37
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah telah dituangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, selanjutnya dijabarkan dalam penyusunan anggaran tahunan berupa APBD Provinsi Kalimantan. Pengelolaan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait. Secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Selatan diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini meliputi Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah, Asas Umum dan Struktur APBD, Penyusunan Rancangan APBD, Pelaksanaan APBD, Perubahan APBD, Pengelolaan Kas, Penatausahaan Keuangan Daerah, Akuntansi Keuangan Daerah, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, Kerugian Daerah, Pengelolaan Keuangan BUMD, Pembinaan dan Pengawasan LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 1

Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

BAB III

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah telah dituangkan dalam

dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, selanjutnya

dijabarkan dalam penyusunan anggaran tahunan berupa APBD Provinsi

Kalimantan.

Pengelolaan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan sesuai

dengan ketentuan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No.

1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam

Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-

undangan lain yang terkait.

Secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Selatan

diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini

meliputi Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah, Asas Umum dan Struktur

APBD, Penyusunan Rancangan APBD, Pelaksanaan APBD, Perubahan APBD,

Pengelolaan Kas, Penatausahaan Keuangan Daerah, Akuntansi Keuangan Daerah,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, Kerugian Daerah, Pengelolaan Keuangan

BUMD, Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah serta Sistem

Informasi Keuangan Daerah.

Pedoman penatausahaan pelaksanaan APBD setiap tahun diatur tersendiri

dalam Peraturan Gubernur yang biasanya ditetapkan pada akhir Desember sebagai

pedoman pelaksanaan APBD yang dimulai awal Januari tahun berikutnya.

Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen

pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah bahwa : “keuangan daerah

dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien,

ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 1

Page 2: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan dalam APBD yang setiap

tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.”

APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam

proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun

belanja daerah. Agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar,

maka landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur

antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat

azas.

Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah,

adalah diuraikan seperti berikut :

1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan

belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.

2. Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah

dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang

belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan

APBD.

3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang

bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening

Kas Umum Daerah.

Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan

(policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih.

Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan

ekonomi makro dan sumberdaya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya

secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi

pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.

Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai

dengan asumsi kebijakan umum APBD, terdapat keadaan yang menyebabkan harus

dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar

jenis belanja serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan.

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan,

pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban, seperti berikut.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 2

Page 3: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2. Neraca; 3. Laporan Arus Kas(LAK), dan; 4. Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Kebijakan umum anggaran dalam sisi peningkatan penerimaan daerah selalu

berpedoman pada prinsip 3E, yakni ekonomis, efisien dan efektif. Berdasarkan

prinsip ini keuangan daerah bisa dikelola dengan baik untuk kemandirian daerah

dalam rangka menggali potensi keuangan yang ada, yang dilakukan antara lain

melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan,

pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban yang disusun sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa

Keuangan RI (BPK). Namun dalam penyusunan LKPJ Gubernur Akhir Masa Jabatan

Tahun 2010-2015 ini, data yang digunakan terkait dengan APBD Tahun 2010-2013

adalah data APBD yang sudah diaudit oleh BPK, sedangkan untuk APBD Tahun

2014 belum diaudit oleh BPK, karena sesuai ketentuan, hasil audit BPK baru akan

diterima awal bulan Juni atau dua bulan setelah Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah diserahkan ke BPK.

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Sesuai dengan pasal 157 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah serta pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Pendapatan Daerah terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu : 1) Hasil Pajak Daerah, 2) Hasil

Retribusi Daerah, 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan dan 4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

b. Dana Perimbangan yaitu: 1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, 2)

Dana Alokasi Umum (DAU), dan 3) Alokasi Khusus (DAK)

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah yaitu: 1) Hibah, 2) Dana Darurat,

dan 3) Lain-lain Pendapatan yang Ditetapkan Pemerintah.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 3

Page 4: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam pelaksanaan pemungutan Pendapatan Asli Daerah sebagaimana

ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nonor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah,

sebagai landasan yuridis penetapan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan

Selatan, antara lain :

1) Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan;

2) Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Perizinan Tertentu;

3) Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang

Retribusi Jasa Umum.

Dalam pelaksanaan pemungutan daerah telah dilakukan upaya-upaya

untuk dapat mengitensifkan penerimaan daerah melalui kegiatan sebagai

berikut :

a) Menggali potensi-potensi Pendapatan Asli Daerah yang ada dan

membuat dasar hukum yang kuat untuk menjadi dasar dalam

pemungutan.

b) Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui

Pameran Pembangunan, media cetak, serta media elektronik.

c) Memenuhi dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia

melalui rekrutment pegawai, pelatihan dan workshop yang bersifat

spesialisasi.

d) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran secara

bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat.

e) Terus mengoptimalkan pemakaian Informasi Teknologi (IT) agar

pengelolaan Pendapatan Daerah dan pelayanan kepada masyarakat

dapat maksimal (prima).

f) Pengembangan Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) dari 6

(enam) UPPD menjadi 13 (tiga belas) UPPD.

g) Mengadakan razia gabungan agar masyarakat mau membayar pajak

kendaraan bermotor.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 4

Page 5: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Pertumbuhan Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)

Pendapatan Daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Selama

kurun waktu lima tahun terakhir mulai tahun 2010-2014, realisasi

Pendapatan Daerah menunjukkan adanya kenaikan yang cukup

signifikan dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 21,12%.

Pada tahun 2010 realisasi pendapatan daerah yaitu sebesar

Rp.2.312.192.515.073,77 meningkat menjadi Rp 4.838.950.680.246,53

pada tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan realisasi

Pendapatan Daerah tahun 2010-2014, sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Realisasi Pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan SelatanTahun Anggaran 2010-2014

TARealisasi Pendapatan

Daerah (Rp)

PertumbuhanKenaikan/

(Penurunan) (Rp)(%)

2010 2.279.776.308.734,25

2011 3.148.042.883.313,37 868.266.574.579,12 38,08

2012 3.780.220.381.351,00 632.177.498.037,63 20,08

2013 4.350.810.456.952,25 570.590.075.601,25 15,09

2014*) 4.838.950.680.246,53 488.140.223.294,28 11,22

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)

Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2010-2014 sebagian besar

dapat melampaui target yang sudah ditetapkan, hal ini dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 5

Page 6: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Tahun Anggaran 2010-2014

TATarget Setelah

Perubahan APBDRealisasi %

Bertambah /(Berkurang)

20102.219.219.502.859,0

0

2.279.776.308.734,2

5102,73 60.556.805.875,25

20112.531.602.747.571,0

0

3.148.042.883.313,3

7124,35 616.440.135.742,37

20123.780.220.381.351,0

0

4.340.251.839.472,5

0114,81 560.031.458.121,50

20134.374.897.084.000,0

0

4.350.810.456.952,2

599,45 (24.086.627.047,75)

2014*)4.814.594.276.500,0

0

4.838.950.680.246,5

3100,51 24.356.403.746,53

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Pendapatan Daerah yang terdiri dari : Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah,

masing-masing komponen pendapatan daerah dimaksud dapat dijelaskan

sebagai berikut :

I. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain

Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

Pertumbuhan PAD (Tahun 2010-2014)

Pertumbuhan PAD rata-rata pertahun sebesar 24,125%. Kenaikan ini

karena didukung oleh kondisi perekonomian menunjukkan tingkat

pertumbuhan yang positif, sehingga dunia usaha terus dapat bergerak dan

berkembang.

Peningkatan ini juga tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh

pemerintah daerah provinsi seperti peningkatan intensifikasi dan

ekstensifikasi sumber-sumber PAD, peningkatan pelayanan kepada

masyarakat, penyuluhan, penyederhanaan administrasi dan peningkatan

pengawasan.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 6

Page 7: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Realisasi Pertumbuhan PAD periode 2010-2014 disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 3.3

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan SelatanTahun Anggaran 2010-2014

TAPendapatan Asli Daerah

(Rp)Pertumbuhan

( % )

2010 1.286.258.611.998,76  

2011 1.868.594.744.036,27 45,27

2012 2.476.159.926.154,70 32,51

2013 2.502.279.216.337,25 1,05

2014*) 2.944.491.003.710,53 17,67

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Target dan Realisasi PAD (Tahun 2010-2014)

Secara umum PAD dapat melampaui target yang sudah ditetapkan, hal

ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4

Target dan Realisasi PAD Provinsi Kalimantan SelatanTahun Anggaran 2010-2014

TA Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) Lebih / Kurang (Rp) %

2010 1.194.998.859.859,00 1.286.258.611.998,76 91.259.752.139,76 107,64

2011 1.468.951.157.157,00 1.868.594.744.036,27 399.643.586.879,27 127,21

2012 2.227.415.729.591,00 2.476.159.926.154,70 248.744.196.563,70 111,17

2013 2.650.672.915.500,00 2.502.279.216.337,25 (148.393.699.162,75) 94,40

2014* 2.920.893.545.000,00 2.944.491.003.710,53 23.597.458.710,53 100,81

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)

Kontribusi realisasi penerimaan dari PAD terhadap Pendapatan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih dominan dibandingkan dengan

realisasi penerimaan dari Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 7

Page 8: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Sah, dimana rata-rata dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ialah

58,24% artinya mencapai diatas 50%. Hal ini dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

Tabel 3.5

Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)

TARealisasi PAD

(Rp)%

Realisasi Dana Perimbangan

(Rp)%

Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang

Sah (Rp)%

2010 1.286.258.611.998,76 56,42 930.124.574.222,00 40,80 63.393.122.513,49 2,78

2011 1.868.594.744.036,27 59,36 1.195.565.014.393,00 37,98 83.883.124.884,10 2,66

2012 2.476.159.926.154,70 57,05 1.534.463.778.392,00 35,35 329.628.134.925,80 7,59

2013 2.502.279.216.337,25 57,51 1.505.123.319.103,00 34,59 343.407.921.512,00 7,89

2014* 2.944.491.003.710,53 60,85 1.523.714.615.711,00 31,49 370.745.060.825,00 7,66

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Adapun komponen pos-pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:

Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dijelaskan

sebagai berikut :

a) Pajak Daerah

Penerimaan Pajak Daerah periode tahun 2010-2014 mengalami

kenaikan yang cukup signifikan dan juga menunjukkan rata-rata

pertumbuhan pertahun sebesar 18,938%, hal ini disebabkan adanya kebijakan

pemerintah untuk melakukan deregulasi kendaraan bermotor import dalam

bentuk “Complete Build Up” (CBU), disamping adanya peningkatan harga

pasaran umum kendaraan bermotor. Pertumbuhan Pajak Daerah periode

tahun 2010-2014, sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.6

Pertumbuhan Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Tahun 2010-2014)

TARealisasi Pajak Daerah

(Rp)Pertumbuhan

(%)

2010 1.088.346.424.813,33

2011 1.643.513.495.007,00 33,78

2012 2.199.594.029.523,00 25,28

2013 2.136.882.988.893,50 -2,93

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 8

Page 9: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

2014* 2.395.925.506.280,50 10,81

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013 *) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Realisasi penerimaan Pajak Daerah periode tahun 2010-2014 secara

umum dapat melampaui target yang telah ditetapkan, kontribusi terbesar dari

realisasi penerimaan Pajak Daerah bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) serta Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi untuk pencapaian

target penerimaan Pajak Daerah, antara lain :

1) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran UPPD/KPPD

(Samsat) secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat.

2) Memperpendek birokrasi pelayanan pada kantor SAMSAT dari 8 (delapan)

langkah menjadi 3 (tiga) langkah untuk mempercepat pelayanan.

3) Membuka pelayanan Drive Thrue bagi wajib pajak kendaraan roda 4

(empat).

4) Pengembangan Unit Pelayanan Pendapatan daerah (UPPD) dari 6 (enam)

UPPD menjadi 13 (tiga belas) UPPD.

5) Mengadakan razia gabungan agar masyarakat mau membayar pajak

kendaraan bermotor.

Target dan Realisasi penerimaan yang berasal dari Pajak Daerah periode

tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.7

Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Tahun 2010-2014)

TATarget Pajak Daerah

(Rp)Realisasi Pajak

Daerah (Rp)Lebih / Kurang (Rp) %

2010 997.928.281.659,00 1.088.346.424.813,33 90.418.143.154,33 109,06

20111.224.007.000.000,0

01.643.513.495.007,00 419.506.495.007,00 134,27

20122.018.937.252.632,0

02.199.594.029.523,00 180.656.776.891,00 108,95

2013 2.349.284.455.000,0 2.136.882.988.893,50 (212.401.466.106,50 90,96

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 9

Page 10: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

0 )

2014*2.555.490.000.000,0

02.395.925.506.280,50

(159.564.493.719,50

)93,76

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

b) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

oleh Pemerintah Provinsi kepada kepentingan orang pribadi atau badan, baik

yang bersifat pelayanan jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Retribusi

Daerah mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan, karena kinerja bersifat

pemenuhan atas permintaan berbagai jenis pelayanan yang diberikan

Pemerintah Provinsi kepada masyarakat.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai komitmen terhadap

peningkatan pelayanan kepada masyarakat, disamping upaya untuk

mengoptimalkan penerimaan dari Retribusi Daerah, antara lain :

1) Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang Retribusi Daerah

melalui pameran pembangunan, media cetak dan media elektronik.

2) Memenuhi dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia melalui

rekrutment pegawai, pelatihan dan workshop yang bersifat spesialisasi.

3) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran UPPD/KPPD

(Samsat) secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat.

Pertumbuhan Retribusi Daerah pertahun periode 2010-2014

menunjukkan fluktuasi yang cukup tajam, dan cenderung pertumbuhan negatif.

Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.8

Pertumbuhan Retribusi Daerah (Tahun 2010-2014)

TARetribusi Daerah

(Rp)Pertumbuhan

(%)

2010 41.660.160.641,00

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 10

Page 11: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

2011 41.134.808.937,00 -1,28

2012 9.275.042.098,00 -343,50

2013 20.534.550.837,00 54,83

2014* 20.001.837.517,25 -2,66

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Penerimaan Retribusi Daerah sejak tahun 2008 pada Rumah Sakit Umum

(RSU) Ulin Banjarmasin berubah status menjadi Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD), sehingga penerimaan retribusi Rumah Sakit Umum (RSU) Ulin dapat

dikelola langsung untuk operasional pelayanan. Sementara pada Penerimaan

Daerah dicantumkan pada Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dan

hanya dicatat saja.

Meskipun pertumbuhan retribusi daerah masih cenderung menurun,

namun perbandingan target dan realisasi penerimaan dari Retribusi Daerah

tahun 2010-2014 secara umum dapat melampaui target yang sudah ditetapkan.

Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 3.9Target dan Realisasi Retribusi Daerah

(Tahun 2010-2014)

TA Target Retribusi Daerah (Rp)

Realisasi Retribusi daerah (Rp)

Lebih / Kurang (Rp)

%

2010 37.308.578.200,00 41.660.160.641,00 4.351.582.441,00 111,66

2011 36.273.722.800,00 41.134.808.937,00 4.861.086.137,00 113,40

2012 6.245.086.600,00 9.275.042.098,00 3.029.955.498,00 148,52

2013 16.773.502.500,00 20.534.550.837,00 3.761.048.337,00 122,42

2014* 18.327.228.000,00 20.001.837.517,25 1.674.609.517,25 109,14

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan,

diperoleh dari Deviden Bank Pembangunan Daerah (Bank BPD), Perusahaan

Daerah Bangun Banua, Perusahaan Daerah BPR dan Asuransi Askrida.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 11

Page 12: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Selama 5 tahun terakhir (2010-2014), realisasi penerimaan dari Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dapat melampaui target yang

sudah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.10Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

(Tahun 2010-2014)

TA

Target Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

(Rp)

Realisasi Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

(Rp)

Lebih / Kurang(Rp)

%

2010 31.452.000.000,00 8.388.793.415,24 (23.063.206.584,76) 26,67

2011 43.726.434.771,00 53.898.099,00 (43.672.536.672,00) 0,12

2012 53.000.000,00 950.623.148,00 897.623.148,00 1.793,63

2013 653.000.000,00 916.251.539,00 263.251.539,00 140,31

2014* 45.752.592.000,00 46.901.875.689,64 1.149.283.689,64 102,51

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

d) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah bersumber dari

Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan, Jasa Giro, Pendapatan

Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan Denda Pajak,

Pendapatan Hasil Eksekusi Atas Jaminan, Pendapatan dari Pengembalian

Kelebihan Pembayaran Gaji dan Tunjangan, Pendapatan dari Pengembalian

Kelebihan Pembayaran Perjalanan Dinas, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum,

Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan Aset Daerah dan Penerimaan

Yang Tak Tertampung.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 12

Page 13: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Selama tahun 2010- 2014 realisasi penerimaan dari Lain-Lain

Pendapatan Asli Daerah Yang Sah secara umum dapat melampaui target yang

sudah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.11.Target dan Realisasi Lain-lain PAD Yang Sah

(Tahun 2010-2014)

TATarget Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah (Rp)

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

(Rp)

Lebih / Kurang (Rp)

%

2010 128.310.000.000,00 147.863.233.129,19 19.553.233.129,19 115,24

2011 164.944.000.000,00 183.892.541.993,27 18.948.541.993,27 111,49

2012 202.180.390.359,00 266.340.231.385,70 64.159.841.026,70 131,73

2013 283.961.958.000,00 343.945.425.067,75 59.983.467.067,75 121,12

2014* 301.323.725.000,00 481.661.784.223,14180.338.059.223,1

4159,85

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

II. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan kepada

daerah untuk pendanaan penyelenggaraan desentralisasi berdasarkan pada

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Prinsip perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah adalah :

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 13

Page 14: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

a) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian

tugas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b) Pembagian sumber keuangan negara kepada Pemerintah Daerah dalam

rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan

stabilitas dan keseimbangan fiskal.

c) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

merupakan sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan

penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas

pembantuan.

Selama tahun 2010-2014, realisasi penerimaan dari Dana Perimbangan

dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 3.12.Target dan Realisasi Dana Perimbangan

(Tahun 2010-2014)

TA Target Dana Perimbangan (Rp)

Realisasi Dana Perimbangan (Rp)

Lebih / Kurang (Rp)

%

2010 963.014.301.000,00 930.124.574.222,00(32.889.726.778,00

)96,58

2011 979.222.552.000,001.195.565.014.393,0

0216.342.462.393,00

122,0

9

20121.208.483.562.000,0

0

1.534.463.778.392,0

0325.980.216.392,00

126,9

7

20131.373.114.981.000,0

0

1.505.123.319.103,0

0132.008.338.103,00

109,6

1

2014*1.531.315.476.000,0

0

1.523.714.615.711,0

0(7.600.860.289,00) 99,50

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Penerimaan Dana Perimbangan berasal dari : Bagi Hasil Pajak/Bukan

Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, dapat dijelaskan

lebih rinci sebagai berikut :

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 14

Page 15: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

a) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak periode 2010-2014

dapat melampaui target yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.13.Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

(Tahun 2010-2014)

TATarget Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak (Rp)

Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

(Rp)

Lebih / Kurang

(Rp)%

2010485.102.234.000,0

0

452.212.507.222,0

0(32.889.726.778,00) 93,22

2011437.100.000.000,0

0

653.442.462.393,0

0216.342.462.393,00 149,49

2012517.100.000.000,0

0

843.080.216.392,0

0325.980.216.392,00 163,04

2013648.050.000.000,0

0

780.058.338.103,0

0132.008.338.103,00 120,37

2014*775.400.000.000,0

0

767.799.139.711,0

0(7.600.860.289,00) 99,02

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

b) Dana Alokasi Umum (DAU)

Realisasi penerimaan dari Dana Alokasi Umum periode 2010-2014

secara umum dapat mencapai target yang sudah ditetapkan, hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.14.Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum

(Tahun 2010-2014)

TATarget Dana

Alokasi Umum (Rp)

Realisasi Dana Alokasi Umum

(Rp)

Lebih / Kurang (Rp)

%

2010458.074.767.000,0

0

458.074.767.000,0

00,00 100,00

2011 504.876.152.000,0 504.876.152.000,0 0,00 100,00

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 15

Page 16: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

0 0

2012652.535.312.000,0

0

652.535.312.000,0

00,00 100,00

2013683.511.441.000,0

0

683.511.441.000,0

00,00 100,00

2014*701.725.536.000,0

0

701.725.536.000,0

00,00 100,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

c) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Penerimaan Dana Alokasi Khusus, masuk sebagai penerimaan pada

APBD sejak tahun 2008, realisasinya sesuai target yang sudah ditetapkan

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.15.Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus

(Tahun 2010-2014)

TATarget Dana Alokasi

Khusus (Rp)Realisasi Dana Alokasi

Khusus (Rp)Lebih / Kurang

(Rp)%

2010 19.837.300.000,00 19.837.300.000,00 0,00 100,00

2011 37.246.400.000,00 37.246.400.000,00 0,00 100,00

2012 38.848.250.000,00 38.848.250.000,00 0,00 100,00

2013 41.553.540.000,00 41.553.540.000,00 0,00 100,00

2014* 54.189.940.000,00 54.189.940.000,00 0,00 100,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

III. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan Pendapatan Daerah

yang bersumber dari Pendapatan Hibah, Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus.

Selama 5 tahun (2010-2014), realisasi penerimaan dari Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah dapat melampaui target yang sudah ditetapkan.

Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 16

Page 17: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Tabel 3.16.Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

(Tahun 2010-2014)

TahunTarget Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah (Rp)

Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah

Yang Sah (Rp)Lebih / Kurang (Rp) %

2010 61.206.342.000,00 63.393.122.513,49 2.186.780.513,49 103,57 %

2011 83.429.038.000,00 83.883.124.884,10 454.086.884,10 100,54 %

2012 344.321.089.760,00 329.628.134.925,80 (14.692.954.834,20) 95,73 %

2013 351.109.187.500,00 343.407.921.512,00 (7.701.265.988,00) 97,81 %

2014* 362.385.255.500,00 370.745.060.825,00 8.359.805.325,00 102,31 %

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

3. Permasalahan dan Solusi

Walaupun Pendapatan Asli Daerah dan Pajak Daerah memberikan

kontribusi cukup besar dalam penerimaan Pendapatan Daerah, tetapi masih

terdapat beberapa permasalahan pokok antara lain:

a) Masih terdapat sarana dan prasarana perkantoran UPPD/KPPD (Samsat)

yang perlu dibenahi untuk memberikan kenyamanan wajib pajak serta

dalam pengembangan pengelolaan potensi sumber-sumber pendapatan.

b) Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia yang profesional dan handal.

c) Belum optimalnya pemanfaatan Informasi Teknologi (IT) dalam mekanisme

pengelolaan pendapatan daerah dan pelayanan kepada masyarakat.

d) Pembagian Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak kepada Daerah masih belum

proporsional.

Dalam upaya mengoptimalkan Pendapatan Daerah dan untuk mengatasi

berbagai masalah pokok yang masih dihadapi, maka ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut :

a) Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui

pameran pembangunan, media cetak dan media elektronik.

b) Menambah 7 (Tujuh) UPPD baru, dari 6 (Enam) UPPD menjadi 13 (Tiga

Belas) UPPD. Agar pelayanan kepada masyarakat dapat maksimal (prima).

c) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran UPPD/KPPD

(Samsat) secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 17

Page 18: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

d) Memenuhi dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia melalui

rekrutment pegawai, pelatihan dan workshop yang bersifat spesialisasi.

e) Terus mengoptimalkan pemakaian Informasi Teknologi (IT) agar

pengelolaan Pendapatan Daerah dan pelayanan kepada masyarakat dapat

maksimal (prima).

f) Mendesak Pemerintah Pusat untuk menambah prosentase dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak bagian Pemerintah Daerah ditambah dengan komponen

penerimaan untuk perbaikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari

kegiatan penambangan di daerah.

g) Prestasi dan Keberhasilan Selama Periode Tahun 2010-2014 antara lain :

Pendapatan Daerah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan

menunjukkan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 21,12% selama

periode tahun 2010-2014.

Pendapatan Daerah dapat melampaui target yang sudah ditentukan, baik

target yang dianggarkan maupun target Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) yang sudah ditetapkan.

Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan

menunjukkan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 24,125% selama

periode 2010-2014.

Pendapatan Asli Daerah selama periode 2010-2014 masih merupakan

sumber utama Pendapatan Daerah.

Salah satu SAMSAT yaitu SAMSAT Banjarmasin telah mendapatkan

Sertifikasi QUALITY MANAGEMENT SYSTEM – ISO 9001-2000 dari

British Standards Institution (BSI) Management System Singapure Pte

Ltd (nomor certificate;FS 538841) yang diserahkan pada tanggal 14

Agustus 2008.

SAMSAT Martapura telah mendapatkan Sertifikasi ISO 9001-2008 dari

British Standards Institution (BSI) Management System Singapure Pte

Ltd pada bulan Desember 2009.

Gubernur Kalimantan Selatan pada tahun 2009 mendapatkan AWARD di

bidang Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dari Pemerintah sebagai

Daerah Berprestasi berdasarkan Kinerja Keuangan, Kinerja Ekonomi

dan Kesejahteraan, dimana salah satu indikator kinerja keuangan adalah

peningkatan PAD Kalimantan Selatan.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 18

Page 19: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

SAMSAT Pelaihari mendapatkan Sertifikat ISO 9001-2008 dari British

Standards Institution (BSI) Management System Singapore Pte Ltd.

Telah beroperasinya Mobil SAMSAT Keliling untuk wilayah Banjarmasin,

Kotabaru, Banjarbaru dan Batulicin.

Telah beroperasinya SAMSAT Jemput Antar untuk wilayah Banjarmasin

dan Banjarbaru yang memudahkan Wajib Pajak untuk membayar Pajak

Kendaraan Bermotor dengan cukup menelepon ke 0511-7683555 maka

petugas SAMSAT Jemput Antar akan datang ke tempat Wajib Pajak.

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah

Pengelolaan anggaran di sisi belanja mengalami perubahan paradigma,

dari paradigma atau sistem incremental dan line item dengan sistem

anggaran berimbang menuju paradigma baru, yakni anggaran berdasarkan

kinerja (performance budget). Perubahan paradigma ini dimaksudkan agar

penyusunan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan

memenuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan value for money.

Perubahan paradigma ini menuntut tingkat kemandirian daerah

yang lebih tinggi dalam mengatur rumah tangganya dengan berbagai

strategi, alokasi dan prioritas pengeluaran sesuai dengan aspirasi yang

berkembang dalam masyarakat. Selain itu, pengeluaran daerah pada

dirinya sendiri sekaligus harus merupakan mekanisme pencegahan

terjadinya pemborosan dan kebocoran yang menguntungkan sebagian

orang. Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas penyusunan

anggaran, pemerintah daerah juga dituntut untuk menerapkan pendekatan

perencanaan dari bawah.

Anggaran daerah pada hakekatnya merupakan kalkulasi kuantitatif

finansial untuk memaksimalkan pelayanan publik, sesuai dengan kebutuhan

dan masalahnya. Karena itu, proses penyusunannya harus melibatkan

berbagai pihak dan bentang pemangku kepentingan yang lebih luas, selain

DPRD, LSM, dan organisasi masyarakat, dengan melandaskan diri pada

prinsip-prinsip manajemen keuangan publik modern, seperti prinsip

akuntabilitas, value for money, kejujuran, transparansi, dan pengendalian

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 19

Page 20: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

sesuai visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja di

pemerintah daerah.

Peraturan yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah antara

lain mengacu pada Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah dengan Permendagri

No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri No. 13 Tahun 2006.

4. Permendagri Nomor 64 tahun 2013 tentang penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

Pengelolaan keuangan dilakukan secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, effisien, ekonomis, efektif, transparan, dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada para pemangku kepentingan yang sudah

menjadi tuntutan masyarakat. Kebijakan yang dilaksanakan dalam belanja

daerah adalah sebagai berikut :

a. Secara bertahap mengusahakan makin meningkatnya proporsi belanja

modal dari total belanja. Belanja modal adalah merupakan bentuk

investasi yang akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

b. Mengusahakan agar kiranya proporsi belanja untuk kepentingan

masyarakat (publik) selalu makin meningkat dari total belanja APBD.

Peningkatan belanja pelayanan publik akan meningkatkan kualitas

pelayanan publik yang sangat didambakan oleh masyarakat.

c. Dalam rangka fasiltasi ekonomi lokal melaksanakan pembiayaan pada

sektor pertanian dalam arti luas, pembiayaan dilaksanakan terutama

pada usaha peningkatan produksi, mutu dan produktivitas petani pada

jenis-jenis komoditas unggulan. Pembiayaan juga dilaksanakan untuk

mengembangkan potensi wisata yang potensial, antara lain pasar

terapung, wisata religius serta wisata alam di Loksado.

d. Kemitraan dengan swasta untuk mengelola aset Pemerintah Provinsi

Kalsel dengan berusaha memperoleh hasil yang optimal dari

pemanfaatan aset Pemerintah Provinsi Kalsel.

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 20

Page 21: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

e. Pembiayaan yang bersumber dari pinjaman atau obligasi, apabila

ternyata dilaksanakan, harus dikelola secara benar, agar tidak

menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah, baik dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang.

2. Target dan Realisasi Belanja

Target dan Realisasi Belanja Daerah tahun 2010-2014 sebagai berikut:

Tabel 3.17.Target dan Realisasi Belanja Daerah

(Tahun 2010-2014)

TABelanja Daerah

%Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

2010 2.598.044.278.994 2.410.095.343.698 92,77

2011 2.730.424.332.908 2.465.733.715.692,17 90,31

2012 4.599.545.608.723 4.004.268.327.253,94 87,06

2013 5.381.877.607.616 4.750.074.546.751,98 88,26

2014*) 5.510.996.086.064 4.917.827.639.754,28 89,24

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Berdasarkan pada tabel target dan realisasi belanja tahun 2010-2014

dapat dihitung bahwa rata rata realisasi belanja adalah sebesar 89,28%, dapat

dilihat pada tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.18Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah

(Tahun 2010-2014)

TA Realisasi Belanja

Daerah (Rp)

Pertumbuhan

Kenaikan/penurunan

(Rp)(%)

2010 2.598.044.278.994    

2011 2.730.424.332.908 132.380.053.914 4,85

2012 4.599.545.608.723 1.869.121.275.815 40,64

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 21

Page 22: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

2013 5.381.877.607.616 782.331.998.893 14,54

2014*) 5.510.996.086.064 129.118.478.448 2,34

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Secara umum realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Kalimantan Selatan sejak Tahun Anggaran 2010 s/d 2014, pada tahun 2011

dan 2012 mengalami surplus dan pada tahun 2010, 2013 dan 2014

mengalami defisit, namun dapat ditutupi melalui SILPA tahun sebelumnya

sehingga dapat berjalan dengan baik serta lancar. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 3.19Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah

(Tahun 2010-2014)

TARealisasi Surplus (Defisit)

(Rp)Pendapatan (Rp) Belanja (Rp)

2010 2.279.776.308.734,25 2.410.095.343.698,00 (130.319.034.963,75)

2011 3.148.042.883.313,37 2.465.733.715.692,17 682.309.167.621,20

2012 4.340.251.839.472,50 4.004.268.327.253,94 335.983.512.218,56

2013 4.350.810.456.952,25 4.750.074.546.751,98 (399.264.089.799,73)

2014* 4.838.950.680.246,53 4.917.827.639.754,28 (78.876.959.507,75)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Berdasarkan data mengenai Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

serta Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2014,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

APBD Tahun Anggaran 2010 terdiri dari target pendapatan sebesar

Rp. 2.219.219.502.859,00 yang direalisasi sebesar Rp. 2.279.776.308.734,25

atau 102,73 %, sedangkan anggaran belanja sebesar Rp. 2.598.044.278.994

direalisasi sebesar Rp. 2.410.095.343.698,00 atau 92,77 % sehingga terdapat

defisit sebesar Rp. (130.319.034.963,75).

APBD Tahun Anggaran 2011 terdiri dari target pendapatan sebesar

Rp. 2.531.602.747.571,00 yang direalisasi sebesar Rp. 3.148.042.883.313,37

atau 124,35 % dari anggaran, sedangkan anggaran belanja sebesar

Rp. 2.730.424.332.908 direalisasi sebesar Rp. 2.465.733.715.692,17 atau 90,31

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 22

Page 23: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

% dari anggaran, sehingga terdapat Surplus sebesar Rp. 682.309.167.621,20 .

Apabila dibandingkan dengan TA 2010 maka pada TA 2011 terdapat kenaikan

Pendapatan sebesar Rp.868.266.574.579,12 atau 72,41 % sedangkan disisi

Belanja terdapat kenaikan Belanja sebesar Rp.55.638.371.994,17 atau 2,26%.

APBD Tahun Anggaran 2012 terdiri dari target pendapatan sebesar

Rp. 3.780.220.381.351,00 yang direalisasi sebesar Rp. 4.340.251.839.472,50

atau 114,81% dari anggaran, sedangkan anggaran belanja sebesar

Rp. 4.599.545.608.723,00 direalisasi sebesar Rp. 4.004.268.327.253,94 atau

87,06% dari anggaran, sehingga terdapat Surplus sebesar

Rp. 335.983.512.218,56. Apabila dibandingkan dengan TA 2011 maka pada TA

2012 terdapat kenaikan Pendapatan sebesar Rp.1.192.208.956.159,13 atau

17,38% sedangkan disisi Belanja terdapat kenaikan sebesar

Rp.148.155.695.197,68 atau 13,11%

APBD Tahun Anggaran 2013 terdiri dari target pendapatan sebesar

Rp. 4.374.897.084.000,00 yang direalisasi sebesar Rp. 4.350.810.456.952,25

atau 99,45 % dari anggaran, sedangkan anggaran belanja sebesar

Rp. 5.381.877.607.616,00 direalisasi sebesar Rp. 4.750.074.546.751,98atau

99,45% dari anggaran, sehingga terdapat defisit sebesar

Rp. (399.264.089.799,73). Apabila dibandingkan dengan TA 2012 maka pada

TA 2013 terdapat kenaikan Pendapatan sebesar Rp.10.558.617.479,75 atau

35,41% sedangkan disisi Belanja terdapat kenaikan sebesar

Rp. 745.806.219.498,04 atau 20,96%

APBD Tahun Anggaran 2014 (belum audit) terdiri dari target pendapatan

sebesar Rp. 4.814.594.276.500,00 yang direalisasi sebesar

Rp. 4.838.950.680.246,53 atau 100,51%, sedangkan anggaran belanja sebesar

Rp. 4.814.594.276.500,00 direalisasi sebesar Rp. 4.838.950.680.246,53

sehingga terdapat defisit sebesar Rp. (78.876.959.507,75). Surplus sebesar

tersebut di atas dialokasikan pada Sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan

sebagai persediaan dana UP (Uang Persediaan) bagi pelaksanaan APBD T.A

2010. Selanjutnya jika dibandingkan dengan TA 2008 maka pada TA 2009

terdapat kenaikan realisasi pendapatan sebesar Rp.236.384.975.043,23 atau

12,60% sedangkan disisi realisasi Belanja terdapat kenaikan sebesar

Rp.464.422.824.990,00 atau 30,05%

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 23

Page 24: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan kelompok belanja, Realisasi Belanja Langsung dan Belanja

Tidak Langsung pada APBD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010-2014 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.20.Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada APBD Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2010-2014

TA

BELANJA APBD

BELANJA TIDAK

LANGSUNG

BELANJA

LANGSUNGJUMLAH

2010 1.142.533.972.191,00 1.267.561.371.507,00 2.410.095.343.698,00

2011 1.195.209.614.001,00 1.270.524.101.691,17 2.465.733.715.692,17

2012 2.284.975.684.748,60 1.719.292.642.505,34 4.004.268.327.253,94

2013 2.056.784.525.945,00 2.693.290.020.806,98 4.750.074.546.751,98

2014* 2.242.236.095.933,00 2.675.591.543.821,28 4.917.827.639.754,28

TOTAL 8.921.739.892.818,60 9.626.259.680.331,77 18.547.999.573.150,40

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014

Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan secara rata-rata selama

lima tahun anggaran (tahun 2010-2014) lebih banyak ditujukan untuk belanja

langsung, dimana kondisi ini mencerminkan bahwa belanja yang direalisasikan

lebih banyak ditujukan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan publik. Hal tersebut dapat digambarkan pada grafik sebagai

berikut :

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 24

Page 25: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengelolaan belanja daerah

antara lain sebagai berikut :

a. Dari aspek manajemen, penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam

organisasi keuangan (planning, organizing, actuating, controling)

sering terhambat, karena seringnya terjadi perubahan peraturan

perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah.

b. Masih terbatasnya SDM yang mempunyai latar belakang pendidikan

akuntansi pada semua tingkat pengelola keuangan daerah, termasuk

SKPD, sementara arah pengelolaan keuangan daerah kedepan jelas

akan membutuhkan tenaga kerja yang berkualifikasi pendidikan

tersebut.

C. Belum terbentuknya komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk

mendukung suatu penyusunan pengembangan aplikasi sistem

program pengelolaan keuangan yang benar-benar mantap.

Dengan adanya berbagai permasalahan di atas, Biro Keuangan telah

mencoba mengantisipasinya dengan berbagai macam upaya pemecahan

antara lain :

a. Terus mengadaptasi segenap perubahan tersebut melalui kegiatan

koordinatif dan konsultasi kepada lembaga terkait seperti Depdagri,

Depkeu, BPK dan sebagainya agar terjadi pemahaman yang sama atas

suatu persoalan yang dihadapi, jangan sampai mengakibatkan

kesalahan bertindak yang menjurus kepada pelanggaran peraturan

perundang-undangan ataupun kesalahan administratif.

b. Meningkatkan kesiapan sumber daya manusia melalui penambahan

tenaga yang mampu di bidang keuangan, juga dengan melakukan

program inner training, serta dengan cara melakukan kerjasama

dengan pihak-pihak atau lembaga yang berkompeten di bidang

keuangan.

c. Perlu adanya komitmen yang kuat dari berbagai pihak dalam

pelaksanaan kebijakan, melalui pendekatan persuasi dan memberikan

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 25

Page 26: Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

aksentuasi bahwa kebijakan itu harus berjalan dan pelaksana diminta

agar mau mengerti dan melaksanakannya.

d. Dengan pengelolaan keuangan yang baik serta pembenahan aset yang

terus menerus dengan bimbingan dari instansi Kementerian dalam

Negeri, Kementerian Keuangan dan BPK RI, pada tahun Anggaran

2013, Laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

mendapatkan opini Wajar Tanpa (WTP) Pengecualian dari BPK RI, ini

merupakan suatu titk pencapaian opini terbaik dalam bidang

keuangan, dimana dalam beberapa tahun kebelakang Pemerintah

Provinsi hanya mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian

(WDP).

LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 26