View
94
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SMK NEGERI 1 DENPASAR
KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR
OLEH
KELOMPOK 1 :
1 Gd Astadi Sastrawan ( 01 )
2 Adittya Putra Pradana ( 02 )
3 Kd Agus Satya Wirawan ( 03 )
4 I Gd Suarsandhi Artha ( 04 )
5 I Wayan Suka Arta ( 05 )
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVENSI BALI DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA DENPASAR SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 DENPASAR
TEKNOLOGI DAN REKAYASA,TEKNOLOGO IMFORMASI DAN KOMUNIKASI
Jl.Hos.Cokroaminoto No. 84 Kodepos 80116 Telp.(0361) 422401,Fax.(0361) 425603
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan tugas berupa “laporan
praktik perihal CVT” dengan mengaturkan panganjali umat
“OM SWASTIASTU”
Laporan ini kami buat tiada lain untuk memenuhi kewajiban kami sebagai
siswa dan ingin mengetahui dan memahami lebih dalam lagi tentang CVT
Terbentuknya laporan ini juga berkat dukungan dari berbagai pihak terutama
yang terhormat kami ucapkan terimakasih kepada Bapak / Ibu pembibing kami, selaku
guru bidang study yang telah membingbing selama ini.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan
saran yang sangat membangun sangat kami harapkan demi membangun karya-karya
tulis di masa depan yang lebih baik .
“OM CANTIH, CANTIH, CANTIH OM”
DENPASAR, Senin, 10 Januari 2011
KELOMPOK 1
2
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
LEMBAR INFORMASI .............................................................................
1. Tinjauan umum.................................................................................. 4
2. Nama dan fungsi komponen........................................................................ 6
3. Cara kerja…………………................................................................ 8
LEMBAR KERJA………..............................................................................
1 Tujuan ……………………………………………………………… 12
2 Keselamatan kerja………………………………………………….. 12
3 Pembongkaran................................................................................... 13
4 Pemeriksaan……................................................................................. 14
5 Perakitan…………............................................................................. 18
LEMBAR PERTANYAAN............................................................................ 20
LEMBAR JAWABAN……………….......................................................... 21
3
LEMBAR INFORMASI
POWER TRAIN
SMKN 1 DENPASAR
JOB :
OVERHOUL CVT
KYMCO TREND
KLS XII TSM2
SEMESTER 2
KELOMPOK 1
1. TINJAUAN UMUM
Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem otomatik
yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Sistem ini menghasilkan
perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran mesin, sehingga
pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan
santai.
Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan sistim
pendingin untuk mengurangi panas yang timbul karena gesekan sehingga bisa
tahan lebih lama. Sistim aliran pendingin V-belt ini dibuat sedemikian rupa
sehingga terbebas dari kotoran / debu dan air. Lubang pemasukan udara pendingin
terpasang lebih tinggi dari as roda untuk menghindari masuknya air saat sepeda
motor berjalan di daerah banjir.
4
Keterangan :1. O – Ring 14. Claw Washer2. Rumah Kopling 15. Primary Fixed Sheave3. Clutch Carier 16. Washer4. Per 17. Spacer5. Dudukan Per 18. Seal Oli6. Seal Oli 19. Primary Sliding
Sheave7. O – Ring 20. Primary Sheave
Weight8. Secondary Sliding Sheave 21. Slider9. Secondary Fixed Sheave 22. Plastic Slider Guide10. Pin Guide 23. Gasket11. V – Belt12. Conical Spring Washer
Kelebihan Utama Dari sistim CVT
Sistim CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi
dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang
sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi
konventional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul
pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional. Perubahan kecepatan
sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistim CVT terdiri
pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan V-belt.
Rangkaian Rute Tenaga
1. Poros engkol langsung mengkopel pulley primary dan dengan V-belt memutar
pulley secondary.
2. Untuk menggerakan roda belakang menggunakan kopling centrifugal yang akan
memutar rumah kopling
3. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda, direduksi melalui
roda gigi perantara (gearbox) sehingga menghasilkan dua tahap reduksi.
5
Gambar 3 Rute Aliran Tenaga CVT
2. NAMA BAGIAN DAN FUNGSI
A . Bagian Pulley Primary ( Pulley Pertama )
Pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel menyatu dengan fixed sheave
(kita sebut F sheave), yaitu bagian pulley yang diam dan cam. Adapun sliding sheave
(kita sebut S sheave) piringan pulley yang dapat bergeser terdapat pada bagian collar.
Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider section. Piringan pulley
yang dapat bergeser ( S sheave ) akan menekan V-belt keluar melalui pemberat (roller
weight) karena gaya centrifugal dan menekan " S " sheave sehingga bentuk pulley
akan menyempit mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.
B . Bagian Pulley Secondary ( Pulley Kedua )
Terdiri dari piringan yang diam
( fixed sheave ) berlokasi pada
as primary drive gear melalui
bearing dan kopling centrifugal
(clutch carrier) terkopel pada
bos di bagian fixed sheave.
Piringan pulley yang dapat
bergeser / sliding sheave
menekan V-belt ke piringan
yang diam (F sheave ) melalui tekanan per.
6
Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive gear. Pada saat putaran langsam
kopling centrifugal terlepas dari rumah kopling sehingga putaran mesin tidak
diteruskan ke roda belakang.
Secara Umum fungsi dan nama komponen CVT adalah sebagai berikut :
1. Movable drive faces berfungsi sebagai tempat untuk roller yang berputar
dan sebagai pendorong dari v-belt untuk menentukan perbandingan diameter
v-belt.
2. Fixed drive faces berfungsi sebagai penentu diameter v –belt, namun tidak
dapat bergerak bebas
3. Drive roller berfungsi sebagai penggerak movable drive faces sesuai dengan
kecepatan putaran mesin
4. V-belt berfungsi untuk menghubungkan drive pulley dengan driven pulley
5. Movable driven faces berfungsi sebagai pulley yang digerakkan oleh v-belt
untuk memutar clutch shoe.
6. Fixed driven faces berfungsi untuk menentukan diameter v-belt pada driven
pulley, namun tidak dapat bergerak secara bebas
7. Clutch shoe berfungsi untuk menggerakkan clutch drum sesuai dengan
kecepatan kendaraan.
8. Clutch drum berfungsi untuk memutar rear wheel axle sesuai dengan
kecepatan kendaraan.
7
3. DASAR KERJA CVT
A. Saat Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol
diteruskan ke Pulley Primary – V-belt – Pulley Secondary – dan Kopling
Centrifugal. Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling
centrifugal belum mengembang. Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih
lebih kuat dari gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh
rumah kopling dan roda belakang tidak berputar.
B. Saat Mulai Berjalan
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya
centrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga
mengakibatkan sepatu kopling mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi
tenaga gesek. Pada kondisi ini V-belt di bagian pulley primary pada posisi
diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley secondary pada posisi luar (besar)
sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi yang besar nenyebabkan roda
belakang mudah berputar.
8
C. Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak
keluar karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave ( piringan
pulley yang dapat bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley yang diam) dan
menekan V-belt kelingkaran luar dari pulley primary sehingga menjadikan
diameter pulley primary membesar dan menarik pulley secondary ke diameter
yang lebih kecil. Ini dimungkinkan karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya
diameter pulley primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil
sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan
kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.
D. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya
keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-
belt ke bagian sisi luar dari pulley primary (diameter membesar) dan diameter
pulley secondary semakin mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan
perbandingan putaran yang semakin tinggi
9
Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada pulley
semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin
meningkat.
E. Torsi Cam / Cam Penambah Torsi
Cam penambah torsi / torsi cam dapat disebut dengan nama “Sensor torque “
perangkat ini dapat membuat sliding sheave / piringan yang dapat bergeser secara
otomatis bekerja jika torsi gaya putar yang besar diperlukan, misalnya pada kondisi
mendaki atau penambahan kecepatan. Gambar dibawah ini ( gbr A ) menjelaskan
pada pengoperasian kondisi normal. Apabila jalan mendaki atau penambahan
percepatan beban roda belakang akan bertambah berat maka sliding sheave /
piringan yang dapat bergeser pada pulley secondary akan tergeser ke depan
disebabkan adanya alur torsi cam yang mengarahkan kedalam sehingga diameter
pulley secondary akan membesar dan torsi roda belakang akan bertambah besar
( seperti pada gbr B ).
Gambar A
(1) Secondary fixed sheave
(2) Secondary sliding sheave
(A) Beban ringan pada roda belakang
(B) Beban bertambah besar pada roda belakang
10
F. Gear Reduksi
Untuk menghasilkan total perbandingan putaran yang ideal antara poros engkol
dan roda belakang diperlukan gear reduksi dengan dua kali reduksi. Tipe pertama
roda gigi miring / helical gear untuk mengurangi noise, adapun untuk gear main
axle dan gear drive axle dengan tipe roda gigi lurus / spur gear. Untuk gear reduksi
ini menggunakan pelumasan yang ada didalam gearbox yang terpisah dengan
rumah V-belt dan rumah rem.
G. Putaran Kopling Saat Memulai Mengkopel dan Terkopel Penuh
Kopling memegang peran yang tidak kalah penting dengan V-belt (jika
kemampuan pengkopelan sangat rendah maka perpindahan tenaga juga rendah).
Pengaruh utama adanya perubahan :
Clutch in revolutions (2550 to 2950 rpm) – saat mulai mengkopel.
Clutch stall revolutions (4700 to 5300 rpm) – kopling terkopel penuh
Kopling terkopel penuh sama pentingnya dengan V- Belt , tetapi hal ini tidak
kalah pentingnya dengan kemampuan mesin , rangkaian gerak V- Belt dan
permukaan gesek.
11
LEMBAR KERJA
POWER TRAIN
SMKN 1 DENPASAR
JOB :
OVER HOUL CVT
KLS XII TSM 2
SEMESTER 2
KELOMPOK 1
1. Tujuan Praktek
Setelah siswa melakukan praktek, siswa diharapkan dapat :
a. Melakukan praktek CVT sesuai prosedur
b. Mengetahui fungsi dan nama-nama komponen CVT
c. Mengetahui cara kerja CVT
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan pada diri sendiri:
Berdoa sebelum melaksanakan kegiatan praktek.
Siswa berpenampilan rapi dan menggunakan pakian praktek dan alat
pengaman sesuai dengan ketentuan dan pekerjaan.
Tidak boleh bermain –main pada saat praktek.
Jagalah kebersihan dan kerapian peralatan dan bahan praktek
Berhati-hati dan berkonsentrasi pada saat praktek
Rambut dan kuku siswa tidak panjang
Setelah selesai praktek,siswa di wajibkan membersihkan anggota badan
yang kotor.
Keselamatan terhadap alat-alat praktek :
Alat-alat praktek di gunakan dengan baik dam benar sesuai fungsi
Sebelum dan sesudah di gunakan,alat-alat praktek di hitung jumlahnya
Alat-alat praktek di bersihakan sesudah dan selesai praktek.
Keselamatan terhadap tempat kerja
Setelah selesai praktek,tempat kerja di bersihkan
12
Alat-alat yang tidak di pakai di buang ketempat sampah/dberi label.
3. Alat dan Bahan
Alat :
Obeng plus ( + ) tanggung
Kunci T 8
Kunci T 10
Universal Holder
Kunci ring 10
Rachet
Kunci Shocket 17
Bahan :
1 unit sepeda motor kymco Trend
4. Langkah Pembongkaran
1. Lepaskan saringan dengan melepas bautnya
menggunakan obeng plus dan T 10
2. Lepaskan Kick Starter dengan melepas bautnya
menggunakan kunci ring 10
3. Lepaskan baut cover cvt menggunakan kunci T
8
13
4. Lepaskan Cover CVT ( jika sulit untuk
melepas, gunakan palu karet untuk
membantu melepasnya )
5. Kendorkan mur pengunci Secondary pulley
dengan menggunakan kunci socket 17 dan
tahan dengan universal holder agar tidak
berputar. Setelah itu lepaskan Clutch
housing
6. Kendorkan mur pengunci primary pulley dengan
menggunakan kunci socket 17 dan tahan dengan universal
holder agar tidak berputar.
7. Lepaskan primary fixed shave
8. Lepaskan komponen Primary pulley dan Secondary Pulley
2 .Langkah Pemeriksaan
MEMERIKSA RUMAH KOPLING
14
Bahan dan peralatan :1. Unit Sepeda Motor CVT2. Kunci-kunci yang sesuai
Langkah Kerja Memeriksa Rumah Kopling :
1. Periksa :• Rumah kopling clutch housing Rusak/ Aus : Ganti
2 Ukur :• Diameter dalam rumah koplingDiluar spesifikasi : Ganti rumah kopling / clutch housing
MEMERIKSA SEPATU KOPLING
Bahan dan peralatan :1. Unit Sepeda Motor CVT2. Kunci-kunci yang sesuai
Langkah Kerja Memeriksa Sepatu Kopling :
Ikuti prosedur dibawah ini,untuk pemeriksaan sepatu kopling clutch shoes1. Periksa :• Sepatu kopling clutch shoeRusak/Aus : Ganti sepatu kopling/clutch housing dan per satu setPermukaan licin mengkilap - Gosok dengan amplas halus
CATATANSetelah digosok dengan amplas, bersihkan sepatu kopling dengan kain
2 Ukur :• Ketebalan sepatu koplingDiluar spesifikasi : Ganti sepatu kopling dan per satu set
MEMERIKSA V - Belt
Bahan dan peralatan :
15
1. Unit Sepeda Motor CVT2. Kunci-kunci yang sesuai
Langkah Kerja Memeriksa V - Belt :
1. Periksa :• V-belt (1)Rusak/retak/Aus - Ganti Ada oli dan gemuk – bersihkan primary dan secondary sheave.2 Ukur :• Ketebalan V-belt (a)Diluar spesifikasi - Ganti
MEMERIKSA PEMBERAT PRIMARY SHEAVE
Bahan dan peralatan :1. Unit Sepeda Motor CVT2. Kunci-kunci yang sesuai
Langkah Kerja Memeriksa Pemberat Primary Sheave :
Ikuti prosedur memeriksa pemberat primary sheave dibawah ini :1. Periksa :• Pemberat primary sheaveRusak/Oval/Aus : Ganti
2 . Ukur :• Diameter luar pemberat primary sheave (a)Diluar spesifikasi : Ganti
MEMERIKSA SECONDARY SHEAVE
Bahan dan peralatan :
16
1. Unit Sepeda Motor CVT2. Kunci-kunci yang sesuai
Langkah Kerja Memeriksa Secondary Sheave :
1. Periksa :• Secondary fixed sheave• Secondary sliding sheave Retak/Rusak/Aus - Ganti Secondary fixed dan Sliding sheave satu set.
2. Periksa :• Alur torque cam (1)Rusak/Aus : Ganti secondary fixed dan sliding sheaves satu set.
3 Periksa :• Pin guide (2)Rusak/Aus : Ganti secondary fixed dan sliding sheaves satu set.
4. Periksa :• Panjang bebas perDiluar spesifikasi : Ganti per
3. Langkah Pemasangan
17
1. Rakit kembali dan pasang v-belt pada komponen seconday pulley
2. Pasang primary sliding Shave
3. Pasang primary fixed shave
4. Kencangkan mur pengunci secondary pulley
dengan menggunakan kunci socket 17 dan tahan
dengan universal holder
18
5. Kencangkan mur pengunci primary pulley dengan menggunakan kunci
socket 17 dan tahan dengan universal holder
6. Pasang cover CVT dan
kencangkan baut-bautnya
menggunakan T 8
7. Pasang kick starter dengan
menggunakan kunci ring 10
8. Pasang saringan udara dan
kencangkan bautnya
menggunakan kunci T 10
LEMBAR
PERTANYAAN
JOB :
CVT KELOMPOK 1
1. Tuliskan nama komponen-komponen pulley primary sistem CVT di bawah ini !
19
2. Jelaskan cara kerja ”torsi cam” dari gambar di bawah ini !
LEMBAR
JAWABAN
JOB :
CVT KELOMPOK 1
1. Nama-nama komponen Primary Pulley :
20
1.
Slider 4. Collar
2.
Sliding Sheave 5. Weight
3.
Fixed Sheave 6. Cam
2. Cara kerja Torque Cam :
Cam penambah torsi / torsi cam dapat disebut dengan nama
“Sensor torque “ perangkat ini dapat membuat sliding sheave /
piringan yang dapat bergeser secara otomatis bekerja jika torsi
gaya putar yang besar diperlukan, misalnya pada kondisi mendaki
atau penambahan kecepatan.
Gambar A menjelaskan pada pengoperasian kondisi normal.
Apabila jalan mendaki atau penambahan percepatan beban roda
belakang akan bertambah berat maka sliding sheave / piringan
yang dapat bergeser pada pulley secondary akan tergeser ke
depan disebabkan adanya alur torsi cam yang mengarahkan
kedalam sehingga diameter pulley secondary akan membesar dan
torsi roda belakang akan bertambah besar ( seperti pada gbr B ).
21
Recommended