View
56
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
==Klasifikasi Piper betle (Sirih).
1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 2. Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 3. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 4. Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 5. Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 6. Sub Kelas: Magnoliidae 7. Ordo: Piperales 8. Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
9. Genus: Piper
10. Spesies: Piper betle L.
Nama umum
1. Indonesia: Sirih
2. Pilipina: Ikmo
Deskripsi Piper betle (Sirih).
1. Perawakan : Memanjat, berakar
2. Batang : Beruas nyata
3. Akar : Melekat pipih
4. Daun Tunggal, bertangkai
5. Bunga : Majemuk untai
6. Buah : Ujung bebas, gundul
DAUN SEMBUNGNama Indonesia : Sembung / sembung manis, sembung legi, rumput tahi-babi. Sedangkan nama Lokal : Sembung, sembung utan (Sunda); sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk; sembung mingsa, sembung langu, sembung lelet (Jawa); Kamandhin (Madura); Sembung (Bali), capo (Sumatera), Afoat (Timor), Ampampau, capo, Madikapu; Ai na xiang (China), Wild heliotrope(English),Baccharis salvia Lour.; Conyza balsamifera L.; Pluchea balsamifera (L.) Less; sembung, capa (Melayu); sebung, sembung utan (Sunda), sembung gantung,sembung gula, dai bi, dai ngai (Thailand); ngai champora (Inggris), sembung langu (Jawa), capa (Melayu) dan sembung mingsa, sembung legi (Jawa), apompase, mandikapu (Ternate), Sinonim : = Baccharis salvia Lour. = Conyza balsamifera (L= Pluchea balsamifera L) Less.
Tumbuhan asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tahan pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer (kapur barus) dan agak langu. Daun tunggal, di bagian bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2 - 3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi atau bergigi, permukaan daun bagian atas berambut agak kasar sedang bagian berambut rapat dan halus seperti beludru. Pertulangan daun menyirip, panjang 8 - 40 cm, lebar 2 - 20 cm.
Bunganya bergerombol pada ujung batang dan berwarna kuning. Buahnya sedikit melengkung dengan panjang 1 mm. Daun pada tanaman ini mengandung minyak atsiri, antara lain sineol dan borneol, kapur barus / kamper damar dan zat samak (tanin). Buah kotak bentuk silindris, beriga 8 - 10, panjang 1 mm, berambut. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar.
Tanaman sembung (Blumea balsamifera D. C) Klasifikasi : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dycotiledonae Sub kelas : AsteridaeBangsa : Asterales Suku : Asteraceae (Cornpositae)
Marga : Blumeae Jenis : Blumeae balsamifera (L.) DC Family :.Asteraceae.
Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah, namun sangatlah manjur untuk dijadikan obat tradisionil terutama dalam bentuk jamu. Daun sembung berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringan (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astrigen, tonikum dan obat batuk. Cara pengolahannya pun sangat sederhana, namun untuk mendapatkan daun tersebut lumayan sulit karena tumbuh hanya satu pohon dan bukan herba yang merambat, tidak begitu banyak ranting yang tumbuh sehingga jika daunnya di petik maka harus menunggu tumbuhnya daun berikutnya.
Tumbuhnya pun agak susah karena hanya bisa tumbuh dari persemaian jika bunganya sudah menjadi kering. Penyebarannya secara spora dengan bantuan angin. terdapat kandungan senyawa minyak atsiri 0,1 - 0,5%, Ngai-kamfer. Senyawa utama yang terdapat dalam minyak atsiri mengandung 1-borneol atau Ngaikamfer atau leuderol 1-borneol berupa hablur yang bentuknya kadang-kadang kecil yaitu dengan titik lebur 203 – 204 derajad Celcius
Pada senyawa tersebut ditemukan xautuksilin atau brevitolin (C10 H12 O4) berupa hablur danberupa lembaran (dalam etanol). Menurut catatan (Laporan tahun 1895 Sland Plantentuin), setelah diisolasi dari 139 kg daun sembung diperoleh 122 ml minyak atsiri. Kandungan : Sembung mengandung minyak atsiri (ngai kamfer), borneol, sineol, limonene, asam palmitat, myristin, dimetiletil klorasetofenon, tannin, pirokatekin, dan glikosida.(anonym, 2003).
Metabolit aktif lain dari daun sembung yaitu, seskuiterpen dalam bentuk ester, flavonoid, ichtyothereol asetat, cryptomeredio, lutein, dan beta karoten. (Osaki dkk, 2005; Nessa dkk, 2005; Ragasa dkk, 2005) Kegunaan di masyarakat : Daun sembung dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk mengobati reumatik sendi, persendian sakit setelah melahirkan, nyeri haid, datang haid tidak teratur, influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronchitis, perut kembung, diare, perut mules, sariawan, nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner, dan, kencing manis.
KepelStelechocarpus burahol (Bl.)Hook.F.& Th
SinonimUvaria burahol Blume
Nama umumIndonesia: Kepel, kecindul, simpol, cindul (Jawa), burahol, turalak (Sunda)Inggris: Kepel (Keppel) Apple Kepel
KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Magnoliidae Ordo: Magnoliales Famili: Annonaceae Genus: Stelechocarpus Spesies: Stelechocarpus burahol (Bl.)Hook.F.& Th
DeskripsiTumbuhan berbentuk pohon, tinggi +/- 12 m. Akar tungang, warna putih kotor. Batang tegak, bulat, berkayu, percabangan monopodial, warna coklat Daun tunggal, lonjong, panjang 8-20 cm, pangkal meruncing, halus, pertulangan bawah menonjol, mengkilat, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, tersebar di batang dan cabang, tangkai silindris, panjang + 4 cm, benang sari dan putik halus, kuning. Buah buni, bulat, kulit kasar, diameter + 5 cm, coklat. Perbanyaan dengan biji.
KHASIAT KAYU PUTIH (Meialeuca leucadendra L.) SEBAGAI TANAMAN OBAT HERBALKhasiat Kayu Putih (Meialeuca Leucadendra L.) Sebagai
Tanaman Obat Herbal
Gambar 1. Tanaman Kayu Putih (Herbal, 2011)
Klasifikasi (Wikipedia, 2009):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca leucadendronL.
Tanaman ini oleh orang Indonesia, dikenal sebagai
tumbuhan kayu putih,Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura),
inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru
galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren,
sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono (Haruku),
ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng
(China). Dimana ekstrak daunnya bisa digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan minyak kayu putih yang berkashiat
untuk obat masuk angin, dll (Herbal, 2011).
Ø MORFOLOGI
Tanaman kayu putih yang tingginya bisa mencapai 10 meter
ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut (Felisia,
2007):
1. Batang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas,
bercabang, warna kuning kecoklatan. pohon kayu putih
mempunyai tinggi berkisar antara 10-20 m, kulit batangnya
berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan
permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan.
2. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal
runcing,pada bagian tepi rata, permukaan
berbulu,pertulangan sejajar, warna hijau. Daunnya agak
tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian
daun berbentuk jorong atau lanset, dengan panjang 4,5-15 cm,
lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata dan
tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun
berambut, warnahijau kelabu sampai hijau kecoklatan (Ayu,
2011).
3. Bunga majamuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5
helai, warna putih, bunga berbentuk seperti lonceng, kepala
putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan
4. Buah berbentuk kotak, beruang 3, tiap ruang terdapat
banyak biji, panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat
muda sampai coklat tua.
ANATOMI
Kulit pohon terdalam terdiri dari floem sekunder, yang hanya
bertahan selama setahun. Tipe meristem lateral kedua,
disebut kambium gabus, berkembang pada beberapa sel dari
floem dan dari sel gabus. Sel gabus menekan floem tingkat
kedua ke luar batang, dimana akhirnya mereka rusak,
terkoyak, dan mengelupas. Semua jaringan terluar dari
kambium gabus menegakkan kulit terluar, termasuk floem
dan sel gabus. Gabus berkembang selama tahun pertama
pada beberapa pohon, menjadi biji atau batang. Pada bagian
terluar batang, periderm atau epidermis, harus membesar
dan tumbuh untuk menyesuaikan dengan ukuran diameter
batang. Kambium gabus memproduksi tipe sel tunggal, sel
gabus. Dinding sel tipis. Kulit pohon yang halus mempunyai
banyak pori, disebut lentisel, yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran udara.
Susunan daun isolateral. Epidermis atas dan bawah terdiri
dari 1 lapis sel pipih, pada penampang tangensial berbentuk
polygonal, dinding samping lurus, kutikula agak tebal.
Stomata tipe anomositik, terdapat pada kedua epidermis.
Rambut penutup berbentuk kerucut ramping, terdiri dari 1
sel berdinding tebal. Jaringan palisade terdiri dari 2 lapis
sel, terdapat pada kedua sisi daun, mengandung hablur
kalsium oksalat berbentuk prisma. Jaringan bungakarang
terdapat di antara jaringan palisade, terdiri dari 4-5 lapis sel.
Pada mesofil terdapat kelenjar minyak lisigen berisi minyak
atsiri berwarna kekuningan. Pada tulang daun terdapat
berkas pembuluh bikolateral, di sekitarnya terdapat serabut
sklerenkim dan serabut harblur berisi harblur kalsium
oksalat berbentuk prisma, serabut sklerenkim berlignin
(Felisia, 2007).
Ø KANDUNGAN KIMIA
Daunnya mengandung minyak atsiri yang terdiri dari sineol
50%-65%, Alfa-terpineol, Alfa-pineria, carvacrol, valeraldehida,
benzaldehida, limoncna, dan melaleucin (Thomas,
1992). Sedangkan buahnya mengandung tannin (Soedibyo,
1995).Kulit pohon tanaman ini mengandung lignin dan melaleucin
(Iptek, 2011). Melaleuca cajuputi berkhasiat sebagai
analgesik, diaforetik, desinfektan, ekspektoran, dan
antispasmodic (Soedibyo, 1995).
MANFAAT KAYU PUTIH
Hampir semua bagian tanaman ini (kulit batang, daun, ranting, dan
buah kayu putih) dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara empiric,
daun kayu putih berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan
menghilangkan nyeri (analgetika), radang usus, diare, reumatik,
asma, radang kulit eczema, insomnia, dan sakit kepala. Daun
dimanfaatkan untuk keperluan sendiri yang dengan sangat
sederhanayaitu dengan disuling. Minyak atsiri, dapat dipergunakan
terhadap radang cabang tenggorokan (dihirup). Seduhan dari daun-
daun dapat diminum seperti teh sebagai penghilang kepenatan.
Daun kayu putih yang direbus dapat digunakan sebagai obat sakit
perut, rematik, nyeri pada tulang dan saraf (neuralgia), radang,
usus, diare, batuk, demam, sakit kepaladan sakit gigi atau
dimanfaatkan sebagai obat luar untuk radang kulit akzema
dansakit kulit karena alergi. Dalam penggunaannya, kulit batang
kayu putih dapat dicampur dengan ramuan lain. Misalnya untuk
obat luka benanah, kulit kayu putih dapatdicampur dengan sedikit
jahe dan asem jawa lalu ditumbuk halus yang
kemudianditempelkan pada bagian yang luka. Ramuan tersebut
akan membersihkan lukadan menghisap nanah yang terdapat pada
luka (Atsiri, 2011).
Kayu putih bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan setelah
dilakukan penyulingan dan nantinya akan menghasilkan minyak
atsiri. Manfaat lain kayu putih sebagai kesehatan adalah (Ayu,
2011):
1. Anti Septic dan Bakteri : Minyak kayu putih ini sangat efisien
dalam menanggulangi infeksi dari kuman, virus dan jamur,
seperti tetanus, influenza dan penyakit-penyakit menular lainnya
seperti kolera, tipus dan sebagainya. Sebagai obat luar
digunakan untuk luka yang disebabkan besi yang berkarat agar
terlindung dari tetanus.
2. Insektisida dan Vermifuge : Minyak kayu putih sangat efisien
dalam berkendaraan jauh agat tidak masuk angin dan
membunuh serangga. Aroma yang kuat sehingga bisa ditambah
cairan lain kemudian dimasukan ke semprotan dan digunakan
untuk mengusir nyamuk dan serangga lainnya.
3. Decongestant dan Expetorant : Kayu putih dapat
dimanfaatkan untuk mengobatan gangguan pada hidung dan
tenggorokan, organ pernapasan lainnya dan batuk serta infeksi
lain yang menyebabkan radang tenggorokan dan bronchitis.
4. Kosmetik dan Tonik : bermanfaat untuk menghaluskan dan
dan mencerahkan kulit dan bebas dari infeksi sehingga banyak
dipergunakan untuk kosmetik, dapat mencegah infeksi pada kulit
tersebut maka dipergunakan jugu sebagai tonik (pelindung).
5. Perangsang dan Sudororific : Bermanfaat merangsang saraf-
saraf pada tubuh, memberikan efek pemanasan dan
mempelancar sirkulasi pengeluaran sehingga dapat membantu
toksin dikeluarkan daru tubuh melalui saluran pengeluaran.
6. Analgesik : bermanfaat mengurangi rasa sakit seperti sakit gigi,
sakit kepala, sakit pada persendian, otot , pilek, demam dan lain-
lain.
7. Panas : bermanfaat untuk mengurangi demam yang disebabkan
karena terjadinya infeksi dengan mengelurkannya melalui
keringat sehingga bisa mendinginkan suhu tubuh.
8. Udara : bermanfaat untuk mengeluarkan angin bagi penderita
yang masuk angin, mencegah masuk angin serta membantu
mengeluarkan angin yang ada dalam perut melalui saluran
pembuangan.
9. Anti Sakit Saraf : bermanfaat untuk mengatasi sakit sarat di
sekitar daerah mulut termasuk tenggorokan, telinga, amandel,
pangkal hidung, hulu tenggorokan dan sekitarnya. Sakit parah
akibat konpresi di sekitar tenggorokan yang disebabkan makan
premen, makanan, banyak tertawa dan berteriak.
Purnajiwa/Pronojiwo (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Euchresta
Spesies: Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn
Pronojiwo atau lebih dikenal dengan bahasa indonesia Pronojiwo
adalah salah satu jenis tanaman obat yang dapat ditemukan di
pegunungan tengger. Tanaman obat banyak ditemukan di
pegunungan tengger, misalnya sintok, slompretan, dan purwaceng.
Tetapi pronojiwo merupakan obat tradisional yang paling dicari
oleh masyarakat tengger. Hal ini karena pronojiwo mempunyai
khasiat yang luar biasa bagi semua penyakit. Selain itu juga
pronojiwo mempunyai kekuatan misterius seperti yang sering
disebutkan oleh para responden.
Menurut Haji Amin sebagai salah satu petuah desa yang ikut dalam
pendirian desa Ranupani yang merupakan salah satu desa tengger
mengatakan bahwa Pronojiwo merupakan obat mujarab bagi semua
jenis penyakit. Tumbuhan pronojiwo sangat sulit untuk ditemukan
di hutan. Hal ini karena tumbuhan tersebut mempunyai tempat
tumbuh yang khusus. Buah pronojiwo ketika sudah matang atau
berwarna hitam seperti pada gambar diatas hendaknya segera
dipetik dan disimpan. Hal ini karena apabila buah tersebut sudah
jatuh ke tanah maka buah tersebut akan hilang dengan sendirinya,
dan tidak akan ditemukan kembali. Menurut Abah Amin,
pengobatan penyakit secara tradisional dapat dilakukan dengan
cara memanggang buah pronojiwo setengah matang, kemudian
dimasukkan dalam gelas yang sudah berisi air, maka air tersebut
siap untuk dikonsumsi. Biji yang telah dipergunakan dapat
disimpan kembali untuk digunakan kembali ketika dibutuhkan.
Berdasarkan Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2006 dijelaskan bahwa Tumbuhan Pronojiwo
mempunyai ciri-ciri:
Habitus : Perdu, tinggi 1-2 m.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial,
permukaan berbintik- bintik, hijau.
Daun : Majemuk, menyirip berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung
meruncing, pangkal tumpuf, panjang 12-14cm, lebar 5-7 cm,
pertulangan menyirip, halus, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ketiakdaun, bertangkai
silindris, kelopak berbagi, lima helai, hijau, benang sari silindris,
putih, kepala putik bulat, kuning, mahkota parang 1,5-2 cm, putih.
Buah : Polong, panjang 1,5-2 cm, lebar ± 1 cm,hitam.
Biji : Bentuk ginjal, coklat muda.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Biji Euchresta horsfieldii berkhasiat sebagai obat batuk darah,
untuk penguat syahwat dan pelancar air seni.
(http://warintek.ristek.go.id/)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan I G. Tirta et al. : Studi
Fenologi dan Senyawa Kimia Pronojiwo (Kebun Raya Eka Karya
Bali – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diketahui bahwa hasil
analisis kimia menunjukkan bahwa dari 40 senyawa kimia yang
ditemukan, senyawa Kaur-16-ene tertinggi terdapat di akar
(51,29%) dan batang (36,13%). Selanjutnya senyawa asam palmitat
ditemukan pada akar (16,07%), batang (34,79%), daun (23,55%),
kulit biji (13,79%), dan biji (36,13%). Hasil analisis dari 8 senyawa
di Laboratorium UNUD, diketahui kandungan Vitamin C tertinggi
terdapat pada kulit biji (2.254,32 mg/100 g) dan Antioksidan
tertinggi ditemukan pada daun (126,94 ppm).
Recommended