Gosip (Semakin digosok, semakin Siip)

Preview:

DESCRIPTION

Gosip

Citation preview

SEKALI IA PERGI, IA TIDAK AKAN PERNAH KEMBALI

GOSIP

Di sebuah desa kecil, tinggallah seorang ibu yang tiap harinya gemar menggosip, dia selalu saja menggosipkan tetangga-tetangganya meskipun dia tak mengenal siapa mereka.

Namun karena ingin berubah, suatu hari dia mendatangi seorang tua bijak untuk meminta saran. Pria bijak ini memerintahkannya untuk membeli ayam segar di pasar dan membawakan untuknya sesegera mungkin. Dan ayam itu harus ia cabuti bulu-bulunya sementara ia berlari, tak boleh sehelai bulu pun tersisa

Si penggosip ini menuruti semua, dia mencabuti bulu-bulu ayam sementara ia berlari kembali ke rumah pria bijak itu. Sesampainya disana ia menyerahkan ayam tersebut, namun pria bijak lagi-lagi memintanya untuk pergi mengumpulkan semua helai bulu yang sudah dia cabuti dan membawanya kembali. Si penggosip ini tentu saja protes, hal itu tidak masuk akal untuk dilakukan.

Angin pasti sudah menerbangkan bulu ayam itu ke segala penjuru dan dia takkan pernah bisa mengumpulkannya lagi. Pria bijak kembali berkata, "Hal itu benar. Dan begitu pulalah halnya dengan gosip. Satu gosip dapat terbang ke segala sudut, lalu bagaimana kamu akan mengembalikannya? Jadi sebaiknya jangan pernah memulainya dari awal."

“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.”

Recommended