Upload
deki-zulkarnain
View
1.192
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Citation preview
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDONESIA 2015
Musrenbang RKPD 2015 Kabupaten Musi Rawas Utara Balai Pertemuan Rupit, 19 Maret 2014
BAPPENAS CURICULUM VITAE
2
• Nama : Inda Monita • NIP : 19710121 199503 2 001• Tpt/Tgl Lahir : Jakarta, 21 Januari 1971• Pangkat/Gol : Pembina Tk. I / IV B• Pendidikan : S2 Public Management• Jabatan : Kasubdit Evaluasi Kinerja
Pembangunan Wilayah Tengah
• Unit Kerja :Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah (EKPD)• Instansi : BAPPENAS
BAPPENAS OUTLINE PAPARAN :
1. Pengantar 2. Perkembangan Pembangunan
Nasional3. Tema RKP 20154. Arah Kebijakan dan Prioritas
Pembangunan 20155. Isu Strategis6. Dukungan Pemerintah Daerah7. Sinergi Pusat-Daerah dan
Antardaerah8. Penutup
3
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
4
1 PENGANTAR
BAPPENAS
Perencanaan Pembangunan Daerah
• Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN
• Menurut UU ini, ada 2 entitas penyusun rencana pembangunan:1. Pemerintah daerah (prov/kab/kota) yang dikoordinasikan
oleh BAPPEDA pasal 33 ayat 22. SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya (pasal 33
ayat 3)
5
BAPPENAS Dokumen Rencana
oleh Bappeda:• RPJPD• RPJMD• RKPD
6
oleh SKPD:• Renstra SKPD• Renja SKPD
BAPPENAS
RPJP NasionalRPJP Nasional
RPJP DaerahRPJP Daerah
RPJM Nasional
RPJM Nasional
RPJM DaerahRPJM Daerah
Renstra SKPDRenstra SKPD
RKPRKP
RKP DaerahRKP Daerah
Renja SKPDRenja SKPD
5 tahun 1 tahun
20 tahun
Pedoman
Pedoman
Dijabarkan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman Diacu
Diperhatikan Diperhatikan
7
RPKD vs RKP
Diacu
13/04/23
BAPPENAS
8
• RKP menjabarkan RPJM Nasional, memuat: (1) prioritas pembangunan nasional, (2) rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta (3) program K/L, lintas K/L, Kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif (UU No. 25 tahun 2004 SPPN).
• Presiden menetapkan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional pada bulan Januari untuk tahun yang direncanakan, atas dasar hasil evaluasi kebijakan berjalan.
• Penetapan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional 2015 memuat:- Review pelaksanaan RPJMN 2010-2014- Tema dan priorias RKP 2015- Direktif Presiden
Memfokuskan sumberdaya yang tersedia Dapat disiapkan program dan kegiatannya dalam siklus perencanaan dan penganggaran
• RKP 2015 adalah RKP pertama dari RPJMN 2015-2019. Sangat strategis untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan sesuai RPJMN dan Direktif Presiden materi paparan mengacu pada pencapaian sasaran tsb berdasarkan Review RPJMN 2010-2014.
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL
2
9
BAPPENAS EVALUASI RPJMN 2010-2014
10
No IndikatorStatus Awal
(2009)
CapaianTarget 2014
Status2010 2011 2012
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
1 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2.8 2.8 3.0 321) 5,0
2 Indeks Efektifitas Pemerintahan -0,26 -0,19 -0,24 n.a 0,5
Prioritas Nasional 2: Pendidikan
1 Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas 7,72 7,92 7,92 n.a 8,25
2 Angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas 5,30 4,79 4,43 n.a 4,18
Prioritas Nasional 3: Kesehatan
1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 71,1 72,0
2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 228 n.a n.a n.a 118
3 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 n.a n.a 32 2) 24
11
No IndikatorStatus Awal
(2009)
CapaianTarget 2014 Status
2010 2011 2012
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan
1 Jumlah RTSM yang mendapatkan Bantuan Tunai Bersyarat PKH 726.376 774.293 1.052.000 1.492.473 1.170.000
2 Jumlah RTS penerima Raskin (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan) 18.497.302 17.488.007 17.488.007 17.488.007 17.488.007
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan
1 PDB Pertanian (%) 3,96 2,99 2,95 4,26 3,7-3,9
2 Produksi Bahan Pangan: Padi (%) 6,79 3,22 -1,07 4,87 3,22
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur
1 Kemantapan Jalan Nasional (%)
87,3 87,0 87,7 90,5 94
2 Jumlah Rusunawa Terbangun (Twin Block) n.a 49 49 n.a1) 380
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
1 Jumlah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Daerah (Prov/Kab/Kota) 360 394 420 444 530
2 Jumlah pasar percontohan (unit) 10 12 15 20 26
12
No IndikatorStatus Awal
(2009)
CapaianTarget 2014 Status
2010 2011 2012
Prioritas Nasional 8: Energi1 Produksi Minyak Bumi (Ribu
Barrel/Hari)949 945 902 877 1.010
2 Kapasitas Pembangkit Terpasang (Kumulatif MW)
31.959 33.983 39.899 42.839 3.000 MW/Tahun
Prioritas Nasional 9: LH dan Pengelolaan Bencana
1
Hotspot di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi berkurang 20% per tahun dari rerata 2005-2009 (%)
58.890 titik
(rerata 2005-2009)
83,42 51,65 45,11
19.316 titik (turun
sebesar 67,2%)
2Kesinambungan sistem analisa data di bidang gempabumi dan tsunami (%)
75 90 100 100 90
Prioritas Nasional 10: Daerah Teringgal, Terdepan, Terluar & Pasca Konflik1 Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal5,84 5,76 5,68 6,16 7,1
2 Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
20,19 21,17 19,46 18,31 14,2
13
No IndikatorStatus Awal
(2009)
CapaianTarget 2014 Status
2010 2011 2012
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreatifitas, dan Inovasi Teknologi
1 Jumlah museum yang direvitalisasi (Unit Museum) n.a 6 30 6 30
2 Jumlah paket peningkatan kapasitas Iptek Sistem Produksi n.a 109 78 n.a1) 100
Prioritas Nasional 12: Bidang Hukum, Politik, dan Keamanan
1 Penanggulangan Terorisme (jumlah teroris tertangkap) *) n.a n.a 93 89 n.a
2 Penggunaan alutsista TNI produksi Industri Dalam Negeri (%) n.a 12,65 13,61 15,86 20,88
Prioritas Nasional 13: Bidang Perekonomian
1 Pertumbuhan Industri (%) - 4,48 6,22 6,10 7,0-7,3
2 Pertumbuhan Non Migas (%) - 5,09 6,83 6,60 7,3-7,8
Prioritas Nasional 14: Bidang Kesejahteraan Rakyat
1 Pelaksanaan Ibadah Haji serta Pengawasan Haji yang tertib dan lancar (jemaah) - 221.0001) 221.000 211.000 210.000
2 Jumlah wisatawan mancanegara (juta orang) 6,32 7,00 7,65 3,88 8,6
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
14
3 TEMA RKP 2015
BAPPENAS Rancangan Tema RKP 2015
15
MELANJUTKAN REFORMASI PEMBANGUNAN MELANJUTKAN REFORMASI PEMBANGUNAN BAGI PENINGKATAN DAYA SAING NASIONALBAGI PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL
BAPPENAS
Pertimbangan Penyusunan Tema RKP 2015
1. Reformasi pembangunan perlu dilanjutkan dan diperkuat untuk menciptakan struktur perekonomian yang kokoh melalui: (i) percepatan hilirisasi industri berbasis Sumber Daya Alam, (ii) mengurangi ketergantungan impor barang modal dan bahan baku, (iii) kepastian hukum dan penegakan hukum, serta (iv) reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.
2. Daya saing nasional masih harus ditingkatkan terutama untuk menghadapi dimulainya pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), meneruskan perbaikan neraca transaksi berjalan, memperkuat landasan pembangunan agar tidak masuk dalam Jebakan Negara Berpendapatan Menengah (Middle Income Trap).
3. RPJMN tahap ketiga (2015-2019) dari RPJPN 2005-2025 diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian berbasis SDA yang tersedia, SDM berkualitas, serta kemampuan Iptek.
16
BAPPENASKoridor Tema RKP 2015Koridor Tema RKP 2015
1. RPJMN 2015-2019 merupakan bagian dari RPJPN 2005-2025
2. RPJPN dibagi dalam 9 (sembilan) Bidang Pembangunan
3. RKP 2015 adalah tahun pertama pelaksanaan RPJMN III dan merupakan transisi dari RPJMN II khususnya RKP 2014. Dengan demikian isu strategis RKP 2014 ada yang masih perlu dilanjutkan pada RKP 2015.
4. Tema disusun berdasarkan:
– Tantangan
– Keberlanjutan
– Mandat RPJP 2005-2025 dengan penekanan pada tahapan pembangunan periode RPJMN 2015-2019
5. Tema dijabarkan dalam isu strategis 9 bidang pembangunan RPJPN 2005-2025
17
BAPPENAS
Kaitannya dengan RPJMN dan RPJPN 2005-2025
RPJM 4(2020-2024)
RPJM 1(2005-2009)Menata kembali
NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis, dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih baik.
RPJM 2(2010-2014)
Memantapkan penataan kembali
NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun
kemampuan iptek, memperkuat daya
saing perekonomian
RPJM 3(2015-2019)Memantapkan pemba-ngunan
secara menye-luruh dengan menekan-kan
pembangunan keunggulan kompetitif
perekonomian yang ber-basis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil
dan makmur melalui percepatan
pembangunan di segala bidang dengan
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif.
Substansi RKP 2015 disusun dengan merujuk pada tema-pembangunan RPJMN 2015-
2019 (RPJMN 3)
Substansi RKP 2015 disusun dengan merujuk pada tema-pembangunan RPJMN 2015-
2019 (RPJMN 3)
18
BAPPENAS Tantangan Pembangunan - InternalTantangan Pembangunan - Internal
• Struktur perekonomian Indonesia masih belum kokoh dan rentan terhadap gejolak global. – struktur industri manufaktur masih dangkal– ketergantungan terhadap impor barang modal dan bahan
setengah jadi masih tinggi• Iklim usaha dan investasi, serta kepastian hukum masih belum
optimal dalam memberikan kemudahan dan kepastian investasi. • Terjadinya perlambatan penurunan kemiskinan dan
pengangguran. • Kesenjangan antar kelompok masyarakat masih tinggi, demikian
juga, kesenjangan antar wilayah juga masih tinggi.
19
BAPPENAS Tantangan Pembangunan - EksternalTantangan Pembangunan - Eksternal
• Pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang ditandai dengan pengurangan stimulus moneter (tapering off) serta perekonomian Eropa secara perlahan lepas dari krisis, akan mengakibatkan:– Arus modal asing berbalik ke negara maju;– Berakhirnya siklus panjang harga komoditas tinggi sehingga
mempersulit upaya pengurangan defisit transaksi berjalan.• Melepaskan Indonesia dari jerat negara berpendapatan
menengah (Middle-income trap). • Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economy
Community) akan mulai pada tahun 2015
20
BAPPENAS
• Potensi pasar domestik yang besar• Pemanfaatan jumlah middle class yang besar dan terus
naik• Pemilu mendorong kegiatan perekonomian domestik• Krisis hutang Eropa mereda• Perekonomian China mulai menguat• Resesi ekonomi AS berkurang
PELUANG
21
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN
4
22
BAPPENAS Arah Kebijakan PembangunanArah Kebijakan Pembangunan
Secara garis besar arah pembangunan tahun 2015 adalah sebagai berikut:a) Reformasi pembangunan yang telah berjalan perlu dilanjutkan dan diperkuat
untuk menciptakan struktur perekonomian yang kokoh melalui percepatan hilirisasi industri berbasis SDA, mengurangi ketergantungan impor barang modal dan bahan baku, kepastian hukum dan penegakan hukum serta reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.
b) Daya saing nasional masih harus ditingkatkan terutama untuk menghadapi dimulainya pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), meneruskan perbaikan neraca transaksi berjalan, memperkuat landasan pembangunan agar tidak masuk dalam Jebakan Negara Berpendapatan Menengah (Middle Income Trap).
c) RPJMN tahap ketiga dari RPJPN 2005-2025 diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian berbasis SDA yang tersedia, SDM berkualitas, serta kemampuan Iptek.
23
BAPPENAS Prioritas PembangunanPrioritas Pembangunan• Berdasarkan arah kebijakan RKP 2015 di atas, diidentifikasi isu-isu strategis untuk
masing-masing bidang pembangunan yang digariskan RPJPN 2005-2025, yaitu bidang pembangunan:1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama2. Ekonomi 3. Sarana dan Prasarana4. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi6. Politik7. Pertahanan dan Keamanan8. Hukum dan Aparatur9. Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang
• Selanjutnya, Prioritas Pembangunan akan disusun untuk merespon isu-isu strategis yang teridentifikasi.
24
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
25
5 ISU STRATEGIS 2015
BAPPENAS PENYUSUNAN ISU STRATEGIS
26
PENCAPAIAN TARGET RPJMN
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMN III
DIREKTIF PRESIDEN
Isu strategis dan direktif Presiden yang belum selesai
dan perlu dilanjutkan
Signifikan Berdampak luas Pengungkit/Leverage
Jika terdapat isu nasional dan global terkini yang sangat mendesak juga dipertimbangkan
Isu StrategisIsu StrategisNo.
Bidang Pembangunan
Isu Strategis
1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
a. Sistem Jaminan Sosial Nasional (Demand dan Supply)b. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayic. Pengendalian Jumlah Pendudukd. Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinane. Optimalisasi Anggaran Pendidikan
2. Ekonomi a. Transformasi Struktur Industrib. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja
3. Sarana dan Prasarana
a. Perkuatan Sistem Logistik Nasionalb. Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasionalc. Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasid. Penataan Perumahan / Permukimane. Pembangunan transportasi massal perkotaan.
4. Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
a. Perkuatan Ketahanan Panganb. Peningkatan Ketahanan Energi
5. IPTEK Perkuatan kapasitas IPTEK
6. Politik Konsolidasi Demokrasi7. Pertahanan dan
KeamananPercepatan Pembangunan MEF dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan
8. Hukum dan Aparatur Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik yang Berkualitas9. Pembangunan
Wilayah dan Tata Ruang
Pembangunan Daerah Tertinggal27
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
28
DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENCAPAI TARGET
6
BAPPENAS
Dukungan yang Diharapkan dari Pemerintah Daerah
1. Melakukan review capaian sasaran pembangunan (RPJMN) di tingkat kabupaten2. Melakukan sinkronisasi RPJMD dan RKPD dengan Prioritas Nasional yang tercantum dalam
RPJMN 2010-2014 dan RKP:• Keselarasan antara RKP dan RKPD• Kontrol deviasi (penyimpangan) antara RKPD-Renja SKPD-RAPBD
3. Perbaikan kualitas belanja pemerintah:• Peningkatan belanja modal• Prioritas penurunan kemiskinan• Kontrol belanja barang dan subsidi• Hindari keterlambatan dan penumpukan penyerapan anggaran4. Pengendalian inflasi: pengawasan distribusi barang-barang kebutuhan strategis5. Mendorong percepatan proses pembebasan lahan dalam pembangunan infrastruktur
wilayah dengan berpedoman pada UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
6. Mengidentifikasi isu-isu strategis pembangunan daerah dan mensinergikannya dengan kebijakan nasional (K/L).
29
BAPPENAS
30
1. Kesepakatan-kesepakatan dalam Musrenbangnas merupakan sinergi antara prioritas nasional dan kebutuhan-kebutuhan provinsi dalam berbagai sektor.
2. Perencanaan yang baik akan ditentukan oleh kualitas perencana dan komunikasi yang baik antar perencana.
3. Perlu perkuatan kelembagaan perencanaan di tingkat daerah. 4. Basis data yang akurat dan terkini dijadikan dasar perencanaan
pembangunan khususnya data-data yang mencerminkan kondisi manusia Indonesia. Telah disusun Buku Proyeksi Penduduk Tahun 2010-2035 yang akan menjadi informasi yang penting bagi perencanaan pembangunan ke depan; serta
5. Bappenas berkomitmen untuk terus menerus meningkatkan kualitas proses perencanaan dan produk RKP.
Upaya Peningkatan Kualitas RKP
BAPPENAS
1. Penajaman sasaran dan indikator kinerja; 2. Optimalisasi belanja modal pada sektor-sektor strategis
untuk mendorong investasi sektor riil;3. Peningkatan sinkronisasi dan sinergi antara kegiatan SKPD
dan Kementerian/Lembaga; 4. Peningkatan pemantauan untuk menghilangkan
sumbatan-sumbatan dalam implementasi program/kegiatan; serta
5. Peningkatan akuntabilitas belanja pemerintah daerah.
Upaya Peningkatan Kualitas APBN dan APBD
31
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
5
32
SINERGI PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH
7
BAPPENAS
SINERGI PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH
33
• Mengurangi kesenjangan antarwilayah secara lebih terarah dan sistematik dengan skenario yang disepakati semua pihak.
• Meningkatkan keterkaitan pembangunan antar wilayah dalam rangka memperkuat perekonomian domestik.
• Mendorong pembangunan kawasan perbatasan, terdepan, terluar, tertinggal, pasca konflik dan kawasan ekonomi khusus.
BAPPENAS
Wilayah SumateraShare PDRB thdp Nasional
23,91%
Pertumb. Ekonomi 6,2%Pendaptn perkapita 9,64 jtPenduduk miskin 6,2 jt (21,66%)
Wilayah Jawa Bali
Share PDRB thdp Nasional
57,51%
Pertumbh Ekonomi 6,6%
Pendapt perkapita 10,40 jt
Pendudk miskin 15,98 jt (55,84%)
Wilayah Nusa Tenggara
Share PDRB thdp Nasional
2,56%
Pertmbuh Ekonomi 0,21%
Pendapt perkapita 3,52 jt
Pendudk miskin 1,83 jt (6,39%)
Wilayah KalimantanShare PDRB thdp Nasional
9,03%
Pertumb. Ekonomi 4,88%
Pendaptn perkapita 14,22 jt
Pendudk miskin 0,93 jt (3,25%)
Wilayah SulawesiWilayah Sulawesi Share PDRB thdp Nasional
4,86%
Pertmbh Ekonomi 8,1%Pendapt perkapita 6,53 jtPendudk miskin 2,05 jt (7,16%)
Wilayah MalukuShare PDRB thdp Nasional
0,43%
Pertumbh Ekonomi 6,17%Pendaptn perkapita 2,95 jtPendudk miskin 0,43 jt (1,50%)
Wilayah PapuaShare PDRB thdp Nasional
1,71%
Pertmbuh Ekonomi 4,03%Pendaptn perkapita 11,08 jtPndudk miskin 1,2 jt (4,20 %)
Sumber : BPS 2011 (Data diolah)Ket : Harga Konstan
Sumber : BPS 2011 (Data diolah)Ket : Harga Konstan
KESENJANGAN WILAYAH
BAPPENAS KETERKAITAN ANTARWILAYAH
35
• Perdagangan antardaerah terpusat di Jawa dan Sumatera Blok Ekonomi Utama.
• Perdagangan antardaerah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua masih relatif kecil dan belum berkembang Wilayah ini memerlukan percepatan pembangunan.
Catatan: Arah panah menunjukkan arus perdagangan antarwilayah. Angka yang digarisbawahi menunjukkan produksi bruto di setiap wilayah. Angka dalam lingkaran menunjukkan input antara dalam wilayah.
Kesenjangan ekonomi wilayah menghambat perwujudan wawasan nusantaraKesenjangan ekonomi wilayah menghambat perwujudan wawasan nusantaraSumber : BPS, 2005
BAPPENAS
Sinergi pusat-daerah dan antardaerah dilakukan dalam seluruh proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi yang mencakup :
1) Sinergi dalam perencanaan kebijakan.2) Sinergi dalam kerangka regulasi.3) Sinergi dalam kerangka anggaran.4) Sinergi dalam kerangka kelembagaan 5) Sinergi dalam kerangka pengembangan wilayah.
AGENDA UNTUK MEMPERKUAT SINERGI PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH
36
BAPPENAS CONTOH SINERGI: PENDIDIKAN
Disparitas Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI Tahun 2010/2011
Mengupayakan Pemerintah Daerah dapat bersinergi dengan Pemerintah Pusat untuk: Meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI melalui pembangunan infrastruktur pendidikan (dibiayai oleh APBD) Mendorong ketersediaan Guru sekolah terutama di Provinsi yang APM SD/MI dibawah rata-rata Nasional
3737
BAPPENAS CONTOH SINERGI : KESEHATAN
Sumber data : Riskesdas 2010
Angka Kekurangan Gizi pada Balita Per Provinsi Tahun 2010
10.6 11.0
11.2
11.3 1
3.0 13.4 14.0 14.9 15.3 15.7 16.2
16.2 17.1
17.1
17.1 17.9 18.5 19.6 19.9 20.5 21.4 2
2.8
22.9 23.6
23.7 2
5.0 26.2 26.5
26.5
26.5 27.6 2
9.1 29.4 30.5
0
5
10
15
20
25
30
35
Su
law
esi
Uta
ra
Ba
li
DI Yo
gya
ka
rta
DK
I Ja
ka
rta
Jaw
a B
ara
t
La
mp
un
g
Ke
p. R
iau
Ke
p. B
an
gka
Be
litu
ng
Be
ng
ku
lu
Jaw
a T
en
ga
h
Ria
u
Pa
pu
a
Su
ma
tera
Ba
rat
Jaw
a T
imu
r
Ka
lim
an
tan
Tim
ur
Ind
on
esi
a
Ba
nte
n
Jam
bi
Su
ma
tera
Se
lata
n
Su
law
esi
Ba
rat
Su
ma
tera
Uta
ra
Su
law
esi
Te
ng
ga
ra
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Ma
luku
Uta
ra
Ace
h
Su
law
esi
Se
lata
n
Ma
luku
Su
law
esi
Te
ng
ah
Go
ron
talo
Pa
pu
a B
ara
t
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Ka
lim
an
tan
Ba
rat
Nu
sa T
en
gg
ara
Tim
ur
Nu
sa T
en
gg
ara
Ba
rat
Gizi Buruk Gizi Kurang Kekurangan Gizi
15,5
11,9
3,6
Target MDG 2015
Mengupayakan Pemerintah Daerah dapat bersinergi dengan Pemerintah Pusat untuk: •Mempercepat perbaikan angka kekurangan gizi pada Balita untuk mencapai target MDG 2015, bila memungkinkan dapat menggunakan dana APBD•Meningkatkan cakupan pemberian makanan pada Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencegah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
3838
BAPPENAS LANJUTAN...Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Indonesia Tahun 2010
Sumber : Riskesdas 2010
26
.6
48
.7
50
.3
54
.3
56
.4
57
.0 62
.5
62
.9
63
.0
64
.1
64
.2 70
.8
72
.6
76
.7
78
.3
78
.8
79
.0
80
.0
81
.2
81
.9
82
.2
83
.6
86
.2
86
.5
87
.3
87
.4
91
.7
93
.8
94
.7
95
.8
95
.8
97
.2
97
.3
98
.6
20
40
60
80
100
Ma
luk
u U
tara
Ma
luk
u
Su
law
esi
Te
ng
ah
Pa
pu
a B
ara
t
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Pa
pu
a
Su
law
esi
Te
ng
ga
ra
Go
ron
talo
Jam
bi
Su
law
esi
Ba
rat
Nu
sa T
en
gg
ara
Tim
ur
Ba
nte
n
Ka
lim
an
tan
Ba
rat
Su
law
esi
Se
lata
n
Jaw
a B
ara
t
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Nu
sa T
en
gg
ara
Ba
rat
Ka
lim
an
tan
Tim
ur
La
mp
un
g
Be
ng
ku
lu
Ind
on
esi
a
Su
law
esi
Uta
ra
Su
ma
tera
Ba
rat
Su
ma
tera
Se
lata
n
Ria
u
Su
ma
tera
Uta
ra
Ac
eh
Jaw
a T
en
ga
h
Jaw
a T
imu
r
Ke
p. B
an
gk
a B
eli
tun
g
DK
I Ja
ka
rta
Ke
pu
lau
an
Ria
u
Ba
li
DI
Yo
gy
ak
art
a
Mengupayakan Pemerintah Daerah dapat bersinergi dengan Pemerintah Pusat untuk: •Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) •Meningkatkan kepatuhan pemeriksaan ibu dan anak (continuum of care) untuk Kunjungan I (K1) dan Kunjungan IV (K4)
3939
BAPPENAS
CONTOH SINERGI : PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PROVINSI JATIM)
4040
BAPPENAS
CONTOH SINERGI DALAMCONTOH SINERGI DALAMKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN
• PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN PANGAN (Sinergi K/L)
41
SASARAN PRIORITAS KETAHANAN PANGAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN/TAHUN :•PADI (3,2%)•JAGUNG (10,2%)•KEDELAI (20,1%)•GULA (12,6%)•SAPI (7,3%)
SASARAN PRIORITAS KETAHANAN PANGAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN/TAHUN :•PADI (3,2%)•JAGUNG (10,2%)•KEDELAI (20,1%)•GULA (12,6%)•SAPI (7,3%)
LAHANLAHAN
INFRASTRUKTURINFRASTRUKTUR
LITBANGLITBANG
SUBSIDISUBSIDI
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
PANGAN DAN GIZIPANGAN DAN GIZI
Kementan, BPNKementan, BPNKementan, KKP, Kem.PUKementan, KKP, Kem.PU
Kementan, KKP, LIPI, BPPT, KRTKementan, KKP, LIPI, BPPT, KRTKementan, KKP, KemenkeuKementan, KKP, KemenkeuKementan, KKP, KemenkesKementan, KKP, KemenkesKementan, KKP, KLH, BMKGKementan, KKP, KLH, BMKG
Dalam mencapai sasaran ketahanan pangan nasional dapat dicapai melalui sinergi antar K/L dan daerah :
BIDANG DAK KEGIATAN
PERTANIAN • Cetak sawah; • penyediaan sarana dan prasarana balai perbenihan/perbibitan tanaman
pangan/ holtikultura/ perkebunan/peternakan; • Jalan produksi perdesaan
INFRASTRUKTUR IRIGASI Pembangunan/peningkatan/rehabilitasi jaringan irigasi
KELAUTAN DAN PERIKANAN
• Sarana dan prasarana pelabuhan perikanan kelas PPI; • Sarana dan prasarana perbenihan.
o DANA ALOKASI KHUSUS (Sinergi Pusat Daerah)
BAPPENAS
UPAYA SINERGITAS NASIONAL DAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
42
Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas regional dan lokal dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah koridor ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland) agar diperoleh manfaat pembangunan secara luas
Pemda perlu mendorong percepatan proses pembebasan lahan di wilayahnya dengan berpedoman kepada UU tentang pembebasan lahan yang telah disahkan oleh DPR
Komitmen untuk mensukseskan MP3EI bukan hanya antara Pemerintah Pusat, BUMN dan swasta. Pemda pun harus terlibat dan mengantisipasi sehingga anggaran belanja modal daerah dapat dipakai untuk mendukung platform besar ini.
Dalam rangka mensukseskan MP3EI, peran Pemda sangat sentral untuk:
BAPPENAS
CONTOH : DOING BUSINESSDI BEBERAPA KOTA INDONESIA
Perlu dilakukan penyederhanaan prosedur melalui Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
4343
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENUTUP8
44
BAPPENAS
PENUTUP• Kinerja pembangunan nasional ditopang dan ditentukan oleh kinerja pembangunan
daerah.• Kinerja pembangunan nasional juga tidak bisa lepas dari pengaruh dinamika
ekonomi global.• Kemampuan daerah dalam meningkatkan daya saing, secara nasional dan global,
menjadi pilar bagi penguatan perekonomian domestik.• Sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat penting
untuk menjamin pelaksanaan kebijakan dan strategi terarah dan terfokus untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan.
• Tema RKP/RKPD merupakan “fine tunning” prioritas pembangunan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah.
• Monitoring dan evaluasi diharapkan mencakup pelaksanaan koordinasi kebijakan baik di pusat maupun daerah mengingat kebijakan di pusat tidak “stand alone” dalam pencapaian sasaran pembangunan nasional dibutuhkan sinergisitas dengan kebijakan daerah.
• Hasil monitoring dan evaluasi (monev) di tiap daerah dan hasilnya dapat dijadikan “rujukan” bagi proses perencanaan di periode berikutnya.
4545
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TERIMA KASIH
46