View
214
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
A. Orientasi Lapangan
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II ini merupakan
kelanjutan dari kegiatan PPL I yang di laksanakan di kampus. PPL II ini
dilaksanakan di MA Darul Ihsan Samarinda selama kurang lebih 5 bulan,
yaitu terhitung dari tanggal 06 Februari 2013 s/d 15 Juni 2013, sebagai
realisasi dari program PPL II yang dilaksanakan oleh penulis. Disini penulis
melaporkan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama berada di
lingkungan MA darul Ihsan yang beralamatkan Siti Aisyah RT. 28 Kel. Teluk
Lerong Ilir Samarinda.
Sebelum melaksanakan PPL, dianjurkan untuk mahasiswa PPL mengenal
lokasi praktik baik secara internal maupun eksternal. Hal ini akan sangat
membantu dalam pelaksanaan praktek pengajaran di lapangan dan agar
mahasiswa yang sedang berpraktek dapat lebih mengetahui dengan
lingkungan dan kondisi sekolah tempat praktik sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi sekolah tersebut. Kegiatan pengenalan lapangan ini
dilakukan pada minggu pertama mahasiswa di sekolah untuk melaksanakan
praktik mengajar selama satu semester.
Kegiatan ini dilakukan agar para calon guru mendapat berbagai informasi
berkaitan dengan tugas yang akan dilaksanakan. Di samping itu agar calon
guru dapat menjalin hubungan secara familiar dengan aparat dan lingkungan
8
sekolah di mana calon guru melaksanakan praktik. Dengan demikian
mahasiswa calon guru akan bisa menyesuaikan diri dan merasa aman dalam
bertugas.
Pelaksanaan pengenalan lapangan ini biasanya diawali dengan kegiatan
penyerahan mahasiswa oleh dosen pengantar kepada sekolah yang telah
ditunjuk oleh kepala UPT – PPL, kemudian mahasiswa PPL akan diberikan
pengarahan oleh Kepala Sekolah dan wakilnya mengenai keadaan sekolah dan
lingkungan secara singkat, yang selanjutnya untuk teknis pelaksanaannya
diserahkan kepada guru pamong program pendidikan dan pelatihan (diklat)
sesuai program studi yang diambil mahasiswa.
Pelaksanaan observasi awal dimulai dengan serah terima dari pihak
panitia PPL yang diterima langsung oleh pihak sekolah MA Darul Ihsan
Samarinda. Selanjutnya secara singkat dijelaskan mengenai keadaan
lingkungan MA Darul Ihsan Samarinda, baik segi fisik maupun akademik.
Dan terakhir penulis diberitahukan nama-nama guru pamong yang bertugas
membantu mahasiswa PPL.
Dalam kegiatan ini mahasiswa calon guru akan banyak mendapat
informasi berkaitan dengan tugas sebagai guru, misalnya dengan mengamati
langsung pada saat guru mengajar di kelas, bagaimana cara mengelola kelas,
teknik penyampaian materi pelajaran, dan sebagainya. Di samping itu juga
informasi tentang kelengkapan administrasi guru yang harus disiapkan seperti
daftar hadir siswa, daftar nilai, kelengkapan kegiatan belajar mengajar,
9
termasuk SP, RPP, dan tugas guru lainnya dalam hal kegiatan ekstrakurikuler
dan kurikuler.
Dari guru pamong yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah yaitu Ibu
Asih Aulianita, S. Pd, maka penulis sebagai praktikan diberi kesempatan
untuk melaksanakan praktek mengajar di kelas yang sebelumnya telah diajar
oleh guru pamong, sehingga praktikan diperkenankan untuk praktek mengajar
bidang studi Fisika di kelas X A dan X B dengan jadwal mengajar hari Senin
pukul 11.35-4.20 WITA dan Jumat pukul 09.45.00-11.05 WITA.
B. Profil Sekolah
MA Darul Ihsan Samarinda merupakan salah satu sekolah swasta yang
ada di Samarinda, tepatnya di Jalan Siti Aisyah Rt. 28 kel. Teluk Lerong.
Berikut ini akan di jabarkan lebih lanjut mengenai profil MA Darul Ihsan
Samarinda.
Dalam kegiatan orientasi lapangan ini mahasiswa calon guru juga perlu
mengetahui keadaan sekolah dan lingkungannya, seperti letak sekolah,
keadaan bangunan, potensi ruangan yang dimiliki sekolah, visi dan misi
sekolah, jumlah karyawan, jumlah siswa serta keadaannya.
Hal – hal yang diobservasi oleh penulis adalah :
1. Keadaan Fisik Sekolah
Nomor Statistik Sekolah : 13. 1. 26.47.20.001
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah (MA) Darul Ihsan Samarinda
Tahun Berdiri : 1983
Alamat Lengkap : Jl. Siti Aisyah Rt.28 Telp.(0541) 746783
10
Kelurahan : Teluk Lerong
Kecamatan : Samarinda ilir
Kotamadya : Samarinda
Status : Terakreditasi Baik (B+)
Luas Tanah : 750 m²
2. Keadaan Lingkungan Sekolah
Kondisi lingkungan sekolah tempat penulis melakukan PPL yaitu
MA darul Ihsan Samarinda sangat baik, karena letaknya sangat strategis.
Meskipun sekolah tersebut berada di dalam jalan kecil, suasananya tidak
bising. Bangunan MA Darul Ihsan Samarinda merupakan bangunan
permanen atau batu yang merupakan kepemilikan dari yayasan yang
bernama Yayasan Perguruan Pondok Pesantren Darul Ihsan yang
beralamat di Jl. Siti Aisyah Rt.28 keluruhan Teluk Lerong Samarinda Ilir
Samarinda Kalimantan Timur yang Menaiungi dua lembaga termaksud
MTS yang bergedung bersebalahan dengan MA Darul Ihsan.
3. Fasilitas Sekolah
No Jenis Bangunan Jumlah (Ruangan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Administrasi (TU)
Ruang BP/BK
Ruang Guru
Ruang Belajar / Kelas
1
1
1
1
1
6
11
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Ruang Laboratorium/ IPA
Ruang Laboratorium Bahasa
Ruang Lab Komputer
Ruang Gudang
Ruang Perpustakaan
Ruang WC
Ruang Ibadah
Ruang UKS
Ruang Organisasi Kesiswaan
Ruang Aula
Lain- lain
a. Lapangan olahraga
b. Lapangan parkir kendaraan
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
Sumber : Dokumentasi TU MA Darul Ihsan Samarinda
Setiap ruang kelas dilengkapi dengan meja, kursi dan papan tulis,
masing masing ruang kurang lebih memiliki 30 hingga 35 meja belajar
untuk siswa dan 1 buah meja guru beserta kursi masing masing yang
terbuat dari besi, kayu dan plastik, papan tulis yang digunakan adalah
papan tulis putih (white board) dan papan tulis hitam (black board).
Masing masing ruang dilengkapi dengan denah kelas, struktur pengurus
kelas dan jadwal piket kebersihan serta perlengkapan kelas lainnya.
12
Ruang perpustakaan yang berjumlah satu ruangan dalam keadaan baik
dan layak untuk dipakai. Biasanya dikunjungi siswa pada jam istirahat.
kebutuhan siswa..
Selain fasilitas sekolah di atas, akan dibahas juga mengenai kegiatan
belajar mengajar di MA Darul Ihsan Samarinda, yaitu :
a. Penggunaan Sekolah
Sekolah yang menggunakan bangunan ini ada 2 sekolah milik
Yayasan Perguruan Pondok Pesantren Darul Ihsan yang beralamat di
Jl. Siti Aisyah Rt.28 keluruhan Teluk Lerong Samarinda Kalimantan
Timur, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah
(MA). Penggunaannya selain untuk kegiatan belajar mengajar juga
untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Seluruh proses belajar
mengajar dimulai pagi hari pukul 07.15 sampai 14.20 wita.
b. Guru dan Siswa
Jumlah Guru dan Pegawai
A. GURU : 1. Guru Tetap (PNS) : 1 orang
2. Guru Tetap Yayasan : 12 orang
3. Guru Honorer : 15 orang
28 orang
B. PEGAWAI : 1. Pegawai Tetap (TU) : 3 orang
2. Tidak Tetap : - orang 3 orang
Jumlah Kelas : 6 kelas
1. Kelas X (Sepuluh) terdiri dari 2 kelas, yaitu: XA dan XB.
13
2. Kelas XI (Sebelas) terdiri dari 2 kelas, yaitu: XI IPA dan XII IPS.
3. Kelas XII (Dua belas) terdiri dari 2 kelas, yaitu: XII IPA dan XII
IPS.
Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2012/2013
KelasJumlah L/P Seluruhnya
X XI XII
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
28 28 56 39 32 71 26 31 57 93 91 184
c. Interaksi Sosial
Hubungan antar guru berjalan dengan baik, demikian pula
hubungan guru denga tata usaha, guru dengan satpam, guru dengan
siswa serta hubungan guru dengan orang tua siswa. Secara umum
hubungan sosial untuk keseluruhan berjalan dengan baik.
d. Visi dan Misi
~ Visi
“Terbina Generasi Muda yang memiliki kedalaman iman,
kepekaan nurani, ketajaman nalar, kecakapan berkarya, keluasan
wawasan dan kemandirian jiwa.”
~ Misi
14
1. Menjadikan MA Darul Ihsan sebagai Lembaga Pendidikan
unggul yang dapat menghasilkan satri sesuai visi.
2. Menjadikan MA Darul Ihsan sebagai Lembaga Pendidikan
terkemuka dengan satri yang dapat menjalankan study ke
Perguruan Tinggi terkemuka.
3. Menjadikan MA Darul Ihsan sebagai wadah pengkaderan
generasi muda yang bertanggung
Adapun Peraturan dan Tata Tertib MA darul Ihsan Samarinda adalah
sebagai berikut :
1. Umum
a. Taat dan menghormati Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan Staf
Tata Usaha yang ada dilingkungan Yayasan.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik sekolah.
c. Menghargai sesama pelajar di lingkungan sekolah.
d. Mentaati seluruh keperluan khusus (perpustakaan,
keterampilan, laboratorium, dan lain Sebagainya)
2. Khusus
a. Masuk Sekolah
1) Siswa hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit
sebelum bel berbunyi.
2) Ketua kelas dan wakil ketua kelas bertanggung jawab
terhadap absen dan kelancaran proses belajar mengajar.
15
3) Ketua kelas dan wakil ketua kelas bertanggung jawab atas
kebersihan kelas.
b. Waktu belajar
1) Para siswa, pada saat setiap pelajaran sudah berada di kelas
sebelum Bapak/Ibu Guru hadir
2) Sebelum pelajaran pertama dimulai, para siswa wajib
berdoa dengan baik dan benar.
3) Pada saat pelajaran berlangsung, semua siswa wajib
menjaga ketertiban kelasnya masing-masing agar tercipta
suasana belajar yang aman, tertib dan lancar.
4) Pada saat pelajaran berlangsung, siswa dilarang keluar
kelas kecuali ada keperluan penting, setelah mendapat izin
dari bapak/ibu guru yang mengajar.
5) Setiap siswa wajib menempati tempat duduk masing-
masing sesuai dengan yang telah diatur oleh Wali Kelas.
6) Setiap pergantian pelajaran, siswa tidak diperkenankan
meninggalkan ruang kelas.
c. Istirahat
1) Pada waktu istirahat, siswa di perbolehkan berbelanja
keluar namun tidak di perkenankan pulang bagi siswa yang
memiliki tempat tinggal di sekitar sekolah tanpa izin
terlebih dahulu.
16
2) Pada waktu istirahat habis siswa harus sudah berada di
kelas masing - masing.
3) Istirahat dilaksanakan dua kali selama 15 menit pada setia
istirahat.
d. Waktu Ibadah
1) Setiap siswa melaksanakan sholat zhuhur, jumat, dan dhuha
secara berjamaah di sekolah sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
2) Waktu pelaksanaan sholat zhuhur dilaksanakan pada
istirahat kedua.
3) Bagi siswa harus tetap menjaga kebersihan tempat sholat
sebelum dan sesudah pelaksanaan.
e. Pulang Sekolah
1) Sebelum pulang, siswa wajib berdoa bersama dengan baik
dan benar.
2) Sebelum pulang, siswa yang piket pada hari itu wajib
merapikan kelas dan memeriksa keamanan kelas.
3) Setelah semua kegiatan belajar mengajar selesai, seluruh
siswa harus langsung pulang ke rumah dan tidak
dibenarkan berada di lingkungan sekolah, kecuali ada tugas
atau kegiatan ekstrakurikuler.
17
f. Pakaian Siswa
1) Pria:
Baju
Celana
Sepatu
Olahraga
Putih , Abu – abu (menggunakan Kopiah hitam,
jumat putih)
Putih, Abu-abu, Coklat, memakai ikat pinggang,
bergesper dengan ukuran yang tidak berlebihan
dan tidak kekecilan.
Bebas (Tidak diperbolehkan menggunakan
sandal)
Baju kaos panjang dan celana training panjang,
dipakai pada setiap jumat dan kegiatan olahraga
2) Wanita:
Baju
Rok
Sepatu
Jilbab
Olahraga
Putih, Abu –abu (dengan ukuran panjang hampir
selutut)
Putih, Abu- abu , Coklat (Tidak boleh di atas mata
kaki)
Bebas (Tidak diperkenankan menggunakan
sandal)
Putih , Abu -abu , Coklat
Baju kaos panjang dan celana training panjang,
dipakai pada setiap jumat dan kegiatan olahraga
18
g. Meninggalkan Jam Pelajaran
1) Siswa yang meninggalkan jam pelajaran karena sakit dan
lain-lain, harus meminta izin pada pihak sekolah yang
berwenang dan guru yang mengajar di dalam kelas.
2) Siswa yang akan meninggalkan pelajaran dari lingkungan
sekolah, sebelumnya harus meminta izin kepada guru dan
TU sekolah.
h. Absensi Siswa
1) Siswa yang tidak masuk sekolah, wali murid harus meminta
izin ke sekolah.
2) Siswa tiga hari berturut-turut tidak hadir, wali murid
dipanggil ke sekolah.
i. Pembayaran SPP/BP3/OSIS
1) Para siswa wajib membayar uang sekolah (SPP/BP3)
2) Pembayaran SPP langsung dibayar kepada petugas yang
ditunjuk.
3) Membawar uang OSDI
4. Larangan-Larangan
1) Meninggalkan pelajaran tanpa pamit.
2) Makan dan minum di dalam kelas.
3) Membawa rokok, minuman beralkohol, narkotika dan obat-obatan
terlarang baik di dalam maupun di luar sekolah dan ketika pergi/pulang
sekolah
19
4) Melakukan kegiatan yang dapat menganggu jalannya pelajaran.
5) Memakai pakaian yang tidak sopan dan bersolek yang berlebihan.
6) Membawa senjata tajam dan sejenisnya.
7) Membawa buku bacaan/gambar yang tidak sesuai dengan norma-
norma pendidikan dan kepribadian bangsa.
8) Mencoret/mengotori pakaian, dinding, tembok, bangku, WC, meja,
kursi dan tempat/barang lain milik sekolah.
9) Membawa uang, HP dan memakai pakaian berharga secara berlebihan.
10) Perkelahian antar pelajar dengan alasan apapun.
11) Makan dan minum sambil berdiri atau berjalan.
12) Berkuku panjang dan memakai pewarna kuku.
13) Membuang sampah sembarangan.
14) Bergaul melebihi batas norma-norma agama islam.
15) Berpacaran atau berhubungan di lingkungan sekolah, baik melalui
surat atau secara langsung.
16) Membawa barang-barang selain keperluan sekolah.
5. Kesan Umum
MA Darul Ihsan Samarinda adalah suatu organisasi yang mempunyai
manajemen yang jelas dan sistematis. Unsur yang terkait di dalamnya
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Dari segi sarana dan prasarana cukup menunjang untuk menghasilkan
lulusan yang terampil dan bermutu.
20
MA Darul Ihsan Samarinda, suatu lembaga pendidikan yang memiliki
kualitas dan kuantitas ditinjau dari jumlah murid atau jumlah gedung yang
ada. Selain mutu pendidikan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler
yang sangat diperhatikan, unsur manajemen yang ada di sekolah juga
berjalan dengan penuh tanggung jawab. Dilihat dari interaksi sosial,
hubungan antara guru, siswa, pegawai atau staf yang ada di MA Darul
Ihsan Samarinda yang mendukung proses belajar mengajar.
Selama melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) penulis mengamati sekolah tempat melaksanakan praktik
merupakan sekolah yang baik. Dalam artian dilihat dari segi lokasi, MA
darl Ihsan Samarinda memiliki lokasi yang strategis dengan suasana yang
terhindar dari kebisingan, manajemen sekolah cukup baik, dan didukung
oleh fasilitas sekolah yang sebagian besar mendukung kegiatan belajar
mengajar.
Kesan umum terhadap kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung cukup komunikatif. Maksudnya ada respon yang positif dari
siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh guru didepan kelas,
walaupun ada sebagian kelompok siswa yang sering nakal dan rebut ketika
proses belajar mengajar. Guru jangan terlalu mendominasi pelajaran yang
monoton yang bisa membuat siswa bosan, dan berusaha memancing
keaktifan siswa dalam merespon materi yang disampaikan. Jadi menurut
pelatihan siswa selama melakukan observasi lapangan di MA Darul Ihsan
Samarinda secara keseluruhan adalah baik
21
C. Pelatihan Keterampilan Dasar Mengajar
Pada pelatihan keterampilan ini para mahasiswa calon guru dituntut
kemampuannya untuk memahami berbagai kemampuan profesional keguruan,
disamping itu hendaknya harus mengetahui dan memahami hal-hal yang
berkaitan dengan beberapa komponen keterampilan dasar mengajar, yaitu
antara lain:
1. Keterampilan dasar memberikan penjelasan
2. Keterampilan dasar bertanya
3. Keterampilan dasar memberi penguatan
4. Keterampilan dasar mengadakan variasi
5. Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan memimpin diskusi
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dari komponen di atas merupakan keterampilan bagi seorang guru
yang harus dikuasai dalam mengajar, dan penerapannya sangat tergantung
dari kemampuan masing-masing guru sesuai materi pelajaran dan kondisi
kegiatan belajar mengajar termasuk kondisi siswa. Keterampilan guru
menguasai keterampilan dasar mengajar sangat membantu baik bagi guru
maupun siswa untuk memahami isi materi pelajaran yang diberikan guru
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan
yang dirumuskan dalam TPU/TPK.
22
Semua pokok-pokok keterampilan dasar mengajar tersebut dapat
diterapkan guru dalam mengelola kelasnya. Penerapan keterampilan dasar
mengajar ini menuntut guru dapat mengimplementasikan materi agar siswa
dapat memahami apa yang disampaikan guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam pelatihan mengajar, penerapan keterampilan dasar mengajar
secara disintegrasi dalam latar ilmiah dan variasinya, pengelolaan kegiatan
belajar mengajar, dan dampaknya terhadap siswa sehingga transformasi
materi pelajaran selama proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan
sehat.
D. Pelatihan Keterampilan Mengajar Terbimbing
Berikut ini adalah prosedur pembimbingan bagi mahasiswa PPL :
1. Sebelumnya mahasiswa akan mendapatkan bahan dari guru pamong
dalam pembuatan konsep Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
melalui silabus.
2. Setelah RPP selesai dibuat, hendaknya mahasiswa mengkonsultasikan
kembali kepada Guru Pamong dan Dosen Pembimbing.
3. Mahasiswa PPL diperkenankan mengajar apabila Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran telah dibuat dan ditanda tangani oleh kepala sekolah, guru
pamong dan dosen pembimbing.
4. Mahasiswa diperkenankan kembali untuk berkonsultasi untuk
mendapatkan bimbingan balik.
5. Pelatihan keterampilan mengajar terbimbing bertujuan agar mahasiswa
sebagai calon guru dapat menerapkan kemampuan mengajar secara utuh
23
dan terintergrasi melalui pembelajaran bidang studi spesialisasinya
dengan bimbingan intensif dari guru pamong dan dosen pembimbing.
6. Materi yang perlu dipelajari mahasiswa dari pelatihan terbimbing adalah:
a. Penyusunan program tahunan dan program semester
b. Pengembangan materi, media, dan sumber yang relevan
c. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
d. Pelaksanaan penilaian akhir.
e. Pengelolaan tugas – tugas rutin, fasilitas belajar, dan waktu.
f. Penggunaan strategi belajar mengajar.
g. Kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
h. Kemampuan melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. Kemampuan menggunakan bahasa dan prilaku yang tepat dihadapan
para siswa.
Pada pelatihan keterampilan mengajar dan tugas keguruan secara
terbimbing ini merupakan salah satu materi pelatihan dalam PPL yang
tujuannya mengupayakan agar mahasiswa sebagai calon guru dapat
menerapkan kemampuan mengajar secara utuh dan terintegritas melalui
pembelajaran mata pelajaran yang sesuai dengan keahliannya terhadap siswa
di kelas dengan bimbingan dari guru pamong dan dosen pembimbing.
Keberhasilan guru melaksanakan tugas mengajar di samping menguasai
materi pokok pelajaran yang disampaikan, bagi seorang guru dituntut
menguasai materi pokok keterampilan yang berkaitan dengan tugas profesi
keguruan.
24
Adapun materi pokok keterampilan mengajar di kelas adalah sebagai
berikut:
1. Pengelolaan tugas rutin dalam penggunaan fasilitas belajar dan waktu
2. Penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat
3. Kemampuan berkomunikasi/berinteraksi dengan siswa
4. Kemampuan menggunakan metode mengajar yang tepat
5. Kemampuan mendemonstrasikan strategi mengajar dan relevansinya
dengan pokok pembahasan
6. Kemampuan merespon siswa
7. Kemampuan melakukan evaluasi proses belajar dan hasil belajar
8. Kemampuan untuk tampil dengan menggunakan gaya dan perilaku yang
tepat
Selain itu, perlu juga diperhatikan kemampuan siswa mengadakan
hubungan antara pribadi dengan siswa dan orang lain meliputi:
1) Penumbuhan sikap positif siswa
2) Keterbukaan dan keluwesan terhadap siswa dan orang lain
3) Pengelolaan interaksi dan perilaku dalam kelas
4) Kegairahan dan kesungguhan calon guru dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan prosedur pelaksanaan pelatihan mengajar terbimbing adalah :
1) Tahap pengambilan tugas dari guru pamong
2) Konsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing tentang materi,
media dan sumber belajar
3) Membuat persiapan pengajaran sesuai dengan format yang berlaku
25
4) Melakukan kegiatan prosedur pembelajaran
5) Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa
6) Memberikan tindak lanjut kegiatan pada siswa sesuai dengan hasil
penilaian.
Fokus perhatian dalam pelatihan terbimbing bagi mahasiswa calon guru
ini adalah persiapan mengajar, penerapan keterampilan dasar mengajar secara
utuh dan terintegrasi, pengelolaan kegiatan belajar mengajar dan dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap siswa.
Setelah keterampilan dasar mengajar diketahui, penulis mulai
melakukan pelatihan keterampilan mengajar terbimbing, yaitu terjun
langsung ke lapangan untuk mengelola kelas dibimbing oleh seorang tenaga
staf guru (guru pamong) bidang studi yang bersangkutan. Biasanya dimulai
dengan membuka dan menutup materi, menyampaikan materi, penulis
mendapatkan bimbingan langsung dari guru pamong.
E. Pelatihan Keterampilan Mengajar Mandiri
Dalam praktek pengalaman lapangan ini, penulis mendapatkan
pengalaman pelatihan tugas – tugas keguruan terbimbing dan mendiri. Untuk
pelatihan tugas keguruan terbimbing, penulis mendapat bimbingan dari guru
pamong dan dosen pembimbing sebagaimana dijelaskan diatas. Sedangkan
untuk pelatihan tugas keguruan mandiri penulis sebagian besar mendapat
pengalaman tersendiri dalam kegiatan belajar mengajar.
Pelatihan keterampilan mengajar mandiri adalah pelatihan dengan
penugasan terstruktur dalam konsep sistem kredit semester yang diberlakukan
26
selama ini, yaitu tugas ditetapkan pembimbing sedangkan cara
pelaksanaannya sepenuhnya diserahkan kepada mahasiswa. Dalam
pelaksanaannya supervisi yang diberlakukan oleh dosen pembimbing dan guru
pamong masih ketat.
Pelatihan mandiri secara konseptual dapat ditahapkan menjadi dua
macam yaitu pelatihan yang dikelola sendiri dan pelatihan yang diprakarsai
secara mandiri oleh mahasiswa. Pelatihan yang dikelola sendiri sangan mirip
dengan penugasan terstruktur dalam konsep sistem kredit semester yang
diberlakukan dewasa ini, yaitu tugas - tugas yang ditetapkan oleh
pembimbing, sedangkan cara pelaksanaanya sepenuhnya diserahkan kepada
mahasiswa, tetapi dalam pelaksanaannya, supervisi yang diberlakukan oleh
dosen pembimbing dan guru pamong masih ketat.
Selanjutnya pelatihan yang diprakarsai sendiri. Mahasiswa sebagian besar
dilepas, sehingga mahasiswa harus menetapkan tugas, pelaksanaan dan
penilaian hasilnya sendiri. Materi pokok pelatihan mengajar secara mandiri
terletak pada segi kadar ketetapan pembimbing dan supervisi dari dosen
pembimbing dan guru pamong. Dalam pelatihan mengajar secara mandiri
mahasiswa calon guru diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk
menerapkan secara utuh segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata
sekolah menengah, pengayaan konteks dan mengasah kemampuan membuat
persiapan mengajar, penampilan diri sendiri dan dampaknya terhadap siswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan mengajar mandiri, mahasiswa diberi
kesempatan secara materi merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasilnya.
27
Guru pamong dan dosen pembimbing sudah semakin mengurangi peranan
supervisinya, tetapi dalam waktu-waktu tertentu dapat melaksanakan
pertemuan balikan antara mahasiswa dengan dosen pembimbing, dan guru
pamong atau teman sejawat (mahasiswa PPL lainnya) untuk mendiskusikan
hal-hal yang perlu mendapat perhatian menurut hasil pengamatan masing-
masing.
Di dalam pelatihan keterampilan mengajar mandiri ada dua kriteria yang
mendapat perhatian, yaitu:
1. Kriteria Kuantitatif, yaitu:
a. Pembuatan persiapan mengajar yang jumlahnya sesuai dengan
kebutuhan mengajar
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bidang studi yang diwajibkan
dilengkapi SP, RP, media dan sebagainya
2. Kriteria Kualitatif, yaitu:
a. Persiapan mengajar dinilai dengan APKG 1
b. Pelatihan mengajar mandiri dinilai dengan APKG 2
c. Hubungan antar pribadi dinilai dengan APKG 3
Dalam belajar mengajar di dalam ruang kelas perlu sekali adanya
interaksi atau hubungan timbal-balik dan bekerja sama antara guru dan siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru
maupun siswa. Ada hal yang perlu disiapkan secara mandiri bagi seorang
guru untuk melaksanakan atau menunaikan tugasnya di kelas, yaitu:
1. Sejauh mana penguasaan materi yang akan disampaikan.
28
2. Menyiapkan buku-buku panduan untuk materi pokok yang akan
disampaikan.
3. Pembuatan program Satuan Pembelajaran (SP) untuk dapat membatasi
materi yang akan disampaikan dalam setiap kali pertemuan, sesuai dengan
kurikulaum yang berlaku.
4. Membuat alat peraga (media pembelajaran) jika memang diperlukan
dalam memudahkan penyampaian materi.
5. Selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong sebelum
dan sesudah menyampaikan materi di dalam kelas.
6. Menyiapkan fisik dan psikis berupa mentalitas yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas di lapangan dan di dalam kelas.
F. Pelatihan Tugas-Tugas Keguruan Terbimbing dan Mandiri
Dalam praktek pengalaman lapangan (PPL) ini, penulis akan mendapatkan
hal-hal baru yang sebelumnya belum didapatkan penulis dalam bangku
perkuliahan. Pengalaman tersebut adalah pelatihan tugas-tugas keguruan
terbimbing dan mandiri. Untuk pelatihan tugas keguruan terbimbing penulis
mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing dan guru pamong seperti
yang telah dijelaskan di atas.
Sedangkan untuk kegiatan pelatihan tugas keguruan mandiri, penulis
peroleh sebagian besar dari pengalaman sendiri selama di bangku kuliah dan
pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung selama
penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di MA Darul Ihsan
Samarinda.
29
Pelatihan keterampilan tugas-tugas keguruan adalah pelatihan yang
materinya diluar kegiatan mengajar di kelas, yaitu:
1. Pencatatan dan pelaksanaan administrasi guru bidang studi
2. Perencanaan bimbingan kesulitan bidang studi
Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakuler.
G. Ujian Praktik Pengalaman Lapangan
Ujian PPL dilaksanakan jika guru pamong dan dosen pembimbing
telah berpendapat bahwa pencapaian kualitas hasil pelatihan sudah cukup
memadai dan mahasiswa telah siap mengikuti ujian. Disamping hal tersebut
sudah merupakan ketentuan dari pihak UPT. PPL bahwa syarat untuk
melaksanakan ujian minimal 8 sampai 10 kali pertemuan dalam proses belajar
mengajar.
Untuk keperluan itu penulis melakukan kegiatan - kegiatan, sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan Program Satuan Pendidikan dan Rencana Pengajaran
yang akan disajikan pada waktu ujian.
2. Memohon kesediaan guru pamong untuk dapat memberikan Surat
Pernyataan telah diberikan ijin untuk maju ujian PPL dengan diketahui
oleh kepala sekolah.
3. Mengkonsultasikan kepada Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan ujian.
4. Berbekal Program Satuan Pendidikan dan Rencana Pengajaran yang
sudah disahkan dilengkapi pula dengan Surat Pernyataan, penulis
30
menghadap kepada UPT PPL FKIP Universitas Mulawarman untuk
memohon ujian PPL. Sehingga mendapatkan lembaran Undangan Ujian
PPL yang telah ditandatangani oleh Kepala UPT PPL tersebut untuk
diserahkan kepada Kepala Sekolah, Guru Pamong dan Dosen
Pembimbing sebagai penguji dalam ujian.
Kegiatan akhir dari kegiatan PPL bagi mahasiswa calon guru yang sangat
menentukan adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan ujian PPL.
Hal ini bisa dilaksanakan apabila dosen pembimbing beserta guru pamong
telah menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan mampu
dan menguasai administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan telah
melaksanakan praktek minimal delapan kali pertemuan sesuai dengan yang
ditentukan. Untuk menilai ujian praktek mengajar ini digunakan APPP.
Dalam tahap praktik ini, ujuan mengajar dapat melaksanakan jika
antara guru pamong (sebagai pembimbing di sekolah) dan dosen pembimbing
menganggap bahwa pencapaian kualitas hasil praktik di lapangan sudah
memadai dan mahasiswa yang bersangkutan sudah siap mengikuti ujian.
Mahasiswa yang akan melaksanakan ujian perlu membuat persiapan
mengajar dan menyediakan media yang diperlukan dengan memperhatikan
prosedur pelaksanaan ujian PPL, diantaranya:
1. Minimal telah mengajar 8 (Delapan) kali pertemuan atau telah membuat
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebanyak delapan kali
pertemuan.
31
2. Mendapat persetujuan oleh guru pamong dan dosen pembimbing PPL
untuk melaksanakan ujian.
3. Mengajukan permohonan ujian PPL kepada Kepala UPT. PPL.
4. Telah disetujui oleh guru pamong dan dosen pembimbing untuk
melaksanakan ujian.
5. Harus meminta surat izin dari UPT. PPL dengan membawa surat
pernyataan bahwa mahasiswa yang bersangkutan dapat melaksanakan
ujian.
6. Meminta bahan (materi) ujian pada guru pamong dan dikonsultasikan
apabila sudah dirancang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
serta persiapan mengajar.
7. Membuat undangan yang ditandatangani oleh kepala UPT. PPL.
Adapun tata tertib pelaksanaan ujian PPL adalah:
1. Mahasiswa berpakaian bebas pantas.
2. Sudah hadir di sekolah paling lambat 15 menit sebelum bel masuk
berbunyi.
3. Ujian bisa dilaksanakan apabila kedua pembimbing dalam hal ini adalah
guru pamong dan dosen pembimbing serta kepala sekolah atau yang
mewakili sudah hadir.
Apabila pada waktu ujian, salah satu pembimbing atau pihak sekolah
tidak hadir, maka ujian tetap dilaksanakan dan tidak dianggap batal dengan
pemberitahuan dari kedua pembimbing atau pihak sekolah sebelumnya agar
ujian tetap dilaksanakan.
32
Penulis melaksanakan ujian PPL pada hari Jumat tanggal 17 Mei 2013 di
kelas X-A pelajaran Fisika dari pukul 09.45 WITA – 11.05 WITA yang
dihadiri oleh guru pamong, wakil kepala sekolah dan dosen pembimbing.
Dalam ujian, digunakan Alat Penilain Perencanaan Pembelajaran (APPP)
unutk menulai ujian yaitu :
-APPP 1 : Berfungsi untuk menilai persiapan mengajar
-APPP 2: Berfungsi untuk menilai kemampuan mengajar.
H. Penyusunan Laporan Akhir
Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari kegiatan PPL.
Penyusunan laporan ini harus dilakukan oleh mahasiswa dalam bentuk laporan
individu. Laporan ini akan dinilai dan merupakan bagian dari penilaian
seluruh kegiatan PPL.
Dalam penyusunan laporan ini mahasiswa dibimbing oleh dosen
pembimbing dan guru pamong. Laporan tersebut berisi tentang profil sekolah,
tempat mahasiswa melaksanakan PPL, ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu mahasiswa dalam melaksanakan tugas PPL,
laporan yang berkaitan tentang belajar mengajar yang telah dijalani selama
kurang lebih lima bulan, serta laporan pelaksanaan ujian PPL yang telah
ditempuh oleh mahasiswa PPL. Laporan ini terdiri dari empat bab yang saling
berkaitan. Pada bab pertama, dimulai dengan pendahuluan yang berisikan
tentang latar belakang dan tujuan dengan bobot isi 20%.
Bab kedua, ditempatkan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam
PPL, yang berisikan pengenalan lapangan, latihan keterampilan mengajar dan
33
tugas keguruan lainnya secara mandiri, serta ujian praktek mengajar dengan
penyusunan laporan akhir dengan bobot 30 %.
Bab ketiga, memuat refleksi tentang pengalaman dalam melaksanakan
PPL, berisikan tentang pelaksanaan pengalaman lapangan, refleksi tentang
pelaksanaan keterampilan mengajar dan tugas – tugas keguruan lainnya secara
terbimbing, refleksi tentang pelaksanaan keterampilan mengajar dan tugas –
tugas keguruan lainnya secara mandiri, kemudian refleksi tentang pelaksanaan
ujian praktek dan penyusunan laporan akhir, dengan bobot isi laporan 10 %.
Jadi, dengan demikian, laporan ini penulis susun secara keseluruhan
mencapai bobot 100 % sesuai ketentuan, guna mencapai hasil yang maksimal
dan sesuai pula dengan ketentuan yang diajukan oleh pihak fakultas dan
sekolah tempat praktek pengalaman lapangan dilaksanakan.
Laporan akhir ini merupakan alat bukti yang menyatakan bahwa
mahasiswa yang bersangkutan telah menjalani PPL di sekolah tersebut dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan laporan ini, para mahasiswa dibimbing oleh guru
pamong dan dosen pembimbing. Kemudian setelah dianggap baik oleh
pembimbing maka harus disahkan, adapun yang mengesahkan laporan yang
telah dibuat adalah Kepala Sekolah (tempat PPL), Kepala UPT.PPL (sebagai
pengelola pelaksanaan PPL), dan Dekan (sebagai atas nama Fakultas).
34
Recommended