119
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2011-2013) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh LIA HANIFA NURFADILLAH 2010420036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(PERIODE 2011-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan

Melengkapi Sebagian Dari Syarat – syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh

LIA HANIFA NURFADILLAH

2010420036

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Page 3: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Page 4: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Page 5: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

v

ABSTRAK

NIM : 2010420036, Judul Skripsi : PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR

MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE

2011-2013),

Jumlah Hal : xii + 106 Hal,

Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Market

Value Added

Current ratio merupakan penilaian harta lancar perusahaan untuk

menjamin kewajiban lancar, debt to equity ratio penilaian ekuitas dan kewajiban

perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan, dan return on asset penilaian

pengembalian laba bersih ke dalam harta perusahaan untuk invetasi.

Penelitian ini membahas tentang Market Value Added. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Tujuan dalam penelitian

ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial secara signifikan antara

likuiditas terhadap market value added, struktur modal terhadap market value

added dan profitabilitas terhadap market value added serta apakah ada pengaruh

secara simultan terhadap market value added.

Sampel sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember pada tahun 2011 sampai dengan

2013, tersedia data mengenai harga saham selama periode tahun 2012 sampai

dengan 2014.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif dan tidak

signifikan antara likuiditas terhadap market value added, berpengaruh positif dan

signifikan antara struktur modal terhadap market value added dan profitabilitas

terhadap market value added. Dalam penelitian ini berpengaruh seacara simultan

dan signifikan anatara variabel independen yaitu likuiditas, struktur modal, dan

profitabilitas terhadap variabel dependen yaitu market value added.

Daftar Acuan : (2001-2014)

Jakarta, Agustus 2015

Lia Hanifa N.

Page 6: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

vi

KATA PENGANTAR

Bismil-laahir-rahmanir-raahiim

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kuasa-Nya yang telah diberikan kepada penulis, baik

berupa kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, skripsi yang berjudul “PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR

MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED

PADA PERUSAAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE

2011-2013) ”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Darma

Persada Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, sehingga

memungkinkan skripsi ini terwujud. Dengan kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak, Mama, Adik dan Saudara-saudaraku untuk doa, restu, kasih

sayang, perhatian, kesabaran dan dukungan yang mereka berikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Suami dan Anakku untuk doa, restu,, kasih sayang, perhatian,

kesabaran dan dukungan yang mereka berikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

vii

3. Bapak Sukardi H. Sentono, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Darma Persada yang memberikan pengarahan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Universitas Darma Persada yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

5. Ibu Sri Ari Wahyuningsih, Dra, MM selaku Pembimbing Akademik

yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis.

6. Bapak Jombrik, SE, MM selaku Dosen Pembimbing bagi penulis yang

dengan sabar, bijaksana serta sistematis membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu, tenaga dan

pikiran yang telah bapak berikan untuk penulis.

7. Seluruh Dosen, Staf Pengajar Jurusan Akuntansi, Pegawai Tata Usaha

dan petugas perpustakaan Universitas Darma Persada yang telah

memberikan ilmu, pengetahuan, kemudahan, ijin, bahan referensi dan

pengalaman yang berharga bagi penulis.

8. Teman-teman akuntansi 2010 dan 2011 yang telah memberikan

support, saran dan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang

telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi dan kuliah penulis

dari awal sampai akhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan

mempunyai banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

Page 8: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

viii

yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi kita semua khususnya

bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain yang membutukan.

Jakarta, Agustus 2015

Penulis

Page 9: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL SKRIPSI.............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv

ABSTRAK........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

DAFTAR ISI..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi

i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pasar Keuangan.............................................................. 8

2.1.1 Pengertian Pasar Modal......................................................... 8

2.1.2 Pengertian Pasar Uang........................................................... 16

2.2 Pengertian Struktur Modal................................................................ 19

2.3 Pengertian Market Value Added....................................................... 20

2.4 Pengertian Laporan Keuangan.......................................................... 23

2.4.1 Pemakai Laporan Keuangan.................................................. 26

2.4.2 Karakteristik Laporan Keuangan........................................... 27

2.4.3 Tujuan Laporan Keuangan.................................................... 29

2.4.4 Keterbatasan Laporan Keuangan........................................... 30

2.5 Pengertian Analisis Laporan Keuangan............................................ 31

2.5.1 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan................... 31

2.6 Analisis Likuidasi............................................................................. 32

2.6.1 Current Ratio......................................................................... 33

2.7 Analisis Struktur Modal.................................................................... 34

2.7.1 Total Debt to Equity Ratio..................................................... 35

2.8 Analisis Profitabilitas........................................................................ 36

2.8.1 Return on Asset...................................................................... 37

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu................................................................ 37

2.10 Kerangka Pikir................................................................................ 44

2.11 Hipotesa Penelitian......................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian.............................................................................. 47

3.2 Jenis Data......................................................................................... 47

3.3 Populasi dan Sampel........................................................................ 47

3.4 Pengumpulan Data........................................................................... 48

Page 10: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

x

3.5 Metode Analisis Data....................................................................... 49

3.5.1 Pengukuran Variabel.............................................................. 49

3.5.2 Uji Validitas........................................................................... 49

3.5.2.1 Deskriptif Uji Statistik.............................................. 50

3.5.2.2 Persamaan Regresi Linier......................................... 52

3.5.2.3 Deskriptif Pengujian Hipotesis................................. 53

3.5.2.4 Uji Koefisien Korelasi (R)........................................ 54

3.5.2.5 Uji Determinasi (R2)................................................. 55

3.6 Definisi Variabel Operasional........................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Objek Penelitian............................................................................... 58

4.2 Deskriptif Perhitungan Variabel....................................................... 61

4.2.1 Likuiditas Pada Current Ratio............................................... 61

4.2.2 Struktur Modal Pada Debt to Equity Ratio........................... 62

4.2.3 Profitabilitas Pada Return on Asset....................................... 63

4.2.4 Market Value Added.............................................................. 64

4.3 Uji Validitas...................................................................................... 65

4.3.1 Uji Normalitas....................................................................... 65

4.3.2 Uji Multikolinearitas............................................................. 66

4.2.3 Uji Autokorelasi.................................................................... 67

4.2.4 Uji Heterokedasitisitas.......................................................... 68

4.4 Uji Regresi Linear Berganda............................................................ 69

4.5 Uji Hipotesis..................................................................................... 71

4.5.1 Uji t........................................................................................ 71

4.5.2 Uji F....................................................................................... 75

4.6 Uji Regresi Besarnya Kontribusi X terhadap Y................................ 76

4.6.1 Uji Koefisien Korelasi (R).................................................... 76

4.6.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................. 77

4.7 Interpretasi Hasil Penelitian.............................................................. 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.2 Simpulan........................................................................................... 80

5.3 Saran.................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 82

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian................................................ 40

TABEL 2.2 Pengukuran Variabel............................................................. 49

TABEL 3.2 Daftar Darwin Watson.......................................................... 51

TABEL 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi............................. 55

TABEL 4.1 Sampel Sasaran..................................................................... 60

TABEL 4.2 Perhitungan Rata-Rata Current Ratio................................... 61

TABEL 4.3 Perhitungan Rata-Rata Debt To Equity Ratio....................... 62

TABEL 4.4 Perhitungan Rata-Rata Return On Asset............................... 63

TABEL 4.5 Perhitungan Rata-Rata Market Value Added........................ 64

TABEL 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas................................................... 66

TABEL 4.7 Collinearity Statistic (Tolerance and VIF)........................... 67

TABEL 4.8 Hasil Uji Autokorelasi.......................................................... 68

TABEL 4.9 Hasil Persamaan Regresi Linier............................................ 70

TABEL 4.10 Hasil Uji t.............................................................................. 72

TABEL 4.11 Hasil Uji F............................................................................. 75

TABEL 4.12 Hasil Uji Koefisien Korelasi (r)............................................ 76

Page 12: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1.1 Skema Kerangka Pikir...................................................... 44

GAMBAR 4.1 Uji Normalitas.................................................................. 65

GAMBAR 4.2 Uji Heterokedasitisitas...................................................... 69

GAMBAR 4.3 Hasil Hipotesis Current Ratio.......................................... 73

GAMBAR 4.4 Hasil Hipotesis Deb to Equity Ratio................................. 74

GAMBAR 4.5 Hasil Hipotesis Return On Asset....................................... 75

Page 13: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

perusahaan sangat bergantung pada pendanaan atau permodalan. Sumber

pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif

permanen hingga sumber pendanaan eksternal yang lebih berisiko, tanpa

pendanaan perusahaan tidak akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Masalah pendanaan sangat penting bagi perusahaan namun pihak manajemen

perusahaan juga harus cermat dalam mengambil keputusan pendanaannya. Hal

ini penting karena sumber pendanaan akan mempengaruhi struktur modal

dalam perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan

dimasa yang akan datang. Salah satunya adalah nilai tambah pasar (market

value added) dimana dapat menambah atau mengurangi nilai perusahaan

tersebut. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisis oleh pihak

manajemen sebelum memutuskan pendanaannya.

Menurut Hartanty (2011) dalam Fahmi (2011:179) “Keputusan sumber dana

yang dipakai untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan merupakan

keputusan yang sedehana tetapi memiliki implikasi kuat terhadap apa yang

akan terjadi dimasa yang akan datang. Kebutuhan dana untuk memperkuat

struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari internal dan eksternal,

dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari

tempat-tempat yang dianggap aman dan jika dipergunakan memiliki nilai

Page 14: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2

dorong dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan.” Dengan kata

lain dana itu dipakai untuk memperkuat struktur modal perusahaan, maka

perusahaan mampu mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien

serta tepat sasaran. Para investor dan calon investor harus mendapat informasi

hutang perusahaan dengan melihat struktur keuangan pada neraca keuangan,

yaitu keseluruhan sisi kanan (passiva) dari neraca yang terdiri dari hutang

jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Dari

struktur keuangan tersebut didalamnya akan tercakup tentang bagaimana

struktur modal suatu perusahaan yaitu sumber pembiayaan permanen

perusahaan berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, saham/modal

pemegang saham, yang menggambarkan bagaimana kondisi permodalan

perusahaan antara hutang jangka panjang dengan modal pemegang saham.

Dalam penelitian ini rasio yang akan digunakan adalah debt to equity ratio,

yaitu untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan

ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin

tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang

semakin tinggi dan hal ini dapat berpengaruh terhadap market value added.

Market Value Added merupakan indikator eksternal yang dapat mengukur

seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya,

atau dengan kata lain, MVA mengukur seberapa kemakmuran yang telah

dicapai atau dihilangkan oleh suatu perusahaan. Nilai MVA akan positif jika

kapitalisasi pasar lebih besar dibandingkan dengan modal pemegang saham dan

hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menambah kekayaan pemegang

Page 15: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

3

saham. Sebaliknya, Jika MVA menunjukan angka negatif, berarti akan

mengindikasikan seberapa besar kekayaan pemegang saham yang telah hilang.

Dengan demikian MVA merupakan indikator nilai perusahaan, yaitu bagaimana

meningkatkan kekayaan pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan

secara umum.

Market value added dapat dipengaruhi oleh likuiditas, likuiditas adalah

kemampuan suatu perusahaan menggunakan aset likuid untuk memenuhi

kewajibannya yang segera jatuh tempo atau dapat mengatasi hutang jangka

pendeknya . Pada umumnya informasi laba merupakan informasi yang paling

mendapat perhatian yg besar dari berbagai kalangan terutama para investor.

Namun, saat ini selain informasi laba, investor juga memperhatikan likuiditas

perusahaan sebagai dampak dari banyaknya perusahaan yang dilikuidasi karena

tidak mampu membayar pinjamannya. Likuiditas dapat diukur dengan rasio

lancar (current ratio),ratio cepat (quick ratio) dan rasio lambat (cash ratio).

Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, ratio cepat (quick ratio) adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid,

ratio lambat (cash ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan

kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Perusahaan yang mampu

mengatasi utang jangka pendek juga menikmati keuntungan dari citra positif

Page 16: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4

yang diperoleh dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan serta dapat

menambah nilai perusahaan.

Market value added dapat juga dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas

yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari segi pertumbuhan perusahaan untuk

tahun ke tahun para investor harus melihat tingkat pengembalian perusahaan ke

dalam aset untuk menambah investasi perusahaan, sebagai bukti bahwa

perusahaan mengalami perkembangan dalam setiap tahunnya dan mengalami

kemajuan, karena setiap return on asset yang disumbangkan dari laba bersih

maka sebanyakitu juga presentase pertumbuhan perusahaan yang diperoleh

sehingga akan berdampak pada kenaikan harga saham yang ditawarkan dan

akan menambah nilai pasar perusahaan, dalam penelitian ini rasio yang akan

digunakan adalah Return on investment (ROI)/Return on Aset (ROA), yaitu

untuk melihat tingkat keuntungan yang dihasilkan dari aset yang dimiliki

sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan

baik maka para pemakai laporan keuangan yang terdiri dari kreditur,supplier

dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan

laba dari penjualan dan investasi perusaaan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi

tentang laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia yang kemudian menulis skripsi

dengan judul “Pengaruh Likuiditas,Struktur Modal dan Profitabilitas

Terhadap Market Value Added Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Page 17: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

5

Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2011-2013.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap market value

added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

bursa efek indonesia periode 2011-2013?

2. Apakah struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap market

value added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap market value

added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

bursa efek indonesia periode 2011-2013?

4. Apakah Likuiditas, Struktur Modal, Profitabilitas Berpengaruh Secara

Signifikan Terhadap Market Value Added Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2011-2013?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

1) Menganalisis untuk mengetahui likuditas perusahaan yang diukur dengan

current ratio (CR) rata-rata dalam tiga tahun berpengaruh terhadap

Page 18: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

6

market value added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013.

2) Menganalisis untuk mengetahui struktur modal perusahaan yang diukur

dengan debt to equity ratio (DER) rata-rata dalam tiga tahun

berpengaruh terhadap market value added pada perusahaan sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode

2011-2013.

3) Menganalisis untuk mengetahui profitabilitas perusahaan yang diukur

dengan return on asset ratio (ROA/ROI) rata-rata dalam tiga tahun

berpegaruh terhadap market value added pada perusahaan sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode

2011-2013.

4) Menganalisis untuk mengetahui CR, DER dan ROA/ROI secara

simultan yang rata-rata dalam tiga tahun berpengaruh terhadap market

value added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1) Bagi penulis

Memperluas wawasan penulis mengenai likuiditas,struktur modal,

profitabilitas dan market value added perusahaan publik di indonesia

khususnya untuk di bidang manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di bursa efek indonesia

Page 19: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7

2) Bagi pihak lain :

a. Bagi perusahaan yang teraftar di Bursa Efek Indonesia diharapkan

penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi

manajemen dalam mengambil keputusan pendanaan perusahaan dalam

jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan bagi investor dan

calon investor yang melakukan investasi di pasar modal dimana hasil

penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembuatan keputusan

investasi serta dalam pengelolaan portofolio saham yang dimilikinya.

b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan menambah pengetahuan yang bermanfaat baik sebagai

refrensi untuk penelitian dimasa yang akan datang maupun sebgai

bahan perbandingan terutama untuk universitas darma persada.

Page 20: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pasar Keuangan

Menurut Sjahrial, (2012:12) Pasar keuangan terdiri atas :

“Lembaga dan mekanisme yang memungkinkan terciptanya aliran dana dari pihak yang memiliki dana berlebih (Surplus) kepada pihak yang memerlukan

dana dimana proses pemindahan dana secara cepat dan efisien”.

Pasar keuangan terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi

lagi menjadi pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui

penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham dan pasar

obligasi

2. Pasar uang, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan

investasi.

Dalam hal ini manajer keuangan dituntut disiplin dalam penggunaan dana

yaitu sumber dana jangka panjang dan setoran modal harus digunakan untuk

penggunaan/investasi dana jangka panjang juga seperti untuk pembelian tanah,

pembelian mesin, untuk ekspansi usaha dan lain-lain. Sumber dana jangka

pendek hanya digunakan bagi penggunaan dana dalam operasional perusahaan

yang bersifat jangka pendek pula (modal kerja). Yang paling fatal dan tidak

boleh dilakukan adalah sumber dana jangka pendek digunakan untuk

penggunaan investasi jangka panjang karena hal ini akan sangat mengganggu

likuiditas perusahaan.

Page 21: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

9

2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yaitu :

“Yang dimaksud pasar modal adalah suatu pasar yang mempunyai

kegiatan melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang

melibatkan perusahaan publik serta lembaga yang berkaitan dengan efek”.

Pengertian pasar modal menurut Sjahrial (2012:13) yaitu :

“Pengertian pasar modal dalam arti sempit merupakan kegiatan yang

mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang. Sedangkan

pengertian pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan

yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di

bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek”.

Menurut Tandelilin (2010:26) pengertian dari pasar modal yaitu :

“Pasar Modal (Capital Market) adalah pertemuan antara pihak yang

memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas”.

Menurut Bursa Efek Indonesia, yaitu :

“Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan”.

Menurut Anoraga (2001:5) pengertian pasar modal yaitu :

“Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang

memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial

assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk

mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi”.

Menurut Bursa Efek Indonesia fungsi pasar modal, yaitu :

Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan

dana dari investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan

ntuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lan lain.

Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada

instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Page 22: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

10

Menurut Anoraga, (2001:54) Instrumen pasar modal adalah :

Semua surat-surat berharga (Securities) yang diperdagangkan dibursa.

Beberapa instrumen yang umumnya diperdagangkan dipasar modal

menurut Tandelilin (2010: 30) antara lain :

1. Sekuritas di pasar ekuitas

a. Saham Biasa

Saham biasa (common stock) menyatakan kepemilikan suatu

perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti

kepemilikan suatu perusahaan. Pemilik saham biasa memiliki hak klaim

atasa penghasilan dan aktiva perusahaan. Apabila perusahaan

menghasilkan laba dalam menjalankan bisnisnya, maka sebagian atau

seluruh laba dapat dibagikan kepada pemiliknya, yaitu pemegang saham

sebagai dividen.

b. Saham Preferen

Saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda

dalam beberapa hal dengan saham biasa. Dividen dalam saham preferen

biasanya dibagikan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari

waktu ke waktu. Seperti yang disebutkann dengan istilah preferred

(dilebihkan), pembagian dividen kepada pemegang saham preferen lebih

didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.

c. Bukti Right

Bukti right merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada

pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga

Page 23: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

11

yang telah ditetapkan pada periode tertentu. Bukti right juga dikenal

dengan sebutan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Bukti right

diterbitkan melalui penawaran umum terbatas (right issue). Keputusan

penawaran umum terbatas ditetapkan dalam rapat umum pemegang

saham (RUPS). Dalam penawaran umum terbatas, perusahaan tidak

menjual saham barunya kepada masyarakat umum melainkan

menawarkannya kepadan para pemegang sahamnya dengan maksud

untuk menjaga proporsi kepemilikan.

d. Waran

Waran (warrant) adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan

harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Sama seperti bukti right,

perusahaan harus telah mencatatkan sahamnya di bursa efek karena

mungkin akan dikonversi oleh pemegang waran. Tapi berbeda dengan

right issue, waran biasanya dijual dengan sekuritas lain misalnya obligasi

atau saham. Periode perdagangan waran adalah jangka panjang antara 3-5

tahun.

2. Sekuritas di pasar obligasi

a. Obligasi

Obligasi (bond) dikeluarkan penerbitnya sebagai surat tanda bukti

hutang. Obligasi adalah surat sekuritas yang memuat janji untuk

memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan.

Obligasi itu sendiri merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi

kontrak antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya

Page 24: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

12

sebagai peminjam dana. Penerbit obligasi mempunyai kewajiban

kepada pemegangnya untuk mmembayar bunga secara regular sesuai

jadwal yang telah ditetapkan serta melunasi kembali pokok pinjaman

pada saat jatuh tempo.

b. Obligasi Konversi

Obligasi konversi memiliki karakteristik seperti obligasi biasa yang

mempunyai nilai nominal, memberikan kupon dan mempunya jatuh

tempo. Obligasi konversi adalah berbeda dengan obligasi biasa karena

dapat dituukar dengan saham biasa. Obligasi konversi mencantumkan

persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya setiap obligasi

konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa mulai tanggal

tertentu sampai dengan tanggal jatuh tempo.

3. Sekuritas di pasar derivative

Sekuritas derivatif (turunan) adalah asset finansial yang diturunkan dari

saham dan obligasi, dan bukan dikeluarkan perusahaan atau pemerintah untuk

mendapatkan dana. Saham dan obligasi menyatakan klaim terhadap asset

perusahaan. Sedangkan asset derivatif menyatakan klaim terhadap asset

finansial lainnya seperti saham dan obligasi atau terhadap harga dimasa

mendatang asset riil seperti emas dan komoditas.

a. Kontrak Berjangka

Kontrak berjangka (future contract) merupakan suatu perjanjian yang

dibuat hari ini yang diharuskan adanya transaksi dimasa mendatang. Ada

2 jenis kontrak berjangka yaitu kontrak berjangka komoditas (commodity

Page 25: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

13

futures) yaitu menggunakan underlying asset yang merupakan asset riil

berupa barang pertanian dan barang sumber daya alam seperti emas dan

perak. Jenis kedua adalah kontrak berjangka finansial (financial futures)

yang menggunakan underlying asset seperti saham dan obligasi.

b. Kontrak Opsi

Kontrak opsi (Option contract) adalah suatu perjanjian yang memberi

pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli atau menjual

suatu asset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu

selama waktu tertentu. Pengertian call dan put adalah penting bagi opsi.

Pemilik call option mempunya hak tetapi bukan kewajiban untuk

membeli asset induk atau asset acuan (Underlying asset) pada harga tetap

selama waktu tertentu. Sedangkan pemilik put option mempunyai hak

tetapi bukan kewajiban untuk menjual asset induk pada harga tetap selama

waktu tertentu.

Menurut Husnan (2005: 9) para lembaga yang terlibat di dalam kegiatan

pasar modal antara lain :

1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) adalah lembaga yang yang

mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Keberadaan bapepam

dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang

teratur wajar dan efisien, dan melindungi kepentingan pemodal dan

masyarakat. Perlindungan kepentingan ini maksudnya adalah

perlindungan dari perlakuan tidak fair dari emiten (misalnya informasi

yang tidak benar) ataupun dari perusahaan.

Page 26: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

14

2. Bursa Efek adalah Lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek.

Kegiatanan jual beli saham inilah yang dilakukan di bursa dengan

menggunakan jasa peusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut.

Dengan demikian para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar

mereka sendiri secara langsung, tetapi harus melewati anggota bursa di

bursa efek.

3. Lembaga Kliring dan Penjamin. Lembaga ini menyediakan jasa kliring

dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.Sama seperti pada saat

kita melakukan pembayaran dengan menggunakan cek, yang

kliringnya dilakukan oleh Bank Indonesia, lembaga ini melakukan jasa

kliring untuk jual beli efek di bursa efek. Dengan demikian setiap

transaksi akan melewati lembaga ini untuk untuk menyelesaikan

transaksinya.

4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Lembaga ini merupakan

lembaga yang menyediakan jasa kustodian (penyimpanan efek) sentral

dan penyelesaian transaksi efek.Efek-efek yang diperjualbelikan di

bursa tidaklah beredar secara fisik, tetapi hanya lewat catatan saja.

Efek-efek tersebut mungkin disimpan di berbagai bank kustodian,

perusahaan efek dan pihak lain. Lembaga inilah yang memberikan jasa

kustodian secara sentral.

5. Perusahaan Efek. Perusahaan efek dapat menjalankan usaha sebagai

penjamin emisi efek, perantara pedagang efek atau manajer investasi

setelah mendapatkan izin dari bapepam.Penjamin efek berarti

Page 27: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

15

perusahaan efek tersebut menjamin agar penerbitan sekuritas yang

dilakukan perusahaan dapat terjual semua. Untuk itu penjual akan

meminta underwriter untuk menjaminnya.

6. Reksa Dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di

investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

7. Kustodian. Yang bisa menjadi kustodian atau penitipan efek adalah

lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek atau bank

umum yang sudahn mendapat persetujuan bapepam. Kustodian

bertanggungjawab untuk menyimpan efek milik pemegang saham

rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara

kustodian dan pemegang rekening tadi.

8. Biro Administrasi Efek adalah perusahaan yang memelihara catatan

tentang pemilik saham.Dengan dilakukannya jual beli saham yang

diterbitkan, maka emiten harus dapat memelihara perubahan

tersebut.Karena emiten sulit melaksanakan sendiri.Kegiatan tersebut,

mereka kemudian menggunakan jasa biro administrasi efek.

9. Wali Amanat (Trustee). Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan

obligasi.Wali amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi.Wali

amanat bertugas melakukan penilaian terhadap keamanan obligasi yang

dibeli oleh para pemodal.

10. Akuntan. Peran akuntan public adalah memeriksa laporan keuangan

dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.Akuntan dituntut

Page 28: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

16

pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan yang berarti

laporan keuangan telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.

11. Notaris. Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS).Disamping itu, notaris juga perlu

meneliti keabsahan penyelenggaraan RUPS tersebut.

12. Konsultan Hukum. Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan

sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata

terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga keabsahan

dokumen-dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum

tersebut.

13. Penilaian (Appraisal). Penilaian merupakan perusahaan yang

melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan, untuk

memperoleh nilai yang wajar. Disamping melakukan penilaian

terhadap perusahaan yang akan melakukan emisi.

2.1.2. Pengertian Pasar Uang

Menurut Mailangkay, Jeina. (2013) mengatakan :

“Pasar Uang (Money market) pada dasarnya merupakan pasar untuk

sekuritas jangka pendek baik yang di keluarkan oleh bank dan perusahaan

umumnya maupun pemerintah”.

Menurut Nuzulina, Karimah. (2013) mengatakan :

“Pasar uang adalah komponen kunci dari sistem keuangan karena

merupakan titik tumpu dari operasi moneter yang dilakukan oleh bank

sentral dalam mengejar tujuan kebijakan moneter. Ini adalah pasar untuk

dana jangka pendek dengan jatuh tempo mulai dari semalam untuk satu

tahun dan termasuk instrumen keuangan yang dianggap pengganti dekat

uang .

Page 29: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

17

Menurut Anoraga, (2001:19) pasar uang adalah :

Merupakan pertemuan antara pihak yang bersurplus dana dengan

pihak yang berdefisit dana, dimana dananya berjangka pendek .

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa pasar uang merupakan

suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek

dapat menawarkan dananya kepada calon pemakai yang membutuhkannya,

baik secara langsung maupun melalui perantara.

Menurut Nuzulina, Karimah (2013) mengatakan :

“Fungsi pasar uang yaitu Fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi berarti mangalokasikan dana dengan cara yang paling

menguntungkan dari pihak yang memiliki dana ke pihak yang memerlukan

dana. Sedangkan fungsi keuangan menunjukan kegiatan seperti

transformasi jangka waktu, pemindahan resiko dan kemungkinan

memperoleh imbalan bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana”.

Menurut Nassarudin (2014) fungsi pasar uang secara lebih rinci

yaitu :

1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka

pendek

2. Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek

3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan investasi

4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit

jangka pendek kepada perusahaan di indonesia.

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya

kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau

sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang merupakan

sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan,

perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik

dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka

melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.

Page 30: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar

uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang

diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta

lembaga-lembaga pemerintah. Menurut Dahlan (2001:208). Instrumen

pasar uang yang ada di Indonesia:

1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI) Instrumen utang yang diterbitkan oleh

pemerintah atau bank sentral dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan

kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini

berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara

diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh

BI.

3. Sertifikat Deposito

Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya

dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito

berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau

diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga -

lembaga keuangan lainnya.

4. Commerecial Paper

Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh

perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada

investor dalam pasar uang.

Page 31: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

19

5. Call Money

Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya

untuk jangka waktu pendek.

6. Repurchase Agreement

Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa

penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut

pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu

7. Banker's Acceptance

Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada

eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk

membeli valuta asing.

Mekanisme pasar uang berbeda dengan pasar modal yang

perdagangannya dilakukan melalui bursa saham atau Stock Exchange,

Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya

dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC

(Over The Counter Market), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan)

melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta.

2.2. Pengertian Struktur Modal

Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan bisnisnya. Struktur

modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan.

Aktivitas pendanaan menurut Subramanyam (2012:19) yaitu :

“Metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan dan akan mengivestasikan ke

dalam berbagai aset perusahaan”.

Page 32: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

20

Struktur Modal menurut Abor (2008) dalam Mireku (2014) yaitu :

“Struktur modal sebagai campuran tertentu utang dan ekuitas perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasinya. Struktur modal merupakan klaim

utama untuk aset korporasi”.

Struktur Modal menurut Subramanyam (2011:263) yaitu :

“Struktur Modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan relatif sebagai sumber pendanaan.

Dengan demikian struktur modal dapat didefinisikan sebagai pendanaan

ekuitas dan utang perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasinya dan

dapat menjamin keberlangsungan hidup perusahaan.

2.3. Pengertian Market Value Added

Menurut Safitri, (2013). “Market Value Added (MVA) adalah :

“Merupakan alat investasi efektif yang mempresentasikan penilaian pasar atas kinerja perusahaan”.

Menurut Brigham (2001:68) dalam agustin, IC (2014) :

“Market Value Added dipatenkan dan dipopulerkan oleh sebuah perusahaan

konsultan Stern Steward Management Service (SSMS) dari Stern Steward & Co

yang berada di New York, Amerika Serikat.”

Menurut Niresh, (2014).”Market Value Added (MVA) dapat menyatakan :

“Besaran yang langsung mengukur penciptaan nilai. Penciptaan suatu nilai

ditujukan bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA yaitu

memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan

memaksimumkan selisih antara nilai pasar atas ekuitas (market value of equity)

dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam perusahaan (invested

capital).”

Menurut Brigham (2001:68) dalam agustin, IC (2014) :

“Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan

memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah

modal ekuitas yang diinvestasikan investor. Perbedaan ini disebut Nilai

Page 33: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

21

Tambah Pasar (Market Value Added) MVA dan menurut Brigham (2006: 68)

dirumuskan sebagai berikut

MVA = Nilai pasar dari saham - Ekuitas modal yang diberikan pemegang

saham

MVA = (saham beredar) x (harga pasar saham) - total ekuitas saham biasa

Kusnan (2006:65) dalam agustin , IC (2014). mengungkapkan bahwa

tujuan utama dari keputusan- keputusan keuangan adalah untuk

memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang

terdaftar di bursa, harga saham bisa dipergunakan sebagai acuan.

Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan

memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan ekuitas (modal

sendiri) yang diserahkan ke perusahaan oleh para pemegang saham (pemilik

perusahaan) perbedaan ini disebut dengan Market value Added (MVA) yang

dirumuskan dengan :

MVA = Nilai pasar saham – Modal sendiri yang disetor oleh pemegang saham

= (Jumlah saham beredar) (Harga pasar saham) – Total modal sendiri

Nilai tambah Pasar (MVA) Market Value Added didefinisikan sebagai

jumlah dimana nilai total perusahaan telah terapresiasi di atas jumlah nilai

uang yang senyatanya diinvestasikan ke dalam perusahaan oleh pemegang

saham. Nilai tambah pasar sama dengan harga saham perusahaan saat ini

dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dikeluarkan dikurangi investasi

pemilik saham (modal disetor), ini mewakili nilai yang telah ditingkatkan/

Page 34: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

22

ditambahkan pada kekayaan pemegang saham oleh manajemen dalam

mengelola bisnis (Raharjo, 2007:133).

Menurut Young dan O’Byrne (2001) dalam Agustin,IC (2014) kelebihan

penggunaan MVA di antaranya adalah MVA dapat mencerminkan keputusan

pasar mengenai bagaimana manajer suatu perusahaan sukses meningkatkan

kinerja perusahaan dengan menginvestasikan modal yang sudah

dipercayakan kepada perusahaan. MVA secara konseptual sebagai tolak ukur

kinerja juga memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan kelemahan MVA,

diantaranya:

1. MVA merupakan pengukuran kekayaan periodik pemegang saham

sehingga tidak dapat mengukur kinerja pada tingkat divisi.

2. Untuk suatu periode waktu tertentu, tidak memberikan solusi

peningkatan penciptaan kekayaan pemegang saham.

3. MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan dalam

perusahaan. Pengukuran MVA gagal memperhitungkan uang kas pada

masa lalu kepada pemegang saham.

Sementara hasil dari penelitian terdahulu seperti :

Sathya,M. (2012). Dalam kasus Reliance industri, teknologi Infosys,

Tata Steel, Tata motor, Maruthi Suzuki,Daya Tata, Bharat minyak, ONGC,

Oil India menunjukan hasil yang positif terhadap market value added. Oleh

karena itu,kinerja perusahaan tersebut dalam hal market value added adalah

baik. Ini menyiratkan dengan mudah bahwa perusahaan-perusahaan tersebut

dapat menambah kekayaan pemegang saham. Dalam kasus Reliance

Page 35: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

23

komunikasi menunjukan hasil yang negatif terhadap market value added. Ini

berarti bahwa kinerja perusahaan tersebut tidak memuaskan. Dengan kata

lain, perusahaan ini dapat menghancurkan kekayaan pemegang saham.

Panigrahi, et al. (2014). EVA (Economic Value Added) dan MVA telah

terbukti menjadi alat ukur kinerja yang sangat baik untuk memotivasi para

manajer untuk meningkatkan kinerja mereka. Namun, hasil akhir

menemukan bahwa ada hubungan negatif antara EVA dan MVA. Hubungan

negatif antara EVA dan MVA dibuktikan dengan terjadinya kerugian dalam

penggunaan modal pada perusahaan konstruksi.

2.4. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2004:17) Laporan Keuangan yaitu :

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahun buku yang bersangkutan. Singkatnya, laporan keuangan adalah

hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi”.

Menurut Harahap,(2001:105). Laporan keuangan adalah :

“Laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuagan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.

Salah satu sumber untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah

informasi keuangan. Laporan keuangan adalah salah satu sumber utama

informasi keuangan yang sangat penting dalampengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang

relevan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Definisi laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1

Tahun 2007 Paragraf 07 merumuskan bahwa laporan keuangan bagian dari

Page 36: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

24

proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,

sebagai laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dalam laporan lain

serta serta materi penjelasan yang merupakan bagin integral dari laporan

keuangan. Laporan keuangan juga merupakan pertanggung jawaban

manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menurut Standar

Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009) yang efektif mulai berlaku untuk

periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011,

Laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut

ini :

1) Laporan Posisi Keuangan (neraca) pada akhir periode.

Neraca adalah laporan keuangan dasar yang mempresentasikan posisi

keuangan perusahaan pada waktu tertentu, disebut juga statement of

financial position. Definisi lain neraca (balance sheet) merupakan

ringkasan dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan serta equity

pemegang saham.

2) Laporan laba rugi komprehensif selama periode.

Menurut Subramanyam (2012 : 24) “Laporan laba rugi mencerminkan

aktivitas operasi perusahaan yang menyediakan rincian pendapatan, beban,

untung dan rugi perusahaan.” Pada dasarnya laporan laba rugi merupakan

ringkasan penerimaan, biaya dan pengeluaran suatu perusahaan selama

satu periode akuntansi

Page 37: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

25

3) Laporan perubahan ekuitas selama periode.

Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan

aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan

prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus harus diungkapkan

dalam laporan keuangan.

4) Laporan arus kas selama periode. Disini dimuat sumber dan pengeluaran

kas perusahaan selama satu periode

5) Catatan atas laporan keuangan

Berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain

meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta

informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.

Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kas

atau setara kas diterima atau dibayar, dan dicatat dalam catatan akuntansi serta

dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan

yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak

hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas

tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta suber daya yang

mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu,

laporan keuagan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa

lainnya yag berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Page 38: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

26

2.4.1. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

sangat bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi

sebagian besar pemakai laporan keuangan. Terdapat dua kelompok pemakai

laporan keuangan. Pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah

manajemen perusahaan sementara pihak eksternal antara lain investor,

pemberi pinjamnya, pemasok dan kreditur lainnya, pelanggan, instansi

pemerintah seperti instansi pajak dan masyarakat.

Ketujuh kelompok pemakai laporan keuangan menurut Harahap,

(2010:7). yaitu :

1. Investor

Mereka mebutuhkan informasi laporan keuangan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

2. Karyawan

Mereka membutuhkan informasi keuangan untuk menilaikemamuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Mereka tertarik dengan informasi keuangan untuk memutuskan apakah

pinjaman yang diberikan serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh

tempo

Page 39: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

27

4. Pemasok dan kreditur lainnya

Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan unuk

memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh

tempo. Kreditur lainnya berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang

waktu yang lebih pendek. Tergantung pada kelangsungan hidup

perusahaan.

5. Pelanggan

Mereka tertarik dengan informasi keuangan untuk mengetahui

kelangsungan hidup perusahaan.

6. Instansi Pemerintah

Instansi pemerintah berkepentingan dengan informasi keuangan untuk

menyusun analisa ekonomi, serta membantu dalam penyusunan perkiraan

nasional.

7. Masyarakat

Masyarakat tertarik dengan informasi keuangan untuk mengetahui

kelangsungan hidup perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.

2.4.2. Karakteristik Laporan Keuangan

Informasi keuangan yang disjikan akan bermanfaat tentunya bila

memenuhi beberapa kriteria atau standar. Berikut adalah beberapa

karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut kieso (2011 : 44) :

1) Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus mudah dipahami

oleh pemakai memiliki kemampuanyang memadai tentang aktifitas

Page 40: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

28

ekonomi dan bisnis, akutansi serta kemauan mempelajarinya dengan

ketekunan yamg wajar

2) Relevan

Informasi harus relevan untuk kebutuhan pemakai, jika informasi

tersebut dapt mempengaruhi keputusan ekonomi dengan mengevaluasi

peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan. Relevansi suatu

informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya.

3) Keandalan

Informasi juga harus andal, maksudnya bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya.

4) Materialitas

Tingkat materialitas suatu transaksi dapat diukur bila terjadi kelalaian

untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai atas dasar laporan keuangan

yang disajikan.

5) Jujur

Informasi harus menggambarkan secara jujur transaksi serta peristiwa

yang disajikan dengan secara wajar

6) Netralitas

Artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada

kepentingan umum dan tidak berdasarkan tutuntan atau keinginan pihak

tertentu.

Page 41: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

29

7) Pertimbangan sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan

prakiraan dalam kondisi tidak pasti.

8) Kelengkapan

Informasi yang disajikan harus lengkap dalam batasan materialitas dan

biaya.

9) Dapat dibandingkan

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan

yang sama maupun dengan laporan keuangan.

10) Tepat waktu

Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai

dasar pengambilan keputusan ekonomi.

2.4.3. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kieso, (2011:40) tujuan laporan keuangan yaitu :

“Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

berguna bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam

menilai arus kas masa depan, dan informasi mengenai sumber daya

perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut. Dapat dijelaskan bahwa

laporan keuangan digunakan sebagai bahan penilaian dan pengambilan

keputusan investasi serta memberikan informasi tentang sumber daya

perusahaan yang dimiliki perusahaan”.

Menurut Sjahrial, (2012:25) tujuan laporan keuangan yaitu :

“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Page 42: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

30

Jadi laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan

kepada para pemakainya untuk memberikan informasi keuangan kepada para

pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.

2.4.4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut SAK dalam Harahap (2001:74) sifat dan keterbatasan laporan

keuangan adalah :

1) Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas

kejadian yang telah lewat.

2) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan

taksiran dan berbagai pertimbangan.

4) Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.

5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi

ketidakpastian.

6) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya.

7) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis

dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi

dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8) Adanya berbagai metode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan

tingkat kesuksesan antar perusahaan.

Page 43: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

31

9) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat

dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

2.5. Pengertian Analisis Laporan Keuangan.

Analisis laporan keuangan menurut Prawironegoro (2009:47) yaitu :

“Analisis laporan keuangan ialah kegiatan membandingkan kinerja

perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan perusahaan sejenis atau

dengan angka-angka keuangan periode sebelumnya”.

Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2001:190) yaitu :

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih

kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai

makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data

non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam

yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.

Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang

berkepentingan apabila data tersebut dibandingkan untuk dua periode atau

lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan

mendukung keputusan yang akan diambil.

2.5.1. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Prawironegoro (2009:47) mengatakan :

“Kinerja keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan

periode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan

periode masa lalu untuk melihat kenaikan atau penurunan kinerja keuangan”.

Hasil perbandingan itu menunjukan penyimpangan yang menguntungkan

atau merugikan, kemudian penyimpangan itu dicari penyebabnya. Salah satu

metode yang digunakan yaitu dengan teknik analisis fundamental.

Menurut Anoraga, (2001:108) teknik fundamental adalah :

Page 44: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

32

“Teknis analisis yang sangat berhubungan dengan kondisi keuangan

perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui

bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik

investor”.

Teknik analisis fundamental yang biasa digunakan dalam analisis

laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1) Analisis Arus Kas (Cash Flow Analysis)

2) Analisis Likuidasi (Liquidity analysis or working capital analysis)

3) Analisis Leverage (Leverage analysis or debt manajement analysis)

4) Analisis Profitabilitas (Profitability analysis)

5) Analisis Aktivitas (Activity analysis)

6) Analisis Penilaian (Valuation analysis)

7) Analisis Pertumbuhan (Growth analysis)

8) Analisis Kebangkrutan (Bankruptcy analysis)

9) Analisis Sistem Du Point.

2.6. Analisis Likuidasi (liquidity analysis or working capital analysis)

Menurut Prawironegoro (2009:55) likuidasi yaitu :

“Likuidasi adalah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo”.

Menurut Subramanyam (2011:241) likuiditas yaitu :

“Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendeknya. Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu

tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal

perusahaan”.

Kemampuan yang dimaksud ialah dapat diwujudkan bila jumlah harta

lancar lebih besar dari pada hutang lancar, perusahaan yang likuid ialah

perusahaan yang mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo,

Page 45: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

33

maka sebaliknya perusahaan yang tidak likuid ialah perusahaan yang tidak

mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo.

Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar

yang akan berinvestasi pada perusahaan, terutama dari pihak luar para kreditur

dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawan perusahaan. Oleh sebab itu

setiap perusahaan harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan dengan

pihak luar) dan likuidasi perusahaan (berhubungan dengan pihak dalam

perusahaan). Untuk itu memperbaiki likuiditas dapat dilakukan dengan cara,

pemilik menambah modal, menjual sebagian harta tetap, utang jangka pendek

dijadikan utang jangka panjang dan utang jangka pendek dijadikan modal

sendiri. Analisis rasio likuiditas yang akan digunakan yaitu :

2.6.1. Current Ratio

Menurut Murhadi, (2013:57) Rasio lancar (Current Ratio) adalah :

“Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh

tempo dalam waktu satu tahun. Liabilitas lancar digunakan sebagai penyebut

karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam waktu satu

tahun”.

Current ratio (CR) adalah rasio antara kekayaan yang lancar (yang

segera dapat dijadikan uang) dengan hutang lancar atau jangka pendek.

Current ratio yang terlalu tinggi menunjukan adanya kelebihan uang kas atau

aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. Selain

itu current ratio juga memperlihatan tingkat keamanan (margin of safety)

kreditur jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutang tersebut. Tetapi current ratio yang tinggi belum tentu

Page 46: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

34

menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang telah jatuh tempo,

karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.

Rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut :

Current Ratio =lancarKewajiban

LancarAset

2.7. Analisis Struktur Modal (leverage analysis or debt manajemen

analysis)

Teori struktur modal menjelaskan apakah perubahan komposisi pendanaan

akan mempengaruhi nilai perusahaan apabila keputusan investasi dan

kebijakan deviden dipegang konstan. Struktur modal mengacu pada sumber

pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang

relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang

lebih berisiko. Saat memperoleh pendanaan, perusahaan akan

menginvestasikannya pada berbagai aset. Aset mencerminkan sumber

keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan diperoleh dari pinjaman yang

dijamin oleh aset tertentu hingga aset yang tersedia sebagai pengaman umum

bagi kreditor tanpa jaminan.

Menurut Prawironegoro (2009:155) mengatakan :

“Leverage ialah penggunaan biaya tetap atas asset atau beban tetap atas dana

untuk meningkatkan hasil pengembalian pemilik perusahaan”.

Rasio hutang atau leverage menunjukan seberapa besar kebutuhan dana

perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai

leverage atau rasio leveragenya bernilai nol, maka artinya perusahaan

beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri tanpa pendanaan dari

Page 47: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

35

pihak luar atau dengan kata lain tanpa menggunakan hutang. Pada analisis

leverage rasio yang akan digunakan yaitu :

2.7.1. Total Debt to Equity Ratio

Menurut Safitri, (2013) yaitu :

“Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat leverage terhadap total shareholders equity yang dimiliki

perusahaan”.

Menurut Prawironegoro (2009:158) yaitu :

“Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio solvabilitas yang digunakan

untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan

jaminan semua hutang perusahaan”.

Rasio ini menunjukan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman

(hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio

hutang yang digambarkan dengan perbandingan antara seluruh hutang, baik

hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan modal sendiri

perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat

penggunaan hutang terhadap total shareholder equity yang dimiliki

perusahaan. Semakin besar hutang semakin besar resiko yang ditanggung

perusahaan. Oleh sebab itu, debt to equity ratio (DER) dapat memberikan

gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga

dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang. Rumus untuk

menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah :

Debt to Equiy Ratio = Ekuitas Total

Kewajiban Total

Page 48: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

36

2.8. Analisis Profitabilitas ( profitability analysis)

Analisis profitabilitas menyediakan evaluasi menyeluruh atas kinerja

perusahaan dan manajemennya. Analisis ini mengukur seberapa besar tingkat

laba yang dapat diperoleh perusahaan. Analisis Profitabilitas dapat

menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode

tertentu. Analisis ini juga digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelola

perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang

dilakukan.

Menurut Alshatti ,(2015) profitabilitas yaitu :

“Profitabilitas pada umumnya adalah hubungan antara keuntungan yang

dihasilkan oleh perusahaan dan kontribusi investasi terhadap pencapaian laba,

dan profitabilitas dianggap sebagai tujuan lembaga dan barometer untuk

menilai pendapatan. Profitabilitas diukur dengan baik hubungan antara

keuntungan dan penjualan, atau dengan hubungan antara keuntungan investasi

yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan”.

Menurut Murhadi, (2013:63) Rasio profitabilitas yaitu :

“Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan pada umumnya diambil dari laporan keuangan laba rugi”.

Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam melakukan peningkatan penjualan dan menekan biaya-biaya yang terjadi.

Selain itu, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan seluruh dana yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan

maksimal.

Untuk memperoleh laba diatas rata-rata, manajemen harus mampu

meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengurangi semua beban (expense).

Rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas ialah

Page 49: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

37

2.8.1. Return on Asset (ROA)

Menurut Murhadi, (2013:64) mengatakan :

“Return on Asset mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan

atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset dan harapannya

makin tinggi ROA , maka akan semakin naik”.

Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan

untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio

terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Semakin besar Return on

Asset menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin

besar. Return on Asset diguanakn untuk mengukur kinerja

perusahaan-perusahaan multinasional khususnya jika dilihat dari sudut

pandang profitabilitas dan kesempatan investasi. Return on Asset (ROA)

merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Return on Asset yang besarnya

dapat dihitung dengan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income

after tax terhadap total Asset. Rumus menghitung Return on Asset ialah :

Aset Total rata-Rata

bersih LabaAsset on Return

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendasari dugaan adanya pengaruh likuidasi rasio

yang digunakan current ratio, analisis leverage rasio yang digunakan debt to

equity ratio, dan analisis profitabilitas rasio yang digunakan return on asset

sebagai variabel independen terhadap market value added sebagai variabel

dependen adalah sebagai berikut :

Page 50: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

38

Aloy Niresh, J. dan Alfred,M. (2014). Korelasi dan regresi metode telah

digunakan untuk mengetahui Cara apa yang dapat dilakukan manajer keuangan

dalam leverage dan EVA untuk memaksimalkan MVA. Temuan

mengungkapkan tidak ada hubungan indikatif antara EVA dan MVA serta

leverage dan MVA,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA serta leverage

tidak berpengaruh secara simultan terhadap Market Value Added.

Sathya,M. (2012). Dalam kasus Reliance industri, teknologi Infosys, Tata

Steel, Tata motor, Maruthi Suzuki,Daya Tata, Bharat minyak, ONGC, Oil India

menunjukan hasil yang positif terhadap market value added. Oleh karena

itu,kinerja perusahaan tersebut dalam hal market value added adalah baik. Ini

menyiratkan dengan mudah bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dapat

menambah kekayaan pemegang saham. Dalam kasus Reliance komunikasi

menunjukan hasil yang negatif terhadap market value added . Ini berarti bahwa

kinerja perusahaan tersebut tidak memuaskan. Dengan kata lain, perusahaan ini

dapat menghancurkan kekayaan pemegang saham.

Panigrahi, et al. (2014). EVA dan MVA telah terbukti menjadi alat ukur

kinerja yang sangat baik untuk memotivasi para manajer untuk meningkatkan

kinerja mereka.Namun, hasil akhir menemukan bahwa ada hubungan negatif

antara EVA dan MVA. Hubungan negatif antara EVA dan MVA dibuktikan

dengan terjadinya kerugian dalam menggunakan modal pada perusahaan

konstruksi.

Aisyana, marsya dan sun, yen (2012). Hasil pengujian hipotesis

menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara return on asset

Page 51: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

39

(ROA) dengan market value added (MVA). Sedangkan variabel acid-test ratio

dan debt ratio memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap market

value added (MVA). Sementara itu variabel debt to equity ratio, times interest

earned (TIE), dan return on equity (ROE) berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan terhadap market value added (MVA).

Mertayasa, et al. (2014). (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara

simultan return on asset dan economic value added terhadap market value

added, (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial return on

asset terhadap market value added, (3) ada pengaruh positif dan signifikan

secara parsial economic value added terhadap market value added.

Ariyanti, Resti (2015). Secara simultan DER, ROE dan EVA memiliki

pengaruh terhadap MVA sebesar 51.8%. Secara parsial, variabel DER tidak

berpengaruh terhadap MVA, variabel EVA juga tidak berpengaruh terhadap

MVA. Sementara itu variabel yang berpengaruh terhadap MVA adalah ROE.

Duane, Vema Etika (2015). hanya variable CR yang berpengaruh terhadap

variable MVA. Sedangkan variable DER, ROA, dan EVA tidak berpengaruh

terhadap variable MVA,. Hasil pengujian simultan antara variabel CR, DER,

ROA, dan EVA terhadap variabel MVA terdapat pengaruh yang signifikan

secara simultan .

Ringkasan hasil dari peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1

Page 52: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

40

Tabel 2.1

Ringkasan hasil dari peneliti terdahulu

No Penelitian Variabel Hasil

1

J Aloy Niresh dan M

Alferd (2014),The

Association between

economic value

added,Market Value Added

and Leverage.

Vd: Market Value

Added

VI:

Leverage,EVA

tidak ada hubungan

indikatif antara EVA

dan MVA serta

leverage dan MVA,.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

EVA serta leverage

tidak berpengaruh

secara simultan

terhadap Market

Value Added.

2

Marsya Aisyana dan Yen

Sun (2012).Analisis

Pengaruh Likuiditas,

Solvabilitas,dan

Profitabilitas terhadap

Market Value Added .pada

perusahaan LQ 45

Vd: Market Value

Added

VI:

Likuiditas,Solvabi

litas,Pofitabilitas

pengaruh positif

yang signifikan

antara ROA dengan

MVA,

variabel acid-test

ratio dan debt ratio

memiliki pengaruh

positif tetapi tidak

signifikan terhadap

market value added

(MVA),Sementara

itu variabel debt to

equity ratio, times

interest earned

(TIE), dan return on

equity (ROE)

berpengaruh negatif

tetapi tidak

signifikan terhadap

market value added

(MVA).

3

Mertayasa. et al

(2014).Pengaruh Return

On Asset dan Economic

Value Added Terhadap

Vd: Market Value

Added

VI: ROA dan

(1) ada pengaruh

positif dan signifikan

secara simultan

return on asset dan

Page 53: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

41

Market Value Added Pada

Perusahaan Perbankan Go

Public

EVA economic value

added terhadap

market value added,

(2) tidak ada

pengaruh positif dan

signifikan secara

parsial return on

asset terhadap

market value added,

(3) ada pengaruh

positif dan signifikan

secara parsial

economic value

added terhadap

market value added.

4

Sathya, M. (2012). Market

Value Addition As The

Most Significant Measure

of Financial Performance.

Vd : Market Value

Added

VI: 10 perusahaan

terbaik di india.

Dalamkasus

Reliance industri,

teknologi Infosys,

Tata Steel, Tata

motor, Maruthi

Suzuki,Daya Tata,

Bharat minyak,

ONGC, Oil India

menunjukan hasil

yang positif terhadap

market value added.

Oleh karena

itu,kinerja

perusahaan tersebut

dalam hal market

value added adalah

baik. Ini

menyiratkan dengan

mudah bahwa

perusahaan-perusaha

an tersebut dapat

menambah kekayaan

pemegang saham.

Dalam kasus

Reliance komunikasi

menunjukan hasil

yang negatif

terhadap market

value added . Ini

Page 54: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

42

berarti bahwa kinerja

perusahaan tersebut

tidak memuaskan.

Dengan kata lain,

perusahaan ini dapat

menghancurkan

kekayaan pemegang

saham.

5

Panigrahi, et al. (2014).

Investigating Relationship

between EVA and MVA

of Selected Construction

Companies in Malaysia

Vd : EVA dan

MVA

VI : Perusahaan

Kontraktor di

malaysia

telah terbukti

menjadi alat ukur

kinerja yang sangat

baik untuk

memotivasi para

manajer untuk

meningkatkan

kinerja

mereka.Namun, hasil

akhir menemukan

bahwa ada hubungan

negatif antara EVA

dan MVA.

Hubungan negatif

antara EVA dan

MVA dibuktikan

dengan terjadinya

kerugian dalam

menggunakan modal

pada perusahaan

konstruksi.

6

Ariyanti, Resti (2015).

Pengaruh Debt To Equity

Ratio, Return On Equity,

dan Economic Value

Added Terhadap Market

Value Added Perusahaan

Publik Yang Termasuk

Dalam Jakarta Islamic

Index Tahun 2009-2013

Vd : Market Value

Added

VI : DER, ROE

dan EVA

secara simultan

DER, ROE dan EVA

memiliki pengaruh

terhadap MVA

sebesar 51.8%.

Secara parsial,

variabel DER tidak

berpengaruh

terhadap MVA,

variabel EVA juga

tidak berpengaruh

terhadap MVA.

Sementara itu

variabel yang

berpengaruh

Page 55: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

43

Sumber : Data diolah.

terhadap MVA

adalah ROE.

7

Duane Vema Etika

(2015).Pengaruh Current

Ratio (CR), Debt To

Equity Rqtio (DER),

Rerturn On Assets (ROA)

dan Economic Value

Added (EVA) Terhadap

Market Value Added

(MVA) Pada Perusahaan

Perbankan Yang Terdaftar

Dalam Indeks LQ45

Periode 2008-2012

Vd : CR, DER,

ROA ,EVA

VI : MVA

bahwa hanya

variable CR yang

berpengaruh

terhadap variable

MVA. Sedangkan

variable DER, ROA,

dan EVA tidak

berpengaruh

terhadap variable

MVA,. Hasil

pengujian simultan

antara variabel CR,

DER, ROA, dan

EVA terhadap

variabel MVA

terdapat pengaruh

yang signifikan dari

variabel independen

secara simultan

terhadap variabel

dependen.

Page 56: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

44

2.10. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Skema kerangka pikir

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia untuk masing-masing perusahaan diakses dan didownload penulis

dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Bursa Efek Indonesia

Kelompok perusahaan Manufaktur sektor industri barang

konsumsi

Laporan keuangan

(Neraca dan Laba

Rugi)

Periode 2011-2013

Laporan harga

saham

Periode 2012-2014

Analisis

likuiditas,Struktur

modal

dan profitabilitas

Analisis

market value added

Regresi Linear Berganda

Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e

Analisis Regresi Linear

Berganda

Simpulan

Page 57: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

45

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis pada laporan keuangan /

kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan 2013. Data yang

dianalisis berupa :

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan dasar yang mempresentasikan posisi

keuangan perusahaan pada waktu tertentu, disebut juga statement of

financial position. Definisi lain neraca (balance sheet) merupakan

ringkasan dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan serta equity

pemegang saham. Rasio likuiditas dan Debt to equity ratio dapat di

analisis dalam neraca atau laporan posisi keuangan tersebut yaitu berupa

asset lancar, kewajiban lancar, total asset dan total ekuitas pemegang

saham selama periode 2011 sampai 2013.

2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Selama Periode

Laporan laba rugi merupakan ringkasan penerimaan, biaya dan

pengeluaran suatu perusahaan selama satu periode akuntansi. Rasio

profitabilitas perusahaan dapat dianalisis dalam laporan laba rugi yaitu

berupa laba bersih setelah pajak selama periode 2011 sampai 2013.

Dalam menganalisis market value added data yang diperlukan adalah data

trading activities selama periode 2012 sampai 2013. Untuk memperoleh

gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain yaitu dengan metode analisis regresi linear berganda

dengan rumus Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e.

Page 58: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

46

2.11. Hipotesa Penelitian

Dari kerangka pemikiran tersebut maka hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini,dapat dinyatakan sebagai berikut :

Ha1: ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas likuiditas

dengan variabel terikat market value added

Ho1: tidak ada pengaruh secara signifikan secara parsial antara variabel

bebas likuiditas dengan variabel terikat market value added

Ha2: ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas struktur

modal dengan variabel terikat market value added

Ho2: tidak ada pengaruh secara signifikan secara parsial antara variabel

bebas struktur modal dengan variabel terikat market value added

Ha3: ada pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas

profitabilitas dengan variabel terikat market value added

Ho3: tidak ada pengaruh secara signifikan secara parsial antara variabel

bebas profitabilitas dengan variabel terikat market value added

Ha4: ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel bebas

likuiditas, struktur modal, profitabilitas dengan variabel terikat market

value added.

Ho4: tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel bebas

likuiditas, struktur modal, profitabilitas dengan variabel terikat market

value added

Page 59: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan

tahunan perusahaan manufaktur industri sektor barang dan konsumsi yang go

public di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman

Kavling 52-53 Jakarta. Pengumpulan data dan penelitian akan dilakukan pada

bulan April s/d Juni 2015 di website Bursa Efek Indonesia : www.idx.co.id..

3.2. Jenis Data yang Digunakan

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sumber data adalah data

sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang diperoleh dari pusat Resferensi Pasar Modal gedung Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2014 di website Bursa Efek Indonesia : www.idx.co.id.

Jenis data yang diunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Kuantitatif

Merupakan data berupa angka yang terdapat dalam laporan keuangan

tahunan (annual report) masing-masing perusahaan dengan tahun fiskal yang

berakhir 31 Desember yang terdiri dari laporan laba rugi,neraca,harga saham

dan data lain yang berkaitan dengan masalah penelitian tahun 2011- 2014.

3.3. Populasi dan Sample

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari sejumlah elemen yang sejenis

dan dapat dibedakan (distinguishable) menjadi objek penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah kelompok Emiten sektor industri barang konsumsi

Page 60: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

48

yang listed pada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan periode yang diteliti ialah

tahun 2011 sampai dengan 2014, terdapat 40 populasi yang terdaftar.

Sedangkan sample penelitian diambil dengan metode purposive sampling

(Pemilihan sample dengan kriteria tertentu), Kriterianya antara lain:

1. Kelompok Emiten sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) hingga 2014

2. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian 2011-2014.

3. Tersedia nilai harga saham , selama kurun waktu tahun 2011-2014.

4. Perusahaan tidak mengalami delisting pada periode 2011-2014.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas, dari 40 perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia , 1

Perusahaan mengalami delisting, 2 Perusahaan yang baru terdaftar tahun 2014 ,

6 Perusahaan yang diolah data tidak lengkap, maka sampel untuk kelompok

emiten sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria adalah 31

perusahaan.

3.4. Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data untuk

penelitian ialah laporan keuangan tahun 2012 sampai dengan 2013 dan

pergerakan harga saham dari tahun 2012 sampai dengan 2014, untuk

masing-masing perusahaan diakses dan didownload penulis dari website Bursa

Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Page 61: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

49

3.5. Metode Analisa Data

3.5.1. Pengukuran Variabel

Dalam analisa data untuk mendapatkan hasil dari tujuan peneliti, maka

dilakukan pengukuran atas variabel-variabel yang akan diteliti, sehingga

untuk menghitung variabel-variabel dalam persamaan matematik, Peneliti

menggunakan metode pengukurannya pada tabel 2.2 berikut

Tabel 2.2

Pengukuran Variabel

Sumber : Data diolah

3.5.2. Uji Validitas Data

Untuk mencari hubungan variabel independen variabel dependen peneliti

menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22 untuk menganalisis

data, tujuannya mempermudah dalam penghitungan penelitian ini. Beberapa

deskriptif metode analisis yang harus dilakukan untuk pengujian data yang

Jenis

Variabel

Nama

Variabel

Pengukuran

Variabel

Metode Pengukuran

Dependen MVA Desimal

(Jumlah saham yang beredar x

harga pasar saham) - Total

ekuitas saham biasa

Independen

CR

Desimal LancarKewajiban

LancarAset

DER

Desimal Ekuitas Total

Kewajiban Total

ROA

Desimal Aset Total rata-Rata

PajakSetelah Bersih Laba

Page 62: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

50

telah dihitung mnurut pengukuran variabel yang telah dihitung menurut

pengukuran variabel yang telah ditentukan, untuk memperoleh hasil

hipotesis.

3.5.2.1 Deskriptif Uji Statistik

Metode analisis dapat dilakukan jika uji validitas telah terpenuhi,

tujunnya untuk menghindari penyimpangan validitas data, agar tdak timbul

masalah dalam melakukan analisis, model uji validitas terpenuhi jika :

a. Uji Normalitas

Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakakah dalam model regresi

ini variabel dependen dan variabel independen terdistribusi normal/tidak.

Penguji dilkukan dengan meihat penyebaran data/titik pada sumbu

diagonal grafik.

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukan adanya hubungan korelasi linear antara

dua atau lebih variabel bebas dari model regresi. Dengan adanya

multikolinearitas maka standar kesalahan masing-masing koefisien

sangat besar pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat

dideteksi.

Page 63: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

51

Untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dari

dari variabel bebas VIF (Variance inflantion factor) dan Tolerance.

Pedoman model regresi yang bebas multikolinearitas ialah mempunyai

VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka tolerance mendekati 1.

c. Uji Autokorelasi

Non - autokorelasi berarti bahwa gangguan di satu observasi tidak

berkorelasi dengan gangguan observasi lainnya. Adanya autokorelasi

menyebabkan uji F dan uji t tidak dapat diterapkan karena memberi hasil

yang tidak valid. Tentu saja model regresi yang baik harus bebas dari

autokorelasi. Acuan dari hasil korelasi, dapat melihat pada daftar Darwin

Watson table 3.2, Sebagai acuan peneliti.

Tabel 3.2

Daftar Darwin Waston

Sumber : Arikunto (2010 : 198)

d. Uji Heterokedasitisitas

Uji heterokedasitisitas adalah menguji model regresi, apakah terjadi

ketidaksamaan dari residual dari satu pengamatan yang lain. Bila uji

pengganggu konstan maka terjadi homokedastisitas, sedangkan bila

mengganggu tidak konstan maka terjadi heterokedasitisitas.

Nilai Darwin

Watson Nilai D

Keterangan

D - D1 < 1,10 Ada autokorelasi

D1 - D2 1,10 - 1,54 Tidak ada kesimpulan/ragu-ragu

D2 - D3 1,55 - 2,46 Tidak ada autokorelasi

4D - 4D1 2,46 - 2,90 Tidak ada kesimpulan/ragu-ragu

4 - D1 - 4 > 2,91 Ada autokorelasi

Page 64: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

52

Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heterokedasitisitas bisa

digunakan metode grafis. Grafis dilakukan dengan melihat grafis

scatter plot untuk melihat ada atau tidaknya pola tertentu. Dasar

pengambilan keputusannya jika ada pola tertentu, serta titik yang

teratur maka terjadi heterokedasitisitas.

3.5.2.2. Persamaan Regresi Linier

Metode analisis yang digunakan dalan penelitian ini adalah dengan

memakai metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linear

Regresion) untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai

pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dengan

persamaan secara matematik sebagai berikut :

Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e

Keterangan :

Y = Market Value Added

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1= Current Ratio (CR)

X2= Debt to Equity Ratio (DER)

X3= Return On Asset (ROA)

e = Error

Rumus yang digunakan untuk mencari α dan β adalah :

α = (ΣX2)(ΣY) - (ΣX)(ΣXY)

nΣX2

- (ΣX)2

Page 65: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

53

β = nΣXY - (ΣX)(ΣY)

nΣX2

- (ΣY)

(Arikunto 2010 : 206 )

Dengan menggunakan rumus-rumus tersebut, dapat didapatkan besar

atau kecilnya pengaruh likuiditas, struktur modal, profitabilitas terhadap

market value added dan hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam

penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan program IBM

SPSS Statistics Version 22 .

3.5.2.3 Deskriptif Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara individu/parsial terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel lain bersifat konstan. Untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual

terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5%.

b. Uji f

Uji f dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat digunakan tingkat

signifikan 5%.

Page 66: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

54

3.5.2.4. Uji Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kekuatan (keeratan) suatu pengaruh antar variabel. Rumus yang

digunakan untuk menghitung kontribusi likuiditas,struktur modal dan

profitabilitas terhadap market value added adalah product moment

sebagai berikut :

rXY = NΣXY - (ΣX) (ΣY)

√{NΣX2 - (ΣX)

2}-{NΣY2 - (ΣY)

2}

(Arikunto 2010 : 256)

Keterangan :

Rxy = Koefisien determinasi x dan y

N = Jumlah Subjek

ΣX = Jumlah variabel likuiditas,leverage,dan

profitabilitas

ΣY = Jumlah variabel market value added

ΣXY = Jumlah perkalian antara dua variabel

ΣX2 = Jumlah kuadrat variabel X

ΣY2 = Jumlah kuadrat variabel Y

Dalam penelitian ini digunakan program IBM SPSS Statistic version

21 untuk menganalisis data yang ada. Hasil yang diperoleh dari analisis

korelasi tersebut dapat diinterpretasikan dengan berpedoma pada tabel

3.3 berikut ini :

Page 67: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

55

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber : (Arikunto 2010 :258)

3.5.2.5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dalam regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel

independen (X1,X2,X3,.......Xn) secara serentak terhadap variabel

dependen (Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar presentase

variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu

menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak

ada sedikitpun pengaruh presentase sumbangan pengaruh yang diberikan

variabel independen terhadap variabeldependen, atau variasi variabel

independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun

variasi dependen Sebaliknya r2 sama dengan 1, maka presentase

sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen teradap

variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen

yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel

Interval Koefisien Tingkatan Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Page 68: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

56

dependen. Adapun rumus dalam menghitung koefisien determinan

adalah :

KD = r2

X 100%

Dalam penelitian menggunakan koefisien determinan

menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22, maka Adjusted r2

dapat dilihat pada output SPSS yaitu pada model summary.

3.6. Definisi Variabel Operasional

Berdasarkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat

didefinisikan sebagai berikut:

1) Market Value Added adalah ukuran peningkatan kekayaan dari pemegang

saham. Jika kapitalisasi pasar lebih besar dibandingkan dengan modal

pemegang saham biasa hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat

menambah kekayaan pemegang saham.

2) Current Ratio penilaian atas jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan,

adalah ukuran kinerja dari sisi likuiditas yaitu mengukur kemampuan

perusahaan untuk mengukur jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu

mengatasi utang jangka pendek juga menikmati keuntungan dari citra

positif yang diperoleh dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan

serta dapat menambah nilai perusahaan.

3) Debt to Equity Ratio adalah rasio solvabilitas yang digunakan untuk

mengukur kemampuan modal perusahaan untuk dijadikan jaminan semua

hutang perusahaan. Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur

Page 69: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

57

tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder equtiy yang dimiliki

perusahaan.

4) Return on Assets Ratio penilaian atas laba bersih setelah pajak yang

diterima perusahaan untuk diinvestasikan kembali kedalam aset

perusahaan sebagai modal operasional kegiatan peusahaan, dengan

perhitungan nilai laba bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah aset,

maka nilai yang didapat untuk melihat pertubuhan perusahaan serta dapat

melihat nilai perusahaan.

Page 70: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Objek Penelitian

Bursa efek indonesia (BEI) disebut juga Jakarta Stock Exchange (JSX)

merupakan suatu perseran terbatas swasta yang sahamnya dimiliki oleh anggota

bursa dan mendapat izin operasi dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

BEI merupakan institusi yang terpusat sebagai suatu sarana untuk

mempertemukan kekuatan penawaran dan permintaan efek. Harga ditentukan

berdasarkan arus pesanan jual beli. Jika arus pesanan sangat kuat dibandingkan

arus beli maka secara otomatis akan menyebabkan pergerakan saham menjadi

turun. Demikian juga sebaliknya, jika arus beli lebih besar dibandingkan arus

jual maka harga akan bergerak naik. Peraturan perdagangan dibursa maupun

kebijakan pencatatan (listing police) yang dikeluarkan oleh pengelola bursa

harus disahkan oleh otoritas pasar modal yakni Bapepam.

Perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar dari seluruh perusahaan

yang listing di BEI. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri

manfaktur mencakup berbagai jenis usaha, antara lain :

1. Industri dasar dan kimia

Industri ini terdiri dari industri semen, industri keramik, industri porselen,

industri kaca, industri logam, industri kimia, industri plastik kemasan,

industri pakan ternak dan industri pulpen dan kertas.

Page 71: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

59

2. Aneka Industri

Kelompok industri ini terbagi menjadi beberapa industri, antara lain industri

mesin dan alat berat, industri otomotif dan komponennya, industri

assembling, textile dan garmen, industri sepatu dan alas kaki lain, industri

kabel dan industri barang elektronik.

3. Industri barang konsumsi

Industri ini terdiri dari industri makanan, industri minuman, industri rokok,

industri farmasi dan industri kosmetik.

Keseluruhan kelompok emiten sektor industri barang konsumsi terdiri dari

40 perusahaan, yang memenuhi untuk diambil sebagai sample sasaran

berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan terdiri dari 31 perusahaan, 1

perusahaan mengalami delisting, 2 perusahaan baru listing, dan 6 perusahaan

data yang dimiliki tidak valid. Adapun nama-nama perusahaan yang terpilih

menjadi sampel sasaran, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Page 72: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

60

Tabel 4.1

Sampel Sasaran

No Kode Emiten Nama Emiten

1 ADES Akasa Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

5 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk

6 DLTA Delta Djakarta Tbk

7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

8 GGRM Gudang Garam Tbk

9 HMSP HM Sampoerna Tbk

10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

11 INAF Indofarma Tbk

12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

13 KAEF Kimia Farma Tbk

14 KLBF Kalbe Farma Tbk

15 MBTO Martina Berto Tbk

16 MERK Merc Tbk

17 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

18 MRAT Mustika Ratu Tbk

19 MYOR Mayora Indah Tbk

20 PYFA Pyridam Farma Tbk

21 RMBA Bentoel International Investama Tbk

22 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

23 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

24 SKBM Sekar Bumi Tbk

25 SKLT Sekar Laut Tbk

26 STTP Siantar Top Tbk

27 TCID Mandom Indonesia Tbk

28 TSPC Tempo scan Pacipic Tbk

29 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

30 UNVR Unilever Indonesia Tbk

31 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

Sumber : www.idx.co.id/data diolah

Page 73: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

61

4.2. Deskriptif Perhitungan Variabel

Deskriptif mengenai hasil perhitungan variabel dependen (Y) Market Value

Added dan variabel independen (X1) Current Ratio, (X2) Debt to Equity Ratio,

(X3) Return on Asset dapat dijabarkan sebagai berikut :

4.2.1. Likuiditas Pada Current Ratio

Hasil perhitungan untuk kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi pada rata-rata current ratio dapat dilihat di tabel 4.2.

Tabel 4.2

Perhitungan rata-rata Current Ratio

No Kode Current Ratio Tahun Rata-rata

Current Ratio 2011 2012 2013

1 ADES 1.7088 1.9416 1.8096 1.820

2 AISA 1.8935 1.2695 1.7503 1.638

3 ALTO 1.8677 2.1430 1.8360 1.949

4 CEKA 1.6869 1.0271 1.6322 1.449

5 DNET 0.9956 0.8627 1.5623 1.140

6 DLTA 6.0091 5.2646 4.7054 5.326

7 DVLA 4.8304 4.3102 4.2414 4.461

8 GGRM 2.2448 2.1702 1.7221 2.046

9 HMSP 1.7493 1.7758 1.7526 1.759

10 ICBP 2.8711 2.7625 2.4106 2.681

11 INAF 1.5380 2.1025 1.3036 1.648

12 INDF 1.9095 2.0032 1.7700 1.894

13 KAEF 2.7475 2.8250 2.4267 2.666

14 KLBF 3.6527 3.4054 2.8393 3.299

15 MBTO 4.0810 3.7102 3.9914 3.928

16 MERK 7.5152 3.8712 3.9795 5.122

17 MLBI 0.9942 0.5805 0.9775 0.851

18 MRAT 6.2707 6.0171 6.0541 6.114

19 MYOR 2.2187 2.7611 2.0899 2.357

20 PYFA 2.5399 2.4134 1.5368 2.163

21 RMBA 1.1196 1.6427 1.1787 1.314

22 ROTI 1.2835 1.1246 1.1364 1.182

23 SKBM 1.8362 1.2454 1.3302 1.471

24 SKLT 1.6974 1.4148 1.2275 1.447

25 STTP 1.0348 0.9975 1.1424 1.058

26 TCID 11.7429 7.7265 3.5732 7.681

27 TSPC 3.0830 3.0933 2.9619 3.046

28 ULTJ 1.5209 2.0182 2.4701 2.003

29 UNVR 0.6867 0.6683 0.6964 0.684

30 WIIM 2.4300 2.0622 2.4300 2.307

31 SCPI 3.7793 2.7177 2.6060 3.034

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 74: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

62

4.2.2. Struktur Modal Pada Debt to Equity Ratio

Hasil perhitungan untuk kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi pada rata-rata Debt to Equity Ratio dapat dilihat

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Perhitungan rata-rata Debt to Equity Ratio

No Kode Debt to Equity Ratio Tahun Rata-rata

Debt to Equity Ratio 2011 2012 2013

1 ADES 1.5134 0.8606 0.6658 1.013

2 AISA 0.9589 0.9020 1.1304 0.997

3 ALTO 0.8984 0.7183 1.7705 1.129

4 CEKA 1.0327 1.2177 1.0248 1.092

5 DNET 0.3332 0.3244 0.0004 0.219

6 DLTA 0.2151 0.2459 0.2815 0.248

7 DVLA 0.2753 0.2770 0.3010 0.284

8 GGRM 0.5921 0.5602 0.7259 0.626

9 HMSP 0.8993 0.9722 0.9360 0.936

10 ICBP 0.4214 0.4811 0.6032 0.502

11 INAF 0.8301 0.8284 1.1911 0.950

12 INDF 0.6952 0.7375 1.0351 0.823

13 KAEF 0.4325 0.4478 0.5218 0.467

14 KLBF 0.2699 0.2776 0.3312 0.293

15 MBTO 0.3524 0.4025 0.2591 0.338

16 MERK 0.1825 0.3664 0.3606 0.303

17 MLBI 1.3023 2.4932 0.8046 1.533

18 MRAT 0.1787 0.1803 0.1636 0.174

19 MYOR 1.7220 1.7063 1.4937 1.641

20 PYFA 0.4325 0.5489 0.8649 0.615

21 RMBA 1.8185 2.6049 7.4859 3.970

22 ROTI 0.3892 0.8076 1.3150 0.837

23 SCPI 1.3470 2.4483 7.0831 3.626

24 SKBM 0.8059 1.2632 1.4744 1.181

25 SKLT 0.7432 0.9288 1.1625 0.945

26 STTP 0.9074 1.1560 1.1178 1.060

27 TCID 0.1082 0.1502 0.2392 0.166

28 TSPC 0.3954 0.3817 0.4000 0.392

29 ULTJ 0.5538 0.4439 0.3952 0.464

30 UNVR 1.8477 2.0201 2.1373 2.002

31 WIIM 0.6163 0.8395 0.5729 0.676

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 75: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

63

4.2.3. Profitabilitas Pada Return on Asset

Hasil perhitungan untuk kinerja keuangan perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi pada rata-rata Return on Asset Ratio dapat dilihat

pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Perhitungan rata-rata Return on Asset /ROI

No Kode Return On Asset Tahun Rata-rata

Return On Asset/ROI 2011 2012 2013

1 ADES 0.0818 0.4285 0.2524 0.254

2 AISA 0.0418 0.0656 0.0691 0.059

3 ALTO 0.0152 0.0498 0.0080 0.024

4 CEKA 0.1170 0.1135 0.1197 0.117

5 DNET 0.0405 0.0263 0.0536 0.040

6 DLTA 0.2179 0.5727 0.6240 0.472

7 DVLA 0.1303 0.2771 0.1309 0.179

8 GGRM 0.1268 0.1960 0.1727 0.165

9 HMSP 0.4162 0.7578 0.7888 0.654

10 ICBP 0.1357 0.2571 0.2144 0.202

11 INAF 0.0331 0.0713 -0.0838 0.007

12 INDF 0.0913 0.1611 0.0875 0.113

13 KAEF 0.0957 0.1935 0.1745 0.155

14 KLBF 0.1841 0.3727 0.3483 0.302

15 MBTO 0.0788 0.1494 0.0522 0.093

16 MERK 0.3956 0.3787 0.5035 0.426

17 MLBI 0.4156 0.7871 1.3382 0.847

18 MRAT 0.0660 0.1350 -0.0305 0.057

19 MYOR 0.0733 0.1793 0.1970 0.150

20 PYFA 0.0438 0.0781 0.0708 0.064

21 RMBA 0.0483 -0.0932 0.2258 0.060

22 ROTI 0.1527 0.2476 0.1734 0.191

23 SCPI -0.0813 -0.0562 -0.0326 -0.057

24 SKBM 0.0364 0.0879 0.2342 0.119

25 SKLT 0.0279 0.0638 0.0758 0.056

26 STTP 0.0457 0.1194 0.1557 0.107

27 TCID 0.1238 0.2384 0.2185 0.194

28 TSPC 0.1380 0.2742 0.2361 0.216

29 ULTJ 0.0465 0.2920 0.2313 0.190

30 UNVR 0.3973 0.4038 0.7151 0.505

31 WIIM 0.1748 0.1281 0.2038 0.169

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 76: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

64

4.2.4. Market Value Added

Hasil perhitungan untuk nilai tambah pasar perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi pada rata-rata market value added dapat dilihat pada

tabel 4.5.

Tabel 4.5

Perhitungan rata-rata Market Value Added

No Kode Market Value Added Tahun Rata-rata

MVA 2012 2013 2014

1 ADES 0.6558 0.9958 0.2871 0.646

2 AISA 0.5625 0.6017 2.3783 1.181

3 ALTO 1.2474 3.8700 2.4850 2.534

4 CEKA 1.6083 0.7950 1.4883 1.297

5 DNET 1.5116 0.3808 1.1767 1.023

6 DLTA 194.9583 31.4667 368.0000 198.142

7 DVLA 3.8000 7.4450 5.5150 5.587

8 GGRM 107.0833 86.9667 105.5917 99.881

9 HMSP 525.3750 736.9167 691.8333 651.375

10 ICBP 60.8333 102.7500 60.8333 74.806

11 INAF 0.1750 0.4167 0.0108 0.201

12 INDF 50.5208 67.0000 67.3750 61.632

13 KAEF 3.3458 6.0042 8.8375 6.063

14 KLBF 312.0000 128.2500 160.0000 200.083

15 MBTO 1.9500 1.8083 0.4550 1.404

16 MERK 144.4972 183.7083 180.7750 169.660

17 MLBI 618.8417 11,542.1667 941.0667 4,367.358

18 MRAT 2.4600 2.0900 1.2386 1.930

19 MYOR 38.7001 55.6418 54.4500 49.597

20 PYFA 0.2608 0.3442 0.6225 0.409

21 RMBA 11.8000 9.0416 8.2666 9.703

22 ROTI 45.9583 58.3250 10.1667 38.150

23 SCPI 37.7083 27.0000 27.0000 30.569

24 SKBM 1.9000 2.7208 7.6042 4.075

25 SKLT 0.4000 0.2000 1.8458 0.815

26 STTP 5.5167 11.5333 25.4042 14.151

27 TCID 15.9500 21.0000 29.7625 22.238

28 TSPC 56.3750 72.9166 56.7916 62.028

29 ULTJ 3.8834 16.4334 18.2146 12.844

30 UNVR 2,274.2500 2,775.9170 3,015.5000 2,688.556

31 WIIM 5.6000 6.0500 4.3875 5.346

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 77: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

65

4.3. Uji Validitas Data

Uji validitas bertujuan untuk menghindari penyimpangan validitas data, agar

tidak timbul masalah dalam melakukan analisis, hasil dari model uji validitas

sebagai berikut.

4.3.1. Uji Normalitas

Dengan melakukan uji normalitas hal ini merupakan syarat untuk melihat

sample data yang diolah dalam model analisis berasal dari populasi

berdistribusi normal. Data yang baik adalah data yang penyebarannya tidak

terlalu luas atau berada disekitar garis diagonal sehingga tidak menggangu

model analisis. Hasil uji normalitas yang telah diolah menggunakan program

IBM SPSS Statistic Version 22, pada gambar 4.1.

Sumber : Ouput pengolahan spss versi 20/ Data sekunder yang diolah

Page 78: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

66

Dari hasil pengolahan pada gambar 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa

sampel data dapat digunakan untuk model analisis karena sampel data

menyebar disekitar garis diagonal sehingga syarat normalitas terpenuhi.

4.3.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukan adanya hubungan korelasi antara dua

variabel bebas dari model regresi. Pedoman suatu model regresi yang bebas

dari multikolinearitas adalah mempunyai VIF (Variance inflation factor)

disekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1 dan hubungan X1

dengan X2 < 0.5 hubungan X1 dengan X3 <0.5, dan hubungan X2 dengan X3

<0.5.Hasil dari uji multikolinearitas yang telah diolah menggunakan program

IBM SPSS Statistic Version 22 dapat dilihat besaran korelasi antar variabel

bebas pada tabel 4.6 dan untuk melihat besaran VIF terdapat pada tabel 4.7.

Tabel 4.6

Hasil pengolahan SPSS

Sumber : Ouput pengolahan spss versi 22/ Data sekunder yang diolah

Dari hasil tabel 4.6 korelasi variabel (CR) dengan variabel (DER) nilainya

0.388 < 0.5, korelasi variabel (CR) degan variabel (ROA) nilainya 0.005 < 0.5

Coefficient Correlationsa

Model ROA CR DER

1 Correlations ROA 1.000 .005 .096

CR .005 1.000 .338

DER .096 .338 1.000

Covariances ROA 257991.788 172.229 5870.789

CR 172.229 4097.264 2592.300

DER 5870.789 2592.300 14391.738

a. Dependent Variable: MVA

Page 79: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

67

dan korelasi variabel (DER) dengan variabel (ROA) nilainya 0.096 < 0.5 yang

berarti masing-masing variabel tidak saling berhubungan.

Tabel 4.7

Collinearity Statistic Coefficients

a

a. Dependent Variable: mva

Sumber : Ouput pengolahan spss versi 22/ Data sekunder yang diolah

Dari hasil tabel 4.7 nilai dari VIF dan tolerence mendekati 1 untuk semua

variabel bebas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi

antara variabel bebas Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return

on Asset (ROA) terhadap Market Value Added (MVA) ada multikolinearitas

namun dalam batas yang dapat ditoleransi karena nilainya masih mendekati

satu.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi untuk melihat gangguan di satu observasi tidak berkorelasi

dengan gangguan observasi lainnya. Jika terjadi autokorelasi menyebabkan uji

t dan uji f tidak dapat ditetapkan karena memberi hasil yang tidak valid. Hasil

dari uji autokorelasi yang telah diolah menggunakan program IBM SPSS

Statistic Version 22 dapat dilihat pada tabel 4.8 :

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CR .885 1.130

DER .877 1.140

ROA .990 1.010

Page 80: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

68

Tabel 4.8

Model Summaryb

a. predictors: (Constant), ROA, CR, DER b. Dependent Variable: MVA

Sumber : Ouput pengolahan spss versi 22/ Data sekunder yang diolah

Dari hasil pengujian autokorelasi pada tabel 4.8 dapat dilihat koefisien

Durbin-Watson besarnya 2.206 dan masuk pada kriteria tabel Durbin-Watson

koefisien 1,555 - 2,46 menyatakan tidak ada autokorelasi. Dan hasil pengujian

ini dapat disimpulkan dan dipastikan sampel data bebas dari autokorelasi

sehingga dapat dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini.

4.3.4. Uji Heterokedasitisitas

Uji Heterokedasitisitas untuk melihat dan mendeteksi terjadi atau tidaknya

variabel pengganggu. Metode yang digunakan dengan melihat pada grafik

scatter plot untuk melihat ada tidaknya pola tertentu. Hasil dari uji

heterokedasitisitas yang telah diolah menggunakan IBM SPSS Statistic Version

22 pada gambar 4.2.

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .819

a .671 .634 545.16119 2.206

Page 81: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

69

Gambar 4.2

Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah

Grafik yang ditunjukan pada model Scatter plot pada gambar 4.2 terlihat

menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi gejala heterokedasitisitas dan

memenuhi syarat dari model regresi.

4.4. Uji Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat, setiapkenaikan ataupun penurunan dalam satu

satuan. Hasil dari perhitungan regresi yang telah diolah menggunakan IBM

SPSS Statistic Version 22 pada tabel 4.9

Page 82: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

70

Tabel 4.9

Persamaan Regresi

Coefficientsa

a. Dependent Variable: MVA

Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah

Berdasarkan perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.9 maka

diperoleh regresi sebagai berikut :

Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + e

MVA = - 514.840 - 61.022CR + 253.210DER + 3609.573ROA + e

Keterangan :

Y = Market Value Added

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1= Current Ratio (CR)

X2= Debt to Equity Ratio (DER)

X3= Return On Asset (ROA)

e = Error

Persamaan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut ini :

1. Nilai konstatanta bertanda negatif yaitu 514,840 hal ini mengartikan bahwa

jika tanpa variabel CR, DER dan ROA maka nilai market value added

(MVA) akan turun sebesar 514,840.

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) -514.840 273.360

CR -61.022 64.010

DER 253.210 119.966

ROA 3609.573 507.929

Page 83: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

71

2. Nilai koefisien CR bertanda negatif sebesar 61,022. Hal ini menunjukan

bahwa pengaruh variabel Current Ratio (CR) terhadap Market Value Added

(MVA) adalah negatif dan berbanding lurus, yang mengartikan bila CR naik

satu satuan maka nilai MVA akan mengalami penurunan yang disebabkan

oleh CR sebesar 61,022.

3. Nilai koefisien DER bertanda positif sebesar 253.210. Hal ini menunjukan

bahwa pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Market Value

Added (MVA) adalah positif, yang mengartikan bila DER naik satu satuan

maka nilai MVA akan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh DER

sebesar 253.210.

4. Nilai koefiseien ROA bertanda positif sebesar 3609,573. Hal ini menunjukan

bahwa pengaruh variabel Return on Asset (ROA) terhadap Market Value

Added (MVA) adalah positif, yang mengartikan bila ROA naik satu satuan

maka nilai MVA akan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh ROA

sebesar 3609,573.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji t

Signifikansi daripengaruh variabel independen secara individu/parsial

terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Dengan tingkat signifikansi menggunakan α = 5% dan membadingkan t

hitung dengan t tabel untuk diuji hipotesis bedasarkan sampel data. Hasil yang

diolah menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 22 pada tabel 4.10

Page 84: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

72

Tabel 4.10

Hasil Uji t

Coefficientsa

a. Dependent Variable: MVA

Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 maka hasil pengujian hipotesis menggunakan

koefisien secara individual adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Market Value Added (MVA)

Uji hipotesis satu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Market Value Added (MVA).

Berikut hipotesis untuk variabel CR yang diuji :

Ha : Current Ratio berpengaruh terhadap Market Value Added

Ho : Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Market Value Added

Pengaruh variabel current ratio (CR) secara parsial terhadap market

value added (MVA) pada hasil t hitung - 0,953 dan t tabel 2,024 yang

berarti thitung < ttabel dan nilai signifikan sebesar 0.349, yang berarti lebih

besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,349 > α 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan

Market Value Added (MVA) yang berarti Ha ditolak H0 diterima. Dapat

dilihat daerah hipotesis yang diterima pada gambar 4.3

Model t Sig.

1 (Constant) -1.883 .070

CR -.953 .349

DER 2.111 .044

ROA 7.106 .000

Page 85: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

73

Gambar 4.3

Hasil Hipotesis Current Ratio

Ho Diterima

-2,042 -0,953 2,042

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Market Value Added

(MVA)

Uji hipotesis dua dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Market Value Added (MVA).

Berikut hipotesis untuk variabel DER yang diuji :

Ha : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Market Value Added

Ho :Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Market Value Added

Pengaruh variabel debt to equity ratio (DER) secara parsial terhadap

variabel market value added (MVA) pada hasil t hitung 2,111 dan t tabel

2,024 yang berarti thitung > ttabel dan nilai signifikan sebesar 0.044, yang

berarti lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,044 < α 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh positif secara signifikan terhadap Market Value Added

(MVA) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dilihat daerah

hipotesis yang diterima pada gambar 4.4.

Ho Ditolak

HaDiterima

Ho Ditolak

HaDiterima

Page 86: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

74

Gambar 4.4

Hasil Hipotesis Debt to Equity Ratio

Ho Diterima

-2,042 2,042 2,111

3. Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Market Value Added

(MVA)

Uji hipotesis tiga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh Return on Asset (DER) terhadap Market Value Added (MVA).

Berikut hipotesis untuk variabel DER yang diuji :

Ha : Return on Asset berpengaruh terhadap Market Value Added

Ho : Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Market Value Added.

Pengaruh variabel return on asset (ROA) secara parsial terhadap

variabel market value added (MVA) pada hasil t hitung 7.106 dan t tabel

2.024 yang berarti thitung > ttabel dan nilai signifikan sebesar 0.000, yang

berarti lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < α 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh

positif secara signifikan terhadap Market Value Added (MVA) yang berarti

H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dilihat daerah hipotesis yang diterima

pada gambar 4.5.

Ho Ditolak

HaDiterima

Ho Ditolak

HaDiterima

Page 87: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

75

Gambar 4.5

Hasil Hipotesis Return on Asset

Ho Diterima

-2,042 2,042 7,106

4.5.2 Uji F

Besarnya kontribusi variabel bebas (CR,DER,dan ROA) mempengaruhi

signifikan variabel terikat (MVA) secara bersama-sama/simultan, dengan

tingkat signifikansi menggunakan α = 5% dan membandingkan Fhitung dengan

Ftabel untuk uji hipotesis berdasarkan sampel data. Hasil yang diolah

menggunakan IBM SPSS Statistic Version 22 dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11

Hasil Uji F

ANOVAa

a. Dependent Variable: mva b. Predictors: (Constant), roa, cr, der

Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah

Uji hipotesis empat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

signifikan secara simultan antara variabel CR,DER dan ROA dengan variabel

Market Value Added (MVA). Berikut hipotesis yang diuji :

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16350666.416 3 5450222.139 18.339 .000b

Residual 8024419.522 27 297200.723

Total 24375085.937 30

Ho Ditolak

HaDiterima

Ho Ditolak

HaDiterima

Page 88: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

76

Ha : Ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen yaitu

CR, DER, dan ROA terhadap variabel dependen Market Value Added

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen

yaitu CR, DER, dan ROA terhadap variabel dependen Market Value Added.

Pengaruh variabel bebas (CR,DER, dan ROA) secara simultan terhadap

variabel MVA pada hasil F hitung 18,339 dan F tabel 2,85 dan nilai signifikan

0,000 < 0,05, ternyata variabel independen (CR,DER, dan ROA) secara

simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Market Value Added (MVA)

yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

4.6. Uji Regresi Besarnya Kontribusi X terhadap Y

4.6.1. Uji koefisien Korelasi (R)

Mengukur kekuatan (keeratan) suatu pengaruh antar variabel, dilihat pada

nilai koefisien korelasi yang dihasilkan dari data olahan program IBM SPSS

Statistic Version 22 dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Korelasi (r) Model Summary

b

a. Predictors: (Constant), CR,DER,ROA b. Dependent Variable: MVA

Sumber : Output pengolahan spss versi 22/Data sekunder yang diolah

Dari hasil data tabel 4.12 dengan nilai R 0,819 menunjukan keeratan

hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen, variabel dalam

kategori 0,80 - 1,000 yang berarti sangat kuat.

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .819a .671 .634 545.16119 2.206

Page 89: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

77

4.6.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui presentase pengaruh variabel independen (CR,DER, dan ROA)

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (MVA). Dari hasil data tabel

4.12 nilai Adjusted R square (R2) menunjukan 0,634 yang berati bahwa

perubahan market value added dapat dijelaskan oleh ketiga variabel

independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset

sebesar 63,4%, sedangkan sisanya 36.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

dijadikan variabel dalam penelitian ini.

4.7. Interpretasi Hasil Penelitian

Dari semua hasil yang diperoleh dari perhitungan IBM SPSS Statistic

Version 22, maka dapat di interpretasikan sebagai berikut :

Hasil regresi linier sebagaimana pada tabel 4.9 dimana hasil persamaan

regresi Y = - 514.840 - 61.022CR + 253.210DER + 3609.573ROA, yang

menunjukan ada variabel yang berpengaruh secara negative dan pengaruh

secara positif.

Variabel Current Ratio (CR) dengan nilai koefisien -61.022, menjelaskan

bahwa perubahan current ratio berpengaruh secara negatif terhadap perubahan

market value added, nilai yang bertanda negatif (-), berarti bahwa semakin

besar tingkat likuiditas perusahaan, justru akan menyebabkan turunnya market

value added, hal ini kemungkinan terjadi karena likuiditas yang tinggi, karena

proporsi atau distribusi aktiva lancar yang tidak menguntungkan dan mungkin

saja rendahnya profitabilitas perusahaan karena ada sikap kehati-hatian

Page 90: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

78

perusahaan sehingga kecenderungan mempertinggi likuiditas perusahaaan.

Hasil uji ini bertolak belakang dari Duane, (2015) yang menyatakan Current

Ratio (CR) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA).

Variabel Debt to Equty Ratio (DER) dengan nilai koefisien 253.210,

menjelaskan bahwa perubahan debt to equity ratio berpengaruh secara positif

terhadap perubahan market value added, hal ini menunjukan debt to equity

ratio yang digunakan perusahaan diimbangi oleh kemampuan ekuitas

perusahaan untuk kegiatan operasional serta komposisi atau struktur modal

yang dimiliki perusahaan diindikasikan baik dan dapat membayar hutang

jangka panjangnya sehingga secara langsung dapat menarik para investor

untuk mendanai atau menaruh saham pada perusahaan tersebut yang akan

berdampak positif pada kenaikan harga saham sehingga market value added

bertambah. Hasil uji ini bertolak belakang dari penelitian Ariyanti (2015) dan

Duane (2015) yang menyatakan secara parsial, variabel Debt to Equity Ratio

(DER) tidak berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA) .

Variabel Return on Asset (ROA) nilai koefisien 3609.573, nilai positif ini

menggambarkan tingkat pengembalian aset berpengaruh positif terhadap

market value added sehingga setiap presentase pengembalian aset akan

menambah market value added, hal ini menunjukan perusahaan dapat

meningkatkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu yang dimiliki

perusahaan, semakin besarnya return on asset menunjukan kinerja keuangan

perusahaan yang baik, karena return semakin besar. Hal tersebut dapat

menjadi kesempatan investasi bagi para investor yang ingin memperoleh

Page 91: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

79

keuntungan lebih besar serta dapat berdampak positif pada kenaikan harga

saham yang akan menambah tinggi nilai market value added. Hasil uji ini

bertolak belakang dari penelitian Mertayasa, et al (2014) dan Duane (2015),

yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara

parsial return on asset terhadap market value added, dan mendukung hasil

penelitian dari Aisyana,Marsya dan Sun, Yen (2012), yang menyatakan adanya

pengaruh positif yang signifikan return on asset terhadap market value added.

Dalam presentase sumbangan pengaruh variabel independen (CR,DER dan

ROA) secara serentak terhadap variabel dependen (MVA) atau Adjusted R

Square (r2) hasil perhitungan yaitu 0.634 atau 63,4%. Perubahan sebesar

63,4% yang artinya bahwa perubahan market value added dapat dijelaskan

oleh ketiga variabel (CR,DER dan ROA) sebesar 63,4% sedangkan sisanya

36,3% dijelaskan faktor lain diluar variabel independen yang digunakan.

Pengaruh faktor lain bisa saja economic value added, total asset turn over, net

profit margin, return on equity, dan faktor lain diluar perusahaan seperti

keadaan perekonomian negara, faktor spesifik lainnya seperti inflasi, suku

bunga, nilai tukar, situsi politik dan faktor regional .

Dari hasil yang telah dijabarkan, adanya perbedaan dalam hasil perhitugan

matematik yang diperoleh dengan penelitian terdahulu, ini disebabkan karena

data yang diolah dalam perhitungan current ratio, debt to equity ratio dan

return on asset adalah data perusahaan manufaktur bidang konsumsi, sehingga

perbedaannya bisa karena waktu/periode data, objek perusahaan dan variabel

yang digunakan.

Page 92: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data tentang Current Ratio (CR), Debt to Equity

Ratio (DER) dan Return on Asset (ROA) terhadap Market Value Added pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai dengan tahun 2013, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap market value added (MVA) perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2011-2013.

2. Variabel struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value added (MVA)

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.

3. Variabel profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap market value added (MVA) perusahaan

mnufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013.

4. Variabel independen yaitu CR, DER, dan ROA secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen MVA perusahaan manufaktur sektor

Page 93: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

81

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2011-2013.

5.2. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, saran yang dapat diberikan oleh

penulis adalah sebagai berikut :

1. Dari penelitian ini diperoleh hasil pada likuiditas yang diwakili Current Ratio

(CR) yang tidak terlalu besar memberi peranan dalam ekspetasi market value

added pada perusahaan sektor industri barang konsumsi, disarankan peneliti

untuk memperhitungkan variabel-variabel lainnya dalam perusahaan.

2. Hasil penelitian pada struktur modal yang diwakili debt to equity ratio (DER)

dan profitabilitas yang diwakili return on asset (ROA) disarankan dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam perhitungan untuk keputusan investasi

financial, karena memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market value

added untuk perusahaan sektor industri barang konsumsi.

3. Selain dari faktor-faktor internal, investor juga harus memperhatikan faktor

eksternal.

4. Untuk penelitian selanjutnya, akan lebih baik apabila menambah jumlah

sample penelitian. Artinya sample diambil secara menyeluruh, tidak hanya

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi saja, serta

memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin juga berpegaruh terhadap

market value added.

Page 94: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

82

DAFTAR PUSTAKA

Aloy Niresh, J. dan Alferd, M. 2014. “The Association between Economic Value Added, Market Value Added and Leverage”.International Journal of Business and Management; Vol. 9, No. 10; (September 2014) ,Hal.

126 . ISSN 1833-3850 E-ISSN 1833-8119.

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ariyanti Resti (2015). “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Equity, dan

Economic Value Added Terhadap Market Value Added Perusahaan Publik

Yang Termasuk Dalam Jakarta Islamic Index Tahun 2009-2013”. Journal Business UIN Sunan Kalijaga. Vol. 9, No. 1.

Baridwan,Zaki. 2005. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Dahlan , Siamat (2001). Manajemen lembaga keuangan. Lembaga Penerbit

Universitas Indonesia.

Duane, VE. (2015). “ Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER),

Return on Asset (ROA) dan Economic Value Added (EVA) Terhadap

Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar

Dalam Indeks LQ45 Periode 2008 - 2012”. e-journal Politeknik Pos

Indonesia. Vol.2, No.1.

Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Helfert, Erich A. 1996. Teknik Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Kasmir,. 2008. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: Rajawali Pers.

Kieso, Donald E (2008). Akuntansi Intermediate edisi 12 Jilid 1,

Jakarta :Erlangga

Mertayasa, Cipta and Suwendra (2014). “Pengaruh Return On Asset Dan

Ecconomic Value Added Terhadap Market Value Added Pada Perusahaan

Perbankan Go Public”. e-journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)

Panigrahi, Srikant. (2014). “Investigating Relationship between EVA and MVA of Selected

Construction Companies in Malaysia”. The International Journal Of Business and Managamen, Vol. 2, Issue : 6 ( Juni 2014), Hal. 136-140 . ISSN 2321 - 8916

Prawironegoro, Darsono. (2010). Manajemen Keuangan Edisi Pertama.

Nusantara Consulting, Jakarta.

Page 95: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

83

Purnamaningsih, Dita. (2014). “Pengaruh Return On Asset,Struktur Modal,Price

To Book Value dan Good Corporate Governance Pada Return Saham”. Vol. 9, No. 1,; (Februari 2014), Hal. 1-161 .ISSN: 2302-8556E

Sathya, M. 2012. “Market Value Addition As The Most Significant Measure Of

Financial Performance”. Indian Journal Of Applied Research, Vol.

1,Issue : 12 (September 2012) , Hal.23 . ISSN - 2249- 555X.

Sjahrial, Dermawan. (2010). Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Mitra

Wacana Media, Jakarta.

Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi : Perekayasaan Laporan Keuangan edisi

ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi - Teori dan Praktek.

Kanisius: Yogyakarta

Wild, J J.; Subramanyam,K.R.; dan Hasley,Robert F. 2005. Analisis Laporan

edisi kedelapan buku satu. Jakarta: Salemba Empat.

Wild, J J.; Subramanyam,K.R.; dan Hasley,Robert F. 2005. Analisis Laporan

edisi kedelapan buku dua. Jakarta: Salemba Empat.

Refrensi Situs :

1. http://www.idx.co.id. Juni 2015

2. http://www.finance.yahoo.com. Juni 2015

3. http://www.sahamok.com. Februari 2015

Page 96: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

84

Lampiran 1

Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

NO KODE

EMITEN NAMA PERUSAHAAN

SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

1 ADES Akasa Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

5 DLTA Delta Djakarta Tbk

6 DNET Indoritel Makmur Indonesia Tbk.

7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

9 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

10 MYOR Mayora Indah Tbk

11 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk.

12 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

13 SKBM Sekar Bumi Tbk

14 SKLT Sekar Laut Tbk

15 SRTG Saratoga Investama Sedaya Tbk.

16 STTP Siantar Top Tbk

17 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

SUB SEKTOR ROKOK

18 GGRM Gudang Garam Tbk.

19 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

20 RMBA Bentoel International Investama Tbk

21 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.

SUB SEKTOR FARMASI

22 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

23 INAF Indofarma (Persero) Tbk

24 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk

25 KLBF Kalbe Farma Tb.

26 MERK Merc Indonesia Tbk.

27 PYFA Pyridam Farma Tbk.

28 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.

29 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk.

30 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

31 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

32 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk.

SUB SEKTOR KOSMETIK DAN RUMAH TANGGA

33 MBTO PT Martina Berto Tbk.

34 MRAT PT Mustika Ratu Tbk.

35 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

36 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

SUB SEKTOR PERALATAN RUMAH TANGGA

37 CINT Chitose International Tbk.

38 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

39 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk

40 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk.

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 97: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

85

Lampiran 2

Daftar Sample Penelitian

No Kode Emiten Nama Emiten

1 ADES Akasa Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

5 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk

6 DLTA Delta Djakarta Tbk

7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

8 GGRM Gudang Garam Tbk

9 HMSP HM Sampoerna Tbk

10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

11 INAF Indofarma Tbk

12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

13 KAEF Kimia Farma Tbk

14 KLBF Kalbe Farma Tbk

15 MBTO Martina Berto Tbk

16 MERK Merc Tbk

17 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

18 MRAT Mustika Ratu Tbk

19 MYOR Mayora Indah Tbk

20 PYFA Pyridam Farma Tbk

21 RMBA Bentoel International Investama Tbk

22 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

23 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

24 SKBM Sekar Bumi Tbk

25 SKLT Sekar Laut Tbk

26 STTP Siantar Top Tbk

27 TCID Mandom Indonesia Tbk

28 TSPC Tempo scan Pacipic Tbk

29 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

30 UNVR Unilever Indonesia Tbk

31 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 98: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

86

Lampiran 3 : Ringkasan Laporan Keuangan Tahun 2011

Laporan Keuangan Tahun 2011

(Dalam Jutaan Rupian)

No Kode

Emiten

Current Asset

2011

Current Liability

2011

1 ADES 128,835 75,394

2 AISA 1,726,581 911,836

3 ALTO 94,124 50,396

4 CEKA 619,191 367,060

5 DLTA 577,645 96,129

6 DNET 2,282 2,292

7 DVLA 696,925 144,280

8 GGRM 30,381,754 13,534,319

9 HMSP 14,851,460 8,489,897

10 ICBP 8,580,311 2,988,540

11 INAF 706,558 459,404

12 INDF 24,501,734 12,831,304

13 KAEF 1,263,030 459,694

14 KLBF 5,956,123 6,441,711

15 MBTO 459,791 112,665

16 MERK 491,726 65,431

17 MLBI 656,039 659,873

18 MRAT 326,474 52,063

19 MYOR 4,095,299 1,845,792

20 PYFA 61,889 24,367

21 RMBA 4,287,268 3,829,144

22 ROTI 190,231 219,818

23 SCPI 257,330 68,090

24 SKBM 119,653 65,114

25 SKLT 105,145 61,944

26 STTP 313,986 303,434

27 TCID 671,882 57,216

28 TSPC 3,121,980 1,012,653

29 ULTJ 924,080 607,594

30 UNVR 4,446,219 6,474,594

31 WIIM 582,184 406,361

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 99: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

87

Lanjutan Lampiran 3

Laporan Keuangan Tahun 2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Total Liability

2011

Total Equity

2011

1 ADES 190,302 125,746

2 AISA 1,757,492 1,832,817

3 ALTO 100,894 112,306

4 CEKA 418,302 405,059

5 DLTA 123,321 572,935

6 DNET 4,278 12,841

7 DVLA 200,374 727,917

8 GGRM 14,537,777 24,550,928

9 HMSP 9,174,554 10,201,789

10 ICBP 4,513,084 10,709,773

11 INAF 505,708 609,194

12 INDF 21,975,708 31,610,225

13 KAEF 541,737 1,252,506

14 KLBF 1,758,619 6,515,935

15 MBTO 141,132 400,542

16 MERK 90,207 494,182

17 MLBI 690,545 530,268

18 MRAT 64,064 358,429

19 MYOR 4,175,176 2,424,669

20 PYFA 35,636 82,397

21 RMBA 4,086,673 2,247,284

22 ROTI 212,696 546,441

23 SCPI 290,922 21,597

24 SKBM 85.384 105,952

25 SKLT 91,338 122,900

26 STTP 444,701 490,065

27 TCID 110,452 1,020,413

28 TSPC 1,204,439 3,045,936

29 ULTJ 776,735 1,402,447

30 UNVR 6,801,375 3,680,937

31 WIIM 456,714 284,349

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 100: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

88

Lanjutan Lampiran 3

Laporan Keuangan Tahun 2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Laba Bersih

2011

Total Asset

2011

1 ADES 25,868 316,048

2 AISA 149,951 3,590,309

3 ALTO 3,242 213,201

4 CEKA 96,306 823,361

5 DLTA 151,715 696,167

6 DNET 694 17,119

7 DVLA 120,915 928,291

8 GGRM 4,958,102 39,088,705

9 HMSP 8,064,426 19,376,343

10 ICBP 2,066,365 15,222,857

11 INAF 609,194 1,114,902

12 INDF 4,891,673 53,585,933

13 KAEF 171,763 1,794,242

14 KLBF 1,522,957 8,274,554

15 MBTO 42,659 541,674

16 MERK 231,159 584,389

17 MLBI 507,382 1,220,813

18 MRAT 27,868 422,493

19 MYOR 483,486 6,599,846

20 PYFA 5,172 118,034

21 RMBA 305,997 6,333,957

22 ROTI 115,933 759,137

23 SCPI -25,420 312,519

24 SKBM 7,653 191,336

25 SKLT 5,977 214,238

26 STTP 42,675 934,766

27 TCID 140,039 1,130,865

28 TSPC 586,362 4,250,374

29 ULTJ 101,323 2,179,182

30 UNVR 4,164,304 10,482,312

31 WIIM 129,537 741,063

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 101: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

89

Lampian 4 : Ringkasan Laporan Keuangan Tahun 2012

Laporan Keuangan Tahun 2012

(Dalam jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Current Asset

2012

Current Liability

2012

1 ADES 191,489 98,624

2 AISA 1,544,940 1,216,997

3 ALTO 201,293 93,929

4 CEKA 560,260 545,467

5 DLTA 631,333 119,920

6 DNET 2,883 3,342

7 DVLA 826,343 191,718

8 GGRM 29,954,021 13,802,317

9 HMSP 21,128,313 11,897,977

10 ICBP 9,888,440 3,579,487

11 INAF 777,629 369,864

12 INDF 26,202,972 13,080,544

13 KAEF 1,506,614 533,306

14 KLBF 6,441,711 1,891,618

15 MBTO 510,203 137,513

16 MERK 463,883 119,828

17 MLBI 462,471 796,679

18 MRAT 352,880 58,646

19 MYOR 5,313,600 1,924,434

20 PYFA 68,588 28,420

21 RMBA 4,472,195 2,722,398

22 ROTI 219,818 195,456

23 SCPI 263,570 96,984

24 SKBM 166,483 133,676

25 SKLT 125,667 88,825

26 STTP 569,840 571,296

27 TCID 768,615 99,477

28 TSPC 3,393,778 1,097,135

29 ULTJ 1,196,427 592,823

30 UNVR 5,035,962 7,535,896

31 WIIM 1,049,445 508,892

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 102: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

90

Lanjutan Lampiran 4

Laporan Keuangan Tahun 2012

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Total Liability

2012

Total Equity

2012

1 ADES 179,972 209,122

2 AISA 1,834,123 2,033,453

3 ALTO 135,698 188,922

4 CEKA 564,290 463,403

5 DLTA 147,095 598,212

6 DNET 4,120 12,701

7 DVLA 233,145 841,546

8 GGRM 14,903,612 26,605,713

9 HMSP 12,939,107 13,308,420

10 ICBP 5,766,682 11,986,798

11 INAF 538,517 650,102

12 INDF 25,181,533 34,142,674

13 KAEF 643,493 1,437,066

14 KLBF 2,046,314 7,371,644

15 MBTO 174,931 434,563

16 MERK 152,689 416,742

17 MLBI 822,195 329,853

18 MRAT 69,586 385,887

19 MYOR 5,234,656 3,067,850

20 PYFA 48,144 87,705

21 RMBA 5,011,668 1,923,933

22 ROTI 538,337 666,608

23 SCPI 423,212 17,286

24 SKBM 161,282 127,680

25 SKLT 120,264 129,483

26 STTP 670,149 579,691

27 TCID 164,751 1,096,822

28 TSPC 1,279,829 3,353,156

29 ULTJ 744,274 1,676,519

30 UNVR 8,016,614 3,968,365

31 WIIM 550,947 656,304

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 103: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

91

Lanjutan Lampiran 4

Laporan Keuangan Tahun 2012

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Laba Bersih

2012

Total Asset

2012

1 ADES 83,376 389,094

2 AISA 253,664 3,867,576

3 ALTO 16,167 324,620

4 CEKA 58,344 1,027,693

5 DLTA 213,421 745,307

6 DNET 221 16,821

7 DVLA 148,909 1,074,691

8 GGRM 4,068,711 41,509,325

9 HMSP 9,945,296 26,247,527

10 ICBP 2,282,371 17,753,480

11 INAF 650,102 1,188,619

12 INDF 4,779,446 59,324,207

13 KAEF 201,296 2,080,558

14 KLBF 1,775,099 9,417,957

15 MBTO 45,529 609,494

16 MERK 107,808 569,431

17 MLBI 453,405 1,152,048

18 MRAT 30,751 455,473

19 MYOR 744,428 8,302,506

20 PYFA 5,308 135,850

21 RMBA -323,351 6,935,601

22 ROTI 149,150 1,204,945

23 SCPI -12,367 440,498

24 SKBM 12,703 288,962

25 SKLT 7,963 249,746

26 STTP 74,626 1,249,841

27 TCID 150,374 1,261,573

28 TSPC 635,176 4,632,985

29 ULTJ 353,432 2,420,793

30 UNVR 4,839,145 11,984,979

31 WIIM 77,302 1,207,251

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 104: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

92

Lampiran 5 : Ringkasan Laporan Keuangan Tahun 2013

Laporan Keuangan Tahun 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Current Asset

2013

Current Liability

2013

1 ADES 196,755 108,730

2 AISA 2,445,504 1,397,224

3 ALTO 1,056,509 575,436

4 CEKA 847,046 518,962

5 DLTA 748,111 158,991

6 DNET 275,447 1,763

7 DVLA 913,984 215,473

8 GGRM 34,604,461 20,094,580

9 HMSP 21,247,830 12,123,790

10 ICBP 11,321,715 4,696,583

11 INAF 848,840 670,903

12 INDF 32,464,497 19,471,309

13 KAEF 1,810,615 746,123

14 KLBF 7,497,319 2,640,590

15 MBTO 453,761 113,684

16 MERK 588,238 147,818

17 MLBI 706,252 722,542

18 MRAT 313,664 51,810

19 MYOR 6,430,065 2,631,646

20 PYFA 74,974 48,786

21 RMBA 5,535,165 4,695,987

22 ROTI 363,881 320,197

23 SCPI 523,119 200,739

24 SKBM 338,469 254,447

25 SKLT 155,108 125,712

26 STTP 684,264 598,989

27 TCID 726,505 203,321

28 TSPC 3,991,116 1,347,466

29 ULTJ 1,565,511 633,794

30 UNVR 5,862,939 8,419,442

31 WIIM 993,886 409,006

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 105: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

93

Lanjutan Lampiran 5

Laporan Keuangan Tahun 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Total Liability

2013

Total Equity

2013

1 ADES 176,286 264,778

2 AISA 2,664,051 2,356,773

3 ALTO 960,190 542,329

4 CEKA 541,352 528,275

5 DLTA 190,483 676,558

6 DNET 2,604 7,189,765

7 DVLA 275,351 914,703

8 GGRM 21,353,980 29,416,271

9 HMSP 13,249,559 14,155,035

10 ICBP 8,001,739 13,265,731

11 INAF 703,717 590,793

12 INDF 39,719,660 38,373,129

13 KAEF 847,585 1,624,355

14 KLBF 2,815,103 8,499,958

15 MBTO 160,451 451,318

16 MERK 184,728 512,219

17 MLBI 794,615 987,533

18 MRAT 61,792 377,791

19 MYOR 5,771,077 3,938,761

20 PYFA 81,218 93,901

21 RMBA 8,350,151 881,865

22 ROTI 1,035,351 787,338

23 SCPI 736,011 10,391

24 SKBM 296,528 201,124

25 SKLT 162,339 139,650

26 STTP 775,931 694,128

27 TCID 282,962 1,182,991

28 TSPC 1,545,006 3,862,952

29 ULTJ 796,474 2,015,147

30 UNVR 9,093,518 4,254,670

31 WIIM 447,652 781,359

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 106: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

94

Lanjutan Lampiran 5

Laporan Keuangan Tahun 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

No Kode

Emiten

Laba Bersih

2013

Total Asset

2013

1 ADES 55,656 441,064

2 AISA 346,728 5,020,824

3 ALTO 12,059 1,502,519

4 CEKA 65,069 1,069,627

5 DLTA 270,498 867,041

6 DNET 192,889 7,192,369

7 DVLA 125,796 1,190,054

8 GGRM 4,383,932 50,770,251

9 HMSP 10,818,486 27,404,594

10 ICBP 2,235,040 21,267,470

11 INAF 590,793 1,294,511

12 INDF 3,416,635 78,092,789

13 KAEF 215,642 2,471,940

14 KLBF 1,970,452 11,315,061

15 MBTO 16,163 611,770

16 MERK 175,445 696,946

17 MLBI 1,171,229 1,782,148

18 MRAT -6,700 439,584

19 MYOR 1,058,419 9,709,838

20 PYFA 6,196 175,119

21 RMBA -1,042,068 9,232,016

22 ROTI 158,015 1,822,689

23 SCPI -12,168 746,402

24 SKBM 56,267 497,653

25 SKLT 11,440 301,989

26 STTP 114,437 1,470,059

27 TCID 160,148 1,465,952

28 TSPC 638,535 5,407,958

29 ULTJ 325,127 2,811,621

30 UNVR 5,352,625 7,485,249

31 WIIM 132,379 1,229,011

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 107: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

95

Lampiran 6 : Ringkasan Jumlah Saham Beredar

Jumlah Saham Beredar

(Tahun 2012 - 2014)

No Kode

Emiten

Jumlah Saham Beredar

2012 2013 2014

1 ADES 589,896,800 589,896,800 589,896,800

2 AISA 2,926,000,000 2,926,000,000 2,926,000,000

3 ALTO 2,186,527,777 2,186,527,777 2,186,527,777

4 CEKA 297,500,000 297,500,000 297,500,000

5 DLTA 16,013,181 16,013,181 16,013,181

6 DNET 14,184,000,000 14,184,000,000 14,184,000,000

7 DVLA 1,120,000,000 1,120,000,000 1,120,000,000

8 GGRM 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000

9 HMSP 4,383,000,000 4,383,000,000 4,383,000,000

10 ICBP 5,830,954,000 5,830,954,000 5,830,954,000

11 INAF 3,099,267,500 3,099,267,500 3,099,267,500

12 INDF 8,780,426,500 8,780,426,500 8,780,426,500

13 KAEF 5,554,000,000 5,554,000,000 5,554,000,000

14 KLBF 46,875,122,110 46,875,122,110 46,875,122,110

15 MBTO 1,070,000,000 1,070,000,000 1,070,000,000

16 MERK 22,400,000 22,400,000 22,400,000

17 MLBI 2,107,000,000 2,107,000,000 2,107,000,000

18 MRAT 428,000,000 428,000,000 428,000,000

19 MYOR 894,347,989 894,347,989 894,347,989

20 PYFA 535,080,000 535,080,000 535,080,000

21 RMBA 7,240,005,000 7,240,005,000 7,240,005,000

22 ROTI 5,061,800,000 5,061,800,000 5,061,800,000

23 SCPI 3,600,000 3,600,000 3,600,000

24 SKBM 851,391,894 851,391,894 851,391,894

25 SKLT 690,740,500 690,740,500 690,740,500

26 STTP 1,310,000,000 1,310,000,000 1,310,000,000

27 TCID 201,066,667 201,066,667 201,066,667

28 TSPC 4,500,000,000 4,500,000,000 4,500,000,000

29 ULTJ 2,888,382,000 2,888,382,000 2,888,382,000

30 UNVR 7,630,000,000 7,630,000,000 7,630,000,000

31 WIIM 2,099,873,760 2,099,873,760 2,099,873,760

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 108: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

96

Lampiran 7 : Ringkasan Nilai Nominal Saham Tahun 2012 - 2014

Nilai Nominal Saham

(Dalam Rupiah)

No Kode

Emiten

Nilai Nominal

2012 2013 2014

1 ADES 1000 1000 1000

2 AISA 500 500 500

3 ALTO 100 100 100

4 CEKA 500 500 500

5 DLTA 1000 1000 1000

6 DNET 250 250 250

7 DVLA 250 250 250

8 GGRM 500 500 500

9 HMSP 100 100 100

10 ICBP 100 100 100

11 INAF 100 100 100

12 INDF 100 100 100

13 KAEF 100 100 100

14 KLBF 10 10 10

15 MBTO 100 100 100

16 MERK 1000 1000 1000

17 MLBI 1000 1000 1000

18 MRAT 125 125 125

19 MYOR 500 500 500

20 PYFA 100 100 100

21 RMBA 50 50 50

22 ROTI 100 100 100

23 SCPI 1000 1000 1000

24 SKBM 100 100 100

25 SKLT 100 100 100

26 STTP 100 100 100

27 TCID 500 500 500

28 TSPC 50 50 50

29 ULTJ 200 200 200

30 UNVR 10 10 10

31 WIIM 100 100 100

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 109: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

97

Lampiran 8 : Ringkasan Harga Saham Penutupan

Harga Saham

(Tahun 2012 - 2014)

No Kode

Emiten

Harga Saham

2012 2013 2014

1 ADES 1,344 2,996 1,713

2 AISA 719 1,301 2,189

3 ALTO 325 587 449

4 CEKA 1,804 1,398 1,744

5 DLTA 196,958 33,467 370,000

6 DNET 122 595 794

7 DVLA 1,450 2,361 1,879

8 GGRM 54,542 44,483 53,796

9 HMSP 52,738 73,892 69,383

10 ICBP 6,283 10,475 6,283

11 INAF 218 242 199

12 INDF 5,252 6,900 6,938

13 KAEF 535 800 1,084

14 KLBF 3,140 1,303 1,620

15 MBTO 395 381 246

16 MERK 146,479 185,708 182,775

17 MLBI 620,842 11,544,167 943,067

18 MRAT 558 511 405

19 MYOR 20,350 28,821 28,225

20 PYFA 174 166 138

21 RMBA 690 552 513

22 ROTI 4,796 6,033 1,217

23 SCPI 39,708 29,000 29,000

24 SKBM 390 472 960

25 SKLT 160 180 385

26 STTP 752 1,353 2,740

27 TCID 8,975 11,500 15,881

28 TSPC 2,919 3,746 2,940

29 ULTJ 1,177 3,687 4,043

30 UNVR 22,763 27,579 30,175

31 WIIM 760 805 639

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Page 110: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

98

Lampiran 9 : Perhitungan CR, DER , ROA , dan MVA.

Perhitungan rata-rata Current Ratio

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Tahun 2011-2013

No Kode Curent Ratio Tahun Rata-rata

Curet Ratio 2011 2012 2013

1 ADES 1.7088 1.9416 1.8096 1.820

2 AISA 1.8935 1.2695 1.7503 1.638

3 ALTO 1.8677 2.1430 1.8360 1.949

4 CEKA 1.6869 1.0271 1.6322 1.449

5 DNET 0.9956 0.8627 1.5623 1.140

6 DLTA 6.0091 5.2646 4.7054 5.326

7 DVLA 4.8304 4.3102 4.2414 4.461

8 GGRM 2.2448 2.1702 1.7221 2.046

9 HMSP 1.7493 1.7758 1.7526 1.759

10 ICBP 2.8711 2.7625 2.4106 2.681

11 INAF 1.5380 2.1025 1.3036 1.648

12 INDF 1.9095 2.0032 1.7700 1.894

13 KAEF 2.7475 2.8250 2.4267 2.666

14 KLBF 3.6527 3.4054 2.8393 3.299

15 MBTO 4.0810 3.7102 3.9914 3.928

16 MERK 7.5152 3.8712 3.9795 5.122

17 MLBI 0.9942 0.5805 0.9775 0.851

18 MRAT 6.2707 6.0171 6.0541 6.114

19 MYOR 2.2187 2.7611 2.0899 2.357

20 PYFA 2.5399 2.4134 1.5368 2.163

21 RMBA 1.1196 1.6427 1.1787 1.314

22 ROTI 1.2835 1.1246 1.1364 1.182

23 SKBM 1.8362 1.2454 1.3302 1.471

24 SKLT 1.6974 1.4148 1.2275 1.447

25 STTP 1.0348 0.9975 1.1424 1.058

26 TCID 11.7429 7.7265 3.5732 7.681

27 TSPC 3.0830 3.0933 2.9619 3.046

28 ULTJ 1.5209 2.0182 2.4701 2.003

29 UNVR 0.6867 0.6683 0.6964 0.684

30 WIIM 2.4300 2.0622 2.4300 2.307

31 SCPI 3.7793 2.7177 2.6060 3.034

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 111: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

99

Lanjutan Lampiran 9

Perhitungan rata-rata Debt to Equity Ratio

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Tahun 2011-2013

No Kode Debt to Equity Ratio Tahun Rata-rata

Debt to Equity Ratio 2011 2012 2013

1 ADES 1.5134 0.8606 0.6658 1.013

2 AISA 0.9589 0.9020 1.1304 0.997

3 ALTO 0.8984 0.7183 1.7705 1.129

4 CEKA 1.0327 1.2177 1.0248 1.092

5 DNET 0.3332 0.3244 0.0004 0.219

6 DLTA 0.2151 0.2459 0.2815 0.248

7 DVLA 0.2753 0.2770 0.3010 0.284

8 GGRM 0.5921 0.5602 0.7259 0.626

9 HMSP 0.8993 0.9722 0.9360 0.936

10 ICBP 0.4214 0.4811 0.6032 0.502

11 INAF 0.8301 0.8284 1.1911 0.950

12 INDF 0.6952 0.7375 1.0351 0.823

13 KAEF 0.4325 0.4478 0.5218 0.467

14 KLBF 0.2699 0.2776 0.3312 0.293

15 MBTO 0.3524 0.4025 0.2591 0.338

16 MERK 0.1825 0.3664 0.3606 0.303

17 MLBI 1.3023 2.4932 0.8046 1.533

18 MRAT 0.1787 0.1803 0.1636 0.174

19 MYOR 1.7220 1.7063 1.4937 1.641

20 PYFA 0.4325 0.5489 0.8649 0.615

21 RMBA 1.8185 2.6049 7.4859 3.970

22 ROTI 0.3892 0.8076 1.3150 0.837

23 SCPI 1.3470 2.4483 7.0831 3.626

24 SKBM 0.8059 1.2632 1.4744 1.181

25 SKLT 0.7432 0.9288 1.1625 0.945

26 STTP 0.9074 1.1560 1.1178 1.060

27 TCID 0.1082 0.1502 0.2392 0.166

28 TSPC 0.3954 0.3817 0.4000 0.392

29 ULTJ 0.5538 0.4439 0.3952 0.464

30 UNVR 1.8477 2.0201 2.1373 2.002

31 WIIM 0.6163 0.8395 0.5729 0.676

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 112: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

100

Lanjutan Lapiran 9

Perhitungan rata-rata Return on Asset /ROI

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Tahun 2011-2013

No Kode Return On Asset Tahun Rata-rata

Return On Asset/ROI 2011 2012 2013

1 ADES 0.0818 0.4285 0.2524 0.254

2 AISA 0.0418 0.0656 0.0691 0.059

3 ALTO 0.0152 0.0498 0.0080 0.024

4 CEKA 0.1170 0.1135 0.1197 0.117

5 DNET 0.0405 0.0263 0.0536 0.040

6 DLTA 0.2179 0.5727 0.6240 0.472

7 DVLA 0.1303 0.2771 0.1309 0.179

8 GGRM 0.1268 0.1960 0.1727 0.165

9 HMSP 0.4162 0.7578 0.7888 0.654

10 ICBP 0.1357 0.2571 0.2144 0.202

11 INAF 0.0331 0.0713 -0.0838 0.007

12 INDF 0.0913 0.1611 0.0875 0.113

13 KAEF 0.0957 0.1935 0.1745 0.155

14 KLBF 0.1841 0.3727 0.3483 0.302

15 MBTO 0.0788 0.1494 0.0522 0.093

16 MERK 0.3956 0.3787 0.5035 0.426

17 MLBI 0.4156 0.7871 1.3382 0.847

18 MRAT 0.0660 0.1350 -0.0305 0.057

19 MYOR 0.0733 0.1793 0.1970 0.150

20 PYFA 0.0438 0.0781 0.0708 0.064

21 RMBA 0.0483 -0.0932 0.2258 0.060

22 ROTI 0.1527 0.2476 0.1734 0.191

23 SCPI -0.0813 -0.0562 -0.0326 -0.057

24 SKBM 0.0364 0.0879 0.2342 0.119

25 SKLT 0.0279 0.0638 0.0758 0.056

26 STTP 0.0457 0.1194 0.1557 0.107

27 TCID 0.1238 0.2384 0.2185 0.194

28 TSPC 0.1380 0.2742 0.2361 0.216

29 ULTJ 0.0465 0.2920 0.2313 0.190

30 UNVR 0.3973 0.4038 0.7151 0.505

31 WIIM 0.1748 0.1281 0.2038 0.169

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 113: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

101

Lanjutan Lampiran 9

Perhitungan rata-rata Market Value Added

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Tahun 2012-2014

No Kode Market Value Added Tahun Rata-rata

MVA 2012 2013 2014

1 ADES 0.6558 0.9958 0.2871 0.646

2 AISA 0.5625 0.6017 2.3783 1.181

3 ALTO 1.2474 3.8700 2.4850 2.534

4 CEKA 1.6083 0.7950 1.4883 1.297

5 DNET 1.5116 0.3808 1.1767 1.023

6 DLTA 194.9583 31.4667 368.0000 198.142

7 DVLA 3.8000 7.4450 5.5150 5.587

8 GGRM 107.0833 86.9667 105.5917 99.881

9 HMSP 525.3750 736.9167 691.8333 651.375

10 ICBP 60.8333 102.7500 60.8333 74.806

11 INAF 0.1750 0.4167 0.0108 0.201

12 INDF 50.5208 67.0000 67.3750 61.632

13 KAEF 3.3458 6.0042 8.8375 6.063

14 KLBF 312.0000 128.2500 160.0000 200.083

15 MBTO 1.9500 1.8083 0.4550 1.404

16 MERK 144.4972 183.7083 180.7750 169.660

17 MLBI 618.8417 11,542.1667 941.0667 4,367.358

18 MRAT 2.4600 2.0900 1.2386 1.930

19 MYOR 38.7001 55.6418 54.4500 49.597

20 PYFA 0.2608 0.3442 0.6225 0.409

21 RMBA 11.8000 9.0416 8.2666 9.703

22 ROTI 45.9583 58.3250 10.1667 38.150

23 SCPI 37.7083 27.0000 27.0000 30.569

24 SKBM 1.9000 2.7208 7.6042 4.075

25 SKLT 0.4000 0.2000 1.8458 0.815

26 STTP 5.5167 11.5333 25.4042 14.151

27 TCID 15.9500 21.0000 29.7625 22.238

28 TSPC 56.3750 72.9166 56.7916 62.028

29 ULTJ 3.8834 16.4334 18.2146 12.844

30 UNVR 2,274.2500 2,775.9170 3,015.5000 2,688.556

31 WIIM 5.6000 6.0500 4.3875 5.346

Sumber : Data Laporan Keuangan Diolah

Page 114: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

102

Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas

1. Uji Normalitas

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

2. Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlationsa

Model roa cr der

1 Correlations roa 1.000 .005 .096

cr .005 1.000 .338

der .096 .338 1.000

Covariances roa 257991.788 172.229 5870.789

cr 172.229 4097.264 2592.300

der 5870.789 2592.300 14391.738

a. Dependent Variable: mva

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Page 115: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

103

3. Uji Autokorelasi

4. Uji Heterokedasitisitas

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate Change Statistics Durbin-Watson

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .819

a .671 .634 545.16119 .671 18.339 3 27 .000 2.206

a. Predictors: (Constant), roa, cr, der

b. Dependent Variable: mva

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Page 116: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

104

Lampiran 11 : Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

a. Dependent Variable: mva

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Lampiran 12 : Uji Hipotesis

Uji Parameter Secara Parsial

Coefficientsa

a. Dependent Variable: mva

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Uji Parameter Secara Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16350666.416 3 5450222.139 18.339 .000b

Residual 8024419.522 27 297200.723

Total 24375085.937 30

a. Dependent Variable: mva

b. Predictors: (Constant), roa, cr, der

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -514.840 273.360 -1.883 .070

cr -61.022 64.010 -.112 -.953 .349 .885 1.130

der 253.210 119.966 .249 2.111 .044 .877 1.140

roa 3609.573 507.929 .789 7.106 .000 .990 1.010

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -514.840 273.360 -1.883 .070

cr -61.022 64.010 -.112 -.953 .349 .885 1.130

der 253.210 119.966 .249 2.111 .044 .877 1.140

roa 3609.573 507.929 .789 7.106 .000 .990 1.010

Page 117: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

105

Koefisien Determinasi R2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate Change Statistics Durbin-Watson

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .819

a .671 .634 545.16119 .671 18.339 3 27 .000 2.206

a. Predictors: (Constant), roa, cr, der

b. Dependent Variable: mva

Sumber : Hasil Output SPSS Versi 22

Page 118: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lia Hanifa Nurfadilah

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 08 Juni 1992

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Jl. Wibawa Mukti IV RT 005/017 No.22 Jati

Mekar, Jati Asih, Bekasi 17422

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

SD Negeri IX , Bekasi Lulus Tahun 2004

SMP Negeri 09, Bekasi Lulus Tahun 2007

SMK Pusaka Nusantara 1 , Jakarta Timur Lulus Tahun 2010

Page 119: PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA