View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
PERCOBAAN I
PENANGANAN HEWAN COBA
OLEH
KELOMPOK VI :
1. ADE IRMA SURYANI2. ELSA MAHARDIKA PUTRY3. NURUL MAGFIRA4. OKTAVIANA BAY5. ZHERLY INDAYANTI
KELAS :1A S1-FARMASI
ASISTEN : MUHAMMAD ASRI, S.Farm, M.Farm, Apt.
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan hewan coba pada dunia medis sangat erat, maka dibutuhkan
adanya perkembangan mencit putih dengan jumlah yang banyak.Adapun
factor pendukung yang tempat hidupnya harus dibuat senyaman mungkin
hingga menyerupai habitat aslinya. Selain itu, hewan coba yang digunakan
sebagai objek penelitian harus dalam keadaan sehat dan mendapatkan
nutrisi yang cukup.Oleh karena itu, pemberian imunisasi dan vitamin juga
harus diberikan pada mencit.Pemberian dapat di lakukan dengan metode
injeksi.
Praktikum kali ini akan dilakukan dan dikenalkan cara pemberian dosis
dan cara injeksi pada mencit putih sehingga dapat di praktikumkan dan dapat
mengetahui mengenai teknik perawatan hewan coba. Praktikum ini akan
menggunakan hewan coba mencit.
B. Maksud Percobaan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis hewan coba yang akan
digunakan.
2. Untuk mengetahui dan mempelajari cara penggunaan hewan coba dan
penanganannya di laboratorium.
C. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan karakteristik terhadap hewan coba yang
digunakan di lab.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan hewan coba pada mencit
(Mus musculus).
3. Untuk mengetahui cara pemberian obat pada hewan coba.
D. Prinsip Percobaan
Penggunaan hewan coba mencit (Mus musculus) dengan memegang ekor
mencit dengan jari , sedangkan tangan kiri memegang leher mencit,
kemudian ekor di jepit di antara jari kelingking dan jari manis, selanjutnya
diberi perlahan pada hewan coba mencit harus dalam keadaan tenang tidak
boleh dibuat stress mecit tersebut.
E. Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat di ambil dalam praktikum ini mahasiswa dapat
mengetahui cara pemberian pada hewan dan dapat mengetahui juga bagian-
bagian mana yang bisa di suntikan pada hewan percobaan baik secara
peroral, intravena, subkutan, dan intraperitorial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mencit merupakan hewan yang paling umum digunakan pada penelitian
laboratorium sebagai hewan percobaan yaitu sekitar 40-80%.Mencit memiliki
banyak keunggulan sebagai hewan percobaan yaitu siklus hidup yang relative
pendek, jumlah anak perkelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan
mudah dalam penanganannya. (Moriwaki, 1994).
Mencit (Mus musculus) dan tikus (Ralus novergicus) merupakan omnivore
alami, sehat dan kuat, kecil dan jinak.Selain itu, hewan-hewan ini juga mudah
di dapat dengan harga yang relatif murah dan biaya ransum yang rendah.
(Peter, 1976).
Mencit putih memiliki bulu pendek halus berwarna putih serta ekor
berwarna kemerahan dengan ukuran lebih panjang dari pada badan dan
kepala , mencit memiliki warna bulu yang berbeda disebabkan perbedaan
dalam proporsi darah mencit liar dan memiliki kelenturan pada sifat-sifat
produksi dan reproduksinya. (Nafin, 1996).
Mencit harus diberi makanan dengan kualitas tepat karena perubahan
kualitas dapat menyebabkan penurunan berat badan dan tenaga.Seekor
mencit dewasa dapat mengkonsumsi pekan 3-5 gram setiap hari, mencit yang
bunting dan menyusui memerlukan pekan yang lebih banyak.Jenis ransum
yang dapat di berikan untuk mencit adalah ransum agam komersial. (Smith,
1988).
Kandungan protein ransum yang diberikan minimal 16%, kebutuhyan zat-
zat makan yang diperlukan untuk pemeliharaan mencit adalah protein kasar
20-25%, kadar lemak 10-12%, kadar patin44-55%, kadarserat kasar maksimal
4% dan kadar abu 5-6%. (Smith, 1988).
Air minum yang diperlukan oleh setiap ekor mencit untuk sehari berkisar
4-8 ml.Seekor mecit mudah sekali kehilangan air sebab waporasi tubuhnya
tinggi, konsumsi air minum yang cukup akan digunakan untuk menjadi
stabilitas suhu tubuh dan untuk melumasi pekan yang dicerna, air minum
juga dibutuhkan untuk menekan stress pada mencit, yang dapat memicu
kanibolisme. (Malole dan Pramono, 1989).
Hewan yang dapat dipelihara untuk tujuan penelitian, umumnya berada
dalam satu lingkungan yang sempit dan terawasi, walaupun kehidupan
diawali namun diusahakan agar proses fisiologi dan reproduksi termasuk
makan , minum, bergerak, dan itirahat tidak terganggu. Hewan percobaan
ditempatkan dalam kandang yang tersusun pada rak-rak didalam suatu
ruangan khusus,kandang harus dirancang khusus untuk dapat memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan bagi hewan tersebut. (Anggorodi, 1973).
Mencit-mencit yang digunakan untukn penelitian yang lama di tempatkan
dalam kandang yang berukuran 22,5 cm x 10 cm untuk tiga ekor mencit.
(Peter, 1968).
Penutup lantai kandang atau bedding merupakan penyerap untuk
menampung kotoran termasuk air kencing dan sisa-sisa makanan.Pemakaian
bedding mempunyai tiga tujuan yaitu untuk menyerap kotoran, melengkapi
bahan sarng dan untuk isolasi panas. (Gleen, 1968).
Air minum yang diperolehkan oleh setiap ekor mencit untuk sehari
berkisar antara 4-8 ml,seekor mencit mudah sekali kehilangan air sebab
evaporasi tubuhnya tinggi, konsumsi air minum yang cukup akan digunakan
untuk menjadi stabilitas suhu tubuh dan untuk melumasi pekan yang dicerna,
air minum juga di butuhkan untuk menekan stress pada mencit yng dapat
memicu kanibalisme. (Malde dan Pramono, 1989).
Cara ideal memegang mencit yaitu dengan memegang bagian tengah
ekor mencit , leher dipegang dengan tangan kanan dan jangan terlalu
ditekan. Jari telunjuk dan ibu jari kelingking menjepit ekor. (Moriwaki, 1994).
B. Klasifikasi Hewan Coba
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myoimorphia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
C. Karakteristik Hewan Coba
Mencit merupakan hewan yang jinak, lemah, mudah di tangani, takut
cahaya dan aktif pada malam hari. Pada umumnya mencit sangat senang
berada pada belakang perabotan jika dipelihara atau berkeliaran di rumah.
Mencit yang dipelihara sendiri makannya lebih sedikit dan bobotnya lebih
ringan di banding yang dipelihara bersama-sama dalam satu kandang.
Kandang mempunyai sifat kanibal .Terlebih jika makanan yang dibutuhkan
telah habis sehingga mereka merasa sangat kelaparan.
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Alat
1. Gelas kimia
2. Kanula
3. Spoit 1 cc
B. Bahan
1. Aquadest
2. Mencit (Mus musculus)
3. Sabun cuci tangan
4. Tissue
5. Betadine
C. Cara Kerja
1. Cara kerja memegang mencit
a. Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Di keluarkan mencit dari kandangnya
c. Ujung ekor mencit di angkat dengan tangan kanan
d. Ekor di lilitkan dengan menggunakan jari-jari tangan
e. Di pegang tengkuk leher mencit, pegang bagian kulit mencit di leher
atas mencit dengan menggunakan 2 jari
f. Jepit tengkuknya seerat mungkin dengan ibu jari dan telunjuk
g. Di pastikan mencit tidak kebalik pada saat diberikan perlakuan
2. Cara kerja pemberian obat
a. Secara Oral
Di percobaan ini pertama hewan mencit dipegang tengkuknya
kepala sedikit tegak, dan kanula yang telah di bengkokkan di
masukkan ke dalam mulut mencit melalui langit-langit hingga sampai
ketenggorokan mecit, setelah itu suntikkan aquadest yang telah di isi
di dalam spoit.
b. Secara Intravena
Biasanya pada mencit penyuntikan intravena dilakukan melalui
bagian ekor mencit, dimana hewan di tempatkan pada wadah agar
sewaktu disuntik tidak berbalik, dengan menggunakan spoit yang
berujung tajam.
c. Secara Intramuscular
Diuji coba intramuscular cara penyuntikan hewan dilakukan pada
otot paha kaki bagian belakang mencit dengan cara pertama hewan
mencit dipegang tegukannya kepala sedikit tegak hingga mencit dapat
bergerak lalu balikkan mencit setelah itu suntikan spoit yang telah
diisi aquadest dengan spoit yang berujung tajam. Suntikkan kedalam
otot paha mencit secara perlahan.
d. Secara Subkutan
Pemberian ini biasa dilakukan di bawah kulit di bagian punggung
mencit (daerah perut). Pertama pegang mencit di bagian tegukkannya
agar nanti ketika di suntik maka ia tidak akan bergerak, dan kita juga
menggunakan spoit yang berujung tajam agar dapat masuk kedalam
kulit mencit. Setelah itu balikkan mencit, lalu suntikkanlah pemberian
itu dibawah kulit mencit dibagian perut.
BAB IV
PEMBAHASAN
Mula- mula hewan coba mencit dipegang ujung ekor dengan tangan kanan
dan ekor di lilitkan di jari tangan, di pegang tengkuk leher mencit, pegang bagian
kulit dengan jari tengah, dijepit tengkuknya seerat mungkin agar mencit tidak
bergerak dengan ibu jari dan jari telunjuk, pastikan mencit tidak berbalik pada
saat pemberian berlawanan.
Metode yang di lakukan dalam penanganan hewan coba mencit:
1. Peroral
Sebelum memasukkan ujung kanula kedalam mulut mencit ujung kanula
harus di bengkokkang sedikit agar mudah masuk. Setelah itu masukkan
kanula ke dalam mulut mencit , diluncurkan secara perlahan-lahan minimal
kelangit-langit. Setelah pemberian secara oral selesai, keluarkan kanula dari
mencit.
Kelebihan secara oral:
a. Tidak diperlukan latihan khusus
b. Nyaman (penyimpanan, mudah dibawa)
Kekurangan secara oral:
c. Tidak pasti
d. Tingginya interaksi obat-obat, obat-makanan
e. Banyak obat rusak dalam saluran cerna
2. Intravena
Pemberian bahan uji di lakukan melalui vena lateralis di bagian ekor,
pemberian bahan uji di bagian ekor menggunakan jarum suntik kemudian di
suntikkan di bagian ekor.
Kelebihan secara intravena:
a. Cepat mencapai konsentrasi
b. Dosis tepat mudah mentitrasi dosis
Kekurangan secara intravena:
a. Konsentrasi awal tinggi, resiko infeksi dan memerlukan tenaga ahli
b. Cara pemberian obat intravena memerlukan persiapan karena daya larut
obat yang jelek, memerlukan zat pelarut
3. Intramuscular
Pemberian bahan uji dilakukan pada otot paha kaki belakang sebelah
dalam dengan cara menyuntik, diusahakan tidak terlalu dalam agar tidak
menembus pembuluh darah.
Kelebihan secara intramuscular:
Mempunyai reaksi bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat
diabsorpsi dari pada obat berupa larutan dalam minyak dan juga obat dalam
sediaan suspensi
Kekurangan secara intramuscular:
Zat aktif bekerja lambat, serta mudah terakumulasi sehingga dapat
menimbulkan keracunan dan larutan bahan sebaiknya sesuai ukuran cc/mc
pada alat spoit
4. Subkutan
Pemberian bahan di lakukan dengan cara menyuntik di bagian bawah
kulit di bagian punggung atau di daerah perut.
Kelebihan secara subkutan:
Memberikan aksi atau reaksi obat lebih cepat dari pada sediaan suspensi
Kekurangan secara subkutan:
Bila ada infeksi, bahayanya lebih besar daripada penyuntikan kedalam
pembuluh darah karena pada pemberian subkutan mikroba menetap di
jaringan dan membentuk abses
5. Intraperitorial
Mencit di pegang dengan benar, jarum di tusukkan di bagian perut
dengan bahan uji aquadest, setelah selesai tarik jarum suntik secara
perlahan.
Kelebihan secara intraperitorial:
Mengandung banyak pembuluh darah sehingga obat langsung masuk ke
dalam pembuluh darah bagian perut hewan coba.
Kekurangansecara intraperitorial:
Dapat mempengaruhi interaksi dalam absorbs disaluran cerna dan
penyebaran dipembuluh darah dipercepat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian obat
terhadap hewan coba dapat di lakukan secara oral, intravena, intramuscular
dan subkutan.
B. Saran
Dalam menangani hewan coba sebaiknya kita harus berhati-hati agar
tidak mendapat gigitan atau cakaran dari hewan uji tersebut dan perlu di
perhatikan etika-etika penanganan hewan di laboratorium.
Recommended