Upload
cahyo-wiryanto
View
93
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah telah dituangkan dalam
dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, selanjutnya
dijabarkan dalam penyusunan anggaran tahunan berupa APBD Provinsi
Kalimantan.
Pengelolaan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan sesuai
dengan ketentuan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No.
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-
undangan lain yang terkait.
Secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Selatan
diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini
meliputi Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah, Asas Umum dan Struktur
APBD, Penyusunan Rancangan APBD, Pelaksanaan APBD, Perubahan APBD,
Pengelolaan Kas, Penatausahaan Keuangan Daerah, Akuntansi Keuangan Daerah,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, Kerugian Daerah, Pengelolaan Keuangan
BUMD, Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah serta Sistem
Informasi Keuangan Daerah.
Pedoman penatausahaan pelaksanaan APBD setiap tahun diatur tersendiri
dalam Peraturan Gubernur yang biasanya ditetapkan pada akhir Desember sebagai
pedoman pelaksanaan APBD yang dimulai awal Januari tahun berikutnya.
Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen
pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah bahwa : “keuangan daerah
dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 1
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan dalam APBD yang setiap
tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.”
APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam
proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun
belanja daerah. Agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar,
maka landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur
antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat
azas.
Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah,
adalah diuraikan seperti berikut :
1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan
belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
2. Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan
APBD.
3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening
Kas Umum Daerah.
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan
(policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih.
Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan
ekonomi makro dan sumberdaya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya
secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.
Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai
dengan asumsi kebijakan umum APBD, terdapat keadaan yang menyebabkan harus
dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar
jenis belanja serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan,
pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban, seperti berikut.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 2
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2. Neraca; 3. Laporan Arus Kas(LAK), dan; 4. Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Kebijakan umum anggaran dalam sisi peningkatan penerimaan daerah selalu
berpedoman pada prinsip 3E, yakni ekonomis, efisien dan efektif. Berdasarkan
prinsip ini keuangan daerah bisa dikelola dengan baik untuk kemandirian daerah
dalam rangka menggali potensi keuangan yang ada, yang dilakukan antara lain
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan,
pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan RI (BPK). Namun dalam penyusunan LKPJ Gubernur Akhir Masa Jabatan
Tahun 2010-2015 ini, data yang digunakan terkait dengan APBD Tahun 2010-2013
adalah data APBD yang sudah diaudit oleh BPK, sedangkan untuk APBD Tahun
2014 belum diaudit oleh BPK, karena sesuai ketentuan, hasil audit BPK baru akan
diterima awal bulan Juni atau dua bulan setelah Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah diserahkan ke BPK.
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Sesuai dengan pasal 157 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah serta pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Pendapatan Daerah terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu : 1) Hasil Pajak Daerah, 2) Hasil
Retribusi Daerah, 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan dan 4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
b. Dana Perimbangan yaitu: 1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, 2)
Dana Alokasi Umum (DAU), dan 3) Alokasi Khusus (DAK)
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah yaitu: 1) Hibah, 2) Dana Darurat,
dan 3) Lain-lain Pendapatan yang Ditetapkan Pemerintah.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 3
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Dalam pelaksanaan pemungutan Pendapatan Asli Daerah sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nonor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah,
sebagai landasan yuridis penetapan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan, antara lain :
1) Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan;
2) Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Retribusi Perizinan Tertentu;
3) Perda Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum.
Dalam pelaksanaan pemungutan daerah telah dilakukan upaya-upaya
untuk dapat mengitensifkan penerimaan daerah melalui kegiatan sebagai
berikut :
a) Menggali potensi-potensi Pendapatan Asli Daerah yang ada dan
membuat dasar hukum yang kuat untuk menjadi dasar dalam
pemungutan.
b) Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui
Pameran Pembangunan, media cetak, serta media elektronik.
c) Memenuhi dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia
melalui rekrutment pegawai, pelatihan dan workshop yang bersifat
spesialisasi.
d) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran secara
bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.
e) Terus mengoptimalkan pemakaian Informasi Teknologi (IT) agar
pengelolaan Pendapatan Daerah dan pelayanan kepada masyarakat
dapat maksimal (prima).
f) Pengembangan Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) dari 6
(enam) UPPD menjadi 13 (tiga belas) UPPD.
g) Mengadakan razia gabungan agar masyarakat mau membayar pajak
kendaraan bermotor.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 4
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Pertumbuhan Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)
Pendapatan Daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Selama
kurun waktu lima tahun terakhir mulai tahun 2010-2014, realisasi
Pendapatan Daerah menunjukkan adanya kenaikan yang cukup
signifikan dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 21,12%.
Pada tahun 2010 realisasi pendapatan daerah yaitu sebesar
Rp.2.312.192.515.073,77 meningkat menjadi Rp 4.838.950.680.246,53
pada tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan realisasi
Pendapatan Daerah tahun 2010-2014, sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Realisasi Pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan SelatanTahun Anggaran 2010-2014
TARealisasi Pendapatan
Daerah (Rp)
PertumbuhanKenaikan/
(Penurunan) (Rp)(%)
2010 2.279.776.308.734,25
2011 3.148.042.883.313,37 868.266.574.579,12 38,08
2012 3.780.220.381.351,00 632.177.498.037,63 20,08
2013 4.350.810.456.952,25 570.590.075.601,25 15,09
2014*) 4.838.950.680.246,53 488.140.223.294,28 11,22
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)
Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2010-2014 sebagian besar
dapat melampaui target yang sudah ditetapkan, hal ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 5
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2014
TATarget Setelah
Perubahan APBDRealisasi %
Bertambah /(Berkurang)
20102.219.219.502.859,0
0
2.279.776.308.734,2
5102,73 60.556.805.875,25
20112.531.602.747.571,0
0
3.148.042.883.313,3
7124,35 616.440.135.742,37
20123.780.220.381.351,0
0
4.340.251.839.472,5
0114,81 560.031.458.121,50
20134.374.897.084.000,0
0
4.350.810.456.952,2
599,45 (24.086.627.047,75)
2014*)4.814.594.276.500,0
0
4.838.950.680.246,5
3100,51 24.356.403.746,53
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Pendapatan Daerah yang terdiri dari : Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah,
masing-masing komponen pendapatan daerah dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut :
I. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Pertumbuhan PAD (Tahun 2010-2014)
Pertumbuhan PAD rata-rata pertahun sebesar 24,125%. Kenaikan ini
karena didukung oleh kondisi perekonomian menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang positif, sehingga dunia usaha terus dapat bergerak dan
berkembang.
Peningkatan ini juga tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh
pemerintah daerah provinsi seperti peningkatan intensifikasi dan
ekstensifikasi sumber-sumber PAD, peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, penyuluhan, penyederhanaan administrasi dan peningkatan
pengawasan.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 6
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Realisasi Pertumbuhan PAD periode 2010-2014 disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 3.3
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan SelatanTahun Anggaran 2010-2014
TAPendapatan Asli Daerah
(Rp)Pertumbuhan
( % )
2010 1.286.258.611.998,76
2011 1.868.594.744.036,27 45,27
2012 2.476.159.926.154,70 32,51
2013 2.502.279.216.337,25 1,05
2014*) 2.944.491.003.710,53 17,67
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Target dan Realisasi PAD (Tahun 2010-2014)
Secara umum PAD dapat melampaui target yang sudah ditetapkan, hal
ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Target dan Realisasi PAD Provinsi Kalimantan SelatanTahun Anggaran 2010-2014
TA Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) Lebih / Kurang (Rp) %
2010 1.194.998.859.859,00 1.286.258.611.998,76 91.259.752.139,76 107,64
2011 1.468.951.157.157,00 1.868.594.744.036,27 399.643.586.879,27 127,21
2012 2.227.415.729.591,00 2.476.159.926.154,70 248.744.196.563,70 111,17
2013 2.650.672.915.500,00 2.502.279.216.337,25 (148.393.699.162,75) 94,40
2014* 2.920.893.545.000,00 2.944.491.003.710,53 23.597.458.710,53 100,81
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)
Kontribusi realisasi penerimaan dari PAD terhadap Pendapatan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih dominan dibandingkan dengan
realisasi penerimaan dari Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 7
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Sah, dimana rata-rata dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ialah
58,24% artinya mencapai diatas 50%. Hal ini dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 3.5
Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah (Tahun 2010-2014)
TARealisasi PAD
(Rp)%
Realisasi Dana Perimbangan
(Rp)%
Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang
Sah (Rp)%
2010 1.286.258.611.998,76 56,42 930.124.574.222,00 40,80 63.393.122.513,49 2,78
2011 1.868.594.744.036,27 59,36 1.195.565.014.393,00 37,98 83.883.124.884,10 2,66
2012 2.476.159.926.154,70 57,05 1.534.463.778.392,00 35,35 329.628.134.925,80 7,59
2013 2.502.279.216.337,25 57,51 1.505.123.319.103,00 34,59 343.407.921.512,00 7,89
2014* 2.944.491.003.710,53 60,85 1.523.714.615.711,00 31,49 370.745.060.825,00 7,66
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Adapun komponen pos-pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dijelaskan
sebagai berikut :
a) Pajak Daerah
Penerimaan Pajak Daerah periode tahun 2010-2014 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dan juga menunjukkan rata-rata
pertumbuhan pertahun sebesar 18,938%, hal ini disebabkan adanya kebijakan
pemerintah untuk melakukan deregulasi kendaraan bermotor import dalam
bentuk “Complete Build Up” (CBU), disamping adanya peningkatan harga
pasaran umum kendaraan bermotor. Pertumbuhan Pajak Daerah periode
tahun 2010-2014, sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.6
Pertumbuhan Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Tahun 2010-2014)
TARealisasi Pajak Daerah
(Rp)Pertumbuhan
(%)
2010 1.088.346.424.813,33
2011 1.643.513.495.007,00 33,78
2012 2.199.594.029.523,00 25,28
2013 2.136.882.988.893,50 -2,93
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 8
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
2014* 2.395.925.506.280,50 10,81
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013 *) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Realisasi penerimaan Pajak Daerah periode tahun 2010-2014 secara
umum dapat melampaui target yang telah ditetapkan, kontribusi terbesar dari
realisasi penerimaan Pajak Daerah bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) serta Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi untuk pencapaian
target penerimaan Pajak Daerah, antara lain :
1) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran UPPD/KPPD
(Samsat) secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
2) Memperpendek birokrasi pelayanan pada kantor SAMSAT dari 8 (delapan)
langkah menjadi 3 (tiga) langkah untuk mempercepat pelayanan.
3) Membuka pelayanan Drive Thrue bagi wajib pajak kendaraan roda 4
(empat).
4) Pengembangan Unit Pelayanan Pendapatan daerah (UPPD) dari 6 (enam)
UPPD menjadi 13 (tiga belas) UPPD.
5) Mengadakan razia gabungan agar masyarakat mau membayar pajak
kendaraan bermotor.
Target dan Realisasi penerimaan yang berasal dari Pajak Daerah periode
tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.7
Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Tahun 2010-2014)
TATarget Pajak Daerah
(Rp)Realisasi Pajak
Daerah (Rp)Lebih / Kurang (Rp) %
2010 997.928.281.659,00 1.088.346.424.813,33 90.418.143.154,33 109,06
20111.224.007.000.000,0
01.643.513.495.007,00 419.506.495.007,00 134,27
20122.018.937.252.632,0
02.199.594.029.523,00 180.656.776.891,00 108,95
2013 2.349.284.455.000,0 2.136.882.988.893,50 (212.401.466.106,50 90,96
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 9
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
0 )
2014*2.555.490.000.000,0
02.395.925.506.280,50
(159.564.493.719,50
)93,76
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
b) Retribusi Daerah
Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Provinsi kepada kepentingan orang pribadi atau badan, baik
yang bersifat pelayanan jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Retribusi
Daerah mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan, karena kinerja bersifat
pemenuhan atas permintaan berbagai jenis pelayanan yang diberikan
Pemerintah Provinsi kepada masyarakat.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai komitmen terhadap
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, disamping upaya untuk
mengoptimalkan penerimaan dari Retribusi Daerah, antara lain :
1) Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang Retribusi Daerah
melalui pameran pembangunan, media cetak dan media elektronik.
2) Memenuhi dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia melalui
rekrutment pegawai, pelatihan dan workshop yang bersifat spesialisasi.
3) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran UPPD/KPPD
(Samsat) secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
Pertumbuhan Retribusi Daerah pertahun periode 2010-2014
menunjukkan fluktuasi yang cukup tajam, dan cenderung pertumbuhan negatif.
Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.8
Pertumbuhan Retribusi Daerah (Tahun 2010-2014)
TARetribusi Daerah
(Rp)Pertumbuhan
(%)
2010 41.660.160.641,00
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 10
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
2011 41.134.808.937,00 -1,28
2012 9.275.042.098,00 -343,50
2013 20.534.550.837,00 54,83
2014* 20.001.837.517,25 -2,66
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Penerimaan Retribusi Daerah sejak tahun 2008 pada Rumah Sakit Umum
(RSU) Ulin Banjarmasin berubah status menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), sehingga penerimaan retribusi Rumah Sakit Umum (RSU) Ulin dapat
dikelola langsung untuk operasional pelayanan. Sementara pada Penerimaan
Daerah dicantumkan pada Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dan
hanya dicatat saja.
Meskipun pertumbuhan retribusi daerah masih cenderung menurun,
namun perbandingan target dan realisasi penerimaan dari Retribusi Daerah
tahun 2010-2014 secara umum dapat melampaui target yang sudah ditetapkan.
Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.9Target dan Realisasi Retribusi Daerah
(Tahun 2010-2014)
TA Target Retribusi Daerah (Rp)
Realisasi Retribusi daerah (Rp)
Lebih / Kurang (Rp)
%
2010 37.308.578.200,00 41.660.160.641,00 4.351.582.441,00 111,66
2011 36.273.722.800,00 41.134.808.937,00 4.861.086.137,00 113,40
2012 6.245.086.600,00 9.275.042.098,00 3.029.955.498,00 148,52
2013 16.773.502.500,00 20.534.550.837,00 3.761.048.337,00 122,42
2014* 18.327.228.000,00 20.001.837.517,25 1.674.609.517,25 109,14
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan,
diperoleh dari Deviden Bank Pembangunan Daerah (Bank BPD), Perusahaan
Daerah Bangun Banua, Perusahaan Daerah BPR dan Asuransi Askrida.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 11
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Selama 5 tahun terakhir (2010-2014), realisasi penerimaan dari Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dapat melampaui target yang
sudah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 3.10Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
(Tahun 2010-2014)
TA
Target Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerahyang Dipisahkan
(Rp)
Realisasi Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerahyang Dipisahkan
(Rp)
Lebih / Kurang(Rp)
%
2010 31.452.000.000,00 8.388.793.415,24 (23.063.206.584,76) 26,67
2011 43.726.434.771,00 53.898.099,00 (43.672.536.672,00) 0,12
2012 53.000.000,00 950.623.148,00 897.623.148,00 1.793,63
2013 653.000.000,00 916.251.539,00 263.251.539,00 140,31
2014* 45.752.592.000,00 46.901.875.689,64 1.149.283.689,64 102,51
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
d) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah bersumber dari
Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan, Jasa Giro, Pendapatan
Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan Denda Pajak,
Pendapatan Hasil Eksekusi Atas Jaminan, Pendapatan dari Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Gaji dan Tunjangan, Pendapatan dari Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Perjalanan Dinas, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum,
Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan Aset Daerah dan Penerimaan
Yang Tak Tertampung.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 12
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Selama tahun 2010- 2014 realisasi penerimaan dari Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah secara umum dapat melampaui target yang
sudah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 3.11.Target dan Realisasi Lain-lain PAD Yang Sah
(Tahun 2010-2014)
TATarget Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah (Rp)
Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
(Rp)
Lebih / Kurang (Rp)
%
2010 128.310.000.000,00 147.863.233.129,19 19.553.233.129,19 115,24
2011 164.944.000.000,00 183.892.541.993,27 18.948.541.993,27 111,49
2012 202.180.390.359,00 266.340.231.385,70 64.159.841.026,70 131,73
2013 283.961.958.000,00 343.945.425.067,75 59.983.467.067,75 121,12
2014* 301.323.725.000,00 481.661.784.223,14180.338.059.223,1
4159,85
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
II. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan kepada
daerah untuk pendanaan penyelenggaraan desentralisasi berdasarkan pada
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Prinsip perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah adalah :
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 13
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
a) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian
tugas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
b) Pembagian sumber keuangan negara kepada Pemerintah Daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan
stabilitas dan keseimbangan fiskal.
c) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
merupakan sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan.
Selama tahun 2010-2014, realisasi penerimaan dari Dana Perimbangan
dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 3.12.Target dan Realisasi Dana Perimbangan
(Tahun 2010-2014)
TA Target Dana Perimbangan (Rp)
Realisasi Dana Perimbangan (Rp)
Lebih / Kurang (Rp)
%
2010 963.014.301.000,00 930.124.574.222,00(32.889.726.778,00
)96,58
2011 979.222.552.000,001.195.565.014.393,0
0216.342.462.393,00
122,0
9
20121.208.483.562.000,0
0
1.534.463.778.392,0
0325.980.216.392,00
126,9
7
20131.373.114.981.000,0
0
1.505.123.319.103,0
0132.008.338.103,00
109,6
1
2014*1.531.315.476.000,0
0
1.523.714.615.711,0
0(7.600.860.289,00) 99,50
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Penerimaan Dana Perimbangan berasal dari : Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, dapat dijelaskan
lebih rinci sebagai berikut :
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 14
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
a) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak periode 2010-2014
dapat melampaui target yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.13.Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
(Tahun 2010-2014)
TATarget Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak (Rp)
Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
(Rp)
Lebih / Kurang
(Rp)%
2010485.102.234.000,0
0
452.212.507.222,0
0(32.889.726.778,00) 93,22
2011437.100.000.000,0
0
653.442.462.393,0
0216.342.462.393,00 149,49
2012517.100.000.000,0
0
843.080.216.392,0
0325.980.216.392,00 163,04
2013648.050.000.000,0
0
780.058.338.103,0
0132.008.338.103,00 120,37
2014*775.400.000.000,0
0
767.799.139.711,0
0(7.600.860.289,00) 99,02
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
b) Dana Alokasi Umum (DAU)
Realisasi penerimaan dari Dana Alokasi Umum periode 2010-2014
secara umum dapat mencapai target yang sudah ditetapkan, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.14.Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum
(Tahun 2010-2014)
TATarget Dana
Alokasi Umum (Rp)
Realisasi Dana Alokasi Umum
(Rp)
Lebih / Kurang (Rp)
%
2010458.074.767.000,0
0
458.074.767.000,0
00,00 100,00
2011 504.876.152.000,0 504.876.152.000,0 0,00 100,00
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 15
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
0 0
2012652.535.312.000,0
0
652.535.312.000,0
00,00 100,00
2013683.511.441.000,0
0
683.511.441.000,0
00,00 100,00
2014*701.725.536.000,0
0
701.725.536.000,0
00,00 100,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
c) Dana Alokasi Khusus (DAK)
Penerimaan Dana Alokasi Khusus, masuk sebagai penerimaan pada
APBD sejak tahun 2008, realisasinya sesuai target yang sudah ditetapkan
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.15.Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus
(Tahun 2010-2014)
TATarget Dana Alokasi
Khusus (Rp)Realisasi Dana Alokasi
Khusus (Rp)Lebih / Kurang
(Rp)%
2010 19.837.300.000,00 19.837.300.000,00 0,00 100,00
2011 37.246.400.000,00 37.246.400.000,00 0,00 100,00
2012 38.848.250.000,00 38.848.250.000,00 0,00 100,00
2013 41.553.540.000,00 41.553.540.000,00 0,00 100,00
2014* 54.189.940.000,00 54.189.940.000,00 0,00 100,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
III. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan Pendapatan Daerah
yang bersumber dari Pendapatan Hibah, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus.
Selama 5 tahun (2010-2014), realisasi penerimaan dari Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah dapat melampaui target yang sudah ditetapkan.
Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 16
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Tabel 3.16.Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
(Tahun 2010-2014)
TahunTarget Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah (Rp)
Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah (Rp)Lebih / Kurang (Rp) %
2010 61.206.342.000,00 63.393.122.513,49 2.186.780.513,49 103,57 %
2011 83.429.038.000,00 83.883.124.884,10 454.086.884,10 100,54 %
2012 344.321.089.760,00 329.628.134.925,80 (14.692.954.834,20) 95,73 %
2013 351.109.187.500,00 343.407.921.512,00 (7.701.265.988,00) 97,81 %
2014* 362.385.255.500,00 370.745.060.825,00 8.359.805.325,00 102,31 %
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
3. Permasalahan dan Solusi
Walaupun Pendapatan Asli Daerah dan Pajak Daerah memberikan
kontribusi cukup besar dalam penerimaan Pendapatan Daerah, tetapi masih
terdapat beberapa permasalahan pokok antara lain:
a) Masih terdapat sarana dan prasarana perkantoran UPPD/KPPD (Samsat)
yang perlu dibenahi untuk memberikan kenyamanan wajib pajak serta
dalam pengembangan pengelolaan potensi sumber-sumber pendapatan.
b) Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia yang profesional dan handal.
c) Belum optimalnya pemanfaatan Informasi Teknologi (IT) dalam mekanisme
pengelolaan pendapatan daerah dan pelayanan kepada masyarakat.
d) Pembagian Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak kepada Daerah masih belum
proporsional.
Dalam upaya mengoptimalkan Pendapatan Daerah dan untuk mengatasi
berbagai masalah pokok yang masih dihadapi, maka ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui
pameran pembangunan, media cetak dan media elektronik.
b) Menambah 7 (Tujuh) UPPD baru, dari 6 (Enam) UPPD menjadi 13 (Tiga
Belas) UPPD. Agar pelayanan kepada masyarakat dapat maksimal (prima).
c) Membenahi dan melengkapi sarana prasarana perkantoran UPPD/KPPD
(Samsat) secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 17
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
d) Memenuhi dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia melalui
rekrutment pegawai, pelatihan dan workshop yang bersifat spesialisasi.
e) Terus mengoptimalkan pemakaian Informasi Teknologi (IT) agar
pengelolaan Pendapatan Daerah dan pelayanan kepada masyarakat dapat
maksimal (prima).
f) Mendesak Pemerintah Pusat untuk menambah prosentase dana Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak bagian Pemerintah Daerah ditambah dengan komponen
penerimaan untuk perbaikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari
kegiatan penambangan di daerah.
g) Prestasi dan Keberhasilan Selama Periode Tahun 2010-2014 antara lain :
Pendapatan Daerah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan
menunjukkan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 21,12% selama
periode tahun 2010-2014.
Pendapatan Daerah dapat melampaui target yang sudah ditentukan, baik
target yang dianggarkan maupun target Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang sudah ditetapkan.
Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan
menunjukkan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 24,125% selama
periode 2010-2014.
Pendapatan Asli Daerah selama periode 2010-2014 masih merupakan
sumber utama Pendapatan Daerah.
Salah satu SAMSAT yaitu SAMSAT Banjarmasin telah mendapatkan
Sertifikasi QUALITY MANAGEMENT SYSTEM – ISO 9001-2000 dari
British Standards Institution (BSI) Management System Singapure Pte
Ltd (nomor certificate;FS 538841) yang diserahkan pada tanggal 14
Agustus 2008.
SAMSAT Martapura telah mendapatkan Sertifikasi ISO 9001-2008 dari
British Standards Institution (BSI) Management System Singapure Pte
Ltd pada bulan Desember 2009.
Gubernur Kalimantan Selatan pada tahun 2009 mendapatkan AWARD di
bidang Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dari Pemerintah sebagai
Daerah Berprestasi berdasarkan Kinerja Keuangan, Kinerja Ekonomi
dan Kesejahteraan, dimana salah satu indikator kinerja keuangan adalah
peningkatan PAD Kalimantan Selatan.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 18
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
SAMSAT Pelaihari mendapatkan Sertifikat ISO 9001-2008 dari British
Standards Institution (BSI) Management System Singapore Pte Ltd.
Telah beroperasinya Mobil SAMSAT Keliling untuk wilayah Banjarmasin,
Kotabaru, Banjarbaru dan Batulicin.
Telah beroperasinya SAMSAT Jemput Antar untuk wilayah Banjarmasin
dan Banjarbaru yang memudahkan Wajib Pajak untuk membayar Pajak
Kendaraan Bermotor dengan cukup menelepon ke 0511-7683555 maka
petugas SAMSAT Jemput Antar akan datang ke tempat Wajib Pajak.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Pengelolaan anggaran di sisi belanja mengalami perubahan paradigma,
dari paradigma atau sistem incremental dan line item dengan sistem
anggaran berimbang menuju paradigma baru, yakni anggaran berdasarkan
kinerja (performance budget). Perubahan paradigma ini dimaksudkan agar
penyusunan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan
memenuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan value for money.
Perubahan paradigma ini menuntut tingkat kemandirian daerah
yang lebih tinggi dalam mengatur rumah tangganya dengan berbagai
strategi, alokasi dan prioritas pengeluaran sesuai dengan aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat. Selain itu, pengeluaran daerah pada
dirinya sendiri sekaligus harus merupakan mekanisme pencegahan
terjadinya pemborosan dan kebocoran yang menguntungkan sebagian
orang. Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas penyusunan
anggaran, pemerintah daerah juga dituntut untuk menerapkan pendekatan
perencanaan dari bawah.
Anggaran daerah pada hakekatnya merupakan kalkulasi kuantitatif
finansial untuk memaksimalkan pelayanan publik, sesuai dengan kebutuhan
dan masalahnya. Karena itu, proses penyusunannya harus melibatkan
berbagai pihak dan bentang pemangku kepentingan yang lebih luas, selain
DPRD, LSM, dan organisasi masyarakat, dengan melandaskan diri pada
prinsip-prinsip manajemen keuangan publik modern, seperti prinsip
akuntabilitas, value for money, kejujuran, transparansi, dan pengendalian
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 19
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
sesuai visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja di
pemerintah daerah.
Peraturan yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah antara
lain mengacu pada Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah dengan Permendagri
No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri No. 13 Tahun 2006.
4. Permendagri Nomor 64 tahun 2013 tentang penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
Pengelolaan keuangan dilakukan secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, effisien, ekonomis, efektif, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada para pemangku kepentingan yang sudah
menjadi tuntutan masyarakat. Kebijakan yang dilaksanakan dalam belanja
daerah adalah sebagai berikut :
a. Secara bertahap mengusahakan makin meningkatnya proporsi belanja
modal dari total belanja. Belanja modal adalah merupakan bentuk
investasi yang akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.
b. Mengusahakan agar kiranya proporsi belanja untuk kepentingan
masyarakat (publik) selalu makin meningkat dari total belanja APBD.
Peningkatan belanja pelayanan publik akan meningkatkan kualitas
pelayanan publik yang sangat didambakan oleh masyarakat.
c. Dalam rangka fasiltasi ekonomi lokal melaksanakan pembiayaan pada
sektor pertanian dalam arti luas, pembiayaan dilaksanakan terutama
pada usaha peningkatan produksi, mutu dan produktivitas petani pada
jenis-jenis komoditas unggulan. Pembiayaan juga dilaksanakan untuk
mengembangkan potensi wisata yang potensial, antara lain pasar
terapung, wisata religius serta wisata alam di Loksado.
d. Kemitraan dengan swasta untuk mengelola aset Pemerintah Provinsi
Kalsel dengan berusaha memperoleh hasil yang optimal dari
pemanfaatan aset Pemerintah Provinsi Kalsel.
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 20
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
e. Pembiayaan yang bersumber dari pinjaman atau obligasi, apabila
ternyata dilaksanakan, harus dikelola secara benar, agar tidak
menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah, baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Target dan Realisasi Belanja
Target dan Realisasi Belanja Daerah tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Tabel 3.17.Target dan Realisasi Belanja Daerah
(Tahun 2010-2014)
TABelanja Daerah
%Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
2010 2.598.044.278.994 2.410.095.343.698 92,77
2011 2.730.424.332.908 2.465.733.715.692,17 90,31
2012 4.599.545.608.723 4.004.268.327.253,94 87,06
2013 5.381.877.607.616 4.750.074.546.751,98 88,26
2014*) 5.510.996.086.064 4.917.827.639.754,28 89,24
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Berdasarkan pada tabel target dan realisasi belanja tahun 2010-2014
dapat dihitung bahwa rata rata realisasi belanja adalah sebesar 89,28%, dapat
dilihat pada tabel 3.14 berikut :
Tabel 3.18Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
(Tahun 2010-2014)
TA Realisasi Belanja
Daerah (Rp)
Pertumbuhan
Kenaikan/penurunan
(Rp)(%)
2010 2.598.044.278.994
2011 2.730.424.332.908 132.380.053.914 4,85
2012 4.599.545.608.723 1.869.121.275.815 40,64
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 21
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
2013 5.381.877.607.616 782.331.998.893 14,54
2014*) 5.510.996.086.064 129.118.478.448 2,34
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Secara umum realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan sejak Tahun Anggaran 2010 s/d 2014, pada tahun 2011
dan 2012 mengalami surplus dan pada tahun 2010, 2013 dan 2014
mengalami defisit, namun dapat ditutupi melalui SILPA tahun sebelumnya
sehingga dapat berjalan dengan baik serta lancar. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.19Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah
(Tahun 2010-2014)
TARealisasi Surplus (Defisit)
(Rp)Pendapatan (Rp) Belanja (Rp)
2010 2.279.776.308.734,25 2.410.095.343.698,00 (130.319.034.963,75)
2011 3.148.042.883.313,37 2.465.733.715.692,17 682.309.167.621,20
2012 4.340.251.839.472,50 4.004.268.327.253,94 335.983.512.218,56
2013 4.350.810.456.952,25 4.750.074.546.751,98 (399.264.089.799,73)
2014* 4.838.950.680.246,53 4.917.827.639.754,28 (78.876.959.507,75)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Berdasarkan data mengenai Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
serta Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2014,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
APBD Tahun Anggaran 2010 terdiri dari target pendapatan sebesar
Rp. 2.219.219.502.859,00 yang direalisasi sebesar Rp. 2.279.776.308.734,25
atau 102,73 %, sedangkan anggaran belanja sebesar Rp. 2.598.044.278.994
direalisasi sebesar Rp. 2.410.095.343.698,00 atau 92,77 % sehingga terdapat
defisit sebesar Rp. (130.319.034.963,75).
APBD Tahun Anggaran 2011 terdiri dari target pendapatan sebesar
Rp. 2.531.602.747.571,00 yang direalisasi sebesar Rp. 3.148.042.883.313,37
atau 124,35 % dari anggaran, sedangkan anggaran belanja sebesar
Rp. 2.730.424.332.908 direalisasi sebesar Rp. 2.465.733.715.692,17 atau 90,31
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 22
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
% dari anggaran, sehingga terdapat Surplus sebesar Rp. 682.309.167.621,20 .
Apabila dibandingkan dengan TA 2010 maka pada TA 2011 terdapat kenaikan
Pendapatan sebesar Rp.868.266.574.579,12 atau 72,41 % sedangkan disisi
Belanja terdapat kenaikan Belanja sebesar Rp.55.638.371.994,17 atau 2,26%.
APBD Tahun Anggaran 2012 terdiri dari target pendapatan sebesar
Rp. 3.780.220.381.351,00 yang direalisasi sebesar Rp. 4.340.251.839.472,50
atau 114,81% dari anggaran, sedangkan anggaran belanja sebesar
Rp. 4.599.545.608.723,00 direalisasi sebesar Rp. 4.004.268.327.253,94 atau
87,06% dari anggaran, sehingga terdapat Surplus sebesar
Rp. 335.983.512.218,56. Apabila dibandingkan dengan TA 2011 maka pada TA
2012 terdapat kenaikan Pendapatan sebesar Rp.1.192.208.956.159,13 atau
17,38% sedangkan disisi Belanja terdapat kenaikan sebesar
Rp.148.155.695.197,68 atau 13,11%
APBD Tahun Anggaran 2013 terdiri dari target pendapatan sebesar
Rp. 4.374.897.084.000,00 yang direalisasi sebesar Rp. 4.350.810.456.952,25
atau 99,45 % dari anggaran, sedangkan anggaran belanja sebesar
Rp. 5.381.877.607.616,00 direalisasi sebesar Rp. 4.750.074.546.751,98atau
99,45% dari anggaran, sehingga terdapat defisit sebesar
Rp. (399.264.089.799,73). Apabila dibandingkan dengan TA 2012 maka pada
TA 2013 terdapat kenaikan Pendapatan sebesar Rp.10.558.617.479,75 atau
35,41% sedangkan disisi Belanja terdapat kenaikan sebesar
Rp. 745.806.219.498,04 atau 20,96%
APBD Tahun Anggaran 2014 (belum audit) terdiri dari target pendapatan
sebesar Rp. 4.814.594.276.500,00 yang direalisasi sebesar
Rp. 4.838.950.680.246,53 atau 100,51%, sedangkan anggaran belanja sebesar
Rp. 4.814.594.276.500,00 direalisasi sebesar Rp. 4.838.950.680.246,53
sehingga terdapat defisit sebesar Rp. (78.876.959.507,75). Surplus sebesar
tersebut di atas dialokasikan pada Sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan
sebagai persediaan dana UP (Uang Persediaan) bagi pelaksanaan APBD T.A
2010. Selanjutnya jika dibandingkan dengan TA 2008 maka pada TA 2009
terdapat kenaikan realisasi pendapatan sebesar Rp.236.384.975.043,23 atau
12,60% sedangkan disisi realisasi Belanja terdapat kenaikan sebesar
Rp.464.422.824.990,00 atau 30,05%
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 23
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Berdasarkan kelompok belanja, Realisasi Belanja Langsung dan Belanja
Tidak Langsung pada APBD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010-2014 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.20.Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada APBD Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2010-2014
TA
BELANJA APBD
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNGJUMLAH
2010 1.142.533.972.191,00 1.267.561.371.507,00 2.410.095.343.698,00
2011 1.195.209.614.001,00 1.270.524.101.691,17 2.465.733.715.692,17
2012 2.284.975.684.748,60 1.719.292.642.505,34 4.004.268.327.253,94
2013 2.056.784.525.945,00 2.693.290.020.806,98 4.750.074.546.751,98
2014* 2.242.236.095.933,00 2.675.591.543.821,28 4.917.827.639.754,28
TOTAL 8.921.739.892.818,60 9.626.259.680.331,77 18.547.999.573.150,40
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2010 s.d. 2013*) Perda Perubahan APBD TA. 2014 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2014
Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan secara rata-rata selama
lima tahun anggaran (tahun 2010-2014) lebih banyak ditujukan untuk belanja
langsung, dimana kondisi ini mencerminkan bahwa belanja yang direalisasikan
lebih banyak ditujukan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan publik. Hal tersebut dapat digambarkan pada grafik sebagai
berikut :
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 24
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengelolaan belanja daerah
antara lain sebagai berikut :
a. Dari aspek manajemen, penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam
organisasi keuangan (planning, organizing, actuating, controling)
sering terhambat, karena seringnya terjadi perubahan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah.
b. Masih terbatasnya SDM yang mempunyai latar belakang pendidikan
akuntansi pada semua tingkat pengelola keuangan daerah, termasuk
SKPD, sementara arah pengelolaan keuangan daerah kedepan jelas
akan membutuhkan tenaga kerja yang berkualifikasi pendidikan
tersebut.
C. Belum terbentuknya komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk
mendukung suatu penyusunan pengembangan aplikasi sistem
program pengelolaan keuangan yang benar-benar mantap.
Dengan adanya berbagai permasalahan di atas, Biro Keuangan telah
mencoba mengantisipasinya dengan berbagai macam upaya pemecahan
antara lain :
a. Terus mengadaptasi segenap perubahan tersebut melalui kegiatan
koordinatif dan konsultasi kepada lembaga terkait seperti Depdagri,
Depkeu, BPK dan sebagainya agar terjadi pemahaman yang sama atas
suatu persoalan yang dihadapi, jangan sampai mengakibatkan
kesalahan bertindak yang menjurus kepada pelanggaran peraturan
perundang-undangan ataupun kesalahan administratif.
b. Meningkatkan kesiapan sumber daya manusia melalui penambahan
tenaga yang mampu di bidang keuangan, juga dengan melakukan
program inner training, serta dengan cara melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak atau lembaga yang berkompeten di bidang
keuangan.
c. Perlu adanya komitmen yang kuat dari berbagai pihak dalam
pelaksanaan kebijakan, melalui pendekatan persuasi dan memberikan
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 25
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
aksentuasi bahwa kebijakan itu harus berjalan dan pelaksana diminta
agar mau mengerti dan melaksanakannya.
d. Dengan pengelolaan keuangan yang baik serta pembenahan aset yang
terus menerus dengan bimbingan dari instansi Kementerian dalam
Negeri, Kementerian Keuangan dan BPK RI, pada tahun Anggaran
2013, Laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
mendapatkan opini Wajar Tanpa (WTP) Pengecualian dari BPK RI, ini
merupakan suatu titk pencapaian opini terbaik dalam bidang
keuangan, dimana dalam beberapa tahun kebelakang Pemerintah
Provinsi hanya mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP).
LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2010-2015 III - 26