16
REGENERASI SIRIP IKAN NILEM (Osteochilus vittatus) Oleh : Nama : Siti Mimah Rohimah NIM : B1J014012 Rombongan : V Kelompok : 3 Asisten : Indri Muhati LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sishew2

Citation preview

Page 1: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

REGENERASI SIRIP IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)

Oleh :

Nama : Siti Mimah RohimahNIM : B1J014012Rombongan : VKelompok : 3Asisten : Indri Muhati

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2015

Page 2: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisme khususnya golongan hewan memiliki kemampuan untuk

memiliki dan memperbaiki kerusakan-kerusakan bagian tubuh secara ekstensif

baik akibat kecelakaan pada kondisi alamiah maupun akibat disengaja dalam

suatu percobaan. Kerusakan yang diperbaiki itu mungkin dapat berupa pemulihan

kerusakan akibat hilangnya bagian tubuh utama misalkan anggota badan mungkin

hanya berupa penggantian kerusakan-kerusakan terjadi dalam proses fisiologi

biasa. Nampak dalam kejadian tersebut, adanya suatu kemampuan organisme

untuk memperbaharui kembali bagian tubuh yang terganggu atau rusak dan proses

perbaikan tersebut disebut dengan regeneresai (Lukman, 2009).

Terdapat tiga cara regenerasi, pertama melalui mekanisme yang

melibatkan de-diferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang

belum terdiferensiasi, yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi seperti ini

disebut regenerasi epimorfosis, dan ini khas pada regenerasi membra. Mekanisme

regenerasi kedua disebut morfolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat

pemolaan kembali jaringan yang masih ada, yang tidak disertai dengan

perbanyakan sel. Regenerasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe regenerasi

ketiga adalah regenerasi intermediet dan diduga sebagai regenerasi konpensatori.

Sel-sel akan membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah

terdiferensiasi. Tipe regenerasi konpensatori khas pada hati manusia (Soeminto,

2000).

Praktikum kali ini menggunakan ikan nilem (Osteochilus vittatus) sebagai

hewan uji. Ikan nilem mudah didapat dan ukuran relatif kecil sehingga mudah

dipelihara dan diamati perkembangannya selama proses regenerasi (kurang lebih

14 hari). Praktikum kali ini menggunakan ikan yang telah dipotong siripnya

dengan sengaja, kemudian diamati daya regenerasi yang terjadi pada sirip ikan

nilem yang dipotong.

Praktikum regenerasi dilakukan dengan memotong sirip ikan yang berbeda-

beda pada setiap kelompok di dalam rombongan. Hal tersebut bertujuan untuk

mengetahui perbedaan kecepatan pertumbuhan sirip yang terpotong. Daya

Page 3: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

regenerasi tidak sama pada bagian organisme. Hubungan linier antara kedudukan

sistematik hewan dengan daya regenerasinya berbeda-beda. Kelas pisces (diwakili

oleh ikan) memiliki daya regenerasi yang rendah, biasanya terbatas pada bagian

ekor.

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui proses regenerasi pada sirip ikan dan

mengetahui kemampuan regenerasi pada berbagai sirip ikan Nilem (Osteochilus

vittatus).

Page 4: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah loop (kaca

pembesar), gunting, akuarium, aerator, dan milimeter blok yang dilaminating.

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah empat ekor ikan nilem

(Osteochilus vittatus) untuk setiap ulangan dan pakan pellet.

B. Metode

1. Panjang tubuh ikan diukur secara keseluruhan.

2. Panjang total sirip ikan diukur (jenis sirip sesuai perlakuan kelompok).

3. Panjang sirip ikan yang terpotong dan sirip yang tersisa diukur (semua

pengukuran menggunakan millimeter blok.

4. Ikan dipelihari dalam akuarium beserta aerator selama dua minggu.

5. Ikan diberi makan pellet setiap hari dan disipon setiap dua hari.

6. Pertumbuhan sirip diukur pada hari ke-7 dan ke-14.

Page 5: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

DATA PENGAMATA REGENERASI SIRIP IKAN NILEMKELOMPOK 3 ROMBONGAN V

ASISTEN: INDRI MUHATI

Ulangan Kel/Romb Regenerasi Sirip

Panjang Awal Sirip (mm)

Panjang Akhir Sirip (mm)

Hari ke 0

(mm)

Hari ke-7 (mm)

Hari ke-14 (mm)

1

1/V Sirip caudal atas  25 13 15 19

2/V Sirip caudal bawah 21 8 15 15

3/V Sirip pectoral kanan 15 10 13 15

4/V Sirip pectoral kiri 15 7 9 12

5/V Sirip abdominal kanan 13 8 7 9

6/V Sirip abdominal kiri 12 5 8 10

2

1/VI Sirip caudal atas  23 15 18 19

2/VI Sirip caudal bawah 23 13 18 19

3/VI Sirip pectoral kanan 15 5 7 10

4/ VI Sirip pectoral kiri 10 7 8 10

5/ VI Sirip abdominal kanan 15 7 9 10

6/ VI Sirip abdominal kiri 12 6 8 11

3 1/VII Sirip caudal atas  23 15 18 23

2/ VII Sirip caudal bawah 18 12 13 16

3/ VII Sirip pectoral kanan 13 5 8 10

4/ VII Sirip pectoral kiri 12 6 7 9

5/ VII Sirip abdominal kanan 12 7 10 12

Page 6: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

6/ VII Sirip abdominal kiri 14 5 6 8

4

1/ VIII Sirip caudal atas  22 12 18 19

2/ VIII Sirip caudal bawah 20,5 14 Mati/6 Mati/12

3/ VIII Sirip pectoral kanan 13 8 10 12

4/ VIII Sirip pectoral kiri 11 7 8 10

5/ VIII Sirip abdominal kanan 12 6 7 8

6/ VIII Sirip abdominal kiri 10 8 9 10

Gambar Regenerasi Ikan nilem

Gambar 1.Sirip ikan sebelum Gambar 2. Sirip ikan setelah

dipotong dipotong

Gambar 3. Sirip Ikan hari ke- 7 Gambar 4. Sirip Ikan hari ke-14

Page 7: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

B. Pembahasan

Praktikum regenerasi yang dilakukan menggunakan hewan uji ikan nilem

(Osteochillus vittatus). Panjang sirip pectoral kanan rombongan V pada hari ke-0

setelah dipotong yaitu 10 mm dengan panjang awalnya 15 mm. Hari ke-7

mengalami pertambahan panjang 3 mm menjadi 13 mm. Hari ke-14 mengalami

pertambahan panjang 2 mm menjadi 15 mm. Pertambahan panjang sirip pectoral

kanan rombongan V sama dengan rombongan VII dan VIII yang mengalami

pertambahan panjang 2 mm pada hari ke-7 dan 3mm pada hari ke-14. Data dari

rombongan lain (rombongan VI) dengan pemotongan yang sama yaitu pectoral

kanan pada hari ke-7 dan ke-14 mengalami pertambahan panjang masing-masing

7 mm dan 10 mm dengan panjang awal 23 mm sebelum dipotong. Menurut

Anusree (2011) perbandingan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing

sirip yang dipotong pada daerah yang ada hubungannya dengan beberapa faktor

seperti kegiatan kelenjar tiroid dan hipofisis yang mengatur tingkat regenerasi,

suhu, intensitas cahaya tertentu kontaminan lingkungan dan faktor lain yang dapat

mengganggu dengan kapasitas regenerasi sirip.

Perkembangan sirip ikan tiap pemotongan yang berbeda dan jika

dibandingkan dengan rombongan V-VIII, diketahui bahwa pertambahan panjang

paling banyak pada sirip caudal atas yaitu 3 mm pada hari ke-7 (rombongan V)

dan 5 mm (rombongan VII) pada hari ke-14. Sedangkan, sirip caudal bawah

mengalami pertambahan panjang 5 mm (rombongan VI) pada hari ke-7 dan 3 mm

(rombongan VII) pada hari ke-14. Menurut Pexton (1986), pada proses regenerasi

sirip ikan akan mengalami pertambahan panjang 2-4 mm setiap minggunya. Hal

ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalkan kondisi internal ikan,

peranan sirip ikan untuk pergerakan didalam air yang menyebabkan regenerasi

sirip ikan pada bagian ini lebih cepat jika dibandingkan dengan bagian yang

lainnya., karena fungsi sirip bagian caudal dan anal merupakan sirip yang

mempunyai peranan penting dalam pergerakan ikan.

Regenerasi perlu kehadiran urat saraf, jika saraf anggota dipotong waktui

larva, lalu anggota itu diamputasi, maka tak ada regenerasi berlangsung.

Dediferensiasi terus berlangsung, tetapi sel-selnya diabsorpsi masuk tubuh dan

akhirnya proses degenerasi. Jika saraf dipotong dan anggota diamputasi,

Page 8: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

tunggulnya akan berdegenerasi (Pexton, 1986). Menurut Balinsky 1983 regenerasi

melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab

yang bersifat sebagai pelindung.

2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di

bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat

itu luka telah tertutup oleh kulit.

3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda

kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.

Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di

bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya

mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang

rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat

miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit.

4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada

saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel

diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama

di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan

berproliferasi membentuk blastema.

5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak

dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai

besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.

6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi

sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat

menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan.

Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan

histologis yang serupa dengan asalnya.

Sonic hedgehog diekspresikan pada mesenkim posterior selama regenerasi

sirip ikan. Sinyal hedgehog ini berperan dalam regenerasi dan proses pemolaan,

yaitu peningkatan atau reduksi hasil elemen tulang sirip, ketika sinyal ini aktif

atau diinterupsi. Sirip caudal juga berregenerasi, tetapi sangat berbeda dengan

sirip pectoral, dimana regenerasi dapat berlangsung setelah terlepas dari area

Page 9: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

inhibisi hedgehog. Diferensiasi kartilago terbentuk setlah sembilan hari pasca

amputasi sirip ikan. Hal ini sangat mirip dengan regenerasi jari-jari membra

tetrapoda. Kemampuan regenerasi ikan teleostei tergantung pada eksoskeleton

dermal karena amputasi sirip, walaupun dengan penggunaan ikan yang kecil

(Cuervoa et al., 2012).

Menurut Yatim (1990), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan

meningkatkan regenerasi.

2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat memperhatikan aspek makanan.

Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.

3. Sistem saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar

luka. Hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh terkecuali

bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang

menentukan macam organ yang diregenerasi.

Faktor yang memengaruhi regenerasi pada ikan yaitu terdapat faktor internal

dan eksternal. Faktor internal seperti kegiatan kelenjar tiroid dan hipofisis yang

mengatur tingkat regenerasi, sedangkan faktor eksternal seperti suhu, intensitas

cahaya tertentu kontaminan lingkungan dan obat-obatan seperti

aminopropionitrile, penisilamin, indometasin, deksametason, dan acidmay

asetilsalisilat mengganggu dengan kapasitas regenerasi sirip (Anusree, 2011).

Menurut Magdalena (2010), menyatakan bahwa regenerasi juga

dipengaruhi oleh sistem endokrin, Interpretasi terbaik menduga bahwa hormon

pituitri berperan hanya selama tahap awal regenerasi yakni pada saat

penyembuhan luka dan dideferensiasi, maka dengan demikian pertumbuhan

blastema dan diferensiasi tidak memerlukan persediaan hormon pituitri yang

terus-menerus. Telah diketahui beberapa hormon terutama ACTH, hormon

pertumbuhan dan bahkan prolaktin, merangsang regenerasi anggota badan dari

hewan yang dihipofisektomi (Marzuqi, 2012).

Page 10: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Regenerasi sirip caudal atas dan caudal bawah lebih cepat selama empat belas

hari.

2. Ada tiga cara regenerasi yaitu regenerasi epimorfosis, regenerasi morfolaksis

dan regenerasi intermediet.

3. Proses-proses umum yang terjadi pada regenerasi adalah penyembuhan luka,

penyembuhan jaringan, pembentukan blastema, morfologi dan redeferensiasi.

B. Saran

Pengukuran pertumbuhan panjang sirip ikan yang telah dipotong dan

berregenerasi harus dilakukan dengan teliti supaya tidak terjadi perbedaan

persepsi. Ikan pada akuarium harus dirawat dengan baik supaya tidak terjadi kasus

kematian ikan.

Page 11: Regenerasi Sirip Ikan Nilemregenerasi

DAFTAR REFERENSI

Anusree. P, Saradamba. A, Tailor. N, Desai. I and Suresh. B. 2011. Caudal Fin Regenerationis Regulated By Cox-2 Induced PGE In Teleost Fish Poecillia Latipanna. TheMaharaja Sayajirao University of Baroda Vol. 11(2) 2795-280.

Balinsky, B. I. 1983. An Introduction to Embriology. Philadelpia: W. B. Saunders Company.

Cuervoa R, Hernández-Martíneza R, Chimal-Monroyc J, Merchant-Lariosc H, and Covarrubiasa L. 2012. Full regeneration of the tribasal Polypterus Fin. PNAS. 109 (10): 3838 –3843.

Lukman A. 2011. Mekanisme Regenerasi Anggota Tubuh Hewan. Jurnal Biospesies. 2 (2): 43-47.

Magdalena M, Rost-Roszkowska, Izabela Poprawa, Jerzy Klag, Pawe Migula, Jolanta Mesjasz, and Wojciech. 2010. Differentiation of Regenerative Cells in the Midgut Epithelium of Epilachna cf. nylanderi (Mulsant 1850) (Insecta, Coleoptera, Coccinellidae). Folia biologica (Kraków). 58 (3): 209-216.

Marzuqi, M., Ni, W.W.A., & Ketut, S. 2012. Effect on Dietary Protein and Feeding Rate on Growth of Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) Juvenile. 4 (1): 55-65.

Pexton, M. J. W. 1986. Endrokrinology Biological and medical prespective. Lowa: Wm. C. Brown Publisher.

Soeminto, 2000. Embriologi Vertebrata. Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED.

Yatim, W. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.