View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg)
TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN
GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG
DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
ARTIKEL
Oleh :
DIANING RATRI MUKTIWI
050116A016
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
1 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
Efek Ekstrak Daun Sukun (artocarpus altilis (park.) Fosberg) Terpurifikasi
terhadap Kadar Oksalat, Diferensiasi Leukosit pada Tikus Jantan Galur Wistar
Hiperoksaluria yang Diinduksi Etilen Glikol
Effects of Breadfruit Leaf (Articarpus altilis (Park.) Fosberg) Extract On Oxalatic
Levels, And Leukosite Differences In Male White Rats Wistar Strain With
Hyperoxaluria Which is Induced By Ethylene Glycol
Dianing Ratri Muktiwi1)
, Jatmiko Susilo1)
, Niken Dyahariesti1)
1)
Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
Email : ratridianing77@gmail.com
INTISARI
Batu ginjal merupakan gangguan fungsi ginjal karena adanya pembentukan batu di
dalam saluran urinaria yang bila tidak diobati akan menyebabkan CKD (Chronic
Kidney Disease) bahkan ESRD (End State Renal Disease). Daun sukun mengandung
senyawa flavonoid yang memiliki efek antioksidan dan diduga mampu menurunkan
kadar oksalat dan diferensiasi leukosit. Menganalisis pengaruh ekstrak daun sukun
(Artocarpus altilis) terhadap kadar oksalat dan diferensiasi leukosit pada tikus putih
jantan galur wistar hiperoksaluria yang diinduksi etilen glikol 0,75%. Dengan design
post test menggunakan kontrol normal, sebanyak 25 ekor tikus dibagi secara acak
menjadi 5 kelompok yaitu kelompok normal aquadest, kelompok EG (yang diberikan
etilen glikol) 0,75%, dan kelompok ekstrak daun sukun dengan variasi dosis 100, 200,
400mg/kgBB. Induksi menggunakan etilen glikol 0,75% dari hari ke-0 sampai hari ke-
28 serta pemberian ekstrak mulai hari ke-14 sampai hari ke-28, diukur kadar oksalat dan
diferensiasi leukosit pada hari ke-29. Hasil menunjukkan bahwa Ekstrak daun sukun
dapat menurunkan kadar oksalat. Kadar oksalat pada kelompok normal, etilen glikol,
ekstrak daun dukun dosis 100, 200, dan 400mg/kgBB adalah ± 2,44%; ± 7,97%; ±
6,94%; ± 6,01%; dan ± 5,01%, dengan perbedaan yang signifikan berdasarkan taraf
kepercayaan 95% (p value >0,05) yaitu nilai penurunan kadar oksalat p value=0,000
Sedangkan untuk nilai penurunan total leukosit paling besar pada kelompok ekstrak
daun sukun dengan dosis 400mg/kgBB dengan nilai 12,22 x103sel/µl yang berarti
massuk dalam rentan normal yaitu antara 7.30-12.66 x103sel/µl, serta diferensiasi
leukosit dengan nilai neutrofil, basophil, eosinofil, limfosit dan monosit masuk dalam
rentan normal.
ABSTRACT
Kidney stones are a disorder of kidney function due to the formation of stones in the
urinary tract which, if left untreated, will cause CKD (Chronic Kidney Disease) and
even ESRD (End State Renal Disease). Breadfruit leaves contain flavonoid compounds
which have antioxidant effects and are thought to reduce oxalate levels and leukocyte
differentiation. To analyze the effect of breadfruit leaf extract (Artocarpus altilis) on
oxalate levels and leukocyte differentiation in male white rats wistar strain with
hyperoxaluria which is induced by ethylene glycol 0.75%. With post-test design using
normal control, 25 rats were randomly divided into 5 groups, namely the normal
aquadest group, the EG group (which was given ethylene glycol) 0.75%, and the
breadfruit leaf extract group with varying doses of 100, 200, 400mg / kgBB. Induction
2 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
using ethylene glycol 0.75% from day 0 to day 28 and administration of extracts from
day 14 to day 28, measured oxalate levels and differentiation of leukocytes on day 29.
Results showed that breadfruit leaf extract can reduce oxalate levels. Oxalate levels in
the normal group, ethylene glycol, herbal medicine extracts of doses of 100, 200, and
400mg / kgBB were ± 2.44%; ± 7.97%; ± 6.94%; ± 6.01%; and ± 5.01%, with a
significant difference based on a 95% confidence level (p value> 0.05), namely the
value of the decrease in oxalate levels p value = 0,000. While for the greatest decrease
in total leukocytes in the breadfruit leaf extract group at a dose of 400mg / kgBB with a
value of 12.22 x103 cells / µl which means that categorized in normal susceptibility is
between 7.30-12.66 x103 cells / µl, as well as leukocyte differentiation with values of
neutrophils, basophils, eosinophils, lymphocytes and monocytes included in normal
susceptibility.
PENDAHULUAN
Batu Ginjal (Nefrolithiasis) adalah merupakan gangguan klinis akibat adanya
komponen batu kristal yang menyumbat dan menghambat kerja ginjal pada kaliks atau
pelvis ginjal yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan pada kelarutan dan
pengendapan garam di saluran urin dan ginjal akibat penyumbatan pada saluran urin.
Jenis batu ginjal dibedakan menjadi batu kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat),
batu sturvit, batu asam urat, batu sistin, dan batu sulfa. Sebagian besar batu ginjal (75-
80%) mengandung kalsium, yang kebanyakan berupa kalsium oksalat ( Bangash et al.,
2011).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa
prevalensi penduduk Indonesia yang menderita batu ginjal sebesar 0,6 % atau 6 per
1000 penduduk. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%),
lebih tinggi terjadi pada masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%),
pekerjaan wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%),Sedangkan provinsi dengan
prevalensi tertinggi adalah Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan
Sulawesi Utara masing-masing 0,4 %. (Riskesdas, 2013).
Daun sukun (Artocarpus altilis folium) merupakan salah satu tanaman yang
dipercaya masyarakat dapat mengobati hepatitis, sakit gigi, menurunkan kadar
kolesterol darah dan dapat mengatasi penyakit ginjal. Penelitian sebelumnya
menyebutkan senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sukun
berpengaruh pada penurunan kadar BUN dan kreatinin plasma (Ardianti, 2019).
Senyawa kimia yang terkandung dalam daun sukun antara lain flavonoid, fenol,
tanin, asetikolin, kuersetin, alkaloid, kamferol, dan kalium yang dapat digunakan untuk
mengatasi gangguan ginjal. Flavonoid sebagai antioksidan yang mampu menurunkn
stres oksidatif akibat pemberian etilen glikol (prekursor pembentukan oksalat). Senyawa
kalium di dalam daun sukun dapat meluruhkan batu ginjal berupa CaOx menjadi
tercerai-berai. Senyawa kalium akan menyingkirkan kalsium untuk daapat bergabung
dengan senyawa oksalat, karbonat atau urat yang merupakan senyawa pembentuk batu
ginjal.
Hubungan aktifitas flavonoid sebagai antioksidan dengan kalsium pada batu
ginjal yaitu induksi etilen glikol pada tikus putih jantan dapat menyebabkan stres
oksidatif yang mengganggu patofisiologis dan homeostatis ginjal (Reuter S et al.,
2010). Pembentukan kristal CaOx menyebabkan inflamasi pada jaringan ginjal yang
kemudian berkembang menjadi kerusakan ginjal (End State Kidney Disease) sehingga
berpengaruh pada profil dan diferensiasi leukosit (Stramer BM et al., 2007)
3 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan peralatan gelas standar, rotary eveporator (RE 100Pro),
waterbath (Memmert), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1800), Partimikropipet
10-100 µL (Nesco) dan 100-1000 µL (Socorex), pemanas, satu set alat sentrifuge,
timbangan analitik (OHAUS), hematology analyzer, satu set alat titrasi. Bahan yang
digunakan Daun sukun, quersetin, etanol 96% (Brataco), etanol p.a (Merck), serbuk
kitosan, NaTPP (Brataco), asam asetat glasial p.a (Merck), aquabidest, aquadest, reagen
Nelson, n-heksan, etilen glikol, NaCl 8%, asam oksalat, kalium permanganat, asam
sulfat.
Pembuatan Ekstrak Daun Sukun
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%
3 liter (1:10). Serbuk simplisia ditimbang 300 g, dimaserasi dengan 3 L pelarut etanol
selama 3 hari, setelah 3 hari filtrat dipisahkan, dan residu diremaserasi selama 1 hari
dengan 1250mL etanol 96%. Ekstrak cair yang diperoleh dipekatkan menggunakan
rotary evaporator sampai ekstrak menjadi kental.
Purifikasi Ekstrak
Ekstrak etanol pekat yang diperoleh kemudian difraksinasi menggunakan pelarut
non polar yaitu n-heksana dengan perbandingan 1:1. Fraksinasi dilakukan hingga fraksi
n-heksana berwarna bening (hampir mendekati warna n-heksana semula) yang
mengindikasikan bahwa semua senyawa non polar yang terkandung di dalam ekstrak
etanol sudah tertarik ke fraksi n-heksana.
Uji Total Flavonoid
Uji total flavonoid dilakukan untuk mengetahui jumlah total kadar flavonoid
dalam ekstrak yang sudah dipurifikasi, apakah lebih besar pada fraksi etanol atau pada
fraksi n-heksan yang digunakan sebagai pelarut dalam purifikasi. Pada pengujian
Spektrofotometri UV-Vis digunakan larutan standar kuersetin. Pengukuran absorban
untuk penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada panjang gelombang
340 nm. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum
larutan standar kuersetin berada pada panjang gelombang 340 nm.
Pengukuran Kadar Oksalat
Pengukuran kadar oksalat pada sampel menggunakan metode titrasi
permanganometri. Titrasi sampel ginjal menggunakan asam oksalat sebagai baku
pembanding dengan menggunakan lima konsentrasi yaitu 3%, 4%, 5%, 6%, 7%. Cara
ekstraksi oksalat dari ginjal adalah dengan cara merebus ginjal yang sudah dicacah ke
dalam larutan NaCl 8%. Larutan NaCl dapat menurunkan kadar kalsium oksalat
disebabkan adanya ionisasi dari NaCl didalam air enjadi ion Na+ dan Cl
-. Ion Na
+ akan
berikatan dengan oksalat membentuk senyawa natrium oksalat dan endapan kalsium
klorida yang mudah larut dalam air dengan reaksi sebagai berikut:
CaC2O4 + 2 NaCl → Na2C2O4 + CaCl2
Setelah itu air hasil rebusan ginjal kemudian dititrasi dengan prosedur yang
sama dengan pembuatan kurva baku asam oksalat. Hasil volume titran sampel yang
didapat kemudian dikonversikan ke dalam kadar dalam persen (%) dan dibandingkan
dengan baku pembanding.
Pengukuran Nilai Total Leukosit dan Diferensiasi Leukosit
Diambil darah melalui jantung lalu ditampung dalam tabung yang berisi EDTA
kurang lebih 1,5 ml agar darah tidak menggumpal. Kemudian dicek menggunakan
4 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
automatic hematology analyzer dan metode manual counting dari preparat apus yang di
cat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembuatan Ekstrak Daun Sukun
Hasil pembuatan ekstrak daun sukun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil Rendemen Ekstrak
Ekstrak Berat Awal
(gram)
Berat Ekstrak
Kental (gram)
Rendemen
(%)
Ekstrak Daun
Sukun
300 65.2 21.73
Purifikasi Ekstrak
Hasil purifikasi ekstrak disajikan pada tabel 2
Tabel 2 Hasil Purifikasi ekstrak
Ekstrak Berat Awal
(gram)
Berat Ekstrak
Kental (gram)
Rendemen
(%)
Ekstrak Daun
Sukun
20 13.8 69
Uji Total Flavonoid
Hasil pengukuran absorbansi larutan standar kuersetin dibuat menjadi kurva baku yang
dapat dilihat pada gambar 1
Gambar 1 Grafik Kurva Baku Kuersetin
Sampel
ID
Absorbansi
(y)
Faktor
Pengenceran
(Fp)
Kandungan
Flavonoid
Total (mg/g
ekstrak)
Rata-rata
Kadar
Flavonoid
(mg/g
ekstrak)
n-heksan 0,248 - 2,46
n-heksan 2 0,247 - 2,44 2,43
n-heksan 3 0,245 - 2,39
Etanol 0,541 41,95
Etanol 2 0,539 41,75 41,75
Etanol 3 0,537 41,55
0.223 0.329
0.422 0.52
0.621
0
0.2
0.4
0.6
0.8
2 4 6 8 1 0
AB
SOR
BA
NSI
KONSENTRASI
5 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
Tabel 3 Hasil Penetapan Kadar Flavonoid Total (mg/g ekstrak) pada
Ekstrak Etanol Daun Sukun
Pengukuran Kadar Oksalat
Gambar 2 Kurva Baku Asam Oksalat
Tabel 4 Pengukuran Kadar Oksalat
Kelompok Perlakuan Hewan Uji Kadar (%)/..gram ginjal
Normal
Rata-rata± SD
2,44/2,24 g ± 0,091
EG
Rata-rata± SD
7,97/3,2 g ± 0,288
EDS 100mg/kgBB
Rata-rata± SD
6,94/3,2 g ± 0,153
EDS 200mg/kgBB
Rata-rata± SD
6,00/3,1 g ± 0,161
EDS 400mg/kgBB
Rata-rata± SD
1 5,01/2,8 g ± 0,191
Tabel 5 Uji LSD Kadar Oksalat
Kelompok Perlakuan Nilai
Signifikan Keterangan
Normal vs EG 0,000 Berbeda signifikan
Normal vs EDS 100 0,000 Berbeda signifikan
Normal vs EDS 200 0,000 Berbeda signifikan
Normal vs EDS 400 0,000 Berbeda signifikan
EG vs EDS 100 0,000 Berbeda signifikan
EG vs EDS 200 0,000 Berbeda signifikan
EG vs EDS 400 0,000 Berbeda signifikan
EDS 100 vs EDS 200 0,000 Berbeda signifikan
0
2
4
6
8
10
12
14
3 4 5 6 7
y =
Vo
l. ti
tran
x = Konsentrasi
6 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
EDS 100 vs EDS 400 0,000 Berbeda signifikan
EDS 200 vs EDS 400 0,000 Berbeda signifikan
Pengukuran Diferensiasi Leukosit
Total Leukosit
Tabel 6 Hasil Rata-rata Total Leukosit Tikus
Kelompok
Perlakuan
Hewan
uji
Total Leukosit
normal (x103 sel/µl)*
Total
Leukosit
Normal 1 7.30-12.66 11.2
2 19.8
3 20.6
4 16.7
5 15.5
Rata-rata 16.76
EG 1 7.30-12.66 29
2 11.2
3 30.1
4 20.9
5 28.1
Rata-rata 23.86
EDS 100mg/kgBB 1 7.30-12.66 12.5
2 17.2
3 16.9
4 20.1
5 19.5
Rata-rata 17.24
EDS 200mg/kgBB 1 7.30-12.66 11.7
2 20.9
3 12.6
4 17.7
5 15.7
Rata-rata 15.72
EDS 400mg/kgBB 1 7.30-12.66 10.2
2 11.1
3 12.6
4 15.5
5 11.7
Rata-rata 12.22
Keterangan : *Smith danMangkoedidjojo 1988
Diferensiasi Leukosit
Tabel 7 Uji Pengukuran Rata-rata Diferensiasi Leukosit
Kelompok
Perlakuan
Literatur * Literatur ** Nilai Absolut Rata-rata
Nilai Absolut Neutrofil
7 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
0.22-1.57
(ribu/µl)
1.25-3.71
(x103sel/µl)
(x103sel/µl)
Normal 3.08
EG 5.78
EDS 100mg/kgBB 4.04
EDS 200mg/kgBB 3.12
EDS 400mg/kgBB 3.08
Nilai Absolut Basofil
0.0-0.5
(ribu/µl)
0.00-0.03
(x103sel/µl)
Normal 0.0
EG 0.0
EDS 100mg/kgBB 0.0
EDS 200mg/kgBB 0.0
EDS 400mg/kgBB 0.0
Nilai Absolut Eosinofil
0.01-0.16
(ribu/µl)
0.04-0.30
(x103sel/µl)
Normal 0.54
EG 1.68
EDS 100mg/kgBB 0.66
EDS 200mg/kgBB 0.64
EDS 400mg/kgBB 0.4
Nilai Absolut Limfosit
1.41-7.11
(ribu/µl)
5.07-9.07
(x103sel/µl)
Normal 10.52
EG 18.68
EDS 100mg/kgBB 11.08
EDS 200mg/kgBB 10.24
EDS 400mg/kgBB 10.18
Nilai Absolut Monosit
0.03-0.18
(ribu/µl)
0.05-0.44
(x103sel/µl)
Normal 0.39
EG 0.7
EDS 100mg/kgBB 0.47
EDS 200mg/kgBB 0.40
EDS 400mg/kgBB 0.37
Keterangan: * Giknis, M.L.A., C.B. Clifford. 2006, ** Thrall et al. 2004 Pembahasan
Pembuatan Ekstrak Daun Sukun
Pembuatan ekstrak etanol dilakukan dengan metode maserasi dengan menyari 300 gram
serbuk simplisia. Penyarian bertujuan untuk memisahkan senyawa pada simplisia.
Cairan penyari akan menembus dinding sel sehingga zat aktif dapat larut ke dalam
cairan penyari. Larutan dengan konsentrasi tinggi di dalam akan didesak keluar ke
konsentrasi rendah, dan proses ekstraksi akan terhenti bila telah terjadi keseimbangan di
dalam dan di luar sel.
Purifikasi Ekstrak
Ekstrak etanol pekat yang diperoleh kemudian difraksinasi menggunakan pelarut non
polar yaitu n-heksana dengan perbandingan 1:1. Fraksinasi dilakukan hingga fraksi n-
8 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
heksana berwarna bening (hampir mendekati warna n-heksana semula) yang
mengindikasikan bahwa semua senyawa non polar yang terkandung di dalam ekstrak
etanol sudah tertarik ke fraksi n-heksana. Dalam proses ekstraksi digunakan n-heksan
karena n-heksan cukup mampu menarik zat pengotor seperti klorofil, resin, gula dan
gum agar terbebas dari ekstrak.
Uji Total Flavonoid
Uji kuantitatif flavonoid total dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis untuk mengukur seberapa besar kandungan flavonoid yang terdapat pada
ekstrak etanol daun sukun, dimana Flavonoid mengandung sistem aromatis yang
terkonjugasi dan dapat menunjukkan pita serapan kuat pada daerah UV-Vis. Namun
secara umum, penentuan kadar total flavonoid pada suatu sampel tanaman didasarkan
atas pembentukan senyawa kompleks alumunium (Al-flavonoid), berupa larutan
berwarna kuning.
Pada pengujian Spektrofotometri UV-Vis digunakan larutan standar kuersetin.
Pengukuran absorban untuk penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada
panjang gelombang 340 nm. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa panjang
gelombang maksimum larutan standar kuersetin berada pada panjang gelombang 340
nm.
Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar flavonoid total pada etanol lebih besar
dibandingkan dengan n-heksan. Hal ini disebabkan karena pembuatan ekstraksi
dilakukan dengan purifikasi menggunakan pelarut n-heksan agar menghasilkan ekstrak
yang kaya dengan zat bioaktifnya. Purifikasi senyawa aktif seringkali terganggu dengan
adanya senyawa pigmen, karbohidrat, maupun resin. Klorofil merupakan senyawa
pigmen pengganggu pada bagian tanaman berwarna hijau, seperti pada daun sukun.
Pengukuran Kadar Oksalat
Kenaikan kadar oksalat pada tikus yang diinduksi etilen glikol dikarenakan
etilen glikol meningkatkan aktifitas enzim sintesis oksalat seperti Glycol Acyd Oxidase
(GAO) yang diproduksi di hati dan ginjal. Oksalat dalam kadar yang tinggi diketahui
menyebakan terjadinya apoptosis dan nekrosis sel epitel ginjal karena efek toksin yang
dikeluarkan mampu mengkorosifkan sel (Tsujihata et al, 2006) (Joshi, 2012). Kondisi
hiperoksaluria tersebut, menyebakan pengendapan kristal sehingga mengaktivasi
angiotensin II untuk menstimulus terbentuknya NADPH oksidase yang akan
menghasilkan Reactive Oxygen Spesies (ROS) sehingga muncul stress oksidatif yang
berpeluang melepas faktor pro apopptesis yang berasal dari depalorisasi mitokondria
menyebabkan apoptosis sehingga terjadi kerusakan sel (Deepika et al, 2013).
Pada penelitian terdahulu (Efendi , 2018) secara in vitro ekstrak daun sukun
memberikan efek dalam menurunkan kadar oksalat. Hal ini disebabkan tingginya
kandungan flavonoid dan kalium dalam ekstrak daun sukun, memungkinkan flavonoid
dan kalium untuk memutuskan ikatan antara kalsium dengan oksalat (dalam kalsium
oksalat) dan kalsium dengan karbonat (dalam kalsium karbonat).
Berdasarkan hasil uji LSD pada penurunan kadar oksalat terdapat perbedaan
yang signifikan pada kelompok normal dan etilen glikol dengan nilai signifikan
berdasarkan taraf kepercayaan 95% (<0,05) , hal ini dikarenakan pada kelompok etilen
glikol memiliki kadar oksalat yang tinggi dibanding kelompok normal. Kemudian pada
kelompok perlakuan normal dan EDS 400 menunjukan hasil yang berbeda signifikan
yaitu 0,00 artinya < 0,05 ini menunjukan terdapat perbedaan pada penurunan kadar
oksalat dan perbedaan ini secara statistik berbeda signifikan, padahal seharusnya
berbeda tetapi tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun
9 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
sukun dengan dosis 100mg/kgBB, 200mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dapat menurunkan
kadar oksalat tetapi tidak berbeda secara signifikan. Hal ini kemungkinan terjadi karena
lamanya simplisia atau dosis untuk penurunan kadar oksalat kurang tinggi.
Pengukuran Diferensiasi Leukosit
Total Leukosit
Kenaikan jumlah total leukosit dapat diperngaruhi oleh beberapa factor seperti
stres dan respon peradangan. Jumlah leukosit akan meningkat secara signifikan pada
tikus yang mengalami peradangan akibat hiperoksaluria yang dikarenakan terjadinya
deposisi CaOx, dan karena terjadinya stress. Kondisi stres ini terkait juga dengan
seberapa sering hewan tersebut di-handle. Pada kasus ini kelompok normal mengalami
peningkatan jumlah total leukosit meskipun tidak diinduksi oleh etilen glikol. Hal ini
dikarenakan tikus pada kelompok normal mengalami stress saat dihandling pada saat
perjalanan dan pembiusan. Hewan yang tidak pernah di handling untuk pemberian
perlakuan akan lebih stres daripada hewan yang sering dihandling sehingga pada tikus
kelompok normal terjadi kenaikan total leukosit ynag diakibatkan oleh stres. Sedangkan
rata-rata total leukosit pada kelompok perlakuan yang diberi ekstrak daun sukun
mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan kelompok hewan yang diinduksi
etilen glikol. Bahkan pada kelompok hewan yang diberi perlakuan dengan ekstrak daun
sukun dosis 400mg/kgBB hasil total leukositnya masuk dalam rentang normal. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun berpengaruh pada respon peradangan yang
dalam hal ini diakibatkan oleh keadaan hiperoksaluria kaena induksi etilen glikol.
Diferensiasi Leukosit
Kelompok yang mengalami neutrofilia dan monositosis adalah kelompok etilen
glikol dan EDS 100. Hal ini disebabkan karena pada kedua kelompok tersebut hewan
mengalami stress oksidatif dan inflamasi karena terjadi hiperoksaluria akibat
penginduksian etilen glikol. Selain itu juga kemungkinan terjadi stress saat perjalanan
dan saat proses handling.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianti, 2019. Pengaruh Ekstrak Daun Sukun Terhadap Kadar Kreatinin dan Blood
Urea Nitrogen Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Wistar yang
Diinduksi Etilen Glikol. Ungaran : Universitas Ngudi Waluyo.
Bacha, W . J. J. dan Bacha, L. M. 2000. Color Atlas of Veterinary Histology. 2nd
Ed.
Lippincott Williams & Wilkinss, Philadelphia.140. Bangash, K., Shigri, F., Jamal, A. & Anwar, K., 2011, Spectrum of Renal Stones
Composition; Chemical Analysis of Renal Stones, International Journal of
Pathology, 9 (2), 63-66
Ditjen POM. (2008). Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia :Jakarta.
.Effendy, D. L. P., Ginting, N., Nazliniwaty., Iksen., Kurniawan, E., Nerdy. 2018. In
Vitro Antinephrolitiasis Effect of Breadfruit Leaves Extract By Atomic
Absorption Spectrofotometry. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical
Research
Giknis, M.L.A., C.B. Clifford. 2006. Clinical Laboratory Parameters for Crl: WI
(Han) Rats . Wilmington: Charles River Laboratory
Kemenkes RI. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Pusat Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI : Jakarta
10 EFEK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) TERPURIFIKASI TERHADAP KADAR OKSALAT, DAN
DIFERENSIASI LEUKOSIT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR HIPEROKSALURIA YANG DIINDUKSI ETILEN GLIKOL
Khan SR. Hyperoxaluria-induced oxidative stress and antioxidants for renal
protection. Urol Res. 2005;33:349–357.
Kumar, S., A. K. P. (2013). Review Article: Chemistry and Biological Activities of
Flavonoids: An Overview. The Scientific world Journal.
Kusuma, E.B., K.H. Timotius dan L. Limantara. 1998. Ekstraksi, pemurnian dan
pengukuran konsentrasi b-karoten pada wortel(Daucus carota L.):Studi awal
pemanfaatan pigmen alami sebagai zat pewarna makanan. Prosiding Nasional
Teknologi Pangan & Gizi, Yogyakarta
Markham, K.R. 2006. Flavonoids. New York: Taylor & Francis Group.
Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI.
Shah, A.P., Shenal B. Patel, Kirti V. Patel, Tejal R. Gandhi. 2014. Effect of Citrus
Medica Linn. in Urolithiasis Induced by Ethylene Glycol Model. Iranion
Journal of Pharmacology & Therapeutics, (13):35-39.
Sherwood L. (2012). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (6th ed). Jakarta: EGC.
Stramer BM, Mori R, Martin P. The inflammation-fibrosis link? A Jekyll and Hyde role
for blood cells during wound repair. J Invest Dermatol. 2007; 127:1009–1017.
Tsujihata M. 2008. Mechanism of calcium oxalate renal stone formation and renal
tubular cell injury. International Journal of Urology
Thrall MA, Baker DC, Campbell TW, Denicola D, Fettman MJ, Lassen ED, Rebar A,
Weiser G. 2004. Veterinary Hematology and Clinical Chemistry. Maryland
(US): Lippincot Williams and Wilkins. hlm 106-107
Weiss DJ, Wardrop KJ. 2010. Schalm’s Veterinary Hematology. Ed ke-6. USA:
Blackwell Publishing Ltd.
Zein MSA. 1998. Karakteristik morfologi, gen dan nilai normal darah Cervus
timorensis [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Recommended