View
345
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 1/20
TEORI ETIKA HEDONISME
Hilmy Haydar El Fauzy
201510300511002
Mata Kuliah Etika Keperawatan
D3-Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 2/20
ii |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang
Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Aini Alifatin selaku dosen mata
kuliah Etika Keperawatan UMM yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Etika kita
sebagai calon Perawat, terutama kepada pasien di rumah sakit. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Malang, 3 Oktober 2015
Penyusun
Hilmy Haydar El Fauzy
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 3/20
iii |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................ iiDaftar isi ............................................................................ iii
Bab I ............................................................................ 1
L. Belakang ............................................................................ 1
R. Masalah ............................................................................ 2
Tujuan ............................................................................ 2
Bab II ............................................................................ 3
Pengertian ............................................................................ 3
Sejarah & Tokoh ............................................................................ 4
Faktor E. Hedon ............................................................................ 7Karakteristik E.H ............................................................................ 8
Analisis E.H ............................................................................ 13
Bab III ............................................................................ 16
Daftar Pustaka ............................................................................ 18
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 4/20
1 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hidup ini singkat, bahkan ketika kita membaca tulisan ini, waktu
yang tak pernah mau bersabar terus saja berjalan. “Carpe Diem. Seize
the day”, bisik professor John Keating kepada murid-muridnya yang
sedang mencoba menafsirkan puisi Herrick, “To the virgins, to make
much of time.” Carpe diem; bisikan para arwah agar orang tidak
terlambat menyadari kesempatan yang dapat diraih selagi hidup. Kita
mungkin masih ingat, itulah adegan awal filmDead Poets Society karya
Thomas Schulman yang dibintangi oleh Robin Williams. Petikan kata
tersebut semula dikemukakan oleh Quintus Horatius Flaccus, penyair
Romawi yang lahir tahun 65 SM. Ia menulis sebuah syair puji-pujian
yang ditutup dengan kalimat berbunyi,“Carpe diem, quam minimum
credula poster o.” Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada
esok. Carpe diem menjadi slogan yang gampang diingat untuk
pandangan hidup yang mengagungkan jangka pendek, sekaligus
merengkuh kesenangan sebanyak-banyaknya.
Kita tentu saja bisa menafsirkan ungkapan itu menurut dua
makna yang berlawanan.Pertama, orang hidup dalam kepunahan
eksistensinya sebagai manusia selagi ada kesempatan. Artinya ia
mengembangkan diri sepenuhnya, dan merasa tidak cukup jika hanya
mencapai yang minimal. Kedua, orang mencari kesenangan sebanyak-
banyaknya selagi bisa. Jika pengertian yang kedua ini kita hamparkan
di atas permadani modernitas, maka carpe diem ini ibarat untuk masuk
ke gerbang gaya-hidup, life style sebagai dampak dari sikap hedonisme.Bagi para hedonis, yang sungguh baik bagi manusia adalah yang
memberi kesenangan. Bukankah sudah sejak kecil manusia selalu
merasa tertarik terhadap kesenangan? Bila kesenangan sudah tercapai,
ia tidak akan mencari sesuatu yang lain lagi.
Prolog di atas menggambarkan pengaruh hedonisme yang begitu
luas dalam kehidupan manusia dari abad ke abad selalu kita temukan
kembali. Banyak orang yang belum pernah dengan sadar merumuskan
filsafat hidup untuk diri mereka sendiri, hidup mengikuti prinsip aliran
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 5/20
2 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ini. Bagi aliran ini kesenangan (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup
dan yang baik yang tertinggi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian secara umum Etika Hedonisme ?
2.
Bagaimana Sejarah dan Tokoh Etika Hedonisme ?
3.
Apa Faktor Etika Hedonisme ?
4. Bagaimana karakteristik Etika Hedonisme ?
5. Bagaimana analisis tentang Etika Hedonisme ?
C.
Tujuan
1.
Mengerti pengertian dari Etika Hedonisme
2. Mengetahui Sejarah dan tokoh dari Etika Hedonisme
3. Mengerti tentang karakteristik dari Etika Hedonisme
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 6/20
3 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Bab II : Isi
A.
Pengertian
Hedonisme adalah untuk menghindari kesengsaraan dan
menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.
Ciri aliran hedonisme adalah kebahagiaan diperoleh dengan mencari
perasaan-perasaan menyenangkan dan sedapat mungkin menghindari
perasaan-perasaan yang tidak enak. Contohnya adalah makan akan
menimbulkan kenikmatan jika membawa efek kesehatan, tetapi makan
yang berlebihan akan menimbulkan badan sakit. Hedonisme memilikidampak negatif, yang paling banyak terjadi adalah manusia sibuk
mencari kesenangan yang lebih dan lebih sehingga muncul rasa ‘tidak
akan pernah puas’ dalam dirinya. Dengan tidak pernah puasnya
tersebut, manusia yang termasuk dalam golongan hedonis akan
cenderung egois atau mementingkan kepentingan pribadi demi
kebahagiaan pribadi pula.
Hedonisme diambil dari Bahasa Yunani
ἡδονισμός (hēdonismo s) dari akar kata ἡδονή (hēdonē ), artinya
"kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang
memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas
kesenangan itu sendiri. Atau pengertian lainya adalah
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang
akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin
dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang
menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa
kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan
manusia. Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonisyakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme.
para penganut Hedonisme, orang bijaksana akan berusaha sedapat
mungkin untuk terlepas dari keinginan di luar darinya. Dengan cara ini
orang dapat mencapai suatu puncak kesenangan yang bernama
Ataraxia. Ataraxia adalah kesenangan jiwa/individu yang betul-betul
terlepas dari ikatan orang lain. Yang dimaksud ikatan dalam
orientasinya banyak diartikan sebagai gangguan.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 7/20
4 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Segala sesuatu tidak akan terlepas dari adanya baik dan buruk,
kalau dalam penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa semangat
kerja yang tinggi dan etos kerja yang tinggi menjadi aspek positif
terhadap Hedonisme, maka Hedonisme juga memiliki asperk negatif.
Aspek negatifnya adalah dihindarinya segala sesuatu yang dapat
memicu untuk menimbulkan rasa yang kedepannya menghasilkan atau
mengarah kepada pengurangan kenikmatan atau rasa sakit. Serasa
mereka para penganut Hedonisme ingin lari dari kesusahan.
B.
Sejarah dan Tokoh
1. Sejarah
Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun
433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat "apa yang
menjadi hal terbaik bagi manusia?” Hal ini diawali dengan
Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi
tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355
SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusiaadalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak
masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak
mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi.
Pandangan tentang kesenangan (hedonisme) ini kemudian
dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270
SM). Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan
adalah kodrat alamiah. Meskipun demikian,
hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakupkesenangan badani saja seperti Kaum Aristippos , melainkan
kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 8/20
5 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2. Tokoh
a)
Aristippus
Aristippus dari Kyrene adalah seorang filsuf Yunani yang
memperlajari ajaran-ajaran Protagoras. Ini dilakukannya selama
berada di kota asalnya, yaitu Kyrene, Afrika Utara. Aristippus
kemudian mencari Sokrates dan menjalin hubungan baik
dengannya.Setelah Sokrates wafat, Aristippos tampil
sebagai "Sofis" dan menjadi guru profesional di Atena. Lalu di
Kyrene ia mendirikan sekolah yang dinamakan ''CyrenaicSchool'' yang merupakan salah satu sekolah Sokratik yang tidak
dominan.Sekolah ini mengajarkan perasaan-perasaan sebagai
kebenaran yang paling tepat dalam hidup. Kesenangan adalah
baiktermasuk juga kepuasan badani Kehidupan orang bijak selalu
mencari jaminan kesenangan maksimal.
Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan
adalah mencari "yang baik". Akan tetapi, ia menyamakan "yang
baik" ini dengan kesenangan "hedone" . Menurutnya, akal (rasio)menusia harus memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan
kesusahan. Hidup yang baik berkaitan dengan kerangka rasional
tentang kenikmatan.
Kesenangan menurut Aristoppus bersifat badani (gerak dalam
badan). Ia membagi gerakan itu menjadi tiga kemungkinan:
1. Gerak kasar, yang menyebabkan ketidaksenangan seperti rasa
sakit
2. Gerak halus, yang membuat kesenangan 3. Tiada gerak, yaitu sebuah keadaan netral seperti kondisi saat
tidur.
Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya
kesenangan terjadi kini dan di sini. Kesenangan bukan sebuah masa
lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya ingatan akan
kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang
belum jelas.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 9/20
6 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Meskipun kesenangan dijunjung tinggi oleh Aristoppus, ada
batasan kesenangan itu sendiri. Batasan itu berupa pengendalian diri.
Meskipun demikian, pengendalian diri ini bukan berarti
meninggalkan kesenangan. Misalnya, orang yang sungguh-sungguh
mau mencapai nikmat sebanyak mungkin dari kegiatan makan dan
minum bukan dengan cara makan sebanyak-banyaknya atau rakus,
tetapi harus dikendalikan/dikontrol agar mencapai kenikmatan yang
sebenarnya.
b) Epikuros
Epikuros lahir tahun 342 SM di kota Yunani, Samos, dan
meninggal di Atena tahun 270 SM. Ajaran Epikuros menitikberatkan
persoalan kenikmatan. Apa yang baik adalah segala sesuatu yang
mendatangkan kenikmatan, dan apa yang buruk adalah segala
sesuatu yang menghasilkan ketidaknikmatan. Namun demikian,
bukanlah kenikmatan yang tanpa aturan yang dijunjung
Kaum Epikurean, melainkan kenikmatan yang dipahami secara
mendalam. Kaum Epikurean membedakan keinginan alami yang perlu (seperti makan) dan keinginan alami yang tidak perlu (seperti
makanan yang enak), serta keinginan yang sia-sia (seperti
kekayaan/harta yang berlebihan). Keinginan pertama harus
dipuaskan dan pemuasannya secara terbatas menyebabkan
kesenangan yang paling besar. Oleh sebab itu kehidupan sederhana
disarankan oleh Epikuros. Tujuannya untuk mencapai''Ataraxia'',
yaitu ketenteraman jiwa yang tenang, kebebasan dari perasaan risau,
dan keadaan seimbang.
Epikuros sangat menegaskankebijaksanaan (phoronesis). Menurutnya, orang yang bijaksana
adalah seorang seniman yang dapat mempertimbangkan pilihan
nikmat atau rasa sakit. Orang bijaksana bukanlah orang yang
memperbanyak kebutuhan, tetapi mereka yang membatasi kebutuhan
agar dengan cara membatasi diri, ia akan mencapai kepuasan. Ia
menghindari tindakan yang berlebihan. Oleh karena itu, ada sebuah
perhitungan yang dilakukan oleh Kaum Epikurean dalam
mempertimbangkan segi-segi positif dan negatif untuk mencapai
kenikmatan jangka panjang dan mendekatkan diri kepada ataraxia.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 10/20
7 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Kebahagiaan yang dituju oleh Kaum Epikurean adalah
kebahagiaan pribadi (privatistik). Epikuros menasihatkan orang agar
tidak mendekatkan diri kepada kehidupan umum
(individualisme). Ini bukanlah egoisme. Menurut Epikuros,
kebahagiaan terbesar bagi manusia adalah persahabatan. Berkumpul
dan berbincang-bincang dengan para kawan dan membina
persahabatan jauh lebih menguntungkan dan membantu mencapai
ketenangan jiwa.
c) Jeremy Bentham
Bentham adalah pendiri pandangan utilitarian, dia memilikihubungan erat dengan John Stuart Mill. Bentham membagi prinsip
manusia kepada tiga hal yakni ascesticism, sympathy, dan
anthipathy. Menurut Bentham tugas negara adalah mengarahkan
warganya kepada kesenangan, untuk menjamin kesenangan adalah
tugas dari negara untuk menggunakan metode hadiah dan hukuman
pada warganya
C. Faktor Etika Hedonisme
1. Faktor eksternDerasnya arus industrialisasi dan globalisasi yang menyerang
masyarakat merupakan faktor yang tak dapat dielakkan. Nilai-nilai
yang dulu dianggap tabu, kini dianggap biasa. Media komunikasi,
khususnya media iklan memang sangat bersinggungan dengan
masalah etika dan moral. Melalui simbol-simbol imajinatif mediakomunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan
memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan.
2. Faktor intern
Lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh
terhadap perilaku sebagian masyarakat yang mengagungkan
kesenangan dan hura-hura semata. Binzar Situmorang menyatakan
bahwa, “Kerohanian seseorang menjadi tolak ukur dalamkehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang suka
mengejar kesenangan.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 11/20
8 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
D. Karakteristik Etika Hedonisme
Untuk membedakan etika hedonisme perlu kiranya membedakan
dengan sistem etika yang lain, karena setiap teori etika memiliki titik
tekan masing-masing. Ada lima tipe umum teori etika. Pertama, teori
etika yang tertua hedonisme, teori yang berusaha untuk memandang
upaya moral manusia dalam term prinsip-prinsip dasar bahwa
kesenangan merupakan satu-satunya kebaikan bagi manusia. Kedua,
teori utilitarian, yang menekankan “salah” dan “benar” dari perbuatan
manusia dilihat dari dampaknya terhadap banyak orang, yang
dipandang baik atau buruk. Ketiga, teori yang menyebutkan bahwa
sumber bagi perbuatan etis adalah rasa kewajiban ide. Kewajiban
merupakan hal yang mendasar. Teori ini yang disebut dengan
deontologi yang berasal dari bahasa Yunani (deon), yang bermakna
“kewajiban”. Keempat, teori idealis, yang mencari dasar perbuatan
yang benar dan akhir yang baik dalam konteks relasinya dengan seluruh
rangkaian kehidupan. Kelima, teori subyektifisme yang mencoba untuk
menjelaskan pertimbangan-pertimbangan moral sebagai ekspresi
subyektif dari perasaan atau emosi.
Secara umum, dari kelima tipe tersebut, pandangan-pandangan
mengenai etika yang berkembang di belahan dunia ini dikelompokkan
menjadi tiga: etika hedonistic, utilitarian, dan deontologist. Hedonisme
mengarahkan etika kepada keperluan untuk menghasilkan sebanyak-
banyaknya kesenangan bagi manusia. Kesenangan dalam term
hedonisme ini tidak sembarang kesenangan, tetapi kesenangan yang
secara instrinsik diinginkan (intrinsically desirable).
Pandangan ini berangkat dari argumentasi bahwa sesuatu yangdiinginkan (desirable), baik (good), atau
bermanfaat (worthwhile), adalah ketika hal itu datang dengan
sendirinya dan tanpa pertimbangan-pertimbangan tertentu. Banyak hal
(misalnya, orang yang pergi ke dokter) termasuk dalam bermanfaat jika
dilihat dari dampaknya, akan tetapi tidak akan ada seorangpun yang
mengatakan bahwa pergi ke dokter itu adalah sesuatu yang secara
intrinsik diinginkan.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 12/20
9 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Kaum hedonist tidak menyangkal bahwa terdapat sesuatu yang
diinginkan, tetapi mereka menyangkal bahwa sesuatu itu secara
intrinsik memang diinginkan. Kaum hedonist juga sepakat bahwa ada
sesuatu yang bisa diinginkan secara instrumental, sekalipun tidak
diinginkan secara intrinsik. Menurut mereka, memang tidak menutup
kemungkinan bahwa terdapat sesuatu yang sama-sama diinginkan, baik
secara instrumental maupun secara intrinsik. Sebuah pengalaman yang
menyenangkan bisa menjadi baik dalam dirinya sendiri dan juga baik
secara instrumental, jika, misalnya, ia menjadi relax dan mampu
bekerja lebih baik pada hari berikutnya”. Singkatnya, batasan
kesenangan menurut hedonisme adalah ketika kesenangan itu secaraintrinsik diinginkan, bukan secara instrumental ataupun lainnya.
Berpijak kepada batasan kesenangan di atas, dapat dikemukakan
bahwa kesenangan indrawi dalam konteks hedonisme tidak
berseberangan dengan kesadaran moral, kecuali kesadaran moral ini
dikaitkan dengan dogma agama. Contohnya, jika sepasang laki-laki dan
perempuan sepakat untuk berhubungan seksual tanpa melalui proses
pernikahan sebagaimana lazimnya, dan mereka menyepakati bahwa
apapun yang terjadi merupakan tanggung jawab mereka berdua, serta berkomitmen untuk tidak melibatkan pihak manapun, maka perbuatan
mereka tidak melanggar kesadaran moral, sebab perbuatan itu
dilakukan atas dasar suka sama suka dan juga tidak mengganggu orang
lain.
Akal manusia pun tidak akan menyalahkan perbuatan itu.
Alasannya, hubungan seksual merupakan kesenangan yang diinginkan
secara instrinsik dan mungkin juga diinginkan secara instrumental, jika,
misalnya, dengan berhubungan seksual itu seseorang bisa menjadi lebihkonsentrasi dalam belajarnya. Perbuatan mereka akan berbeda jika
dilihat dari kacamata agama, yang umumnya melarang hubungan
seksual pra nikah; dan berbeda juga jika dilihat dari perspektif undang-
undang negara yang menganggapnya sebagai perbuatan yang
melanggar konstitusi. Pendek kata, kesenangan moral tidak akan
berseberangan dengan kesadaran moral, dan juga tidak akan menyalahi
kemauan akal.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 13/20
10 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Konsep kesenangan atau kebahagiaan etika hedonisme di atas
cenderung bersifat individual. Karena itu, etika utilitarianistik
kemudian mengoreksinya dengan menambahkan bahwa kesenangan
atau kebahagiaan yang dihasilkan oleh suatu etika yang baik adalah
kebahagiaan bagi banyak orang, dan bukan kesenangan atau
kebahagiaan individual – yang di sisi lain, mungkin justru
mengakibatkan kesengsaraan bagi banyak orang. Sementara itu, etika
deontologis memandang bahwa sumber bagi perbuatan etis adalah rasa
kewajiban. Sejalan dengan itu, aliran ini mempercayai bahwa sikap etis
bersifat fitri, dan pada saat yang sama, tidak (murni) rasional. Pada
kenyataannya, hasil pemikiran para filosof Barat mengenai etika seringmerupakan irisan dari ketiga aliran besar itu. Dengan kata lain,
pemikiran masing-masing mereka bisa mengandung prinsip-prinsip
lebih dari satu aliran besar tersebut di atas.
Uraian di atas menggambarkan bahwa etika hedonisme dan
utilitarianisme sejatinya saling berkaitan, karena dipengaruhi oleh latar
belakang kemunculannya. Jeremy Bentham yang pertama kali
melahirkan teori utilitarianisme didasari atas paham hedonisme.
Menurut utilitarianisme, manusia harus bertindak sedemikian rupasehingga menghasilkan akibat baik yang sebanyak mungkin dan
sedapat mungkin mengelak dari akibat-akibat buruk. Kekhasan
utilitarianisme adalah bahwa akibat baik itu tidak hanya dilihat dari sisi
kepentingan si pelaku sendiri, melainkan dari sisi kepentingan banyak
orang yang terkena akibat tindakan pelaku tersebut. Dengan kata lain,
utilitarianisme tidak lagi termasuk kelompok etika egois.
Utilitarianisme bersifat universal, artinya ia mengaku adanya suatu
kewajiban terhadap semua orang. Untuk menegaskan bahwa dalam
segala tindakan kita harus selalu memperhatikan akibat-akibatnya bagi
semua orang yang secara langsung atau tidak langsung terkena olehnya.
Berbeda dengan egoisme etis, utilitarianisme membenarkan bahwa
pengorbanan kepentingan atau nikmatnya sendiri demi orang lain dapat
merupakan tindakan yang secara moral bernilai tinggi. Karena
perspektifnya tidak egois, melainkan universal, wawasan
utilitarianisme secara hakiki bersifat sosial. Jadi, utilitarianisme
mempunyai unsur yang cocok bagi suatu moralitas manusia sebagai
makhluk sosial.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 14/20
11 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Paparan di atas memperjelas bahwa etika hedonisme lebih
bercorak individual. Ia hanya mencari kebahagiaan pribadi, bukan
kebahagiaan orang banyak. Hedonisme sendiri muncul dengan beragam
bentuk. Pertama, hedonisme etis, yang memandang bahwa manusia
akan menjadi bahagia asal saja ia mengejar nikmat dan menghindari
perasaan-perasaan yang menyakitkan. Garis pokok argumentasinya
adalah bahwa manusia akan bahagia apabila ia mencapai perasaan
nikmat sebanyak mungkin dan menghindari perasaan-perasaan yang
tidak enak.
Hedonisme ini secara paling jelas menyingkapkan sifatnya ketika
mengajarkan bahwa kenikmatan itu sendiri adalah berharga, sehingga
yang penting bukanlah sifat kenikmatannya, melainkan semata-mata
jumlah kenikmatannya. Semakin banyak kenikmatan yang diperoleh,
semakin baik bagi manusia yang bersangkutan; mengenai apakah yang
dinikmatinya tidak dipersoalkan. Karena pemenuhan hasrat jasmani
biasanya memberikan kepuasan yang paling menggairahkan, maka
bentuk hedonisme semacam ini mengajarkan orang mengusahakan
kenikmatan jasmani, yang mengingat sifatnya senantiasa merupakan
kenikmatan sekejap. Ciri khas nikmat ialah bahwa ia berkaitanlangsung dengan sebuah pengalaman, yaitu pengalaman terpenuhinya
sebuah kecondongan; begitu pengalaman itu selesai, nikmat pun habis.
Kedua, hedonisme psikologis, yang mendasarkan diri pada suatu
teori yang mengatakan bahwa manusia, bagaimanapun juga, selalu toh
hanya mencari nikmat dan mau menghindari perasaan-perasaan yang
tidak enak saja. Menurut hedonisme ini, selain tujuan-tujuan yang luhur
(misalnya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan) dan motivasi suci
(misalnya menyebarkan agama, berdakwah), motivasi manusia yangsebenarnya adalah mencari nikmat saja. Jadi teori hedonisme psikologis
adalah sebuah teori yang sinis, yang tidak percaya bahwa manusia dapat
betul-betul tergerak oleh cita-cita yang luhur, misalnya dorongan untuk
membantu orang lain dan sebagainya. Menurut teori ini, manusia pada
hakekatnya seorang egois yang hanya mencari nikmat saja, tetapi
menyembunyikannya di balik suatu tirai cita-cita suci.
Selain itu, memang harus diakui bahwa rasa nikmat serta
kebalikannya, yaitu rasa sakit, merupakan faktor penting dalam
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 15/20
12 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
kehidupan manusia. Menurut kodratnya manusia cenderung
mengingkari rasa sakit dan memandang rasa nikmat sebagai sesuatu
yang berharga. Itulah sebabnya mengapa hedonisme teoritik dan
terutama hedonisme praktik begitu tersebar luas.
Kenikmatan merupakan kenyataan hidup, dengan frekuensi,
kadar, dan bentuk yang berbeda orang suka merasakan kenikmatan.
Misalnya yang satu lebih cenderung pada kenikmatan dalam kadar yang
berbeda, yang lainnya lebih pada kenikmatan yang mewah. Ada yang
lebih suka kepada kesenangan jasmani, atau mungkin kenikmatan
religius. Namun, apakah kenikmatan dapat dijadikan prinsip dan
pegangan untuk menilai hal, perkara, dan perbuatan secara etis,
sebagaimana yang dianut oleh hedonisme?
Bila mengacu kepada pandangan para tokohnya maka etika
hedonisme tidak menganjurkan agar kita mengikuti segala dorongan
nafsu begitu saja, melainkan agar kita dalam memenuhi keinginan-
keinginan yang menghasilkan nikmat bersikap bijaksana dan seimbang
dan selalu dapat menguasai diri. Intinya karakteristik di bagi 2 yaitu :
1) Hedonisme Egoistis
Yaitu hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan
semaksimal mungkin. Kesenangan yang dimaksud ialah dapat
dinikmati dengan waktu yang lama dan mendalam. Contohnya:makan-makanan yang enak-enak, jumlah dan jenisnya banyak,
disediakan waktu yang cukup lama untuk menikmati semuanya,
seperti pada perjamuan makan ala Romawi. Bila perut sudah penuh,
maka disediakan sebuah alat untuk menggitit kerongkongan, dengandemikian isi perut dapat dimuntahkan keluar, kemudian dapat diisi
kembali jenis makanan yang lain, sampai puas.
2) Hedonisme Universal
Yaitu suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme =
kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang. Contohnya:
bila berdansa, haruslah berdansa bersama-sama, waktunya semalam
suntuk, tidak boleh ada seorang pun yang absen, ataupun
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 16/20
13 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
kesenangan-kesenangan lainnya yang dapat dinikmati bersama oleh
semua orang.
E. Analisis Etika Hedonisme
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam hedonisme terkandung
kebenaran yang mendalam, yaitu manusia menurut kodratnya mencari
kenikmatan dan berupaya agar terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.
Karena sejak kecil manusia pasti menginginkan kesenangan
hidup. Memang harus diakui, bahwa banyak tindakan manusia
terdorong oleh cenderung untuk mencapai kepuasan. Bahkan ada ahli psikologi yang berpendapat bahwa semua tindakan itu berdasarkan atas
cenderung yang tak terdasari, ialah cenderung untuk mencapai
kepuasan semata, yang disebutnya libido seksual (Sigmun Freud), atau
cenderung untuk mencapai kepuasan dalam kekuasaan (adler).
Walaupun teori ini sekarang tidak diterima oleh psikologi lain, akan
tetapi tetaplah benar, bahwa cenderung mencari kepuasan itu masih
merupakan suatu (bukan satu-satunya) factor yang mendorong manusai
untuk bertindak.
Dengan beberapa gambaran di atas kritik atau keberatan yang
dilontarkan kepada hedonisme; pertama, keberatan atau kritik
psikologis, benarkah manusia secara kodrati mencari kesenangan? Bagi
penganut hedonisme rasa puas dan bahagia disamakan. Adapun bahagia
itu menenangkan manusia dan mau apa lagi manusia, jika ia sudah
tenang hidupnya? Tetapi betulkah tiap kepuasan rasa selalu
mengakibatkan ketenangan? Maka timbul kemungkinan harus
dibedakan macam dan sifat kepuasan itu. Ada kepuasan yang
merupakan kebahagiaan dan menenangkan, tetapi ada juga kepuasan
rasa belaka yang kemudian menimbulkan kehausan dan kegelisahan.
Kepuasan manakah yang benar membahagiakan? Kalau sebenarnya
sifat dan macam kepuasan itu yang membahagiakan maka apakah
ukuran sifat itu.
Kedua, kritik yang bersifat praktik. Maksudnya adalah perilaku
manusia yang timbul dari paham tersebut. Nampaknya pengaruh
hedonisme sebagai sebuah praktek atau perilaku hidup yang paling
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 17/20
14 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
berpengaruh pada manusia, ditunjukkan dengan fenomena gaya hidup
hedonis manusia.
Akibat atau dampak dari paham tersebut adalah untuk mencapai
tingkat kenikmatan yang dicita-citakan manusia dituntut bagaimana
supaya hidupnya ‘survive’ (berkecukupan, berkelimpahan). Maka,
falsafah yang dianut manusia hedonis adalah ‘Struggle for life’ (Hidup
ini perjuangan). Artinya, tidak boleh menyerah kepada keadaan,
sebesar apapun gelombang dan tantangan harus mampu diterobos,
nasib manusia bukanlah ditentukan oleh kenyataan yang harus diterima
begitu saja. Bagi seorang hedonis hidup dipandang sebagai kondisional,
yaitu; suatu keadaan yang dapat berubah.
Percaya atau tidak, kita terjebak dalam hidup yang serba instan.
Setiap orang selalu ingin menikmati kepuasan hidup, praktis tanpa
susah payah. Contoh sederhana, hidangan menu sarapan pagi tak perlu
lagi nasi dan lauk-pauk, cukup digantikan sereal. Toh, hasilnya perut
tetap kenyang. Itu baru dari aspek makan dan minum, belum aspek life
style (gaya hidup), lalu parahnya lagi sampai menyentuh tujuan hidup
(way of life).
Ketiga, secara umum kenikmatan tidak dapat dijadikan nilai etis
yang paling tinggi dan dijadikan dasar pendirian untuk menilai baik-
buruknya hal, perkara, perbuatan. Sebab kenikmatan itu bermacam-
macam tingkat dan bentuknya dan bersifat subyektif, berbeda untuk
masing-masing orang dan relative, menurut orang-perorangan yang
merasakan. Disamping itu karena coraknya yang individualis, sehingga
hedonisme mengandung suatu egoisme, karena hanya mementingkan
diri sendiri. Yang dimaksud dengan egoisme di sini adalah egoisme etis
atau egoisme yang menyatakan bahwa saya tidak mempunyaikewajiban moral membuat suatu yang lain selain bagi diri sendiri.
Keempat, kenikmatan makin tak dapat dijadikan cita-cita dan
kriteria etis, karena menyetarakan kenikmatan, kesenangan atau
kepuasan dengan moralitas yang baik. Agar tidak terjadi hal tersebut,
maka sebaiknya etika hedonisme membatasi diri pada etika deskriptif
saja dan tidak merumuskan suatu etika normative, yang baik secara
moral adalah mencari kenikmatan.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 18/20
15 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Kelima, etika hedonisme bersifat subyektif, karena ukuran
kenikmatan tersebut tidak bisa disamaratakan bagi semua
orang. Manusia dilengkapi dengan berbagai daya kemampuan
(faculty). Ada daya kemampuan indrawi, inetelektual, dan spiritual.
Perwujudan dan pemenuhan daya-daya kemampuan itu membawa rasa
nikmat tersendiri. Kita mengenal beberapa tingkat dan macam nikmat.
Ada kenikmatan indrawi karena dorongan panca indra, satu, beberapa,
atau semua, terpenuhi. Kenikmatan intelektual merupakan buah
pemenuhan kemampuan budi entah karena keinginan tahu kesampaian
atau pemahaman baru, lebih mendalam, lebih berarti, diperoleh.
Kenikmatan estetis terjadi manakala hasrat akan keindahan
manusia mendapatkan saluran lewat imajinasi atau karya seni. Bila
dipersempit menjadi kenikmatan indrawi, kenikmatan sensual, karena
manusia itu makhluk rohani, dan perbuatan etis manusia justru
berpangkal pada sifat rohaninya itu. Itulah kelemahan hedonisme.
Adapun kelemahan itu masih diperbesar atau diperparah karena dalam
praktek hedonisme diikuti oleh konsumerisme seperti yang menggejala
pada masyarakat dunia dewasa ini.
Ada juga hedonisme estetik yang mengandung nikmat keindahan
sebagai kebaikan tertinggi. Bahkan ada juga hedonisme keagamaan,
hedonisme semacam ini terdapat bila agama berfungsi untuk
membangkitkan perasaan-perasaan tertentu yang dapat memberikan
keinsyafan terhadap kenikmatan. Manusia tidak ditentukan oleh satu
dorongan saja, melainkan oleh beragam dorongan yang semuanya
memang mempunyai fungsi khas dalam menunjang kelestarian jenis.
Dorongan untuk mencari nikmat hanya salah satu di antaranya. Jadi ada
nikmat jasmani, nikmat sosial, nikmat rohani, dan lainnya.Kenikmatan etis-moral dialami manakala manusia berhasil
memahami, mempraktekkan dan menghayati nilai-nilai etis-moral.
Kenikmatan religius mendatangi manusia jika berhasil memahami dan
menghayati nilai-nilai religius, apalagi bertemu dengan “Realitas
Tinggi”, Tuhan yang dipuja. Singkatnya, dalam hidup kita dapat
mendapatkan berbagai pengalaman nikmat karena daya-daya
kemampuan kita terwujud dan terpenuhi.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 19/20
16 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB III : Kesimpulan
Etika hedonisme adalah sebuah doktrin yang berpegang pada
anggapan bahwasanya kebiasaan manusia itu dimotivasi oleh hasrat
akan kesenangan atau kenikmatan dan menghindar dari penderitaan.
Hedonisme mau mencapai kebahagiaan dengan cara mencari nikmat
sebanyak-banyaknya.
Hedonisme pertama kali dimunculkan oleh Aristippos yang lebih
menekankan pada kenikmatan jasmani, kemudian diperluas kembali
oleh Epikuros. Menurut Epikuros kenikmatan tidak saja pada
kenikmatan jasmani. Baginya kesenangan tetap menjadi sumber norma.
Tetapi tidak sekedar meliputi kesenangan jasmaniah semata-mata.
Senang bagi Epikuros bermakna tidak adanya rasa sakit dalam badan
dan tidak adanya kesulitan kejiwaan. Pandangan mereka dilanjutkan
kembali oleh Jeremy Bentham kemudian melahirkan etika baru yaitu,
utilitarianisme.
Karekteristik hedonisme lebih bersifat individualis, yang dicari
adalah kebahagiaan pribadi. Karena coraknya yang privatistik
cenderung hedonisme muncul dalam beragam bentuk, ada hedonisme
etis dan hedonisme psikologis.
Demikian makalah ini saya susun, semoga bermanfaat. Adapun
masukan dan kritikan dari kawan-kawan dan Bapak Dosen merupakan
perbaikan bagi makalah ini agar dapat disempurnakan kembali. Terima
kasih atas segala respon dan perhatian kawan-kawan semua.
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah
http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 20/20
Daftar Pustaka
1.
Supelli, Karlina, “Instanisasi dan Hedonisme” dalam Pesona, Edisi November 2003
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme
3. Dr. K. Bertens.2000, Etika. Jakarta: Gramedia. Hlm. 235-238.
4.
www.dosenpendidikan.com
5.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tokoh-Tokoh-Henodisme
6.
www.slideshare.net/henodisme
7.
www.academia.edu/henodisme
Recommended