View
213
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Referat
Citation preview
URTIKARIA
DEFINISI
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam sebab.
Ditandai oleh edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-
lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya
dapat dikelilingi halo. Keluhan subjektif biasanya gatal, rasa tersengat atau
tertusuk. Sedangkan angioedema merupakan urtikaria yang mengenai lapisan kulit
lebih dalam daripada dermis, dapat di submukosa atau subkutis juga dapat
mengenai saluran napas, saluran cerna atau organ kardiovaskular.(1)
Sinonim: Biduran, kaligata, hives, nettle rash. (1)
EPIDEMIOLOGI
Urtikaria dan angioedema sering terjadi. Usia, ras, jenis kelamin,
pekerjaan, lokasi geografis, dan musim tahun mungkin turut terlibat dalam
berkontribusi memaparkan agen penyebab urtikaria dan angioedema. Sekelompok
mahasiswa, 15%-20% dilaporkan telah mengalami urtikaria, sedangkan 1%-3%
dari pasien yang dirujuk ke rumah sakit klinik dermatologi di Inggris tercatat
sebagai urtikaria dan angioedema. Dalam Survei Nasional Ambulatory Perawatan
Medis, data dari tahun 1990-1997 di Amerika Serikat, menunjukkan perempuan
menyumbang 69% dari jumlah kasus. Dan juga urtikaria tercatat sering pada
pasien berusia 9 tahun dan usia 30-40 tahun. (2)
ETIOLOGI
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya.
Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya: obat, makanan,
gigitan serangga, bahkan fotosensitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi
dan infestasi parasit, psikis, genetik, dan penyakit sistemik. (1)
1
PATOGENESIS
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang
meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan
cairan setempat. Sehingga secara klinis tampak edema disertai kemerahan. (1)
Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat
pelepasan mediator-mediator, misalnya histamin, kinin, serotonin slow reaction
substance of anaphylaxis (SRSA), dan prostaglandin oleh sel mast atau basofil.
Baik faktor imunologik maupun nonimunologik dapat merangsang sel mast atau
basofil melepaskan mediator-mediator tersebut. (1)
GEJALA KLINIS
Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Klinis
tampak eritema dan edema yang berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah
tampak lebih pucat. Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria akibat gigitan
serangga, besarnya dapat lentikular, numular sampai plakat. (1)
Demografisme, berupa edema dan eritema yang linear dikulit yang terkena
goresan benda tumpul, timbul dalam waktu lebih kurang 30 menit. (1)
KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu berlangsungnya serangan, urtikaria dibedakan atas
urtikaria akut (< 6 minggu atau selama 4 minggu terus menerus) dan kronis (> 6
minggu). Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menjadi urtikaria
papular (papul), gutata (tetesan air) dan girata (besar-besar). (1)
Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena, urtikaria dibedakan
menjadi urtikaria lokal (akibat gigitan serangga atau kontak), generalisata
(umumnya disebabkan oleh obat atau makanan) dan angioedema. (1)
Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya, urtikaria dapat
dibedakan menjadi: (1,2)
1. Urtikaria imunologik, yang dibagi lagi menjadi:
Keterlibatan IgEreaksi hipersensitifitas tipe I yaitu pada atopi dan adanya
antigen spesifik
2
Keikutsertaan komplemen reaksi hipersensitifitas tipe II dan III, dan
genetik.
Urtikaria kontak reaksi hipersensitifitas tipe IV.
2. Urtikaria non-imunologik (obat golongan opiate, NSAID, aspirin serta
trauma fisik).
3. Urtikaria idiopatik (tidak jelas penyebab dan mekanismenya).
DIAGNOSIS BANDING
Purpura anafilaktoid
Pitiriasis rosea bentuk papular.
Urtikaria pigmentosa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes darah, urin dan feses rutin (memastikan adanya fokus infeksi
tersembunyi). (1)
2. Uji gores (scratch test) untuk melihat demografisme. (1)
3. Tes eliminasi makanan: dengan cara menghentikan semua makanan yang
dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu. (1)
4. Tes fisik: dingin (es batu)- panas (air hangat). (1)
PENATALAKSANAAN
Pengobatan paling ideal tentu saja mengobati penyebab atau bila mungkin,
menghindari penyebab yang dicurigai. Bila tidak mungkin paling tidak mencoba
mengurangi penyebab tersebut. (1,2)
Terapi urtikaria menggunakan antihistamin, namun bila ruam parah dan
tersebar diseluruh tubuh,serta terdapat angioedema, dengan demikian jika bantuan
yang diberikan oleh antihistamin nonsedatif belum cukup, dapat diberikan
hydroxyzine atau diphenhydramine 25-50mg. Antihistamin nonsedatif dapat
diberikan hingga 4-6 tablet perhari seperti yang telah dilaporkan untuk
pengobatan urtikaria karena dingin. Pemberian kortikosteroid dapat digunakan,
40-60 mg perhari selama 3 hari dan diturunkan perlahan-lahan 5-10 mg perhari.
3
Epinefrin dapat meringankan gejala parah urtikaria atau angioedema (urtikaria
generalisata, pruritus parah, angioedema) dan diindikasikan jika terdapat edema
laring. (2)
Pengobatan lokal dikulit dapat diberikan secara simptomatik, misalnya
dengan anti-pruritus di dalam bedak atau bedak kocok. (1)
PROGNOSIS
Urtikaria akut prognosis lebih baik karena penyebabnya dapat cepat
diatasi, sedangakn urtikaria kronik lebih sulit diatasi karena penyebabnya lebih
sulit dicari. (1)
4
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisah S. Urtikaria. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 169-76.
2. Kaplan AP. Urticaria and Angioedema. Fitzpatrick's Dermatology in
General Medicine. 8 ed. New York: Mc Graw-Hill; 2012. p. 606-26.
5
Recommended