Upload
khodijah-alatas
View
224
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
semoga bisa membantu, diambil dari beberapa sumber seperti sherwood, silverthorn serta webasite-website di internet. mohon diperbaiki kesalahannya. semoga membantu
Citation preview
ð
LATIHAN UJIAN AKHIR BIOMEDIK
KHODIJAH ALATAS PEMBAHASAN DARI BEBERAPA SUMBER INTERNET DAN EBOOK
MOHON DIPERBAIKI JIKA ADA KESALAHAN
1. Reseptor yang mendeteksi osmolar itas (osmoreseptor)
cairan tubuh terdapat dalam pembuluh darah (F, Pelajari
tentang osmoreseptorà
a. Osmoreseptor adalah sensor khusus yang
mendeteksi perubahan kecil pada osmolalitas cairan
melalui osmoreseptor yang terlihat pada rasa haus
dan diuresis melalui ginjal. Sebagai contoh
osmolalitas plasma meningkat, rasa haus timbul dan
konsumsi air meningkat. Sebagai tambahan,
hipotalamus terstimulasi untuk mensekresi
vasopresin, yang meningkatkan reabsorbsi air pada
ginjal. Secara bersamaan, dua mekanisme ini mengembalikan
osmolalitas plasma menjadi norma)
b. Baroreseptor mengatur volume sebagai respon pada
perubahan tekanan dan sirkulasivolume melalui
tekanan sensor yang khusus yang terletak pada
lengkung aorta dan sinus karotis.Respon baroreseptor baik
neural, melalui simpatis dan parasimpatis, dan hormonal termasuk
renin-angiotensin, aldosteron, atrial-
natriuretic peptide,dan renal prostaglandin.
Hasil bersih dari perubahan jumlah Na+ginjal dan
reabsorbsi air sebagai respon untuk memperbaiki volume menjadi
normal
2. Inflamasi terjadi setelah makrofag sampai ke lokasi
kerusakan jaringan (F)
3. Proses ekspirasi bersifat aktif (Fà
a. Ekspirasi Pasif ( Normal )
Pada saat otot interkostal eksternal mengalami
relaksasi atau melemas, posisi sangkar iga yang
tadinya terangkat menjadi turun. Ketika paru
mengalami recoil, tekanan intra-alveolus meningkat
sebesar 1 mm Hg diatas tekanan atmosfer menjadi
761 mm Hg . Jumlah molekul udara yang berada
pada saat volume paru membesar sekarang menjadi
termampatkan ke volume yang lebih kecil dari
sebelumnya dan mulai meninggalkan paru menuruni
gradien dari tinggi ke rendah atau dari tekanan intra-
alveolus ke tekanan atmosfer yang lebih rendah dan
terhenti saat tekanan intra-alveolus setara kembali
dengan tekanan atmosfer .
b. Ekspirasi Aktif
Ekspirasi aktif berguna untuk mengkosongkan paru
secara tuntas dan cepat , contohnya adalah
pernafasan saat olahraga dimana tekanan intra-
alveolus harus lebih ditingkatkan di atas tekanan
atmosfer. Untuk mengurangi volume rongga thoraks
dan paru, maka kontraksi otot-otot ekspirasi seperti
otot dinding abdomen lebih ditingkatkan. Pada saat
kontraksi otot dinding abdomen juga terjadi
peningkatan tekanan intra abdomen yang
menimbulkan gaya ke atas pada diafragma,
mendorong semakin ke atas ke dalam rongga thoraks
dari posisi lemasnya sehingga ukuran vertikal
ronggga thoraks menjadi semakin kecil2. Kontraksi
otot interkostal internal mengakitbatkan iga tertarik
turun sehingga mendatarkan dinding dada dan
volume thoraks semakin berkurang, volume
4. Respons imun humoral merupakan peran sel limfosit T (F,
Humoral berkaitan dengan serum (cairan). Sel limfosit B
yang berperan, sel limfosit T berperan pada imunitas
seluler)
5. Urin yg di produksi oleh ginjal akan dialirkan ke vesika
urinaria at kantung kemih melalui ureter (T)
6. Meningkatnya konsumsi garam natrium dapat meningkatkan
volume cairan ekstrasel (T, Natrium meningkatkan
tekanan osmotic--à air mengikuti natrium)
7. Tekanan darah arteri dapat meningkat bila volume darah
arteri meningkat.( T, Tekanan darah merupakan tekanan
cairan darah pada dinding pembuluh darah,
peningkatan volume meningkatan tekanan hidrostatik
cairan darah. à
BP=CO x RP
CO= SVxHR
Factor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu
• Volume total di pembuluh darah
Semakin besar volume pembuluh darah, cenderung
untuk meningkatkan tekanan darah. Jika volume
darah berkurang lebih dari 10%, tekanan darah akan
turun.
• Resistensi vaskular (Vascular resistance)
Vascular resistance adalah perlawanan pembuluh
darah karena adanya gesekan antara dinding
pembuluh darah dengan darah yang mengalir.
Semakin tinggi resistensinya, tekanan darah akan
meningkat. Sebaliknya, semakin kecil resistensinua,
tekanana darah akan menurun. Resistensi vaskular
dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu
o Ukuran lumen pembuluh darah
Semakin kecil ukuran dari lumen, semakin
besar tingkat resistensinya.
o Kekentalan darah
Semakin kental darah, resistensi akan
semakin besar. Sebaliknya, semakin encer
darah, resistensi akan menurun.
o Panjang dari pembuluh darah
Semakin panjang pembuluh darah, resistensi
akan semakin besar.
§ Cardiac Output Output kardia (Cardiac
output/CO ) merupakan volume darah yang
dipompakan dariventrikel kiri ke aorta atau dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis setiap menit.
Output kardia sama dengan stroke volume, volume
darah yang dipompakan ventrikel setiap kontraksi
dikali dengan heart rate, detak jantung per menit.
Cara lain mengitung output kardia adalah dengan membagi
rerata tekanan arteri (mean arterial pressure/MAP) dengan
resistensi (R). Rerata tekanan arteri (mean arterial pressure)
adalah rata-rata tekanan darah di pembuluh nadi (arteri).
Rerata tekanan arteri diperkirakan dengan rumus : MAP =
diastol + 1/3(Sistol-diastol)
CO = MAP : R. Maka MAP = CO x R. Dari rumus diatas
didapat, apabila resistensi tetap dan output kardia meningkat,
maka
Sebaliknya, apabila resistensi tetap dan output kardia
menurun, maka rerata tekanan arteri menurun.
8. Pada sel-sel yang bersebelahan, komunikasi antar sel dapat
berlangsung melalui komunikasi secara listrik atau secara
kimiawi (T,
a. Komunikasi langsung adalah komunikasi antarsel
yang sangat berdekatan dan melakukan kontak.
b. Komunikasi lokal (intrinsik) adalah komunikasi
yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi
dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin)
atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
c. Komunikasi jarak jauh (ekstrinsik) adalah
komunikasi antarsel yang mempunyai jarak cukup
jauh, sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau
dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon)
yang dialirkan melalui darah.
9. Dalam keadaan normal, glukosa selalu terdapat dalam cairan
filtrat glomerulus, tetapi tidak terdapat dalam urin. (T,
Glukosa dapat meliwati membran filtrasi glomerulus,
namun direabsorbsi secara sempurna (jika transport
maksimum tidak terlampaui))
10. Curah jantung (cardiac output) adalah volume darah ynag
dipompakan oleh jantung dalam satu kontraksi (sistol
ventrikel). (F, Curah jantung dihitung berdasarkan
frekuensi jantung/menit.)
Potensial pasca sinaps inhibitorik (IPSP) terjadi bila ikatan
neurotransmiter dan reseptor di pasca sinaps menghasilkan
pembukaan ion K (T, Bila neurotransmiter ditangkap oleh
reseptor di membran post sinaps maka
akan terjadi :
1. Peningkatan permeabilitas Na+ à terjadi Potensial Eksitasi Post Sinaps
(PEPS) àbila tercapai titik letup maka terjadi potensial aksiàimpuls
2. Peningkatan permeabilitas Cl- àterjadi Potesial Inhibisi Post Sinaps (PIPS))
11. Proses adaptasi terhadap perubahan lingkungan, dimulai
dengan adanya perubahan permeabilitas membran sel saraf
(reseptor) terhadap ion tertentu oleh stimulus.( T,Rangsang
dari lingkungan pada sel saraf dapat membuka kanal ion
berpintu.)
12. Sistem imun spesifik dan non-spesifik melibatkan proses
inflamasi( T, Inflamasi merupakan respons imun awal.
Inflamasi merupakan respon pertahanan non-spesifik.
Symptom inflamasi terdiri atas nyeri, panas, bengkak dan
kemerahan. Inflamasi terdiri atas 3 tahap respon, yaitu: ·
Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
Vasodilatasi adalah peningkatan diameter arteriol dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah menyebabkan
material yang sebelumnya tidak tembuh pembuluh darah
menjadi tembus pembuluh darah. Substansi terkait
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas antara lain:
1) Histamin: disekresikan oleh mast cells, basofil, neutrofil dan makrofag ke daerah yang terluka.
2) Kinin: menyebabkan terjadinya vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas dan berfungsi sebagai agen kemotaktis bagi fagosit.
3) Prostaglandin: disekresikan oleh sel rusak, berfungsi untuk mengintensifkan efek dari histamin dan kinin, dan menstimulasi emigrasi fagosit melalui dinding kapiler.
4) Leukotrienes: diproduksi oleh basofil dan mast cells, berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas, berperan dalam perlekatan fagosit ke pathogen, dan berperan sebagai agen
kemotaktis.
5) Complement: berfungsi menstimulasi sekresi histamin, menarik neutrofil melalui kemotaksis, menginisiasi komponen yang dapat menghancurkan fagosit.
Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah menghasilkan terbentuknya 3 buah symptom inflamasi, yaitu panas, kemerahan (eritema), dan pembengkakan (edema).
· Perpindahan fagosit dari pembuluh darah ke cairan interstistial. Satu jam setelah proses inflamasi mulai, darah mulai terakumulasi dan menyebabkan neutrofil menempel pada permukaan dalam endothelium pembuluh darah. Neutrofil kemudian berpindah melalui dinding pembuluh darah menuju daerah yang rusak, dan proses ini disebut sebagai emigrasi, dan tergantung pada kemotaksis. Neutrofil berperan untuk menghancurkan mikroba dengan cara melakukan fagositosis. Setelah neutrofil, monosit turutekerja dengan cara bertransformasi menjadi makrofag yang berfungsi untuk menambahkan jumlah makrofag yang telah ada sebelumnya. Makrofag dan jaringan rusak yang telah mati kemudian membentuk kantung yang disebut pus.
· Perbaikan jaringan
13. Arus balik vena ke atrium kanan sanagt dipengaruhi oleh
posisi tubuh (T, Pada sistem vena aliran darah tidak
mempunyai daya dorong aktif (dalam sistem arteri ada
pompa jantung), bandingkan juga komponan otot pada
dinding vena dan arteri)
14. Difusi gas O2 antara alveoli dan kapiler paru ditentukan oleh
perbedaan tekanan parsial O2 (PO2) alveoli dan tekanan
parsial CO2 (PCO2) di kapiler paru. (F, Diffusi gas
berkaitan hanya dengan perbedaan konsentrasi gas itu
sendiri.)
15. Efek langsung kerjasama sistem tubuh dalam proses
homeostasis adalah terkendalinya cairan intraseluler.
(F,Terkendalinya cairan ekstraselà semua cairan akan
melewati ekstrasel terlebih dahulu)
16. Ginjal berperan dalam pengaturan pH cairan tubuh melalui
kerja bufer/dapar bikarbonat. Fosfat dan amonia.(T,Fakta
jelas)
17. Tekanan onkotik di kapiler glomerulus (tekanan koloid
osmotik) merupakan tekanan yang dapat mendorong
terjadinya proses filtrasi di glomerulus ginjal (F,Tekanan
onkotik akan adalah tekanan yang terjadi oleh adanya
protein dalam cairan, dan menyebabkan tekanan
osmotik yang tinggi .)
18. Surfaktan dapat mencegah kolapsnya alveolus. (Tà
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar
yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka
minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan
campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah
bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan
permukaan cairan,( menegangkan permukaan alveolusà
tidak terjadi kolaps) sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda
molekulnya)
19. Tekanan darah diastolik terutama ditentukan oleh kekuatan
kontraksi jantung.(T,Oleh tahanan perifer yang dihasilkan
oleh pembuluh darah (gesekan antara darah dan dinding
pembuluh darah))
20. Refleks otonom adalah refelks yang efektornya organ
viseral(T, Lihat berbagai macam klasifikasi reflex)
Macam-macam Gerak Refleks
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang
belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks
cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial
(melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot
lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi
pupil dan denyut jantung).
Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang)
Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu
memediasi sejumlah refleks, somatik dan autonomik. Dasar
morfologis refleks saraf umumnya disebut arkus refleks,
yang dalam bentuknya yang paling sederhana tersusun atas:
o reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus;
o penghantar aferen, yang membawa impuls ke “pusat
refleks” (Penghantar aferen adalah serabut sensorik
aferen, yang kebanyakan mempunyai badan sel
diganglion spinal atau kranial);
o “Pusat refleks”, tempat pesan aferen dari reseptor
berkumpul dengan impuls aferen dari reseptor
lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain, yang
mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari
reseptor;
o penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju
ke efektor;efektor, yang menghasilkan reaksi, yang
mungkin adalah otot,
o kelenjar atau vasa darah, atau mungkin melibatkan
beberapa komponen itu.
Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks,
misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor;
sampai yang paling sederhana.Salah satu jenis dari refleks
spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang
responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling
poten adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan
anggota badan (withdrawal reflex). Pada refleks lain ada
ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor
reflex yang mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada
lagi refleks yang lebih kompleks, misalnya scratch reflex.
Semua refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot,
dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung
pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus,
intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara
bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat
kompleks. Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi
satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks
elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch
refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang
secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap tubuh yang
benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan,
baik itu karena daya dari luar atau disebabkan karena gerak
yang dilakukan oleh organisme.
Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri
atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil
berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan
otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan, medula
oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai
pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak
refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Refleks Superficial
Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh
stimulasi kutan. Refleks ini membutuhkan lengkung refleks korda
dan jalur kortikospinal. Contoh dari refleks superficial adalah:
Refleks dinding perut : goresan dinding perut daerah epigastrik,
supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke
medial. Respon : kontraksi dinding perut
Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas
ke bawah. Respon : elevasi testes ipsilateral.
Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon :
gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral
Refleks Visceral
Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom
karena sering melibatkan organ internal tubuh. Beberapa refleks
visceral, seperti urinasi dan defekasi, merupakan refleks spinal yang
bisa terjadi tanpa input dari otak. Meskipun begitu, refleks spinal
juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory signal dari
otak yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih
tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar dengan kesadaran
atau bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan
adanya orang lain (sindrom bashful bladder).
Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di
hipotalamus, thalamus dan batang otak. Daerah ini berisi pusat
koordinasi yang dibutuhkan untuk menjaga homeostatis seperti
detak jantung, tekanan darah, nafas, makan, keseimbangan air dan
menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti salivating,
muntah, bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi
stimulus emosional ke respon visceral. Sistem Limbic, yang
merupakan tempat operasi primitif seperti sex, takut, marah, agresif
dan lapar, disebut sebagai “visceral brain” karena pengaruhnya
dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel rambut yang
tertarik saat seseorang merasa takut.
Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya
satu sinapsis di CNS di antara neuron sensorik dan
preganglion saraf otonom serta sinaps tambahan di ganglion,
antara neuron preganglionic dan postganglionic.[ps]
21. Pembentukan urin diawali dengan proses filtrasi di
glomerulus.(T,Darah yang melalu kapiler glomerulus
akan mengalami filtrasi dan cairan filtrat masuk ke
kapsula Bowman.--> filtrassi-reabsorpsi-augmentasi)
22. Katup jantung dapat terbuka dan tertutup karena katup
jantung mengandung otot polos yang dapat berkontraksi.(F,
Katup bekerja pasif, berdasarkan perbedaan tekanan
dalam 2 ruang yang dibatasinya.)
23. Respetor untuk caraka pertama yang hidrofilik terdapat di
sitoplasma sel target.(F,Di membran sel)
24. Proses homeostasis berlangsung melalui proses transduksi
sinyal (signal transduction) baik secara kimiawi maupun
secara listrik(T,Proses listrik terjadi pada jalur refleks
saraf, sedangkan proses kimiawi terjadi baik pada
lengkung refleks saraf (pada sinaps) maupun hormon.)
25. Proses homeostasis selalu menggunakan lengkung
refleks.(T,Prosesnya berupa stimulus-respons.)
26. Komposisi dan volume urin di kandung kemih (vesika
urinaria) adalah sama dengan komposisi dan volume cairan
hasil filtrasi di glomerulus.(F,Sepanjang perjalanan
sepanjang tubulus ginjal, filtrat glomerulus dapat
mengalami pengurangan komponen (reabsorbsi) dan
atau penambahan komponen (sekresi))
27. Orifisium uretrae interna terletak di ujung gland penis(F)
28. Hormon aldosteron dapat meningkatkan volume cairan
tubuh melalui peningkatan reabsorbsi natrium di tubulus
ginjal .(T,Pelajari secara garis besar tentang hormon
aldosteron dalam kaitannya dengan reabsorbsi natrium
di ginjal)
29. Meningkatnya kadar CO2 dalam darah akan menurunkan
frekuensi pernafasan(F,CO2 dapat dapat bereaksi dengan
air dan menghasilkan ion H yang merangsang pusat
pernafasan.)
30. Pembentukan potensial aksi pada akson penting untuk
memicu terjadinya proses kimiawi di
sinaps.(T,Neurotransmiter dilepaskan jika ada potensial
aksi di akson.)
31. Pada sinaps yang konvergen, dapat terjadi sumasi ruang.(T,
Satu neuron dapat memberi sinaps padabanyak
neuron=divergen
Satu neuron dapat menerima banyak sinaps=konvergen
32. Bila kita berada dalam posisi berdiri tanpa bergerak, tekanan
darah sistemik dapat menurun.(T,Karena arus balik vena
menurun, volume diastolik menurun, curah jantung
menurun, volume darah dalam pembuluh menurun.)
33. Sel limfosit bertanggungjawab dalam terbentuknya imunitas
dapatan (acquired immunity)(T,Imunitas dapatan
merupakan imunitas yang dibangun setelah lahir. Apa
akibatnya bila sistem imun tidak berkembang?)
34. Penurunan pH darah akibat aktivitas fisik disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan oksigen.(F,Hal ini berkaitan
dengan produksi CO2.)
35. Peningkatan frekuensi pernapasan dapat meningkatkan pH
cairan tubuh (T,Terjadi pembuangan CO2.)
36. Peningkatan aktivitas saraf simpatis akan menurunkan
frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot
jantung(F,Yang terjadi adalah peningkatan)
37. Proses maturasi sel-sel sistem imun di kelenjar thymus
bertujuan untuk pengenalan self-antigen(T, Agar dapat
membedakan self dan non-self (antigen asing))
38. Proses refleks yang melibatkan banyak sinaps akan
mempunyai waktu refleks yang lebih lambat dibandingkan
dengan yang hanya melibatkan sedikit sibnaps.(T, Karena
pada sinaps terjadi proses kimiawi.)
39. Menurunnya volume cairan tubuh dapat memicu sekresi
hormon ADH( T,Pelajari perangsangan sekresi ADH dan
mekanisme kerjanya)
40. Dalam proses homeostasis umpan balik negatif berperan
untuk meningkatkan respons terhadap rangsang(
F,Berperan untuk menghentikan respons.)
41. sel saraf dapat membentuk impuls atau potensial aksi, karena
sel saraf mempunyai kanal ion Na berpintu
listrik.(T,Potensial aksi terjadi melalui umpan balik
posistif dalam siklus Hodgkin.)
42. Satuan fungsional ginjal adalah glomerulus.( F,Satuan
fungsional ginjal adalah nefron yang terdiri atas
glomerulus, kapsula Bowman dan tubulus-tubulus.)
43. Cabang arcus aorta yang mendarahi daerah kepala adalah
arteri carotis communis(T)
44. Proses komunikasi antar sel-sel dalam suatu lengkung
refleks dapat berlangsung melalui proses listrik maupun
proses kimiawi.(T,Lengkung refleks dapat berupa
rangkaian sel saraf, atau rangkaian saraf dan sistem
hormon.)
45. Perubahan yang terjadi di lingkungan kita (internal dan
external environment), dideteksi oleh sistem
hormon.(F,Yang dapat mentransduksi rangsang dari
lingkungan adalah sistem saraf, karena sel saraf
mempunyai kanal ion berpintu.)
46. Masuknya udara ke paru (alveolus) pada saat inspirasi terjadi
oleh adanya peningkatan volume rongga toraks(T,Kontraksi
otot diafragma meningkatkan volume rongga toraks.
P1V1 = P2V2)
47. Dalam suatu lengkung refleks saraf, kegiatan listrik yang
terjadi di reseptor berupa potensial berjenjang.(T,Pelajari
mekanismenya)
48. Mulai dari pembuluh arteri sampai ke pembuluh kapiler,
tekanan darah akan semakin menurun.(T,
49. Reaksi penggumpalan (aglutinasi) yang dapat terjadi pada
transfusi darah adalah akibat terbentuknya antibodi dalam
serum resipien (penerima darah)yang menggumpalkan sel
darah erah donor.(T, Interaksi antigen-antibodi, terdiri dari 4
buah tahapan yaitu:
o Fiksasi komplemen: terjadi jika bagian molekul antibodi mengikat molekul komplemen. Fungsi fiksasi komplemen adalah mencegah kerusakan akibat toksin dan mikroorganisme. Efek fiksasi komplemen antara lain: Opsonisasi: partikel antigen diselubungi antibodi yang memfasilitasi proses fagositosis. Produk protein berlekuk dari komplemen bereaksi dengan reseptor khusus neutrofil dan makrofag, sehingga meningkatkan fagositosis.
o Sitolisis: faktor-faktor komplemen menyebabkan dinding sel hancur, dan isi sel keluar.
o Inflamasi
• Netralisasi: antibodi menutup sisi toksik antigen menjadikannya tidak berbahaya.
• Aglutinasi: penggumpalan. • Presipitasi: terjadi hubungan silang molekul antigen,
sehingga kompleks antigen-antibodi tidak dapat larut dan berpresipitasi.
50. Pada daerah nasopharynx terdapat tuba eustachius yang
menghubungkan saluran pernafasan dengan liang telinga
dalam(T)
51. Aliran vena dari seluruh tubuh akan kembali ke atrium kanan
melalui vena pulmonalis (F)
52. Pembentukan antibodi oleh tubuh hanya terjadi pada proses
imunitas aktif (T) Jenis imunitas:
o Imunitas aktif: didapat jika tubuh merespon dengan memproduksi sendiri antibodinya. Alami: terjadi jika antibodi diproduksi oleh tubuh yang bersangkutan sebagai respon terhadap pajanan antigen, dapat bersifat sementara maupun seumur hidup.
o Buatan (terinduksi): jika proses pembentukan antibodi diinduksi oleh adanya pathogen yang telah dilemahkan (vaksin).
• Imunitas pasif: didapat jika antibodi diperoleh dari individu lain.
o Alami: antibodi didapat dari ibu yang dialirkan melalui plasenta.
o Buatan: antibodi diperoleh dari hewan atau organisme lain yang telah terpapar antigen tertentu sebelumnya.
53. Bagian dinding rongga toraks yang bertanggungjawab untuk
mencegah kolapsnya paru adalah pleura viseralis.(
F,Rongga pleura yang bertekanan negatif dan
mengandung selapis titpis cairan, dapat menjaga paru
tetap melekat pada dinding rongga dada.)
54. Caraka ke-dua (second messenger) adalah reseptor untuk
caraka pertama (first messenger)(F,Caraka ke-dua
merupakan efek dari ikatan caraka pertama dengan
reseptor sel target dan mengantarai respons sel target.)