Upload
yuli-yanti
View
61
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
:
Citation preview
Nama : Yuli Yanti / 12210282
Rombel : Pais 07
Judul Buku : Kajian Tematik Al-Qur’an Tentang Konstruksi Al-Qur’an.
Bab 10 “Perang Dalam Perspektif Al-Qur’an”
Di dalam al-Qur’an terdapat banyak istilah untuk menunjuk pengertian
perang; masing-masing memiliki pengertian tersendiri yang membedakannya dari
yang lain. Yang terpenting diantaranya adalah al-jihad, al-qital, dan al-harb. Dalam
memahami kata jihad para ahli fikih mengambil pengertian dari al-Qur’an (setelah
hijrahnya nabi Muhammad ke Madinah) bahwa jihad berarti peperangan bersenjata
dalam rangka mempertahankan agama dan tanah air kaum muslimin, yang dalam
istilah fiqih disebut dar al-aman atau dar al-Islam (negri damai). Tetapi saya
sependapat dengan Imam Raghib dan Ibnu al-Qayyim bahwasanya pengertian jihad
yang digunakan dalam al-Qur’an mempunyai tiga arti yaitu (1)Berjuang melawan
musuh nyata (Orang Kafir dan Orang Munafiq) (2)Berjuang melawan setan, dan
(3)Berjuang melawan nafsu. Dalam pengertian kata-kata tersebut perjuangan
melawan orang-orang kafir dapat dilakukan dengan hati, lisan, harta,dan jiwa raga.
Oleh karena itu, jihad tidak identik dengan perang, perang merupakan bagian kecil
dari jihad namun di dalam al-Qur’an jihad yang dapat diartikan peperangan lebih
banyak daripada jihad dalam pengertian umum.
Berbeda dengan kata al-Jihad yang mempunyai pengertian lebih umum dari
pada perang. Kata al-Qital dalam al-Qur’an hampir seluruhnya mempunyai arti
peperangan. Jihad dalam pengertian perang biasanya diikuti kalimat fi sabil Allah
yang artinya dijalan Allah. Demikian juga dengan kata qital, hal ini menunjukkan
bahwa tujuan perang dalam islam semata-mata untuk meninggikan kalimat Allah,
tidak boleh untuk tujuan lainnya. Sedangkan,
Kata al-Harb berarti perang sedikit sekali digunakan dalam al-Qur’an, yaitu
hanya pada empat tempat. Sedikitnya al-Qur’an menggunakan kata harb ini karena
arti peperangan yang dinyatakan atas latar belakang pribadi atau suku dan bertujuan
untuk mencari material oleh karena itu peperangan dalam Islam tidak dipakai kata
harb, berbeda dengan al-jihad dan al-qital. al-harb berarti perang habis-habisan
sampai ada yang kalah dan menang.
Ayat pertama yang membicarakan tentang perang adalah QS. Al-Hajj 39-40
yang memberi izin berperang kepada kaum Muslim untuk menghalau serangan
lawan. Izin itu diberikan kepada orang-orang yang diperangi oleh musuh yang
menyerang mereka dan dianiaya serta diusir dari tempat tinggal mereka atau
memaksa mereka meninggalkan agama mereka. Jihad hukumnya fardu kifayah
karena apabila jihad itu sudah dilaksanakan sebagian umat muslim dan musuh dapat
dihalau atau kemenangan akan tercapai atau terjadi perjanjian damai maka kewajiban
itu gugur bagi kaum muslim yang lain. Meskipun demikian ada ketentuan perang itu
diwajibkan kepada setiap individu muslim (fardu a’in) (1)Bila mukallaf (seorang
muslim yang baligh dan sehat) itu sudah berada dalam pasukan yang sedang
berperang. (2)Apabila musuh mendatangi tempat atau Negara kaum muslimin tinggal,
maka seluruh penduduk wajib ikut perang (3)Apabila seseorang diperintahkan
pemerintah untuk ikut berperang maka ia tidak boleh menolaknya.
Taktik dan strategi perang dalam persefektif al-Qur’an adalah (1)Mengadakan
persiapan (QS. Al-Anfal; 60), (2)Memperkuat Mental (QS. Al-Anfal; 45-46),
(3)Maju berkelompok atau serentak (QS. Ash-Shaff; 4), (4)Mendahulukan
menyerang musuh yang terdekat (QS. At-Taubah; 123), (5)Bertahan pada waktu
diserbu musuh (QS.Al-Anfal; 45). Didalam al-Qur’an juga dijelaskan tentang etika
berperang yaitu (1)Dilarang melakukan Agresi (Qs. al-Baqarah; 190) (2)Harus
menerima tawaran damai atau Gencatan Senjata (Qs. al-Anfal; 61-62) (3)Harus
menepati janji (Qs. at-Taubah; 4) (4)Memperlakukan tawanan dengan baik (Qs. al-
Insan; 8-9), dan (5)Dilarang berlaku sadis, membunuh anak-anak dan orang tua.