View
29.262
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
free download. untuk memajukan pendidikan indonesia
Citation preview
1
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH DASAR
DENGAN MENGUNAKAN MEDIA PERMAINAN
MAKALAH
Oleh:
WinahyuArifWicaksono
K7112269 / 1C
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Di Sekolah Dasar Dengan Mengunakan Media Permainan”.
Dalam menyusun makalah ini saya mendapat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak dan Ibu yang telah member semangat dan mengingatkan
saya untuk belajar,
3. Bapak Suhartono,M.Pd selaku Dosen Pembimbing bahasa
Indonesia,
4. Pengurus Perpustakaan PGSD Kebumen,
5. Saudara Yoseph yang member pinjaman buku referensi
6. Teman teman semua yang telah member dukungan dalam
penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
ketidaksempurnaan, untuk itu saya mengharapkan adanya saran yang dapat
membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Kebumen, 20 November 2012
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk
mencapai suatu negara dan bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari
aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang dimiliki oleh individu
dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar
dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut sehingga tercapainya kualitas
yang unggul dari suatu bangsa dan negara. Pengajaran yang konvensional
saat ini membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga
diperlukan suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya
pada pendidikan Sekolah Dasar, karena siswa pada Sekolah Dasar masih
dalam tahap oprasional kongkrit yang membutuhkan media pembelajaran
yang kreatif dan sesuai dengan umur siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimasud media pembelajaran ?
2. Apa manfaat dan fungsi media pembelajaran ?
3. Bagaimana kriteria memilih media yang baik ?
4. Apa saja klasifikasi media menurut para ahli ?
5. Bagaimana strategi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
menggunakan permainan sebagai media belajar?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimasud media pembelajaran
2. Menjelaskan fungsi dan kriteria memilih media yang baik
3. Memberi gambaran pada pengajar (guru) strategi pembelajaran di
sekolah dasar dengan mengunakan permainan sebagai media belajar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti
tengah’,’perantara’atau’pengantar’. Sedang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia media pembelajaran adalah alat dan bahan yg digunakan dalam proses
pengajaran atau pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sadiman
dkk,1986:6)menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Jadi dapat
disimpulkan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat sertaperhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.”(Sadiman dkk,1986:7). Sehingga media
pembelajaran adalah alat penunjang dalam proses belajar mengajar guna
mempermudah pengirim pesan (guru) menyampaikan materi kepada penerima
(siswa). Menurut definisi di atas media pembelajaran mengandung lima unsur
penting yaitu guru sebagai pengirim pesan, media penyampaian, materi yang
disampaikan, siswa sebagai penerima dan komunikasi. Santyasa(2007:3)
menyatakan bahwa “Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan),
dan tujuan pembelajaran.”
B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Santyasa(2007:4)“Dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa).Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.”
5
Dalam bagan diatas dapat disimpulkan bahwa pengajar (guru) dalam
menyampaikan pesan pada siswa dengan cara mengunakan media tertentu
melalui sebuah prosedur tertentu (metode).Pengunaan media pembelajaran dapat
mempermudah penyampaian materi sekaligus dapan meningkatkan pemahaman
siswa akan materi yang disampaikan terutama untuk siswa kelas bawah sehingga
dapat megoptimalkan hasil bejajar siswa. Sudjana dan Rivai (2007:2) menyatakan
bahwa :
“…Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan media pengajaran dalam proses belajar siswa antara laina.Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar;b. Bahan pengjaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa mengusahai tujuan pengajaran lebih baik;
c.Metode belajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan;d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain lain….
…Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks…”
Menurut Edgar Dale,dkk (dalam Padmono,2011:12) menyatakan bahwaaa: fungsi dan manfaat media meliputi :
a. Memberikan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir (tidak verbalistis)b. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga memungkinkan hasil belajar lebih tahan lama.
Gambar 1
6
d. Memberi pengalaman-pengalaman nyata pada siswa sehingga usaha belajar sendiri dapat berkembang.
e. Mengembangkan keteraturan dalam kontinyunitas berpikir.f. Ikut membantu pertumbuhan pengertian yang berakibat pula pertumbuhan
kosa kata.g. Membuat kegiatan belajar menjadi mendalam efisien, dan beraneka ragam.
Secara umum media pendidikan menurut Sadiman,dkk (1986:17)
mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1.Memperjelas penyajian pesan agartidak terlalu verbalitas (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya
a. Objek yang terlalu besar – untuk mengatasi pengunaan media asli
yang terlalu besar dan tidak memungkinkan ditunjukan langsung
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung
contoh : sapi diganti dengan bonekah sapi atau gambar sapi,
pesawat terbang bisa diganti dengan model mainan atau foto
pesawat terbang;
b. Objek yang kecil – pengunaan media difungsikan untuk
menunjukan obyek obyek yang berukuran kecil dan mikroskopis
contoh: bakteri dapat digantikan dengan video bakteri, semut dapat
diperbesar melalui gambar atau menggunakan alat bantu seperti
kaca pembesar untuk dapat melihat secara langsung. ;
c. Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat --, gerakan obyek
yang diamati jika terlalu cepat kita dapat memanfaatkan media
video untuk merekam dan memperlambatnya atau mengunakan
timelapse dan high-speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu -- bisa untuk
penyampaian mengenai peristiwa masa lalu dapat mengunakan
film dan gambar sebagai medianya, ;
e. Objek yang terlalu kompleks -- untuk model yang terlalu rumit
dapat disajikan melalui model gambar, rancangan maupun
diagram, dan
7
f. Konsep yang terlalu luas -- jika media yang digunakan terlalu luas
dan global maka pengajar dapat mengunakan media study tour
maupun dapat juga divisualisasikan melalui gambar dan film.
3.Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan (siswa lebih aktif melaui kontak
langsung dengan lingkungan, tidak hanya duduk di kelas);
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya (member kesempatan siswa untuk
mengembangkan pendidikannya).
4.Dengan latar belakang siswa dan pengajar yang berbeda maka akan muncul
angapan dan persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah, padahal
kurikulum yang ditentukan sama untuk seluruh siswa maka media
berperan untuk:
a. Memberikan perangsangan yang sama;
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbullkan persepsi yang sama
C. Kriteria Memilih Media
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang
penjajar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun tidak semua media
dapbat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.
Seorang pengajar harus mampu memilih media yang sesuai untuk penyampaian
materi pengajaran supaya peserta didik lebih mudah memahami materi. Tidak
semua materi yang disampaikan perlu mengunakan media sehingga pengajar tidak
perlu memaksakan diri untuk mengunakan media dalam setiap penyampaian
materi karena pada hakekatnya media digunakan untuk mempermudah proses
belajar mengajar.
8
Menurut sudjana dan Rivai (2007:4) dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Ketepatan dalam tujuan pengajaran artinya media pengajaran harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya media pengajaran yang
digunakan harus mendukung materi yang diajarkan. Sehingga media
pengajaran dapat memperjelas dan mempermudah penyampaian serta
penyerapan materi.
3. Kemudahan memperoleh media artinya media yang digunakan sebaiknya
mudah diperoleh, sederhana dan jika memungkinkan dapat dibuat oleh
guru.
4. Keterampilan guru dalam mengunakannya. Syarat utama dalam
mengunakan media adalah keterampilan guru. Dalam penggunaan media
seorang pengajar haruslah mampu menguasai dan mengoprasionalkan
media yang digunakan.
5. Tersedia waktu untuk mengunakannya, untuk mengunakan media pengajar
haruslah memperhatikan alokasi waktu, apakah media yang digunakan
tersebut akan menyita banyak waktu dan menganggu penyampaian materi
yang lain atau tidak.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, media yang digunakan haruslah
sederhana (SD) sehingga siswa mudah memahami maksud dari media
tersebut.
Pengunaan media pembelajaran oleh guru/ pengajar memang menunjang
pembelajaran, namun yang perlu diperhatikan bahwa media pembelajaran
merupakan jembatan menuju tujuan pengajaran bukan tujuan pengajaran sehingga
pengajar dituntut untuk memahami karakteristik setiap media yang akan
digunakan sehingga lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sebagai contoh dalam
memberi penjelasan mengenai macam-macam bentuk surat, pengajar lebih
dianjurkan mengambar di papan tulis disbanding menunjukan macam macam
9
surat melalui video yang ditampilkan di kelas. Karena pengunaan papan tulis lebih
efisien dan menghemat biaya selain itu siswa dapat melihat secara langsung
proses pembuatan surat yang benar.
D. Klasifikasi Media Pembelajaran
Terdapat bermacam macam jenis media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pengajar dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Klasifikasi
media pembelajaran menurut para ahli (Santyasa,2007,10) adalah sebagai berikut :
1. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi
a. Media rumit: media yang dalam pembuatan maupun penyajiannya
memerlukan keahlian kusus dan memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi. Contoh: Mikroskop
b. Media Mahal; media yang dalam penyediaan maupun
pembuatannya membutuhkan biaya yang relatif besar. Contoh: alat
peraga, teleskop, teropong.
c. Media Sderhana: media yang dalam pembuatan dan penyajiannya
relatif mudah dan tidak berbelit belit. Contoh: gambar, film.
2. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu
a. benda untuk didemonstrasikan media yang berupa semacam benda
yang kemudian oleh pengajar atau siswa menerangkan maksud dari
benda tersebut. Contoh: bonekah sapi, guru menerangkan bahwa
sapi memiliki empaat kaki, berdaun telinga dua dan berekor satu.
b. komunikasi lisan merupakan media yang sering digunakan oleh
pengajar dalam menyampaikan materi. Pengajar langsung
menjelaskan secara lisan materi yang ada.
c. media cetak media yang berupa tulisan hasil cetakan. Contoh:
buku diktat, Koran, majalah.
d. gambar diam, media yang berupa gambar benda (materi) yang
ingin disampaikan. Contoh: gambar sapi untuk menjelaskan ciri-
ciri Sapi.
10
e. gambar bergerak: gambar yang terdiri dari berbagai rangkaian
gambar jika di ganti satu persatu seolah olah gambar tersebut
bergerak. Sering digunakan pada taman kanak kanak maupun SD
kelas rendah.
f. film bersuara contoh: film peristiwa 1998 untuk menjelaskan
siswa peristiwa sejarah masa lalu.
g. mesin belajar. Berupa serangkaian alat peraga proses belajar
mengajar. Contoh: mesin belajar aliran listrik.
3. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,
film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram,
demonstrasi, buku tekscetak, dan sajian lisan….
4. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri
fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya (benda kongkrit),
presentasi verbal (penyampaian materi dengan media lisan atau ceramah),
presentasi grafis (melalui penjelasan dengan bantuan grafik maupun
diagram),gambar diam (mengunakan gambar), gambar bergerak
(mengunakan rangkaian gambar sehingga jika digerakan dengan cepat
seolah olah bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi
(melalui praktik langsung).
5. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta
kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu
media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi;
media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.
E. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Menggunakan
Media Permainan
Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu yang sanggat penting. Seperti
halnya orang dewasa bagi seorang anak bermain adalah suatu pekerjaan. Bermain
adalah kebutuhan wajib bagi anak untuk mengembangkan diri dalam proses
pendewasaan. Namun dalam kenyataannya banyak siswa yang kehilangan waktu
bermainnya dikarenakan setiap pagi mereka harus bersekolah, duduk diam
berjam-jam mendengarkan penjelasan dari pengajar yang terkadang terasa
11
membosankan. Sesampainya dirumah kebanyakan orang tua memerintahkan
putranya untuk tidur siang dengan alasan kesehatan, di sore hari siswa disibukan
dengan kegiatan belajar seperti Les, kursus, maupun mengaji di masjid. Di malam
hari mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru
mereka. Sehingga siswa kita (SD) banyak kehilangan waktu bermain mereka. Tak
jarang dikarenakan hal tersebut anak menjadi stress dan centderung bertindak
agresif. Padahal menurut Hetheriongton dan Parke (dalam Djuanda,2006:86)
menyatakan bahwa “bermain bagi anak berfungsi untuk mempermudah
perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti
lingkungannya dan mempelajari segala sesuatu , serta memecahkan masalah yang
dihadapinya.” Sehingga menurut peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
bermain memiliki fungsi yang penting dalam pendewasaan anak.Seorang pendidik
dapat memanfatkan media permainan sebagai media pembelajaran yang efektif.
Sugianto (dalam Djuanda, 2006:87) mengemukakan “Froebel seorang pendidik dari jerman, ia percaya salah satu alat terbaik untuk mendidik anak-anak ialah melalui permainan. Menurut pendapatnya, anak-anak lebih siapdan berpotensi untuk brmain daripada cara lain. Sedang Lhon Locke meyakini bermain dapat membantu usaha mencapai tujuan pendidikan, Rousseau dan Emile menekankan pentingnya bermain yang dapat bermanfaat dalam perkembangan anak”
Dengan demikian pengunaan media permainan dapat menambah waktu
bermain siswa dan meningkatkan kreatifitas dan minat siswa terhadap materi yang
disampaikan. Selain sebagai penyampaian materi, seorang pendidik mampu
mamanfaatkan permainan untuk mengkondusifkan suasana belajar, hal ini
dikategorikan sebagai permainan murni. Dalam permainan murni berfungsi untuk
mencairkan suasana yang tegang, mengembalikan konsentrasi siswa melalui teka-
teki maupun permainan lain.Dalam kegiatan bermain maupun permainan seorang
siswa secara tidak sadar telah melakukan kegiatan berbahasa yang diwujudkan
melalui percakapan, argumen-argumen, perdebatan, penjelasan bahkan tidak
jarang menemukan kosakata baru yang belum mereka pahami. Melalui bermain
siswa secara tidak sadar mengunakan bahasa secara nyata dan
kontekstual.Bagaimana intonasi ketika sedang menerangkan, bertanya, maupun
12
marah. Dengan dasar tersebutlah seorang pengajar dapat mengembangkan
permainan sebagai media belajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Permainan Bahasa
Pada hakekatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas yang bertujuan
memperoleh keterampilan berbahasa dengan cara yang menyenangkan. Jadi dalam
permainan bahasa tujuan utamanya adalah keterampilan berbahasa (fungsi
pendidikan) yang diajarkan melalui cara yang menyenangkan (fungsi bermain).
Dalam pengunaan permainan sebagai media belajar haruslah mengandung unsur
yang melatih keterampilan berbahasa dan menyenangkan, apabila kedua unsur
tersebut tidak terpenui maka tidak dapat dikatakan sebagai permainan bahasa.ada
beberapa factor yang menentukan keberhasilan permainan bahasa menurut
soeparno (dalam Djuanda,2006:95)menyatakan bahwa “….(1)faktor situasi dan
kondisi, (2) faktor peraturan permainan, (3) faktor pemain dan (4) faktor
pemimpin permainan.”
Dalam permainan bahasa sebenarnya dapat dilakukan saat situasi apa saja.
Akan tetepi untuk mengefektifkan penyampaian materi maka seorang pengajar
perlu mengamati situasi dan kondisi baik lingkungan kelas maupun situasi siswa.
Karena tidak semua materi dapat disampaikan secara efektif mengunakan media
permainan dan seorang pendidik harus mempertimbangkan apakah suara gaduh
yang ditimbulkan dari aktifitas siswa akan mengangu kelas lain atau tidak. Factor
peraturan permainan berfungsi sebagai pengendali jalannya permainan, sehingga
peraturan perlu dibentuk dan dipahami oleh semua siswa agar permainan berjalan
sesuai yang diinginkan. Dalam permainan agar tercipta permainan yang adil harus
memperhatikan factor pemain, apabila dalam permainan dituntut untuk membagi
siswa dalam sejumlah kelompok, seorang pengajar harus mampu membagi
kelompok siswa secara adil dan memiliki tingkat kekuatan maupun kecerdasan
yang merata. Yang paling penting adalah pengajar sebagai pemimpin jalannya
permainan harus mampu mengarahkan dan mengkondisikan permainan agar tidak
13
berjalan di luar kontrol maupun tujuan awal permainan, selain itu di akhir
permainan seorang pemimpin permainan harus mampu memberi kesimpulan dan
makna dari permainan yang dilaksanakan tersebut. Dalam pelaksanaannya
permainan bahasa memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangannya. Menurut
Soeparno (dalam Djuanda,2006:95) kelebihan maupun kelemahan permainan
bahasa sebagai berikut:
“Kelebihan permainan bahasa ialah : (a) permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tetapi juga mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (e) dengan permaian materi lebih menegesankan sehingga sukar dilupakan.
kekurangan permainan bahasa ialah: (a) bila jumlah siswa SD terlalu banyak akan sulit utnuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan, (b) tidak semua materi dapat dilaksanakan melalui permainan, (c) permainan panyak mengandung unsur spekulasi sehingga sulit dijadikan ukuran yang terpercaya.”
Contoh Permainan Bahasa Untuk MediaPembelajaran Bangsa Indonesia di SD
Dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia seorang pengajar dituntut memiliki ketrampilan dan kreatifitas guna mengembangkan media tersebut. Ada beberapa macam permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.(Djuanda,2006:96) menyatakan contoh permainan bahasa di antaranya sebagai berikut :
1. Bisik berantai. Permainan ini dilakukan dengan cara setiap siswa harus membisikan kata (untuk kelas rendah) atau kalimat atau cerita(untuk kelas tinggi) kepada pemain berikutnya pemain terakhir harus mengatakan isi kata atau kalimat atau cerita yang disampaikan. Permainan ini dapat dilombakan dengan cara berkelompok. Permainan ini melatih keterampilan menyimak/ mendengarkan.2. Kim Lihat (lihat katakana).seorang siswa angota kelompok harus melihat satu benda yang ada di dalam kotak. Setelah dilihat jelas, siswa tersebut harus menjelaskan sejelas jelasnya kepada kelompoknya baik ciri rasa warna atau apapun yang dilihatnya. Angota lain harus mengambil benda sesuai ciri-ciri yang disebutkan.permainan ini untuk melatih keterampilan berbicara dan menyimak.3. Aku seorang detektif. Permainan ini dilakukan berpasangan. Seorang siswa berperan sebagai detektif, seorang lagi sebagai penjahat, kemudian yang lain
14
sebagai informan. Informan bertugas memberi ciri-ciri penjahat kepada detektif secara tertulis, kemudian detektif akan mencari penjahat diantara informan yang ada. Permainan ini untuk melatih kemampuan membaca dan menulis.4. Bertanya dan menerka. Para siswa dibagi dua kelompok. Kelompok satu sebagai penjawab dan kelompok satunya sebagai penanya. Kelompok penjawab menyembunyikan satu benda yang akan diterka kelompok penanya.setiap kelompok penjawab hanya boleh menjaab “ya” dan “tidak” dan setiap kelompok penanya diberi kesempatan bertanya. Setelah semua bertanya maka kelompok harus berunding dari hasil jawaban kelompok penjawab benda apa yang disembunyikan.permainan ini untuk melatih berbicara dan berpikir analitis5. Baca lakukan. Permainan ini untuk siswa yang dapat membaca. Dilakukan berpasangan. Seorang siswa harus membaca tulisan yang ditulis oleh guru dan pasangannya harus melakukan apa yang dibaca siswa tersebut. Permainan dilakukan secara bergantian. Permainan ini untuk melatih membaca dan menyimak.6. Bermain telepon. Siswa secara berpasangan mempersiapkan alat untuk menelpon. Siswa diminta menelpon temannya menanyakan pekerjaan rumah atau buku pelajaran yang harus dibawa besuk. Biarkan siswa mengembangkan percakapannya sendiri. Bila terhenti guru bisa membantu dengan memberi pancingan pada siswa. Guru memperhatikan cara siswa mengungkapkan gagasan dankalau perlu cara pelafalan yang benar. Permainan ini untuk melatih berbicara.7. Meloncat bulatan kata. Pengajar membuat bulatan dari ketas karton. Tulis nama susunan keluarga. Lalu dipasang di lantai lalu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya siswa diminta meloncat ke bulatan kata yang sesuai dengan yang diucapkan guru. Missal loncat ke paman maka siswa harus meloncat pada bulatan yang bertuliskan paman. Permainan ini untuk membaca permulaan.8. Perjalan dengan denah. Mengamati denah kota atau daerah tempat tinggal.siswa menyalin dan mbegambar denah bagian tertentu dari kota pada kertas manila. Lalu menuliskan nama tempat jalan serta arah lalulintas dalam denah pada potongan kertas manila. Tempelkan denah pada papan tulis. Tentukan tempat tertentu sebagai awal berangkat serta tempat tujuan(dirahasiakan). Ceritakan arus perjalanan di jalan tertentu yang telah di tuliskan. Kemudian satu anak bertindak sebagai pemain kunci dan kelompok lain sebagai penanya. Missal apakah kamu akan melewati jalan Sudirman? Apakah belok kekiri ke jalan Abdurahman? Dan seterusnya. Pemain kunci hanya boleh menjawab ya atau tidak atau bisa kemdian kelompok penanya tadi
15
harus menebak tujuan pemain kunci. Permainan ini untuk melatih menulis, membaca denah, dan menyimak. Cocok untuk kelas tinggi ( VI,V,VI)9. Mengarang gotongroyong. Tempatkan beberapa benda ke dalam tas atau kotak. Buatlah kelompok. Mintalah salah satu perwakilan sari kelompok mengambil satu benda, dan dia harus membuat kalimat berkaitan dengan benda tersebut. Misalnya benda itu bola, anjurkan dia mengantakan ‘ pada suatu hari saya menemukan bola’ lalu guru bertanya pada kelompoknya “ dimana bola itu ditemukan ?”dan seterusnya. Kelompok yang dapat menyusun karangan runtut dan gagasannya sesuai dengan yang pertama itulah yang menang. Permainan ini melatih keterampilan menulis (menyusun gagasan) dan membuat kalimat.10. Stabile kalimat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelopok. Tujuannya agar siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan yang benar dalam suatu waana yang dibacanya. Wacana yang harus disediakan berupa kliping wacana yang kalimat-kalimatnya ada yang benar dan yang salah. Caranya guru menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mencari kalimat yang salah dan yang benar dari wacana yang dibacanya dengan cra memberi tanda dengan stabilo bedasarkan waktu yang telah ditentukan. Permainan ini melatih membaca cepat dan cermat serta memahami kalimat. Untuk kelas tinggi kelas tinggi V dan VI.11. Kata dari wacana. Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Setiap kelompok mendapat fotokopi wacana yang harus dibaca. Setiap kelompok harus mengajukan satu kata(hasil diskusi) yang hrus dikatakan kepada kelompok lain. Maka kelompok lain harus mencri kata yang berkaitan. Missal musim hujan => dingin => basah. Permainan ini melatih keterampilan membaca dan kosa kata.12. Cerita berantai. Setiap kelompok (satu kelompok dua orang) harus melanjutkan cerita yang diucpkan kelompok lain. Dimulai dari guru. Kemudian cerita dilanjutkan oleh kelompok siswa secara bergantian. Permainan ini untuk melatih menyimak dan menyusun cerita yang runtut. Cocok untuk kelas IV, V dan VI.13. Siap laksanakan perintah. Permainan ini dilakukan dengan memanfaatkan lagu. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus menganti lirik lagu “suka hati”.dengan perintah yang harus dilakukan oleh kelompok lain. Permainan ini melatih kemampuan menyimak.
Contoh permainan di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan permainan sebagai media belajr bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pengajar dapat mengembangkan contoh contoh diatas agar lebih inovatif dan menyenangkan. Hal yang terpenting dalam permainan tersebut bukan menang atau kalah, akan tetapi untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa dan mempermudah penyampaian materi pelajaran.
16
Contoh kerangka pembelajaran bahasa Indonesia mengunakan metode permainan
Tema : MembacaAlokasi Waktu : 2x60 menit (2 jam)Kelas : I semester IIJenis Permainan : Bulatan Kata
Standar Kopetensi
Siswa mampu membaca dan memahami kata dan teks pendek dengan lancer
Kopetensi Dasar
Membaca Permulaan
Indikator
Mengenal huruf dan membaca kata dan teks pendek secara lancer.
Kegiatan Pembelajaran
Guru membuat bulatan kertas yang berisi kata-kata atau kalimat pendek Membagi siswa menjadi beberapa kelompok Guru menjelaskan aturan permainan Guru meletakan bulatan kata tersebut di lantai secara tersebar Perwakilan setiap kelompok harus mencari kata atau kalimat pendek yang tersebar di lantai sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh guru Perwakilan kelompok dilakukan secara bergantian oleh masing-masing angota kelompok sampai semua mendapat giliran Guru menghitung jumlah kata atau kalimat pendek yang dikumpulkan oleh setiap kelompok Kelompok yang mendapat jumlah kata terbanyak ialah kelompok pemenang
Evaluasi
Posttest
17
BAB III
PENUTUP
A. SimpulanJadi kesimpulannya adalah dalam penyampaian materi pembeljaran kususnya
bahasa Indonesia di sekolah dasar seorang pengajar dapat mengunakan media pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi belajar. Salah satu media belajar yang dapat digunakan ialah melalui permainan. Melalui permainan dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan karena siswa kita ( SD) masih pada masa gemar bermain. Pengunaan media belajar tersebut harus diimbangi dengan kemampuan, ketrampilan serta kreatifitas guru sebagai pengajar.B. Saran
Sebaiknya dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar seorang pengajar harus memperhatikan tujuan, alokasi waktu, keefektifan media dan lain sebagainya sehingga tidak mengangu kurikulum yang telah di tetapkan sebelumnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas
Padmono, H.Y. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS
Sadiman,Arief S dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom dikbud dan PT
RajaGrafindo Persada
Santyasa, I Wayan. 2007. Makala hlandasan konseptua lmedia pembelajaran:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Cetakan ke delapan 2009.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Recommended