--muchlisah-16517-1-12-muchl-)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    1/102

     

    i

    STUDI PEMBUATAN YOGHURT SUSU KEDELAI DENGANMENGGUNAKAN Lactobaci l lus bulgar icus  dan

    Lactob aci l lus casei  

    Oleh

    MUCHLISAHG 611 06 043

    PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2012

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    2/102

     

    ii

    STUDI PEMBUATAN YOGHURT SUSU KEDELAI DENGANMENGGUNAKAN Lactobaci l lus bulgar icus  dan

    Lactob aci l lus casei  

    Oleh

    MUCHLISAH

    G 611 06 043

    SKRIPSISebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    pada

    Jurusan Teknologi Pertanian

    PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR2012

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    3/102

     

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Judul : STUDI PEMBUATAN YOGHURT SUSU KEDELAIDENGAN MENGGUNAKAN Lactobaci l lusbulgaricus d an Lactobaci l lus casei  

    Nama : MUCHLISAH

    Stambuk : G 611 06 043

    Program Studi : ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    Disetujui

    1. Tim Pembimbing

    Dr. Ir. Mariyati Bilang, DEA Prof. Dr. Ir. Amran Laga, MS

    Pembimbing I Pembimbing II

    Mengetahui

    2. Ketua Jurusan 3. Ketua Panitia

    Ujian Sarjana

    Prof. Dr. Ir. Hj. Muliyati M.Tahir, MS Prof. Dr. Ir. Elly Ishak, M.Sc

    NIP. 19801031 200501 2 003 Nip. 194307171969032001

    Tanggal Lulus: Agustus 2012

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    4/102

     

    iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT dengan segala

    rahmat dan hidayahNya telah memberikan kekuatan, kesehatan dan

    keteguhan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    kesarjanaan pada jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,

    Universitas Hasanuddin Makassar.

    Penulis mengucapkan terima kasih banyak yang

    sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Mariyati Bilang, DEA dan Prof. Dr. Ir.

    Amran Laga, MS  selaku pembimbing yang telah banyak memberikan

    bimbingan, kritikan, saran dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan

    skripsi. Tak lupa pula ucapan dan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hj.

    Meta Mahendradatta dan Dr. Ir. Jumriah Langkong, MS selaku penguji

    yang telah meluangkan waktunya guna memberikan masukan dan

    petunjuk menuju kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.

    Melalui kesempatan yang berharga ini penulis juga tak lupa

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ketua Jurusan dan Staf Dosen beserta seluruh karyawan Jurusan

    Teknologi Pertanian yang telah banyak memberikan pengetahuan

    kepada penulis selama menempuh pendidikan.

    2. Ketua Panitia Seminar dan Ujian Sarjana Ibu Prof. Dr. Ir. Elly Ishak,

    M.Sc atas luang waktunya dalam penyelesaian berkas-berkas ujian

    sarjana. 

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    5/102

     

    v

    Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna,

    sama halnya dengan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan

     jauh dari kesempurnaan tetapi penulis sadari bahwa kesalahan

    merupakan motivasi dan pelajaran dalam meraih kesuksesan. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan

    lebih lanjut pada skripsi ini.

    Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan

    mendapat imbalan dan limpahan rahmat yang berlipat ganda dari Allah

    SWT. Dan semoga laporan akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para

    pembaca, khususnya penulis, Amien.

    Wassalam

    Makassar, Agustus 2012

    Penulis

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    6/102

     

    vi

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Proses penyusunan skripsi ini didukung dan dibantu oleh orang-

    orang yang ada disekeliling penulis. Melalui kesempatan yang berharga ini

    penulis hatuskan banyak terima kasih kepada :

    1. Ayahanda Marsuki dan Ibunda Hj. Junaedah  tercinta yang dengan

    penuh ketulusan dan kasih sayang selama ini telah membimbing dan

    membesarkan penulis serta senantiasa memberikan dukungan,

    semangat dan doa yang tak ternilai harganya. Juga tak lupa untuk

    saudara-saudaraku Mawardi, ST, Maryunita S.S, Spd, Miswar, Mar

    Afandi Fitrah, saudara iparku Zunaidah, S.pdi  dan juga  Muhlas,

    indah dan suaminya yang tak henti-hentinya memberikan doa,

    semangat, dan bantuan kepada penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

    2. Teman-teman Jurusan Teknologi Pertanian Angkatan 2006 khususnya

    Prodi ITP sahabatku Satria yuniarti dan sarwinni yang banyak

    membantu penulis selama penelitian berlangsung. Saudara Tahir,

     Anto, Isna, k’Ekhy, k’ Yazid, aso’ dan Nurlaela penulis haturkan

    banyak terima kasih atas luang waktunya dalam membantu

    penyusunan skripsi ini sampai selesai. Serta beberapa orang yang

    tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

    3. Kepada teman-teman mahasiswa Teknologi Pertanian Unhas,

    khususnya saudara-saudariku di HIMATEPA.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    7/102

     

    vii

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Muchlisah., lahir di Sungguminasa tepatnya pada

    Tanggal 11 Mei 1988. Penulis dilahirkan dari

    pasangan Marsuki dan Hj. Junaedah

    Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah :

    1. Sekolah Dasar Inpres Kalukuang Boka. Tahun 1994-2000.

    2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Pallangga.

    Tahun 2000-2003.

    3. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Sungguminasa. Tahun 2003-

    2006.

    4. Pada Tahun 2006 penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri

    Universitas Hasanuddin melalui jalur Reguler pada Program Strata

    Satu (S1) dan tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu dan

    Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian

    Universitas Hasanuddin Makassar.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    8/102

     

    viii

    MUCHLISAH (G61106043)  STUDI PEMBUATAN YOGHURT SUSUKEDELAI DENGAN MENGGUNAKAN Lactobaci l lus bulgaricus   DAN

    Lactobaci l lus casei (MARIYATI BILANG DAN AMRAN LAGA). 

    RINGKASAN

    Yoghur kedelai adalah hasil fermentasi susu kedelai

    menggunakan bakteri asam laktat yang bertujuan untuk memecah

    protein kedelai agar lebih mudah dicerna, disamping itu pertumbuhan

    atau keberadaan bakteri asam laktat yang bersifat probiotik dapat

    mencegah pertumbuhan bakteri patogen di dalam pencernakan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pembuatan yoghur dari

    susu kedelai menggunakan bakteri asam laktat (Lactobacillus

    bulgaricus  dan Lactobacillus casei ) sebagai starter. Perlakuan

    penelitian ini adalah penambahan dan tanpa penambahan susu skim

    dalam starter kultur pada pembuatan yoghur kemudian (yoghur yang

    sudah jadi) disimpan selama 4 minggu. Selama penyimpanan

    diuanalisa pH, total asam, dan total bakteri asam laktat terhadap

    yoghur yang dihasilkan. Data hasil analisa diolah dengan

    menggunakan Rancangan acak lengkap dengan pola faktorial.

    Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan

    penambahan dan tanpa penambahan susu skim serta perlakuan

    penyimpanan berpengaruh nyata terhadap pH (3,93 – 5,45) dan

    total asam(1,25 -2,22%) yoghur. Sementara itu total bakteri asam

    laktat (1,32 x 107  – 3,07x 107 sel) tidak dipengaruhi oleh penambahan

    atau tanpa penambahan susu skim demikian pula lama 

    penyimpanannya. Uji organoleptik memperlihatkan yoghurt yang

    menggunakan susu skim dalam starternya disukai oleh panelis yaitu

    pada yoghurt yang belum disimpan. 

    Kata kunci : Susu kedelai, fermentasi, yoghurt susu kedelai

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    9/102

     

    ix

    MUCHLISAH (G61106043). The Study Of Producing Soy milk Yoghur t byUsing Lactobaci ll us bulgari cus and Lactobaci ll us casei

    (SUPERVISED MARIYATI BILANG AND AMRAN LAGA). 

    ABSTRACT

    Soy yoghurt was a product of soy milk fermentation using acid

    lactate bacteria to split the soy protein to be easier digested; beside that,

    the growth and the existence of the acid lactate bacteria with probiotic

    could prevent the growth of pathogen bacteria in a ranch. The objective of

    this research was to know the yoghurt production using acid lactate

    bacteria (Lactobacillus bulgaricus and Lactobacillus casei ) as the starter.

    The method of this research were adding and without adding milk cream in

    the culture starter in the yoghurt production, then the yoghurt stored for 4

    weeks. During the storage, the pH, the acid total and the acid lactate

    bacteria total to the yoghurt production were analyzed. The result of the

    data was analyzed using a complete random design with factorial pattern.

    The result of this research showed that the method of using and

    without using milk cream, and also the method of storage has a real

    influence to the pH (3.93 – 5. 45) and the acid total ( 1.25 – 2. 22 %) of theyoghurt. Beside that, the total of acid lactate bacteria (1.32 x 107 – 3.07 x

    107 cell) was not influenced by adding or without adding milk cream, and

    so does the storage. Organoleptic examination showed that yoghurt with

    milk cream in the starter that was liked by the panelist, was the yoghurt

    that had not been stored.

    Key word : Soy milk, fermentation, Soy yoghurt

    .

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    10/102

     

    x

    DAFTAR ISI

    Hal

    DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv

    I. PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang .......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 3

    II. TINJAUAN PUSTAKA 

     A. Kacang Kedelai .......................................................................... 5

    B. Ekstraksi Kedelai ........................................................................ 8

    C. Mikroorganisme pada Yoghurt ................................................... 12

    D. Yoghurt ...................................................................................... 21

    E. Manfaat Yoghurt ......................................................................... 27F. Proses Biokimia ......................................................................... 29

    III. METODE PENELITIAN 

     A. Waktu dan Tempat .................................................................... 35

    B. Alat dan Bahan .......................................................................... 35

    C. Prosedur Penelitian ................................................................... 35

    D. Perlakuan Penelitian ................................................................. 42

    E. Parameter Pengamatan ............................................................ 42

    F. Pengolahan Data ....................................................................... 44

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 

    1. Derajat Keasaman (pH) ............................................................. 45

    2. Total Asam ................................................................................. 51

    3. Uji Mikrobiologi ........................................................................... 56

    4. Uji Organoleptik .......................................................................... 59

    1. Warna ..................................................................................... 59

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    11/102

     

    xi

    2. Aroma ..................................................................................... 61

    3. Rasa ....................................................................................... 62

    V. KESIMPULAN DAN SARAN 

     A. Kesimpulan ............................................................................... 65

    B. Saran ........................................................................................ 65

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 66

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 70

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    12/102

     

    xii

    DAFTAR TABEL

    NO JUDUL HALAMAN

    1. Komposisi Kimia Kedelai Kering per 100 gr .................................. 5

    2. Komposisi zat gizi susu kedelai per 100 gr bahan ........................ 9

    3. Tipe-tipe produk probiotik dan Bakteri probiotik ............................. 18

    4. Komposisi Kimia susu skim per 100 gr bahan ............................... 22

    5. Syarat mutu Yoghurt ...................................................................... 24

    6. Tahap-tahap reaksi Biokimia pada proses glikolisis ....................... 31

     ___________________________________________________________

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    13/102

     

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    NO JUDUL HALAMAN

    1. Jenis Karbohidrat dan Ikatannya. .................................................... 8

    2. Fisiologi dan Biokimia Susu yang difermentasikan .......................... 32

    3. Kurva Pertumbuhan Diauksik .......................................................... 33

    4. Diagram Alir Pembuatan Susu Kedelai ........................................... 37

    5. Diagram Alir Pembuatan Starter ...................................................... 39

    6. Diagram Alir Penelitian .................................................................... 41

    7. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan SusuSkim terhadap pH Yoghurt Susu Kedelai ....................................... 47

    8. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap pH Yoghurt ..................... 49

    9. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan Susu

    Skim dan Lama Penyimpanan terhadap pH Yoghurt ....................... 49

    10. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan SusuSkim terhadap Total Asam Yoghurt ................................................. 51

    11. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Total Asam Yoghurt ....... 55

    12. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan SusuSkim dan Lama Penyimpanan ......................................................... 58

    13. Hubungan Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan Susu

    Skim dan Lama Penyimpanan Terhadap Total Bakteri Asam LaktatYoghurt ............................................................................................ 57

    14. Hubungan Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan SusuSkim dan Lama Penyimpanan Terhadap Warna Yoghurt ............... 60

    15. Hubungan Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan SusuSkim dan Lama Penyimpanan Terhadap Aroma Yoghurt ............... 62

    16. Hubungan Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan SusuSkim dan Lama Penyimpanan Terhadap Rasa Yoghurt .................. 63

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    14/102

     

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    NO JUDUL HALAMAN

    1. Hasil Uji pH pada Yoghurt Selama Penyimpanan 0-4 Minggu ...... 70

    2. Hasil Rata-rata Perlakuan Penambahan Susu Skim dan TanpaPenambahan Susu Skim terhadap pH Yoghurt ............................ 70

    3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)Pengaruh Lama PenyimpananTerhadap pH Yoghurt .................................................................... 69

    4. Hasil Analisa Sidik Ragam Pengaruh Berbagai Perlakuan danPenyimpanan terhadap Nilai pH Yoghurt ...................................... 71

    5. Uji Lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) Pengaruh Perlakuan TerhadapNilai pH Yoghurt ............................................................................ 71

    6. Hasil Uji Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Nilai pH Yoghurt.................................................................................................... ... 72

    7. Uji Lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruh Interaksi Dengan

    Penambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan Susu Skim danLama Penyimpanan Terhadap pH Yoghurt ................................... 72

    8. Hasil Uji Total Asam pada Yoghurt Selama Penyimpanan 0-4minggu ............................................................................................. 73

    9. Hasil Rata-rata Perlakuan Penambahan Susu Skim dan TanpaPenambahan Susu Skim terhadap Total Asam Yoghurt ............... 73

    10. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)Pengaruh Lama PenyimpananTerhadap Total Asam Yoghurt....................................................... 74

    11. Hasil Analisa Sidik Ragam Pengaruh Berbagai Perlakuan danPenyimpanan terhadap Total Asam Yoghurt ................................. 74

    12. Uji Lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) Pengaruh Perlakuan Terhadaptotal Asam Yoghurt ........................................................................ 74

    13. Hasil Uji Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Total Asam .....Yoghurt .......................................................................................... 75

     ___________________________________________________________

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    15/102

     

    xv

     ___________________________________________________________ NO JUDUL HALAMAN

     ___________________________________________________________

    14. Uji Lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruh Interaksi DenganPenambahan Susu Skim dan Tanpa Penambahan Susu Skim danLama Penyimpanan Terhadap Total Asam Yoghurt ...................... 75

    15. Hasil Uji Organoleptik Yoghurt Berdasarkan Warna ...................... 76

    16. Hasil Uji Organoleptik Yoghurt Berdasarkan Aroma ...................... 77

    17. Hasil Uji Organoleptik Yoghurt Berdasarkan Rasa ........................ 77

    18. Standarisasi Yoghurt Dunia ........................................................... 78

    19. Standar Nasional Indonesia Yoghurt ............................................. 79

     ___________________________________________________________

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    16/102

    1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kedelai merupakan tanaman biji-bijian yang mengandung

    banyak gizi. karena kandungan gizi yang dikandungnya ini sehingga

    banyak orang yang ingin mengkonsumsinya. kedelai dapat dibuat

    berbagai macam olahan bahan pangan yang dapat dengan mudah

    diolah oleh masyarakat. Kandungan gizi pada kacang kedelai yang

    paling utama yaitu protein.

    Susu kedelai telah banyak dikenal sebagai susu alternatif

    pengganti susu sapi, karena mempunyai kandungan protein yang

    cukup tinggi dengan harga relatif murah jika dibandingkan dengan

    sumber protein lainnya. Kelebihannya tidak mengandung laktosa yaitu

    seseorang yang tidak mempunyai enzim laktose dalam tubuhnya

    sehingga orang tersebut tidak dapat mencerna makanan yang

    berlemak

    Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah

    suatu bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana

    dan dibantu oleh mikroorganisme. Proses fermentasi ini

    merupakan bioteknologi sederhana dan sudah dikenal sejak

     jaman dahulu. Salah satu produk hasil fermentasi yaitu yoghurt.

     Yoghurtmerupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    17/102

    2

    proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik,

    salah satunya yaitu bakteri asam laktat.

    Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi susu yang

    telah banyak dikonsumsi secara luas dan menjadi bintang pada

    industri olahan susu. Selain cocok bagi orang yang alergi laktosa,

    yogurt juga memiliki rasa segar sekaligus menyehatkan.

    Kandungan gizi yoghurt tidak kalah dengan kandungan susu

    pada umumnya. Hal ini disebabkan karena bahan dasar pembuatan

    yogurt adalah susu. Selain cita rasanya yang khas yoghurt juga

    dikenal memiliki peranan penting bagi kesehatan tubuh salah satunya

    dapat menurunkan kolesterol darah.

    Bulgaricus adalah bakteri gram positif berbentuk batang dan

    tidak membentuk endospora.Bakteri ini sering disebut L. delburueckii

    subspesies bulgaricus.  Dalam susu, L. bulgaricus akan mengubah

    laktosa menjadi asam laktat. Bakteri inibersifat termodurik dan

    homofermentatif, dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya

    sekitar 450C.Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah sedikit

    asam atau sekitar pH 5.

    Bakteri Lactobacillus casei Strainshirota.Lactobacillus

    merupakan spesies bakteri yang umumnya memfermentasi gula

    heksosa menjadi asam laktat.Anggota dari Lactobacillus  tidak dapat

    bergerak, gram positif berbentuk batang yang dapat dijumpai secara

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    18/102

    3

    tunggal, berpasangan atau berbentuk rantai.Lactobacillus berperan

    sangat nyata dalam produksi susu dan sayuran terfermentasi seperti

    keju, yogurht, sauerkraut dan lain sebagainya.

    Probiotik merupakan bakteri baik yang secara alamiah ada di

    dalam saluran pencernaan manusia. Disebut sebagai bakteri

    baik/menguntungkan Karena bila mikroorganisme tersebut dikonsumsi

    dalam jumlah tertentu dapat memberikan dampak positif bagi

    kesehatan. Contoh, bakteri asam laktat dan Bifidobacterium.

    Sedangkan prebiotik adalah bahan/komponenContoh, bakteri asam

    laktat dan Bifidobacterium. Sedangkan prebiotik adalah

    bahan/komponen yang dapat bermanfaat untuk perkembangan

    mikroflora di dalam usus tadi. Di dalam usus, bahan prebiotik selain

    akan difermentasi oleh bakteri baik terutamaBifidobacteria dan

    Lactobacillus  juga akanmenghasilkan asam lemak berantai pendek

    yang oleh tubuh dapat digunakan sebagai sumber energi. 

    B. Rumusan Masalah

    Kacang kedelai merupakan salah satu komoditi kacang-

    kacangan yang kaya akan protein . Susu kedelai masih dalam

    protein utuh , protein kedelai (susu kedelai) akan lebih mudah

    dicerna bila molekulnya lebih kecil (sederhana) dalam bentuk

    asam-asam amino, sehingga perlu upaya untuk memecahkan

    protein menjadi komponen yang lebih sederhana dan mudah

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    19/102

    4

    dicerna. Upaya pemecahan protein kedelai dapat dilakukan

    dengan beberapa cara diantaranya yaitu dengan fermentasi

    menggunakan bakteri asam laktat.

    C. Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mempelajari

    pembuatan yoghurt dari susu kedelai menggunakan bakteri asam

    laktat (Lactobacillus bulgaricus  dan Lactobacillus casei ) sebagai

    starter.

    Kegunaan dari penelitian ini adalahuntuk bahan informasi

    bagi masyarakat untuk menghasilkan produk susu kedelai yang

    bersifat probiotik yang berasal dari susu kedelai fermentasi juga

    sebagai bahan acuan (informasi) bagi masyarakat yang

    berkepentingan. 

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    20/102

    5

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kacang kedelai(Glycine max L )

    Kedelai merupakan sumber protein yang paling baik. Di

    samping itu, kedelai juga dapat digunakan sebagai sumber lemak,

    mineral, dan serat. Komposisi rata-rata kedelai dalam bentuk biji

    kering menurut Koswara (1995), dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah

    ini :

    Tabel 01. Komposisi Kimia Kedelai Kering per 100 gram

    Komposisi Jumlah

    Kalori (kkal)

    Protein (gram)

    Lemak (gram)

    Karbohidrat (gram)

    Kalsium (mg)

    Posfor (mg)

    Besi (mg)

    Vitamin A (SI)

    Vitamin B1 (mg)

     Air (gram)

    331,0

    34,9

    18,1

    34,8

    227,0

    585,0

    8,0

    110,0

    1,1

    7,5

    Sumber : Koswara, 1995.

    Nilai protein kedelai jika difermentasikan dan dimasak akan

    memiliki mutu yang lebih baik. Disamping itu protein kedelai

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    21/102

    6

    merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam

    amino esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh. Protein kedelai

    mempunyai kemampuan untuk dicampur dengan berbagai jenis

    komoditi secara komplemen dengan maksud untuk memperbaiki nilai

    biologis protein bahan tersebut (Winarno, 1993).

    Proses fermentasi dengan bakteri asam laktat juga dapat

    meningkatkan bioaktif isoflavon yang berperan sebagai antioksidan.

    Berdasarkan penelitian Pyo, dkk, (2005), kultur probiotik yang memiliki

    enzim β-glukosidase dapat meningkatkan availabilitas bioaktif

    isoflavon. Enzim ini akan mendegradasi isoflavon glukosida menjadi

    aglikon (daidzein dan genistein) yang lebih mudah diserap tubuh

    .Sehingga pemilihan strain untuk menghasilkan fermentasi kedelai

    probiotik perlu dilakukan dengan tepat agar diperoleh nilai tambah

    melalui peningkatan bioaktif isoflavon dan turunnya gejala flatulensi.

    Beberapa penelitian menunjukkan kemampuan bakteri probiotik dalam

    memotong α-galaktosida dan β-glukosida. Fermentasi juga dapat

    meningkatkan flavor produk sehingga dapat mengurangi bau langu

    yang tidak disukai. (Pyo, dkk , 2005).

    Menurut (Pyo, dkk, 2005) Berbagai manfaat yang dapat diperoleh

    dari penggunaan bakteri asam laktat probiotik untuk menfermentasi

    soya milk, antara lain:

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    22/102

    7

    1. Mendegradasi karbohidrat yang tidak dapat dicerna tubuh

    2. Meningkatkan bioavailabilitas isoflavon

    3. Kombinasi kedelai dengan probiotik ataupun prebiotik dapat

    menurunkan LDL secara signifikan

    4. Aman bagi konsumen yang lactose-intolerance

    5. Aman bagi konsumen yang alergi terhadap protein susu

    6. Pengembangan produk

    Salah satu bahan makanan pengganti susu yang berprospek

    sebagai pembawa probiotik adalah kedelai. Hal tersebut karena

    kedelai merupakan pangan nabati yang memiliki kualitas protein yang

    tidak kalah dengan susu. Selain itu, kelebihan lain yang dimiliki

    kedelai adalah protein kedelai dalam jumlah tertentu dapat

    menurunkan risiko penyakit jantung dan kedelai merupakan sumber

    isoflavon. Namun demikian kedelai juga memiliki beberapa

    kelemahan, di antaranya adanya bau langu dan gula yang terkandung

    adalah jenis oligosakarida yang tidak dapat didegradasi oleh tubuh

    (non-digestible), yaitu rafinosa dan stakiosa sehingga dapat

    menyebabkan flatulensi, yaitu produksi gas hasil pemecahan gula

    oleh bakteri kolon. Rafinosa yang merupakan tri-sakarida memiliki

    ikatan α-galaktosida antara galaktosa-glukosa, demikian juga stakiosa

    memiliki dua ikatan α-galaktosida antara galaktosa-galaktosa dan

    galaktosa-glukosa (Gambar 1)(Anonim, 2011).

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    23/102

    8

    B. Ekstraksi Kedelai

    Susu kedelai adalah minuman berkrim seperti susu yang dibuat

    dengan cara merendam dan menghaluskan kedelai dengan air. Susu

    kedelai ini juga dibuat dengan cara menambah air pada tepung

    kedelai. Dewasa ini, susu kedelai mempunyai aroma ringan dan lezat.

     Ada yang dijual dengan rasa tawar namun ada juga yang telah diberi

    berbagai rasa dan aroma, diantaranya coklat, almond, moka dan

    vanilla (Hieronymus, 1993)

    Sebagai minuman, susu kedelai dapat menyegarkan dan

    menyehatkan tubuh karena pada umumnya minuman hanya bersifat

    menyegarkan. Susu kedelai juga dikenal dengan minuman kesehatan,

    karena tidak mengandung kolesterol tetapi mengandung phitokimia

    yaitu suatu senyawa dalam bahan pangan yang mempunyai khasiat

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    24/102

    9

    menyehatkan. Komposisi zat gizi yang terdapat dalam susu kedelai

    cair untuk tiap 100 g dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

    Tabel 02. komposisi zat gizi susu kedelai per 100 g bahan

    Sumber: Hendrasty, 2002

    Bahan penyusun karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12 -14%

    yang dapat digunakan tubuh secara biologis. Karbohidratnya terdiri

    Bahan penyusun Kandungan gizi

    Kalori 44.00

     Air (g) 90.80

    Protein (g) 3.60

    Lemak (g) 2.00

    Karbohidrat (g) 2.90

     Abu (Mg) 0.50

    Kalsium (Mg) 15.00

    Fosfor (Mg) 49.00

    Natrium (Mg) 2.00

    Besi (Mg) 1.20

    Kalsium (Mg) 15.00

    Thiamine (Mg) 0.03

    Riboflavine (Mg) 0.02

    Niacin (Mg) 0.50

     Asam lemak jenuh (%) 40-48

     Asam lemak tak jenuh (%) 52-60

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    25/102

    10

    atas golongan oligosakarida dan golongan polisakarida. Golongan

    oligosakarida terdiri dari sukrosa, stakinosa, dan raffinosayang larut

    dalam air. Sedangkan golongan polisakarida terdiri dari

    erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut dalam air

    dan alkohol, serta tidak dapat dicerna (Koswara, 1995)

    Susu kedelai yang baik dan layak dikonsumsi adalah bebas dari

    bau dan rasa langu kedelai, bebas antitripsin dan mempunyai

    kestabilan yang mantap (tidak mengendap/ menggumpal). Langu

    adalah bau khas kedelai dan kacang-kacangan mentah lainnya. Rasa

    dan bau itu ditimbulkan oleh kerja enzim lipoksigenase yang ada

    dalam biji kedelai, enzim itu akan bereaksi denganlemak pada waktu

    penggilingan kedelai terutama jika digunakan air dingin. Hasil paling

    sedikit berupa senyawa volatil (mudah menguap) terutama Etil-Fenil-

    Keton (Koswara, 1995).

    Bau dan rasa langu dapat dihilangkan dengan cara mematikan

    enzim lipoksigenase dengan panas. Cara yang dapat dilakukan antara

    lain (1) menggunakan air panas dengan (suhu 80ºC - 100ºC) pada

    penggilingan kedelai atau (2) merendam kedelai dalam air panas

    selama 10 – 15 menit sebelum digiling (Koswara, 1995)

    Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim

    diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua

    zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    26/102

    11

    dalam lemak. Susu skim dapat digunakan oleh orang yang

    menginginkan nilai kalori rendah di dalam makanannya, karena susu

    skim hanya mengandung 55 % dari seluruh energi susu. Susu krim

    sendiri adalah bagian dari susu yang kaya akan lemak, yang timbul ke

    bagian bagian atas dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan

    dengan alat pemisah sentrifugal. Lapisan skim yang terlihat dalam

    botol-botol susu mentah terdiri dari kira-kira 60  – 80 % (Buckle et al .,

    1987).

    Mekanisme pembentukan gel susu adalah adanya penurunan

    pH akibat pengasaman atau fermentasi yang menyebabkan

    perubahan kimia secara drastis. Perubahan utamanya yaitu

    kalsium dan fosfat bergabung dengan kasein. Ikatan fosfat tetap utuh

    dimana pH isoelektrik dari ikatan-ikatan ini menjadi lebih kuat.

    Selanjutnya partikel-partikel kasein pada pH ini sangat berbeda pada

    kondisifisiologis, meskipun distribusi ukurannya tidak berubah secara

    luas. pH yang rendah pada susu menghasilkan ion kalsium

    meningkat yang sekaligus mengurangi ikatan isoelektrik bermuatan

    negatif pada larutan kasein. Partikel kasein teragregasi pada pH 4,6

    yang mengakibatkan dorongan elektrostatik dan dorongan sterik

    menjadi hilang pada larutan kasein sehingga terbentuklah gel di

    dalam susu (Malaka, 1997).

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    27/102

    12

    C. Mikroorganisme Yoghurt

    Bulgaricus adalah bakteri gram positif berbentuk batang dan

    tidak membentuk endospora.Bakteri ini sering disebut L. delburueckii

    subspesies bulgaricus.  Dalam susu, L. bulgaricus akan mengubah

    laktosa menjadi asam laktat. Bakteri inibersifat termodurik dan

    homofermentatif, dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya

    sekitar 45

    0

    C.Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah sedikit

    asam atau sekitar pH 5,5.(Helferich dan Westhoff 1980).

    Bakteri Lactobacillus casei Strainshirota.Lactobacillus

    merupakan spesies bakteri yang umumnya memfermentasi gula

    heksosa menjadi asam laktat.Anggota dari Lactobacillus  tidak dapat

    bergerak, gram positif berbentuk batang yang dapat dijumpai secara

    tunggal, berpasangan atau berbentuk rantai.Lactobacillus berperan

    sangat nyata dalam produksi susu dan sayuran terfermentasi seperti

    keju, yogurht, sauerkraut dan lain sebagainya (Buckle et al ., 1987).

    Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai agen probiotik

    adalah golongan Lactobacillus. Jenis ini memiliki hampir semua

    karakteristik yang diperlukan. Lactobacillus  juga dapat menurunkan

    pH lingkungan dengan mengubah gula menjadi asam laktat. Kondisi

    ini akan menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri

    patogen. Keistimewaan inilah yangmembuat bakteri Lactobacillus 

    menjadi agen untuk bermacam produk probiotik di seluruh dunia.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    28/102

    13

    Beberapa contoh yang telah dipasarkan adalah Lactobacillus casei

    strain Shirota(Anonim 2004a).

    Bakteri asam laktat memerlukan nutrisi yang sangat kompleks,

    oleh karena itu umumnya habitatnya kaya akan nutrisi seperti

    berbagai jenis makanan (susu, daging, minuman, dan sayuran).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan

    hidup bakteri asam laktat sangat beragam, namun komposisi kimia

    dan kandungan nutrisi pada media sangat berpengaruh (Surono,

    2004).

    Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan

    hidup bakteri asam laktat sangat beragam, komposisi kimia dan

    kandungan nutrisi pada media sangat berpengaruh. Hanya bakteri

    asam laktat yang mampu memecah glukosa dalam susu juga mampu

    memfermentasi karbohidrat, jenis karbohidrat yang tersedia

    menentukan jenis bakteri asam laktat untuk dapat tumbuh. pada susu,

    bakteri yang tumbuh adalah yang mampu memfermentasi glukosa dan

    laktosa (Budiyanto, 2002).

    Secara fisiologis dan berdasarkan aktivitas metabolismenya,

    bakteri asam laktat dikelompokkan dalam dua grup, yaitu

    homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri probotik yang bersifat

    homofermentatif dalam proses metabolismenya akan menghasilkan

    85% asam laktat sebagai produk metabolitnya, sehingga asam laktat

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    29/102

    14

    yang dihasilkan mampu memberikan suasana asam (Surono, 2004).

    Hal ini akan memberikan respon yang positif terhadap mikroflora pada

    saluran pencernaan karena bakteri pathogen tidak tahan terhadap

    kondisi asam atau pH di bawah 3.5 (Kimoto at al., 2005), sehingga

    bakteri probiotik dapat mendominasi saluran cerna dan memperbaiki

    saluran pencernaan.

    Susu asam hasil fermentasi oleh BAL lokal mengalami

    perubahan tekstur menjadi lebih lembut, aroma yang semakin segar

    dan memiliki warna yang beragam. Di samping perubahan fisik, susu

    kacang-kacangan yang telah mengalami fermentasi oleh BAL juga

    mengalami perubahan kimiawi dengan terbentuknya asam laktat, dan

    meningkatnya kadar protein. Proses fermentasi susu kacang-

    kacangan juga dapat meningkatkan nilai gizi pada susu asam yang

    berbahan dasar kacang-kacangan. Adanya perubahan tekstur, aroma,

    rasa serta peningkatan nilai gizi pada susu asam yang berbahan

    dasar kacang-kacangan diharapkan akan menjadi terobosan teknologi

    pengolahan susu kacang-kacangan, meningkatkan keragaman cara

    pengolahan susu kacang-kacangan, meningkatkan penerimaan

    produk yang berbahan dasar kacang-kacangan oleh masyarakat,

    serta memberikan nilai tambah terhadap susu asam yang berbahan

    dasar kacang-kacangan. Dari uji organoleptik ini diketahui bahwa

    kesukaan panelis terhadap susu asam berasal dari kacang merah,

    kacang hijau, dan kacang tunggak tidak berbeda nyata terhadap

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    30/102

    15

    yoghurt komersial, sedangkan susu asam yang berbahan kacang

    tanah dan kedelai berbeda nyata. Susu asam yang paling disukai

    panelis adalah susu asam dari kacang merah (Sri Widowati dan

    Misgiyarta, 2003).

    Probiotik adalah pangan mengandung mikroorganisme hidup

    yang secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki

    keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam

     jumlah yang memadai. Oleh karena itu untuk dapat disebut probiotik,

    bakteri harus mempunyai persyaratan sebab terbukti aman bagi

    manusia, dapat mencapai usus dalam keadaan hidup dan terbukti

    bermanfaat. Bakteri Yakult telah terbukti melalui berbagai riset dapat

    memenuhi persyaratan tersebut (Anonim, 2006a).

    Penggunaan kultur mikroorganisme dalam pengolahan pangan

    misalnyadalam pembuatan makanan fermentasi, terutama ditujukan

    untuk mengubah bahan pangan asalnya selain tujuan utama tersebut,

    penggunaan kultur mikroorganisme mempunyai beberapa keuntungan

    lainnya, diantaranya adalah (Fardiaz, 1989) :

    (1). Penggunaan kultur mikroorganisme dapat mengawetkan dan

    meningkatkan keamanan makanan karena beberapa diantaranya

    dapat memecah substrat menjadi asam dan menurunkan pH

    makanan sehingga mikroorganisme pembusuk dan patogen tidak

    tumbuh. Selain itu beberapa mikroorganisme yang digunakan

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    31/102

    16

    sebagai kultur dalam pengolahan makanan dapat membentuk

    senyawa-senyawa antimikroba.

    (2). Penggunaan kultur mikroorganisme dapat meningkatkan nilai gizi

    makanan karena mikroorganisme dapat memecah komponen-

    komponen makanan menjadi senyawa-senyawa lain yang lebih

    sederhana sehingga lebih mudah dicerna atau diabsorpsi oleh

    tubuh.

    (3). Kultur mikroorganisme yang digunakan dalam pengolahan

    pangan dapat memecah substrat menjadi senyawa-senyawa

    yang berpengaruh terhadap cita rasa produk.

    Mikroba yang bersifat fermentatif dapat mengubah karbohidrat

    dan turunannya menjadi alkohol, asam dan karbondioksida.Disusul

    dengan mikroba  proteolitik dapat memecah protein dan komponen

    nitrogen lainnya, sehingga menghasilkan bau busuk yang tidak

    diinginkan. Sedangkan mikroba lipolotik akan menghidrolisa lemak,

    fosfolipid dan turunannya dengan menghasilkan bau tengik. Bila

    alkohol dan asam yang dihasilkan mikroba cukup tinggi, maka

    pertumbuhan mikroba  proteolitik dan lipolitik dapat dihambat.Jadi

    pada prinsipnya, fermentasi adalah menumbuhkan pertumbuhan

    mikroba pembentuk alkohol dan asam, dan menekan pertumbuhan

    miroba proteolitik dan lipolitik (Anonim, 2009 g).

    Probiotik merupakan bakteri baik yang secara alamiah ada di

    dalam saluran pencernaan manusia. Disebut sebagai bakteri

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    32/102

    17

    baik/menguntungkan Karena bila mikroorganisme tersebut dikonsumsi

    dalam jumlah tertentu dapat memberikan dampak positif bagi

    kesehatan. Contoh, bakteri asam laktat dan Bifidobacterium.

    Sedangkan prebiotik adalah bahan/komponen yang dapat bermanfaat

    untuk perkembangan mikroflora di dalam usus tadi. Di dalam usus,

    bahan prebiotik selain akan difermentasi oleh bakteri baik

    terutamaBifidobacteria  dan Lactobacillus  juga akan menghasilkan

    asam lemak berantai pendek yang oleh tubuh dapat digunakan

    sebagai sumber energi (Anonim 2006b).

    Berbagai macam tipe probiotik dan bakteri probiotik yang

    umumnya digunakan. Lactobacillus bulgaricus adalah salah satu jenis

    probiotikmenurut (Hidayat, dkk ., 2008)dapat dilihatpadaTabel 03.

    Tabel 03. Tipe-tipe Produk Probiotik Dan Bakteri Probiotik

    Probiotik Bakteri (yang umum digunakan)

    Produk-produk susu fermentasi

    (yoghurt, buttermilk, susu

    asidofilus, dan lain-lain).

    Lactobacillus bulgaricus

    Streptococcus thermophilus

    Lactobacillus acidophilus

    Lactobacillus casei

    Bifidobacteria sp.

    Lactobacillus reuteri

    Pangan yang disuplementasi

    (susu pasteurisasi, minuman-

    minuman).

    Lactobacillus bulgaricus

    Streptococcus thermophilus

    Lactobacillus acidophilus

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    33/102

    18

    Bifidobacteria sp.

    Lactobacillus reuteri

    Farmaseutikal (tablet, kapsul,

    granula).

    Lactobacillus bulgaricus

    Lactobacillus acidophilus

    Bifidobacteria sp.

    Produk-produk health food

    (cairan, kapsul, bubuk).

    Lactobacillus acidophilus

    Bifidobacteria sp.

    Lactobacillus sp.

    Sumber : Hidayat, dkk ., 2008.

    Spesies dalam jenis Lactobacillus banyak yang dapat

    mensintesa vitamin sehingga digunakan dalam analisis vitamin, dan

    banyak yang bersifat termodurik, yaitu tahan suhu pasteurisasi.

    Lactobacillus sering ditemukan di dalam makanan misalnya

    permukaan sayuran dan pada susu sertaproduk-produk susu. Jenis

    lactobacillus  dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu bersifat

    homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri homofermentatif

    memecah gula terutama menjadi asam laktat, dan dapat tumbuh pada

    suhu 37oC atau lebih dengan kisaran pH 3,0  – 6,0. Laktobasili yang

    bersifat homofermentatif

    dan mempunyai suhu optimum pertumbuhan yang lebih rendah

    misalnya Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum dan

    Lactobacillus leichmanii  (Fardiaz, 1989).

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    34/102

    19

    Famili  X. Lactobacillaceae merupakan bakteri yang berbentuk

    basil atau kokus yang bergandeng-gandengan, atau merupakan

    tetrad.Termasuk gram positif yang umumnya saproba dan beberapa

    spesies bersifat pathogen. Genus yang terkenal antara lain

    Lactobacillus dengan 11 spesies, diantaranya L. lactis, L. acidhopillus,

    keduanya menghasilkan sedikit asam dari fermentasi gula.

    Lactobacillus casei dipergunakan dalam pembuatan keju, yoghurtt

    dan produk fermentasi susu lainnya (Dwidjoseputro, 1998). 

    Penggunaan kultur mikroorganisme dalam pengolahan pangan

    misalnya dalam pembuatan makanan fermentasi, terutama ditujukan

    untuk mengubah bahan pangan asalnya selain tujuan utama tersebut,

    penggunaan kultur mikroorganisme mempunyai beberapa keuntungan

    lainnya, diantaranya menurut (Fardiaz, 1989) yaitu: (1) Penggunaan

    kultur mikroorganisme dapat mengawetkan dan meningkatkan

    keamanan makanan karena beberapa diantaranya dapat memecah

    substrat menjadi asam dan menurunkan pH makanan sehingga

    mikroorganisme pembusuk dan patogen tidak tumbuh. Selain itu

    beberapa mikroorganisme yang digunakan sebagai kultur dalam

    pengolahan makanan dapat membentuk senyawa-senyawa

    antimikroba, (2) Penggunaan kultur mikroorganisme dapat

    meningkatkan nilai gizi makanan karena mikroorganisme dapat

    memecah komponen-komponen makanan menjadi senyawa-senyawa

    lain yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna atau

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    35/102

    20

    diabsorpsi oleh tubuh, (3) Kultur mikroorganisme yang digunakan

    dalam pengolahan pangan dapat memecah substrat menjadi

    senyawa-senyawa yang berpengaruh terhadap cita rasa produk.

    Standar produksi yang ditetapkan Codex menyebutkan, sebuah

    produk dapat dikatakan probiotik adalah apabila terdapat sekurang-

    kurangnya 10 juta sel hidup per gram produk di pasaran, dan minimal

    100 juta sel hidup setelah di produksi. Sayangnya peraturan yang

    mengacu pada Codex ini tidak bisa diterapkan langsung di Indonesia,

    dikarenakan Codex bukan merupakan peraturan yang mengikat,

    melainkan baru merupakan rekomendasi standar dalam perdagangan

    internasional (Rahmadi, 2008).

    Biokonversi adalah proses-proses yang dilakukan oleh

    mikroorganisme untuk mengubah suatu senyawa menjadi suatu

    produk yang mempunyai struktur kimiawi yang berhubungan. Konversi

    seperti ini sering disebut transformasi microbial. Proses-proses yang

    terjadi hanya terdiri atas satu atau sejumlah kecil reaksi enzimatik.

    Jenis reaksi biokonversi antara lain adalah reaksi hidrolisis, oksidasi,

    esterifikasi, demetilasi, dehidrasi, dekarboksilasi, deaminasi, aminasi,

    dll. Metabolit primer adalah senyawa yang termasuk produk-produk

    akhir yang memiliki bobot molekul rendah, yang digunakan sebagai

    senyawa pembangun makromolekul, atau dikonversikan sebagai

    senyawa koenzim. Senyawa yang paling penting adalah asam¬asam

    amino, nukleotida-nukleotida dan pirimidin serta vitamin-vitamin.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    36/102

    21

    Metabolit sekunder adalah molekul-molekul yang disintesa oleh

    beberapa mikroorganisme tertentu, biasanya diilakukan pada akhir

    siklus pertumbuhan. Meskipun tidak dibutuhkan untuk

    pertumbuhannya, namun metabolit-metabolit sekunder dapat bersifat

    sebagai nutrien darurat untuk bertahan hidup. Metabolit sekunder

    yang paling dikenal adalah : antibiotika, mikotoksin, steroid dan

    pigmen (Martine, 2009).

    D. Yoghurt

    Yoghurt adalah susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat

    (BAL) yaitu bakteri Lactobacillus bulgaricus  dan Streptococcus

    thermophilus  dalam perbandingan 1:1 sehingga terbentuk produk

    dengan tekstur setengah padat. Hal ini disebabkan terjadinya

    koagulasi kasein dalam susu sehingga terbentuk gel. BAL sebagai

    bibit yoghurt yang ditumbuhkan dalam susu akan menyebabkan

    terbentuknya beberapa senyawa yang memberi aroma dan rasa pada

    yoghurt seperti : asam-asam non-volatil (laktat, piruvat, oksalat),

    asam-asam mudah menguap (format, asetat, propionat), senyawa

    karbonil (asetaldehida, aseton, asetoin) dan senyawa lain seperti

    asam-asam amino. Sejumlah asam organik seperti asam glukoronat,

    propionat, folat dan laktat dapat berperan dalam penurunan kolesterol

    (Anonim, 2009b).

    Starter dibuat dengan cara terpisah dan keduanya dicampur

    pada saat akan digunakan. Media yang digunakan untuk pembuatan

    http://www.michaelmartine.com/http://www.michaelmartine.com/

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    37/102

    22

    yoghurt adalah susu skim. Susu skim merupakan susu yang

    kandungan lemaknya relatif rendah karena dalam pengolahannya

    lemak susu telah dipisahkan. Penambahan susu skim pada

    pembuatan yoghurt selain sebagai sumber protein juga sebagai

    sumber laktosa yang berfungsi sebagai sumber karbon dan energi

    bagi starter. Kadar protein yang terkandung dalam susu skim dapat

    dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 04. Komposisi kimia susu skim per 100 gr bahan

    Komponen Jumlah

    Energi (kal) 355

    Protein (g) 36,4

    Lemak (g) 1,3

    Karbohidrat (g) 52,8

    Sumber: Paul and Southgate (1978)

    Yoghurt merupakan salah satu produk susu fermentasi dengan

    rasa asam dan manis. Di beberapa negara yoghurt dikenal dengan

    nama yang berbeda-beda, misalnya Jugurt (Turki), Zabady (Mesir,

    Sudan), Dahee (India), Cieddu (Italia), dan Filmjolk (Skandinavia).

    Negara dengan konsumsi yoghurt tinggi antara lain Belanda, Swiss,

    Perancis, Finlandia, Denmark, Jerman, Austria, dan Jepang. Di

    Indonesia, yoghurt mulai banyak dipasarkan di supermarket dalam

    bentuk minuman encer hingga kental yang dikemas di dalam botol

    plastik. Pada umumnya untuk menambah daya tarik dan kesehatan,

    ke dalam yoghurt ditambahkan flavor buah-buahan (Anonim, 2009a).

     Yoghurt adalah salah satu produk susu terkoagulasi

    (mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    38/102

    23

    aktifitas bakteri Lactobaci l lus bulgaricus dan Streptococcus

    thermophi lus , dimana mikroorganisme ini dalam produk akhir

    harus hidup aktif dan berlimpah. Meski kandungan gizinya seolah

    sempurna, susu mudah basi. Susu sapi segar sangat mudah

    rusak. Kontaminasi bakteri dengan cepat berkembang hingga

    rusak dan tidak lagi dikonsumsi. Yoghurt adalah salah satu

    upaya agar susu bisa lebih awet. Yoghurt disukai karena rasa

    segar, tekstur, dan aromanya yang khas. Citarasa yoghurt itu

    disebabkan timbulnya asam laktat, asam asetat, karbonil,

    asetaldehida, aseton, asetoin, diasetil, dan lain-lain (Anonim,

    2009d).

    Yoghurt merupakan produk minuman dari susu yang

    mengalami fermentasi oleh bakteri asam laktat. Penambahan susu

    bubuk skim tersebut dapat meningkatkan kekentalan, aroma,

    keasaman, protein dan mengurangi bau langu. Sukrosa adalah salah

    satu sumber gula yang paling mudah didapat yang dapat digunakan

    sebagai sumber energi untuk pertumbuhan bakteri asam laktat pada

    pembuatan yoghurt. Minuman yoghurt. bentuknya cair , sehingga bisa

    diminum. Biar kaya rasa, minuman ini bisa ditambah gula, pewarna

    dan perasa cokelat dan sebagainya (Anonim, 2009c).

    Yogurt adalah produk dari susu yang telah dipasteurisasi

    kemudian difermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    39/102

    24

    keasaman bau dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan

    bahan lain yang diizinkan (Anonim, 2009a).

    Yoghurt yang baik memiliki kriteria yang sesuai SNI. Syarat

    mutu yoghurt dapat dilihat pada Tabel 5 :

    Tabel 05: Syarat MutuYogurt Menurut Dewan Standardisasi Nasional 

    1992 

    No Kriteria uji Satuan Persyaratan

    1. Keadaan:

    1.1. PenampakanCairan kental

    sampai semi padat

    1.2. Bau Normal/Khas

    1.3. Rasa Asam/Khas

    1.4. Konsistensi Homogen

    2. Lemak % b/b Maks. 3.8

    3 Bahan kering tanpa lemak % b/b Min. 8.2

    4 Protein (N x 6.37) % b/b Min. 3.5

    5 Abu Maks 1.0

    6Jumlah asam (dihitung

    sebagai laktat)

    % b/b 0.5-2.0

    7 Cemaran logam:

    7.1.Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0.3

    7.2.Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 20.0

    7.3.Seng (Zn) mg/kg Maks. 40.0

    7.4.Timah (Sn) mg/kg Maks. 40.0

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    40/102

    25

    8 Arsen (As) mg/kg Maks. 0.1

    9 Cemaran mikroba:

    9.1.Bakteri Coliform APM/g Maks. 10

    9.2.E. Coli APM/g < 3

    9.3.Salmonella Negatif/100g

    Sumber: Dewan Standardisasi Nasional (1992)

    Yoghurt merupakan produk minuman dari susu yang

    mengalami fermentasi oleh bakteri asam laktat. Penambahan susu

    bubuk skim tersebut dapat meningkatkan kekentalan, aroma,

    keasaman, protein dan mengurangi bau langu. Sukrosa adalah salah

    satu sumber gula yang paling mudah didapat yang dapat digunakan

    sebagai sumber energi untuk pertumbuhan bakteri asam laktat pada

    pembuatan yoghurt. Minuman yoghurt. bentuknya cair , sehingga bisa

    diminum. Biar kaya rasa, minuman ini bisa ditambah gula, pewarna

    dan perasa cokelat dan sebagainya (Anonim, 2009c).

    Menurut Enie (1977) menerangkan bahwa, untuk

    mendapatkan yoghurt yang baik maka perlu diperhatikan faktor

    bahan baku, pengolahan dan kondisi pengolahannya. Faktor-

    faktor tersebut antara lain : 

    a. Bahan baku, 

    Bahan baku yang digunakan yaitu susu, dimana

    kandungan total padatan susu yang tinggi akan menghasilkan

    yoghurt yang lebih kental. Biasanya yoghurt dibuat dari susu

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    41/102

    26

    yang kadar total padatannya sudah ditingkatkan dengan

    penambahan padatan bukan lemakseperti susu skim.

    Peningkatan total padatan bukan lemak akan meningkatkan

    nutrisi dari yoghurt yang dihasilkan. 

    b. Pemanasan susu sebelum dibuat yoghurt, 

    Pemanasan susu dalam pembuatan yoghurt

    mempunyai tujuan untuk membunuh mikroba kontaminan,

    dan dapat menyebabkan denaturasi protein sehingga lebih

    mudah menggumpal serta menambah konsistensi. 

    c. Penggunaan biakan yang aktif  

    d. Pendinginan yoghurt yang telah jadi, 

    Pendinginan ini penting untuk menghentikan

    pembentukan asam oleh biakan pada tingkat yang tidak

    diinginkan. Keadaan ini dapat menahan pertumbuhan mikroba

    tetapi tidak mematikannya. 

    e. Sanitasi yang baik dalam pengolahan, 

    Keadaan ini dibutuhkan untuk mencegah terjadinya

    kontaminasi oleh ragi, jamur dan bakteri pathogen. 

    Beberapa manfaat dari makanan produk fermentasi asam

    menurut (Surono, 2004) antara lain adalah :

    1. Makanan menjadi lebih awet dari bentuk segarnya karena kondisi

    asam tidak disukai oleh bakteri kontaminan serta mencegah

    berkembangnya toksin pada makanan.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    42/102

    27

    2. Kemungkinan makanan sebagai media mikroba patogen

    berkurang.

    3. Makanan mengalami perubahan citarasa yang digemari dan sering

    meningkatkan nilai gizinya, karena umumnya lebih mudah dicerna

    karena telah mengalami penguraian selama proses fermentasi dan

    terbentuk molekul-molekul yang lebih sederhana dan lebih mudah

    dicerna.

    Total asam merupakan salah satu parameter yang penting

    dalam menentukan mutu produk olahan dengan asam. Kenaikan

    kadar total asam pada bahan pangan yang dihasilkan sejalan dengan

    turunnya pH (Storer, dkk., 1976)

    E. Manfaat Yoghurt

    Yoghurt sebagai hasil fermentasi susu, memiliki keasaman

    yang cukup tinggi yang dapat mencegah tumbuhnya mikroorganisme

    pembusuk, sehingga produk ini lebih awet disimpan daripada bahan

    asalnya sendiri. Pembuatan yoghurt juga merupakan salah satu cara

    terbaik untuk mengawetkan susu yang berlebihan dan dapat segera

    digunakan jika diperlukan (Poesponegoro, 1975)

    Sesungguhnya manfaat yoghurt sebagai minuman kesehatan

    bukan berarti baru lagi, bahkan sejak dulu orang sudah meyakini

    bahwa yogurt memiliki banyak khasiat. Bangsa India meyakini yogurt

    sebagai obat perut mujarab utamanya untuk meredakan gangguan

    penceraan yang umum dan mengembalikan keseimbangan tubuh.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    43/102

    28

    Wanita-wanita di Persia memanfaatkan yogurt untuk wajah dan

    percaya dapat menghilangkan keriput serta dapat menjaga

    kecantikan. Jika disimak, daftar khasiat yogurt yang dipercayai orang

    cukup panjang, mulai dari perawatan kulit, menetralkan racun

    mengurangi sulit tidur (insomnia), mencegah diare, menambah

    kebugaran,hingga mencegah kanker, radang paru-paru dan

    memperkuat jantung (Anonim, 2005a).

    Kerusakan umum pada yoghurt adalah pertumbuhan ragi dan

     jamur. Ragi dapat diketahui dari adanya gelembung gas yang

    ditimbulkan dalam produk, sedangkan jamur dapat dilihat

    pertumbuhannya pada permukaan produk. Menurut Davis (1975),

    mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

    adalah sebagai berikut :

    1. sterilisasi peralatan sebelum dan setelah digunakan

    2. pemanasan bahan pada suhu 80 - 85ºC selama 30 menit

    3. semua bahan yang digunakan harus bebas dari hama

    Menurut Stobart (1980), bahwa dalam 1 jam hanya 32% susu

    dapat dicerna. Sebaiknya 91% yoghurt dapat dicerna dalam waktu

    yang sama. Komposisi yoghurt ini hampir sama dengan susu, tapi

    sebagian dari proteinnya telah dipecah sehingga lebih mudah dicerna,

    dan diserap oleh tubuh. Orang-orang yang tak dapat mencerna susu

    karena kekurangan enzim laktase dapat mengkonsumsi produk-

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    44/102

    29

    produk susu fermentasi susu yoghurt, dimana bakteri telah mencerna

    sebagian besar laktosa dari susu, sehingga para penderita alergi susu

    tak perlu kuatir lagi.

    F. Proses Biokimia

    Fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat dilakukan

    melalui konversi karbohidrat ke glukosa dan kemudian glukosa

    difermentasi melalui jalur heksosa difosfat untuk memproduksi

    asamlaktat sebagai produk utama. Asam-asam organik ini akan

    menyebabkan nilai pH pada susu fermentasi menjadi rendah

    (Tamime dan Robinson, 1985).

    Pembentukan asam laktat dengan proses fermentasi

    merupakan hasil pemecahan glukosa menjadi fruktosa 1,6 difosfat

    kemudian menjadi asam laktat dengan bantuan enzimb  β-

    galactosidase, glycolase, dan lactate dehydrogenase yang dihasilkan

    oleh bakteri asam laktat akan diubah menjadi asam laktat(Budiyanto,

    2002).

    Jalur Embden Meyerhoff Parnas (EMP) merupakan reaksi

    glukosa menjadi piruvat yang paling umum terjadi pada kebanyakan

    bakteri, hewan maupun pada manusia pada reaksi metabolismenya.

    Meskipun bukan satu-satunya cara fermentasi glukosa, tetapi baik

    digunakan sebagai contoh katabolisme dalam proses fermentasi.

    Bakteri asam laktat homofermentatif menggunakan jalur EMP untuk

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    45/102

    30

    menghasilkan asam piruvat dan selanjutnya direduksi menjadi asam

    laktat dengan melibatkan enzim lactate dehidrogenase menggunakan

    kelebihan NADH (Surono, 2004).

    Pada prinsipnya fermentasi glukosa menurut (Djide dan Sartini,

    2005) yaitu meliputi; (1) pemecahan rantai karbon dari glukosa dan

    pelepasan sedikit dua pasang atom hidrogen, menghasilkan senyawa

    karbon lainnya yang teroksidasi daripada glukosa, (2) senyawa yang

    teroksidasi tersebut direduksi kembali olehatom hidrogen yang

    dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-senyawa lain

    sebagai hasil fermentasi, (3)reaksi oksidasitidak dapat berlangsung

    tanpa reaksi reduksi yang seimbang, oleh karena itu jumlah atom

    hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama fermentasi selalu

    seimbang dengan jumlah yang digunakan dalam tahap kedua.

    Menurut Geoffrey zubay (1988), tahap-tahap reaksi biokimia

    pada proses glikolisis dapat dilihat pada Tabel 6. Proses biokimia

    menggunakan enzim salah satunya yaitu heksokinase yang diperoleh

    dari reaksi glukosa + ATP. dapat dilihat pada Tabel 6

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    46/102

    31

    Tabel 6. tahap-tahap reaksi biokimia pada proses glikolisis

    Tahap

    Reaksi Enzym ΔG

    1 Glukosa +

     ATP Fruktosa  –  6-

    Phosphat + ADP + H+ 

    Heksokinase - 4.0

    2 Glukosa –6 –phosphat

    fruktosa-6- phosphat

    Phosphohexose

    isomerase

    - 0.4

    3 Fruktosa  –6- phosphat +

     ATP fruktosa -1,6-

    bisphosphat + ADP + H+

     

    Phospho

    fruktokinase

    - 3.4

    4 Fruktosa -1,6-

    bisphosphat

    glyceraldehyde  –

    3phosphat

     Aldolase + 5.7

    5 Dihydroxyaceton

    phosphatglyceraldehyde

     –3 phosphat

    Triose phosphat

    isomerase

    + 1.8

    6 Glyceraldehyde –3

    phosphat+Pi+NAD

    +

    Glycerate -1,3- bisphosphat+

    NADH + H+ 

    Phosphoglyceraldeh

    yde dehidrogenase

    + 1.5

    7 Glycerate -1,3-

    bisphosphat+ADPglycera

    te -3- phosphat + ATP

    3- phosphoglycerate

    kinase

    - 4.5

    8 Glycerate-3-phosphat

    glycerate -2- phosphat

    Phosphoglyceromut

    ase

    + 1.1

    9 Glycerate-2-phosphat

    phosphoenol pyruvate +

    H2O

    Enolase + 0,4

    10 Phosphoenolpyruvate +

     ADP + H+   Piruvat +

     ATP

    Pyruvate kinase - 7.5

    Sumber: Geoffrey zubay, 1988

    Tahap proses fermentasi pada susu hewan melalui proses

    biokimia yaitu dari laktosa yang menghasilkan asam laktat. Menurut B.A.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    47/102

    32

    Law (1997), fisiologi dan biokimia pada fermentasi susu dapat dilihat

    pada Gambar 3.

    Lactosa Lactosa

    Lactosa Phosphat

    Galaktosa -6- phosphat Glukosa

    Tagatosa -6- Phosphat Glukosa -6- Phosphat

    Tagatosa -1,6- diphosphat  fruktosa -6- phosphat

    Fruktosa -1,6- diphosphat

    Dihyroxyacetone phosphat glyceraldehyde -3- phosphat

    4 ADP

    4 ATP

    2 NAD

    2 NADH

    Tagatosa pathway (a) Asam piruvat

    2 NADH Embden-Meyerhof

    2 NAD Parnes Pathway(b)

     Asam Laktat

    P

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    48/102

    33

    Gambar 2. Fisiologi dan Biokimia susu yang difermentasikan

    Bakteri ditumbuhkan pada medium dengan kadar glukosa dan

    laktosa terbatas akan memperlihatkan sebuah plot laju pertumbuhan

    bakteri. Selama fase eksponensial pertumbuhan yang pertama,

    bakteri menggunakan glukosa sebagai sebuah sumber energi sampai

    semua glukosa telah habis. Kemudian, setelah fase lag sekunder,

    laktosa digunakan pada fase pertumbuhan eksponensial kedua

    (Anonim, 2009). Sebuah kurva pertumbuhan diauksik yang

    digambarkan dengan dua buah fase pertumbuhan aktif yang berbeda

    pada Gambar 3.

    Gambar 3. Kurva pertumbuhan Diauksik

    Bakteri asam laktat homofermentatif melibatkan jalur Embden

    Meyerhof,  yaitu jalur glikolisis, menghasilkan 2 mol ATP,1 molekul

    glukosa/heksosa dalam kondisi normal, tidak menghasilkan CO2  dan

    menghasilkan biomassa sel dua kali lebih banyak daripada bakteri

    asam laktat heterofermentatif. Secara umum bakteri asam laktat

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    49/102

    34

    homofermentatif digunakan dalam susu fermentasi susu menjadi

    yoghurt, dan juga menghasilkan asam laktat sebagai asidulan dalam

    industri makanan dan industri polilaktat suatu industri polimer atau

    plastik ramah lingkungan. Bakteri asam laktat homofermentatif, lebih

    dari 85% produk akhirnya adalah asam laktat. Sedangkan bakteri

    heterofermentatif banyak dimanfaatkan dalam industri susu untuk

    menghasilkan keju dan senyawa flavour, senyawa citarasa maupun

    pengental, yaitu eksopolisakarida (Surono, 2004)

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    50/102

    35

    III. METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011sampai

    dengan Februari 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan

    Bioteknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

    Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

    Hasanuddin, Makassar.

    B. Alat dan Bahan

     Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah panci,

    erlenmeyer, thermometer, batang pengaduk, bunsen, gelas ukur, alat

    penangas, incubator, sendok, autoklaf AS 1020 G, pH meter, gelas

    piala, laminar flow, hot plate

    Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah

    aluminium foil, aquadest, susu kedelai, susu skim, media MRS, kertas

    label, kapas, spritus, biakan murni Lactobacillus casei , biakan murni

    Lactobacillus bulgaricus.buffer pH 7, indikator phenolptalin (pp), NaOH

    0,1 N.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    51/102

    36

    C. Prosedur Penelitian

    Prosedur kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penyiapan Alat

     Alat-alat yang digunakan dicuci dengan air dan detergen

    kemudian dibilas dengan air suling dan dikeringkan kemudian

    disterilkan dengan oven pada suhu 1800C selama 2 jam. Untuk

    alat-alat logam disterilkan dengan cara dipijarkan dengan

    menggunakan bunsen dan alat-alat yang terbuat dari karet dan

    plastik serta alat-alat ukur disterilkan dengan autoklaf pada suhu

    1210

    C selama 15 menit.

    a. Pembuatan Susu kedelai

    1. kedelai yang telah disortasi direndam dalam air panas selama ±

    10 menit

    2. Ditimbang sebanyak 300 g.

    3. Dikupas kulit arinya

    4. Kedelai ditiriskan kemudian dididihkan selama 20 menit

    5. Kedelai diblender sampai halus.

    6. Bubur encer disaring dengan kain kasa dan filtratnya

    merupakan susu kedelai mentah. 

    7. Dipasteurisasi pada suhu 70º C selama 15 menit 

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    52/102

    37

    8. Susu kedelai kemudian di didinginkan pada suhu 37º C.

    kemudian ukur pH nya. Selengkapnya dapat dilihat pada

    Gambar 4. 

    Kedelai

    Penyortiran

    Penimbangan sebanyak 300 g

    Pengupasan kulit ari

    Penghancuran dengan blender dan penambahan air panas 900 ml

    Penyaringan dengan kain kasa

    Pasteurisasi pada suhu 70 ° selama 15 menit

    Pendinginan

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    53/102

    38

    Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Susu Kedelai

    b. Pembuatan Starter

    (a). Starter A1

    1. Dalam erlenmeyer 125 ml ditambahkan 50 ml susu kedelai

    2. dipasteurisasi pada suhu 70 º C selama 15 menit

    3. Didinginkan pada suhu ruang kemudian diukur pH nya

    4. diinokulasi dengan kultur murni Lactobacillus bulgaricus dan 

    Lactobacillus Casei  masing-masing 3 ose

    5. Diinkubasi pada suhu 370C selama ± 24 jam.

    6. Diukur pH starter 1.

    (b). Starter A2

    1. Dalam erlenmeyer 125 ml ditambahkan 50 ml susu kedelai

    dan susu skim 20 gr

    2. Dipasteurisasi pada suhu 70 º C selama 15 menit

    3. Didinginkan pada suhu ruang

    4. diinokulasi dengan kultur murni Lactobacillus bulgaricus dan 

    Lactobacillus Casei  masing-masing 3 ose

    5. Diinkubasi pada suhu 370C selama ± 24 jam.

    Susu kedelai steril

    Pengukuran pH

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    54/102

    39

    6. Diukur pH starter 2. Selengkapnya dapat dilihat pada

    Gambar 5.

    50 ml susu kedelai murni

    Pasteurisasi pada suhu 70 ° C selama 15 menit

    Pendinginan

    Inkubasi pada suhu 370C selama ± 24 jam

    Inokulasi secara aseptis dengan kultur Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus casei

    Pasteurisasi pada suhu 70 ° C selama 15 menit

    Starter 1

    50 ml susu kedelai murni + 20 r susu skim

    Pendinginan

    Inokulasi secara aseptis dengan kultur Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus casei

    Inkubasi pada suhu 370C selama ± 24 jam

    Starter 2

    Pengukuran pH

    Pengukuran pH

    Pengukuran pH

    Pengukuran pH

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    55/102

    40

    Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Starter

    c. Pembuatan Yoghurt

    1. Disiapkan 1000 ml susu kedelai murni

    2. Dipasteurisasi pada suhu 70ºC selama 15 menit

    3. Didinginkan sampai dengan 37 º C, kemudian sus kedelai steril

    diukur pH dan total asamnya.

    4. Diinokulasi secara aseptis dengan starter I dan II kemudian

    dihomogenkan dengan menggoyang erlenmeyer tersebut. 

    5. Diinkubasi pada inkubator shaker pada suhu 37 º C selama 48

     jam

    6. Yoghurt yang telah jadi dimasukkan ke dalam botol steril

    volume 150 ml

    7. Setelah inkubasi selesai yogurt segera didinginkan dalam

    lemari es pada suhu 4 º C selama 0-4 minggu

    8. Yoghurt yang dihasilkan dapat dikonsumsi apabila disimpan

    pada suhu 4ºC yoghurt akan bertahan hingga 14-19 hari,

    sedangkan apabila disimpan pada suhu kamar yoghurt hanya

    akan memiliki daya simpan kurang dari 3 hari.

    9. Ditambahkan gula sebanyak 12%

    10. Dilakukan pengamatan uji organoleptik meliputi rasa, bau,

    warna dan pengukuran pH.Selengkapnya dapat dilihat pada

    Gambar 6.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    56/102

    41

    Gambar 6. Diagran Alir Penelitian 

    d. Perlakuan Penelitian

    Perlakuan penelitian terdiri dari 2 faktor yaitu :

    Susu kedelai sebanyak 1000 ml

    Pasteurisasi pada suhu 70 ° C selama 15 menit

    Pendinginan

    Susu kedelai steril

    Inokulasi secara aseptis dengan starter 1 dan 2

    Penambahan gula sebanyak 12%

    Penyimpanan pada suhu 4º C selama 0,1,2,3,4 minggu

    Pemindahan ke dalam botol steril untuk

    en im anan

    Inkubasi selama 48 jamsuhu 37 º C

    Yoghurt

    Pengukuran pH, total asam, dan

    total bakteri asam laktat

    Uji organoleptik (warna, aroma, dan rasa)

    Pengukuran pH dan

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    57/102

    42

    A  : Substitusi penambahan susu skim yang terdiri dari :

     A1 :Starter susu kedelai 50 ml L. bulgaricus dan L.casei tanpa

    penambahan susu skim,

     A2 :Starter susu kedelai 50 ml, L. bulgaricus dan L. casei

    ditambahkan susu skim 20 g.

    B  :Lama penyimpanan,yang terdiri dari 5 taraf yaitu :

    B0 : 0 minggu

    B1 : 1 minggu

    B2 : 2 minggu

    B3 : 3 minggu

    B4 : 4 minggu

    e. Parameter Pengamatan

    Parameter pengamatan berdasarkan rasa, warna, aroma

    dan pH yang dihasilkan oleh yoghurt.

    a) Pengukuran pH

    parameter pengamatan pH dengan menggunakan pH

    meter. Filtrat sampel diambil sekitar 50 ml lalu diaduk hingga

    rata kemudian diukur pHnya. pH sampel langsung dapat

    diketahui membaca angka yang ditunjukkan oleh alat tersebut.

    b) Pengukuran Total Asam

    Selanjutnya dihitung kadar total asam laktat dengan

    rumus sebagai berikut :

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    58/102

    43

    c) perhitungan jumlah Bakteri Asam Laktat.

    Mikroba Sebanyak 10 ml sampel diencerkan menjadi

    100 ml dengan menggunakan aquades steril dan diencerkan

    sampai diperoleh pengenceran yang sesuai, kemudian dipipet

    1 ml contoh dan dimasukkan kedalam cawan petri ditungkan

    media MRS broth steril. Kemudian cawan inkubasi pada suhu

    370C selama 48 jam dan diitung jumlah koloni dengan metode

    hitungan cawan.

    d) Uji Sensorik

    Penilaian organoleptik dilakukan terhadap aroma, rasa

    warna, dan penerimaan produk minuman probiotik.Metode

    yang digunakan adalah uji hedonik (kesukaan).Pengujian

    organoleptik dilakukan berdasarkan uji hedonik dengan panelis

    sebanyak 10 orang sebelum dilakukan uji organoleptik yoghurt

    yang telah jadi ditambahkan gula sebanyak 12%. Uji ini

    dilakukan untuk menilai tingkat kesukaan. Sebelum pembuatan

    susu fermentasi Penilaian diberikan denganangka 1 – 5 yaitu :

    1 = sangat tidak suka

    2 = tidak suka

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    59/102

    44

    3 = agak suka

    4 = suka

    5 = sangat suka

    e) pengolahan data

    pengolahan data dapat dilakukan dengan metode RAL pola

    faktorial atau (Rancangan Acak Lengkap) dengan 2 kali

    pengulangan, kemudian data yang diperoleh disusun dan

    diolah dengan menggunakan teknis analisis sidik ragam.

    Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan BNJ (Beda Nyata

    Jujur) apabila hasilnya berbeda nyata.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    60/102

    45

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. 1. Derajat Keasaman (pH) 

    Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter penting

    pada produk yoghurt yang dihasilkan.Analisa derajat keasaman yang

    dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

    keasaman yoghurt susu kedelai. Selain itu, tingkat keasaman tersebut

    dapat mengindikasikan asam laktat yang terbentuk pada yoghurt susu

    kedelai.

    Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa yoghurt susu

    kedelai pada kedua perlakuan (dengan penambahan susu skim dan

    tanpa penambahan susu skim) berpengaruh sangat nyata pada taraf 5%

    dan 1% (Lampiran 1d).Yoghurt yang menggunakan susu skim tingkat

    keasamannya lebih tinggi (pH 4,45) dan yoghurt tanpa penambahan

    susu skim tingkat keasamannya lebih rendah (pH 5,16)(Gambar 7).

    Penurunan pH yang terjadi pada kedua perlakuan disebabkan

    karena Lactobacillus casei   menggunakan dan susu skim untuk

    pertumbuhan di dalam larutan starter. Hasil dari pertumbuhan L. casei  

    dan L. bulgaricus  yang optimum di dalam media starter menjadikan

    kedua mikroorganisme itu viabilitas dan kemampuan metabolismenya

    lebih tinggi dibandingkan dengan kedua bakteri asam laktat di atas yang

    ditumbuhkan di dalam media starter tanpa penambahan susu skim.

    Kondisi kedua bakteri asam laktat di dalam starter masing-masing

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    61/102

    46

    terbawa selanjutnya ketika proses fermentasi terhadap susu kedelai

    selama 48 jam pada suhu 37°C. Hal ini diperlihatkan oleh hasil

    pengukuran pH starter pada kedua media yang berbeda (dengan

    penambahan susu skim dan tanpa penambahan susu skim), pH media

    starter yang ditambahkan susu skim lebih rendah dibandingkan yang

    lainnya. Keadaan ini disebabkan pertama bahwa L.casei dan

    L.bulgaricussecara alamiah diisolasi dari produk olahan susu sehingga

    bakteri ini mudah beradaptasi dan menggunakan gula (laktosa) sebagai

    sumber karbon yang disenangi dan sumber karbon ini (laktosa) tersedia

    di dalam starter, sementara itu kondisi ini tidak ada di dalam starter yang

    tidak ditambahkan . Kondisi media starter yang berbeda ini

    menyebabkan proses metabolisme kedua bakteri tersebut di atas juga

    berbeda yaitu dalam merubah sumber karbon menjadi asam laktat

    utamanya yang menyebabkan pH kedua starter berbeda (Gambar 7).

    Demikian pula perubahan pH pada susu kedelai setelah fermentasi

    selesai (48 jam pada suhu 37°C),dan selama perlakuan penyimpanan

    empat minggu.

    pH yoghurt dari susu kedelai memiliki kisaran pH 3,0-5,0. Hal ini

    dipengaruhi oleh penggunaan bakteri spesies Lactobacillus, dimana

    bakteri jenis ini dapat tumbuh pada kisaran pH 3,0  – 6,0. Dalam hal ini

    bakteri lactobacillus (L. bulgaricus dan L. casei ) berperan dalam proses

    pemecahan gula menjadi asam laktat. Hal ini sesuai dengan pendapat

    Fardiaz (1992), Bahwa Bakteri homofermentatif memecah gula terutama

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    62/102

    47

    menjadi asam laktat, dan dapat tumbuh pada suhu 37oC atau lebih

    dengan kisaran pH 3,0 – 6,0. Laktobasili yang bersifat homofermentatif

    dan mempunyai suhu optimum pertumbuhan yang lebih rendah

    misalnya Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus

    leichmanii .Hal ini didukung oleh pendapat Helferich dan Westhoff

    (1980), bahwa L. bulgaricusakan mengubah laktosa menjadi asam

    laktat.Bakteri ini bersifat heterofermentatif dengan suhu optimum untuk

    pertumbuhannya sekitar 45oC.

    Gambar 7. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan Tanpa

    Penambahan Susu Skim terhadap pH Yoghurt SusuKedelai

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    63/102

    48

    Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa lama

    penyimpananberpengaruh sangat nyata pada taraf 5% dan 1%

    (lampiran 1b) dari data yang diperoleh memperlihatkan hasil yang

    signifikan, dimana pada minggu ke 0 pH (4,5) minggu ke 1(4,72)

    mingguke 2 (4,85) dan minggu ke 3 (5,14) pH meningkat kemudian

    menurun pada minggu ke 4 pH (4,8)(Gambar.8 ), pH cenderung naik

    kemudian menurun hal ini disebabkan karena nutrisi atau substrat

    cukup tersedia banyak untuk perbanyakan sel sehingga bakteri asam

    laktatnya meningkat dan menurun karena nutrisi yang berkurang,

    nutrisi dari bakteri asam laktat diperoleh dari susu skim. Keasaman

    pada produk yoghurt sangat baik yaitu pada pH 4-5. Hal ini sesuai

    pendapat Rahayu (1992), bahwa kondisi optimal pertumbuhan bakteri

    asam laktat adalah pada suhu 370C, pH 3,0 – 8,0. Bakteri asam laktat

    memiliki tingkat efisiensi penggunaan substrat tergantung pada tipe

    fermentasinya.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    64/102

    49

    Gambar 8.Pengaruh LamaPenyimpanan terhadap pH Yoghurt Susu

    Kedelai.

    Parameter penelitian berdasarkan pH dengan 2 perlakuan yaitu

     A1(tanpa penambahan susu skim), dan A2 (dengan penambahan susu

    skim) memperlihatkan pada minggu 0 sampai minggu ke 3 terjadi

    peningkatan pH dan terjadi penurunan pada minggu ke 4.Dapat dilihat

    pada Gambar 9.

    Gambar9. Pengaruh Penambahan dan Tanpa Penambahan Susu Skim

    serta Lama Penyimpanan Terhadap pH Yoghurt. 

    Hasil analisa sidik ragam berdasarkan interaksimemperlihatkan

    bahwa perlakuan dengan penambahan susu skim dan tanpa

    penambahan susu skim dan lama penyimpanan berpengaruh sangat

    nyata pada kedua perlakuan tersebut terhadap pH yoghurt susu

    kedelai. Hasil uji BNT antar perlakuan (Penambahan susu skim dan

    tanpa penambahan susu skim serta lama fermentasi) berpengaruh

    nyata pada taraf 5% dan 1% (lampiran 1c) kecuali pada perlakuan

    tanpa penambahan susu skim lama fermentasiminggu 4 dan perlakuan

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    65/102

    50

    dengan penambahan susu skim lama fermentasi minggu 3(Gambar

    9),pada pH yoghurt yaitu pada setiap minggu kecuali pada minggu ke 2

    dan minggu ke 4.Hal ini sesuai Tamime dan Robinson, (1985), bahwa

    fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat dilakukan melalui

    konversi karbohidrat ke glukosa dan kemudian glukosa difermentasi

    melalui jalur heksosa difosfat untuk memproduksi asam laktat sebagai

    produk utama.

     Asam-asam organik ini akan menyebabkan nilai pH pada susu

    fermentasi menjadi rendah. Hal ini didukung pula oleh pendapat

     Anonim (2004), bahwa Lactobacillus  juga dapat menurunkan pH

    lingkungan dengan mengubah gula menjadi asam laktat. Kondisi ini

    akan menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen.

    Keistimewaan inilah yangmembuat bakteri Lactobacillus  menjadi

    agen untuk bermacam produk probiotik di seluruh dunia. Beberapa

    contoh yang telah dipasarkan adalah Lactobacillus casei strain Shirota.

    Menurut wood (1985), nilai pH yang baik untuk produk fermentasi

    asam laktat adalah 4,2-4,3, sedangkan untuk produk minuman

    probiotik diatas adalah berkisar antara 4,7-5,1. Hasil diatas

    menunjukkan bahwa produk minuman probiotik yoghurt dari susu

    kedelai mempunyai keasaman yang lebih tinggi. Selama penyimpanan

    produk mengalami peningkatan pH dengan nilai yang relatif kecil.

    Kenaikan pH yang kecil ini akan menjamin produk tersebut tetap aman

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    66/102

    51

    selama penyimpanan terutama terhadap pertumbuhan kapang dan

    khamir.

    2. Total Asam

    Hasil analisa sidik ragam menunjukkan pengaruh terhadap

    perlakuan dengan penambahan susu skim dan tanpa penambahan

    susu skim berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah total asam

    yoghurtpada taraf 5% dan 1% (lampiran 2d)pada perlakuan tanpa

    penambahan susu skim memperlihatkan jumlah asam laktat yang

    tinggi (1,84%)sedangkan pada yoghurt dengan penambahan susu

    skim (2,5%) (Gambar10). Hal ini karena tingginya konsentrasi

    penggunaan susu kedelai maka lebih banyak kandungan glukosa

    yang dapat dirombak menjadi asam laktat dan nutrien sebagai

    pertumbuhannya. Menurut Surono (2004), bahwa bakteri asam laktat

    memberikan banyak pengaruh yang menguntungkan yaitu bakteri ini

    akan memecah glukosamenjadi asam laktat danbanyak reaksi lainnya

    yang dapat terjadi, dan keadaan ini bergantung pada komposisi

    substrat, bahan aditif serta cara fermentasi.

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    67/102

    52

    Gambar 10. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan TanpaPenambahan Susu Skim terhadap Total Asam YoghurtSusu Kedelai

    Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa lama penyimpanan

    pada BNT 5%, setiap perlakuan memberikan pengaruh yg sangat

    nyata terhadap total asamnya sedangkan pada BNT 1%, perlakuan

    penyimpanan 1, 2 minggu dan 4 minggu tidak berbeda

    nyata(lampiran 2e), profil pembentukan total asam memperlihatkan

    terjadinya fenomena diauksik yaitu bakteri yang ditumbuhkan pada

    medium dengan kadar glukosa dan laktosa terbatas akan

    memperlihatkan sebuah plot laju pertumbuhan yang naik turun.

    Peningkatan asam laktat secara bertahap ditunjukkan pada minggu

    ke 0 (1,41%) minggu 1 (1,92%), minggu 2 (2,26%), dan minggu 3

    (2,84%) lalu mengalami penurunan pada minggu ke 4(2,44%), Hal ini

    dikarenakan glukosa diurai oleh bakteri sehingga membentuk

    metabolit primer menjadi asam laktat sebagai produk akhir. sehingga

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    68/102

    53

    ketika glukosa yang tersedia sebagai metabolit primer semakin

    menipis sehingga asam laktat yang terbentuk juga semakin menurun,

    suplai metabolit sekunder yang terdapat dalam substrat susu kedelai

    dapat digunakan kembali bakteri untuk pembentukan asam laktat

    kembali dan sebagai pertumbuhannya.

     Adanya kenaikan kadar total asam laktat menandakan bahwa

    setelah fermentasi, bakteri dalam yoghurt susu kedelai melakukan

    aktivitas metabolisme, dimana laktosa yang digunakan sebagai

    metabolit sekunder dapat diurai kembali menjadi asam laktat. Hal ini

    sesuai pendapat Martine (2009), bahwa metabolit primer sebagai

    senyawa asam-asam amino yang digunakan sebagai senyawa

    pembangun makromolekul pada fase log dan fase eksponensial

    digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Total asam mengalami

    penurunan kemudian meningkat kembali kadar total asamnya

    disebabkan adanya metabolit sekunder dapat bersifat sebagai nutrien

    darurat untuk bertahan hidup.

    Gambar 11. Pengaruh Lama PenyimpananTerhadap Total Asam padaYoghurt Susu Kedelai

    http://www.michaelmartine.com/http://www.michaelmartine.com/

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    69/102

    54

    Total asam merupakan salah satu parameter yang penting dalam

    menentukan mutu produk olahan dengan asam. Kenaikan kadar total

    asam pada bahan pangan yang dihasilkan sejalan dengan turunnya

    pH (Storer, dkk., 1976). Profil pembentukan asam laktat dapat dilihat

    pada Gambar 12.

    Gambar 12. Pengaruh Penambahan Susu Skim dan TanpaPenambahan Susu Skim serta Lama PenyimpananTerhadap pH Yoghurt.

    Hasil analisa sidik ragam berdasarkan interaksi antara perlakuan

    (dengan penambahan susu skim dan tanpa penambahan susu skim)

    dan penyimpanan terhadap total asam yoghurt, pada perlakuan tanpa

    penambahan susu skim berpengaruh nyata pada minggu 0,1,dan 3

    sedangkan pada minggu 2 dan minggu ke 4 tidak berbeda

    nyata(lampiran 2f). Hasil penelitian dari semua perlakuan menunjukkan

    bahwa tingkat efektifitas peningkatan jumlah konsentrasi asam laktat

    pada minggu ke-3 perlakuan dengan penambahan (2,223%) dan tanpa

    penambahan susu skim (3,33%) disebabkan oleh aktivitas bakteri asam

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    70/102

    55

    laktat yang melakukan fermentasi gula (gukosa dan laktosa) menjadi

    sebagian besar menjadi sebagian besar asam laktat. Berbeda dengan

    perubahan nilai pH yang menurun selama penyimpanan, nilai total asam

    laktat akan semakin meningkat selama penyimpanan, peningkatan total

    asam terjadi akibat penguraian gula menjadi asam, yang dapat terlihat

    dari menurunnya kadar gula total dan pH yang dihasilkan. Hal ini sesuai

    dengan pendapat Budiyanto(2002)yang menyatakan bahwa

    pembentukan asam laktat dengan proses fermentasi merupakan hasil

    pemecahan glukosa menjadi fruktosa 1,6 difosfat kemudian menjadi

    asam laktat dengan bantuan enzim  β-galactosidase, glycolase, dan 

    lactate dehydrogenase  yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat akan

    diubah menjadi asam laktat.

    Profil total asam pada yoghurt susu kedelai yang dihasilkan

    menunjukkan bahwa perlakuan dengan penambahan dan tanpa

    penambahan susu skim meningkat, hal ini disebabkan oleh pengaruh

    nilai pH selama penyimpanan. pH pada produk yoghurt susu kedelai

    yang difermentasi dengan kedua perlakuan dengan penambahan dan

    tanpa penambahan susu skim rendah pada minggu ke 4, dimana pada

    saat proses fermentasi dapat memberikan kesempatan bagi bakteri

    asam laktat tersebut untuk tumbuh sehingga proses pengasaman

    berlangsung sebagai akibat aktivitas bakteri asam laktat tersebut

    sehingga total asam akan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

    oleh adanya aktifitas bakteri asam laktat juga masih aktif selama

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    71/102

    56

    penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Storer dkk ., (1976),

    bahwa kenaikan kadar total asam pada bahan pangan yang dihasilkan

    sejalan dengan turunnya pH.

    Pengujian total asam laktat dilakukan yaitu untuk mengetahui

    sejauh mana tingkat efektifitas bakteri dalam menguraikan senyawa-

    senyawa kimia menjadi asam laktat pada perbedaan tingkat konsentrasi

    substrat dan lama waktu fermentasi yang berlangsung. Efektifitas bateri

    selama fermentasi berlangsung terjadi pemecahan gula menjadi asam

    laktat. MenurutSurono (2004), Bakteri asam laktat memberikan banyak

    pengaruh yang menguntungkan yaitu bakteri ini akan memecah laktosa

    menjadi asam laktat dan banyak reaksi lainnya yang dapat terjadi, dan

    keadaan ini bergantung pada komposisi substrat, bahan aditif serta cara

    fermentasi.

    3. Uji Total Mikroba

    Bulgaricus adalah bakteri gram positif berbentuk batang dan tidak

    membentuk endospora.Bakteri ini sering disebut L. delburueckii

    subspesies bulgaricus.  Dalam susu, L. bulgaricus akan mengubah

    laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini bersifat termodurik dan

    homofermentatif, dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar

    450C.

    Jumlah total mikroba yang dihasilkan pada produk yoghurt yang

    dihasilkan cukup signifikan. Mikroba yang tumbuh pada yoghurt

    dipengaruhioleh penambahan susu skim selama fermentasi. Susu skim

  • 8/15/2019 --muchlisah-16517-1-12-muchl-)

    72/102

    57

    berfungsi sebagai nutrient terhadap mikroba selama fermentasi

    berlangsung.

    Gambar 13. Hubungan Antara Perlakuan Dengan penambahan susu

    skim dan Tanpa Penambahan Susu Skim serta Lama

    Penyimpanan Terhadap Total Mikroba Yoghurt Susu

    Kedelai.

    Perhitungan total mikroba pada susu yoghurt tersebut

    menggambarkan mutu produk yang dihasilkan sangat baik, dimana

     jumlah mikroba tertinggi yang dihasilkan yaitu 3,07 x 107sel/ml dan yang

    terendah yaitu 1,32 x 107  . Standar produksi yang ditetapkan Codex

    menyebutkan, sebuah pr