View
26
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 1 dari 23 Halaman.
P E N E T A P A N
Nomor 229/Pid/2014/PT. Bdg.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa perkara
PERLAWANAN Penuntut Umum, telah memberikan PENETAPAN sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa : -------------------------------------------------------------
-------------------------- H. MUNTOHA SAMOEN bin SAMOEN --------------------------
Lahir di Malang, umur 57 tahun (07 Pebruari 1967), jenis kelamin laki-laki,
kebangsaan Indonesia, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di
Jalan Bendungan Hilir III/8 Rt. 04/01 Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan
Tanah Abang, Jakarta Pusat ; ------------------------------------------------------------------
Terdakwa berada diluar tahanan/tidak ditahan ; -------------------------------------------
PENGADILAN TINGGI tersebut ; ---------------------------------------------
Setelah membaca berkas perkara maupun surat-surat lain yang
berhubungan dengan perkara Terdakwa sebagaimana terlampir dalam berkas
perkara ini ; ------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah membaca PUTUSAN SELA Pengadilan Negeri Karawang
tanggal 20 Mei 2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN. Krw., yang amarnya berbunyi
sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------------------------
1. Menyatakan keberatan dari Terdakwa H. MUNTOHA SAMOEN Bin
SAMOEN tersebut diterima ; --------------------------------------------------------------
2. Menyatakan bahwa perkara ini adalah perkara perdata ; ----------------------
3. Menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak dapat diterima ; ------------------
4. Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor PDM-
50/KRWNG/02/2014 tanggal Pebruari 2014 batal demi hukum ; ----------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 2 dari 23 Halaman.
5. Menyatakan bahwa terdakwa H. MUNTOHA SAMOEN Bin SAMOEN tidak
dapat dipersalahkan dan dihukum berdasarkan atas surat dakwaan yang
batal demi hukum tersebut ; ---------------------------------------------------------------
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara ; --------------------------------------
Mengingat akan risalah/akta Nomor 04/Plw/Akta.Pid/2014/PN. Krw.,
yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Karawang yang menerangkan,
bahwa pada tanggal 26 Mei 2014 Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Karawang telah mengajukan PERLAWANAN terhadap Putusan Sela
Pengadilan Negeri Karawang tersebut, Perlawanan mana dengan suratnya
tertanggal 02 Juni 2014 Nomor W11.U.10/931/HN.01.10/VI/2014 telah
dimintakan bantuan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk
memberitahukannya kepada Terdakwa ; ----------------------------------------------------
Memperhatikan memori perlawanan (verzet) tertanggal 02 Juni 2014
yang diajukan oleh Penuntut Umum dan diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Karawang pada tanggal 06 Juni 2014, memori perlawanan mana dengan
suratnya tertanggal 09 Juni 2014 Nomor W11.U.10/1003/HN. 01.10/VI/2014
telah dimintakan bantuan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk
memberitahukan dan menyerahkan kepada Terdakwa ; --------------------------------
Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan
Tinggi Bandung guna pemeriksaan perkaranya di Pengadilan Tinggi untuk
diputuskan dengan Penetapan yaitu apakah putusan (sela) Pengadilan Negeri
Karawang tersebut harus dibatalkan atau dapat dikuatkan, kepada Penuntut
Umum maupun kepada Terdakwa telah diberikan kesempatan untuk memeriksa
dan mempelajari berkas perkaranya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Karawang, yaitu sebagaimana tersebut dalam surat pemberitahuan untuk
mempelajari berkas perkara masing-masing tertanggal 09 Juni 2014 ; -------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 3 dari 23 Halaman.
Menimbang, bahwa Terdakwa H. Muntoha Samoen bin Samoen
tersebut diajukan kemuka persidangan Pengadilan Negeri Karawang karena
didakwa sebagai berikut : ------------------------------------------------------------------------
PERTAMA :
Bahwa ia Terdakwa H. Muntoha Samoen Bin Samoen pada hari
Jumat tanggal 17 Mei 2013, bertempat di PT. Achikiki Autoparts Indonesia Jl.
Maligi IV Lot M-5 Kawasan Industri KIIC Kab. Karawang, atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat yang masih termasuk kedalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Karawang, dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang
lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi
hutang maupun menghapuskan piutang, perbuatan mana terdakwa lakukan
dengan cara sebagai berikut : ------------------------------------------------------------------
- Bahwa saksi M Toha Sugianto, SH sebagai direktur CV. Mitra Utama sesuai
SPK (Surat Perjanjian Kerja) No. 04/PGA-AAI/1/2013 tanggal 15 Pebruari
2003 yang diterbitkan oleh PT. AAI (Achikiki Autoparts Indonesia) terhadap
CV. Mitra Utama telah melakukan kerjasama dengan PT. KAAI untuk
melakukan pengolahan limbah plastik yang bernilai ekonomis, namun pada
tanggal 15 Oktober 2003 PT. AAI dengan direkturnya sdr. Hidio Kamugisaki
telah menerbitkan surat yang ditujukan kepada saksi M Toha Sugianto, SH
sebagai direktur CV. Mitra Utama perihal penilaian kerja, bahwa
pelaksanaan pekerjaan oleh H. Toha Sugianto, SH. untuk pengangkutan
dan pengeluaran limbah dari PT. AAI telah melakukan pelanggaran-
pelanggaran, antara lain : ------------------------------------------------------------------
a. Pengambilan limbah sering terlambat/tidak tepat waktu ; --------------------
b. Harga yang sudah menjadi kesepakatan masih sering melakukan
penawaran ulang dengan alasan masih rugi ; -----------------------------------
c. Sering melakukan pengambilan barang yang ada nilainya tanpa
melakukan pembayaran terhadap barang tersebut ; ---------------------------
d. Tidak ada kerjasama antara pengelola limbah dengan perwakilan
masyarakat yang telah ditunjuk oleh perusahaan sehingga mengganggu
aktifitas kerja dan stabilitas keamanan di sekitar lingkungan
perusahaan; ------------------------------------------------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 4 dari 23 Halaman.
- Bahwa dengan adanya surat tanggal 15 Oktober 2003 dari PT. AAI tersebut
maka pengerjaan pengelolaan dan pembelian limbah dikuasai oleh PT.
Harapan Baru Sejahtera Pelastik dengan direktur sdr. H. Ali Muaddas Said;
- Bahwa dengan adanya surat dari PT. AAI tersebut sekaligus merupakan
pemutusan hubungan kerja sama oleh PT. AAI terhadap saksi M. Toha
Sugianto, SH yang mana saksi M. Toha Sugianto, SH memandang alasan-
alasan tersebut diatas adalah tindakan benar dan merupakan pemutusan
secara sepihak, dengan demikian pada tahun 2007 saksi M. Toha Sugianto,
SH melakukan gugatan perdata terhadap PT. AAI di PN. Karawang; ---------
- Bahwa pada tahun 2008 masih dalam proses sengketa tersebut Terdakwa
Muntoha Samoen Bin Samoen bertindak sebagai mediator (penengah) dari
PT. AAI dengan jabatan Penasehat untuk permasalahan pengelolaan
limbah PT. AAI yang mempertemukan saksi H. Toha Sugianto dengan sdr.
Ali Mukaddas bertempat di restoran Alam Sari Karawang agar bisa
bersama-sama melakukan pengambilan limbah dan pengangkutan limbah
secara bergantian per seminggu sekali sebagaimana tertuang dalam
putusan dalam putusan Pengadilan Negeri Karawang No.13/Pdt.G/2007/
PN.Krw tanggal 22 Mei 2008 yang dituang dalam isi kesepakatan dalam
surat perjanjian pada tahun 2008 ; -------------------------------------------------------
- Bahwa sesuai dengan tanggal pada kwitansi yaitu 13 April 2011 Terdakwa
Muntoha Samoen Bin Samoen dalam tipu dayanya telah meminjam uang
kepada saksi H. Toha Sugianto, SH sebagai dana talangan hutang H. Ali
Mukaddas Said kepada PT. AAI sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus
delapan puluh juta rupiah) yang masing-masing dibayarkan secara bertahap
oleh saksi M Toha Sugianto, SH kepada Terdakwa Muntoha Samoen Bin
Samoen yaitu tanggal 13 April 2011 sebesar Rp. 340.000.000,- (tiga ratus
empat puluh juta rupiah) dan 13 Mei 2011 sebesar Rp. 640.000.000,- (enam
ratus empat puluh juta rupiah) dengan janji dan tipu dayanya Terdakwa
menjaminan saksi H. Toha Sugianto bisa melakukan pengangkut dan
pengolahan limbah secara sendiri tanpa dibagi dua dengan H. Ali Muaddas
Said sehingga pada akhirnya sdr. H. Ali Mukkadas diputus kontrak
pengelolaan limbah PT. AAI diambil dan dikelola seluruhnya oleh sdr. M
Toha Sugianto ; -------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa sesuai dengan amar putusan Mahkamah Agung RI
No.179K/Pdt/2009 tanggal 16 Desember 2009 dengan amar putusan yang
dituangkan dalam Akta Kesepakatan perdamaian No. 2 tanggal 30 April
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 5 dari 23 Halaman.
2011 di Notaris Hj. Yenni Srie Mulyani, SH yang salah satu aktanya
berbunyi “menghukum tergugat I (Martin Sahala sebagai kuasa atas nama
Masashi Isaji sebagai Direktur PT. AAI) untuk membayar ganti rugi kepada
penggugat saksi M. Toha Sugianto, SH secara kontan dan sekaligus
sejumlah Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah) ; ---------------------------------------------------------------------
- Bahwa pada tanggal 23 April 2013 PT. AAI mengirimkan surat kepada saksi
M. Toha Sugianto, SH sebagai direktur CV. Mitra Utama yang berisi bahwa
PT. AAI berada dalam kondisi mengalamai hambatan pengelolaan limbah
yaitu mengenai keharmonisan hubungan dengan masyarakat lingkungan
sekitar PT. AAI yaitu Desa Sukaluyu dan Desa Margakarya serta mengenai
hambatan tentang pembayaran uang bulan terahir yaitu dari bulan
Nopember 2012, Januari 2013, Pebruari 2013 dan bulan Maret 2013 belum
diterima PT. AAI, kemudian pada tanggal 17 Mei 2013 PT. AAI mengirimkan
surat kepada saksi H. Toha Sugianto, SH perihal pemutusan hubungan
transaksi jual beli dan pengakutan limbah produksi PT. AAI dengan saksi M.
Toha Sugianto selaku direktur CV. Mitra Utama, padahal saksi M. Toha
Sugianto telah melakukan pembayaran limbah ke PT. AAI melalui Terdakwa
Muntoha Samoen (dikuatkan dengan adanya bukti kwitansi dan transfer
pembayaran serta Rekening Koran Bank BII dari PT. AAI), dan untuk
masalah pembayaran limbah pabrik ke PT. AAI tersebut sudah lunas dan
tidak ada masalah dan hanya keterlambatan waktu pembayaran ; -------------
- Bahwa terhadap pinjaman uang kepada Terdakwa kepada saksi H. Toha
Sugianto sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan puluh juta
rupiah) dengan alasan sebagai dana talangan untuk menutupi hutang
pembayaran limbah sdr. H. Ali Mukkadas Said menerangkan bahwa dirinya
tidak mempunyai hutang pembayaran limbah ke PT. AAI dan tidak
mengetahui tentang masalah adanya pinjaman uang yang digunakan
sebagai dana talang Terdakwa Muntoha Samoen kepada M. Toha
Sugianto, dan saksi M. Toha Sugianto tidak pernah menerima
pengembalian uang pinjaman oleh Terdakwa Muntoha Samoen yang
digunakan sebagai dana talangan untuk menutupi hutangnya sdr H. Ali
Mukkadas Said tersebut ; ------------------------------------------------------------------
- Bahwa kemudian terhadap putusan Mahkamah Agung RI No.
179K/Pdt/2009 tanggal 16 Desember 2009 yang dituangkan dalam akta
kesepakatan perdamaian No. 2 pada tanggal 30 April 2011 yang dibuat oleh
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 6 dari 23 Halaman.
Notaris Hj. Yennie Sri Mulyani, SH pada poin No 8 bahwa PT. AAI harus
membayar uang ganti rugi sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima puluh
sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) kepada saksi M. Toha
Sugianto selaku direktur CV. Mitra Utama, namun sampai saat ini saksi H.
Toha Sugianto tidak pernah menerima uang pembayaran ganti rugi sebesar
Rp. 559.750.000,- dari PT. AAI tersebut, padahal sesuai dengan bukti satu
buah kwitansi pembayaran uang ganti rugi dari PT. AAI No.
020/KWT/ST/2008 yang ditandatangai oleh Terdakwa Muntoha Samoen di
Bekasi pada tanggal 23 April 2012 PT. AAI telah melakukan pembayaran
ganti rugi tersebut dari hasil pemotongan pembayaran hutang/ tunggakan
pengambilan limbahTerdakwa Muntoha Samoen sebesar
Rp. 1.018.430.724 terhitung sampai bulan Nopember 2012 kepada PT. AAI;
- Bahwa atas kejadian tersebut diatas saksi H. M Toha Sugianto merasa
dirugikan secara materil sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan
puluh juta rupiah) dan sebesar Rp. 559.750.000,- dengan total jumlah
sebesar Rp. 1.539.750.000,- (satu miliar lima ratus tiga puluh sembilan juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan pemutusan hubungan kerjasama
sesuai surat PT. AAI tanggal 17 Mei 2013 karena dianggap tidak bisa
melakukan pembayaran terhadap PT. AAI dengan baik ; -------------------------
Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam
Pidana dalam Pasal 378 KUHP ; --------------------------------------------------------------
ATAU
KEDUA :
Bahwa ia Terdakwa H. Muntoha Samoen Bin Samoen pada hari
Jumat tanggal 17 Mei 2013, bertempat di PT. Achikiki Autoparts Indonesia Jl.
Maligi IV Lot M-5 Kawasan Industri KIIC Kab. Karawang, atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat yang masih termasuk kedalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Karawang, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang
sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi
yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, perbuatan mana
terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : ------------------------------------------
- Bahwa saksi M Toha Sugianto, SH sebagai direktur CV. Mitra Utama sesuai
SPK (Surat Perjanjian Kerja) No. 04/PGA-AAI/1/2013 tanggal 15 Pebruari
2003 yang diterbitkan oleh PT. AAI (Achikiki Autoparts Indonesia) terhadap
CV. Mitra Utama telah melakukan kerjasama dengan PT. KAAI untuk
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 7 dari 23 Halaman.
melakukan pengolahan limbah plastik yang bernilai ekonomis, namun pada
tanggal 15 Oktober 2003 PT. AAI dengan direkturnya sdr. Hidio Kamugisaki
telah menerbitkan surat yang ditujukan kepada saksi M Toha Sugianto, SH
sebagai direktur CV. Mitra Utama perihal penilaian kerja, bahwa
pelaksanaan pekerjaan oleh M Toha Sugianto, SH untuk pengangkutan dan
pengeluaran limbah dari PT. AAI telah melakukan pelanggaran-
pelanggaran, antara lain : ------------------------------------------------------------------
a. Pengambilan limbah sering terlambat/tidak tepat waktu ; --------------------
b. Harga yang sudah menjadi kesepakatan masih sering melakukan
penawaran ulang dengan alasan masih rugi ; -----------------------------------
c. Sering melakukan pengambilan barang yang ada nilainya tanpa
melakukan pembayaran terhadap barang tersebut ; ---------------------------
d. Tidak ada kerjasama antara pengelola limbah dengan perwakilan
masyarakat yang telah ditunjuk oleh perusahaan sehingga mengganggu
aktifitas kerja dan stabilitas keamanan di sekitar lingkungan
perusahaan; ------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa dengan adanya surat tanggal 15 Oktober 2003 dari PT. AAI tersebut
maka pengerjaan pengelolaan dan pembelian limbah dikuasai oleh PT.
Harapan Baru Sejahtera Pelastik dengan direktur sdr. H. Ali Muaddas Said;
- Bahwa dengan adanya surat dari PT. AAI tersebut sekaligus merupakan
pemutusan hubungan kerja sama oleh PT. AAI terhadap saksi M. Toha
Sugianto, SH yang mana saksi M. Toha Sugianto, SH memandang alasan-
alasan tersebut diatas adalah tindakan benar dan merupakan pemutusan
secara sepihak, dengan demikian pada tahun 2007 saksi M. Toha Sugianto,
SH melakukan gugatan perdata terhadap PT. AAI di PN. Karawang ; ---------
- Bahwa pada tahun 2008 masih dalam proses sengketa tersebut Terdakwa
Muntoha Samoen Bin Samoen bertindak sebagai mediator (penengah) dari
PT. AAI dengan jabatan Penasehat untuk permasalahan pengelolaan
limbah PT. AAI yang mempertemukan saksi H. Toha Sugianto dengan sdr.
Ali Mukaddas bertempat di restoran Alam Sari Karawang agar bisa
bersama-sama melakukan pengambilan limbah dan pengangkutan limbah
secara bergantian per seminggu sekali sebagaimana tertuang dalam
putusan dalam putusan Pengadilan Negeri Karawang No.13/Pdt.G/2007/
PN.Krw tanggal 22 Mei 2008 yang dituang dalam isi kesepakatan dalam
surat perjanjian pada tahun 2008 ; -------------------------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 8 dari 23 Halaman.
- Bahwa sesuai dengan tanggal pada kwitansi yaitu 13 April 2011 Terdakwa
Muntoha Samoen Bin Samoen dalam tipu dayanya telah meminjam uang
kepada saksi H. Toha Sugianto, SH sebagai dana talangan hutang H. Ali
Muaddas Said kepada PT. AAI sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus
delapan puluh juta rupiah) yang masing-masing dibayarkan secara bertahap
oleh saksi M Toha Sugianto, SH kepada Terdakwa Muntoha Samoen Bin
Samoen yaitu tanggal 13 April 2011 sebesar Rp. 340.000.000,- (tiga ratus
empat puluh juta rupiah) dan 13 Mei 2011 sebesar Rp. 640.000.000,- (enam
ratus empat puluh juta rupiah) dengan janji dan tipu dayanya Terdakwa
menjaminan saksi H. Toha Sugianto bisa melakukan pengangkut dan
pengolahan limbah secara sendiri tanpa dibagi dua dengan H. Ali Muaddas
Said sehingga pada akhirnya sdr. H. Ali Mukkadas diputus kontrak
pengelolaan limbah PT. AAI diambil dan dikelola seluruhnya oleh sdr. M
Toha Sugianto ; -------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa sesuai dengan amar putusan Mahkamah Agung RI
No.179K/Pdt/2009 tanggal 16 Desember 2009 dengan amar putusan yang
dituangkan dalam Akta Kesepakatan perdamaian No. 2 tanggal 30 April
2011 di Notaris Hj. Yenni Srie Mulyani, SH yang salah satu aktanya
berbunyi “menghukum tergugat I (Martin Sahala sebagai kuasa atas nama
Masashi Isaji sebagai Direktur PT. AAI) untuk membayar ganti rugi kepada
penggugat saksi M. Toha Sugianto, SH secara kontan dan sekaligus
sejumlah Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah) ; ---------------------------------------------------------------------
- Bahwa pada tanggal 23 April 2013 PT. AAI mengirimkan surat kepada saksi
M. Toha Sugianto, SH sebagai direktur CV. Mitra Utama yang berisi bahwa
PT. AAI berada dalam kondisi mengalamai hambatan pengelolaan limbah
yaitu mengenai keharmonisan hubungan dengan masyarakat lingkungan
sekitar PT. AAI yaitu Desa Sukaluyu dan Desa Margakarya serta mengenai
hambatan tentang pembayaran uang bulan terahir yaitu dari bulan
Nopember 2012, Januari 2013, Pebruari 2013 dan bulan Maret 2013 belum
diterima PT. AAI, kemudian pada tanggal 17 Mei 2013 PT. AAI mengirimkan
surat kepada saksi H. Toha Sugianto, SH perihal pemutusan hubungan
transaksi jual beli dan pengakutan limbah produksi PT. AAI dengan saksi M.
Toha Sugianto selaku direktur CV. Mitra Utama, padahal saksi M. Toha
Sugianto telah melakukan pembayaran limbah ke PT. AAI melalui Terdakwa
Muntoha Samoen (dikuatkan dengan adanya bukti kwitansi dan transfer
pembayaran serta Rekening Koran Bank BII dari PT. AAI), dan untuk
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 9 dari 23 Halaman.
masalah pembayaran limbah pabrik ke PT. AAI tersebut sudah lunas dan
tidak ada masalah dan hanya keterlambatan waktu pembayaran ; -------------
- Bahwa terhadap pinjaman uang kepada Terdakwa kepada saksi H. Toha
Sugianto sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan puluh juta
rupiah) dengan alasan sebagai dana talangan untuk menutupi hutang
pembayaran limbah sdr. H. Ali Mukkadas Said menerangkan bahwa dirinya
tidak mempunyai hutang pembayaran limbah ke PT. AAI dan tidak
mengetahui tentang masalah adanya pinjaman uang yang digunakan
sebagai dana talang Terdakwa Muntoha Samoen kepada M. Toha
Sugianto, dan saksi M. Toha Sugianto tidak pernah menerima
pengembalian uang pinjaman oleh Terdakwa Muntoha Samoen yang
digunakan sebagai dana talangan untuk menutupi hutangnya sdr H. Ali
Mukkadas Said tersebut ; ------------------------------------------------------------------
- Bahwa kemudian terhadap putusan Mahkamah Agung RI No.
179K/Pdt/2009 tanggal 16 Desember 2009 yang dituangkan dalam akta
kesepakatan perdamaian No. 2 pada tanggal 30 April 2011 yang dibuat oleh
Notaris Hj. Yennie Sri Mulyani, SH pada poin No 8 bahwa PT. AAI harus
membayar uang ganti rugi sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima puluh
sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) kepada saksi M. Toha
Sugianto selaku direktur CV. Mitra Utama, namun sampai saat ini saksi H.
Toha Sugianto tidak pernah menerima uang pembayaran ganti rugi sebesar
Rp. 559.750.000,- dari PT. AAI tersebut, padahal sesuai dengan bukti satu
buah kwitansi pembayaran uang ganti rugi dari PT. AAI No.
020/KWT/ST/2008 yang ditandatangai oleh Terdakwa Muntoha Samoen di
Bekasi pada tanggal 23 April 2012 PT. AAI telah melakukan pembayaran
ganti rugi tersebut dari hasil pemotongan pembayaran hutang/ tunggakan
pengambilan limbahTerdakwa Muntoha Samoen sebesar
Rp. 1.018.430.724 terhitung sampai bulan Nopember 2012 kepada PT. AAI;
- Bahwa atas kejadian tersebut diatas saksi H. M Toha Sugianto merasa
dirugikan secara materil sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan
puluh juta rupiah) dan sebesar Rp. 559.750.000,- dengan total jumlah
sebesar Rp. 1.539.750.000,- (satu miliar lima ratus tiga puluh sembilan juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan pemutusan hubungan kerjasama
sesuai surat PT. AAI tanggal 17 Mei 2013 karena dianggap tidak bisa
melakukan pembayaran terhadap PT. AAI dengan baik ; -------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 10 dari 23 Halaman.
Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan Diancam
dalam pasal 372 KUHP ; -------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa adapun alasan-alasan dan keberatan yang
dikemukakan Penuntut Umum dalam memori perlawanannya tersebut pada
pokoknya adalah sebagai berikut : ------------------------------------------------------------
1) Bahwa putusan Pengadilan Negeri Karawang yang menerima eksepsi
Terdakwa dengan pertimbangan dan alasan bahwa perbuatan yang
didakwakan kepada Terdakwa termasuk dalam ruang lingkup/ranah
perdata, adalah pertimbangan hukum dan putusan yang tidak benar ; -------
Bahwa tindakan Pengadilan Negeri yang didalam Putusan Sela nya
menyatakan bahwa Pengadilan pidana tidak berwenang memeriksa dan
mengadili perkara Terdakwa dengan alasan yang berwenang adalah
Pengadilan perdata, adalah keliru. Bahwa putusan sela dijatuhkan
Pengadilan sebelum memeriksa pokok perkara yang terdapat dalam surat
dakwaan, yaitu berkaitan dengan adanya eksepsi bahwa Pengadilan tidak
berwenang mengadili perkara, atau dakwaan tidak dapat diterima, atau
surat dakwaan harus dibatalkan/atau batal demi hukum ; -------------------------
Bahwa sedangkan dalam perkara ini, Pengadilan Negeri dengan melalui
putusan sela nya telah menyinggung pokok/materi perkaranya, yaitu
dengan menilai alat bukti berupa Akte Notaris Nomor 02 tanggal 30 April
2011 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Hj. Yenni Sri Mulyani, SH,. dimana
Pengadilan Negeri kemudian berpendapat dan menyimpulkan bahwa uang
sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah) yang menjadi dasar surat dakwaan adalah berasal
dari putusan perkara perdata Nomor 13/Pdt.G/2007/PN.Krw., yang
kemudian dibuat akta kesepakatan perdamaian dihadapan Notaris Ny. Hj.
Yenni Sri Mulyani, SH,. Demikian pula uang sebesar Rp. 980.000.000,-
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 11 dari 23 Halaman.
(sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) yang disebut sebagai uang
pinjaman Terdakwa dengan Ali Mukkadas Said kepada PT AAI, seharusnya
baru dinilai dan dipertimbangkan setelah Pengadilan Negeri memeriksa
fakta-fakta dan bukti-bukti yang diajukan ke persidangan. Dengan demikian
hal tersebut baru dapat dilakukan setelah pemeriksaan materi perkara dan
dituangkan dalam putusan akhir ; --------------------------------------------------------
2) Bahwa pertimbangan dan pendapat Pengadilan Negeri yang menyatakan
surat dakwaan Penuntut Umum kabur dan membingungkan dengan alasan
uraian perbuatan yang tersebut dalam dakwaan kesatu (pasal 378 KUHP)
dan dalam dakwaan kedua (pasal 372 KUHP) adalah sama dan tidak ada
perbedaan sedikitpun, adalah pendapat yang tidak benar. Demikian pula
pendapat Pengadilan Negeri yang menyatakan bahwa surat dakwaan tidak
memenuhi unsur yang ditentukan dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP,
dan karenanya menyebabkan dakwaan batal demi hukum, adalah pendapat
yang keliru, sebab surat dakwaan Penuntut Umum telah diuraikan secara
cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang dilakukan oleh
Terdakwa, termasuk waktu dan tempat terjadinya tindak pidana ; --------------
Bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, Penuntut Umum berharap
Pengadilan Tinggi menerima perlawanan Penuntut Umum dan
membatalkan putusan sela Pengadilan Negeri Karawang tanggal 20 Mei
2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN.Krw., serta memerintahkan Pengadilan
Negeri Karawang untuk melanjutkan pemeriksaan/persidangan perkara
Terdakwa ini ; ---------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sebelum Pengadilan Tinggi mempertimbangkan
apakah keberatan yang diajukan oleh Penuntut Umum beralasan menurut
hukum, dan apakah putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Karawang
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 12 dari 23 Halaman.
telah tepat menurut hukum, terlebih dahulu Pengadilan Tinggi akan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : ----------------------------------------------
Menimbang, bahwa putusan (sela) Pengadilan Negeri Karawang
tanggal 20 Mei 2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN.Krw., yang dijatuhkan oleh
Pengadilan Negeri Karawang adalah berkaitan dan berkenaan dengan adanya
keberatan atau diajukannya eksepsi oleh Terdakwa yang berisikan : ---------------
- Bahwa dakwaan Penuntut Umum kabur dan tidak jelas, dimana
permasalahan uang sebesar Rp. 1.539.750.000,- (satu milyar lima ratus tiga
puluh sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) yang diuraikan dalam
surat dakwaan, sebenarnya adalah masalah hubungan hukum dan perkara
perdata yang seharusnya diselesaikan melalui jalur perdata, akan tetapi
dipaksakan menjadi perkara pidana ; -----------------------------------------------------
- Bahwa dengan telah dilaksanakannya kewajiban oleh PT Achikiki Autoparts
Indonesia, maka adalah aneh jika Toha Sugianto/CV Mitra Utama masih
mempermasalahkan uang sebesar Rp. 1.539.750.000,- (satu milyar lima
ratus tiga puluh sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) setelah
hubungan hukum pengelolaan limbah produksi yang dikelolanya diputus atau
berakhir akibat wanprestasinya sendiri ; -------------------------------------------------
- Bahwa adalah wajar oleh PT Achikiki Autoparts Indonesia sebagai pemilik
limbah produksi memutuskan hubungan kerjasama pengelolaan limbah
akibat kecewa terhadap Toha Sugianto/CV Mitra Utama telah melakukan
wanprestasi ; ------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa bila saksi Toah Sugianto tidak puas dengan pemutusan hubungan
pengelolaan limbah tersebut, seharusnya upaya hukum yang dilakukan
adalah mengajukan gugatan perdata, bukan mempidanakan persoalan
tersebut, dalam hal ini terhadap Terdakwa Muntoha Samoen bin Samoen ; -
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 13 dari 23 Halaman.
Menimbang, bahwa berkenaan dengan eksepsi tentang kwalifikasi
perdata tersebut, Pengadilan Negeri berpendapat bahwa dari alasan-alasan
Terdakwa yang dikemukakan dalam eksepsinya, dihubungkan dengan surat
dakwaan Penuntut Umum serta bukti surat yang diajukan Terdakwa berupa
Akte Notaris Nomor 02 tanggal 30 April 2011, yang dibuat dihadapan Notaris
Ny. Hj. Yenni Sri Mulyani, SH., dapat disimpulkan bahwa ternyata benar bahwa
uang sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah) yang menjadi dasar dakwaan Penuntut Umum adalah
berawal dari adanya putusan perkara perdata Nomor 13/Pdt.G/2007/PN.Krw.,
yang selanjutnya dibuat Akta kesepakatan perdamaian dihadapan Notaris Ny.
Hj. Yenni Sri Mulyani, SH., demikian pula uang sebesar Rp. 980.000.000,-
(sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) yang didalam surat dakwaan
disebutkan merupakan pinjaman uang oleh Terdakwa dengan alasan untuk
menutupi hutang pembayaran limbah Ali Mukkadas Said kepada PT AAI,
dihubungkan dengan bukti Terdakwa tertanda bukti 1, maka jelas bahwa
masalah tersebut adalah merupakan hubungan keperdataan/perkara perdata.
Karenanya persoalan antara saksi pelapor Toha Sugianto dengan Terdakwa,
seharusnya diajukan dalam bentuk gugatan perdata. Bahwa atas dasar itulah
Pengadilan Negeri Karawang menerima/mengabulkan eksepsi Terdakwa ; -----
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Negeri menerima eksepsi
Terdakwa dan menyatakan bahwa perkara Terdakwa adalah dalam
lingkup/ranah perkara perdata, maka Pengadilan Negeri memutuskan bahwa
dakwaan Jaksa Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima ; ------
Menimbang, bahwa selain telah menerima eksepsi Terdakwa dan
menyatakan perkara Terdakwa adalah termasuk perkara perdata dan
karenanya menyatakan dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak dapat diterima,
Pengadilan Negeri juga mempertimbangkan dan menyimpulkan bahwa
dakwaan Penuntut Umum membingungkan dan kabur (obscuurlibel) dengan
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 14 dari 23 Halaman.
alasan dakwaan atas pelanggaran pasal 378 KUHP dan pelanggaran atas pasal
372 KUHP dituangkan dalam bentuk/susunan dakwaan alternatif. Bahwa
perbuatan pidana yang ada dalam pasal 378 KUHP dan pasal 372 KUHP
adalah berbeda, sehingga susunan dakwaan yang tepat digunakan adalah
bentuk dakwaan alternatif. Bahwa akan tetapi ternyata uraian perbuatan antara
dakwaan kesatu pasal 378 KUHP dan uraian perbuatan dalam dakwaan kedua
pasal 372 KUHP adalah sama, tidak ada perbedaan sedikitpun ; --------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan itulah Pengadilan Negeri
Karawang berpendapat dan menyimpulkan bahwa surat dakwaan Penuntut
Umum dalam perkara Terdakwa ini tidak memenuhi syarat yang ditentukan
dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, dan karenanya dakwaan Penuntut
Umum harus dinyatakan batal demi hukum ; -------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Karawang dalam putusan
(sela) nya mendasarkan pada ketentuan pasal 156 ayat (1) dan (2) KUHAP,
yang berkaitan dengan adanya keberatan atau eksepsi yang diajukan oleh
Terdakwa atau Penasihat Hukum yang isinya menyatakan bahwa Pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya, atau dakwaan Penuntut Umum tidak
dapat diterima, atau surat dakwaan harus dibatalkan/atau batal demi
hukum; -----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 156 ayat (2)
KUHAP, secara jelas dan tegas ditentukan bahwa jika Hakim menyatakan
keberatan/eksepsi tersebut diterima, maka perkaranya tidak diperiksa lebih
lanjut. Hal ini berarti pemeriksaan perkara di Pengadilan Negeri berhenti atau
berakhir (dengan putusan yang menerima eksepsi tersebut, maka akan
mengakhiri proses). Dengan demikian dalam hal dalam proses persidangan/
pemeriksaan di Pengadilan Negeri diajukan keberatan/esksepsi oleh Terdakwa
atau Penasihat Hukumnya, dan Hakim/Majelis Hakim berpendapat eksepsi
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 15 dari 23 Halaman.
tersebut beralasan dan diterima, maka putusan yang diambil/dijatuhkannya
adalah berupa putusan akhir, bukan putusan sela seperti yang dilakukan
Pengadilan Negeri Karawang dalam perkara ini, sebab apabila putusannya
berupa putusan sela, berarti untuk selanjutnya harus ada putusan akhir. Mana
mungkin Pengadilan Negeri masih melanjutkan pemeriksaaan dan menjatuhkan
putusan akhir, sedangkan sebelumnya Pengadilan Negeri telah menerima
eksepsi Terdakwa atau Penasihat Hukumnya, baik atas alasan Pengadilan
Negeri tidak berwenang mengadili perkaranya, atau karena dakwaan Penuntut
Umum tidak dapat diterima ataupun karena dakwaan harus dibatalkan atau
dinyatakan batal demi hukum ; -----------------------------------------------------------------
Bahwa berkenaan dengan adanya eksepsi tersebut, Pengadilan Negeri bisa
menjatuhkan putusan sela, yaitu manakala Hakim berpendapat bahwa
eksepsi tersebut tidak beralasan sehingga harus dinyatakan tidak dapat
diterima ataupun berisikan menolak eksepsi Terdakwa/Penasihat Hukum.
Atau jika Hakim berpendapat bahwa hal tersebut baru dapat diputuskan setelah
selesai pemeriksaan ; ----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan demikian sangatlah jelas makna dan
pengaturannya didalam pasal 156 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP, yaitu bahwa : --
a). Dalam hal keberatan/eksepsi diterima, maka Hakim menjatuhkan putusan
yang bersifat putusan akhir karena mengakhiri proses dan pemeriksaan
perkaranya tidak dilanjutkan ; -------------------------------------------------------------
b). Dalam hal keberatan/eksepsi dipandang tidak beralasan dan tidak diterima
atau eksepsi ditolak, maka Hakim mengambil dan melanjutkan putusan sela
serta memerintahkan pemeriksaan perkara/persidangannya dilanjutkan.
Demikian pula jika terhadap eksepsi tersebut baru dapat diputus setelah
pemeriksaan perkara/setelah ada pembuktian ; --------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 16 dari 23 Halaman.
Menimbang, bahwa karena itu putusan Pengadilan Negeri Karawang
tanggal 20 Mei 2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN.Krw., yang menerima eksepsi
Terdakwa, akan tetapi dituangkan dalam putusan sela adalah keliru dan
karenaya harus diperbaiki dan dianggap sebagai putusan akhir ; -------------------
Menimbang, bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Karawang
tanggal 20 Mei 2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN.Krw., yang isinya menerima
eksepsi Terdakwa, maka sesuai ketentuan pasal 156 ayat (3) KUHAP, maka
apabila Penuntut Umum tidak dapat menerima atau berkeberatan terhadap
putusan tersebut, ia bisa menempuh upaya hukum, yaitu berupa
PERLAWANAN, yang dahulu dikenal dengan istilah Requisitoir Verzet
sebagaimana diatur dalam pasal 251 HIR Jo pasal 7 Undang-undang Nomor 16
Tahun 1961 ; ----------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena itu adalah tepat upaya yang
ditempuh oleh Penuntut Umum untuk melawan putusan (sela) Pengadilan
Negeri Karawang tersebut, dengan menempuh uapaya pengajuan
PERLAWANAN, sebagaimana tertuang dalam akta Nomor
04/Plw/Akta.Pid/2014/PN.Krw., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
Karawang yang menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 26 Mei 2014
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karawang telah mengajukan
Perlawanan terhadap putusan sela Pengadilan Negeri Karawang tanggal 20
Mei 2014 Nomor 96/Pid.B/2014/ PN.Krw., atas nama Terdakwa H. Muntoha
Samoen bin Samoen ; ----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa namun demikian Judul formulir Model 52/Pdt/PN.
Krw-Akta Permintaan banding (pasal 233 Jo pasal 67 KUHAP) seharusnya
diganti dan diperbaiki formatnya menjadi “Akta Perlawanan” (pasal 156
KUHAP) ; --------------------------------------------------------------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 17 dari 23 Halaman.
Bahwa demikian pula “Akta Tanda Terima Memori Banding” Nomor
96/Pid.B/2014/PN.Krw., tertanggal 6 Juni 2014 harus diganti, diperbaiki dan
dibaca sebagai Akta Tanda Terima Memori Perlawanan ; ------------------------------
Menimbang, bahwa putusan (sela) Pengadilan Negeri Karawang
tersebut dijatuhkan pada tanggal 20 Mei 2014, dengan dihadiri oleh Penuntut
Umum maupun Terdakwa, dan selanjutnya Penuntut Umum mengajukan
perlawanan pada tanggal 26 Mei 2014, sehingga sesuai dengan ketentuan
pasal 149 ayat (1) huruf a dan b KUHAP yang mengatur tentang tenggang
waktu pengajuan perlawanan, permohonan perlawanan oleh Penuntut Umum
tersebut secara formal dapat diterima ; ------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Karawang dalam putusan
(sela) nya menyatakan bahwa perkara Terdakwa ini adalah perkara perdata.
Dengan pernyataan demikian berarti Pengadilan Negeri telah menyimpulkan
bahwa permasalahan dan perkara Terdakwa bukanlah suatu tindak pidana,
akan tetapi merupakan masalah dan perkara perdata yang harus diselesaikan
melalui peradilan perdata. Bahwa hal ini dapat disimpulkan dari pertimbangan
hukum putusan Pengadilan Negeri Karawang halaman 14 yang menyatakan
“bahwa ternyata benar bahwa uang sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima
puluh sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) yang menjadi dasar
dakwaan Penuntut Umum adalah berawal dari hasil putusan perdata Nomor
13/Pdt.G/2007/PN.Krw., yang selanjutnya dibuat akta kesepakatan perdamaian
dihadapan Notaris Ny. Hj. Yenni Sri Mulani, SH., demikian pula uang sejumlah
Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) dalam dakwaan
disebutkan merupakan pinjaman uang kepada Terdakwa dengan alasan
Terdakwa untuk menutupi hutang pembayaran limbah Sdr. Ali Mukaddas Said
kepada PT. Achikiki Auotparts Indonesia, maka sesuai butki 1 yang dilampirkan
dalam eksepsinya maka hal tersebut juga lebih merupakan suatu tindakan
perdata ; ----------------------------------------------------------------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 18 dari 23 Halaman.
Menimbang, bahwa dalam hal Pengadilan/Hakim berpendapat bahwa
perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu
tidak merupakan suatu tindak pidana, maka sesuai dengan ketentuan pasal 191
ayat (2) KUHAP, amar putusan yang dijatuhkan kepada Terdakwa adalah
“Melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum” ; ------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena itu adalah keliru dan tidak tepat
pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Karawang halaman 15 yang
menyatakan “bahwa oleh karena keberatan/eksepsi dikabulkan, bahwa perkara
dinyatakan masuk dalam ranah lingkup perdata, maka oleh karenanya
dakwaan Jaksa Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima” ; --
Bahwa demikian pula amar putusan Pengadilan Negeri Karawang angka 2 dan
3 yang berbunyi : ----------------------------------------------------------------------------------
2). Menyatakan bahwa perkara ini adalah perkara perdata ; ---------------------------
3). Menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak dapat diterima ; --------------------
Adalah amar putusan yang keliru atau tidak tepat. Sebab sebagaimana telah
dipertimbangkan diatas, dalam hal Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan
yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak
merupakan suatu tindak pidana, maka seharusnya amar putusannya adalah
sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------------------------
- Menyatakan bahwa perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti,
akan tetapi perbuatan itu bukan/tidak merupakan suatu tindak pidana ; ------
- Melepaskan Terdakwa oleh karena itu dari segala tuntutan hukum ; -----------
Menimbang, bahwa dengan demikian apabila Pengadilan Negeri
memutuskan bahwa perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti,
akan tetapi ternyata bukan merupakan suatu tindak pidana, dan oleh karenanya
melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum, maka sesuai dengan
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 19 dari 23 Halaman.
ketentuan pasal 67 KUHAP, upaya hukum yang dapat ditempuh oleh Penuntut
Umum adalah mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung, bukan
upaya hukum perlawanan sebagaimana diatur dalam pasal 148 dan pasal 149
KUHAP serta pasal 156 KUHAP ; -------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selain dari pada itu Pengadilan Tinggi
berpendapat, terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri
Karawang dalam mengadili dan memutus perkara ini. Bahwa sesuai dengan
ketentuan pasal 191 KUHAP, antara lain ditentukan : -----------------------------------
1). Jika Pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,
kesalahan Terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa diputus bebas ; --------
2). Jika Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada
Terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak
pidana, maka Terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum ; ---------
Bahwa dari bunyi dan rumusan pasal tersebut secara jelas mengandung makna
dan karenanya harus diturut yaitu bahwa untuk menentukan apakah perbuatan
yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan, serta
untuk menilai dan menentukan apakah benar Terdakwa melakukan perbuatan
yang didakwakan, akan tetapi perbuatan tersebut tidak/bukan suatu tindak
pidana, haruslah didasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang. Disini berarti
pula bahwa materi/substansi perkaranya telah diperiksa baik keterangan saksi-
saksi dari Penuntut Umum, keterangan Terdakwa, keterangan saksi-saksi yang
diajukan oleh Terdakwa (jika ada), diperiksa dan diteliti alat-alat bukti lain serta
barang bukti, yang selanjutnya setelah pemeriksaan dinyatakan selesai,
Penuntut Umum mengajukan tuntutan pidana, dan selanjutnya
Terdakwa/Penasihat Hukumnya mengajukan pembelaan. Jika acara tersebut
telah selesai, maka Hakim Ketua sidang menyatakan bahwa pemeriksaan
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 20 dari 23 Halaman.
dinyatakan ditutup, dan kemudian Majelis Hakim bermusyawarah dan
menjatuhkan putusan (pasal 182 KUHAP) ; ------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sedangkan dalam perkara Terdakwa H. Muntoha
Samoen bin Samoen ini, Pengadilan Negeri Karawang belum melakukan
pemeriksaan materi perkaranya, belum mendengar keterangan saksi-saksi
maupun Terdakwa, akan tetapi langsung menyatakan bahwa perkara ini adalah
perkara perdata ; -----------------------------------------------------------------------------------
Bahwa oleh karena itu Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa putusan (sela)
yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Karawang tersebut terlalu prematur, dan
karenanya perlu diperintahkan kepada Pengadilan Negeri Karawang untuk
membuka kembali persidangan perkara ini dan selanjutnya melakukan
pemeriksaan saksi-saksi, mendengar keterangan Terdakwa dan memeriksa
alat-alat bukti lain maupun barang buti yang ada ; ----------------------------------------
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa dari
uraian perbuatan yang didakwakan oleh Penuntut Umum kepada Terdakwa,
maka harus dicari fakta-fakta dan bukti-bukti antara lain : ------------------------------
1. Benarkah PT. Achikiki Autoparts Indonesia (PT. AAI) telah memenuhi
kewajibannya membayar uang sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus lima
puluh sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) sebagaimana tersebut
dalam putusan Pengadilan Negeri Karawang Nomor 13/Pdt.G/2007/PN.Krw.,
Jo putusan Mahkamah Agung Nomor 179 K/Pdt/2009 yang kemudian
ditindaklanjuti dengan dibuatnya Kesepakatan Perdamaian Nomor 2 tanggal
30 April 2011 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Hj.Yenni Sri Mulyani, SH., ;
Bahwa kalau benar telah membayar, apakah pembayaran itu dilakukan
langsung kepada saksi korban Toha Sugianto/CV. Mitra Utama, ataukah
dibayar melalui Terdakwa H. Muntoha Samoen bin Samoen yang bertindak
sebagai mediator ; -----------------------------------------------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 21 dari 23 Halaman.
Jika terdapat bukti bahwa pembayaran uang itu dilakukan melalui Terdakwa
H. Muntoha Samoen bin Samoen, selanjutnya harus dibuktikan pula apakah
Terdakwa telah menyerahkan uang sebesar Rp. 559.750.000,- (lima ratus
lima puluh sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) kepada saksi
Toha Sugianto/CV. Mitra Utama ; ----------------------------------------------------------
2. Bahwa selain itu harus pula dibuktikan melalui pemeriksaan dalam sidang,
benarkah H. Ali Mukkadas Said/PT. Harapan Baru Sejahtera Plastik, ada
berhutang kepada PT. Achikiki Autoparts Indonesia (PT.AAI) sebesar
Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) ; ------------------
Benarkah kemudian saksi Toha Sugianto/CV. Mitra Utama menyerahkan
uang sebesar Rp. 980.000.000,- (sembilan ratus delapan puluh juta rupiah)
kepada Terdakwa sesuai dengan perkataan Terdakwa bahwa uang itu
adalah sebagai dana talangan untuk membayar hutangnya H. Ali Mukkadas
Said kepada PT AAI, supaya kelak pengelolaan limbah dikembalikan
sepenuhnya kepada H. Toha Sugianto. Jika memang ada buktinya, untuk
selanjutnya harus dibuktikan apakah uang sebesar Rp. 980.000.000,-
(sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) oleh Terdakwa diserahkan kepada
PT. AAI ; ------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selain hal-hal yang telah dipertimbangkan diatas,
Pengadilan Tinggi berpendapat adanya kerancuan didalam amar putusan (sela)
Pengadilan Negeri Karawang tersebut diatas, dimana dalam amar ke 3
“Menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak dapat diterima” dan pada amar ke
4 “Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor PDM-
50/KRWNG/02/2014 tanggal...Pebruari 2014 batal demi hukum” ; Sedangkan
kedua hal tersebut adalah berbeda alasan dan dasar hukumnya ; -------------------
Menimbang, bahwa apabila dilihat dari dasar hukum putusan
Pengadilan Negeri Karawang a quo yang menunjuk pada pasal 143 ayat (2)
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 22 dari 23 Halaman.
dan (3) KUHAP, maka dapat disimpulkan bahwa surat dakwaan Penuntut
Umum batal demi hukum. Selanjutnya oleh karena putusan Pengadilan Negeri
tersebut juga menunjuk pasal 156 ayat (1) dan (2) KUHAP, maka dapat
disimpulkan bahwa Pengadilan Negeri Karawang memutus perkara itu
berkenaan dengan adanya keberatan/eksepsi dari Terdakwa yang menyangkut
dakwaan tidak dapat diterima dan/atau surat dakwaan dibatalkan atau batal
demi hukum. Dengan demikian sesuai dengan ketentuan pasal 156 KUHAP,
maka upaya hukum yang dapat ditempuh oleh Penuntut Umum terhadap
putusan (sela) Pengadilan Negeri Karawang tanggal 20 Mei 2014 Nomor
96/Pid.B/2014/PN.Krw., adalah benar berupa upaya hukum PERLAWANAN,
bukan upaya hukum banding seperti diatur dalam pasal 67 KUHAP Jo pasal
233 sampai dengan pasal 243 KUHAP dan bukan pula upaya hukum kasasi
seperti diatur dalam pasal 67 KUHAP Jo Pasal 244 sampai dengan pasal 258
KUHAP ; ---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan
diatas, maka keberatan Penuntut Umum dalam perlawanannya tersebut cukup
beralasan dan dibenarkan, oleh karenanya putusan (sela) Pengadilan Negeri
Karawang tanggal 20 Mei 2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN.Krw., harus
dibatalkan, dan kepada Pengadilan Negeri Karawang diperintahkan untuk
membuka kembali persidangan, dan selanjutnya memeriksa, mengadili dan
memutus perkara Terdakwa H. Muntoha Samoen bin Samoen tersebut
berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum tertanggal....Pebruari 2014 Nomor
Reg. Perkara : PDM-50/KRWNG/02/2014 ; -------------------------------------------------
Mengingat pasal 149 Jo pasal 156 KUHAP (Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981), Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 mapun ketentuan-
ketentuan hukum lain yang bersangkutan ; -------------------------------------------------
Putusan Nomor 229/Pid/2014/PT.Bdg. Hal 23 dari 23 Halaman.
--------------------------------- MENETAPKAN -----------------------------------
- Menerima perlawanan dari Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Karawang ; ---------------------------------------------------------------------------------------
- Membatalkan putusan (sela) Pengadilan Negeri Karawang tanggal 20 Mei
2014 Nomor 96/Pid.B/2014/PN.Krw., yang dimohonkan perlawanan tersebut ;
- Memerintahkan Pengadilan Negeri Karawang untuk membuka kembali
persidangan, dan selanjutnya memeriksa, mengadili dan memutus perkara
Terdakwa H. MUNTOHA SAMOEN bin SAMOEN tersebut ; ----------------------
- Menetapkan supaya tembusan/salinan Penetapan ini disampaikan kepada
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Karawang ; --------------------------------
Demikianlah penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari
RABU tanggal 6 AGUSTUS 2014 oleh kami ; Moerino, SH., Hakim Tinggi/Wakil
Ketua Pengadilan Tinggi Bandung yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi
untuk memeriksa perkara tersebut, dibantu oleh H. Ade Usman, SH. MH.,
Panitera/Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Bandung ;
Panitera/Panitera Pengganti,
ttd
H. ADE USMAN, SH. MH.
Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi
tersebut,
ttd
M O E R I N O, SH.
Recommended