View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
Tesis Ini Telah Diuji
Pada Tanggal 28 April 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
Nomer: 1878/UN.14.4/HK/ 2016, Tertanggal 21 April 2016
Ketua : dr. Tjokorda Gde Dharmayuda, SpPD, KHOM
Sekretaris : Prof. Dr. dr. Gde Raka Widiana, Sp.PD, KGH
Anggota :
1. Dr I Made Bagiada, SpPD, KP
2. Dr dr Made Ratna Saraswati, SpPD, KEMD
3. Dr dr I Wayan Weta, MS, SpGK.
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan
yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini merupakan tugas akhir yang dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Program Magister, Program Studi Biomedik, Program Pascasarjana Universitas
Udayana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepadaProf. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD,
KEMD sebagai Rektor Universitas Udayana atas dorongan, semangat, bimbingan,
saran serta kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana, Prof. Dr.
dr. Putu Astawa, SpOT(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
yang telah memberikan ijin mengikuti program pascasarjana, Prof. Dr. dr. AA Raka
Sudewi, SpS(K) selaku Direktur Program Pascasarjana yang telah memberikan ijin
mengikuti program pascasarjana, Dr.dr. G.N. Indraguna Pinatih, MSc, SpGK Ketua
Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Biomedik Program Pascasarjana
Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti Program Magister pada Program Magister Pascasarjana Universitas
Udayana, dr. Anak Ayu Sri Saraswati, M.Kes, selaku Direktur RSUP Sanglah
Denpasar, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan
di bagian Ilmu Penyakit Dalam dan di RSUP Sanglah, Denpasar, Dr. dr. Ketut Suega,
SpPD, KHOM selaku Ketua Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas
Udayana/ RSUP Sanglah yang dengan sabar membimbing dan selalu menyemangati
penulis dalam proses pendidikan dokter spesialis-1 ilmu penyakit dalam, Prof. Dr. dr.
I Dewa Nyoman Wibawa, SpPD-KGEH selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyakit
Dalam FK Universitas Udayana yang dengan sabar membimbing dan selalu
menyemangati penulis dalam proses pendidikan dokter spesialis-1 ilmu penyakit
dalam.
iv
Terimakasih kami sampaikan kepada Kepala Panti Werdha Wana Seraya
Denpasar yang memberikan ijin melakukan penelitian dan memberikan bimbingan
dan semangat serta motivasi sehingga penelitian selesai tepat pada waktunya,
dr.Tjokorda Gde Dharmayuda, SpPD, KHOM sebagai pembimbing utama yang
dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran
dalam menyelesaikan tesis ini, Prof. Dr. dr. Gde Raka Widiana, SpPD, KGH selaku
pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat,
bimbingan dan saran kepada penulis, Prof. Dr. dr.I Made Bakta, SpPD, KHOM, yang
dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran
kepada penulis, dr I Made Bagiada, SpPD, KP, sebagai penguji yang dengan sabar
membimbing dan memotivasi penulis, Dr dr Made Ratna Saraswati, SpPD, KEMD,
sebagai penguji yang dengan sabar memberikan saran, motivasi dan dorongan kepada
penulis, Dr dr I Wayan Weta, MS, SpGK, yang telah memberikan masukan, saran dan
koreksi untuk perbaikan tesis ini sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini, Seluruh
Guru-guru penulis di Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unud atas pengajaran dan
didikan yang membentuk penulis menjadi dokter spesialis penyakit dalam yang baik
dan santun.
Terimakasih juga saya sampaikan kepadaAyah tercinta I Made Koper Astawa,
ibu tercinta Ni Ketut Sari, serta saudara - saudara saya I Wayan Diana, Ni Wayan
Sulastri, I Made Madurya, Ni Nyoman Astari, I Ketut Wardana, I Wayan Sudiartha
yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa sehingga tesis ini bisa selesai
dengan baik, Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh residen
dan teman seperjuangan Ilmu Penyakit Dalam FK Unud atas kerja sama yang baik,
bertanggung jawab dan harmonis, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis dalam setiap tahapan pendidikan ini.
Semua pihak yang telah membantu penelitian ini, Semoga Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang telah diberikan kepada
v
penulis. Kiranya penulis mendapat kekuatan dan selalu dalam karunia-Nya untuk
dapat mengamalkan semua ilmu yang diperoleh bagi sesama dengan benar pada jalan
dharma.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna.
Dengan sepenuh kerendahan hati penulis tetap memohon pentunjuk kearah perbaikan,
sehingga hasil yang tertuang dalam tesis ini nantinya dapat bermanfaat.
Denpasar, Oktober 2016
Penulis
I Made Riastana
vi
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KADAR SENG SERUM DAN JUMLAH SEL
NATURAL KILLER SERUM PADA LANJUT USIA
Infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan dan penyebab kematian
utama pada lansia di dunia. Penyakit infeksi biasanya disebabkan adanya penurunan
sistem imunitas. Penurunan sistem imunitas ini terutama terjadi akibat proses penuaan
serta adanya defisiensi zat gizi yang diperlukan dalam peningkatan sistem imunitas
tubuh, termasuk salah satunya mineral seng. Berbagai studi menunjukkan bahwa
status nutrisi makro dan mikro mempengaruhi imunitas baik imunitas adaptif maupun
innate. Sel natural killer (NK) merupakan salah satu sel efektor yang berperan dalam
sistem imun innate yang dipengaruhi mikronutrisi seperti seng. penelitian ini
mencoba mencari hubungan antara kadar seng serum dan jumlah natural killer serum
pada usia 60 th- 90 th.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian cross sectional untuk mencari
hubungan kadar seng serum dan jumlah NK serum pada usia 60 th-90 th di panti
sosial tresna wana seraya denpasar. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang,
Besarnya efek antara variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan dengan nilai
presisi interval kepercayaan 95%. Tingkat kemaknaan statistik digunakan nilai p <
0.05.
Dari 30 sampel, didapatkan rerata umur 75,6 + 9,0 tahun, dengan mayoritas
perempuan 24 orang (80%). Rerata kadar seng serum 63,8±7,4 Kadar seng yang
rendah (<60 ug/dl) sebanyak 30%, kadar seng yang normal (60-130 ug/dl) sebanyak
70% dan kadar seng yang tinggi (>130 ug/dl) tidak didapatkan. Rerata kadar NK sel
darah 400±182 Kadar NK sel yang rendah ( <90 sel/mm3) tidak didapatkan, kadar
NK sel yang normal (90-590 sel/mm3) sebanyak 43,3% dan kadar NK sel yang
tinggi ( >590 sel/mm3) sebanyak 13,3%. Dari hasil analisis dengan uji korelasi
Spearman tidak terdapat hubungan yang bermakna antara nilai kadar seng dengan
kadar Natural killer darah pada lanjut usia 60-90 tahun.
Peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
nilai kadar seng dengan kadar Natural killer darah pada lanjut usia 60-90 tahun.
Kata Kunci : Kadar seng, Jumlah sel NK, Lanjut usia.
vii
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN SERUM LEVELS OF ZINC AND NATURAL
KILLER CELLS SERUM IN ELDERLY
Infection is still a major health problem and the leading cause of death in the
elderly in the world. Infectious diseases are usually caused by a decrease in the
immune system. The decline of the immune system is especially true due to the aging
process as well as the deficiencies of nutrients needed in improving the immune
system, including the one mineral zinc. Various studies show that the status of macro
and micro nutrients affect immunity both adaptive and innate immunity. Natural killer
cells (NK) is one of the effector cells that play a role in the innate immune system is
influenced micronutrients such as zinc. This study tried to find the relationship
between serum zinc levels and the number of natural killer serum at 60 th- 90 th. The
study design was a cross sectional study to find the relationship of serum zinc levels
and the number of NK serum at 60 th-90 th in social institutions tresna wana while
Denpasar.
The sample in this study amounted to 30 people, magnitude of effect between
the independent variables and the dependent variable is expressed with precision
values 95% confidence interval. The level of statistical significance used the p-value
of < 0.05
Of the 30 samples, obtained mean age 75.6 ± 9.0 years, with the majority of
women 24 (80%). The mean serum zinc levels of 63.8 ± 7.4 zinc levels are low (<60
ug / dl) by 30%, zinc levels are normal (60-130 ug / dl) were 70% and zinc levels
were high (> 130 ug / dl) was not obtained. The mean levels of blood cells NK 400 ±
182 levels of NK cells is low (<90 cells / mm3) is not found, normal levels of NK
cells (90-590 cells / mm3) of 43.3% and high levels of NK cells (> 590 cells / mm3)
as much as 13.3%. From the analysis by Spearman correlation test there was no
significant relationship between the levels of zinc with Natural killer blood levels in
enderly patients 60-90 years old.
The researchers concluded that there is no significant relationship between the
levels of zinc with Natural killer blood levels in elderly patients 60-90 years old.
Keywords: zinc levels, NK cell count, enderly
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................... vi
ABSTRAK...................................................................................................... ix
ABSTRACT.................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1 Kadar seng dan respon imun pada lanjut usia ............................................. 9
2.1.1 Definisi Seng ...................................................................................... 9
2.1.2 Homeostasis seng ............................................................................... 9
2.1.3 Fungsi seng ……………………………………………………….... 11
2.1.3.1 Peranan seng pada system imun …………………………….. 11
ix
2.1.3.2 Peranan seng pada apoptosis .................................................... 14
2.1.3.3 Peranan seng sebagai antioksidan …………………………... 14
2.1.3.4 Seng sebagai kofaktor ensim……………………………….... 16
2.1.4 Penilaian status seng ......................................................................... 17
2.1.5 Kebutuhan seng dan bahan makanan sumber seng ........................... 17
2.2 Sel NK dan Mekanisme Kerjanya............................................................... 19
2.2.1 Definisi Sel NK .................................................................................. 19
2.2.2 Perkembangan Sel NK ....................................................................... 19
2.2.3 Subset Sel NK .................................................................................... 21
2.2.3.1 Sel NK CD56bright
.................................................................. 23
2.2.3.2 Sel NK CD56dim
..................................................................... 24
2.2.4 Reseptor Sel NK ................................................................................ 25
2.2.5 Mekanisme Kerja Sel NK .................................................................. 29
B A B III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32
3.2 Konsep ....................................................................................................... 33
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33
B A B IV METODE PENELITIAN ................................................................. 34
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................................. 34
4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ........................................................... 34
4.2.1 Populasi ........................................................................................... 34
4.2.2 Sampel............................................................................................. 34
4.2.2.1 Kriteria Inklusi .................................................................... 34
4.2.2.2 Kriteria Eksklusi ................................................................. 34
4.2.3 Besar Sampel .................................................................................. 35
x
4.3 Variabel Penelitian ...................................................................................... 36
4.3.1 Variabel Bebas ................................................................................ 36
4.3.2 Variabel Tergantung ....................................................................... 36
4.4 Definisi Operasional Variabel .................................................................... 36
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 38
4.6 Alur Penelitian ............................................................................................ 39
4.7 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 40
4.8 Analisis Data ............................................................................................... 40
BAB V Hasil Penelitian
5.1 Karakteristik Sample……………………………………………………… 42
5.2 Kadar Seng Serum………………………………………………………… 45
5.3 Jumlah Natural killer darah.……………………………………………….. 46
5.4 Jumlah Natural killer darah pada katagori umur………………………….. 47
5.5 Jumlah Natural killer darah menurut jenis kelamin……………………….. 48
5.6 Kadar seng serum menurut katagori umur………………………………….49
5.6 Kadar seng serum menurutjeniskelamin………………………………….. 50
5.7 Hubungan antar kadar seng darah dan jumlah Sel Natural killer serum…...51
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subjek penelitian…………………………………………….54
6.2 Hubungan Antara Kadar seng darah dengan jumlah Natural killer sel serum.57
6.3 Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….. 59
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan………………………………………………………………….... 61
7.2 Saran……………………………………………………………………….. 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Hubungan antara defisiensi seng dengan malnutrisi .................................…16
2.2 Perkembangan Sel NK ..............................................................................…20
2.3 Konsep PerkembanganSel NK CD56dim
...................................................… 21
2.4 Perbandingan Fenotip Antara CD56bright
dengan CD56dim
........................… 23
2.5 Aktivitas Reseptor-Reseptor Sel NK ........................................................… 26
2.6 Reseptor Sel NK dan Ligandnya...............................................................… 28
2.7 Teori Missing Self .....................................................................................…29
2.8 Mekanisme Kerja Sel NK ..........................................................................…30
3.2 Konsep Penelitian ......................................................................................…32
5.1. Katagori Kadar seng serum ( rendah, normal, tinggi)……………………….46
5.2. Katagori jumlah NK sel darah ( rendah, normal, tinggi ) …………………. 47
5.3 Jumlah NK sel darah pada katagori umur…………………………………...48
5.4 Jumlah Natural killer darah menurut jenis kelamin……………………….....49
5.5 Kadarseng serum menurut katogori umur…………………………………...50
5.6 Kadarseng serum menurut jenis kelamin………………………………….....51
5.7 Hubungan antara seng serum dan jumlah NK sel darah pada lansia 60-90th..52
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Kandungan seng pada sumber bahan makanan............................................. 18
4.1 Klasifikasi ambang batas IMT…………………………………………….. 37
5.1 Karakteristik klinik lansia 60-90 tahun (N=30)…………………………….43
5.2 Karakteristik klinik laboratorium lansia 60-90 tahun (N=30)……………...44
5.3 Karakteristik sub populasi limfosit lansia 60-90 tahun (N=30)………........ 45
5.4 Hubungan multivariate antara NK sel danVariabel ( Kadar seng serum, total sel
B, CD4, CD8, BMI, Asupan seng ) pada lansia 60-90
th……………………………………………………,,,,,,,…………………. 52
xiv
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN
ADCC : Antibody-Dependent Cellular Cytotoxicity
cAMP : AdenosinMonofosfatsiklik
CMI : Cell Mediaated Immunity
DNA : Deoxyribonucleic acid
CTLD : C-type Lectin-like Domain
cGMP : GuanosinMonofosfatsiklik
HPC : Hematopoetic Progenitor Cell
IL : Interleukin
ISK : InfeksiSaluranKencing
ISPA : InfeksiSaluranNapasAtas
ITAM : immunoreceptor Tyrosine-based Activation Motif
ITIM : Immunoreceptor Tyrosine-based Inhibitory Motif
KIR : Killer Immunoglobulin-like Receptor
LCR : Leucocyte Receptor Complex
MPE : Malnutrisi Protein Energi
MHC : Major Hystocompatibility Complex
NO : Nitrogen Oksida
NCR : Natural Cytotoxicity Receptor
NK : Natural Killer
NLR : Nucleotide Oligomerization domain- Like Receptor
PKC : Protein Kinase C
RNA : Rebonucleic acid
xv
RBP : Retinol Binding Protein
Sig A : Secretory Ig A
Th : T helper
TNF alpha : Tumor Necrosis Factor alpha
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearence)............................ 68
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian...................................................................... 71
Lampiran 3. Informed Consent ........................................................................73
Lampiran 4. Formulir Persetujuan Tertulis ......................................................75
Lampiran 5. Prosedur Pemeriksaan Kadar seng ...............................................76
Lampiran 6. Prosedur Pemeriksaan Jumlah Sel NK .........................................77
Lampiran 7. Kuesioner Penelitian .....................................................................79
Lampiran 8. Rencana Jadwal Penelitian……………………………………....81
Lampiran 9. Output Analisis Data SPSS……………………………………...82
xvii
B A B I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Populasi penduduk usia lanjut di dunia terus meningkat tanpa disadari, dengan
adanya kemajuan teknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan dan gizi yang
lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari sebelumnya khususnya di negara maju
sehingga usia harapan hidup meningkat dua kali lipat dari 45 tahun di tahun 1900
menjadi 80 tahun di tahun 2000 ( Abikusno N, et al, 1998)
Jumlah penduduk lanjut usia semakin lama semakin meningkat, jumlah lansia
di seluruh dunia saat ini diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (Nugroho, 2008).
Menurut (WHO, 2012) jumlah lansia yang berada di kawasan ASEAN meningkat
mencapai 142 juta orang pada tahun 2010. Jumlah penduduk lansia tahun 2010 di
Indonesia mencapai 23,992 juta jiwa.Usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas (Depsos, 2012).
Peningkatan jumlah lansia ini diikuti dengan peningkatan masalah kesehatan
pada lansia termasuk penyakit infeksi yang biasanya disebabkan adanya penurunan
sistem imunitas. Penurunan sistem imunitas ini terutama terjadi akibat proses penuaan
serta adanya defisiensi zat gizi yang diperlukan dalam peningkatan sistem imunitas
tubuh, termasuk salah satunya mineral seng (Prasad et al, 1993).
Asupan energi dan zat gizi yang tidakseimbang akan menggangggu sistem
kekebalan tubuh. Selanjutnya Chandra (1997) menyebutkan bahwa restriksi energi
akan menurunkan sitokin dan meningkatkan respon proliferasi sel T sedangkan
defisiensi protein akan menurunkan sirkulasi Ig G. Hal ini didukung oleh penelitian
Field etal. (2002) yang menyebutkan bahwa zat gizi makro berdampak kepada sistem
xviii
imun. Selain zat gizi makro menurut Chandra (1997) disebutkan pula bahwa zat gizi
mikro seperti besi dan seng mempengaruhi respon kekebalan tubuh. Apabila terjadi
defisiensi salah satu zat gizi mikro tersebut maka akan merusak sistem imun. Hal ini
didukung oleh pernyataan Nasution (2004) yang menyebutkan bahwa defisiensi seng
menyebabkan munculnya gangguan sistem imun. Rendahnya asupan zat gizi baik
makro maupun mikro terjadi ketika nafsu makan turun. Jika terjadi dalam jangka
waktu yang panjang maka akan menyebabkan hilangnya selera makan (anorexia).
Penelitian yang dilakukan oleh Marcos et al. (1997) menyebutkan bahwa pada pasien
anorexia nervosa yang banyak kehilangan asupan zat gizi makro terjadi gangguan
sistem imun humoralnya. Menurut Cason et al. (1999) dalam penelitian Marcos et al.
(1997) disebutkan bahwa kekurangan asupan zat gizi akan mengubah sistem
kekebalan tubuh.
Proses penuaan mengakibatkan perubahan anatomis dan fungsi organ yang
bertanggungjawab terhadap imunitas, diantaranya adalah kelenjar timus yang
mengalami atrofi. Akibat atrofi kelenjar timus, terjadi penurunan produksi hormon
Thymulin yang merupakan hormon spesifik kelenjar timus dan dibutuhkan untuk
proses diferensiasi dan pematangan sel T helper (Th1), menginduksi beberapa marker
pada sel T, meningkatkan fungsi sel T, termasuk sitotoksik alogenik dan produksi IL2
(Interleukin 2). Hormon thymulin membutuhkan seng sebagai ko-faktor untuk
melakukan aktivitas biologinya. Aktifitas hormon Thymulin diukur melalui serum
thymulin activity. Bila serum thymulin activity menurun, maka Th1 akan menurun,
sehingga terjadi penurunan sel CD4 baru. Selain itu penurunan thymulin juga
mengakibatkan penurunan aktivitas sel natural killer dan sel T sitolitik yang banyak
berperan untuk membunuh, bakteri dan sel tumor (Prasad, 2007).
xix
Secara umum pada lansia, sistem imun berbasis sel (cell- mediated immunity)
lebih menunjukkan penurunan dibandingkan dengan imunitas humoral. Kapasitas sel
limfosit T pada darah perifir untuk bermultiplikasi setelah ada rangsangan pada lansia
lebih rendah dibandingkan kelompok usia muda. Pada lansia dijumpai adanya
penurunan jumlah limfosit pada darah tepi seiring dengan bertambahnya umur. Pada
lansia yang sehat, penurunan hanya sekitar 10-15% dari jumlah limfosit normal.
Penuaan juga ditandai dengan penurunan sel Th1 subset (CD4). Jumlah CD4 ini
semakin rendah bila terjadi infeksi pada lansia (Lesourd, 1997).
Defisiensi seng sering terjadi pada lansia, dan biasanya disertai dengan
penurunan aktivitas thymulin dan produksi IL-2 yang rendah yang mengindikasikan
adanya atrofi kelenjar timus. Seng juga berperan dalam imunitas innate (tidak
spesifik) dan adaptive (spesifik). Seng berperan untuk menjaga supaya sel imun
innate seperti neutrofil, monosit, makrofag, sel natural killer serta sel imun adaptive
seperti sel limfosit T dan B bisa berfungsi normal (Haase et al., 2006).
Fungsi seng yang paling penting adalah berperan sebagai fungsi kekebalan
tubuh, yaitu fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B (Almatsier,
2005). Menurut Chandra (1997) seng sangat penting dalam pembentukan dan
integritas thymus serta untuk meningkatkan fungsi sel T.
Penyakit infeksi yang menyerang lansia masih cukup tinggi sebagai akibat
sistem imunitas pada lansia yang menurun, terutama imunitas berbasis sel. Data
kematian akibat infeksi pada lansia di Amerika Serikat bahwa angka kematian
pneumonia, sepsis dan meningitis bakterialis pada lansia sekitar 3 kali lebih tinggi
dibandingkan pada dewasa muda (Hadisaputro dan Martono, 2006). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di RSUP Kariadi pada tahun 1991-1994, penyakit infeksi
pada lansia yang terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
xx
(bronkopneumonia), Infeksi Saluran Kencing (ISK), sepsis dan gastroenteritis. Angka
kematian tertinggi pada lansia akibat infeksi disebabkan oleh sepsis dan
bronkopneumonia (Hadisaputro dan Martono, 2006).
Lansia yang tinggal di panti jompo atau panti sosial lebih rentan terkena
infeksi saluran pernafasan, terutama Infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh
influenza, parainfluenza, and respiratory syncytial viruses (Meydani et al., 2004).
Influensa termasuk dalam 4 (empat) penyebab penyakit infeksi tersering yang diderita
lansia di panti jompo, selain skabies, Clostridium difficile, and methicillin-resistant
Staphylococcus aureus (Mathei et al., 2007). Data penyakit infeksi di panti jompo di
Indonesia masih sulit didapatkan, tetapi diperkirakan bahwa infeksi saluran
pernafasan, gastroenteritis serta infeksi saluran kemih termasuk penyakit infeksi yang
sering diderita para lansia di panti werdha di Indonesia.
Respon imun terhadap infeksi dibagi menjadi dua yaitu sistem imun awal yang
sifatnya non spesifik (respon imun innate) dan respon imun yang sifatnya spesifik
(respon imun adaptif). Pada proses infeksi, respon imun innate memegang peranan
penting karena merupakan pertahanan awal melawan infeksi dan juga menentukan
respon imun adaptif selanjutnya. Pada kondisi di mana terjadi defek pada salah satu
komponen sistem imun innate, tubuh akan menjadi sangat rentan terhadap infeksi
walaupun respon imun adaptifnya bekerja dengan sempurna (Murphy, 2011).
Sel natural killer (NK) merupakan salah satu sel efektor yang berperan dalam
sistem imun innate. Sel ini bekerja pada sel mikroba target tanpa membutuhkan
proses adaptasi terlebih dahulu. Selain itu, sel NK juga menghasilkan berbagai
sitokin-sitokin inflamasi yang berperan dalam proses imun awal (Kumar V, 2010).
Pemeriksaan hitung jumlah sel NK merupakan salah satu paramater yang dapat
diukur.
xxi
Selain asupan zat gizi makro dan mikro, status gizi juga mempengaruhi status
imunitasnya. Menurut Chandra (1997) kurang energi protein (KEP) berat akan
menurunkan sistem imun humoral. Hal ini didukung oleh penelitian Field et al. (2002)
yang menyebutkan bahwa sebagian besar penyebab imunodefisiensi adalah adanya
malnutrisi protein energi (MPE) atau KEP.
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar seng mempengaruhi
jumlah CD4 dan pemberian suplemen seng bisa meningkatkan imunitas, sehingga
mengurangi frekuensi kejadian dan durasi infeksi saluran pernafasan dan diare
(Prasad et al., 2007).
Studi oleh Ravaglia G, et al. (2000) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
banyak usia lanjut baik laki- laki maupun perempuan mengalami penurunan kadar
seng dalam serum Sebanyak 52% laki-laki dan 41% perempuan usia lanjut berusia
>90 tahun mengalami defisiensi seng, dan tidak terdapat perbedaan prevalensi
defisiensi seng yang bermakna antara usia lanjut laki-laki dan perempuan. Hasil
penelitian menunjukkan penyebaran sel NK (CD 16+ dan CD56+) pada usia lanjut
laki-laki dan perempuan juga tidak berbeda. Penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa sel NK pada usia lanjut sehat berusia >90tahun berhubungan dengan kadar
seng dalam serum.
Usia memberikan pengaruh terhadap sistem imunitas tubuh. Penuaan
berkaitkan dengan sejumlah besar perubahan fungsi imunitas tubuh, terutama
penurunan Cell Mediated Immunity (CMI) atau imunitas yang diperantarai sel.
Kemampuan imunitas kelompok lanjut usia menurun sesuai peningkatan usia
termasuk kecepatan respons imun melawan infeksi penyakit ( Fatmah, 2006 ).
xxii
Penelitian terdahulu telah meneliti hubungan antara kadar seng denganjumlah
sel NK pada usia sangat tua yaitu umur > 90 tahun. Namun pada pada usia 60 -90
tahun hubungan kadar seng dengan jumlah NK belum diketahui, maka penelitian ini
mencobameneliti hubungan tersebut pada pasien lanjut usia 60 - 90 tahunyang tinggal
di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka disusun rumusan masalah, yaitu:
1. Berapakah prevalensi kadar seng rendah padalanjut usia yang tinggal di panti
sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.
2. Berapakah prevalensi jumlah sel natural killer rendah pada pasien lanjut
usiayang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.
3.Apakah ada hubungan antara kadar seng dengan jumlah sel natural killer pada
pasien lanjut usia yang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya
Denpasar.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi kadar seng
rendah, prevalensi jumlah NK sel rendah dan hubungan antara kadar seng dengan
jumlah NK sel darah pada usia 60- 90 tahun.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
(a) Mengetahui prevalensi kadar seng rendah pada pasien lanjut usia yang tinggal
di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.
xxiii
(b) Mengetahui prevalensi jumlah sel natural killer rendah pada pasien lanjut
usiayang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.
(c) Mengetahui hubungan antara kadar seng dengan jumlah sel natural killer darah
pada pasien lanjut usia yang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya
Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademik
Dengan mengetahui adanya hubungan antarakadar seng dan jumlah sel
natural killerdarah akan memberi sumbangan pengetahuan yang berkaitan
dengan peranan seng pada peningkatan sel NK.
2. Manfaat praktis
Bagi usia lanjut dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan
asupan makanan yang banyak mengandung seng dan bagi dokter dapat
dijadikan pertimbangan untuk memberikan suplementasi seng pada usia lanjut.
Recommended