuk kedua perusahaan. Waktu membebani kendala yang didapat untuk kedua
perusahaan itu adalah sama.
Gambar 12.1 menggambarkan distribusi peluang pendapatan perusahaan periode
berikutnya dengan dan tanpa perubahan akuntansi. Distribusi dengan nilai yang diperkirakan
E(A’) adalah distribusi tanpa perubahan akuntansi (distribusi Y). Distribusi dengan nilai yang
diperkirakan adalah distribusi jika perubahan akuntansi yang dilakukan menurunkan pendapatan
yang dilaporkan (distribusi X). K2 adalah pengeluaran bunga perusahaan dengan rasio
39
utang/ekuitas lebih rendah, dan K1 adalah pengeluaran bunga perusahaan dengan rasio
utang/ekuitas lebih tinggi.
Sebelum perubahan akuntansi yang diwajibkan, kemungkinan kegagalan untuk
perusahaan dengan rasio utang/ekuitas rendah adalah bidang berbayang yang ditandai k di bawah
distribusi Y. Untuk perusahaan dengan rasio utang/ekuitas tinggi, peluang kegagalannya adalah k
+ l. Peluang kegagalannya lebih tinggi untuk perusahaan dengan tingkat pengangkatan tinggi.
Sesudah perubahan akuntansi, peluang kegagalan untuk perusahaan dengan rasio utang/ekuitas
rendah adalah daerah berbayang di bawah distribusi X yang ditandai k + n. Untuk perusahaan
lain adalah bidang k + l = n + o. Peningkatan pada peluang kegagalan yang disebabkan oleh
perubahan akuntansi adalah n untuk perusahaan utang/ekuitas rendah dan n + o untuk perusahaan
utang/ekuitas tinggi. Perusahaan engan rasio utang/ekuitas lebih besar mengalami peningkatan
peluang kegagalan yang lebih besar pula.
Contoh di atas bisa direproduksi untuk kendala utang/ekuitas. Yang dibutuhkan adalah
K1 dan K2 yang menggambarkan tingkat utang dan E(A), E(A'), dan distribusi yang
menggambarkan tingkat ekuitas. Hasilnya akan sama.
Perubahan pada peluang kegagalan bervariasi sesuai dengan perubahan pada keketatan
kendala utang/ekuitas, sehingga rasio utang/ekuitas juga menghitung perubahan pada keketatan
kendala utang/ekuitas. Karena perubahan yang diwajibkan mengurangi ekuitas, maka manajer
perusahaan cenderung kurang bisa mengambil segala macam putusan investasi dan pendanaan di
bawah kesepakatan utang yang mengumpul pada rasio utang/ekuitas perusahaan. Maka dari itu,
semakin besar rasio utang/ekuitas, semakin besar pula penurunan harga saham.
VARIAN ALIR KAS
Ceteris paribus, semakin besar varian alir kas perusahaan, semakin besar pula peluang
kegagalan. Jika perubahan yang diwajibkan (dengan mengurangi pendapatan) meningkatkan
peluang kegagalan dari nol (karena utang perusahaan sedikit sekali), peningkatan dalam peluang
kegagalan dan hasil penurunan harga saham lebih besar, maka semakin besar pula varian alir
kasnya. Hasil ini tidak berlaku secara umum jika utang berisiko sebelum perubahan (yakni
peluang kegagalan bukan nol). Sekalipun begitu, sebuah penelitian perubahan yang diwajibkan,
Lys (1984), berdasarkan argumen yang ada, menghipotesiskan dan menguji asoasisi negatif
antara varian alir kas dan perubahan harga saham.
40
Pemanfaatan varian alir kas juga dapat dirasionalisaikan berdasarkan pendapat bahwa
argumen rasio utang/ekuitas (sebelumnya) mengasumsikan ceteris paribus dan, secara khusus,
varian alir kas konstan pada berbagai perusahaan. Penyertaan varian alir kas adalah suatu cara
untuk mengendalikan berbagai fluktuasi lintas bidang dalam varian tersebut. Perhatikan bahwa
rasio utang/ekuitas cenderung bervariasi dengan varian alir kasnya (lihat Myers, 1977).
INVENTARISASI PADA DANA YANG DAPAT DIBAYARKAN
Perubahan yang diwajibkan menurunkan pendapatan dan karenanya juga inventarisasi
dana yang dapat dibayarkan. Maka dari itu, peluang inventarisasi sama dengan nol secara negatif
terkait dengan inventarisasi dana yang dapat dibayarkan. Prediksi ini diperoleh dengan cara yang
sama seperti prediksi rasio utang/ekuitas (sebelumnya). Pada gilirannya, prediksi ini mengarah
pada prediksi bahwa, ceteris paribus, semakin kecil inventarisasi dana yang dapat dibayarkan,
semakin besar penurunan alih kekayaan dan harga saham yang disebabkan oleh perubahan yang
diwajibkan (yaitu, hubungan positif antara inventarisasi dana yang dapat dibayarkan dengan efek
perubahan harga saham).
Variabel Variasi Biaya Kegagalan
PROPORSI UNTUK PUBLIK ATAS UTANG PRIBADI
Ketika sebuah perusahaan mengeluarkan utang untuk publik, maka perwakilan publik
untuk pemegang utang akan ditunjuk (Leftwich, 1981, hlm 8). Untuk mengubah perjanjian utang
berikutnya, perwakilan tersebut harus mendapat persetujuan dari mayoritas pemegang utang
menonjol (biasanya dua pertiga). Persyaratan ini mempersulit manajer dalam menegosiasikan
kembali sebuah kontrak utang jika ada kegagalan teknis. Para pemegang utang individu memiliki
dorongan untuk mendapatkan ganti rugi yang lebih besar. Pada kasus utang pribadi, manajer
seringkali harus menegosiasikan kembali hanya dengan satu pemegang utang, dan jika hubungan
itu sedang berjalan, pemegang utang cenderung tidak mau mengambil keuntungan dari
kegagalan teknis. Sebagai akibatnya, prediksinya adalah semakin besar proporsi utang publik
atas pribadi, maka semakin besar pula alih kekayaan dan penurunan harga saham dikarenakan
41
perubahan akuntansi (yaitu, hubungan negatif anatra proporsi utang publik dan efek penurunah
harga perubahan).
SELISIH ANTARA PASAR DAN NILAI NOMINAL UTANG PERUSAHAAN
Semakin tinggi tingkat suku bunga sejak perusahaan menerbitkan utang, semakin rendah
pula nilai pasar utang relatif terhadap nilai nominalnya. Jika perusahaan harus menagih utang
(umumnya lebih tinggi dari nilai nominalnya) untuk menghindari kegagalan atau harus
membayar kembali utang sebagai konsekuensi kegagalan, maka selisih antara nilai nominal dan
nilai pasar utang itu adalah biaya kegagalan. Karena perubahan yang diwajibkan meningkatkan
peluang kegagalan, peningkatan pada biaya pemegang saham yang diperkirakan (dan
keuntungan pemegang obligasi yang diperkirakan) mauapun penurunan harga saham adalah
lebih besar, maka semakin besar pula selisih antara nilai nominal dan nilai pasar utang itu.
Dengan kata lain, ada hubungan negatif antara selisih nilai dan efek harga saham karena
perubahan. Dalam sebuah penelitian yang menggunakan variabel ini (Lys, 1984), selisihnya
dibalik dan dihitung sebagai nilai pasar minus nilai nominal. Jadi hubungan positifnya
diprediksikan pada Tabel 12.1.
MASA MENUJU KEMATANGAN
Semakin lama masa kematangan utang, semakin lama pula batasan utang berlaku dan
semakin besar pula efek selisih antara tingkat suku bunga nominal utang dan nilai pasar. Maka
dari itu, semakin besar pula efek selisih itu pada biaya kegagalan. Jadi, semakin besar masa
kematangan, semakin besar pula penurunan harga saham yang menyertai perubahan yang
diwajibkan (yaitu, kaitan negatif antara masa kematangan dan efek harga saham karena
perubahan).
KEBERTAGIHAN UTANG
Jika utang bisa ditagih, maka nilai penagihan membatasi biaya kegagalan karena
perusahaan mempunyai pilihan untuk menagih utang untuk menghindari kegagalan. Oleh karena
itu, diprediksikan bahwa kegiatan penagihan akan mengurangi efek harga saham dari sebuah
perubahan akuntansi. Penurunan harga saham yang menyertai perubahan yang diwajibkan lebih
42
kecil jika utang perusahaan bisa ditagih (yakni, kaitan positif antara kebertagihan utang dan efek
harga saham perubahan).
KEBERALIHAN (KONVERTIBILITAS) UTANG
Hak istimewa konversi utang adalah sebuah pilihan pada harga saham. Karena itu, alih
kekayaan apapun dari pemegang obligasi ke pemegang saham yang didorong oleh perubahan
akuntansi akan dikurangi jika kegiatan konversi memang terjadi. Penurunan harga saham yang
menyertai perubahan yang diwajibkan lebih kecil jika utang perusahaan bisa
dialihkan/dikonversi (yakni, kaitan positif antara keberalihan utang dan efek harga saham
perubahan).
Sayangnya, alih kekayaan via variabel utang tidaklah berdiri sendiri satu sama lain,
secara parsial karena semua merupakan bagian dari putusan struktur modal perusahaan. Sebagai
contoh, Kalay (1979) menemukan bahwa semakin tinggi rasio utang/ekuitas, semakin dekat pula
dengan kendala dividennya (yakni, perbendaharaan inventarisasi biaya yang lebih kecil).
Demikian pula halnya, semakin rendah varian alir kas atau semakin banyak aset yang ada,
semakin tinggi pula rasio utang/ekuitas. Karena variabel-variabel tersebut bersifat kolinear,
berusaha menguraikan efek variabel yang manapun akan sulit. Sebagai contoh, meskipun
masing-masing dari variabel tersebut mungkin tidak signifikan dalam uji reaksi harga saham
terhadap perubahan akuntansi, sebagai kelompok bisa jadi penting.
Selanjutnya, akan tampak bahwa sebagian dari variabel mungkin tidak masuk ke dalam
persamaan regresinya secara linier. Sebagai contoh, perubahan pada variabel peluang kegagalan
mungkin dikalikan dengan variabel biaya kegagalan. Persoalan spesifikasi semacam ini
mengurangi kecenderungan daya eksplanatif signifikan dan menunjukkan bahwa kita
menitikberatkan pada signifikansi kelompok-kelompok variabel dan bukan variabel-variabel
secara individu.
Alih Kekayaan via Kontrak Kompensasi
Holthausen (1981) memasukkan variabel model nol/satu untuk adanya rancangan
kompensasi berbasis pendapatan. Model ini diperkirakan negatif dalam kaitannya dengan
pergeseran kembali depresiasi efek harga saham karena pergeseran itu meningkatkan pendapatan
43
dan bonus serta mengalihkan kekayaan dari pemegang saham ke manajer (dengan
mengasumsikan bahwa komite kompensasi tidak menyesuaikan dengan perubahan). Berbagai
penelitian perubahan yang diwajibkan tidak menggunakan variabel ini. Jika mereka
menggunakannya, lambang koefisiennya diprediksi positif.
Biaya Politis
Satu-satunya variabel dalam berbagai penelitian yang dijadikan sebagai pengganti efek
biaya politis perubahan adalah ukuran perusahaan (Leftwich, 1981; Collins, Rozeff, dan
Dhaliwal, 1981; Holthausen, 1981). Pada ketiga kasus tersebut, hitungannya adalah nilai buku
utang perusahaan plus nilai pasar ekuitasnya. Variabel ini diprediksikan secara positif
diasosiasikan dengan biaya politis. Perubahan-perubahan yang diwajibkan menurunkan
perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang lebih besar diperkirakan mengalami
penurunan yang lebih besar pada biaya politis dan karenanya efek harga sahamnya lebih positif.
Penelitian perubahan yang diwajibkan hanya meneliti efek harga saham perusahaan yang dipaksa
mengubah prosedur akuntansinya.
Pergeseran depresiasi meningkatkan pendapatan dan biaya politis. Oleh karena itu,
hubungan antara ukuran dan efek harga saham diperkirakan negatif untuk perubahan itu.
SEBUAH PENELITIAN PEMBATASAN YANG DIWAJIBKAN PADA "PENGUMPULAN
MINAT” (LEFTWICH)
Leftwich (1981) meneliti berbagai perubahan harga saham yang diasosikan dengan Opini
APB 16, “Akuntansi Untuk Kombinasi Usaha," dan 17, “Akuntansi Untuk Aset Tak Nyata”.
Opini-opini tersebut mebatasi situasi metode “pengumpulan minat” dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu kombinasi usaha. Jika pengumpulan tidak dapat digunakan, maka metode
pembelian harus diterapkan. Opini-opini tersebut mempersyaratkan bahwa dengan metode
pembelian, selisih apapun antara harga pembelian dan nilai aset bersih harus dialokasikan pada
aset-aset khusus jika dapat diidentifikasi dan, jika tidak, pada niatan baik, yang harus
diamortisasi selama periode yang tidak melebihi 40 tahun. Efek metode pembelian adalah
mengurangi perolehan perusahaan sesudah pendapatan kombinasi relatif terhadap pengumpulan
dan membuat aturan utang lebih mengikat. Leftwich meneliti bagaimana pembatasan dalam
44
akuntansi untuk kombinasi usaha mempengaruhi harga saham perusahaan yang secara aktif
terlibat dalam pengambilalihan merger.
Variabel Pengganti Yang Digunakan
Lefwich pada dasarnya bersandar pada variabel alih kekayaan utang untuk menerangkan
efek-efek harga saham dari Opini APB 16 dan 17. Dia menggunakan variabel-variabel untuk
utang/ekuitas – variabel alih kekayaan b(ii) pada bagian yang sedang disampaikan ini dan Tabel
12,1 -- proporsi utang publik atas pribadi -- variabel b(v) -- kebertagihan utang - variabel b(viii) -
dan keberalihan utang - variabel b(ix). Satu-satunya variabel lain yang digunakan adalah ukuran
perusahaan -- variabel d, yang dihitung sebagai log penjumlahan nilai ekuitas pasar dan nilai
buku utang.
Perkiraan Model
Leftwich menangani masalah perkiraan dengan cara secara eksplisit mengenali bahwa
pasar memperkirakan pasal-pasal baku sebelum pengumuman standar. Dia mengasumsikan
bahwa para investor mempunyai harapan yang sama berkenaan dengan kemungkinan berbagai
versi standar yang diterapkan. Jika informasi masuk ke pasar yang menyebabkan para investor
merevisi harapan/dugaan mereka mengenai berbagai kemungkinan versi, maka nilai bursa saham
berubah.
Jika harga saham berubah, maka dapat disimpulkan bahwa para investor telah merevisi
kemungkinan versinya. Jika harga tidak berubah, maka tidak dapat disimpulkan bahwa peristiwa
itu tidak mengubah kemungkinan, dengan asumsi Leftwich, karena perubahan-perubahan
tersebut mungkin melebihi di berbagai perusahaan.
Leftwich menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang diuraikan oleh Rayburn
(1975) untuk mendapatkan sampel 338 perusahaan yang terdaftar di NYSE yang terlibat dalam
1139 merger dari Nopember 1968 sampai Desember 1972. Sebagian besar merger (90 persen)
diperlakukan sebagai jajak, dan setiap perusahaan menggunakan jajak sekurang-kurangnya satu
kali. Perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan akan dipengaruhi oleh Opini 16 dan 17.
45
Dengan modelnya, Leftwich memilih peristiwa-peristiwa mana ada bukti yang
menyampaikan informasi kepada pasar dan pasar merevisi kemungkinan yang direkatkan pada
versi-versi standar kombinasi usaha yang diusulkan. Dengan memanfaatkan kronologi yang
diterbitkan sebelumnya, dia mengidentifikasi 21 peristiwa yang bisa jadi mempengaruhi harapan
pasar akan standar yang membatasi jajak. Peristiwa pertama adalah sebuah artikel oleh Briloff
dalam Barron pada 15 Juli 1968, sebelum APB memulai berbagai petimbangan pada akuntansi
kombinasi usaha (Juni 1969). Peristiwa terakhir adalah laporan WSJ bahwa NSYE dan ASE
mensyaratkan aplikasi listing untuk saham yang digunakan dalam transaksi
pengumpulan/pooling untuk disertakan opini auditor yang menyatakan memenuhi kriteria APB
untuk pooling. Peristiwa ini sesudah Opini 16 dan 17 dikeluarkan (1970).
Leftwich menghitung tingkat pengembalian abnormal sampel perusahaannya yang
dipengaruhi oleh opini-opini tersebut dalam jangka waktu lima hari sebelum peristiwa dan lima
hari sesudah peristiwa. Dia menemukan bahwa tingkat pengembalian abnormal untuk 9 dari 21
peristiwa secara signifikan berbeda dari nol sampai 10 persen (ujian dua turus). Delapan
peristiwa secara signifikan memiliki tingkat pengembalian abnormal rata-rata negatif dan 1
mempunyai tingkat pengembalian abnormal rata-rata positif (menunjukkan versi yang kurang
mahal dari standar itu menjadi cenderung dengan peristiwa itu). Tingkat pengembalian abnormal
rata-rata di sekitar penerbitan opini terakhir tidaklah signifikan, menunjukkan (tapi tidak mesti
mengimplikasikan) bahwa pasar telah mengantisipasi opini tersebut.
Leftwich memperkirakan Opini 16 dan 17 akan mengurangi nilai saham karena membuat
akad utang lebih mengikat. Pada 21 peristiwa itu tingkat pengembalian abnormal rata-rata harian
adalah -0,55 persen, yang signifikan pada tingkat 1 persen.
Peristiwa-peristiwa yang harga sahamnya berusaha dijelaskan Leftwich adalah 9
peristiwa dimana ada bukti bahwa bursa merevisi perkiraan standarnya. Dia mendalilikan bahwa
sebuah perputaran abnormal perusahaan adalah sebuah fungsi linier berbagai macam
karakteristik yang mewakili biaya yang dikenakan oleh perubahan aturan akuntansi tertentu --
variabel b(ii) utang/ekuitas, b(v) utang publik, b(viii) kebertagihan utang, b(ix) keberalihan
utang, dan d ukuran. Kemudian lambang-lambang yang diprediksikan pada koefisien bergantung
pada apakah peluang penerapan standar meningkat atau menurun pada tanggal tertentu. Untuk
delapan peristiwa dengan harga saham menurun, lambang koefisien yang diprediksi tercantum
pada Tabel 12.1 untuk perubahan yang diwajibkan. Untuk peristiwa yang mempunyai nilai
46
pengembalian positif, koefisien-koefisien tersebut diprediksi mempunyai lambang yang
bertolakbelakang dngan yang diberikan pada Tabel 12.1 untuk perubahan yang diwajibkan.
Hasil
Leftwich memperkirakan regresi lintas bidang berikut untuk setiap peristiwa:
esi = cs
0 + cs1 PUBi + cs
2 PRIi + cs3 CALLi + Cs
4 CONVi
___ ___ ____ _____
Si Si Si Si
Lambang (-) (-) (+) (+)
Yg diprediksi
+ cs5 LSIZEi + usi s = 1,...., 9 (12.1)
(+)
dimana
esi = tingkat pengembalian abnormal harian perusahaan ke-i untuk periode 5 hari sbelum
peristiwa s sampai 5 hari sesudahnya.
PUBi = nilai buku utang publik, variabel b(ii) dan b(v)
PRIi = nilai buku utang pribadi, variabel b(ii) dan b(v)
CALLi = nilai buku utang tertagih, variabel b(iii)
CONVi = nilai buku utang teralih, variabel b(ix)
Si = nilai pasar ekuitas
LSIZEi = catatan alami nilai ekuitas pasar plus nilai buku utang, variabel d.
Lambang-lambang yang diprediksikan untuk setiap koefisien (jika peristiwa tersebut
menurunkan nilai saham) ditampilkan di bawah koefisien. Lambang-lambang tersebut sama
seperti pada Tabel 12.1. Koefisien-koefisien tersebut tentunya mempunyai lambang yang
berlawanan untuk peristiwa yang mepunyai pengembalian abnormal positif. Koefisien rasio
utang/ekuitas publik dan pribadi diperkirakan negatif, sesuai dengan prediksi utang/ekuitas pada
47
Tabel 12.1. Proporsi prediksi utang publik dan pribadi diuji dengan cara membandingkan
besarnya koefisien utang/ekuitas publik dan pribadi. Koefisien utang/ekuitas publik diperkirakan
lebih negatif.
Persamaan (12.1) diperkirakan secara terpisah untuk setiap peristiwa, sehingga
memungkinkan koefisen bervariasi dari peristiwa ke peristiwa. Namun demikian, Leftwich juga
mengumpulkan peristiwa dengan cara merata-rata pengembalian abnormal (esi) pada 9 peristiwa
(peristiwa pengambalian positif dimasukkan sesudah dikalikan dengan -1) dan meregresi rata-
rata hasil pada variabel bebas yang sama. Prosedur ini mengasumsikan bahwa nilai absolut
koefisien sama untuk ke-9 peristiwa.
Leftwich menemukan dukungan untuk hipotesis yang tercantum pada Tabel 12.1 ketika
dia memperkirakan regresi rata-rata 9 peristiwa itu semua. Koefisien pengangkatan utang
pribvadi (PRI/S) dan kebertagihan (CALL/S) mempunyai lambang-lambang yang diprediksikan
(masing-masing negatif dan positif) dan signikan pada tingkat 0,05 (ujian satu turus). Namun
demikian, koefisien-koefisien utang lainnya secara tidak signifikan berbeda dari nol dan tidak
ada selisih signifikan antara koefisien utang publik dan pribadi. Dalam kenyataannya, selisih itu
adalah arah yang keliru – koefisien pengangkatan pribadi lebih negatif dibandingkan dengan
koefisien pengangkatan publik. Koefisien variabel ukuran adalah positif dan signifikan pada
tingkat 1 persen untuk ujian satu turus. Statistik F untuk regresi adalah signifikan pada tingkat
0,01.
Jika persamaan (12.1) diperkirakan secara terpisah untuk setiap peristiwa, maka daya
penjelas regresi berkurang. Akan tetapi, 6 dari 9 statistik F signifikan pada tingkat 0,05.
Sejumlah lambang koefisien bertolakbelakang dengan prediksi, tapi tidak satupun signifikan.
Koefisien pengangkatan publik, pengangkatan pribadi, dan penagihan secara signifikan berbeda
dari nol pada arah yang diprediksi pada beberapa regresi terpisah. Koefisien pengangkatan utang
publik secara signifikan lebih negatif (seperti prediksi) dibandingkan utang pribadi hanya pada 1
dari 9 regresi. Koefisien variabel utang yang dapat dialihkan tidak pernah signifikan. Koefisien
ukuran secara signifikan bersifat positif (pada tingkat 0,05) untuk 5 dari 8 peristiwa dimana
tingkat pengembalian abnormal untuk peristiwa itu adalah positif. Itu tidak signifikan untuk
peristiwa lain (pengembalian negatif).
Leftwich juga memperkirakan regresi tersebut termasuk variabel-variabel untuk masa
kematangan utang (variabel b(vii) pada Tabel 12.1), peringkat utang perusahaan, dan
48
inventarisasi dana yang dapat dibayarkan (variabel b(iv)). Tak satupun dari variabel itu yang
signifikan.
Untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diperoleh dalam regresi lintas bidang tidak
palsu, Leftwich memperkirakan 21 perputaran abnormal untuk tanggal acak di luar periode
peristiwa itu. Hanya 4 dari 21 peristiwa yang memiliki tingkat pengembalian signifikan. Ketika
regresi lintas bidang diperkirakan secara terpisah pada “peristiwa” yang disimulasikan sebagai
signifikan dan tidak signifikan, maka frekuensi koefisien yang signifikan dan regresi jauh lebih
rendah dibandingkan untuk 9 regresi peristiwa sebenarnya. Leftwich juga menguji apakah ada
korelasi lintas bidang antara tingkat pengembalian abnormal perusahaan untuk masing-masing
dari peristiwa yang “buruk” dan “baik" dan menemukan adanya korelasi negatif.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, hasil-hasil Leftwich memberikan dukungan parsial pada pernyataan
bahwa perubahan standar akuntansi mempengaruhi nilai saham perusahaan melalui kontrak
utangnya. Penurunan nilai pasar yang diasosiasikan dengan standar adalah lebih besar, semakin
besar rasio utang/ekuitas, dan semakin kecil jika utang itu bisa ditagih. Namun demikian, bahwa
prediksi yang didasarkan pada utang publik lebih mahal dibandingkan dengan utang swasta
belum mendapat pembenaran; tidak pula dengan prediksi bahwa keberalihan megurangi efek
harga saham standar. Secara umum, bukti tersebut sejalan dengan pernyataan bahwa Opini APB
16 dan 17 mengurangi biaya politis dan menaikkan harga saham perusahaan (jika ukuran
mencerminkan biaya politis).
Penelitian Leftwich membahas berbagai persoalan yang sudah dibahas sebelum ini.
Masih belum jelas apakah spesifikasi linier untuk persamaan (12.1) memang cocok: variabel-
variabel bebas bersifat kolinear dan seringkali menghitung biaya yang sama. Masih belum jelas
juga seberapa bagus berbagai variabel mewakili perubahan dalam peluang kegagalan, biaya
kegagalan, atau biaya/ongkos politis. Akan tetapi, kenyataan bahwa sebagian variabel, maupun
persamaan regresi itu sendiri, adalah signifikan memberikan harapan akan hipotesis bahwa efek
harga saham standar digerakkan oleh kontrak utang.
Penelitian Leftwich juga memberikan wawasan tentang arti penting perkiraan dalam
mengamati berbagai usaha harga saham standar akuntansi. Kalau Leftwich sudah memilih hari-
hari pengumuman Opini 16 dan 17 APB sebagai tanggal peristiwa, maka dia tidak menemukan
49
efek harga saham apapun. Bukti tersebut menunjukkan bahwa standar akhir diantisipasi oleh
pasar.
BERBAGAI PENELITIAN ELIMINASI METODE BIAYA PENUH YANG DIWAJIBKAN
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal (1981) meneliti perubahan harga saham yang diasosikan
dengan penerbitan Exposure Draft of Statement FASB No 19. Draft ini mengusulkan eliminasi
metode akuntansi biaya penuh untuk perusahaan minyak dan gas dan lebih memilih versi tertentu
dari metode usaha yang berhasil. Uraian singkat kedua metode tersebut disampaikan dalam
lampiran Bab 11. Perubahan dari metode biaya penuh ke metode usaha yang berhasil umumnya
menurunkan tingkat pendapatan yang dilaporkan, pendapatan yang dipertahankan, ekuitas
pemegang saham, dan nilai aset. Perubahan ini juga meningkatkan keragaman pendapatan yang
dilaporkan (lihat Sunder, 1976; Lys, 1982). Perubahan-perubahan sebelumnya membuat akad
utang menjadi lebih mengikat dan meningkatkan peluang kegagalan.
VARIABEL-VARIABEL PENGGANTI YANG DIGUNAKAN
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal mengetahui efek standar yang diusulkan pada alih
kekayaan melalui kontrak utang, tapi mereka juga memahami pembatasan dalam draft tersebut
atas teknologi kontrak dan kontrak masa depan, termasuk variabel model untuk efek-efek
tersebut. Collins, Rozeff, dan Dhaliwal menggunakan variabel penjelas berikut dari Tabel 12.1:
model kontrak (variabel a), efek standar pada ekuitas pemegang saham (variabel b(i)), rasio
utang/ekuitas (variabel b(ii)), dan ukuran perusahaan (variabel d). Mereka juga memasukkan
variabel model nol/satu untuk keberadaan utang publik (kalau ada). Lambang yang diperkirakan
dari koefisien model utang publik adalah negatif, sesuai dengan prediksi pada Tabel 12.1.
Variabel terakhir yang dimasukkan adalah jumlah pendapatan perusahaan yang
dicurahkan untuk eksplorasi. Sunder (1976) memperlihatkan bahwa peningkatan varian
pendapatan disebabkan oleh suatu perubahan dari biaya penuh ke usaha-yang berhasil yang
meningkat seiirng dengan banyaknya aktivitas perusahaan untuk eksplorasi. Sebagai akibatnya,
peningkatan peluang kegagalan semakin, semakin besar jumlahnya sehingga harga saham yang
diprediksi turun ketika Draft diumumkan.
50
HASIL
Sampel Collins, Rozeff, dan Dhaliwal adalah 57 perusahaan: 47 perusahaan biaya penuh
dan 10 usaha-yang berhasil. Perusahaan usaha-yang berhasil juga terpengaruh oleh draft itu.
Pendapatan dan ekuitas pemegang saham merea dikurangi (sekalipun tidak separuh perusahaan
biaya penuh) oleh versi tertentu dari usaha berhasil yang dikenakan. Efek median pada
pendapatan versi akhir FASB 19 pada pendapatan tahun 1977 adalah -27 persen untuk 47
perusahaan biaya penuh dan -13 persen untuk 10 perusahaan usaha yang berhasil. Efek median
pada total ekuitas pemegang saham 1977 adalah -30 persen untuk perusahaan biaya penuh dan -4
persen untuk perusahaan usaha yang berhasil.
Exposure Draft itu tertanggal hari Jumat, 15 Juli 1977, tapi WSJ tidak melaporkan isinya
sebelum Rabu 20 Juli. Collins, Rozeff, dan Dhaliwal memperkirakan tingkat pengembalian
abnormal untuk perusahaan-perusahaan mereka sat minggu berakhir 15 Juli 1977, dan dua
minggu berakhir 22 Juli 1977, dan berusaha menerangkan tingkat pengembalian abnormal
dengan regresi lintas bidang. Lev (1979) menemukan adanya penurunan harga saham terbesar
pada periode Senin, 18 Juli sampai Rabu 20 Juli. Dengan menggunakan model pasar untuk
memperkirakan tingkat pengembalian abnormal, Collins, Rozeff, dan Dhaliwal menemukan
tingkat pengembalian abnormal yang jauh lebih besar dibandingkan tingkat pengembalian satu
minggu sesuai dengan hasil-hasil Lev. Lys (1984) melaporkan bahwa satu-satunya selisih
signifikan pada tingkat pengembalian abnormal perusahaan usaha-yang berhasil dan biaya penuh
dalam 15 hari sekitar 20 Juli 1977, terjadi pada tanggal 19 Juli, hari draft diumumkan (terbit di
WSJ hari berikutnya). Berdasarkan bukti yang ada bahwa informasi dalam draft disampaikan ke
pasar pada minggu kedua, kami melaporkan hasil-hasil tingkat pengembalian abnormal Collins,
Rozeff, dan Dhaliwal dua minggu (dihitung menggunakan model pasar).
Regresi linta bidang yang diperkirakan oleg Collins, Rozeff, dan Dhaliwal adalah
ei = c0 + c1 CNTRCSi + c2 STCKEQi + c3 DEBTi + C4 PUBDi
Lambang (-) (+) (-) (-)
Yg diprediksi
51
+ c5 SIZEi + c6EXPLOREi + ui (12.2)
(+) (-)
dimana
ei = tingkat pengembalian abnormal untuk perusahaan i selama periode dua minggu berakhir 22
Juli 1977.
CONTRCSi = variabel model nol/satu untuk adanya kontrak utang dan/atau rancangan
kompensasi berbasis angka akuntansi, variabel a.
STCKEQi = efek FASB 19 pada ekuitas total pemegang saham perusahaan sebagaimana
dilaporkan dalam laporan tahunan 1977, variabel b(i).
DEBTi = rasio utang/ekuitas – rasio nilai buku utang jangka panjang dan saham yang disukai
pada nilai pasar ekuitas, variabel b(ii).
PUBDi = variabel model nol/satu untuk adanya utang publik dalam struktur modal perusahaan,
variabel b(v)
SIZEi = nilai pasar ekuitas plus nilai buku utang jangka panjang dan saham yang disukai,
variabel d
EXPLORi = pengeluaran eksplorasi sebagai prosentase pendapatan total sebagaimana dihitung
berdasarkan rata-rata total pengeluaran yang diperkirakan terahdap pendapatan total
selama periode 1974 sampai 1977.
Lambang yang diprediksikan dari koefisien-koefisien tersebut tecantum di bawah koefisien.
Prediksi tersebut diambil Tabel 12.1.
Hasil-hasil Collins, Rozeff, dan Dhaliwal sebagian mendukung teori. Seperti halnya pada
banyak regresi lintas bidang, banyak korelasi antara variabel-variabel bebas. Sebagai akibatnya,
mereka memperkirakan persamaan (12.2) yang menghilangkan banyak variabel. Hasil-hasil
tersebut sebenarnya sama tapi berada dalam spesifikasi yang berbeda. Hanya tiga koefisien yang
mencapai signifikansi, dan koefisien-koefisien tersebut secara konsisten mempunyai lambang
yang sama dari kurang lebih tetap signifikan pada seluruh spesifikasi dimana variabel-variabel
itu dimasukkan. Lambang-lambang dari keduanya yang merupakan variabel kontrak sejalan
dengan hipotesis pada Tabel 12.1. Pada model penuh (persamaan (12.2)), koefisien STCKEQ
memiliki lambang positif yang diprediksi dan signifikan pada tingkat 0,01 (ujian satu turus), dan
52
koefisien CONTRCS mempunyai lambang negatif yang benar dan signifikan pada tingkat 0,02
(ujian satu turus).
Koefisien variabel ukuran secara konsisten negatif dan signifikan pada tingkat antara 0,10
dan 0,20 (ujian dua turus). Lambang negatif ini tidak sejalan dengan efek biaya politis
pengurangan pendapatan dan ekuitas pemegang saham.
Variabel-variabel lainnya (eksplorasi, utang publik, dan utang/ekuitas tidak signifikan
pada semua spesifikasi persamaan (12.2). Variabel utang/ekuitas seringkali lambangnya tidak
benar (artinya perusahaan dengan rasio utang/ekuitas lebih besar penurunan harganya lebih
kecil).
Model penuh (persamaan (12.2)) R2 yang disesuaikan 23 persen dan signifikan pada
tingkat 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara sekaligus variabel-variabel tersebut mamapu
menjelaskan perubahan harga saham yang terjadi pada saat penggumuman Exposure Draft FASB
19 lebih baik dari kebetulan.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, hasil-hasil Collins, Rozeff, dan Dhaliwal, seperti halnya Leftwich,
memberikan dukungan pada pernyataan bahwa perubahan pada standar akuntansi mempengaruhi
nilai saham melalui proses kontrak. Namun demikian, tidak signifikannya variabel rasio
utang/ekuitas dan utang publik menimbulkan pertanyaan soal teori dan menunjukkan bahwa
sekurang-kurangnya tidak disampaikan dengan baik di awal. Ada semacam dukungan teoritis
terhadap variabel bebas yang ada di dalam model lintas bidang. Tidak banyak dukungan untuk
bentuk fungsional yang ada dalam persamaan. Penelitian selanjutnya yang dibahas (Lys, 1984)
menekankan pada persoalan dengan regresi lintas bidang dengan mengemukakan bahwa
penelitian sebelumnya telah menghilangkan sebuah variabel penting, varian alir kas perusahaan.
Lys
Lys (1984) meneliti kembali efek eliminasi metode penuh terhadap harga saham.
Sementara Collins, Rozeff, dan Dhaliwal hanya menelitik efek harga lintas bidang hanya pada
saat pengumuman draft FASB 19 (19 Juli 1977), Lys mengidentifikasi tiga peristiwa lain yang
mungkin menyebabkan rebisi harapan pasar mengenai kemungkinan isi standar biaya
53
penuh/usaha-yang berhasil akhir. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah (1) dikeluarkannya Rilis
SEC 33-5861 (31 Agustus 1977), yang mendukung FASB Exposure Draft; (2) dikeluarkannya
FASB 19 (diratifikasi 5 Desember 1977) , yang intinya sama dengan draft; dan (3)
dikeluarkannya SEC ASR 253 (dilaporkan dalam WSJ pada 30 Agustus 1978) yang menolak
FASB 19. Lys meneliti efek harga saham Exposure Draft, FASB 19, dan ASR 253. Dia tidak
bisa mengidentifikasi tanggal pengumuman Rilis SEC 33-5861 (tidak dilaporkan dalam WSJ).
Lys menerapkan prosedur dua tahap seperti yang digunakan Leftwich (1981). Dia
meneliti tingkat pengembalian abnormal untuk portofolio perusahaan biaya penuh, portofolio
perusahaan-usaha yang berhasil, dan portofolio posisi panjang dalam perusahaan-usaha yang
berhasil dan posisi pendek dalam perusahaan biaya penuh pada hari sekitar tiga peristiwa penting
itu. Tingkat pengembalian pada portofolio terakhir ini menghitung selisih pengembalian untuk
perusahaan biaya penuh dan perusahaan-usaha yang berhasil. Kemudian Lys menerapkan model
lintas bidang untuk menjelaskan efek-efek harga saham.
Portofolio perusahaan usaha penuh mendapatkan tingkat pengembalian abnormal yang
signifikan (pada tingkat 0,10) hanya selama dua hari: 19 Juli dan 20 Juli 1977 (laporan draft
terbit pertama kali di WSJ pada tanggal 20 Juli). Akan tetapi tingkat pengembalian abnormal
perusahaan biaya penuh dan perusahaan-usaha yang berhasil hanya berbeda pada tanggal 19 Juli
1977.
VARIABEL-VARIABEL PENGGANTI YANG DIGUNAKAN
Argumen-argumen yang menyatakan bahwa peluang kegagalan bervariasi sejalan dengan
rasio utang/ekuitas mengasumsikan ceteris paribus. Lys mengemukakan bahwa kondisi tersebut
tidak mungkin bertahan. Secara khusus, perusahaan dengan varian aliran kas lebih rendah
memiliki rasio utang/ekuitas yang lebih tinggi. Selanjutnya, semakin tinggi varian alir kas,
semakin dekat perusahaan dengan kendalanya karena utang lebih berisiko dan tindakan seperti
pembayaran dividen mengalihkan lebih banyak kekayaan dari pemegang obligasi ke pemegang
saham. Kedua pengamatan ini mengimplikasikan bahwa rasio utang/ekuitas adalah pengganti
yang lemah bagi keketatan atuan utang. Kata Lys inilah yang menyebabkan Collins, Rozeff, dan
Dhaliwal tidak mendapatkan koefisien yang signifikan untuk rasio utang/ekuitas. Dia berusaha
memecahkan persoalan dengan cara memasukkan ke dalam regresi lintas bidangnya, suatu
54
perkiraan varian alir kas perusahaan (variabel b(iii) pada Tabel 12.1) selain variabel rasio
utang/ekuitas (variabel b(ii)).
Variabel-variabel lain yang digunakan Lys termasuk masa kematangan utang (variabel
b(vii)) dan proporsi utang publik atas pribadi (variabel b(v)). Alih-alih menggunakan
inventarisasi dana yang dapat dibayarkan sebagai variabel penjelas (variabel b(iv)), Lys
menggunakan efek standar pada inventarisasi dana yang dapat dibayarkan. Dia juga
menggunakan efek standar pada kedekatan perusahaan dengan pembatasan pembayaran dividen
sesuai ketentuan. Variabel lain yang digunakan adalah proporsi pendapatan yang diperoleh dari
operasi minyak dan gas. Proporsi ini dimaksudkan untuk menggantikan dampak standar pada
data akuntansi perusahaan (variabel b(i)). Akhirnya, Lys memasukkan variabel biaya
pendapanaan kembali utang yang diperkirakan sebagai selisih antara nilai pasar dan nominal
utang (variabel b(vi)).
HASIL
Lys menggunakan sampel 89 perusahaan biaya penuh (64 industri dan 25 perusahaan)
dan 40 perusahaan-usaha yang berhasil. Sebagaimana ditunjukkan, tingkat pengembalian
abnormal signifikan untuk 89 perusahaan biaya penuh dan selisih yang signifikan antara
pengembalian perusahaan biaya penuh dan usaha yang berhasil terjadi saat diterbitkannya draft.
Sekalipun begitu, menggunakan 34 perusahaan industri biaya penuh yang mempunyai data
penting, Lys memperkirakan regresi dengan menggunakan pengembalian abnormal pada hari-
hari sekitar tiga peristiwa penting itu (Exposure Draft, FASB 19, dan ASR 253).
Hanya satu regresi lintas bidang yang mencapai signifikansi pada tingkat 0,10 dan itulah
regresi untuk satu-satunya hari tingkat pengembalian perusahaan biaya penuh dan usaha yang
berhasil berbeda (19 Juli 1977). Koordinasi antara penelitian peristiwa dan hasil-hasil regresi
lintas bidang ini sejalan dengan koordinasi serupa pada hasil-hasil Leftwich. Dalam teori, itu
menunjukkan bahwa pasar merevisi kecenderungan penerapan FASB 19 pada hari itu dan efek—
efek harga lintas bidang itu terkait dengan alih kekayaan kontrak utang.
Statistik F untuk regresi penuh menolak (pada tingkat 0,05) hipotesis nol yang tidak ada
kaitannya antara variabel utang dan tingkat pengembalian abnormal pada tanggal 19 Juli 1977.
Model tersebut menjelaskan 52 persen variasi tingkat pengembalian abnormal lintas bidang.
Akan tetapi, hanya dua dari sembilan koefisien yang signifikan pada tingkat 0,05, koefisien
55
standar deviasi pengembalian harian dan rasio utang/ekuitas. Keduanya mempunyai lambang
yang diperkirakan dan tetap signifikan ketika variabel lain meleset dari perkiraan. Hasil ini
sesuai dengan pendapat Lys bahwa penghilangan standar deviasi pengembalian (yang
diasumsikan berkorelasi dengan pengangkatan) mendorong ketidaksignifikanan rasio
utang/ekuitas dalam penelitian Collins, Rozeff, dan Dhaliwal.
Koefisien-koefisien lain tidak signifikan pada tingkat 0,10 pada perkiraan penuh, tapi
karena variabel-variabel dengan daya penjelas paling lemah berkurang, maka koefisien proporsi
pendapatan minyak dan gas terhadap pendapatan total menjadi signifikan pada tingkat 0,05
dengan lambang yang diprediksi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan relatif
berfungsi sebagai pengganti bagi efek standar pada angka akuntansi perusahaan biaya penuh.
Seperti halnya Leftwich, Lys memperkirakan bahwa model lintas bidangnya pada hari-
hari di luar periode peristiwa. Dia menghitung tingkat pengembalian abnormal untuk portofolio
34 perusahaan selama 531 hari. Untuk setiap 46 hari pengembalian portofolio adalah signifikan
pada tingkat 0,10, Lys memperkirakan persamaan (12.3). Berbeda dengan regresi untuk 19 Juli
1977, statistik F rata-rata regresi tersebut tidak signifikan pada tingkat kemungkinan manapun
yang masuk akal, menunjukkan bahwa hasil-hasil Lys tidak berupa data statistik.
KESIMPULAN
Hasil-hasil Lys, seperti halnya dua penelitian perubahan lain yang diwajibkan,
melahirkan bukti efek harga saham dan kaitan lintas bidang antara efek harga saham dan dua
variabel utang (rasio utang/ekuitas dan varian alir kas). Akan tetapi, sebagian besar variabel tidak
signifikan.
Tabel 12.2 menyajikan sebuah ikhtisar hasil berbagai penelitian perubahan yang
diwajibkan. Satu persoalan yang tampak menonjol pada tabel itu adalah bahwa ada beberapa
variabel umum yang digunakan hanya pada satu penelitian. Dari dua variabel yang digunakan
pada ketiga penelitian, rasio utang/ekuitas memiliki hasil yang paling signifikan. Hasil-hasil
Leftwich untuk rasio utang/ekuitas publik dan pribadi menunjukkan bahwa rasio utang/ekuitas
akan signifikan dan memiliki lambang yang diprediksi seandainya adalah satu-satunya rasio
rasio utang/ekuitas yang digunakan. Rasio utang/ekuitas memiliki lambang yang benar dan
signifikan pada model Lys pada tingkat 0,01. Rasio ini tidak signifikan pada model Collins,
Rozeff, dan Dhaliwal (1981). Signifikansi berbagai variabel utang/ekuitas pada penelitian harga
56
saham perubahan yang diwajibkan dalam penelitian pilihan akuntansi dipaparkan pada Bab 11.
Dikemukakan bahwa alih kekayaan di bawah kontrak utang adalah penting baik pada pilihan
akuntansi maupun efek harga saham.
Hasil-hasil yang tidak konsisten untuk variabel-variabel tertentu pada berbagai penelitian
bisa jadi disebabkan oleh kegagalan dalam menggunakan kombinasi variabel yang sama pada
berbagai penelitian atau masalah dengan hitungan pengganti, persamaan yang tidak disebutkan,
dan multikolinearitas. Mungkin juga disebabkan oleh masalah-masalah lain dalam penelitian
tersebut. Sebagai contoh, Salatka (1983) menengarai bahwa semua penelitian tersebut menguji
hipotesis menggunakan regresi OLS tingkat pengembalian abnormal pada berbagai macam
variabel pengganti untuk biaya kontrak dan politis. Jika varian-varian pengembalian abnormal
tersebt (variabel terikat) berbeda, maka lebih sukar lagi untuk menolak hipotesis nol bahwa
koefisien model adalah nol. Diukur sekurangnya berpangkat (atau pangkat yang digeneralisir)
merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan ujian lintas bidang.
Collins dan Dent (1984), Schipper dan Thompson (1983), dan Hughes dan Ricks (1984)
meneliti berbagai kemungkinan masalah yang disebabkan oleh heteroskedastisitas lintas bidang
dan korelasi lintas pengembalian abnormal kontemporer. Variabel terikat berbagai penelitian
perubahan yang diwajibkan adalah pengembalian abnormal, dan semua pengembalian abnormal
perusahaan sama harinya. Karena harga saham perusahaan industri yang sama bergerak bersama-
sama, pengembalian abnormalnya dikorelasikan secara lintas bidang. Schipper dan Thompson
(1983) dan Hughes dan Ricks (1984) menggunakan teknik ekonometri yang disebut regresi
seolah tak berkaitan untuk meningkatkan kekuatan regresi lintas bidang melalui pengendalian
eksplisit kebergantungan pengembalian abnormal. Penerapan teknik-teknik semacam ini pada uji
variasi lintas bidang pada efek harga saham perubahan yang diwajibkan mungkin akan
meningkatkan kekuatan ujian dan memberi lebih banyak bukti apakah efek harga saham
perubahan yang diwajibkan disebabkan alih kekayaan melalui kontrak utang.
PENELITIAN PERUBAHAN SUKARELA DARI DEPRESIASI DIPERCEPAT KE GARIS
LURUS (HOLTHAUSEN)
Kami mempunyai keuntungan wawasan ke belakang ketika kami berpendapat bahwa
sukar kiranya untuk merancang ujian efek harga saham perubahan akuntansi sukarela pada Bab
57
9 dan 10. Penelitian Holthausen (1981) memberikan alasan untuk meneliti keampuhan ujian
perubahan sukarela.
Holthausen meneliti perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
bahwa sebuah perusahaan kembai ke depresiasi garis lurus untuk kepentingan laporan.
Sebagaimana disampaikan pada Bab 4, banyak perusahaan yang menerapkan metode depresiasi
yang dipercepat untuk tujuan pajak maupun pelaporan, setelah perubahan aturan pajak tahun
1954 yang membolehkan depresiasi dipercepat. Pada dasawarsa 1960an dan 1970an, banyak
diantara perusahaan tersebut yang kembali ke metode garis lurus untuk laporan tapi terus
menggunakan metode dipercepat untuk pajak penghasilan.
Variabel-Variabel Pengganti Yang Digunakan
Seperti halnya penelitian perubahan yang diwajibkan, Holthausen bersandar pada
variabel utang/alih kekayaan untuk menjelaskan pergeseran balik efek harga saham. Dia
menggunakan variabel-variabel untuk efek pendapatan dari perubahan (variabel b(i)) pada Tabel
12.1 dan 12.2), utang/ekuitas (variabel b(ii)), utang publik atas pribadi (variabel b(v)),
keberadaan rancangan kompensasi berbasis pendapatan (variabel c), dan ukuran (variabel d).
Empat puluh lima persen sampel Holthausen adalah perusahaan yang kembali
mengumukan pergeseran kembali bersamaan dengan pengumuman pendapatan. Untuk
mengendalikan efek pengumuman pendapatan, Holthausen menyertakan “pendapatan tak
terduga” sebagai variabel penjelas untuk perubahan harga saham pada saat pengumuman
pergeseran balik. “Pendapatan tak terduga” dihitung sebagai selisih antara pendapatan yang
sebenarnya dengan yang diramalkan dari model rangkaian musiman pendapatan tiap catur wulan
(lihat Bab 6).
Hasil
Seratus dua puluh lima perusahaan yang bergeser balik diidentifikasi dari Accounting
Trends and Technique selama periode 1954-1977 dan sampel-sampel yang digunakan oleh
Archibald (1972), Ball (1972), dan Kaplan dan Roll (1972). Holthausen tidak mengamati adanya
perubahan harga saham abnormal yang signifikan pada saat pengumuman pergeseran kembali
untuk sampel itu secara umum. Pada bulan sebelum pengumuman itu, tingkat pengembalian
abnormal untuk 125 perusahaan adalah 1,5 persen. Namun pada saat pengumuman adalah nol.
58
Selama periode H-3 sampai H+2 (dimana hari H adalah sebelum terbitan WSJ), tingkat
pengembalian abnormal adalah -0,2 persen. Tingkat pengembalian abnormal pada hari H
pengumuman tidak signifikan (menggunakan uji-t) dan demikian pula halnya dari hari
perdagangan H-20 sampai H+2.
Secara keseluruhan, hasil-hasil pengembalian abnormal pada variabel pilihan tidak
mendukung pergeseran kembali dengan efek harga saham yang diperkirakan via kontrak utang,
skema kompensasi manajemen, dan biaya politis (sebagaimana diukur berdasarkan ukuran).
Berdasarkan 96 pengamatan, koefisien-koefisien yang mencapai signifikansi untuk periode
apapun yang diperkirakan adalah koefisien kesalahan ramalan dan koefisien pengangkatan utang
publik. Koefisien kesalahan ramalan adalah positif sebagaimana diperkirakan dan signifikan
pada tingkat 5 persen jika pengembalian abnormal adalah untuk H-3 sampai H+2. Hasilnya
membenarkan adanya asosiasi antara pendapatan tak terduga dan tingkat pengembalian abnormal
pada saat pengumuman yang dilaporkan pada Bab 3.
Koefisien variabel utang publik secara signifikan negatif pada tingkat 5 persen ketika
tingkat pengembalian abnormal untuk H-3 sampai H+2 dan pada tingkat 1 persen jika
pengembalian abnormal untuk H-3 sampai H+60. Lambang koefisiennya adalah kebalikan dari
yang diperkirakan. Selanjutnya tidak ada selisih signifikan antara koefisien utang publik dan
utang pribadi.
Kesimpulan
Sebagaimana kita perkirakan dengan wawasan ke belakang, penelitian Holthausen tidak
menemukan adanya pengembalian abnormal pada saat pengumuman dan tidak ada variasi
pengembalian abnormal sistematis dengan variabel kontrak, alih utang/kekayaan, alih
kompensasi/kekayaan, atau biaya politis. Satu-satunya hasil adalah kaitan yang diduga anatra
pendapatan tak terduga dan pengembalian abnormal.
IKHTISAR
Teori yang disampaikan pada Bab 8-10 menunjukkan bahwa perubahan yang diwajibkan
dalam prosedur akuntansi mempengaruhi harga saham melalui efek-efeknya pada teknologi
kontrak yang optimal, pada alih kekayaan yang melibatkan kontrak utang dan rancangan
kompensasi, dan pada biaya politis. Para peneliti telah menyelidiki efek-efek harga saham
59
perubahan yang diwajibkan dan variasi lintas bidangnya. Mereka telah menggunakan banyak
variabel yang merepresentasikan alih kekayaan di bawah kontrak utang untuk menjelaskan
variasi harga saham lintas bidang.
Penelitian-penelitian tersebut telah menemukan perubahan signifikan harga saham yang
diasosiasikan dengan pengumuman perubahan yang diwajibkan (standar akuntansi). Namun
demikian, meskipun penelitian-penelitian itu telah menghasilkan asosiasi signifikan antara
variasi lintas bidang pada efek harga saham dan sejumlah variabel utang (terutama rasio
utang/ekuitas), asosiasi itu tidak konsisten untuk semua penelitian. Inskonsistensi itu bisa jadi
disebabkan masalah ekonometri serius yang menghantui penelitian-penelitian tersebut.
Peningkatan besar pada spesifikasi model dan metode ekonometri yang diterapkan memang
diperlukan untuk menghasilkan ujian teori yang ampuh. Penjelasan alternatifnya adalah bahwa
variasi lintas bidang efek harga saham tidak sistematis atau terlalu kecil untuk diamati.
Pada bab 9 dan 10, kami berpendapat bahwa harapan pasar membuat pengumuman
perubahan sukarela tidak berpengaruh pada harga saham. Hasil-hasil Holthausen (1981) sejalan
dengan argumen tersebut.
60
Aplikasi Teori Pada Audit
Bab 13
Peran akuntansi dan audit berkaitan erat dalam teori yang diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya. Permintaan akan akuntansi berasal dari penggunaannya dalam kontrak jarang
digunakan dalam mengurangi biaya agensi kecuali ketentuan untuk diawasi dan diberlakukan.
Audit adalah pada cara di mana perjanjian dimonitor. Para auditor memeriksa bahwa angka-
angka yang digunakan dalam ketentuan kontrak telah dihitung dengan menggunakan prosedur
yang berlaku dan apakah ketentuan kontrak telah dilanggar (lihat Bab 9).
Seperti tercantum dalam Bab 8, audit dan akuntansi telah berdampingan dalam sejarah
perusahaan perusahaan untuk lebih dari 600 tahun. Hubungan dapat dijelaskan dengan teori
kontrak.
Jika dilihat dari teori dapat menjelaskan keberadaan audit dan akuntansi dan
berkontribusi terhadap penjelasan pilihan prosedur akuntansi (lihat Bab 11), ini akan membantu
untuk menjelaskan praktik audit. Peneliti akuntansi telah menerapkan teori untuk audit dan telah
mengembangkan penjelasan intuitif untuk praktek audit. Sebagai contoh, penjelasan telah
dikembangkan untuk penekanan pada independensi auditor dan keberadaan masyarakat
profesional dan perusahaan audit besar. Dalam audisi, para peneliti telah menggunakan teori
untuk memprediksi mana perusahaan mempekerjakan auditor profesional ketika pemeriksaan
tersebut tidak diperlukan oleh hukum.
Dalam bab ini kita meninjau aplikasi yang mendukung teori untuk audit. penjelasan yang
dibahas pertama, diikuti oleh analisis suatu kajian untuk memprediksikan audit. Penjelasan
secara intuitif yang menarik, dan studi empiris telah cukup sukses dalam memprediksi audit.
Proses politik juga memiliki peran serta dalam menjelaskan praktik audit yang modern seperti itu
berperan dalam menjelaskan praktik akuntansi modern. Peraturan mempengaruhi sifat audit.
Memodifikasi peran perjanjian monitoring audit dan, sebagai akibatnya, dapat mengurangi
permintaan kontrak audit. Namun, regulasi menyediakan auditor dengan peran tambahan, peran
yang meningkatkan nilai klien mereka pasar (misalnya, seorang penerjemah dari pengaruh aturan
pengungkapan). Hal ini juga memberikan auditor dengan kesempatan untuk mentransfer
kekayaan dari klien mereka (misalnya, melalui membuat aturan). Implikasi proses politik untuk
61
audit juga examinated dan studi empiris menguji implikasi proses politik untuk perilaku auditor
direview.
Penjelasan praktik audit kontrak
Pada bagian ini kita menggunakan kontraktor teori untuk mendapatkan penjelasan untuk
perusahaan audit 'Terpusatnya perhatian pada reputasi mereka, bagi masyarakat auditor
profesional, dan untuk audit perusahaan' bentuk organisasi, ukuran, dan spesialisasi industri.
Karena konsep kompetensi auditor dan independensi adalah pusat untuk penjelasan, kita mulai
dengan mereka.
Auditor Kompetensi dan Independensi
Pemantauan auditor tidak bernilai tambah bagi para pihak (atau pihak potensial) ke
perusahaan kecuali pihak-pihak yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa ia akan
melaporkan pelanggaran kontrak, yang terjadi, adalah nol. Sebagai contoh, nama auditor
diberikan pada prospektus tidak akan mengakibatkan harga yang lebih tinggi untuk penerbitan
saham baru kecuali pasar saham mengharapkan auditor untuk mengurangi biaya agensi. Untuk
itu dibutuhkan pasar untuk percaya pelanggaran kontrak akan dilaporkan. Keberadaan
permintaan untuk layanan auditor tergantung pada penilaian probabilitas nol pelaporan
pelanggaran. Jumlah perusahaan akan membayar jasa auditor tergantung pada tingkat yang
kemungkinan itu. Semakin tinggi probabilitas, yang lebih efektif kontrak, semakin rendah biaya
agensi, dan semakin tinggi harga masalah baru. Probabilitas auditor laporan pelanggaran, pada
pelanggaran yang terjadi,tergantung pada:
1. Probabilitas bahwa auditor menemukan pelanggaran diberikan
2. Probabilitas bahwa laporan auditor pelanggaran ditemukan (lihat Watts dan Zimmerman,
1982)
Probabilitas pertama (discovery) tergantung pada iklan kompetensi auditor kuantitas
input yang ditujukan untuk audit. Probabilitas kedua (pelaporan) mengacu pada independensi
auditor dari klien. Jika tekanan klien auditor untuk tidak mengungkapkan pelanggaran yang
ditemukan, akan auditor menahan tekanan klien?
Untuk membuat permintaan untuk jasa audit, auditions harus meyakinkan pasar bahwa
mereka memiliki beberapa kompetensi (yaitu, ada kemungkinan nol bahwa auditor akan
62
melaporkan pelanggaran ditemukan). Pasar hanya akan yakin yang kedua jika auditor akan
kehilangan dengan mengalah pada tekanan manajerial tidak melaporkan pelanggaran dan jika
manajer dapat membebankan biaya pada mereka, auditor akan menyerah.
Manajer dapat membebankan biaya pada auditor jika auditor tidak menyerah pada tekanan
mereka. DeAngelo (1981a, 1981b) menunjukkan salah satu cara manajer membebankan biaya
adalah dengan mengganti auditor. Perubahan ini menyangkal auditor yang ada aliran quasi-sewa.
Dia menyarankan bahwa kuasi-sewa timbul melalui praktek rendah balling.
Untuk memahami sifat kuasi-sewa dan rendah bowling, pertimbangkan contoh
sederhana. Asumsikan bahwa ada biaya start-up besar pada audit pertama kali. Biaya awal bisa
disebabkan oleh banyak faktor, termasuk biaya verifikasi aset awal dan sosialisasi dengan
operasi klien. Biarkan biaya auditor untuk tahun awal dewasa menjadi $ 150 dan untuk setiap
tahun berikutnya menjadi $ 100. Ini biaya Pola mempengaruhi biaya auditor audit berikutnya.
Secara khusus, auditor menetapkan biaya melebihi biaya audit $ 100. Jika klien perubahan
auditor, auditor baru menimbulkan semakin tinggi biaya awal Audit ($ 150), beberapa di
antaranya akan melewati ke klien dalam biaya yang lebih tinggi (sekarang atau nanti). Misalkan
auditor dapat mengisi klien $ 102 untuk audit berikutnya tanpa memicu perubahan auditor. $ 2
perbedaan ($ 102 - $ 100) antara biaya dan biaya merupakan masa depan sewa semu bahwa
auditor mampu menangkap karena $ 50 biaya start-up telah dikeluarkan. Perhatikan, ini $ 2
perbedaan adalah khusus untuk klien ini.
Kompetisi yang diberikan di pasar auditor, waktu sewa semu ($ 2) adalah tawaran pergi
pada saat audit awal. Sebagai contoh, asumsikan bahwa nilai sekarang dari aliran quasi-rent
diharapkan adalah $ 10,2
Masyarakat Profesional
Masyarakat profesional mengembangkan nama besar. Mereka memberi anggota mereka
sebutan (misalnya, "Chartered Rekening") yang dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat
minimum kompetensi audit dan independensi. Untuk menjaga nama brand mereka, masyarakat
didorong kompetensinya dengan mengharuskan ujian dan periode pelatihan dengan anggota
("artikel") sebelum masuk ke masyarakat. Dan mereka mempertahankan komite etika yang
menarik akreditasi auditor yang mengungkapkan kinerja di bawah standar masyarakat.
63
Keanggotaan dalam masyarakat menjabat sebagai ikatan jaminan, seperti reputasi auditor.
Kehilangan keanggotaan menyebabkan hilangnya biaya audit.
Bentuk organisasi Audit Firm
Perusahaan audit profesional berkembang kemitraan yang sebagai terbatas. Bentuk
organisasi ini membuat setidaknya dua kontribusi insentif auditor untuk menjadi kompeten dan
independen dan, oleh karena itu, meningkatkan penilaian pasar auditor kompetensi dan
independensi (Fama dan Jensen, 1983b). Salah satu kontribusi adalah melalui kewajiban yang
tidak terbatas. jika auditor menggabungkan dengan kewajiban terbatas, mereka mengurangi
jumlah aset yang tersedia sebagai ikatan pada tindakan mereka. pasar tepat akan mengurangi
dinilai kemungkinan kemerdekaan mereka. ceteris paribus, kemitraan terbatas memberikan s
obligasi yang lebih besar pada auditor kemerdekaan.
kontribusi lain saling mengawasi dengan mitra. karena masing-masing pasangan
bertanggung jawab atas tindakan mitra lain, masing-masing memiliki insentif untuk memonitor
tindakan masing-masing. Pemantauan bersama ini akan meningkatkan kompetensi dan
mengurangi kemungkinan diberikan auditor menghasilkan tekanan seorang manajer.
Sangat menarik bahwa sebelum pengembangan perusahaan audit profesional audit
dilakukan oleh sebuah komite pemegang saham. Bentuk Panitia membuat lebih sulit bagi
manajer untuk pengantin auditor, terutama dengan saling mengawasi dengan anggota komite.
Ukuran Perusahaan Audit
Sebuah perusahaan audit yang besar memberikan ikatan yang lebih besar untuk jasa audit
dibanding melakukan auditor tunggal yang terakreditasi oleh masyarakat profesional. Obligasi
tersebut terdiri dari non hanya aset kemitraan dan aset tetapi juga semua mitra mitra individu
sumber daya manusia (Fama dan Jensen, 1983b). Nilai modal manusia sensitif terhadap reputasi
auditor, dan reputasi auditor terkait dengan reputasi kemitraan.
Ukuran obligasi perusahaan besar berarti perusahaan besar lebih mungkin dibandingkan
auditor terakreditasi tunggal untuk melawan tekanan manajer diberikan untuk tidak melaporkan
pelanggaran (yaitu, lebih mungkin untuk menjadi independen, lihat DeAngelo, 1981b).
Perusahaan besar memiliki banyak klien. Nilai kuasi-sewa hilang jika klien yang diberikan tidak
64
mengubah auditor lebih cenderung kurang dari dampak dari kegagalan untuk melaporkan
pelanggaran pada nama merek perusahaan dan biaya audit.
Proses monitoring ini diperkuat oleh hubungan yang lebih erat antara reputasi mitra dan
kewajiban potensi yang lebih besar dari perusahaan skala besar. Setiap pasangan yang
bertanggung jawab atas hutang perusahaan, dan sumber daya manusia nya bervariasi dengan
reputasi kemitraan.
Pentingnya ikatan melalui kemitraan perusahaan audit dapat digambarkan dengan
menggunakan harga, contoh Waterhouse diberikan sebelumnya.
Spesialisasi Industri
Audit start-up biaya dan skala ekonomi dalam informasi awal dapat menjelaskan diamati
perusahaan audit spesialisasi oleh industri (lihat Dopuch dan Simunic, 1980a). Eichenseher dan
Danos (1981), yang juga menemukan spesialisasi industri yang signifikan dalam audit,
berpendapat bahwa start-up biaya meningkat dengan peraturan.
Sebelumnya penjelasan untuk praktek audit hanyalah beberapa penjelasan yang dapat
dihasilkan dari teori kontrak. Teori ini dapat memberikan lebih luas penjelasan untuk audit.
Sebagai contoh, harus mampu menjelaskan mengapa prosedur audit tertentu yang digunakan.
Namun, sementara penjelasan ini intuitif, prediksi mereka tidak secara resmi diuji. Penerimaan
akademik teori akan tergantung pada prediksi formal dan tes seperti di bagian berikutnya.
Penelitian menggunakan kontrak untuk memprediksi audit (chow)
Chow (1982) menggunakan variabel kontrak untuk memprediksi dan menjelaskan pilihan
perusahaan pada tahun 1926 antara yang diaudit dan tidak diaudit oleh auditor profesional. pada
waktu itu audit tersebut tidak diharuskan oleh hukum.
Penggunaan variabel untuk menjelaskan keputusan chow berhipotesis bahwa audit
eksternal terkait dengan:
1. Ukuran perusahaan (nilai pasar dari nilai ekuitas + buku utang)
2. Struktur modal (nilai buku ukuran utang / perusahaan)
3. Jumlah convenants utang ditulis dalam bentuk angka akuntansi
Pengaruh Proses Politik Pada Audit
65
Proses politik impinges, dan mempengaruhi, audit. Beberapa efek terjadi melalui regulasi
(misalnya, tindakan sekuritas, lisensi negara bersertifikat akuntan publik, dan aturan SEC).
Lainnya terjadi melalui regulasi terancam.
Peraturan dan regulasi terancam mempengaruhi sifat audit. Mereka menyebabkan auditor
untuk melakukan pekerjaan tambahan dalam audit itu sendiri dan dapat mengurangi jumlah
monitoring kontrak yang terlibat dalam audit. Peraturan juga menyediakan auditor dengan
kesempatan untuk menawarkan layanan baru untuk klien mereka, layanan yang meningkatkan
baik nilai klien dan auditor. Akhirnya, regulasi memberikan auditor kesempatan untuk
menggunakan proses politik untuk mentransfer kekayaan untuk diri mereka sendiri dan
memberikan orang lain kesempatan untuk mentransfer kekayaan dari auditor.
Efek pada Audit
Peran auditor dimaksud adalah untuk memantau pengungkapan pengelola informasi yang
akan digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi mereka (Wiesen, 1978,
bag.1, 5 pp - 19.). Pembebanan tanggung jawab hukum oleh tindakan meningkatkan insentif
auditor untuk memenuhi peran itu.
Peran auditor dalam tindakan sekuritas lebih luas dari peran pemantauan kontrak. Peran
monitoring kontrak mengharuskan auditor untuk menentukan apakah kontrak telah dilanggar.
Hal ini melibatkan memutuskan isu-isu seperti apakah dividen telah dibayarkan dari keuntungan.
Pertanyaan mengenai definisi istilah-istilah seperti "keuntungan" tergantung pada apa yang
ditulis dan apa yang dimaksudkan dalam kontrak (Pixley, 1881, hlm 33 -. 96).
Tindakan sekuritas memberikan kontrol SEC atas prosedur akuntansi yang digunakan
untuk menghitung angka-angka dalam laporan keuangan perusahaan yang terdaftar '. SEC
menekan AICPA untuk membentuk sebuah standar akuntansi masalah tubuh untuk tujuan itu
(lihat Zeff, 1972). Tekanan yang mengakibatkan pembentukan CAP, yang digantikan dalam
waktu oleh APB dan FASB (lihat Bab 7).
Transfer kekayaan
Lobi dan layanan informasi meningkatkan nilai klien dan auditor. Namun, proses politik
juga memberikan insentif auditor untuk mengambil tindakan yang meningkatkan nilai mereka
dengan mengorbankan nilai klien.
66
Auditor memiliki insentif untuk melobi dengan SEC dan FASB akuntansi lebih rumit.
peningkatan kompleksitas tersebut dapat meningkatkan jumlah audit dan permintaan untuk
layanan auditor.
Studi empiris dari implikasi peraturan audit
Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai studi empiris atas implikasi
peraturan audit, diantaranya
1. Studi mengenai omset auditor yang dilakukan oleh De Anggelo pada tahun 1982 yang
membahas bahwa perusahaan yang paling terkena dampak negatif standar akuntansi
cenderung untuk mengubah auditor daripada perusahaan yang tidak terkena dampak.
Alasannya adalah bahwa perubahan auditor menurunkan biaya perubahan prosedur akuntansi
yang mengurangi efek stabdar.
2. Studi mengenai lobi audit oleh Watts and Zimmerman (1981) yang menyelidiki implikasi
gabungan teori kontrak dan proses politik untuk melobi auditor pada standar akuntansi yang
diusulkan.
3. Studi mengenai kompetisi audit oleh Simunic (1980) yang menyelidiki perubahan dari
delapan perusahaan audit besar memiliki kartel efektif atau monopoli audit dari perusahaan
yang terdaftar (untuk contoh pertentangan ini, lihat Kongres AS 1976). Beliau menduga
perubahan dikarenakan tingkat fee audit dan pembayaran gaji auditor internal.
67
PERAN PENELITIAN AKUNTANSI
Bab 14
Bab ini meneliti peran penelitian akuntansi. Penelitian akuntansi dipandang sebagai
barang ekonomi. Dalam bab ini diberikan perhatian khusus kepada penjelasan pengaruh
permintaan alasan-alasan. Penjelasan itu membantu memahami pengaruh regulasi pada literatur
akuntansi. Bab ini juga menjelaskan peran FASB dan peran penelitian akuntansi yang diproduksi
sebagai bagian dari proses penetapan standar.
Permintaan penelitian akuntansi harus dianalisa terlebih dahulu, disusul dengan analisis
suplai. Untuk mengilustrasikan dampak regulasi pada literatur akuntansi, sejarah bagian literatur
akuntansi yang dipilih sebagai respon terhadap permintaan alasan-alasan yang kemudian
diinterpretasikan. Bagian akhir bab ini mempresentasikan sebuah ringkasan.
PERMINTAAN PENELITIAN AKUNTANSI
Bagian ini menganalisa permintaan literatur akuntansi dalam sebuah perekonomian tanpa
regulasi dan permintaan tambahan dari regulasi pemerintah.
Permintaan Penelitian Akuntansi dalam Perekonomian Tanpa Regulasi
Penelitian akuntansi menjadi tiga overlapping fungsi dalam perekonomian yang tanpa
regulasi.
1. Tuntutan Informasi
Inilah tuntutan teori positif yang dijelaskan dalam Bab 1. Ada tuntutan oleh manajer,
auditor, pemberi pinjaman, investor, dan analis keuangan untuk memahami dan memprediksi
pengaruh pilihan akuntansi mengenai kesejahteraannya. Misalnya, manajer dan pihak lain pada
perusahaan ingin memahami dan memprediksi pengaruh berlawanan prosedur beda akuntansi
mengenai insentif manajer dan dari sinilah nilai perusahaannya. Juga, tuntutan pelayanan auditor
tertentu adalah fungsi efisiensi auditor dalam proses pemonitoran kontrak. Dari sini, auditor
memiliki insentif untuk memahami bagaimana pilihan prosedur akuntansi manajemen
mempengaruhi biaya kontrak.
68
2. Tuntutan Pedagoging (Aturan Pokok)
Prosedur akuntansi diupayakan untuk mereduksi biaya kontrak. Bila biaya ini berbeda
pada perusahaan-perusahaan, maka prosedur akuntansi akan berbeda, memberi peningkatan
keragaman prosedur dan format. Tetapi, keragaman prosedur akuntansi meningkatkan kesulitan
mengajarkan praktek akuntansi. Untuk respon terhadap tuntutan ini, para peneliti menguji sistem
akuntansi yang ada dan meringkas perbedaan dan persamaannya. Deskripsi praktek ini
menyoroti kecenderungan perusahaan dengan atribut-atribut tertentu untuk mengikuti prosedur
akuntansi tertentu. Teks dan artikel akuntansi abad kesembilan belas menunjukkan bahwa para
peneliti akuntansi pada waktu itu mengakui keberagaman praktek dan berusaha menyaring
kecenderungan umum dari keberagaman itu.
3. Tuntutan Justifikasi
Teks awal akuntansi mengakui bahwa manajer mengajukan perubahan depresiasi untuk
meningkatkan "keuntungan" dan kompensasinya sendiri, pada biaya pemegang saham dan/atau
pemegang bond (Matheson, 1893, hal. Vii dan viii). Teks dan artikel akuntansi memberi
argumen yang siap digunakan oleh auditor melawan argumen manajer. Di tingkat awal teks atau
artikel itu mengajukan tuntutan depresiasi, mereka juga mempresentasikan argumen yang siap
digunakan oleh manajer. Baik auditor maupun manajer meminta argumen yang memiliki
kesejahteraan pemegang saham sebagai tujuannya. Dalam kasus manajer, paling tidak, argumen
yang merupakan asalan-alasan, karena motivasi untuk meningkatkan kompensasi manajer.
Manajer menghindari argumen kepentingan diri karena direktur di luar perusahaan lebih tertarik
kepentingan pemegang saham daripada kepentingan manajer.
Tuntutan atau permintaan pedagogic dan informasi untuk teori positif akuntansi teori
yang memprediksi dan menjelaskan tingkat akuntansi dan praktek audit. Tetapi, tuntutan
justifikasi, dapat mencakup tuntutan alasan-alasan. Karena biaya informasi, manajer bisa
mengajukan prosedur akuntansi (yakni, bukan tuntutan depresiasi) atas dasar kesejahteraan
pemegang saham ketika mereka meninginkan prosedur alasan-alasan kepentingan diri.
Permintaan Penelitian Akuntansi dalam Regulasi Ekonomi
69
Analisis terdahulu tentang tuntutan penelitian akuntansi sekarang diperluas untuk
mencakup pengaruh pemerintah. Seperti dibahas dalam Bab 10, warga swasta, birokrat, dan
politisi dianggap memiliki insentif menggunakan kekuasaan negara untuk membuat sendiri lebih
baik dan berkoalisi di antara mereka sendiri untuk tujuan itu. Satu cara koalisi individu dibuat
lebih baik adalah dengan legislasi redistribusi kekayaan.
Justifikasi tuntutan penelitian juga meluas bersama dengan regulasi. Para politisi dan
birokrat menuntut penelitian tidak hanya untuk memberi informasi kepadanya tentang
perdagangan, tetapi juga untuk digunakan menjustifikasi tindakannya kepada pers dan
konstituennya. Dukungan para politisi dan birokrat lebih dimungkinkan ketika metodenya
didasarkan kepada rasional kepentingan publik disamping rasional kepentingannya sendiri.
Justifikasi "kepentingan publik" prosedur akuntansi seringkai diamati dalam hearing
penetapan nilai untuk utilitas publik. Regulasi pemerintah meningkatkan tuntutan metode
akuntansi menggunakan argumen kepentingan publik (untuk alasan-alasan) yaitu, tulisan untuk
menunjukkan bahwa prosedur akuntansi tertentu seharusnya digunakan karena mereka mengarah
kepada keputusan yang lebih baik oleh investor
Pernyataan bahwa teori merupakan alasan sangat berguna dalam proses politik adalah
konsisten dengan informasi positif dan biaya koalisi. Bab 10 berpendapat bahwa waktu
mengkonsumsi pemilih menjadi informasi mengenai bagaimana potensi perundang-undangan
atau regulasi akan mempengaruhi kesejahteraannya.
SUPLAI PENELITIAN AKUNTANSI
Selama ada sejumlah besar individu yang bisa mensuplai penelitian akuntansi dengan
biaya relatif murah, maka suplai itu akan merespon permintaan. Pemilih yang tidak terinformasi
secara politik (lihat Bab 10) memiliki insentif kecil untuk membedakan antara argumen-argumen
yang komplek. Dari sini, kami berharap mengamati respon suplai kepada peningkatan
permintaan alasan-alasan. Sebaliknya, penelitian akuntansi positif sangat mahal sampai
pertengahan tahun 1960, dan sehingga tidak ada banyak respon suplai terhadap permintaan teori
positif untuk tujuan pedagogic dan informasi.
1. Suplai Alasan-alasan
Permintan terhadap alasan-alasan muncul baik dalam proses politik maupun pasar.
Konsumen ("kepentingan pribadi") menentukan produksi penelitian akuntansi melalui
70
permintaannya tentang metode akuntansi. Semakin besar prestis dan keterampilan artikulasi
peneliti akuntansi, semakin memungkinkan para praktisi, pembuat undang-undang. Kontroversi
muncul dalam akuntansi ketika kepentingan pribadi tidak sepakat kepada standar akuntansi.
Misalnya, kontroversi LIFO muncul pada tahun 1930 ketika Mahkamah Agung mencabut
metode persediaan dasar penilaian inventaris terhadap tujuan pajak dan American Petrolium
Institte merekomendasikan LIFO untuk menggantinya. Internal Revenue Service menolak karena
pengaruhnya kepaad keuntungan pajak.
Para peneliti akuntansi seringkali mencantumkan rekomendasi kebijakan sebagai bagian
penelitiannya. Rekomendasi itu, menjadi dasar bagi beberapa tujuan yang diasumsikan oleh
peneliti, mungkin tak pernah bermaksud menjadikan sebagai "alasan" bagi manajer badan usaha,
praktisi, atau politisi yang memilih prosedur yang direkomendasikan karena alasan kepentingan
diri. Namun demikian, temuan penelitian akan dikutip secara baik oleh kepentingan pribadi.
Perbedaan rasional dan ketidakkonsistenan pada standar akuntansi, karena sebuah standar
merupakan hasil tindakan politik. Hasil tersebut bergantung kepada biaya relatif yang berbagai
pihak yang terlibat ingin berusaha mencapai tujuannya. Dan biaya ini berbeda dengan
keuntungan yang diharapkan, dan jika hal ini merupakan kompromi, APB Opinion 16 mengenai
kombinasi bisnis, maka digunakan campuran rasional. Pihak yang sama tidak sukses dalam
setiap isu; memang, banyak yang tidak dilibatkan dalam setiap isu. Selanjutnya, kepentingan
pribadi (yakni, perusahaan asuransi) tidak dibatasi memberi raisional yang konsisten pada isu-
isu. Dari sini, satu pihak harus diamati mendukung penilaian biaya sejarah dalam beberapa kasus
dan penilaian pasar lainnya.
2. Suplai Teori Positif
Permintaan teori positif berasal dari partisipan baik dalam proses pasar maupun politik.
Birokrat mungkin ingin memahami dan memprediksi konsekuensi tindakan-tindakannya hanya
seperti yang dipahami dan diprediksi manajer. Permintaan itu juga berasal dari para pendidik
(permintaan pedagogic).
Serangkaian waktu penelitian akuntansi positif ini dipengaruhi oleh permintaan alasan-
alasan dan juga tuntutan pedagogic. Khususnya, yang dipengaruhi oleh kontroversi regulasi
akuntansi. Peneliti teori akuntansi positif menghadapi insentif untuk menulis topik-topik yang
kontroversial seperti peneliti metode literatur.
71
FASB dan SEC mengakui keberadaan regulasi (Securities and Exchange Commission,
1977). Tetapi, pengakuan itu memiliki pengaruh kecil pada hasil proses politik. Kepentingan
pribadi dapat menggunakan kritik konsep itu dengan akademi di lembaga lain yang prestisius
menurut pandangan publik. Dan keragaman hasil empiris di antara studi-studi dan informasi
biaya pengidentifikasian studi kualitas memungkinkan kelompok kepentingan yang bersaing
menemukan studi-studi dengan hasil yang diinginkan.
TIGA CONTOH PENGARUH REGULASI LITERATUR AKUNTANSI
1. Undang-Undang Perkeretaapian
Pertumbuhan perkeretaapian memiliki dampak penting pada literatur akuntansi.
Perkembangan perkeretapaian baik di Amerika Serikat maupun United Kindom mempengaruh
depresiasi literatur akuntansi, termasuk pertanyaan mengenai depresiasi tuntutan sebagai biaya
(Holmes, 1975, hal. 18). Teori kami tentang literatur akuntansi memunculkan pertanyaan,
mengapa perdebatan depresiasi ini muncul pada perkeretaapian?
Sebelum muncul perkeretapian, korporasi-korporasi tidak memperlakukan depresiasi
sebagai biaya tahunan, biaya sistematis untuk keuntungan. Sepanjang keuntungan yang cukup
yang diperoleh di masa lampau menutup depresiasi asset tetap pada waktu sekarang, tidak ada
kepentingan mendeduksi depresiasi secara sistematis setiap tahun.
Pada waktu pertama kali regulasi pemerintah tentang perkeretaapian muncul, harga
perkeretapian telah dituntut dan nilai ini harus dikaitkan dengan keuntungan. Piagam
perkeretaapian pertama AS memuat ketentuan penyesuaian nilainya berdasarkan atas keuntungan
(Dodd, 1954, hal. 260). Metode akuntansi untuk tambahan modal, depresiasi, perbaikan, dan
pengaruh pembaharuan melaporkan keuntungan dan laju dan nilai pasar perkeretapian. Dengan
demikian, ada tuntutan rasionalisasi alternatif prosedur.
Bukti ini menyarankan bahwa regulasi laju perkeretapian menciptakan tuntutan untuk
merasionalisasi derpesiasi sebagai sebuah biaya. Selanjutnya, metode yang lebih populer ini
seharusnya menekankan bahwa dalam "kepentingan publik" depresiasi bisa diperlakukan sebagai
biaya. Tanpa regulasi, tidak ada alasan bagi depresiasi menjadi sebuah ongkos, secara sistematis
yang dideduksi setiap tahun dalam menentukan pendapatan bersih. Tetapi, karena regulasi bunga
dibenarkan dalam istilah membatasi keuntungan ekonomi monopolis atau mengeliminasi
72
persaingan "ruinous", regulasi menciptakan tuntutan justifikasi yang mengajukan depresiasi bisa
diperlakukan sebagai suatu biaya tahunan terhadap keuntungan.
2. Undang-Undang Pajak Pendapatan
Pengaruh hukum pajak pendapatan kepada praktek pelaporan keuangan sudah menyebar.
Pengaruh itu nyata dalam praktek depresiasi pembiayaan pendapatan bersih, daripada
memperlakukannya sebagai alokasi keuntungan (Saliers, 1939, hal. 17 – 18).
Hukum pajak juga nampak mempengaruhi literatur akuntansi, khususnya berkenaan
dengan depresiasi. Berkenaan dengan depresiasi sebagai biaya yang diadakan terutama dalam
literatur akuntansi perkeretapian sampai 1880. Dalam dekade itu, sejumlah artikel journal UK
dan buku teks ditulis pada pertanyaan depresiasi untuk korporasi umum. Kekawatiran yang sama
ini tidak ditemukan di Amerika Serikat pada waktu itu. Hal ini memunculkan pertanyaan
mengapa UK dan bukan AS yang berkepentingan dengan depresiasi, tidak hanya untuk
perusahaan yang diregulasi tetapi untuk semua korporasi.
Kekawatiran umum dengan depresiasi pada semua korporasi (dan bukan hanya
perkeretapian) muncul dalam literatur UK pada tahun 1880 dan bukan sebelumnya, karena,
sebelum 1978. hukum pajak UK tidak memerlukan biaya depresiasi. "Pada tahun 1878, hukum
tersebut dimodifikasi untuk memungkinkan deduksi sejumlah yang layak untuk menghapus nilai
mesin dan pabrik akibat dari pemakaian dan kerusakan" (Saliers, 1939, hal, 255). Sekarang ada
alasan tambahan untuk memperdebatkan konsep depresiasi tahunan pajak.
Penjelasan pajak pendapatan selama akhir perdebatan depresiasi abad kesembilan belas
juga menjelaskan tidak adanya perdebatan itu di Amerika Serikat. Hukum pajak pendapatan
badan usaha AS yang paling efektif adalah Excise Tax Act 1909 (yang sudah berpengaruh
sebelum ia didedklarasikan tidak konstitusional). Dengan demikian, pada tahun 1880, tidak ada
motivasi pajak federal yang menggerakkan perdebatan mengenai depresiasi. Di Amerika Serikat
pada tahun 1880, masalah agen pemonitoran kontrak masih ada yang tidak memerlukan
tambahan depresiasi tahunan.
Hukum pajak tidak hanya mempengaruhi waktu pembahasan depresiasi, tetapi juga hasil
konsep depresiasi dan pendapatan akuntansi. Dalam kasus hukum, di mana dividen hanya dapat
dibayar di luar keuntungan, depresiasi dianggap sebagai prosedur penilaian. Apakah jumlah
depresiasi itu cukup akan diputuskan dalam peristiwa perselisihan. Pemberian hukum pajak tidak
73
sulit jika penilaian periodik diganti dengan proporsi yang berubah-ubah biaya sejarah.
Penghematan ini diakui pada awal literatur dan merupakan kemungkinan alasan baik untuk
penghargaan pajak pendapatan AS maupun UK pada depresiasi yang didasarkan atas biaya
sejarah. Tuntutan rasionalisasi prosedur ini dan tambahan lainya dalam hukum pajak akhirnya
menghasilkan konsep pendapatan berdasarkan atas penyesuaian dan konsep realisasi (Storey,
1959, hal. 232).
3. Undang-Undang Sekuritas
Undang-undang sekuritas 1933 dan 1934 menciptakan SEC dengan kewenangan untuk
mengatur pembukaan keuangan korporasi yang diperdagangkan secara umum dan hak untuk
menjelaskan prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang diregulasi ini. SEC secara
konsisten telah memilih tidak menggunakan hak-hak ini; meskipun mendasarkan kepada sektor
swasta dan jalan kerja pernyataan resmi, SEC Accounting Series Releases, mengatur aturan
akuntansi.
Antara tahun 1934 dan 1938, komisi mempertimbangkan pertanyaan tentang bagaimana
menstandarkan praktek akuntansi. Komisi tersebut dibagi di antara pengumuman sekelompok
standar akuntansi itu sendiri dan membiarkan profesi akuntansi menetapkan standar subyek
untuk memveto bersama komisi. Pada 25 April 1938, komisi mengeluarkan ASR 4, yang
menyatakan bahwa "laporan keuangan … [yang] dipersiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang mana tidak ada otoritas substansial yang mendukung … akan dianggap salah
arah." Sekalipun komisi tersebut tidak, dan belum menjelaskan apa yang merupakan otoritas
substansial yang mendukung, sesuatu lebih dari kesesuaian dengan praktek baru yang telah
dimaksudkan (Zeff, 1972, hal. 133 – 134).
Komisi tidak dapat hanya mendasarkan kepada praktek baru, karena ia dinyatakan telah
mengkontribusi terjadi kecelakaan di tahun 1929. Sebagian besar komisi menyadari sulitnya
menyusun dan mencoba memperkuat sekelompok prosedur akuntansi yang dikodifikasi.
Demikian pula penggunaan ASR 4 dari "dukungan otoritas substansial" secara parsial mengubah
beban kesalahan praktek dari komisi menjadi profesi. Jika hal ini merupakan kasus, maka SEC
dibebaskan dari beberapa biaya penetapan standar secara aktual. ASR 4 memiliki dampak
langsung kepada penelitian akuntansi. AICPA merespon dengan mewujudkan departemen
74
penelitian dan memberdayakan komite untuk mengeluarkan pengumuman mengenai prosedur
akuntansi (Zeff, 1972, hal. 135).
Sejak tahun 1938 AICPA dan sekarang FASB telah mengeluarkan pengumuman
akuntansi yang bertujuan memberi "dukuran otoritas substansial." Tetapi disamping, AICPA dan
FASB telah mencari teori normatif atau kerangka konseptual untuk mensuplai "dukungan
otoritas". Disamping bentuk profesional ini, akademi telah menyusun metode akuntansi yang
memberi "dukungan otoritas yang substansial".
Mayoritas penelitian di antara tahun 1940 dan pertengahan 1960an tidak diarahkan pada
upaya menjelaskan mengapa akuntansi seperti itu, tetapi bagaimana seharusnya akuntansi. Yaitu,
sebagian besar penelitian setelah tahun 1940 adalah metode melawan positif. Tulisan metode
diarahkan menuju pemberian petunjuk pembuat kebijakan, FASB dan SEC, dituntut dengan
menetapkan standar akuntansi dan dengan membetulkan kerusakan dalam praktek baru.
75
76
TEORI AKUNTANSI POSITIF: RINGKASAN, EVALUASI, DAN PROSPEK
Bab 15
Bab kesimpulan ini mengevaluasi nilai potensial teori akuntansi. Bab ini mulai dengan
ringkasan pendahuluan evolusi teori dan temuan empiris besarnya. Kemudian mengevaluasi
potensi nilai teori dan keterbatasannya.
RINGKASAN
Bab satu menjelaskan sifat teori positif, perannya, dan metodologinya. Bab dua
menjelaskan hipotesis pasar yang efisien dan model penetapan harga asset modal, baik yang
mengarah kepada pengenalan teori positif ke dalam literatur akuntansi. Kemudian bab empat
(Bab 3 – 6) menjelaskan uraian tentang penelitian akuntansi positif yang berkembang dari
pengenalan EMH dan CAPM. Penelitian yang mengambil EMH seperti yang digambarkan dan
pandangan peran akuntansi sebagai suplai informasi kepada pasar modal. Saat ini, para peneliti
masih mencari suplai informasi uraian penelitian.
Uraian penelitian suplai informasi memberi beberapa temuan penting. Informasi bahwa
keuntungan melaporkan informasi suplai pada pasar modal (Bab 3). Lainnya tenyang sejumlah
akuntansi lain yang mencerminkan variabel CAPM (yakni resiko) dan sehingga dapat mensuplai
informasi mengenai sekuritas yang tidak diperdagangkan (Bab 5). Temuan ketiga adalah
keuntungan tahunan yang dijelaskan dengan baik oleh perjalanan acak dan keuntungan per
kwartal yang dijelaskan dengan proses musiman. Sedangkan analisis sekuritas dapat
memprediksi serangkaian waktu model keuntungan, superioritasnya tidak ditandai (Bab 6).
Berusaha menggunakan reaksi harga saham pada pergantian akuntansi untuk
membedakan antara EMH dan hipotesis mekanistis (Bab 4), apabila tidak sukses, menimbulkan
pertanyaan tentang alasan pergantian prosedur akuntansi. Studi-studi itu memunculkan
kemungkinan bahwa prosedur akuntansi netral pajak memiliki pengaruh cash flow. Aplikasi
EMH pada rasional pembukaan regulasi tradisional juga mengarah kepada realisasi prosedur
akuntansi netral pajak yang dapat memiliki pengaruh cahs flow melalui proses politik (Bab 7).
Keberadaan pengaruh cash flow memungkinkan teori akuntansi berdasarkan ekonomi yang
menjelaskan dan memprediksi perbedaan praktek akuntansi lintar perusahaan dan industri.
Perkembagan teori itu dijelaskan dalam paroh kedua buku ini.
77
Teori praktek akuntansi didasarkan kepada dan tumbuh dari dua teori berdasarkan
ekonomi: tepri perusahaan (Bab 8) dan teori regulasi (pemerintah) (Bab 10). Teori ekonomi
perusahaan mengkonseptualisasikan perusahaan sebagai hubungan kontrak yang mereduksi
biaya yang disusun oleh pihak-pihak (kepentingan diri) kepada perusahaan (biaya agen). Kontrak
formal dan informal mempersyaratkan pemonitoran dan penguatan, dengan demikian memberi
peningkatan tuntutan bagi audit dan akuntansi. Dua kontrak formal diuji detail : manajemen
rencana kompensasi dan kontrak hutang (Bab 9). Kedua kontrak ini menggunakan angka
akuntansi. Biaya agen berbeda dengan prosedur yang digunakan untuk mengkalkulasi angka
akuntansi, dan sehingga prosedur memiliki pengaruh cash flow. Sekelompok prosedur optimal
(peminimalan biaya agen) diterima untuk tujuan kontrak yang berkembang dan berbeda pada
lintas industri. Manajer dapat memilih prosedur dari dalam kelompok yang diterima itu, dan
seleksi manajer mempengaruhi nilai sekuritas perusahaan karena ia mengganti istilah kontrak
hutang dan rencana kompensasi.
Teori regulasi ekonomi mengkonseptualisasikan proses politik sebagai persaingan di
antara kepentingan diri individu untuk transfer kekayaan. Prosedur akuntansi mempengaruhi
angka akintansi yang dilaporkan dan sehingga mempengaruhi kemampuan lawan korporasi
untuk membuka regulasi padanya. Dalam cara itu, prosedur akuntansi mempengaruhi cash flow
perusahaan.
Studi empiris yang meneliti implikasi teori positif praktek akuntansi menemukan tiga
regulariotas umum dalam pilihan prosedur akuntansi (Bab 11): (1) manajer perusahaan dengan
rencana kompensasi berdasarkan keuntungan lebih dimungkinkan memilih prosedur yang
meningkatkan keuntungan bonus (hipotesis bonus): (2) semakin besar rasio hutang/ekuitas
perusahaan semakin dimungkinkan manajer memilih prosedur yang menurunkan keuntungan
baru (hipotesis ukuran). Tiga regularitas empiris ini dapat menjadi faktor dari yang
dihipotesiskan. Tetapi, uji lebih kuat pilihan prosedur rencana kompensasi yang menggunakan
detail rencana bonus (Healy, 1985) menemukan bukti yang konsisten dengan teori positif. Bukti
yang kurang konsisten bisa diperoleh dari uji pengaruh pilihan prosedur kontrak dan ukuran
hutang.
Studi pengaruh harga saham dari pergantian akuntansi menemukan bahwa perubahan
yang dimandatkan (standar akuntansi) berhubungan dengan perubahan harga saham (Bab 12).
Tetapi, berbagai studi menggunakan variabel hutang yang berbeda. Dan signifikansi statistik
78
variabel hutang berbeda dari studi ke studi. Perbedaan ini mungkin akibat dari kolinieritas dan
masalah ekonometrik lain yang mengkhususkan studi-studi ini. Sebua studi pergantian sukarela
tidak menemukan pengaruh harga saham. Dengan menengok ke belakng, hasil ini diantisipasi
karena pasar seharusnya mengarapkan perubahan pasar.
Keputusan audit berhubungan dengan variabel kontrak hutang (Bab 13). Disamping, ada
hubungan signifikan antara posisi auditor pada standar yang diajukan dan posisi manajer
kliennya dan hubungan yang berbeda dengan variabel kontyrak. Akhirnya, pergantian auditor
berhubungan dengan posisi manajer dan auditor kliennya pada standar akuntansi.
EVALUASI
Nilai Teori
Bab 1 menjelaskan dimensi nilai teori: menjelaskan cara dunia bekerja dan pengaruh
prediksi teori pada kesejahteraan user. Akhirnya, user yang menilai alternatif daya tarik intuisi
penjelasan dan memberikan biaya dan keuntungan dari prediksi teori, akan menentukan
suksesnya teori yang diuraikan dalam buku ini. Bagian ini memberi penilaian potensi nilai teori.
PENJELASAN
Teori memberi konsep untuk menginterpretasikan akuntansi dan audit yang sangat
berguna bagi banyak orang. Misalnya, manajer dan auditor secara tidak ragu memiliki
pemahaman implisit bagian-bagian dari penomena akuntansi dan audit, tetapi kami ragu jika
mereka memiliki gambaran menyeluruh. Teori tersebut memberi konsep yang di dalam pohon
tersebut bisa dipandang sebagai bagian hutan.
PREDIKSI
Dalam pernyataan barunya, teori memberi beberapa prediksi yang seharusnya berguna
bagi user akuntansi: investor dan analis keuangan, auditor, manajer, dan penentu standar. Tetapi
potensinya dalam memberi prediksi berguna adalah lebih besar, khususnya jika kita bisa
menyusun prediksi tentang sekelompok prosedur akuntansi yang diterima. Teori tersebut
memberi investor dan analis keuangan dengan model prediksi yang sangat berguna dari prosedur
akuntansi yang mendasari laporan keuangan. Menggunakan teori, para investor atau analis tidak
menginterpretasikan neraca dan jumlah keuntungan sebagai perkiraan tidak bias dari nilai
perusahaan dan pergantian nilai perusahaan.
79
Pemberi pinjaman dan manajer akan menemukan teori yang sangat berguna jika peneliti
bisa memprediksi dan menjelaskan lintas perbedaan prosedur akuntansi yang diterima. Yang
akan membantu mereka memprediksi bagaimana biaya agen kontrak hutang berbeda dengan
penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, memungkinkan pemberi
pinjaman dan manajer mendesain kontrak yang mengurangi biaya agen dan membuat lebih baik.
Auditor juga dapat menggunakan kemampuan prediksi baru teori. Misalnya, mereka
dapat memprediksi manipulasi lebih banyak akuntansi (dan transaksi) dan meningkatkan
intensitas audit ketika keuntungan yang dilaporkan dekat dengan batas khusus rencana
kompensasi atau dalam kontrak hutang.
Keterbatasan Teori
Keterbatasan besar pada tahap ini dalam pengembangan teori akuntansi positif :
1. Mengembangkan wakil variabel yang secara aktual mewakili biaya kontrak dan politik.
2. Mengkhususkan lintas model.
3. Kolinieritas di antara variabel kontrak.
Keterbatasan ini dibahas dalam Bab 11 dan 12. dua pertama pembatasan ini hasil dari
kurangnya teori akuntansi positif yang dikembangkan dengan baik (dibahas secara singkat).
Keterbatasan selanjutnya akan menjadi bukti sebagai penelitian yang berkembang dan masalah
metodologis yang muncul. Proses yang sama yang menyoroti kerusakan penelitian positif awal
akan membuka kerusakan dalam karya baru.
Sangat kecil diketahui tentang bentuk fungsional pengaruh angka akuntansi pada biaya
kontrak dan biaya politik atau perdagangan antara biaya-biaya itu. Sebagian besar studi dalam
Bab 11 mengkhususkan variabel sebagai pengganti pengaruh itu dan secara sewenang-wenang
mengkhususkan bentuk fungsional linear. Demikian pula, standar akuntansi mempengaruhi
harga saham melalui pengaruh kontraknya dan biaya politiknya.
Sekalipun jika variabel ukuran mengukur biaya tanpa kesalahan dan spesifikasi linear
adalah benar, maka variabel independensi dalam studi yang dilaporkan dalam Bab 11, 12, dan 13
seringkali koliniar. Hal ini membuat isolasi pengaruh variabel sulit tertentu (lihat Christie,
Kennelley, King, dan Schaefer, 1984).
BIDANG-BIDANG MENGUNTUNGKAN BAGI PENELITIAN
80
Aplikasi EMH kepada akuntansi menjadi punya bentuk dan bahkan studi-studi mengenai
pergantian prosedur akuntansi tumbuh subur pada awal tahun 1970an. Tetapi, ketika disadari
bahwa hal ini sulit membangun uji kuat efisiensi pasar menggunakan prosedur penggantian
akuntansi yang tidak diharapkan mempengaruhi cash flows, seperti peristiwa studi menjadi
kurang populer. Tetapi, penggunaan EMH dan metodologi studi peristiwa bukan tidak nampak.
Meskipun, para peneliti menerapkan EMH dan pendeklatan metodologi studi peristiwa untuk
mengganti pengaruh cash flow mana yang harus diprediksi (perpindahan LIFO). Ketika teori
kontrak (Bab 8 dan 9) dan teori politik (Bab 10) menyarankan pergantian akuntansi memiliki
pengaruh cash flow, metodologi studi peristiwa diterapkan lagi pada pergantian akuntansi.
Sangat meragukan bahwa penjelasan kontrak dan politik pada praktek akuntansi akan
diganti seluruhnya oleh alternatif penjelasan. Kegunaan penjelasan kontrak dan politik
menyarankan bahwa mereka akan survive. Kami berharap penelitian yang menguntungkan terus
berlangsung pada penjelasan itu.
Tergambar kurangnya teori ekonomi kontrak dan politik yang dapat menjelaskan
bagaimana biaya kontrak dan politik berbeda dengan prosedur akuntansi, pendekatan paling
menjanjikan adakah bagi peneliti akuntansi untuk meneliti perbedaan itu sendiri. Contoh cara
penelitian itu diberikan di bagian selanjutnya. Contoh itu dipilih atas kegunaan hasil dan juga
kemungkinan hasil.
Penelitian Biaya Kontrak
Seperti dijelaskan dalam Bab 8, 9, 11, 12, dan 13, prosedur akuntansi yang digunakan
dalam kontrak perusahaan adalah bagian integral teknologi kontrak. Bab 9 membedakan antara
(1) penentuan sekelompok prosedur yang diterima untuk tujuan kontrak dan (2) pilihan manajer
dari diantara kelompok itu. Kelompok yang diterima berkembang sebagai bagian dari teknologi
kontrak dan memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimalkan ukuran bagian yang tersedia
pada pihak-pihak yang melakukan kontrak). Manajer bebas memilih di antara prosedur di dalam
kelompok yang diterima. Uji teori telah memfokuskan kepada perilaku oportunistis manajer
(pilihan di dalam kelompok yang diterima) dan bukan pada pilihan kelompok prosedur yang
diterima.
81
Tetapi, prediksi dan penjelasan sekelompok prosedur yang diterima daripada pilihan
manajer dari antara kelompok itu memungkinkan bisa produktif. Hal ini akan memungkinkan
desain kontrak yang lebih baik.
Hubungan di antara struktur modal perusahaan, tingkat kompensasi ekskutif, tipe rencana
kompensasi, dan kelompok kesempatan investasi diteliti oleh Smith dan Watts (1984). Hasil
mereka dapat menghasilkan penjelasan alternatif bagi hubungan antara rasio hutang/ekuitas dan
penggunaan peningkatan keuntungan prosedur akuntansi yang diamati dalam Bab 11. Penjelasan
ini adalah contoh pendekatan sederhana pertama dan didasarkan atas perbedaan metode yang
diterima, bukan perbedaan perilaku oportunistis manajer.
Smith dan Watts (1984) mengamati korelasi negatif kuat di antara rasio hutang/ekuitas
perusahaan dan tingkat kompensasi pimpinan ekskutif (setelah mengontrol ukuran perusahaan).
Mereka menghipotesiskan bahwa korelasi itu diperoleh dengan kelompok kesempatan investasi
perusahaan. Perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan (kesempatan menginvestasikan nilai
keuntungan pasar di atas) harus dihipotesiskan memiliki rasio hutang/ekuitas rendah dan tingkat
kompensasi manajemen yang tinggi. Memegang ukuran konstan, pertumbuhan perusahaan
dengan dengan banyak kesempatan investasi yang menguntungkan dan proporsi relatif kecil
asset mereka yang dilangsungkan memerlukan lebih banyak kebijakan manajerial (lebih banyak
kebebasan manajerial untuk membuat keputusan) dibanding perusahaan dengan kesempatan
investasi yang menguntungkan lebih kecil. Produk marginal manajer harus dihipotesiskan
menjadi lebih tinggi, semakin tinggi kebijakannya, dan sehingga kompensasinya lebih tinggi.
Semakin kecil kebijakan manajer yang memiliki kesempatan investasi besar, semakin rendah
agen biaya hutang dan semakin tinggi rasio hutang/ekuitas. Dari sini, pertumbuhan perusahaan
memiliki rasio hutang/ekuiast lebih kecil dan kompensasi manajemen lebih tinggi dibanding
perusahaan yang sudah matang.
Ada beberapa cara menguji hubungan antara sekelompok prosedur akuntansi yang
diterima dan variabel kontrak. Satu metode adalah survey prosedur akuntansi dan struktur
kontrak (rasio hutang/ekuitas dan keberadaan rencana bonus) yang digunakan dalam industr
yang berbeda. Perusahaan dalam industri yang sama menghadapi masalah insentif serupa dan
menggunakan struktur kontrak yang sama dan prosedur akuntansi yang sama.
Pendekatan kedua adalah untuk menguji lintas perbedaan kontrak dan prosedur akuntasni
lintas negara. Perbedaan internasional perpajakan, regulasi, hukum kontrak, dan biaya kontrak
82
seharusnya mempengaruhi secara sisteamtis kelompok prosedur akuntansi yang diterima
(Zimmerman, 1982).
Penelitian Biaya Politik
Ukuran perusahaan adalah pengganti pada biaya politik dalam studi yang dilaporkan dalam Bab
11 dan 12. Seperti dibahas dalam bab itu, ukuran dapat menjadi pengganti untuk banyak variabel
lain. Hal ini menyarankan penelitian tambahan hubungan yang dihipotesiskan di antara biaya
politik dan ukuran perusahaan. Zimmerman (19830 menemukan bahwa nilai pajak efektif, yang
merupakan satu komponen biaya politi, bebeda dengan ukuran perusahaan. Bukti ini konsisten
dengan yang dilaporkan dalam Bab 11. Tetapi, studi ini menyarankan bahwa industri minyak
mendominasi hubungan antara prosedur ukuran dan akuntansi. Hal ini menyarankan bahwa
faktor-faktor lain dari Zimmerman adalah sukses baru perusahaan. Keuntungan baru lebih
dimungkinkan habis dalam proses politik daripada kekayaan lain. Dari sini, besarnya perubahan
keuntungan (katakanlah, lebih lima tahun) adalah sebuah alternatif, tetapi berkorelasi secara
lintas bagian; wakil variabel pada ukuran perusahaan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi biaya politik seharusnya juga diteliti. Misalnya,
peningkatan harga produk konsumen lebih mudah diamati oleh pemilih dibanding penurunan
harga produk produsen. Hal ini menyarankan bahwa perusahaan produk konsumen dengan
peningkatan cepat harga produk lebih rentan secara politik dibanding perusahaan lain dan karena
itu lebih dimungkinkan mengubah prosedur akuntansi untuk mengurangi keuntungan yang
dilaporkan.
83
Recommended