View
23
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
22. DAERAH TINGKAT I BALI
I. GAMBARAN UMUM
Keadaan daerahDaerah Tingkat I Bali yang terdiri atas pulau Bali, pulau
Nusa Penida dan pulau-pulau kecil lainnya memiliki wilayah
daratan dengan luas seluruhnya 5.532 km2.Sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan dan
berbukit-bukit, membujur dari barat ke timur. Gunung yang
tertinggi adalah Gunung Agung di samping beberapa gunung
lainnya seperti Watukaru, Pengilingan, Pohen, Abang, Penulis-
an dan Batur. Diantara gunung-gunung tersebut, beberapa di-
antaranya masih aktif. Selebihnya adalah berupa tanah datar
yang dibagian selatannya lebih lebar daripada dibagian utara.
Keadaan tanahnya hampir homogen yang sebagian besar jenis
tanahnya tergolong tanah aluvial, regosol, andosol, litosol
dan beberapa tempat terdapat endapan abuvulkanis. Tanah ini
mempunyai derajat keasaman yang relatif tinggi di samping
strukturnya yang sedemikian rupa sehingga sangat mudah terki-
kis oleh air.
Sebagian besar tanah di daerah Bali cukup subur untuk ke-
giatan-kegiatan pertanian. Curah hujan rata-rata per tahun
yang cukup tinggi yaitu 3.000 mm. Oleh karena itu sebagian
besar dari daerah Bali adalah daerah yang dapat dikembangkan
untuk usaha-usaha pertanian. Pola penggunaan tanah sampai
akhir tahun 1980 adalah, kurang lebih 22.1% terdiri hutan,
653
17,2% sawah, 10,6% ladang (tegalan), 12.5% pekarangan, 31,5%
pelabuhan, 1,1% rawa dan tanah lainnya 5,0%.
Secara administratif Daerah Tingkat I Bali terbagi menja-
di 8 Daerah Tingkat II yang seluruhnya adalah kabupaten, 51
kecamatan dan 589 desa. Di samping itu terdapat pula desa-desa
adat. Desa-desa adat ini berkaitan erat dengan pembinaan adat
dan memiliki aturan-aturan (awig-awig) yang dibuat oleh warga
desa adat secara musyawarah dan ditaati oleh seluruh warga
desa adat, seluruhnya berjumlah 1.456 desa adat. Setiap desa
adat terdiri atas kelompok-kelompok yang disebut Banjar. Di
seluruh Bali terdapat 3.508 banjar. Di samping itu, terdapat
pula lembaga tradisional lainnya di Bali yang berkaitan de-
ngan urusan pengairan dan produksi pertanian yang dikenal
dengan nama Subak.
Menurut hasil sensus tahun 1980 penduduk Bali seluruhnya
berjumlah 2.469.930 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk tahun 1971 (2.120.338 jiwa) maka Bali telah mengala-
mi pertambahan penduduk sebesar 16,5% selama waktu 9 tahun
ini, atau kenaikan rata-rata 1,71% per tahun. Pertambahan
penduduk tertinggi terlihat di Kabupaten Badung yaitu rata-
rata 2,6% per tahun. Kenaikan ini terjadi terutama di kota
Denpasar. Kabupaten Tabanan adalah daerah yang mengalami
tingkat pertumbuhan penduduk terendah dalam kurun waktu yang
sama, yaitu 0,5% rata-rata per tahun. Tingkat kepadatan pen-
duduk mencapai rata-rata 438 jiwa untuk setiap km2 (Tabel).
Kepadatan tertinggi terdapat di Kabupaten Gianyar dengan
rata-rata 832 jiwa per km2, sedang kabupaten dengan tingkat
kepadatan penduduk terendah adalah Jembrana dengan rata-rata
244 jiwa setiap km2.
654
Dari jumlah penduduk tahun 1980, 1,8 juta diantaranya
tergolong usia kerja, diantaranya sekitar 964.054 orang atau
54% dari jumlah tersebut adalah angkatan kerja. Hampir 98%
dari seluruh angkatan kerja di Bali diperkirakan sudah bekerja
diberbagai cabang kegiatan. Sisanya adalah mereka yang
mencari kerja, baik yang belum maupun sudah pernah bekerja
sebelumnya.
Lebih separuh dari angkatan kerja, bekerja di sektor per -
tanian.
Oleh sebab itu sektor pertanian merupakan sektor utama
didalam perekonomian di Bali. Lebih kurang 39% dari nilai
pendapatan masyarakat dalam tahun 1980 berasal dari sektor
pertanian. Sektor ini menghasilkan. bahan-bahan makanan se-
perti padi, jagung, palawija, sayuran dan buah-buahan. Juga
menghasilkan berbagai hasil perkebunan, terutama kopi, kopra,
cengkeh dan panili. Sedangkan hasil peternakan yang utama di
Bali adalah sapi, babi dan unggas di samping hasil dari peri-
kanan darat dan laut.
Di samping bertani, penduduk Bali terkenal sebagai peng-
rajin dan pemahat. Erat dengan kegiatan ini industri pari-
wisata di Bali menjadi sangat menonjol. Dengan alamnya yang
indah, kebudayaan penduduk yang sangat khusus serta hasil-ha-
sil kerajinan tersebut maka Bali merupakan daerah pariwisata
utama di Indonesia. Setiap tahun diperkirakan lebih dari
430.000 orang wisatawan dari luar negeri mengunjungi pulau
Bali melalui udara dan lebih dari 3.000 orang melalui laut.
Perkembangan pariwisata di Bali memberikan pengaruh yang be-
sar terhadap perkembangan sektor perdagangan, hotel dan res-
toran, sektor industri kerajinan, sektor jasa - jasa dan sektor
655
pengangkutan dan komunikasi. Di seluruh Bali. terdapat 26 dae-
rah sasaran utama pariwisata, dengan 115 buah hotel dan 308
rumah penginapan tersedia untuk keperluan akomodasi wisata-
wan. Dengan selesainya pembangunan hotel Nusa Dua maka terse-
dia tambahan sejumlah 2.500 kamar untuk akomodasi para wisa-
tawan yang diperkirakan akan terus meningkat.
Seluruh daerah di Bali dapat dicapai dengan jalan darat,
baik melalui jalur memutar pulau Bali, menyusuri pantai, mau-
pun jalur-jalur Utara Selatan. Panjang jalan yang ada seluruh
Bali sampai dengan akhir tahun 1980 meliputi lebih dari 2.360
km/1389 km atau 58% diantaranya adalah jalan negara yang
umumnya berkondisi baik. Panjang jalan propinsi meliputi 333
km atau 14% dari panjang jalan seluruhnya. 64% dari jalan
propinsi tergolong baik dan 20% sedang. Jalan kabupaten pan-
jangnya 1.638 km dan sebagian besar dari jalan kabupaten ter-
sebut tergolong rusak, termasuk diantaranya jalan-jalan yang
menuju ke daerah-daerah pariwisata.
Pelabuhan laut yang utama di Bali adalah Benoa, di sam-
ping pelabuhan-pelabuhan lainnya Buleleng dan Celukan Bawang.
Pelabuhan Gilimanuk adalah pelabuhan penyeberangan yang meng-
hubungkan Bali dengan pulau Jawa, sedangkan pelabuhan Padang-
bai adalah pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan pulau
Bali dengan pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat.Sementara itu Pelabuhan Udara Ngurah Rai adalah merupakan
pelabuhan udara nasional dan internasional di pulau Bali. De-
wasa ini yang dapat didarati oleh pesawat B-747.
Sampai dengan akhir Repelita III telah dilaksanakan pem-
bangunan berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan serta fasi-
litas-fasilitas kesejahteraan masyarakat umumnya, terutama di
656
daerah-daerah pedesaan. Diperkirakan 98% dari anak-anak usia
sekolah dasar di Bali sudah tertampung. Dalam pada itu dise-
tiap kecamatan di Bali sudah memiliki pusat kesehatan masya-
rakat (PUSKESMAS) di samping berbagai fasilitas kesejahteraan
masyarakat lainnya. Usaha-usaha telah dilakukan terutama un-
tuk memberikan bimbingan kesehatan lingkungan kepada masyarakat
meliputi perumahan, air minum dan lain-lain.
2. Masalah-masalah yang dihadapi
Jumlah penduduk di Bali cukup besar dan cenderung untuk terus meningkat. Sedangkan sumber daya alam yang tersedia, terutama tanah, terbatas. Dalam hubungan ini masalah yang dihadapi ialah menyeimbangkan antara upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan produksi
dan produktivitas sumber daya alam yang tersedia dan upaya untuk melestarikan sumber-sumber itu sendiri.
Meningkatnya arus wisatawan di Bali memerlukan penyediaan prasarana, sarana serta fasilitas lainnya dan kebutuhan ter-
hadap konsumsi bahan makanan dan barang-barang kebutuhan se- hari-hari lainnya. Akan tetapi pariwisata dapat pula menimbul-kan berbagai kemungkinan pengaruh negatif terhadap kelestari-
an kebudayaan masyarakat Bali, oleh karena itu diperlukan ber-bagai usaha yang cermat untuk mengatasinya. Kelestarian
kebu-dayaan ini adalah sangat penting karena merupakan dasar pe-ngembangan kepariwisataan yang menyebabkan Bali terkenal ke seluruh dunia.
Sementara itu sektor pertanian masih tetap merupakan
sektor utama yang merupakan sumber kehidupan bagi sebagian
besar penduduk Bali. Tanah-tanah pertanian yang semakin
menyempit menimbulkan berbagai permasalahan, terutama di
daerah-daerah 657
pedesaan, yang menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja di
sektor pertanian yang cenderung semakin meningkat.
Di sektor peternakan terdapat kecenderungan semakin ber-
kurangnya populasi ternak, sedangkan kebutuhan konsumsi daging
cenderung terus meningkat. Demikian pula di sektor perkebunan
dimana kopi sebagai hasil perkebunan utama Bali menghadapi
masalah keterbatasan pemasaran.
Masalah lainnya yang memerlukan penanganan adalah pening-
katan penyediaan air minum dan listrik bagi daerah pedesaan.
I I . ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-sional.
Bali merupakan pusat pariwisata di Indonesia dan dikenal
di dunia. Keunggulan ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk sekaligus mengembangkan potensi pariwisata di daerah-
daerah lainnya di Indonesia. Oleh karena itu pengembangan pa-
riwisata di Bali pada hakekatnya adalah pengembangan pariwi-
sata nasional. Dalam hubungan ini maka Bali perlu diarahkan
sebagai pusat promosi pariwisata di Indonesia.
Meningkatnya arus pariwisata di Bali berarti meningkatnya
pula kebutuhan Bali terhadap berbagai barang terutama barang
konsumsi pokok sehari-hari. Kebutuhan tersebut diusahakan un-
tuk dipenuhi dari hasil produksi Bali sendiri. Dalam hubungan
ini maka peningkatan prasarana dan sarana perhubungan antara
Bali dengan Nusa Tenggara Barat, antara Bali dengan Jawa Ti-
mur dan juga dengan Kalimantan dan Sulawesi akan terus di-
tingkatkan.
658
Mengingat eratnya hubungan antara industri pariwisata dan
industri kerajinan rakyat maka peningkatan industri kecil dan
menengah perlu dibina terus menerus melalui usaha-usaha yang
terpadu, meliputi penyediaan fasilitas kredit dengan tatacara
yang sesederhana mungkin. Dalam hubungan ini akan dikembang-
kan pusat promosi industri kerajinan rakyat yang bermutu.
Untuk menarik arus wisatawan lebih banyak lagi baik wisatawan
dalam maupun luar negeri selain usaha peningkatan pasilitas
pariwisata setiap tahun akan dilaksanakan pekan seni dan
budaya.
Usaha-usaha untuk peningkatan produksi pertanian di Bali
akan mendapat perhatian lebih besar selama Repelita IV ter-
utama dalam bentuk diversifikasi hasil perkebunan, usaha pen-
cegahan menurunnya produksi ternak dan penyediaan berbagai
fasilitas perikanan dan pelabuhan perikanan serta peningkatan
budi daya perikanan.
Dalam pada itu bidang pendidikan, kesehatan, sosial, aga-
ma, air minum, listrik dan kesejahteraan sosial lainnya akan
tetap mendapat perhatian dan diusahakan pengembangannya seja-
lan dengan meningkatnya kegiatan pembangunan.
Selama Repelita IV daerah Bali diperkirakan akan berkem-
bang dengan laju pertumbuhan rata-rata 6% setahun.
2. Kebijaksanaan pembangunan daerah.
Dalam Repelita IV kebijaksanaan pembangunan akan diarah-
kan kepada sektor-sektor yang memegang peranan penting di da-
lam meningkatkan perkembangan daerah, dan mampu menciptakan
lapangan kerja yang semakin luas.
Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahtera-
659
an masyarakat banyak di Bali haruslah memberikan perhatian
yang utama kepada kelompok masyarakat terbesar yaitu para petani,
nelayan, buruh dan pengrajin.Sementara itu dalam kebijaksanaan pengembangan wilayah
Bali membagi daerahnya dalam 4 wilayah pembangunan sebagai
berikut :
a. Wilayah pembangunan Bali timur meliputi Kabupaten
Karang Asem, Bangli dan Klungkung dengan pusatnya
Klungkung, dengan kegiatan utama di bidang pertanian,
pangan, peternakan, pariwisata dan industri kerajinan.
b. Wilayah pembangunan Bali tengah meliputi Kabupaten Badung
dan Gianyar dengan pusatnya di Denpasar, de-
ngan kegiatan utama pertanian pangan, pariwisata, in-
dustri kerajinan, perdagangan.
c. Wilayah pembangunan Bali barat meliputi Kabupaten Ta-
banan dan Jembrana dengan pusatnya di Negara, dengan
kegiatan utama pertanian pangan, perkebunan, perikan-
an dan industri kerajinan.
d. Wilayah pembangunan Bali utama yang meliputi Kabupa-
ten Buleleng, dengan pusatnya di Singaraja wilayah
ini mempunyai kegiatan utama di bidang pertanian
pangan, perkebunan, industri sedang, perdagangan dan
pariwisata.
Pentingnya hubungan para petani dengan tanah-tanah perta-
nian merupakan dasar diperlukannya perencanaan penggunaan tanah
serta pengawasannya yang ketat sehingga tanah-tanah
pertanian yang subur dibatasi pengalihan penggunaannya untuk
keperluan-keperluan bukan pertanian.
Sementara itu usaha – usaha untuk meningkatkan produksi
660
pertanian akan terus dilaksanakan. Kecilnya tanah yang dike-
Iola oleh para petani memerlukan dilaksanakannya berbagai
usaha yang dapat mendorong dan merangsang para petani supaya
dapat bekerjasama diantara mereka, sehingga areal pertanian
yang ada dapat dikelola secara lebih berhasilguna dan berda-
yaguna.
Pembinaan kelompok-kelompok masyarakat ini ditempuh pula
melalui koperasi yang dikembangkan secara sehat.
Melihat besarnya penduduk yang ada serta kemungkinannya
yang terus meningkat maka usaha-usaha mengurangi laju pertum-
buhan penduduk tersebut melalui Program Keluarga Berencana
tetap terus dilaksanakan. Di samping itu, dilakukan pula usa-
ha untuk memindahkan penduduk, terutama dari daerah-daerah
yang dianggap kritis di Bali melalui Program Transmigrasi dan
program-program khusus lainnya.
Untuk mengatasi pertambahan angkatan kerja yang cenderung
untuk terus bertambah maka diperlukan berbagai upaya baik da-
lam bentuk kesempatan kerja melalui proyek-proyek pekerjaan
umum, melakukan latihan-latihan serta pendidikan-pendidikan
khusus untuk kemudian menyalurkan tenaga-tenaga yang sudah
terdidik dan terlatih tersebut kepada berbagai bidang kegiat-
an ekonomi, dan usaha-usaha lainnya.
Gagasan Bali menuju Pulau Taman akan diusahakan pelaksa-
naannya secara bertahap. Beberapa aspek yang perlu untuk di-
perhatikan dan diambil langkah-langkah pelaksanaannya antara
lain : pembinaan kelestarian alam dan lingkungan hidup serta
kebudayaan yang unik dari masyarakat Bali, usaha-usaha reboi-
sasi dan perluasan kawasan hutan, penghijauan dan pertamanan,
pembinaan arsitektur tradisional Bali, pola tata-ruang dan
661
tata kemasyarakatan dan seni-budaya Bali.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV
Pembangunan di bidang pertanian, terutama peningkatan
produksi pertanian tanaman pangan yang meliputi padi, palawi-
ja dan hortikultura, akan dilanjutkan melalui intensifikasi,
rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi
akan dilanjutkan melalui usaha-usaha kegiatan penyuluhan,
perbaikan dan perlindungan tanaman terhadap hama dan penya-
kit. Pelaksanaan ekstensifikasi akan dilakukan melalui usaha
pemanfaatan tanah-tanah kering dan padang alang-alang. Se-
dangkan diversifikasi akan dilanjutkan dengan pemanfaatan
pekarangan untuk tanaman bernilai gizi tinggi.
Pembangunan peternakan dilaksanakan melalui usaha pokok
intensifikasi peternakan sapi, babi dan ayam. Usaha ini akan
didorong melalui pengamanan ternak, pembinaan makanan ternak,
penyediaan bibit unggul, penyidikan penyakit hewan, karantina
hewan dan penyuluhan. Di samping itu akan diusahakan pengem-
bangan aneka ternak di beberapa daerah Berta akan dikembang-
kan pusat pembibitan ternak sapi Bali dan pengembangan hijau-
an makanan ternak disekitar Denpasar dan Pulukan.
Di bidang perikanan akan dilanjutkan pengembangan usaha
perikanan laut, perikanan di tambak maupun perikanan air ta-
war. Penyuluhan, latihan keterampilan dan pembinaan akan di-
tingkatkan di samping pengadaan prasarana perikanan dan pe-
ngembangan teknik produksi. Demikian pula akan dikembangkan
pembangunan balai benih ikan di Sangeh, penyempurnaan prasa-
rana pendaratan dan pengadaan kolam-kolam percontohan.
Di bidang kehutanan terutama akan dilanjutkan kegiatan-
662
kegiatan pengawasan pengusahaan hutan, inventarisasi dan pe-
ngukuhan hutan dan rehabilitasi kawasan hutan. Daerah kawasan
hutan Bali Barat akan dikembangkan menjadi Taman Nasional.
Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-
sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tana-
man kelapa, kopi, panili, dan jambu mete yang akan mencakup
areal 22.100 ha, serta intensifikasi dan rehabilitasi tanaman
kelapa, cengkeh, tembakau dan jambu mete seluas 12.550 ha.
Selain usaha peningkatan produksi, juga akan diikuti dengan
usaha peningkatan mutu serta perbaikan tata niaga dengan pe-
ngikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar dan lembaga swasta
lainnya dengan meningkatkan peranserta koperasi. Pelaksana-
annya akan dilakukan secara parsial dengan pola UPP, dan pola
PIR. Di samping itu akan diusahakan pengembangan tanaman yang
potensial non tradisional seperti linum, abaca, stevia, ke-
naf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-lain. Untuk
menunjang peningkatan produksi pertanian terutama tanaman
pangan akan dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi daerah
irigasi kecil dan sedang tersebar seluruh propinsi. Untuk
menanggulangi banjir akan dilanjutkan perbaikan dan penga-
manan sungai-sungai. Juga dilanjutkan pengendalian aliran
lahar gunung Agung.
Di bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan dan
pengembangan industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat,
industri yang memanfaatkan sumber alam dan energi serta in-
dustri kecil dan kerajinan rakyat. Pembinaan dan pembangunan
industri secara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memper-
hatikan prioritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang
secara keseluruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri
yang terpadu dan serasi. Pembangunan industri kimia dasar
663
yang akan memperoleh perhatian antara lain adalah industri
pengolah hasil pertanian dan limbah pertanian. Pembangunan
aneka industri terutama akan diarahkan kepada industri pengo-
lah hasil sektor pertanian, meliputi industri pengalengan
ikan, buah-buahan, sayuran dan daging. Sasaran pengembangan
industri tersebut diarahkan kepada peningkatan mutu yang di-
sesuaikan dengan standar mutu internasional dan diversifikasi
produk. Selain itu direncanakan akan dibangun industri garam
konsumsi. Demikian pula bimbingan dan penyuluhan akan dilan-
jutkan dan diarahkan kepada kemampuan berproduksi, pemasaran
dan manajemen.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Sehubungan dengan itu secara ber-
tahap akan dilaksanakan pengembangan beberapa jenis tambang.
Di samping itu akan dilanjutkan bimbingan dan pembinaan pe-
ngusahaan bahan-bahan galian industri/golongan C yang produk-
sinya dapat dipasarkan di dalam negeri. Demikian pula penye-
lidikan umum dan eksplorasi mineral yang telah dilaksanakan
akan dilanjutkan.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan peningkatan
dan perluasan eksplorasi dan produksi sumber energi lainnya
seperti panas bumi dan tenaga air serta melanjutkan usaha
konservasi energi secara luas di segala bidang.
Di bidang kelistrikan direncanakan peningkatan sarana pu-
sat pembangkit tenaga listrik (PLTD) di Denpasar dan Singara-
ja Berta PLTD yang tersebar di beberapa lokasi lainnya. Demi-
kian pula akan dibangun jaringan transmisi antara lain Kuta -
Nusa Dua, Kuta-Pasanggrahan-Sanur, beserta gardu induk, dan
664
jaringan distribusi yang dapat menunjang terlaksananya pro-
gram listrik masuk desa.
Dalam Repelita IV akan terus ditingkatkan pelayanan jalan
dan jembatan di Bali. Usaha ini meliputi rehabilitasi dan pe-
meliharaan, penunjangan maupun peningkatan jalan dan penggan-
tian beberapa jembatan. Jalan-jalan yang akan memperoleh pri-
oritas utama antara lain jalan antara Puluhan - Antosari,
Denpasar - Tuban, Denpasar - Pasanggrahan, Denpasar - Sanur,
Denpasar - Sakah, Sakah - Blahbatu, Blahbatu - Semebaung,
Singaraja - Kubutambahan, Kubutambahan - Amlapura dan Sidan
Klungkung.Dalam pada itu usaha pengembangan fasilitas dan pengawas-
an lalu-lintas jalan juga akan ditingkatkan melalui penambah-
an rambu-rambu lalu-lintas jalan, marka jalan dan pagar peng-
aman jalan. Juga akan dibangun sebuah terminal dan gedung
kantor dalam rangka kegiatan pengawasan lalu-lintas jalan
tersebut.
Di bidang perhubungan laut akan dilakukan peningkatan
dermaga, perluasan gudang dan lapangan penumpukan di pelabuh-
an Benoa dan pelabuhan Celukan Bawang. Demikian pula terha-
dap fasilitas pelabuhan penyeberangan Nusa Penida, Gilimanuk
dan Padangbai. Terminal di pelabuhan-pelabuhan ini akan diu-
sahakan peningkatannya.
Mengingat semakin meningkatnya kegiatan di pelabuhan Uda-
ra Ngurah Rai maka secara terus menerus akan dilakukan pe-
ningkatan fasilitas pelabuhan udara di samping peningkatan
khusus fasilitas keselamatan penerbangan.
Di bidang jasa telekomunikasi usaha pengembangan dilaksa-
nakan melalui penambahan jaringan sambungan telepon dan
te-665
lex. Di bidang jasa pos dan giro akan dibangun Kp/Kptb/Kpp
sebanyak 20 buah, bis surat sebanyak 78 buah dan penambahan
berbagai macam fasilitas Pos Keliling dan Angkutan Lokal.Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya
peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada Koperasi Pri-
mer, khususnya Koperasi Unit Desa yang melaksanakan usaha
dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan
rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil,
perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkutan
pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi
masyarakat pedesaan Bali. Lain dari pada itu mutu dan inten-
sitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan diting-
katkan. Untuk itu, akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam
metoda, materi dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan
latihan keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer, dan
karyawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan
tenaga manajemen yang terdidik/terlatih kepada KUD yang di-
anggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk mencip-
takan iklim masyarakat yang mendukung pengembangan kehidupan
koperasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian
akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-
sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk
penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-
hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-
baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran
hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-
usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri
666
melalui pameran dagang dan penyebarluasan informasi pasar,
perlindungan konsumen serta peningkatan dan pengembangan pe-
ranan pedagang golongan ekonomi lemah melalui penataran, pe-
nyuluhan dan konsultasi. Usaha-usaha untuk meningkatkan eks-
por non migas melalui pengendalian mutu, penggarapan komoditi
potensial, peningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar
instansi dan penyuluhan eksportir serta pengendalian impor
terus dilanjutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar
negeri.
Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan
keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan
yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta
dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan
pasar kerja dan kesempatan kerja daerah/setempat. Selain itu
lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,
terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan
pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di
Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukare-
la pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan dan
disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang
menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan
dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Dalam rangka penyebaran penduduk dan pembukaan areal per-
667
tanian baru, kegiatan transmigrasi dilanjutkan. Selama Repe-
lita IV diperkirakan akan dapat dipindahkan sejumlah + 30.000
KK atau sekitar + 150.000 jiwa ke daerah-daerah di luar Bali.
Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-
an untuk tingkat sekolah dasar, akan dilaksanakan tambahan
ruang baru sekitar 4.300 buah. Di samping itu akan diperbaiki
tidak kurang 2.030 gedung sekolah dasar dan TK yang ada. Pada
tingkat sekolah menengah tingkat pertama (SMTP) akan dibangun
sekitar 75 unit SMP baru, penambahan 567 ruang kelas baru,
perbaikan 26 sekolah yang ada dan pengembangan sejumlah SMTP
kejuruan dan teknologi. Pada tingkat sekolah menengah tingkat
atas akan dibangun sekitar 18 unit sekolah untuk SMA baru, 1
SMEA, 2 STM dan 1 SMT Pertanian. Di samping itu akan diper-
baiki 8 gedung SMA yang sudah ada, sekolah kejuruan dan tek-
nologi negeri, 2 SGO serta 6 sekolah kejuruan dan teknologi
swasta. Juga akan dilakukan penambahan 227 ruang kelas baru
untuk SMA dan pengembangan 3 SPG. Untuk pelaksanaan dan
pemantapan wajib belajar akan dibangun kantor pengelolaan
pembinaan pendidikan dasar pada 13 kecamatan. Di samping
usaha-usaha tersebut di atas, dalam Repelita IV di bidang
pendidikan di Bali akan terus ditingkatkan mutu TK, SLB, SD,
SMTP dan SMTA dengan menyediakan buku pelajaran pokok dan buku-
buku lainnya, alat pelajaran dan peraga dan keteram-
pilan. Penataran guru-guru, kepala sekolah dan pembina akan
terus ditingkatkan. Khusus untuk tingkat sekolah menengah
akan dibangun 43 ruang laboratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP,
7 ruangan untuk SMA, 80 ruang keterampilan untuk SMP dan 9
ruang untuk SMA.
Untuk pendidikan tinggi akan dikembangkan dan ditingkat-
kan Universitas Udayana terutama fakultas kedokteran, peter-
668
nakan dan kependidikan. Akan didirikan pula politeknik di
samping usaha peningkatan seni tari dan karawitan untuk me-
lestarikan kebudayaan daerah di ASKI Denpasar. Kepada pergu-
ruan tinggi swasta di Bali akan dilakukan pula pembinaan.
Usaha peningkatan kebudayaan akan terus dilakukan melalui
bidang-bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman.
Akan dipugar 7 buah proyek kepurbakalaan antara lain pura Me-
ngening dan Besakih di samping pemugaran dan pemeliharaan
berbagai situs kepurbakalaan yang ada. Pengembangan permuse-
uman akan dilakukan melalui kegiatan pengadaan 5 jenis kolek-
si, fungsionalisasi museum dan bantuan kepada 5 museum. Akan
terus dilaksanakan pengembangan kesenian daerah dan fungsio-
nalisasi taman budaya. Dalam rangka pengembangan bahasa dan
sastra akan dilakukan terus kegiatan pembinaan bahasa Indo-
nesia di samping bahasa daerah sendiri.
Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-
syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 10 Pus-
kesmas dan 70 Puskesmas Pembantu terutama di daerah yang pa-
dat penduduk dan daerah terpencil, serta mengadakan 5 Puskes-
mas rawat tinggal. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehat-
an rujukan, akan diusahakan peningkatan RSU Sanglah Denpasar,
peningkatan 1 buah RS kelas C menjadi kelas C+, 3 buah RS ke-
las D menjadi RS kelas C dan peningkatan rumah sakit umum
lainnya yang ada, pembangunan 1 buah rumah sakit serta pela-
yanan kesehatan jiwa melalui pelayanan rawat jalan dan pe-
ningkatan pelayanan laboratorium kesehatan. Untuk menjamin
tercapainya sistem pengadaan dan distribusi obat pada unit
pelayanan kesehatan akan dibangun 3 buah sarana penyimpanan
obat, alat dan perbekalan kesehatan. Peningkatan upaya kese-
hatan lainnya adalah pencegahan dan pemberantasan
penyakit
menular pengadaan dan pengawasan obat, alat kesehatan dan ba-
han berbahaya. Selain itu juga dilakukan peningkatan perbaik-
an gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK). Di sam-
ping itu pula akan ditingkatkan usaha kesehatan lingkungan
bagi semua penduduk dan diusahakan penambahan sarana air ber-
sih sehingga masyarakat mendapatkan kemudahan untuk mempero-
leh air bersih. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana
air bersih, terutama untuk penduduk di daerah pedesaan, maka
akan dibangun 20 buah penampungan mata air dengan perpipaan,
15 buah sumur artesis, 32 buah perlindungan mata air, 2.000
buah penampungan air hujan, 12.952 buah sumur pompa tangan
dangkal dan dalam, serta sejumlah sarana air bersih jenis la-
innya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan khususnya
paramedik akan dilakukan usaha peningkatan jumlah lulusan
dengan melipat gandakan jumlah penerimaan siswa/mahasiswa
melalui kelas pararel dan pendidikan cepat pekarya kesehatan.
Sejalan dengan itu sekolah/akademi yang ada sarananya akan
ditingkatkan dan akan dibangun berbagai sekolah/akademi kese-
hatan sesuai keperluannya.
Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat akan
dilaksanakan berbagai usaha antara lain di Kabupaten Badung
dan Klungkung akan ditingkatkan usaha pembinaan dan pengem-
bangan swadaya sosial masyarakat di bidang perumahan dan
lingkungan. Juga akan dilaksanakan pembinaan organisasi dan
yayasan yang bergerak di bidang sosial dalam rangka mening-
katkan partisipasi masyarakat. Tenaga-tenaga pembimbing sosi-
al masyarakat akan terus untuk ditingkatkan pembinaannya.
Usaha-usaha lain meliputi pembinaan karang taruna, penyantunan
dan pengentasan kepada lanjut usia, yatim piatu, para pen-
derita cacat, fakir miskin, anak terlantar, bekas narapidana
670
dan korban narkotika, di samping meningkatkan peranan wanita
di dalam kegiatan sosial yang ada.
Bidang perumahan rakyat akan mendapat perhatian yang pen-
ting. Pembangunan rumah-rumah sederhana dan rumah inti akan
dilakukan, antara lain di kota-kota Negara, Singaraja, Amla-
pura dan Nusa Dua. Juga akan terus ditingkatkan usaha per-
baikan lingkungan pemukiman di kota-kota Denpasar, Tabanan,
Negara, Singaraja dan beberapa kota lainnya. Di daerah-dae-
rah pedesaan akan dilakukan terus perintisan pemugaran peru-
mahan desa di kurang lebih 200 desa.
Perhatian akan diberikan pula dalam usaha pengadaan air
bersih sebagai kelanjutan dari usaha-usaha yang telah dilaku-
kan dalam Repelita III. Perluasan dan peningkatan pelayanan
air bersih antara lain akan diprioritaskan pada kota-kota
Denpasar, Tabanan, Negara serta penanganan air bersih bebera-
pa IKK. Dalam rangka meningkatkan kesehatan lingkungan pemu-
kiman maka akan ditingkatkan pula kegiatan-kegiatan pemba-
ngunan saluran air limbah kota, drainase kota, persampahan
dan fasilitas umum lainnya.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-
kan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga beren-
cana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang
lebih 334.000 peserta baru dan sekitar 338.000 peserta lesta-
ri. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga ke-
langsungan peserta program keluarga berencana yang sudah ada.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama akan dilanjutkan
berbagai kegiatan antara lain akan disediakan kitab suci ber-
bagai agama, memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pem-
bangunan/rehabilitasi 500 tempat ibadah berbagai agama dan
671
pembangunan 10 balai nikah dan penasehat perkawinan, serta
perluasan/pembangunan sejumlah balai sidang pengadilan agama
dan kantor-kantor urusan agama tingkat kecamatan, kabupaten/
kotamadya dan wilayah. Sebagai usaha peningkatan mutu pergu-
ruan agama, akan ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan
sarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawi-
yah dan madrasah aliyah, pendidikan guru agama negeri. Semen-
tara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama akan terus
ditingkatkan terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.Pembangunan di bidang hukum akan meliputi pembangunan dua
gedung pengadilan negeri, perluasan dan perbaikan sejumlah
pengadilan negeri dan pembangunan sejumlah tempat sidang di
kota-kota kecil. Juga akan dilanjutkan pembangunan gedung
lembaga permasyarakatan di Singaraja, rumah tahanan negara
(RUTAN) di Denpasar serta sejumlah rumah penitipan benda-ben-
da sitaan negara (RUPBASAN) dar perubahan sejumlah lembaga
permasyarakatan menjadi rumah tahanan negara. Usaha tersebut
di atas akan diikuti dengan kegiatan penyuluhan hukum serta
usaha untuk memberikan kesempatan memperoleh keadilan dan
perlindungan hukum antara lain berupa penyelenggaraan pembe-
rian bantuan dan konsultasi hukum bagi anggota masyarakat,
terutama kepada mereka yang kurang mampu. Sedangkan usaha pe-
negakan hukum melalui operasi yustisi terhadap perbuatan pe-
nyalahgunaan wewenang dan korupsi, pemungutan liar, tindak
pidana di bidang perpajakan dan ekonomi lainnya, serta penye-
lewengan lain yang mengganggu dan menghambat pelaksanaan pem-
bangunan akan terus ditingkatkan. Selanjutnya dalam rangka
pengembangan yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum adat,
akan lebih ditingkatkan kerjasama dengan Universitas Udayana.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-
672
rangan operasional antara lain melalui berbagai jenis sarase-
han dengan memanfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan in-
formasi, pameran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradi-
sional yang komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus
informasi kepedesaan, kegiatan koran masuk desa dilanjutkan
dengan mengikut sertakan secara aktif peranan pers daerah se-
tempat. Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam
rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegiatan
penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutamakan pada
daerah-daerah kritis terutama pada DAS-DAS di selatan, timur
dan utara P. Bali. Demikian pula pencegahan pencemaran ling-
kungan, baik di desa maupun diperkotaan, pembinaan suaka alam
dan hutan-hutan lindung, akan dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-
naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-
lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata
ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana
kota dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan
hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landas-
an pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan
tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas dan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah
wilayah yang berkembang dengan cepat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-
sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-
673
rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan
Sekolah Das6r, Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan, Bantuan
Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan Penunjangan Ja-
lan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/Pemugaran Pasar.
674
TABEL
LUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I BALI,
TAHUN 1980
No.Kabupaten/Kotamadya
LuasWilayah(km2)
JumlahKecamatan
JumlahDesa
JumlahPenduduk(1980)
KepadatanPenduduk Perkm2 (1980)
1. Kab. Buleleng 1.320,80 9 145 487.003 369
2. Kab. Jembrana 841,80 4 49 204.963 244
3. Kab. Tabanan 863,06 8 99 342.823 397
4. Kab. Badung 542,50 7 76 504.377 430
5. Kab. Gianjar 368,00 7 51 306.129 832
6. Kab. Bangli 520,00 4 69 161.542 311
7. Kab. Klungkung 315,00 4 56 148.747 472
8. Kab. Karang Asem 861,70 8 44 314.346 365
DAERAII TINGKAT I : 5.532,86 51 589 2.469.930 438
676
Recommended