Upload
eva-ervianas
View
343
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,
karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudu
IKLIM. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
METEOROLOGI.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Bengkulu ,14 Desember 2015
Penyusun
(mahasiswa fmipa fisika)
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang menyelimuti
bumi disebut dengan atmosfer yang teridiri dari gas. Atmosfer berdasarkan
temperaturnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer,
termosfer, dan eksosfer. Perubahan cuaca dan iklim terjadi pada lapisan
troposfer.
Perubahan iklim dipengaruhi oleh unsur : temperatur tekanan,
kelembaban, angin, awan, dan curah hujan. Pengertian iklim adalah keadaan
rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup
lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan
garisbujursertasuhu. Kita hanya mengetahui kata iklim ,akan tetapi kurang
mengerti akan arti dari iklim tersebut apa. Maka dari itu saya menjadikan “Iklim
dan pengaruh angin terhadap iklim” sebagai pembahasan dalam Makalah ini.
1.2 Rumusan masalah
A. apa definisi iklim?
B. Apa saja unsur-unsur dan klasifikasi iklim?
C. Bagaimana perubahan iklim
D. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan iklim?
E. Bagaimana pengaruh angin terhadap iklim?
F. Bagaimana dampak perubahan iklim?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui defini iklim.
B. Untuk mengetahui unsur-unsur dan klasifikasi iklim
C. Untuk mengetahui perubahan iklim
D. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan iklim.
E. Untuk mengetahui pengaruh angin terhadap iklim.
F. Dapat mengetahui dampak dari perubahan iklim.
Bab II
Pembahasan
Defenisi Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang
relatif lama.
Iklim didefinisikan sebagai berikut :
Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer
disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin
kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang
(Gibbs,1987).
Pengertian iklim menurit para ahli yaitu :
Trewartha and Horn (1995) : mengatakan bahwa iklim merupakan suatu
konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca
hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu
dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata,
karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas
perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode
cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah,
meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata,
namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga
mempunyai arti penting.
Trenberth, Houghton and Filho (1995) : mendefinisikan perubahan iklim
sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung
oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan
memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang.
Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah
terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan
menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk
beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena
La-nina berlangsung.
Menurut Winarso (2003) : berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim
siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10
tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya
akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade. Penyimpangan
iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih jauh dari
kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.
Unsur-Unsur Iklim
1. Radiasi Matahari (Surya)
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi matahari datang ke
bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Unsur
radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi
berlangsung. Intensitas radiasi matahari terbesar terjadi di daerah tropis.
Gambar 1. Radiasi sinar matahari
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan
unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan
bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi
curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu
wilayah berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh. Pengendali iklim bumi
yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester,
kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima
jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi
proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen
lingkungan yang ada.
Spektrum radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan tanah, vegetasi, air dan materi
lainnya berbeda dengan spectrum radiasi matahari karena karakteristik serapan, pantulan dan
penerusan radiasi matahari oleh materi-materi tersebut berbeda satu sama lain. Buktinya
terlihat pada warna pada permukaan benda tersebut.
Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal yang
mempunyai distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat tergantung ada
kondisi atmosfer, saat dalam tahun, dan sudut-timpa (angle of incidence) sama di permukaan
bumi. Pada batas luar atmosfer, radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana bumi berada pada
jarak rata-ratanya dari matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya (Solar Constant).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya di permukaan bumi ada dua.
Pertama jarak dari matahari kebumi. Bumi mengelilngi matahari (revolusi) dengan lintasan
yang elips, perubahan jarak menimbulkan variasi penerimaan radiasi surya. Perihelion:
radiasi maksimum 2.01 ly.min-1(3 Januari jarak terdekat). Aphelion: radiasi minimum 1.88
ly.min -1 (Jarak terjauh 4 juli). Kedua Panjang hari dan sudut datang. Selain atmosfer
penerimaan radiasi surya disebabkan oleh sudut jatuh. Sinar jatuh dengan posisi miring,
memberikan lebih sedikit energy radiasi karena lapisan atmosfer menjadi lebih tebal dan
bayak sinar yang dipantulkan.
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran
yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu lebat karenanya hanya
dapat memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat
mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus didaerah-
daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari
permukaan bumi sampai batas atmosfer. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan
tekenan udara adalah temperature udara. Daerah yang mendapat panas terus-menerus
merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum sedangkan daerah yang
pemanasannya kurang, bertekanan maksimum.Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul
akibat adanya berat dari lapisan udara. Udara yang menyelubungi bumi ini adalah dan
mempunyai massa. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer
sedangkan alat yang bias mencatat sendiri disebut barograph.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tekanan adalah
p₂ = p₁- h/8 x 1mb.
p₁ = 1013 mb.
Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas atmosfer, pada
daerah seluas 1 cm2 , temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m di atas permukaan laut ( pal ) dan
pada garis lintang 450 C. Tekanan udara tersebut besarnya 75 cm Hg tar. Tekanan 76 cm Hg
ini disebut atmosfer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang
bumi, lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik garis-
garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode tertentu.
Tekanan udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat.
Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara
yang maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan tekanan
udaranya rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena
udara bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum.
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang
berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin
menurun.
Hal ini dipengaruhi oleh:
Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.
Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin
lemah.
Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin
tinggi tempat suhu makin naik.
Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya,
tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh berat udara
di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa
tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah
(depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih sedikit di atas
lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar
di atas lokasinya.
3. Suhu atau Temperatur Udara
Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur temperature udara
adalah termometer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara suatu daerah adalah :
a) Sudut datangnya sinar mathari
Sudut datangnya sinar matahari sangat menentukan panasnya sinar suhi dipermukaan
bumi. Jika sinar matahari tegak lurus dengan dengan permukaan bumi maka suhu
udara dipermukaan bumi akan mendapatkan pemanasan yang maksimal. Sedangkan
jika arah datangnya matahari itu condong maka pemanasan permukaan bumi akan
tidak masimal.
b) Lamanya penyinaran
Lamanya penyinaran permukaan bumi juga mempengaruhi suhu dipermukaan bumi.
Lama penyinaran itu juga tergantung pada letak suatu wilayah.
Contoh:
lintang Lama waktu penyinaran maksimal
o° 12 jam
17° 13 jam
41° 15 jam
49° 16 jam
63° 20 jam
66,5° 24 jam
67,5° 1 bulan
90°(kutub) 6 bulan
c) Ketinggian tempat
Faktor ini juga sangat mempengaruhi suhu udara. Karna semakin tinggi di atas
permukaan laut semakin rendah suhu udaranya. Penurunan suhu udara setiap 100
meter yaitu berkurang 0,5°-0,6°c. sedangkan suhu udara diatas permukaan laut 26°c.
d) Jarak suatu tempat ke laut
Wilayah laut lebih cenderung untuk menerima panas sedangan lebih sulit untuk
melepaskan panas. Dengan demikian suatu daerah yang lebih dekat dengan lautan
maka suhu udaranya lebih panas dibanding dengan daerah yang jauh dari lautan.
e) Banya sedikitnya awan
Semakin banyak awan maka semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi.
Pemanasan permukaan bumi adayang secara langsung ada juga pemanasan
permukaan bumi secara tidak langsung. Pemanasan bumi secara tidak langsung yaitu :
f) Konduksi
Konduksi adalah pemanasan yang dilakukan dengan peroses perpindahan panas
antara dua benda yang bersentuhan.
g) Konveksi adalah perpindahan panas secara gerak vertikal ke atas kebawah.
h) Adveksi adalah proses pemnindahan secara mendatar/horizontal.
i) Turbelensi adalah gerakan angin yang berputar-putar akibat ada tekana rendah di
tengah-tengah tekanan udara yang tinggi.
Garis isotherm adalah garis hayal yang menghubungkan tempat tempat yang memiliki
suhu rata-rata yang sama.
4. Angin
Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak ke arah horizontal
atau vertikal dengan kecepatan yang berbeda dan berubah secara dinamis. Faktor yang
menjadi pendorong bergeraknya massa udara tersebut adalah adanya perbedaan tekanan
udara antara satu tempat dan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat yang tekanan
udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya lebih rendah.
Perbedaan tekanan udara dapat terjadi karena pengaruh intensitas panas matahari.
Tempat yang terkena panas matahari udaranya akan mengembang sehingga tekanan udara
menjadi rendah, sedangkan tempat yang tidak mendapat sinar matahari tekanan udaranya
tinggi.
Jika saja tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, udara akan selalu bergerak ke
tempat yang memiliki tekanan udara lebh rendah. Namun, kenyataannya perputaran bumi
pada porosnya menghasilkan gaya yang berpengaruh terhadap arah pergerakan angin.
Pengaruh perputaran bumi terhadap gerak arah angin dikenal dengan istilah Pengaruh
Coriolis (Coriolis Effect).
Pengaruh Coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah
bertekanan udara rendah di belahan bumi selatan, sebaliknya bergerak berlawanan dengan
arah jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi utara.
Menurut Campbell (1986), sifat angin yang dapat dirasakan langsung oleh setiap manusia
adalah sebagai berikut:
1. Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin
tersebut.
2. Angin mempercepat pendinginan benda yang panas.
3. Angin memiliki kecepatan yang beragam antar tempat dan antar waktu.
Namun, fungsi angin yang sangat penting, meskipun tidak dapat dirassakan oleh manusia
adalah dalam mencampur lapisan udara. Sebagai contoh, angin mencampur massa udara
panas dengan dingin, udara lembap dengan udara kering, dan udara yang kandungan
karbondioksidanya tinggi dengan udara yang kandungan karbondioksidanya rendah. Karena
fungsinya tersebut, siklus hidrologi dapat berlangsung dan keracunan karbondioksida dari
kawasan industri dapat dihindari.
Pada umumnya pola gerakan massa udara di bumi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu adveksi,
konveksi, dan turbulensi. Adveksi adalah massa udara yang bergerak mendatar. Konveksi
adalah massa udara yang bergerak naik secara vertikal. Sedangkan turbulensi adalah massa
udara yang bergerak tidak teratur, biasanya terjadi di lapisan atmosfer bagian bawah sampai
ketinggian 600 meter.
1. Kecepatan Angin
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua
meter di atas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor
yang menentukan kecepatan angin. Namun, untuk kepentingan data cuaca dan iklim,
pengukurannya untuk kepentingan data iklim dan cuaca, pengukurannya dilakukan di
permukaan tanah yang ditutupi rumput. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang
tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman, padi, jagunga, dan
kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi karakteristik permukaan yang
dilaluinya.
2. Sistem Angin
Sirkulasi udara di lapisan atmosfer bumi memiliki pola tertentu. Angin yang bergerak
mengikuti pola sirkulasi udara ini disebut prevailing windk dan setiap tempat memiliki pola
sendiri-sendiri. Pola sirkulasi udara tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara
yang relatif statis pada tempat-tempat tertentu di permukaan bumi. Oleh karena itu, angin
memiliki sistem sendiri-sendiri sesuai dengan tempatnya dan diberi nama sesuai dengan arah
datangnya angin.
Sistem angin di bumi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu angin yang bersifat
umum/tetap, dangin periodik, dan angin lokal.
a). Angin Umum/Tetap
Angin bersifat umum/ tetap adalah angin yang arah hembusannya tetap sepanjang tahun dan
meliputi wilayah yang luas di permukaan bbumi. Termasuk dalam angin bersifat tetap adalah
angin barat, angin timur/kutub, angin pasat, dan angin antipasat.
Gambar 1.Peredaran angin tetap di permukaan bumi
Angin Barat. Angin barat bertiup dari lintang bertekanan tinggi (lintang 40°LU/LS)
menuju lintang bertekanan rendah (66,5°LU/LS). Karena pegaruh rotasi bumi
(pengaruh coriolis), angin barat mengalami pembelokan. Di daerah beriklim sedang
(temperate zone) belahan bumi selatan angin berhembus dari arah barat laut,
sedangkan untuk belahan bumi utara angin berhembus dari arah barat daya.
Angin Timur/Kutub . Angin timur berhembus dari daerah bertekanan udara tinggi di
sekitar kutub (90°LU/LS) ke arah daerah tekanan rendah (66,5°LU/LS). Di belahan
bumi utara, angin berhembus dari arah timur laut menjadi angin timur laut, sedangkan
di belahan bumi selatan berhembus dari arah tenggata menjadi angin tenggara.
Angin Pasat. Angin pasat berhembus dari daerah subtropis, yaitu lintang 40°LU/LS
menuju daerah khatulistiwa atau tropis (lintang 0°LU/LS). Angin pasat terjadi karena
adanya ruang kosong di daerah khatulistiwa akibat pengembangan udara oleh sinar
matahari. Ruang kosong tersebut selanjutnya terisi udara dari daerah subtropis yang
bertekanan tinggi. Karena pengaruh coriolis, di belahan bumi utara udara yang
bergerak ke khatulistiwa berbelok ke kanan sehingga disebut angin pasat timur laut.
Adapun di belahan bumi selatan udara yang bergerak ke khatulistiwa berbelok ke kiri
sehingga disebut angin pasat tenggara. Di Indonesia, angin pasat timur laut
berlangsung pada bulan Januari, sedangkan angin pasat tenggara berlangsung pada
bulan Juli. Akibat kenaikan massa udara, wilayah khatulistiwa terbebas dari angin
topan sehingga senantiasa tenang dan dinamakan doldrum atau teduh khatulistiwa.
Doldrum merupakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Oleh karena itu,
letaknya tidak tetap karena mengikuti gerak semu marahari ke arah utara atau selatan
dan suhu di daerah ini selalu tinggi. Pada daerah pertemuan angara angin pasat
tenggara dan timur laut sering terbentuk awan kumulonimbus dan menghasilkan hujan
dengan intensitas yang besar. Hal ini dikarenakan kedua angin pasat ini membawa
banyak uap air yang terakumulasi pada atmosfer dimana kedua angin ini bertemu.
Angin Antipasat . Adanya pengembangan udara di khatulistiwa mengakibatkan massa
udara selalu ringan. Udara yang ringan tersebut akan bergerak naik ke attas
khatulistiwa dan di lapisan atas mengalir secara ke wilayah subtropis. Inilah yang
disebut angin antipasat. Selanjutnya, angin antipasat turun sebagai angin kering di
daerah lintang 40°LU/LS dan menyebabkan terbentuknya gurun-gurun di daerah
subtropis.
b) Angin Periodik
Gambar 2. Pergerakan angin muson yang terjadi di Indonesia. Gambar di kanan adalah angin
muson timur/tenggara dan gambar di kiri adalah angin muson barat/barat laut.
Angin periodik adalah angin yang pada periode-periode tertentu akan mengubah arahnya.
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya angin periodik adalah gerak semu matahari yang
mengakibatkan matahari kadangkala berada di belahan bumi utara atau selatan. Angin
periodik yang terjadi di Indonesia sering disebut dengan angin musim/muson/monsun. Ada
dua angin musim yang terjadi di Indonesia selama 1 tahun, yaitu angin muson barat/barat laut
dan angin muson timur/tenggara. Kedua angin ini akan bergantian setiap setengah tahun.
Angin musim merupakan angin regional yang bertiup di daerah tropis, tetapi terbatas pada
letak astronomis tertentu, yaitu antara 35°LU sampai 25°LS dan 30°BB sampai 170°BT.
Berdasarkan batasan tersebut, jelaslah bahwa Indonesia termasuk dalam cakupan wilayah
angin musim.
Angin muson timur/tenggara. Pada tanggal 22 Maret hingga 22 September, matahari
seolah-olah berada di belahan bumi utara sehingga belahan bumi utara lebih banyak
menerima sinar matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi selatan. Dengan
demikian menyebabkan tekanan di belahan bumi utara lebih rendah dibandingkan di
belahan bumi selatan. Kemudian udara akan mengalir dari Australia yang berada di
belahan bumi selatan ke arah Asia di belahan bumi utara. Angin ini dinamakan angin
muson timur/tenggara. Sifat dari angin ini kering karena hanya sedikit membawa uap
air hasil penguapan dari sedikit perairan yang dilewatinya. Karena sifatnya yang
kering, angin muson timur/tenggara menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
Angin muson barat/barat laut . Pada tanggal 23 September hingga 21 Maret, matahari
seolah-olah berada di belahan bumi selatan sehingga belahan bumi selatan lebih
banyak menerima sinar matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi utara.
Dengan demikian menyebabkan tekanan di belahan bumi selatan lebih rendah
dibandingkan di belahan bumi utara. Kemudian udara akan mengalir dari Asia yang
berada di belahan bumi utara ke arah Australia di belahan bumi selatan. Angin ini
dinamakan angin muson barat/barat laut. Sifat dari angin ini lembap dan basah karena
membawa banyak uap air hasil penguapan dari banyak perairan yang dilewatinya.
Karena sifatnya yang basah dan lembap, angin muson barat/barat laut menyebabkan
musim penghujan di Indonesia.
c) Angin Lokal
Angin bersifat lokal adalah angin yang terjadi pada daerah-daerah tertentu karena pengaruh
kondisi setempat. Temasuk dalam angin lokal adalah angin laut dan darat, angin gunung dan
lembah, angin jatuh/fohn, serta angin siklon dan antisiklon.
1) Angin Laut dan Darat
Gambar 3.Angin darat terjadi pada malam hari sedangkan angin laut terjadi pada siang hari
Angin laut dan angin darat berhubungan dengan sifat daratan dan lautan dalam menerima dan
melepaskan panas. Daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas.
Sedangkan lautan lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Selain itu
angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan sifat fisik darat dengan laut,
antara lan sebagai berikut.
Laut memiliki kapasitas panas lebih besar daripada darat.
Laut lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada darat.
Energi matahari dapat memasuki laut sampai dalam dengan bantuan arus laut,
sedangkan di darat hanya mencapai beberapa sentimeter saja.
Pada siang hari, darata lebih banyak menyerap daripada memantulkan panas matahari
sehingga suhu daratan cepat panas. Sedangkan lautan lebih banyak memantulkan daripada
menyerap panas matahari sehingga suhu di daratan masih dingin. Dengan demikian tekanan
udara di laut menjadi lebih tinggi dibandingkan tekanan udara di darat sehingga mengalirlah
udara dari laut ke darat disebut dengan angin laut. Angin ini sering dimanfaatkan oleh
nelayan yang membawa perahu layarnya untuk kembali ke daratan.
Pada malam hari, daratan lebih cepat menyesuaikan diri dengan suhu di sekitarnya yang
sudah menjadi dingin. Daratan melepaskan panas yang ia miliki sehingga suhunya menjadi
dingin. Sedangkan lautan masih memiliki panas yang diserapnya sedikit-sedikit saat siang,
untuk menyesuaikan dengan dengan suhu di sekitarnya, lautan melepaskan panas tersebut
perlahan-lahan sehingga suhu panasnya bertahan lama. Dengan demikian tekanan udara di
daratan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan di lautan sehingga mengalirlah udara dari
daratan menuju lautan yang disebut dengan angin darat. Angin ini sering dimanfaatkan oleh
nelayan yang menggunakan perahu layar untuk pergi ke laut mencari ikan.
2) Angin Gunung dan Lembah
Gambar 4.Angin lembah terjadi pada siang hari dan angin gunung terjadi pada malam hari
Pada siang hari, matahari lebih banyak mengenai daerah puncak gunung (karena lebih dekat
ke matahari) daripada lembah yang letaknya tersembunyi. Hal ini menyebabkan suhu di
puncak gunung lebih tinggi dibandingkan suhu di lembah. Dengan demikian tekanan di
lembah lebih tinggi dibandingkan tekanan di gunung sehingga mengalirlah udara dari lembah
ke gunung yang dinamakan angin lembah.
Pada malam hari, suhu di gunung lebih dingin karena lebih cepat menyesuaikan diri dengan
suhu di sekitarnya. Sedangkan daratan masih menyimpan panas yang ia peroleh sedikit-
sedikit saat siang dan melepaskannya perlahan-lahan saat malam sehingga suhu panasnya
masih bertahan. Dengan demikian puncak gunung memiliki tekanan yang lebih tinggi
dibandingkan lembah sehingga mengalirlah udara dari gunung ke lembah yang dinamakan
angin gunung.
3) Angin Jatuh/Fohn
Gambar 5.Angin Chinook adalah nama lain untuk angin Fohn atau angin jatuh
Angin jatuh atau Fohn merupakan angin yang awalnya bergerak menuju puncak gunung yang
tinggi kemudian dari puncak gunung terjun dengan kecepatan tinggi ke arah kaki gunung dan
sekitarnya. Jika angin berhembus melintasi pegunungan, udara yang dibawa angin setelah
melintasi pegunungan tersebut akan menerima tekanan karena turun dari elevasi (ketinggian)
tinggi ke elevasi rendah sehingga suhunya meningkat. Oleh karena itu, angin ini akan bersifat
kering dan panas. Angin inilah yang disebut angin fohn atau angin terjun.
Awalnya angin ini bersifat basah dan lembap karena banyak mengandung uap air, tapi karena
efek orografis (menabrak gunung) semua uap air yang dibawanya membentuk awan hujan
yang tersangkut pada lereng gunung dan menjadi hujan pada lereng gunung tersebut.
Sedangkan angin yang berhembus melanjutkan perjalanannya ke balik gunung. Di balik
gunung, angin ini sudah tidak mengandung uap air sehingga sifatnya kering. Selain itu,
karena angin ini jatuh tergelincir menuruni gunung dengan segera, maka suhu dari angin
Fohn ini akan meningkat dengan cepat. Daerah di balik gunung yang mengalami angin jatuh
dinamakan daerah bayangan hujan karena tidak mendapatkan hujan seperti lereng di
depannya.
Nama angin Fohn dikenal di Austria dan Jerman yang menjadi tempat terjadinya angin ini,
yaitu di lereng udara Pegunungan Alpen. Angin Fohn berhembus dari arah selatan pada
musim dingin dan awal musim semi. Jenis angin Fohn juga terjadi di banyak tempat, tetapi
penamaannya berbeda-beda. Contohnya, angin yang berhembus di lereng timur pegunungan
Rocky di Amerika Serikat dinamakan chinook dan yang berhembus di Kalifornia Selatan
dinamakan Angin Santa Ana.
Di Indonesia, angin jenis fohn yang sering terjadi antara lain sebagai berikut.
Angin Bohorok di Deli dan Medan, Sumatera Utara. Angin ini merusak perkebunan
tembakau.
Angin Kumbang di Tegal, Cirebon, dan Brebes. Bagi daerah tersebut angin kumbang
menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman bawang karena di daerah sekitarnya
menjadi tidak lembap.
Angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.
Angin Barubu di Sulawesi Selatan.
Angin Wambrau di Biak, Papua
4) Angin Siklon dan Antisiklon
Gambar 6. Pergerakan angin siklon dan antisiklon di permukaan bumi
Jika dua jenis massa udara yang bertentangan bertemu, arus udara yang mengalir sepanjang
gelombang udara tersebut biasanya bergerak dengan arah yang berlawanan. Rotasi bumi
menyebabkan arus udara membentuk lengkungan, selanjutnya membentuk pusaran yang
sangat besar. Arus udara tersebut berbentuk spiral dan bergerak ke pusat arus udara yang
bertekanan rendah. Arus udara inilah yang disebut angin siklon. Pengaruh coriolis
menyebabkan arah angin mengalami pembelokan.
Angin siklon yang terjadi di belahan bumi utara berputar berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, biasanya terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Desember. Angin siklon sangat
besar sering terjadi pada bulan April hingga Desember di sebelah Timur hingga Tenggara
perairan Samudera Pasifik, Laut Cina Selatan, Laut Andaman dan sebelah utara Samudera
Hindia. Massa dari gerakan angin ini sangat dahsyat, dan karenanya dikenal dengan sebutan
“great wind”, diambil dari dalam terminologi bahasa Cina, Tai Fung (Typhoon). Sedangkan
angin siklon yang terjadi di belahan bumi selatan berputar searah dengan putaran jarum jam
biasanya terjadi pada bulan-bulan Desember hingga Maret dan April.
Angin yang bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi pada pusat massa udara membentuk
lengkungan. Akibat pengaruh rotasi bumi terbentuk sistem angin rotasi bumi yang dikenal
sebagai angin antisiklon. Angin antisiklon berputar sangat cepat berlawanan dengan angin
siklon. Angin antisiklon yang terjadi di belahan bumi utara berputar searah jarum jam. Angin
antisiklon yang terjadi di belahan bumi selatan berputar berlawanan dengan putaran jarum
jam.
Faktor terjadinya angin ada empat. Pertama gradien barometris yaitu bilangan yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar
gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Kedua letak tempat. Kecepatan angin di
dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Ketiga tinggi tempat.
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon,
dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi
suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Terakhir waktu. Di siang hari angin bergerak
lebih cepat daripada di malam hari.
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang
ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi.
Erosi angin dapat dikendalikan :
(1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar
ukurannya untuk bergerak dengan saltasi.
(2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah
oleh tanaman tertutup.
(3) Dengan menggunakan jalur-jalur tanggul / tanaman penutup lain yang cukup untuk
menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi.
5. Kelembaban dan pH Tanah
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara.
Kelembaban udara dibedakan atas :
Kelembaban spesifik yaitu banyaknya uap air yang dikandung dalam 1 kilogram udara.
Kelembaban absolute yaitu densitas uap airsebanyak 12 gram. Rumus Kelembapan
Absolut:
Jumlah Uap Air
Kelembapan absolute = Volume suatu tempat
Kelembaban relative/nisbi yaitu perbandingan antara jumlah uap air yang ada secara
nyata dengan jumlah uapair maksimum yang mampu dikan dung oleh setiap unit volume
udara dalam suhu yang sama.
Jumlah Uap Air
Kelembapan absolute = Volume suatu tempat x 100%
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya
kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang
sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Kandungan uap air atmosfer dapat
diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi
dalam penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan
uap air .
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radisi matahari. Pada malam hari akan
berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal
dari udara oleh sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan berkurang.
Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung permukaan
bumi. Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan,
sekurang-kurangnya setelah radiasi matahari gelombang pendek yang menuju kepermukaaan
bumi. Ia juga menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi
pada waktu siang dan malam.
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau
dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan
tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung
dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut
dengan Evaporasi.
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik
untuk dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan
yang turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting
untuk studi potensi air dan studi neraca air.
6. Awan
Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Awan yang mencapai
permukaan bumi disebut kabut.Awan adalah kumpulan titik air atau Kristal-kristal es yang
halus diatmosfir.
Awan merupakan kumpulan partikel air yang melayang-layang di udara, sedangkan
yang dekat dengan permukaan bumi disebut kabut. Inti kondensasi merupakan titik air yang
mengumpul pada sekeliling partikel-partikel kecil. Inti- inti tersebut biasanya terdiri atas
asap, benda mikroskopik yang bersifat menyerap, dan kristal garam. Jenis awan didasarkan
pada bentuk awan dan ketinggiannya didalam atmosfer. Awan yang bergumpal disebut
kumulus, awan yang berlapis disebut stratus, dan awan yang berserat disebut sirus.
Sedangkan awan tinggi yang tidak memberikan hujan dinamakan alto, dan awan rendah yang
memeberikan hujan dinamakan nimbus.
7. Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara
alami. Berdasarkan bentuknya hujan dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju,
hujan es. Berdasar proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang
terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang terjadi di daerah sub
tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena adanya pengumpulan awan yang
disebabkan oleh angin. Berikut disajikan video animasi sederhana proses terjadinya hujan.
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan
diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam
bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada
peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut
Isohyet.
Ada lima jenis hujan berdasarkan proses terjadinya:
1. Hujan konveksi
2. Hujan Orografis
3. Hujan Frontal
4. Hujan Konvergensi
5. Hujan muson
Klasifikasi Iklim
1. Iklim matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada kedudukan matahari terhadap muka bumi.
Iklim matahari dibedakan menjadi empat yaitu
iklim tropic
Iklim sebtropik
Iklim sedang
Iklim dingin
2. Iklim fisis
Iklim fisis didasarkan pada keadaan sesungguhnya di permukaan bumi. Tipe-tipe
iklim fisis yaitu :
Iklim kontinental
Iklim maritime
Iklim dataran tinggi
Iklim muson.
Kelasifikasi menurut para ahli yaitu :
1. Menurut koppen
Pada tahun 1918 Dr. Waldamir Koppen (Jerman) dalam bukunya Grundisserder
Klimatologie, mempperkenalkan ilmu iklim dunia menjadi 5 tipe, yaitu A, B, C, D dan E
serta ditambah huruf kecil. Dasar klasifikasi adalah:
a. Suhu udara
b. Curah hujan
c. Pennguapan
Adapun pembagian iklim tersebut sebagai berikut:
1) Iklim tipe A (iklim hutan tropis) atau hjan tropis
o Hujan rata-rata tahunan > 60 cm
o Suhu terdingin > 180C
o Hujan rata-rata tahunan 200C – 250C
2) Iklim tipe B (kering)
o Curah hujan sedikit
o Penguapan tetap tinggi
3) Iklim tipe C (sedang)
o Suhu bulan terdingin < 100C dan > -30 C
o Suhu bulan terpanas > 100C
o Curah hujan banyak
4) Iklim tipe D (iklim boreal/hujan salju)
o Suhu rata-rata bulan terdingin < -30 C
o Suhu rata-rata bulan terpanas > 100 C
5) Iklim tipe E (kutub)
o Penuh salju
o Bilan terpanas < 100C
o Terdapat tumbuhan lumut
Koppen menentukan tipe iklim dengan mencari jumlah bulan basah dan bulan kering,
kemudian dihubungkan dengan garis lurus pada diagram Koppen dengan mengambil data
curah hujan dalam setahun.
2. Menurut Schmidt-ferguson
Klasifikasi ini berdasarkan pada perhitungan indeks nilai Q dengan cara menghitung
jumlah curah hujan tiap-tiap bulan.
Rumus penghitungan Q :
Q = rata-rata bulan kering x 100%
rata-rata bulan basah
Schmidt-Fergushon membagi iklim Indonesia menjadi delapan tipe yaitu :
1. Iklim A; sangat basah, qilai Q = 0-14,3%
2. Iklim B; basah, nilai Q = 14,3-33,3%
3. Iklim C; agak basah, nilai Q = 33,3-60%
4. Iklim D; sedang, nilai Q = 60-100%
5. Iklim E; agak kering, nilai Q = 100-167%
6. Iklim F; kering; nilai Q = 167-300%
7. Iklim G; sangat kering, nilai Q = 300-700%
8. Iklim H; luar biasa kering, nilai Q = >700%
SIMBOL INDEKS Q DALAM %
0 0,0
A 1 14,3
B 2 33,3
C 3 60,0
D 4 100,0
E 5 167,5
F 6 300,0
G 7 700,0
H 8
3. Menurut Oldeman
Menurut dia didasarkan atas jumlah bulan basah secara berurutan dan jumlah bulan
kering.
1. A = jika terdapat 9 bulan basah berurutan
2. B = jika terdapat 7-9 bulan basah berurutan
3. C = jika terdapat 5-6 bulan basah berurutan
4. D = jika terdapat 3-4 bulan basah berurutan
5. E = jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
1. Menurut F.W.Junghuhn
Menurutnya diklasifikasi dengan cara menghitung ketinggian tempat dan jenis
tanaman. Junghuhn membagi iklim menjadi empat zona yaitu :
Daerah panas
Daerah sedang
Daerah sejuk
Daerah dingin
Perubahan iklim
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan
distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan
manusia.
Indonesia mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun
keberadaanya, sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik. Di Indonesia
terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim
(muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut. Namun sekarang, iklim di
Indonesia menjadi lebih hangat. Iklim tersebut telah berubah sejak abad 20. Suhu rata-
rata tahunan telah meningkat sekitar 0,3oC sejak 1900. Curah hujan tahunan telah
turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia dalam abad ini. Curah hujan di
beberapa bagian wilayah Indonesia ini dipengaruhi kuat oleh kejadian El-Nino. Di
lain hal, IPCC juga mengungkapkan bahwa selama 100 tahun terakhir (1906-2005)
temperatur permukaan bumi rata-rata telah naik sekitar 0,74oC dengan pemanasan
yang lebih besar pada daratan dibandingkan dengan lautan. Tingkat pemanasan rata-
rata selama 50 tahun terakhir hampir dua kali lipat dari yang terjadi pada 100 tahun
terakhir.
Faktor yang mempengaruhi perubahan iklim:
o Aktivitas manusia
Kegiatan manusia dibumi ini merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim,
terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada pengrusakan lingkungan seperti
penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan air, membuang limbah
pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Aktivitas-aktivitas manusia yang tidak
memperdulikan lingkungan membuat bumi semakin tidak ramah kepada manusia dan
menjadikan bumi semakin tidak nyaman ditempati lagi.
o Pemanasan Global
Salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah pemanasan
global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu rata-rata dipermukaan bumi
baik itu darat maupun laut. Pengaruh pemanasan global terhadap terjadinya perubahan
iklim sangat signifikan, contohnya adalah dari sebuah penelitian mengungkapkan
bahwa pemanasan global dapat meningkatkan intensitas terjadinya badai. Hal ini
membuktikan bahwa anomali iklim dialam ini seringkali terjadi.
o Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global yang menjadikan
bumi ini mengalami perubahan iklim. Peristiwa efek rumah kaca utamanya disebabkan oleh
aktivitas manusia seperti polusi dari pabrik-pabrik, polusi dari kendaraan bermotor dan juga
dari sektor pertanian. Peristiwa ini bisa berdampak kepada mencairnya es-es atau salju-salju
abadi didaerah kutub yang bisa menyebabkan meningkatkan permukaan air laut disekitar
daerah tropis.
o El Nino dan LaNina
El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu air laut didaerah Peru dan
Ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim secara global. Peristiwa ini umumnya
terjadi dalam waktu dua sampai tujuh tahun sekali. Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari
El Nino, yaitu ketika suhu atau temperatur air laut didaerah Peru dan Ekuador menjadi dingin.
Peristiwa La Nina bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga banjir didaerah-
daerah sekitar Indonesia.
o Menipisnya Lapisan Ozon
Perlu diketahui bersama bahwa saat ini lapisan ozon di atmosfer bumi semakin menipis, dan
ini merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim secara global. Sinar matahari
yang menyinari bumi langsung terpancar ke bumi tanpa terfilter terlebih dahulu dilapisan
ozon (karena semakin menipis), ini yang membuat sinar matahari terasa sangat terik. Nah
inilah salah satu penyebab kenapa bumi semakin hari semakin panas dan kita merasa tidak
nyaman lagi di bumi ini.
Dampak Perubahan Iklim
Tentu saja dari perubahan iklim ini dapat menimbulkan dampak negative. Untuk
Indonesia sendiri, ada sejumlah dampak perubahan iklim seperti :
1. Ekosistem
2. Pangan dan hasil hutan
3. Pesisir dan dataran rendah
4. Sumber dan Manajemen air tawar
5. Industri, permukiman dan masyarakat
6. Kesehatan
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan
oleh adanya pengendali-pengendali iklim.
Unsur-Unsur Iklim yaitu:
Radiasi Matahari (Surya)
Tekanan udara
Suhu atau temperatur udara
Angin
Kelembaban dan PH tanah
Awan
Hujan
klasifikasi iklim yaitu :
1. iklim matahari
2. iklim fisis
3. iklim musim
4. iklim menurut junghuhn
5. iklim koppen
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan
distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan
manusia. Perubahan iklim juga sangat di pengaruhi oleh angin hal ini akibat dari faktor yang
menjadi pendorong bergeraknya massa udara tersebut adalah adanya perbedaan tekanan
udara antara satu tempat dan tempat yang lain
penyebab perubahan iklim yaitu :
• Aktivitas manusia seperti penebangan hutan secara liar.
• Terjadinya fenomena pemanasan global
• Terjadinya peristiwa efek rumah kaca.
• Terjadinya El Nino dan El Nina dilautan.
• Menipisnya lapisan ozon di atmosfir bumi.
Dampak perubahan iklim yaitu :
• Sarana prasaran (infrastruktur) menjadi rusak.
• Merebaknya wabah penyakit terutama pernapasan.
• Kekeringan dan kekurangan sumber air.
• Terjadinya bencana alam dimana-mana.
• Harga pangan menjadi semakin meningkat (mahal).
• Udara menjadi semakin kotor
3.2 Saran
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini ,saya harap ada kritik serta saran bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistiyanto. Iwan Gatot. 2009. Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
Kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wikipedia.2012.Iklim,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Iklim,diakses 05 desember 2012).
Wikipedia.2012.Cuaca,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Cuaca,diakses 05 desember 2012).
Waluyo Joko, S. Pd.1999. GBPP Geografi untuk SMU tahun 1994 dan Suplemen . Penerbit:
GRAHA PUSTAKA, Jakarta.
http://iklim.dirgantaralapan.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=61&Itemid=41
http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum-curah-hujan-di-indonesia
http://zakyways.blogspot.com/2011/05/kondisi-geografis-indonesia.html