View
107
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
poltekkes tasikmalaya
Citation preview
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN TAHAP I
A. Data Umum Keluarga
1. Nama Keluarga : Keluarga Tn. Z
2. Alamat: Jl. Muncangsari Rw. 04 Rt. 03, Kel. Gn.Gede Kota Tasikmalaya
3. Komposisi keluarga :
No NamaJenis
kelaminHub. Umur Pekerjaan Pendidikan Agama
1
2
3
4
5
6
Tn. Z
Ny. O
Ny. C
Tn. A
Ny. N
Nn. D
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Suami
(Kepala
keluarga)
Istri
Anak
Anak
Menantu
anak
55 th
53 th
35 th
32 th
29 th
24 th
Kepala
Sekolah
SMUN 7
Ibu rumah
tangga
Guru SMP
Perawat
(kontrak)
Ibu rumah
tangga
Mahasiswa
S1
SMP
S1
D3
SMA
Mahasiswa
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
13
14
Genogram Keluarga Tn.Z
53 th 55 th
32th 35th 22th 29 th
4. Tipe Keluarga :
Keluarga ini termasuk pada keluarga dengan tipe keluarga besar (extended
Family) yaitu keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri dan anak-
anak kandung, juga ditambah dari anggota keluarga lainnya. Pada keluarga
Tn.Z, ada tambahan anggota keluarga yaitu menantu dari istri anaknya.
Rumah Tn.Z ditempati oleh Tn.Z, istri, dua orang anaknya, dan menantu
15
dari anaknya yang kedua. Sedangkan anaknya yang pertama sudah
menikah dan mandiri memiliki rumah sendiri.
5. Suku Bangsa : Indonesia Keturunan Sunda.
Berdasarkan pengkajian dalam keluarga ini, ternyata terdapat budaya yang
berkaitan dengan masalah kesehatan yaitu kegemaran mengkonsumsi
makanan asin dan sambel terasi.
6. Agama : Islam.
Kegiatan keagamaan Tn.Z dan Ny.O yaitu aktif menjadi pengurus mesjid
di lingkungannya, dan ritual keagamaan di keluarga yaitu mereka kadang-
kadang melakukan shalat berjamaah di rumah.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.Z sebagai kepala keluarga berpenghasilan Rp.2.500.000/bulan. Dari
hasil pengkajian Ny.O mengatakan bahwa setiap bulan masih dapat
menabung. Barang-barang yang dimiliki keluarga tersebut antara lain TV,
lemari es, mesin cuci, motor, dan mobil.
8. Aktivitas-Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tn Z dan Ny.O sering menghabiskan waktu luang mereka dengan
menonton TV bersama, berkebun dan mengurus ikan peliharaan mereka,
begitu juga dengan anak-anak mereka yang terkadang ikut membantu.
Mereka tidak memiliki tempat rekreasi khusus dan tidak menjadwalkan
rekreasi khusus. Terakhir kali mereka sekeluarga pergi berekreasi ke
Pantai Pangandaran sekitar 3 bulan yang lalu. Saat liburan mereka juga
sering berkunjung ke keluarga lain terutama anak Tn.Z yang tinggal di
garut.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
9. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu tahap ke-6; Tahap keluarga
dengan anak meninggalkan keluarga (family as launching center). Adapun
tugas perkembangan keluarga dengan anak meninggalkan keluarga (family
as launching) diantaranya ;
a. Mempersiapkan diri untuk ditinggalkan anak-anak
16
Dalam kasus ini, Tn.Z dan Ny.O perlu menyesuaikan diri mereka
setelah ditinggal oleh salah seorang anaknya dan perlu mempersiapkan
diri untuk ditinggalkan oleh semua anak-anaknya. Ny.O
mengungkapkan bahwa dirinya merasa berat, cemas, dan takut untuk
melepaskan anak pindah dari rumahnya.
b. Pada tahap ini, setelah keluarga membantu anak yang tertua dalam
melepaskan diri untuk hidup mandiri, Tn.Z dan istrinya juga perlu
membantu anak mereka yang kedua dan ketiga agar mandiri, dalam
kasus ini adalah anak kedua sudah menikah tetapi masih serumah
dengan Tn.Z. dan yang bungsu Nn.D masih kuliah (22 tahun). Tn.Z
dan Ny.O mengungkapkan bahwa anaknya yang kedua dan
menantunya masih serumah dengan mereka, sudah satu tahun sejak
menikah.
c. Mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dengan anak-anak sebagai
orang dewasa. Dalam kasus ini, ketiga anak Tn.Z sudah memasuki usia
dewasa dan sudah mulai memiliki kemandirian, sehingga pola
komunikasi dengan mereka perlu disesuaikan dengan usianya masing-
masing.
d. Meningkatkan hubungan suami istri.
Dalam kasus ini, Tn.Z dan Ny.O pada akhirnya harus mengatur
kembali hubungan mereka, untuk berhubungan satu sama lain sebagai
pasangan menikah daripada hanya sebagai orang tua.
e. Mempersiapkan diri untuk menjadi mertua, kakek dan nenek yang
baik.
Dalam kasus ini, Tn.Z dan Ny.O perlu menyesuaikan diri dengan
kedatangan anggota keluarga baru mereka, selain menantu juga cucu
Tn.Z dan Ny.O dari anak pertama dan kedua mereka.
f. Agar tahap ini menjadi lengkap dan dilalui sampai selesai, maka anak-
anak mereka harus mandiri, sementara anak-anak tetap menjaga ikatan
dengan orang tua.
17
10. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :
Keluarga merasa masih belum mampu untuk mendorong dan mendukung
anaknya yang kedua untuk hidup mandiri dan memiliki rumah sendiri.
Masalah ekonomi dan komunikasi antara orang tua dan menantu sering
menjadi penghambat dalam hubungan orang tua-anak.
11. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a. Riwayat penyakit keturunan :
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ada riwayat hipertensi pada
orang tua Tn.Z. Tn.Z mengatakan bahawa ia pernah diperiksa di
Puskesmas dan tekanan darahnya juga tinggi. Dari hasil pengkajian,
keluarga menyatakan tidak tahu bagaimana cara mengontrol tekanan
darah, supaya kembali normal.
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini :
Tn.Z : hingga saat ini mengatakan kadang-kadang ia mudah lelah,
sakit kelapa dan waktu diperiksa ke puskesmas tekanan darahnya
tinggi.
Ny.O : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
Tn.A : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
Ny.N : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
Nn.D : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan
Sumber pelayanan kesehatan : Puskesmas
c. Perhatian terhadap pencegahan penyakit : sanitasi lingkungan dijaga
dengan baik, seperti rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumah
mereka, berusaha memakan makanan yang sehat, bersih, dan bergizi.
Tetapi ada juga pola makan keluarga yang kurang sehat bagi kondisi
Tn.Z dan Ny.O yaitu masih senang makan ikan asin dan sambal terasi.
12. Riwayat Kesehatan Sebelumnya :
Tn.Z pernah dirawat di Rumah sakit karena diduga terkena demam
berdarah, sedangkan keluarga yang lain tidak pernah dirawat di rumah
sakit karena penyakit yang serius.
18
C. Pengkajian Lingkungan
13. Karakteristik Rumah:
Sebuah rumah permanen milik pribadi, memiliki pagar besi dengan jumlah
ruangan 9, yaitu 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang
makan menyatu dengan ruang dapur, 2 kamar mandi dan 1 mushola.
Setiap ruangan memilki jendela yang sering dibuka saat siang hari.
Keluarga sering berkumpul di ruang keluarga. Keadaan rumah terlihat
memadai dan perabot rumah yang cukup lengkap dan tertata baik. Sumber
air minum yang digunakan adalah air PAM. Lingkungan fisik disekitar
rumah terlihat bersih, karena terdapat budaya kerja bakti setiap dua
minggu sekali
Gambar Denah Rumah
9
Skala; 1: 300
Ket:
= Pekarangan rumah
1 = Ruang Tamu
2 = Kamar
3 = Mushola
4 = Dapur dan ruang makan
5 = Kamar mandi
6 = Ruang keluarga
6
1
6
3
2
2
2
5
5
4
Halaman depan dan gerasi mobil
19
14. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :
Tn.Z tinggal di pinggiran Kota Tasikmalaya, dimana lingkungannya relatif
masih bebas dari polusi udara, tetapi kadang masyarakat belum menyadari
akan kebersihan lingkungannya. Pembuangan sampah dan limbah rumah
tangga masih belum teratur. Di sekitar rumah keluarga Tn.Z dikelilingi
oleh tetangga dengan usia produktif. Keluarga Tn.Z juga dikenal oleh
masyarakat sebagai keluarga yang terpelajar, panutan dan menjadi contoh
tetangganya. Secara umum keluarga Tn.Z dapat hidup dengan baik dan
saling memperhatikan dengan tetangga terdekatnya.
15. Mobilitas Geografis Keluarga :
Sejak menikah sampai sekarang, keluarga Tn.Z sudah tiga kali pindah
rumah, tetapi masih dalam kota yang sama dan karakteristik daerah serta
kebiasaan masyarakatnya relatif tidak berbeda sehingga keluarga Tn.Z
tidak terlalu sulit untuk beradaptasi. Tn.Z juga sering pergi ke luar kota
dalam rangka tugas dari kantornya.
16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Tn.Z dan Ny.O aktif dalam kegiatan mesjid. Setiap satu bulan sekali
mengikuti arisan dan pengajian di lingkungan mereka. Nn.D sebagai
seorang mahasiswa menjadi aktivis di kampusnya. Selain itu antar
keluarga juga sering saling menggunjungi satu sama lainnya.
17. Sistem Pendukung Keluarga
Orang tua Ny.O dan Tn.Z, anak, adik dan sanak saudara keluarga Tn.Z dan
Ny.O terkadang mengunjungi keluarga Tn.Z. Selain itu, keluarga Tn.Z
dekat dengan tetangga mereka. Mereka sering berkumpul, berdiskusi
mengenai masalah mereka baik masalah fisik maupun psikologis dan
saling memberikan dukungan. Kalau ada tetangga sakit, saling
mengunjungi. Kegiatan gotong royong masih bisa dipertahankan,
misalnya; mengurus jenazah sampai tahlilan. Dan juga ada dana bergulir
dari kas DKM dan RW yang bisa dipinjam warga setempat.
20
D. Struktur Keluarga
18. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah komunikasi terbuka,
dimana setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat. Tetapi
dalam kegiatannya belum semua masalah keluarga terkomunikasikan
dengan baik. Terutama setelah ada menantu (Ny.N), sering muncul
masalah keluarga yang kurang dikomunikasikan dengan Tn.Z. dan Ny.O.
Keluarga Tn.Z sudah menerapkan komunikasi terbuka tetapi belum
mencerminkan komunikasi yang efektif.
19. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn.Z saling menghargai satu sama lain, saling membantu dalam
mengatasi masalah keluarga. Apabila ada masalah, Ny.O selalu
mendiskusikan dengan suaminya. Orang tua, anak, adik dan sanak saudara
keluarga Tn.Z dan Ny.O saling mengunjungi atau bersilaturahmi, terutama
jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Ditambah lagi ada sumber
daya keluarga yang secara profesi berkecimpung dalam kesehatan yaitu
Tn.A (perawat).
20. Struktur peran
a. Peran formal :
- Tn.Z : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,
membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan
kemandirian.
- Ny.O : istri dan ibu rumah tangga, mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan keluarga, dan membesarkan anak-anaknya.
- Tn.A : anak kedua Tn.Z, sudah menikah, berperan dalam mencari
nafkah, suami dan ikut bertangguang jawab pada keluarga.
- Ny.N : istri dari Tn.A dan menantu dalam keluarga Tn.Z, berperan
dalam mempertahankan komunikasi, memfasilitasi kontak,
pertukaran pada benda dan jasa serta memonitor hubungan dengan
keluarga besarnya.
21
- Nn.D : anak bungsu Tn.Z dan belum menikah, berperan sebagai
anak usia dewasa yang ikut mempertahankan kekuatan struktur
keluarga.
b. Peran informal :
- Tn.Z : berperan sebagai motivator bagi keluarga.
- Ny.O: seorang yang tunduk dan patuh kepada suaminya,
bertanggung jawab pada kehidupan rumah tangga dan sebagai
penyeimbang dalam keluarga.
- Tn.A : anak kedua Tn.Z yang berperan dalam kompromi dalam
keperluan keluarga.
- Ny.N : istri dan pengikut dari suaminya, Tn.A.
- Nn.D : Anak bungsu yang aktif, berani dan pengikut setia dalam
keluarga.
21. Nilai atau Norma Keluarga :
Keluarga Tn.Z menerapkan aturan dan ketentuan-ketentuan sesuai dengan
ajaran agama islam dan mengharapkan semua anaknya menjadi anak yang
taat dalam menjalankan agam. Dalam keluarga diterapkan perilaku hidup
bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
menggunakan sabun dan air mengalir atau tidak menggunakan kobokan.
Dan Tn.Z menekankan pada semua anak-anaknya untuk tidak merokok,
karena Tn.Z yakin bahwa rokok itu haram dan tidak sesuai dengan
kesehatan. Keluarga Tn.Z mengungkapkan bahwa kesehatan itu penting,
dan mereka selain mempunyai asuransi kesehatan (PNS), juga
menyisihkan sedikit tabungannya untuk biaya kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
22. Fungsi Afektif
Perasaan memiliki dan dimiliki, kehangatan, menghargai antar anggota
keluarga Tn.Z sangat kuat. Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lain sangat baik. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka saling
22
memabantu, atau jika kesulitan dana maka anggota keluarga lain saling
membantu sesuai dengan kemampuannya.
23. Fungsi Sosialisasi
Interaksi atau hubungan dalam keluarga Tn.Z baik. Disiplin diterapkan
dalam kehidupan keluarga dan mematuhi serta menghormati norma dan
budaya keluarga. Keluarga Tn.Z menjadi panutan bagi tetangganya. Tetapi
ada juga keluhan dari Ny.O mengenai menantunya yang tinggal serumah,
dirasakan belum bisa seperti anak-anaknya yang lain.
24. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.Z menyadari bahwa kesehatan itu penting, tetapi kurang
mengetahui konsep sehat dan sakit dalam keluarga. Keluarga tidak
melakukan check up kesehatan secara rutin, masih ada pola perilaku
konsumsi makanan yang tidak sehat bagi usia Tn.Z dan Ny.O.
F. Stress dan Koping Keluarga
25. Stressor Jangka Pendek dan Panjang serta Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn.Z menyatakan bahwa menantunya belum bisa sepenuhnya
beradaptasi dengan keluarganya. Sudah mencapai satu tahun tinggal
bersama keluarga Tn.Z, dan kadang salah persepsi dalam berkomunikasi,
sehingga sering menimbulkan masalah sosialisasi dalam keluarga besar.
26. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Situasi/Stresor
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama Tn.Z.,
termasuk masalah yang bersumber dari menantu Tn.Z yang tinggal
serumah. Apabila perlu nasihan dari yang lain, biasanya Tn.Z datang ke
rumah orang tuanya.
27. Strategi Koping yang digunakan
Jika ada masalah dengan anak-anaknya, Tn.Z dan Ny.O selalu mencari
informasi yang lengkap, terbuka, Tn.Z kadang berhumor, menggunakan
kekuatan ikatan keluarga, minta nasehat orang tuanya dan mencari juga
dukungan spiritual.
23
28. Strategi Adaptasi Disfungsional
Sedangkan Ny.O menyatakan bahwa menantunya jika ada masalah dalam
keluarga besar, terutama dalam pembagian peran keluarga, Ny.N sering
menghindar, berdiam diri dalam kamar, mencari dukungan suaminya atau
mengkambinghitamkan yang lain. Ny.N ingin pindah rumah dan
mempunyai rumah sendiri, tetapi kondisi ekonomi suaminya yang masih
belum mendukung.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Pemeriksaan
FisikTn. Z Ny. O Tn. A Ny. N Nn. D
Kepala Rambut
besih,
mulai
beruban
Rambut
besih,
mulai
beruban
Rambut
bersih,
hitam
Rambut
bersih,
hitam
Rambut
bersih,
hitam
Tanda Vital N : 75
RR : 25
S : 37
TD:
160/95
N : 78
RR : 20
S : 37
TD:
135/90
N : 80
RR : 20
S : 37
TD:
130/80
N : 85
RR : 22
S : 37,2
TD:
110/70
N : 70
RR : 20
S : 37,4
TD:
120/80
BB dan TB BB: 80 Kg
TB: 165
cm
BB: 75 Kg
TB: 155
cm
BB: 74 Kg
TB: 170
cm
BB: 56 Kg
TB: 160
cm
BB: 65 Kg
TB: 165
cm
Mata Tidak
anemis
Tidak
anemis
Tidak
anemis
Tidak
anemis,
agak
sembab.
Tidak
anemis
Hidung Tidak
bersekret
Tidak
bersekret
Tidak
bersekret
Tidak
bersekret
Tidak
bersekret
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
24
lembab,
menelan
tidak sulit
lembab,
menelan
tidak sulit
lembab,
menelan
tidak sulit
lembab,
menelan
tidak sulit
lembab,
menelan
tidak sulit
Leher Tidak ada
benjolan,
dan
kelenjar
limfe tidak
membesar
Tidak ada
benjolan,
dan
kelenjar
limfe tidak
membesar
Tidak ada
benjolan,
dan
kelenjar
limfe tidak
membesar
Tidak ada
benjolan,
dan
kelenjar
limfe tidak
membesar
Tidak ada
benjolan,
dan
kelenjar
limfe tidak
membesar
Dada Bunyi
jantung
dan paru
normal
Bunyi
jantung
dan paru
normal
Bunyi
jantung
dan paru
normal
Bunyi
jantung
dan paru
normal
Bunyi
jantung
dan paru
normal
Abdomen Tidak ada
kembung
Tidak ada
kembung
Tidak ada
kembung
Tidak ada
kembung
Tidak ada
kembung
Genital Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tangan Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Kaki Agak
bengkak,
tidak ada
nyeri.
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan Tn.Z terhadap petugas
kesehatan atau sarana kesehatan yang ada. Keluarga Tn.Z menyatakan
sangat senang dengan kehadiran perawat puskesmas ke rumahnya, dan
sangat berharap perawat dapat membantu keluarganya dalam mencegah
penyakit dan mengatasi masalah kesehatan.
II. PENGKAJIAN TAHAP II
25
A. Pengkajian tahap II mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga
oleh keluarga. Dari pengkajian tahap I diperoleh rumusan masalah dan
ditindaklanjuti dengan pengkajian tahap II (5 tugas keluarga), yaitu;
1. Manajemen regimen teraputik hipertensi tidak efektif.
Tn.Z mengatakan bahwa ia kadang mudah lelah dalam beraktifitas,
kemudian sakit kepala. Tn.Z pernah diperiksa ke puskesmas dan
tekanan darahnya tinggi, tetapi lupa berapa tekanan darahnya.
Keluarga Tn.Z sudah mengetahui bahwa makanan yang mengandung
garam tinggi akan menyebabkan hipertensi, tetapi mereka belum
memahami bagaimana cara mengatasi dan mengelolanya supaya
tekanan darahnya kembali bisa normal.
Tn.Z belum pernah melakukan pemeriksaan general chekup, walaupun
ia memiliki asuransi kesehatan, ia merasakan bahwa kesehatan itu
penting, tetapi selama ini dirinya merasa sehat, sakit kepala dan lemas
dirasakan hal yang wajar karena usianya sudah mulai masuk kepala
lima. Tn.Z sudah mengetahui bahwa dirinya hipertensi, tetapi Tn.Z
merasakan bahwa hal ini biasa-biasa saja, bukan suatu penyakit yang
berat, karena tidak mengganggu aktifitas atau pekerjaannya.
Ny.O dan anak-anaknya juga tidak mengangap hipertensi yang terjadi
pada Tn.Z suatu masalah yang berat, karena Tn.Z terlihat sehat-sehat
saja. Keluarga Tn.Z tidak tahu apa seharusnya dilakukan untuk
pengelolaa keluarga jika ada anggota keluarga yang mengalami
hipertensi. Malahan Ny.O sendiri bersama-sama dengan Tn.Z senang
akan makanan asin dan sambel terasi (garam tinggi).
Keluarga Tn.Z termasuk dalam keluarga terpandang di lingkungannya,
mereka menjadi contoh dan panutan bagi tetangga-tetangganya.
Keluarga Tn.Z sangat perduli pada tetangga dan lingkungan
sekitarnya, apalagi mengenai kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
Keluarga Tn.Z meyakini pentinnya akan nilai-nilai kesehatan
lingkungan. Pola perilaku bersih dan sehat ternyata belum sepenuhnya
dimiliki oleh keluarga Tn.Z. Istri dan anak-anak Tn.Z belum bisa
26
mengelola bagaimana perilaku konsumsi makanan yang sehat bagi
penderita hipertensi, sebagaimana yang dialami oleh Tn.Z sendiri.
Tn.Z dan keluarganya tercatat sebagai peserta dan anggota asuransi
kesehatan PT. Askes, kecuali anak-anaknya yang sudah menikah.
Keluarga Tn.Z meyakini akan pentingnya nilai-nilai kesehatan dan
mempercayai akan keberadaan pelayanan kesehatan. Tetapi Tn.Z
belum sepenuhnya memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ia miliki. Tn.Z dan Ny.O belum pernah melakukan pemeriksaan
lengkap atau general chekup sesuai dengan yang dianjurkan dengan
kondisi dan usianya yang sudah mulai menua
2. Koping keluarga tidak efektif : menurun.
Ny.O mengatakan bahwa ia belum bisa memahami menantunya. Ny.O
menganggap bahwa menantu (Ny.N) dari anaknya (Tn.A) sudah
tinggal serumah dengan keluarganya satu tahun lamanya, tetapi
menantunya itu belum bisa beradaptasi secara penuh dengan
keberadaan keluarga besar Tn.Z. Keberadaan menantunya itu sering
menimbulkan salah persepsi, masalah kecil, sering dibesar-besarkan.
Komunikasi yang terbuka dalam keluarga Tn.Z, sering disalah
tafsirkan oleh Ny.N. Jika ada masalah dengan keluarga besar Tn.Z,
menantunya itu sering diam, menyendiri dalam kamar, dan terdengar
menangis. Yang paling parah lagi sering mengkambinghitamkan
suaminya (Tn.A).
Tn.Z dan Ny.O menyadari dan merasakan bahwa masalah yang
menyangkut rumah tangga anaknya bukanlah hal sepele, dan hal ini
harus segera diselesaikan. Walaupun Ny.O dan Tn.Z mengetahui
bahwa menantunya itu ingin cepat pindah rumah dan hidup madiri,
tetapi kondisi ekonomi anaknya,Tn.A, dirasakan belum mendukung.
Ny.O merasa takut, kahwatir dan cemas jika anaknya, Tn.A, pindah
rumah, karena Ny.O menganggap Tn.A belum mampu secara ekonomi
untuk hidup mandiri dengan istrinya.
27
Ny.O sering mendiskusikan masalah anak dan menantunya itu dengan
Tn.Z, tetapi belum mendapatkan solusi yang tepat. Jika ada suatu
masalah yang sulit, Tn.Z sering minta pandangan dari orangtuanya.
Selain itu juga pada saudaranya yang lain, ketika bersilaturahmi,
terutama pada saat hari raya idul fitri.
Kondisi lingkungan rumah yang sederhana, luas dan jumlah ruangan
rumah yang hanya cukup untuk satu keluarga, belum ditata untuk dua
keluarga. Sikap dan perilaku menantunya yang menutup diri dan
berdiam diri dalam kamar jika berespon pada masalah keluarga,
membuat Ny.O gusar dan tidak nyaman. Suara tangisan menantunya
dari balik pintu kamar, terasa menambah masalah pada keluarga besar
Tn.Z.
Dukungan pendapat dari orang tua Tn.Z dan Ny.O, dukungan spiritual,
dukungan anggota keluarga lain, dan dukungan dari saudara-saudara
keluarga besarnya keluarga Tn.Z dan orang tua Ny.N belum digali
secara maksimal.
B. Analisa Data
No. DataMasalah
Keperawatan
1. Data Subjektif ;
Tn.Z mengatakan bahwa dirinya kadang
tubuhnya merasa lemas jika beraktifitas,
dan sakit kepala.
Tn.Z mengatakan dirinya pernah diperiksa
ke Puskesmas Kawalu, dan dinyatakan
tekanan darahnya tinggi, tapi sudah lupa.
Ny.O mengatakan bahwa dirinya dan Tn.Z
sangat menyenangi makan asin dan sambel
terasi.
Manajemen regimen
terapeutik hipertensi
tidak efektif pada
Tn.Z keluarga Tn.Z.
28
Ny.O mengatakan bahwa Tn.Z sehat-sehat
saja walaupun tekanan darahnya dinyatakan
tinggi.
Tn.Z dan Ny.O menanyakan bagaimana
cara pengelolaan supaya tekanan darah
Tn.Z kembali normal.
Tn.Z mengatakan keluarganya tidak ada
satupun yang merokok dan ia meyakini
bahwa roko itu haram dan tidak sehat.
Data Objektif ;
Keadaan umum baik, komposmentis
N : 75 x/mt
RR : 25 x/mt
S : 37 0 C
TD : 160/95
Kedua kaki terlihat agak bengkak, tapi
tidak ada nyeri.
2. Data Subjektif ;
Ny.O mengatakan bahwa menantunya
sudah tinggal serumah setahun lamanya.
Sejak menantunya serumah, sering timbul
masalah dalam peran keluarga, padahal
sebelumnya tidak ada masalah.
Ny.O mengatakan bahwa Ny.N sebagai
menantunya itu jika ada permasalahan
dengan anggota keluarga lain, ia sering
menyendiri dalam kamar, menangis dan
mengkambinghitamkan anaknya (Yn.A)
Koping keluarga tidak
efektif; menurun.
29
Ny.O mengatakan bahwa dirinya sering
mendiskusikan masalah anaknya ini dengan
suaminya (Tn.Z).
Tn.Z dan Ny.O mengatakan bahwa mereka
menyadari akan keinginan menantunya
untuk pindah rumah, tetapi dirinya merasa
berat, cemas dan takut akan anaknya (Tn.A)
yang belum mampu secara ekonomi, karena
belum bekerja secara tetap (masih tenaga
kontrak dengan penghasilan masih
disubsidi dari Tn.Z).
Ny.O mengungkapkan bahwa dirinya
belum siap untuk melepas anaknya yang
kedua untuk pindah rumah, walupun sudah
menikah.
C. Diagnosa Keperawatan Keluarga dan Scoring
1. Manajemen regimen terapeutik hipertensi tidak efektif pada Tn.Z keluarga
Tn.Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga dengan tekanan darah tinggi.
No Kriteria Score Jastivikasi
1 Sifat Masalah ; Masalah hipertensi pada Tn.Z sudah
terjadi, hasil pemeriksaan fisik pada
30
Aktual 3/3 x 1=1 Tn.Z menunjukan Tekanan Darahnya
160/95 mmHg. Kadang-kadang Tn.Z
mudah lelah dan sakit kepala.
2 Kemungkinan
masalah untuk
diubah ;
Sebagian
½ x 2=1 Kemungkinan masalah dapat diubah
sebagian, mengingat adanya keinginan
dari keluarga untuk sehat, sarana
pelayanan kesehatan terjangkau, dan
memiliki askes, walaupun dari perilaku
Tn.Z dan Ny.O dalam pola makannya
masih senang asin dan sambel terasi
dimana sangat tidak sehat baginya.
3 Potensial masalah
untuk dicegah ;
Cukup
2/3 x
1=2/3
Masalah dapat dicegah agar tidak
berlanjut ke arah komplikasi penyakit
yang lain, yaitu dengan memberikan
pemaham yang tepat pada keluarga
mengenai pengelolaan hipertensi,
walaupun memerlukan waktu yang
lama.
4 Menonjolnya
masalah ;
Dirasakan dan
tidak segera
diatasi
½ x 1
Keluarga Tn.Z merasakan adanya
masalah bahwa Tn.Z tekanan darahnya
Tinggi. Karena Tn.Z tidak begitu
mempermasalahkan kondisinya,
sehingga keluarga menganggap masalah
ini tidak begitu segera untuk diatasi.
Total 3 1/6
31
2. Koping keluarga tidak efektif; menurun, berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengelola stressor dari peran menantu
dalam keluarga.
No Kriteria Score Jastivikasi
1 Sifat Masalah ;
Aktual
3/3 x 1 Masalah penuruan kofing keluarga
sudah terjadi, stressor dari menantu
yang tinggal serumah sering
menimbulkan masalah bagi keluarga
besar.
2 Kemungkinan
masalah untuk
diubah ;
Sebagian
½ x 2
Kemungkinan masalah untuk diubah
masih ada, dengan pontensi kekuatan
struktur keluarga yang dimiliki keluarga
Tn.Z. Masalah ekonomi anaknya yang
belum mapan, sehingga belum mampu
untuk hidup mandiri, ini salah satu
faktor pencetus dari masalah istri Tn.A
dalam sosialisasi-adaptasi dengan
keluarga besarnya (keluarga Tn.Z).
3 Potensial masalah
untuk dicegah ;
Cukup
2/3 x 1
Masalah dapat dicegah, walaupun terasa
berat, yaitu dengan meningkatkan
keterbukaan dalam berkomunikasi dan
berani mengambil resiko untuk
secepatnya Tn.A dan Ny.N hidup
mandiri dan berpisah dengan keluarga
besarnya.
32
4 Menonjolnya
masalah ;
Dirasakan dan
segera diatasi
2/2 x 1
Masalah dirasakan oleh keluarga dan
harus segera diatasi. Ny.O sering
mengeluh dan mengadu pada Tn.Z
mengenai kondisi anak dan menantunya
yang serumah dengannya.
Total 3 2/3
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Dari hasil scoring di atas, maka diagnosa keperawatan keluarga diurutkan
berdasarkan nilai scoring tertinggi, yaitu;
1. Koping keluarga tidak efektif; menurun berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengelola stressor dari peran menantu
dalam keluarga.
2. Manajemen regimen terapeutik hipertensi tidak efektif pada Tn.Z keluarga
Tn.Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga dengan tekanan darah tinggi.
13
E. Rencana Keperawatan Keluarga
Tanggal
No.
Dx
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Keperawatan
1 Koping keluarga tidak
efektif; menurun,
berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
dalam mengelola stressor
dari peran menantu dalam
keluarga.
Individu menyusun tujuan
jangka panjang dan pendek
untuk perubahan dengan
indikator:
1. Menilai perilaku koping
yang tidak sehat untuk
anggota keluarga
2. Menyebutkan harapan
unutk diri sendiri dan
keluarga
1. Bantu keluarga untuk
mengevaluasi fungsi keluarga saat
ini dan yang lalu
2. Beri kesempatan pada seluruh
anggota keluarga untuk
mendiskusikan penilaian mereka
terhadap situasi
3. Klarifikasi perasaan anggota
keluarga
4. Bantu keluarga menilai situasi
5. Jika ada indikasi, minta angggota
keluarga untuk mempunyai
harapan yang lebih realistik
2 Manajemen regimen
terapeutik hipertensi tidak
Keluarga mengungkapkan
maksud untuk melakukan
1. Beri dorongan keluarga untuk
mencari informasi dan membuat
13
14
efektif pada Tn.Z keluarga
Tn.Z berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota
keluarga dengan tekanan
darah tinggi.
perilaku kesehatan yang
diperlukan atau keinginan
untuk pulih dari penyakit
dan pencegahan
kekambuhan atau
komplikasi dengan
indikator:
1. Mengganmbarkan proses
penyakit, penyebab dan
faktor penunjang pada
gejala. Dan regimen untuk
penyakit atau kontrol
gejala
2. Mengungkapkan ansietas
berkurang yang
berhubungan dengan
ketakutan karena
ketidaktahuan, ketakutan
karena kehilangan kontrol
atau kesalahan konsepsi
keputusan berdasarkan informasi
2. Jelaskan tanggung jawab keluarga
dan bagaimana hal ini dapat
diselesaikan
3. Jelaskan dan bicarakan tentang
penyakit hipertensi
4. Jelaskan siapa yang harus
dihubungi untuk mengajukan
pertanyaan
5. Identifikasi rujukan atau layanan
komunitas yang diperlukan untuk
tindak lanjut
15
F. Implementasi dan catatan perkembangan keperawatan keluarga
TanggalNo.
Dx keperawatanImplementasi Evaluasi
1 1. lalu
2. Beri
3. Klarifikasi
4. Keluarga mengetahui siapa yang salah,
apa penyebabnya, siapa yang mempunyai
andil terhadap masalah, apa pilihan
tersedia, dan keuntungan dan kerugian
dari pilihan tersebut
5. Jika
Keluarga telah mampu ikut andil dalam
mengatasi masalah dan dalam menentukan cara
penyelesaian masalahnya yang masing-masing
memiliki kekurangan dan kelebihan.
2 1. Keluarga banyak bertanya kepada petugas
kesehatan tentang penyakit hipertensi
2. Masing-masing anggota keluarga
mengetahui tanggung jawabnya. Dan
berdiskusi untuk penyembuhan Tn.Z
3. Keluarga mengetahui proses penyakit,
program pengobatan, rasional aturan, efek
1. Keluarga telah mengetahui penyakit
hipertensi.
2. Keluarga telah mampu bertanggung jawab
atas kesembuhan dari Tn. Z
3. Keluarga mengetahui dan mampu
melakasanakan pengobatan, perubahan
16
samping regimen, perubahan gaya hidup
yang diperlukan tentang penyakit
hipertensi
4. Keluarga selalu bertanya kepada petugas
kesehatan di sekitar rumahnya
5. Identifikasi
gaya hidup yang dibutuhkan oleh pendertia
hioertensi.
4. Mampu memantau kesehatan disekitar
lingkungan rumahnya.
Recommended