35

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

  • Upload
    ngotu

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 137

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

M. Mujibur Rohman, MA.1

Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu

metode untuk mengurangi risiko dengan jalan

memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian

akan adanya kerugian keuangan (finansial). Dari sudut

pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak

(perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung

dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar

kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan

kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar

premi secara periodik kepada penanggung

Kata Kunci: Sukuk, Surat Berharga Syariah Negara,Investasi Syariah

A. Definisi Asuransi

Sebelum membahas tentang definisi asuransi, akan dibahas

tentang risiko, karena risiko berkaitan erat dengan asuransi. Risiko

adalah ketidakpastian mengenai kerugian. Definisi ini memuat dua

konsep yaitu ketidakpastian dan kerugian. Walaupun kedua konsep

ini penting dalam asuransi, namun risiko ini merupakan

ketidakpastian. Dan bukan kerugian.2 Salah satu cara mengatasi

risiko adalah dengan mangasuransikan suatu risiko kepada

perusahaan asuransi.

Menurut Soeisno Djojosoedarso risiko dibagi menjadi:

1. Risiko murni, adalah risiko yang tidak sengaja. Apabila terjadi

tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja.;

1 Penulis adalah Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

2Ahmad Hasymi Ali, Pengantar asuransi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

1993), cet. Ke-3, h. 22

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 138

misal: risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian,

penggelapan, pengacauan, dan sebagainya.

2. Risiko spekulatif, adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang

bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan

kentungan kepadanya, seperti: risiko hutang-piutang dan

sebagainya.

3. Risiko fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat

dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya

satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir,

angin topan dan sebagainya.

4. Risiko khusus, adalah risiko yang bersummber pada peristiwa

yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya,

seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dan

sebagainya.

5. Risiko dinamais, adalah risiko yang timbul karena perkembangan

dan kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ekonomi, ilmu

teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa .

6. Risiko statis, adalah kebalikan dari risiko dinamis, seperti hari tua,

risiko kematian dan sebagainya.3

Dilihat dari dapat atau tidaknya risiko tersebut dialihkan

kepada pihak lain, maka risiko dapat dibedakan menjadi dua bagian.

Pertama, risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, yaitu dengan

mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena risiko kepada

perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi,

dengan membayar sejumlah premi asuransi. Kedua, risiko yang tidak

dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan),

umumnya meliputi semua jenis risiko spekulaitif.4

Definisi asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk

mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan

mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan

(finansial). Dari sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu

kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan

penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang

disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung.

Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada

3 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan

Asuransi, (jakarta: Salemba empat, 1999), Cet. Ke-1,h. 3 4 Ibid

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 139

penanggung. Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah

perusahaan yang usaha utamanya menrima/menjual jasa,

pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan

dengan berbagai risiko diantara nasabahnya. Selain itu, asuransi

merupakan lembaga keuangan bukan bank, yang kegiatannya

menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang kemudian

menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi.5

Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai

organisai yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan

dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang

mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Karena

kerugian tidak pasti akan terjadi pada setiap anggot, maka anggota

yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandang sosial

merupakan penyumbang organisasi. Hal ini berarti kerugian setiap

anggota dipikul bersama. Dalam pandangan matematika, asuransi

merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan

faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan tekhnik

statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.6

Pengertian asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang (KUHD) adalah sebagai berikut:

"Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan

mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,

dengan menerima suatu premi, untuk memberikan suatu penggantian

kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan

yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa

yang tidak tentu."7

Dari penjelasan diatas terlihat ada kekurangan dimana

devinisinya hanya menyangkut asuransi kerugian/umum saja. Hal ini

dikarenakan KUHD yang kita pakai merupakan terjemahan dari kitab

undang-undang Belanda (Wetboek Van Koephandel), mungkin saat

pembuatan undang-undang tersebut (1847) dipengaruhi situasi

pertumbuhan asuransi kerugian di benua Eropa yang sedang

berkembang dan menarik perhatian. Akan tetapi, beruntung sekali

5 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,

2000), Cet ke-2, h. 2 6 Ibid, h. 3

7 R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

(KUHD) dan Undang-undang (UU) kepailitan, (Jakarta : PT. Pradya Paramita,

1994), Cet. Ke-1, h. 74

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 140

kekurangan tersebut telah dijawab dengan suksesnya bangsa

Indonesia menciptakan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang

usaha perasunsian. Pada pasal 1 UU No. 12 tahun 1992 menyebutkan

definisi asuransi, yang berbunyi:

" Ásuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak

atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak

pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan".8

Definisi yang ada pada UU No.2 tahun 1992 (pasal 1) lebih

lengkap dibandingkan dengan pasal 246 KUHD, karena menyangkut

semua aspek perasunsian. Mulai dari asuransi kerugian, kerusakan,

kehilangan keuntungan, tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

dan asuransi jiwa. Oleh sebab itu diharapka definisi tersebut akan

sesuai dengan keadaan sekarang ini.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi

terkandung empat unsur, yaitu:

1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang

premi kepada penanggung,sekaligus atau secara berangsur-

angsur.

2. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar

sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus

atau secara berangsur-angsur apabila terjadi suatu peristiwa yang

semula belum jelasakan terjadi.

3. Suatu peristiwa (accident) yang semula belum jelasakan terjadi.9

4. kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian

karena peristiwa yang tak tentu (belum jelas akan terjadi)10

Suatu peristiwa (accident) adalah

ketidaktentuan/ketidakpastian (uncertainly) yang dapat melahirkan

kerugian (loss). Ketidakpastian ini dapat kita bagi atas:

8 Thomas Subroto, Tanya Jawab Undang-Undang No.2 Tahun 1992

tentang usaha perasuransian, (Semarang; Dahara Prize, 1996), Cet. Ke-2 9 Wijono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: PT.

Internusa, 1994), Cet. Ke-10, h. 1 10

A. Abbas Salim, Dasar-Dasar asuransi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1993), Cet. Ke 1, h. 4

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 141

1. Ketidakpastian ekonomi (econoomic uncertainy), yaitu kejadian

yang timbul sebagai akibat dari perubahan sikap konsumen,

misalnya perubahan selera atau minat kinsumen atau terjadinya

perubahan harga, teknologi atau adanya penemuan baru dan

lain-lain.

2. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam (uncertainly of nature),

misalnya gunung meletus, kebakaran, badai, angin topan, banjir

dan lain-lain.

3. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh perilaku manusia (human

uncertainly), misalnya pencurian, perampokan, pembunuhan,

peperangan dan lain-lain.

Tidak semua peristiwa atau risiko dapat diasuransikan.

Peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ini disebut peril.

Sedangkan keadaan yang dapat memperbesar kemungkinan

terjadinya suatu peril disebut hazard. Peril yang dapat diasuransikan

adalah yang bersifat universal. Artinya risiko ini membawa kerugian

dalam berbagai aspek kegiatan baik ekonomi, sosial, dunia usaha

maupun hukum.

Dari tiga jenis ketidaktentuan diatas, yang dapat

dipertanggungkan adalah ketidaktentuan alam dan manusia. Sedang

ketidaktentuan ekonomi tidak dapat diasuransikan karena bersifat

spekulatif (unsur ekonomis) dan sulit untuk diukur keparahannya.11

FUNGSI, TUJUAN DAN MANFAAT ASURANSI

Menurut Afzalur Rahman, yaitu menjamin keamanan secara

umum fungsi asuransi dapat diklasifikasikan kedalam 3 bagian, yaitu

:

1. Fungsi primer, yaitu menjamin kemanan seseorang individu

terhadap bahaya tertentu sehingga kerugian finansialnya

bersama-sama ditanggung oleh banyak orang. Risiko yang

ditaksir dan jumlah kontribusinya tergantung dari banyaknya

anggota pertahun.

2. Fungsi sekunder, yaitu asuransi telah menjadikan bisnis komersial,

industri dan banyak bisnis besar yang lain mampu beroperasi

dalam skala yang besar. Tanpa adanya asuransi tidak mungkin

dapat dilaksanakan.

11

Ibid.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 142

3. Fungsi tidak langsung, yaitu dana asuransi yang sangat besar

diinvestasikan pada pemerintah dan sebagian pada industri.

Secara tidak langsung asuransi memberikan bantuan keuangan

kepada pemerintah-pemerintah daerah dan perindustrian12

Ditinjau dari beberapa sudut, asuransi mempunyai tujuan

dan tekhnik atau cara pemecahan yang bermacam-macam antara lain:

1. Dari segi ekonomi, asuransi memiliki tujuan untuk mengurangi

ketidak-pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang

atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau

mencapai tujuan. Tekhnik atau caranya dengan mengalihkan

risiko pada pihak lain mengombinasikan sejumlah risiko yang

cukup besar, sehingga dapat diperkirakan dengan lebih tepat

besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.

2. Dari segi hukum, asuransi memiliki tujuan untuk memindahkan

risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau kegiatan bisnis

kepada pihak lain. Tekhniknya melalui pembayaran pre,I oleh

tertanggung kepada penanggung dalam kintrak ganti rugi (poli

asuransi), maka risiko beralih kepada penanggung.

3. Dari segi tata niaga, asuransi bertujuan untuk membagi risiko

yang dihadapi kepada semua peserta asuransi. Tekhniknya

dengan memindahkan risiko dari individu atau perusahaan ke

lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan ririko

(perusahaan asuransi), yang akan membagi risiko kepada seluruh

peserta asuransi yang ditangani.

4. Dari segi kemasyarakatan, asuransi bertujuan untuk menanggung

kerugian secara bersama-sama antar semua peserta asuransi.

Tehniknya adalah semua anggota kelompok asuransi

memberikan kontribusinya (premi) untuk menyantuni kerugian

yang diderita oleh seseorang atau beberapa orang anggota.

5. Dari segi matematis, asuransi bertujuan untuk meramalkan

besarnya kemungkinan terjadinya risiko dah hasil ramalan itu

dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta

asuransi. Tekhniknya dengan menghitung besarnya

kemungkinan berdasarkan teori kemungkinan (probability theory)

yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter

Menurut Hasymi Ali, tujuan pokok asuransi bukanlah

pemerataan maupun pencegahan kerugian, melainkan mengurangi

12

AfzalurRahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT.Dana

Bhakti Wakaf, 1995), jilid 4,h. 95

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 143

uncertanty (ketidakpastian, kerugian) yang disebabkan oleh kesadaran

atau kemungkinan kerugian. Asuransi memberikan kepastian kepada

masing-masing anggota kelompok itu dengan meratakan biaya

kerugian.13

Manfaat asuransi menurut Drs. Hermawan Darmawi, adalah:

1. Asuransi melindungi risiko investasi,

2. Asuransi sebagai sumber dana investasi,

3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit,

4. Asuransi dapat mengurangi kekhwatiran,

5. Asuransi mengurangi biaya modal,

6. Asuransi menjamin kstabilan perusahaan,

7. Asuransi dapat meratakan keuntungan,

8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional,

9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian,

10. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan.14

Setelah membahas Definisi Asuransi, Fungsi, Tujuan dan

Manfaat Asuransi berikutnya akan dibahas tentang Sejarah Asuransi.

Untuk teman-teman, harap dipahami apa makna kata yang terdapat

dalam definisi asuransi tersebut, supaya tidak salah dalam

menjelaskan tentang asuransi kepada orang lain (kesalahan adalah

awal dari kita berbuat dosa-berbohong).

SEJARAH PERASURANSIAN

Perkembangan asuransi sekarang ini semakin pesat, dengan

majunya perkembangan sain dan tekhnologi. Apalagi pada era

globalilasi, dimana perusahaan asuransi memiliki kebebasan untuk

mendirikan usahanya dimana saja. Kebebasan ini mencakup

perusahaan luar negri (asing) dapat mendirikan usaha jasa asuransi

didalam negeri, sebaliknya perusahaan dari Indonesia dapat

mendirikan usaha jasa asuransi di negara lain

Perkembangan asuransi yang ada sekarang ini merupakan

hasil usaha orang terdahulu yang melakukan usaha jasa (sekarang

dikenal dengan asuransi) dalam bisnisnya. Untuk lebih jelas lagi,

berikut akan dibahas tentang sejarah perasuransian.

1. Zaman Sebelum Masehi

13

Ibid., h. 70 14

A. Hasymi Ali, op.cit., h. 170

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 144

Asuransi diperkirakan mulai muncul pada sekitar tahun

2.250 SM, dimana bangsa Bablyonia telah memiliki semacam

undang-undang mengenai praktek "Bottomery" yaitu suatu cara

pembiayaan perdagangan yang mempunyai sifat khusus dan

berbeda dengan cara kredit biasa. Dalam undang-undang

tersebut para pedagang mengambil barang-barang dagangan

untuk dijual ke tempat-tempat lain terdahulu. Namun mereka

diwajibkan membayarnya kelak dengan pembayaran bunganya.

Akan tetapi bila barang-barang tesebut di rampok dalam

perjalanan, mereka dibebaskan dari kewajiban tersebut, hal ini

mirip dengan asuransi. Praktek Bottomry seperti ini juga telah

dikenal bangsa India tahun 600 SM, dikenal bangsa Yunani sejak

tahun 400 SM.15

Pada tahun 215 SM, pemerintah kerajaan Romawi

diminta oleh para supplier perlengkapan dan perbekalan tentara

kerajaan untuk menerima suatu konsepsi berupa pemberian

priteksi kepada mereka. Proteksi dilakukan terhadap segala risiko

kerugian yang mereka derita, atas barang-barang mereka yang

berada di kapal sebagai akibat bahaya maritim seperti halnya

serangan musuh dan badai.16

Sekitar tahun 106-43 SM, Scheltema (Romawi) melihat

banyak perjanjian yang sama dengan asuransi sejumlah uang

(Sommen Verzekring). Scheltema menyebutkan ada satu

perkumpulan (collegium), yang bernama "Collegium Cultorum

Diane et Antinoi". Dalam perkumpulan imi, para anggota

membayar uang pangkal sebesar 100 sasterti dengan iuran 5 asses

sebulan. Apabila seorang anggota meninggal dunia, maka kepada

ahli waris dibayar 300 seperti untuk biaya penguburan (sama

dengan asuransi jiwa).17

2. Zaman Sesudah Masehi (M)

Pada tahun 200 M, para saudagar dan aktor di Italia

mendirikan semacam lembaga asuransi yang disebut Collegia

Tenniorium. Maksudnya adalah untuk membantu janda-janda

dan anak-anak yatim yang ditinggal bapaknya (menjadi anggota).

15

Herman Darmawi, , op.cit., h. 4 16

Suhawan, Pelajaran Asuransi SMK Jurusan Perdagangan/Manajemen

Bisnis, (Bandung: Armico, 1995), h.12 17

Wijono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: PT.

Internusa, 1994), Cet. Ke-10, h.15

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 145

Selain itu mantan budak yang diperbantukan kepada

ketentraman di Itali juga mambentuk lembaga yang serupa

dengan nama "Collegia Nititum".

Tahun 1994 muncul suatu lembaga yang mirip dengan

asuransi di Belgia. Sehingga pada masa pemerintahan Ratu

Eleanor dibentuk undang-undang asuransi yang tercantum

dalam "Roles D'oleron". Begitu pula di Italia, semakin

meningkatnya transaksi perdagangan antar negara dan

diperlukannya proteksi, maka pada tahun 1230 dibentuk undang-

undang asuransi (maritim).

Di Perancis (provins) sejak permulaan abad ke 14,

peraturan mengenai uang tambang , perjanjian pengangkutan

dan asuransi ditetapkan dengan pemilik kapal. Diduga The House

of Bardi adalah penanggung yang pertama kali muncul dalam

bidang proteksi risiko-risiko asuransi. Hal ini terjadi pada tahun

1319 atas ekspor pakaian yang pengirimannya dilakukan melalui

darat dari flondus Via Brobant, Champagne dan Perancis ke

florence.

Tahun 1347 di Italia membuat polis yang pertama. Isi

polis tersebut adalah mengenai kontrak pengangkutan dan

asuransi antara I Geargians Le Levellium dengan Bartholomus

Basus. Hal ini dilakukan dalam suatu pengiriman barang seharga

107 pound dari pelabuhan Genoa ke Mayorga. Nama kapal

pengangkutannya adalah "Santa Clara". Tahun 1547 Inggris

membuat polis yang pertama. Tepatnya tanggal 20 September

1547 atas pengiriman barang dari Cadic ke London dengan nama

kapal "Santa Maria "

Tahun 1653 terjadi suatu kebakaran yang cukup besar di

Marlovongh Inggris. Sejak saat itu di Inggris lahir suatu sistem

untuk menanggulangi kerugian akibat bahaya kebakaran yang

diberi nama "King's Brifes". Tahun 1666terjadi suatu kebakaran

besar di London yang berasal dari dapur roti istana yang

kemuian meluas ke bangunan-bangunan lainnya. Kebakaran

tersebut dikenal sebagai " The Great Fire of London". Peristiwa ini

telah banyak menyadarkan banyak orang tentang pentingnya

usaha yang lebih berdaya guna dan dapat menghadapi kerugian

akibat kebakaran. Maka dari itu setahun kemudian (1667)

Nicholas Barbon mendirikan asuransi kebakaran yang pertama di

Inggris. Setelah itu berkembanglah perusahaan-perusahaan

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 146

asuransi di berbagai negara sesuai dengan kemajuan

perekonomian dan tekhnologi.18

Dalam kaitan sejarah perkembangan dunia asuransi tidak

lepas dari sejarah berdirinya bursa "Lloyd's" di London. Bursa

tersebut merupakan bursa terbesar di dunia. Pada awalnya

sekitar abad ke-17, mulai dikenal komoditi kopi sebagai

minuman yang digemari di Eropa Barat. Pada tahun 1652 seorang

yang bernama "Edward Lloyd" membuka sebuah warung kopi.

Warung itu merupakan tempat berkumpul para saudagar sambil

minum kopi. Disana dibicarakan tentang musibah atau

kecelakaan yang dialami sesama pelayar.

Dari sinilah muncul ide untuk mengurangi risiko-risiko

yang dihadapi. Pada tahun 1688 "Llyod coffee house" milik Edward

menjadi terkenal dan sering dikunjungi pelanggan untuk

berbisnis dan berasuransi, sekaligus beristirahat di warung

kopinya. Pada tahun 1696 Edward Llyold menerbitkan majalah

"Llyold News" yang sekarang "Llyold List"'. Isi beritanya

mengenai informasi bisnis dan asuransi didalamnya. Akhirnya

tahun 1791 para makelar asuransi "Llyold coffee house" membentuk

suatu organisasi yang diberi nama "Llyold Corporation". Organisasi

ini terus berkembang dan tidak menangani asuransi

pengangkutan jasa, tetapi hampir semua asuransi ada dan

ditutup di bursa Llyold.19 Sampai sekarang dan bisa seterusnya,

usaha jasa asuransi ini berkembang diseluruh dunia dan

termasuk di Indonesia.

3. Sejarah Perasuransian di Indonesia

Asuransi masuk ke Indonesia dengan perantara orang

Belanda. Kemungkinan masuknya asuransi ke Indonesia setelah

berdirinya perusahaan asuransi di negeri Belanda yang bernama

"De Nederland Van 1845". Di Indonesia orang Belanda mendirikan

sebuah perusahaan asuransi jiwa dengan nama "Nederlands

Indishe Leven En Lfjf Rente Maatschappij" (Nilmy). Perusahaan

ini terakhir diambil oleh Republik Indonesia dan sekarang

bernama PT. Asuransi Jiwa Sraya.20

Pada tahun 1843 perusahaan asuransi kerugian pertama

beroperasi di Indonesia yakni "Bataviasche Zee end Brand Australia

18

Suhawan, op.cit., h. 15 19

Ibid., h. 16 20

Ibid., h. 17

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 147

Maatschappij". Kemudian diikuti dengan berdirinya asuransi jiwa

Bernama "nimlity" tahun 1845. Pada tahun 1912, didirikan

asuransi jiwa bernama "Boemi Petra" yang dimiliki dan dipimpin

sendiri oleh tenaga-tenaga bangsa Indonesia. Pada tahun 1942-

1945, perkembangan asuransi terhenti, karena terjadi revolusi

fisik.

Asuransi mulai tumbuh lagi setelah bangsa Indonesia

merdeka (1950-1965). Perusahaan yang telah dibekukan mulai

dibuka kembali. Sedangkan pemerintah membentuk PN Asuransi

Jasa Anea, PN Asuransi Jasa Samudera (bergabung menjadi PN

Asuransi Bendasinya), kemudian PN Asuransi Jasa Negara yang

berubah menjadi PT. Umum Internasional Underwriters menjadi

PT. Asuransi Jasa Indonesia.

Pada tahun 1988 pemerintah melakukannya pembenahan

(digarap lebih intensif) dalam bidang asuransi. Hal ini sejalan

dengan derap pembangunan saat itu yang gencar dilakukan

bangsa Indonesia. Peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah

adalah Kepres No. 40/26 Oktober 1988, tentang usaha dibidang

asuransi kerugian, dan keputusann menkeu. No.1249 /

KMK.013/1998 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan

usaha asuransi kerugian dan kep. Menkeu. No.1250/KMK.012/

tahun 1988 tentang usaha asuransi jiwa.

Tahun 1992 bangsa Indonesia mulai memiliki undang-

undang khusus perasuransian yaitu Undang-Undang No.2 tahun

1992. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka kedudukan

asuransi di masyarakat menjadi jelas. Batasan dan aturan pokok

segala sesuatu mengenai perasuransian telah dicantumkan

didalamnya sebagai pegangan bagi seluruh bangsa Indonesia

dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bidang

perasuransian.21 Undang-undang ini masih terus dipakai sampai

sekarang ini.

PRINSIP-RINSIP DASAR ASURANSI

Transaksi asuransi diikat oleh suatu perjanjian yang sah, yang

disebut kontrak atau polis dan kontrak tersebut tidak dapat lengkap

dengan sendirinya. Untuk melengkapinya (perlu) dilihat bagaimana

21

Ibid., h. 19

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 148

keadaan (kondisi) lingkungan (nasabah) dan bagaimana keadaan

(ketentuan-ketentuan) sosialnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka berikut akan dibahas

prinsip-prinsip dasar asuransi, yang mendasari kontrak asuransi.

1. Prinsip Insurable Interest (adanya kepentingan yang dapat

diasuransikan).

Artinya, jika suatu kejadian dapat menimbulkan

kerugian kepada seseorang, maka berarti orang yang

bersangkutan mempunyai kepentingan terhadap kerugian

tersebut. Agar orang tersebut dapat mengasuransikan kerugian

itu maka kepentingan itu harus dapat diasuransikan. Jadi, orang

yang bersangkutan (yang akan berasunsikan) harus dapat

menunjukkan kerugian terhadap suatu obyek yang akan

diasuransikan.22

2. Prinsip Indemnitas (penggantian kerugian).

Kebanyakan kontrak asuransi kerugian dan konrak

asuransi kesehatan merupakn kontrak indemnity (indemnitas)

atau "kontrak pergantian kerugian". Penanggung menyediakan

kerugian untuk kerugian yang nyata diderita tertanggung, dan

tidak lebih besar dari pada kerugian itu. Batas tertinggi

kewajiban penanggung berdasarkan prinsip ini adalah

memulihkan tertanggung pada posisi ekonomi yang sama

dengan posisinya sebelum terjadi kerugian.23

3. Prinsip Subrogasi (peralihan pada pihak ketiga).

Prinsip subrogasi ini melengkapi prinsip indemnitas.

Prinsip subrogasi memberi penanggung yang telah

membayarkan ganti kerugian, segala hak tertanggung terhadap

pihak ketiga berkenaan terjadinya kerugian itu. Contoh, jika

rumah seseorang terbakar karena kelalaian tetangga yang

membakar sampah di pekarangannya, maka pemilik rumah

berhak meminta pertanggung jawaban teatangganya. Akan

tetapi, apabila rumah tersebut diasuransikan (kebakaran) , maka

perusahaan asuransi akan membayar kerugian tersebut, tetapi

kemudian memperoleh hak tertanggung untuk menagih

tetangganya. Hak subrogasi ini menempatkan beban pada yang

bertanggung jawab memikilnya dan mencegah tertanggung

22

Soeisno Djojosoedarso, op.cit., h. 105 23

Herman Darmawi, , op.cit., h.67

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 149

mendapatkan keuntungan dengan menagih dua kali untuk

kerugian yang sama.

4. Prinsip Utmost good faith (itikad baik)

Prinsip itikad baik atas dasar kepercayaan antara pihak

penanggung dan tertanggung dalam melakukan penutupan

asuransi. Jadi, apabila masa jaminan telah selesai kedua belah

pihak (tertanggung dan penanggung) sama-sama memberi

kepercayaan atau itikad baik ( jujur, ikhlas) semua pihak. 24

MACAM-MACAM USAHA ASURANSI

Usaha asuransi dapat dibagi menjadi beberapa macam dan

berdasarkan berbagai macam segi, antara lain :

1. Ditinjau dari sifatnya, bidang asuransi dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

1.a). Asuransi sosial atau asuransi wajib dimana untuk ikut serta

dalam asuransi tersebut terdapat unsur paksaan atau wajib

bagi setiap warga negara. Jadi semua warga negara wajib

menjadi anggota atau membeli asuransi tersebut. Asuransi

ini biasanya diusahakan oleh pemerintah atau badan usaha

milik negara. 25Contohnya : ASTEK (Asuramsi Tenaga

Kerja), TASPEN (Tabungan Asuransi Pegawai Negeri),

ASABRI (Asuransi Angkutan Bersenjata Republik

Indonesia).

1.b). Asuransi Sukarela, dalam asuransi ini tidak ada paksaan

bagi siapapun untuk menjadi anggota/pembeli. Jadi setiap

orang bebas untuk memilih menjadi anggota atau tidak

dari jenis asuransi ini. Jenis asuransi ini biasanya

diselenggarakan oleh pihak swasta, tetapi ada juga yang

diselenggarakan oleh pemerintah.26 Contohnya : PT.

Jiwasraya (BUMN), PT. Jasa Indonesia (BUMN), PT.

Asuransi Ramayana, PT Asuransi Bintang, AJB,

Bumiputera dan sebagainya.

2. Ditinjau dari jenis obyeknya, asuransi dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

24

A. Hasymi Ali, op.cit., h.185 25

Soeisno Djojosoedarso, op.cit., h. 72 26

Ibid.,

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 150

2.a). Asuransi atas orang (personal insurance)

Asuransi atas orang adalah asuransi yang

berkaitan dengan kesehatan, kehilangan pekerjaan, lanjut

usia atau kematian seseorang. Pada umumnya asuransi ini

diselenggarakan oleh perusahaan asuransi jiwa dan

sebagian oleh asuransi kerigian. Perusahaan asuransi

swasta cenderung ubtuk mengkhususkan pada tanggungan

kematian dan kesehatan. Sedangkan perusahaan asuransi

milik negara pada tanggungan lanjut usia dan

pengangguran dengan program asuransi sosial.27 Akan

tetapi tidak menutup kemungkinan pemerintah untuk

membuka jasa asuransi yang disebabkan kematian,

kecelakaan dan sakit. Begitu pula untuk perusahaan swasta

diperbolehkan membuka jasa asuransi dengan peril

penganggura dan karena lanjut usia.

2.b). Asuransi atas harta (property isurance)

Asuransi umum atau kerugian, yang berkenaan

dengan hak/harta milik seseorang ataupun kepentingan

yang meliputi asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan

barang, asuransi rangka kapal, asuransi kendaraan

bermotor, asuransi varia, asuransi penerbangan, asuransi

enggineering dan lain sebagainya.28

3. Beberapa perusahaan asuransi yang sekarang ada di Indonesia

antara lain:

4.a). Perusahaan asuransi jiwa,yaitu perusahaan asuransi yang

menangani risiko keuangan sebagai akibat meninggalnya

tertanggung.

4.b). Asuransi kerugian, yaitu perusahaan asuransi yang risiko

keuangan sebagai akibat kerugian karena peril yang

menimpa barang-barang atau kepentingan yang

dipertanggungkan

4.c). Reasuransi, yaitu perusahaan yang mempertanggungkan

kembali sejumlah risiko oleh sebuah perusahaan asuransi

kepada perusahaan asuransi lainnya( reinsurer).

4.d). Asuransi sosial, yaitu perusahaan asuransi yang bidang

usahanya menanggung risiko finansial masyarakat kecil

yang kurang mampu. Perusahaan ini diselenggarakan oleh

27

Herman Darmawi, , op.cit., h. 26 28

Soeisno Djojosoedarso, op.cit., h. 73

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 151

pemerintah atau badan yang ditunjuk atau dibentuk oleh

pemerintah.29

4. Dari segi sistem yang dipergunakan, asuransi di Indonesia dibagi

menjadi :

4.a). Asuransi Konvensional, yaitu asuransi yang dijalankan

sesuai dengan hukum positif atau undang-undang yang

dibuat.

4.b). Asuransi Syari'ah, yaitu asuransi yang dijalankan sesuai

dengan syari'at Islam (Al-qur'an dan Hadits).

Kedua sistem diatas, baik konvensional dan syari'ah terus

berkembang pesat. Untuk asuransi syari'ah banyak perusahaan baru

yang membukanya,bahkan ada (banyak) perusahaan asuransi

konvensional yang membuka cabang syari'ah. Semua ini memerlukan

sumber daya manusia yang berpotensi. Untuk teman-teman (ini

adalah sebuah peluang) banyak-banyaklah membaca dan

memperdalam hal-hal yang berkaitan dengan asuransi (umum dan

Syari'ah), karena anda (diperlukan) atau dicari atau dinanti banyak

perusahaan.

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Selanjutnya akan dibahas tentang "Asuransi Dalam Perspektif

Islam". Sebelumnya akan dibahas bagaimana "Pendapat Ulama Tentang

Asuransi" .

A. Pendapat Ulama Tentang Asuransi

Didalam Al-qur'an dan Hadits tidak ada satupun ketentuan

yang mengatur secara eksplisit tentang asuransi.30 pembahasan juga

tidak dijumpai didalam fiqh klasik, karena bentuk transaksi ini baru

muncul sekitar abad ke-13 dan ke-14 di italia dalam bentuk asuransi

perjalanan laut.31 oleh karena itu masalah asuransi didalam islam

termasuk bidang hukum "ijtihad" artinya untuk menentukan hukum

29

Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga terkait di

Indonesia, (Jakarta : PT. Raja 1997), Cet. Ke-2, h. 165

30

Ibid., 31

Ensiklopedia Hukum Islam, h. 138

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 152

asuransi ini halal atau haram masih diperlukan peranan akal pikiran

ulama ahli fiqh.

Warkum Sumitro, SH. MH. Mengatakan bahwa pada garis

besarnya ada 4(empat) macam pandangan ulama dan cendikiawan

muslim tentang asuransi, yaitu :

1. Ulama yang berpendapat bahwa asuransi termasuk segala

macam bentuk dan cara operasinya hukumnya "haram".

Pandangan pertama ini didukung oleh beberapa ulama antara

lain Yusuf Al-Qardhawi, Sayid Sabiq, Abdullah Alqalqili dan

Muhammad Bakhit Al-Muth'i. menurut pandangan kelompok

pertama asuransi diharamkan karena beberapa alasan:

2.a). Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang

dalam islam

2.b). Asuransi mengandung unsur ketidapastian

2.c). Asuransi mengandung unsur "riba" yang dilarang dalam

islam.

2.d). Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat

menekan

2.e). Asuransi termasuk jual beli (tukar-menukar) mata uang

secara tidak tunai.

2.f). Asuransi obyek bisnisnya digantungkan pada hidup dan

matinya seseorang, yang berarti mendahului takdir Tuhan.

2. Kelompok ulama yang berpendapat bahwa asuransi hukumnya

"halal" atau diperbolehkan dalam Islam. Pendukung pandangan

ini antara lain, Abdul Wahab Khallaf, M. Yusuf musa, Abdur

Rachman Isa, Mustafa Ahmad Zarqa dan M.Nejatullah Siddiqi.

Menurut pandangan mereka asuransi diperbolehkan dengan

alasan :

2.a). Tidak ada ketentuan dalam Al-qur'an dan Hadits yang

melarang asuransi.

2.b). Terdapat kesepakatan kerelaan dari keuntungan bagi

kedua pihak baik penanggung maupun tertanggung.

2.c). Kemaslahatan dari usaha asuransi lebih besar dari

mudharatnya.

2.d). Asuransi termasuk akad mudharatnya roboh atas dasar

profit and loss sharing.

2.e). Asuransi termasuk kategori koperasi (syirkah ta'awuniah)

yang diperbolehkan dalam islam

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 153

3. Kelompok ulama yang berpendapat bahwa asuransi yang

dierbolehkan adalah asuransi yang bersifat sosial diperbolehkan,

sedangkan yang bersifat komersil dilarang dalam islam. Yang

mendukung pandangan ini adalh M.Abu Zahrah.

4. Kelompok ulama yang berpendapat bahwa hukum asuransi

termasuk "subhat", karena tidak ada dalil yang menghalalkan

asuransi. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati didalam

berhubungan dengan asuransi.32

Sekarang ini asuransi merupakan tuntutan masa depan,

karena asuransi mengandung manfaat sebagai berikut:

1. Membuat masyarakat atau perusahaan menjadi lebih aman dari

risiko kerugian yang mungkin timbul.

2. Menciptakan efisiensi perusahaan (bussiness effisienscy)

3. Sebagai alat untuk menabung (saving) yang aman dari gejolak

ekonomi.

4. Sebagai sumber pendapatan (earning power), yang didasarkan

pada financing the bussiness.

Selain itu alasan keraguan ummat Islam pada asuransi,

karena khawatir asuransi mengandung unsur gharar, maisir, riba dan

komersial. 33menanggapi masalah asuransi dengan segala bentuknya

yang berkembang saat ini, KH. Ali Yafie mengatakan bahwa asuransi

itu diciptakan di dunia Barat, sehingga mempunyai watak, bentuk,

sifat, dan tujuan yang berbeda dari wujud mu'amalah yang dikenal

dalam fikih yang dikenal dalam dunia islam.34

B. Definisi dan pembagiannya

Wahbah Az-Zuhaili (ahli fiqh dan ushul fiqh kontemporer)

mendefinisikan asuransi sesuai dengan pembagiannya. Menurutnya

asuransi itu ada dua bentuk, yaitu at-ta'min at-ta'awuni (asuransi

tolong menolong) dan ata'min biqisthi tsabit (asuransi dengan

pembagian tetap)

"At-ta'min at-ta'awuni (asuransi tolong menolong) adalah

kesepakatan sejumlah orang untuk membayar sejumlah uang sebagai

ganti rugi ketika salah seorang diantara mereka mendapat

kemudharatan. Kemudharatan yang menimpa para peserta at-ta'min

at-ta'awuni dapat berbentuk kecelakaan, kematian, kebakaran,

32

Warkum Sumitro, op.cit., h. 167

33

Ibid., h. 168 34

Ensiklopedia Hukum Islam, h. 140

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 154

kebanjiran, kecurian dan bentuk-bentuk kerugian lainnya sesuai

dengan kesepakatan bersama."

Ata'min biqisthi tsabit (asuransi dengan pembagian tetap) adalah

akad yang mewajibkan seseorang membayar sejumlah uang kepada

pihak asuransi yang terdiri atas beberapa pemegang saham dengan

perjanjian apabila peserta asuransi mendapat kecelakaan, ia diberi

ganti rugi.35

Perbedaan antara kedua asuransi ini, menurut Musthafa al-

Bugna (guru besar fikih islam Universitas Damaskus, Suriah)terletak pada

tujuan masing-masing. At-ta'min at-ta'awuni pada dasarnya tidak

mencari keuntungan, tetapi semata-mata untuk kepentingan bersama

ketika kemudharatan menimpa salah seorang anggotanya.36

Hukum dibolehkannya at-ta'min at-ta'awun, karena sejalan

dengan prinsip islam yang terdapat dalam Al-qur'an surat Al-

Ma'idah 2, yang berbunyi :

"…. dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran .."(Q.Sal-maidah:2)

Adapun tujuan dari Ata'min biqisthi tsabit adalah untuk

memperoleh keuntungan disamping melakukan penjaminan

terhadap pesertanya

C. Landasan Asuransi Syari'ah

Asuransi islam lahir sejak tahun 1979 di Sudan, yang

kemudian diikuti oleh perusahaan asuransi islam lainnya di negeri

mayoritas muslim. Hingga saat ini lebih dari 50 perusahan islam di

dunia yang mengoperasikan asuransi di seluruh dunia yang

mengoperasikan sistem asuransi islam (syari'ah).37

1. Asuransi Islam Sudan (1979)

2. Asuransi Islam Arab (1979)

3. Dar Al Maal Al Islam, Geneneva(1983)

4. Takaful Islam Bahamas (1983)

5. Altakaful Al Islamiah Bahrain, E.C. (1983)

35

Ensiklopedia Hukum Islam, h 138 36

Ibid., 37

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Makalah Seminar Asuransi

Jiwa Syari'ah, Jakarta: 19 Juni 2002

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 155

6. Syarikat Tkaful Al Islamiah Bahrain, E.C.(1983)

7. Syarikat Takaful Malaysia SDN, Berhard (1984)38

Sedangkan asuransi syari'ah yang telah beroperasi di

indonesia antara lain

1. PT.Asuransi (jiwa) Syari'ah Mubarakah / ASM (18 Okrober 1993).

2. PT.Asuransi Takaful Keluarga (25 Agustus 1994)

3. PT.Asuransi (jiwa) Mega Arta Alisiando/ MMA (16 Februari 1995)

4. PT.Asuransi Takaful Umum (1 Juni 1995)

5. PT.Asuransi Bumi Putera (Syari'ah), dll.

Landsan berdirinya asuransi syari'ah merupakan

penghayatan terhadap semangat saling bertanggung jawab,

kerjasama dan perlindungan dalam kegiatan masyarakat, demi

tercapainya kesejahteraan umat dan masyarakat umum. Hal ini

berkaitan dengan konsep dan prinsip asuransi syari'ah.39

1. Konsep Asuransi Syari'ah

Dengan merujuk kepada apa yang diterapkan dalam

sistem "akilah", konsep asuransi dapat diterima oleh ajaran islam.

Sistem akilah adalah sistem ganti rugi yang ditanggung secara

berkelompok, suatu tradisi yang telah berkembang pada

masyarakat Arab. Sistem ini dipraktikkan pada awal Islam,

zaman Nabi Muhammad saw antara kaum Muhajirin dan

Anshar.

"……Para imigran Quraisy, berdasarkan adat pribadinya,

berkewajiban membayar ganti rugi diantara anggotanya dan akan

menebus orang yang dipenjarakan dengan cara yang sebaik-baiknya dan

berlaku bijaksana kepada siapapun diantara orang yang beriman".40

Dari sini terlihat bahwa orang yang beriman tidak boleh

melantarkan orang yang menderita diantara mereka dengan

tidak mau membayar tebusan atau ganti rugi dengan sebaik-

baiknya.

38

Muhammad Yafi'i Antonio, Wawasan Islam Dan Ekonomi; Sebuah

Bunga Rampai, (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi; Universitas

Indonesia, 1997), h. 256

39

Karnaen A. Pewataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di

Indonesia, (Depok: Usaha Kami; Penerbit Buku Pilihan, 1996), Cet. Ke-2, h. 231 40

AfzalurRahman, Doktrin Ekonomi Islam, jilid 4, (Yogyakarta:

PT.Dana Bhakti Wakaf, 1996), seri ekonomi islam No. 3, Edisi Lisensi, h. 88

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 156

Menurut Muhammad Hidayat, secara umum ada dua

aspek utama yang terkandung dalam konsep islam41, yaitu:

1.a). Konsep kerjasama, didalamnya setiap individu

mempunyai keterbatasan dalam melindungi diri dan

keluarga. Maka kita dianjurkan untuk bertawakkal. Akan

tetapi bertawakkal saja tidak cukup, untuk itu

duwajibkan untuk berikhtiyar. Setidaknya, kita berusaha

meminimalkan risiko. Maka dari itu dibutuhkan usaha

yang dapat dilakukan secara bersama memberi derma

(tabaru), yang dikumpulkan dalam bentuk tabungan. Bila

jumlah anggota banyak, walaupun masing-masing derma

atau iurannya kecil, maka secara total jumlahnya

diharapkan cukup untuk melindungi anggota yang

tertimpa musubah.

1.b). Konsep perlindungan, didalam kehidupan sehari-hari

masyarakat modern yang kita alami dewasa ini, maka

kita senantiasa berhadapan dengan berbagai macam

risiko, baik risiko kehilangan tempat tinggal atau ketidak

beruntungan lainnya. Sebagai umat islam kita wajib

percaya musibah kehendak Allah swt. Kewajiban kita

adalah mencari jalan keluarnya untuk mengurangi risiko

tersebut, diperlukan perlindungan asuransi42

Dalam prakteknya, perusahaan asuransi dapat

melakukan kerjasama dengan peserta (pemegeng polis) atas

prinsip mudharabah, perusahaan sebagai mudharib (penerima

uang premi) dari peserta untuk diadministrasikan dan

diinvestasikan sesuai dengan ketentuan syari'ah. Peserta sebagai

shohibul maa'al, yang akan mendapat manfaat jasa perlindungan

serta bagi hasil dari keuntungan perusahaan

2. Prinsip-prinsip Asuransi Syari'ah

Ajaran islam mendorong umat untuk saling tolong

menolong, bertanggung jawab dan menaggung satu dengan yang

lainnya atas musibah yang diderita sudaranya. Tujuannya adalah

untuk mencapai kehidupan bersama yang tentram, damai dan

41

Muhammad Hidayat, AsuransiSyari'ah teori –prakteknya di Indonesia,

(kumpulan makalah), h. 199 42

Ibid

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 157

sejahtera. Hal inilah yang menjadi kekuatan umat dapat terwujud

(persaudaraan)

Asuransi syariah memiliki prinsip-prinsip yang harus di

pegang teguh, yaitu:

2.1. Saling bekerja sama untuk bantu membantu

Dalam Al-qur'an Allah swt memerintahakan agar

dalam kehidupan bermasyarakat disuburkan nilai tolong

menolong dalam kebajikan dan takwa. Kekayaan sebaiknya

dipergunakan untuk bekerja sama membantu memberikan

kelonggaran atas orang yang mengalami kesulitan, karena

musibah atau yang lainnya. Dalam hadits balasan bagi

orang yang memberi kelonggaran adalah akan diberi

kelonggaran oleh Allah swt di hari kiamat nanti.

Hal ini sesuai dengan perintah Allah awt dalam Al-

qur'an :

"……. Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah swt,

sesungguhnya Allah swt amat berat siksanya."(q.s al-Maidah :2)

Hadits Nabi Muhammad saw

"Dari Abu Hurairah bahwasanya nabi Muhammad saw

bersabda:Barang siapa yang memberi kelonggaran kepada seorang

muslim dari suatu kesulitan, dari berbagai kesulitan dunia, Allah

swt pasti akan memberikan kelonggaran atas perbuatannya itu

dari kesulitan-kesulitan hari kiamat. Barang siapa memudahkan

kesulitan orang lain maka Allah akan memudahkan lesulitannya

di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib orang lain maka

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 158

Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah

swt selalu akan menolong hambanya selama hamba itu selalu

memberi pertolongan terhadap saudaranya. "(H.R. Abu Daud)43

2.2. Saling melindungi atau memberi rasa aman

Keamanan dan keselamatan merupakan idaman

setiap manusia, seperti halnya mencari rizki. Allah swt

telah menyediakan rizki setiap mahluk hidup, dan tidak

ada yang kelaparan, sehingga terlepas dari rasa takut

menjalani kehidupan di dunia. Hal ini sesuai dengan

firman Allah swt, semua mahluk telah diberi (rizki) makan

untuk menghilangkan rasa lapar dan memberi rasa aman

dari ketakutan. Hadits Nabi Muhammad saw menerangkan

agar meningkatkan takwa dan melindungi tetangganya

dari kelaparan.

Firman Allah swt dalam Al-qur'an surat Al-Quraiy

ayat 4, berbunyi:

"Allah swt yang telah memberi makan kepada mereka untuk

menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan

(Q.S Al Quraisy :4)

Hadits Nabi Muhammad saw

"Dari Anas Ibn Malik bahwasanya Nabi bersabda; bukanlah

orang yang beriman, seorang yang tidur nyenyak dengan perut

43

Abu Daud Selaiman ibn Asy'ats, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar al-

Fikri, 1994), Vol. iv, h. 312-313, lihat juga Muhidin an-Nawaawi, Riyadus

Shalihin, Al-Maarif, Bandung, h. 134

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 159

kenyang sedangkan tetangga disampingnya meratap karena

kelaparan dan ia mengetahui keadaan itu ". (HR. Al-Bukhari )44

2.3. Saling bertanggung jawab, diantara sesama umat.

Hubungan sesama umat yang beriman berada

dalam suasana penuh kasih sayang, ibarat satu badan,

apabila salah satu anggotanya kesakitan maka seluruh

badan akan ikut merasakannya. Hal ini menggambarkan

bahwa orang mukmin dengan mukmin lainnya bersaudara,

ibarat sebuah bengunan, yang tiap bagian saling

mengukuhkan, dari sini islam mengajarkan untuk tidak

mementingkan diri sendiri, tetapi kebersamaan dan

bertanggung jawab. Rasa tanggung jawab antar warga

dapat memperkokoh persatuan dan persaudaraan.

Hadits Nabi Muhammad saw:

Dari Abu Musa bahwasanya nabi bersabda ; seorang mukmin

dengan mukmin yang lain ibarat sebuah bangunan, yang tiap-tiap

bagiannya saling menguatkan bagian yang lain, kemudian

Rasulullah merapatkan jari-jari tangannya. "(H.R. Bukhari)45

2.4. Menghidari unsur gharar, maisir dan riba

Berbeda dengan asuransi konvensional, asuransi

syari'ah harus beroperasi dengan prinsip syari'at islam

dengan cara menghilangkan sama sekali kemungkinan

terjadinya unsur-unsur gharar, maisir, dan riba46. Bentuk-

bentuk usaha dan investasi yang dibenarkan dalam syari'at

islam adalah yang lebih menekankan kepada keadilan

dengan mengharamkan riba, dan kebersamaan dalam

menghadapi risiko usaha.

44

Alaudin al-muttaqi ibn Hasan al-Dian Al-Hindy, Kanzu al-Ummal,

vol. ix Muassatu al-Risalah, Beirut, 1989, h. 52-53, lihat Muhammad ibn Ismail,

Al-Adab Al-mufrad, dar al kutub al-ilmiyyah, beirut, 1990, h. 46-47. 45

Imam Abu Al-Abbas ahmad , Al-Tajridh al-Shahih, Dar al-Hadits,

Kairo, 1996, h.538, lihat Muhyiddin Annawawi, op. cit., h. 128 46

Lihat hal. 43

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 160

PRINSIP OPERASIONAL ASURANSI SYARI'AH

Dalam kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan pada

kemungkinan terjadinya malapetaka dan bencana, seperti kematian,

kebakaran rumah, kecelakaan kendaraan, dan sebagainya. Bencana

yang menimpa manusia merupakan qadha dan qadhar Allah swt.

Namun manusia (muslim) wajib berikhtiar melakukan tindakan

berjaga-jaga, memperkecil risiko yang dimbulkan dari bencana dan

malapetaka tersebut (bukan melakukan proteksi pada kecalakaan itu

sendiri)47

Dikaitkan dengan konsep qadha dan qadhar, asuransi tidak

memastikan terjadinya suatu musibah, melainkan risiko dan nilai

kerugian yang mungkin terjadi. misalnya dalam asuransi jiwa tidak

dapat dijelaskan kapan seseorang meninggal dunia. Apabila

peristiwa kematian itu terjadi, maka akan muncul kerugian yang

membutuhkan biaya. Setidaknya untuk pemakaman orang tersebut.48

semua ini seharusnya telah disediakan oleh bapak ketika ia masih

hidup, sehingga anaknya dapat hidup sejahtera.

Gambaran tersebut sesuai dengan firman Allah swt dalam

surat Annisa ayat 9

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah swt orang-orang yang

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)

mereka . oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada allah swt dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar

47

Muhammad Syafi'I Antonio, arbitrase islam di Indonesia, (Jakarta:

Badan Arbitrase Mu'amalat Indonesia dan Bank Mu'amalat Indonesia, oktober

1994), h.147 48

Yulian Noor, Mencari Bentuk Asuransi Islam, (Tulisan Pada Harian

Pelita, 16 Juni 1992

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 161

Maka untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana

atau malapetaka ialah dengan menyimpan atau menabung. Tetapi

upaya ini seringkali tidak mencukupi, karena musibah yang harus

ditanggung lebih besar dari pada yang diperkirakan (yang ditabung).

Oleh sebab itu, perusahaan asuransi menawarkan jasa perlindungan

untuk musibah yang menimpa diri atau harta benda. Namun, dalam

pelaksanaannnya masih perlu ditinjau lebih lanjut, terutama dari

sudut pandang syari'at Islam, seperti adanya unsur gharar, maisir, dan

riba49

Prinsip operasional asuransi syari'ah adalah berusaha untuk

menghilangkan hal-hal yang dilarang, antara lain

1. Unsur gharar (ketidak pastian)

Gharar atau ketidakpastian ini ada dua bentuk. Pertama,

bentuk akad yang melandasi penutupan polis. Kedua sumber

dana pembayaran klaim itu sendiri.

Secara konvensional, kontrak/perjanjian dalam asuransi

jiwa dapat dikategorikan sebagai akad "tabadudi" atau akad

pertukaran, yaitu pertukaran antara pembayaran premi dengan

uang pertanggungan. Dalam syari'ah akad pertukaran harus jelas

berapa yang dibayarkan dan berapa yang yang diterima.

Keadaan ini akan menjadi rancu (gharar) karena kita tahu yang

akan diterima (sejumlah uang, pertanggungan ), tetapi tidak tahu

berapa yang akan dibayarkan (jumlah premi) karena hanya Allah

swt yang tahu kapan seseorang akan meninggal.

Dalam konsep syari'ah keadaan ini akan lain karena akad

yang akan dipakai bukanlah akad pertukaran (tabaduli) tetapi akad

"tafakuli" yaitu akad tolong menolong dan saling menjamin.

Dalam konsep syari'ah semua peserta asuransi menjadi penolong

dan penjamin satu sama lainnya50. Contoh apabila peserta (A)

meninggal, peserta yang lain (B), (C) ,(K) dan (Z) harus

membantu,demikian pula sebaliknya.

Selain itu, apabila ada peserta baru masuk, seminggu

kemudian meninggal dunia maka uang pertanggungannya

berasal dari mana? Padahal premi yang diterima penanggung

sedikit. Disini terdapat ketidakjelasan (biaya klain) dalam

asuransi konvensional. Tetapi dalam asuransi syari'ah, karena

akad tolong menolong, maka peserta tersebut akan mendapat

49

Muhammad Syafi'I Antonio, op. ci., h. 253t 50

Muhammad Syafi'I Antoni, Arbitrase Islam di Indonesia, loc. Cit.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 162

jaminan pertolongan dari peserta yang lain melalui premi

tabarrru.51

Dalam konsep syari'ah, setiap penbayaran premi sejak

awal dibagi dua, masuk rekening pemegang polis dan dan masuk

rekening khusus peserta yang harus diniatkan tabarru' atau

derma untuk membentu saudaranya yang lain. Dengan demikian

dari rekening khusus inilah uang pertanggungan (sisanya)

diambil dan semua sudah ikhlas untuk memberikan derma.

Dari keterangn diatas, untuk jual beli yang tidak jelas

(gharar) dilarang oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini sesuai

dengan haditsnya yang berbunyi

Artinya; "Dari Abu Huraira, Rasululluh pernah melarang

jual beli dengan melempar batu kecil yang di dalamnya ada tipuan

/gharar."(HR Muslim)52

2. Unsur maisir (judi/ untung-untungan)

Dalam asuransi konvensional pihak yang satu mengalami

keuntungan. Sedangkan pihak yang lain mengalami kerugian.

Misalnya seorang pemegang polis, karena sebab-sebab tertentu

membatalkan kontraknya sebelum masa reversing periode 53biasanya pada tahun ketiga, maka yang bersangkutan tidak

akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan, kecuali

hanya sebagian kecil.54 Dalam Asuransi syari'ah reversing periode

51

Tabaru adalah premi yang dikeluarkan secara ikhlas untuk

menolong/membantu peserta lain yang tertimpa musibah 52

Muhyidin an-Nawawi, Shahehah Muslim, Dar al-fajri al Turats, kairo,

1999, h. 372 53

Reversing priode merupakan masa belum dapat dikeluarkannya nilai

tunai. Nilai tunai pada asuransi konvensionalbiasanya baru muncul ditahun

ketiga. Nilainyapun masih kecil/sedikit. Dalam asuransi syari'ah, nilai tunai sudah

ada sejak tahun pertama, kecilnya nilai tunai tersebut karena ada pengeluaran

untuk rekening khusus yang diikhlaskann(derma) 54

Warkum Sumitro, Asasi-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait,

(BAMUI) dan TAKAFUL) di Indonesia ,(Jakarta :PT. Raja Grafimdo

Persada,1997), Cet.ke-2, h. 196

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 163

sudah ada sejak awal peserta akan mendapat cash value dan

semua uang yang dibayarkan, kecuali uang yang telah

dimasukkan ke rekening khusus peserta yang diikhlaskan

(derma).

3. Unsur riba (bunga)

Dalam asuransi konvensional terdapat usaha dan

investasi dengan meminjamkan dananya atas dasar bunga.

Dimana peminjam modal harus mengembalikan pinjamannya

dengan tambahan (bunga) yang ditetapkan tanpa melihat untung

atau rugi si peminjam hanya membayar pokoknya saja.

Dari keterangan diatas, perusahaan asuransi

konvensional menggunakan sistemm bunga (riba) yang

diharamkan, karena menzhalimi orang lain dengan keuntungan

besar (meskipun peminjam rugi dalam usahanya). Perbuatan ini

dapat juga menambah kemiskinan di masyarakat. Peng"haram"an

riba terdapat dalam Q.S Al-baqarah: 275

Artinya: "….Allah swt telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba……."

4. Unsur komersial

Dalam asuransi konvensional unsur komersialnya sangat

menonjol, sebagai akibat dari penerapan sistem bunga.

Sedangkan dalam asuransi syari'ah unsur komersial tertutup oleh

unsur ta'awun atau pertolongan sebagai akibat dari penerapa al-

mudharabah, dengan sistem bagi hasil keuntungan .55

Selain prinsip-prinsip diatas, Asuransi syariah memiliki

ciri-ciri 56yaitu:

1. Dana asuransi diperoleh dari pemodal dan peserta asuransi

didasarkan atas niat dan semangat persaudaraan untuk

saling membantu pada waktu siperlukan.

2. Tatacara pengelolaan tidak terlibat dengan unsur-unsur yang

bertentanga dengan syari'at islam.

55

Warkum Sumitro, Asasi-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait,

(BAMUI) dan TAKAFUL) di Indonesia ,(Jakarta :PT. Raja Grafimdo

Persada,1997), Cet.ke-2, h. 196 56

M. Fadzli Yusof, op. cit. H. 7

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 164

3. Jenis asuransi syari'ah terdiri dari dua bagian. Pertama,

Asuransi nyawa (jiwa), untuk menghadapi musibah yang

boleh membawa kepada kematian, sakit atau tertimpa

musibah. Kedua, Asuransi umum (kerugian), untuk

menghadapi musibah kehilangan atau hilangnya harta

benda. Hal ini dapat di sebabkan banjir, kecelakaan, dan lain-

lain.

4. Terdapat Dewan Pengawas Syari'ah yang bertugas megawasi

operasi perusahaan agar tidak menyimpang dan tuntunan

syari'at.

AKAD PREMI DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA

Akad yang digunakan untuk produk adalah tolong-

menolong (ta'awun) dan akad investasi/bagi hasil (mudharabah,

musyawarah dan lain-lain )yang didalamnya ada risiko rugi. Untuk

premi terdiri modal (mal) untuk investasi, dana kebijakan untuk

ta'awun (tabarru") dan fee untuk biaya administrasi akad.

Dana yang terhimpun didinvestasikan (dengan prinsip Al

Mudharabah) pada proyek-proyek atau pembiayaan yang sesuai dan

tidak bertentangan dalam islam. Keuntungan yang diperoleh

perusahaan dari hasil investasi akan dibagikan kepada perusahaan

dan peserta sesuai dengan prinsip mudharabah dengan porsi

pembagian yang telah di sepakati.

Mekanisme penerimaan dan pengelolaan dana (dari premi

yang diterima ) pada asuransi syari'ah dibagi menjadi dua bagian,

yaitu premi asuransi syari'ah jiwa dan asuransi syari'ah umum.

Premi asuransi syari'ah jiwa yang diterima perusahaan

dimasukkan kedalam:

1. Rekening tabungan/ wadi'ah, akan diberikan apabila pertanggung

atau meninggal dunia pada masa pertanggungan.

2. Rekening khusus /ta'awun/tabaru, yaitu rekening yang diniatkan

peserta untuk menolong dan digunakan untuk membayar klaim57

kepada ahli waris, apabila ada diantara peserta yang dirtakdirkan

meninggal dunia pada masa pertanggungan atau apabila

pertanggungan berakhir (jika ada)

57

Klaim adalah tuntutan hak pemegang polis

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 165

Premi ini akan disatukan ke dalam "kumpulan dana peserta",

selanjutnya diinvestasikan dalam pembiayaan-pembiayaan proyek

yang dibenarkan secara syari'ah. Hasilnya dibagi sesuai dengan

perjanjian (Al mudharabah). Misalnya 60% dari keuntungan untuk

peserta, dan 40% untuk perusahaan/membiayai operasional

perusahaan.

Premi asuransi syari'ah umum dimasukkan ke dalam

rekening khusus/ta'awun /tabaru, yaitu rekening yang diniatkan

peserta untuk menolong dan digunakan untuk membayar klaim

kepada peserta apabila terjadi musibah atas harta benda yang

diasuransikan. Premi tersebut akan dikelompokkan kedalam "

kumpulan dana peserta' untuk diinvestasikan sesuai syari'ah.

Hasil investasi dimasukkna kedalam kumpulan dana peserta,

dipakai untuk membayar klaim. Apabila masih lebih, akan dibagikan

kepada peserta dan perusahaan (untuk biaya operasional) sesuai

persetujuaan., maka saldo dana ta'awun (premi) dikembalikan

kepada ummat untuk berbagai aktivitas kebajikan.

MANFAAT ASURANSI SYARI'AH

Manfaat yang didapatkan pada asuransi jiwa adalah :

• Bagi peserta yang masih hidup pada masa kontrak, akan

memperoleh seluruh iuran pada rekening peserta, memperoleh

porsi bagi hasil investasi, kelebihan dari rekening khusus setelah

dipakai untuk klaim.

• Bagi peserta yang meninggal pada masa kontrak, ahli warisnya

akan memperoleh iuran peserta yang ada pada rekening peserta,

memperoleh hasil investasinya dan memperoleh dana dari

rekening khusus/derma.

• Bagi peserta yang mengundurkan diri akan memperoleh sisa

iuran pada rekening peserta ditambah dengan hasil investasinya.

Manfaaat mengikuti asuransi kerugian (umum) adalah :

• Apabila dalam masa kontrak terjadi musibah, maka peserta akan

memperoleh santunan sebanyak kerugian yang diderita, sesuai

dengan perhitungan kerugian yang wajar.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 166

• Apabila hingga masa kontrak tidak terjadi musibah, maka peserta

akan memperoleh porsi bagi hasil investasi dari dana pada "

Rekening Peserta"58

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ASURANSI SYARI'AH DI

INDONESIA

Operasional perusahaan pengawasan, dilakukan oleh Dewan

Pengawas Syari'ah (DPS) untuk tingkat perusahaan dan Dewan

Syari'ah Nasional untuk tingkat nasional. Secara umum, pembinaan

dan pengawasan perusahaan asuransi syari'ah sama dengan yang

yaitu oleh Menteri keuangan Republik Indonesia.

Pembinaan pemerintah (menkeu) meliputi kesehatan

keuangan (tingkat solvabilitas, reasuransi, investasi, cadangan teknis,

dan lain-lain), dan pembinaan dalam penyelenggaraan usaha (terdiri

dari: syarat polis, tingkat premi, penyelesaian klaim, dan lain-lain).

Pengawasan yang yang dilakukan adalah dalam bentuk "aktif"

dengan melakukan pemeriksaaan berkala terhadap usaha

perasuransian. Selain itu setiap perusahaan asuransi wajib

memperlihatkan buku, catatan, dokumen dan laporan-laporan, serta

memberi yang diperlukan.59

Untuk pengawasan "pasif" melalui kewajiban-kewajiban

perusahaan asuransi, yang terdiri dari:

1. Setiap perusahaan asuransi wajib menyampaikan neraca

perhitungan laba rugi perusahaan beserta penjelasannya kepada

menteri keuangan.

2. Setiap perusahaan asuransi wajib menyampaikan laporan

operasional kepada menteri keuangan

3. Setiap perusahaan asuransi wajib mengumumkan neraca dan

perhitungan laba rugi perusahaan dalam surat kabar harian di

Indonesia yang memiliki peredaran luas.

4. Khusus untuk asuransi jiwa, perusahaan asuransi wajib

menyampaikan laporan investasi kepada menteri.

Apabila ada pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku

(UU No. 2tahun 1992 dan peraturan pelaksanaannya), maka akan

mendapat sanksi:

58

Karanaen Perwaatmaja, op. cit., h. 239 59

Warkum Sumitro, op. cit., h. 176

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 167

1. Diberikan peringatan tertulis,

2. Jika peringatan tertulis tidak diperlihatkan, dilakukan

pembatasan kegiatan usaha.

3. Jika terhadap dua sanksi tersebut belum ada perhatian, maka di

lakukan pencabutan izin usaha.60

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Salim, Dasar-Dasar asuransi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1993), Cet. Ke 1

Ensiklopedia Hukum Islam, h. 138 jilid 4

Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta, PT. Bumi

Aksara, 2000), Cet ke-2,

Muhammad Hidayat, AsuransiSyari'ah teori –prakteknya di

Indonesia, (kumpulan makalah),

Muhammad Yafi'i Antonio, Wawasan Islam Dan Ekonomi; Sebuah

Bunga Rampai, (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi;

Universitas Indonesia, 1997),

60

Ibid

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44320/1/M. MUJIBUR... · Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko

al Mizan, Vol. 4, No. 2 Hlm. 137-271, Desember 2012, ISSN: 2085-6792

ASURANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM | 168

Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan

Asuransi, (jakarta: Salemba empat, 1999), Cet. Ke-1

Thomas Subroto, Tanya Jawab Undang-Undang No.2 Tahun 1992

tentang usaha perasuransian, (Semarang; Dahara Prize, 1996), Cet. Ke-2

Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga terkait

di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja 1997), Cet. Ke-2

Wijono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: PT.

Internusa, 1994), Cet. Ke-10

Yulian Noor, Mencari Bentuk Asuransi Islam, (Tulisan Pada Harian

Pelita, 16 Juni 1992

AfzalurRahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT.Dana

Bhakti Wakaf, 1995), jilid 4,

Ahmad Hasymi Ali, Pengantar asuransi, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 1993), cet. Ke-3,

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Makalah Seminar

Asuransi Jiwa Syari'ah, Jakarta: 19 Juni 2002

Karnaen A. Pewataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di

Indonesia, (Depok: Usaha Kami; Penerbit Buku Pilihan, 1996), Cet. Ke-2,

Muhammad Syafi'I Antonio, arbitrase islam di Indonesia,

(Jakarta: Badan Arbitrase Mu'amalat Indonesia dan Bank Mu'amalat

Indonesia, oktober 1994),

Muhyidin an-Nawawi, Shahehah Muslim, Dar al-fajri al Turats,

kairo, 1999,