Upload
dohanh
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi / Objek Penelitian
1. SMP Negeri 5 Surakarta
a. Letak Sekolah
SMP Negeri 5 Surakarta beralamat di Jalan Diponegoro 45, Surakarta, kode
pos 57131. Lokasi SMP Negeri 5 Surakarta terletak di wilayah Kelurahan Timuran,
Kecamatan Banjarsari, Kota Madya Surakarta.
Gambar 4.1. Gerbang depan SMP Negeri 5, Surakarta
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Gedung SMP Negeri 5 Surakarta menghadap ke Timur dengan batas sebagai
berikut :
1) Sebelah Selatan : Jalan Notoningratan
2) Sebelah Barat : SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 10 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3) Sebelah Utara : Gedung MTA dan Pasar Elektronik(Pasar Pon)
4) Sebelah Timur : Jalan Diponegoro
Gambar 4.2. Peta Lokasi SMP N 5 Surakarta
(Gambar: Krissiwi Arum Hening, 2013)
SMP Negeri 5 Surakarta terletak di pusat kota Surakarta, dengan akses
menuju jalan utama kota yaitu Jalan Slamet Riyadi yang dapat ditempuh kurang lebih
3 menit dengan berjalan kaki. Lingkungan depan SMP N 5 terdapat pusat perbelanjaan
barang-barang antik, kuliner Oemah Sinten dan Tiga Tjeret serta Keraton
Mangkunegaran. Mudahnya akses untuk sampai ke SMP N 5 Surakarta didukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dengan banyaknya angkutan umum berupa mobil angkutan kota, dan becak, yang
selalu ada di depan SMP N 5 Surakarta.
Tepat di depan gerbang SMP N 5 Surakarta yang disebut daerah Ngarsopuro
terdapat trotoar untuk pejalan kaki dan tempat duduk yang tertata rapi di bawah
lampu-lampu taman. Biasanya kawasan Ngarsopuro akan ramai didatangi masyarakat
Solo dan sekitarnya untuk menikmati keindahan suasana malam.
Pada hari Sabtu dan Minggu, wilayah Ngarsopuro berubah menjadi night
market atau pasar malam yang berisi pedagang berbagai macam barang dan makanan.
Hal ini menjadikan wilayah Ngarsopuro menjadi terkenal dan sering di datangi oleh
turis mancanegara maupun domestik.
Gambar 4.3. Lingkungan depan SMP N 5 Surakarta
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Siswa SMP N 5 Surakarta sebagian besar berdomisili di tengah kota, seperti
daerah Keprabon, Pasar Kliwon, Dawung, Manahan, dan Nusukan. Mayoritas siswa
mengunakan alat transportasi berupa sepeda, angkutan kota, becak, dan bis, ada juga
siswa di antar jemput oleh orang tua karena letak sekolah berada di tengah kota dan
mudah di jangkau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar dibawah ini merupakan kondisi di depan gerbang SMP N 5 Surakarta
saat jam pulang sekolah. Para orang tua murid biasanya menjemput anak-anaknya di
depan gerbang sekolah.
Gambar 4.4. Orang tua siswa menjemput siswa-siswi SMP N 5 Surakarta
saat jam pulang sekolah
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Kondisi lingkungan depan SMP N 5 Surakarta saat jam pulang sekolah sangat
padat, di depan sekolah selalu dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajakan
berbagai macam makanan, orang tua murid yang akan menjemput putra-putrinya serta
angkutan umum yang berlalu lalang. Saat jam pulang sekolah semua siswa akan berada di
luar gerbang sekolah, sambil menunggu jemputan atau angkutan mereka membeli
makanan yang di jajakan oleh para pedagang kaki lima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 4.5. Kondisi depan SMP N 5 Surakarta dipenuhi pedagang kaki lima
saat jam pulang sekolah
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Bagi siswa yang menggunakan bis umum sebagai alat transportasi, maka
mereka harus berjalan kurang lebih 500 meter menuju jalan utama Slamet Riyadi,
dikarenakan adanya peraturan lalu lintas satu arah dan larangan bagi bus dan truk serta
kendaraan berat lain untuk melintasi jalan ini.
Gambar 4.6. Angkutan umum yang menjadi salah satu alat transportasi
siswa SMP N 5 Surakarta
( Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Denah Gedung SMP N 5 Surakarta
Berikut ini adalah denah dari lokasi di SMP N 5 Surakarta yang meliputi letak
kelas dan ruangan-ruangan lain. SMP N 5 Surakarta memiliki bangungan yang luas, dan
terdapat dua lantai. Lantai pertama terdapat ruang-ruang kelas, Tata Usaha (TU), ruang
Bimbingan Konseling (BK), ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Unit
Kesehatan Sekolah (UKS), koperasi siswa, kantin, lapangan olahraga, kamar mandi siswa
dan guru, ruang musik, ruang perpustakaan, dan ruang agama Katolik.
Gedung SMP N 5 Surakarta dibagi menjadi dua lantai, karena letaknya yang
berada di tengah kota dan tidak dapat melakukan pelebaran, maka alternatif yang
digunakan adalah melakukan perluasan sekolah dengan menambah ruangan di atas.
Gambar 4.7. Denah Gedung Lantai 1 SMP N 5 Surakarta
(Gambar: Arsip sekolah)
Di lantai dua dari rangkaian gedung SMP N 5 Surakarta selain terdapat kelas,
juga terdapat ruang komputer, ruang agama Kristen, laboratorium biologi dan kamar
mandi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 4.8. Denah Gedung Lantai 2 SMP N 5 Surakarta
(Gambar: Arsip Sekolah)
c. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa
1) Keadaan Sekolah pada Umumnya
SMP Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu SMP Negeri yang memiliki
jumlah peserta didik yang besar, hal ini seiring dengan banyaknya ruang kelas yang
dimiliki dan dapat dimanfaatkan. Ruang kelas di SMP Negeri 5 Surakarta berjumlah
24 ruang kelas dengan pembagian sebagai berikut :
(a) Kelas VII : Terdapat 8 ruangan yang meliputi ruang kelas VII A, VII B, VII
C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H, dimana seluruhnya dalam kondisi baik dan
layak guna.
(b) Kelas VIII : Terdapat 8 ruangan yang meliputi ruang kelas VIII A, VIII B,
VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H, dimana seluruhnya dalam kondisi
baik dan layak guna.
(c) Kelas IX : Terdapat 8 ruangan yang meliputi ruang kelas IX A, IX B, IX C,
IX D, IX E, IX F, IX G, IX H, dimana seluruhnya dalam kondisi baik dan layak
guna.
Selain ruang-ruang kelas tersebut, SMP Negeri 5 Surakarta juga memiliki
beberapa ruang yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(a) 2 ruang kelas Agama, yaitu ruang kelas agama Katholik, dan ruang kelas agama
Kristen,
(b) 4 ruang laboratorium, yaitu laboratorium IPA, 2 ruang laboratorium Bahasa,
laboratorium komputer/TIK,
(c) Sebuah ruangan yang digunakan untuk ruang kesenian daerah yang telah
dilengkapi dengan seperangkat gamelan di dalamnya. Selain itu, ruangan ini juga
dimanfaatkan untuk pelajaran seni tari.
(d) Lapangan olahraga yang sangat luas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
upacara bendera dan olahraga.
2) Lingkungan Belajar Lain yang Mendukung
Lingkungan belajar yang mendukung selain yang tersebut di atas adalah
sarana dan prasarana sumber belajar, antara lain:
(a) Perpustakaan: 100 eksemplar buku materi Seni Budaya, 3 buku kerajinan tangan
dan kesenian, dan 1 buku batik
(b) Koperasi Sekolah: Menjual alat tulis, alat lukis, buku gambar, buku tulis, dan
kebutuhan siswa lainnya
(c) Kantin sekolah
(d) Masjid
(e) UKS
(f) R. OSIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. SMP Negeri 2 Simo, Boyolali
a. Letak Sekolah
SMP N 2 Simo Boyolali terletak di Kabupaten Boyolali, Kecamatan Simo, dan
berada pada Jalan Pendidikan No.1, Kedunglengkong, Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali, Kode Pos 57377
Gambar 4.9. Gerbang depan SMP Negeri 2 Simo Boyolali
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Gedung SMP N 2 Simo menghadap ke selatan, dengan batasan sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : Area persawahan
2) Sebelah Selatan : Jalan raya Simo-Andong, balai desa, persawahan
3) Sebelah Barat : Jalan raya menuju Klego
4) Sebelah Timur : Area persawahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 4.10. Peta lokasi SMP Negeri 2 Simo, Boyolali
(Gambar: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Kecamatan Simo merupakan daerah dataran bergelombang dan berbukit. Jalan
utama yang menghubungkan kecamatan Simo dengan kecamatan-kecamatan lain
seperti Andong, Nogosari, Sambi dan Klego sudah baik dan di aspal. Namun karena
berada di wilayah perbukitan, kerap dijumpai jalanan yang naik-turun serta
bergelombang. Lingkungan di sekitar kecamatan Simo pun berbeda dengan
lingkungan yang ada di kota, seperti kota Surakarta.
Dari segi pusat perbelanjaan, kuliner dan transportasi masih sederhana. Di
kecamatan Simo kerap di jumpai bis dan angkutan yang berupa mini bus. Kecamatan
Simo merupakan kecamatan yang sedang berkembang, dengan sebagian besar
penduduk bermata pencaharian buruh tani dan buruh pabrik, bisa dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
masyarakat Simo merupakan masyarakat kelas menengah. Masih dijumpai rumah-
rumah semi permanen, dengan halaman luas, serta adanya hewan-hewan ternak yang
di pelihara. Jalan utama sebagai akses utama di Simo termasuk baik, dengan jalan
yang luas dan sudah di aspal, hal ini membantu akses interaksi masyarakat di daerah
Simo dengan daerah-daerah sekitarnya. Komunikasi seperti handphone, dan internet
sudah bukan barang yang asing bagi masyarakat Simo, karena sudah terdapat banyak
warnet (Warung Internet).
Pusat keramaian di kecamatan Simo berada di dekat pasar Simo, di sekitar
Tugu Macan yang menjadi icon bagi kecamatan Simo sebagai Kota Pendidikan
Kecamatan pada tahun 1977. Di sekitar tugu ini dibangun sarana infrastruktur bagi
masyarakat seperti pusat perbelanjaan berupa toko, dealer motor, dan lain sebagainya.
Pendidikan di kecamatan Simo juga bukan merupakan hal yang sulit. Karena
di kecamatan Simo juga terdapat beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Sekolah Menangah Atas (SMA) serta sekolah-sekolah swasta banyak di jumpai di
kecamtan Simo. Sehingga masyarakat Simo bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
sadar akan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kondisi lingkungan sekitar SMP N 2 Simo berupa persawahan dan lahan luas
yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk menanam kacang tanah, singkong, dan
tanaman perkebunan lain. Tepat di depan SMP N 2 Simo terdapat balai desa dan
perkebunan jagung serta beberapa rumah warga. Jalan utama di depan SMP N 2 Simo
sudah di aspal, namun terlihat sangat lenggang, hanya ada satu atau dua motor yang
melintas.
Gambar 4.11 Lingkungan depan SMP N 2 Simo, Boyolali
(Dokumentasi: Krissiwi 2013)
Sebagian besar siswa di SMP N 2 Simo, berdomisili di kecamatan sekitar
Simo, seperti kecamatan Klego, Nogosari, Andong, Sambi dan Karanggede. Jarak
antar kecamatan di Boyolai relatif jauh, namun transportasi yang ada di sekitar Simo
sudah cukup memadai. Siswa di SMP N 2 Simo hampir tidak ada yang diantar jemput
oleh orang tuanya, berbeda dengan siswa SMP N 5 Surakarta.
Hal ini dibuktikan ketika jam pulang sekolah berakhir, siswa kebanyakan
berjalan kaki, bersepeda dan naik mini bus yang sudah ada di depan sekolah saat jam
pulang sekolah tiba. Keadaan sebelum pulang sekolah di jalan raya depan SMP N 2
Simo sangat sepi dan lenggang. Hanya ada beberapa motor dan mobil bak terbuka
yang mengangkut hasil perkebunan, berbeda dengan keadaan di jalan raya depan SMP
N 5 Surakarta yang sering dilalui oleh motor dan mobil pribadi yang menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kemacetan pada jam pulang sekolah. Kemacetan ini dikarenakan adanya bus dan
beberapa mobil angkutan umum dan mini bus yang datang untuk menjemput siswa,
serta beberapa pedagang yang berjualan di depan SMP N 2 Simo yang masih berada di
luar sekolah.
Gambar 4.12 Suasana jam pulang sekolah di SMP N 2 Simo
(Dokmentasi: Ichwanudin, 2013)
Biasanya pada jam 11.00 WIB saat istirahat ke dua, pedagang kaki lima yang
menjajakan makanan sudah berada di luar gerbang SMP N 2 Simo, saat bel istirahat,
siswa akan berhamburan keluar sekolah untuk membeli makanan, kemudian saat
pulang sekolah, beberapa pedagang masih tetap di tempatnya semula, namun beberapa
yang lain berpindah ke tempat dimana siswa biasa menunggu bus jurusan Klego, bagi
siswa yang bertempat tinggal menuju daerah sekitar Klego.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 4.13 Pedagang kaki lima yang berjualan di depan
gerbang sekolah saat jam pulang sekolah
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013
Siswa yang bertempat tinggal menuju ke arah timur, yaitu Nogosari, Andong,
maka mereka naik bis yang berhenti di depan sekolah.
Gambar 4.14 Siswa yang menaiki mini bus jurusan Nogosari
menaiki bus di depan gerbang sekolah
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013)
Di Simo, jangka waktu 30 menit setelah pulang sekolah suasana sudah sangat
sepi dan tidak ada aktivitas siswa, kebanyakan dari siswa sudah naik mini bus,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berjalan kaki menuju rumah masing-masing dan sudah menuju ke tempat mereka biasa
naik mobil angkutan umum. Selama pengamatan berlangsung, hanya ada dua mini bus
serta dua angkutan umum yang berhenti di depan sekolah untuk menjemput siswa.
Karena keterbatasan ini, maka siswa sampai berdesak-desakan, bahkan rela naik di
atas atap bis.
Gambar 4.15. Mobil angkutan umum yang menunggu siswa
di depan SMP N 2 Simo saat jam pulang sekolah
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Denah Gedung SMP N 2 Simo
Gedung SMP N 2 Simo terdiri dari satu lantai, namun memiliki luas tanah
yang lebar. Hal ini dapat dilihat dari adanya lapangan olah raga yang berada di sebelah
timur bangunan. Kondisi dari lapangan sekolah sangat sejuk dengan ditumbuhi
pepohonan di sekitarnya, dan terdapat lahan perkebunan yang luas di sekitar lapangan
serta sekolah. Bisa dikatakan, SMP N 2 Simo di bangun di wilayah perkebunan dan
persawahan yang luas. Rumah-rumah warga di sekitar SMP N 2 Simo juga jauh.
Masih banyak lahan hijau dan udara yang segar di sekitar SMP N 2 Simo.
SMP Negeri 2 Simo memiliki 18 kelas yang meliputi kelas VII, VIII dan IX.
Masing-masing kelas diurutkan dari kelas terbesar berada di bagian depan, dan yang
kelas terkecil berada di bagian belakang. Selain ruang-ruang kelas yang ada, juga
terdapat ruangan lain seperti uang TU, ruang kepala sekolah, ruang guru,
perpustakaan, laboratorium, UKS, Ruang OSIS, kopersi sekolah, kantin, kamar mandi,
dan ruang BK. Semuanya berada dalam satu lingkup gedung yang hanya satu lantai.
Gambar 4.16. Denah SMP Negeri 2 Simo, Boyolali
(Sumber: Arsip sekolah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa
1) Keadaan Sekolah Pada Umumnya
SMP N 2 Simo Boyolali, merupakan salah satu SMP Negeri yang menjadi
tujuan bagi calon peserta didik di kecamatan-kecamatan sekitar Simo, yaitu Nogosari,
Andong, Karanggede,Klego dan Sambi. Fasilitas sekolah yang cukup baik,
diantaranya terdapat 18 kelas, pembagiannya antara lain :
(a) Kelas VII : Terdapat 6 kelas, yaitu kelas VII A,VII B, VII C, VII D, VII E,
VII F
(b) Kelas VIII : Terdapat 6 kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D. VIII
E, VIII F
(c) Kelas IX : Terdapat 6 kelas, yaitu kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX F
Selain ruang-ruang kelas diatas, SMP N 2 Simo juga memiliki beberapa ruang
lainnya yang berguna untuk kegiatan pembelajaran yaitu:
(a) Ruang Komputer
(b) Laboratorium
(c) R. Keterampilan
(d) Lab. Bahasa
(e) Lapangan Olah Raga
2) Lingkungan Belajar Lain yang Mendukung
(a) Perpustakaan
(b) Kantin
(c) UKS
(d) R. OSIS
(e) Mushola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. Deskripsi Temuan Penelitian
1. Kondisi dan Proses Pembelajaran di Kelas yang Menjadi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua SMP Negeri yang berada di kota dan di desa.
SMP Negeri yang berada di kota dipilih SMP N 5 Surakarta, sedangkan yang menjadi
objek penelitian di SMP Negeri yang berada di desa dipilih SMP N 2 Simo Boyolali.
Dari masing-masing sekolah ini, diambil 2 kelas secara acak. Diambil sample secara
random dikarenakan objek dari dua sekolah yang di teliti homogen yaitu kelas IX,
maka diambil 2 kelas pada masing-masing sekolah agar berimbang. Di SMP N 5
Surakarta, yang terdiri dari delapan kelas pada kelas IX, diambil sampel secara acak
atau random sebanyak dua kelas, yaitu kelas IX C, dan IX G. SMP N 2 Simo Boyolali,
juga diambil dua kelas secara acak pada kelas IX yaitu kelas IX A dan IX F. Berikut
akan di jelaskan mengenai kondisi dan proses pembelajaran dari masing-masing kelas
yang menjadi sampel objek penelitian.
a. Kondisi Kelas di SMP N 5 Surakarta
1) Kelas IX C
Kelas IX C terdiri dari 24 siswa, yaitu 14 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Mayoritas dari siswa berdomisili di kecamatan Banjarsari dan Pasar
Kliwon kota Surakarta. Kelas ini merupakan kelas yang berada pada bangunan baru
pada SMP N 5 Surakarta. Dengan luas kelas sekitar 5x6 meter terdapat satu pintu, dan
tiga jendela yang berada di belakang, serta satu jendela berada di depan kelas. Kelas
ini terlihat sedikit sempit di banding berada di depan dengan ruang kelas IX lainnya.
Menurut penuturan Bapak Supono selaku guru Seni Budaya di SMP N 5
Surakarta, sekarang semua kelas di sama ratakan SDM-nya (Sumber Daya Manusia),
tidak ada lagi kelas unggulan ataupun kelas yang harus mendapatkan perhatian
khusus. Beberapa waktu yang lalu, SMP N 5 Surakarta menerapkan kelas unggulan
yaitu kelas A, dan kelas yang butuh perhatian khusus yaitu kelas C, dan sekarang di
sama ratakan semuanya. Namun di samping itu, tetap terlihat perbedaan sikap dan
perhatian siswa di kelas C di banding kelas lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kelas IX C dipenuhi siswa yang cenderung lebih aktif, dan memiliki rata-rata
nilai psikomotor dan afektif yang kurang dibanding dengan kelas IX G yang SDM nya
merupakan siswa-siswi peraih juara paralel sekolah.
Suasana praktek gambar ekspresi yang dilakukan di kelas IX C saat pelajaran
seni budaya seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.17. Suasana Kelas IX C saat praktek gambar ekspresi
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Letak ruang kelas IX C berdekatan dengan IX B dan IX D. Kelas IX B berada
di sebelah kiri, sedangkan kelas IX D berada di sebelah kanan. Bangunan dari kelas IX
C merupakan bangunan baru, sehingga model kelas dan konstruksinya pun mengikuti
perkembangan jaman sekarang. Sekolah membangun gedung-gedung baru sesuai
perkembangan animo masyarakat yang ingin bersekolah di SMP N 5 Surakarta.
Namun bangunan baru yang dibangun oleh sekolah cenderung lebih sempit dan
memiliki bentuk kelas yang sedikit pengap karena kurangnya sumber cahaya dari luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Kelas-kelas yang ada di SMP N 5 Surakarta hampir seluruhnya memiliki
fasilitas berupa LCD (Liquid Crystal Display) proyektor, kipas angina yang di
tempatkan di langit-langit, sound aktif untuk pengumuman dan papan tulis white
board.
Gambar 4.18 Fasilitas yang ada di kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Terdapat lapangan olahraga tepat di depan kelas IX C, yang terdapat
pepohonan di sekitarnya, serta selalu ramai dengan siswa yang sedang berpraktek
olahraga setiap hari. Suasana gaduh sangat terasa apabila siswa yang
melaksanakan olahraga berkumpul di teras depan sepanjang kelas IX A sampai IX
D. Maka dari itu, desain kelas dibuat tertutup agar suara dari luar tidak terdengar
mengganggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 4.19 Kondisi depan kelas IX C berupa lapangan olahraga
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
2) Kelas IX G
Kelas IX G terdiri dari 30 siswa, yaitu 6 siswa laki-laki dan 24 siswa
perempuan. Kelas IX G kondisinya lebih kondusif dibandingkan dengan kelas IX
C. Selain karena lebih banyak siswa perempuan dibanding dengan laki-laki, kelas
IX G juga mayoritas inputnya adalah siswa yang menjadi juara paralel sekolah.
Lokasi kelas IX G menempati bangunan lama dari SMP N 5 Surakarta. Saat
dilakukan praktek gambar ekspresi, siswa kelas IX G yang mengerjakan karya
media kanvas, mengerjakan bersama-sama sesuai kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar 4.20 Siswa kelas IX G saat praktek gambar ekspresi
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Sama dengan kelas-kelas yang lain, kelas IX G memiliki fasilitas seperti
adanya LCD, papan tulis white board, meja, kursi, sound aktif, kipas angin,
almari, dan alat-alat kebersihan. Di banding dengan kelas IX C, kelas IX G
memiliki kelas yang lebih luas, karena menempati bangunan lama dengan
konstruksi gaya belanda yaitu dengan atap tinggi, dan jendela serta pintu yang
tinggi dan besar. Kelas IX G berbatasan dengan parkiran sepeda siswa, dan
letaknya jauh dari jalan raya sehingga kondisi kelas kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Fasilitas berupa LCD menjadi media guru untuk menjelaskan proses
menggambar ekspresi
Gambar 4.21 Fasilitas yang ada di kelas IX G
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Kondisi depan kelas IX G juga sangat tenang, hal ini karena letaknya yang
jauh dari keramaian lapangan olah raga, tidak seperti kelas IX C. Kelas IX G juga
lebih nyaman karena adanya taman dan kolam ikan yang dibangun tepat di depan
kelas, sehingga ada ruang hijau terbuka yang memberikan rasa teduh dan sejuk
apabila melihat kondisi luar kelas. Kelas IX G menempati gedung lama yang ada
sejak tahun 1950, maka bentuk bangunan pun sangat kuno, dengan pintu besar
dan jendela-jendela besar yang mengelilingi kelas, sehingga siswa dapat dengan
leluasa menghirup udara segar dari luar. Menurut penuturan dari Bapak Supono,
kelas IX G mayoritas siswanya pandai dalam bidang akademis, mereka juga
memiliki perhatian yang baik pada setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Kondisi depan kelas IX G yang asri, terdapat taman dan kolam yang
tertata rapi dan indah.
Gambar 4.22 Kondisi depan kelas IX G yang berupa taman dan kolam
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
b. Kondisi Kelas di SMP N 2 Simo, Boyolali
1) Kelas IX A
Kelas IX A terdiri dari 36 siswa, yaitu 18 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Kelas IX A terletak di sebelah utara bangunan sekolah. Kelas IX A
berbatasan dengan ruang kelas IX B dan ruang guru. Kondisi kelas di IX A tidak
terdapat LCD atau OHP di setiap kelas seperti yang ada di SMP N 5 Surakarta.
Apabila akan menggunakan LCD, mereka harus bergantian karena terbatasnya
fasilitas
Menurut penuturan dari Bapak Krisnadi selaku guru seni budaya, kelas IX
A memiliki siswa-siswi yang kreatif, karena selama ini di SMP N 2 Simo selalu
rutin melakukan pameran di sekolah setiap satu atau tiga tahun sekali, dan siswa-
siswi sering diajak untuk mengikuti kompetisi dalam bidang seni rupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tepat di sebelah timur dari kelas IX A terdapat lapangan olahraga yang
sangat luas yang berbatasan dengan perkebunan jagung. Kelas IX A memiliki
kelas yang luas ,sekitar 10x15 meter, dengan 1 pintu utama dan 4 jendela kaca.
Gambar 4.23 Lapangan olahraga luas yang ada di samping kelas IX A
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013)
Fasilitas yang ada di kelas IX A berupa papan tulis white dan black board,
penghapus, kapur tulis, spidol, serta penggaris kayu. Tidak terdapat LCD atau
OHP (Over Head Projector) yang bisa digunakan untuk media pembelajaran.
Biasanya untuk menerangkan materi, guru menggunakan demonstrasi, apabila
membutuhkan LCD, maka harus bergantian dengan guru lain yang akan memakai.
Dengan keterbatasan ini, tidak menyurutkan semangat siswa untuk belajar dan
mencari tahu. Mayoritas dari siswa sudah mengenal internet sebagai media untuk
mendapatkan akses informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran mereka di
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Kelas yang cukup luas, serta fasilitas meja dan kursi siswa yang sudah
memenuhi standar ada di setiap kelas di SMP N 5 Surakarta
Gambar 4.24 Siswa mulai membuat sketsa saat pembelajaran gambar ekspresi
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013)
2) Kelas IX F
Kelas IX F terdiri dari 31 siswa, yaitu 13 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Sama seperti kelas-kelas yang lain yang berada di SMP N 2 Simo,
Boyolali, kelas IX F memiliki fasilitas berupa papan tulis white dan black board,
meja dan kursi untuk siswa dan guru, dan beberapa peralatan seperti penggaris,
kapur tulis dan spidol.
Tidak terdapat LCD ataupun OHP di dalam kelas. Kondisi kelas IX F
cukup luas, dengan luas sekitar 10x7meter persegi dengan 1 pintu utama dan 2
jendela kaca. Sebelah selatan kelas berbatasan dengan ruang kelas VIII A. Ruang
kelas berbatasan langsung dengan kelas IX E, dan terdapat dinding kayu penyekat
di sebelah belakang. Lantai di semua kelas sudah di keramik, dan setiap siswa
menduduki satu meja dan kursi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Kondisi kelas yang sederhana, namun memiliki sirkulasi udara yang baik,
serta pencahayaan yang cukup.
Gambar 4.25 Suasana kelas IX F saat praktek gambar ekspresi
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Siswa kelas IX F lebih aktif dan lebih ramai dibanding dengan kelas IX A.
Di SMP N 2 Simo pembagian kelas tidak berasarkan indeks prestasi, namun
menurut abjad, berbeda dengan SMP N 5 Surakarta yang melakukan pembagian
kelas secara merata dengan menempatkan siswa yang pintar dan kurang secara
merata di setiap kelas.
Seluruh Siswa kelas IX F memiliki sikap yang baik walaupun sedikit aktif
dan ramai, namun mereka selalu memperhatikan dan mengerjakan setiap arahan
yang diberikan. Secara keseluruhan, mereka berasal dari keluarga menengah, dan
dari keluarga yang sederhana, seperti disebutkan di atas, baik secara ekonomi
ataupun mata pencaharian orang tua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tepat di depan kelas IX F merupakan lapangan basket dengan ruang hijau
terbuka berupa taman yang dibangun tepat di depan setiap kelas.
Gambar 4.26 Kondisi di depan kelas IX F yang berupa lapangan basket
dan ruang hijau terbuka
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013)
c. Proses Pembelajaran
1) SMP N 5 Surakarta, Kelas IX C dan IX G
Pembelajaran Seni Budaya Di SMP N 5 Surakarta selama ini diampu oleh
Bapak Supono, beliau merupakan lulusan dari D2 (Diploma 2) FKIP (Fakultas
Kegurun dan Imu Pendidikan) Seni Rupa UNS tahun 1986-1988, kemudian
melanjutkan pendidikan S1 (Strata 1) di FKIP Senirupa UNS tahun 1995-1998,
tidak berhenti disitu, Bapak Supono kemudian melanjutkan pendidikan S2 (Strata
2) masih di UNS dengan mengambil jurusan Teknologi Pendidikan pada tahun
2005-2007. Dari riwayat pendidikan yang dimiliki, beliau dipercaya untuk
menjadi guru Seni Budaya di SMP N 5 Surakarta.
Pembelajaran Seni Budaya mendapatkan waktu 1 jam pelajaran di semua
kelas, dari kelas VII sampai kelas IX. Karena keterbatasan waktu yang ada maka
Bapak Supono ingin memaksimalkan pembelajaran Seni Budaya kepada siswa,
dan membuat siswa menyukai kesenian seperti yang dituturkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
“Yang penting semua siswa itu senang dulu mengikuti pelajaran, materi yang saya
berikan juga sesuai dengan kurikulum dan yang ada di buku paket, biar mudah
untuk dimengerti oleh siswa.” (11 September 2013)
Proses pembelajaran di SMP N 5 Surakarta menggunakan pembelajaran
berbasis ekspresi untuk K.D Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis atau
gambar. Metode pembelajaran yang di gunakan ada 3 yaitu metode ceramah,
demonstrasi, dan pemberian tugas yang berbasis pada pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) yaitu sebuah pendekatan metode
pembelajaran untuk membantu guru mengaitkan materi yang diajarkkan dengan
situasi dunia nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik untuk membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dari materi
gambar ekspresi di SMP N 5 Surakarta di lampirkan
Salah satu metode yang di gunakan adalah metode demonstrasi. Metode
demonstrasi yang dilakukan selain dengan demonstrasi langsung juga disertai
dengan media berupa video yang ditampilkan melalui LCD proyektor yang ada di
setiap kelas dengan menampilkan video yang berisi cara melukis dengan media cat
air dan minyak. Media video ini berisi langkah-langkah sketsa objek yang akan di
gambar, kemudian teknik pencampuran warna dari tube cat minyak yang di campur
dengan pengencer, kemudian langkah-langkah pewarnaan dari teknik plakat dan
teknik aquarel yang berbeda. Siswa terlihat lebih tertarik dan lebih perhatian
dengan pembelajaran yang berlangsung, hal ini diperkuat dari penuturan Bapak
Supono bahwa “Dengan media visual biasanya anak akan lebih tertarik dan lebih
tahu” (11 September 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berikut adalah gambar suasana pebelajaran di kelas IX G yang
menggunakan media LCD yang berisi video tutorial melukis dengan cat minyak.
Gambar 4.27 Siswa memperhatikan video tutorial tentang melukis
dengan cat minyak yang diberikan oleh guru
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Selain penjelasan secara lisan dan penggunaan media video, Bapak Supono
juga melakukan demonstrasi di depan kelas saat pertemuan ke-2 siswa sudah mulai
membawa alat bahan dan siap berpraktek. Setelah demonstrasi selesai, Bapak
Supono mulai mempersilahkan siswa untuk membuat sketsa karya mereka.
Selain metode ceramah, Bapak Supono juga menggunakan metode
demonstrasi untuk menjelaskan kepada siswa cara untuk mengembangkan ide
gagasan untuk dijadikan karya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 4.28 Bapak Supono memberikan demonstrasi menggambar
ekspresi di papan tulis kepada siswa
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Dalam praktek menggambar ekspresi ini, Bapak Supono memberikan
kebebasan dalam pemilihan tema, namun media dan alat di tentukan yaitu
pewarnaan menggunakan cat air serta cat minyak. Alasannya supaya siswa
mengenal berbagai media melukis selain menggunakan pastel dan pensil warna.
Setelah pembelajaran di mulai, siswa mulai mengerjakan bagian-nya masing-
masing.
Bapak Supono membentuk kelompok bagi siswa yang bernomor urut ganjil
untuk menggunakan media kanvas dan cat minyak, dan siswa yang bernomor urut
genap secara individu berkarya dengan media cat air, namun apabila ada siswa
yang mampu membeli alat dan bahan kanvas serta cat minyak sendiri serta ingin
berkarya individu, Bapak Supono mempersilahan. Terdapat 3 sampai 4 kelompok
siswa yang menggunakan media kanvas dan cat minyak, setiap siswa dalam
kelompok memiliki tugas untuk menyelesaikan karya dari kelompok mereka.
Bagi siswa yang masuk pada kelompok kanvas dan cat minyak mereka
bersama-sama mengumpulkan uang untuk membeli alat dan bahan karena media
kanvas dan cat minyak membutuhkan biaya yang mahal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 4.29 Siswa yang berkelompok menggunakan media kanvas
dan cat minyak mulai mengrjakan bersama-sama
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Setiap siswa mengumpulkan uang Rp 15.000,- untuk berbelanja keperluan yang
dibutuhkan seperti kanvas, kuas, dan cat minyak. Setelah semua alat dan bahan
terkumpul semua, siswa yang masuk pada kelompok kanvas dan cat minyak akan
membuat sketsa, kemudian akan dipilih satu yang terbaik untuk dijadikan karya. Siswa
yang menggunakan cat air sebagai media pewarnaannya mempersiapkan alat dan bahan
mereka sendiri, karena alat dan bahan cat air tidak semahal cat minyak maka mereka
berkarya individu.
Pewarnaan dengan cat minyak menggunakan teknik plakat. Teknik ini biasanya
digunakan pada media cat air, cat minyak, dan cat akrilik. Untuk menghasilkan lukisan
dengan teknik plakat harus menyapukan cat dengan kuas secara tebal, biasanya cat yang
akan digunakan dalam teknik plakat hanya diberi sedikit pengencer agar hasil goresannya
tebal dan menutup permukaan bidang gambar. Sedangkan pewarnaan untuk cat air
menggunakan teknik aquarel yaitu teknik menggunakan sapuan warna yang tipis, dari
warna yang termuda sampai tertua, berbeda dengan teknik plakat yang menggunakan
sedikit pengencer, di teknik aquarel, pengencer lebih banyak dari pada pewarna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Mayoritas siswa masih belum paham mengenai teknik pewarnaan yang di
perintahkan oleh guru. Masih banyak siswa yang menggunakan media cat air,
menggunakan teknik plakat untuk pewarnaannya. Maka dari itu, Bapak Supono membuat
media utuk memperjelas pengertian teknik aquarel bagi siswa.
Gambar 4.30 Bapak Supono mempersiapkan media untuk memberi contoh
kepada siswa tentang teknik pewarnaan aquarel
(Dokumentas: Krissiwi Arum Hening, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2) SMP N 2 Simo, Kelas IX A dan IX F
Pembelajaran Seni Budaya di SMP N 2 Simo selama ini diampu oleh
Krisnadi,S.Pd. Beliau adalah lulusan dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru)
tahun 1983, kemudian melanjutkan D2 Senirupa UNS tahun 1986, kemudian
melanjutkan S1 di FKIP Seni Rupa UNS tahun 1998. Pengalaman mengajar
beliau pada tahun 1987-1990 menjadi guru Seni Rupa di SMP N 1 Juwangi,
Boyolali. Pada tahun 1990, beliau di pindah tugaskan di SMP N 2 Simo
Boyolali sampai sekarang.
Pembelajaran yang berlangsung di SMP N 2 Simo pada semester
ganjil di semua kelas dari kelas VII sampai kelas IX di sama ratakan. Kali ini
mengambil tema tentang wayang. Siswa diajak untuk menggambar tokoh-
tokoh wayang yang mereka cari di internet, kemudian di pindahkan ke bidang
gambar dan di warna. Dari hasil wawancara dengan Bapak Krisnadi, hal ini
dilakuan karena setiap tahun, pada akhir semester akan diadakan pameran
sekolah. Berikut penuturan dari Bapak Krisnadi selaku guru Seni Budaya
SMP N 2 Simo:
“ Saya sengaja tidak ikut silabi yang ada, karena memang ada tujuan
yang ingin di capai yaitu pameran sekolah yang rencananya akan
dilangsungkan setahun sekali, maka dari itu semua materi saya sama
ratakan sesuai tema pameran yang akan berlangsung, supaya mudah
dalam penyeleksian karya, apabila terlalu banyak macam karya dan
tidak di seragamkan, akan sangat sulit untuk memilih.” (13 September
2013)
Berdasarkan silabus dan RPP yang telah dibuat oleh guru, materi
untuk semester ini adalah karya lukis 2 dimensi dengan corak daerah
mancanegara. Namun karena adanya keinginan untuk melakukan pameran
sekolah, maka Bapak Krisnadi mengarahkan seluruh siswa di kelas VII
sampai kelas IX untuk bersama-sama membuat gambar wayang. Alasan
Bapak Krisnadi memilih materi gambar wayang karena banyak siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
mulai melupakan kesenian wayang, padahal wayang merupakan kesenian
Indonesia yang saat ini di lestarikan. Maka dari itu, Bapak Krisnadi memiliki
inisiatif untuk mengadakan pameran sekolah dengan mengangkat tema
wayang, supaya generasi muda tidak lupa dan lebih mencintai kesenian
Indonesia terutama wayang. Wayang yang diambil menjadi objek lukisan
siswa adalah wayang kulit. Siswa diminta untuk mencari gambar-gambar
tokoh wayang beserta penjelasannya di internet, kemudian hasil nya di cetak,
dan dikumpulkan sebagai tugas portofolio, dan sebagai tugas karya, siswa
diminta untuk menggambar tokoh yang telah mereka cari di kertas gambar
A3, dan diberi warna
Gambar 4.31 Siswa mewarnai gambar wayang yaitu tokoh Petruk
pewarnaan dengan menggunakan spidol
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013)
Saat penelitian hari pertama berlangsung, pembelajaran pertama
setelah libur lebaran sudah berjalan selama 2 kali pertemuan dengan materi
gambar wayang. Kemudian oleh Bapak Krisnadi diberi kesempatan untuk
mengambil dua sampel kelas, supaya berimbang dengan sampel yang ada di
SMP N 5 Surakarta, sampel pun diambil secara acak atau random yaitu kelas
IX A dan kelas IX F. Mata pelajaran Seni Budaya di SMP N 2 Simo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
mendapatkan waktu 2 jam pelajaran, berbeda dengan SMP N 5 Surakarta
yang hanya satu jam pelajaran saja. Penelitian berlangsung kurang lebih dua
minggu atau dua kali pertemuan pada masing-masing kelas. Dengan
pertemuan pertama penyampaian materi pengantar dan sketsa awal, kemudian
pertemuan kedua pewarnaan dan finishing karya.
Dalam penyampaian materi, Bapak Krisnadi menggunakan metode
ceramah, serta demonstrasi di depan kelas. Semua siswa memperhatikan
setiap penjelasan dari Bapak Krisnadi. Karena terbatasnya media yang ada, di
kelas hanya terdapat papan tulis, spidol whiteboard dan blackboard serta
kapur tulis, maka pemberian contoh pun dilakukan dengan media yang ada.
Selain memberikan pengertian mengenai gambar ekspresi, Bapak Krisnadi
juga memberikan beberapa contoh gambar ekspresi.
Gambar 4.32 Bapak Krisnadi memberikan pengantar materi
gambar ekspresi kepada siswa.
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Setelah pemberian materi, siswa mulai dipersilahkan untuk membuat
sketsa gambar yang akan mereka buat. Sebagian besar siswa pada awalnya
masih bingung untuk menggambar apa, namun setelah beberapa saat, mereka
mulai membuat sketsa. Di SMP N 2 Simo, alat dan bahan-nya menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
kertas gambar ukuran A4, dengan pewarnaan bebas. Hal ini karena
keterbatasan alat dan bahan yang di temui di daerah Simo. Tidak seperti di
kota yang mudah untuk mencari cat air dan cat minyak serta kanvas,namun di
Simo, tidak semudah itu mencari alat dan bahan. Selain itu, karena tingkat
perekonomian siswa di Simo termasuk menengah ke bawah, sehingga akan
sangat memberatkan siswa apabila menggunakan bahan dan alat yang mahal
seperti kanvas dan cat minyak
Berikut adalah gambar siswa yang mulai membuat sketsa pada saat
penelitian berlangsung
Gambar 4.33 Siswa kelas IX A membuat sketsa gambar ekspresi
(Dokumentasi: Ichwanudin, 2013)
2. Analisis Karya Gambar Ekspresi Siswa
a. SMP N 5 Surakarta
Pada proses pembuatan karya yang dilakukan selama K.D Mengekspresikan
diri melalui karya lukis, siswa SMP N 5 Surakarta hampir 90% sudah mengumpulkan
karya mereka pada minggu terakhir pembelajaran. Di bawah ini adalah tabel daftar
nama siswa beserta tema karya mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
No. IX C Objek Tema IX G Objek Tema
1. Alberto A. Sepak Bola Olahraga Abi Catur Tokoh Fantasi Persahabatan
2. Andhika G. Tokoh Fantasi Persahabatan Affifa A. Kaligrafi Motivasi
3. Andrean S. Sepak Bola Olahraga Agnes G. Bunga Tumbuhan
4. Arga W. Sepak Bola Olahraga Amalia E. Sepak Bola Olahraga
5. Aryoko S. Sepak Bola Olahraga Astika I. Tokoh Fantasi Persahabatan
6. Choiruddin Tokoh Fantasi Animasi Checi O. Tokoh Fantasi Persahabatan
7. Fera A. Manusia Percintaan Damai Menara Eiffel Pemandangan
8. Jane C. Bunga Tumbuhan Denny M. Wayang Tradisi
9. Kevin A. Tokoh Fantasi Persahabatan Devey N. Tokoh Fantasi Aktivitas
10. M. Arli Tokoh Fantasi Persahabatan Dinar S. Tokoh Fantasi Aktivitas
11. M.Mufi A. Tokoh Fantasi Binatang Firza Fathia Tokoh Fantasi Animasi
12. M.Risyad Tong Sampah Alam Benda Grananda C. Palet Alam Benda
13. Mutiara S. Bunga Tumbuhan Ikhsan S. Tokoh Fantasi Persahabatan
14. Natasha S. Hari Raya Religi Jane Lola Burung Binatang
15. Rioda F. Air Terjun Pemandangan Kintan Desna Menara Eiffel Pemandangan
16. Tasya A. Bunga Tumbuhan Kunti Dwi Tokoh Fantasi Animasi
17. Moh.Okki Air Terjun Pemandangan M. Rasyadany Tokoh Fantasi Animasi
18. Sekar N. Tokoh Fantasi Religi Nurmalita A. Pohon Tumbuhan
19. Sultan M. Air Terjun Pemandangan Pangestu A. Pegunungan Pemandangan
20. Widya A. Bunga Tumbuhan Sabrina Alifia Kaligrafi Motivasi
21. Wiranthi Hari Raya Religi Salsabila R. Pegunungan Pemandangan
22. Yoga D. Pegunungan Pemandangan Shintia W. Tokoh Fantasi Animasi
23. Yohana Y. Hari Raya Religi Sinta Indria Kaligrafi Motivasi
24. Yosafat P. Tokoh Fantasi Persahabatan Tito D. Sepak Bola Olahraga
25. Tiwi S.D Pohon Tumbuhan
26. Vena Listyo Pohon Tumbuhan
27. Widyasari M. Tokoh Fantasi Animasi
28. Yoga Gema Tokoh Fantasi Animasi
29. Yuaninda A. Tokoh Fantasi Percintaan
30. Yuka Mareta Bunga Tumbuhan
Tabel 4.1 Nama siswa dan tema karya gambar ekspresi SMP N 5 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Dari tabel diatas, akan di kelompokkan berdasarkan kecenderungan tema yang
sama, kemudian akan diambil satu sampel pada setiap kecenderungan tema untuk
kemudian dianalisis. Berikut ini pengelompokan tema dari siswa SMP N 5 Surakarta
Jumlah Nama Kelas Tema
9 Jane C.
Mutiara S.
Tasya A.
Widya A.
Agnes G.
Nurmalita A.
Tiwi S.D
Vena Listyo
Yuka Mareta
IX C
IX C
IX C
IX C
IX G
IX G
IX G
IX G
Tumbuhan
8 Rioda F.
Moh.Okki
Sultan M.
Yoga D.
Damai
Kintan Desna
Pangestu A.
Salsabila R.
IX C
IX C
IX C
IX C
IX G
IX G
IX G
IX G
Pemandangan
8 Andhika G.
Kevin A.
M. Arli
Yosafat P.
Abi Catur
Astika I.
Checi O.
Ikhsan S.
IX C
IX C
IX C
IX C
IX G
IX G
IX G
IX G
Persahabatan
8 Alberto A.
Andrean S.
Arga W.
Aryoko S.
Amalia E.
Devey
Dinar
Tito D.
IX C
IX C
IX C
IX G
IX G
IX G
IX G
IX G
Olahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.2 Daftar Pengelompokan karya siswa kelas IX C dan IX G
sesuai dengan tema
Dari hasil pengelompokan karya siswa berdasarkan tema yang sama, terdapat 11
kelompok besar tema yang menjadi karya gambar ekspresi pada siswa SMP N 5
Surakarta yaitu tumbuhan, pemandangan, persahabatan, animasi, olahraga, religi,
motivasi, binatang, alam benda, percintaan, dan tradisi.
Pada masing-masing tema akan diambil satu sampel untuk dibahas berdasarkan
subject matter, media, form,dan ide penciptaan.
7 Choirudin
Firza Fathia
Kunti Dwi
M. Rasyadany
Shintia W.
Yoga Gema
Widyasari M.
IX C
IX C
IX C
IX G
IX G
IX G
IX G
Animasi
4 Natasha S.
Sekar N.
Wiranthi
Yohana Y.
IX C
IX C
IX C
IX C
Religi
3 Affifa A.
Sabrina
Sintia
IX G
IX G
IX G
Motivasi
2 M. Mufi
Jane Lola
IX C
IX G
Binatang
2 M.Risyad
Grananda C
IX C
IX G
Alam Benda
2 Fera A.
Yuaninda A. IX C
IX G
Percintaan
1 Denny M. IX G Tradisi
Total siswa : 54
Laki-laki :20
Perempuan :34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1) Tumbuhan
Gambar 4.34 Karya Yuka Mareta kelas IX G
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
Tokoh: bunga dan kupu-kupu
Peristiwa: kupu-kupu yang sedang beterbangan mencari nektar bunga
Kondisi: bunga bermekaran dengan warna merah muda ada beberapa bunga
yang masih kuncup. Bunga terlihat diminati oleh kupu-kupu sehingga ada 2
kupu-kupu yang mendekat.
Media: Cat air dan kertas
Form:
Garis: mayoritas garis berupa garis putus-putus
Bidang: biomorphic, raut bidang organik
Tekstur: semu kasar
Warna: mayoritas warna panas, merah muda, merah dan kuning, warna dingin
hanya warna hijau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Nada dan gelap terang: sudah terbentuk gelap, nada terbentuk pada susunan
bunga
Komposisi: seimbang atau balance
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari karya ini menurut Yuka, berawal dari hobi ibunya di
rumah yang suka menanam bunga. Namun sebenarnya Yuka ingin menggambar
figure perempuan pada karyanya, karena keterbatasan kemampuan, maka dia
memilih untuk menggambar bunga. Selain banyak referensi gambar yang ada di
internet, menurut Yuka, pewarnaan menggunakan cat air dan kuas merupakan hal
yang tersulit baginya, maka diusahaan untuk memilih objek yang mudah untuk di
gambar dan di warnai, serta yang dia sukai.
Menurut penuturan Yuka, dia paling suka menggambar bunga, selain suka,
Yuka juga merasa mampu dan bagus apabila menggambar bunga. “Saya bisanya
gambar bunga kok bu, gambar lainnya bisa tapi gak sebagus gambar bunga” (11
September 2013) Kemudian saat ditanya bunga apa yang paling suka di gambar
adalah bunga mawar, Yuka menuturkan bahwa di rumahnya banyak seali bunga
mawar dengan bermacam-macam warna. Gambar yang dibuat oleh Yuka adalah
bunga mawar merah, yang sedang di kelilingi oleh kupu-kupu. Gambar ini dibuat
Yuka dengan meniru dari gambar yang di download dari internet.
Dalam menggambar bunga,Yuka menuturkan terdapat beberapa kendala,
diantarnya media. Karena belum terbiasa menggambar menggunakan media cat air
dan kuas, maka garis-garis yang di hasilkan pun tidak sebagus saat menggambar
dengan pensil dan pastel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2) Pemandangan
Gambar 4.35 Karya kelompok Riodha, Okky dan Sultan kelas IX G
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
Tokoh: air terjun, batu, gunung, pohon pinus, pohon bambu, sawah, langit.
Peristiwa: air terjun yang mengalir deras di balik 2 gunung, terlihat
pemandangan pepohonan dan persawahan di sekitarnya.
Kondisi: Pohon tampak hijau dan tumbuh subur, air terlihat mengalir deras
berwarna biru, merupakan pantulan dari warna langit. Langit yang dibuat cerah
dengan warna biru muda dan awan putih. Gunung dibuat berwarna biru
menandakan jarak yang cukup jauh.
Media: Cat minyak dan kanvas.
Form:
Garis: tegas dan luwes.
Bidang: biomorphic berupa gunung, air, batu dan pepohonan, raut bidang
organik.
Tekstur: nyata kasar, karena secara sengaja pada pohon cemara, persawahan
dan pohon bambu yang berada di sebelah kiri, semuanya diberi tekstur nyata
dari plototan cat minyak, apabila diraba pun akan terasa kasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Warna: mayoritas warna dingin, berupa warna hijau, biru, coklat, warna panas
hanya warna kuning yang digambarkan sebagai persawahan.
Nada dan gelap terang: sudah terbentuk gelap terang, nada atau irama sudah
terbentuk.
Komposisi: seimbang atau balance karena objek yang letaknya lebih rendah
berada di depan, dan objek yang lebih tinggi berada di belakang.
Kesatuan atau unity: pada karya ini terletak pada komposisi warna yang ada
pada masing-masing objek juga merupakan warna yang harmonis serta terdapat
kesatuan dengan pendekatan kemirip-miripan unsur rupa (similarity) dimana
artinya mirip adalah hampir sama, ada perubahan dekat, ada transisi atau
variasi–variasi dekat, dari karya ini, masuk pada kemirip-miripan unsur raut
dimana sebagai cirinya adalah objek-objek dengan raut yang mirip (hampir
sama), dan secara minimal telah dapat mencapai kesatuan (Sanyoto, 215)
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari karya kelompok kelas IX G ini berasal dari hasil
pemikiran semua anggota, mereka sepakat untuk membuat karya bertema
pemandangan alam. Seperti yang dilakukan oleh kelompok yang lain, mereka mulai
membuat sketsa yang berhubungan dengan tema pemandangan alam, kemudian
terpilihlah satu sketsa untuk di pindahkan ke atas kanvas yang kemudian akan dibuat
karya.
Dari ke-3 sketsa terpilih adalah karya Okki, yang kemudian di pindahkan di
atas kanvas. Karya Okki menggambarkan suasana pegunungan dengan adanya air
terjun di pegunungan, dengan pohon pinus dan pepohonan yang rimbun, serta adanya
persawahan. Penyelesaian karya dari kelompok 3 ini kurang lebih pada minggu ke-5.
Dari penuturan Okki, sebenarnya masing-masing anggota kelompok memiliki
keinginan masing-masing untuk menggambar kesukaan mereka, seperti Riodha dan
Sultan yang ingin menggambar tokoh-tokoh di kartun Naruto, namun karena media
dan alat bahan yang baru bagi mereka, serta rumitnya pewarnaan, maka mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
memutuskan untuk menggambar pemandangan alam yang sudah sangat familiar bagi
mereka. Sultan menuturkan bahwa : “Pemandangan alam itu simple bu, banyak
contoh di internet, pewarnaan nya juga gampang” (11 September 2013)
Riodha melakukan finishing pewarnaan dengan memberikan tekstur pada
persawahan dengan menggunakan plototan cat minyak yang dibuat beralur-alur
sehingga seperti barisan padi di sawah, serta pepohonan di belakang persawahan di
beri tekstur dengan ujung belakang kuas sehingga terbentuk seperti batang pohon
bambu.
3) Persahabatan
Gambar 4.36 Karya Yosafat Pamungkas kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
Tokoh: Sponge bob dan Patric dalam film kartun Spongebob
Peristiwa: Spongebob dan Patric berangkulan sambil membawa makanan
Kondisi: Tokoh terlihat tersenyum bahagia, tokoh dibuat mirip seperti contoh
baik itu bentuk atau warnanya, kondisi laut sepi hanya ada batu dan satu
rumput laut yang menandakan suasana di laut.
Media: Cat air dan kertas gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Form:
Garis: tidak tegas, banyak pengulangan pada bagian tertentu.
Bidang: bidang yang dibuat adalah biomorphic
Tekstur: tekstur semu
Warna: warna panas dingin
Nada dan gelap terang: gelap terang sudah terbentuk
Komposisi: Kurang seimbang karena adanya bidang kosong yag luas di bagian
bawah objek.
Kesatuan atau unity: Ada kesatuan warna dan bentuk, namun typografi “best
friend” tidak menyatu dengan karya
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan Yosafat berasal dari mencontoh gambar yang di downloadnya di
internet yang kemudian di gambar. Sebenarnya ia tidak terlalu suka, namun
keinginannya menggambar spongebob didorong dari keterbatasan kemampuan untuk
menggambar objek lain. Menurut Yosafat, bentuk dari tokoh Spongebob dan Patric
mudah dan simple untuk di contoh, apalagi media pewarnaan yang digunakan olehnya
adalah cat air, sehingga ia ingin menggambar objek yang mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
4) Animasi
Gambar 4.37 Karya Choiruddin kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
Tokoh: Takashi (salah satu tokoh kartun Naruto) dan monster Chincuriki yang
berada di dalam badan Takashi.
Peristiwa: yang terjadi adalah Takshi mengeluarkan kekuatan yang berwujud
Chincuriki.
Kondisi: Tokoh yang dibuat terlihat menakutkan.
Media: Cat air dan kertas gambar.
Form:
Garis: mayoritas garis merupakan garis yang tegas dengan goresan yang
berani.
Bidang: bidang yang dibuat adalah biomorphic berupa sosok Takashi dan
monster Chincuriki.
Tekstur: tekstur semu kasar yang dibuat dengan goresan ballpoint pada ekor
Chincuriki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Warna: warna panas mayoritas, dengan perpaduan warna hitam sebagai gelap
terang.
Nada dan gelap terang: gelap terang sudah terbentuk, nada terbentuk pada
visualisasi ekor Chincuriki.
Komposisi: seimbang atau balance karena objek yang letaknya di belakang
terlihat lebih kecil dari pada objek yang di depan.
Kesatuan atau unity: Komposisi warna yang ada pada masing-masing objek
juga merupakan warna yang harmonis serta terdapat kesatuan dengan
pendekatan kemirip-miripan unsur rupa (similarity) dimana artinya mirip
adalah hampir sama, ada perubahan dekat, ada transisi atau variasi–variasi
dekat, dari karya ini, masuk pada kemirip-miripan unsur raut dimana sebagai
cirinya adalah objek-objek dengan raut yang mirip (hampir sama), dan secara
minimal telah dapat mencapai kesatuan (Sanyoto, 215)
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari karya ini, menurut Udin, karena kesukaannya melihat
kartun Naruto di acara televisi. Keinginan menggambar Takashi sebagai objek utama
dari karya nya dikarenakan Takashi merupakan tokoh idolanya yang dapat
mengeluarkan kekuatan berupa monster yang memiliki 9 ekor bernama Chincuriki.
Seperti yang di tuturkan oleh Udin : “Saya suka anime bu, terutama Naruto, tokoh
yang paling saya suka itu Takashi, soale iso ngetokne singo soko listrik (karena bisa
mengeluarkan singa dari listrik) Setiap hari saya nonton Naruto di rumah bu, gak
pernah kelewatan pokoknya” (7 September 2013)
Dari wawancara yang berlangsung, Udin memilih tema kartun karena suka dan
hobi menonton acara televisi yang menayangkan acara tersebut. Selain suka melihat
kartun Naruto, Udin juga memiiki banyak koleksi komik Naruto. Di rumah Udin yang
berada di lingkungan kompleks perumahan, jarang sekali untuk bermain bersama
teman-teman di rumah. Udin lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca komik
atau bermain video game kesukaannya. Selain Naruto, Udin juga penggemar komik-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
komik manga lainnya. Hobi yang dimiliki Udin membuatnya suka meniru gabar
komik-komik manga kesukaanya.
5) Olahraga
Gambar 4.36 Karya kelompok Albert, Andrean, Aryoko kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
Tokoh: pemain sepak bola Madrid Bale, lambang klub Madrid, typografi
“Hala Madrid”
Peristiwa: Bale berpose dengan kostum bola dan kaki menginjak bola
Kondisi: bahagia, di tunjukkan dengan raut wajah tokoh yang tersenyum
Media: Cat minyak dan Kanvas
Form:
Garis: garis putus-putus, kurang luwes
Bidang: silindris, biomorphic
Tekstur: nyata halus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Warna: mayoritas warna abu-abu dan hitam. Hanya ada sedikit warna biru,
merah dan kuning hanya sebagai aksen saja bukan warna utama
Nada dan Gelap Terang: tidak dibuat gelap terang, sehingga karya terkesan
flat atau datar, tidak ada nada atau irama yang muncul pada karya
Komposisi: kurang balance akibat bidang terlalu penuh, dan ada objek yang
terpotong
Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan:
Karya dari kelompok 1 kelas IX C ini merupakan hasil dari pemikiran
bersama tiap siswa dalam kelompok. Pada proses penciptaannya, semua siswa
dalam satu kelompok membuat sketsa gambar terlebih dahulu, kemudian akan
diambil satu sketsa yang terbaik untuk kemudian di jadikan karya. Karena dalam
satu kelompok terdiri dari laki-laki semua, maka mereka sepakat untuk memilih
tema sepak bola untuk karya mereka.
Dari tiga sketsa yang dibuat, mereka sepakat untuk memilih sketsa Albert
yang akan di buat karya. Dari hasil wawancara kepada salah satu siswa dalam
kelompok, mengenai alasan memilih tema sepak bola, Andre mengatakan: “Kan
kita cowok bu, hobi nya sepak bola, makanya kita buat tema bola” (20 September
2013) dari karya yang di hasilkan, ternyata mereka memilih salah satu pemain
dari klub Madrid yaitu Bale untuk di jadikan model di karya mereka. Mereka juga
menuturkan, bahwa hasil karya mereka ini meleset dari contoh gambar mereka.
Karena tidak mampu membuat figure wajah yang tepat, maka mereka membuat
wajah Bale menjadi dua dimensi.
Mereka juga menuturkan bahwa kesulitan dengan media cat minyak
karena tidak biasa dan takut untuk menggoreskan warna ke atas kanvas, karena
kalau terjadi kesalahan, akan sangat di sayangkan karena harga kanvas yang
mereka beli itu mahal menurut mereka. “Takut bu buat mulai, karena kanvas nya
aja mahal, nanti kalau salah eman-eman (rugi) banget bu, udah mahal, nilai nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
jelek” (20 September 2013) Bapak Supono sebagai guru Seni Budaya juga
menuturkan bahwa media kanvas dan cat minyak ini termasuk hal yang baru dan
masih belum familiar untuk siswa. Maka dari itu di bentuk kelompok agar tidak
memberatkan.
Dalam pengerjaan karya ini, membutuhkan waktu sekitar lima kali
pertemuan, mengingat cat minyak membutuhkan waktu cukup lama untuk kering.
Menurut penuturan kelompok 1 kelas IX C, mereka mengerjakan bersama-sama
di luar jam pelajaran seni budaya, karena apabila tidak di kerjakan setiap hari, dan
hanya waktu jam pelajaran Seni Budaya, maka tidak akan selesai. Bapak Supono
memberikan kelonggaran waktu sampai dengan pertemuan ke-6 untuk
mengumpulkan karya, karena pada pertemuan ke-5 sebenarnya materi sudah
berganti.
6) Religi
Gambar 4.39 Karya dari Yohana kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Subject Matter:
• Tokoh: pohon cemara, salju, gunung, langit
• Peristiwa: hujan salju di hari Natal
• Kondisi: siang hari, tanah tertutup salju, hujan salju dan dingin
Media: cat air, kertas gambar
Form:
• Garis: tegas, tidak putus-putus, luwes
• Bidang: biomorphic pada pohon, gunung dan langit
• Tekstur: semu
• Warna: mayoritas warna dingin
• Nada dan Gelap Terang: ada gelap terang yang terdapat pada langit, dan
objek utama pohon cemara yang berwarna coklat, irama atau nada yang
terbentuk berupa susunan pohon cemara yang menjadi objek pendukung
terlihat berirama dan berulang-ulang.
• Komposisi: seimbang atau balance karena objek yang jauh terlihat kecil,
semakin dekat objek ukuran semakin besar.
• Kesatuan atau unity: terdapat kesatuan warna dan kesatuan bentuk pada karya
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari karya menurut Yohana karena keinginannya untuk
merasakan white Christmas atau Natal putih dimana ada salju yang turun saat hari
Natal, hal ini tidak mungkin ada di Negara tropis seperti Indonesia namun akan
terjadi di negara benua Eropa. Sebentar lagi adalah hari Natal, mulai bulan
September akhir biasanya Yohana dan keluarga sudah mempersiapkan keperluan
untuk Natal. Saat dilangsungkan wawancara Yohana menuturkan: “Biasanya suasana
Natal sudah terasa di rumah bu, saya pengen ngrasain Natal yang bersalju kayak di
Eropa” (22 September 2013)
Saat ditanya mengapa Yohana tidak menggambarkan suasana Natal di
Indonesia, ia menuturkan bahwa keinginannya untuk pergi ke luar negeri dan
merasakan Natal yang bersalju sudah menjadi impiannya sejak dulu. Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Yohana adalah keluarga Kristen yang taat, bulan menjelang hari Natal, semua
keluarga besar selalu mendekorasi rumah menjadi suasana natal, dengan pohon, dan
pernak-pernik Natal.
Pada pembelajaran kali ini yang mengharuskan setiap siswa untuk
menggunakan pewarnaan dengan teknik basah yaitu cat air dan cat minyak, Yohana
mendapat bagian cat air sebagai pewarnaannya. Dengan media cat air, Yohana
menuturkan bahwa teknik aquarel yang harus di terapkan dalam pewarnaan karya
nya menjadi dasar pertimbangan dari tema yang akan di pilih. Yohana memilih tema
hari raya Natal sebagai tema karyanya karena objek yang ada sederhana dan mudah
baginya untuk di gambar. Bapak Supono juga membebaskan untuk siswa mengambil
tema-tema kesukaan mereka. Sebenarnya dalam karya gambarnya, Yohana ingin
menggambarkan pohon cemara kipas namun ternyata hasilnya seperti pohon biasa,
maka Yohana memberi warna coklat, supaya terlihat seperti ranting pohon.
7) Motivasi
Gambar 4.40 Karya kelompok Afifa, Sabrina, Sintia kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Subject Matter:
• Tokoh: Tulisan “HOPE”
• Peristiwa: Tulisan “HOPE” yang ada di sebuah balon berwarna merah,
membumbung keatas
• Kondisi: Balon merah besar, dengan tali berwarna kuning, bertuliskan
“HOPE” yang juga berwarna kuning, terbang diantara tumpukan warna-
warni, denganlatar belakang hitam
Media: Cat minyak, kanvas
Form:
• Garis: lengkung
• Bidang: raut bidang geometri, dengan susunan bidang bertumpukan
• Tekstur: nyata halus
• Warna: mayoritas warna panas, dengan perpaduan wana hitam sebagai latar
belakang karya
• Nada dan Gelap Terang: tidak ada gelap terang, irama atau nada terdapat
pada bidang berwarna-warni di bawah objek utama, dengan pengulangan
bentuk sehingga terlihat adanya irama
• Komposisi: ada keseimbangan atau balance dalam komposisi karya. Objek
utama lebih menonjol di banding objek pendukung.
• Kesatuan atau unity: kesatuan bentuk, dan kesatuan warna
Ide Penciptaan:
Karya dari kelompok yang terdiri dari 3 siswa, yaitu Afifa, Sabrina dan
Sintia. Ide dari Sabrina dijadikan sebagai karya kelompok ini. Saat dilangsungkan
wawancara, Sabrina menuturkan bahwa karya ini menggambarkan tentang
harapan yang akan selalu muncul walau dalam keadaan yang tidak baik. Karya
ini, di buat dengan mencontoh gambar yang telah ada di internet. Gambar itu
sebenarnya menggambarkan balon udara yang terbang diantara balon-balon udara
kecil yang lain, namun saat pengerjaan karya, mengalami kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
membuat, hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa menggambar dengan kuas
dan cat minyak, maka dari itu mereka sepakat untuk membuat satu balon supaya
lebih mudah.
Sabrina memiliki hobi menulis cerita, biasanya Sabrina menulis di laptop
miliknya, selain menulis, Sabrina juga suka membaca novel baik novel dari dalam
maupun luar negeri yang telah di terjemahkan seperti Chicken Soup yang sering
memberikan inspirasi positif bagi pembacanya. Seperti yang dituturkan oleh
Sabrina mengapa dirinya suka membaca novel : “Suka novel percintaan sama
novel inspirasi kaya Chicken Soup bu, selain jalan cerita bagus, bisa ngasih
inspiras dan kata-kata bijaknya bagus-bagus” (30 September 2013)
8) Binatang
Gambar 4.41 Karya kelompok Widya dan Yoga kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: ikan, air, tumbuhan laut, tanah
• Peristiwa: ikan yang sedang berenang
• Kondisi: Ikan yang terlihat besar sepeti ikan laut, berenang dekat dengan dasar
laut.
Media: Cat minyak dan kanvas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Form:
• Garis: putus-putus, kurang luwes
• Bidang: raut bidang organik, biomorphic
• Tekstur: nyata halus
• Warna: perpaduan warna panas dan warna dingin
• Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek utama, yaitu pada
bagian sirip ikan
• Komposisi: komposisi seimbang atau balance dengan objek utama berada di
tengah
• Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan kesatuaan bentuk
Ide Penciptaan:
Karya ini dibuat leh kelompok yang terdiri dari 2 orang, namun dalam ide
penciptaan, ide dari Widya yang digunakan. Widya menuturkan keinginannya
membuat ikan di karya nya karena objek ikn merupakan objek yang mudah di
gambar. Media cat minyak yang diharuskan mempengaruhi dalam pemilihan objek.
Keinginan Widya yang awalnya ingin menggambar burung, tidak jadi ia tuangkan
menjadi karya hal ini diakrenakan kesulitan menggambar detail burung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
9) Alam Benda
Gambar 4.42 Karya M. Risyad kelas IX C
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: Tong sampah
• Peristiwa: tong sampah yang diletakkan di depan sebuah tembok
• Kondisi: tong sampah terlihat bersih tidak ada sampah yang berceceran di
sekitarnya
Media: cat air dan kertas
Form:
• Garis: putus-putus, tidak luwes banyak pengulangan
• Bidang: biomorphic
• Tekstur: semu kasar
• Warna: perpaduan warna panas dan dingin
• Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek tong sampah,
dengan warna hitam sebagai bagian yang cekung ke dalam
• Komposisi: Seimbang atau balance, objek utama berada di tengah
• Kesatuan atau unity: dan kesatuan bentuk, namun tidak dalam kesatun warna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Ide Penciptaan:
Risyad menggambar tong sampah di dorong dari kebingungannya memilih objek
yang akan di gambar. Kemudian iamemilih gambar tong sampah yang kebetulan ada di
buku materi seni rupa miliknya lalu menconthnya sert memberi warna sesuai dengan
seleranya. Dari wawancara yang berlangsung, kebingungan Risyad dikarenakan ia tidak
mempersiapkan contoh gambar. Ia menuturkan jika tidak mencontoh gambar akan susah.
Waktu menentukan gambar tong sampah dikarenakan Bapak Supono sudah mulai
memasukkan silai proses untuk karya, sehingga dengan terpaksa Risyad menggambar
tong sampah yang sudah adacontoh di buku. Saat ditanya, ternyata Risyad sebenarnya
ingin menggambar super hero Superman. Namun karena tidak ada contohnya, ia
kemudian menggambar tong sampah.
10) Percintaan
Gambar 4.43 Karya Fera Agustina kelas IXF
(Dokumentasi, Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: Kartun manusia, langit, tanaman jamur, seruling, tulisan Jepang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
• Peristiwa: seorang laki-laki sedang bermain seruling diatas jamur
• Kondisi: Laki-laki menikmati alunan musik dari seruling yang dimainkan
dengan mata terpejam
Media: Kanvas dan cat minyak
Form:
• Garis: luwes, tidak putus-putus, mayoritas garis lengkung
• Bidang: biomorphic, raut bidang organic, dan raut bidang gabungan
• Tekstur: nyata halus
• Warna: mayoritas warna dingin
• Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang di objek utama, nada atau
irama terdapat pada objek jamur dari kecil, besar dan kecil
• Komposisi: ada keseimbangan atau balance dalam komposisi karya, objek
utama berada di tengah, dan objek pendukung tidak mengganggu objek utama
• Kesatuan atau unity: Terdapat kesatuan dalam warna dan dalam bentuk
Ide Penciptaan:
Dalam proses pengerjaannya, ide ini di dapatkan dari hobi Fera membaca
komik, dan melihat film drama Jepang serta Korea seperti yang di tuturkan oleh
Fera: “Suka drama Jepang dan Korea bu, apalagi komik-komik Jepang, serial cantik
aku paling seneng” (18 September 2013) Fera menuturkan, gambar ini menceritakan
seorang pemud yang memainkan seruling dan mengalunkan melodi karena ia sedang
jatuh cinta.
Dalam keseharian Fera yang bertempat tinggal di daerah perumahan Fajar
Indah, setiap hari Fera pasti menyewa komik dan film Korea, jarang sekali bermain
di luar, hari-hari Fera di sibukkan dengan les mata pelajaran, sampai sore, setelah
itu, Fera bersantai sambil membaca komik. Fera menuturkan bahwa karya yang
dibuat tidak mirip seperti yag ada pada contoh. Hal ini dikarenakan keterbatasan skill
dalam penggunaan media cat minyak dan kanvas. Saat ditanya apakah materi tentang
gambar ekspresi dapat di tangkap secara jelas, mereka menjawab bahwa cukup jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dan paham akan materi yang disampaikan oleh Bapak Supono, namun bagi mereka
media yang dipakai mahal dan cenderung takut untuk menggoreskan warna keatas
kanvas, alsannya hampir sama dengan siswa yang lain.
11) Tradisi
Gambar 4.44 Karya Denny kelas IX G
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: wayang orang
• Peristiwa: adegan dalam cerita wayang orang
• Kondisi: tokoh wayang yang berjumlah 3, berjajar, sepeti akan bersiap
melakukan aksi.
Media: cat air dan kertas
Form:
• Garis: putus-putus, tidak tegas, kurang luwes
• Bidang: biomorphic dengan raut bidang gabungan
• Tekstur: nyata halus
• Warna: perpaduan warna dingin dan warna panas
• Nada Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek utama, nada atau irama
terbentuk dari susunan wayang orang yang berjajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
• Komposisi: seimbang atau balance
• Kesatuan atau unity: ada kesatuan bentuk dan kesatuan warna
Ide Penciptaan
Denny kelas IX G mengambil tokoh wayang sebagai karyanya. Hal ini
menurut penuturannya dikarenakan kesukaannya terhadap wayang. Di SMP N 5,
Denny sempat mengikuti ekstrakulikuler karawitan yang setiap tahunnya akan
mengiringi pagelaran wayang yang diadakan di SMP N 5 saat ada perayaan Sasi
Sura yaitu tahun baru Islam. Kesukaan Denny akan wayang sudah sejak lama, saat
kelas VII Denny selalu antusias dalam pelajaran Bahasa Jawa yang mengajarkan
tentang wayang.
Denny menuturkan, cerita wayang itu sama menariknya dengan cerita di
komik: “Cerita wayang itu sama serunya sama cerita-cerita komik yang di suka
sama anak-anak jaman sekarang bu, makanya saya bikin tokoh wayang” (27
September 2013) Selain itu, keluarga Denny juga merupakan keluarga yang suka
dengan wayang. Bapak Denny memiliki hobi menonton wayang di televisi, dan
sering menceritakan kisah tokoh-tokoh wayang kepada Denny sejak kecil.
b. SMP N 2 Simo
Pada semester ini siswa SMP N 2 Simo diberikan materi gambar wayang.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa di SMP N 2 Simo tidak menggunakan
materi berdasarkan silabus yang telah di tetapkan, namun guru membuat materi
sendiri untuk mempermudah penyeleksian karya saat pameran sekolah berlangsung.
Maka dari itu diambil sample dua kelas di kelas IX secara acak yaitu kelas IX A dan
kelas IX F. Hasil karya gambar ekspresi yang sudah dibuat oleh siswa selama 2 kali
pertemuan, kemudian akan di kelompokkan menurut tema yang mereka buat. Berikut
adalah pengelompokan tema gambar ekspresi siswa SMP N 2 Simo kelas IX A dan
kelas IX F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
No. IX A Objek Tema IX F Objek Tema
1. Adi N. Motor Otomotif Aditya A. Sepak Bola Olahraga
2. Alif F. Daun Ganja Musik Agustin I. Tokoh Fantasi Animasi
3. Ana A. Rumah Pemandangan Ahmad A. Danau Pemandangan
4. Anisa K. Pegunungan Pemandangan Aida N.H Bunga Tumbuhan
5. Annisah Tokoh Fantasi Animasi Alfina N. Manusia Percintaan
6. Aprianto Pegunungan Pemandangan Amalia H. Manusia Percintaan
7. Ari Nur Hutan Pemandangan Ansha Fira Batik Tradisi
8. Ayu M. Pegunungan Pemandangan Dedy P. Sungai Pemandangan
9. Bayu S. Kaligrafi Animasi Dewi S. Angsa Binatang
10. Dani G. Daun Ganja Musik Dina L. Hutan Pemandangan
11. Dani R. Mobil Otomotif Doni I. Kaligrafi Animasi
12. Elvira W. Pegunungan Pemandangan Fatah M. Danau Pemandangan
13. Eva S. Taman Pemandangan Ferisal B. Sawah Pemandangan
14. Fajar S. Manusia Percintaan Hasna N. Bunga Pemandangan
15. Fitriah Pegunungan Pemandangan Iswanto Motor Otomotif
16. Fuad A. Truk Otomotif Joko P. Tokoh Fantasi Animasi
17. Heriyawan Persawahan Pemandangan Khafif S. Sepak Bola Olah Raga
18. Imam N. Pohon Pemandangan Khusnul F. Pegunungan Pemandangan
19. Indah N. Hutan Pemandangan Listiyani. Manusia Politik
20. Karina D. Tokoh Fantasi Animasi Mar Atul Manusia Persahabatan
21. Menik A. Manusia Percintaan Maya W. Wayang Tradisi
22. Mita Dwi Manusia Percintaan M. Priyono Mobil Otomotif
23. M.Handy Tokoh Fantasi Animasi M.Gilang Motor Otomotif
24. Muh. Sarip Manusia Musik Nisa Alfatul Pemakaman Pemandangan
25. M.Alfandhy Manusia Persahabatan Pendi K. Motor Otomotif
26. Namina N. Manusia Percintaan Reny Dyah Manusia Persahabatan
27. Nurul A Manusia Percintaan Ririn W. Manusia Percintaan
28. Rama A. Manusia Religi Rizky M. Bangunan Religi
29. Rama W. Kaligrafi Animasi Shintia Dewi Manusia Percintaan
30. Riki M. Tokoh Fantasi Animasi Siti M. Manusia Percintaan
31. Sherly O Manusia Religi Rake I. Pegunungan Pemandangan
32. Sony S. Manusia Musik
33. Sri Indah Manusia Percintaan
34. Tony A. Manusia Percintaan
35. Wahyu R. Daun Ganja Musik
36. Wening Manusia Percintaan
Tabel 4.3 Daftar nama siswa beserta kecenderungan tema karya gambar ekspresi
SMP N 2 Simo, Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Dari tabel diatas, akan di kelompokkan berdasarkan kecenderungan tema yang
sama, kemudian akan diambil satu sampel pada setiap kecenderungan tema untuk
kemudian dianalisis. Berikut ini pengelompokan tema dari siswa SMP N 2 Simo:
Jumlah Nama Kelas Tema
20 Ana A.
Anisa K.
Aprianto
Ari Nur
Ayu M.
Elvira W.
Eva S.
Fitriah
Heriyawan
Imam N.
Indah N.
Ahmad A.
Dedy P.
Dina L.
Fatah M.
Ferisal B.
Hasna N.
Khusnul F.
Nisa Alfatul
Rake I.
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
Pemandangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
13 Fajar S.
Menik A.
Mita Dwi
Namina N.
Nurul A
Sri Indah
Tony A.
Wening
Alfina N.
Amalia H.
Ririn W.
Shintia Dewi
Siti M.
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
IX F
Percintaan
9 Annisah
Bayu S.
Karina D.
M.Handy
Rama W.
Riki M.
Agustin I.
Doni I.
Joko P.
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
IX F
IX F
IX F
Animasi
7 Adi N.
Dani R.
Fuad A.
Iswanto
M. Priyono
M.Gilang
Pendi K.
IX A
IX A
IX A
IX F
IX F
IX F
IX F
Otomotif
5 Alif F.
Dani G.
Muh. Sarip
Sony S.
Wahyu R.
IX A
IX A
IX A
IX A
IX A
Musik
3 M.Alfandhy
Mar Atul
Reny Dyah
IX A
IX F
IX F
Persahabatan
3 Rama A.
Sherly O
IX A
IX A
IX F
Religi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 4.4 Daftar pengelompokan karya siswa kelas IX A dan IX F
sesuai dengan tema
Dari hasil pengelompokan karya siswa berdasarkan tema yang sama, terdapat
11 kelompok besar tema yang menjadi karya gambar ekspresi pada siswa SMP N 2
Simo yaitu pemandangan, percintaan, animasi, otomotif, musik, persahabatan, religi,
olah raga, tradisi, binatang dan politik. Akan dilakukan analisis dari 11 kelompok
besar tema dengan mengambil 1 karya sebagai sample untuk dianalisis pada masing-
masing tema.
1) Pemandangan
Gambar 4.45 Karya Elvira kelas IX A
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Rizky M.
2 Aditya A.
Khafif S.
IX F
IX F
Olah Raga
2 Ansha F
Maya
IX F
IX F
Tradisi
1 Dewi S IX F Binatang
1 Listyani IX F Politik
Total Siswa : 67
Laki-laki : 31
Perempuan : 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Subject Matter:
• Tokoh: pepohonan, gunung, langit sore, air terjun
• Peristiwa: pemandangan di kaki gunung di sore hari
• Kondisi: pepohonan tampak kering, hanya ada satu pohon yang terlihat ada
daunnya, terlihat ada air terjun yang mengalir diantara dua daratan yang
ditanami pepohonan.
Media: pastel diatas kertas
Form:
• Garis: tidak tegas, garis cenderung bertekstur
• Bidang: biomorphic dengan raut bidang organic
• Tekstur: nyata halus
• Warna: perpaduan warna panas dan dingin yaitu orange dan biru
• Nada Gelap Terang: terdapat gelap terang yang dibuat dengan pewarnaan
• Komposisi: seimbang atau balance
• Kesatuan atau unity: terdapat kesatuan bentuk dan warna
Ide Penciptaan:
Karya bertemakan pemandangan alam ini menjadi tema terbanyak pada siswa
SMP N 2 Simo, Boyolali. Hal ini dikarenakan faktor minat, lingkungan rumah, keluarga
dan lingkungan sekolah. Salah satu karya yang menjadi sample yaitu karya Elvira
menggambarkan suasana kebun belakang rumahnya. Saat dilakukan wawancara, Elvira
menuturkan keinginannya menggambar pemandangan alam karena setiap hari sering
menjumpai pemandangan di alam terbuka “Saben dinten kulo mirsani gunung bu, niki
gambar gunung merapi merbabu bu” (24 September 2013) karena rumah Vira yang
berada di desa Kedunglengkong, dimana pemandangan merapi dan merbabu bisa terlihat
jelas.
Karya dari Vira ini menggambarkan tentang pemandangan gunung merapi dan
merbabu yang berdekatan bila dilihat dari rumahnya. Air terjun yang digambarkan
olehnya merupakan hasil imajinasinya sendiri. Keinginan Vira menggambar objek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
gunung sebenarnya datang dari pengalamannya bersama teman-temannya waktu kelas
VIII pernah diajak oleh Bapak Krisnadi menggambar bersama pasca erupsi merapi.
Karena merasa pernah menggambar dan saat itu gambarannya juga lolos seleksi pameran
yang diadakan oleh sekolah, maka ia kembali ingin menggambar tentang gunung di karya
gambar ekspresinya.
2) Percintaan
Gb. 4.46 Karya Mita Dwi kelas IX A
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: manusia, puisi, pepohonan
• Peristiwa: sepasang kekasih yang sedang memadu kasih di taman
• Kondisi: sepasang kekasih terlihat bahagia dengan senyum mengembang di
wajah laki-laki dan perempuan. Suasana romantis terlihat dari perempuan
yang menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki sambil si lelaki memegang
tangan sang wanita.
Media: spidol diatas kertas
Form:
• Garis: tegas, tidak putus-putus
• Bidang: biomorphic dengan raut bidang organic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
• Tekstur: nyata halus
• Warna: mayoritas warna gelap
• Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek pendukung yaitu
pepohonan, nada atau irama tidak terdapat pada karya
• Komposisi: seimbang atau balance dengan objek utama ada di tengah
bidang karya
• Kesatuan atau unity: ada kesatuan warna dan kesatuan bentuk
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari karya bertema percintaan oleh Mita Dwi kelas IX A
berasal dari pengalaman pribadinya. Saat dilakukan wawancara, Mita menuturkan
bahwa keinginannya membuat karya ini karena sedang jatuh cinta: “Iya bu, pengen
nggambar niki soale kulo lagi seneng uwong bu hehehe, pengene pacaran langgeng
kedah film e Habibi Ainun” (24 September 2013)
Kisah percintaan atau roman memang menjadi hal yang wajar dialami oleh
anak seusia Mita dan teman-teman. Masa pubertas yang berdampak pada psikologis
mereka secara tidak sadar membawa mereka untuk memilih tema percintaan. Pada
karya Mita yang di gambarkan ada sepasang kekasih sedang duduk di sebuah banku
taman, menurutnya merupakan penggambaran dari dirinya dan kekasihnya. Adanya
tulisan diatas objek lelaki dan perempuan merupakan sebuah lirik lagu dari Bunga
Citra Lestari yang dinyanyikan sebagai soudtrack film Habibi dan Ainun. Mita
menuturkan, bahwa ia sangat menyukai lagu dan film ini, dikarenakan film ini
menggambarkan kesetiaan cinta yang sampai akhir hayat, tidak pernah pudar
sedikitpun. Dalam karya ini, Mita juga menuliskan harapannya bahwa ia akan
selalu bersama dengan kekasihnya menggunakan bahasa Inggris bertuliskan I will
always with you.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
3) Animasi
Gambar 4.47 Karya Joko Pamungkas kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: naga dalam kartun dragon ball
• Peristiwa: naga yang keluar dari bola naga dalam cerita dragon ball
• Kondisi: naga terlihat menyeramkan
Media: kertas gambar dan spidol berwarna
Form:
• Garis: tegas tidak putus-putus, luwes
• Bidang: biomorphic, raut bidang organik
• Tekstur: nyata halus
• Warna: perpaduan warna dingin dan panas
• Nada Gelap Terang: tidak ada gelap terang pada objek, namun nada atau
irama ada pada objek naga
• Komposisi: seimbang atau balance
• Kesatuan atau unity: terdapat kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tema tokoh fantasi ini dipilih oleh Joko sebagai karya gambar ekspresinya.
Hal yang mendasari ide Joko memilih tokoh fantasi kartun dragon ball adalah
kesukaannya terhadap film kartun Jepang ini. Seperti yang dituturkan oleh Joko:
“Kulo remen bu nonton dragon ball teng Indosiar minggu enjing.”(26 September
2013) Dari beberapa kali wawancara baik formal maupun non formal yang
berlangsung, Joko menceritakan tentang tokoh-tokoh yang di senanginya seperti
Goku, yang mencari bola-bola naga.
Tokoh naga yang di gambarkan oleh Joko merupakan naga yang berada di
dalam bola naga yang di cari oleh Goku. Saat ditanya mengapa Joko lebih memilih
menggambar naga daripada tokoh Goku, dikatakan bahwa selama ini ia sering
sekali menggambar naga dragon ball, sehingga saat akan membuat karya ia
memikirkan hal yang sekiranya ia bisa kerjakan dengan baik. Selain dari dragon
ball, Joko juga menyukai kartun one piece. Sebenarnya ia ingin menggambar salah
satu tokoh one piece, namun karena keterbatasan berupa media untuk browsing
membuat Joko memilih tokoh naga dalam kartun dragon ball. Dalam karya nya di
gambarkan naga dan 7 bola kristal, serta tulisan dragon ball. Hal ini dituturkan oleh
Joko, karena ia mengalami kebingungan dalam mengisi bidang kosong yang ada
pada karyanya. Maka dari itu ia memilih memberikan tulisan dan bola-bola kristal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
4) Otomotif
Gambar 4.48 Karya Muh Gilang kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: motor, typografi
• Peristiwa: motor satria yang di modifikasi untuk balap
• Kondisi: motor yang sudah tidak standar lagi
Media: spidol diatas kertas
Form:
• Garis: tegas, tidak putus-putus
• Bidang: raut bidang organic
• Tekstur: nyata halus
• Warna: warna panas
• Nada Gelap Terang: tidak ada gelap terang, nada atau irama terdapat pada
typografi
• Komposisi: seimbang atau balance
• Kesatuan atau unity: ada kesatuan bentuk dan warna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Ide Penciptaan:
Tema otomotif dipilih oleh Gilang sebangai karya gambar ekspresinya. Hal
ini dikarenakan hobi Gilang dalam mengikuti balap motor liar yang diadakan di
sekitar rumahnya. Menurut penuturan dari Gilang, hobi balap liar ini digelutinya
sejak kelas VII SMP: “Seneng balapan og bu, nek dinten Setu teng dalanan gedhe
ngajeng kecamatan niko rame kagem balapan” (24 September 2013)
Dari hasil wawancara dengan Gilang, ia menuturkan bahwa di lingkungan
kecamatan Simo, saat ini sedang nge-trend balapan liar. Biasanya yang mengikuti
balapan ini adalah siswa SMP dan SMA di Simo. Setiap hari Sabtu sore, biasanya
mereka sudah berkumpul di pinggir jalan raya sambil bertemu dengan teman-
teman. Gilang menuturkan, ada kelompok-kelompok klub motor yang
mendominasi wilayah kecamatan Simo. Klub motor ini kerap melakukan
pertandingan balap liar di Sabtu malam. Gilang pun menuturkan bahwa dirinya
juga mengikuti klub motor suzuki satria. Motor milik Gilang sudah di modifkasi,
sehingga memiliki kecepatan yang melebihi motor standar. Body motor sudah di
modifikasi menjadi lebih simple dan lebih bagus menurutnya.Menurut Gilang,
mengikuti klub motor bertujuan untuk menghibur diri, dan menambah pertemanan,
karena lewat hal ini Gilang mnjadi memiliki banyak teman dan di kenal oleh
kalangan klub motor lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
5) Musik
Gambar 4.49 Karya Wahyu Rizky kelas IX A
(Dokumentasi: Krissiwi, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: daun ganja, typografi
• Peristiwa: daun ganja yang menjadi lambang musik reggae
• Kondisi: daun ganja dengan susunan saling terbalik, dengan tulisan
“Reggae” di bawahnya, sebagai latar belakang warna khas musik reggae
yaitu merah, kuning, dan hijau.
Media: spidol di atas kertas gambar
Form:
• Garis: tegas tidak putus-putus, luwes
• Bidang: raut bidang organic
• Tekstur: nyata halus
• Warna: warna panas dan dingin
• Nada Gelap Terang: gelap terang tidak dimunculkan, namun irama ada
pada objek daun ganja
• Komposisi: seimbang atau balance
• Kesatuan atau unity: ada kesatuan warna dan kesatuan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Ide Penciptaan:
Tema musik dipilih oleh Wahyu sebagai karya gambar ekspresinya. Hal ini
dikarenakan Wahyu sangat menyukai musik reggae. Dalam keseharian Wahyu
selalu mendengarkan lagu reggae dari handphone nya. Wahyu menuturkan bahwa
sudah sejak kelas VII ia sangat menyukai musik reggae “Saya suka sama musik
reggae bu, soalnya musiknya enak, santai, mboten mbrebeki kuping bedo kalian
musik metal bu” (24 September 2013) Artis reggae legendaris yang paling disukai
adalah Bob Marley dan dari Indonesia Tony Q. Dari wawancara non formal yang
dilakukan saat pengerjaan karya, mengapa ia memilih lambang daun ganja untuk
melambangkan karya dengan tema musik. Wahyu mengatakan bahwa rastafari
adalah jalan hidup bagi pecinta reggae yang memiliki gaya hidup semaunya
.Sebenarnya rasta adalah ganja, yang kemudian identik dengan penghisap ganja
bagi para pecinta reggae, namun bagi Wahyu yang diambil dari rastafara adalah
cinta damai yang terkandung dalam aliran ini. Dari hal ini Wahyu menggambarkan
daun ganja dengan 3 warna khas reggae yaitu merah, kuning, dan hijau. Untuk
mengisi bidang Wahyu membubuhkan tulisan reggeae untuk mempertegas
penjelasan menganai makna gambar yang di buatnya. Tidak lupa ia juga
memberikan background dengan warna yang senada dengan warna daun ganja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
6) Persahabatan
Gambar 4.50 Karya Mar Atul kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: perempuan, rumah, tumbuhan, pohon
• Peristiwa: anak-anak perempuan sedang bermain bersama di halaman
samping rumah
• Kondisi: mereka terlihat sangat berbahagia dan ceria
Media: pastel diatas kertas
Form:
• Garis: tegas, tidak putus-putus, luwes
• Bidang: biomorphic dengan raut bidang organic
• Tekstur: nyata halus
• Warna: perpaduan warna panas dan dingin, mayoritas warna panas
• Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada objek-objek dala karya,
ada nada atau irama di objek karya
• Komposisi: seimbang atau balance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
• Kesatuan atau unity: kesatuan dalam bentuk dan warna
Ide Penciptaan:
Tema aktivitas manusia di pilih oleh Mar Atul sebagai karya gambar
ekspresinya. Hal ini dikarenakan Atul ingin menggambarkan tentang persahabatan
nya dengan teman-teman yang ada di rumahnya. Seperti yang di tuturkan oleh atul
saat wawanancara berlangsung: “Saya punya teman-teman dekat di rumah bu,
biasanya main bareng di depan rumah, makanya pengen gambar mereka” (27
September 2013)
Atul memilik 4 orang sahabat di rumahnya. Masing-masing sahabatnya
berada di sekolah yang berbeda. Atul menuturkan bahwa mereka sejak kecil sudah
berteman dekat, sejak kelas 1 Sekolah Dasar (SD) sampai kelas IX SMP ini mereka
masih dekat dan saling berkunjung. Kegiatan Atul setelah pulang sekolah adalah
membantu ibunya untuk mengurus adik-adiknya yang masih kecil. Tidak ada les
ataupun bimbingan belajar apapun yang dilakukan Atul selain bimbingan yang
diadakan oleh sekolah. Hal ini membuat Atul memiliki banyak waktu untuk teman-
teman nya di rumah. Hal yang sering dilakukan Atul dan teman-temannya di rumah
adalah saling bertukar cerita atau melakukan permainan di lapangan dekat
rumahnya seperti gobak sodor, atau bersepeda bersama-sama mengelilingi
persawahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
7) Religi
Gambar 4.51 Karya Rizky kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: tempat ibadah
• Peristiwa: bangunan masjid
• Kondisi: bangunan masjid yang terlihat besar dan megah
Media: pastel dan kertas
Form:
• Garis: lurus, tegas, tidak putus-putus
• Bidang: geometris
• Tekstur: semu
• Warna: mayoritas warna panas
• Nada dan Gelap Terang: terdapat gelap terang pada background
• Komposisi: kurang seimbang, ruang kosong bagian bawah terlalu banyak
• Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari gambar masjid yang dibuat oleh Rizky berawal dari
ketertarikannya melihat gambar bangunan masjid di sebuah majalah. Kemudian
karena ia sebagai umat muslim maka suatu saat ia bercita-cita untuk membangun
mushola atau masjid di daerah tempat ia tinggal. Alat bahan yang digunakan oleh
Rizky adalah pastel dan kertas. Ia menuturkan sudah sering menggunakan pastel
dalam berkarya, sehingga ia ingin menggambar karya nya dengan menggunakan
pastel, sekalipun mayoritas dari teman-temannya menggunakan pewarna spidol.
8) Olah Raga
Gambar 4.52 Karya Aditya Arif kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: klub bola Viking Bandung
• Peristiwa: gambaran lambang klub bola Viking
• Kondisi: lambang berupa typografi dan gambar kepala tentara Viking dengan
topi tanduk dan wajah manusia berjenggot
Media: spidol di atas kertas
Form:
Garis: tegas, tidak putus-putus mayoritas garis diagonal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Bidang: raut bidang geometri, raut bidang organik
Tekstur: nyata halus
Warna: perpaduan warna dingin dan panas
Nada Gelap Terang: tidak ada gelap terang, nada terbentuk pada tulisan
“Viking”
Komposisi: seimbang atau balance
Kesatuan atau unity: ada kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan:
Tema sepakbola dipilih oleh Adit sebagai karya gembar ekspresinya. Hal
ini dikarenakan Adit sangat menyukai klub sepak bola dari Bandung atau Persib
(Persatuan Sepak Bola) Bandung yang memiliki fans bernama “Viking Persib
Bandung” Sekalipun Adit bukan dari Bandung, namun ia begitu mengagumi Persib
bandung dan fans nya yang disebut Viking. Adit menuturkan bahwa nama Viking
diambil dari nama salah satu suku bangsa Skandinivia yang memiliki karakter
gigih, solid, militan dan patriotis “Viking niku klub bola paling jos kok bu, kan niku
saking Bandung, naminipun dipendet saking nami tentara teng Skandinavia.” (24
September 2013) Dari ini, maka dibentuklah fans klub viking dengan lambang
kepala tentara viking yang memakai topi perang bertanduk, dan berwarna dominasi
biru.
Adit memang menyukai sepak bola. Setiap hari ia selalu meluangkan
waktunya untuk bermain sepak bola bersama dengan teman-temannya di rumah.
Rumah Adit yang berada di kecamatan Andong, terletak di perkampungan yang
masih terdapat banyak sekali lahan kosong untuk bermain bersama anak-anak lain.
Bahkan di sekolah, Adit selalu bermain sepak bola dilapangan samping sekolah
yang luas. Karena hobi inilah, Adit menggambar tema sepakbola dalam karya ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
9) Tradisi
Gambar 4.53 Karya Anshafira kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: motif batik
• Kondisi: berbagai motif batik saling tindih menindih, namun tertata di
• Peristiwa: berbagai motif baik yang digambr dijadikan satu dalam karya
• gambarkan dengan dua warna putih dan coklat.
Media: spidol diatas kertas
Form:
• Garis: tegas, luwes, tidak putus-putus
• Bidang: raut bidang organik
• Tekstur: nyata halus
• Warna: monochrome hitam coklat
• Nada dan Gelap Terang: karya flat tidak ada gelap terang namun nada atau
irama terbentuk pada pengulangan motif
• Komposisi: seimbang denga motif yang asimetris
• Kesatuan atau unity: ada kestuan bentuk dan warna
Ide Penciptaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Tema batik dipilih oleh Ansha sebagai karya gambar ekspresinya. Hal ini
dikarenakan saat pembelajaran semester lalu, batik dijadikan materi seni budaya
untuk pameran sekolah. Ansha menuturkan, ia ingin menggambar motif batik yang
telah di modifikasi olehnya karena termotifasi pada semester lalu karya nya tidak
terpilih untuk diikutkan dalam pameran sekolah “ Pengen gambar motif batik bu,
tapi udah di modif, jadi beda sama motif batik klasik” (24 September 2013)
Ansha menceritakan bahwa selama ini dia sangat tertarik dengan batik
setelah pameran sekolah semester lalu di gelar. Ia merasa sedikit kecewa karena
tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan motif batik itu sehingga tidk lolos
seleksi. Saat pameran di gelar, Ansha terkagum-kagum melihat karya teman-teman
nya yang bagus dan sangat rapi. Maka dari itu, ia sekarang ingin mencoba membuat
lagi.
10) Binatang
Gambar 4.54 Karya Dewi S. kelas IX F
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: dua ekor angsa
• Peristiwa: dua ekor angsa yang saling berdekatan membentuk hati
• Kondisi: angsa berwarna hitam abu-abu yang berenang di air yang jernih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Media: pastel diatas kertas
Form:
• Garis: tegas, tidak putus-putus, luwes
• Bidang: raut bidang organik
• Tekstur: semu
• Warna: mayoritas warna dingin, gelap
• Nada Gelap Terang: ada gelap terang pada background
• Komposisi: seimbang dengan objek utama di tengah
• Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan:
Tema dunia binatang dipilih oleh Dewi sebagai karya gambar ekspresinya.
Hal ini dikarenakan Dewi suka dengan binatang. Dewi menuturan bahwa ia sangat
menyukai hewan yang berbulu indah “Saya suka hewan yang bulunya bangus
kayak angsa, kucing, anjing, sama burung bu” (27 September 2013) Kali ini dalam
karya Dewi, ia menggambar 2 ekor angsa yang sedang berdua di danau. Dewi
menuturkan bahwa ia juga mempunyai sepasang angsa di rumah, maka dari itu
Dewi ingin menggambar angsa yang kepala dan lehernya bersatu membentuk
bentuk hati, karena menurutnya angsa itu salah satu binatang yang setia dengan
pasangannya.
Dewi memberi warna biru dan hitam pada angsanya karena ia merasa
bingung akan di beri warna apa. Apabila warna putih, terlihat tidak diwarna, maka
ia memilih warna biru dengan sedikit aksen hitam pada leher angsa. Sebagai
background Dewi sebenarnya ingin menggambarkan semak-semak atau ilalang
yang menutupi danau, namun karena terbaas pada alat dan bahan yang dimiliki,
sangat sulit untuk membuat detail semak-semaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
11) Politik
Gambar 4.55 Karya Listyani kelas IX F bertema binatang
(Dokumentasi: Krissiwi Arum Hening, 2013)
Subject Matter:
• Tokoh: Jokowi, typografi
• Peristiwa: Jokowi sedang bergaya seperti penyanyi metal
• Kondisi: Jokowi mengacungkan 3 jari yang merupakan lambang metal,
dengan menggunaan jas dan kaos serta mengangkat satu kaki kirinya
layaknya musisi metal
Media: kertas dan spidol
Form:
• Garis: tegas, tidak putus-putus
• Bidang: biomorphic
• Tekstur: nyata halus
• Warna: mayoritas pemberian arna pada typografi dengan warna-warna
pannas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
• Nada dan Gelap Terang: tidak ada gelap terang yang ditapilkan dalam
karya
• Komposisi: kurang seimbang karena sebagian kaki Jokowi terpotong
• Kesatuan atau unity: kesatuan warna dan bentuk
Ide Penciptaan:
Ide penciptaan dari Dewi ini adalah kekagumannya atas tokoh masyarakat
Jokowi yang sekarang menjadi Gubernur Jakarta. Lewat pemberitaan yang sering di
lihatnya di televisi ia menjadi terinspirasi untuk membuat karya dengan tokoh
Jokowi. Gambar yang dibuat oleh Dewi ini berdasarkan hasil imajinasinya
sendiri,tidak mencontoh gambar yang sudah ada.
3. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tema Gambar Ekspresi Siswa Kota dan
Desa
Setelah mengetahui kecenderungan tema dari masing-masing sekolah, kali ini
akan di analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk memilih
tema dalam karya gambar ekspresi mereka. Terdapat 2 faktor utama secara garis
besar yaitu faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar) Setiap tema
karya yang dibuat oleh siswa memiliki faktor yang berbeda. Berikut adalah hasil dari
analisis faktor yang mempengaruhi pemilihan tema gambar ekspresi siswa di SMP N
5 Surakarta dan SMP N 2 Simo.
a. SMP N 5 Surakarta
1) Tumbuhan
Tema tumbuhan yang dipilih oleh Yuka kelas IX G, beserta beberapa siswa
lain seperti Jane C, Mutiara ,Tasya, Agnes, Tiwi, dan Vena terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu minat, bakat, lingkungan rumah dan faktor alat bahan yang
digunakan untuk berkarya. Mayoritas karya berwujud bunga, namun ada pula yang
menggambar pohon. Sebagian besar siswa menggambar bunga dengan imajinasinya
sendiri, namun ada beberapa siswa yang meniru gambar bunga yang telah mereka
cetak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap siswa yang memilih tumbuhan
sebagai tema minat siswa perempuan terhadap keindahan seperti bunga, mendorong
mereka untuk menggambarkan apa yang mereka suka. Selain dari minat, juga
terdapat faktor bakat. Bakat yang dimiliki adalah kemampuan yang baik dalam
menggambarkan objek bunga, karena dari beberapa penuturan siswi yang memilih
bunga sebagai tema mereka ada beberapa siswi yang mengatakan bahwa mereka
sebenarnya ingin menggambar figure perempuan, namun karena keterbatasan
kemampuan, mereka menggambar bunga yang bagi mereka lebih mudah. Hal ini
disebabkan oleh faktor alat dan bahan yang harus mereka gunakan yaitu kuas dan cat
air. Bagi mereka ini merupakan hal yang baru. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi mereka adalah lingkungan rumah dimana mereka tinggal. Mayoritas
di rumah mereka terdapat tanaman bunga baik di tanam di halaman, atau sebagai
hiasan di rumah, sehingga mereka sering melihat serta mengamati keindahan bunga.
2) Pemandangan
Karya bertema pemandangan yang dibuat oleh kelompok Riodha, Okky dan
Sultan kelas IX G beserta siswa lain seperti Kintan, Damai, dan Salsabila dipengaruhi
oleh faktor minat, lingkungan rumah dan sekolah. Minat yang mempengaruhi mereka
adalah keinginan dari dalam diri mereka untuk menggambar pemandangan alam.
Lingkungan rumah juga mempengaruhi pemilihan tema Okky karena rumah Okky
merupakan daerah pemukiman padat penduduk, terletak di Semanggi Wetan. Okky
menuturkan bahwa daerah tempat tinggalnya jarang ditemukan adanya taman
bermain, namun masih ada sebuah lapangan sepak bola yang sampai saat ini masih
sering di datangi Okky dan teman-teman di rumah untuk bermain. Dalam
mengerjakan karya, mayoritas dari siswa meniru gambar yang sudah ada, baik itu dari
majalah, buku atau dari internet
Begitu pula di lingkungan sekolah, dimana SMP N 5 Surakarta berada tepat di
jantung kota Solo, dengan banyaknya pertokoan, mall, gedung bertingkat, pusat
pemerintahan yang membuat situasi sekeliling sekolah menjadi suasanya perkotaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
yang sibuk, sehingga mungkin dalam diri mereka ada suatu kejenuhan psikologis
sehingga mendorong mereka untuk mencoba mencari hal yang bisa menenangkan hati
dan pikiran. Maka dari itu, Okky sangat senang apabila diajak oleh keluarganya untuk
pergi berlibur di daerah pegunungan.
Selain Okky, siswa lain seperti Kintan, Damai, dan Salsabila juga menuturkan
hal yang sama, bahwa tempat mereka tinggal berada di lingkungan perkotaan, dengan
minim rekreasi alam, sehingga mereka menginginkan tempat-tempat yang berbeda
dari biasanya yang mereka datangi. Kehidupan di kota yang hiruk pikuk dan ramai,
menyebabkan anak merasa jenuh dengan keadaan itu. Hal ini menjadi faktor pemicu
siswa kota untuk menggambarkan pemandangan alam sebagai tema karya mereka.
Seorang siswa di kota akan jarang melihat pemandangan alam yang hijau,
bersih, banyak ruang hijau terbuka. Namun tidak bagi siswa yang tinggal di dalam
kota, gang-gang sempit, lingkungan perumahan padat dan individualis, hal ini akan
sangat mempengaruhi psikologis seorang siswa. Tidak heran apabila siswa di kota
akan sangat suka bila diajak ke tempat-tempat wisata alam.
3) Persahabatan
Tema persahabatan yang dipilih oleh dari Yosafat, Andika, Kevin, Arli dan
yang lainnya dipengaruhi oleh faktor minat dan alat bahan. Faktor minat berupa
kesukaan dari Yosafat dengan tokoh Spongebob yang kemudian membawanya untuk
menggambar tokoh dalam film kartun Sponge bob. Dalam karya yang dibuat oleh
Yosafat, ia mengambil adegan saat Spongebob dan sahabatnya Patric sedang berdiri
berdua dan berangkulan sambil memegang permen lollipop. Yosafat menuturkan
bahwa yang digambarnya itu menceritakan tentang persahabatan antara Spongebob
dan Patric yang merupakan icon dala film itu.
Selain karena faktor minat, faktor alat dan bahan yang digunakan juga
berpengaruh dalam pembuatan karya. Menurut Yosafat, Tokoh Spongebob dan Patric
adalah tokoh yang mudah untuk di gambar. Karena Yosafat enggunakan media cat air
dan kuas, maka dalam menentukan objek gambar karya ia memilih objek yang mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
untuk di gambar menggunakan media kuas dan cat air. Yosafat menuturkan
kesulitannya dalam menggambar menggunakan kuas dan cat air dikarenakan kuas
yang memiliki ujung bulu yang lentur dan susah untuk membuat objek-objek yang
harus dengan garis lurus. Yosafat menuturkan sebenarnya ia ingin menggambar mobil
balap namun karena sulit membuat garis lurus menggunakan kuas, maka ia memilih
objek Spongebob dan Patrick yang lebih mudah.
4) Olah Raga
Tema olah raga yang diambil oleh Alberto anggota kelompok 1 kelas IX C
dipengaruhi oleh faktor minat, alat dan bahan, keluarga, teman sepermainan.
Andrean, dan Aryoko kelas IX C, beserta beberapa siswa lain seperti Arga, Amalia
dan Tito kelas IX G. Mayoritas dari mereka menggambarkan tokoh idola di klub
sepak bola tertentu. Dari hasil wawancara dan pengamatan faktor yang
mempengaruhi pemilihan tema mereka adalah minat mereka di dalam sepak bola.
Selain dari minat, faktor keluarga siswa juga mempengaruhi. Seperti yang
terjadi pada Amalia, tema sepakbola yang dipilih disebabkan karena dalam
keluarganya mayoritas laki-laki dan selalu mengajak Amalia untuk menonton
pertandingan bola, sehingga hal ini berpengaruh pada pemilihan tema sepak bola pada
karyanya yang menggambarkan suasana pertandingan bola klub Arema.
Alat dan bahan berupa kuas, cat minyak, cat air dan kanvas juga menjadi faktor
eksternal bagi pemilihan tema karya dikarenakan banyak siswa yang masih belum
bisa lancar dalam membuat karya dengan teknik basah.
Teman sepermainan juga mempenngaruhi siswa dalam menentukan tema sepak
bola hal ini dikarenakan biasanya siswa yang memiliki hobi sepak bola pasti akan
memiliki teman-teman yang memiliki hobi yang sama, dan dalam pergaulan,
pembicaraan mereka pasti tidak lepas dari topic sepak bola.
5) Animasi
Tema animasi yang dipilih Choiruddin kelas IX F dan siswa lain seperti
Andhika G, Abi Catur, Devey N, dan Firza Fathia dipengaruhi oleh faktor minat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
bakat, teknologi informasi dan komunikasi, teman sepermainan, lingkungan rumah
dan sekolah. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang berlangsung faktor
internal berupa minat dan bakat menjadi pengaruh dalam pemilihan tema karya ini.
Hal ini dilihat dari kebiasaan Udin yang suka membaca komik manga
seperti Naruto dan One Piece. Selain membaca, Udin juga sering meniru gambar-
gambar manga yang ada di komik sehingga Udin bisa dikatakan mahir dalam
menggambar tokoh-tokoh dalam komik manga. Dari hasil wawancara non formal
kepada beberapa siswa yang juga memilih tokoh fantasi sebagai tema karya,
mereka juga menuturkan hal yang sama, bahwa mereka suka membaca serta
menonton film manga.
Selain faktor diatas, faktor lingkungan rumah dan sekolah juga
mempengaruhi. Kondisi lingkungan di sekitar rumah Udin merupakan lingkungan
perumahan, dimana semua penduduk cenderung individualis. Udin tidak pernah
bermain diuar bersama teman-teman rumahnya, di menghabiskan waktu luangnya
untuk bermain game online dan membaca komik di rumah. Hal yang sama juga
dialami oleh beberapa siswa lain yang juga memilih tema yang sama, mereka
menuturkan bahwa mereka lebih sering bermain game online di warnet daripada
bermain bersama teman-teman di rumah. Lingkungan sekitar sekolah juga
mempengaruhi siswa dalam memilih tema tokoh fantasi. Di dekat SMP N 5
terdapat banyak warnet yang menyediakan fasilitas game online di dalamnya.
Sehingga siswa saat pulang sekolah setelah jam tambahan mereka bermain video
game. Teman sepermainan juga membawa pengaruh, dimana mayoritas teman-
teman mereka juga memiliki hobi dankesukaan yang sama dalam bermain game
online, sering mereka saling bertukar ilmu dan cara memenangkan suatu game
tertentu. Selain game online mereka juga suka bermain video game seperti
playstation yang di dalamnya juga terdapat tokoh-tokoh fantasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
6) Religi
Tema religi yang diambil oleh Yohana anggota dari kelompok 3 dipengaruhi
oleh faktor minat, keluarga, teman sepermainan dan alat bahan. Hal ini dikarenakan
keluarga dari Yohana merupakan keluarga Kristen yang taat, dan saat bulan
menjelang Natal, mereka akan bersiap-siap membeli keperluan yang dibutuhkan
untuk menyambut hari Natal. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor dari
dalam diri Yohana, yaitu keinginan dari Yohana untuk bisa merasakan white
Christmas di Eropa. Angan-angan dan harapan Yohana dituangkan kedalam
karyanya. Faktor lain yang mempengaruhi juga adalah lingkungan rumah Yohana,
yang berada di perkampungan dan dekat dengan gereja, membuat Yohana memiliki
teman-teman rumah yang juga sama-sama merayakan Natal. Pergaulan Yohana selain
di rumah, juga terdapat banyak teman-teman gereja Yohana yang sering bermain
bersama Yohana. Alat dan bahan juga berperan dalam pembuatan karya, karena
mayoritas siswa pasti mempertimbangkan alat bahan apa yang mereka dapat apakah
cat air atau cat minyak, dan mereka menentukan objek yang menurut mereka mudah
digambar dengan media itu. Seperti yang dialami oleh kelompok 3 kelasIX G yaitu
Natasha, Sekar dan Wiranthi. Mereka memilih menggambar dengan tema hari raya
karena dianggap objek yang mereka buat sederhana.
7) Motivasi
Karya bertemakan motivasiyang merupakan karya kelompok dari siswa kelas
IX G yang terdiri dari Afifa, Sabrina dan Sintia, dipengaruhi oleh faktor minat dan
lingkungan rumah. Sabrina sebagai pencetus ide tema karya kelompok menuturkan
bahwa ia suka membaca buku tentang inspirasi. Selain karena Sabrina suka membaca
buku, lingkungan tempat Sabrina tinggal merupakan lingkungan perumahan, yang
individualis. Sehingga Sabrina jarang untuk keluar bermain. Sabrina lebih sering
membaca buku daripada bermain di luar rumah. Saat jam pulang sekolah tiba, Sabrina
biasanya disibukkan dengan les sehingga hiburan satu-satunya adalah membaca buku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
8) Binatang
Tema binatang yang diambil oleh Jane dipengaruhi oleh faktor minat, bakat,
alat bahan dan lingkungan rumah. Saat dilangsungkan wawancara, terdapat faktor
yang mempengaruhi Jane dalam memilih tema binatang. Faktor minat yang
mempengaruhi Jane dalam berkarya binatang datang dari keinginan dirinya sendiri.
Faktor bakat juga mempengaruhi Jane dalam berkarya, saat dilakukan wawancara non
formal ia menuturkan bahwa sudah sering menggambar objek burung, sehingga untuk
menggambar objek burung tidak mengalami kesulitan, namun daam penggunaan alat
dan bahan berupa cat air dan kuas, bagi Jane ini merupakan kali pertamanya, dan Jane
merasa sedikit mengalami kesulitan dalam menguaskan warna serta menggunaan
teknik aquarel seperti yang diminta oeh guru. Faktor lingkungan rumah juga
membawa pengaruh dalam karya Jane, dimana rumah tempat tinggal Jane berada di
sekitar pasar burung Depok. Hal ini mempengaruhi Jane dalam pola pikir. Selain
lingkungan rumah, ayah Jane juga memelihara burung parkit, salah satu burung
kesukaan Jane. Sehingga bisa dikatakan, bahwa faktor dari dalam yaitu minat dari
Jane menjadi faktor pendukung dari pemilihan tema ini.
9) Alam Benda
Tema alam benda yang dipilih oleh Grananda dan Risyad dipengaruhi oleh
faktor minat dan alat bahan yang digunakan. Grananda memilih menggambar palet
dan kuas, karena dianggap mudah untuk di gambar, dan pewarnaan yang sederhana.
Faktor alat dan bahan yang mempengaruhi karya Nanda, dikarenakan penggunaan cat
air dan kuas dalam pewarnaan merupakan hal yang baru dan sulit untuk
menggunakan teknik aquarel yang di haruskan oleh guru. Sehingga Nanda membuat
objek yang baginya mudah dan simple untuk di warnai.
10) Percintaan
Tema percintaan yang diambil oleh Fera dan Yuaninda dipengaruhi oleh
faktor internal berupa minat, minat dari Fera berupa hobi membaca komik berupa
serial cantik. Selain itu karena menginjak masa remaja Fera juga mengalami masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
pubertas yang pasti memiliki perasaan suka dan mencintai lawan jenis. Fera juga
memiliki idola berupa bintang K-pop atau Korean pop. Fenomena yang terjadi akhir-
akhir ini remaja memiliki idola berupa penyanyi dari Korea, dengan boy band atau
girl band. Tidak berbeda dengan remaja-remaja lain yang juga mengidolakan artis
dalam maupun luar negeri. Dalam berkarya, Fera meniru gambar yang sudah ada,
kemudian di tiru untuk karya nya namun dimodifikasi sesuai keinginannnya.
11) Tradisi
Faktor yang mempengaruhi Denny dalam memiih tema tradisi berupa
wayang adalah minat dan keluarga. Sejak awal kelas VII, Denny suka dengan cerita
wayang, dan berkeinginan untuk menjadi dalang. Dari hasil wawancaran, Denny
mengatakan bahwa cerita wayang memiliki alur cerita yang sangat menarik, sama
menariknya dengan komik manga yang saat ini disukai teman-temannya. Denny
berasal dari keluarga yang suka terhadap budaya jawa, terutama kakek Denny yang
sering menceritakan tentang cerita Baratayuda dan cerita wayang yang lain. Di
sekolah, Denny juga mengikuti kegiatan karawitan, yang berhubungan dengan
budaya Jawa.
b. SMP N 2 Simo
1) Pemandangan
Tema pemandangan yang dipilih oleh Elvira dan siswa lain seperti Heriyawan,
Indah Nur dan Aprianto Dwi dan 13 siswa yang lain, dipengaruhi oleh faktor minat,
lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan guru mata pelajaran. Elvira bertempat
tinggal di desa Kedunglengkong, kecamatan Simo Boyolali. Saat dilakukan
wawancara, Elvira menuturkan bahwa daerah tempat ia tinggal berada di pedesaan
yang berbukit dan dapat melihat gunung merapi secara jelas. Elvira juga menuturkan,
lingkungan sekitar sekolah yang di kelilingi perbukitan rendah, sawah dan
pemandangan gunung merapi juga membawanya untuk memiliki keinginan
menggambar tentang suasana pegunungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Hasil wawancara non formal dengan siswa lain yang juga mengambil tema
pemandangan alam, yaitu Heriyawan, Indah Nur dan Aprianto Dwi mereka semua
juga mnuturkan hal yang sama. Heriyawan yang tinggal di kecamatan yang berbeda
yaitu Andong, mengatakan bahwa pemandangan alam merupakan hal yang menjadi
pemandangan keseharian.
Pemandangan alam juga merupakan hal yang mudah untuk di gambar,
mengingat saat masih duduk di bangku sekolah dasar, kegiatan menggambar tidak
luput adanya tema peandangan alam. Berbeda dengan Aprianto yang memilih
pemandangan alam di kaki gunung merapi. Ia mengatakan bahwa teringat saat Bapak
Krisnadi mengajak siswa nya untuk berkarya bersama saat setelah kejadian erupsi
merapi, sehingga Aprianto kembali menggambarkan apa yang pernah diajarkan oleh
Bapak Krisnadi.
2) Percintaan
Tema percintaan yang dipilih oleh Mita Dwi kelas IX A dan siswa lain
yang memilih tema yang sama dipengaruhi oleh faktor minat, dan teman
sepermainan. Di SMP N 2 Simo, sudah menjadi hal yang biasa jika kelas IX rata-
rata sudah memiliki kekasih. Di lingkungan rumah, Mita menuturkan banyak
ditemui teman-temannya lulusan SMP yang langsung menikah, biasanya apabila
oang tua tidak mampu membiayai sampai jenjang SMA atau selanjutnya, namun
ada pula yang karena hamil terlebih dahulu. Saat dilakukan wawancara, mengapa
Mita memilih tema percintaan, ia menuturkan bahwa saat ini sedang dekat dengan
seseorang, dan berharap nanti kisahnya seperti Bapak Habibi dan Ibu Ainun.
Dalam karya Mita diselipkan sebuah lirik lagu yang menjadi soundtrack
dari film Habibi dan Ainun yang menjadi favoritnya. Hasil wawancara dengan
beberapa teman Mita yang memilih tema yang sama seperti Sherly, Tony, Adhi,
Wening dan Ririn, mereka juga menuturkan hal yang sama. Rata-rata dari mereka
memilih tema percintaan karena sedang galau dengan kekasih mereka atau mereka
sedang jatuh cinta, pergaulan di rumah juga tidak beda jauh, selalu ada siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
akan menikah setelah lulus dari SMP dan ini merupakan hal yang wajar di
lingkungan mereka.
3) Animasi
Tema animasi yang dipilih oleh Joko kelas IX F dan siswa lain yang
memilih tema yang sama dipengaruhi oleh faktor yaitu minat, dan teman
sepermainan. Faktor minat yang mempengaruhi Joko dalam pemilihan tema karena
ia memiliki hobi menonton acara televisi Dragon Ball, yang di tayangkan setiap
hari Minggu.
Tokoh yang paling disukai adalah Goku yang mencari bola-bola naga.
Namun Joko lebih tertarik menggambar naga yang ada di dalam bola naga
tersebut. Sedangkan siswa yang lain seperti Annisah, Handy, dan Agustin yang
menggambarkan tokoh kartun seperti Doraemon, Tom and Jerry, dan Tinkerbell.
Dari beberapa kali wawancara non formal kepada para siswa, mereka menuturkan
bahwa selain hobi menonton acara televisi, dalam lingkungan pergaulan mereka
juga memiliki hobi yang sama, teman-teman dari Annisah suka mengoleksi
gambar-gambar Tinkerbell atau Princess. Sedangkan Handy yang suka dengan
Dragon Ball sama dengan Joko, juga memiliki teman-teman di sekolah yang sering
bertukar cerita tentang acara televisi Dragon Ball.
4) Otomotif
Tema otomotif yang diambil oleh Gilang dan 4 orang siswa yang lain
dipengaruhi oleh faktor minat dan bakat, teman sepermainan, dan keluarga dari
siswa. Hal ini dibuktikan dari penuturan Gilang bahwa ia sangat menyukai balap
liar motor yang selalu diadakan tiap malam minggu. Slain suka dengan balap liar,
Gilang juga menyukai otomotif terutama motor. Di rumah ia bergaul dengan
teman-teman sesama klub motor satria, dan suka memodifikasi motor di bengkel.
Saat membuat karya dengan luwes dan cepat, Gilang dapat membuat sketsa tanpa
meniru. Saat ditanya, ia menuturkan bahwa sudah sering menggambar motor baik
satria, mio, atau ninja yang sudah di modifikasi. Biasanya pada awalnya ia meniru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
dari majalah otomotif, kemudaian sudah bisa lancar menggambar motor tanpa
meniru. Selain itu, salah satu anggota keluarga dari Gilang yaitu kakak laki-lakinya
juga memiliki bengkel motor di dekat rumahnya. Gilang sering datang dan
mencoba memodifikasi motor satria miliknya sendiri. Dari sinilah Gilang belajar
memodifikasi dan mulai menyukai otomotif.
Hal yang hampir sama juga dialami oleh 4 siswa lain yang juga memilih
tema otomotif pada karyanya. Minat akan modifikasi motor serta balap liar tidak
bisa di pisahkan, karena menurut mereka hal ini saling berkaitan. Modifikasi ada
yang bertujuan untuk memperoleh keindahan pada motor, ada juga yang
menambah kecepatan dan performa motor. Di lingkungan Simo dan sekitarnya saat
ini sudah marak sekali dengan adanya balap liar. Sekalipun Simo merupakan
kecamatan, namun banyak pemuda-pemudanya yang rutin berkumpulsaat malam
Minggu untuk adu balap seperti Gilang, Pendi dan Iswanto yang juga memilih
tema otomotif. Mereka mengaku menyukai dunia balap dan otomotif semenjak
memiliki motor.
Teman sepermainan di sekolah juga mempengaruhi mereka, karena
teman-teman mereka juga mayoritas mengikuti balap, atau suka memodifikasi. Hal
ini telah menjadi trend di kalangan remaja di wilayah Simo. Karya dari Adi dan
Iswanto yang menggambarkan laki-laki dan perempuan yang berboncengan
dengan motor ninja dan satria, serta terdapat typografi yang mengatakan “Ra Fu ra
love you” yang menggabarkan saat ini budaya materialisme juga mulai merasuki
remaja di desa. Mereka akan bangga dengan menggunakan motor merk tertentu
yang terkenal dan perempuan-perempuan rata-rata melihat motor yang ditunggangi
oleh lawan jenisnya untuk menentukan standar tertentu. Budaya sekuler yang
semakin bertumbuh ternyata tidak hanya ada di kota, namun seiring perkembangan
teknologi juga berpengaruh pada psikologis remaja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
5) Musik
Tema musik yang dipilih oleh Dani dan 3 orang siswa lain dipengaruhi
oleh faktor minat, teman sepermainan, dan keluarga. Dari hasil wawancara formal
ataupun non formal kepada Dani, dikatakan bahwa seja awal ia memang memiliki
minat dalam mendengarkan musik reggeae. Selain itu, Alif Sarip dan Wahyu
ketiganya juga menggambar tentang reggeae. Alasan dari mereka rata-rata karena
mereka menyukai musik reggeae. Lingkungan tempat mereka tinggal, mayoritas
anak-anak mudanya juga menyukai musik reggae. Teman-teman dekat Dani di
sekolah dan di rumah sama-sama memiliki selera musik yang sama. Faktor
keluarga juga mempengaruhi Dani dalam menyukai musik reggae dikarenakan
kedua kakak laki-laki Dani merupakan penggemar music reggae sehingga Dani pun
sering mendengarkan alunan music reggae di rumah. Siswa lain yang juga
mengambil tema musik yaitu Alif, ia menuturkan bahwa pertama kali mengenal
musik reggeae dari kakak nya, dan kemudian Alif juga ikut menyukai.
Musik reggeae identik dengan Bob Marley. Maka dari itu karya dari Sarip
pun menggambarkan Bob Marley dengat rambut gimbalnya. Lambang-lambang
musik reggae yang melekat seperti daun ganja, warna merah, hijau, kuning dan
rambut gimbal menjadi sebuah icon musik reggeae. Aliran musik yang terdengar
santai seperti suasana di pantai memang sangat khas. Dani menuturkan daripda
mendengarkan musik metal yang membuat tidak nyaman, ia lebih menyukai musik
reggae.
6) Persahabatan
Tema persahabatan yang dipilih oleh Mar Atul, dan 5 orang siswa lain
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu minat, lingkungan rumah, dan teman
sepermainan. Faktor minat yang mempengaruhi Atul dalam pemilihan tema
aktifitas manusia yaitu kesukaannya berkumpul dengan sahabat-sahabatnya di
rumah. Faktor lingkungan rumah dan sekolah yang mempengaruhi antara lain
lingkungan rumah tempat Atul tinggal masih bersifat kekeluargaan dan tingginya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
rasa toleransi, sedangkan teman sepermainan yang mempengaruhi adalah, teman-
teman sebaya di sekolah Atul yang masih sering bermmain bersama seusai
sekolah, dan sering berkumpul bersama di luar waktu di sekolah.
Tidak hanya Atul, dalam wawancara non formal yang dilangungkan kepada
beberapa siswa yang mengambil tema yang sama yaitu Sony, Listyani dan
Alfandhy, mereka juga menuturkan hal yang hampir sama dengan yang dialami
oleh Atul. Masih sering dari mereka bermain dengan teman-teman sebayanya
sepulang sekolah, dan teman-teman di rumah yaitu tetangga dari mereka masih
sering berkumpul di sore hari untuk sekedar duduk di luar rumah untuk mengobrol,
atau bermain sepak bola dengan teman-teman. Suasana di pedesaan yang masih
guyub rukun ini mempengaruhi siswa dalam memilih tema gambar ekspresi.
7) Religi
Tema religi yang diambil oleh Rizky, dipengaruhi oleh faktor minat dari
dalam diri Rizky. Rizky menuturkan bahwa ia tertarik saat melihat gambar
bangunan masjid yang ada di majalah rumahnya. Kemudia ia mencoba mencontoh
gambar itu untuk dijadikan karya. Menurut Rizky, sebagai umat muslim yang baik,
ia punya keinginan untuk membangun sebuah masjid di lingkungan rumahnya.
8) Sepak Bola
Tema sepak bola yang diambil oleh Aditya dan Khafif dipengaruhi oleh
faktor minat, teman sepermainan, lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Saat
dilakukan wawancara, Adit menuturkan bahwa dirinya sangat suka dengan tim
sepakbola asal Bandung yaitu Persib Bandung. Selain itu, Adit juga menyukai
permainan sepak bola. Sering ia bermain bersama dengan teman-temannya di
sekolah atau di rumah.
Hal ini juga terjadi pada Khafif, yang juga menyukai sepakbola sejak kecil.
Hal yang membuat Khafif memilih sepak bola sebagai tema dalam gambar
ekspresinya dikarenakan memang Khafif berminat dan memiliki kebiasaan yang
ada di rumah atau sekolah untuk bermain bola serta menonton pertandingan sepak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
bola. Klub sepak bola tertentu pasti menjadi idola para remaja khususnya putra.
Mereka biasanya menyukai salah satu pemain dan mengidolakan, serta berharap
bisa seperti mereka suatu saat nanti. Lingkungan di rumah Adit dan Khafif sama-
sama terdapat lapangan sepak bola yang setiap sore di penuhi ana-anak untuk
bermain bola bersama. Di kampung Adit juga sering dilakukan sparing sepak bola
dengan kampung lainnya untuk menjalin persaudaraan satu dengan yang
lain.Selain dirumah, Adit juga sering bermain bola dengan teman-teman di
sekolahnya. Hal ini dikarenakan SMP N 2 Simo memiliki lapangan sepak bola
yang sangat luas, sehingga biasanya saat jam istirahat, banyak siswa yang
menyempatkanuntuk bermain bola bersama-sama di lpangan samping sekolah.
9) Tradisi
Tema batik yang dipilih oleh Anshafira dalam karya gambar ekspresinya
dipengaruhi oleh faktor minat, guru, dan materi pembelajaran. Ansha memilih tema
batik dikarenakan pembelajaran batik pernah menjadi materi semester lalu yang
digunakan sebagai bahan pameran sekolah. Namun karya Ansha saat itu tidak lolos
seleksi. Hal ini membuat Ansha menjadi terpacu untuk membuat lagi dengan yang
lebih bagus. Bapak Krisnadi selaku guru seni budaya memang sengaja membuat
materi dengan menyamakan semuanya dari kelas VII sampai IX supaya mudah
dalam penyeleksian karya.
Pembelajaran merupakan hal yang paing penting dalam kegiatan siswa di
sekolah. Adanya pembelajaran dengan tema materi batik ternyata dapat menarik
minat seorang siswa untuk kreatif dalam membuat motif batik seperti yang terjadi
pada Ansha. Dalam karyanya ia membuat motif batik modifikasi yang tidak sama
dengan batik klasik. Hal ini menandakan adanya pengaruh dari materi pembelajaran
terhadap pemilihan tema siswa.
10) Binatang
Tema binatang dipilih oleh Dewi sebagai tema gambar ekspresinya. Hal
ini dipengaruhi oleh faktor minat, bakat, alat bahan dan lingkungan rumah Dewi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Dewi menyukai hewan terutama hewan yang memiliki bulu indah seperti angsa,
burung, dan kucing. Dalam berkarya faktor minat itu muncul dari lingkungan
rumahnya yang memelihara sepasang angsa.
Saat berkarya, ternyata faktor alat, bahan, dan bakat pun juga
mempengaruhi Dewi dalam berkarya. Hal ini dikarenakan Dewi sebenarnya ingin
membuat angsa yang lebih detail serta diwarna dengan cat air. Namun karena hanya
memiliki pastel, Dewi kemudian merasa kurang puas dengan hasil pewarnaannya,
ia menuturkan juga bahwa ingin membuat semak belukar di belakang objek utama,
namun kurang mampu memaksimalkan teknik dan pewarnaan dengan pastel. Bakat
yang dimiliki Dewi dalam menggambar binatang cukup baik, iapun menuturkan hal
yang sama. Ia merasa percaya diri dan merasa mampu untuk menggambar angsa.
Kemampuan berupa bakat atau skill sangat berpengaruh dalam pemilihan
tema gambar ekspresi. Hal ini banyak di temui saat penelitian berlangsung karena
siswa bisanya memilih tema berdasar yang dia bisa dan mampu kerjakan. Ada
keinginan yang lain mungkin di lubuk hati mereka, namun mereka terbatas dengan
kemampuan. Karena tema atau subject matter bukan hanya sesuatu yang terlihat
kasat mata sudah di buat, namun hal yang ada di angan-angan pun sudah dapat
dinamakan tema sekalipun belum diwujudkan dalam karya. Seperti pendapat
Suradjijo “Subject matter adalah suatu kesatuan kualitatif dari hasil pengolahan
batiniah seniman yang berasal dari hal-hal atau apa saja yang dianggapnya hakiki
pada obyek, baik yang bersifat aktual (nyata) maupun yang bersifat ideal
(gambaran dalam ide)” (hlm. 26).
Lingkungan di sekitar rumah Dewi dekat dengan sungai, dan sawah,
sehingga biasanya para peternak bebek, sapi, kambing, dan kerbau bila ingin
memandikan hewan ternak mereka atau mencari makanan bagi ternak, mereka
menggiring hewan-hewan itu ke sungai, dan di dekatsungai juga terdapat lahan
kosong yang banyak terdapat rerumputan. Selain itu Dewi juga memiliki tetanga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
yang memelihara banyak angsa, saat siang hari menjelang sore biasanya angsa-
angsa mulai ke sungai untuk mencari makan dan berenang disana.
11) Politik
Tema politik yang diambil oleh Dewi dipengaruhi oleh faktor internal
berupa minat dari dalam diri siswa. Dewi menuturkan bahwa ia sangat mengagumi
tokoh Jokowi. Dari kekagumannya itu, ia membuat karya dengan objek Jokowi.
Menurut Dewi, Jokowi merupakan tokoh yang menginspirasi banyak orang. Minat
Dewi membawanya memiliki ide untuk menggambar dengan tokoh Jokowi dengan
pose sedang mengacungkan tiga jari metal. Jokowi merupakan tokoh masyarakat
yang dekat dengan masyarakat terutama para pemuda.
C. Pembahasan
1. Kecenderungan Pemilihan Tema Gambar Ekspresi Siswa SMP Kota dan Desa
Di bawah ini adalah tabel hasil dari uraian keseluruhan hasil penelitian
mengenai kecenderungan tema siswa SMP N 5 Surakarta dan SMP N 2
Simo,Boyolali serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tema gambar
ekspresi:
Tema SMP N 5
Surakarta
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal SMP N 2
Simo
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
Jum. % Jum. %
7 13% Minat
Bakat
Teknologi
informasi dan
komunikasi
Teman
Sepermainan
Ling.Sekolah
Ling.Rumah
9 13% Minat Teman
Sepermainan
8
15% Minat Ling. Rumah
Ling.Sekolah
20 30% Minat Ling.Rumah
Ling.Sekolah
Guru
8 15% Minat
Alat bahan 3 5% Minat Ling.Rumah
Teman
Sepermainan
Animasi
Pemandangan
Persahabatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
8 15% Minat Teman
Sepermainan
Alat bahan
Keluarga
2 4% Minat Teman
Sepermainan
Ling.Rumah
Ling.Sekolah
3 6% Minat Ling.Rumah - - - -
- - - - 1 2% Minat -
2
4% Minat
Bakat
Ling.Rumah
Alat Bahan
1 2% Minat
Bakat
Ling.Rumah
Alat Bahan
1
2% Minat Keluarga 1 2% Minat Guru
Materi
Pelajaran
4 7% Minat Keluarga
Alat bahan
Teman
Sepermainan
2 4% Minat
2 4% Minat Alat bahan - - - -
2
4% 14 22% Minat Teman
Sepermainan
- - - - 5 9% Minat
Bakat
Teman
Sepermainan
Keluarga
-
- - - 4 7% Minat Teman
Sepermainan
Keluarga
Total 53 100
%
67 100
%
Tabel 4.5 Uraian keseluruhan hasil penelitian mengenai kecenderungan pemilihan
tema dan faktor yang mempengaruhi di SMP N 5 Surakarta dan
SMP N 2 Simo, Boyolali
Olahraga
Motivasi
Politik
Binatang
Tradisi
Religi
Alam Benda
Percintaan
Otomotif
Musik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Dibawah ini adalah tabel kecenderungan pemilihan tema gambar ekspresi
beserta gaya serta mayoritas objek yang muncul pada karya di tiap tema:
a. SMP N 5 Surakarta
Tabel 4.6 Kecenderungan pemilihan tema gambar ekspresi di SMP N 5 Surakarta beserta
gaya serta mayoritas objek yang muncul pada setiap tema
b. SMP N 2 Simo, Boyolali
Tabel 4.7 Kecenderungan pemilihan tema gambar ekspresi di SMP N 2 Simo, Boyolali
beserta gaya serta mayoritas objek yang muncul pada setiap tema
Dari hasil pengamatan karya yang dibuat oleh siswa kelas IX di kedua sekolah,
selama proses berkarya sampai finishing dan pengumpulan karya dapat disimpulkan
No. Tema Gaya Objek
1. Tumbuhan Realis bunga
2. Pemandagan Realis pegunungan
3. Persahabatan imajinatif tokoh fantasi
4. Olah Raga imajinatif manusia
5. Animasi imajinatif tokoh fantasi
6. Religi Realis pohon
7. Motivasi dekoratif tulisan
8. Binatang imajinatif ikan
9. Alam Benda imajinatif tong sampah
10. Percintaan imajinatif tokoh fantasi
11. Tradisi Realis manusia
No. Tema Gaya Objek
1. Pemandangan Realis pegunungan
2. Percintaan Realis manusia
3. Animasi Imajinatif tokoh kartun
4. Otomotif Realis motor
5. Musik dekoratif daun ganja
6. Persahabatan Realis manusia
7. Religi Realis bunga
8. Olah Raga dekoratif tulisan
9. Tradisi Realis alat transportasi
10. Binatang Realis binatang angsa
11. Politik Realis tokoh politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
bahwa tahap perkembangan gambar anak yang disampaikan oleh Read (1956) bahwa
masa remaja rentang usia 11-14 tahun masuk dalam tahapan yang dinamakan repression
dikatakan bahwa pada tahap ini siswa cenderung suka meniru, dan penciptaan ide baru
akan jarang ditemui. Desain pada gambar mereka akan lebih konvensional. Pernyataan
Read diperkuat dengan hasil temua dilapangan saat siswa mulai berproses menggambar.
Mayoitas dari siswa menggambar dengan mencontoh objek. Dalam penentuan tema,
siswa juga cenderung mengikuti contoh gambar yang mereka bawa dari rumah. Contoh
gambar yang mereka bawa dari rumah, biasanya adalah gabar yang mereka sukai seperti
tokoh super hero atau tokoh yang ada di film kartun ksukaan mereka. Mayoritas dari
siswa memodifikasi karya mereka, tidak sama persis dengan contoh gambar yang mereka
bawa. Dari hal ini bisa dilihat adanya kreativitas pada seorang siswa bahwa proses kreatif
adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam suatu hal yang eksis
(Supriadi, 2013: 143) menciptakan hal baru atau merekontruksi sesuatu yang lama
menjadi sesuatu yang baru juga bisa dikatakansebagai proses kreatif. Siswa di SMP N 5
menggunakan alat dan bahan berupa cat air dan cat minyak. Mayoritas dari siswa dalam
berkarya pastimempertimbangkan alat dan bahan yang mereka gunakan. Siswa yang
menggunakan cat minyak mayoritas memilih objek-objek yang sederhana dan mudah
untuk dibuat menurut mereka.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tema Gambar Ekspresi di SMP
N 5 Surakarta dan SMP N 2 Simo, Boyolali
c. SMP N 5 Surakarta
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang menjadi pengaruh siswa mengambil suatu
tema disebabkan oleh faktor dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal):
1) Internal
(a) Minat dan Bakat
Minat dan bakat yang ada dalam diri siswa sangat mempengaruhi
pemilihan tema berupa keinginan dari dalam diri siswa untuk menggambar
sesuai apa yang mereka suka, dan mereka pikirkan atau dapat disebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
sebagai angan-angan atau gambaran secara ide seperti yang dikatakan oleh
Suradjijo bahwa subject matter adalah suatu pengolahan batiniah yang
dibuat oleh seniman yang sifatnya hakiki, baik bersifat nyata (aktual) atau
gambaran dalam ide (ideal) (1989)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
2) Eksternal
(a) Teknologi Informasi dan Komunikasi
Faktor lain yang mempengaruhi adalah teknologi informasi
berupa akses internet, handphone, dan media sosial. Dewasa ini, teknologi
yang berkembang seiring perkembangan zaman membawa kemudahan
dalam mengakses informasi baik berupa informasi dari dalam atau luar
negeri. Bagi siswa SMP, kebanyakan mereka mengakses informasi
melalui internet untuk mencari tugas atau mencari informasi berupa game
terbaru atau bermain game online.
(b) Teman Sepermainan
Faktor teman sepermainan juga mempengaruhi siswa dalam
pemilihan tema tokoh fantasi. Hal ini dikarenakan pergaulan akan
mempengaruhi hobi atau kebiasaan siswa. Di SMP N 5, mayoritas siswa
suka bermain game seperti Play Station (PS) atau game online, biasanya
siswa laki-laki yang cenderung menyukai game.Teman sepermainan yang
menyukai game pasti juga akan membawa siswa ikut menyukai dan
bermain bersama. Tokoh dalam game biasanya adalah tokoh fantasi yang
sering dijumpai di televisi atau buku komik, yang dibuat versi permainan
nya
(c) Lingkungan Rumah dan Sekolah
Faktor lingkungan rumah membawa pengaruh dalam pemilihan
tema dikarenakan lingkungan rumah atau tempat tinggal siswa merupakan
sesuatu yang membentuk karakter dan kebiasaan mereka. Kebiasaan di
lingkungan kompleks perumahan tentu berbeda dengan kebiasaan di
lingkungan pedesaan. Keadaan lingkungan rumah di kota yang padat
penduduk, dikarenakan berada di kompleks perumahan. Keadaan
masyarakatnya yang individualis membentk karakter siswa yang
idividualis juga, hal ini ditandai dengan lebih memilih game komik atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
gadget daripada bersosialisasidengan tetngga, atau teman-teman di rumah.
Selain lingkungan rumah, lingkungan sekolah juga berperan penting di
dalam pmilihan tema siswa. Hampir sama dengan lingkungan rumah yang
membentuk karakter dan sifat siswa, sekolah merupakan rumah kedua
bagi siswa. Kurang lebih 7-8jam sehari siswa menghabiskan waktunya di
sekolah. Lingkungan sekolah tentu akan sangat mempengaruhi mereka
dalam tumbuh kembang secara psikis atau fisik. Lingkungan sekolah yang
berada di kota, dengan banyaknya gedung bertingkat, pertokoan, mall,
tempat-tempat wisata tentu akan mempengaruhi siswa. Mudahnya akses di
dalam kota, mempermudah siswa mendapatkan apa yang diinginkan
seperti ingin bermain game, komik-komik terbaru, atau yang lain.
(d) Keluarga
Keluarga juga menjadi faktor dalam pemilihan tema. Pada siswa,
biasanya apa yang menjadi kebiasaan di keluarga, akan berdampak pada
siswa. Seperti yang terjadi pada tema tumbuhan, hari raya, binatang dan
wayang. Siswa memilih tema-tema ini saah satu faktornya karena anggot
keluarganya ada yang memiliki hobi menanam bunga, sehingga siswa
menggambar bunga, kemudian di dalam keluarga siswa lekat dengan adat
jawa, maka siswa memilih tema wayang, dan lain sebagainya.
(e) Alat dan bahan
Alat dan bahan menjadi faktor pemicu seorang siswa memilih tema
gambar ekspresi mereka. Di SMP N 5 Surakarta, materi gambar ekspresi
di beri kebebasan dalam memilih tema, namun alat dan bahan dalam
menggambar di tentukan oleh guru. Media cat air dan cat minyak di pilih
oleh guru supaya siswa lebih kaya akan pengalaman. Karena selama ini
siswa sudah sering menggambar dengan teknik kering menggunakan
pensil, pastel atau spidol dan masih belum terbiasa dengan media cat air
dan cat minyak. Karena alat dan bahan ini, banyak siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
mempertimbangkan apa yang akan mereka gambar karena alat dan bahan
yang harus digunakan.
b. SMP N 2 Simo, Boyolali
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang menjadi pengaruh siswa mengambil
suatu tema. Terdapat dua faktor penyebab utama dari dalam (internal) dan dari luar
(eksternal) :
(a) Minat dan Bakat
Minat dan bakat yang mempengaruhi siswa adalah keinginan, hobi,
atau kesukaan yang asalnya dari dalam diri siswa itu. Minat timbul dari
rasa senang atau suka, mengagumi, sehingga seniman akan
membayangkan dalam angan-angannya kemudian akan menuangkan
kedalam karya. Bakat yang juga berasal dari minat uga mempengaruhi
siswa dalam pemilihan tema. Biasanya siswa menggambar apa yang
mereka bisa.
1) Eksternal
(b) Lingkungan Sekolah dan Rumah
Faktor lingkungan sekolah juga menjadi faktor yang
mempengaruhi siswa dalam memilih tema. Lingkungan SMP N 2 Simo
yang di kelilingi oleh perkebunan dan persawahan, menjadi faktor pemicu.
Siswa sering melihat tumbuhan, persawahan, dan perbukitan di sekitar
rumah mereka, sehingga mereka memiliki keinginan untuk menggambar
pemandangan alam. Di samping itu, lingkungan rumah juga membawa
pengaruh dalam pemilihan tema gambar ekspresi siswa. Lingkungan
tempat siswa tinggal, tentu akan membentuk kebiasaan siswa, karakter dan
pola pikir. Siswa yang berada di lingkungan pedesaan tentu akan berbeda
dengan siswa yang tinggal di perkotaan. Lingkungan pedesaan yang masih
asri, banyak tumbuhan dan ruang hijau terbuka, persawahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
mempengaruhi siswa untuk menggambar pemandangan alam yang mereka
lihat sehari-hari.
(c) Keluarga
Faktor keluarga juga mempengaruhi. Hal ini dibuktikan dengan
adanya pengaruh mata pencaharian orang tua atau saudara mereka yang
berkaitan dengan tema yang mereka ambil. Seperti pada tema otomotif,
dimana anggota keluarga siswa memiliki bengkel modifikasi sehingga
membawa mereka menyukai otomotif. Pada tema kaligrafi keluarga juga
menjadi faktor pendorong bagi mereka untuk menyukai seni graffiti,
dikarenakan saudara dari siswa juga menyukai graffiti dan mulai
mengenalkan graffiti pada siswa.
(d) Teman Sepermainan
Teman sepermainan juga membawa dampak yang kuat dalam
pemilihan tema gambar ekspresi siswa. Karena mayoritas kegiatan sehari-
hari siswa SMP di desa selalu berhubungan dengan teman-temannya baik
di rumah atau di sekolah. Siswa SMP di desa memiliki lingkup
pertemanan yang luas. Biasanya teman-teman mereka berasal dari rumah,
atau hanya teman bermain yang memiliki kesamaan hobi seperti hobi
balap motor, modifikasi motor atau bermusik. Dari lingkungan
pertemanan ini, secara disadari atau tidak membawa dampak dalam tema
gambar mereka. Bagi siswa yang hobi memodifikasi motor akan membuat
karya dengan tema otomotif, dimana menampilkan motor yang diinginkan
dengan spesifikasi tertentu.
(e) Guru
Peran guru juga membawa andil dalam pemilihan tema
pemandangan alam. Hal ini dikarenakan Bapak Krisnadi pernah
mengajarkan kepada siswa untuk menggambar pemandangan alam dengan
membawa siswa ke gunung merapi, agar bisa melihat keindahan gunung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
dan mengekspresikannya lewat lukisan. Beberapa siswa yang menggmbar
pemndangan alam juga menuturkan hal yang sama bahwa mereka teringat
akan arahan Bapak Krisnadi saat dilakukan kegiatan outing untuk melukis
di gunung merapi. Kegiatan ini menjadi faktor yang mempengaruhi siswa
memilih tema gambar ekspresi pada karya mereka. Selama pembelajaran
yang berlangsung, guru tidak menggunakan silabus, dan pembelajaran
selalu disesuaikan dengan arahan dan materi dari guru untuk semua kelas
VII sampai IX, sehingga saat pembuatan karya, mayoritas siswa tidak
menghasilkan tea-tema baruyang belum pernah ada, rata-rata tema yang
muncul adalah tema yang pernah diajarkan oleh guru seperti tema tradisi
berupa batik, wayang, tema binatang, dan tema pemandangan.
(f) Alat bahan
Alat dan bahan juga menjadi faktor yang mempengaruhi siswa
dalam pemilihan tema. Alat dan bahan siswa yang terbatas hanya dengan
pensil, ballpoint dan spidol menyebabkan keterbatasan siswa dalam
mengeksplorasi karya mereka. Keinginan untuk menggambar dengan
objek yang mereka inginkan terbatas dengan alat dan bahan yang mereka
miliki.
(g) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran juga menjadi faktor dalam pemilihan tema
siswa. Materi yang berbeda dengan silabus yang ada, membawa pengaruh
siswa dalam memilih tema. Siswa lebih terpancang pada karya yang
pernah di buat dan diajarkan oleh Bapak Krisnadi. Mayoritas siswa yang
menggambar pemandangan alam gunung disebabkan karena pada
semester lalu mereka pernah diajarkan untuk menggambar pemandangan
pasca erupsi merapi, dan saat ini materi yang diberikan adalah wayang,
juga terdapat siswa yang menggambar tokoh wayang. Karena materi
pembelajaran yang berbeda dengan silabus, maka saat penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
berlangsung siwa sedang mengerjakan tugas untuk materi gambar wayang,
sehingga dalam penggarapan karya gambar ekspresi kurang maksimal.
Dari faktor yang telah diuraikan diatas, ternyata siswa di SMP N 5 Surakarta yang
selalu menggunakan silabus, dan adanya kebebasan dalam menggambar ekspresi muncul
tema-tema dengan objek-objek yang lebih beragam dan lebih banyak di bandingkan
dengan SMP N 2 Simo yang tidak menggunakan silabus dalam pembelajaran seni budaya
, tema yang dihasilkan rata-rata pernah diajarkan oleh guru dan objek-objeknya tidak jauh
berbeda antara satu dengan yang lainnya.