18
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah Belanda kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang Indonesia). Mereka terus mengeruk kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan nasib rakyat itu sendiri. Pada akhir abad ke-19, C.Th.van Deventer mengkritik keadaan itu melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. C.Th van Deventer antara lain menyetakan bahwa kemakmuran Belanda diperoleh berkat kerja dan jasa orang Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa Belanda sebagai bangsa yang maju dan bermoral harus membayar utang budi kepada bangsa Indonesia. Caranya adalah dengan menjalankan Politik Balas Budi atau dikenal dengan sebutan Politik Etis. Politik Etis yang diuslkan olehC.Th van Deventer berisi tentang perbaikanperbaikan dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi (perpindahan), dan edukasi (pendidikan). Akan tetapi pelaksanaannya tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah. Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.

makalah organisasi pergerakan di indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah organisasi pergerakan di indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah Belanda

kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang Indonesia). Mereka

terus mengeruk kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan

nasib rakyat itu sendiri. Pada akhir abad ke-19, C.Th.van Deventer mengkritik keadaan itu

melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. C.Th van Deventer antara lain

menyetakan bahwa kemakmuran Belanda diperoleh berkat kerja dan jasa orang Indonesia.

Oleh sebab itu, bangsa Belanda sebagai bangsa yang maju dan bermoral harus membayar

utang budi kepada bangsa Indonesia. Caranya adalah dengan menjalankan Politik Balas Budi

atau dikenal dengan sebutan Politik Etis.

Politik Etis yang diuslkan olehC.Th van Deventer berisi tentang perbaikanperbaikan

dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi (perpindahan), dan edukasi (pendidikan).

Akan tetapi pelaksanaannya tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Hindia Belanda.

Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali.

Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang

berarti penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah.

Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah

membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk

golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang

bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk

pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk

pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu

kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran

berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang

mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.

Page 2: makalah organisasi pergerakan di indonesia

2

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan pergerakan nasional Indonesia (Budi Utomo, Sarekat Dagang

Islam, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, Usaha Mempersatukan Partai-Partai,

Pergerakan Kaum Wanita, Sumpah Pemuda).

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran Sejarah Nasional Indonesia.

2. Untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang pergerakan nasional Indonesia.

Page 3: makalah organisasi pergerakan di indonesia

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Budi Utomo

Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk

mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk

membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar dapat memneruskan

ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasan nya tersebut, beliau mengadakan

perjalanan keliling jawa.

Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-

mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter pribumi.

Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan

Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan

kepada mereka agar membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan

baik dari para mahasiswa STOVIA.

Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA

mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama.

Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan

memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan

aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi utomo pada saat ini lebih dikenal oleh

masyarakat sebagai salah satu STM yang memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh,

bandel, dan sebagainya. Biasanya anak sekolah tersebut menyebut dengan singkatan Budut /

Boedoet (Boedi Oetomo). Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang

organisasi jaman dulu, bukan yang STM.

Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan

Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional.

Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia.

Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada

pemerintah Hindia Belanda sebagai mana berikut ini :

Page 4: makalah organisasi pergerakan di indonesia

4

1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah

priyayi.

2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.

3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.

4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.

5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.

6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.

7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera.

8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah

rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.

Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk

mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :

1. Tidak mengadakan kegiatan politik.

2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.

3. Terbatas wilayah jawa dan madura.

4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai

ketua.

Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang sah

karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal

karena banyak hal, yakni :

1. Mengalami kesulitan dinansial

2. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial

daripada rakyat.

3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.

4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.

5. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.

6. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.

7. pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang

nasionalis.

Page 5: makalah organisasi pergerakan di indonesia

5

2.2 Serikat Dagang Islam

Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal 10

Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di Indonesia. Mereka

segera mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis Cina. Kedudukan mereka dibidang

ekonomi sangat kuat. Mereka menguasai penjualan bahan-bahan batik. Para pedagang batik

pribumi merasa terdesak atau dirugikan. Untuk menghadapi para pedagang Cina itu, pada

tahun 1911 para pedagang batik Solo dibawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat

Dagang Islam (SDI). Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :

a. Memajukan perdagangan.

b. Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan

c. Memajukan agama Islam.

Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis,

religius, dan ekonomis.

2.3 Indische Partij

Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25

Desember1912. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto

Mangunkusumodan Ki Hajar Dewantara. Maksudnya adalah untuk mengganti Indische Bond

yang merupakan organisasi orang-orang Indonesia dan Eropa di Indonesia. Hal ini

disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara

keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indonesia). IP sebagai organisasi

campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari

benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang

bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.

Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, merupakan partai

pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial

Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan

oleh Gubernur JendralIdenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan

penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat

Page 6: makalah organisasi pergerakan di indonesia

6

membangkitkan rasa nasionalismerakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk

menentang pemerintah kolonial Belanda.

Selain itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang

Indonesia, tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-

orang bumiputera. Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan

campuran, ayah Belanda, ibu seorang Indonesia. Indische Partij merupakan satu-satunya

organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin

mencapai Indonesia merdeka. Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan

patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc

dan surat kabar De Expres pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk

membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan dari partai ini benar-

benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan

pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu pemerintah

Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan Napoleon

Bonaparte (Perancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia

Belanda. Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan upacara

peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal

yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M.

Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul Als ik een Nederlander

was (Andaikan aku seorang Belanda). Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat

ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Expres

tanggal 26 Juli1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang kekhawatiran,

kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga

Serangkai, Douwes Dekker mengkritik dalam tulisan di De Express tanggal 5

Agustus1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi

Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat).

Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari

Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Douwes Dekker

dibuang ke Kupang,NTT sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Pulau Banda.

Namun pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit.

Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia

Page 7: makalah organisasi pergerakan di indonesia

7

pada tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki

Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga

mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian

Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker

ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Selatan.

Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian

besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera.

2.4 Partai Nasional Indonesia

Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club (Kelompok Belajar

Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan Perserikatan Nasional

Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo,

Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini

kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI), dll.

2.5 Usaha Mempersatukan Partai-Partai

Di Indonesia terdapat berbagai pergerakan yang terpisah-pisah satu sama lain.

Keadaan ini kurang menguntungkan bagi perjuangan bangsa Indonesia untuk menuju

Indonesia merdeka. Beberapa tokok pergerakan segera menyadari keadaan ini. Mereka

berusaha mempersatukan organisasi-organisasi pergerakan yang ada pada waktu itu.

1. Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

didirikan pada tanggal 17 Desember 1927. Anggopta PPPKI terdiri atas Partai Nasional

Indonesia, Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum

Betawi, dan Indonesische Studie Club. Tujuan PPPKI adalah :

a. Menyamakan arah aksi kebangsaan serta memperkuat dan memperbaiki organisasi

dengan melakukan kerjasama diantara anggota-anggotanya,

b. Menghindarkan perselisihan diantara para anggotanya yang dapat memperlemah aksi

kebangsaan.

Page 8: makalah organisasi pergerakan di indonesia

8

Pengurus PPPKI disebut Majelis Pertimbangan yang terdiri atas ketua, penulis,

bendahara, dan wakil-wakil dari partai-partai yang tergabung didalamnya.

2. Gabungan Politik Indonesia (GAPI).

GAPI adalah organisasi kerja sama antara partai-partai politik di Indonesia.

Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 Mei 1939. GAPI berdiri atas prakarsa

Muhammad Husni Thamrin. Anggota GAPI adalah Parindra, Pasundan,Gerindo,

Persatuan Minahasa, PSII, PII, dan Perhimpunan Politik Katolik Indonesia. GAPI

membentuk pengurus yang disebut Secretariat Tetap. Pengurus Sekretariat Tetap dijabat

oleh Abikusno Cokrosuyoso dari PSII 9Penulis Umum ), Muhammad Husni Thamrin dari

Parindra (bendahara), dan Mr. Amir Syarifuddin dari Gerindo (pembantu penulis).

GAPI beberapa kali mengadakan kongres. Pada Kongres Rakyat Indonesia yang

diselenggarakan pada tanggal 23-25 Desember 1939 dihasilkan beberapa keputusan

sebagai berikut :

a. Menuntut Indonesia berparlemen. Tuntutan ini dilakukan sebagai reaksi atas

ditolaknya Petisi Sutarjo dalam Volskraad sehingga Volskraad dianggap bukan

parlemen.

b. Diakuinya Merah Putih sebagai bendera persatuan, Indonesia Raya sebagai lagu

persatuan, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

2.6 Pergerakan Kaum Wanita

Pada awalnya pergerakan wanita Indonesia dilakukan oleh perorangan. Pelopor

pergerakan wanita pada masa itu adalah R.A Kartini dan R. Dewi Sartika . Keduanya ingin

mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan. Perhatian yang besar dari R.A Kartini

dan R. Dewi Sartika terhadap kaum wanita telah mengilhami pergerakan kaum wanita untuk

membentuk organisasi. Pada awalnya tujuan organisasi perempuan itu untuk memperbaiki

kedudukan sosialnya. Namun, dalam perkembangannya organisasi itu juga berwawasan

kebangsaan.

1. Kongres I Perempuan Indonesia.

Pada tanggal 22 – 25 Desember 1928 beberapa perkumpulan perkumpulan wanita

Indonesia mengadakan Kongres Perempuan Indonesia. Tujuan kongres adalah

mempersatukan cita-cita dan usaha untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam kongres

Page 9: makalah organisasi pergerakan di indonesia

9

tersebut antara lain diputuskan mendirikan gabungan perkumpulan wanita yang bernama

Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).

2. Istri Sedar (IS).

Pada tangga 22 Maret 1930 di Bandung didirikan perkumpulan Istri Sedar.

Pendirinya adalah Nona Suwarni Joyoseputro. Tujuannya menuju pada kesadaran wanita

Indonesia dan derajat hidup Indonesia untuk mempercepat dan menyempurnakan

Indonesia merdeka. Meskipun bukan merupakan organisasi politik, tetapi dalam

kampanyenya Istri Sedar sering menyarakan sikap antipenjajah. Oleh sebab itu,

organisasi ini mendapat pengawasan dari Pemerintah Hindia Belanda.

2.7 Sumpah Pemuda

1. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kedaerahan

Para pemuda tidak tinggal diam melihat penderitaan yang dialami bangsanya.

Mereka segera mendirikan perkumpulan-perkumpulan kepemudaan. Mula-mula

perkumpulan itu bersifat kedaerahan. Akhirnya, perkumpulanperkumpulan tersebut

menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan kepemudaan yang bersifat

kedaerahan antara lain :

a. Tri Koro Darmo

Pemuda menjadi salah satu penggerak dalam mewujudkan tujuan, dalam

mewujudkan tujuan tersebut dapat dijadikan dalam satu wadah yaitu sebuah

organisasi. Dengan adanya organisasi dapat menyatukan pemikiran maupun ideologi

dari setiap individu agar dapat mewujudkan cita-cita yang di inginkan, dengan

berorganisasi juga dapat dijadikan pembelajaran bahwasanya hidup dalam

kebersamaan lebih mudah dalam mewujudkan suatu tujuan. Pada mulanya bentuk

organisasi-organisasi pemuda tersebut berdasarkan kesukuan atau kedaerahan, yang

mengutamakan ikatan antara sesama pelajar sedaerah serta membangkitkan perhatian

terhadap kebudayaan daerah masing-masing.

Perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan

kemerdekaan Indonesia, para pemuda dengan semangatnya yang tinggi tidak ragu

lagi memperjuangkan nasib bangsanya dalam mencapai kemerdekaan. Munculnya

organisasi kepemudaan tersebut masih dalam pengawasan pihak kolonial, hal tersebut

Page 10: makalah organisasi pergerakan di indonesia

10

dilakukan oleh pemerintah Kolonial untuk memastikan bahwa organisasi-organisasi

tersebut tidak melakukan perlawanan dan pemberontakan terhadap pemerintah

Kolonial. Jika suatu organisasi masih aman dan tidak membahayakan maka masih

diizinkan keberadaannya, namun jika organsasi tersebut dirasa membahayakan maka

wajib dibubarkan.

Muda dan terpelajar menjadi bobot tersendiri dalam lahirnya organisasi

pemuda, muda saja tidak cukup untuk mewujudkan suatu tujuan yang nyata. Karena

setiap pemuda mempunyai caranya sendiri untuk menentukan tujuan hidupnya,

dengan dibekali pelajaran dan mengenyam pendidikan yang tinggi menjadi nilai plus

untuk menjadi pemuda yang mempunyai bobot yang lebih.

Di Hindia-Belanda memang tidak banyak kaum pemuda yang bisa

melanjutkan pendidikannya sampai tingkat tinggi, kebanyakan yang dapat

melanjutkan pendidikan tingkat lanjut hanya mereka yang tergolong kaum priyai,

kaum priyayai ini adalah mereka yang menjadi administratur, pegawai pemerintah

dan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari masyarakat pada

umumnya. Muda dan terpelajar bukanlah menjadi syarat utama untuk mendapatkan

pengakuan sosial, namun bagaimana mereka mengaplikasikannya dalam lingkungan

sosial.

Organisasi pemuda yang berdiri pertama kali di kalangan pelajar pada masa

itu bermula di kota-kota besar seperti di Jakarta. Mereka menuntut ilmu dan

disanalah mereka bertemu dengan pelajar-pelajar lain yang berbeda daerah maupun

budayanya. Dengan adanya perbedaan inilah mendorong mereka untuk membentuk

suatu solidaritas menurut daerah mereka masing-masing, maka terbentuklah suatau

perkumpulan pemuda yang menjunjung tinggi kebudayaan dari masing-masing

daerah.

Suatu organisasi yang beranggotakan para pemuda terpelajar dan mempunyai

pendapat yang beragam, memerlukan waktu untuk menyatukannya dan mendapatkan

pemikiran yang sejalan agar tidak terjadi perselisihan. Seperti Tri Koro Dharmo, yang

beranggotakan para pemuda dari pulau Jawa, Madura, Sunda, Bali dan Lombok.

Memiliki pendapat yang berbeda diantara anggotanya, seperti dalam hal kebudayaan.

Page 11: makalah organisasi pergerakan di indonesia

11

Tri Koro Dharmo sebagai organisasi pemuda pertama, sejak kelahirannya

pada tahun 1915. Organisasi ini tidak luput dari masalah intern, yaitu masalah

bagaimana menyelaraskan agar organisasi ini tidak bersifat Jawa sentris, karena

dilihat dari namanya saja “Tri Koro Dharmo” (Tiga Tujuan Mulia) yang berarti Sakti,

Budi, dan Bakti, sehingga tidak mengherankan jika para pemuda dari Sunda dan Bali

enggan untuk bergabung dengan Tri Koro Dharmo. Menurut Satiman Wirjosandjojo

organisasi ini hanya bersifat sementara dan dengan berjalannya organisasi ini akan

dijadikan perkumpulan pemuda seluruh Hindia-Belanda, oleh karena itu bisa menjadi

suatu organisasi yang bersifat nasional.

Pada dasarnya Tri Koro Dharmo merupakan organisasi pemuda yang

mempunyai tujuan menjalin pertalian antara pelajar-pelajar Jawa sekolah menengah

dan kursus keguruan, menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya, serta

membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa dan kebudayaan

“Hindia”. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa organisasi Tri Koro Dharmo

yang beranggotakan para pelajar dari Jawa, Madura, Bali dan Lombok, namun pada

kenyataannya anggota dari Tri Koro Dharmo yang sebagian besar adalah murid-

murid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih

menonjol karena sifat Jawa sentrisnya. Oleh karena itu pada kongresnya yang

diadakan di Solo pada 12 Juni 1918 nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong

Java yang memiliki cita-cita untuk mempersatukan semua penduduk Jawa sehingga

menjadi persatuan Jawa Raya.

Perubahan nama Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java tersebut dimaksudkan

untuk mempermudah kerjasama antara para pemuda pelajar Sunda, Madura, Bali dan

Lombok. Dalam kongres tersebut menghasilkan dua keputusan penting tentang ruang

lingkup keanggotaan dan nama organisasi serta mengenai kepengurusan. Adanya

pendapat yang sama dalam hasil kongres yang bertujuan untuk menyelesaikan

masalah perubahan nama tersebut, dibutuhkan rasa solidaritas yang tinggi antar

anggota, agar tidak terjadi perselisihan diantara anggotanya. Maka Tri Koro Dharmo

diubah menjadi Jong Java, yang tidak merubah pendirian mereka untuk menyatukan

Jawa Raya, hanya saja nama dari perkumpulan pemuda ini berubah menjadi Jong

Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah-masalah sosial dan kebudayaan.

Page 12: makalah organisasi pergerakan di indonesia

12

Misalnya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, dan kesenian. Jong Java tidak ikut

terjun dalam dunia politik dan tidak pula mencampuri urusan agama tertentu.

Anggotanya dilarang menjalankan aktivitas politik atau menjadi anggota partai

politik.

Dengan berganti nama menjadi Jong Java organisasi ini mengalami kemajuan

dibidang keanggotaannya, namun dalam perkembangannya masih terasa adanya azas

kebudayaan Jawa Raya dengan menonjolkan kebudayaan Jawa Tengah. Tetapi hal

tersebut tidak berarti bahwa Jong Java tidak memperhatikan adanya kerja sama

dengan organisasi pemuda lain, karena diantara organisasi-organisasi yang ada akan

melakukan fusi untuk membentuk suatu persiapan menuju persatuan. Perubahan

nama tersebut menunjukkan perubahan yang positif karena perhatiannya akan

pentingnya pendidikan, kedudukan wanita, keolahragaan dan kepramukaan agar

semakin maju dan berkembang.

b. Jong Minahasa dan Jong Celebes

Jong Minahasa dan Jong Celebes didirikan pada 25 April 1919 oleh tokoh-

tokoh muda Minahasa yaitu Samuel Ratulangie. Jong Minahasa tampaknya sebagai

lanjutan dari organisasi yang telah dibentuk sejak 1912 di Semarang, yaitu Rukun

Minahasa.

Tahun 1917 muncul pula organisasi Minahasa Celebes di Jakarta. Tetapi

dalam kenyataan Jong Minahasa dan Jong Celebes tidak bisa tumbuh menjadi besar

karena jumlah pelajar dari Sulawesi tidak begitu banyak.

c. Jong Ambon

Jong Ambon didirikan pada tahun 1918. Sebelum itu sebenarnya telah lahir

berbagai organisasi yang didirikan oleh orang-orang Ambon. Misalnya : Ambons

Studiefonds (1909) oleh Tehupeilory, Ambons Bond (1911) untuk pegawai negeri,

Mena Muria (1913) di Semarang, dan Sou Maluku Ambon di Ambon.

Pada 9 Mei 1920, A.J Patty mendirikan Serikat Ambon di Semarang.

Tujuannya yaitu untuk mempersatukan semua organisasi Ambon, hingga menjadi

organisasi politik Ambon yang pertama. Karena ia sangat aktif melakukan kampanye

Page 13: makalah organisasi pergerakan di indonesia

13

dimana-mana. Akhirnya ia ditangkap oleh pemerintah dan diasingkan. Perjuangan

berikutnya diteruskan oleh Mr. Latuharhary.

d. Jong Sumatranen Bond

Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk

mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik

pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan

mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9

Desember1917 di Jakarta. JSB memiliki enam cabang, empat di Jawa dan dua di

Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi. Beberapa tahun kemudian, para

pemudaBatak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi

pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini membentuk

perkumpulan sendiri, Jong Batak.

Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah satu diantaranya

ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan bahwa Sumatra

belum matang bagi sebuah politik dan umum. Tanpa menghiraukan suara-suara

miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan sendiri. Kaum tua

di Minangkabau menentang pergerakan yang dimotori oleh kaum muda ini. Mereka

menganggap gerakan modern JSB sebagai ancaman bagi adat Minang. Aktivis

JSB, Bahder Djohan menyorot perbedaan persepsi antara dua generasi ini pada edisi

perdana Jong Sumatra.

Adapun tujuan dari Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah sebagai berikut :

1. Mempererat ikatan persaudaraan antara pemuda-pemuda pelaajar sumatra dan

membangkitkan perasaan bahwa mereka dipanggil untuk menjadi pemimpin dan

pendidik bangsanya.

2. Membangkitkan perhatian anggota-anggotanya dan orang luar untuk menghargai

adat istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian dan sejarah sumatra.

Untuk mencapai tujuan itu, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :

Menghilangkan adanya perasaan prasangka etnis di kalangan orang-orang

sumatra.

Memperkuat perasaan saling membantu.

Page 14: makalah organisasi pergerakan di indonesia

14

Bersama-sama mengangkat derajat penduduk sumatra dengan alat propaganda,

kursus, ceramah dan sebagainya.

Jong Sumatra terbit pertama kali pada bulan Januari 1918. Dengan

jargon Organ van Den Jong Sumatranen Bond, surat kabar ini terbit secara berkala

dan tidak tetap, kadang bulanan, kadang triwulan, bahkan pernah terbit setahun

sekali. Bahasa Belanda merupakan bahasa mayoritas yang digunakan kendati ada

juga artikel yang memakai bahasa Melayu. Jong Sumatra dicetak

di Weltevreden, Batavia, sekaligus pula kantor redaksi dan administrasinya.

Mulanya, dewan redaksi Jong Sumatra juga merupakan pengurus (centraal

hoofbestuur) JSB. Mereka itu adalah Tengkoe Mansyur (ketua), A. Munir Nasution

(wakil ketua), Mohamad Anas (sekretaris I), Amir (sekretaris II), dan Marzoeki

(bendahara), serta dibantu beberapa nama lain. Keredaksian Jong Sumatra dipegang

oleh Amir, sedangkan administrasi ditangani Roeslie. Mereka ini rata-rata adalah

siswa atau alumni STOVIA serta sekolah pendidikan Belanda lainnya. Setelah

beberapa edisi, keredaksian Jong Sumatra dipisahkan dari kepengurusan JSB meski

tetap ada garis koordinasi. Pemimpin redaksi pertama adalah Mohammad Amir dan

pemimpin perusahaan dijabatBahder Djohan.

Surat kabar Jong Sumatra memainkan peranan penting sebagai media yang

menjembatani segala bentuk reaksi atas konflik yang terjadi. Dalam Jong Sumatra

edisi 12, th 1, Desember 1918, seseorang berinisial Lematang mempertanyakan

kepentingan kaum adat. Sambutan positif juga datang dari Mohamad Anas, sekretaris

JSB. Anas mengatakan dengan lantang bahwa bangsa Sumatra sudah mulai bangkit

dari ketidurannya, dan sudah mulai memandang keperluan umum.

Sumatra memang dikenal banyak menghasilkan jago-jago pergerakan, dan

banyak di antaranya yang mengawali karier organisasinya melalui JSB,

seperti Mohammad Hatta danMohammad Yamin. Hatta adalah bendahara JSB di

Padang 1916-1918. Kemudian ia menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mulai

mengurusi Jong Sumatra sejak 1920 hingga 1921. Selama di Jong Sumatra inilah

Hatta banyak menuangkan segenap alam pikirannya, salah satunya lewat karangan

berjudul “Hindiana” yang dimuat di Jong Sumatra no 5, th 3, 1920.

Page 15: makalah organisasi pergerakan di indonesia

15

Sedangkan Mohammad Yamin adalah salah satu putra Sumatra yang paling

dibanggakan. Karya-karyanya yang berupa esai ataupun sajak sempat merajai Jong

Sumatra. Ia memimpin JSB pada 1926-1928 dan dengan aktif mendorong pemikiran

tentang perlunya bahasa Indonesiadigunakan sebagai bahasa persatuan. Kepekaan

Yamin meraba pentingnya bahasa identitas sudah mulai terlihat dalam tulisannya di

Jong Sumatra no 4, th 3, 1920. Jong Sumatra berperan penting dalam

memperjuangkan pemakaian bahasa nasional, dengan menjadi media yang pertama

kali mempublikasikan gagasan Yamin, mengenai bahasa Melayu sebagai bahasa

persatuan.

2. Pergerakan Pemuda dalam Bentuk Kelompok Belajar

a. Indonesiche Studie Club (ISC)

Didirikan di Surabaya pada tanggal 11 Juni 1924. pendirinya adalah dr.

Sutomo. Tujuan ISC adalah memberi semangat kaum terpelajar agar memiliki

kesadaran terhadap masyarakat, memperdalam pengetahuan politik, serta

mendiskusikan masalah-masalah pelajaran dan perkembangn sosial politik Indonesia.

ISC kemudian menjadi Partai Persatuan Bangsa Indonesia.

b. Algemeene Studie Club (ASC)

Didirikan di Bandung oleh Ir. Soekarno dan Ir. Anwari. Tujuannya sama

dengan ISC. Asas perjuangannya adalah nonkooperasi. ASC kemudian menjadi Partai

Nasional Indonesia.

3. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kebangsaan dan Keagamaan

a. Perhimpunan Indonesia (PI)

Didirikan di Belanda pada tahun 1908. Mula-mula bernama Indonesiche

Vereeniging, pada tahun 1925 diubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.

Pada tahun 1927 pemerintah Belanda menahan para pengurus PI antara lain : Moh

Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, A. M. Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Mereka

kemudian diadili di pengadialan Den Haag, Belanda.

Page 16: makalah organisasi pergerakan di indonesia

16

b. Jong Islamienten Bond

Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1926 oleh anggotanya yang

keluar dari Jong Java. Tokoh-tokohnya antara lain : R. Sam Haji Agus Salim, Moh.

Rum, Wiwoho, Hasim, Sadewo, M. Juari, dan Kasman Singodimejo.

Page 17: makalah organisasi pergerakan di indonesia

17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejak tahun 1908-1925 di Indonesia bermunculan organisasi modern dikalangan elite

pelajar seperti Budi Utomo yang pada masanya menjadi organisasi modern pertama, dengan

munculnya Budi Utomo menjadi contoh di kalangan pelajar muda untuk mendirikan

organisasi kepemudaan. Karena Budi Utomo merupakan organisasi golongan tua, sehingga

para pemuda juga bergegas perlu adanya organisasi bagi para pemuda. Organisasi

kepemudaan seperti Jong Java (Tri Koro Dharmo) merupakan salah satu organisasi yang

masih bersifat kedaerahan. Jong Java memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap

penyatuan pemuda. Pada awal berdirinya tahun 1915, organisasi ini bergerak di bidang

sosial,pendidikkan, budaya dan olah raga, namun seiring dengan perkembangan semangat

nasionalisme untuk lepas dari pengaruh Belanda, Jong Java mulai terpengaruh dengan

aktifitas politik untuk memperoleh kemerdekaan, karena untuk memperoleh kemerdekaan

perlu ikut serta dalam aktifitas politik. Pada tahun 1925, Jong Java mulai terpengaruh dengan

aktifitas politik yang menjadi awal perubahan arah Jong Java dari non politik ke politik

persatuan Indonesia. Perubahan arah tersebut menjadi hal yang menarik untuk diteliti, karena

perubahan arah yang dilakukan Jong Java belum ada yang mengulas secara detail. Dari latar

belakang di atas muncul dua rumusan masalah: pertama mengapa Jong Java melakukan

perubahan dari non politik ke politik persatuan Indonesia, kedua Bagaimana aktivitas politik

Jong Java dalam upaya menuju penyatuan organisasi-organisasi kepemudaan Indonesia.

Page 18: makalah organisasi pergerakan di indonesia

18

DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro.M.D dan Nugroho Notosusanto.2008.Sejarah Nasional Indonesia.Jakarta : Balai

Pustaka.

http://sejarahramona.blogspot.com/

http://ekanuruls.blogspot.com/2012/09/jong-java-perubahan-arah-jong-java-dari.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Jong_Java

http://id.wikipedia.org/wiki/Jong_Sumatranen_Bond

http://id.wikipedia.org/wiki/National_Indische_Partij