36
Penurunan Biaya Logistik dan Implementasi Sistem ICT -- SISLOGNAS yang Terintegrasi Secara Nasional dan Terhubung Secara Gobal untuk Daya Saing Nasional dan Kesejahteraan Rakyat Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, 19 Desember 2012

PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Penurunan Biaya Logistik dan Implementasi Sistem ICT -- SISLOGNAS yang Terintegrasi Secara Nasional dan Terhubung Secara Gobal untuk Daya Saing Nasional dan Kesejahteraan Rakyat

Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya, 19 Desember 2012

Page 2: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

I. Cetak Biru, Kedudukan dan Peran Tim Kerja Pengembangan Sislognas

A. Latar Belakang dan hubungan SISLOGNAS dengan MP3EIB. Tim Kerja, Sekretariat dan 6 Sub Tim Kerja Pengembangan SISLOGNAS

II. Pelaksanaan Cetak Biru Sislognas dan Tindak Lanjut

A. Perpres No.26/2012 – Pasal-Pasal UtamaB. Pendekatan UtamaC. Kondisi yang DiharapkanD. Esensi Program AksiE. Rencana Aksi/Big Win

III. Stocktake Implementasi SISLOGNAS sampai Desember 2012A. Fokus Program Tahun 2012B. Penurunan Biaya Logistik di PelabuhanC. Pembangunan E-LOGISTIK (INALOG)

IV. Rekomendasi

Page 3: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

I. CETAK BIRU, KEDUDUKAN DAN PERAN TIM

KERJA PENGEMBANGAN SISLOGNAS

Page 4: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Kebijakan SISLOGNAS (Cetak Biru, Tim SISLOGNAS, dan Perbaikan Peraturan) merupakanamanat dari Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2008 dan bagian dari RPJMN 2010-2014,khususnya Prioritas Nasional No. 7 (Iklim Investasi dan Iklim Usaha) pada Substansi Inti No.3 (Logistik Nasional).

Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS telah ditetapkan melalui Perpres No.26/2012,tanggal 5 Maret 2012, yang mensyaratkan agar pengembangannya dijabarkan dalamRencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), Rencana Kerja Pemerintah (RKP)dan Rencana Kerja K/L, serta Pemerintah Daerah terkait pada periode 2010-2015, danperiode selanjutnya 2016-2020, dan 2021-2025.

SISLOGNAS adalah Bagian dari PILAR II MP3EI (Konektivitas Nasional), karena itu:

– Pelaksanaan Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS menjadi bagian dari tugas dantanggung jawab Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia(KP3EI) 2011-2025 karena merupakan sub sistem dari kebijakan peningkatan konektifitasnasional.

– Tim Kerja Pengembangan SISLOGNAS yang susunan keanggotan dan tugasnya ditetapkanoleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian KP3EI merupakanbagian dari Pokja Konektifitas.

Page 5: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

• Cetak Biru merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan makro yg

dijabarkan lebih lanjut dalam RKP dan RK-Kementerian/Lembaga setiap tahunnya

• Cetak Biru berperan dalam mencapai sasaran RPJMN, menunjang Implementasi MP3EI, dan mewujudkan

visi ekonomi Indonesia Tahun 2025

MP3EI

KonektivitasKoridor Ekonomi

Sistem Logistik Nasional

Misi Ekonomi Indonesia 2025“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,

dan makmur”

IPTEKSIPTEK / INOVASI

1 2

3

Meningkatkan

Daya SaingMeningkatkan

Kesejahteraan

Page 6: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian KP3EI melalui SuratKeputusan Nomor. KEP-49/M.EKON/05/2012, tanggal 10 Mei 2012, telah menetapkanTim Kerja Pengembangan Sislognas.

Berdasarkan mandat dari SK Menko Perekonomian tersebut, Deputi BidangKoordinasi Industri dan Perdagangan Selaku Ketua Tim Kerja PengembanganSislognas, melalui Surat Keputusan No.KEP-27/D.IV.M.EKON/ 07/2012, tanggal 24 Juli2012, menetapkan susunan keanggotaan dan tugas Sekretariat dan 6 Sub Tim Kerja(STK), sesuai dengan 6 Key Drivers:

Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik

Infrastruktur Logistik

Pelaku dan Penyedia Jasa

Komoditas Utama (Key Commodity)

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Harmonisasi Regulasi

Daya saing

Nasional

Kesejahteran

Masyarakat

ENAM PENGGERAK UTAMA SISLOGNAS

SISLOGNAS

Page 7: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tugas Tim Kerja Pengembangan SISLOGAS

• Mengkoordinasikan dan memfasilitasi implementasi pelaksanaan CetakBiru Pengembangan SISLOGNAS

• Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan implememntasipelaksanaan Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS

• Melakukan pemantauan dan evaluasi implementasi pelaksanaan CetakBiru Pengembangan SISLOGNAS

• Menyiapkan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah stategis yangdiperlukan dalam implementasi pelaksanaan Cetak Biru PengembanganSISLOGNAS

• Melaksanakan tugas terkait lainnya berdasarkan arahan ketua harianKP3EI 2011-2025

Page 8: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

II. PELAKSANAAN CETAK BIRU SISLOGNAS

DAN TINDAK LANJUT

Page 9: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Pasal 1

(1) Menetapkan Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.

(2) Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional merupakan panduan

dalam pengembangan logistik bagi para pemangku kepentingan terkait serta

koordinasi kebijakan dan pengembangan Sistem Logistik Nasional.

(3) Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional terdiri dari 6 (enam)

bagian, meliputi:

• Bab1 : Pendahuluan;

• Bab 2: Perkembangan dan Permasalahan Logistik Nasional;

• Bab 3: Kondisi Yang Diharapkan dan Tantangannya;

• Bab 4: Strategi dan Program;

• Bab 5 :Peta Panduan (Road Map) dan Rencana Aksi; dan

• Bab 6: Penutup dan Tindak Lanjut.

(4) Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional tercantum dalam

lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Presiden ini.

Page 10: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Pasal 2

Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional berfungsi sebagai acuan bagi menteri,pimpinan lembaga non kementerian, gubernur, dan bupati/walikota dalam rangka penyusunankebijakan dan rencana kerja yang terkait pengembangan Sistem Logistik Nasional di bidangtugas masing-masing, yang dituangkan dalam dokumen rencana strategis masing-masingkementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah sebagai bagian daridokumen perencanaan pembangunan.

Pasal 3

(1) Pelaksanaan Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, dikoordinasikan olehKomite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (KP3EI) yangdibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatandan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

(2) Untuk membantu pelaksanaan tugas KP3EI, dapat dibentuk Tim Kerja yang susunankeanggotaan dan tugasnya ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomianselaku Ketua Harian KP3EI.

Pasal 4:

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan [5 Maret 2012].

Page 11: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

PENDEKATAN

UTAMA

• Berbasis Manajemen

Rantai Pasok (Supply

Chain Management)

• Paradigma : ship follows

the trade & ship promotes

the trade

• Menggunakan pendekatan

6 kunci penggerak utama

logistik (six key drivers)

CETAK BIRU Sistem Logistik Nasional….

Page 12: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik

Infrastruktur Logistik

Pelaku dan Penyedia Jasa

Komoditas Utama (Key Commodity)

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Harmonisasi Regulasi

Daya saing

Nasional

Kesejahteran

Masyarakat

ENAM PENGGERAK UTAMA SISLOGNAS

Page 13: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Misi

1. Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin pemenuhan

kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing produk nasional di pasar

domestik, regional, dan global.

2. Membangun simpul simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari pedesaan,

perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai dengan Pelabuhan Hub Internasional

melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Tujuan

Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien

1. Menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang dan meningkatkan pelayanan logistik

sehingga meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global dan pasar domestik.

2. Menjamin ketersediaan komoditas pokok dan strategis di seluruh wilayah Indonesia dengan harga

yang terjangkau sehingga mendorong pencapaian masyarakat adil dan makmur, dan memperkokoh

kedaulatan dan keutuhan NKRI;

3. Mempersiapkan diri untuk mencapai target integrasi logistik ASEAN pada tahun 2013, integrasi

pasar ASEAN pada tahun 2015, dan integrasi pasar global pada tahun 2020

Visi 2025

Locally Integrated, Globally Connected for National Competitiveness and Social Welfare

Page 14: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Desa

Desa

Desa

Integrasi Jaringan Lokal dan Nasional Koneksi Jaringan Global

Pelabuhan Hub

Internasional

EROPA

Antar Pulau

Kota/Kab

Pelabuhan Hub

Internasional

ASIA

Pelabuhan Hub

Internasional

AMERIKA

Pelabuhan Hub

Internasional

Indonesia

Antar Pulau

Antar Pulau

Desa

Desa

Desa

Desa

Desa

Kota/Kab

Kota/Kab

Pelabuhan Hub

Internasional

AFRIKA

Pelabuhan Hub

Internasional

AUSTRALIA

Desa

Page 15: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Cetak Biru Sistem

Logistik Nasional

Membangun Kerangka

Kelembagaan

2011 2012 2014 2015 2020 2025

Roadmap Sistem

Perdagangan Nasional

Roadmap Sistem

Transportasi Nasional

Roadmap Sistem Informasi

Nasional

Roadmap Sistem Pengadaan

Nasional

Menyatukan Logistik dan Rantai Pasok Nasional,

Penguatan Kapasitas Penyedia Jasa Logistik dan Pelaku

Logistik Nasional

Integrasi Jaringan

Logistik ASEAN

Integrasi Jaringan

Logistik Global

Page 16: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)
Page 17: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

Terwujudnya Pusat Distribusi Regional Komoditas pokok dan Strategis pada setiap Koridor Ekonomi

Revitalisasi dan pengembangan jejaring rantai pasok komoditas ekspor

Meningkatnya efektivitas pengoperasian dry port

Terwujudnya Pusat Distribusi Propinsi Komoditas pokok dan strategis di Propinsi Konsumen

Terbangunnya jejaring rantaipasok dengan mitra dagangIndonesia

Terwujudnya Inland FTA

Beroperasinya secara efektif jaringan Logistik Penyangga Komoditas pokok dan Strategis pada setiap koridor ekonomi

Efektif dan efisiennya jaringan rantai pasok global komoditas ekspor

Dominasi term of trade FOB untuk impor dan CIF untuk ekspor

1. Kinerja Komoditas Penggerak Utama

Tahap I

(2011-2015)

Tahap II

(2016-2020)

Tahap III

(2021-2025)• Disetiap Koridor Ekonomi terdapat

PL dan PJL yang menjadi pemain lokal dan nasional yang handal dan berdaya saing

• Disetiap koridor ekonomi terdapat UKM dan koperasi penyedia jasa logistik sebagai pemain lokal dan nasional yang handal dan berdaya saing

• Disetiap Koridor Ekonomi terdapat PL dan PJL yang menjadi pemain handal regional

• Disetiap Propinsi terdapat UKM dan koperasi penyedia jasa logistik sebagai pemain lokal dan nasional yang handal dan berdaya saing

Terwujudnya PL dan PJL Nasional klas dunia (world class player)

2. Kinerja Pelaku Logbistik (PL) dan Penyedia Jasa Logistik (PJL)

Page 18: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

• Meningkatnya peran BUMN PJL (Pos, BGR, Bulog, dll) dalam Logistik pedesaan dan nasional

• Revitalisasi BUMN Niaga sebagai trading housekomoditas pokok dan strategis serta komoditas ekspor

• Terwjudnya BUMN PJL sebagai pemain andalan dalam logistik pedesaan dan nasional

• Terwujudnya BUMN Niaga sebagai trading house klas dunia (world class player)

Terwujudnya PL dan PJL Nasional klas dunia (world class player)

2. Kinerja Pelaku Logbistik (PL) dan Penyedia Jasa Logistik (PJL)

Page 19: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

• Ditetapkan dan selesainya rancangan rinci pelabuhan hub laut internasional untuk Kawasan Timur Indonesia di Bitung dan untuk Kawasan Barat Indonesia di Kuala Tanjung

• Ditetapkannya pelabuhan hub udara international di Jakarta, Kuala Namu, dan Makasar.

• Beroperasinya model sistem pelayanan 24/7 kargo udara di Bandara Soekarno Hatta

• Terwujud dan beroperasi secara terjadwal jalur pelayaran short sea shipping (SSS) di jalur Pantura dan Lalintim Sumatera untuk menggalakkan transportasi laut sebagai backbone transportasi nasional

• Meningkatnya peran KA untuk menangani angkutan barang jarak jauh di Jawa dan Sumatera

Dibangunnya pelabuhan hub laut internasional untuk Kawasan Timur Indonesia di Bitung, dan untuk Kawasan Barat Indonesia di Kuala Tanjung

Pengembangan pelabuhan kargo udara di Manado, Bali, Balikpapan, Morotai, Biak, dsb

Beroperasinya model sistem pelayanan 24/7 kargo udara di bandara utama

Terbangun dan beroperasi secara efektif dan efisien jaringan transportasi laut antar pulau dalam rangka mewujudkan transportasi laut sebagai backbone transportasi nasional

Terbangunnya Trans Java dan Trans Sumatera, serta Jalur KA yang menghubungkan antara pusat produksi dan simpul transportasi

Terintegrasinya pelabuhan hub laut internasional dengan pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan serta pusat pertumbuhan ekonomi, dan beroperasi secara efektif dan efisien.

Beroperasinya secara efektif dan efisien pelabuhan kargo udara internasional

Transportasi laut beroperasi secara efektif dan telah berfungsi sebagai backbone transportasi nasional

Beroperasinya secara efektif KA sebagai pilihan utama transportasi barang di Indonesia

3. Kinerja Infratruktur Transoprtasi

Page 20: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

• Meningkatnya sinergi dan efektivitas angkutan truk, angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mewujudkan sistem angkutan multi moda

• Terbangunnya terminal multimoda dan pusat-pusat logistik (logistics centers) di bandar udara utama dan pelabuhan laut utama di setiap koridor ekonomi

Meningkatnya peran angkutan truk angkutan sungai, danau dan penyeberangan sebagai bagian dari angkutan multi moda disetiap koridor ekonomi

Terbangun dan terkoneksinya jaringan transportasi multi moda antar pelabuhan hub internasional, pelabuhan laut utama, bandar udara utama, pusat-pusat pertumbuhan dan dry port

Angkutan truk, angkutan sungai, danau dan penyeberangan berperan sebagai bagian integral dari sistem angkutan multi moda dalam rangka mewujudkan konektivitas lokal dan nasional

Terwujudnya jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul simpul logistik

3. Kinerja Infratruktur Transoprtasi

Page 21: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

Sinkronisasi regulasi dan kebijakan logistik nasional untuk mendorong efisiensi kegiatan ekspor impor

Penguatan pelaksanaan regulasi dan kebijakan

Sinkronnya regulasi dan kebijakan antar sektor dan antar wilayah (pusat, daerah, dan antar daerah)

Penegakan regulasi dan kebijakan

Terwujudnya peraturan perundangan yang terunifikasi (UU Logistik Nasional) yang menjamin kelancaran arus barang secara efisien baik domestik maupun internasional

Regulasi dan kebijakan logistik nasional terselenggara secara efektif

4. Kinerja Regulasi dan Kebijakan

Page 22: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

5. Kinerja Kelembagaan

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

Terbentuknya Tim Kerja Logistik Nasional sebagai pengawas pelaksanaan Cetak Biru Sislognas dan Damage Control Unit

Meningkatnya peran, koordinasi dan sinergi inter dan antara asosiasi dan stakeholder logistik ditingkat lokal dan nasional

Meningkatnya peran Institusi/Kelembagaan Logistik pada level Nasional dan Asean

Meningkatnya peran, koordinasi dan sinergi inter dan antar asosiasi dan stakeholder logistik di tingkat ASEAN

Terbentuknya institusi Permanen yang menangani dan mengkoordinasikan Sistem Logistik nasional

Meningkatnya peran, koordinasi dan sinergi inter dan antar asosiasi dan stakeholder logistik ditingkat regional dan global

Page 23: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

1. Penetapan dan pengembangan Pelabuhan Hub Laut Internasional di Kuala Tanjung dan Bitung (termasuk rencana rincinya), dan Pelabuhan Hub Udara Internasional di Jakarta, Kuala Namu, dan Makasar.

2. Terbangunnya Pelabuhan Kalibaru sebagai Perluasan Pelabuhan Tanjung Priok

3. Beroperasinya Short Sea Shipping di jalur perairan Pantura dan Jalintim Sumatera

4. Peningkatan peran kargo kereta api di Jawa dan Sumatera.

5. Pembangunan sistem otomasi dan informasi logistik nasional yang terintegrasi secara elektronik (INALOG)

1. Terbangunnya International Pelabuhan Hub Laut Internasional di Kuala Tanjung dan Bitung, dan pengembangan kargo udara di Manado, Bali, Balikpapan, Morotai dan Biak.

2. Terbangun dan terkoneksinya jaringan transportasi multi moda antar pelabuhan hub internasional, pelabuhan laut utama, bandar udara utama, pusat-pusat pertumbuhan dan dry port.

3. Terbangunnya Trans Java dan Trans Sumatera rail way

4. Pengoperasian e-Logistik yang terintegrasi dan terkoneksi dengan jaringan ASEAN

1. Beroperasinya secara penuh Pelabuhan Hub Laut Internasional di Kuala Tanjung dan Bitung, dan pelabuhan hub kargo udara internasional

2. Efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul simpul logistik

3. Beroperasinya secara efektif angkutan K

4. kereta api barang Trans Java dan Trans Sumatera rail way sebagai angkutan darat jarak jauh

Page 24: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

6. Peningkatan kapasitas angkut armada kapal perintis dan nasional untuk transportasi penumpang dan kargo di kawasan Timur Indonesia

7. Peningkatan ketersediaan, kualitas dan kapasitas angkutan laut antar pulau melalui pemberdayaan pelayaran nasional dan pelayaran rakyat.

8. Terbangunnya logistics center untuk melayani consolidated container bagi LCL cargo eksportir UKM

9. Beroperasinya model sistem pelayanan 24/7 kargo udara di Bandara Soekarno Hatta

5. Beroperasinya model sistem pelayanan 24/7 kargo udara di Bandara Utama

6. Peningkatan pangsa pasar Penyedia Jasa Logistik Nasional sebagai pemain logistik klas dunia

7. Terwujudnya Pusat Distribusi Propinsi Komoditas pokok dan Strategis di Propinsi Konsumen

8. Peningkatan kemampuan PL dan PJL dalam membangun jaringan rantai pasok komoditas ekspor di pasar global.

5. Beroperasinya jaringan transportasi antar pulau secara efektif sehingga transportasi laut sebagai backbone transportasi nasional

6. Efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul simpul logistik

7. Pelaku Logistik dan Penyedia Jasa Logistik Nasional menjadi pemain logistik kelas dunia yang handal

8. Tekoneksinya e-Logistik Nasional kedalam Jaringan Logistik Global

Page 25: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

10. Revitalisasi BUMN Niaga sebagai Trading HouseKomoditas Pokok dan Strategis serta Komoditas unggulan ekspor

11. Meningkatnya Peran BUMN (Pos, BGR dan Bulog) dalam Logistik Pedesaan

12. Terselenggaranya sistempendidikan dan pelatihanprofesi logistik nasional yang berstandar internasional

13. Terwujudnya Pusat Distribusi Regional Komoditas pokok dan Strategis pada setiap koridor ekonomi

9. Terwujudnya Inland FTA

10. Pekerja logistik di Indonesia bersertifikasi logistik nasional yang berstandarinternasional

9. Terwujudnya peraturan perundangan yang terunifikasi (UU Logistik Nasional) yang menjamin kelancaran arus barang secara efisien baik domestik maupun internasional

Page 26: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

Tahap I(2011-2015)

Tahap II(2016-2020)

Tahap III(2021-2025)

14. Sinkronnya regulasi dan kebijakan yang mendorong efisiensi kegiatan ekspor impor

15. Terbentuknya Tim Logistik Nasional sebagai Pengawas Pelaksanaan Cetak Biru Sislognas dan sebagai Damage Control Unit

16. Penetapan tarif pelayanan jasa logistik dengan denominasi Rupiah.

17. Efektifnya pengoperasian Dry Port

7. Sinkronnya regulasi dan kebijakan antar sektor dan antar wilayah ( pusat, daerah, dan antar daerah)

Page 27: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

III. STOCKTAKE IMPLEMENTASI SISLOGNAS, DESEMBER 2012:

Penurunan Biaya Pelayanan Logistik di Pelabuhan dan

Penerapan ICT System (INALOG)

Page 28: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

1. Key Driver Komoditi Utama: Pembangunan Pusat Distribusi Regional (Bigwin 8);

2. Key Driver Infrastruktur Transportasi: Penurunan biaya logistik di Pelabuhan (Bigwin 15); Optimalisasi Dry Port Cikarang dan Pembangunan Dry Port Entikong (Bigwin 17); Penetapan Pelabuhan Hub Laut Internasional di Kuala Tanjung dan Bitung (Bigwin 1)

3. Key Driver Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik: Revitalisasi BUMN Niaga dan Peningkatan Peran BUMN (Bigwin 11 dan 12); Pengembangan Short Sea Shipping (Bigwin 3); Revitalisasi Transportasi Angkutan Barang dan Pangan

4. Key Driver Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik: Keilmuan dan Program Studi Logistik di Perguruan Tinggi Standar Kompetensi Profesi Logistik dan Lembaga Sertifikasi Profesi (Bigwin 13);

5. Key Driver ICT: Konsep Sistem e-Logistik Nasional - INALOG (Bigwin 5);

6. Key Driver Regulasi dan Kelembagaan: Kebijakan Optimalisasi Peran Dryport.

Page 29: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

A. Kebijakan Umum Penurunan Biaya Logistik:

Penurunan biaya logistik menjadi landasan kebijakan ekonomi secara umum.

Tahun 2010, Anggota APEC agreed to adopt 10 percent as the overarching targetfor improving supply-chain performance in terms of time, cost and uncertaintyby 2015

Cetak Biru Pengembangan Sislognas menetapkan bahwa pada periode 2011-2015 (Tahap I), penurunan biaya logistik nasional terhadap PDB sebesar 3%pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2011.

Target utama adalah menurunkan biaya logistik di pelabuhan, karena biaya-biaya jasa di pelabuhan memiliki konstribusi yang signifikan dari keseluruhanbiaya logistik.

Page 30: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

B. Masalah Utama Tingginya Biaya Logistik di Pelabuhan:

1. Tidak adanya benchmarking yang jelas dalam penetapan Struktur Tarif JasaKepelabuhanan, dan indikasi/kecenderungan adanya praktek kartel.

Saat ini penentuan sistem pengenaan tarif batas atas ditetapkan berdasarkankesepakatan antara beberapa asosiasi penyedia jasa di pelabuhan dengan asosiasipengguna jasa, tanpa didasari benchmarking yang jelas. Hasil kesepakatan,selanjutnya ditetapkan dengan keputusan Dirjen Perhubungan Laut.

2. Kurang memadainya Infrastruktur Pelabuhan: menyebabkan rendahnya produktivitasyang berakibat lamanya dwelling time atau waktu kapal sandar di pelabuhan.

3. Kurangnya Persaingan Usaha Terminal Operator.

Sebagian besar Terminal Pelabuhan sampai operator gudang saat ini sebagianbesar dikelola oleh PT. Pelindo, yang menyebabkan tidak ada persaingan pelayananantara terminal operator.

4. Penerapan ICT yang terbatas:

Saat ini di Pelabuhan Tanjung Priok baru JICT dan PT. KOJA saja yang menyediakanpelayanan elektornik kepada pengguna jasa untuk melakukan container tracking.

Page 31: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

C. Perkembangan:

Telah dilakukan beberapa kali pertemuan dengan kementerian/-lembaga danasosiasi terkait untuk membahas langkah dan upaya penurunan biaya logistik dipelabuhan.

Telah diluncurkan uji coba I-Care (Integrated Cargo Release System – Cargolink)di Koja tanggal 14 November 2012. I-Care adalah proses pelayanan good releasepasca proses custom clearance oleh INSW. Dalam implementasi Cargolink initerjadi pertukaran dokumen elektronis antara Shipping Line, Consignee(Importir/Eksportir/PPJK), TPS, Bank, dan Perusahaan Trucking, sehingga dapatdilakukan percepatan proses pengeluaran barang yang akhirnya mempersingkatdwelling time.

Page 32: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

D. Tindak Lanjut Kebijakan yang diperlukan:

1. Penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 dan PeraturanPemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pelayaran secara penuh dalamoperasional pelabuhan.

Agar terbuka peluang bagi operator terminal lainnya yang berminatuntuk mengoperasikan pelabuhan di Indonesia.

2. Perlu adanya regulasi untuk mewajibkan penerapan ICT tools padaPenyedia Jasa di Pelabuhan untuk menyederhanakan prosedur dan prosesserta mengurangi waktu pelayanan; dan

3. Perlu adanya revisi atas Keputusan Menteri Perhubungan untuk meninjaukembali penetapan dan penerapan tentang komponen dan besaran tarifbatas atas pelayanan jasa barang agar para penyedia jasa di pelabuhanmenjamin kepastian penerapan harga dan kualitas jasa kepelabuhanan bagipengguna jasa.

4. Perlu dibentuk Tim Kerja Khusus untuk mengkaji mengenai komponen danbesaran tarif batas atas pelayanan jasa barang

Page 33: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

1. Perkembangan:

Sistem INALOG adalah pengembangan lanjutan dari sistem Indonesia National SingleWindow yang mengintegrasikan sistem TIK pergerakan barang di wilayah dalam negeriIndonesia, sehingga melalui keduanya direalisasikan “domestically integrated, globallyconnected”.

Telah disampaikan surat Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangankepada Kementerian Negara BUMN No. S-220/D.IV.M.EKON/-10/2012 tanggal 1 Oktober2012, untuk menyiapkan program “Pengembangan, Pengelolaan, Pengoperasian sertaRevitalisasi Bisnis BUMN Sektor Maritim” dalam kerangka pembangunan TIK berskalanasional bagi BUMN-BUMN yang telah memiliki jaringan logistik.

2. Tindak lanjutan :

Pembuatan desain e-logistik (INALOG)

Perlu menjadi agenda rapat koordinasi setingkat Menteri untuk mendorong terjadinyasinergi antara Tim Kerja SISLOGNAS dengan Kementerian Negara BUMN dalammengimplementasikan Cetak Biru SISLOGNAS.

Page 34: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

1. Perlu adanya regulasi yang menentukan standar pelayanan minimum(SPM) jasa kepelabuhanan baik terhadap keragaan jenis layananmaupun standar kualitas layanan;

2. Perlu adanya kebijakan dan sekaligus sinkronisasi regulasi dalamupaya perbaikan tata kelola jasa kepelabuhan yang mendorongtumbuh dan berkembangnya kompetisi yang sehat antar penyedia jasakepelabuhan;

3. Perlu adanya kebijakan yang dapat meniadakan pungutan biaya taklangsung dan adanya persaingan usaha dalam kegiatan jasa pelayanandi pelabuhanan;

4. Perlu segera dilakukan implementasi ICT system secara utuh dipelabuhan yang dapat menurunkan biaya, lead-time dan ketidak-pastian.

Adanya kejelasan standar penetapan biaya pelayanan di pelabuhan sangatdiperlukan untuk pembuatan feasibility study pengembanganinfrastruktur logistics yang menyangkut pelabuhan sebagai “nodes” darirangkaian sistem rantai-pasok nasional (projects list).

Page 35: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

LAMPIRAN

GAMBARAN UMUM

BIAYA LOGISTIK DI PELABUHAN

DAN CONTOH KASUS[DISAMPAIKAN OLEH BAPAK TRI ACHMADI]

Page 36: PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)