7
TUTORIAL KETIDAKPATUHAN TENAGA KESEHATAN DAN KARYAWAN DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM HAND HYGIENE DI RS “AMAL SEHAT” PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI Disusun Oleh : IDA RATNAWATI IRMAWATI MASYHUDA (2011.103.0041) IRNI SOFIANI ISMY DIANTY (2011.103.0042) LAKSITO RINI LARA PRADILLA ROSE (2011.103.0043) FERI SULSTIYA (2011.103.0037) LILIS ROHAYATI (2011.103.0044) HARNANTYO PUTRA N (2011.103.0039) MARYAM JAMILAH (2011.103.0045) INDAH SEPTIANINGRUM (2011.103.0040) Diajukan Kepada dr. SUNARYADI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012 TUTORIAL PPI “HAND HYGIENE”

Tutorial ppi hand_hygiene

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tutorial ppi hand_hygiene

TUTORIAL

KETIDAKPATUHAN TENAGA KESEHATAN DAN KARYAWAN DALAM

MELAKSANAKAN PROGRAM HAND HYGIENE DI RS “AMAL SEHAT”

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

Disusun Oleh :

IDA RATNAWATI IRMAWATI MASYHUDA (2011.103.0041)IRNI SOFIANI ISMY DIANTY (2011.103.0042)LAKSITO RINI LARA PRADILLA ROSE (2011.103.0043)

FERI SULSTIYA (2011.103.0037) LILIS ROHAYATI (2011.103.0044)HARNANTYO PUTRA N (2011.103.0039) MARYAM JAMILAH (2011.103.0045)

INDAH SEPTIANINGRUM (2011.103.0040)

Diajukan Kepada

dr. SUNARYADI

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012

TUTORIAL PPI“HAND HYGIENE”

Page 2: Tutorial ppi hand_hygiene

LEARNING OUTCOME1. Mahasiswa mampu menghitung angka infeksi nosokomial 2. Mahasiswa mampu mendeteksi masalah-masalah yang sering timbul dalam

ketidakpatuhan dokter dan karyawan di RS melaksanankan handhygiene 3. Mahasiswa mampu menyusun POA pelaksanaan handhygiene

KASUS RS “Amal Sehat” adalah RS Swasta tipe C di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Memiliki 150 TT dan 210 karyawan tetap. BOR RS th 2011 : 82%, dengan kasus rawat inap terbanyak adalah diare dan stroke.Hasil evaluasi mutu klinik yang dilakukan oleh komite PPI RS pada tahun 2011 didapatkan data sbb :

1. Kejadian infeksi karena jarum infus bulan Jan-Juni 2011 = 21 kasus, jumlah pemasangan infus 705

2. Kejadian infeksi pemasangan kateter bulan Jan-Juni 2011 = 11 kasus, jumlah pemasangan kateter 100

Komite PPI RS telah dibentuk sejak awal 2011, dan terdiri dari 1 orang Ketua (dr Umum/Ka. UGD) dan 1 tenaga perawat yang juga menjabat sebagai Ka Bangsal ICU. Komite PPI berusaha untuk mengurangi angka2 infeksi tersebut. Langkah pertama yang diilakukan adalah menggalakkan “hand hygiene” di RS, karena berdasarkan hasil searching artikel penelitian diketahui banyak studi yang melaporkan hubungan antara handwashing dengan kejadian infeksi nosokomial.Komite memutuskan untuk membat Plan Of Action (POA) Hand Hygiene RS

LATAR BELAKANG Masalah :

ketidakpatuhan petugas kesehatan dan karyawan dalam melaksanakan Program Hand Hygiene oleh karena :

Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tenaga kesehatan dan karywan tentang infeksi nosokomial, pentingnya hand hygiene

Iritasi kulit akibat alkohol, scrub, ataupun sabun

Sarana dan prasarana untuk cuci tangan tidak dapat diakses misalnya jumlahnya yang kurang ataupun tempat cuci tangan tidak terletak di tempat yang strategis/ dapat dijangkau

Petugas kesehatan terutama dokter sangat sibuk

Petugas kesehatan dan karyawan tidak memikirkan hal tersebut

tingginya angka infeksi nosokomial pada pemasangan infus dan kateterKEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Page 3: Tutorial ppi hand_hygiene

Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut juga “Infeksi Nosokomial”, yaitu infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit, tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya dan minimal terjadi 3 x 24 jam sesudah masuk kuman.

Angka Infeksi Karena jarum Infus (Intravenous Canulae Infection Rate) Keadaan yang terjadi disekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus di Rumah Sakit, dan timbul setelah 3 x 24 jam dirawat di rumah sakit Infeksi ini ditandai dengan rasa panas, pengerasan dan kemerahan ( kalor, tumor dan rubor ) dengan atau tanpa pus pada daerah bekas tusukan jarum infus dalam waktu 3 x 24 jam atau kurang dari waktu tersebut bila infus masih terpasang.

Perkecualian Infeksi : Kulit karena sebab – sebab lain. Pada infeksi ini tidak di dahului oleh pemberian infus atau suntikan lain.Formula : Angka kejadian infeksi karena jarum infus ( AIKJ )

Banyaknya kejadian infeksi kulit karena jarum infus per bulan x 100%Total kejadian pemasangan infus pada bulan tersebut

Di RS “Amal Sehat” AIKJ sebesar 21 x 100%705 = 0.5% per bulan

Angka ISK Karena Pemasangan Kateter (Intravenous Canulae Infection Rate) Formula : Angka kejadian infeksi pemasangan kateter

Banyaknya kejadian infeksi pemasangan kateter per bulan x 100%Total kejadian pemasangan kateter pada bulan tersebut

Di RS “Amal Sehat” kejadian infeksi pemasangan kateter sebesar 11 x 100%100

= 1.83% à 2 % per bulan

TUJUAN Umum

Untuk menurunkan angka infeksi nosokomial di RS “Amal Sehat”Khusus

Untuk menurunkan angka ketidakpatuhan petugas kesehatan dan karyawan dalam melaksanakan program Hand hygiene

SASARAN

Page 4: Tutorial ppi hand_hygiene

100% Tenaga Kesehatan

Karyawan Non-Kesehatan

INDIKATOR 1. Penurunan angka infeksi karena jarum infus sebesar 50% (dari 0.5% per bulan menjadi

0.25% dalam 6 bulan)2. Penurunan angka infeksi karena pemasangan kateter sebesar 50% (dari 2% per bulan

menjadi 1% dalam 6 bulan)3. Peningkatan penggunaan scrub, alkohol, soap 4. Peningkatan jumlah fasilitas (wastafel, poster, clean towel)5. Peningkatan kepatuhan terhadap SOP6. Peningkatan dokumen-dokumen tentang kebijakan hand hygiene

PLAN OF ACTION A. SYSTEM CHANGE

1. Restrukturisasi TIM PPI

2. Penilaian Dasar

Page 5: Tutorial ppi hand_hygiene

Memetakan sumber daya yang dibutuhkan untuk Hand Hygiene pada titik perawatan di tempat-tempat mana saja belum tersedia - mencatat dan menjelaskan produk tambahan yang diperlukan

3. Produk Hand HygieneMenyediakan produk dan instruksi terkait di titik perawatan secara progresif di seluruh fasilitas dengan jangka waktu pelaksanaan yang jelas

4. Dukungan dari pihak manajemen Membuat proposal tentang penambahan fasilitas yang mendukung program termasuk dana, untuk pengadaan produk terus-menerus

B. TRAINING AND EDUCATION1. Penilaian terhadap kebutuhan

Pelatihan Hand Hygiene yang berpusat pada 5 Moments WHO, sesuai dengan pengetahuan, persepsi dan pengamatan pelaksanaan oleh petugas kesehatan

2. Perencanaan Program Hand Hygiene akan di amati oleh observer di setiap unit

3. Eksekusi Setiap tahun akan diadakan pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai kebutuhan petugas kesehatan dan karyawan

4. Dukungan dari Pihak Manajemen Mendapatkan dukungan untuk pelatihan rutin seperti SDM atau dana

5. Berkelanjutan/Berkesinambungan Mengembangkan rencana pendidikan berkelanjutan dan update (termasuk pendekatan inovatif seperti sistem buddy)

C. EVALUATION AND FEEDBACK1. Evaluasi secara Berkala

Observasi kepatuhan pelaksanaan program Hand Hygiene secara berkala, paling tidak 1 tahun sekali dan memonitor indikator lain seperti ( penggunaan produk, pengetahuan dan persepsi petugas kesehatan)

2. Access to expertiseMengakses pada petugas yang ahli seperti epidemiologist, tim surveilans untuk analisis data seperti angka kejadian infeksi nosokomial di RS, tingkat kepatuhan petugas kesehatan dan karyawan dalam melaksanakan program hand Hygiene.

3. FeedbackMembangun dan memelihara sistem untuk mencatat dan melaporkan dengan cepat dari komite PPI ke manajer begitupun sebaliknya tentang hasil yang diharapkan dan yang didapatkan, dan secara terbuka mengkomunikasikan hasil-hasil tersebut

4. Pengaturan Sasaran Menetapkan target tahunan untuk angka kepatuhan

Page 6: Tutorial ppi hand_hygiene

D. PENGINGAT DI TEMPAT KERJA1. Kapasitas

Mengikuti rencana untuk selalu merefresh pengingat secara berkala seperti poster dan menggantinya jika rusak.

2. Pengiriman Pesan Menyediakan dan menampilkan poster dan selebaran di semua tempat di RS

3. Berkelanjutan Rencana untuk memproduksi dan mendistribusikan pengingat atau tambahan terus-menerus, termasuk ide-ide inovatif selain poster dan leaflet

E. SAFETY CLIMATE1. Pendekatan multimodal

Penilaian terahadap Program hand Hygiene setidaknya 1 tahun sekali dan membandingkkannya dengan evaluasi sebelumnya.

2. Anggaran Menyediakan anggaran rutin untuk Program Hand hygiene.

3. Kapasitas Menetapkan fungsi jangka panjang bagi para profesional yang bertanggung jawab atas kegiatan Hand Hygiene dan menstimulasi staf untuk menjadi juara dan / atau role model

4. Komunikasi Hasil dari Program Hand Hygiene dapat di share kan dalam bentuk jurnal internal, web, dan kelembagaan resmi baik lokal, nasional, maupun internasional.

5. Keterlibatan Pasien dan Masyarakat Mengembangkan informasi dasar dan edukasi tentang Hand Hygiene kepada pasien, keluarga dan pengunjung

CONCLUSIONKETIDAKPATUHAN PETUGAS KESEHATAN DAN KARYAWAN RS “AMAL SEHAT”

DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM HAND HYGIENE

Page 7: Tutorial ppi hand_hygiene

Objektif Indikator Keberhasilan

Action Time/waktu Penanggung Jawab

Biaya

Ketidakpatuhan petugas kesehatan dan karyawan RS dalam melaksanakan program Hand Hygiene

Program2 PPI dapat terlaksana dengan adanya komitmen dan pemahaman akan jobdesk masing2 bagian

Restrukturisasi Komite PPI

Setelah penetapan kebijakan

Pergantian pengurus tiap 2

tahun

Ketua Komite PPI

Rp 500 ribu

Peningkatan pemahaman tenaga kesehatan dan karyawan akan pentingnya Program Hand Hygiene

Penurunan angka infeksi nosokomial

Pelatihan dan Edukasi

2 minggu setelah restrukturisasi

Dievaluasi 6 bulan setelah pelatihan

dan edukasi

Subag Pelatihan dan Pendidikan

Subag surveilans

Rp 5juta

Peningkatan jumlah fasilitas (wastafel, poster, clean towel)

Sosialisasi + Remainders

1 minggu setelah pelatihan dan

edukasi

Dievaluasi setelah 6 bulan – 1 tahun

Subag Pengendalian dan

Pencegahan Infeksi

Rp 5 juta

Peningkatan kepatuhan terhadap SOP

Peningkatan dokumen-dokumen tentang kebijakan hand hygiene

Evaluasi dan Feedback

6 bulan setalah pelatihan

selanjutnya setiap 1 tahun

Manajer dan Ketua Komite

PPI

Rp 1 juta

Tersedianya anggaran rutin untuk Program Handhygiene

Keberhasilan Program Handhygiene dapat di share ke jurnal internal, web, dll

Terlibatnya pasien, keluarga, serta pengunjung dalam program

Safety Climate Setelah 2 tahun Ketua Komite PPI

Rp 10 juta tiap

tahun