View
129
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
47
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
Pengelolaan Prakerin di SMKN 1 Sintang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang merupakan bagian dari
pengawasan.
Untuk mengenal lebih dekat pengeloalaan prakerin perlu diketahui profil
sekolah tersebut, sebagai berikut.
1. Sejarah SMK Negeri 1 Sintang
Berdasarkan data dokumen dari sentral dokumen SMK Negeri 1 Sintang
berdiri sejak tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 13a / 0 / 1998, tertanggal 29 Januari
1998. Dalam data statistik SMK Negeri 1 Sintang mempunyai NSS :
344.130.04.20.001.
SMK Negeri 1 Sintang terletak diwilayah perkotaan dari Kabupaten
Sintang tepatnya dijalan Sintang-Pontianak Km.8 Sei Ukoi Kecamatan Sei
Tebelian.Telepon/fax:(0565)21377,website:http//www.smkn1sintang.sch.id email:
smeksasintang@yahoo.co.id
SMK Negeri 1 Sintang dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah didukung
dengan 3 (tiga) Wakil Kepala Sekolah,masing-masing Wakil Kepala Sekolah
Manajemen Mutu, Wakil Kepala Sekolah penanggung jawab pagi, Wakil kepala
sekola Penanganggung jawab Sore, SMK Negeri 1 Sintang memiliki total guru,
berstatus PNS berjumlah 45 orang maupun GTT berjumlah 52 orang serta tenaga
48
administrasi berjumlah 11 orang dengan status PNS berjumlah 1 orang dan status
PTT berjumlah 10 orang. Jumlah Total Karyawan dan guru 108 orang.
Sejak berdiri tahun 1998 sampai sekarang tahun 2011, SMK N 1 Sintang
sudah dipimpin oleh 3 Kepala Sekolah.
• Bapak Drs.Hendarlin (1998-2001)
• Bapak Drs. Armansyah (2001 -2005)
• Bapak Drs.Indefri, M. Si (2005-Sekarang)
Pada awal berdiri dibuka 2 program keahlian ; Teknik Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perabot dengan 4 rombongan belajar. Dengan jumlah
murid 154 orang, sejalan dengan perkembangan zaman SMK Negeri 1 Sintang
mengembangkan diri dengan mempertahankan program keahlian yang sudah ada
dan membuka program.
Keahlian-keahlian yang baru, sampai saat ini sudah memiliki 16
kompetensi keahlian,diantaranya sebagai berikut:
• Teknik Bangunan terdiri dari Tek. Konstruksi Bangunan Gedung, Perkayuan,
Survey dan Pemetaan dan Gambar Bangunan.
• Teknik Listrik terdiri dari Teknik Listrik Instalasi dan Distribusi Tenaga
Listrik, Teknik Audio Video
• Teknik Otomotif terdiri dari Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda
Motor, Alat Berat Teknik Body Repair dan Teknik Sepeda Motor.
• Teknik Informasi dan Komunikasi terdiri dari Multimedia, Teknik
Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak dan Program Produksi
dan Penyiaran Radio/broadcasting.
• Teknik Pemesinan terdiri dari Teknik Mesin Produksi.
49
SMK Negeri 1 Sintang rata-rata tiap tahun Pelajaran menyelenggarakan
layanan jasa pendidikan untuk siswa/i sejumlah 1632 orang,yang terbagi masing-
masing tingkatan. tingkat 1 atau kelas X sejumlah 712 orang, ada 20 rombongan
belajar tingkat 2 atau kelas XI sejumlah 453 orang adal 5 rombongan belajar dan
tingkat 3 atau kelas XII sejumlah 467 orang yang terdiri dari 20 rombongan
belajar, total keseluruhan 55 rombongan belajar .PBM dilaksanakan Pagi dan
Siang.
SMK Negeri 1 Sintang berdiri atas lahan seluas 20.000 m2,memiliki 1
roang administrasi/kantor,1 ruang guru, 20 ruang belajar teori 2 laboratorium,
bengkel -bengkel praktek untuk program keahlian dan ruang-ruang pendukung
lainnya.
SMK Negeri 1 Sintang sekarang dalam Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional (R-SBI) dan sudah mendapatkan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 untuk mendukung dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan,
SMK Negeri 1 Sintang kerjasama dengan beberapa kantor-kantor instansi
Pemerintah maupun Swasta dan Institusi pasangan DU / DI baik ditingkat
Kabupaten, Provinsi rnaupun Nasional hingga Regional sebagai tempat Praktek
Industri maupun penempatan alumni.
2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu, SMK N 1 Sintang
Visi dari SMK N 1 Sintang sebagai berikut:
”Menjadi SMK Berstandar Internasional yang Kompeten, Berkualitas, Unggul
dan Siap Bersaing di Dunia Kerja berlandaskan IMTAQ dan IPTEK Serta
Terciptanya lingkungan yang Berseri (Bersih, Elok, Sehat,Energik, Ramah dan
Indah ).”
50
Serta mempunyai Misi yang harus diketahui seluruh warga sekolah sebagai
berikut:
• Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan untuk menciptakan peserta didik
yang cerdas ,terampil dan memiliki budi pekerti luhur.
• Meningkatkan sumber daya sekolah, sehingga tercipta lingkungan
pendidikan yang Edukatif, Representatif ,Kompetitif dan Kekeluargaan.
• Memberikan Pelayanan Prima dalam pengelolaan sekolah melalui Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
SMK N 1 Sintang mempunyai Kebijakan Mutu sebagai berikut:
• SMKN 1 Sintang bertekad untuk memberikan pelayanan pendidikan yang
mampu menghasilkan lulusan profesional dan berbudi pekerti luhur.
• Melakukan perbaikan secara berkesinambungan setiap aspek
disekolah untuk meningkatkan dan rnenjaga mutu sekolah yang
inovatif,kompetitif,dan partisipatif.
• Mewujudkan kepuasan DU/DI dan Masyarakat dalam merekrut lulusan
sebagai tenaga kerja yang terampil, kreatif dan bertanggung jawab.
• Kepala Sekolah, Guru dan seluruh warga sekolah memiliki komitmen kuat
untuk menjaga konsistensi pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008.
• Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan mengoptimalkan IT.
• Menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan sikap
profesional,disiplin,ulet dan jujur.
51
Di dalam kebijakan mutu salah satunya mewujudkan kepuasan DU/DI dan
masyarakat dalam merekrut lulusan sebagai tenaga kerja yang terampil, kreatif
dan bertanggung jawab. Kepuasan DU/DI dan masyarakat merupakan bagian
terpenting dalam pelaksanaan prakerin.
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi tentang hubungan
antara sekolah dan DU/DI dalam pelaksanaan Prakerin seperti ringkasan petikan
hasil wawancara dengan bapak HY dan ED.
“Hubungannya sekolah dengan perusahaan sangat mendukung kegiatan prakerin
karena perusahaan-perusahaan yang kita hubungi itu sudah commit akan
membantu pemerintah di bidang pendidikan sehingga mereka mempunyai
tanggung jawab juga untuk memajukan tunas-tunas bangsa salah satunya melalui
prakerin ini. Mereka sangat open sekali dalam pelaksanaan prakerin ini dan juga
mereka merasa terbantu dengan kerjasama ini dan sampai sekarang terjalin
kerjasama yang baik. Selama ini hubungan dengan sekolah sangat baik dengan
adanya prakerin ini. Karena sangat membantu sekali dalam menyelesaikan
pekerjaan ini. Tentu saja sangat membantu kami sebagai dunia usaha/industri”
Berdasarkan tentang kebijakan mutu dan wawancara sudah mendukung
tujuan dari prakerin yang melibatkan Dunia usaha/industri dalam bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Letak Geografis SMK N 1 Sintang
SMK N 1 Sintang terletak di Kecamatan Sei Tebelian Kabupaten Sintang,
Berada di Jalan Sintang Pontianak Km 8, menempati areal seluas 20.000 m2
dengan batas - batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Kapuas Kanan Hilir
Sebelah Selatan : Perumahan Cipta Mandiri 1 Desa Kapuas Kanan Hulu
Sebelah Timur : Jalan Sintang - Pontianak
Sebelah Barat : Desa Kapuas Kanan Hilir
52
Luas areal dan lokasi yang berada di perbatasan kecamatan Sintang dan
kecamatan Sei Tebelian dan berada di jalan raya Sintang-Pontianak sangat
strategis dan ideal bagi pengembangan pendidikan karena letaknya di pinggiran.
Luas areal sekolah 20.000 m2, memungkinkan penataan tata ruang dengan baik.
Tuang bangunan meliputi ruang kelas, ruang guru, ruang Tata Usaha , ruang
kepala Sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang pantri, front office, tempat
satpam, tempat parkir, kamar mandi, laboratium fisika/kimia, ruang BP/BK, ruang
OSIS dan MPK, gudang, kantin, kamar mandi/WC, bengkel otomotif, bengkel
mesin perkakas, studio radio, bengkel bangunan, ruang gambar, perpustakaan,
bengkel listrik, lab Multimedia, ruang ICT, lab TKJ, asrama guru, asrama siswa,
taman, gedung serba guna, ruang musik, musholla, lapangan basket, lapangan
volley, lapangan sepak takraw, lapangan upacara dan lab bahasa.
Dari letak geografis ternyata dekat beberapa lokasi beberapa DU/DI di
Kabupaten Sintang dekat tempat siswa untuk prakerin dan strategis menjangkau
letak DU/DI bagi siswa yang akan melaksanakan prakerin.
Sarana dan prasarana belajar yang memadai dan representatif, kondisi
tersebut secara psikologis dapat menumbuhkan kenyamanan belajar.
1. Perencanaan Prakerin
a. Data Wawancara
Perencanaan Prakerin merupakan bagian dari kurikulum SMK secara
Nasional berdasarkan Kurikulum SMK. Perencanaan tersebut penting dalam
melaksanakan pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan Negeri/Swasta yang
terpogram oleh pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
53
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi tentang siapa yang
merencanakan prakerin seperti ringkasan petikan hasil wawancara dengan bapak
IN dan ibu MV dibawah ini:
”Prakerin direncanakan secara Nasional sejak tahun 1994. Prakerin sendiri
merupakan program Nasional berdasarkan kurikulum dari Dikmenjur SMK”.
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.16,17 pada halaman...
Perencanaan prakerin tersebut merupakan program nasional sebagai
petunjuk bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan yang sudah terdapat pada
Kurikulum pada masing-masing satuan pendidikan menengah kejuruan
Perencanaan tersebut termuat pada Kurikulum jurusan/kompetensi
keahlian setiap jurusan terdapat pada silabus atau dokumen KTSP
jurusan/kompetensi keahlian.
Berdasarkan wawancara Bapak SH dan HY, tentang seperti apa perencanaan
prakerin sebagai berikut
“Kalau di lihat dari konteksnya, prakerin itu merupakan bagian daripada
pembelajaran mestinya itu rencana prakerin itu di kurikulum. Karena prakerin itu
adalah bagian dari kurikulum sebenarnya. Hanya mungkin keterlibatan DU/DI itu
wilayah ranah dari pada Humas. Maka jika di lihat dari konteksnya itu
perencanaan prakerin berkolaborasi antara kurikulum dan Humas.Guru-guru yang
berada di jurusan,pada saat pengembangan pada silabus terdapat 3 bagian, yaitu
tatap muka praktik sekolah dan praktik industri. Jadi praktik industri itulah yang
di susun oleh guru guru 1 rumpun mengelola kemudian dijadikan menjadi
prakerin yaitu praktek kerja industri”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.06,08 pada halaman...
Secara umum di sekolah prakerin merupakan kerja sama dari koordinator
kurikulum dan Humas. Kurikulum itu sendiri pada silabus kompetensi keahlian
terdapat tempat pembelajaran yang dilakukan di Industri untuk memenuhi Standar
Kompetensi Kelulusan (SKL) yang berada disetiap kompetensi keahlian.
Sedangkan Humas merupakan duta sekolah untuk kerjasama antara sekolah
dengan dunia usaha/industri.
54
Model-model perencanaan prakerin sudah ditetapkan oleh Kurikulum
SMK dan masing-masing SMK bebas untuk memilih program prakerin tersebut.
Sedangkan untuk SMKN 1 Sintang menerapkan prakerin pada semester 5 kelas
XII
Berdasarkan wawancara Bapak HY,SH,MV dan IN, tentang model-model
perencanaan prakerin sebagai berikut
“Kalau kita lihat yang sekarang ya, modelnya sudah ditetapkan oleh kurikulum,
pihak sekolah yang mempunyai kebijakan, apakah dilaksanakan pada waktu kelas
3 selama 6 bulan atau dilaksanakan di kelas 2 3 bulan dan kelas 3 3 bulan
kebijakan dari seko maka dari itulah prakerin itu tidak harus dilaksanakan di kelas
3, bisa saja di kelas 1, bisa saja di kelas 2, bisa saja di semester 1, atau bisa saja di
semester 4. Tapi selama ini SMK Negeri 1 Sintang, sudah pernah mencoba di
semester 4, ketika mau naik ke kelas 3. Ternyata di dunia industri mengatakan
bahwa siswa kita tidak mapan. Yang listrik tidak berani memanjat tiang listrik,
tidak berani memutus arus manakala ada kondisi darurat. Nah, orang-orang yang
di industri luar berharap kita menurunkan siswa yang di kelas 3, anak-anak yang
ilmunya cukup mapan. Makanya kita SMK Negeri 1 Sintang khusus,
melaksanakannya di semester 5. Jadi SMK-SMK lain boleh saja di semester 4
atau di semester 3, tapi kita tidak. Kita memberikan kepuasan pada industri luar,
makanya kita mengembalikan ke semester 5. Tidak ada peraturan harus
dilaksanakan di semester ini atau semester ini. KTSP itu jamnya global, kita tiap
sekolah memilahnya. Jadi tidak ada dicanangkan prakerin itu harus di semester 5”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.06,08,17,16 pada halaman...
Model perencanaan prakerin disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing sekolah . Hal ini melihat kesiapan siswa yang akan diterjun di dunia usaha
dan industri, baik dari kompetensi maupun kesiapan mental mereka menghadapi
dunia kerja.
Tahapan-tahapan perencanaan merupakan proses yang dilalui sebelum
mengorganizir, melaksanakan maupun evalusi prakerin. Karena itu akan
berdampak resiko yang akan ditanggung pada masa depan.
Berdasarkan wawancara Bapak HY,RA,IN dan MV, tentang tahapan-tahapan
perencanaa prakerin sebagai berikut
55
“Begini pak, dalam perencanaan berawal dari dari pemetaan siswa di jurusan-
jurusan masing setelah itu penjajakan, pembekalan, pengantaran mereka dilepas
langsung ke Dunia Usaha, setiap sebulan sekali monitoring dan penarikan siswa
prakerin”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.08,09,16,17 pada halaman...
Tahapan-tahapan perencanaan prakerin yang dilakukan pada SMK N 1
Sintang meliputi pemetaan pada masing-masing kompetensi keahlian, penjajakan,
pembekalan, pengantaran, monitoring dan penarikan.
Perencanaan dalam anggaran memberikan gambaran pengambilan dan
penggunaan dana secara jelas untuk kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada
sebelum, saat dan setelah melakukan prakerin.
Berdasarkan wawancara Bapak HS,RK,IN dan HY, tentang sumber, cara
pengambilan dan penggunaan dana prakerin sebagai berikut
Seperti disampaikan oleh bapak HS
“Dana prakerin siswa, mereka membayar berupa tabungan prakerin dengan cara
sekolah mengundang berdasarkan rapat komite yang diadakan pada awal
pelajaran. Pengambilannya pertahap. Tahap pertama pendaftaran ulang pertama
waktu PSB sebanyak 50% biaya pelaksanaan prakerin, 50%nya dibagi menjadi
dua lagi 25%, 25% pada saat kelas 1 dan kelas 2 dan Biaya prakerin itu yang
pertama banyak kembali kesiswa itu sendiri dari mulai pakaian yang berupa kaos,
pembekalan, penjajakan, pengantaran, monitoring, penarikan pembimbing
administrasi, ATK, Jurnal, Kenang-kenangan untuk DU/DI”
Pendapat sama dikemukakan oleh bapak RK
“Dana prakerin berasal dari siswa dan biasanya digabungkan pada waktu daftar
ulang. Kalau mereka belum daftar dari daftar ulang, mungkin mereka bisa
mengangsur sesuai dengan kesepakatan maksimal 4 kali pembayaran.Penggunaan
biaya prakerin pembekalan peserta prakerin, biaya transportasi penjajakan,
pengantaran, monitoring, penarikan dan proses bimbingan pembimbing, Kenang-
kenangan untuk DU/DI dan ATK untuk peserta dan panitia”
Pendapat senada dikemukakan oleh bapak IN
“Sumber dananya dari orang tua. Artinya, anak-anak itu berangkat, pulang, makan
minum yang di tempat Prakerin itu ditanggung oleh orang tua. Nah, ditambah
dengan guru-guru yang monitoring, itu juga kita ambilkan dari orang tua
sedangkan cara pengambilannya kita membagi menjadi 4 semester. Jadi kalau
misalnya biayanya Rp300.000,00, dibagi menjadi 4 semester. Jadi pada setiap
semester kita ambil Rp75.000,00, artinya meringankan. Bukan berarti mereka
56
tidak boleh bayar di akhir, boleh-boleh saja. Tapi untuk meringankan, kita bagi
hingga 4 semester. Distribusi dana prakerin pada administrasi panitia, ATK, uang
transport guru penjakakan, monitoring, penarikan”
Tidak beda apa yang disampaikan oleh bapak HY
”Dana prakerin dikumpulkan dari siswa, Pengambilannya pertahap. Tahap
pertama pendaftaran ulang pertama waktu PSB sebanyak 50% biaya pelaksanaan
prakerin, 50%nya dibagi menjadi dua lagi 25%, 25% pada saat semester genap
kelas 1 dan semester ganjil kelas 2. Biaya prakerin itu yang pertama banyak
kembali kesiswa dari mulai pakaian monitoring pembimbing administrasi, ATK,
jurnal, plakat untuk DU/DI, itu semuanya kembali kesiswa juga”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.01,03,16,08 pada halaman...
Sumber dana prakerin diambil dari siswa dengan cara pengambilan
mengikuti iuran komite dilakukan secara bertahap berdasarkan rapat komite
sekolah yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru saat penerimaan siswa-
siswi SMK N 1 Sintang. Sedangkan penggunaan dana prakerin diperuntukkan
pada administrasi panitia, kenang-kenangan bagi DU/DI dan uang transportasi
guru penjajakan sampai penarikan.
Keterlibatan stakeholder sekolah dalam perencanaan prakerin
mempengaruhi resiko yang ditanggung oleh panitia relative lebih kecil pada masa
yang akan datang. Semakin banyak terlibat juga bisa memberikan masukan-
masukan konstruktif pada pelaksanaan prakerin nanti.
Berdasarkan wawancara Ibu IH, bapak SH dan IN, tentang siapa saja yang terlibat
dalam perencanaan prakerin sebagai berikut
Seperti halnya yang disampaikan oleh ibu IH, sebagai berikut
“Kepala sekolah, panitianya, dan semua kaprog-kaprog juga di libatkan semua”
Pendapat yang sama dikemukakan oleh bapak SH, sebagai berikut
“Kalau untuk perencanaan prakerin ini yang jelas kurikulum, Humas, ketua
program masing masing. Karena mereka yang lebih paham akan kondisi di
jurusan mereka sendiri kompetensi apa saja yang di perlukan”
Bapak IN mengemukakan hal yang sama, sebagai berikut
57
“Kita yang dilibatkan, ada Waka Humas karena memang membidangi hal itu.
Kemudian juga ditambahkan orang-orang di komite. Seperti bendahara komite,
ketua komite kita libatkan. Kita bersosialisasi dengan orang tua melalui ketua
komite, melalui wakil komite dan sebagainya, dan ditambah guru-guru kita, kita
sosialisasikan pada mereka”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.05,06,16 pada halaman...
Perencanaan prakerin di SMKN 1 Sintang melibatkan ketua kompetensi
keahlian beserta guru produktif, kepala sekolah, koordinator humas, koordinator
kurikulum dan orang tua melalui ketua komite.
Dalam merencanakan prakerin itu sendiri setiap jabatan struktural
mempunyai peranan penting dalam menentukan arah serta tujuan demi
keberhasilan pelaksanaan prakerin.
Berdasarkan wawancara bapak IN, AB, SH, HY dan HS, AS tentang peran
masing-masing jabatan yang terlibat dalam perencanaan prakerin sebagai berikut
“Saya sebagai kepala sekolah peranannya cukup dominan, karena memang itu
tugasnya dari kepala sekolah. Mencari orang-orang yang memang cakap, artinya
dia bisa mengayomi orang-orang sedemikian banyak, bisa menjalin tali
silaturahmi dengan tempat-tempat anak-anak nanti kita magangkan, itu kan tidak
mudah. Jadi saya selalu mencari orang-orang yang tidak boleh menyombongkan
diri, orang-orang yang memang kesehariannya di mata masyarakat juga disegani.
Ada yang di lingkungannya merupakan seorang ketua RT, dan lain sebagainya”
“Kami selaku komite sekolah mengadakan rapat dengan orang tua dalam
menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh siswa termasuk juga biaya
praktik kerja industri (prakerin). Dengan metode musyawarah mufakat bersama
orang tua siswa menyetujui anggaran dana yang diusulkan oleh sekolah. Dan
selanjutnya dari tahun ke tahun diadakan pelaksanaan seperti itu. Di dalam
pelaksanaannya nanti, pada perencanaan itu saya dipanggil untuk musyawarah
berkaitan dengan dana itu, dan saya menyampaikan agar dibentuk panitia, tidak
semua guru terlibat dalam hal itu”.
“Peranan saya sebagai koordinator Humas itu cukup besar, cukup relavan
memang untuk akses DU/DI. Jadi kegiatan di luar hubungan dengan dunia usaha
seperti komunikasi penjajakan dan sebagainya itu Humas. Untuk yang kurikulum
itu mengkoordinir kegiatan di dalamnya”
“Peran saya pak, sebagai koordinator kurikulum, saya selalu melihat SKL yang di
keluarkan dalam menurunkan anak dalam prakerin. Jadi setiap sekolah itu
58
menurunkan standar SKL yang harus di capai dalam proses anak- anak prakerin
agar ada kesesuaian antara silabus yang mereka buat”
“Kita di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada perencanaan prakerin, untuk
tahun pertama kami sebagai komli memotivasi anak agar pada saat prakerin
mereka dapat melaksanakannya dengan baik dan bagus”
“Peran saya sebagai Komli Teknik survey dan pemetaan di sini otomatis saya
lebih berperan sebagai perencana jurusan saya sendiri dulu, setelah jurusan saya
terakomodir semuanya, barulah kita melihat ke jurusan yang lain. Karena jurusan
lain juga sudah ada koordinator dan penanggung jawabnya sendiri”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang merencanakan prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.16,18,6,8,1,4 pada halaman...
Setiap jabatan di SMK Negeri 1 Sintang, mempunyai peran-peran
tersendiri didalam perencanaan prakerin, antara lain:
1. Peran kepala Sekolah adalah mencari dan menetapkan panitia prakerin
yang berkompeten di bidangnya.
2. Peran Komite sekolah perencanaan prakerin adalah Mengundang dan
mensoalisasikan pada orang tua siswa untuk mengadakan rapat penentuan
anggaran dan biaya prakerin.
3. Peran Koordinator Humas pada perencanaan prakerin adalah menjalin dan
bekerjasama dengan dunia usaha/industri yang merupakan mitra dari
sekolah dalam khususnya dalam pelaksanaan prakerin
4. Peran Koordinator Kurikulum pada perencanaan prakerin adalah
menetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang harus dicapai oleh peserta
pada saat melaksanakan prakerin
5. Peran Ketua kompetensi keahlian pada perencanaan prakerin adalah
merencanakan siswa yang prakerin di komli masing-masing serta
memberikan motivasi bagi siswa agar mereka dapat melaksanakannya
dengan baik.
59
Permasalahan yang timbul dalam perencanaan pada prakerin salah kurang
seimbangnya antara tempat prakerin terutama di Kalimantan Barat dengan jumlah
siswa yang melaksanakan prakerin.
Berdasarkan wawancara Bapak IY dan SH tentang hambatan/permasalahan yang
timbul dalam perencanaan prakerin sebagai berikut
“Hambatan yang sering timbul dalam perencanaan seperti ini, biasanya kita selalu
membuat perencanaan itu sesuai dengan kondisi lapangan, artinya juga kita
memetakan jumlah anak dengan jumlah dunia usaha yang ada. Hambatan yang
sering timbul dalam perencanaan seperti ini . Pada saat perencanaan masalah yang
timbul adalah ketidaksesuaian jumlah DU/DI yang ada di Kalimantan Barat
khususnya Sintang dengan jumlah siswa yang ada di SMKN 1 Sintang. Karena
siswa yang banyak tetapi DU/DI yang ada tidak mencukupi yang relavan dan
yang tidak relevan itu yang banyak dengan kata lain masalah adalah dunia usaha
yang siap dengan standar kompetensi dengan kita itu minimal. Jadi mau tidak mau
kita sesuai dengan standar yang ada. Nah, itu kendalanya”
Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan/permasalahan pelaksanaan
dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,06 pada halaman...
Hambatan yang dialami pada perencanaan prakerin adalah jumlah kuota
siswa yang prakerin dengan tempat dunia usaha dan industri yang tersedia.
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional merupakan program dari
pemerintah untuk menyamakan kualitas mutu pendidikan terutama SMK dengan
SMK yang berada di luar negeri. Begitu juga praktik kerja industri yang
harapannya siswa SMK memiliki kemampuan setara dengan siswa di Negara
maju.
Berdasarkan wawancara Bapak HY dan IN tentang perubahan sebelum dan
sesudah RSBI dalam perencanaan prakerin sebagai berikut
“Ada dari segi perencanaannya pada aspek teknisnya yang kita tekankan. Kalau
pada penilaian aspek teknis kalu mungkin dulu 70, mungkin sekarang sudah 75 itu
yang paling di perhatikan. Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah RSBI adalah
orang-orang yang ditunjuk menjadi sekolah-sekolah RSBI secara nasional, yang
pertama nilai kelulusan. Nilai kelulusan kita alhamdulillah dari tahun ke tahun
kita selalu 100%, prestasi kita selalu naik. Kalau 2 tahun lalu kita masih ranking 5
se-kalbar, kemudian tahun yang kemarin itu ranking 3, dan tahun yang baru ini
kita ranking 1. Artinya ada peningkatan-peningkatan. Artinya, kawan-kawan guru
kita melalui setiap tahun kita latih, kita sudah membangun itu. Sehingga
diharapkan nanti, begitu kita mencanangkan diri dari RSBI ke SBI, kita harus
60
bertanggungjawab untuk membangun SMK-SMK lainnya. Kalau kita membangun
SMK-SMK lainnya yang ada di sekeliling kita, otomatis kita harus punya
perencanaan yang matang dulu”
Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan/permasalahan pelaksanaan
dapat dilihat pada catatan lapangan no.06,16 pada halaman...
Perencanaan prakerin sebelum dan sesudah RSBI berpengaruh terhadap
standar nilai pelaksanaan prakerin dan kualitas pada perencanaan.
Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 memberikan petunjuk
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang terangkum dalam
SOP (standar operasional prosedur).
Berdasarkan wawancara Bapak IN dan ibu IH tentang perubahan sebelum dan
sesudah mendapat sertfikat ISO pada perencanaan prakerin sebagai berikut
“Perubahannya tajam ya. Kalau dulu sebelum kita ISO, masih sering kalang kabut
ya. Masuk ke bengkel, cari alatnya susah. Itu, sekarang kalau sudah ke bengkel,
itu sudah tidak susah, administrasinya sudah baik. Dulu kalau mengurus surat
pindah anak, dua hari tiga hari belum selesai. Tapi sekarang 15 menit sudah
selesai. Ada orang mau melihat bagaimana data siswa, tunggu 15 menit, selesai.
Artinya apa, ada peningkatan-peningkatan yang dilakukan secara nyata. Kalau
dulu terkesan menunda-nunda hari, sekarang tidak lagi menunda. Kata kunci dari
sertifikat ISO itu sederhana, jadi tidak boleh pekerjaan itu ditunda. Yang hari ini,
harus selesai hari ini. Pekerjaan untuk jam ini harus selesai pada jam ini, tidak
boleh menunda untuk jam berikutnya. Itu yang dikatakan tindakan dari sertifikat
ISO itu dan Dengan adanya ISO nya jelas kalau perencanaannya sekarang lebih di
signifikan dari yang sebelumnya. Kalau dulu mungkin kurang terarah karena
mungkin petunjuknya tidak selengkap yang biasanya. Kalau sekarang sudah ada
SOPnya”
Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan/permasalahan pelaksanaan
dapat dilihat pada catatan lapangan no.16,05 pada halaman...
Sedangkan sebelum dan sesudah mendapat sertifikat ISO 9001:2008
adalah perbaikan pada sisi administrasi yang lebih cepat dan akurat.
2) Data Observasi
Perencanaan Prakerin bisa dilihat pada Rapat Penentuan Anggaran Dana
Prakerin, Rapat di masing-masing Kompetensi Keahlian, Rapat Fungsional dan
61
Struktural, Rencana kerja dan anggaran, KTSP SMK N 1 Sintang dan Sertifikat
ISO 9001: 2008.
3) Data Dokumentasi
Data dokumentasi bisa dilihat pada foto rapat komite, rapat rutin pada hari senin
(terlampir)
b. Pengorganisasian
1) Data Wawancara
Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu
lembaga. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur
pekerjaaan sehingga dapat dilaksanakan serta berhasil dengan baik. Sebagaimana
prakerin itu sendiri merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh manajemen
puncak.
Berdasarkan wawancara Bapak IY, HY dan IN tentang siapa yang
menorganisasikan prakerin sebagai berikut
“Mengorganisasinya yang pertama kali adalah kepala sekolah, setelah itu
koordinator Humas karena nanti kepala sekolah dengan koordinator Humas itu
akan menunjuk siapa saja yang menjadi ketua prakerin. Kalau prakerin itu, secara
nasional, kita tidak ditunjuk bentuk organisasinya seperti ini lho. Itu tidak, kita di
sekolah hanya ditunjuk. Begitu kita tunjuk pada waka humas. Waka humas, nanti
akan kita format, ada sekretaris, bendahara, ada kemudian hubungan masyarakat
yang berkeliling melihat tempat-tempat yang layak ditempati anak-anak Prakerin.
Jadi itu kita susun dari pihak sekolah”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang mengorganisasikan prakerin
dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,08,16 pada halaman...
Pengorganisasian prakerin dilakukan oleh sekolah (kepala sekolah)
berkoordinasi dengan koordinator HUMAS
Pada dasarnya mengorganisir adalah suatu proses pembagian kerja. Kerja
dapat dibagi-bagi secara garis mendatar lebih menekankan pada koordinasi
sedangkan tegak pada instruksi atau staffing.
62
Berdasarkan wawancara Bapak HS, RA,SH,IN,MV dan HY tentang sistem
pengorganisasian prakerin sebagai berikut
“Kami di sini menggunakan sistem gabungan, yaitu sistem koordinasi dan sistem
staffing. Sejauh ini yang saya perhatikan vertikal dan lebih banyak pada
horisontalnya Dalam mengorganisasikan prakerin di SMK N 1 Sintang lebih
ditekankan pada koordinasi karena sifatnya mengedepankan musyawarah dalam
arti mengajak bagi seluruh panitia untuk melakukan kerjasama antar bagian.
Karena kita tidak mempunyai hak untuk memberikan perintah, kita hanya berhak
untuk memberikan koordinator, memberikan musyawarah. Sehingga kita bisa
berjalan bersama-sama. Karena organisasi yang dibentuk di sekolah, itu bukan
seperti organisasi yang SK-nya dari bupati, tapi SK-nya dari kepala sekolah.
Artinya, ada keterbatasan komando. Kalau SK bupati diiringi dengan finansial
sesuai dengan SK”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa yang mengorganisasikan prakerin
dapat dilihat pada catatan lapangan no.01,09,0616,17 dan 08 pada halaman...
Model struktur organisasi prakerin di SMKN 1 Sintang menggunakan
sistem gabungan antar vertikal dan horisontal. Karena sifatnya lebih pada
mengajak untuk bekerjasama (koordinasi) daripada memerintah (instruksi)
Pembagian tugas pada struktur organisasi dikenal dengan job deskripsi
pada masing- masing bagian berfungsi memberikan tugas dan wewenang bagi
para panitia yang terlibat pada prakerin.
Berdasarkan wawancara Bapak IY,AS,dan ES tentang apakah panitia prakerin
bekerja sesuai dengan jobdesknya sebagai berikut
“Saya perhatikan pak, Untuk beberapa tahun ini saya rasa meraka mengerjakan
sesuai dengan tupoksinya, yang koordinator jurusan sudah mengerjakan tugasnya
masing-masing, yang ketua, wakil ketua , sekretaris, dan bendahara, sudah bekerja
sesuai jobnya masing-masing. Sudah cukup efektif, cuman yang lebih di tekankan
dimana lebih kepada kerja dengan sungguh-sungguh, mengerjakan dengan penuh
tanggung jawab, dan tidak merasa itu hanya menjadi bagian kecil dari kerja kita ,
tapi kita harus mengerjakan dengan sungguh-sungguh sehingga semua menjadi
tanggung jawab yang besar. Jelasnya panitia ada Jobdesknya dan panitia
melaksana sesuai dengan job desk, karena kita sudah ISO. Kalau saya lihat sudah
cukup efektif. Karena segala sesuatunya itu jelas.”
Rekaman data hasil wawancara tentang tentang apakah panitia prakerin bekerja
sesuai dengan jobdesknya dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,04 dan 13
pada halaman...
63
Panitia prakerin yang dibentuk di SMK N 1 Sintang, selama ini sudah
bekerja berdasarkan jobdesknya masing-masing serta sistem organisasi yang
dibentuk sudah efektif sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Struktur organisasi merupakan bentuk dan hubungan yang memiliki sifat
dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan dan kondisi
lingkungan. Dalam penyusunan struktur organisasi prakerin dibuat dengan simple
dan mudah memahaminya, terutama jika ingin mengecek kesalahan atau beberapa
hambatan yang terjadi dan siapa yang bertanggungjawab.
Berdasarkan wawancara Ibu MV, bapak HY dan RA tentang apakah struktur
organisasi prakerin terpisah dengan struktur sekolah sebagai berikut
“Strukturnya prakerin ini terpisah pak. Struktur prakerin merupakan bagian dari
wewenanh humas dan merupakan struktur organisasi kecil/kelompok kerja, karena
struktur prakerin ini bukan terbentuk di koordinator atau bukan di pokja dan jika
bersifat kepanitiaan berarti dia lepas sekali dari struktur sekolah dan faktanya dia
ini lebih kepada kelompok kerja”
Rekaman data hasil wawancara tentang tentang apakah struktur organisasi
prakerin terpisah dengan struktur sekolah dapat dilihat pada catatan lapangan
no.17,08 dan 09 pada halaman...
Struktur organisasi prakerin terpisah dari struktur organisasi sekolah
berada dibawah koordinator Humas dan berbentuk kelompok kerja
Penentuan bagian-bagian pada struktur organisasi perlu diperhatikan
pekerjaan, pengurus-pengurus, hubungan-hubungan dan lingkungan sehingga
pengurus yang bekerja merasa nyaman dan berkarya dengan maksimal.
Berdasarkan wawancara Bapak SH, HY dan ibu MV tentang bagian-bagian
struktur organisasi prakerin sebagai berikut
“Ooo. Bagian dari struktur prakerin mulai Penanggung Jawab, Ketua, wakil,
bendahara, sekretaris I,II,III, kepala bidang setelah itu baru ke KaKomli dan
disampingnya DU/DI. Dengan Kalimat lain Bagian-bagian struktur organisasi
Prakerin yang pertama ada ketuanya, kemudian wakil yang terdiri dari 2 orang,
sekretaris terdiri dari 3 orang, bendahara 1 orang, kemudian bagian-bagian lainnya
64
disesuaikan dengan semua jurusan yang akan magang. Kalau ada 25 kompetensi
keahlian yang akan magang, maka 25 itulah yang akan membidanginya”
Rekaman data hasil wawancara tentang tentang bagian-bagian struktur organisasi
prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.06,08 dan 17 pada halaman...
Struktur organisasi prakerin terdapat Penanggung jawab, koordinator,
ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, koordinator jurusan serta disampingnya
DU/DI.
Di dalam suatu organisasi hambatan-hambatan terjadi dapat dipengaruhi
oleh kondisi eksternal dan internal. Hambatannya itu bisa diperkecil dengan cara
melakukan komunikasi yang intens (terjadwal). Sehingga hambatan yang kecil
bisa diselesaikan tanpa menunggu masalah menjadi besar.
Berdasarkan wawancara Bapak HY, ibu MV, bapak SM dan bapak RA tentang
hambatan/permasalahan dalam pembuatan struktur organisasi prakerin sebagai
berikut
“Hambatannya pasti ada. Pembuatan struktur itu mungkin kita harus lebih
kompeten dan bertangungjawab melihat siapa siapa saja yang harus di masukkan
di dalam kepanitiaan tersebu, hambatan dalam membuat struktur adalah memang
untuk menyeleksi dari jumlah personil atau guru terutama guru produktif yang
akan dimasukkan ke dalam struktur. Mengapa demikian? Karena sebenarnya yang
disebut dengan Prakerin kalau secara teori maupun secara konseptual, sebenarnya
harus melibatkan hampir 80% itu dari orang produktif. Dengan alasan, karena
memang Prakerin itu lebih banyak kepada hal-hal yang bersifat praktik di
lapangan. Bagaimana mungkin orang yang tidak membidangi itu bisa
mengendalikan, bisa mengawasi, bisa membelajarkan, sementara hal itu bukan
merupakan bidangnya. Nah, dalam menyeleksinya itulah beratnya”.
Rekaman data hasil wawancara tentang tentang bagian-bagian struktur organisasi
prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.08,17,07 dan 09 pada halaman...
Hambatan yang terjadi pada bagian pengorganisasian adalah dalam
menentukan personil panitia berkompeten dan bertanggungjawab.
International Standardization Organization membuat suatu aturan dan
ukuran yang lebih memiliki penilaian sesuai dengan standarnya demi tercapainya
65
kepuasan pelanggan salah satunya DU/DI sebagai mitra kerja dalam pelaksanaan
prakeri.
Berdasarkan wawancara Bapak IY, SH dan ibu MV tentang perubahan
sebelum/sesudah RSBI/ISO pada pengorganisasian prakerin sebagai berikut
“Kalau RSBI pada pengoragnisasian tidak terdapat perbedaan, sedangkan
sertifikat ISO sama seperti pada perencanaan hanya pada perubahan administrasi
lebih jelas, aksespun lebih mudah, lebih teratur dan terarah dengan baik”
Rekaman data hasil wawancara tentang perubahan sebelum/sesudah RSBI/ISO
pada pengorganisasian prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.02,06 dan
17 pada halaman...
Dalam pengorganisasian sebelum RSBI dan sesudahnya tidak perubahan
akan tetapi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 terdaat perubahan pada sistem
administrasi yang lebih cepat dan teratur.
2) Data Observasi
Pengorganisasian prakerin bisa dilihat dari SK panitia prakerin, struktur
organisasi prakerin, notulen rapat koordinasi panitia prakerin.
3) Data Dokumentasi
Data dokumentasi bisa dilihat Rapat pembentukan dan koordinasi panitia
prakerin (terlampir)
c. Pelaksanaan Prakerin
1) Data Wawancara
Pelaksanaan berkaiatan erat dengan manusia merupakan suatu masalah
yang paling sulit dari semua fungsi pengelolaan, karena bagaimanapun sistem
proses pelaksanaan prakerin yang dibentuk didukung dengan peralatan yang
66
memadai tanpa dukungan dari panitia maupun peserta prakerin belum berarti apa-
apa.
Berdasarkan wawancara Bapak AS, IY dan HY tentang proses pelaksanaan
prakerin sebagai berikut
“Prosesnya panjang, yang pertama kali dalam proses prakerin ini kita
menghimpun dahulu berapa jumlah siswa SMKN 1 Sintang kemudian kita pilah
per masing masing jurusan ada berapa siswanya. Setelah kita pilah berapa jumlah
siswanya, kita cari DU/DI yang relavan dengan kompetensi keahlian yang ada.
Setelah sesuai dengan relavan itu kita serahkan lagi kepada setiap masing masing
kompetensi yang ada untuk menempatkan siswa itu sesuai dengan
kemampuannya di masing masing jurusan dan industri. Setelah itu dari pihak
kompetensi keahlian itu akan mengembalikan kembali nama nama kepada
kepanitiaan prakerin. Setelah itu baru di ajarkan dan di lakukan pengantaran oleh
guru guru yang ada di SMKN 1 Sintang yang di tunjuk oleh kepanitiaan ke lokasi
prakerin mereka masing masing. Setelah itu nanti setiap bulannya akan di lakukan
monitoring oleh guru guru yang di tunjuk juga oleh masing masing panitia
prakerin itu tadi. Setelah mendekati akhir, maka akan di lakukan penarikan oleh
guru guru yang di tunjuk oleh panitia prakerin. Setelah selesai penarikan itu, siswa
kita berikan suatu tugas untuk membuat laporan prakerin. Waktunya itu di berikan
selama 1 bulan. Jadi selama 1 bulan itu siswa nantinya tidak harus masuk ke
sekolah, tetapi dia ke sekolah hanya melakukan bimbingan bimbingan kepada
guru pembimbing masing masing. Dan pembimbing itu nanti akan di tunjuk
langsung oleh ketua kompetensi keahlian”
Rekaman data hasil wawancara tentang proses pelaksanaan prakerin dapat dilihat
pada catatan lapangan no.04,02 dan 08 pada halaman...
Proses pelaksanaan prakerin setiap kompetensi keahlian menyerahkan
daftar anak dan tempat, mereka dikumpulkan untuk melakukan pembekalan yang
disampaikan oleh Dinas tenaga kerja, diberangkatkan berdasarkan tempat yang
telah ditentukan sebelumnya,monitoring selama sebulan sekali, penarikan dari
tempat prakerin dan selama sebulan siswa menyusun laporan prakerin
67
Di dalam melaksanakan suatu program tidak lepas adalah waktu
pelaksanaan, pemilihan waktu yang tepat cukup berpengaruh pada kesuksesan
pelaksanaan tersebut. Pada tingkat ke berapa mereka diturunkan ke industri
berpengaruh pada kematangan kompetensi dan mental masuk ke dunia kerja.
Berdasarkan wawancara Bapak IN, ES dan HY tentang kapan pelaksanaan
prakerin sebagai berikut
“Pelaksanaan Prakerin mulai tanggal 6 Juli 2011 hingga ditarik kembali ke
sekolah pada 19 Nopember 2011. Pada Kelas XII atau kelas 3 SMK. Kalau
dihitung-hitung, efektif kerjanya selama 4 bulan”
Rekaman data hasil wawancara tentang proses pelaksanaan prakerin dapat dilihat
pada catatan lapangan no.16,13 dan 08 pada halaman...
Pelaksanaan prakerin selama 4 bulan (6 Juli- 19 November) sedangkan
pada bulan desember mereka membuat laporan prakerin, pada kelas XII semester
V.
Keterlibatan masing-masing jabatan sesuai dengan pembagian tugas dan
wewenang dalam kepanitian prakerin antara lain:
1. Kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pengatur dan mengarahkan para panitia prakerin
Berdasarkan wawancara Bapak IN tentang peran kepala sekolah dalam
pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Saya sebagai manajer membangun hubungan baik dengan dunia industri. Nah
saya membawahi mereka-mereka yang humas, saya juga selaku manajer. Jadi
saya mengutamakan kedisiplinan dalam waktu. Saya harus memberikan yang
terbaik pada mereka”
Rekaman data hasil wawancara tentang peran kepala sekolah dalam pelaksanaan
prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.16 pada halaman...
68
2. Ketua Pokja prakerin
Membawahi panitia dalam mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan
prakerin.
Berdasarkan wawancara Ibu MV tentang peran ketua pokja prakerin dalam
pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Peran saya tentu saja dimulai dari awal, karena kita sifatnya tidak menginstruksi,
sama-sama saling berkonsultasi dan berkoordinasi dengan teman-teman. Dari
perencanaan, sudah sangat melibatkan diri, sampai sekarang pada saat pelaporan.
Sehingga saya merasa peran saya di situ, saya tidak pernah melepaskan diri dari
teman-teman yang terlibat dalam kelompok kerja. Baik dengan sekretarisnya,
sampai Ka Komli maupun guru produktif sebagai anggota atau panitia biasa”
Rekaman data hasil wawancara tentang peran ketua pokja prakerin dalam
pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.17 pada halaman...
3. Koorditor kurikulum, Humas, Kesiswaan dan Ketua Komptensi Keahlian
Mereka hanya dilibatkan dalam pelaksanaan prakerin sebagai tim
monitoring dan penarikan.
Berdasarkan wawancara Bapak HY,RK dan AS tentang peran koordinator
kurikulum & kesiswaan dan ketua kompetensi keahlian dalam pelaksanaan
prakerin sebagai berikut
“Ya, kami dilibatkan menjadi tim monitoring, penarikan, penyusunan
pembelajaran melalui modul pada siswa yang prakerin dan berkoordinasi pada
panitia apabila ada anak yang bermasalah”
Rekaman data hasil wawancara tentang peran koordinator kurikulum & kesiswaan
dan ketua kompetensi keahlian dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada
catatan lapangan no.08,03 dan 04 pada halaman...
Dunia usaha dan Industri sebagai mitra sekolah dalam penyelenggaraan
prakerin, perlu ditingkatkan pola hubungan yang saling menguntungkan agar
terjadi pertukaran inforamasi alih teknologi dan tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh pihak dunia usaha.
Berdasarkan wawancara Bapak RK, IN dan MY tentang membina hubungan
antara Sekolah dengan DU/DI dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut
69
“Hubungannya kita terus menjalin komunikasi, koordinasi, kadang-kadang ada
kegiatan prakrin atau kegiatan yang lain memang kita selalu mengundang mereka
dan mungkin saling berkomunikasi bahwa memang kita sangat-sangat
membutuhkan du di ini untuk kegiatan prakrin jadi kita ada menyiapkan beberapa
perjanjian atau MOU dengan beberapa DU/ DI itu supaya untuk kerjasama untuk
berkelanjutan. Indikatornya bahwa telah banyak anak-anak kita yang sudah
dipesan oleh industri, seperti alat besar, kemudian PLN banyak yang pesan kita,
Astra Motor yang otomotif banyak yang pesan. Artinya bahwa sekolah kita di
tingkat industrinya telah dianggap baik. Saya merasakan kemajuan yang sangat
luar biasa untuk pondok itu sendiri, karena bisa bekerja sama dengan SMK”
Rekaman data hasil wawancara tentang membina hubungan antara Sekolah
dengan DU/DI dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan
no.03,16 dan 12 pada halaman...
Dalam pelaksanaan prakerin hubungan antara sekolah dan DU/DI menjalin
komunikasi dan koordinasi sehingga terciptalah hubungan yang saling
menguntungkan.
Kegiatan dunia usaha dan industri sebagai pelengkap kompetensi yang
siswa dapatkan di sekolah, agar para siswa mengerti keadaan di perusahaan dan
kemampuan seperti apa yang harus dimilki dalam bekerja.
Berdasarkan wawancara Bapak IN,ES,HQ tentang kesesuaian kompetensi dengan
kegiatan di DU/DI dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Kompetensi yang mereka dapatkan sesuai dengan pekerjaan di dunia usaha dan
harus sesuai. Bahkan sebagian mereka mengadpatkan ilmu tambahan lain diluar
kompetensi yang mereka dapatkan di sekolah. Karena kami menjalin kerjasama
yang baik, kalau tidak sama kompetensinya, ya itu tadi, jadi beban. Namun
sepanjang itu sesuai dengan kompetensinya, pasti tidak jadi beban. Tapi mungkin
ada beberapa anak ada hal-hal yang kurang, tapi itu kan hal yang biasa dan
sifatnya individual”
Rekaman data hasil wawancara tentang kesesuaian kompetensi dengan kegiatan di
DU/DI dalam pelaksanaan prakerin dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada
catatan lapangan no.16,13 dan 10 pada halaman...
Kesesuaian kompetensi yang diharapkan oleh pihak sekolah bagi dunia
industri sudah sesuai dengan harapan, bahkan peserta prakerin bisa mendapatkan
lebih dari kompetensi yang ingin dicapai di DU/DI.
70
Suasana sekolah dan dunia usaha yang berbeda menjadi hambatan-
hambatan tersendiri bagi siswa prakerin dalam beradaptasi dengan lingkungan
baru.
Berdasarkan wawancara Bapak RK,ES,MY tentang hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Memang sih kalau saya, melihat hambatan atau masalah, bahasanya setiap rumah
itu punya aturan sendiri, jadi ada beberapa hal-hal yang kadang memang saya
sampaikan, tapi saya lakukan, jadi soal kemampuan it’s ok lah hanya kurang
inisiatif dan keaktifan siswa prakerin, tapi soal kedisiplinan, soal kita berpakaian,
memang kita berharapnya, atau masalah on time nya waktu sebenarnya itu yang
kita harapkan supaya mereka lebih bisa disiplin, tapi terkadang ya saya yang
selaku pimpinan saya juga kadang sering memaklumi, jadi ya bahasanya misalnya
abang pulang duluan, itu dan sebagainya, tidak ada masalah, intinya kalau saya
tangkap intinya hanya yang penting komunikasi, yang penting komunikasi, jadi
misalnya terlambat, bang juga bertanya itu lah rasa percaya diri anak itu yang
rasanya kurang, kalau tidak di tanya, tidak jawab, ada masalah juga kalau tidak
ada juga tidak mau bertanya, terutama dalam pekerjaan lah. Jadi kami dari pihak
dunia usaha mengatasi masalah itu kami selalu berkoordinasi terus dengan
sekolah, dengan siswanya tersebut, Kita cari solusi bagaimana apakah anak ini
kompetensinya kita sesuaikan, bisa di sesuaikan atau bisa di samakan, kalau
memang tidak solusinya mungkin kita carikan tempat mereka tempat DU/DI yang
memang sesuai dengan kompetensi mereka”
Rekaman data hasil wawancara tentang hambatan-hambatan yang terjadi dalam
pelaksanaan prakerin dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan
lapangan no.03,13 dan 12 pada halaman...
Masalah-masalah lain yang timbul adalah kedisplinan siswa terutama
kehadiran, tepat waktu dalam bekerja dan kurangnya iniasiatif dari siswa prakerin
Pelakasanaan RSBI berpengaruh pada penempatan siswa di perusahaan
multi internasional, dharapkan para siswa bisa bersaing dengan siswa sekolah lain
yang maju.
Berdasarkan wawancara Bapak IY,SH,IN tentang perbedaan sebelum dan sesudah
RSBI/ISO dalam pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Dari sisi anak lebih matang kompetensi. Dengan RSBI ini membuka peluang
kami untuk menempatkan anak anak prakerin di luar daerah contohnya di
Yogyakarta dan kita di harapkan mampu bermitra dengan perusahaan multi
internasional dan ISO hanya perubahan administrasinya”
71
Rekaman data hasil wawancara tentang perbedaan sebelum dan sesudah
RSBI/ISO dalam pelaksanaan prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan
no.02,06 dan 16 pada halaman...
Perbedaan sebelum dan sesudah RSBI dalam pelaksanaanya terdapat
perbedaan yang signifikan pada tempat prakerin di perusahaan intenasional yang
berada di Pulau Jawa. Sedangkan ISO hanya perubahan pada sisi administrasi.
2) Data Observasi
Data observasi bisa dilihat Data Pengantaran peserta ke tempat Prakerin,
Data Jurnal kegiatan peserta Prakerin, Data Presensi peserta prakerin di DU/DI,
Data Kompetensi yang harus dicapai peserta Prakerin, Data Jurnal monitoring dari
sekolah.
3) Data Dokumentasi
Data dokumentasi tentang kegiatan pembekalan prakerin, proses
pengantaran, dan kegiatan di Dunia Usaha/Industri.
d. Evaluasi Prakerin
1) Data Wawancara
Evaluasi sangat menentukan pelaksanaan proses pengelolaan, karena itu
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Penilaian dan pelaporan rencana atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna
penyempurnaan kegiatan prakerin selanjutnya.
Berdasarkan wawancara Bapak HY,IY dan ibu MV tentang cara mengevaluasi
pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Pertama, pada waktu perencanaan kita sudah ada garis-garis besar program kerja
kita. Misalnya pada tanggal sekian kita melakukan penjajakan, melakukan
pemetaan tempat, pendistribusian peserta, penataran dan sebagainya. Sampai pada
72
monitoring, apa-apa saja kendala dan sebagainya. Pada saat kita mengevaluasi
adalah kita menggunakan dua sistem. Sistem yang pertama, setiap sesudah
pelaksanaan dari satu item yang kita rencanakan, kita evaluasi bersama, mungkin
kita mendapatkan sedikit banyak pemecahan terhadap masalah tersebut.
Kemudian evaluasi yang terakhir, yaitu biasa pada saat tutup dari kepanitiaan itu
berakhir, kita mengadakan rapat seperti pembubaran mungkin sekaligus
pembentukan panitia baru, nah pada saat itu kita mengevaluasi secara
keseluruhan. Evaluasi ini ada dua, yang satu evaluasi berkala, sesudah diterjunkan
personil, baik pada penjajakan, pada monitoring, itu setiap bulannya tetap
dilakukan rapat koordinasi atau rapat evaluasinya. Dan evaluasi menyeluruh itu
sekali setahun dalam masa pembubaran dan pembentukan panitia baru”
Rekaman data hasil wawancara tentang cara mengevaluasi pelaksanaan prakerin
dapat dilihat pada catatan lapangan no.08,02 dan 17 pada halaman...
Cara mengevaluasi prakerin dilakukan pada saat proses penjajakan,
monitoring dan penarikan di DU/DI. Evaluasi juga dilakukan pada laporan
pertanggung jawaban panitia diakhir kepengurusan.
Manfaat pengawasan dalam bentuk evaluasi untuk meningkatkan
akuntabilitas dan keterbukaan dengan menekankan langkah-langkah pembenahan
atau koreksi yang objektif jika terjadi kesalahan. Maka dari itu kestrukturan
evaluasi sangatlah penting demi keberhasilan suatu program
Berdasarkan wawancara Bapak RK,RA dan ibu IH tentang terstrukturnya evaluasi
prakerin sebagai berikut
“Sudah terstruktur memang kita dari awal kita berikan, dan alurnya sudah ada”
Rekaman data hasil wawancara tentang terstrukturnya evaluasi prakerin dapat
dilihat pada catatan lapangan no.03,09 dan 05 pada halaman...
Keterlibatan seluruh jabatan pada struktur dalam mengevaluasi
pelaksanaan prakerin lebih banyak memberikan masukan-masukan untuk tindakan
perbaikan dan mengukur keberhasilan prakerin
Berdasarkan wawancara Bapak HS,RA dan IN tentang siapa-sipa yang terlibat
pada evaluasi prakerin sebagai berikut
Seperti dikatakan bapak HS, sebagai berikut
73
“Pada tahun kemarin yang terlibat adalah panitia inti dan semua komponen yang
terdapat pada struktur organisasi prakerin dan semua struktur yang membawahi
humas, ditambah dengan beberapa Ka Komli dan beberapa waka-waka”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa-sipa yang terlibat pada evaluasi
prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.01,09 dan 16 pada halaman...
Pada evaluasi prakerin yang terlibat adalah seluruh kepanitian yang
terdapat pada struktur organisasi
Penilaian yang dilakukan salah indikator berhasil tidaknya kegiatan
prakerin,penilaian ditinjau dari 2 aspek yang pertama dari panitia sedangkan yang
kedua dari peserta prakerin di Dunia Usaha dan Industri.
Berdasarkan wawancara Bapak MY,IN dan ibu MV tentang siapa-siap saja yang
menilai pelaksanaan prakerin sebagai berikut
“Yang melakukan penilaian dalam pelaksanaan ini sebenarnya setiap personil.
Bapak sendiri misalnya menjadi guru produktif, dan bapak terlibat, maka bapak
bisa menilai sehingga pada saat evaluasi sekaligus pembawa masalah, sekaligus
juga bisa menganalisa masalah ini disebabkan oleh apa dan meminimalkan juga
bisa. Nah itu perannya. Sebenarnya selain dari pihak sekolah yang menilai itu
adalah DU/DI. Sekolah hanya mengumpul data. Dari DU/DI, nilai yang diberikan
kepada kita itu, bobotnya 60%. Sedangkan yang 40% dari sekolah kita”
Rekaman data hasil wawancara tentang siapa-siap saja yang menilai pelaksanaan
prakerin dapat dilihat pada catatan lapangan no.12,16 dan 17 pada halaman...
Evaluasi prakerin yang dilakukan oleh panitia prakerin selama ini sudah
terstruktur dengan baik. Penilaian prakerin dilakukan oleh dunia usaha/dunia
industri sedangkan sekolah hanya menilai dalam bentuk laporan prakerin.
Bentuk penilaian prakerin menberikan standar yang jelas bagi para DU/DI
unruk menilai kinerja,disiplin dan tanggung jawab peserta prakerin dalam
melaksanakan pekerkjaan di tempat kerja.
Berdasarkan wawancara Bapak MY,ibu MVdan bapak IY tentang bentuk penilain
evaluasi prakerin sebagai berikut
74
“Selama ini kita tidak menggunakan suatu instrumen yang baku, bentuk penilaian
masih seperti tahun lalu, yaitu menampung pendapat hingga kami menyadari
kekurangan yang ada pada kami, sehingga kedepannya akan di lakukan perbaikan
terhadap kesalahan yang lalu, sedangkan untuk anak yang melaksanakan prakerin
mereka dibekali format penilaian seperti raport yang harus diisi oleh pihak
Industri mereka prakerin. Kita hanya menilai berdasarkan presentase. Artinya
begini, kalau kita ingin mengatakan ada masalah, anggaplah masalah terhadap
siswa kita yang di lapangan. Siswa kita pada tahun ini diterjunkan sebanyak 460,
ketika ada masalah kurang lebih 46 orang, berarti kita menganggap 10% masalah.
Kalau 10%, di dalam suatu kegiatan apa saja itu dianggap wajar. Sehingga kalau
terjadi segitu, kita masih mengatakan dalam kategori bagus. Tapi jika di bawah
itu, dan sekarang ini saya menginventarisir tidak lebih dari 20 orang, berarti
kurang lebih 3 sampai 5 persen masalah. Kalau itu masih dikategorikan sangat
bagus, karena memang itu alami, normal. Tidak masalah penyimpangan dalam
ilmu apapun, kecuali ilmu kedokteran atau ilmu eksak tidak boleh terlalu banyak.
Kalau ilmu sosial, apalagi manusia, karakternya banyak dan berbeda-beda”
Bentuk penilaian seperti jurnal/raport yang diberikan oleh panitia untuk
diserahkan pada Dunia Usaha/Industri.
Dalam penialain terhadap pelaksanaan prakerin baik dari segi peserta,
panitia maupun pihak institusi pasanagna DU/DI perlu dilaksanakan agar
kekurangan bisa diperbaiki dan tidak diulangi dimasa yang akan datang.
Berdasarkan wawancara Bapak HS,SH dan ibu MV tentang bentuk penilain
evaluasi prakerin sebagai berikut
“Tidak ada sesuatu yang sifatnya spektakuler atau berlebihan, karena hal ini
sifatnya kalau Prakerin berjalan continue setiap tahun, merupakan program
tahunan, terus menerus seperti itu saja. Kalau misalnya ada hal-hal yang kurang
bagus, sebagai contoh ada guru yang kurang bertanggungjawab, misalnya tidak
mengantarkan siswa sampai di tempatnya, paling-paling hanya ditegur. Sehingga
nanti pada saat di tempat yang sama, guru yang akan mengantarkan sudah diberi
warning, tolonglah kalau tahun lalu di tempat itu tidak diantarkan ke tempat, anak
di daerah ini, jadi lain kali jangan. Jadi seperti itu, tidak ada sifatnya yang ada
tindak lanjut, seperti itu terus-terusan. Jika memang tidak bagus, kami akan
menegaskan pada periode berikutnya agar jangan terulang lagi kesalahan atau
keburukan yang ada pada saat lalu. Dan jika hasil yang di dapat sudah bagus akan
kita pertahankan untuk periode yang selanjutnya. Sedangkan bagi siswa prakerin
kami memberikan penilaian yang baik dan diberikan prioritas untuk dijadikan
calon peserta LKS dan kalau tidak bagus mereka harus mengulang atau diberi
sangsi sesuai dengan pelanggarannya”
Bagi para peserta prakerin apabila melaksanakan prakerin dengan baik
selain mendapatkan nilai baik, ilmu, setelah lulus jika tidak sekolah dapat bekerja
75
di tempat prakerin. Sedangkan dari pihak sekolah diikutkan lomba Lomba
Kompetensi Siswa (LKS). Bagi peserta yang tidak bagus diberi sangsi atau
diulangi lagi prakerinnya tahun yanag akan datang.
Perubahan pada evaluasi prakerin sebelum RSBI/ISO dan sesudahnya hanya
terdapat kursioner pelanggan
Hal ini disampaikan oleh SM, sebagai berikut
“Kalau pada evaluasi sama sebelum dan sesudahnya. Akan tetapi untuk ISO
terdapat kuesioner keluhan pelanggan”
Bapak RK mengatakan yang sama, sebagai berikut
“Kalau pada evaluasi diberikan kuesioner keluhan pelanggan ke DU/DI, atau
perwakilan stakeholder Sekolah”
2) Data Observasi
Data observasi bisa dilihat pada Data Presensi Peserta Penyambutan
Prakerin, Data Pemberi Materi Penyambutan Prakerin, Data Keluhan pelanggan,
Data Daftar Nilai DU/DI, Data Evaluasi Prakerin, Sertifikat Prakerin, Data peserta
lulus melaksanakan Prakerin, Data peserta tidak lulus melaksanakan Prakerin,
Data siswa yang mendapatkan reward dari DU/DI, Data siswa yang mendapatkan
punnisment dari DU/DI.
3) Data Dokumentasi
Data dokumentasi berupa foto proses penyambutan peserta prakerin, rapat
evaluasi (terlampir)
B. Temuan Penelitian
1. Perencanaan Prakerin
76
Perencanaan prakerin belum melibatkan dari DU/DI dan siswa sebagai
peserta prakerin.
Sebagaimana dijelaskan oleh bapak MY, sebagai berikut
“Saya tangkap mungkin selama ini gini, jadi kalau untuk saya tidak tahu sejauh ini
kalau bagaimana di dunia usaha itu di libatkan, Cuman dari pengalaman dua kali
prakrin ini saya lihat anak-anak pada dasarnya secara kemampuan tidak begitu
masalah, hanya akan lebih jadi di dunia sekolah, di dunia usaha sudah pasti
perlakuannya akan berbeda, cuman yang saya tangkap begini, sudah dua kali
anak-anak ini prakrin di tempat saya ini mereka kayaknya kesan untuk malu, takut
bertanya dan sebagainya itu kurang, sebenarnya yang saya harapkan, itu dari
anak-anak itu mereka bisa lebih kepada mereka berani menjual kemampuan
mereka walaupun, kata orang hanya kemampuan sekecil apapun, tapi saya punya
loh kelebihan, punya kemampuannya. Mungkin hanya tidak di libatkan secara
langsung, merencanakan apa-apa yang di butuhkan oleh pihak industri itu apa,
anak yang harus seperti apa, itu tidak di libatkan berarti. Misalnya gini dalam
prakrein itu kan basanya dunia usaha dan industrikan meminta pondok digital
untuk meminta tipe anaknya ini, mereka mempunyai kemampuan ini ada dari
pihak dari DU/ DI dari pondok digital sendiri di undang ke sana, oo minta ini,
anak-anak harus seperti ini”
Pendapat sama dikemukakan oleh HQ, sebagai berikut
“Belum pernah di libatkan. Itu menurut saya tergantung pihak sekolahannya,
kalau misalnya memeng perlu di libatkan itu lebih baik, agar kita mengetahui apa
saja yang ingin di dapatkan di lapangan. Jadi pihak DU ini bisa membantu apa
yang di minta dari pihak sekolah”
ES mengatakan hal yang sama pula, sebagai berikut
“Dalam perencanaannya belum terlibat”
Sumber dana hanya dari siswa semata tanpa ada bantuan dari dinas
pendidikan, peran serta dinas berupa rekomendasi mencari tempat prakerin
Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak YJ, sebagai berikut
“Kita secara tertulis tidak memberikan sesuatu, tapi kita hanya memberikan surat
rekomendasi kepada kepala sekolah. Supaya dengan surat rekomendasi ini
melakukan magang di dunia usaha, dunia industri. Dengan adanya surat
rekomendasi tersebut, setidaknya mereka DU/DI telah dapat percaya untuk dapat
minimal membantu mereka dalam menjalankan usaha di sana”
“Sumber dana tidak ada bantuan dari dinas. Tapi biasanya, di dunia usaha setelah
anak-anak membantu, itu biasanya ada diberikan sedikit motivasi dalam bentuk
uang untuk anak itu tadi”
Sosialisasi RSBI dan ISO kurang menyentuh pada institusi pasangan
DU/DI.
77
Dibuktikan dari wawancara dengan bapak HQ, sebagai berikut
“Belum pernah saya dengar itu. Baru baru ini saya mendengarnya”
Siswa peserta prakerin belum mengetahui Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008.
Sebagaimana disampaikah oleh GM, sebagai berikut
“Saya belum mengetahui”
2. Pengorganisasian Prakerin
Dunia usaha/industri sebagai tempat prakerin belum dilibatkan dalam
pengorganisasian prakerin.
Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak HQ, sebagai berikut
“Perlu dilibatkan dalam pengorganisasian pak. Jadi pihak DU/DI tahu nantinya
siapa yang mengorganisirnya. Kemudian penanggung jawab lapangannya, dan
sebagainya. Jadi kita tahu siapa pembimbing siswa tersebut. Agar jika ada terjadi
masalah, pihak DU/DI akan menghubungi guru yang bersangkutan”
Pendapat sama dengan bapak ED, sebagai berikut
“Sejauh ini sih tidak di libatkan”
3. Pelaksanaan Prakerin
Pada Jurusan Multimedia penempatan siswa masih ada yang belum sesuai
dengan SK/KD yang diharapkan sekolah.
Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak IY, sebagai berikut
“Nah ini yang menjadi permasalahan. Karena terus terang, di sintang dan di
kalimantan barat yang sesuai dengan kompetensi siswa itu sedikit. Jadi banyak
yang tidak sesuai. Dan siswa di multimedia itu banyak. Dan kenapa siswa di
multimedia itu bisa banyak? Itu karena peminat untuk jurusan multimedia ini
sangat besar”
4. Evaluasi Prakerin
Dunia usaha/dunia Industri belum ada bentuk penilaian yang terstruktur
bagi peserta prakerin
Sebagaimana petikan wawancara dengan bapak MY , sebagai berikut
“Kalau dari kami belum terstruktur”
78
“Memang kalau untuk evaluasi kan begini, memang untuk menilainya secara
langsung itu tidak, cuman untuk kalau setelah anak-anak ini dari awal mereka
masuk, istilahnya langsung bersama saya sampai mereka keluar itu ya memang
ada ya ada perubahan lah yang pertama dalam segi desainnya, artinya sudah mulai
ngerti lah, jadi evaluasi secara tertulis mungkin tidak, tapi berdasarkan
pengamatan dan misalnya udah dekat-dekat akhir gitu kalau di kasihkan semua
begini kerjaan gini-gini mereka lebih cepat, lebih mulai bisa cepat menangkap
ilmunya begitu”
Belum adanya reward jelas bagi peserta prakerin yang berhasil dan
mengaharumkan nama baik sekolah pada dunia usaha/industri dari sekolah
maupun panitia prakerin.
Hal ini disamapaikan oleh bu MV, sebagai berikut
“Kalau yang selama ini, karena saya baru 1 tahun megang, baru kali ini. Kalau
yang lalu-lalu, saya lihat kalau bagus tidak terlalu ada followup, hanya sekedar
dikategorikan atau diapresiasi dengan kata bagus, memuaskan, sebaiknya
dipertahankan, atau mungkin ditingkatkan lagi, dan seterusnya seperti itu”
Belum adanya peraturan tentang pelaksanaan prakerin pada sekolah RSBI
Hal ini disampaikan oleh bu MV, sebagai berikut
“Yang saya ketahui, RSBI kita masih banyak pada pengantar pembelajaranannya
saja dan sarana pembelajaran, serta sumber daya tenaga pengajarnya. Kalau untuk
pergi keluarnya belum ada Pak. Saya belum melihat sendiri ada tidak di situ
peraturan bahwa ketika sebuah SMK sudah RSBI, maka sekian persen dari
siswanya harus Prakerin di luar negeri. Selagi itu saya belum baca, saya tidak bisa
mengatakan bahwa peranan RSBI terhadap Prakerin itu ada besar atau tidak atau
evaluasinya bagaimana grade-nya”
Recommended