View
347
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni
merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilinya
tersebut.Dalam kehidupan sehari-hari, korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi
berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengerusakan pada logam atau
perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala
destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Besi adalah salah satu dari
banyak jenis logam yang mengalami korosi dalam kehidupan sehari-hari, logam
paling awal menimbulkan korosi yang serius. Padahal besi yang telah mengalami
korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal
sangat merugikan karena sifatnya yang merusak logam, merugikan dan
membahayakan.
Korosi merupakan sistem temodinamika logam dengan lingkungannya yang
berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam
telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan
korosi merupakan salah satu masalah yang penting dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanic yang mempunyai
hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai
katoda dan lainnya sebagai anoda dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron
menuju besi itu sendiri. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor
yang mempengaruhinya, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak
2
dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif serta keadaan logam
itu sendiri.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya korosi,
mengetahui pencegahan korosi serta cara untuk menghambat terjadinya korosi pada
besi, untuk mengetahui reaksi oksidasi yang terjadi pada besi, mengetahui beberapa
hal yang dapat mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya korosi, mengetahui cara
mencegah dan memperlambat terjadinya korosi, serta dapat mengetahui proses
elektrokimia yang terjadi pada proses pengkaratan, untuk mengetahui hasil reaksi
yang terjadi pada beberapa larutan sampel (NaCl, K3Fe(CN)6, indikator pp, NaOH,
HCl, NaCl + K3Fe(CN)6 + indikator pp), dapat mengetahui reaksi dari pengkaratan,
dapat mengetahui hasil reduksi yang terjadi pada paku lurus, paku bengkok dan jarum
pentul. Yang tereduksi adalah O2 sehingga membentuk OH- dan yang teroksidasi
adalah besi (Fe) sehingga membentuk Fe2+, serta dapat mengetahui aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Percobaan
- Mengetahui hasil reaksi yang terjadi pada larutan indikator pp yang dilakukan
pada paku lurus, paku bengkok dan jarum pentul pada waktu 0menit, 30menit,
1jam, 1jam 15menit dan 48 jam.
- Mengetahui hasil reaksi yang terjadi pada larutan HCl yang dilakukan pada
paku lurus, paku bengkok dan jarum pentul pada waktu 0menit, 30menit,
1jam, 1jam 15menit dan 48 jam.
- Mengetahui hasil reaksi yang terjadi pada larutan NaCl ditambahkan
K3Fe(CN)6 yang dilakukan pada paku lurus, paku bengkok dan jarum pentul
pada waktu 0menit, 30menit, 1jam, 1jam 15menit dan 48 jam.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak, yang kukuh dan
liat.Ia melebur pada 1535°C. Jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya
besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida dan sulfida dari besi, serta
sedikit grafit.Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan
struktur besi.Besi dapat dimagnetkan.Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat
encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.
Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang oksida:
dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi (III) dan amoni (Svehla, 1990).
Asam nitrat pekat, dingin, membuat besi menjadi pasif. Dalam keadaan ini, ia
tak bereaksi dengan asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dari larutan air
suatu garam tembaga. Asam nitrat 1 + 1 atau asam nitrat pekat yang panas
melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi (III): Besi
membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) (atau ferro)
diturunkan dari besi (II) oksida, FeO.Dalam larutan, garam-garam ini mengandung
kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau.Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks
sepit yang berwarna tua adalah juga umum.Ion besi (II) dapat dioksidasi menjadi besi
(III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu,
semakin nyatalah efek ini: dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari
atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit
asam bila ingin disimpan untuk waktu yang lama (Svehla, 1990).
Garam-garam besi (III) (atau ferri) diturunkan dari oksida besi (III),
Fe2O3.Mereka lebih stabil daripada garam besi (II).Dalam larutannya terdapat kation-
kation Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna jadi
semakin kuat.Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (Svehla, 1990).
4
Pada permukaan besi dapat terbentuk bagian anoda dan katoda pada bagian
besi yang mengandung zat pengotor atau bagian yang tidak murni bersifat sebagai
katoda dan bagian lain sebagai anoda. Reaksi redoks pada perkarat besi dapat ditulis
sebagai berikut :
Anoda : Fe (s) Fe2+ (aq) + 2e
Katoda : O2 (g) + 2H2O (l) + 4e 4OH (aq)
Ion Fe2+ dan ion OH-
(Svehla, 1990).
Peristiwa korosi logam dapat dijelaskan dengan elektrokimia. Berbagai proses
elektroda memerlukan potensial elektroda yang cukup besar dari perhitungan.
Potensial tambahan ini disebut ‘over voltage ‘. Bisa berkarat karena terbentuk
FeO3.nH2O.
Setengah reaksi yang terjadi ialah :
Fe Fe2+ + 2e-
½O2 + H2O + 2e- 2OH-
Akan tetapi disebabkan oleh over voltage setengah reaksi yang kedua lainnya terjadi
pada bagian yang tidak murni atau bagian yang cacat di permukaan besi.
Mekanisme korosi dapat ditulis sebagai berikut :
1. Oksidasi besi : Fe (s) Fe2+ (aq) + 2e-
2. Reduksi oksigen : ½O2 (aq) + H2O(l) + 2e- 2OH-(aq)
3. Pengendapan
besi (II) hidroksida : Fe2+(aq) + 2OH-
(aq) Fe(OH)2 (s)
4. Pembentukan karat :Fe(OH) (s) + ½O2(g) + (k-1) H2O ½Fe2O3XH2O
Fe (s) + ¾O2 (g) + xH2O (l) ½Fe2O3.xH2O
Atau
O2(q) + 2H+ (aq) + 4e- 2H2O (l) E° = + 1,23 V
(Svehla,1990).
5
Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksdidasi membentuk
ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3.nH2O
yaitu berat besi. Maka reaksi yang terjadi :
Anode : 2Fe (s) 2Fe2+ (aq) + 4e- E° = + 0,44 V
Katode : O2 (g) + 2H2O(l) + 4e- 4 OH-(aq) E° = + 0.40 V
2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) 2Fe2+(aq) + 4OH- E° = + 0,84 V
(Svehla, 1990).
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi:
4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + Zn) H2O → 2Fe2O3.nH2O + 8H+
(aq) (Svehla, 1990).
Mengetahui bagian mana dari besi yang bertindak sebagai anoda dan bagian
mana yang bertindak sebagai katoda tergantung pada berbagai faktor misalnya zat
pengotor atau perbedaan rapatan logam itu (Svehla, 1990).
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Dari reaksi terlihat bahwa korosi
melibatkan adanya gas oksigen dan air, karena itu, besi yang disimpan dalam udara
yang kering itu besi yang disimpan didalam udara yang kering akan lebih awet bila
dibandingkan ditempat yang lembab korosi pada besi ternyata dipercepat oeh
beberapa faktoir, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan
pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga)
serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan)
(Svehla, 1990).
Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang
umum terdapat pada kerak bumi, besi cukup reaktif. Besi bila di biarkan di udara
terbuka untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim disebut
perkaratan besi (Cotton, 1989).
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat di bedakan menjadi 2, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Dari faktor bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
6
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
anorganik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara
dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut (Cotton, 1989).
Oksidasi logam besi secara perlahan oleh di oksigen udara dikenal sebagai
proses perkaratan. Dengan menggunakan indikator dapat ditunjukkan adanya
kenaikan pH disekitar permukaan besi yang berkarat. Proses pengkaratan besi
merupakan besi merupakan pembentukkan oksida terhidrat Fe(OH)3 atau Fe(OH)
secara elektrokimia ini hanya hadir karena adanya oksigen air dan suatu elektrolit.
Jika salah satu dari ketiga zat tersebut tidak ada proses pengkaratan (Sugiyarto,
2010).
Besi yang murni adalah logam berwarn putih perak, yang kukuh dan liat.Besi
melebur pada 1535◦C, jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfide dari besi, serta
sedikit grafit.Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatana
struktur besi.Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat
encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi(II) dan gas hydrogen.
Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang
dioksida
Dengan asam nitrat encer dingi terbentuk ion besi(II) dan ammonia
Asam nitrat pekat, dingin membentuk besi menjadi pasif dalam keadaan ini ia
tidak bereaksi dengan asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dari larutan
7
air suatu garam tembaga, asam nitrat atau asam nitrat pekat yang panas melarutkan
besi dengan melarutkan gas nitrogen oksida dan ion besi (III) besi membentuk dua
deret garam yang penting. Garam-garam besi(II) (atau fero) diturunkan dari besi (II)
oksida FeO. Dalam larutan garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna
sedikit hijau.Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit yang tua adalah juga
umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi(III) maka merupakan
zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam suatu larutan itu, semakin nyatalah
efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan
mengoksidasi ion besi (II). Dalam larutannya, terdapat larutan besi (II) harus sedikit
asam bila disimpan untuk waktu yang lama (Svehla, 1985).
Peristiwa korosi logam dapat dijelaskan dengan elektrokimia. Berbagai proses
electrode memrlukan potensial elektroda yang lebih besar dari perhitungan. Potensial
tambahan ini disebut over voltage besi berkarat karena terbentuk Fe2O3.nH2O
setengah reaksi yang terjadi ialah:
Akan tetapi disebabkan oleh over voltage setengah reaksi yang kedua hanya
terjadi pada bagian yang tidak murni atau bagian yang cacat dipermukaan besi
mekanisme korosi dapat ditulis sebagai berikut:
Salah satu mencegah korosi besi adalah proteksi katodik. Misalnya batang
seng atau magnesium ditanam dekat pipa besi kemudian dihubungkan dengan pipa
tersebut yang akan dilindungi dari korosi (Hiskia, 1992).
8
Dalam hal ini pipa besi bertindak sebagai katoda dan logam seng yang
mempunyai potensial elektrodayang lebih negative akan mengalami oksidasi
sehingga pipa besi dapat terlindungi dari korosi besi. Beberapa cara untuk
mengurangi laju korosi ialah:
1. Mengontrol atmosfer, mengurangi konsentrais O2 dan H2 pada permukaan besi
2. Mencat, menutupi permukaan besi
3. Melapisi dengan minyak/gemuk, menutupi permukaan besi
4. Galvanizer, melapisi besi dengan seng atau seng atap
5. Sepuh (melapisi) nikel dan kromium, menutupi permukaan besi
6. Sherdardizing dengan PO43- , PO4
3- yang diadsorbsi menutupi permukaan besi
7. Elektrolizing, menggunakan batang Al dan Mg
8. Mengontrol keasaman, H+ dapat mengoksidasi atau sebagai katalis dalam
peristiwa korosi
9. Menjaga zat korosif dalam seminimal mungkin (Hiskia, 1992).
Kita sering melihat logam misalnya besi yang tidak diarawat dengan baik
rusak atau berkarat.Kerusakan logam yang ditimbulkan lingkungan (tanah, air dan
udara) yang jelek disebut korosi.Korosi mendatangkan kerugian besar, karena
menyebabkan barang tidak tahan, tidak indah dan tidak aman dipakai besi merupakan
logam terbanyak yang digunakan, karena mudah didapat, kuat dan murah, tetapi
gampang terkorosi. Besi yang berkarat akan menjadi keropos karena prosesnya
berlanjut kebagian dalam, sedang diluarnya membentuk benjolan-benjolan oksida
besi yang rapuh. Secara kimia korosi adalah reaksi antara logam dengan zat lain yang
menyetuh permukaannya sehingga membentuk oksida logam. Korosi termasuk reaksi
redoks dan prosesnya merupakan proses sel galvani. Pemicu korosi adalaah tetesan
air dipermukaan logam mengandhung oksigen.Air dan oksigen cenderung reduksi
sedangkan besi cenderung teroksidasi. Oksigen dari udara akan larut dalam tetesan
air, dan konsentrasinya dipinggir lebih lebih besar sehingga terjadi reduksi oksigen
dan ditengah terjadi oksidasi besi. Korosi dapat dicegah atau diperlambat dengan
menutup permukaan logam atau member katoda pelindung. Permukaan dapat ditutup
9
dengan zat lain agar tidak terjadi kontak langsung dengan lingkungan seperti member
cat, mengoleskan lemak atau oli. Cara yang lebih baik adalah melapisi logam dengan
logam lain yang tahan dengan korosi melalui teknik penyepuhan (Syukri, 1999).
10
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Cawan Petri
- Batang Pengaduk
- Hot Plate
- Beaker Glass
- Jam/Stopwatch
- Palu
- Pipet Tetes
- Sikat Tabung
- Serbet
3.1.2 Bahan
- Paku (Lurus dan Bengkok)
- Jarum Pentul
- Amplas
- Agar-Agar
- Larutan NaCl 0,1M
- Larutan K3Fe(CN)6 0,1M
- Indikator PP
- Larutan NaOH 0,1M
11
- Aquades
- Kertas Label
- Tissue
12
3.2 Flowsheet
- Pembuatan Agar-agar
Dimasukkan Dalam Gelas Kimia
Dilarutkan dengan aquades
Dipanaskan
- Cawan 1 (Kontrol)
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
0 menit 30 Menit 1 Jam 1 Jam 15 Menit 48 Jam
Serbuk agar-agar berwarna putih
Larutan agar – agar kental keputihan
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Belum ada perubahan
Agar – agar sudah mengeras dan belum ada
perubahan
Tetap Tetap Lapisan paku terbuka
13
- Cawan 2 (Kontrol + NaCl)
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
Ditambahkan 2 pipet larutan NaCl
0 menit 30 Menit1 Jam1 Jam 15 Menit 48 Jam
- Cawan 3 (Kontrol + K3Fe(CN)6)
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
Ditambahkan 2 pipet larutan K3Fe(CN)6
0 menit 30 Menit 1 Jam 1 Jam 15 Menit 48 Jam
- Cawan 4 (Kontrol + Indikator PP)
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Pentul
Belum ada perubahan
Agar – agar sudah mengeras dan
belum ada perubahan
Tetap Tetap Lapisan paku terbuka
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Pentul
Belum ada perubahan
Agar – agar mengeras dan
belum ada perubahan
Tetap Tetap Lapisan paku terbuka
14
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
Ditambahkan 2 pipet indikator PP
0 menit 30 Menit 1 Jam 1 Jam 15 Menit 48 Jam
- Cawan 5 (Kontrol + NaOH)
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
Ditambahkan 2 pipet larutan NaOH
0 menit 30 Menit 1 Jam 1 Jam 15 Menit 48 Jam
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Pentul
Belum ada perubahan
Paku berwarna merah lembayung
dan terdapat lapisan putih di
permukaan
Kepala dan badan paku berwarna
merah lembayung
Tetap Lapisan paku terbuka dan warna merah lembayung
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Pentul
Belum ada perubahan
Belum bereaksi Belum bereaksi Tetap Lapisan paku terbuka
15
- Cawan 6 (Kontrol +HCl)
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
Ditambahkan 2 pipet larutan HCl
0 menit 30 Menit 1 Jam 1 Jam 15 Menit 48 Jam
- Cawan 7 (Kontrol + NaCl)
Dimasukkan ke dalam cawan petri
Ditambahkan larutan agar-agar
Ditambahkan 2 pipet larutan NaCl
0 menit 30 Menit 1 Jam 1 Jam 15 Menit 48 Jam
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Pentul
Belum bereaksi Terdapat gelembung di badan paku
Pada paku dan jarum pentul
ada gelembung
Tetap Jarum berkorosi banyak, pada paku korosi sedikit dan
lapisan terbuka
Paku lurus, Paku bengkok, Jarum
Pentul
Belum bereaksi Paku bengkok dan lurus berwarna
coklat
Pada paku bengkok
berwarna coklat dan lebih banyak dibanding paku
lurus
Tetap Bagian tengah paku banyak
merah lembayung
16
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Sampel
Waktu
0 menit 30 menit 1 jam1 jam 15
menit48 jam
Cawan I
Kontrol
Belum ada
perubahan
Agar-agar
mengeras
dan belum
ada
perubahan
Tetap Tetap Lapisan
paku
terbuka
Cawan II
NaCl
Belum ada
perubahan
Agar-agar
mengeras
dan belum
ada
perubahan
Tetap Tetap Lapisan
paku
terbuka
Cawan III
K3Fe(CN)6
Belum ada
perubahan
Agar-agar
mengeras
dan belum
ada
perubahan
Tetap Tetap Lapisan
paku
terbuka
Cawan IV
Indikator
PP
Belum ada
perubahan
Pada paku
berwarna
merah
lembayung
dan terdapat
lapisan putih
Pada
kepala dan
badan
paku
berwarna
merah
Tetap Lapisan
paku
terbuka
18
dipermukaa
n
lembayung
Cawan V
NaOH
Belum ada
perubahan
Agar-agar
mengeras
dan belum
ada
perubahan
Tetap Tetap Tetap dan
lapisan
paku
terbuka
Cawan VI
HCl
Belum ada
perubahan
Terdapat
gelembung
pada paku
Pada paku
dan jarum
terdapat
gelembung
Tetap Lapisan
paku
terbuka.
Paku lurus
sedikit
korosi.
Paku
bengkok
dan jarum
banyak
korosi
Cawan VII
NaCl+
K3Fe(CN)6+
Indikator
PP
Belum ada
perubahan
Paku
berwarna
coklat
Paku
bengkok
lebih
banyak
berwarna
coklat
dibanding
lurus
Tetap Bagian
tengah
paku
berwarna
merah
lembayung
4.2 Pembahasan
19
Pada percobaan pertama yaitu hanya kontrol dimana hanya paku lurus dan
paku bengkok, jarum, larutan agar-agar.Paku diamplas terlebih dahulu agar lapisan
catnya terbuka.Pada percobaan ini paku yang digunakan adalah paku bengkok dan
paku lurus agar hasil yang diperoleh dapat dibedakan.Kemudian paku bengkok dan
paku lurus beserta jarum dimasukkan ke dalam cawan petri sebagai wadah atau
tempat diamatinya sampel.Lalu diberi larutan agar-agar yang berwarna putih untuk
melindungi paku lurus dan paku bengkok serta jarum dari udara dan kelembapan
sehingga tidak mengalami oksidasi.Larutan agar-agar dipanaskan dengan 400 mL
aquadest yang berfungsi untuk melarutkan agar-agar.Kemudian pada waktu 0 menit,
pada paku bengkok dan lurus serta jarum belum ada perubahan.Pada waktu 30 menit
agar-agar sudah mengeras dan masih belum ada perubahan pada jarum serta paku
bengkok dan lurus. Pada waktu 1 jam masih sama seperti pada waktu 30 menit. Dan
pada waktu 1 jam 15 menit perubahan belum juga nampak. Dan pada waktu 48 jam
lapisan bawah paku bengkok dan lurus terbuka. Seharusnya pada paku dapat
mengalami sedikit korosi, akan tetapi karena paku yang digunakan cukup besar
sehingga waktu pengkorosian dapat lebih lama lagi. Fungsi dari kontrol yaitu untuk
melihat perbedaan antara yang diberi larutan dengan yang tidak diberi apapun serta
untuk melihat ada atau tidaknya korosi pada kontrol.
Pada cawan kedua yaitu kontrol ditambahkan dengan NaCl. Paku yang
digunakan masih sama yaitu paku bengkok, paku lurus, dan jarum. Pada paku
diamplas terlebih dahulu agar lapisan catnya terbuka.Kemudian paku dan jarum yang
telah diletakkan di cawan petri ditambahkan dengan larutan agar-agar yang
sebelumnya telah dipanaskan dengan 400 mL aquadest yang berfungsi untuk
melarutkan agar-agar.Kemudian setelah agar-agar ditambahkan segera diteteskan
larutan NaCl pada bagian paku bengkok dan lurus serta jarum.Penetesan atau
penambahan segera pada NaCl yaitu agar larutan NaCl yang diteteskan dapat terkena
paku dan jarum sebelum agar-agar mengeras.Fungsi NaCl yaitu sebagai jembatan
garam dan hanya sebagai pemicu adanya korosi bukan menyebabkan korosi. Pada
waktu 0 menit belum ada perubahan yang terjadi. Pada waktu 30 menit agar-agar
20
sudah mengeras dan masih belum ada perubahan. Pada waktu 1 jam masih sama
seperti pada waktu 30 menit. Pada waktu 1 jam 15 menit perubahan belum juga
nampak. Dan pada waktu 48 jam lapisan bagian bawah paku terbuka. Sebenarnya
paku akan mengalami korosi karena penambahan NaCl yang merupakan garam. Akan
tetapi, karena paku yang digunakan terlalu besar maka pengkorosian berlangsung
lama.
Pada cawan ketiga yaitu kontrol ditambahkan dengan K3Fe(CN)6. Paku yang
digunakan masih sama seperti pada cawan I dan II. Dan perlakuan yang digunakan
masih sama. Setelah ditambahkan larutan agar-agar segera diteteskan dengan larutan
K3Fe(CN)6. Dimana K3Fe(CN)6 berfungsi untuk mendeteksi ion Fe2+ atau mendeteksi
terjadinya korosi atau tidak. K3Fe(CN)6 berfungsi untuk mendeteksi ion Fe2+ menjadi
Fe3+ atau mendeteksi terjadinya korosi atau tidak. Dan pada waktu 0 menit, belum ada
perubahan yang terjadi.Pada waktu 30 menit agar-agar sudah mengeras dan masih
belum ada perubahan. Pada waktu 1 jam, masih sama seperti pada waktu 30 menit.
Pada waktu 1 jam 15 menit perubahan juga belum nampak. Dan pada waktu 48 jam
lapisan pada bagian bawah badan paku terbuka. Seharusnya ketika ditambahkan
dengan larutan K3Fe(CN)6 paku dapat korosi dan terdapat warna biru turnbull
disekitar paku yang terkorosi, akan tetapi tidak terjadi apa-apa pada paku yang
dikarenakan penetesan K3Fe(CN)6 yang tidak mengenai paku dan jarum dan juga
dikarenakan paku yang digunakan terlalu besar. Lapisan paku terbuka dikarenakan
besi pada paku mengalami oksidasi dengan larutan K3Fe(CN)6 dan reaksi yang terjadi
yaitu seperti dibawah ini
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3+ + [Fe(CN)6]4- (Svehla, 1985).
Berdasarkan reaksi diatas besi teroksidasi dari Fe2+ menjadi Fe3+. Jika percobaan
korosi ini berhasil maka akan didapatkan warna biru turnbull dari reaksi oksidasi besi
dengan K3Fe(CN)6.
Pada cawan keempat yaitu kontrol ditambahkan dengan indikator PP. Paku
yang digunakan juga masih sama seperti percobaan sebelumnya. Dan perlakuan yang
digunakan juga masih sama. Setelah ditambahkan larutan agar-agar segera diteteskan
21
dengan larutan indikator PP. Dimana indikator PP berfungsi untuk mendeteksi
adanya ion OH- pada paku ditandai dengan adanya warna merah lembayung pada
kepala dan badan paku.Pada waktu 0 menit belum ada perubahan yang terjadi.Pada
waktu 30 menit agar-agar sudah mengeras dan pada paku bagian kepala muncul
warna merah lembayung yang disebabkan karena penambahan indikator PP yang
berfungsi untuk mendeteksi adanya ion OH- dan ditandai dengan adanya perubahan
warna merah lembayung.Dan terdapat lapisan atau selaput putih pada permukaan
agar-agar. Pada waktu 1 jam pada kepala dan badan paku muncul lebih banyak warna
merah lembayung. Itu dikarenakan pada paku terdapat ion OH- yang bersifat basa
sehingga menimbulkan warna merah lembayung. Pada waktu 1 jam 15 menit
perubahan masih sama dengan waktu 1 jam. Dan pada waktu 48 jam lapisan bagian
bawah paku terbuka dan terdapat warna merah lembayung pada badan dan kepala
paku. Reaksi yang terjadi adalah seperti dibawah ini
Pada cawan kelima yaitu kontrol ditambahkan dengan NaOH. Paku yang
digunakan masih sama seperti cawan sebelumnya yaitu paku bengkok dan paku lurus
serta jarum. Dan perlakuan yang digunakan juga masih sama. Setelah ditambahkan
dengan larutan agar-agar yang berfungsi sebagai penghambat masuknya oksigen dan
untuk melindungi paku dan jarum dari udara dan kelembapan sehingga tidak
22
mengalami oksidasi, segera diteteskan dengan larutan NaOH yang berfungsi
untukmengkorosikan paku dan jarum.Pada waktu 0 menit belum ada perubahan yang
terjadi.Pada waktu 30 menit agar-agar sudah mengeras dan masih belum ada
perubahan. Pada waktu 1 jam masih sama seperti pada waktu 30 menit. Pada waktu 1
jam 15 menit belum juga ada perubahan yang terjadi. Dan pada waktu 48 jam lapisan
paku bagian bawah terbuka. Seharusnya paku dapat berkorosi meskipun sedikit,
dikarenakan NaOH yang bersifat basa kuat mampu untuk mengkorosikan besi
walaupun tak secepat asam kuat.Akan tetapi karena paku yang digunakan terlalu
besar jadi dibutuhkan waktu yang sangat lama. NaOH merupakan basa kuat dan basa
sangat lambat mengoksidasi besi dan jika dilihat dari deret volta, Na terletak lebih
kiri dari Fe sehingga sifat oksidator semakin lemah.
Pada cawan keenam yaitu kontrol ditambahkan dengan HCl. Paku yang
digunakan masih sama seperti sebelumnya dan juga perlakuan masih sama. Setelah
ditambahkan dengan larutan agar-agar segera diteteskan dengan larutan HCl yang
berfungsi untuk mempercepat korosi pada paku dan jarum.Pada waktu 0 menit belum
ada perubahan yang terjadi.Pada waktu 30 menit terdapat gelembung pada paku yaitu
gelembung akibat penambahan HCl dan HCl sedang bereaksi sehingga menimbulkan
H+. Pada waktu 1 jam pada paku dan jarum pentul terdapat banyak gelembung. Pada
waktu 1 jam 15 menit perubahan masih sama seperti pada waktu 1 jam. Dan pada
waktu 48 jam pada paku lapisan bagian bawah paku terbuka dan pada paku lurus
hanya terdapat sedikit korosi. Hal ini dikarenakan adanya penambahan asam kuat
yaitu HCl yang membuat paku dan jarum berkorosi.Pada paku bengkok lebih banyak
korosi daripada lurus karena sebelum diteteskan paku sudah diamplas dan pada paku
bengkok lapisan sudah terbuka begitu pula pada saat dibengkokkan, sehingga paku
bengkok lebih banyak berkorosi daripada paku lurus. Proses korosi pada logam besi
disebabkan permukaan logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. besi yang
lebih reaktif akan mengalami reaksi oksidasi membentuk ion Fe2+ dan elektron.
Reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron yang dihasilkan pada reaksi oksidasi akan
bergerak menuju bagian logam yang kurang reaktif yaitu bagian katoda. Sementara
23
itu, ion yang terbentuk akan bergerak melalui lapisan H2O. Di katoda, oksigen akan
tereduksi. Reaksi dari besi ditambahkan dengan O2 yaitu di bawah ini
Oksidasi (anoda): Fe Fe2+
Fe Fe2+ + 2e- (x 2)
Reduksi (katoda): O2 4OH-
O2 + 2H2O + 4e- 4OH- (x 1)
2Fe 2Fe2+ + 4e-
O2 + 2H2O + 4e- 4OH-
Reaksi sel : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH-
Berdasarkan reaksi diatas besi mengalami oksidasi yaitu ion Fe2+ mengalami oksidasi
lebih lanjut membentuk ion Fe3+ dan oksigen mengalami reduksi menjadi OH- yang
artinya reduksi tersebut menghasilkan basa ditandai adanya perubahan warna menjadi
merah lembayung. Kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi berupa Fe2O3.x
H2O (karat besi).
Pada cawan petri ketujuh yaitu kontrol ditambahkan dengan larutan NaCl
ditambahkan dengan K3Fe(CN)6 ditambahkan dengan indikator PP dimana pada
K3Fe(CN)6 berfungsi untuk mendeteksi adanya ion Fe menjadi Fe2+ dan pemicu
terjadinya korosi. Dan pada indikator PP untuk mendeteksi adanya ion OH- ditandai
perubahan warna menjadi merah lembayung. Paku yang digunakan masih sama
seperti sebelumnya dan juga perlakuan masih sama. Setelah ditambahkan dengan
larutan agar-agar segera diteteskan dengan larutan NaCl dan larutan K3Fe(CN)6 dan
larutan indikator PP. Pada waktu 0 menit belum ada perubahan yang terjadi. Pada
waktu 30 menit pada paku muncul warna coklat. Pada waktu 1 jam pada paku
bengkok lebih banyak terdapat warna coklat dibandingkan dengan paku lurus
dikarenakan paku bengkok, ketika dibengkokkan lapisannya telah terbuka lebih dulu
dan tambah terbuka ketika diamplas. Pada waktu 1 jam 15 menit perubahan masih
sama atau tidak terdapat perubahan. Dan pada waktu 48 jam pada bagian tengah paku
berwarna merah lembayung yang disebabkan adanya penambahan indikator PP yang
24
berfungsi untuk mendeteksi adanya ion OH- dan terjadi reaksi indikator PP dengan
basa yang menghasilkan warna merah lembayung.
Korosi yang paling banyak terjadi adalah pada cawan VI yaitu kontrol
ditambahkan dengan HCl yang merupakan asam karena jika ditambahkan dengan
asam kuat maka korosi paling cepat terjadi dan paling benyak korosi.
Reaksi oksidasi yaitu pelepasan elektron oleh sebuah molekul atom atau ion.
Pada percobaan yang menunjukkan terjadinya reaksi oksidasi yaitu ketika Fe berubah
menjadi Fe2+ yang ditandai dengan terjadinya korosi pada jarum dan paku dimana
larutan-larutan yang ditetesi akan mengoksidasi paku atau jarum. Sehingga paku dan
jarum mengalami oksidasi akan menyebabkan pengkaratan atau pengkorosian.
Sedangkan reaksi reduksi yaitu penangkapan elektron oleh sebuah molekul,
atom, atau ion.Pada percobaan yang menunjukkan terjadinya reaksi reduksi yaitu
dapat dilihat dari reaksi antara besi dengan O2, ketika oksigen atau O2 bereaksi
menjadi 4OH- sehingga mengalami reduksi.Dan reaksi reduksi mengalami pelepasan
oksigen, menangkap elektron dan mengalami penurunan bilangan oksidasi sehingga
menjadi O2 + 2H2O + 4e- menjadi 4OH-. Dan ditandai dengan perubahan warna
menjadi merah lembayung yang artinya dari reaksi reduksi menghasilkan basa dan
ketika diteteskan dengan indikator PP maka akan berubah warna menjadi merah
lembayung yang dikarenakan indikator PP berfungsi untuk mendeteksi basa atau ion
OH- dan terjadi reaksi indikator PP dengan basa yang menghasilkan warna merah
lembayung.
Perbedaan antara paku bengkok, paku lurus, dan jarum yaitu pada paku
bengkok, ketika paku dibengkokkan maka disekitar bengkokkan paku akan ada celah
kecil yang artinya lapisan paku tersebut terbuka dan pengkorosian lebih cepat dan
banyak daripada paku lurus. Karena paku lurus tidak terdapat celah karena tidak ada
bagian yang dibengkokkan sehingga paku lurus tidak terlalu banyak mengalami
korosi dibandingkan dengan paku bengkok.Dan pada jarum karena bentuknya lebih
kecil dari paku maka korosi lebih cepat terjadi pada jarum. Reaksi pengkaratan yaitu
Oksidasi (anoda): Fe Fe2+
25
Fe Fe2+ + 2e- (x 2)
Reduksi (katoda): O2 4OH-
O2 + 2H2O + 4e- 4OH- (x 1)
2Fe 2Fe2+ + 4e-
O2 + 2H2O + 4e- 4OH-
Reaksi sel : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH-
Dimana reaksi pengkaratan yang terjadi adalah
2Fe + 32O2 + H2O Fe2O3 + H2O
(karat besi)
Deret volta adalah deretan unsur logam yang disusun beraturan berdasarkan
potensial reduksi standarnya. Susunan deret volta yaitu
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Sn-Pb-(H)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-
Au.
Dari deret volta tersebut semakin ke kiri letak logam dalam deret volta logam
semakin reaktif, harga E° semakin kecil, sifat oksidator semakin lemah, dan sifat
reduktor semakin kuat. Unsur logam dengan potensial elektroda lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri dan elektroda yang lebih positif ditempatkan di
kanan.Semakin ke kiri logam makin mudah mengalami oksidasi dan semakin ke
kanan logam makin mudah mengalami reduksi.Jadi jika kita ingin mencegah korosi
pada besi dengan menggunakan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut
seperti magnesium, karena magnesium terletak disebelah kiri dari Fe sehingga
sifatnya atau sifat osidator semakin lemah.
Faktor yang dapat mencegah korosi yaitu:
- Pembalutan dengan plastik
- Pelapisan dengan timah
- Pelapisan dengan kromium
- Pelapisan dengan zink
- Pengecatan
26
- Pelumuran dengan oli dan gemuk
Korosi harus dicegah agar besi dapat bertahan lama sehingga pemakaiannya akan
lama dan awet serta tidak merusak struktur logam tersebut, meskipun akan terjadi
korosi dengan waktu yang lumayan lama.
Faktor yang memperlambat korosi yaitu:
- Mengontrol atmosfer agar tetap lembab dan banyak oksigen, hal ini dilakukan
misalnya dengan membuat lingkungan udara bebas dari oksigen dengan cara
mengalirkan gas CO2.
- Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen diudara yaitu dengan mengecat,
galvanisasi (penyalutan), sherardizing.
- Perlindungan katodik, dengan cara menghubungkan logam yang ingin dilindungi
dari korosi dengan logam yang mempunyai potensial elektroda sangat rendah (Mg)
sebagai logam pelindung, sehingga jika terjadi oksidasi, logam yang dilindungi
akan segera menarik elektron dari logam pelindung tersebut.
- Pada pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan tersebar secara
homogen dalam logam tersebut.
- Dengan mengorbankan anoda untuk melindungi katoda.
Korosi harus diperlambat karena agar tidak merusak struktur logam tersebut dan agar
bertahan lama dan awet.Selain agar-agar, yang bisa melindungi paku yaitu logam
zink dan magnesium.
Faktor kesalahan pada percobaan ini yaitu:
- Paku yang digunakan terlalu besar sehingga proses korosi sangat lama dan lambat.
- Kesalahan pada penetesan larutan yang tidak terkena bagian dari paku.
- Agar-agar yang dipanaskan tidak terlalu panas sehingga tidak mengeras.
- Terdapat benda lain pada cawan petri selain kontrol yaitu paku lurus dan bengkok
serta jarum.
- Ketika menambahkan larutan agar-agar terdapat bagian paku yang belum tertutupi
oleh larutan agar-agar.
27
28
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
˗ Hasil reaksi yang terjadi pada larutan indikator pp yang dilakukan pada paku
lurus, paku bengkok dan jarum pentul adalah pada 0 menit belum ada
perubahan, pada 30 menit paku lurus dan bengkok bewarna merah lembayung
dan terdapat lapisan putih dipermukaan, pada 1 jam pada kepala paku dan
badan paku bewarna merah lembayung, pada 1 jam 15 menit tetap dan pada
48 jam lapisan pakunya terbuka.
˗ Hasil reaksi yang terjadi pada larutan HCl yang dilakukan pada paku lurus,
paku bengkok dan jarum pentul adalah pada 0 menit belum ada perubahan,
pada 30 menit terdapat gelembung pada paku, pada 1 jam pada paku dan
jarum pentul terdapat gelembung, pada 1 jam 15 menit tetap dan pada 48 jam
pada paku lapisan terbuka. Pada paku lurus hanya sedikit korosi dan pada
paku bengkok dan jarum lebih banyak korosi.
˗ Hasil reaksi yang terjadi pada larutan NaCl ditambahkan K3Fe(CN)6dan
indikator pp yang dilakukan pada paku lurus, paku bengkok dan jarum pentul
adalah pada 0 menit belum ada perubahan, pada 30 menit padapaku berwarna
cokelat, pada 1 jam pada paku bengkok berwarna cokelat dan lebih banyak
dibandingpaku lurus, pada 1 jam 15 menit tetap dan pada 48 jam pada bagian
tengah paku berwarna merah lembayung.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat menggunakan larutan basa yang
lain seperti KOH agar dapat dibandingkan hasilnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wikinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Sugiyarto. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
30
LAMPIRAN
- Pada waktu 30 menit
- Pada waktu 1 jam
31
32
- Pada waktu 1 jam 15 menit
- Pada waktu 48 jam
Recommended