Upload
ariev-budiman
View
414
Download
49
Embed Size (px)
DESCRIPTION
A
Citation preview
MAKALAH
OBSERVASI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM
FORUM OSIS JAWA BARAT
Tugas ini diajukan sebagai tugas kelompok dalam Mata Kuliah Komunikasi Organisasi
Dosen Pembimbing Qisthy Rabathy S.Ilkom., M.Ikom
Disusun oleh :
Diandra Teviani 122050168
Cahya Lina F. 132050094
Arief Budiman 132050273
M. Didit Ramadan 132050296
Sarah Mardiana 132050294
Annisa Trisnawati 132050310
Arief Rahman 132050361
R. A Nur Aini 132050369
FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2015
i
KATA PENGANTAR
Pertama mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena rahmat dan
karunia- Nya makalah yang berjudul “Obervasi Komunikasi Organisasi dalam Forum Osis Jawa
Barat” ini dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Makalah ini dibuat dengan berbagai riset dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu
kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga tidak
lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam
teknik penyusunannya.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................................ 2
1.4. Metode Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................. 3
ISI........................................................................................................................................ 3
1.5. Sejarah Terbentuknya FOJB.........................................................................................
1.6. Komunikasi Organisasi dalam FOJB.............................................................................
1.7. Strategi Komunikasi Organisasi dalam FOJB................................................................
1.8. Penyelesaian Masalah dalam FOJB.............................................................................
BAB III.................................................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................................
1.9. Saran...........................................................................................................................
1.10..................................................................................................................Kesimpulan
....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena tidak dapat hidup sendiri, inilah
mengapa setiap orang hidup secara berkelompok untuk dapat saling membantu dan
mendukung satu sama lain.
“Studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek-
objek, juga studi mengenai objek- objek itu sendiri” (Pace & Faules, 2010: 3). Dari sini
mensyarakatkan bahwa ada proses kognitif untuk mempelajari komunikasi organisasi, yang
di dalamnya ada proses interpretatif.
Masyarakat, cenderung memandang sebagai sesuatu yang baik apabila orang- orang
berkecimpung dalam organisasi. Orang- orang inilah yang kemudian berlomba- lomba
untuk menjadi salah satui bagian dari organisasi itu sendiri, misalnya menjadi anggota
organisasi atau bahkan mendirikan organisasi dalam berbagai bidang. Harapan dan cita-
cita untuk menjadi baik, lebih baik, dan yang terbaik muncul setelah itu.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah terurai kan diatas, banyak permasalahan yang
menarik minat kami untuk melakukan sebuah penelitian. Dimana dengan penelitian ini
kami akan mencoba menjawab permasalahan dengan rumusan masalah berikut ini :
1. Bagaimana FOJB itu terbentuk?
2. Bagaimana Perkembangan Organisasi FOJB itu sendiri sampat saat ini?
3. Bagaimana dinamika Komunikasi Organisasi yang terjadi dalam FOJB?
4. Bagaimana penyelesaian masalah Komunikasi Organisasi yang muncul dalam FOJB?
1.3. Tujuan Masalah
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, menggali, menghubungkan dan
memprediksi suatu kejadian. Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas
dan terarah. Disinilah kami tentukan tujuan dari penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk mengetahui riwayat terbentuknya organisasi FOJB ini
1
2. Untuk mengetahui perkembangan organisasi FOJB ini dari awal perkembangannya
sampai saat ini.
3. Untuk mengetahui sistem komunikasi organisasi yang terjadi dalam FOJB.
4. Untuk mengetahui penyelesaian masalah yang terjadi dalam FOJB
1.4. Landasan Teori
Teori adalah gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi, memandu individu
dalam memahami berbagai studi kasus dan memberikan keputusan mengenai tindakan
apa yang harus dilakukan.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi mempunyai definisi yang sangat beragam dan luas, sehingga tidak ada
definisi tunggal mengenai Komunikasi. Frank Dance (dalam Littlejohn dan Foss, 2009: 4)
menjelaskan ada tiga poin perbedaan konseptual untuk membentuk dimensi komunikasi,
yang pertama dari tingkat pengamatan komunikasi dapat diartikan sebagai proses yang
menghubungkan semua bagian-bagian yang terputus, dan merupakan sebuah sistem untuk
menyampaikan informasi berupa perintah.
Yang kedua yaitu segi tujuan, komunikasi merupakan sebuah proses menyamakan dua
atau beberapa hal mengenai kekuasan terhadap seseorang maupun beberapa anggota.
Dan perbedaan yang terakhir adalah melalui penilaian normative, komunikasi dapat
dikatakan berhasil jika “Komunikasi merupakan pertukaran sebuah pemikiran atau
gagasan”.
Setiap pakar komunikasi memiliki model dan definisi yang berbeda mengenai
Komunikasi. Salah satunya model komunikasi yang dijelaskan Shanon. Model proses
komunikasi oleh Shanon (dalam Liliweri, 2011:66) melalui depan proses yang masing –
masing saling berkaitan. Dari model komunikasi oleh Shanon dijelaskan proses komunikasi
berawal dari sumber informasi yang pertama yaitu Source, sumber informasi ini berupa
maksud yang akan disampaikan komunikator berupa Message (Pesan), selanjutnya pesan
tersebut disampaikan melalui alat atau media, transisi ini disebut Transmitter. Selanjutnya
pesan disampaikan menggunakan Signal yaitu sesuatu yang mengalir melalui saluran
(Channel). Dalam penyampaian pesan tersebut ada hambatan transmisi pesan dari
2
pengirim kepada penerima yang disebut Noise, gangguan ini merupaka sebuah distorsi
pesan sehingga menimbulkan kesalahan informasi yang diterima. Sampai akhirnya pesan
tersebut diterima oleh penerima atau disebut dengan Receiver, istilah Shanon mengartikan
perima ini adalah organ tubah yang menerima pesan, misalnya adalah telinga menerima
dan menguraikan pesan yang selanjutnya akan ditangkap pesannya oleh Destination atau
komunikan yang dimaksudkan komunikator.
Model Komunikasi Shanon
Menurut Seiler komunikasi mempunyai empat prinsip dasar antara lain sebagai suatu
proses, yaitu komunikasi adalah suatu kegiatan yang berulang dan terus menerus tanpa
ada awal dan akhir, komunikasi disini juga dapat berubah-ubah dan dapat menimbulkan
perubahan. Yang kedua komunikasi adalah suatu sistemik, yaitu komunikasi berjalan
secara sistematis sesuai dengan alur berjalannya pesan dari komunikator ke komunikan.
Prinsip yang ketiga komunikasi bersifat interaksi dan transaksi, yang dimaksudkan interaksi
adalah komunikasi untuk saling bertukar pesan, dan bila penyampaian pesan secara
langsung tatap muka dan menimbulkan timbal balik secara langsung berarti komunikasi ini
bersifat transaksi. Prinsip yang terakhir yaitu komunikasi dapat terjadi disengaja maupun
tidak disengaja.
Dari penjelasan mengenai definisi dan model komunikasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi yang efektif merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan melalui media tertentu dan menimbulkan efek tertentu berupa umpan
balik.
3
Setelah mendefinisikan komunikasi, untuk memahami komunikasi organsasi, kami
juga mendefinisikan organisasi. Ada banyak pendapat untuk mendefinisikan organsisasi.
Schein (dalam Muhammad, 2009:23) mengatakan organisasi adalah suatu koordinasi
rasional sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi melalui hirearki otoritas dan tanggung jawab. Walaupun terdapat
banyak pendapat dari pengertian organisasi, ada tiga hal yang selau dikemukakan yaitu;
organisasi merupakan sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau
tujuan umum.
1.5. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode qualitative observasi. Dalam pengumpulan data-
data dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui wawancara dengan para
narasumber yang terkait. Dalam pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu
kepada data-data yang diterima oleh pihak narasumber dan disertai dengan beberapa
referensi yang didapatkan melalui buku-buku dan sumber internet.
1.6.
4
BAB II
ISI
1.7. Sejarah Terbentuknya FOJB
OSIS
OSIS, Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang
berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola
oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini
memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
Secara Semantis, Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah
adalah OSIS. OSIS adalah Organisasi Intra Sekolah. Masing-masing kata mempunyai
pengertian :
A. Organisasi,
Secara umum adalah kelompok kerjasama anatara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau
kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan
bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
B. Siswa,
adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
C. Intra,
berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di
dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
D. Sekolah,
adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang
dalam hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah atau Sekolah/Madrasah yang
sederajat.
5
Dengan hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan siswa –
siwa mengadaka koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara musyarawah, dimana tujuan tersebut
bersifat umum yaitu dapat bermanfaat meliputi negara, pihak sekolah, siswa, maupun
masyarakat sekitarnya.
FORUM OSIS JAWA BARAT (FOJB)
Pada umumnya generasi muda merupakan cerminan masa depan bangsa. Apabila
Sebuah negara gagal jika lembaga pendidikan dalam suatu negara gagal membina generasi
muda –moralitas dan kapabilitas- akan menjadi kendala untuk sebuah negara berkembang.
Dikarenkan, Generasi Muda adalah tiang negara karena pemuda sangat dibutuhkan
sebagai generasi penerus bangsa, sehingga dengan peran serta pemuda dalam
peningkatan mutu bangsa sangat berperan dalam maju atau mundurnya suatu negara.
Pada masa sekarang ini perkembangan generasi muda dari berbagai aspek telah
sedemikian pesatnya baik secara positif maupun negatif. Pada sisi positif telah banyak
pemuda sekarang yang telah berhasil membawa harum nama bangsa baik dalam lingkup
nasional maupun internasional. Namun perkembangan ini juga tak lepas dari sisi buruk
yang muncul dari perkembangan zaman dan tekhnologi dan memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap perkembangan generasi muda. Untuk itu, membangun generasi
muda merupakan cara yang tepat untuk mempersiapkan bangsa ini menuju kehidupan
yang lebih baik dikemudian hari.
Maka dari latar permasalah tersebut, muncullah sebuah seleksi 100 ketua osis se-
Indonesia yang kemudian di panggil oleh (Camp UI) Indonesian Student Leadership Camp.
Selesai dari acara itu. Sebelumnya Hanief Fuady sebagai founder dari forum OSIS
Sumedang, dimana ia mempunyai tujuan untuk mempersatukan seluruh penggurus OSIS di
kota Sumedang dan sekitarnya untuk berkumpul dan menentukankemudian ia membuat
gagasan untuk mendirikan forum OSIS di jawa barat. Beberapa wilayah kemudian
merespon. Ada sekitar anggota 800 osis yang terdaftar. Ada beberapa fasilitas yangg
dikasih oleh bapak Aher dan gubernur Jawa Barat.
6
Dalam rangka mengembangkan pembinaan pelajar dan sebagai wahana untuk
mengaktualisasikan kreatifitas serta potensi pelajar itu perlu adanya wadah organisasi.
OSIS merupakan organsasi pelajar yang terdapat pada setiap sekolah, selain organisasi
intra sekolah (OSIS) di sekolah masing-masing perlu juga adanya forum yang menyatukan
OSIS, agar peran OSIS lebih terasa manfaatnya, dapat memberikan dampak yang positif,
dan juga menumbuhkan rasa persaudaraan di kalangan pelajar.
Forum OSIS Jawa Barat adalah wadah organisasi bagi seluruh pengurus OSIS (atau
sejenisnya) SMA/SMK/MA sederajat di Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk
menghimpun dan meningkatkan seluruh bakat, kreatifitas, hobi siswa yang ada di provinsi
Jawa Barat dan juga sebagai wadah penghubung bagi mereka yang bergerak (khusunya)
dalam organisasi intra sekolah, untuk dapat saling bertukar fikiran, berkomunikasi, untuk
bersama-sama menciptakan berbagai kreasi dan inovasi yang dapat diterapkan di sekolah
dan daerahnya. Serta berusaha mewujudkan pelajar Jawa Barat yang aktif, kritis, inovatif,
berbudi pekerti luhur, dan kemudian melahirkan generasi muda yang memiliki skill
leadership yang tinggi untuk dapat ikut membangun Jawa Barat dan daerah tercinta.
Alasan dibentuknya FOJB adalah adanya tujuan bersama ingin menyatukan seluruh
penggurus OSIS di jawa barat dalam satu wadah, dimana OSIS tidaklah semata hanya
sebagai image pelengkap struktural dalam bagan sistem organisasi sebuah sekolah. Forum
osis beberapa tahun lalu mundur hal ini dikarenakan adanya semacam sekat antara osis
dengan para siswa non lembaga, yang padahal merupakan bagian dari sekolah juga.
Fenomena yang ada osis seperti memisahkan diri dari bagian Siswa. yang seharusnya osis
adalah bagian inti dari siswa baik dari segi struktursional dan fungsional.
Osis punya potensi besar dari semua sekolah. FOJB lebih menfokuskan pengelolaan
pada tingkat SMA, terlebih sekitar 1 juta pengurus osis tersebar di Provinsi Jawa Barat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, FOJB menentukan visi dan misinya yang diuraikan,
berikut ini:
Visi kelembagaan:
“Menyatukan dan menghubungkan seluruh pengurus osis di jawa barat”
Visi pembinaan kader:
7
“Membentuk pelajar yang kreatif, berjiwa kepemimpinan, serta tangguh secara mental dan
spiritual.”
Adapula tujuan FOJB yang tertera pada Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat diantaranya:
a. Bahwa dalam rangka mengembangkan potensi siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertaggung jawa, diperlukan pembinaan kesiswaan secara
sistematis dan berkelanjutan;
b. Bahwa organisasi sebagai wadah pembinaan kesiswaan dan pengembangan potensi
siswa pada lembaga pendidikan formal adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
perlu dibina dan dikembangkan dalam lingkup kegiatan antar OSIS.
c. Bahwa untuk kelancaran dan pelaksanaan pembinaan OSIS sebagaimana tersebut, perl
ditetapkan Kepengurusan Forum OSIS SMA-SMK-MA Provinsi Jawa Barat;
Struktural Penggurus FOJB
Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana
pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-
menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek
pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang
dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
Dalam struktural penggurus FOJB lebih banyak melibatkan anggota dari siswa-siswa
SMA dan sederajat yang masih aktif, dengan beberapa dewan pembimbing dari tingkat
Universitas. Tiap daerah ada forum OSIS (kab/kota) nantinya akan mengirimkan nama-
nama untuk diseleksi di pusat.
8
1. Seleksi tiap daerah
2. Seleksi pusat (cv dan wawancara)
3. MUBES (Musyawarah Besar)
4. Pelantikan
Kemudian akan diadakan LDK kepengurusan dan mubes kepergantian pengurusan. Setelah
mubes akan diadakan pelantikan kepengurusan oleh kepala dinas.
Masa jabatan para petugas hanya setahun. Setelah lulus dari SMA. FOJB membuat ikatan
alumni. Ikatan Almuni Forum Osis Jawa Barat (IKAL FOJB). IKAL bersifat sebagai lini support.
Sebuah wadah untuk mendukung para junior di FOJB itu sendiri.
Terdapat struktural kepenggurusan FOJB Periode Tahun 2015-2016, diantaranya;
A. Ketua Umum
Sebaga pimpinan paling atas dalam struktural FOJB yang mengatur seluruh aktifitas
organisasi, dijabat oleh Machfud Fauzan Trijulianto, sekolah asalSMKN 1 Purwakarta.
B. Wakil Ketua
Sebagai lini pendukung jika kala Ketua Umum memerlukan support dalam
memutuskan keputusan, dijabat oleh Fawwaz Mishbah (SMA PU Al-Bayan Kab.
Sukabumi) sebagai Wakil Ketua 1 FOJB dan M. Faisal Nugraha (MA Insan Mandiri Kab.
Bandung).
C. Sekretaris Jendral FOJB
D. Wakil Sekretaris Bidang Arsip Database FOJB
E. Wakil Sekretaris Bidang Organisasi FOJB
F. Bendahara Umum FOJB
G. Wakil Bendahara Umum FOJB
H. Departemen Bidang Kehidupan Beragama
I. Departemen Bidang Pendidikan
J. Departemen Bidang Sosial Dan Politik
K. Departemen Bidang Perkembangan Organisasi Dan Kaderisasi
L. Departemen Bidang Pengembangan Minat Dan Bakat
9
M. Koordinator Daerah
N. Dewan Pembimbing
Diangkat dari anggota FOJB yang sudah lulus SMA dan sederajatnya, dan bergabung
dalam IKAL FOJB. Sebagai pembimbing anggota penggurus aktif.
Dewan Pembimbing itu sendiri terdiri dari :
1) M. Hanief Fuady, Mahasiswa Humas Internasional FISIP Universitas Pasundan.
2) Aditia Restianda, Mahasiswa FH Universitas Pasundan.
3) Dede Anggy Reynaldi, Mahasiswa FISIP Universitas Jenderal Ahmad Yani
(UNJANI).
4) Rizky Ramadhi Putra, Mahasiswa FIKOM Universitas Padjajaran (UNPAD).
5) Wildan Khuril’ain, Mahasiswa FMIPA UIN Bandung.
6) Siti Hajar Riyanti Wikara, Mahasiswa F.Pertanian Universitas Padjajaran (UNPAD).
7) Rochimat.
Pada Musyawarah Besar ke II Forum OSIS Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 2015,
serta surat dari FOJB No.02/PENG/FOJB/II/2015 perihal dalam Pengukuhan Kepengurusan,
ditetapkan struktural kepengurusan yang telah terurai diatas. Dan menetapkan;
PERTAMA : Menetapkan Pengurus Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) dengan
susunan personalia sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Pengurus FOJB sebagaimana tersebut pada diktum Pertama,
berkewajiban melaksanakan kegiatan kesiswaan sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
KETIGA : Pengurus FOJB sebagaimana tersebut pada diktum Pertama
betanggung jawab kepad Kepada Dinas Pendidikan Provinsi jawa Barat.
2.2. Perkembangan FOJB
Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) didirikan dan diresmikan oleh Gubernur Jawa barat H.
Ahmad Heryawan, L.c pada saat musyawarah osis se-Jawa barat tanggal 5 Januari 2013 di
gedung sentra bisnis dan koperasi (SENBIK) Prov. Jawa Barat
10
Musyawarah penggurus OSIS seluruh Jawab Barat awalnya di langsungkan pada
tanggal 5 Januari 2013 sabtu, yang di hadiri lebih dari 800 orang para pengurus OSIS dari
seluruh daerah provinsi Jawa Barat, seringkali disebut musyarawah besar dikenal MABES.
Kegiatan ini berlangsung di gedung SENBIK Jawa Barat. Pada tahun pertama, kegiatan
MABES ini akan dilaksanakan di gedung DPD KNPI Jawa Barat, akan tetapi karena
banyaknya peminat dan tingginya semangat para pelajar Jawa Barat dalam pembentukan
Forum OSIS Jawa Barat maka jumlah peserta pun melonjak naik dan tempat terpaksa
dipindahkan dengan cepat.
Masa kepengurusan kerja FOJB berganti setiap setahun sekali. seperti osis biasa.
Setelah lulus para anggota akan diwadahi dalam wadah "IKAL FOJB" Ikatan Alumni FOJB.
Dalam perekrutan FOJB masih tertutup karena memakai sistem keterwakilan dan diseleksi.
Untuk tahun 2016 ini FOJB baru akan memakai sistem terbuka utk seluruh pengurus osis di
jabar. Dengan keterwakilan dan seleksi tiap tahun kita hanya menerima 200 orang utk jadi
pengurus. Untuk periode berikutnya dgn sistem terbuka target kita anggota baru yg
mendaftar sampai 5000 pendaftar. Kegiatan yang biasa dijalankan oleh FOJB yaitu
diantaranya yang bersifat pembelajaran: one day training osis se-jabar, Bersifat sosial:
bakti sosial pelajar, Bersifat event: festival pelajar jawa barat, Bersifat penguatan:
roadshow ketiap daerah. Hal tersebut merupakan program utamanya. Program yg lainnya
sifatnya incidental.
Awalnya ada sebuah seleksi 100 ketua OSIS seluruh Indonesia yg kemudian di panggil
oleh (Camp UI) Indonesian student Leadership Camp. Selesai dari acara itu. Hanief Fuady
mendirikan forum osis sumedang, kemudian ia membuat gagasan untuk mendirikan forum
osis di jawa barat. Beberapa wilayah kemudian merespon. Ada sekitar anggota 800 osis
yang terdaftar. Ada beberapa fasilitas yangg diberi oleh bapak Aher dan gubernur Jawa
Barat.
Untuk mengamati, meningkatkan budaya keorganisasian, manajemen dan kinerja.
FOJB saat ini belum menyentuh ke seluruh sekolah di Jawa Barat.
2.3. Strategi Komunikasi Organisai dalam FOJB
11
Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen(management) untuk mencapai suatu tujuan.Tetapi untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.
Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management)
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus
dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti
kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi
dan kondisi.
Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi
secara efektif. Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (plammed
multi-media strategi) maupun secara mikro (single communication medium strategi)
mempunyai fungsi ganda (Effendy, 2000 : 300) :
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif daninstruktif
secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahandioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh yang jika
dibiarkanakan merusak nilai-nilai budaya.Seperti halnya dengan strategi dalam bidang
apapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya.
Strategi Komunikasi Organisasi
Organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dikatakan
organisasi adalah wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya
mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu, setiap orang harus jelas tugas, wewenang,
tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya.
12
Komunikasi yang efektif penting bagi suatu organisasi dan merupakan salah satu
strategi yang penting dalam komunikasi. Komunikasi menyediakan saluran umum dalam
proses manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan. Serangkaian proses manajemen tadi dapat dijelaskan dengan pemahaman
berikut. Perencanaan dapat dikatakan sebagai tindakan mendeterminasi sasaran dan arah
tindakan yang akan diikuti, mengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan
antara kelompok yang ada dan menetapkan serta merinci hubungan yang akan diperlukan,
Memimpin dapat dikatakan sebagai suatu tindakan untuk mengetuai atau mengepalai
suatu perkumpulan, Mengendalikan adalah suatu tindakan untuk menguasai kendali atau
situasi agar tidak terjadi terlalu buruk.
Kemudian mengembangkan rencana lewat komunikasi dengan orang lain dalam
organisasi dan mengorganisasikan untuk melaksanakan rencana tadi dengan berbicara
kepada orang lain mengenai cara terbaik mendistribusikan wewenang desain pekerjaan.
Kemudian pemimpin mengetahui bahwa kebijakan yang menimbulkan motivasi,
kepemimpinan, dan mengelompokan serta membentuk tim, serta diaktifkan lewat
pertukaran informasi secara teratur. Selanjutnya kita akan melihat bahwa komunikasi sama
pentingnya untuk mengendalikan pekerjaan organisasi. Keterampilan komunikasi yang
efektif dapat membuat pemimpin menggunakan bebagai bakat yang tersedia dalam dunia
multibudaya dari organisasi. Komunikasi seperti aktivitas intelektual yang lain, dapat diasah
dengan menghadapi keadaan baru dan menanyang. Organisasi dapat merupakan tempat
baik untuk mempelajari hal itu.
Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut ;
“ Organizational communications is the process of creating and exchanging messages
within a network or interpendent relationship to cope with environmental uncertainty”
Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, “ Komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu
berubah-ubah”. Dari definisi tadi, dapat disimpulkan dengan adanya tujuh konsep kunci
13
yaitu, proses, pesan, jaringan, daling ketergantungan, ubungan, lingkungan dan
ketidakpastian.
1. Konsep dan Kunci dari Komunikasi Organisasi
Terdapat pula konsep dan kunci dari Komunikasi Organisasi itu sendiri, diantaranya:
a. Proses
Suatu organisasi membutuhkan suatu proses yang menciptakan dan saling menukar
peasn diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini
berjalan secara terus-menerus dan tiada hentinya maka dapat dikatakan sebagai
suatu proses.
b. Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan symbol yang penuh arti tentang
objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Dalam komunikasi
organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi.
Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat dari berapa klasifikasi, yang berhubungan
dengan Bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi dan arus tujuan dari
pesan.
Dalam pengklasifikasian pesan menurut Bahasa, dapat pula dibedakan atas pesan
verbal dan nonverbal. Pesan verbal dalam organisasi misalnya seperti surat, memo,
pidato dan percakapan. Sedangkan pesan nonverbal dalam organisasi terutama
yang tidak diucapkan atau tidak ditulis seperti, Bahasa gerakan badan/ gestur,
sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dan sebagainya.
Dalam pengklasifikasian pesan menurut penerimanya, pesan terbagi atas pesan
internal dan pesan eksternal. Pesan internal khusus dipakai para anggota organisasi
misalnya, memo, bulletin, dan rapat-rapat. Pesan eksternal adalah untuk
memenuhi kebutuhan organisasi kepada pihak yang berkaitan dengan lingkungan
dan masyarakat umum. Pesan eksternal ini dapat dicontohkan dalam bentuk iklan,
usaha hubungan dengan masyarakat, usaha mengenai penjualan atau pelayanan.
Pesan dapat diklasifikasikan menurut bagaimana pesan itu disebarluaskan.
Kebanyakan komunikasi organisasi disebarluaskan dengan mengguankan perangkat
14
keras (adanya penggunaan alat-alat elektronik misalnya handphone, telek, radio,
videotape, computer dan sebaginya ) dan perangkat lunak (hal ini bergantung
kepada kemampuan dan keterampilan individu dalam berpikir, berkomunikasi,
menulis antar satu sama lain). Klasifikasi pesan yang terakhir adalah berdasarkan
tujuan dari pada pengiriman dan penerimaan pesan. Atau mengapa pesan dikirim
dan diterima.
c. Jaringan
Organiasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau
peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang
ini sesamanya terjadi melalui suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup dua orang, beberapa
orang, atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri
dari arus pesan, dan isi pesan.
c. Keadaan Saling Tergantung
Konsep kunci komunikasi organisai keempat adalah keadaan yang saling tergantung
satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi.
Bila suatu bagian dalam organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh
kepada bagian lainnya.
d. Hubungan
Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah hubungan. Karena
organisasi merupakan sistem kehidupan sosial maka untuk dapat menghidupkan
bagian-bagiannya dan membuatnya dapat berfungsi dengan baik.
e. Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor
sosial yang diperhitungkan dalan pembuatan keputusan mengenai individu dalam
suatu tataran.
f. Ketidakpastian
15
Yang dimaksud dengan Kepastian adalah perbedaan informasi yang tersedia
dengan informasi yang diharapkan.
2. Pendekatan Komunikasi dalam Organisasi
Untuk dapat melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat menggunakan
tiga pendektaan yaitu pendekatan makro, pendekatan mikro dan individual.
a. Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro, organisasi dipandang sebagai suatu organisasi yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini organisasi melakukan aktivitas
tertentu seperti memproses informasi dan lingkungan., mengadakan identifikasi,
melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.
Dalam pendekatan makro ini, Forum Osis Jawa Barat berinteraksi dengan
lingkungannya. Dalam berinteraksi, organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti
menciptakan eksistensi organisasi di lingkungan. Hal ini bisa dicontohkan dengan
pengadaan event-event sosial yang diadakan oleh FOJB Fojb juga mengolah informasi
yang terjadi lingkungan dan mentransferkannya atau meneruskannya ke intern
organisasi. Hal ini ditujukan agar intern organisasi nantinya dapat merespon informasi
yang ada dengan tepat dan juga dapat digunakan sebagai identifikasi dan penentuan
tujuan organisasi. Kemudian FOJB melakukan integrasi dengan beberapa organisasi lain
di lingkungannya. Untuk para anggota FOJB yang telah lulus sekolah, FOJB membuat
ikatan alumni yang bernama “IKAL” yang fungsinya untuk mendukung program-
program yang diadakan oleh FOJB.
1) Memproses Informasi dan Lingkungan
Hal ini dilakukan agar organisasi tetap hidup, organisasi perlu memproses informasi
dari lingkungannya. Memproses informasi dalam hal ini maksudnya dalah dengan
menyesuaikan apa yang terjadi dalam lingkungan dengan jalan mentrasnfer
informasi yang relevan dengan keadaan dalam organisasi, kemudian merumuskan
16
suatu respons yang tepat terhadap input informasi. Informasi ini digunakan untuk
melakukan identifikasi dan penentuan tujuan organisasi.
2) Identifikasi
Suatu organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari lingkungan untuk
mencapai negosiasi, persetujuan dengan relasi-relasi yang berpotensi. Proses
penyesuaian diri ini dinamakan identifikasi.
3) Integrasi dengan Orang Lain
Tidak ada organisasi yang bergerak dalam keadaan terisolasi. Setiap organisasi
dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya
4) Penentuan Tujuan
Dari semua kegiatan organisasi secara makro, yang memerlukan komunikasi
dengan sangat penting adalah menentukan tujuan organisasi. Suatu tujuan adalah
tempat yang diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu.
b. Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam suatu unit di sebuah
organisasi. Komunikasi yang dibutuhkan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota
satu dengan anggota lainnya, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan,
komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk
menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan
komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja.
1) Orientasi dan Latihan
Orientasi adalah proses yang terus-menerus yang menghendaki komunikasi untuk
membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas
ini dapat dilakukan oleh pimpinan unit-unit organisasi maupun oleh anggota unit lainnya.
2) Keterlibatan Anggota
Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unitnya masing-masing
untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab bila suatu unit kerja organisasi macet
akan mempengaruhi kepada keseluruhan tgas-tugas organisasi. Setiap orang orang
17
mempunyai karakteristik tertentu dan dalam hal ini perlu diperhatikan agar berhasil dalam
melibatkan mereka dalam pekerjaan kelompok.
3) Penentuan Iklim Organisasi
Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor diantaranya tingkah laku
pimpinan, tingkah laku teman sekerja, dan tingkah laku dari organisasi. Tetapi pada
umumnya iklim organisasi ditentukan oleh tingkah laku komunikasi dari pimpinan kepada
kelompoknya.
4) Supervisi dan Pengarahan
Tugas-tugas organisasi perlu diawasi dan diatur serta diarahkan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, Tugas dilakukan oleh beberapa orang pimpinan organisasi terhadap
orang-orang dibawahnya dan membantu orang-orang tersebut agar dapat melakukan
dengan menggunakan komunikasi.
5) Kepuasan Kerja
Bila orang tidak merasa puas terhadap pekerjaan, mereka biasanya mengatakan bahwa
adanya rasa ketidak senangan dengan situasi kerjanya. Ada dua hal yang mungkin
menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya. Hal yang pertama, apabila orang
tersebut tidka mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Yang kedua, apabila hubungan
sesama teman kerja mengalami kendala.
Forum Osis Jawa Barat atau FOJB melakukan serangkaian pendekatan seperti
orientasi dan pelatihan para anggotanya, biasanya hal ini dilakukan setelah adanya
perekrutan anggota baru. Disini FOJB akan mengenalkan organisasinya kepada para
anggota baru secara lebih jelas, melatih basic skill para anggotanya (keterampilan dan
knowledge). Hal ini dapat dicontohkan dengan pelatihan one day training yang diadakan
oleh FOJB pada bulan maret lalu. Kegiatan ini lebih ke pelatihan karakter kepemimpinan
yang sesuai dengan keadaan disekolah. Disini ada pelatihan kreativitas, karena anak-anak
osis perlu kreatif dan yang terakhir adalah keberanian. Dengan daya kreatif saja belum
cukup jadi harus diimbangi dengan adanya keberanian. Hal tersebut sangat selasar dengan
visi pembinaan kader yang dilakukan oleh FOJB, “membentuk pelajar yang kreatif, berjiwa
kepemimpinan, serta tangguh secara mental dan spiritual”
18
c. Pendekatan Individual
Pendekatan ini berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam suatu organisasi.
1) Berbicara pada Kelompok Kerja
Kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Oleh karena itu seseorang harus
memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam mendapatkan dan
memberikan informasi yang diperlukan dalam melakukan tugas.
2) Menghadiri dan Berinteraksi dalam rapat-rapat
Rapat adalah salah satu cara kehidupan organisasi yang umum. Oleh karena itu seorang
anggota organisasi harus terampil dalam interaksi rapat-rapat yang mencakup
keterampilan memberikan informasi bila diperlukan atau untuk membujuk anggota lain
untuk menerima usulan dan mengarahkan rapat bila diperlukan.
3) Menulis
Organisasi banyak memerlukan materi cetak dan tertulis. Materi ini diantaranya
didistribusikan dalam organisasi dan untuk luar organisasi.
4) Berdebat untuk Suatu Usulan
Di dalam organisasi kepurusan penting dibuat dalam rapat-rapat kecil dimana orang saling
berdebat satu sama lain sebelum memilih suatu tindakan tertentu.
Implikasi Manajerial
Organisasi memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam fungsi manajerial.
Umumnya, sebuah organisasi juga sangat membutuhkan komunikasi yang baik dari antar
individu yang terkait di dalamnya. Adapun komunikasi yang efektif dibutuhkan untuk
mengoptimalkan kesepahaman antar anggota terhadap tujuan yang ingin di capai oleh
organisasi tersebut. Oleh karena itu, masing-masing anggota dari sebuah organisasi
seringkali dilatih untuk berkomunikasi di khalayak umum. Hal ini ditujukan agar anggota
dari organisasi tersebut dapat mempelajari dan memahami konsep komunikasi yang
efektif.
Selain itu ada juga teori komunikasi organisasi sosial (Berlo, 1960) Komunikasi yang
berhubungan dengan Organisasi Sosial dengan tiga cara : Pertama, sistem sosial dihasilkan
lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan
19
norma- norma dihasilkan lewat komunikasi diantara anggota-anggota kelompok. Kedua,
bila suatu sistemsosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi anggota-anggotanya.
Sistem sosial mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dan dengan pengaruh
bagaimana komunikasi terjadi diantara anggota-anggota sistem. Ketiga, pengetahuan
mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi yang akurat
mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan-peranan yang
mereka duduki dalam sistem dalam komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi .
Peranan komunikasi dalam organisasi. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi
komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi/peranan, yaitu:
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang
yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam
tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan
sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
Dalam hal ini, FOJB memiliki masing masing departemen untuk memberikan
informasi mengenai bidang yang ada meliputi, perihal beragama dikarenakan seluruh
anggota FOJB menganut agama yang berbeda, bidang pengembangan dan kaderisasi
dimana ekspansi perkembangan sejauh mana FOJB telah mengevaluasi sistem yang
lama dan menjalankan sistem yang baru dengan lebih baik dalam segi struktural
maupun fungsional masing masing bagian kepengurusan, terdapat pula bidang
kesenian dan kebudayaan dimana departemen ini menyediakan sumber informasi
20
kesenian dan kebudayaan yang terkait seluruh anggota FOJB kepada anggota maupun
sekolah ataupun siswa yang terhubung.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk
memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi
kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian,
sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: Keabsahan
pimpinan dalam penyampaikan perintah Kekuatan pimpinan dalam memberi
sanksi Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin
sekaligus sebagai pribadi Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
b. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
21
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi (Mulyana,
2008).
Dalam menjalankan segala kegiatan organisasinya FOJB memiliki perwakilan anggota
di setiap daerahnya, sehingga ketika akan mengadakan suatu acara atau kegiatan
mengenai acara organisasi FOJB dengan mudah dapat di komunikasikan dengan anggota
wakil dari setiap daerah tersebut. Sikap yang kompak dan selalu berusaha melakukan
komunikasi dengan baik walau semua anggota FOJB tersebar di wilayah-wilayah Jawa Barat
menjadikan FOJB sebagai salah satu organisasi di bidang pendidikan yang sukses. Dalam
hal komunikasi organisasi FOJB tentulah tidak lepas dari panutannya dalam menjalankan
beberapa teori yang ada dalam teori-teori organisasi.
Strategi Komunikasi yang terjadi dalam FOJB
Secara struktural FOJB memiliki ketua umum sama halnya dalam organisasi pada
umumnya, dibantu oleh wakil yang masing-masing memegang dalam satu departemen,
didukung oleh KORDA untuk setiap daerah (divisi yang mengurus tiap-tiap daerah/kota,
mengondisikan dan membantu acara FOJB di tiap daerah).
Forum Osis Jawa Barat yang didirikan dua tahun lalu merupakan Organisasi Publik.
Seperti yang kita ketahui, secara terminology kata “public” berasal dari bahasa Latin “of
people” (yang berkenaan dengan masyarakat). Sasaran organisasi publik ditujukan kepada
masyarakat umum.
FOJB ini hanya berada di ruang lingkup Jawa Barat dan difokuskan hanya pada
tingkatan sekolah menengah atas maupun sekolah menengah kejuruan. Setiap Organiasi
22
Siswa Intra Sekolah (OSIS) dari tiap-tiap sekolah menengah yang ingin mendaftarkan atau
mengikutsertakan anggotanya dapat melakukan pendaftaran dan kemudian akan
menempuh serangkaian seleksi yang diadakan oleh tiap-tiap daerah tempat para calon
berada.
FOJB ini memiliki tujuan seperti Organisasi Publik pada umumnya yaitu memberikan
jasa kepada masyarakat luas terutama para siswa sejawa barat dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja OSIS dalam memberikan pengabdian yang lebih “real” kepada
sekolah yang dinaunginya beserta masyarakat sekitarnya.
Terdapat pula beberapa strategi FOJB dalam mengoptimalkan kinerja bai komunikasi
yang kemudian akan membuat kordinasi efektif yang terjalin diantara lini staff dan
anggota, diantaranya :
1. Mengadakan event besar
untuk mempertemukan seluruh lini staff, wakil maupun anggota dalam satu tempat
misalnya :
a. Acara Festival pelajar yang pertama dan yang kedua diadakan di Trans Studio
Bandung (TSB). Acara yang pertama dihadiri oleh sekitar 10.000 peserta yang
berasal dari sekolah menengah atas Di tahun pertamapun acara tersebut dihadiri
oleh Chairul Tanjung dan Ahmad Heryawan (Aher). Dikarenakan ada
ketidakkondusifan di dalam acara akhirnya pada acara Festival yang kedua kuota
pun dikurangin menjadi 6.000 peserta. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif
untuk menghindari noise yang akan terjadi jika kuota lebih dipadatkan. Di tahun
kedua, acara tersebut dihadiri oleh beberapa publik figure ternama seperti Hj. Dedy
Mizwar,Anang hermansyah. Anang hermansyah adalah dewan penasehat FOJB.
b. Event “Ajang Kumpul Satu Keluarga”, dimana semua wakil OSIS setiap daerah dapat
berkumpul untuk mempererat keakraban diperuntukan agar kinerja masing masing
wakil wakil maupun anggota terbawah dapat berjalan secara maksimal.
2. Interaksi melalui social media
Seperti yang kita ketahui, seiring dengan adanya kecanggihan teknologi orang-
orang pun kini menjadi lebih pintar dalam mencari kemudahan salah satunya dalam
23
berinteraksi antar sesama. Dengan adanya penggunaan sosial media, orang-orang yang
kebanyakan memiliki waktu senggang yang relative sedikit menjadi lebih mudah untuk
berinteraksi antar sesama. Hal serupa juga diterapkan oleh Forum Osis Jawa Barat atau
yang lebih dikenal dengan sebutan FOJB.
FOJB menggunakan social media dalam berinteraksi, menyampaikan informasi
dengan lebih cepat, dan social media dapat digunakan sebagai tempat rapat online. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah interaksi antar sesama, mempercepat proses
penyampaian pesan, dan jika para anggotanya memiliki waktu senggang yang relative
sedikit. Biasanya para anggota FOJB menggunakan Facebook, twitter, dan aplikasi Line.
2.4. Usaha-Usaha Dalam Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi Di FOJB
Komunikas organisasi di setiap organisasi pada umumnya tidak akan selalu berjalan lancar,
dalam pelaksanaannya selalu ada masalah-masalah yang ditemui, untuk itu perlu dilakukan
suatu cara dan usaha untuk mengatasi agar komunikasi organisasi dapat berjalan dengan
baik. Di Forum Osis Jawa Barat, usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut adalah:
Dari segi masalah menerima dan menyampaikan pesan, FOJB memiliki beribu anggota yang
tersebar di kota sampai daerah terpencil di Jawa Barat. Komunikasipun sulit dilaksanakan
dikarenakan salah satu media komunikasi layaknya website ofisial dari FOJB itu sendiri
belum siap, dan sekarang masih down, sehingga sumber informasi utama dimana publik
maupun penggurus mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai FOJB itu
sendiri.
Tantangan yang terberat pada komunikasi untuk melakukan sosialisasi ke seluruh
penggurus yang terdaftar. Rencananya untuk mengatasi hal ini dengan pembuatan web
(rapat online). Agar para siswa tidak perlu datang jauh-jauh untuk dapat menghadiri rapat.
Dengan web, agenda rapat akan bisa dikondisikan. Jika ada yg mau daftar atau membuat
akun di web, bisa melakukan regist kemudian akan di seleksi oleh admin. Kedepannya
dengan adanya media online ini dapat mengatasi kesenjangan komunikasi baik diantara
penggurus maupun publik.
24
Dan hal ini menunjukan bahwa komunikasi organisasi di Forum Osis Jawa Barat berjalan
efektif jika dalam lapangannya. Komunikasi yang baik dan efektif menimbulkan efek
semangat kerja yang tinggi sehingga organisasi akan berjalan dengan lancar yang kemudia
akan mengakibatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, struktural
FOJB yang melibatkan departemen-departemen di setiap bidang cukup membantu
mengkoneksi dan menyalurkan informasi maupun komunikasi diantara penggurus, anggota
maupun publik.
25
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1.2. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Muhaman,Arni. Komunikasi Organisasi. Penerbit : Bumi Aksara, 2001.
Pace ,R. Wayne. F. Faules, Don. Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Editor : Deddy Mulyana, M.A., PH.D. Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
27