Upload
khamila-tusy
View
71
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Regenerasi Jaringan Periodontium Setelah Perawatan
Periodontal
Posted by Romido AlbetWednesday, January 2, 20131 komentar
PENDAHULUAN
Tujuan utama perawatan periodontal bukan hanya menghentikan
penyakit periodontal, tetapi juga dapat meramalkan regenerasi
jaringan periodontium pada sisi yang mengalami kerusakan.
Regenerasi yang diharapkan antara lain terbentuknya sementum,
ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Proses regenerasi
jaringan, perbaikan jaringan, pembentukan perlekatan baru,
merupakan aspek yang terdapat pada proses penyembuhan setelah
perawatan periodontal. Regenerasi jaringan periodontium merupakan
proses fisiologis yang terus berlanjut.
Beberapa istilah perlu dibedakan dalam hubungannya dengan proses
penyembuhan dan regenerasi jaringan, antara lain reattachment atau
perlekatan kembali, new attachment atau perlekatan baru, adaptasi
epitel. Akhir-akhir ini prosedur perawatan periodontal dengan guided
tissue regeneration banyak dilakukan. Perawatan periodontal dengan
"GTR" diharapkan dapat mencegah kehilangan jaringan penyangga
pada batas tertentu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN
Tujuan perawatan periodontal tidak hanya bermaksud menghentikan
penyakit periodontal, tetapi juga menggantikan bagian jaringan
penyangga yang mengalami kerusakan.
Keberhasilan perawatan periodontal sangat bergantung kepada
kesempurnaan dalam menghilangkan keradangan gingiva, perdarahan
gingiva, mengurangi kedalaman poket, menghentikan proses infeksi,
menghentikan pembentukan pus, menghentikan kerusakan jaringan
lunak dan tulang, mengurangi kegoyangan gigi, memperbaiki fungsi
oklusi, memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan, mencegah
rekurensi penyakit, serta mengurangi hilangnya gigi-geligi(2). Proses
penyembuhan pada dasarnya sama untuk setiap jenis perawatan.
Proses regenerasi jaringan, perbaikan jaringan, pembentukan
perlekatan baru merupakan aspek yang terdapat pada penyembuhan
setelab perawatan periodontal.
Beberapa istilah perlu dibedakan dalam hubungannya dengan proses
penyembuhan dan regenerasi jaringan periodontium. Istilah
reattachment atau perlekatan kembali digunakan untuk menerangkan
proses regenerasi struktur jaringan penyangga gigi setelah suatu
perawatan. Perlekatan kembali lebih ditujukan untuk menerangkan
adanya reunion jaringan ikat dengan akar gigi yang terpisah karena
adanya injury atau insisi(1). Keadaan tersebut misalnya: setelah suatu
tindakan bedah, trauma daerah sementum, fraktur gigi, atau
perawatan lesi periapikal(2).
Istilah new attachment atau perlekatan baru menerangkan proses
reunion jaringan ikat dengan permukaan akar gigi yang terbuka
karena proses patologis. Pada keadaan ini terjadi pembentukan serat
ligamentum baru yang tertanam pada sementum baru dan melekatnya
epitel gingiva pada permukaan akar gigi yang terbuka sebelumnya
karena proses penyakit.
Adaptasi epitel atau epithelial adaptation berbeda dengan perlekatan
baru. Pada keadaan ini epitel gingiva melekat ke permukaan akar gigi,
karena perawatan poket yang tidak sempurna sebelumnya. Probe
tidak dapat masuk ke dalam celah poket.
Menurut penelitian sulkus gingiva yang dalam ini dibatasi oleh epitel
yang panjang, tipis, tahan terhadap penyakit dan merupakan
perlekatan jaringan ikat sebenarnya(4). Tetapi Nyman dan kawan-
kawan menyatakan bahwa jaringan ikat gingiva tidak mempunyai
kemampuan untuk membentuk perlekatan jaringan ikat baru pada
permukaan gigi yang terbuka karena proses penyakit.
Proses penyembuhan dipengaruhi oleh faktor lokal dan sistemik.
Faktor lokal seperti kontaminasi mikroorganisme, oklusi merupakan
faktor yang sering menghambat penyembuhan jaringan.
Menghilangkan plak dan semua faktor yang mempermudah retensi
plak serta menghilangkan tekanan yang berlebihan, dapat
meningkatkan regenerasi tulang dan menghasilkan perlekatan
jaringan baru(2,6,7). Kelainan sistemik dapat mempengaruhi atau
menghambat penyembuhan jaringan setelah perawatan periodontal;
penyembuhan jaringan akan terhambat pada penderita dengan infeksi
menyeluruh, penderita Diabetes Meilitus, pada keadaan defisiensi
nutrisi tertentu, penderita dengan penyakit infeksi yangt melemahkan
tubuh.
Faktor hormonal juga berpengaruh; pemberian glukokortikoid seperti
kortison dapat menghalangi proses perbaikan jaringan, menekan
reaksi radang atau menghambat pertumbuhan fibrobias, pembentuk
kolagen dan sel endotel. Stres sistemik, pengangkatan kelenjar tiroid,
pemberian hormon testosteron, hormon adenokortikotropik dan
estrogen dalam dosis besar, akan menekan pembentukan jaringan
granulasi serta menghambat penyembuhan.
PENYEMBUHAN JARINGAN PERIODONTIUM
Perawatan bedah periodontal dilakukan dengan menghilangkan
jaringan lunak dan keras yang mengalami kerusakan karena proses
penyakit periodontal. Penyembuhan luka jaringan periodonsium
setelah tindakan bedah merupakan proses yang kompleks; setelah
insisi dan pengangkatan jaringan granulasi, maka permukaan gigi
akan diisi oleh 4 bentuk sel yang berbeda yaitu: sel epitel, sel yang
berasal dari jaringan ikat gingiva, sel tulang dan sel yang berasal dari
ligamentum peniodontal(8). Bila sel yang berasal dari oral epithelium
berproliferasi sepanjang perrnukaan akar sampai batas epitel poket,
maka yang terbentuk adalah long junctional epithelium atau epitel
penghubung yang panjang. Epitel ini dapat berproliferasi dengan
cepat ke arah apikal, dan menghalangi perlekatan jaringan ikat ke
sementum(7,9,10).Bila sel yang berasal dari jaringan ikat gingiva
berkumpul pada permukaan akar, maka sejenis jaringan ikat akan
melekat di antara jaringan lunak dan jaringan keras. Jika sel tulang
bermigrasi hingga berkontak dengan akar, maka akan terjadi resorbsi
permukaan akar gigi dan ankilosis(11). Keadaan yang paling ideal
adalah, jika sel dan ligamenturn periodontal berprolifereasi ke arah
korona, menutup permukaan akar yang terbuka.
Selama penyembuhan,, proliferasi sel epitel untuk mencapai setinggi
epitel poket sebelum tindakan bedah, adalah 1 minggu setelah
operasi(12). Migrasi epitel ini berfungsi sebagai barier pelindung agar
tidak terjadi resorbsi akar dan ankilosis.
Regenerasi adalah pertumbuhan serta pembelahan sel-sel baru dan
substansi interseluler yang membentuk jaringan baru. Regenerasi
terdiri dari fibroplasia, proliferasi endotel, deposisi dan substansi
dasar intersisial dan kolagen, epitelisasi dan pematangan jaringan
ikat. Regenerasi terjadi dari pertumbuhan jaringan dari jenis yang
sama atau prekursornya. Jaringan periodonsium, epitel gingiva
digantikan oleh epitel, Jaringan ikat di bawahnya serta ligamentum
periodontal digantikan oleh jaringan ikat. Tulang serta sementum
tidak digantikan oleh tulang dan sementum yang ada, tetapi oleh
jaringan ikat atau prekursornya(1,2). Bentuk penyembuhan yang
sering terjadi setelah tindakan bedah adalah pertumbuhan long
junctional epithelium atau epitel penghubung panjang dan perlekatan
jaringan ikat. Keadaan ini secara klinis menunjukkan hasil yang
memuaskan, tetapi proses regenerasi yang terjadi tidak menunjukkan
hasil yang memuaskan.
Regenerasi juga merupakan rekonstitusi perlekatan jaringan
periodontium termasuk perlekatan gingiva, sementum, ligamentum
periodontal, dan tulang alveolar yang mengelilingi gigi.
Regenerasi jaringan penodonsium merupakan proses fisiologis yang
terus berlanjut. Pada keadaan normal sel-sel baru dan jaringan
terbentuk secara tetap, menggantikan jaringan matang dan mati. Hal
ini terjadi karena aktivitas mitotik epitel gingiva dan jaringan ikat
ligamentum periodontal. Aktivitas ini berupa pembentukan tulang
baru serta deposisi terus menerus dan sementum.
Penelitian Gottlow dan kawan-kawan memisahkan pertumbuhan
jaringan granulasi yang berasal dari ligamentum periodontal dengan
permukaan akan gigi; epitel dan jaringan ikat gingiva dicegah untuk
berkontak dengan akar gigi selama penyembuhan. Hasilnya adalah
pembentukan sementum baru yang tertanam di antara serat-serat
kolagen pada permukaan akar yang telah terbuka sebelumnya(16). Di
sini terlihat bahwa jaringan granulasi yang berasal dari ligamentum
periodontal mempunyai kemampuan membentuk jaringan ikat baru.
Jadi regenerasi ligamentum periodontal merupakan kunci terjadinya
perlekatan baru, karena ligamentum periodontal merupakan
penghubung antara sementum dan tulang baru(16,17,18), ligamentum
periodontal juga mengandung sel yang dapat mensintesis dan
membentuk kembali ke tiga jenis jaringan ikat yang merupakan
bagian alveolar dan jaringan periodontium, serta mempunyai
kemampuan membentuk sementum baru.
Dengan adanya kemampuan ligamentum periodontal membentuk
jaringan ikat baru, tidak hanya migrasi epitel dentogingival saja yang
dapat dicegah pada saat penyembuhan;migrasi jaringan granulasi
yang berasal dari jaringan ikat gingiva juga dihambat berkontak
dengan permukaan akar selama penyembuhan. Hal ini dibuktikan
pada binatang percobaan monyet yang permukaan bukal gigi
kaninusnya diinsisi berbentuk U. Dilakukan flap mukopenosteal di
daerah korona hingga tulang alveolar terbuka, dan neseksi tulang
alveolar serta pengangkatan seluruh sementum seluas 3 mm ke arah
apeks hingga 2 mm dari tepi puncak tulang alveolar. Tujuannya agan
selama penyembuhan tidak terdapat gangguan yang berupa migrasi
epitelden-togingival. Untuk mencegah jaringan ikat gingiva berkontak
dengan permukaan akar selarna penyembuhan, dilakukan penutupan
fenestrasi daerah alveolar dengan filter millipore. Setelah 3 bulan
penyembuhan, secara histologis terlihat adanya pembentukan
perlekatan baru termasuk pembentukan sementum baru, perlekatan
jaringan fibrous dan tulang alveolar(19). Kemampuan iigamentum
periodontal untuk beregenerasi hanya terjadi jika sel epitel, sel tulang
dan sel jaringan ikat gingiva dicegah berkontak dengan akan selama
penyembuhan.
Setelah tindakan bedah regeneratif yang dilakukan pada binatang
percobaan dengan kerusakan daerah furkasi, regenerasi tulang
pertama kali terjadi di daerah yang paling dekat dengan permukaan
akar, diikuti daerah sentral interadikular. Ankilosis terjadi pada 24
area dan 39 sampel, serta mengenai daerah dengan kerusakan yang
luas. Seluruh sampel menunjukkan adanya penyembuhan berupa
perlekatan jaringan ikat yang mengelilingi daerah furkasi.
Perlekatan baru hanya akan terbentuk jika sel yang berasal dari
ligamentum periodontal mengisi daerah luka yang berdekatan dengan
permukaan akar(16). Jaringan granulasi yang berasal dari jaringan
periodontium lainnya seperti dari tulang alveolar atau dari jaringan
ikat gingiva, bila berkontak dengan permukaan akan selama
penyembuhan akan menghasilkan resorbsi akar daripada
pembentukan, perlekatan jaringan ikat baru(5,22). Kemampuan
ligamentum periodontal untuk beregenerasi dan membentuk
perlekatan baru, telah dibuktikan pada penderita dengan penyakit
periodontal lanjut disertai terbukanya permukaan akar.[...]
Penyembuhan Setelah Terapi Periodontal
Proses penyembuhan dasar terjadi sama antara setiap terapi periodontal yang
dilakukan. Proses ini terdiri dari pembuangan jaringan yang rusak dan
penggantian jaringan yang rusak akibat penyakit. Termasuk regenerasi dan
perbaikan struktur periodontal, tetapi tidak termasuk didalamnya kembalinya
perlekatan. Teknik untuk mendapatkan perlekatan ginggiva kembali dan
mengembalikan posisi tulang akan didiskusikan selanjutnya.
Regenerasi
Regenerasi adalah proses alamiah pembaharuan struktur, diproduksi oleh
pertumbuhan dan regenerasi sel baru dan substansi interseluler untuk
membentuk jaringan baru atau bagian-bagiannya. Regenerasi terjadi dari
pertumbuhan jaringan dengan tipe yang sama dengan jaringan yang hancur
atau dari precrusornya. Pada periodonsium, epitel ginggiva akan digantikan
dengan epitel, dan jaringan ikat dibawahnya dan ligament periodontal akan
digantikan dari jaringan ikat. Tulang dan sementum akan digantikan oleh jaringan
ikat, yang merupakan precursor dari keduanya. Sel jaringan ikat yang tidak
berdeferensiasi akan berkembang menjadi osteoblast dan sementoblast, yang
membentuk tulang dan sementum.
Regerasi jaringan periodontontal merupakan proses fisiologis yang berlangsung
secara terus-menerus. Pada keadaan normal, sel dan jaringan baru akan
menggantikan sel dan jaringan yang dewasa dan mati, menifestari dari
regenerasi ini antara lain dengan :
1. Aktivitas mitotik dari epitel ginggiva dan jaringan ikat dari ligament
periodontal.
2. Pembentukan tulang baru, dan
3. Deposisi berkelanjutan dari sementum.
Regenerasi tetap berlangsung bahkan pada saat terjadi penyakit periodontal.
Sebagian besar penyakit periodontal dan ginggiva adalah proses inflamasi kronis
dan terjadi perbaikan. Proses regenerasi merupakan bagian dari proses
penyembuhan, tetapi bagaimanapun bakteri dan produknya mengahalangi
proses regerasi termasuk juga produk inflamasi menghalangi sel baru yang
beregenarasi sehingga menghalangi proses penyembuhan.
Dengan menghilangkan bakteri plek dan mencegah pembentukan kembali,
perawatan periodontal telah menghilangkan penghalang bagi proses regenerasi
dan pasien akan lebih cepat penyembuhannya. Terjadi percepatan proses
penyembuhan pada periodontal segera setelah perawatan periodontal, tetapi
tidak ada perawatan lokal yang dapat meninisiasi proses regerasi, karena
proses ini adalah proses alamiah tubuh.
Perbaikan
Perbaikan secara sederhana mengembalikan kontinuitas margin ginggiva yang
rusak dan membentuk kembali sulkus ginggiva normal pada ketinggian sejajar
akar sebagai dasar poket yang sebelumnya ada. Proses ini, disebut “
penyembuhan dengan perlukaan”, menghentikan pengerusakan tulang tetapi
tidak menghasilkan perlekatan ginggiva atau ketinggian tulang. Pengembalian
jaringan periodontium yang rusak ini, melibatkan regenerasi dan mobilisasi epitel
dan sel jaringan ikat menuju daerah yang rusak, dan meningkatkan divisi mitotic
lokal untuk menyediakan jumlah sel yang dibutuhkan.
Untuk mengembalikan perlekatan pada ginggiva yang rusak atau perlekatan
apparatus kembali ke posisinya pada akar, terapi yang dilakukan harus
menyertakan bahan-bahan dan teknik yang tepat. Jika hal ini tidak dilakukan
atau tidak berhasil maka yang terjadi hanya perbaikan jaringan, yang melibatkan
regenerasi jaringan untuk membentuk kembali perlekatan apparatus, tetapi tidak
terjadi perlekatan kembali dari ginggiva atau terbentuknnya ketinggiantulang
yang baru. Sehingga kami menyebutnya Rekonstruksi jaringan periodontium
yang berarti perwatan yang dilakukan untuk mendapatkan perlekatan ginggiva
dan ketinggian tulang kembali.
Perlekatan Baru
Perlekatan Baru adalah melekatnya serat-serat jaringan periodontal yang baru
menjadi sementum baru dan perlekatan epitel ginggiva ke permukaan gigi
segera setelah diserang penyakit.
Perlekatan ginggiva ligamen periondontal pada daerah gigi yang hilang saat
preparasi gigi akan mengalami perlekatan kembali bukan perlekatan baru.
Perlekatan kembali digunakan untuk menjelaskan perbaikan didaerah akar yang
tidak terbentuk poket, seperti yang terjadi karena tindakan bedah atau trauma
pada sementum, fraktur akar, atau pada perawatan periodontal. Adaptasi epitel
dibedakan dari perlekatan baru, adaptasi epitel adalah aposisi tertutup dari
permukaan akar, dengan tidak bertambahnya perlekatan gingival fiber. Poket
tidak sepenuhnya berobterasi, walaupun akses probe tidak lagi dapat dilakukan.
Tetapi penelitian telah membuktikan, bahwa sulkaus yang dibatasi oleh epitel
yang panjang dan tipis ini, dapat menahan penyakit seperti perlekatan jaringan
ikat yang sebenarnya. Tidak adanya perdarahan dan sekresi saat probing, tidak
adanya tanda-tanda keradangan secara klinis, tidak adanya plak yang tampak
dipermukaan akar memberikan anggapan bahwa sulkus yang dalam berada
dalam keadaan tidak aktif dan tidakakan menyebabkan kehilangan perlekatan
lebih lanjut. Dalam kondisi ini, kedalaman poket 4-5 mm sesudah perawatan
dapat diterima.
REKONSTRUKSI PERIODONTAL
Seperti telah kita diskusikan, bahwa kita mengguankan istilah rekonstruksi
periodontal untuk mewakili perawatan yang mampu menghasilkan regenerasi sel
dan fiber, dan remodeling struktur periodontal yang hilang, yang terlihat dalam
bentuk :
1. Tercapainya level perlekatan
2. Terbentuknya serat ligament periodontal yang baru
3. Posisi tulang alveolar yang secara siknifikan lebih kearah koronal jika
dibandingkan sebelum perawatan.
Teknik untuk mendapatkan hasil ini telah menjadi tujuan dan impian perawatan
periodontal yang ideal selama berabad-abad. Sejak 1970 an penelitian yang
dilakukan telah mendekatkan kita pada hasil yang ideal. Melcher menyatakan
bahwa regenerasi ligament periodontal adalah kunci keberhasilan dari
rekonstruksi periodontal, karena ia menyediakan penghubung antara tulang
alveolar dengan sementum, dan karena regenerasi ligament periodontal
mengandung sel-sel yang dapat membentuk dan melakukan remodeling ketiga
jaringan ikat alveolar yang merupakan bagian dari periodonsium.
Selama tahap penyembuhan poket periodontal, daerah tersebut di invasi oleh
sel-sel dari empat sumber yang berbeda : epitel oral, jaringan ikat ginggiva,
tulang dan ligament periodontal.
Hasil akhir dari penyembuhan poket periodontal tergantung pada urutan tahapan
yang terjadi selama penyembuhan. Jika epitel berproliferasi sepanjang
permukaan gigi sebelum jaringan lain tiba, hasilnya akan menjadi jaringan epitel
pipih. Jika jaringan dari jaringan ikat ginggiva yang pertama mengisi daerah itu,
maka yang terbentuk adalah jaringan fiber parallel terhadap permukaan gigi dan
remodeling tulang alveolar tanpa adanya perlekatan ke sementum. Jika sel
tulang yang dating lebih dulu, maka yang terbentuk adalah resopsi akar dan
ankilosis. Yang terakhir, hanya jika sel-sel dari ligament periodontal berproliferasi
kearah koronal barulah akan terbentuk ligament periodontal dan sementum yang
baru.