View
484
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DENGAN PERTANYAAN ISI BACAAN SISWA KELAS V SD NEGERI BANGKUYUNG
2 KECAMATAN CIKEDAL KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PTK
Dalam Rangka Persyaratan Kenaikan Pangkat/ Golongan IV/b
Oleh :
ERI MARLIANA
NIP.195912231979
SDN BANGKUYUNG 2 KECAMATAN CIKEDAL KABUPATEN PANDEGLANG
BANTEN
2010/2011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Ketrampilan Membaca Dengan Menggunakan Pertanyaan Isi
Bacaan Siswa Kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal
Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini penulis telah
menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak
ternilai harganya. Jasa baik mereka tentu tidak saya lupakan begitu saja.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas
keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan PTK ini.
Semoga PTK ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun
pihak yang berkepentingan.
Cikedal, Desember 2010
Penulis
ii
ABSTRAK
Ketrampilan membaca siswa kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang rendah. Penyebab rendahnya kemampuan membaca itu karena kurang tepatnya guru dalam menggunakan pendekatan pada pembelajaran membaca. pendekatan yang digunakan mengutamakan pada hasil, mengabaikan proses dalam memperoleh hasil, sehingga berakibat kemampuan siswa rendah dalam membaca. berdasarkan hal tersebut masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : “Apakah pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan isi bacaan dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun Pembelajaran 2010/2011” Tujuan penelitian untuk meningkatkan ketrampilan membaca di SD, khususnya kelas V.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang. Hal ini dilandasi karena pertimbangan di SD tersebut siswanya mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca, wilayahnya dengan mudah dapat dijangkau peneliti, dan terbuka menerima inovasi. Siswa kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang sejumlah 9 siswa, yang akan diobservasi secara khusus dalam penelitian ini. Kesembilan siswa ini dari hasil analisis studi awal pada pembelajaran membaca mengalami masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode pengambilan nilai. Analisis data dalam penelitian ini adalah melalui pembelajaran membaca yang dilakukan dalam dua tahap. Setelah tahap pertama dilanjutkan tahap kedua. Dari hasil pebelajaran dua tahap tersebut diperoleh berupa peningkatan ketrampilan membaca dengan menggunakan pertanyaan isi bacaan pada kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang yang cukup signifikan. Simpulan dari hasil penelitian ini bahwa pembelajaran membaca dengan teknik pemahaman isi bacaan dapat meningkatkan ketrampilan membaca siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada guru agar pembelajaran membaca pada siswa kelas V hendaknya menggunakan teknik pemahaman isi bacaan. Kepada siswa perlu dibebaskan menggunakan media pembelajaran yang menunjang pembelajaran yang menggunakan proses membaca.
Kata Kunci : Keterampilan Membaca,Pertanyaan Isi Bacaan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………. ii
ABSTRAK ……………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL ………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………. 1
1.2. Permasalahan……… ……………………….. 2
1.3. Tujuan Penelitian …………………………… 3
1.4. Manfaat Penelitian …………………………. 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1. Landasan Teori …………………………….. 4
2.1.1. Pengertian Membaca di SD………... 4
2.1.2. Pengertian Membaca..……………… 4
2.1.3. Jenis-jenis Membaca ……………….. 6
2.1.4. Aspek-aspek membaca ……………… 8
2.1.5. Kemampuan Membaca Pemahaman… 9
2.1.6.Cara Menentukan Kemampuan Membaca
Pemahaman……………………….. 9
2.2. Hipotesis Tindakan …………………………….. 10iv
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ………………………………. 11
3.2. Subjek Penelitian ……………………………….. 11
3.3. Teknik Pengumpulan Data……………………… 11
3.4. Prosedur Penelitian Tindakan……..……………. 12
3.5. Instrumen Penelitian …………………………… 14
3.5.1. Instrumen Tes ………………………..14
3.5.2. Instrumen Nontes ……………………. 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ……………………………… 17
4.1.1. Kondisi Awal ……………………... 17
4.1.2. Siklus 1 ……………………………. 19
4.1.2.1.Hasil Tes Siklus 1…………. 19
4.1.2.2. Hasil Nontes Siklus 1 …….. 20
4.1.2.3. Refleksi Siklus 1 ………….. 21
4.1.3. Siklus 2 ……………………………. 21
4.1.3.1.Hasil Tes Siklus 2…………. 22
4.1.3.2. Hasil Nontes Siklus 2 …….. 23
4.1.3.3. Refleksi Siklus 2………….. 24
4.2. Pembahasan ……………………………………25
4.2.1. Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan
Membaca Tahap awal, Siklus I, dan Siklus II 26
4.2.2. Perubahan Perilaku Siswa ………….. 29
BAB V PENUTUPv
5.1. Simpulan ………………………………………….. 31
5.2. Saran ……………………………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kriteria Penilaian Tes Depdikbud dalam Triane (2006:50). 15
Tabel 2. Tabel nilai kondisi awal ………………………………….. 18
Tabel 3. Tabel nilai Siklus 1 ………………………………………. 19
Tabel 4. Perilaku masing-masing siswa siklus I …………………. 20
Tabel 5. Tabel nilai Siklus 2 ………………………………………. 23
Tabel 6. Perilaku masing-masing siswa siklus 2 …………………. 24
Tabel 7. Hasil Rekapitulasi ……………………………………….. 26
Tabel 8. Perubahan Perilaku antar siklus ………………………….. 29
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kurva Hasil Rekapitulasi Nilai rata –rata ……… 27
Gambar 2. Kurva Ketuntasan Belajar ………………………. 27
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Teks Bacaan Siklus 1 ……………………………………. 35
Teks Bacaan Siklus 2 ……………………………………. 39
Daftar Nama Siswa Kelas V ……………………………. 43
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ……………. 44
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ……………. 47
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran ketrampilan bukan semata-mata menambah ketrampilan
siswa menggunakan bahasa Indonesia, melainkan juga meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. Pada era globalisasi
ketrampilan membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang sangat penting
untuk dikuasasi.
Dalam kurikulum pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Depdikbud
(1994 : 20 – 21), pengajaran membaca merupakan salah satu pokok bahasan yang
diajarkan ditingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Hakekat pembelajarannya pada umumnya sama. Perbedaannya terletak pada
keluasan dan kedalaman bahan yang disajikan sesuai jenjang pendidikannya.
Berdasarkan isi kurikulum tersebut, maka pembelajaran ketrampilan
membaca perlu diberikan secara tersendiri di Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar
banyak mengalami kendala dalam mengungkapkan berbagai hal tentang bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua dalam berkomunikasi lisan maupun tertulis.
Sebelum anak masuk ke bangku formal anak telah diberikan bagaimana berbicara
dengan menggunakan berbagai lambang bunyi sekalipun dipandang masih cukup
sederhana.
Bagi siswa merupakan dasar yang paling penting ketrampilan membaca
dalam menggunakan bahasa, dan sudah selayaknyalah apabila pengajaran
1
ketrampilan membaca di sekolah dasar mendapatkan perhatian yang sungguh-
sungguh, perhatian dalam pengajaran di Sekolah Dasar maupun di sekolah-
sekolah lebih tinggi
Dalam proses pembelajarannya ketrampilan membaca harus dilaksanakan
secara berkesinambungan pemakaian dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Kegiatan membaca tidak timbul secara alami tetapi harus ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya, yaitu faktor intern dan ekstern pembaca. Faktor intern
antara lain tuntutan kebutuhandan faktor ekstern adalah dorongan dari guru ,
hadiah, dan faktor luar diri lainnya.Apabila kurikulum 1975 pembelajaran bahasa
lebih menitikberatkan bahasa sebagai kajian ilmu, tetapi sekarang bahasa
difungsikan sebagai bahasa komunikasi yang lebih bersifat praktis dan
komunikatif yang tetap memperlihatkan kaidah kebahasaan.
Dari latar belakang di atas, penulis mencoba menentukan Judul “Upaya
Meningkatkan Ketrampilan Membaca Dengan Menggunakan Pertanyaan Isi
Bacaan Siswa Kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal
Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2010/2011”.
1.2. Permasalahan
Masalah yang diteliti dapat penulis rumuskan, sebagai berikut “Apakah
pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan isi bacaan dapat meningkatkan
kemampuan membaca siswa kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan
Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2010/2011.
2
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk
membuktikan adanya peningkatan kemampuan membaca dengan menggunakan
pertanyaan isi bacaan siswa Kelas V SD Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan
Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2010/2011
1.4. Manfaat Penelitian
Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dalam
menggunakan pertanyaan isi bacaan dalam usaha meningkatkan ketrampilan
membaca .Bagi siswa penelitian ini bermanfaat dapat meningkatkan ketrampilan
membaca dengan lebih efektif.
3
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pembelajaran Membaca di SD
Pembelajaran membaca dalam bahasa Indonesia mempunyai tujuan
khusus yaitu agar “siswa mampu mencari sumber mengumpulkan, menyaring dan
menyerap informasi dari bacaan” (Depdikbud, 1993 : 2). Pada sisi lain bacaan
yang diberikan harus menarik dan bermanfaat. Tarigan (1988 : 27) mengatakan
bahwa untuk memperoleh pengukuran pembaca yang lebih tinggi, beberapa
prinsip pembaca yang harus diperhatikan yaitu :
1) Membaca bukanlah hanya mengenal huruf dan membunyikannya, tetapi
harus melampuai pengenalan bunyi dan huruf.
2) Pembaca dan penguasaan bahasa yang terjadi secara serempak.
3) Membaca dan berfikir secara serempak.
4) Membaca menghubungkan lambang tulis dengan ide dan rujukan yang ada
dibelakang lambang huruf.
5) Membaca yang bermuara pada pemahaman (membaca berarti memahami)
2.1.2 Pengertian Membaca
Membaca tidak hanya sekedar membunyikan lambang-lambang bunyi
bahasa yang tertulis, tetapi membaca merupakan aktivitas yang komplek dengan
4
mengarahkan pada sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah (Soedarso,1996 :
4). Selanjutnya Tarigan (1994 : 7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Kemampuan membaca yang dilatar belakangi oleh pengalaman dan
ketrampilan-ketrampilan pembaca yang diperoleh dari pengalaman membaca
sebelumnya. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyendian
kembali dan pembacaan sendi . Membaca sendi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam
Tarogan 1994 : 7). Selanjutnya Anderson dalam Tarigan (1994 : 7) mengatakan
bahwa membaca sebagai suatu penafsiran atau intrerprestasi terhadap ujaran yang
berbeda dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sendi (decoding
process).
Membaca merupakan salah satu metode yang dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri sendiri atau dengan orang lain. Waktu membaca , kita
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang
tertulis tersebu. Ada pula pendapat bahwa membaca adalah suatu kemampuan
untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang
tertulis tersebut melalui Ponik (Phonics = suatu metode pengajaran membaca,
ucapan ejaan berdasarkan interprestasi ponetik terhadap ejaan biasa)
menjadi/menuju lisan. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
5
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di
dalam kata-kata yang tertulis (Anderson dalam Tarigan, 1994 : 8).
Tampubalon (1987 : 6) mengatakan karena bahasa tulisan mengandung
ide-ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan dengan
membaca, proses-proses kognitif (penalaranlah), terutama yang bekerja. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk membina
daya nalar. Sedangkan Tarigan (1994 : 9) berpendapat bahwa tujuan utama
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,
memahami makna bacaan.
2.1.3. Jenis-jenis Membaca
Menurut Prastiti (2007:20) dalam paparan kuliah membaca I, berdasarkan
tujuan atau maksudnya membaca dibagi menjadi beberapa jenis antara lain;
membaca intensif, membaca teknik, membaca cepat, membaca kritis, membaca
indah, membaca untuk keperluan praktis, dan membaca untuk keperluan studi.
1) Membaca Intensif/membaca pemahaman
Membaca jenis ini sering juga disebut membaca pemahaman yang sangat
memerlukan kecermatan dan ketajaman berpikir. Membaca intensif
merupakan kunci memperoleh ilmu pengetahuan. Membaca intensif
adalah perbuatan membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti,
membaca jenis ini sangat diperlukan jika ingin mendalami suatu ilmu
secara detail, ingin mengetahui isi suatu materi, bahan- bahan yang sukar
dan lain-lain.
6
2) Membaca Teknik
Membaca teknik adalah salah satu jenis membaca yang menitik beratkan
pada pelafalan kata-kata baku, melagukan kalimat dengan benar,
pemenggalan kelompok kata dan kalimat dengan tepat, menyesuaikan
nada, irama, dan tekanan, kelancaran dan kewajaran membaca serta jauh
dari ketersendatan, kesalahan ucap, cacat baca lain.Membaca teknik
dilaksanakan dengan bersuara. Oleh karena itu, membaca jenis ini
memiliki manfaat ganda baik pembaca maupun orang lain.
3) Membaca Cepat
Membaca jenis ini dilakukan jika pembaca ingin memperoleh gagasan
pokok wacana dalam waktu relatif singkat mendapat hasil bacaan yang
banyak. Dua faktor yang tidak dapat diabaikan pada pembaca jenis ini
adalah kecepatan dan ketepatan. Hal-hal yang dapat menghambat cara
membaca cepat harus dihindari seperti; regresi, vokalisasi, membaca kata
demi kata, kalimat demi kalimat dan lain- lain.
4) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah salah satu jenis membaca yang bertujuan untuk
mengetahui fakta-fakta dalam bacaan, kamudian menganalisnya.
Membaca jenis ini dilakukan secara bijak, mendalam, evaluatif, dan
analisis sebagai kunci mambaca jenis ini. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa membaca kritis tidak hanya sekedar fakta yang tersurat,
tetapi juga tersirat menemukan alasan mengapa penulis maenyatakan hal
tersebut. Membaca kritis memerlukan berbagai
7
keterampilan, meliputi mencari isi wacana, menganalisis dan yang
terakhir menilai gagasan yang terdapat dalam bacaan.
5) Membaca Indah
Pada hakikatnya membaca indah merupakan usaha menghidupkan dan
untuk mengkomunikasikan suatu bahan bacaan yang mempunyai nilai
sastra dengan mengutamakan segi keindahan dalam penyampainnya.
6) Membaca untuk keperluan praktis
Merupakan jenis membaca yang tidak dapat ditinggalkan adanya
keperluan dalam praktik hidup sehari hari.
7) Membaca untuk keperluan studi
Membaca jenis ini menitikberatkan gagasan pokok, ilmu pengetahuan
dengan tingkat kecepatan sesuai dengan tingkat kesukaran bahan untuk
kepekaan pembaca.
2.1.4 Aspek-Aspek Membaca
Membaca membutuhkan penggabungan berbagai ketrampilan yang
bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap pada urutan yang paling
rendah (lower order). Dan bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat
dianggap berapa urutan yang paling tinggi .Tarigan(1994:11)
Berdasarkan aspek-aspek di atas , maka kegiatan membaca dapat
dikatakan berhasil apabila mencakup indikator-indikator membaca.
8
2.1.5. Kemampuan Membaca Pemahaman
Selama kita melakukan kegiatan membaca , maka dibutuhkan kemampuan
membaca dengan baik. Tampubolon (1987 : 7) mengatakan bahwa kemampuan
membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi keseluruhan. Kecepatan
membaca adalah kemampuan siswa (orang) dalam membaca. Nurhadi (1987 : 14
– 15) mengatakan bahwa hakekat membaca adalah kemampuan proses yang
komplek dan rumit, yang mengkondisikan bahwa kemampuan membaca itu
adalah kemampuan yang spesifik. Latar belakang faktor kemampuan internal dan
faktor eksternal seseorang menyebabkan setiap orang mempunyai kemampuan
membaca yang berbeda dengan orang lain.
2.1.6. Cara Menentukan Kemampuan Membaca Pemahaman
Selanjutnya Soedarso (1996 : 15) mengatakan bahwa hasil perhitungan
tersebut kemudian diteruskan dengan mengecek pemahaman anda dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan bacaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
Untuk menghitung kecepatan membaca, Nurhadi (1987 : 41) memberikan batasan
sebagai berikut : (1) hitung berapa waktu anda perlukan (dalam detik), (2) hitung
jumlah kata dalam teks yang dibaca, (3) kalikan junlah kata dengan bilangan 60,
dan (4) bagi hasil perkalian tersebut dengan jumlah waktu yang anda perlukan
untuk membaca. Tampubolon (1987 : 11) mengatakan bahwa kemampuan
membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan.
9
2.2. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hal di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah pertanyaan
isi bacaan dapat meningkatkan kemampuan, membaca pada siswa kelas V SD
Negeri Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun
Pelajaran 2010/2011.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus / tindakan yaitu (1) Siklus I dan (2)
Siklus II
3.2. Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangkuyung 2
Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2010/2011
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca, sebelum
mendapatkan perlakuan dengan menggunakan pertanyaan isi bacaan dan tes
kemampuan membaca setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan
pertanyaan isi bacaan yang intensif.
Untuk mendapatkan data tersebut maka tes dilakukan kepada siswa
sebanyak dua kali. Tes yang pertama adalah tes kemampuan membaca, sebelum
siswa mendapatkan perlakuan dengan menggunakan pertanyaan isi bacaan, dan
tes ke dua setalah menggunakan pertanyaan isi bacaan .
Perlakuan tersebut tidak hanya dilakukan satu kali atau dua kali saja, tetapi
bisa dilakukan beberapa kali . Setiap perlakuan di evaluasi tentang kesulitan dan
11
hambatannya, sampai pada pencapaian yang dianggap oleh peneliti siswa sapat
memahami langkah-langkah penggunaan pertanyaan isi bacaan dalam membaca.
3.4. Prosedur Penelitian Tindakan
1 Rencana penelitian tahap 1
Kegiatan yang dilakukan pada tahap 1 meliputi; (a) observasi (b)
perencanaan dan tindakan
a. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan awal
siswa sebelum dilakukan pre tes. Dari hasil observasi tersebut diketahui
kemampuan siswa
b. Perencanaan
Hasil observasi tersebut dapat dijadikan untuk menyusun rencana
penelitian tindakan kelas yang meliputi kegiatan :
1) Menyusun satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran yang sesuai
2) Menyusun instrumen penelitian
3) Melakukan kegiatan pre-tes sebagai tindakan awal untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
4) Menyusun rencana perlakuan dalam proses pembelajaran.
c. Tindakan
1) Melakukan perbaikan rencana pembelajaran untuk melakukan perlakuan
dalam proses penelitian.
12
2) Melakukan evaluasi hasil pre-tes sebelum dilakukan treament untuk
mendapatkan data hasil penelitian.
2 Rancangan penelitian tahap 2
Kegiatan yang dilakukan pada tahap 2 meliputi; (a) perencanaan (b)
tindakan
a. Perencanaan
1) melakukan proses pembelajaran yang sekaligus merupakan perlakuan
(treatment) penelitian.
2) Melakukan pengamatan kegiatan perlakuan secara intensif dan
berulang-ulang sampai dengan tingkat pemahaman siswa yang utuh.
b. Tindakan
Melakukan evaluasi dari hasil perlakuan (treatment) yang merupakan
pengambilan data penelitian. Melakukan pengolahan hasil pengambilan data
penelitian.
3 Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan
berdasar tahapan-tahapan sebagai berikut :
(1) Melakukan penerapan metode membaca dengan pertanyaan isi bacaan
dan pengaruhnya terhadap kemampuan membaca siswa.
13
(2) Mengidentifikasi faktor-faktor penggunaan metode membaca dengan
teknik pemahaman isi bacaan yang berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan membaca siswa
(3) Merumuskan perencanaan tindakan
(4) Implementasi rencana tindakan
(5) Mendiagnosis kelemahan dan kekurangan pada implementasi pertama
(6) Mengadakan perbaikan rumusan perencanaan tindakan
(7) Implementasi ulang
(8) Demikian seterusnya hingga dicapai hasil yang diharapkan.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan tes dan non tes.
3.5.1. Instrumen tes
Tes yang dimaksud adalah tes tertulis. Tes tertulis ini dibuat berdasarkan
aspek penilaian membaca pemahaman pertanyaan isi bacaan yang meliputi
pemahaman isi bacaan. Pada aspek pemahaman isi bacaan diwujudkan dalam
bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal.
Setiap satu soal pilihan ganda mempunyai bobot 10 jika jawaban benar
dan 0 jika jawaban salah. Jadi jika seluruh soal pilihan ganda dijawab dengan
benar, maka bobotnya adalah 100.
Nilai keseluruhan dari tes tertulis ini adalah jumlah skor soal pilihan
ganda. Setelah itu diketahui tingkat pemahaman isi bacaan dalam tabel berikut.
14
Tabel 1. Kriteria Penilaian Tes Depdikbud dalam Triane (2006:50).
3.5.2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes sebagai pendukung dalam penelitian ini. Data ini
bersifat abstrak karena yang didata adalah perubahan perilaku siswa dan kesulitan
yang dialami guru. Instrumen non tes yang digunakan berbentuk jurnal observasi,
angket dan wawancara. Jurnal merupakan panduan untuk mengamati seluruh
proses pembelajaran. Sedangkan observasi adalah kegiatan pemusatan penelitian
terhadap sesuatu dengan menggunakan seluruh indera, (Arikunto 2002 :133). Jadi
jurnal observasi ini digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan penelitian
dan untuk memperoleh keterangan tentang keberhasilan pembelajaran membaca
pemahaman bacaan dengan pertanyaan isi bacaan
Pedoman jurnal observasi memuat jenis tingkah laku baik siswa maupun
guru selama proses pembelajaran membaca pemahaman bacaan dengan
pertanyaan isi bacaan. Jurnal obeservasi yang ditujukan pada siswa dilaksanakan
pada dua bagian, jurnal siswa individu dan jurnal siswa secara keseluruhan. Halis
ini dilakukukan agar pemerolehan data mengenai perilaku siswa lebih valid.
Sedangkan untuk junal guru digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki
15
pembelajaran siklus II. Instrumen nontes yang kedua adalah angket dan
wawancara, angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden (Arikunto 2006:151). Sedangkan
wawancara atau kuesioner lisan adalah suatu bentuk metode tanya jawab yang
dilakukan oleh peneliti kepada subjek penelitian, untuk memperoleh suatu
informasi. Angket yang berjumlah 10 item pertanyaan diberikan kepada siswa dan
5 item pertanyaan wawancara ditujukan kepada guru.
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian yang
telah dilakukan pada tanggal 2 dan 9 Desember 2010. Penelitian yang telah
dilakukan tidak memakai tes prasiklus. Nilai yang dipakai sebagai acuan adalah
nilai yang diperoleh peneliti dari guru kelas pada saat mengadakan observasi
awal.
4.1.1 Kondisi Awal
Data mengenai kondisi awal didapatkan dari obervasi awal yang dilakukan
peneliti pada bulan November 2010. Nilai rata-rata kelas yang didapat dari guru
pada hasil pembelajaran membaca pemahaman adalah 61,11. Nilai tersebut
didapat dari pembelajaran membaca pemahaman dengan media bacaan bertema
lingkungan dengan metode membaca bergantian. Yaitu metode membaca secara
bergantian dari siswa yang satu ke siswa yang lain, setelah itu mencari dan
mengartikan kata-kata sukar, diberi soal yang berkaitan dengan bacaan sebanyak
10 butir soal yang terdiri soal pilihan ganda dengan bobot tiap soal 10 jadi jika
seluruh jawaban benar maka nilai akhirnya adalah 100. Hasil nilai kondisi awal
bisa dilihat di tabel 2.
17
Tabel 2. Tabel nilai kondisi awal
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai % Rata-rata
1 Sangat Baik 85-100 0 0 0 550/9=
61,11
Berkategori
Cukup
2 Baik 70-84 3 220 33,3
3 Cukup 55-69 5 280 55,6
4 Kurang 0-54 1 50 11,1
Jumlah 9 550 100
Berdasarkan tabel 1 Setelah tes dilakukan pada kondisi awal diperoleh
nilai yang berkriteria kurang mencapai 11,1 %, berkriteria cukup mencapai 55,6
% dan yang berkriteria baik hanya 33,3 %. Dengan rincian 6 siswa belum
mengalami ketuntasan dan 3 siswa telah melewati batas ketuntasan, karena SKBM
(Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yang dipakai guru adalah ≥ 70, jadi nilai
telah mencapai ketuntasan, sedangkan nilai < 70 belum mencapai batas
ketuntasan.
Menurut guru kelas, anggapan siswa bahwa pelajaran bahasa indonesia
yang sulit dan membosankan telah memberikan ketakutan terendiri bagi siswa,
sehingga memberi dampak negatif pada proses pembelajarannya, seperti cepat
merasa jenuh, tidak memperhatikan guru, berbicara sendiri bahkan ada yang
mengganggu teman disampingnya.
18
4.1.2. Siklus 1
Pelaksanaan tahap ini dilakukan melalui dialog dengan guru maupun rekan
PPL. Kegiatan yang dilakukan meliputi : mengamati cara membaca siswa,
memberikan bantuan kepada siswa untuk lebih lancar dalam membaca dengan
cara memberikan contoh kepada siswa cara membaca yang benar.
4.1.2.1. Hasil Tes Siklus 1
Tes siklus I dilaksanakan pada 9 siswa yang terdiri dari 3 siswa dan 6
siswi. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 66,67. Berasal dari hasil tes
siklus I dengan jumlah soal 10 butir yang memiliki bobot 10 pada tiap butirnya.
Hasilnya terdiri dari tiga kelas interval yang berkriteria cukup, baik dan sempurna.
Kriteria cukup ada 55,6 %, berkriteria baik ada 33,3 % dan berkriteria sempurna
ada 11,1 %. SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yang dipakai guru
adalah ≥ 70, sedangkan nilai < 70 belum mencapai batas ketuntasan. Jadi persen
ketuntasan yang diperoleh adalah 44,4% dengan rincian 4 siswa mengalami
ketuntasan dan 5 siswa yang masih dibawah standar ketuntasan. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Tabel nilai Siklus 1
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai % Rata-rata
1 Sangat Baik 85-100 1 90 11,1 600/9=
66,67
Berkategori
Cukup
2 Baik 70-84 3 220 33,3
3 Cukup 55-69 5 290 55,6
4 Kurang 0-54 0 0 0
Jumlah 9 600 100
19
4.1.2.2. Hasil Non Tes Siklus I
Hasil non tes yang didapat dari jurnal observasi adalah sebagai berikut.
a. Jurnal Observasi Siswa
Pengambilan data melalui jurnal observasi ini bertujuan untuk mengetahui
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Peneliti membuat dua jurnal observasi
untuk siswa baik secara individu maupun keseluruhan. Perilaku yang diamati
untuk jurnal individu seperti malas-malasan di meja, berbicara sendiri, terlihat
mengantuk, mengganggu teman, dan memperhatikan dengan baik. Sedangkan
jurnal observasi keseluruhan meliputi tanggapan awal siswa, perhatian siswa
terhadap materi yang disampaikan, keadaan siswa saat mengerjakan soal,
tanggapan siswa terhadap seluruh proses pembelajaran. Berikut tabel jurnal
observasi siswa secara individu.
Tabel 4. Perilaku masing-masing siswa siklus I
No Perilaku Frekuensi %
1 Malas-malasan di meja 0 0
2 Berbicara sendiri 1 11,1
3 Terlihat mengantuk 2 22,2
4 Mengganggu teman 1 11,1
5 Memperhatikan dengan baik 5 55,6
Jumlah 9 100
20
Pada tabel 4 dapat diketahui siswa yang berbicara sendiri sebanyak 1
siswa atau sebesar 11,1%, siswa yang mengantuk sebanyak 2 siswa atau sebanyak
22,2 %, siswa yang mengganggu teman sebanyak 1 siswa atau sebesar11,1%,
sedangkan siswa yang benar-benar memperhatikan dengan seksama sebanyak 5
siswa atau sebesar 55,6 %.
4.1.2.3 Refleksi Siklus 1
Setelah pembelajaran membaca berakhir peneliti membahas pelaksanaan
pembelajaran. Dari hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pada dasarnya
masih ada kekurangan yang perlu disempurnakan agar dalam pembelajaran
berikutnya berhasil dengan baik. Kekurangan tersebut antara lain :
a. Masih ada siswa yang kurang jelas dan melakukan tindakan bertanya
kepada teman sehingga suasana kelas menjadi tidak tenang.
b. Masih ada siswa yang cara membacanya belum sesuai dengan penjelasan
guru.
c. Ada siswa yang belum mengerti cara mencari pokok pikiran dari bacaan.
4.1.3 Siklus II
Pembelajaran pada pertemuan ke-2 siswa disuruh membaca kemudian
guru memberikan tugas untuk mencari pokok pikiran yang terdapat dalam bacaan.
Guru mengamati dan mencatat kegiatan pembelajaran pada siswa. Setelah waktu
yang ditentukan habis siswa dipersilahkan mengumpulkan hasil pekerjaan dan
guru memberi pembahasan atas kegiatan pembelajaran.
21
Pembelajaran pada pertemuan ke-3 siswa disuruh membaca kemudian
guru memberikan tugas untuk mengajukan pertanyaan dari bacaan. Guru
mengamati dan mencatat kegiatan pembelajaran pada siswa. Setelah waktu yang
ditentukan habis siswa dipersilahkan mengumpulkan hasil pekerjaan dan guru
memberi pembahasan atas kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran pada pertemuan terakhir siswa disuruh membaca kemudian
guru memberikan tugas untuk mencari pokok pikiran, menceritakan kembali dan
mengajukan pertanyaan dari bacaan. Guru mengamati dan mencatat kegiatan
pembelajaran pada siswa. Setelah waktu yang ditentukan habis siswa
dipersilahkan mengumpulkan hasil pekerjaan dan guru memberi pembahasan atas
kegiatan pembelajaran.
4.1.3.1. Hasil Tes Siklus 2
Tes siklus 2 dilaksanakan pada 9 siswa yang terdiri dari 3 siswa dan 6
siswi. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah77,77. Berasal dari hasil tes
siklus 2 dengan jumlah soal 10 butir yang memiliki bobot 10 pada tiap butirnya.
Hasilnya terdiri dari tiga kelas interval yang berkriteria cukup, baik dan sempurna.
Kriteria cukup ada 22,2 %, berkriteria baik ada 44,5 % dan berkriteria sempurna
ada 33,3 %. SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yang dipakai guru
adalah ≥ 70, sedangkan nilai < 70 belum mencapai batas ketuntasan. Jadi persen
ketuntasan yang diperoleh adalah 77,7% dengan rincian 7 siswa mengalami
ketuntasan dan 2 siswa yang masih dibawah standar ketuntasan. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
22
Tabel 5. Tabel nilai Siklus 2
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai % Rata-rata
1 Sangat Baik 85-100 3 270 33,3 700/9=
77,77
Berkategori
Baik
2 Baik 70-84 4 310 44,5
3 Cukup 55-69 2 120 22,2
4 Kurang 0-54 0 0 0
Jumlah 9 700 100
4.1.3.2. Hasil Non Tes Siklus 2
Hasil non tes yang didapat dari jurnal observasi adalah sebagai berikut.
a. Jurnal Observasi Siswa
Pengambilan data melalui jurnal observasi ini bertujuan untuk mengetahui
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Peneliti membuat dua jurnal observasi
untuk siswa baik secara individu maupun keseluruhan. Perilaku yang diamati
untuk jurnal individu seperti malas-malasan di meja, berbicara sendiri, terlihat
mengantuk, mengganggu teman, dan memperhatikan dengan baik. Sedangkan
jurnal observasi keseluruhan meliputi tanggapan awal siswa, perhatian siswa
terhadap materi yang disampaikan, keadaan siswa saat mengerjakan soal,
tanggapan siswa terhadap seluruh proses pembelajaran. Berikut tabel jurnal
observasi siswa secara individu.
23
Tabel 6. Perilaku masing-masing siswa siklus 2
No Perilaku Frekuensi %
1 Malas-malasan di meja 0 0
2 Berbicara sendiri 0 0
3 Terlihat mengantuk 1 11,1
4 Mengganggu teman 1 11,1
5 Memperhatikan dengan baik 7 77,8
Jumlah 9 100
Pada tabel 6 dapat diketahui perilaku siswa yang negatif pada siklus 2
mengalami penurunan. siswa yang berbicara sendiri pada siklus 1 sebanyak 1
siswa atau sebesar 11,1% berkurang menjadi 0% pada siklus 2, siswa yang
mengantuk pada siklus 1 sebanyak 2 siswa atau sebanyak 22,2 % berkurang
menajdi 1 orang atau 11,1% pada pada silus 2 , siswa yang mengganggu teman
sebanyak 1 orang atau 11,1 % sama seperti siklus 1, sedangkan siswa yang benar-
benar memperhatikan dengan seksama sebanyak 7 siswa atau sebesar 77,8 %
mengalami peningkatan dari siklus 1.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II
Pembelajaran membaca melelaui pemberian tugas setelah dilaksanakan
khususnya mencari pokok pikiran, menceritakan kembali, dan mengajukan
pertanyaan dari bacaan. Untuk pertemuan pertama masih ada kekurangan yang
masih disempurnakan baik dalam cara membaca maupun hasil kerja siswa.
24
Sedangkan pada pertemuan ke-2 dan seterusnya peneliti sudah tidak ada masalah
begitupun siswa dalam pembelajaran membaca sudah meningkat dan tidak ada
masalah. Baik aspek kegiatan proses ketepatan, kecepatan dan ketelitian sudah
baik dari ketujuh siswa yang diteliti.
Berdasarkan hasil refelksi yang dilakukan peneliti disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pada tahap II sudah mencapai hasil seperti yang
diharapkan. Nilai rata-rata Kelas telah meningkat menjadi 77,77. Hal ini
menunjukkan ketuntasan belajar kelas.namun siswa yang belum tuntas ada 2
orang karena nilainya < 70.
4.2. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian ini tujuan utamanya adalah meningkatkan
kemampuan membaca dengan pertanyaan isi bacaan pada siswa kelas V SDN
Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang tahun pelajaran
2010/2011. Berdasarkan analisis hasil membaca siswa pada studi awal terungkap
bahwa hasil membaca siswa masih kurang.
Berdasarkan hasil tersebut peneliti merumuskan alternatif tindakan yang
dapat dilakukan dalam mengatasi masalah yang ditemukan, yaitu : menyusun
rencana pembelajaran dengan memperhatikan (1) tema pembelajaran dan sub
tema pembelajaran, (2) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (3) evaluasi dan
tindak lanjut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisis refleksi penelitian,
diketahui siswa dapat membaca dengan baik menggunakan pertanyaan isi bacaan.
25
Dengan demikian pembelajaran ini dapat memenuhi tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia Kelas V.
4.2.1. Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Membaca Tahap awal, Siklus
I, dan Siklus II.
Hasil rekapitulasi peningkatan keterampilan membaca pemahaman bacaan
siklus I dan siklus II di kelas V SDN Bangkuyung 2 Kecamatan Cikedal
Kabupaten Pandeglang tahun pelajaran 2010/2011
Tabel 7. Hasil Rekapitulasi
No Nilai rata-rata Peningkatan
1 Awal Siklus 1 Siklus 2 Awal-SK1 SK1-SK2 Awal-SK2
61,11 66,67 77,77 5,56 11,1 16,66
Ketuntasan Peningkatan
2 Awal Siklus1 Siklus 1 Awal-SK1 SK1-SK2 Awal-SK2
33,33 44,44 77,77 11,11 33,33 44,44
26
Berikut di bawah ini adalah kurva hasil penelitian mulai dari tingkatan
observasi awal, siklus I dan siklus II.
Gambar 1. Kurva Hasil Rekapitulasi Nilai rata –rata
Gambar 2. Kurva Ketuntasan Belajar
27
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas, dapat dilihat keterampilan membaca
pemahaman siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata 61,11 menjadi 66,67
atau mengalami peningkatan sebesar 5,56. Pada siklus II keterampilan membaca
pemahaman juga meningkat menjadi 77,77 atau mengalami peningkatan
sebesar 11,1 dari siklus I.
Sedangkan ketuntasannya juga mengalami peningkatan, dapat dilihat di
atas ketuntasan pada siklus I mengalami peningkatan dari 33,33% menjadi
44,44% atau mengalami peningkatan sebesar 11,11%. Pada siklus II ketuntasan
juga mengalami peningkatan menjadi 77,77% atau sebesar 33,33% dari siklus I.
Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan membaca
pemahaman setelah menggunakan pertanyaan isi bacaan mengalami peningkatan,
baik pada rata-rata nilai maupun persen ketuntasannya. Pada siklus I nilai
keterampilan membaca pemahaman meningkat dari rata-rata 61,11 menjadi 66,67
atau mengalami peningkatan sebesar 5,56. Pada siklus II keterampilan membaca
pemahaman juga meningkat menjadi 77,77 atau mengalami peningkatan sebesar
11,1 dari siklus I. Secara keseluruhan peningkatan keterampilan membaca
pemahaman sebesar 16,66.
Sedangkan pada ketuntasan disimpulkan telah mengalami peningkatan
dari 33,3% menjadi 44,4% atau mengalami peningkatan sebesar 11,1%. Pada
siklus II ketuntasan juga mengalami peningkatan menjadi 77,8% atau sebesar
33,3% dari siklus I. Dan secara keseluruhan ketuntasan sebesar 44,4%.
28
4.2.2. Perubahan Perilaku Siswa
Peningkatan keterampilan membaca pemahaman juga diikuti perubahan
perilaku siswa setelah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan strategi pertanyaan isi bacaan. Sebelum pembelajaran ini
dilaksanakan, siswa merasa kurang merespon pembelajaran membaca. Perubahan
perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi
perilaku siswa.
Tabel 8. Perubahan Perilaku antar siklus
No Perilaku Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi %
1 Malas-malasan di meja 0 0 0 0
2 Berbicara sendiri 1 11,1 0 0
3 Terlihat mengantuk 2 22,2 1 11,1
4 Mengganggu teman 1 11,1 1 11,1
5 Memperhatikan dengan baik 5 55,6 7 77,8
Jumlah 9 100 9 100
Pada tabel di atas, perilaku siswa mengalami perubahan menjadi lebih
baik. Pada siklus I perilaku siswa yang malas-malasan di meja saat pelajaran
sebanyak 0 siswa, dan pada siklus kedua tetap 0 siswa. Pada siklus I siswa yang
berbicara sendiri sebanyak 1 siswa namun pada siklus II menurun menjadi 0
siswa. Kemudian pada siklus I siswa yang mengantuk saat pembelajaran sebanyak
2 siswa namun menurun pada siklus II menjadi 1 siswa yang mengantuk. Pada
29
siklus I siswa yang terlihat mengganggu teman saat pembelajaran sebanyak 1
siswa dan pada siklus II masih tetap 1 siswa. Kemudian yang terakhir adalah
siswa yang memperhatikan dengan baik, pada siklus I ada sebanyak 5 siswa
kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 7 siswa.
Perubahan perilaku siswa kearah positif di atas, menunjukkan strategi
pembelajaran mampu mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik. Hasil jurnal
observasi, dan angket menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa, perilaku
yang masih negatif yang ditunjukkan siswa pada kondisi awal dan siklus I
berubah menjadi lebih baik pada siklus II.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil simpulan bahwa dengan
strategi pertanyaan isi bacaan kemampuan membaca pemahaman siswa pada
bacaan berbahasa indonesia menjadi meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan
melihat adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siklus I dari
rata-rata 60,22 menjadi 64,88 atau mengalami peningkatan sebesar 4,66. Pada
siklus II keterampilan membaca pemahaman juga meningkat menjadi 77,77
atau mengalami peningkatan sebesar 12,89 dari siklus I. Secara keseluruhan
peningkatan keterampilan membaca pemahaman sebesar 17,55
Ketuntasan disimpulkan telah mengalami peningkatan dari 33,33 %
menjadi 44,44 % atau mengalami peningkatan sebesar 11,11%. Pada siklus II
ketuntasan juga mengalami peningkatan menjadi 77,77% atau sebesar 33,33%
dari siklus I. Dan secara keseluruhan ketuntasan sebesar 44,44%.
Pada perubahan perilaku siswa, menunjukkan strategi pertanyaan isi
bacaan ini mampu mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik. Hasil jurnal
observasi, angket dan wawancara menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa,
perilaku yang masih negatif yang ditunjukkan siswa pada kondisi awal dan siklus
I berubah menjadi lebih baik pada siklus II.
Perolehan hasil pembelajaran di atas tidak luput dari kerja keras seorang
guru kelas yang berperan sebagai motivator dalam kegiatan belajar. Oleh karena
31
itu kesulitan guru dalam penerapan strategi pembelajaran harus segera
ditanggulangi agar saat menggunakannya proses pembelajaran lebih maksimal.
Informasi yang diperoleh dari evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap
kegiatan belajar mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan berdasar hasil penelitian dalam upaya
mengefektifkan pembelajaran membaca sebagai berikut :
1. Kepada siswa perlu ditekankan cara membaca yang benar.
2. Kepada guru-guru SD yang akan meningkatkan ketrampilan membaca
pada siswanya pendekatan proses perlu diperhatikan.
3. Kepada Kepala Sekolah Dasar mendorong dan membina kemampuan
guru-guru dalam menggunakan pendekatan proses membaca.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekata Praktik. Jakarta
: PT. Renika Cipta
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru
Soedarso. 1996. Sistem Membaca cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sudjana. 1984. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung : Bandung Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca : sebagai salah satu ketrampilan
berbahasa. Bandung :Angkasa
33
34
Lampiran
Teks Bacaan Siklus 1
Dolphina si Anak Laut
Di tepi pantai, tampak sosok gadis kecil berdiri tenang di atas pasir yang
menghampar. Dolphina, nama anak gadis kecil itu, adalah seorang anak nelayan.
Dolphina adalah perenang ulung. Ia juga ahli menyelam. Tanpa bantuan apapun,
ia sanggup bertahan beberapa lama di dalam air. Pagi ini, saat matahari masih
bersembunyi ia sudah berada di tepi pantai. Kali ini laut beralun lembut. Hanya
ombak kecil yang memecah di pantai. Tampak begitu tenang. Satu hal yang
membuatnya mengerutkan kening, ia melihat banyak ikan terapung mati. Ikan-kan
itu dingin dan membeku.
Naluri anak laut Dolphina berontak. Tanpa ragu, Dolphina mencebur ke air. Ia
berenang menuju beting-beting karang. Dugaan Dolphina tidak keliru. Dari jauh
ia melihat sebuah perahu motor tertambat. Tampak tiga orang berdiri di atas
karang. Sementara itu, ia mendengar bunyi mesin bergemuruh. Mesin tersebut
mengeluarkan hawa dingin yang sangat kuat.Hal ini menyebabkan air laut
berubah dingin. Semakin dekat mesin itu, semakin dinginlah air laut. Air laut
yang sangat dingin menyebabkan ikan-ikan mati. Ikan-ikan itu tetap baik
keadaannya karena mati dalam keadaan beku. Tetapi dengan cara itu, semua ikan
dari yang kecil hingga yang besar akan mati.
Sebagai anak nelayan Dolphina tahu, ikan-ikan di perairan itu harganya mahal.
Tidak mengherankan kalau jadi incaran orang. “ Biar kubereskan sendiri !” ujar
35
Dolphina sambil mengerutkan kening. Tiba-tiba Dolphina mengeluarkan suitan
panjang yang nyaring. Orang yang berada di atas karang saling menatap. Mereka
mendengar suitan itu. Akan tetapi, sebelum mereka tahu apa yang terjadi, tiba-tiba
udara d atas karang dipenuhi benda-benda hitam yang beterbangan.
“ Serang !” Dolhina berseru. Mendengar seruan itu, benda-benda hitam yang
ternyata adalah burung camar, menyerang tiga orang yang berdiri di atas karang
itu.
Oleh karena tak mampu mengatasi, mereka berteriak-teriak mnta ampun. Dengan
garang Dolphina meminta salah seorang dari mereka mematikan mesin pembuat
bencana. Sesudah itu, ia menyuruh orang tersebut mengikat dua orang kawannya
erat-erat. Mengikat orang ketiga adalah bagian Dolphina. Setelah itu, Dolphina
berenang kembali ke pantai. Ia kembali ke karang dengan perahu bersama
beberapa orang nelayan.
Lingkarilah huruf a,b c atu d di depan jawaban yang tepat !
01. Di tepi pantai, tampak sosok gadis kecil berdiri tenang di atas pasir yang
menghambar. Sosok gadis kecil yang dimaksud adalah …
a. Dolphina b. nelayan
c. orang asing d. anak kecil
02. Dugaan Dolphina tidak keliru. Dugaan artinya sama dengan…
a. pengetahuan b. perkiraan
36
c. penglihatan d. pendapat.
03. Saat matahari masih bersembunyi ia sudah berada di tepi pantai. Maksud
kalimat yang digaris bawah adalah…
a. malam hari b. siang hari
c. sore hari d. pagi hari
04. Dolphina adalah…
a. anak nelayan dan perenang ulung.
b. pencari ikan di laut.
c. anak perusak pantai
d. anak pembuat mesin bencana laut
05. Ikan-ikan di perairan tersebut banyak diincar orang karena…
a. besar-besar b. rasanya tidak asin
c. harganya mahal d. warnanya indah
06. Cara kerja mesin pembuat bencana adalah…
a. mengeluarkan hawa dingin yang sangat kuat.
b. mesinnya mengeluarkan bunyi gemuruh.
c. mendinginkan ikan di laut.
d. memutar air laut hingga dingin
07. Binatang yang datang membantu Dolphina dalah …
a. ikan lumba-lumba b. burung camar
c. burung beo d. ikan hiu
08. Pokok pikiran paragraf 1 adalah …
a. Dolphina berdiri di tepi pantai pada saat matahari masih bersembunyi.
37
b. Dolphina mengerutkan kening karena ikan-ikan mati.
c. Dolphina adalah anak nelayan yang pandai berenang dan menyelam
d. Ombak kecil memecah pantai
09. Gambaran orang-orang yang merusak kehidupan laut terdapat dalam paragraf
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
10. Pesan yang dapat kita ambil dari bacaan itu adalah …
a. Laut adalah kekayaan alam yang indah.
b. Tanpa laut manusia tidak akan hidup.
c. Kita harus menjaga laut dan mahluk yang hidup di dalamnya.
d. Ikan-ikan laut bermanfaat bagi hidup kita.
38
Lampiran
Teks Bacaan Siklus 2
Penyakit Kolera
Masyarakat di Desa Anjungan sedang diserang wabah penyakit kolera. Orang tua
maupun anak-anak banyak yang harus dirawat di rumah sakit.
Penyakit ini mewabah, karena perilaku masyarakat yang tidak menjaga
kebersihan. Masyarakat menggunakan air sungai yang kotor untuk mandi,
mencuci, memasak, bahkan untuk air minum tanpa dimasak terlebih dahulu.
Kuman-kuman penyakit yang terdapat dalam air masih bebas hidup dan
bersarang di tubuh manusia. Akibatnya banyak masyarakat yang mengeluh sakit
perut, buang air besar terus menerus.
Untuk itulah sangat penting menjaga kebersihan baik kebersihan lingkungan
maupun kebersihan diri sendiri. Jika telah terbiasa hidup bersih, kesehatan kita
pun akan tetap terjaga sehingga kita tidak akan mudak terserang penyakit.
39
Lingkarilah huruf a,b c atu d di depan jawaban yang tepat !
1. Yang sedang diserang penyakit kolera adalah …..
a. Masyarakat se-Indonesia
b. Masyarakat desa Anjungan
c. Masyarakat se-dunia
d. Orang tua di desa Anjungan
2. Penyakit kolera adalah …..
a. Penyakit buang air besar terus menerus
b. Penyakit buang air kecil terus menerus
c. Penyakit cacar air
d. Penyakit demam berdarah
3. Masyarakat terserang penyakit kolera karena …..
a. Selalu bersih
b. Kurang gizi
c. Tidak menjaga kebersihan
d. Menular dari desa sebelah
4. Sebelum diminum air harus …..
a. Disaring
40
b. Didiamkan
c. Dibuat untuk mencuci
d. Dimasak
5. ……. pangkal kesehatan.
a. rajin
b. bersih
c. kotor
d. jorok
6. Apa akibat air minum yang tidak dimasak terlebih dahulu?
a. Kuman masih bersarang di air itu
b. Kuman mati
c. Sehat
d. Menambah vitamin
7. Air sungai di desa Anjungan dipakai untuk ……
a. Mandi
b. Mencuci baju
c. Memasak
d. Semua benar
41
8. Siapa yang dirawat di rumah sakit?
a. Pak Lurah
b. Orang tua dan anak-anak desa Anjungan
c. Murid sekolah dasar
d. Para petani
9. Apa yang harus kita jaga agar kita tidak sakit?
a. Kebersihan lingkungan dan sendiri
b. Kebersihan balai desa
c. Kebersihan sungai
d. Kebersihan sekolah
10. Apa akibat apabila kita menjaga kebersihan?
a. Mudah terserang penyakit
b. Tidak ada namun terlihat bersih oleh tetangga
c. Tidak mudah sakit
d. Kuman bersarang di tubuh kita
Lampiran
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V
42
SDN BANGKUYUNG 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No NISN Nama Siswa L/P Alamat
1 0000995583 Anton Wijaya L Kp.Talum
2 9991536809 Nurlaela P Kp.Talum
3 0000995585 Firman Maulana L Kp.Jami
4 9981572387 Heriyana L Kp.Bumi Asih
5 0000995586 Haerudin L Kp.Bumi Asih
6 0000995588 Mashinta Septiawati P Kp.Jami
7 9991536810 Mia Amalia P Kp.Talum
8 9991536810 Rohani L Kp.Talum
9 9991536812 Saeful Bahri P Kp.Bumi Asih
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
43
Siklus 1
Nama Sekolah : SD Negeri Bangkuyung 2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman.
Kompetensi Dasar :
Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memerhatikan pilihan kata
dan penggunaan ejaan.
Indikator :
Mampu
1. menemukan butir-butir pokok karangan;
2. memahami isi karangan;
3. menyusun kerangka karangan berdasarkan suatu karangan.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini, siswa mampu
- menulis butir-butir pokok karangan;
- mengembangkan butir-butir pokok karangan yang padu.
44
II. Materi Ajar
- Karangan
III. Metode pembelajaran.
- Contoh
- Tanya jawab
- Latihan
- Penugasan
- Inkuiri
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kemampuan-kemampuan yang
harus dimiliki siswa setelah pembelajaran usai.
b) Bertanya jawab tentang langkah-langkah menulis karangan.
B. Kegiatan Inti
a) Siswa membaca contoh karangan.
b) Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi karangan.
c) Guru membimbing siswa menyusun kerangka karangan berdasarkan
karangan ang sudah ada.
d) Mengerjakan latihan sesuai instruksi pada buku siswa.
e) Membuat kreasi.
45
f) Mempelajari kamus mini.
C. Kegiatan Akhir
a) Siswa dan guru melakukan refleksi pada kegiatan pembelajaran yang telah
ilalui.
b) Guru dan siswa membuat kesimpulan.
V. Sumber/Bahan/Alat
- Contoh karangan.
- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
- Departemen pendidikan nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa indonesia.
akarta: Balai Pustaka.
VI. Penilaian
Bentuk tes : Lisan dan tertulis
Cikedal, November 2010
Peneliti
Eri Marliana NIP.195912231979
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
46
Siklus 2
Nama Sekolah : SD Negeri Bangkuyung 2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman.
Kompetensi Dasar :
Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memerhatikan pilihan kata
dan penggunaan ejaan.
Indikator :
Mampu
1. menemukan butir-butir pokok karangan;
2. memahami isi karangan;
3. menyusun kerangka karangan berdasarkan suatu karangan.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini, siswa mampu
- menulis butir-butir pokok karangan;
- mengembangkan butir-butir pokok karangan yang padu.
47
II. Materi Ajar
- Karangan
III. Metode pembelajaran.
- Contoh
- Tanya jawab
- Latihan
- Penugasan
- Inkuiri
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kemampuan-kemampuan yang
harus dimiliki siswa setelah pembelajaran usai.
d) Bertanya jawab tentang langkah-langkah menulis karangan.
B. Kegiatan Inti
g) Siswa membaca contoh karangan.
h) Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi karangan.
i) Guru membimbing siswa menyusun kerangka karangan berdasarkan
karangan ang sudah ada.
j) Mengerjakan latihan sesuai instruksi pada buku siswa.
k) Membuat kreasi.
48
l) Mempelajari kamus mini.
C. Kegiatan Akhir
c) Siswa dan guru melakukan refleksi pada kegiatan pembelajaran yang telah
ilalui.
d) Guru dan siswa membuat kesimpulan.
V. Sumber/Bahan/Alat
- Contoh karangan.
- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
- Departemen pendidikan nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa indonesia.
akarta: Balai Pustaka.
VI. Penilaian
Bentuk tes : Lisan dan tertulis
Cikedal, November 2010
Peneliti
Eri Marliana NIP.195912231979
49
Recommended