View
83
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 1/7
PILIH BAHASA
A pril 2014
S M T W T F S
- - 1 2 3 4 5
6 7 8 9 101112
13141516171819
20212223242526
27282930- - -
www.hitarek.com
LABELS
A rt ikel Pen didika n (2 1 )
Ba n k Soa l (8 )
Berit a (7 )
Down loa d (6 )
Ku riku lu m (4 )
Profil Ma dra sa h (4 )
m a ka la h (4 )
Da t a Gu ru (2 )
Ga leri Fot o (2 )
Plu s (2 )
Da t a Siswa (1 )
MMT (1 )
Ma n a ja m en Mu t u
T epa du Pen didia kn (1 )
RPP (1 )
Soa l UT S Ga n jil (1 )
T QM (1 )
V iew My
St a t s
KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTUTERPADU PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesadaran akan kebutuhan pendidikan kini cenderung meningkat.Pendidikan secara universal
dapat dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan secara utuh dan
penanaman nilai-nilai sosial budaya yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat
mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Secara lebih sederhana, pendidikan dapat
dipahami sebagai suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan
kesempurnaan dalam mengembangkan manusia.
Telah lama bangsa Indonesia berada pada kondisi krisis multidimensi dan juga
multikultural,mulai dari masalah ideologi, politik, dan pendidikan yang sarat dengan
kesenjangan dan konflik budaya yang tidak lagi berkarakter. Ekonomi yang labil dan tingkat
keamanan yang sangat rendah membuat komplektisitas problematika juga berimbas kepada
melemahnya tingkat kualitas pendidikan yang ada. Lemahnya kualitas pendidikan meliputi
berbagai hal, di antaranya adalah: a) Kurikulum yang miskin keterampilan, b) Motivasi dan
orientasi pendidikan yang sarat dengan pola pikir hedonis dan materialistis, c) Monopoli arti
kecerdasan yang selama ini hanya bersandar pada ranah kognitif, d) Metodologi pengajaran
yang stagnan dan cenderung mengekang kreatifitas, e) Pola manajemen dan tenaga pengajar
yang kurang profesional, f) Pola interaksi yang tidak efektif, g) Evaluasi dan kebijakan yang
subjektif, h) Pola pikir masyarakat yang skolastik, dan i) Kondisi masyarakat yang sarat akan
kebodohan dan kemiskinan sebagai dampak logis dari tidak adanya nilai optimal keberhasilan
(quality outcomes) dalam proses pendidikan (Hamijoyo, 2002: 11).
Bertolak dari hal tersebut diatas,maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diupayakan
dapat mengemban tiga pilar fungsi sekolah yaitu fungsi reproduksi,fungsi penyadaran, dan
fungsi mediasi secara simultan. Fungsi – fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses
pendidikan dan pembelajaran. Pada proses itulah terjadi aktifitas kemanusiaan dan
pemanusiaan sejati.
Fungsi reproduksi atau disebut juga fungsi progresif merujuk pada eksistensi sekolah sebagai
pembaharu dan pengubah kondisi masyarakat kekinian yang lebih maju.Fungsi ini juga
berperan dalam wahana pengembangan reproduksi dan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Saat ini fungsi progresif sekolah sebagai lembaga pendidikan terus menampakkan
sosoknya meskipun pencapaiannya belum signifikan.Misalnya di sekolah – sekolah pedalaman
yang masih bertahan pada pola lama dan sulit mendongkrak mutu kinerjanya. Meskipun di
sekolah – sekolah yang telah maju telah lahir sekolah – sekolah unggulan bahkan kelas
ekselerasi.
Fungsi penyadaran atau disebut fungsi konservatif bermakna bahwa sekolah bertanggung
jawab untuk mempertahankan nilai- nilai budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri
sebagai manusia.Sedangkan pendidikan sebagai instrument penyadaran bermakna bahwa
sekolah berfungsi membangun kesadaran untuk tetap berada pada tataran sopan santun,
beradab, bermoral, dimana hal itu menjadi tugas semua orang.
Fungsi itu akan lebih lengkap jika pendidikan juga melakukan Ο.
Menjadi suatu keharusan pula bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif agar
28 Oktober 2012BLOG ARCHIVE
Blog Archive
LINK TERKAIT
KEMDIKNA S
KEMENA G LUMA JA NG
KEMENA G RI
Ka b. Lu m a ja n g
MI A l-Isla h
Su m bera n y a r
MI A l-Isla m iy a h
MI Mu h a m m a diy a h
MIBU Rowoka n gku n g
MT s A l Hu sn a
Su m bera n y a r
Ma pen da JA T IM
NISN
PENDIS KEMENA G
POKJA WA S Lu m a ja n g
PPA I Rowoka n gku n g
9 3 4 7
BERANDA PROFIL KURIKULUM KESISWAAN DAFTAR ISI RUBRIK INDEKS BERITA GALERI FOTO DOWNLOAD HUBUNGI KAMI
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 2/7
lembaga persekolahan dapat beroperasi secara normal dalam mendidik anak – anaknya.
Komitmen masyarakat semacam ini perlu dipelihara karena merupakan salah satu kunci
keberhasilan implementasi manajemen mutu terpadu pendidikan yang berbasis
sekolah.Ketika itulah para pendidik tampil sebagai tenaga akademik yang professional
sungguhan, bukan tampil sebagai aparat birokrasi yang terkontaminasi dengan kekuasaan dan
terlilit perilaku politisi secara serta merta.Dengan kata lain tripartif Manajemen Berbasis Sekolah
( MBS ) yang berorientasi pada Manajemen Mutu Terpadu adalah kesinambungan hubungan
yang saling mendukung antara sumber daya sekolah, sumber daya pemerintah dan
masyarakat,serta sumberdaya masyarakat dan orang tua siswa. Sehingga apabila digambarkan
sebagai berikut :
Tripartif Sumber daya sekolah menurut Sudarwan Danim
Format pengelolaan sekolah semacam ini akan muncul jika unit – unit birokrasi yang ada secara
hierarkis yaitu melakukan reorientasi kerja dan fungsi pemberdayaan secara professional.Pada
tataran tingkat tinggi,kinerja professional dimuati unsur- unsure kiat atau seni yang menjadi ciri
tampilan profesional penyandang profesi yang dapat diasah melalui latihan.Hasil studi
beberapa ahli mengenai sifat / karakteristik professional itu sebagai berikut
1. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan akademik
2. Memiliki pengetahuan spesialisasi ( subject matter )
3. Memiliki pengetahuan praktis yang aplikatif
4. Teknik kerjanya dapat dikomunikasikan ( communicable )
5. Pengorganisasian kerja secara mandiri( self organization )
6. Mementingkan kepentingan orang lain
7. Memiliki kode etik.
( Sudarwan Danim 2007 : 93 )
B. Tujuan Penulisan
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ( MMTP ) yang menurut para pakar pendidikan
bermula dari Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) adalah mata kuliah yang sangat urgen
terutama bagi para pendidik ( guru )dalam dunia pendidikan.Karena di dalamnya memuat
banyak hal terkait dengan pengelolaan lembaga pendidikan yang berkualitas di tengah – tengah
kemajuan peradaban , kebudayaan, ilmu dan tekhnologi yang semakin pesat.
Secara filosofis, Manajemen Berbasis Sekolah,dengan pembuatan keputusan lembaga
pendidikan secara partisipatif bukanlah tujuan akhir.. Bukan pula sekedar permainan untuk
menggali sumber – sumber masyarakat secara lebih banyak, tanpa tujuan dan sasaran
akademik yang jelas, juga bukan sekedar untuk mengetes kapasitas sekolah, tetapi MMT
merupakan pilihan strategi untuk membuat keputusan sekolah memiliki kaitan yang tidak
terpisahkan dengan kebutuhan dan kepentingan peserta didik. MMTP merupakan ujian atas
segala sesuatu yang harus difokuskan untuk mencapai prestasi siswa, dilihat dari perspektif
tingkat kelas, kelompok siswa,, material atau kebijakan , dan praktek – praktek sekolah.
Sehingga tujuan penulisan yang dimaksud adalah agar melalui mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa dapat memahami secara normatif, filosofis dan kritis terhadap dinamika isu – isu
penting dalam dunia pendidikan Islam terutama dalam peningkatan mutu / kualitas pendidikan
yang telah dan sedang berjalan dan tentunya dengan segala implikasinya yang ditimbulkan,
sehingga dapat dijadikan potret dan teladan untuk kemudian dapat dikembangkan secara terus
menerus dan terpadu pada lembaga pendidikan yang sedang kita geluti.
Dalam hal ini pula Manajemen Mutu Pendidikan dimaksudkam untuk dapat menetapkan
secara tepat mengenai beberapa hal.
1. Apa yang relevan dengan kepentingan anak didik ?
2. Dalam hal apa terdapat kesenjangan antara apa yang ada di sekolah dan apa yang masih
harus disediakan?
3. Potensi apa yang dimiliki oleh masyarakat untuk andil membangun pendidikan ( sekolah ) ?
4. Perilaku macam apa dari sumber daya manusia sekolah yang harus diubah?
5. Kebiasaan buruk dari pengelolaan sekolah macam apa yang harus ditinggalkan ?
Pertanyaan - pertanyaan di atas dapat kita jawab dengan mudah setelah kita mengetahui dan
mengaplikasikannya dalam lembaga pendidikan. Sehingga tujuan yang paling sejati ( the
ultimate goal ) dari MMT / MBS adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan belajar (
improve the quality of instruction and learning ) bagi para siswa. Melalui MMT ini, sekolah
diharapkan secara kontinyu dapat memperbarui kinerjanya dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Mutu transformasi proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah secara
keseluruhan sangat itentukan oleh mutu kinerja guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Managemen Mutu Terpadu Pendidikan
Apa itu manajemen ? Koontz dan Weihrich (1990 ) mengemukakan definisi manajemen
sebagai “ The process of designing and maintaining an anvironment in which individuals,
working together in group efficiently accomplish selected aims “. Managemen adalah proses
pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber baik manusia fasilitas maupun sumber
daya teknikal untuk mencapai tujuan khusus yang ditetapkan. Definisi lain dari para pakar,
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 3/7
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, pengawasan,
baik sebagai ilmu maupun seni, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Kemunculan karakteristik ideal sekolah pada abad ke – 21 seperti disajikan berikut ini , tidak
secara sendirinya atau alami. Penemuan karakteristik ideal itu memerlukan perjalanan yang
panjang dan penelitian yang sangat serius. Di Amerika Serikat , karakteristik yang dimaksud
baru ditemukan pada era reformasi pendidikan generasi keempat. Menurut Bailey (1991 ),
berdasarkan generasi reformasi dari generasi keempat inilah tersimpul karakteristik ideal
manajemen berbasis sekolah dan karakteristik ideal sekolah untuk abad ke -21 ( school for the
twenty – first characteristicts). Dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS ) inilah kemudian
disempurnakan menjadi Menejemen Mutu Terpadu ( MMT ) yang titik tekannya adalah pada
perbaikan mutu masukan,proses, keluaran pendidikan, juga layanan purna lulus dengan
karakteristik sebagai berikut.
1. Adanya keragaman dalam pola penggajian guru
Istilah populernya adalah pendekatan prestasi ( merit system ) dalam hal penggajian dan
pemberian aneka bentuk kesejahteraan material lainnya. Caranya dapat dilakukan dengan
penetapan kebijakan melalui pengiriman langsung gaji guru ke rekening sekolah kemudian
kepala sekolah mengalokasikan gaji guru itu per bulan sesuai dengan prestasinya.
2. Otonomi Manajemen Sekolah
Sekolah menjadi sentral utama manajemen pada tingkat strategis dan operasional dalam
kerangka penyelenggaraan program pendidikan dan pembelajaran. Sementara kebijakan
internal lainnya menjadi penyertanya.
3. Pemberdayaan guru secara optimal
Dikarenakan sekolah harus berkompetisi membangun mutu dan membentuk citra di
masyarakat , maka guru – guru harus diberdayakan dan memberdayakan diri secara optimal
bagi terselenggaranya proses pembelajaran yang bermakna.
4. Pengelolaan sekolah secara partisipatif
Kepala sekolah harus mampu bekerja dengan dan melalui seluruh komunitas sekolah agar
masing – masing dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara baik yang tentunya ada
transparansi pengelolaan sekolah.
5. Sistem yang didesentralisasikan
Di bidang penganggaran misalnya, pelaksanaan manajemen ini mendorong sekolah – sekolah
siap berkompetisi untuk mendapatkan dana dari masyarakat dan dari pemerintah secara
kompetitif ( block grant ) dan mengelola dana itu dengan baik.
6. Otonomi sekolah menentukan aneka pilihan
Dalam hal ini adalah pilihan program akademik dan non akademik dapat dikreasi oleh sekolah
sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat local, nasional dan global.
7. Hubungan kemitraan ( Partnership ) antara dunia bisnis dan dunia pendidikan.
Hubungan kemitraan itu dapat dilakukan secara langsung atau melalui komite sekolah yang
bukan hanya untuk keperluan pendanaan,melainkan juga untuk kegiatan praktek kerja
disamping program pembinaan dan pengembangan lainnya.
8. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh relative mandiri
Perluasan kewenangan yang diberikan kepada sekolah member ruang gerak untuk memberi
keputusan yang inovatif dalam mengkreasi program demi peningkatan mutu pendidikannya.
9. Pemasaran sekolah secara kompetitif
Tugas pokok dan fungsi sekolah adalah menawarkan produk unggulan atau jasa.Jika sekolah
sudah mampu membangun citra mutu dan keunggulan, lembaga itu akan mampu beradu tawar
dengan masyarakat , misalnya berkaitan dengan jumlah nominal dana yang akan ditanggung
oleh penerima jasa layanan.
B. Prinsip Manajemen Mutu Terpadu
Mutu sebuah sekolah dapat dilihat dari tertib administrasinya, yang salah satu bentuknya
adalah adanya mekanisme kerja yang efektif dan efisien baik secara vertical maupun horizontal.,
Dilihat dari perspektif operasional, manajemen sekolah dalam MMT dikatakan bermutu jika
sumber daya manusianya bekerja secara efektif dan efisien.Mereka bekerja bukan kerana ada
beban atau karena diawasi secara ketat, namun proses pekerjaannya dilakukan benar dari awal.
Bukan mengatasi aneka masalah yang timbul secara rutin karena kekeliruan yang tidak
disengaja.
Kedewasaan dalam bekerja menjadi prinsip dalam manajemen sekolah yang bermutu.
Tenaga akademik dan staf administrasi bekerja bukan karena diamcam, diawasi atau diperintah
oleh pimpinan atau atasannya.Mereka bekerja karena memiliki rasa tanggung jawab akan tugas
pokok dan fungsinya. Sikap mental ( mind set ) tenaga kependidikan di sekolah menjadi
prasyarat bagi upaya meningkatkan mutu.Sehingga merujuk pada pendapat Edward Sallis (
1993 ) bahwa sekolah yang bermutu memiliki prinsip atau ciri – ciri
a. Berfokus pada pelanggan yaitu semua pihak yang memerlukan, terlibat dan berkepentingan
terhadap jasa pendidikan.
b. Berupaya mencegah masalah dengan bekerja secara benar dari awal.
c. Memiliki investasi dalam SDM
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 4/7
d. Memiliki Strategi untuk mencapai kualitas baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik dan
tenaga administrasi disamping criteria evaluasi.
e. Mau belajar dari kesalahan untuk perbaikan.
f. Memiliki kebijakan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
g. Membagi tugas sesuai porsi, fungsi dan tanggung jawabnya.
h. Memiliki kreativitas dalam menciptakan kualitas
i. Menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.
Manajemen Mutu intinya adalah upaya terus menerus ( continuous improvement )untuk
memperbaiki kinerja sekolah dengan memposisikan sekolah sebagai institusi yang relative
otonom. Di Negara Jepang, istilah perbaikan yang terus menerus ini sarat dengan muatan
cultural , yang disebut dengan Kaizen. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen selalu
berusaha melakukan perubahan karena tidak pernah ada capaian yang bersifat sempurna dan
permanen. Kaizen selalu berusaha meningkatkan mutu atas apa yang telah dicapai. Konsep
dasarnya, selalu ada hari lain atau orang lain yang menemukan ruang dan waktu untuk
membangun inisiatif peningkatan. Sehingga sekolah yang menganut konsep Kaizen tidak
mengenal istilah kuota atau target, melainkan standar. Ketika kuota atau target telah dicapai,
maka usaha selanjutnya menjadi melemah. Tetapi sebaliknya jika yang ditetapkan adalah
standar, maka akan terus tumbuh motivasi orang untuk memenuhi standar itu. Jika standar yang
dikehendaki telah terpenuhi, maka akan ditetapkan standar baru atau awal baru untuk
menentukan capaian atas standar lain yang dikehendaki.
Istilah Kaizen baru sering kita dengar dan baca akhir – akhir ini. Itupun wahananya masih
terbatas. Jadi sangat mungkin masih banyak orang yang belum pernah mendengar tentang
Kaizen.Sedangkan istilah Managemen Mutu Terpadu ( MMT ) atau Total Quality Management (
TQM ) telah banyak dipublikasikan baik dalam buku maupun artikel.
Padahal sebenarnya jika seseorang telah memahami konsep tentang MMT atau TQM
sesungguhnya dia pun telah mulai memahami tentang Kaizen. Karena sebenarnya keduanya
berasal dari Kaizen. Bagaimana Prinsip Kaizen ? Tony Barnes ( 1998 ) mengemukakan sepuluh
prinsip Kaizen , yaitu sebagai berikut.
1. Berfokus pada pelanggan
Pelanggan sekolah meliputi siswa, masyarakat, guru, kepala sekolah,staf Tata Usaha , dan
pengguna lulusan. Fukos utama Kaizen adalah kualitas /mutu produk yang dihasilkan melalui
masukan dan proses yang baik yang tujuan utamanya adalah kepuasan pelanggan yang lebih
tinggi terhadap kualitas produk yang tercermin dari prestasi akademik dan vokasional tertentu.
2. Melakukan peningkatan secara terus menerus
Suatu realitas dan menjadi sifat alamiah kita selaku masyarakat pendidik bahwa kalau sesuatu
tugas bisa dilaksanakan dengan sukses, maka kita mengalihkan tugas pada sesuatu yang
baru. Dalam sekolah Kaizen,keberhasilan bukanlah akhir dari suatu tugas,melainkan hanyalah
satu langkah maju sebelum mengambil langkah maju berikutnya.Jadi tidak ada hasil akhir
karena standar, desain dan biaya pendidikan hari ini tidak akan memenuhi kebutuhan hari di
masa yang akan datang.Komunitas sekolah Kaizen mengetahi bahwa jauh lebih efektif dari segi
waktudan biaya kalau produkyang sudah ada ditingkatkan kualitasnya dibandingkan setiap
waktu harus memulai dari awal lagi dengan selembar kertas kosong.
Dengan demikian , berbagai kegiatan peningkatan mutu dan luaran sekolah direncanakan dan
dilaksanakan secara terus menerus. Sekolah yang berhasil dengan capaian seperti ini bukanlah
disebabkan karena mendesain kurikulum yang berbeda secara signifikan dengan sekolah lain,
melainkan pada proses kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh warga sekolah pada tingkat
praktis.
3. Mengakui Masalah secara terbuka
Dengan membangun kultur yang tidak saling menyalahkan seluruh warga dalam sekolah
Kaizen merasa bisa mengakui kesalahan, menunjukkan kelemahan dari prosesnya dan
meminta bantuan. Keterbukaan warga sekolah dipertimbangkan sebagai kekuatan yang bisa
mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat serta bisa mewujudkan
berbagai kesempatan. Sebaliknya dalam sekolah yang tertutup, idenya juga akan sama – sama
tertutup.
4. Mempromosikan keterbukaan
Pengkotak – kotakan, berebut wilayah melalui rayonisasi sekolah,berebut kepemilikan dan
membentuk tembok pemisah sudah merupakan masalah biasa dalam manajemen sekolah
yang masih sangat tradisional. Tidak ada satu pun dari sekolah tradisional ini mempromosikan
saling berbagi, fungsional silang, keterbukaan dan kepemimpinan yang tampak sebagai hal
biasa dalam sekolah Kaizen. Di sekolah Kaizen ilmu pengetahuan adalah untuk saling
dibagikan dan hubungan komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi yang
lebih besar.
5. Menciptakan tim kerja
Dalam sekolah Kaizen tim kerja seperti kelompok kerja guru, satuan tugas pengendali mutu
dan lain – lain adalah bahan bangunan dasar yang membentuk struktur organisasi sekolah.
Masing – masing warga sekolah secara individual memberikan sumbangan berupa reputasi
dan efisiensi, prestasi kerja dan peningkatan.
6. Memanagemeni Proyek melalui tim fungsional silang.
Dalam sekolah ini , proyek peningkatan mutu, seperti MMT, direncanakan dan dilaksanakan
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 5/7
dengan menggunakan sumber daya antar departemen atau fungsional silang, bahkan
meskipun sumber daya yang digunakan berasal dari luar sekolah.
7. Memelihara Proses Hubungan yang benar.
Komunitas sekolah Kaizen tidak menyukai hubungan yang saling bermusuhan dan penuh
kontroversi, yang bisa terjadi di dalam sekolah secara murni berpusat pada hasil dan memiliki
kultur yang saling menyalahkan. Di dalam Kaizen mereka melakukan sesuatu dengan
memelihara keharmonisan dan menanam investasi dalam pelatihan di bidang keahlian
hubungan antar manusia bagi semua civitas akademi sekolah., Namun dengan memastikan
bahwa proses dalam hubungan antar manusianya didesain untuk memelihara kepuasan
warga sekolah mka investasi sekolah memiliki loyalitas dan komitmen.
8. Mengembangkan Disiplin Pribadi
Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat alamiyah orang – orang yang tergabung
dalam Kaizen. Melalui pendidikan , agama, dan norma – norma sosial, mereka berkeyakinan
bahwa beradaptasi dengan sifat alamiyah merupakan penguatan kembali potensi di dalam diri
yang menunjukkan dan menjaga keutuhan.
9. Memberikan informasi kepada semua karyawan
Salah satu kunci MMT adalah manajemen partisipatif. Yang antara lain berintikan transparansi
atau keterbukaan informasi antar komunitas sekolah. Informasi merupakan hal yang sangat
penting dalam sekolah.dengan memberikan informasi yang penting pada setiap warga sekolah,
tantangan perusahaan, berubah menjadi tantangan pribadi .Informasi ini juga merupakan
langkah penting untuk menciptakan kultur berdasarkan pengetahuan.
10. Memberikan wewenang kepada setiap karyawan.
Delegasi tugas dan tanggung jawab menjadi penting dalam sekolah Kaizen berbasis MMT
auat MBS.Melalui pelatihan dalam berbagai keahlian , dorongan semangat, tanggung jawab
pengambilan keputusan, akses pada sumber data dan anggaran, timbal balik, rotasi pekerjaan,
dan apresiasi, pada tataran sekolah ini memiliki kekuatan untuk secara nyata memengaruhi
urusan diri mereka sendiri dan urusan sekolah.
Adapun menurut Sudarwan Danim ( 2007 ), secara umum struktuk organisasi dan
mekanisme kerja sekolah yang dikehendaki menurut konsep MMTP adalah sebagai berikut.
1. Struktur organisasi sekolah mampu melancarkan proses pengelolaan mutu secara
menyeluruh dan kondusif bagi perbaikan kualitas dengan mengurangi fungsi kontrol yang tidak
perlu dan mengutamakan kerjasama yang solid dalam team work.
2. Struktur organisasi sekolah dapat mereduksi pekerjaan yang tumpang tidih ( repetitif )
akibat kesalahan struktur kerja dengan system manajemen yang sederhana tetapi efektif.
3. Struktur organisasi sekolah mengupayakan agar proses kerja di bawah satu komando dan
mampu menilai keberhasilan sebuah sekolah
4. Struktur organisasi sekolah dapat mengupayakan semua anggota tim memahami visi dan
potensi lembaga baik yang riil maupun yang mungkin diakses.
BAB III
KESIMPULAN
Uraian di atas menggariskan beberapa pemikiran esensial. Pertama , pembaharuan dalam
bidang manajemen pendidikan meruapakan penerapan cara – cara baru dan kreatif dalam
seleksi, organisasi, dan penggunaan sumber – sumber manusia dan material yang diharapkan
akan meningkatkan mutu proses peningkatan pengelolaan pendidikan dan hasil – hasilnya
secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Kedua, kebijakan pembaharuan dalam bidang manajemen pendidikan dipandang sangat
penting. Manajenen pendidikan yang inovatif akan mampu mewujudkan tujuan sekolah, yaitu
pendidikan dan pengajaran terhadap anak didik secara lebih efektif dan efisien.
Untuk mengaplikasikan kebijakan baru dalam bidang manajemen pendidikan di sekolah –
sekolah diperlukan strategi tertentu yaitu dengan cara menggunakan power pimpinan dan
meningkatkan kesadaran kepala sekolah akan pentingnya peningkatan mutu manajemen
pendidikan di sekolah.
Akhirnya para pakar manajemen pendidikan sampai pada satu kesimpulan bahwa apapun
bentuk dan bagaimanapun ragam pembaharuan pendidikan tidak akan banyak manfaatnya jika
lembaga pendidikan tidak dikelola dengan format manajemen pendidikan yang efektif dan
efisien. Oleh karena itu , kegiatan penelitian dan pengembangan ( research and development )
untuk menghasilkan kebijakan baru dalam bidang manajemen pendidikan tampaknya harus
sejalan dengan kegiatan penelitian pendidikan apada umumnya.
Perubahan pola manajemen sekolah dari konvensional / sentralistik ke berbasis MMT (
desentralisasi ) berimplikasi pada perubahan kultur organisasi sekolah yang idealnya
mengintegral pada seluruh komunitas institusi persekolahan ( kepala sekolah, guru, staf
dll)dapat disajikan sebagai berikut.
Multi perubahan Kultur Organisasi MMTP
Dari Menjadi
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 6/7
Bekerja asal jadi Bekerja secara bermutu
Kinerja rendah Kinerja optimum
Perbaikan fragmentaris Perbaikan kontinyu
Perspektif jangka pendek Perspektif jangka panjang
Orientasi presrise Orientasi prestasi
Menunggu perintah Berinisiatif
Orientasi kerja ke dalam Orientasi kerja ke komunitas
Kepimimpinan transksional Kepemimpinan transformasional
Kewenangan tunggal Delegasi kewenangan
Aksi afirmatif Aksi Delegasi
Strutuk gemuk Struktur ramping
Uang memandu program Program memandu uang
Pemerintah sebagai sumber dana utama Masyarakat dan pemerintah sebagai sumber dana
utama
Rutinitas dan bersahaja Kompetisi terbuka
Komunikasi searah Advokasi bersama
Menjual gagasan Mentransformasikan gagasan
Memerintah Mengajak dan member contoh
Ekslusif Inklusif
Dependensi Independensi sinergis
Saling menafikan Kolegialitas
Belajar mencerna Belajar memecahkan masalah
Pembakuan tindakan Kreativitas mencapai tujuan
Program sebagai acuan Hasil sebagai acuan
Membiayai pra masukan Membiayai proses dan hasil
Menjalankan tugas Menjadi Profesional
Menjadi Pemimpin Menjalankan kepemimpinan
Kesimpulan terakhir bahwa kultur sekolah yang positif ( positive school culture )
diasosiasikan dengan motivasi dan prestasi siswa yang tinggi, meningkatkan kolaborasi antar
guru, dan mengubah sikap guru terhadap pekerjaannya ke depan menjadi positif. Sehingga
pembelajaran di ruang belajar, apakah atraktif atau monoton, kondusif atau distortif, produktif
atau devitatif, menyenangkan atau membosankan dan sebagainya sangat ditentukan oleh
kemampuan guru bersifat positif terhadap tugasnya.Sikap positif guru di ruang belajar tidak
berdiri sendiri , tetapi antara lain disumbang oleh gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Danim Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke lembaga Akademik,
Haka Advertising 2007.
2. Sallis Edward, Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan
Peran Strategis Pendidikan di era Globalisasi Modern, IRCiSoD , November 2010.
3. Suparno ,Danim Sudarwan, Manajemen Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan; Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi ,Situasi Krisis, dan
Internasionalisasi Pendidikan,Rineka Cipta Jakarta.
4. Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara.
5. Tciptono Fandy dan Diana Anastasia, Total Quality Management, edisi revisi, Andi Offset.
Diposkan oleh MI Bustanul Ulum Sumberanyar di 22.38
Label: Artikel Pendidikan, makalah, Manajamen Mutu Tepadu Pendidiakn, MMT,
TQM
0 komentar:
Poskan Komentar
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN
http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 7/7
Posting Lebih Baru » « Posting Lama
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan
Pratinjau
Langganan: Poskan Kom entar (Atom )
Copyright © MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR. All rights reserved. Design by Zaenal Abidin
Recommended