Upload
uofaunsada
View
673
Download
48
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2011-2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan
Melengkapi Sebagian Dari Syarat – syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Oleh
LIA HANIFA NURFADILLAH
2010420036
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
v
ABSTRAK
NIM : 2010420036, Judul Skripsi : PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR
MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE
2011-2013),
Jumlah Hal : xii + 106 Hal,
Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Market
Value Added
Current ratio merupakan penilaian harta lancar perusahaan untuk
menjamin kewajiban lancar, debt to equity ratio penilaian ekuitas dan kewajiban
perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan, dan return on asset penilaian
pengembalian laba bersih ke dalam harta perusahaan untuk invetasi.
Penelitian ini membahas tentang Market Value Added. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Tujuan dalam penelitian
ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial secara signifikan antara
likuiditas terhadap market value added, struktur modal terhadap market value
added dan profitabilitas terhadap market value added serta apakah ada pengaruh
secara simultan terhadap market value added.
Sampel sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember pada tahun 2011 sampai dengan
2013, tersedia data mengenai harga saham selama periode tahun 2012 sampai
dengan 2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif dan tidak
signifikan antara likuiditas terhadap market value added, berpengaruh positif dan
signifikan antara struktur modal terhadap market value added dan profitabilitas
terhadap market value added. Dalam penelitian ini berpengaruh seacara simultan
dan signifikan anatara variabel independen yaitu likuiditas, struktur modal, dan
profitabilitas terhadap variabel dependen yaitu market value added.
Daftar Acuan : (2001-2014)
Jakarta, Agustus 2015
Lia Hanifa N.
vi
KATA PENGANTAR
Bismil-laahir-rahmanir-raahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kuasa-Nya yang telah diberikan kepada penulis, baik
berupa kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, skripsi yang berjudul “PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR
MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED
PADA PERUSAAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE
2011-2013) ”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Darma
Persada Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, sehingga
memungkinkan skripsi ini terwujud. Dengan kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak, Mama, Adik dan Saudara-saudaraku untuk doa, restu, kasih
sayang, perhatian, kesabaran dan dukungan yang mereka berikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Suami dan Anakku untuk doa, restu,, kasih sayang, perhatian,
kesabaran dan dukungan yang mereka berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
vii
3. Bapak Sukardi H. Sentono, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Darma Persada yang memberikan pengarahan kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Darma Persada yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
5. Ibu Sri Ari Wahyuningsih, Dra, MM selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis.
6. Bapak Jombrik, SE, MM selaku Dosen Pembimbing bagi penulis yang
dengan sabar, bijaksana serta sistematis membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu, tenaga dan
pikiran yang telah bapak berikan untuk penulis.
7. Seluruh Dosen, Staf Pengajar Jurusan Akuntansi, Pegawai Tata Usaha
dan petugas perpustakaan Universitas Darma Persada yang telah
memberikan ilmu, pengetahuan, kemudahan, ijin, bahan referensi dan
pengalaman yang berharga bagi penulis.
8. Teman-teman akuntansi 2010 dan 2011 yang telah memberikan
support, saran dan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi dan kuliah penulis
dari awal sampai akhir.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
mempunyai banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
viii
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi kita semua khususnya
bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain yang membutukan.
Jakarta, Agustus 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL SKRIPSI.............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pasar Keuangan.............................................................. 8
2.1.1 Pengertian Pasar Modal......................................................... 8
2.1.2 Pengertian Pasar Uang........................................................... 16
2.2 Pengertian Struktur Modal................................................................ 19
2.3 Pengertian Market Value Added....................................................... 20
2.4 Pengertian Laporan Keuangan.......................................................... 23
2.4.1 Pemakai Laporan Keuangan.................................................. 26
2.4.2 Karakteristik Laporan Keuangan........................................... 27
2.4.3 Tujuan Laporan Keuangan.................................................... 29
2.4.4 Keterbatasan Laporan Keuangan........................................... 30
2.5 Pengertian Analisis Laporan Keuangan............................................ 31
2.5.1 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan................... 31
2.6 Analisis Likuidasi............................................................................. 32
2.6.1 Current Ratio......................................................................... 33
2.7 Analisis Struktur Modal.................................................................... 34
2.7.1 Total Debt to Equity Ratio..................................................... 35
2.8 Analisis Profitabilitas........................................................................ 36
2.8.1 Return on Asset...................................................................... 37
2.9 Hasil Penelitian Terdahulu................................................................ 37
2.10 Kerangka Pikir................................................................................ 44
2.11 Hipotesa Penelitian......................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian.............................................................................. 47
3.2 Jenis Data......................................................................................... 47
3.3 Populasi dan Sampel........................................................................ 47
3.4 Pengumpulan Data........................................................................... 48
x
3.5 Metode Analisis Data....................................................................... 49
3.5.1 Pengukuran Variabel.............................................................. 49
3.5.2 Uji Validitas........................................................................... 49
3.5.2.1 Deskriptif Uji Statistik.............................................. 50
3.5.2.2 Persamaan Regresi Linier......................................... 52
3.5.2.3 Deskriptif Pengujian Hipotesis................................. 53
3.5.2.4 Uji Koefisien Korelasi (R)........................................ 54
3.5.2.5 Uji Determinasi (R2)................................................. 55
3.6 Definisi Variabel Operasional........................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Objek Penelitian............................................................................... 58
4.2 Deskriptif Perhitungan Variabel....................................................... 61
4.2.1 Likuiditas Pada Current Ratio............................................... 61
4.2.2 Struktur Modal Pada Debt to Equity Ratio........................... 62
4.2.3 Profitabilitas Pada Return on Asset....................................... 63
4.2.4 Market Value Added.............................................................. 64
4.3 Uji Validitas...................................................................................... 65
4.3.1 Uji Normalitas....................................................................... 65
4.3.2 Uji Multikolinearitas............................................................. 66
4.2.3 Uji Autokorelasi.................................................................... 67
4.2.4 Uji Heterokedasitisitas.......................................................... 68
4.4 Uji Regresi Linear Berganda............................................................ 69
4.5 Uji Hipotesis..................................................................................... 71
4.5.1 Uji t........................................................................................ 71
4.5.2 Uji F....................................................................................... 75
4.6 Uji Regresi Besarnya Kontribusi X terhadap Y................................ 76
4.6.1 Uji Koefisien Korelasi (R).................................................... 76
4.6.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................. 77
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian.............................................................. 77
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.2 Simpulan........................................................................................... 80
5.3 Saran.................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 82
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian................................................ 40
TABEL 2.2 Pengukuran Variabel............................................................. 49
TABEL 3.2 Daftar Darwin Watson.......................................................... 51
TABEL 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi............................. 55
TABEL 4.1 Sampel Sasaran..................................................................... 60
TABEL 4.2 Perhitungan Rata-Rata Current Ratio................................... 61
TABEL 4.3 Perhitungan Rata-Rata Debt To Equity Ratio....................... 62
TABEL 4.4 Perhitungan Rata-Rata Return On Asset............................... 63
TABEL 4.5 Perhitungan Rata-Rata Market Value Added........................ 64
TABEL 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas................................................... 66
TABEL 4.7 Collinearity Statistic (Tolerance and VIF)........................... 67
TABEL 4.8 Hasil Uji Autokorelasi.......................................................... 68
TABEL 4.9 Hasil Persamaan Regresi Linier............................................ 70
TABEL 4.10 Hasil Uji t.............................................................................. 72
TABEL 4.11 Hasil Uji F............................................................................. 75
TABEL 4.12 Hasil Uji Koefisien Korelasi (r)............................................ 76
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1.1 Skema Kerangka Pikir...................................................... 44
GAMBAR 4.1 Uji Normalitas.................................................................. 65
GAMBAR 4.2 Uji Heterokedasitisitas...................................................... 69
GAMBAR 4.3 Hasil Hipotesis Current Ratio.......................................... 73
GAMBAR 4.4 Hasil Hipotesis Deb to Equity Ratio................................. 74
GAMBAR 4.5 Hasil Hipotesis Return On Asset....................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini
perusahaan sangat bergantung pada pendanaan atau permodalan. Sumber
pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif
permanen hingga sumber pendanaan eksternal yang lebih berisiko, tanpa
pendanaan perusahaan tidak akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Masalah pendanaan sangat penting bagi perusahaan namun pihak manajemen
perusahaan juga harus cermat dalam mengambil keputusan pendanaannya. Hal
ini penting karena sumber pendanaan akan mempengaruhi struktur modal
dalam perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan
dimasa yang akan datang. Salah satunya adalah nilai tambah pasar (market
value added) dimana dapat menambah atau mengurangi nilai perusahaan
tersebut. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisis oleh pihak
manajemen sebelum memutuskan pendanaannya.
Menurut Hartanty (2011) dalam Fahmi (2011:179) “Keputusan sumber dana
yang dipakai untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan merupakan
keputusan yang sedehana tetapi memiliki implikasi kuat terhadap apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Kebutuhan dana untuk memperkuat
struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari internal dan eksternal,
dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari
tempat-tempat yang dianggap aman dan jika dipergunakan memiliki nilai
2
dorong dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan.” Dengan kata
lain dana itu dipakai untuk memperkuat struktur modal perusahaan, maka
perusahaan mampu mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien
serta tepat sasaran. Para investor dan calon investor harus mendapat informasi
hutang perusahaan dengan melihat struktur keuangan pada neraca keuangan,
yaitu keseluruhan sisi kanan (passiva) dari neraca yang terdiri dari hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Dari
struktur keuangan tersebut didalamnya akan tercakup tentang bagaimana
struktur modal suatu perusahaan yaitu sumber pembiayaan permanen
perusahaan berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, saham/modal
pemegang saham, yang menggambarkan bagaimana kondisi permodalan
perusahaan antara hutang jangka panjang dengan modal pemegang saham.
Dalam penelitian ini rasio yang akan digunakan adalah debt to equity ratio,
yaitu untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan
ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin
tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang
semakin tinggi dan hal ini dapat berpengaruh terhadap market value added.
Market Value Added merupakan indikator eksternal yang dapat mengukur
seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya,
atau dengan kata lain, MVA mengukur seberapa kemakmuran yang telah
dicapai atau dihilangkan oleh suatu perusahaan. Nilai MVA akan positif jika
kapitalisasi pasar lebih besar dibandingkan dengan modal pemegang saham dan
hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menambah kekayaan pemegang
3
saham. Sebaliknya, Jika MVA menunjukan angka negatif, berarti akan
mengindikasikan seberapa besar kekayaan pemegang saham yang telah hilang.
Dengan demikian MVA merupakan indikator nilai perusahaan, yaitu bagaimana
meningkatkan kekayaan pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan
secara umum.
Market value added dapat dipengaruhi oleh likuiditas, likuiditas adalah
kemampuan suatu perusahaan menggunakan aset likuid untuk memenuhi
kewajibannya yang segera jatuh tempo atau dapat mengatasi hutang jangka
pendeknya . Pada umumnya informasi laba merupakan informasi yang paling
mendapat perhatian yg besar dari berbagai kalangan terutama para investor.
Namun, saat ini selain informasi laba, investor juga memperhatikan likuiditas
perusahaan sebagai dampak dari banyaknya perusahaan yang dilikuidasi karena
tidak mampu membayar pinjamannya. Likuiditas dapat diukur dengan rasio
lancar (current ratio),ratio cepat (quick ratio) dan rasio lambat (cash ratio).
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, ratio cepat (quick ratio) adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid,
ratio lambat (cash ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Perusahaan yang mampu
mengatasi utang jangka pendek juga menikmati keuntungan dari citra positif
4
yang diperoleh dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan serta dapat
menambah nilai perusahaan.
Market value added dapat juga dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas
yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari segi pertumbuhan perusahaan untuk
tahun ke tahun para investor harus melihat tingkat pengembalian perusahaan ke
dalam aset untuk menambah investasi perusahaan, sebagai bukti bahwa
perusahaan mengalami perkembangan dalam setiap tahunnya dan mengalami
kemajuan, karena setiap return on asset yang disumbangkan dari laba bersih
maka sebanyakitu juga presentase pertumbuhan perusahaan yang diperoleh
sehingga akan berdampak pada kenaikan harga saham yang ditawarkan dan
akan menambah nilai pasar perusahaan, dalam penelitian ini rasio yang akan
digunakan adalah Return on investment (ROI)/Return on Aset (ROA), yaitu
untuk melihat tingkat keuntungan yang dihasilkan dari aset yang dimiliki
sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan
baik maka para pemakai laporan keuangan yang terdiri dari kreditur,supplier
dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan
laba dari penjualan dan investasi perusaaan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi
tentang laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia yang kemudian menulis skripsi
dengan judul “Pengaruh Likuiditas,Struktur Modal dan Profitabilitas
Terhadap Market Value Added Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
5
Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2013.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap market value
added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2011-2013?
2. Apakah struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap market
value added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap market value
added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2011-2013?
4. Apakah Likuiditas, Struktur Modal, Profitabilitas Berpengaruh Secara
Signifikan Terhadap Market Value Added Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2013?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
1) Menganalisis untuk mengetahui likuditas perusahaan yang diukur dengan
current ratio (CR) rata-rata dalam tiga tahun berpengaruh terhadap
6
market value added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013.
2) Menganalisis untuk mengetahui struktur modal perusahaan yang diukur
dengan debt to equity ratio (DER) rata-rata dalam tiga tahun
berpengaruh terhadap market value added pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2011-2013.
3) Menganalisis untuk mengetahui profitabilitas perusahaan yang diukur
dengan return on asset ratio (ROA/ROI) rata-rata dalam tiga tahun
berpegaruh terhadap market value added pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2011-2013.
4) Menganalisis untuk mengetahui CR, DER dan ROA/ROI secara
simultan yang rata-rata dalam tiga tahun berpengaruh terhadap market
value added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1) Bagi penulis
Memperluas wawasan penulis mengenai likuiditas,struktur modal,
profitabilitas dan market value added perusahaan publik di indonesia
khususnya untuk di bidang manufaktur sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di bursa efek indonesia
7
2) Bagi pihak lain :
a. Bagi perusahaan yang teraftar di Bursa Efek Indonesia diharapkan
penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi
manajemen dalam mengambil keputusan pendanaan perusahaan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan bagi investor dan
calon investor yang melakukan investasi di pasar modal dimana hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembuatan keputusan
investasi serta dalam pengelolaan portofolio saham yang dimilikinya.
b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan menambah pengetahuan yang bermanfaat baik sebagai
refrensi untuk penelitian dimasa yang akan datang maupun sebgai
bahan perbandingan terutama untuk universitas darma persada.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pasar Keuangan
Menurut Sjahrial, (2012:12) Pasar keuangan terdiri atas :
“Lembaga dan mekanisme yang memungkinkan terciptanya aliran dana dari pihak yang memiliki dana berlebih (Surplus) kepada pihak yang memerlukan
dana dimana proses pemindahan dana secara cepat dan efisien”.
Pasar keuangan terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi
lagi menjadi pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui
penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham dan pasar
obligasi
2. Pasar uang, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan
investasi.
Dalam hal ini manajer keuangan dituntut disiplin dalam penggunaan dana
yaitu sumber dana jangka panjang dan setoran modal harus digunakan untuk
penggunaan/investasi dana jangka panjang juga seperti untuk pembelian tanah,
pembelian mesin, untuk ekspansi usaha dan lain-lain. Sumber dana jangka
pendek hanya digunakan bagi penggunaan dana dalam operasional perusahaan
yang bersifat jangka pendek pula (modal kerja). Yang paling fatal dan tidak
boleh dilakukan adalah sumber dana jangka pendek digunakan untuk
penggunaan investasi jangka panjang karena hal ini akan sangat mengganggu
likuiditas perusahaan.
9
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yaitu :
“Yang dimaksud pasar modal adalah suatu pasar yang mempunyai
kegiatan melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang
melibatkan perusahaan publik serta lembaga yang berkaitan dengan efek”.
Pengertian pasar modal menurut Sjahrial (2012:13) yaitu :
“Pengertian pasar modal dalam arti sempit merupakan kegiatan yang
mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang. Sedangkan
pengertian pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan
yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di
bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek”.
Menurut Tandelilin (2010:26) pengertian dari pasar modal yaitu :
“Pasar Modal (Capital Market) adalah pertemuan antara pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas”.
Menurut Bursa Efek Indonesia, yaitu :
“Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan”.
Menurut Anoraga (2001:5) pengertian pasar modal yaitu :
“Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang
memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial
assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk
mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi”.
Menurut Bursa Efek Indonesia fungsi pasar modal, yaitu :
Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
ntuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lan lain.
Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
10
Menurut Anoraga, (2001:54) Instrumen pasar modal adalah :
Semua surat-surat berharga (Securities) yang diperdagangkan dibursa.
Beberapa instrumen yang umumnya diperdagangkan dipasar modal
menurut Tandelilin (2010: 30) antara lain :
1. Sekuritas di pasar ekuitas
a. Saham Biasa
Saham biasa (common stock) menyatakan kepemilikan suatu
perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan. Pemilik saham biasa memiliki hak klaim
atasa penghasilan dan aktiva perusahaan. Apabila perusahaan
menghasilkan laba dalam menjalankan bisnisnya, maka sebagian atau
seluruh laba dapat dibagikan kepada pemiliknya, yaitu pemegang saham
sebagai dividen.
b. Saham Preferen
Saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda
dalam beberapa hal dengan saham biasa. Dividen dalam saham preferen
biasanya dibagikan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari
waktu ke waktu. Seperti yang disebutkann dengan istilah preferred
(dilebihkan), pembagian dividen kepada pemegang saham preferen lebih
didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.
c. Bukti Right
Bukti right merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada
pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga
11
yang telah ditetapkan pada periode tertentu. Bukti right juga dikenal
dengan sebutan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Bukti right
diterbitkan melalui penawaran umum terbatas (right issue). Keputusan
penawaran umum terbatas ditetapkan dalam rapat umum pemegang
saham (RUPS). Dalam penawaran umum terbatas, perusahaan tidak
menjual saham barunya kepada masyarakat umum melainkan
menawarkannya kepadan para pemegang sahamnya dengan maksud
untuk menjaga proporsi kepemilikan.
d. Waran
Waran (warrant) adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Sama seperti bukti right,
perusahaan harus telah mencatatkan sahamnya di bursa efek karena
mungkin akan dikonversi oleh pemegang waran. Tapi berbeda dengan
right issue, waran biasanya dijual dengan sekuritas lain misalnya obligasi
atau saham. Periode perdagangan waran adalah jangka panjang antara 3-5
tahun.
2. Sekuritas di pasar obligasi
a. Obligasi
Obligasi (bond) dikeluarkan penerbitnya sebagai surat tanda bukti
hutang. Obligasi adalah surat sekuritas yang memuat janji untuk
memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan.
Obligasi itu sendiri merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi
kontrak antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya
12
sebagai peminjam dana. Penerbit obligasi mempunyai kewajiban
kepada pemegangnya untuk mmembayar bunga secara regular sesuai
jadwal yang telah ditetapkan serta melunasi kembali pokok pinjaman
pada saat jatuh tempo.
b. Obligasi Konversi
Obligasi konversi memiliki karakteristik seperti obligasi biasa yang
mempunyai nilai nominal, memberikan kupon dan mempunya jatuh
tempo. Obligasi konversi adalah berbeda dengan obligasi biasa karena
dapat dituukar dengan saham biasa. Obligasi konversi mencantumkan
persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya setiap obligasi
konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa mulai tanggal
tertentu sampai dengan tanggal jatuh tempo.
3. Sekuritas di pasar derivative
Sekuritas derivatif (turunan) adalah asset finansial yang diturunkan dari
saham dan obligasi, dan bukan dikeluarkan perusahaan atau pemerintah untuk
mendapatkan dana. Saham dan obligasi menyatakan klaim terhadap asset
perusahaan. Sedangkan asset derivatif menyatakan klaim terhadap asset
finansial lainnya seperti saham dan obligasi atau terhadap harga dimasa
mendatang asset riil seperti emas dan komoditas.
a. Kontrak Berjangka
Kontrak berjangka (future contract) merupakan suatu perjanjian yang
dibuat hari ini yang diharuskan adanya transaksi dimasa mendatang. Ada
2 jenis kontrak berjangka yaitu kontrak berjangka komoditas (commodity
13
futures) yaitu menggunakan underlying asset yang merupakan asset riil
berupa barang pertanian dan barang sumber daya alam seperti emas dan
perak. Jenis kedua adalah kontrak berjangka finansial (financial futures)
yang menggunakan underlying asset seperti saham dan obligasi.
b. Kontrak Opsi
Kontrak opsi (Option contract) adalah suatu perjanjian yang memberi
pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli atau menjual
suatu asset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu
selama waktu tertentu. Pengertian call dan put adalah penting bagi opsi.
Pemilik call option mempunya hak tetapi bukan kewajiban untuk
membeli asset induk atau asset acuan (Underlying asset) pada harga tetap
selama waktu tertentu. Sedangkan pemilik put option mempunyai hak
tetapi bukan kewajiban untuk menjual asset induk pada harga tetap selama
waktu tertentu.
Menurut Husnan (2005: 9) para lembaga yang terlibat di dalam kegiatan
pasar modal antara lain :
1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) adalah lembaga yang yang
mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Keberadaan bapepam
dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang
teratur wajar dan efisien, dan melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Perlindungan kepentingan ini maksudnya adalah
perlindungan dari perlakuan tidak fair dari emiten (misalnya informasi
yang tidak benar) ataupun dari perusahaan.
14
2. Bursa Efek adalah Lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek.
Kegiatanan jual beli saham inilah yang dilakukan di bursa dengan
menggunakan jasa peusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut.
Dengan demikian para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar
mereka sendiri secara langsung, tetapi harus melewati anggota bursa di
bursa efek.
3. Lembaga Kliring dan Penjamin. Lembaga ini menyediakan jasa kliring
dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.Sama seperti pada saat
kita melakukan pembayaran dengan menggunakan cek, yang
kliringnya dilakukan oleh Bank Indonesia, lembaga ini melakukan jasa
kliring untuk jual beli efek di bursa efek. Dengan demikian setiap
transaksi akan melewati lembaga ini untuk untuk menyelesaikan
transaksinya.
4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Lembaga ini merupakan
lembaga yang menyediakan jasa kustodian (penyimpanan efek) sentral
dan penyelesaian transaksi efek.Efek-efek yang diperjualbelikan di
bursa tidaklah beredar secara fisik, tetapi hanya lewat catatan saja.
Efek-efek tersebut mungkin disimpan di berbagai bank kustodian,
perusahaan efek dan pihak lain. Lembaga inilah yang memberikan jasa
kustodian secara sentral.
5. Perusahaan Efek. Perusahaan efek dapat menjalankan usaha sebagai
penjamin emisi efek, perantara pedagang efek atau manajer investasi
setelah mendapatkan izin dari bapepam.Penjamin efek berarti
15
perusahaan efek tersebut menjamin agar penerbitan sekuritas yang
dilakukan perusahaan dapat terjual semua. Untuk itu penjual akan
meminta underwriter untuk menjaminnya.
6. Reksa Dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di
investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
7. Kustodian. Yang bisa menjadi kustodian atau penitipan efek adalah
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek atau bank
umum yang sudahn mendapat persetujuan bapepam. Kustodian
bertanggungjawab untuk menyimpan efek milik pemegang saham
rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara
kustodian dan pemegang rekening tadi.
8. Biro Administrasi Efek adalah perusahaan yang memelihara catatan
tentang pemilik saham.Dengan dilakukannya jual beli saham yang
diterbitkan, maka emiten harus dapat memelihara perubahan
tersebut.Karena emiten sulit melaksanakan sendiri.Kegiatan tersebut,
mereka kemudian menggunakan jasa biro administrasi efek.
9. Wali Amanat (Trustee). Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan
obligasi.Wali amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi.Wali
amanat bertugas melakukan penilaian terhadap keamanan obligasi yang
dibeli oleh para pemodal.
10. Akuntan. Peran akuntan public adalah memeriksa laporan keuangan
dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.Akuntan dituntut
16
pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan yang berarti
laporan keuangan telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.
11. Notaris. Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).Disamping itu, notaris juga perlu
meneliti keabsahan penyelenggaraan RUPS tersebut.
12. Konsultan Hukum. Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan
sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata
terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga keabsahan
dokumen-dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum
tersebut.
13. Penilaian (Appraisal). Penilaian merupakan perusahaan yang
melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan, untuk
memperoleh nilai yang wajar. Disamping melakukan penilaian
terhadap perusahaan yang akan melakukan emisi.
2.1.2. Pengertian Pasar Uang
Menurut Mailangkay, Jeina. (2013) mengatakan :
“Pasar Uang (Money market) pada dasarnya merupakan pasar untuk
sekuritas jangka pendek baik yang di keluarkan oleh bank dan perusahaan
umumnya maupun pemerintah”.
Menurut Nuzulina, Karimah. (2013) mengatakan :
“Pasar uang adalah komponen kunci dari sistem keuangan karena
merupakan titik tumpu dari operasi moneter yang dilakukan oleh bank
sentral dalam mengejar tujuan kebijakan moneter. Ini adalah pasar untuk
dana jangka pendek dengan jatuh tempo mulai dari semalam untuk satu
tahun dan termasuk instrumen keuangan yang dianggap pengganti dekat
uang .
17
Menurut Anoraga, (2001:19) pasar uang adalah :
Merupakan pertemuan antara pihak yang bersurplus dana dengan
pihak yang berdefisit dana, dimana dananya berjangka pendek .
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa pasar uang merupakan
suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek
dapat menawarkan dananya kepada calon pemakai yang membutuhkannya,
baik secara langsung maupun melalui perantara.
Menurut Nuzulina, Karimah (2013) mengatakan :
“Fungsi pasar uang yaitu Fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi berarti mangalokasikan dana dengan cara yang paling
menguntungkan dari pihak yang memiliki dana ke pihak yang memerlukan
dana. Sedangkan fungsi keuangan menunjukan kegiatan seperti
transformasi jangka waktu, pemindahan resiko dan kemungkinan
memperoleh imbalan bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana”.
Menurut Nassarudin (2014) fungsi pasar uang secara lebih rinci
yaitu :
1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka
pendek
2. Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek
3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan investasi
4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit
jangka pendek kepada perusahaan di indonesia.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya
kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau
sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang merupakan
sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik
dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka
melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
18
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar
uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang
diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta
lembaga-lembaga pemerintah. Menurut Dahlan (2001:208). Instrumen
pasar uang yang ada di Indonesia:
1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI) Instrumen utang yang diterbitkan oleh
pemerintah atau bank sentral dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan
kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini
berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh
BI.
3. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya
dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito
berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga -
lembaga keuangan lainnya.
4. Commerecial Paper
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada
investor dalam pasar uang.
19
5. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya
untuk jangka waktu pendek.
6. Repurchase Agreement
Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut
pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu
7. Banker's Acceptance
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada
eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk
membeli valuta asing.
Mekanisme pasar uang berbeda dengan pasar modal yang
perdagangannya dilakukan melalui bursa saham atau Stock Exchange,
Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya
dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC
(Over The Counter Market), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan)
melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta.
2.2. Pengertian Struktur Modal
Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan bisnisnya. Struktur
modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan.
Aktivitas pendanaan menurut Subramanyam (2012:19) yaitu :
“Metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan dan akan mengivestasikan ke
dalam berbagai aset perusahaan”.
20
Struktur Modal menurut Abor (2008) dalam Mireku (2014) yaitu :
“Struktur modal sebagai campuran tertentu utang dan ekuitas perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasinya. Struktur modal merupakan klaim
utama untuk aset korporasi”.
Struktur Modal menurut Subramanyam (2011:263) yaitu :
“Struktur Modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan relatif sebagai sumber pendanaan.
Dengan demikian struktur modal dapat didefinisikan sebagai pendanaan
ekuitas dan utang perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasinya dan
dapat menjamin keberlangsungan hidup perusahaan.
2.3. Pengertian Market Value Added
Menurut Safitri, (2013). “Market Value Added (MVA) adalah :
“Merupakan alat investasi efektif yang mempresentasikan penilaian pasar atas kinerja perusahaan”.
Menurut Brigham (2001:68) dalam agustin, IC (2014) :
“Market Value Added dipatenkan dan dipopulerkan oleh sebuah perusahaan
konsultan Stern Steward Management Service (SSMS) dari Stern Steward & Co
yang berada di New York, Amerika Serikat.”
Menurut Niresh, (2014).”Market Value Added (MVA) dapat menyatakan :
“Besaran yang langsung mengukur penciptaan nilai. Penciptaan suatu nilai
ditujukan bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA yaitu
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan
memaksimumkan selisih antara nilai pasar atas ekuitas (market value of equity)
dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam perusahaan (invested
capital).”
Menurut Brigham (2001:68) dalam agustin, IC (2014) :
“Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan
memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah
modal ekuitas yang diinvestasikan investor. Perbedaan ini disebut Nilai
21
Tambah Pasar (Market Value Added) MVA dan menurut Brigham (2006: 68)
dirumuskan sebagai berikut
MVA = Nilai pasar dari saham - Ekuitas modal yang diberikan pemegang
saham
MVA = (saham beredar) x (harga pasar saham) - total ekuitas saham biasa
Kusnan (2006:65) dalam agustin , IC (2014). mengungkapkan bahwa
tujuan utama dari keputusan- keputusan keuangan adalah untuk
memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang
terdaftar di bursa, harga saham bisa dipergunakan sebagai acuan.
Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan
memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan ekuitas (modal
sendiri) yang diserahkan ke perusahaan oleh para pemegang saham (pemilik
perusahaan) perbedaan ini disebut dengan Market value Added (MVA) yang
dirumuskan dengan :
MVA = Nilai pasar saham – Modal sendiri yang disetor oleh pemegang saham
= (Jumlah saham beredar) (Harga pasar saham) – Total modal sendiri
Nilai tambah Pasar (MVA) Market Value Added didefinisikan sebagai
jumlah dimana nilai total perusahaan telah terapresiasi di atas jumlah nilai
uang yang senyatanya diinvestasikan ke dalam perusahaan oleh pemegang
saham. Nilai tambah pasar sama dengan harga saham perusahaan saat ini
dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dikeluarkan dikurangi investasi
pemilik saham (modal disetor), ini mewakili nilai yang telah ditingkatkan/
22
ditambahkan pada kekayaan pemegang saham oleh manajemen dalam
mengelola bisnis (Raharjo, 2007:133).
Menurut Young dan O’Byrne (2001) dalam Agustin,IC (2014) kelebihan
penggunaan MVA di antaranya adalah MVA dapat mencerminkan keputusan
pasar mengenai bagaimana manajer suatu perusahaan sukses meningkatkan
kinerja perusahaan dengan menginvestasikan modal yang sudah
dipercayakan kepada perusahaan. MVA secara konseptual sebagai tolak ukur
kinerja juga memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan kelemahan MVA,
diantaranya:
1. MVA merupakan pengukuran kekayaan periodik pemegang saham
sehingga tidak dapat mengukur kinerja pada tingkat divisi.
2. Untuk suatu periode waktu tertentu, tidak memberikan solusi
peningkatan penciptaan kekayaan pemegang saham.
3. MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan. Pengukuran MVA gagal memperhitungkan uang kas pada
masa lalu kepada pemegang saham.
Sementara hasil dari penelitian terdahulu seperti :
Sathya,M. (2012). Dalam kasus Reliance industri, teknologi Infosys,
Tata Steel, Tata motor, Maruthi Suzuki,Daya Tata, Bharat minyak, ONGC,
Oil India menunjukan hasil yang positif terhadap market value added. Oleh
karena itu,kinerja perusahaan tersebut dalam hal market value added adalah
baik. Ini menyiratkan dengan mudah bahwa perusahaan-perusahaan tersebut
dapat menambah kekayaan pemegang saham. Dalam kasus Reliance
23
komunikasi menunjukan hasil yang negatif terhadap market value added. Ini
berarti bahwa kinerja perusahaan tersebut tidak memuaskan. Dengan kata
lain, perusahaan ini dapat menghancurkan kekayaan pemegang saham.
Panigrahi, et al. (2014). EVA (Economic Value Added) dan MVA telah
terbukti menjadi alat ukur kinerja yang sangat baik untuk memotivasi para
manajer untuk meningkatkan kinerja mereka. Namun, hasil akhir
menemukan bahwa ada hubungan negatif antara EVA dan MVA. Hubungan
negatif antara EVA dan MVA dibuktikan dengan terjadinya kerugian dalam
penggunaan modal pada perusahaan konstruksi.
2.4. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (2004:17) Laporan Keuangan yaitu :
“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Singkatnya, laporan keuangan adalah
hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi”.
Menurut Harahap,(2001:105). Laporan keuangan adalah :
“Laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuagan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
Salah satu sumber untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah
informasi keuangan. Laporan keuangan adalah salah satu sumber utama
informasi keuangan yang sangat penting dalampengambilan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang
relevan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Definisi laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1
Tahun 2007 Paragraf 07 merumuskan bahwa laporan keuangan bagian dari
24
proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dalam laporan lain
serta serta materi penjelasan yang merupakan bagin integral dari laporan
keuangan. Laporan keuangan juga merupakan pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009) yang efektif mulai berlaku untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011,
Laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut
ini :
1) Laporan Posisi Keuangan (neraca) pada akhir periode.
Neraca adalah laporan keuangan dasar yang mempresentasikan posisi
keuangan perusahaan pada waktu tertentu, disebut juga statement of
financial position. Definisi lain neraca (balance sheet) merupakan
ringkasan dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan serta equity
pemegang saham.
2) Laporan laba rugi komprehensif selama periode.
Menurut Subramanyam (2012 : 24) “Laporan laba rugi mencerminkan
aktivitas operasi perusahaan yang menyediakan rincian pendapatan, beban,
untung dan rugi perusahaan.” Pada dasarnya laporan laba rugi merupakan
ringkasan penerimaan, biaya dan pengeluaran suatu perusahaan selama
satu periode akuntansi
25
3) Laporan perubahan ekuitas selama periode.
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
4) Laporan arus kas selama periode. Disini dimuat sumber dan pengeluaran
kas perusahaan selama satu periode
5) Catatan atas laporan keuangan
Berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain
meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar, dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan
yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak
hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta suber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu,
laporan keuagan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa
lainnya yag berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
26
2.4.1. Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
sangat bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
sebagian besar pemakai laporan keuangan. Terdapat dua kelompok pemakai
laporan keuangan. Pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah
manajemen perusahaan sementara pihak eksternal antara lain investor,
pemberi pinjamnya, pemasok dan kreditur lainnya, pelanggan, instansi
pemerintah seperti instansi pajak dan masyarakat.
Ketujuh kelompok pemakai laporan keuangan menurut Harahap,
(2010:7). yaitu :
1. Investor
Mereka mebutuhkan informasi laporan keuangan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
2. Karyawan
Mereka membutuhkan informasi keuangan untuk menilaikemamuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Mereka tertarik dengan informasi keuangan untuk memutuskan apakah
pinjaman yang diberikan serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo
27
4. Pemasok dan kreditur lainnya
Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan unuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo. Kreditur lainnya berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang
waktu yang lebih pendek. Tergantung pada kelangsungan hidup
perusahaan.
5. Pelanggan
Mereka tertarik dengan informasi keuangan untuk mengetahui
kelangsungan hidup perusahaan.
6. Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah berkepentingan dengan informasi keuangan untuk
menyusun analisa ekonomi, serta membantu dalam penyusunan perkiraan
nasional.
7. Masyarakat
Masyarakat tertarik dengan informasi keuangan untuk mengetahui
kelangsungan hidup perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.
2.4.2. Karakteristik Laporan Keuangan
Informasi keuangan yang disjikan akan bermanfaat tentunya bila
memenuhi beberapa kriteria atau standar. Berikut adalah beberapa
karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut kieso (2011 : 44) :
1) Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus mudah dipahami
oleh pemakai memiliki kemampuanyang memadai tentang aktifitas
28
ekonomi dan bisnis, akutansi serta kemauan mempelajarinya dengan
ketekunan yamg wajar
2) Relevan
Informasi harus relevan untuk kebutuhan pemakai, jika informasi
tersebut dapt mempengaruhi keputusan ekonomi dengan mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan. Relevansi suatu
informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya.
3) Keandalan
Informasi juga harus andal, maksudnya bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya.
4) Materialitas
Tingkat materialitas suatu transaksi dapat diukur bila terjadi kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai atas dasar laporan keuangan
yang disajikan.
5) Jujur
Informasi harus menggambarkan secara jujur transaksi serta peristiwa
yang disajikan dengan secara wajar
6) Netralitas
Artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada
kepentingan umum dan tidak berdasarkan tutuntan atau keinginan pihak
tertentu.
29
7) Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan
prakiraan dalam kondisi tidak pasti.
8) Kelengkapan
Informasi yang disajikan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.
9) Dapat dibandingkan
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan
yang sama maupun dengan laporan keuangan.
10) Tepat waktu
Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi.
2.4.3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kieso, (2011:40) tujuan laporan keuangan yaitu :
“Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
berguna bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam
menilai arus kas masa depan, dan informasi mengenai sumber daya
perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut. Dapat dijelaskan bahwa
laporan keuangan digunakan sebagai bahan penilaian dan pengambilan
keputusan investasi serta memberikan informasi tentang sumber daya
perusahaan yang dimiliki perusahaan”.
Menurut Sjahrial, (2012:25) tujuan laporan keuangan yaitu :
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
30
Jadi laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
kepada para pemakainya untuk memberikan informasi keuangan kepada para
pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
2.4.4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut SAK dalam Harahap (2001:74) sifat dan keterbatasan laporan
keuangan adalah :
1) Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat.
2) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan.
4) Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian.
6) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya.
7) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis
dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8) Adanya berbagai metode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
tingkat kesuksesan antar perusahaan.
31
9) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.5. Pengertian Analisis Laporan Keuangan.
Analisis laporan keuangan menurut Prawironegoro (2009:47) yaitu :
“Analisis laporan keuangan ialah kegiatan membandingkan kinerja
perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan perusahaan sejenis atau
dengan angka-angka keuangan periode sebelumnya”.
Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2001:190) yaitu :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut dibandingkan untuk dua periode atau
lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan
mendukung keputusan yang akan diambil.
2.5.1. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prawironegoro (2009:47) mengatakan :
“Kinerja keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan
periode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan
periode masa lalu untuk melihat kenaikan atau penurunan kinerja keuangan”.
Hasil perbandingan itu menunjukan penyimpangan yang menguntungkan
atau merugikan, kemudian penyimpangan itu dicari penyebabnya. Salah satu
metode yang digunakan yaitu dengan teknik analisis fundamental.
Menurut Anoraga, (2001:108) teknik fundamental adalah :
32
“Teknis analisis yang sangat berhubungan dengan kondisi keuangan
perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik
investor”.
Teknik analisis fundamental yang biasa digunakan dalam analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Analisis Arus Kas (Cash Flow Analysis)
2) Analisis Likuidasi (Liquidity analysis or working capital analysis)
3) Analisis Leverage (Leverage analysis or debt manajement analysis)
4) Analisis Profitabilitas (Profitability analysis)
5) Analisis Aktivitas (Activity analysis)
6) Analisis Penilaian (Valuation analysis)
7) Analisis Pertumbuhan (Growth analysis)
8) Analisis Kebangkrutan (Bankruptcy analysis)
9) Analisis Sistem Du Point.
2.6. Analisis Likuidasi (liquidity analysis or working capital analysis)
Menurut Prawironegoro (2009:55) likuidasi yaitu :
“Likuidasi adalah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo”.
Menurut Subramanyam (2011:241) likuiditas yaitu :
“Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendeknya. Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu
tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal
perusahaan”.
Kemampuan yang dimaksud ialah dapat diwujudkan bila jumlah harta
lancar lebih besar dari pada hutang lancar, perusahaan yang likuid ialah
perusahaan yang mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo,
33
maka sebaliknya perusahaan yang tidak likuid ialah perusahaan yang tidak
mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo.
Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar
yang akan berinvestasi pada perusahaan, terutama dari pihak luar para kreditur
dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawan perusahaan. Oleh sebab itu
setiap perusahaan harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan dengan
pihak luar) dan likuidasi perusahaan (berhubungan dengan pihak dalam
perusahaan). Untuk itu memperbaiki likuiditas dapat dilakukan dengan cara,
pemilik menambah modal, menjual sebagian harta tetap, utang jangka pendek
dijadikan utang jangka panjang dan utang jangka pendek dijadikan modal
sendiri. Analisis rasio likuiditas yang akan digunakan yaitu :
2.6.1. Current Ratio
Menurut Murhadi, (2013:57) Rasio lancar (Current Ratio) adalah :
“Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun. Liabilitas lancar digunakan sebagai penyebut
karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam waktu satu
tahun”.
Current ratio (CR) adalah rasio antara kekayaan yang lancar (yang
segera dapat dijadikan uang) dengan hutang lancar atau jangka pendek.
Current ratio yang terlalu tinggi menunjukan adanya kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. Selain
itu current ratio juga memperlihatan tingkat keamanan (margin of safety)
kreditur jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang tersebut. Tetapi current ratio yang tinggi belum tentu
34
menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang telah jatuh tempo,
karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut :
Current Ratio =lancarKewajiban
LancarAset
2.7. Analisis Struktur Modal (leverage analysis or debt manajemen
analysis)
Teori struktur modal menjelaskan apakah perubahan komposisi pendanaan
akan mempengaruhi nilai perusahaan apabila keputusan investasi dan
kebijakan deviden dipegang konstan. Struktur modal mengacu pada sumber
pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang
relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang
lebih berisiko. Saat memperoleh pendanaan, perusahaan akan
menginvestasikannya pada berbagai aset. Aset mencerminkan sumber
keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan diperoleh dari pinjaman yang
dijamin oleh aset tertentu hingga aset yang tersedia sebagai pengaman umum
bagi kreditor tanpa jaminan.
Menurut Prawironegoro (2009:155) mengatakan :
“Leverage ialah penggunaan biaya tetap atas asset atau beban tetap atas dana
untuk meningkatkan hasil pengembalian pemilik perusahaan”.
Rasio hutang atau leverage menunjukan seberapa besar kebutuhan dana
perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai
leverage atau rasio leveragenya bernilai nol, maka artinya perusahaan
beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri tanpa pendanaan dari
35
pihak luar atau dengan kata lain tanpa menggunakan hutang. Pada analisis
leverage rasio yang akan digunakan yaitu :
2.7.1. Total Debt to Equity Ratio
Menurut Safitri, (2013) yaitu :
“Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat leverage terhadap total shareholders equity yang dimiliki
perusahaan”.
Menurut Prawironegoro (2009:158) yaitu :
“Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio solvabilitas yang digunakan
untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan
jaminan semua hutang perusahaan”.
Rasio ini menunjukan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman
(hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio
hutang yang digambarkan dengan perbandingan antara seluruh hutang, baik
hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan modal sendiri
perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan hutang terhadap total shareholder equity yang dimiliki
perusahaan. Semakin besar hutang semakin besar resiko yang ditanggung
perusahaan. Oleh sebab itu, debt to equity ratio (DER) dapat memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga
dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang. Rumus untuk
menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah :
Debt to Equiy Ratio = Ekuitas Total
Kewajiban Total
36
2.8. Analisis Profitabilitas ( profitability analysis)
Analisis profitabilitas menyediakan evaluasi menyeluruh atas kinerja
perusahaan dan manajemennya. Analisis ini mengukur seberapa besar tingkat
laba yang dapat diperoleh perusahaan. Analisis Profitabilitas dapat
menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode
tertentu. Analisis ini juga digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelola
perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang
dilakukan.
Menurut Alshatti ,(2015) profitabilitas yaitu :
“Profitabilitas pada umumnya adalah hubungan antara keuntungan yang
dihasilkan oleh perusahaan dan kontribusi investasi terhadap pencapaian laba,
dan profitabilitas dianggap sebagai tujuan lembaga dan barometer untuk
menilai pendapatan. Profitabilitas diukur dengan baik hubungan antara
keuntungan dan penjualan, atau dengan hubungan antara keuntungan investasi
yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan”.
Menurut Murhadi, (2013:63) Rasio profitabilitas yaitu :
“Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan pada umumnya diambil dari laporan keuangan laba rugi”.
Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam melakukan peningkatan penjualan dan menekan biaya-biaya yang terjadi.
Selain itu, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh dana yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan
maksimal.
Untuk memperoleh laba diatas rata-rata, manajemen harus mampu
meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengurangi semua beban (expense).
Rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas ialah
37
2.8.1. Return on Asset (ROA)
Menurut Murhadi, (2013:64) mengatakan :
“Return on Asset mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan
atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset dan harapannya
makin tinggi ROA , maka akan semakin naik”.
Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio
terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Semakin besar Return on
Asset menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin
besar. Return on Asset diguanakn untuk mengukur kinerja
perusahaan-perusahaan multinasional khususnya jika dilihat dari sudut
pandang profitabilitas dan kesempatan investasi. Return on Asset (ROA)
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Return on Asset yang besarnya
dapat dihitung dengan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income
after tax terhadap total Asset. Rumus menghitung Return on Asset ialah :
Aset Total rata-Rata
bersih LabaAsset on Return
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendasari dugaan adanya pengaruh likuidasi rasio
yang digunakan current ratio, analisis leverage rasio yang digunakan debt to
equity ratio, dan analisis profitabilitas rasio yang digunakan return on asset
sebagai variabel independen terhadap market value added sebagai variabel
dependen adalah sebagai berikut :
38
Aloy Niresh, J. dan Alfred,M. (2014). Korelasi dan regresi metode telah
digunakan untuk mengetahui Cara apa yang dapat dilakukan manajer keuangan
dalam leverage dan EVA untuk memaksimalkan MVA. Temuan
mengungkapkan tidak ada hubungan indikatif antara EVA dan MVA serta
leverage dan MVA,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA serta leverage
tidak berpengaruh secara simultan terhadap Market Value Added.
Sathya,M. (2012). Dalam kasus Reliance industri, teknologi Infosys, Tata
Steel, Tata motor, Maruthi Suzuki,Daya Tata, Bharat minyak, ONGC, Oil India
menunjukan hasil yang positif terhadap market value added. Oleh karena
itu,kinerja perusahaan tersebut dalam hal market value added adalah baik. Ini
menyiratkan dengan mudah bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dapat
menambah kekayaan pemegang saham. Dalam kasus Reliance komunikasi
menunjukan hasil yang negatif terhadap market value added . Ini berarti bahwa
kinerja perusahaan tersebut tidak memuaskan. Dengan kata lain, perusahaan ini
dapat menghancurkan kekayaan pemegang saham.
Panigrahi, et al. (2014). EVA dan MVA telah terbukti menjadi alat ukur
kinerja yang sangat baik untuk memotivasi para manajer untuk meningkatkan
kinerja mereka.Namun, hasil akhir menemukan bahwa ada hubungan negatif
antara EVA dan MVA. Hubungan negatif antara EVA dan MVA dibuktikan
dengan terjadinya kerugian dalam menggunakan modal pada perusahaan
konstruksi.
Aisyana, marsya dan sun, yen (2012). Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara return on asset
39
(ROA) dengan market value added (MVA). Sedangkan variabel acid-test ratio
dan debt ratio memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap market
value added (MVA). Sementara itu variabel debt to equity ratio, times interest
earned (TIE), dan return on equity (ROE) berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap market value added (MVA).
Mertayasa, et al. (2014). (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara
simultan return on asset dan economic value added terhadap market value
added, (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial return on
asset terhadap market value added, (3) ada pengaruh positif dan signifikan
secara parsial economic value added terhadap market value added.
Ariyanti, Resti (2015). Secara simultan DER, ROE dan EVA memiliki
pengaruh terhadap MVA sebesar 51.8%. Secara parsial, variabel DER tidak
berpengaruh terhadap MVA, variabel EVA juga tidak berpengaruh terhadap
MVA. Sementara itu variabel yang berpengaruh terhadap MVA adalah ROE.
Duane, Vema Etika (2015). hanya variable CR yang berpengaruh terhadap
variable MVA. Sedangkan variable DER, ROA, dan EVA tidak berpengaruh
terhadap variable MVA,. Hasil pengujian simultan antara variabel CR, DER,
ROA, dan EVA terhadap variabel MVA terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan .
Ringkasan hasil dari peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
40
Tabel 2.1
Ringkasan hasil dari peneliti terdahulu
No Penelitian Variabel Hasil
1
J Aloy Niresh dan M
Alferd (2014),The
Association between
economic value
added,Market Value Added
and Leverage.
Vd: Market Value
Added
VI:
Leverage,EVA
tidak ada hubungan
indikatif antara EVA
dan MVA serta
leverage dan MVA,.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
EVA serta leverage
tidak berpengaruh
secara simultan
terhadap Market
Value Added.
2
Marsya Aisyana dan Yen
Sun (2012).Analisis
Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas,dan
Profitabilitas terhadap
Market Value Added .pada
perusahaan LQ 45
Vd: Market Value
Added
VI:
Likuiditas,Solvabi
litas,Pofitabilitas
pengaruh positif
yang signifikan
antara ROA dengan
MVA,
variabel acid-test
ratio dan debt ratio
memiliki pengaruh
positif tetapi tidak
signifikan terhadap
market value added
(MVA),Sementara
itu variabel debt to
equity ratio, times
interest earned
(TIE), dan return on
equity (ROE)
berpengaruh negatif
tetapi tidak
signifikan terhadap
market value added
(MVA).
3
Mertayasa. et al
(2014).Pengaruh Return
On Asset dan Economic
Value Added Terhadap
Vd: Market Value
Added
VI: ROA dan
(1) ada pengaruh
positif dan signifikan
secara simultan
return on asset dan
41
Market Value Added Pada
Perusahaan Perbankan Go
Public
EVA economic value
added terhadap
market value added,
(2) tidak ada
pengaruh positif dan
signifikan secara
parsial return on
asset terhadap
market value added,
(3) ada pengaruh
positif dan signifikan
secara parsial
economic value
added terhadap
market value added.
4
Sathya, M. (2012). Market
Value Addition As The
Most Significant Measure
of Financial Performance.
Vd : Market Value
Added
VI: 10 perusahaan
terbaik di india.
Dalamkasus
Reliance industri,
teknologi Infosys,
Tata Steel, Tata
motor, Maruthi
Suzuki,Daya Tata,
Bharat minyak,
ONGC, Oil India
menunjukan hasil
yang positif terhadap
market value added.
Oleh karena
itu,kinerja
perusahaan tersebut
dalam hal market
value added adalah
baik. Ini
menyiratkan dengan
mudah bahwa
perusahaan-perusaha
an tersebut dapat
menambah kekayaan
pemegang saham.
Dalam kasus
Reliance komunikasi
menunjukan hasil
yang negatif
terhadap market
value added . Ini
42
berarti bahwa kinerja
perusahaan tersebut
tidak memuaskan.
Dengan kata lain,
perusahaan ini dapat
menghancurkan
kekayaan pemegang
saham.
5
Panigrahi, et al. (2014).
Investigating Relationship
between EVA and MVA
of Selected Construction
Companies in Malaysia
Vd : EVA dan
MVA
VI : Perusahaan
Kontraktor di
malaysia
telah terbukti
menjadi alat ukur
kinerja yang sangat
baik untuk
memotivasi para
manajer untuk
meningkatkan
kinerja
mereka.Namun, hasil
akhir menemukan
bahwa ada hubungan
negatif antara EVA
dan MVA.
Hubungan negatif
antara EVA dan
MVA dibuktikan
dengan terjadinya
kerugian dalam
menggunakan modal
pada perusahaan
konstruksi.
6
Ariyanti, Resti (2015).
Pengaruh Debt To Equity
Ratio, Return On Equity,
dan Economic Value
Added Terhadap Market
Value Added Perusahaan
Publik Yang Termasuk
Dalam Jakarta Islamic
Index Tahun 2009-2013
Vd : Market Value
Added
VI : DER, ROE
dan EVA
secara simultan
DER, ROE dan EVA
memiliki pengaruh
terhadap MVA
sebesar 51.8%.
Secara parsial,
variabel DER tidak
berpengaruh
terhadap MVA,
variabel EVA juga
tidak berpengaruh
terhadap MVA.
Sementara itu
variabel yang
berpengaruh
43
Sumber : Data diolah.
terhadap MVA
adalah ROE.
7
Duane Vema Etika
(2015).Pengaruh Current
Ratio (CR), Debt To
Equity Rqtio (DER),
Rerturn On Assets (ROA)
dan Economic Value
Added (EVA) Terhadap
Market Value Added
(MVA) Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar
Dalam Indeks LQ45
Periode 2008-2012
Vd : CR, DER,
ROA ,EVA
VI : MVA
bahwa hanya
variable CR yang
berpengaruh
terhadap variable
MVA. Sedangkan
variable DER, ROA,
dan EVA tidak
berpengaruh
terhadap variable
MVA,. Hasil
pengujian simultan
antara variabel CR,
DER, ROA, dan
EVA terhadap
variabel MVA
terdapat pengaruh
yang signifikan dari
variabel independen
secara simultan
terhadap variabel
dependen.
44
2.10. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Skema kerangka pikir
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia untuk masing-masing perusahaan diakses dan didownload penulis
dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Bursa Efek Indonesia
Kelompok perusahaan Manufaktur sektor industri barang
konsumsi
Laporan keuangan
(Neraca dan Laba
Rugi)
Periode 2011-2013
Laporan harga
saham
Periode 2012-2014
Analisis
likuiditas,Struktur
modal
dan profitabilitas
Analisis
market value added
Regresi Linear Berganda
Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e
Analisis Regresi Linear
Berganda
Simpulan
45
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis pada laporan keuangan /
kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan 2013. Data yang
dianalisis berupa :
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan dasar yang mempresentasikan posisi
keuangan perusahaan pada waktu tertentu, disebut juga statement of
financial position. Definisi lain neraca (balance sheet) merupakan
ringkasan dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan serta equity
pemegang saham. Rasio likuiditas dan Debt to equity ratio dapat di
analisis dalam neraca atau laporan posisi keuangan tersebut yaitu berupa
asset lancar, kewajiban lancar, total asset dan total ekuitas pemegang
saham selama periode 2011 sampai 2013.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Selama Periode
Laporan laba rugi merupakan ringkasan penerimaan, biaya dan
pengeluaran suatu perusahaan selama satu periode akuntansi. Rasio
profitabilitas perusahaan dapat dianalisis dalam laporan laba rugi yaitu
berupa laba bersih setelah pajak selama periode 2011 sampai 2013.
Dalam menganalisis market value added data yang diperlukan adalah data
trading activities selama periode 2012 sampai 2013. Untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain yaitu dengan metode analisis regresi linear berganda
dengan rumus Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e.
46
2.11. Hipotesa Penelitian
Dari kerangka pemikiran tersebut maka hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini,dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ha1: ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas likuiditas
dengan variabel terikat market value added
Ho1: tidak ada pengaruh secara signifikan secara parsial antara variabel
bebas likuiditas dengan variabel terikat market value added
Ha2: ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas struktur
modal dengan variabel terikat market value added
Ho2: tidak ada pengaruh secara signifikan secara parsial antara variabel
bebas struktur modal dengan variabel terikat market value added
Ha3: ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas
profitabilitas dengan variabel terikat market value added
Ho3: tidak ada pengaruh secara signifikan secara parsial antara variabel
bebas profitabilitas dengan variabel terikat market value added
Ha4: ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel bebas
likuiditas, struktur modal, profitabilitas dengan variabel terikat market
value added.
Ho4: tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel bebas
likuiditas, struktur modal, profitabilitas dengan variabel terikat market
value added
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan
tahunan perusahaan manufaktur industri sektor barang dan konsumsi yang go
public di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman
Kavling 52-53 Jakarta. Pengumpulan data dan penelitian akan dilakukan pada
bulan April s/d Juni 2015 di website Bursa Efek Indonesia : www.idx.co.id..
3.2. Jenis Data yang Digunakan
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sumber data adalah data
sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang diperoleh dari pusat Resferensi Pasar Modal gedung Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014 di website Bursa Efek Indonesia : www.idx.co.id.
Jenis data yang diunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Kuantitatif
Merupakan data berupa angka yang terdapat dalam laporan keuangan
tahunan (annual report) masing-masing perusahaan dengan tahun fiskal yang
berakhir 31 Desember yang terdiri dari laporan laba rugi,neraca,harga saham
dan data lain yang berkaitan dengan masalah penelitian tahun 2011- 2014.
3.3. Populasi dan Sample
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari sejumlah elemen yang sejenis
dan dapat dibedakan (distinguishable) menjadi objek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah kelompok Emiten sektor industri barang konsumsi
48
yang listed pada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan periode yang diteliti ialah
tahun 2011 sampai dengan 2014, terdapat 40 populasi yang terdaftar.
Sedangkan sample penelitian diambil dengan metode purposive sampling
(Pemilihan sample dengan kriteria tertentu), Kriterianya antara lain:
1. Kelompok Emiten sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) hingga 2014
2. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian 2011-2014.
3. Tersedia nilai harga saham , selama kurun waktu tahun 2011-2014.
4. Perusahaan tidak mengalami delisting pada periode 2011-2014.
Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas, dari 40 perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia , 1
Perusahaan mengalami delisting, 2 Perusahaan yang baru terdaftar tahun 2014 ,
6 Perusahaan yang diolah data tidak lengkap, maka sampel untuk kelompok
emiten sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria adalah 31
perusahaan.
3.4. Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data untuk
penelitian ialah laporan keuangan tahun 2012 sampai dengan 2013 dan
pergerakan harga saham dari tahun 2012 sampai dengan 2014, untuk
masing-masing perusahaan diakses dan didownload penulis dari website Bursa
Efek Indonesia (www.idx.co.id).
49
3.5. Metode Analisa Data
3.5.1. Pengukuran Variabel
Dalam analisa data untuk mendapatkan hasil dari tujuan peneliti, maka
dilakukan pengukuran atas variabel-variabel yang akan diteliti, sehingga
untuk menghitung variabel-variabel dalam persamaan matematik, Peneliti
menggunakan metode pengukurannya pada tabel 2.2 berikut
Tabel 2.2
Pengukuran Variabel
Sumber : Data diolah
3.5.2. Uji Validitas Data
Untuk mencari hubungan variabel independen variabel dependen peneliti
menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22 untuk menganalisis
data, tujuannya mempermudah dalam penghitungan penelitian ini. Beberapa
deskriptif metode analisis yang harus dilakukan untuk pengujian data yang
Jenis
Variabel
Nama
Variabel
Pengukuran
Variabel
Metode Pengukuran
Dependen MVA Desimal
(Jumlah saham yang beredar x
harga pasar saham) - Total
ekuitas saham biasa
Independen
CR
Desimal LancarKewajiban
LancarAset
DER
Desimal Ekuitas Total
Kewajiban Total
ROA
Desimal Aset Total rata-Rata
PajakSetelah Bersih Laba
50
telah dihitung mnurut pengukuran variabel yang telah dihitung menurut
pengukuran variabel yang telah ditentukan, untuk memperoleh hasil
hipotesis.
3.5.2.1 Deskriptif Uji Statistik
Metode analisis dapat dilakukan jika uji validitas telah terpenuhi,
tujunnya untuk menghindari penyimpangan validitas data, agar tdak timbul
masalah dalam melakukan analisis, model uji validitas terpenuhi jika :
a. Uji Normalitas
Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakakah dalam model regresi
ini variabel dependen dan variabel independen terdistribusi normal/tidak.
Penguji dilkukan dengan meihat penyebaran data/titik pada sumbu
diagonal grafik.
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas menunjukan adanya hubungan korelasi linear antara
dua atau lebih variabel bebas dari model regresi. Dengan adanya
multikolinearitas maka standar kesalahan masing-masing koefisien
sangat besar pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat
dideteksi.
51
Untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dari
dari variabel bebas VIF (Variance inflantion factor) dan Tolerance.
Pedoman model regresi yang bebas multikolinearitas ialah mempunyai
VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka tolerance mendekati 1.
c. Uji Autokorelasi
Non - autokorelasi berarti bahwa gangguan di satu observasi tidak
berkorelasi dengan gangguan observasi lainnya. Adanya autokorelasi
menyebabkan uji F dan uji t tidak dapat diterapkan karena memberi hasil
yang tidak valid. Tentu saja model regresi yang baik harus bebas dari
autokorelasi. Acuan dari hasil korelasi, dapat melihat pada daftar Darwin
Watson table 3.2, Sebagai acuan peneliti.
Tabel 3.2
Daftar Darwin Waston
Sumber : Arikunto (2010 : 198)
d. Uji Heterokedasitisitas
Uji heterokedasitisitas adalah menguji model regresi, apakah terjadi
ketidaksamaan dari residual dari satu pengamatan yang lain. Bila uji
pengganggu konstan maka terjadi homokedastisitas, sedangkan bila
mengganggu tidak konstan maka terjadi heterokedasitisitas.
Nilai Darwin
Watson Nilai D
Keterangan
D - D1 < 1,10 Ada autokorelasi
D1 - D2 1,10 - 1,54 Tidak ada kesimpulan/ragu-ragu
D2 - D3 1,55 - 2,46 Tidak ada autokorelasi
4D - 4D1 2,46 - 2,90 Tidak ada kesimpulan/ragu-ragu
4 - D1 - 4 > 2,91 Ada autokorelasi
52
Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heterokedasitisitas bisa
digunakan metode grafis. Grafis dilakukan dengan melihat grafis
scatter plot untuk melihat ada atau tidaknya pola tertentu. Dasar
pengambilan keputusannya jika ada pola tertentu, serta titik yang
teratur maka terjadi heterokedasitisitas.
3.5.2.2. Persamaan Regresi Linier
Metode analisis yang digunakan dalan penelitian ini adalah dengan
memakai metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linear
Regresion) untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dengan
persamaan secara matematik sebagai berikut :
Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e
Keterangan :
Y = Market Value Added
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1= Current Ratio (CR)
X2= Debt to Equity Ratio (DER)
X3= Return On Asset (ROA)
e = Error
Rumus yang digunakan untuk mencari α dan β adalah :
α = (ΣX2)(ΣY) - (ΣX)(ΣXY)
nΣX2
- (ΣX)2
53
β = nΣXY - (ΣX)(ΣY)
nΣX2
- (ΣY)
(Arikunto 2010 : 206 )
Dengan menggunakan rumus-rumus tersebut, dapat didapatkan besar
atau kecilnya pengaruh likuiditas, struktur modal, profitabilitas terhadap
market value added dan hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam
penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan program IBM
SPSS Statistics Version 22 .
3.5.2.3 Deskriptif Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individu/parsial terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan. Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5%.
b. Uji f
Uji f dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat digunakan tingkat
signifikan 5%.
54
3.5.2.4. Uji Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan (keeratan) suatu pengaruh antar variabel. Rumus yang
digunakan untuk menghitung kontribusi likuiditas,struktur modal dan
profitabilitas terhadap market value added adalah product moment
sebagai berikut :
rXY = NΣXY - (ΣX) (ΣY)
√{NΣX2 - (ΣX)
2}-{NΣY2 - (ΣY)
2}
(Arikunto 2010 : 256)
Keterangan :
Rxy = Koefisien determinasi x dan y
N = Jumlah Subjek
ΣX = Jumlah variabel likuiditas,leverage,dan
profitabilitas
ΣY = Jumlah variabel market value added
ΣXY = Jumlah perkalian antara dua variabel
ΣX2 = Jumlah kuadrat variabel X
ΣY2 = Jumlah kuadrat variabel Y
Dalam penelitian ini digunakan program IBM SPSS Statistic version
21 untuk menganalisis data yang ada. Hasil yang diperoleh dari analisis
korelasi tersebut dapat diinterpretasikan dengan berpedoma pada tabel
3.3 berikut ini :
55
Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Sumber : (Arikunto 2010 :258)
3.5.2.5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dalam regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel
independen (X1,X2,X3,.......Xn) secara serentak terhadap variabel
dependen (Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar presentase
variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak
ada sedikitpun pengaruh presentase sumbangan pengaruh yang diberikan
variabel independen terhadap variabeldependen, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun
variasi dependen Sebaliknya r2 sama dengan 1, maka presentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen teradap
variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel
Interval Koefisien Tingkatan Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
56
dependen. Adapun rumus dalam menghitung koefisien determinan
adalah :
KD = r2
X 100%
Dalam penelitian menggunakan koefisien determinan
menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22, maka Adjusted r2
dapat dilihat pada output SPSS yaitu pada model summary.
3.6. Definisi Variabel Operasional
Berdasarkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1) Market Value Added adalah ukuran peningkatan kekayaan dari pemegang
saham. Jika kapitalisasi pasar lebih besar dibandingkan dengan modal
pemegang saham biasa hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat
menambah kekayaan pemegang saham.
2) Current Ratio penilaian atas jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan,
adalah ukuran kinerja dari sisi likuiditas yaitu mengukur kemampuan
perusahaan untuk mengukur jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu
mengatasi utang jangka pendek juga menikmati keuntungan dari citra
positif yang diperoleh dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
serta dapat menambah nilai perusahaan.
3) Debt to Equity Ratio adalah rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan modal perusahaan untuk dijadikan jaminan semua
hutang perusahaan. Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur
57
tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder equtiy yang dimiliki
perusahaan.
4) Return on Assets Ratio penilaian atas laba bersih setelah pajak yang
diterima perusahaan untuk diinvestasikan kembali kedalam aset
perusahaan sebagai modal operasional kegiatan peusahaan, dengan
perhitungan nilai laba bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah aset,
maka nilai yang didapat untuk melihat pertubuhan perusahaan serta dapat
melihat nilai perusahaan.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Objek Penelitian
Bursa efek indonesia (BEI) disebut juga Jakarta Stock Exchange (JSX)
merupakan suatu perseran terbatas swasta yang sahamnya dimiliki oleh anggota
bursa dan mendapat izin operasi dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
BEI merupakan institusi yang terpusat sebagai suatu sarana untuk
mempertemukan kekuatan penawaran dan permintaan efek. Harga ditentukan
berdasarkan arus pesanan jual beli. Jika arus pesanan sangat kuat dibandingkan
arus beli maka secara otomatis akan menyebabkan pergerakan saham menjadi
turun. Demikian juga sebaliknya, jika arus beli lebih besar dibandingkan arus
jual maka harga akan bergerak naik. Peraturan perdagangan dibursa maupun
kebijakan pencatatan (listing police) yang dikeluarkan oleh pengelola bursa
harus disahkan oleh otoritas pasar modal yakni Bapepam.
Perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar dari seluruh perusahaan
yang listing di BEI. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri
manfaktur mencakup berbagai jenis usaha, antara lain :
1. Industri dasar dan kimia
Industri ini terdiri dari industri semen, industri keramik, industri porselen,
industri kaca, industri logam, industri kimia, industri plastik kemasan,
industri pakan ternak dan industri pulpen dan kertas.
59
2. Aneka Industri
Kelompok industri ini terbagi menjadi beberapa industri, antara lain industri
mesin dan alat berat, industri otomotif dan komponennya, industri
assembling, textile dan garmen, industri sepatu dan alas kaki lain, industri
kabel dan industri barang elektronik.
3. Industri barang konsumsi
Industri ini terdiri dari industri makanan, industri minuman, industri rokok,
industri farmasi dan industri kosmetik.
Keseluruhan kelompok emiten sektor industri barang konsumsi terdiri dari
40 perusahaan, yang memenuhi untuk diambil sebagai sample sasaran
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan terdiri dari 31 perusahaan, 1
perusahaan mengalami delisting, 2 perusahaan baru listing, dan 6 perusahaan
data yang dimiliki tidak valid. Adapun nama-nama perusahaan yang terpilih
menjadi sampel sasaran, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
60
Tabel 4.1
Sampel Sasaran
No Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES Akasa Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
5 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk
6 DLTA Delta Djakarta Tbk
7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk
9 HMSP HM Sampoerna Tbk
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
11 INAF Indofarma Tbk
12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
13 KAEF Kimia Farma Tbk
14 KLBF Kalbe Farma Tbk
15 MBTO Martina Berto Tbk
16 MERK Merc Tbk
17 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
18 MRAT Mustika Ratu Tbk
19 MYOR Mayora Indah Tbk
20 PYFA Pyridam Farma Tbk
21 RMBA Bentoel International Investama Tbk
22 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
23 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
24 SKBM Sekar Bumi Tbk
25 SKLT Sekar Laut Tbk
26 STTP Siantar Top Tbk
27 TCID Mandom Indonesia Tbk
28 TSPC Tempo scan Pacipic Tbk
29 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
30 UNVR Unilever Indonesia Tbk
31 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber : www.idx.co.id/data diolah
61
4.2. Deskriptif Perhitungan Variabel
Deskriptif mengenai hasil perhitungan variabel dependen (Y) Market Value
Added dan variabel independen (X1) Current Ratio, (X2) Debt to Equity Ratio,
(X3) Return on Asset dapat dijabarkan sebagai berikut :
4.2.1. Likuiditas Pada Current Ratio
Hasil perhitungan untuk kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi pada rata-rata current ratio dapat dilihat di tabel 4.2.
Tabel 4.2
Perhitungan rata-rata Current Ratio
No Kode Current Ratio Tahun Rata-rata
Current Ratio 2011 2012 2013
1 ADES 1.7088 1.9416 1.8096 1.820
2 AISA 1.8935 1.2695 1.7503 1.638
3 ALTO 1.8677 2.1430 1.8360 1.949
4 CEKA 1.6869 1.0271 1.6322 1.449
5 DNET 0.9956 0.8627 1.5623 1.140
6 DLTA 6.0091 5.2646 4.7054 5.326
7 DVLA 4.8304 4.3102 4.2414 4.461
8 GGRM 2.2448 2.1702 1.7221 2.046
9 HMSP 1.7493 1.7758 1.7526 1.759
10 ICBP 2.8711 2.7625 2.4106 2.681
11 INAF 1.5380 2.1025 1.3036 1.648
12 INDF 1.9095 2.0032 1.7700 1.894
13 KAEF 2.7475 2.8250 2.4267 2.666
14 KLBF 3.6527 3.4054 2.8393 3.299
15 MBTO 4.0810 3.7102 3.9914 3.928
16 MERK 7.5152 3.8712 3.9795 5.122
17 MLBI 0.9942 0.5805 0.9775 0.851
18 MRAT 6.2707 6.0171 6.0541 6.114
19 MYOR 2.2187 2.7611 2.0899 2.357
20 PYFA 2.5399 2.4134 1.5368 2.163
21 RMBA 1.1196 1.6427 1.1787 1.314
22 ROTI 1.2835 1.1246 1.1364 1.182
23 SKBM 1.8362 1.2454 1.3302 1.471
24 SKLT 1.6974 1.4148 1.2275 1.447
25 STTP 1.0348 0.9975 1.1424 1.058
26 TCID 11.7429 7.7265 3.5732 7.681
27 TSPC 3.0830 3.0933 2.9619 3.046
28 ULTJ 1.5209 2.0182 2.4701 2.003
29 UNVR 0.6867 0.6683 0.6964 0.684
30 WIIM 2.4300 2.0622 2.4300 2.307
31 SCPI 3.7793 2.7177 2.6060 3.034
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
62
4.2.2. Struktur Modal Pada Debt to Equity Ratio
Hasil perhitungan untuk kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi pada rata-rata Debt to Equity Ratio dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Perhitungan rata-rata Debt to Equity Ratio
No Kode Debt to Equity Ratio Tahun Rata-rata
Debt to Equity Ratio 2011 2012 2013
1 ADES 1.5134 0.8606 0.6658 1.013
2 AISA 0.9589 0.9020 1.1304 0.997
3 ALTO 0.8984 0.7183 1.7705 1.129
4 CEKA 1.0327 1.2177 1.0248 1.092
5 DNET 0.3332 0.3244 0.0004 0.219
6 DLTA 0.2151 0.2459 0.2815 0.248
7 DVLA 0.2753 0.2770 0.3010 0.284
8 GGRM 0.5921 0.5602 0.7259 0.626
9 HMSP 0.8993 0.9722 0.9360 0.936
10 ICBP 0.4214 0.4811 0.6032 0.502
11 INAF 0.8301 0.8284 1.1911 0.950
12 INDF 0.6952 0.7375 1.0351 0.823
13 KAEF 0.4325 0.4478 0.5218 0.467
14 KLBF 0.2699 0.2776 0.3312 0.293
15 MBTO 0.3524 0.4025 0.2591 0.338
16 MERK 0.1825 0.3664 0.3606 0.303
17 MLBI 1.3023 2.4932 0.8046 1.533
18 MRAT 0.1787 0.1803 0.1636 0.174
19 MYOR 1.7220 1.7063 1.4937 1.641
20 PYFA 0.4325 0.5489 0.8649 0.615
21 RMBA 1.8185 2.6049 7.4859 3.970
22 ROTI 0.3892 0.8076 1.3150 0.837
23 SCPI 1.3470 2.4483 7.0831 3.626
24 SKBM 0.8059 1.2632 1.4744 1.181
25 SKLT 0.7432 0.9288 1.1625 0.945
26 STTP 0.9074 1.1560 1.1178 1.060
27 TCID 0.1082 0.1502 0.2392 0.166
28 TSPC 0.3954 0.3817 0.4000 0.392
29 ULTJ 0.5538 0.4439 0.3952 0.464
30 UNVR 1.8477 2.0201 2.1373 2.002
31 WIIM 0.6163 0.8395 0.5729 0.676
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
63
4.2.3. Profitabilitas Pada Return on Asset
Hasil perhitungan untuk kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi pada rata-rata Return on Asset Ratio dapat dilihat
pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Perhitungan rata-rata Return on Asset /ROI
No Kode Return On Asset Tahun Rata-rata
Return On Asset/ROI 2011 2012 2013
1 ADES 0.0818 0.4285 0.2524 0.254
2 AISA 0.0418 0.0656 0.0691 0.059
3 ALTO 0.0152 0.0498 0.0080 0.024
4 CEKA 0.1170 0.1135 0.1197 0.117
5 DNET 0.0405 0.0263 0.0536 0.040
6 DLTA 0.2179 0.5727 0.6240 0.472
7 DVLA 0.1303 0.2771 0.1309 0.179
8 GGRM 0.1268 0.1960 0.1727 0.165
9 HMSP 0.4162 0.7578 0.7888 0.654
10 ICBP 0.1357 0.2571 0.2144 0.202
11 INAF 0.0331 0.0713 -0.0838 0.007
12 INDF 0.0913 0.1611 0.0875 0.113
13 KAEF 0.0957 0.1935 0.1745 0.155
14 KLBF 0.1841 0.3727 0.3483 0.302
15 MBTO 0.0788 0.1494 0.0522 0.093
16 MERK 0.3956 0.3787 0.5035 0.426
17 MLBI 0.4156 0.7871 1.3382 0.847
18 MRAT 0.0660 0.1350 -0.0305 0.057
19 MYOR 0.0733 0.1793 0.1970 0.150
20 PYFA 0.0438 0.0781 0.0708 0.064
21 RMBA 0.0483 -0.0932 0.2258 0.060
22 ROTI 0.1527 0.2476 0.1734 0.191
23 SCPI -0.0813 -0.0562 -0.0326 -0.057
24 SKBM 0.0364 0.0879 0.2342 0.119
25 SKLT 0.0279 0.0638 0.0758 0.056
26 STTP 0.0457 0.1194 0.1557 0.107
27 TCID 0.1238 0.2384 0.2185 0.194
28 TSPC 0.1380 0.2742 0.2361 0.216
29 ULTJ 0.0465 0.2920 0.2313 0.190
30 UNVR 0.3973 0.4038 0.7151 0.505
31 WIIM 0.1748 0.1281 0.2038 0.169
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
64
4.2.4. Market Value Added
Hasil perhitungan untuk nilai tambah pasar perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi pada rata-rata market value added dapat dilihat pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5
Perhitungan rata-rata Market Value Added
No Kode Market Value Added Tahun Rata-rata
MVA 2012 2013 2014
1 ADES 0.6558 0.9958 0.2871 0.646
2 AISA 0.5625 0.6017 2.3783 1.181
3 ALTO 1.2474 3.8700 2.4850 2.534
4 CEKA 1.6083 0.7950 1.4883 1.297
5 DNET 1.5116 0.3808 1.1767 1.023
6 DLTA 194.9583 31.4667 368.0000 198.142
7 DVLA 3.8000 7.4450 5.5150 5.587
8 GGRM 107.0833 86.9667 105.5917 99.881
9 HMSP 525.3750 736.9167 691.8333 651.375
10 ICBP 60.8333 102.7500 60.8333 74.806
11 INAF 0.1750 0.4167 0.0108 0.201
12 INDF 50.5208 67.0000 67.3750 61.632
13 KAEF 3.3458 6.0042 8.8375 6.063
14 KLBF 312.0000 128.2500 160.0000 200.083
15 MBTO 1.9500 1.8083 0.4550 1.404
16 MERK 144.4972 183.7083 180.7750 169.660
17 MLBI 618.8417 11,542.1667 941.0667 4,367.358
18 MRAT 2.4600 2.0900 1.2386 1.930
19 MYOR 38.7001 55.6418 54.4500 49.597
20 PYFA 0.2608 0.3442 0.6225 0.409
21 RMBA 11.8000 9.0416 8.2666 9.703
22 ROTI 45.9583 58.3250 10.1667 38.150
23 SCPI 37.7083 27.0000 27.0000 30.569
24 SKBM 1.9000 2.7208 7.6042 4.075
25 SKLT 0.4000 0.2000 1.8458 0.815
26 STTP 5.5167 11.5333 25.4042 14.151
27 TCID 15.9500 21.0000 29.7625 22.238
28 TSPC 56.3750 72.9166 56.7916 62.028
29 ULTJ 3.8834 16.4334 18.2146 12.844
30 UNVR 2,274.2500 2,775.9170 3,015.5000 2,688.556
31 WIIM 5.6000 6.0500 4.3875 5.346
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
65
4.3. Uji Validitas Data
Uji validitas bertujuan untuk menghindari penyimpangan validitas data, agar
tidak timbul masalah dalam melakukan analisis, hasil dari model uji validitas
sebagai berikut.
4.3.1. Uji Normalitas
Dengan melakukan uji normalitas hal ini merupakan syarat untuk melihat
sample data yang diolah dalam model analisis berasal dari populasi
berdistribusi normal. Data yang baik adalah data yang penyebarannya tidak
terlalu luas atau berada disekitar garis diagonal sehingga tidak menggangu
model analisis. Hasil uji normalitas yang telah diolah menggunakan program
IBM SPSS Statistic Version 22, pada gambar 4.1.
Sumber : Ouput pengolahan spss versi 20/ Data sekunder yang diolah
66
Dari hasil pengolahan pada gambar 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa
sampel data dapat digunakan untuk model analisis karena sampel data
menyebar disekitar garis diagonal sehingga syarat normalitas terpenuhi.
4.3.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas menunjukan adanya hubungan korelasi antara dua
variabel bebas dari model regresi. Pedoman suatu model regresi yang bebas
dari multikolinearitas adalah mempunyai VIF (Variance inflation factor)
disekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1 dan hubungan X1
dengan X2 < 0.5 hubungan X1 dengan X3 <0.5, dan hubungan X2 dengan X3
<0.5.Hasil dari uji multikolinearitas yang telah diolah menggunakan program
IBM SPSS Statistic Version 22 dapat dilihat besaran korelasi antar variabel
bebas pada tabel 4.6 dan untuk melihat besaran VIF terdapat pada tabel 4.7.
Tabel 4.6
Hasil pengolahan SPSS
Sumber : Ouput pengolahan spss versi 22/ Data sekunder yang diolah
Dari hasil tabel 4.6 korelasi variabel (CR) dengan variabel (DER) nilainya
0.388 < 0.5, korelasi variabel (CR) degan variabel (ROA) nilainya 0.005 < 0.5
Coefficient Correlationsa
Model ROA CR DER
1 Correlations ROA 1.000 .005 .096
CR .005 1.000 .338
DER .096 .338 1.000
Covariances ROA 257991.788 172.229 5870.789
CR 172.229 4097.264 2592.300
DER 5870.789 2592.300 14391.738
a. Dependent Variable: MVA
67
dan korelasi variabel (DER) dengan variabel (ROA) nilainya 0.096 < 0.5 yang
berarti masing-masing variabel tidak saling berhubungan.
Tabel 4.7
Collinearity Statistic Coefficients
a
a. Dependent Variable: mva
Sumber : Ouput pengolahan spss versi 22/ Data sekunder yang diolah
Dari hasil tabel 4.7 nilai dari VIF dan tolerence mendekati 1 untuk semua
variabel bebas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi
antara variabel bebas Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return
on Asset (ROA) terhadap Market Value Added (MVA) ada multikolinearitas
namun dalam batas yang dapat ditoleransi karena nilainya masih mendekati
satu.
4.3.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi untuk melihat gangguan di satu observasi tidak berkorelasi
dengan gangguan observasi lainnya. Jika terjadi autokorelasi menyebabkan uji
t dan uji f tidak dapat ditetapkan karena memberi hasil yang tidak valid. Hasil
dari uji autokorelasi yang telah diolah menggunakan program IBM SPSS
Statistic Version 22 dapat dilihat pada tabel 4.8 :
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CR .885 1.130
DER .877 1.140
ROA .990 1.010
68
Tabel 4.8
Model Summaryb
a. predictors: (Constant), ROA, CR, DER b. Dependent Variable: MVA
Sumber : Ouput pengolahan spss versi 22/ Data sekunder yang diolah
Dari hasil pengujian autokorelasi pada tabel 4.8 dapat dilihat koefisien
Durbin-Watson besarnya 2.206 dan masuk pada kriteria tabel Durbin-Watson
koefisien 1,555 - 2,46 menyatakan tidak ada autokorelasi. Dan hasil pengujian
ini dapat disimpulkan dan dipastikan sampel data bebas dari autokorelasi
sehingga dapat dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini.
4.3.4. Uji Heterokedasitisitas
Uji Heterokedasitisitas untuk melihat dan mendeteksi terjadi atau tidaknya
variabel pengganggu. Metode yang digunakan dengan melihat pada grafik
scatter plot untuk melihat ada tidaknya pola tertentu. Hasil dari uji
heterokedasitisitas yang telah diolah menggunakan IBM SPSS Statistic Version
22 pada gambar 4.2.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .819
a .671 .634 545.16119 2.206
69
Gambar 4.2
Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah
Grafik yang ditunjukan pada model Scatter plot pada gambar 4.2 terlihat
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi gejala heterokedasitisitas dan
memenuhi syarat dari model regresi.
4.4. Uji Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat, setiapkenaikan ataupun penurunan dalam satu
satuan. Hasil dari perhitungan regresi yang telah diolah menggunakan IBM
SPSS Statistic Version 22 pada tabel 4.9
70
Tabel 4.9
Persamaan Regresi
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MVA
Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah
Berdasarkan perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.9 maka
diperoleh regresi sebagai berikut :
Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e
MVA = - 514.840 - 61.022CR + 253.210DER + 3609.573ROA + e
Keterangan :
Y = Market Value Added
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1= Current Ratio (CR)
X2= Debt to Equity Ratio (DER)
X3= Return On Asset (ROA)
e = Error
Persamaan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut ini :
1. Nilai konstatanta bertanda negatif yaitu 514,840 hal ini mengartikan bahwa
jika tanpa variabel CR, DER dan ROA maka nilai market value added
(MVA) akan turun sebesar 514,840.
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) -514.840 273.360
CR -61.022 64.010
DER 253.210 119.966
ROA 3609.573 507.929
71
2. Nilai koefisien CR bertanda negatif sebesar 61,022. Hal ini menunjukan
bahwa pengaruh variabel Current Ratio (CR) terhadap Market Value Added
(MVA) adalah negatif dan berbanding lurus, yang mengartikan bila CR naik
satu satuan maka nilai MVA akan mengalami penurunan yang disebabkan
oleh CR sebesar 61,022.
3. Nilai koefisien DER bertanda positif sebesar 253.210. Hal ini menunjukan
bahwa pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Market Value
Added (MVA) adalah positif, yang mengartikan bila DER naik satu satuan
maka nilai MVA akan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh DER
sebesar 253.210.
4. Nilai koefiseien ROA bertanda positif sebesar 3609,573. Hal ini menunjukan
bahwa pengaruh variabel Return on Asset (ROA) terhadap Market Value
Added (MVA) adalah positif, yang mengartikan bila ROA naik satu satuan
maka nilai MVA akan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh ROA
sebesar 3609,573.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji t
Signifikansi daripengaruh variabel independen secara individu/parsial
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.
Dengan tingkat signifikansi menggunakan α = 5% dan membadingkan t
hitung dengan t tabel untuk diuji hipotesis bedasarkan sampel data. Hasil yang
diolah menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22 pada tabel 4.10
72
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Coefficientsa
a. Dependent Variable: MVA
Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 maka hasil pengujian hipotesis menggunakan
koefisien secara individual adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Market Value Added (MVA)
Uji hipotesis satu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Market Value Added (MVA).
Berikut hipotesis untuk variabel CR yang diuji :
Ha : Current Ratio berpengaruh terhadap Market Value Added
Ho : Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Market Value Added
Pengaruh variabel current ratio (CR) secara parsial terhadap market
value added (MVA) pada hasil t hitung - 0,953 dan t tabel 2,024 yang
berarti thitung < ttabel dan nilai signifikan sebesar 0.349, yang berarti lebih
besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,349 > α 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan
Market Value Added (MVA) yang berarti Ha ditolak H0 diterima. Dapat
dilihat daerah hipotesis yang diterima pada gambar 4.3
Model t Sig.
1 (Constant) -1.883 .070
CR -.953 .349
DER 2.111 .044
ROA 7.106 .000
73
Gambar 4.3
Hasil Hipotesis Current Ratio
Ho Diterima
-2,042 -0,953 2,042
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Market Value Added
(MVA)
Uji hipotesis dua dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Market Value Added (MVA).
Berikut hipotesis untuk variabel DER yang diuji :
Ha : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Market Value Added
Ho :Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Market Value Added
Pengaruh variabel debt to equity ratio (DER) secara parsial terhadap
variabel market value added (MVA) pada hasil t hitung 2,111 dan t tabel
2,024 yang berarti thitung > ttabel dan nilai signifikan sebesar 0.044, yang
berarti lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,044 < α 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh positif secara signifikan terhadap Market Value Added
(MVA) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dilihat daerah
hipotesis yang diterima pada gambar 4.4.
Ho Ditolak
HaDiterima
Ho Ditolak
HaDiterima
74
Gambar 4.4
Hasil Hipotesis Debt to Equity Ratio
Ho Diterima
-2,042 2,042 2,111
3. Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Market Value Added
(MVA)
Uji hipotesis tiga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh Return on Asset (DER) terhadap Market Value Added (MVA).
Berikut hipotesis untuk variabel DER yang diuji :
Ha : Return on Asset berpengaruh terhadap Market Value Added
Ho : Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Market Value Added.
Pengaruh variabel return on asset (ROA) secara parsial terhadap
variabel market value added (MVA) pada hasil t hitung 7.106 dan t tabel
2.024 yang berarti thitung > ttabel dan nilai signifikan sebesar 0.000, yang
berarti lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < α 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh
positif secara signifikan terhadap Market Value Added (MVA) yang berarti
H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dilihat daerah hipotesis yang diterima
pada gambar 4.5.
Ho Ditolak
HaDiterima
Ho Ditolak
HaDiterima
75
Gambar 4.5
Hasil Hipotesis Return on Asset
Ho Diterima
-2,042 2,042 7,106
4.5.2 Uji F
Besarnya kontribusi variabel bebas (CR,DER,dan ROA) mempengaruhi
signifikan variabel terikat (MVA) secara bersama-sama/simultan, dengan
tingkat signifikansi menggunakan α = 5% dan membandingkan Fhitung dengan
Ftabel untuk uji hipotesis berdasarkan sampel data. Hasil yang diolah
menggunakan IBM SPSS Statistic Version 22 dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAa
a. Dependent Variable: mva b. Predictors: (Constant), roa, cr, der
Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah
Uji hipotesis empat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
signifikan secara simultan antara variabel CR,DER dan ROA dengan variabel
Market Value Added (MVA). Berikut hipotesis yang diuji :
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16350666.416 3 5450222.139 18.339 .000b
Residual 8024419.522 27 297200.723
Total 24375085.937 30
Ho Ditolak
HaDiterima
Ho Ditolak
HaDiterima
76
Ha : Ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen yaitu
CR, DER, dan ROA terhadap variabel dependen Market Value Added
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen
yaitu CR, DER, dan ROA terhadap variabel dependen Market Value Added.
Pengaruh variabel bebas (CR,DER, dan ROA) secara simultan terhadap
variabel MVA pada hasil F hitung 18,339 dan F tabel 2,85 dan nilai signifikan
0,000 < 0,05, ternyata variabel independen (CR,DER, dan ROA) secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Market Value Added (MVA)
yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
4.6. Uji Regresi Besarnya Kontribusi X terhadap Y
4.6.1. Uji koefisien Korelasi (R)
Mengukur kekuatan (keeratan) suatu pengaruh antar variabel, dilihat pada
nilai koefisien korelasi yang dihasilkan dari data olahan program IBM SPSS
Statistic Version 22 dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Korelasi (r) Model Summary
b
a. Predictors: (Constant), CR,DER,ROA b. Dependent Variable: MVA
Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah
Dari hasil data tabel 4.12 dengan nilai R 0,819 menunjukan keeratan
hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen, variabel dalam
kategori 0,80 - 1,000 yang berarti sangat kuat.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .819a .671 .634 545.16119 2.206
77
4.6.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui presentase pengaruh variabel independen (CR,DER, dan ROA)
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (MVA). Dari hasil data tabel
4.12 nilai Adjusted R square (R2) menunjukan 0,634 yang berati bahwa
perubahan market value added dapat dijelaskan oleh ketiga variabel
independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset
sebesar 63,4%, sedangkan sisanya 36.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dijadikan variabel dalam penelitian ini.
4.7. Interpretasi Hasil Penelitian
Dari semua hasil yang diperoleh dari perhitungan IBM SPSS Statistic
Version 22, maka dapat di interpretasikan sebagai berikut :
Hasil regresi linier sebagaimana pada tabel 4.9 dimana hasil persamaan
regresi Y = - 514.840 - 61.022CR + 253.210DER + 3609.573ROA, yang
menunjukan ada variabel yang berpengaruh secara negative dan pengaruh
secara positif.
Variabel Current Ratio (CR) dengan nilai koefisien -61.022, menjelaskan
bahwa perubahan current ratio berpengaruh secara negatif terhadap perubahan
market value added, nilai yang bertanda negatif (-), berarti bahwa semakin
besar tingkat likuiditas perusahaan, justru akan menyebabkan turunnya market
value added, hal ini kemungkinan terjadi karena likuiditas yang tinggi, karena
proporsi atau distribusi aktiva lancar yang tidak menguntungkan dan mungkin
saja rendahnya profitabilitas perusahaan karena ada sikap kehati-hatian
78
perusahaan sehingga kecenderungan mempertinggi likuiditas perusahaaan.
Hasil uji ini bertolak belakang dari Duane, (2015) yang menyatakan Current
Ratio (CR) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA).
Variabel Debt to Equty Ratio (DER) dengan nilai koefisien 253.210,
menjelaskan bahwa perubahan debt to equity ratio berpengaruh secara positif
terhadap perubahan market value added, hal ini menunjukan debt to equity
ratio yang digunakan perusahaan diimbangi oleh kemampuan ekuitas
perusahaan untuk kegiatan operasional serta komposisi atau struktur modal
yang dimiliki perusahaan diindikasikan baik dan dapat membayar hutang
jangka panjangnya sehingga secara langsung dapat menarik para investor
untuk mendanai atau menaruh saham pada perusahaan tersebut yang akan
berdampak positif pada kenaikan harga saham sehingga market value added
bertambah. Hasil uji ini bertolak belakang dari penelitian Ariyanti (2015) dan
Duane (2015) yang menyatakan secara parsial, variabel Debt to Equity Ratio
(DER) tidak berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA) .
Variabel Return on Asset (ROA) nilai koefisien 3609.573, nilai positif ini
menggambarkan tingkat pengembalian aset berpengaruh positif terhadap
market value added sehingga setiap presentase pengembalian aset akan
menambah market value added, hal ini menunjukan perusahaan dapat
meningkatkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu yang dimiliki
perusahaan, semakin besarnya return on asset menunjukan kinerja keuangan
perusahaan yang baik, karena return semakin besar. Hal tersebut dapat
menjadi kesempatan investasi bagi para investor yang ingin memperoleh
79
keuntungan lebih besar serta dapat berdampak positif pada kenaikan harga
saham yang akan menambah tinggi nilai market value added. Hasil uji ini
bertolak belakang dari penelitian Mertayasa, et al (2014) dan Duane (2015),
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara
parsial return on asset terhadap market value added, dan mendukung hasil
penelitian dari Aisyana,Marsya dan Sun, Yen (2012), yang menyatakan adanya
pengaruh positif yang signifikan return on asset terhadap market value added.
Dalam presentase sumbangan pengaruh variabel independen (CR,DER dan
ROA) secara serentak terhadap variabel dependen (MVA) atau Adjusted R
Square (r2) hasil perhitungan yaitu 0.634 atau 63,4%. Perubahan sebesar
63,4% yang artinya bahwa perubahan market value added dapat dijelaskan
oleh ketiga variabel (CR,DER dan ROA) sebesar 63,4% sedangkan sisanya
36,3% dijelaskan faktor lain diluar variabel independen yang digunakan.
Pengaruh faktor lain bisa saja economic value added, total asset turn over, net
profit margin, return on equity, dan faktor lain diluar perusahaan seperti
keadaan perekonomian negara, faktor spesifik lainnya seperti inflasi, suku
bunga, nilai tukar, situsi politik dan faktor regional .
Dari hasil yang telah dijabarkan, adanya perbedaan dalam hasil perhitugan
matematik yang diperoleh dengan penelitian terdahulu, ini disebabkan karena
data yang diolah dalam perhitungan current ratio, debt to equity ratio dan
return on asset adalah data perusahaan manufaktur bidang konsumsi, sehingga
perbedaannya bisa karena waktu/periode data, objek perusahaan dan variabel
yang digunakan.
80
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang Current Ratio (CR), Debt to Equity
Ratio (DER) dan Return on Asset (ROA) terhadap Market Value Added pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai dengan tahun 2013, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap market value added (MVA) perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011-2013.
2. Variabel struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value added (MVA)
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.
3. Variabel profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap market value added (MVA) perusahaan
mnufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013.
4. Variabel independen yaitu CR, DER, dan ROA secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen MVA perusahaan manufaktur sektor
81
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2011-2013.
5.2. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, saran yang dapat diberikan oleh
penulis adalah sebagai berikut :
1. Dari penelitian ini diperoleh hasil pada likuiditas yang diwakili Current Ratio
(CR) yang tidak terlalu besar memberi peranan dalam ekspetasi market value
added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi, disarankan peneliti
untuk memperhitungkan variabel-variabel lainnya dalam perusahaan.
2. Hasil penelitian pada struktur modal yang diwakili debt to equity ratio (DER)
dan profitabilitas yang diwakili return on asset (ROA) disarankan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam perhitungan untuk keputusan investasi
financial, karena memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value
added untuk perusahaan sektor industri barang konsumsi.
3. Selain dari faktor-faktor internal, investor juga harus memperhatikan faktor
eksternal.
4. Untuk penelitian selanjutnya, akan lebih baik apabila menambah jumlah
sample penelitian. Artinya sample diambil secara menyeluruh, tidak hanya
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi saja, serta
memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin juga berpegaruh terhadap
market value added.
82
DAFTAR PUSTAKA
Aloy Niresh, J. dan Alferd, M. 2014. “The Association between Economic Value Added, Market Value Added and Leverage”.International Journal of Business and Management; Vol. 9, No. 10; (September 2014) ,Hal.
126 . ISSN 1833-3850 E-ISSN 1833-8119.
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ariyanti Resti (2015). “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Equity, dan
Economic Value Added Terhadap Market Value Added Perusahaan Publik
Yang Termasuk Dalam Jakarta Islamic Index Tahun 2009-2013”. Journal Business UIN Sunan Kalijaga. Vol. 9, No. 1.
Baridwan,Zaki. 2005. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Dahlan , Siamat (2001). Manajemen lembaga keuangan. Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia.
Duane, VE. (2015). “ Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),
Return on Asset (ROA) dan Economic Value Added (EVA) Terhadap
Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Dalam Indeks LQ45 Periode 2008 - 2012”. e-journal Politeknik Pos
Indonesia. Vol.2, No.1.
Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Helfert, Erich A. 1996. Teknik Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Kasmir,. 2008. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: Rajawali Pers.
Kieso, Donald E (2008). Akuntansi Intermediate edisi 12 Jilid 1,
Jakarta :Erlangga
Mertayasa, Cipta and Suwendra (2014). “Pengaruh Return On Asset Dan
Ecconomic Value Added Terhadap Market Value Added Pada Perusahaan
Perbankan Go Public”. e-journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
Panigrahi, Srikant. (2014). “Investigating Relationship between EVA and MVA of Selected
Construction Companies in Malaysia”. The International Journal Of Business and Managamen, Vol. 2, Issue : 6 ( Juni 2014), Hal. 136-140 . ISSN 2321 - 8916
Prawironegoro, Darsono. (2010). Manajemen Keuangan Edisi Pertama.
Nusantara Consulting, Jakarta.
83
Purnamaningsih, Dita. (2014). “Pengaruh Return On Asset,Struktur Modal,Price
To Book Value dan Good Corporate Governance Pada Return Saham”. Vol. 9, No. 1,; (Februari 2014), Hal. 1-161 .ISSN: 2302-8556E
Sathya, M. 2012. “Market Value Addition As The Most Significant Measure Of
Financial Performance”. Indian Journal Of Applied Research, Vol.
1,Issue : 12 (September 2012) , Hal.23 . ISSN - 2249- 555X.
Sjahrial, Dermawan. (2010). Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Mitra
Wacana Media, Jakarta.
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi : Perekayasaan Laporan Keuangan edisi
ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi - Teori dan Praktek.
Kanisius: Yogyakarta
Wild, J J.; Subramanyam,K.R.; dan Hasley,Robert F. 2005. Analisis Laporan
edisi kedelapan buku satu. Jakarta: Salemba Empat.
Wild, J J.; Subramanyam,K.R.; dan Hasley,Robert F. 2005. Analisis Laporan
edisi kedelapan buku dua. Jakarta: Salemba Empat.
Refrensi Situs :
1. http://www.idx.co.id. Juni 2015
2. http://www.finance.yahoo.com. Juni 2015
3. http://www.sahamok.com. Februari 2015
84
Lampiran 1
Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
NO KODE
EMITEN NAMA PERUSAHAAN
SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
1 ADES Akasa Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
5 DLTA Delta Djakarta Tbk
6 DNET Indoritel Makmur Indonesia Tbk.
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
10 MYOR Mayora Indah Tbk
11 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk.
12 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
13 SKBM Sekar Bumi Tbk
14 SKLT Sekar Laut Tbk
15 SRTG Saratoga Investama Sedaya Tbk.
16 STTP Siantar Top Tbk
17 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
SUB SEKTOR ROKOK
18 GGRM Gudang Garam Tbk.
19 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.
20 RMBA Bentoel International Investama Tbk
21 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
SUB SEKTOR FARMASI
22 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
23 INAF Indofarma (Persero) Tbk
24 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
25 KLBF Kalbe Farma Tb.
26 MERK Merc Indonesia Tbk.
27 PYFA Pyridam Farma Tbk.
28 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.
29 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk.
30 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
31 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
32 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk.
SUB SEKTOR KOSMETIK DAN RUMAH TANGGA
33 MBTO PT Martina Berto Tbk.
34 MRAT PT Mustika Ratu Tbk.
35 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
36 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
SUB SEKTOR PERALATAN RUMAH TANGGA
37 CINT Chitose International Tbk.
38 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
39 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
40 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk.
Sumber : www.idx.co.id data diolah
85
Lampiran 2
Daftar Sample Penelitian
No Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES Akasa Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
5 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk
6 DLTA Delta Djakarta Tbk
7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk
9 HMSP HM Sampoerna Tbk
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
11 INAF Indofarma Tbk
12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
13 KAEF Kimia Farma Tbk
14 KLBF Kalbe Farma Tbk
15 MBTO Martina Berto Tbk
16 MERK Merc Tbk
17 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
18 MRAT Mustika Ratu Tbk
19 MYOR Mayora Indah Tbk
20 PYFA Pyridam Farma Tbk
21 RMBA Bentoel International Investama Tbk
22 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
23 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
24 SKBM Sekar Bumi Tbk
25 SKLT Sekar Laut Tbk
26 STTP Siantar Top Tbk
27 TCID Mandom Indonesia Tbk
28 TSPC Tempo scan Pacipic Tbk
29 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
30 UNVR Unilever Indonesia Tbk
31 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber : www.idx.co.id data diolah
86
Lampiran 3 : Ringkasan Laporan Keuangan Tahun 2011
Laporan Keuangan Tahun 2011
(Dalam Jutaan Rupian)
No Kode
Emiten
Current Asset
2011
Current Liability
2011
1 ADES 128,835 75,394
2 AISA 1,726,581 911,836
3 ALTO 94,124 50,396
4 CEKA 619,191 367,060
5 DLTA 577,645 96,129
6 DNET 2,282 2,292
7 DVLA 696,925 144,280
8 GGRM 30,381,754 13,534,319
9 HMSP 14,851,460 8,489,897
10 ICBP 8,580,311 2,988,540
11 INAF 706,558 459,404
12 INDF 24,501,734 12,831,304
13 KAEF 1,263,030 459,694
14 KLBF 5,956,123 6,441,711
15 MBTO 459,791 112,665
16 MERK 491,726 65,431
17 MLBI 656,039 659,873
18 MRAT 326,474 52,063
19 MYOR 4,095,299 1,845,792
20 PYFA 61,889 24,367
21 RMBA 4,287,268 3,829,144
22 ROTI 190,231 219,818
23 SCPI 257,330 68,090
24 SKBM 119,653 65,114
25 SKLT 105,145 61,944
26 STTP 313,986 303,434
27 TCID 671,882 57,216
28 TSPC 3,121,980 1,012,653
29 ULTJ 924,080 607,594
30 UNVR 4,446,219 6,474,594
31 WIIM 582,184 406,361
Sumber : www.idx.co.id data diolah
87
Lanjutan Lampiran 3
Laporan Keuangan Tahun 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Total Liability
2011
Total Equity
2011
1 ADES 190,302 125,746
2 AISA 1,757,492 1,832,817
3 ALTO 100,894 112,306
4 CEKA 418,302 405,059
5 DLTA 123,321 572,935
6 DNET 4,278 12,841
7 DVLA 200,374 727,917
8 GGRM 14,537,777 24,550,928
9 HMSP 9,174,554 10,201,789
10 ICBP 4,513,084 10,709,773
11 INAF 505,708 609,194
12 INDF 21,975,708 31,610,225
13 KAEF 541,737 1,252,506
14 KLBF 1,758,619 6,515,935
15 MBTO 141,132 400,542
16 MERK 90,207 494,182
17 MLBI 690,545 530,268
18 MRAT 64,064 358,429
19 MYOR 4,175,176 2,424,669
20 PYFA 35,636 82,397
21 RMBA 4,086,673 2,247,284
22 ROTI 212,696 546,441
23 SCPI 290,922 21,597
24 SKBM 85.384 105,952
25 SKLT 91,338 122,900
26 STTP 444,701 490,065
27 TCID 110,452 1,020,413
28 TSPC 1,204,439 3,045,936
29 ULTJ 776,735 1,402,447
30 UNVR 6,801,375 3,680,937
31 WIIM 456,714 284,349
Sumber : www.idx.co.id data diolah
88
Lanjutan Lampiran 3
Laporan Keuangan Tahun 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Laba Bersih
2011
Total Asset
2011
1 ADES 25,868 316,048
2 AISA 149,951 3,590,309
3 ALTO 3,242 213,201
4 CEKA 96,306 823,361
5 DLTA 151,715 696,167
6 DNET 694 17,119
7 DVLA 120,915 928,291
8 GGRM 4,958,102 39,088,705
9 HMSP 8,064,426 19,376,343
10 ICBP 2,066,365 15,222,857
11 INAF 609,194 1,114,902
12 INDF 4,891,673 53,585,933
13 KAEF 171,763 1,794,242
14 KLBF 1,522,957 8,274,554
15 MBTO 42,659 541,674
16 MERK 231,159 584,389
17 MLBI 507,382 1,220,813
18 MRAT 27,868 422,493
19 MYOR 483,486 6,599,846
20 PYFA 5,172 118,034
21 RMBA 305,997 6,333,957
22 ROTI 115,933 759,137
23 SCPI -25,420 312,519
24 SKBM 7,653 191,336
25 SKLT 5,977 214,238
26 STTP 42,675 934,766
27 TCID 140,039 1,130,865
28 TSPC 586,362 4,250,374
29 ULTJ 101,323 2,179,182
30 UNVR 4,164,304 10,482,312
31 WIIM 129,537 741,063
Sumber : www.idx.co.id data diolah
89
Lampian 4 : Ringkasan Laporan Keuangan Tahun 2012
Laporan Keuangan Tahun 2012
(Dalam jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Current Asset
2012
Current Liability
2012
1 ADES 191,489 98,624
2 AISA 1,544,940 1,216,997
3 ALTO 201,293 93,929
4 CEKA 560,260 545,467
5 DLTA 631,333 119,920
6 DNET 2,883 3,342
7 DVLA 826,343 191,718
8 GGRM 29,954,021 13,802,317
9 HMSP 21,128,313 11,897,977
10 ICBP 9,888,440 3,579,487
11 INAF 777,629 369,864
12 INDF 26,202,972 13,080,544
13 KAEF 1,506,614 533,306
14 KLBF 6,441,711 1,891,618
15 MBTO 510,203 137,513
16 MERK 463,883 119,828
17 MLBI 462,471 796,679
18 MRAT 352,880 58,646
19 MYOR 5,313,600 1,924,434
20 PYFA 68,588 28,420
21 RMBA 4,472,195 2,722,398
22 ROTI 219,818 195,456
23 SCPI 263,570 96,984
24 SKBM 166,483 133,676
25 SKLT 125,667 88,825
26 STTP 569,840 571,296
27 TCID 768,615 99,477
28 TSPC 3,393,778 1,097,135
29 ULTJ 1,196,427 592,823
30 UNVR 5,035,962 7,535,896
31 WIIM 1,049,445 508,892
Sumber : www.idx.co.id data diolah
90
Lanjutan Lampiran 4
Laporan Keuangan Tahun 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Total Liability
2012
Total Equity
2012
1 ADES 179,972 209,122
2 AISA 1,834,123 2,033,453
3 ALTO 135,698 188,922
4 CEKA 564,290 463,403
5 DLTA 147,095 598,212
6 DNET 4,120 12,701
7 DVLA 233,145 841,546
8 GGRM 14,903,612 26,605,713
9 HMSP 12,939,107 13,308,420
10 ICBP 5,766,682 11,986,798
11 INAF 538,517 650,102
12 INDF 25,181,533 34,142,674
13 KAEF 643,493 1,437,066
14 KLBF 2,046,314 7,371,644
15 MBTO 174,931 434,563
16 MERK 152,689 416,742
17 MLBI 822,195 329,853
18 MRAT 69,586 385,887
19 MYOR 5,234,656 3,067,850
20 PYFA 48,144 87,705
21 RMBA 5,011,668 1,923,933
22 ROTI 538,337 666,608
23 SCPI 423,212 17,286
24 SKBM 161,282 127,680
25 SKLT 120,264 129,483
26 STTP 670,149 579,691
27 TCID 164,751 1,096,822
28 TSPC 1,279,829 3,353,156
29 ULTJ 744,274 1,676,519
30 UNVR 8,016,614 3,968,365
31 WIIM 550,947 656,304
Sumber : www.idx.co.id data diolah
91
Lanjutan Lampiran 4
Laporan Keuangan Tahun 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Laba Bersih
2012
Total Asset
2012
1 ADES 83,376 389,094
2 AISA 253,664 3,867,576
3 ALTO 16,167 324,620
4 CEKA 58,344 1,027,693
5 DLTA 213,421 745,307
6 DNET 221 16,821
7 DVLA 148,909 1,074,691
8 GGRM 4,068,711 41,509,325
9 HMSP 9,945,296 26,247,527
10 ICBP 2,282,371 17,753,480
11 INAF 650,102 1,188,619
12 INDF 4,779,446 59,324,207
13 KAEF 201,296 2,080,558
14 KLBF 1,775,099 9,417,957
15 MBTO 45,529 609,494
16 MERK 107,808 569,431
17 MLBI 453,405 1,152,048
18 MRAT 30,751 455,473
19 MYOR 744,428 8,302,506
20 PYFA 5,308 135,850
21 RMBA -323,351 6,935,601
22 ROTI 149,150 1,204,945
23 SCPI -12,367 440,498
24 SKBM 12,703 288,962
25 SKLT 7,963 249,746
26 STTP 74,626 1,249,841
27 TCID 150,374 1,261,573
28 TSPC 635,176 4,632,985
29 ULTJ 353,432 2,420,793
30 UNVR 4,839,145 11,984,979
31 WIIM 77,302 1,207,251
Sumber : www.idx.co.id data diolah
92
Lampiran 5 : Ringkasan Laporan Keuangan Tahun 2013
Laporan Keuangan Tahun 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Current Asset
2013
Current Liability
2013
1 ADES 196,755 108,730
2 AISA 2,445,504 1,397,224
3 ALTO 1,056,509 575,436
4 CEKA 847,046 518,962
5 DLTA 748,111 158,991
6 DNET 275,447 1,763
7 DVLA 913,984 215,473
8 GGRM 34,604,461 20,094,580
9 HMSP 21,247,830 12,123,790
10 ICBP 11,321,715 4,696,583
11 INAF 848,840 670,903
12 INDF 32,464,497 19,471,309
13 KAEF 1,810,615 746,123
14 KLBF 7,497,319 2,640,590
15 MBTO 453,761 113,684
16 MERK 588,238 147,818
17 MLBI 706,252 722,542
18 MRAT 313,664 51,810
19 MYOR 6,430,065 2,631,646
20 PYFA 74,974 48,786
21 RMBA 5,535,165 4,695,987
22 ROTI 363,881 320,197
23 SCPI 523,119 200,739
24 SKBM 338,469 254,447
25 SKLT 155,108 125,712
26 STTP 684,264 598,989
27 TCID 726,505 203,321
28 TSPC 3,991,116 1,347,466
29 ULTJ 1,565,511 633,794
30 UNVR 5,862,939 8,419,442
31 WIIM 993,886 409,006
Sumber : www.idx.co.id data diolah
93
Lanjutan Lampiran 5
Laporan Keuangan Tahun 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Total Liability
2013
Total Equity
2013
1 ADES 176,286 264,778
2 AISA 2,664,051 2,356,773
3 ALTO 960,190 542,329
4 CEKA 541,352 528,275
5 DLTA 190,483 676,558
6 DNET 2,604 7,189,765
7 DVLA 275,351 914,703
8 GGRM 21,353,980 29,416,271
9 HMSP 13,249,559 14,155,035
10 ICBP 8,001,739 13,265,731
11 INAF 703,717 590,793
12 INDF 39,719,660 38,373,129
13 KAEF 847,585 1,624,355
14 KLBF 2,815,103 8,499,958
15 MBTO 160,451 451,318
16 MERK 184,728 512,219
17 MLBI 794,615 987,533
18 MRAT 61,792 377,791
19 MYOR 5,771,077 3,938,761
20 PYFA 81,218 93,901
21 RMBA 8,350,151 881,865
22 ROTI 1,035,351 787,338
23 SCPI 736,011 10,391
24 SKBM 296,528 201,124
25 SKLT 162,339 139,650
26 STTP 775,931 694,128
27 TCID 282,962 1,182,991
28 TSPC 1,545,006 3,862,952
29 ULTJ 796,474 2,015,147
30 UNVR 9,093,518 4,254,670
31 WIIM 447,652 781,359
Sumber : www.idx.co.id data diolah
94
Lanjutan Lampiran 5
Laporan Keuangan Tahun 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode
Emiten
Laba Bersih
2013
Total Asset
2013
1 ADES 55,656 441,064
2 AISA 346,728 5,020,824
3 ALTO 12,059 1,502,519
4 CEKA 65,069 1,069,627
5 DLTA 270,498 867,041
6 DNET 192,889 7,192,369
7 DVLA 125,796 1,190,054
8 GGRM 4,383,932 50,770,251
9 HMSP 10,818,486 27,404,594
10 ICBP 2,235,040 21,267,470
11 INAF 590,793 1,294,511
12 INDF 3,416,635 78,092,789
13 KAEF 215,642 2,471,940
14 KLBF 1,970,452 11,315,061
15 MBTO 16,163 611,770
16 MERK 175,445 696,946
17 MLBI 1,171,229 1,782,148
18 MRAT -6,700 439,584
19 MYOR 1,058,419 9,709,838
20 PYFA 6,196 175,119
21 RMBA -1,042,068 9,232,016
22 ROTI 158,015 1,822,689
23 SCPI -12,168 746,402
24 SKBM 56,267 497,653
25 SKLT 11,440 301,989
26 STTP 114,437 1,470,059
27 TCID 160,148 1,465,952
28 TSPC 638,535 5,407,958
29 ULTJ 325,127 2,811,621
30 UNVR 5,352,625 7,485,249
31 WIIM 132,379 1,229,011
Sumber : www.idx.co.id data diolah
95
Lampiran 6 : Ringkasan Jumlah Saham Beredar
Jumlah Saham Beredar
(Tahun 2012 - 2014)
No Kode
Emiten
Jumlah Saham Beredar
2012 2013 2014
1 ADES 589,896,800 589,896,800 589,896,800
2 AISA 2,926,000,000 2,926,000,000 2,926,000,000
3 ALTO 2,186,527,777 2,186,527,777 2,186,527,777
4 CEKA 297,500,000 297,500,000 297,500,000
5 DLTA 16,013,181 16,013,181 16,013,181
6 DNET 14,184,000,000 14,184,000,000 14,184,000,000
7 DVLA 1,120,000,000 1,120,000,000 1,120,000,000
8 GGRM 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000
9 HMSP 4,383,000,000 4,383,000,000 4,383,000,000
10 ICBP 5,830,954,000 5,830,954,000 5,830,954,000
11 INAF 3,099,267,500 3,099,267,500 3,099,267,500
12 INDF 8,780,426,500 8,780,426,500 8,780,426,500
13 KAEF 5,554,000,000 5,554,000,000 5,554,000,000
14 KLBF 46,875,122,110 46,875,122,110 46,875,122,110
15 MBTO 1,070,000,000 1,070,000,000 1,070,000,000
16 MERK 22,400,000 22,400,000 22,400,000
17 MLBI 2,107,000,000 2,107,000,000 2,107,000,000
18 MRAT 428,000,000 428,000,000 428,000,000
19 MYOR 894,347,989 894,347,989 894,347,989
20 PYFA 535,080,000 535,080,000 535,080,000
21 RMBA 7,240,005,000 7,240,005,000 7,240,005,000
22 ROTI 5,061,800,000 5,061,800,000 5,061,800,000
23 SCPI 3,600,000 3,600,000 3,600,000
24 SKBM 851,391,894 851,391,894 851,391,894
25 SKLT 690,740,500 690,740,500 690,740,500
26 STTP 1,310,000,000 1,310,000,000 1,310,000,000
27 TCID 201,066,667 201,066,667 201,066,667
28 TSPC 4,500,000,000 4,500,000,000 4,500,000,000
29 ULTJ 2,888,382,000 2,888,382,000 2,888,382,000
30 UNVR 7,630,000,000 7,630,000,000 7,630,000,000
31 WIIM 2,099,873,760 2,099,873,760 2,099,873,760
Sumber : www.idx.co.id data diolah
96
Lampiran 7 : Ringkasan Nilai Nominal Saham Tahun 2012 - 2014
Nilai Nominal Saham
(Dalam Rupiah)
No Kode
Emiten
Nilai Nominal
2012 2013 2014
1 ADES 1000 1000 1000
2 AISA 500 500 500
3 ALTO 100 100 100
4 CEKA 500 500 500
5 DLTA 1000 1000 1000
6 DNET 250 250 250
7 DVLA 250 250 250
8 GGRM 500 500 500
9 HMSP 100 100 100
10 ICBP 100 100 100
11 INAF 100 100 100
12 INDF 100 100 100
13 KAEF 100 100 100
14 KLBF 10 10 10
15 MBTO 100 100 100
16 MERK 1000 1000 1000
17 MLBI 1000 1000 1000
18 MRAT 125 125 125
19 MYOR 500 500 500
20 PYFA 100 100 100
21 RMBA 50 50 50
22 ROTI 100 100 100
23 SCPI 1000 1000 1000
24 SKBM 100 100 100
25 SKLT 100 100 100
26 STTP 100 100 100
27 TCID 500 500 500
28 TSPC 50 50 50
29 ULTJ 200 200 200
30 UNVR 10 10 10
31 WIIM 100 100 100
Sumber : www.idx.co.id data diolah
97
Lampiran 8 : Ringkasan Harga Saham Penutupan
Harga Saham
(Tahun 2012 - 2014)
No Kode
Emiten
Harga Saham
2012 2013 2014
1 ADES 1,344 2,996 1,713
2 AISA 719 1,301 2,189
3 ALTO 325 587 449
4 CEKA 1,804 1,398 1,744
5 DLTA 196,958 33,467 370,000
6 DNET 122 595 794
7 DVLA 1,450 2,361 1,879
8 GGRM 54,542 44,483 53,796
9 HMSP 52,738 73,892 69,383
10 ICBP 6,283 10,475 6,283
11 INAF 218 242 199
12 INDF 5,252 6,900 6,938
13 KAEF 535 800 1,084
14 KLBF 3,140 1,303 1,620
15 MBTO 395 381 246
16 MERK 146,479 185,708 182,775
17 MLBI 620,842 11,544,167 943,067
18 MRAT 558 511 405
19 MYOR 20,350 28,821 28,225
20 PYFA 174 166 138
21 RMBA 690 552 513
22 ROTI 4,796 6,033 1,217
23 SCPI 39,708 29,000 29,000
24 SKBM 390 472 960
25 SKLT 160 180 385
26 STTP 752 1,353 2,740
27 TCID 8,975 11,500 15,881
28 TSPC 2,919 3,746 2,940
29 ULTJ 1,177 3,687 4,043
30 UNVR 22,763 27,579 30,175
31 WIIM 760 805 639
Sumber : www.idx.co.id data diolah
98
Lampiran 9 : Perhitungan CR, DER , ROA , dan MVA.
Perhitungan rata-rata Current Ratio
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2011-2013
No Kode Curent Ratio Tahun Rata-rata
Curet Ratio 2011 2012 2013
1 ADES 1.7088 1.9416 1.8096 1.820
2 AISA 1.8935 1.2695 1.7503 1.638
3 ALTO 1.8677 2.1430 1.8360 1.949
4 CEKA 1.6869 1.0271 1.6322 1.449
5 DNET 0.9956 0.8627 1.5623 1.140
6 DLTA 6.0091 5.2646 4.7054 5.326
7 DVLA 4.8304 4.3102 4.2414 4.461
8 GGRM 2.2448 2.1702 1.7221 2.046
9 HMSP 1.7493 1.7758 1.7526 1.759
10 ICBP 2.8711 2.7625 2.4106 2.681
11 INAF 1.5380 2.1025 1.3036 1.648
12 INDF 1.9095 2.0032 1.7700 1.894
13 KAEF 2.7475 2.8250 2.4267 2.666
14 KLBF 3.6527 3.4054 2.8393 3.299
15 MBTO 4.0810 3.7102 3.9914 3.928
16 MERK 7.5152 3.8712 3.9795 5.122
17 MLBI 0.9942 0.5805 0.9775 0.851
18 MRAT 6.2707 6.0171 6.0541 6.114
19 MYOR 2.2187 2.7611 2.0899 2.357
20 PYFA 2.5399 2.4134 1.5368 2.163
21 RMBA 1.1196 1.6427 1.1787 1.314
22 ROTI 1.2835 1.1246 1.1364 1.182
23 SKBM 1.8362 1.2454 1.3302 1.471
24 SKLT 1.6974 1.4148 1.2275 1.447
25 STTP 1.0348 0.9975 1.1424 1.058
26 TCID 11.7429 7.7265 3.5732 7.681
27 TSPC 3.0830 3.0933 2.9619 3.046
28 ULTJ 1.5209 2.0182 2.4701 2.003
29 UNVR 0.6867 0.6683 0.6964 0.684
30 WIIM 2.4300 2.0622 2.4300 2.307
31 SCPI 3.7793 2.7177 2.6060 3.034
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
99
Lanjutan Lampiran 9
Perhitungan rata-rata Debt to Equity Ratio
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2011-2013
No Kode Debt to Equity Ratio Tahun Rata-rata
Debt to Equity Ratio 2011 2012 2013
1 ADES 1.5134 0.8606 0.6658 1.013
2 AISA 0.9589 0.9020 1.1304 0.997
3 ALTO 0.8984 0.7183 1.7705 1.129
4 CEKA 1.0327 1.2177 1.0248 1.092
5 DNET 0.3332 0.3244 0.0004 0.219
6 DLTA 0.2151 0.2459 0.2815 0.248
7 DVLA 0.2753 0.2770 0.3010 0.284
8 GGRM 0.5921 0.5602 0.7259 0.626
9 HMSP 0.8993 0.9722 0.9360 0.936
10 ICBP 0.4214 0.4811 0.6032 0.502
11 INAF 0.8301 0.8284 1.1911 0.950
12 INDF 0.6952 0.7375 1.0351 0.823
13 KAEF 0.4325 0.4478 0.5218 0.467
14 KLBF 0.2699 0.2776 0.3312 0.293
15 MBTO 0.3524 0.4025 0.2591 0.338
16 MERK 0.1825 0.3664 0.3606 0.303
17 MLBI 1.3023 2.4932 0.8046 1.533
18 MRAT 0.1787 0.1803 0.1636 0.174
19 MYOR 1.7220 1.7063 1.4937 1.641
20 PYFA 0.4325 0.5489 0.8649 0.615
21 RMBA 1.8185 2.6049 7.4859 3.970
22 ROTI 0.3892 0.8076 1.3150 0.837
23 SCPI 1.3470 2.4483 7.0831 3.626
24 SKBM 0.8059 1.2632 1.4744 1.181
25 SKLT 0.7432 0.9288 1.1625 0.945
26 STTP 0.9074 1.1560 1.1178 1.060
27 TCID 0.1082 0.1502 0.2392 0.166
28 TSPC 0.3954 0.3817 0.4000 0.392
29 ULTJ 0.5538 0.4439 0.3952 0.464
30 UNVR 1.8477 2.0201 2.1373 2.002
31 WIIM 0.6163 0.8395 0.5729 0.676
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
100
Lanjutan Lapiran 9
Perhitungan rata-rata Return on Asset /ROI
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2011-2013
No Kode Return On Asset Tahun Rata-rata
Return On Asset/ROI 2011 2012 2013
1 ADES 0.0818 0.4285 0.2524 0.254
2 AISA 0.0418 0.0656 0.0691 0.059
3 ALTO 0.0152 0.0498 0.0080 0.024
4 CEKA 0.1170 0.1135 0.1197 0.117
5 DNET 0.0405 0.0263 0.0536 0.040
6 DLTA 0.2179 0.5727 0.6240 0.472
7 DVLA 0.1303 0.2771 0.1309 0.179
8 GGRM 0.1268 0.1960 0.1727 0.165
9 HMSP 0.4162 0.7578 0.7888 0.654
10 ICBP 0.1357 0.2571 0.2144 0.202
11 INAF 0.0331 0.0713 -0.0838 0.007
12 INDF 0.0913 0.1611 0.0875 0.113
13 KAEF 0.0957 0.1935 0.1745 0.155
14 KLBF 0.1841 0.3727 0.3483 0.302
15 MBTO 0.0788 0.1494 0.0522 0.093
16 MERK 0.3956 0.3787 0.5035 0.426
17 MLBI 0.4156 0.7871 1.3382 0.847
18 MRAT 0.0660 0.1350 -0.0305 0.057
19 MYOR 0.0733 0.1793 0.1970 0.150
20 PYFA 0.0438 0.0781 0.0708 0.064
21 RMBA 0.0483 -0.0932 0.2258 0.060
22 ROTI 0.1527 0.2476 0.1734 0.191
23 SCPI -0.0813 -0.0562 -0.0326 -0.057
24 SKBM 0.0364 0.0879 0.2342 0.119
25 SKLT 0.0279 0.0638 0.0758 0.056
26 STTP 0.0457 0.1194 0.1557 0.107
27 TCID 0.1238 0.2384 0.2185 0.194
28 TSPC 0.1380 0.2742 0.2361 0.216
29 ULTJ 0.0465 0.2920 0.2313 0.190
30 UNVR 0.3973 0.4038 0.7151 0.505
31 WIIM 0.1748 0.1281 0.2038 0.169
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
101
Lanjutan Lampiran 9
Perhitungan rata-rata Market Value Added
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2012-2014
No Kode Market Value Added Tahun Rata-rata
MVA 2012 2013 2014
1 ADES 0.6558 0.9958 0.2871 0.646
2 AISA 0.5625 0.6017 2.3783 1.181
3 ALTO 1.2474 3.8700 2.4850 2.534
4 CEKA 1.6083 0.7950 1.4883 1.297
5 DNET 1.5116 0.3808 1.1767 1.023
6 DLTA 194.9583 31.4667 368.0000 198.142
7 DVLA 3.8000 7.4450 5.5150 5.587
8 GGRM 107.0833 86.9667 105.5917 99.881
9 HMSP 525.3750 736.9167 691.8333 651.375
10 ICBP 60.8333 102.7500 60.8333 74.806
11 INAF 0.1750 0.4167 0.0108 0.201
12 INDF 50.5208 67.0000 67.3750 61.632
13 KAEF 3.3458 6.0042 8.8375 6.063
14 KLBF 312.0000 128.2500 160.0000 200.083
15 MBTO 1.9500 1.8083 0.4550 1.404
16 MERK 144.4972 183.7083 180.7750 169.660
17 MLBI 618.8417 11,542.1667 941.0667 4,367.358
18 MRAT 2.4600 2.0900 1.2386 1.930
19 MYOR 38.7001 55.6418 54.4500 49.597
20 PYFA 0.2608 0.3442 0.6225 0.409
21 RMBA 11.8000 9.0416 8.2666 9.703
22 ROTI 45.9583 58.3250 10.1667 38.150
23 SCPI 37.7083 27.0000 27.0000 30.569
24 SKBM 1.9000 2.7208 7.6042 4.075
25 SKLT 0.4000 0.2000 1.8458 0.815
26 STTP 5.5167 11.5333 25.4042 14.151
27 TCID 15.9500 21.0000 29.7625 22.238
28 TSPC 56.3750 72.9166 56.7916 62.028
29 ULTJ 3.8834 16.4334 18.2146 12.844
30 UNVR 2,274.2500 2,775.9170 3,015.5000 2,688.556
31 WIIM 5.6000 6.0500 4.3875 5.346
Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah
102
Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas
1. Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
2. Uji Multikolinearitas
Coefficient Correlationsa
Model roa cr der
1 Correlations roa 1.000 .005 .096
cr .005 1.000 .338
der .096 .338 1.000
Covariances roa 257991.788 172.229 5870.789
cr 172.229 4097.264 2592.300
der 5870.789 2592.300 14391.738
a. Dependent Variable: mva
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
103
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heterokedasitisitas
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics Durbin-Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .819
a .671 .634 545.16119 .671 18.339 3 27 .000 2.206
a. Predictors: (Constant), roa, cr, der
b. Dependent Variable: mva
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
104
Lampiran 11 : Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
a. Dependent Variable: mva
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
Lampiran 12 : Uji Hipotesis
Uji Parameter Secara Parsial
Coefficientsa
a. Dependent Variable: mva
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
Uji Parameter Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16350666.416 3 5450222.139 18.339 .000b
Residual 8024419.522 27 297200.723
Total 24375085.937 30
a. Dependent Variable: mva
b. Predictors: (Constant), roa, cr, der
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -514.840 273.360 -1.883 .070
cr -61.022 64.010 -.112 -.953 .349 .885 1.130
der 253.210 119.966 .249 2.111 .044 .877 1.140
roa 3609.573 507.929 .789 7.106 .000 .990 1.010
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -514.840 273.360 -1.883 .070
cr -61.022 64.010 -.112 -.953 .349 .885 1.130
der 253.210 119.966 .249 2.111 .044 .877 1.140
roa 3609.573 507.929 .789 7.106 .000 .990 1.010
105
Koefisien Determinasi R2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics Durbin-Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .819
a .671 .634 545.16119 .671 18.339 3 27 .000 2.206
a. Predictors: (Constant), roa, cr, der
b. Dependent Variable: mva
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lia Hanifa Nurfadilah
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 08 Juni 1992
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Wibawa Mukti IV RT 005/017 No.22 Jati
Mekar, Jati Asih, Bekasi 17422
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
SD Negeri IX , Bekasi Lulus Tahun 2004
SMP Negeri 09, Bekasi Lulus Tahun 2007
SMK Pusaka Nusantara 1 , Jakarta Timur Lulus Tahun 2010