Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan 2012

Preview:

DESCRIPTION

Manajemen strategis pembangunan daerah bidang pendidikan kabupaten pekalongan 2012

Citation preview

Manajemen strategis dalam Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bidang Pendidikan Kabupaten Pekalongan 2012

Dosen : Dr. Hardi Warsono, MTPTugas Matakuliah : Perencanaan PendidikanMahasiswa : Wisnu Adi Saputra, S.S

Kabupaten Pekalongan

Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 wilayah kecamatan 272 desa dan 13 kelurahan

Kabupaten Pekalongan

Luas wilayah secara keseluruhan ± 836,13 km².

Gambaran pembangunan perumahan atau tempat tinggal penduduk di kabupaten Pekalongan sampai dengan tahun 2011

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Pekalongan

Jumlah Kepala Keluarga Menurut Kecamatan di Kabupaten Pekalongan

Anggaran dan Realisasi Belanja Kab Pekalongan

Anggaran dan Realisasi Belanja khususnya Bidang Pendidikan

Anggaran dan Realisasi Belanja Urusan Wajib

Anggaran dan Realisasi Belanja Urusan Wajib

Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Kab. Pekalongan Th. 2011

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal pada urusan pendidikan (Dinas Pendidikan) Th 2011

PDRB Kabupaten Pekalongan

Produk Domestik Regional Bruto, pendapatan per Kapita penduduk Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 sebesar Rp.7.444.022,- meningkat 10,59 % dibanding pendapatan per kapita tahun 2009 sebesar Rp.6.655.607,-

Visi Kabupaten Pekalongan

” "Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis Kearifan Lokal"”

Misi Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan tahun 2011-2016

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik.2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berbasis

pada pemerataan wilayah dan berwawasan lingkungan.3. Memantapkan kondisi sosial budaya yang berbasis

kearifan lokal.4. Fasilitasi terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan

berbasis pada UMKM, pertanian dan peternakan.5. Mendorong iklim investasi yang berbasis pada potensi

dan budaya daerah.6. Mewujudkan rasa aman dan adil pada masyarakat.7. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam

pembangunan.

Visi Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan

” Terbentuknya manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, sehat, dan berbudi pekerti luhur serta berdaya saing tinggi.”

Misi Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan

1. Penuntasan wajar dikdas 9 tahun menuju wajar 12 tahun2. Meningkatkan kualitas Pendidik dan Tenaga

Kependidikan yang professional3. Mengembangkan kurikulum secara dinamis, serasi

dengan memperhatikan potensi daerah4. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana

Pendidikan yang memadai5. Meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi6. Mengembangkan nilai dan seni budaya sebagai landasan

karakter bangsa7. Mewujudkan kesetaraan, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan bidang pendidikan

Isu permasalah Kabupaten Pekalongan

1. Masih rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak (TK), pendidikan dasar dan menengah.

2. Belum optimalnya kualitas penyelenggaraan pendidikan PAUD/TK , pendidikan pasar dan pendidikan menengah serta pendidikan non formal dan pendidikan khusus.

3. Masih rendahnya keterjangkauan pelayanan PAUD/TK, Pendidikan Dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal serta pendidikan khusus.

4. Belum optimalnya kesetaraan dalam pelayanan PAUD/TK, pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta non formal dan pendidikan khusus

5. Masih rendahnya kepastian pelayanan PAUD/TK, Pendidikan Dasar, pendidikan menengah dan non formal serta pendidikan khusus

6. Masih rendahnya ketersediaan, kualitas pedidik dan tenaga kependidikan.

7. Masih rendahnya kualitas manajemen penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

8. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana pondok pesantren.

Tujuan kegiatan Manajemen strategis Pembangunan Daerah Bidang Pendidikan 2012 ini diantaranya:

1. Mengetahui kondisi bidang pendidikan di Kabupaten Pekalongan tahun 2010, dan 2011.

2. Mengetahui capaian bidang Pendidikan di Kabupaten di Pekalongan tahun 2012.

3. Mengidentifikasi dan menetapkan indikator prioritas bidang Pendidikan di Kabupaten Pekalongan 2013

4. Mengembangkan Program dan Rencana Tindak bidang Pendidikan 2013

Sasaran yang diharapkan dari Manajemen Strategis Pembangunan Daerah Bidang Pendidikan 2012 ini antara lain:

1. Tersedianya baseline data kondisi bidang pendidikan di Kabupaten Pekalongan tahun 2010, dan 2011.

2. Tersedianya data capaian bidang pendidikan Kabupaten Pekalongan 2012

3. Tersedianya hasil identifikasi indikator prioritas bidang pendidikan di Kabupaten Pekalongan 2013

4. Tersedianya hasil pengembangan program dan rencana tindak bidang pendidikan di Kabupaten Pekalongan 2013

Sementara keluaran/ output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Manajemen Strategis Pembangunan Daerah Bidang Pendidikan 2012 meliputi hal-hal berikut:

1. Baseline data 2010, dan 2011.

2. Data capaian bidang pendidikan Kabupaten Pekalongan 2012.

3. Dokumen indikator prioritas bidang pendidikan Kabupaten Pekalongan 2013

4. Dokumen pengembangan Program dan Rencana Tindak bidang Pendidikan Kabupaten Pekalongan 2013

Gambaran Capaian APK, APM, APS, Angka MelanjutkanSD/MI ,SMP/MTs, SMA/SMK/MA Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010

Gambaran Capaian APK, APM, APS, Angka MelanjutkanSD/MI ,SMP/MTs, SMA/SMK/MA Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010

Gambaran Capaian APK, APM, APS, Angka MelanjutkanSD/MI ,SMP/MTs, SMA/SMK/MA Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010

Gambaran Capaian APK, APM, APS, Angka MelanjutkanSD/MI ,SMP/MTs, SMA/SMK/MA Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010

A.KETERSEDIAANPilar pertama adalah availability atau ketersediaan.

ketersediaan layanan pendidikan yang memadai sesuai dengan standar, baik standar pelayanan minimal (SPM) ataupun standar nasional pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan.

Evaluasi Capaian Indikator Bidang Pendidikan di Kab Pekalongan

Jumlah Sekolah

Jumlah sekolah menunjukkan jumlah unit sekolah dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan jumlah pada semua tingkat pendidikan baik PAUD, SD, SMP dam SMA/SMK.

Jumlah Guru

Capaian realisasi jumlah guru dari tahun 2010-2012 juga mengalami peningkatan.

Jumlah Murid

dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan pada semua tingkat pendidikan baik PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK. Namun pencapaian target realisasi tingkat pendidikan SD dan SMP pada tahun 2011

Ratio Guru dan Murid

Ratio Guru dan Murid yang ditetapkan oleh SPM (Standar Pelayanan Minimal) Pendidikan yaitu 1:32 pencapaian yang ada di sekolah di Kabupaten Pekalongan melebihi target

Persentase Kondisi Ruang Kelas dalam Kondisi Baik

Pencapaian target dan realisasi melebihi target yang telah ditetapkan, namun indikator ini masih perlu untuk ditingkatkan sehingga kondisi ruangan kelas pada semua satuan pendidikan berada dalam kondisi yang baik, sehingga mendukung suasana dan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah

Jumlah Murid

pada jenjang SMA jika dibandingkan dengan ratio ideal sekolah terhadap murid masih sangat jauh, dimana ratio ideal adalah 1:360 (SMA), artinya melebihi batas ideal ratio. Oleh karenanya diperlukan upaya peningkatan dari segi jumlah sekolah pada level SMA/SMK/MA.

B. KETERJANGKAUANPilar kedua, affordability atau keterjangkauan.

Pilar ini menitikberatkan kepada prinsip pemenuhan hak dan keadilan untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara tanpa terkecuali, khususnya untuk daerah-daerah terdepan dan terpencil. Keterjangkauan ini juga termasuk faktor kenyamanan dalam pemberian layanan pendidikan bagi peserta didik.

Angka Partisipasi Kasar

Angka tersebut pada beberapa tingkat sekolah SMP (2012) pencapaian realisasinya tidak mencapai target yang ditetapkan.

Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka tersebut pada beberapa tingkat sekolah baik SMP (2011 dan 2012) pencapaian realisasinya tidak mencapai target yang ditetapkan. Sedangkan nilai ideal APM = 100%. Jadi perlu peningkatan

Angka Putus Sekolah

Persentase angka putus sekolah pada semua tingkat pendidikan baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA menurun, artinya jumlah siswa yang putus sekolah pada tingkat pendidikan mengalami penurunan.

Angka Melanjutkan dari SD ke SMP

Persentase angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Persentase siswa yang melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA hanya berkisar di angka 70- 75 %. Artinya bahwa walaupun terjadi peningkatan persentase dan capaian target berhasil, namun jumlah siswa yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA/SMK/MA masih cukup tinggi berkisar 25% dari jumlah siswa SMP/MTs yang ada.

C. KUALITASPilar ketiga, quality atau kualitas pendidikan.

Pilar peningkatan kualitas pendidikan merupakan pilar yang penting. Pilar peningkatan kualitas pendidikan merupakan kesinambungan yang tak terpisahkan dengan pilar pemerataan dan peningkatan akses pendidikan. Setelah keberhasilan program penuntasan wajib belajar 9 tahun sebagai wujud keberhasilan pilar pemerataan dan peningkatan akses pendidikan, pilar peningkatan mutu pendidikan kini harus menjadikan perhatian utama.

Angka Kelulusan

persentase angka lulusan pada semua jenjang pendidikan SD, SMP, SMA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan tersebut tidak mencapai target yang telah ditetapkan terkhusus pada tingkat pendidikan SMP/MTs.

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV

Guru yang memenuhi kualifikasi pada jenjang SD/MI patut mendapat perhatian karena hanya 50,15% dari total guru yang ada.

Guru Bersertifikasi

Pada jenjang SMP/MTs persentase jumlah guru bersertifikasi pada tahun 2011 dengan 2012 mengalami penurunan sebesar 5 %. Persentase Jumlah guru pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs perlu mendapat perhatian karena masih berada dibawah 50% dari jumlah guru yang ada meskipun capaian realisasi tiap tahunnya pada semua jenjang pendidikan mengalami peningakatan.

Pencapaian Nilai Rata Rata UASBN/UN

Nilai rata rata UN pada jenjang SD/MI pada tahun 2012 tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu nilai rata rata 7. sedangkan pada jenjang SMP/MTs, nilai rata rata ini tidak mencapai target yang ditetapkan baik tahun 2010,2011 dan 2012. Sementara pada jenjang SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pencapaian realisasi nilai rata rata UN ini juga melebihi target yang telah ditetapkan

Persentase Guru Layak Mengajar

Pada jenjang SMA, bahwa target tahun 2011 dan 2012 tidak tercapai. Untuk guru layak mengajar pada jenjang PAUD dan SD perlu mendapat perhatian, karena hanya 22% untuk PAUD dan 45,18% dari total guru SD/MI yang layak mengajar

D. KESETARAANKesetaraan dapat dilihat dengan Indeks Paritas Gender.

• Indeks Paritas Gender menunjukkan ada tidaknya kesetaraan gender antara partisipasi perempuan dan laki-laki pada angka partisipasi Kasar (APK), APM, angka putus sekolah, angka kelulusan dan guru layak mengajar.

• Indikator Kesetaraan ini merupakan indikator keseimbangan kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan dan laki-laki diukur yang menunjukkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang pendidikan, dapat digunakan untuk memantau pencapaian tujuan keseimbangan gender dalam mendapatkan kesempatan pendidikan pada semua jenjang sekolah.

Indeks Paritas Gender APK, APM, APS, Angka Kelulusan, dan Guru Layak Mengajar

KESETARAAN

1. Indeks Paritas Gender menunjukkan ada tidaknya kesetaraan gender antara partisipasi perempuan dan laki laki pada angka partisipasi Kasar (APK), APM, angka putus sekolah, angka kelulusan dan guru layak mengajar.

2. Indeks Paritas Gender pada Angka partisipasi kasar, dan Angka Partisipasi Murni pada jenjang SMP dan SMA sudah baik, walau tingkat partisipasi masih lebih banyak oleh perempuan.

3. Angka Putus Sekolah pada semua jenjang pendidikan baik SD, SMP dan SMA didominasi oleh laki laki.

4. Pada indikator angka kelulusan telah terjadi kesetaraan gender, dan tidak terlalu signifikan perbedaan antara perempuan dengan laki laki.

5. Pada partisipasi penduduk usia SMA untuk menempuh studi di jenjang pendidikan SMA/SMK/MA, penduduk perempuan lebih dominan dibandingkan penduduk laki-laki.

6. Angka putus sekolah didominasi oleh siswa laki-laki. Kondisi ini menunjukkan bahwa laki-laki putus sekolah lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

7. Partisipasi guru layak mengajar masih didominasi oleh perempuan pada jenjang pendidikan SMP dan lebih dominan dominasi laki laki pada jenjang pendidikan SD dan SMA.

E. KETERJAMINANPilar kelima, assurance atau penjaminan mutu pendidikan.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan lembaga formal yang dibentuk dengan tanggung jawab utama untuk meningkatkan penjaminan mutu pendidikan. Jaminan mutu pendidikan harus lebih banyak dilakukan dengan berbagai studi dan evaluasi tentang faktor-faktor apa yang besar pengaruhnya untuk meningkatkan mutu pendidikan

Jumlah Sekolah Terakreditasi A

Jumlah Sekolah Terakreditasi A dimana jumlah unit sekolah yang terakreditasi A pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan.

Jumlah Sekolah Terakreditasi B

Jumlah Sekolah terakreditasi B pada jenjang SD/MI mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan realisasi melebihi target yang ditetapkan.

Jumlah Sekolah Terakreditasi C

Jumlah Sekolah terakreditasi C pada jenjang SD/MI meningkat dari tahun 2010 ke 2011 namun mengalami penurunan pada tahun 2012. Demikian halnya pada jenjang SMP/MTs yang mengalami penurunan, hal ini diakibatkan peralihan jumlah sekolah yang terakreditasi lebih baik (A, dan B). Sementara jumlah unit sekolah yang belum terakreditasi mengalami penurunan..

Jumlah Sekolah Belum Terakreditasi

Sekolah yang belum terakreditasi pada tahun 2010, telah terakreditasi pada tahun 2011. Namun pada tahun 2012, terdapat 2 sekolah (penambahan unit sekolah baru pada jenjang SD/MI), dan telah terakreditasi

Jumlah Sekolah RSBI

Sementara Jumlah Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) pada jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA masih stagnan dan belum meningkat secara signifikan. Capaian realisasi sesuai dengan target yang ditetapkan. Namun jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada, perlu untuk meningkatkan jumlah sekolah yang diprioritaskan untuk dikembangkan ke RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)

Jumlah Kelompok Belajar Masyarakat (KBM)

Aspek terakhir adalah Pendidikan nonformal diantaranya jumlah KBM (Kelompok Belajar Masyarakat) tiap tahunnya mengalami penurunan jumlah, dati tahun 2010 sebanyak 170 unit turun menjadi 108 unit ditahun 2012. Hal ini berdampak baik, karena masyarakat beralih dan mengenyam pendidikan formal. Capaian realisasi jumlah KBM (Kelompok Belajar Masyarakat) sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Jumlah Peserta

Jumlah peserta Program Paket A,B dan C mengalami penurunan tiap tahunnya. Peserta program paket A pada tahun 2010 mencapai 380 orang menurun menjadi 280 pada tahun 2012, demikian halnya pada program paket B, 1.675 orang pada tahun 2010 menurun cukup tajam pada tahun 2012 menjadi 625 orang. Sementara pada program paket C, pada tahun 2010 peserta mencapai 2.940 orang, meningkat menjadi 3.045 orang pada tahun 2011 dan menurun kembali pada tahun 2012 menjadi 2.765 orang. Penurunan jumlah peserta program Paket A, B dan C ini berarti masyarakat telah beralih pada pendidikan formal.

Jumlah Tutor

Untuk indikator jumlah tutor pada paket A mengalami penurunan jumlah, 38 orang pada tahun 2010 menjadi 28 orang di tahun 2012. Demikian halnya pada paket B, mengalami penurunan yang cukup signifikan dimana pada tahun 2010 mencapai 402 orang turun menjadi 150 orang ditahun 2012. Pada program paket C, jumlah tutor mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke 2011, namun jumlah tutor tersebut turun di tahun 2012 menjadi 711 orang, dari 783 orang ditahun 2011.

Persentase Angka Lulusan

Persentase angka lulusan program paket A mengalami penurunan pada tahun 2011 jika dibanding dengan tahun 2010 dan 2012. Demikian halnya pada program paket B pada tahun 2011 mengalami penurunan, namun meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi 86 %. Sementara pada program paket C, mengalami peningkatan tiap tahunnya, walaupun pencapaian target tidak tercapai.

Jumlah Lembaga Kursus

Jumlah lembaga kursus tiap tahunnya meningkat dimana jumlahnya pada tahun 2010 sejumlah 50 unit, meningkat menjadi 62 unit di tahun 2012.

Jumlah Lembaga Kursus Bersertifikasi

jumlah lembaga kursus yang bersertifikasi tiap tahunnya meningkat walau tidak signifikan jika dibandingkan dengan jumlah lembaga kursus yang ada. Pada tahun 2010 jumlah lembaga kursus yang bersertifikasi sebanyak 32 unit sementara pada tahun 2012 menjadi 36 unit. Capaian realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Persentase Angka Melek Huruf

Persentase angka melek huruf di Kabupaten Pekalongan meningkat tiap tahunnya. Pencapaian sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan bahkan pada tahun 2012 pencapaian melebihi target yaitu 90 % telah melek huruf. Hal ini menandakan keberhasilan program program pemerintah kabupaten terkait dengan pemberantasan buta huruf, baik dengan program wajib belajar 9 tahun, program pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Angka Rata Rata Lama Sekolah

Angka Rata Rata Lama Sekolah adalah lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas. Data angka rata rata lama sekolah di Kabupaten Pekalongan, pada tahun 2009 yaitu 6,66 tahun artinya penduduk rata rata mengenyam sekolah 6,66 tahun. Angka ini masih dibawah angka rata rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah yakni 7,07 tahun. Sementara untuk tahun 2010, Angka Rata Rata Lama Sekolah laki laki yakni 7,19 dan untuk perempuan 6,25 tahun.

Adapun Indikator Prioritas Pendidikan yang memiliki jumlah score Penting dan Genting terbanyak yaitu:

1. Guru Layak Mengajar (penting :10, genting:6)

2. Kondisi Ruangan (penting : 3, genting : 6)

3. Angka Kelulusan (penting :3, genting 3)

4. Angka Melanjutkan Sekolah (penting :0, genting :2)

5. Rasio Sekolah terhadap Murid (penting : 2, genting :1)

TEMATIK KEGIATAN MONUMENTALA. Guru Layak Mengajar 1. Kualifikasi pendidikan guru

2. Beasiswa3. Program Penyetaraan4. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis

Kompetensi5. Program Supervisi Pendidikan6. Program Pemberdayaan KKG dan MGMP7. Studi Banding

B. Kondisi Ruangan 1. Inventarisasi Kondisi Ruang yang lebih detail dengan standar yang jelas dan baku

2. Rehabilitasi Ruang Ringan, Sedang dan Berat 3. Program Penambahan Ruang Kelas Baru, 4. Bantuan Rehabilitasi Ruang Kelas , dan perlu

disesuaikannya kondisi ruangan dengan kapasitasnya.

5. Program Nasional Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat.

MANAJEMEN STARTEGIS KUALITAS PENDIDIKAN

TEMATIK KEGIATAN MONUMENTALC. Angka Kelulusan 1. Program Peningkatan Mutu Lulusan melalui

pembelajaran yang efisien sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

2. Program Peningkatan Kualitas “Program Sukses UN”

3. Uji kompetensi siswa dan guru untuk siswa melalui tambahan belajar dan untuk guru berusaha menuntaskan SK dan KD

4. Bedah standar kompetensi lulusan bagi guru yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi Ujian Nasional

5. Program Tryout UN di seluruh sekolah pada jenjang yang sama

6. Pendampingan secara intensif untuk sekolah pinggiran agar mampu membaca, menjabarkan, dan mewujudkan standar kompetensi lulusan untuk mencapai minimal lulus Ujian Nasional

MANAJEMEN STARTEGIS KUALITAS PENDIDIKAN

TEMATIK KEGIATAN MONUMENTALD. Angka Melanjutkan Sekolah 1. Pemberian beasiswa untuk siswa yang tidak

mampu dan berprestasi2. Subsidi untuk siswa melanjutkan sampai SMP

dan SMA 3. Peningkatan Khusus bantuan murid kurang

mampu4. Pemahaman kepada orang tua agar siswa

melanjutkan sekolah5. Perlu adanya sekolah unggulan yang dipercaya

oleh masyarakat6. Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta

dengan memberikan lapangan pekerjaan khusus untuk siswa SMK

7. Membangun sekolah-sekolah lanjutan baru seperti SMP dan SMA/ SMK mengingat jumlah ketersediaan sekolah yang masih kurang

8. Program Sosialisasi Peran dan Urgensitas Pendidikan bagi masyarakat

MANAJEMEN STARTEGIS KUALITAS PENDIDIKAN

TEMATIK KEGIATAN MONUMENTALE. Rasio Sekolah terhadap Murid

1. Program Pembangunan Unit Sekolah Baru. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai ratio sekolah terhadap murid sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum Bidang Pendidikan yaki 1:360

2. Program Pemerataan Kualitas Pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar sekolah yang ada di Kabupaten Pekalongan memiliki mutu dan kualitas yang sama, sehingga distribusi murid pada tiap sekolah pada jenjang pendidikan dapat merata

3. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar tiap sekolah memiliki sarana dan prasarana penunjang proses kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

MANAJEMEN STARTEGIS KUALITAS PENDIDIKAN

Sejatinya pendidikan tidak mengenal kata terlambat, bagi mereka yang sungguh-sungguh.

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

presented by

Wisnu Adi Saputra

どうも 

ありがとう

 

ございます。

Recommended