Upload
doque
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Geostrategi” ini guna menyelesaikan tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang aspek –
aspek ketahanan Nasional yang ada pada Negara Republik Indonesia dan pengaruhnya
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang
tidak kami sadari. Untuk itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai penyempurnaan
untuk kedepannya.
Malang, 10 Mei 2015
Penyusun
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyak negara yang memperoleh kemerdekaannya karena perjuangan rakyat mereka
yang gigih mencapainya. Negara itu akan tetap berdiri apabila tetap selalu dijaga dan
dipertahankan oleh seluruh rakyat bersama pemerintahannya. Demikian juga dengan
Indonesia. Mampukah rakyat Indonesia menjaga dan mempertahankan ketuhanan dan
kelangsungan hidup negara kesatuan Republik Indonesia.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/ tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak
terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan
keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia
harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak
statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu
ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman
yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya.
Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Keputusan Dirjen
Pendidikan Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006 salah satu yang menjadi substansi kajiannya
adalah Geostrategi Indonesia. Di mana Pancasila merupakan dasar filosofi geostrategi
Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis sistematis bahwa Pancasila merupakan core
philosophy dari Pembukaan UUD 1945, yang menurut ilmu hukum berkedudukan sebagai
staatfundamentalnorm. Geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional dengan memanfaatkan geopolitik Indonesia. Dengan Pancasila sebagai
dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan terarah.
Page 2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun dalam pembahasan makalah yang berjudul Geostrategi Indonesia ini mengangkat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Geostrategi?
2. Bagaimana perkembangan konsep ketahanan nasional di indonesia?
3. Apa saja unsur-unsur ketahanan nasional?
4. Apa saja Sifat-sifat dalam Ketahanan Nasional?
5. Apa saja Landasan Ketahanan Nasional?
6. Apa saja Unsur-Unsur Ketahanan Nasional?
7. Meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi
8. Bagaimana pendekatan asta gatra dalam mewujudkan ketahanan nasional?
9. Apa saja ancaman terhadap Bangsa dan Negara?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun dalam pembahasan makalah yang berjudul Geostrategi Indonesia ini bertujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Geostrategi
2. Mengetahui perkembangan konsep ketahanan nasional di indonesia
3. Mengetahui apa saja unsur-unsur ketahanan nasional
4. Mengetahui Sifat-sifat Ketahanan Nasional
5. Mengetahui Landasan Ketahanan Nasional
6. Mengetahui Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
7. Meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi
8. Mengerti pendekatan asta gatra dalam mewujudkan ketahanan nasional
9. Mengidentifikasi ancaman terhadap Bangsa dan Negara
Page 3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ketahanan NasionalGeostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam
upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah
ketahanan nasional itu sendiri. Ketahanan nasional itu sendiri adalah suatu kondisi dinamik
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan yang
datang dari luar maupun yang datang dari dalam, yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Menurut Lemhanas pada 1969, Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan
kita menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.
Menurut SK Menhankam / Pangab No.SKEP/1382/XII/1974, Ketahanan Nasional
adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan nasional.
2.2 Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional Di Indonesia
2.2.1 Sejarah Lahirnya Ketahanan nasional.
Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan
militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (sunardi, 1997). Masa
itu adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina.
Concern atas fenomena tersebut memengaruhi para pemikir militer di SSKAD. Mereka
mengadakan pengamatan atas kejadian tersebut, yaitu tidak adanya perlawanan yang gigih
dan ulet di indo-Cina dalam menghadapi ekspansi komunis. Pengembangan atas pemikiran
awal diatas semakin kuat setelah berakhirnya gerakan G30SPKI Pada tahun 1968, pemikiran
dilingkungan SSKAD tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional).
Dalam pemikiran Lemhanas tahun 1968 tersebut telah ada kemajuan konseptual berupa
ditemukanya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional yang berupa ideologi, politik,
ekonomi, sosial, dan militer.
Page 4
Pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan Nasional yang menjadi pertanda dari
ditinggalkanya konsep kekuatan, meskipun dalam ketahanan nasional sendiri terdapat konsep
kekuatan. Konsepsi ketahanan nasional tahun 1972 dirumuskan sebagai kondisi dinamis satu
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam, yang langsung
maupun tidak langsung yang dapat membahayakan identitas.
2.2.2 Ketahanan Nasional dalam GBHN
Konsepsi Ketahanan Nasional untuk pertama kali dimasukan dalam GBHN 1973 yaitu
ketetapan MPR No. IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan nasional dalam GBHN 1973 adalah
sama dengan rumusan ketahanan nasional tahun 1972 dari lemhanas. Rumusan mengenai
ketahanan nasional dalam GBHN adalah sebagai berikut:
1. Untuk tetap memungkinkan berjalanya pembangunan nasional yang selalu harus
menuju ketujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari
hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari
dalam negeri.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan Negara.
3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan
ekonomi, ketahanan social budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan.
4. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan
keyakinan akan kebenaran ideologi pancasila yang mengandung kemampuan untuk
menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional.
5. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
6. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan pancasila yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat.
7. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai
kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya.
8. Ketahanan Pertahanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran
bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan Negara.
Page 5
Menyimak rumusan mengenai konsepsi ketahanan nasional dalam GBHN tersebut,
kita kembali mengetahui akan adanya tiga wujud atau wajah konsep ketahanan nasional,
yaitu:
1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatan sebagaimana tercermin dari rumusan
pertama.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan kedua
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari
rumusan ketiga.
2.3 Asas Ketahanan Nasional
Asas Ketahanan Nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut
(Lemhannas, 2000: 99-11).
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Konsepsi ketahanan nasional hakikatnya adalah konsepsi pengaturan kesejahteraan dan
keamanan. Kesejahteraan dan keamanan bagai satu keping mata uang, keduanya tidak
dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan yang mendasar dan esensial bagi
manusia, sehingga ini merupakan asa dalam sistem ketahanan nasional Indonesia sebab
tanpa kesejahteraan dan keamanan kehidupan nasional tidak dapat berlangsung.
Realisasinya, baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan dalam
kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
yang dicapai merupakan tolok ukur ketahanan nasional.
2. Asas Komprehensif dan Integral
Ketahanan nasional dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan nasional secara
komprehensif integral. Perwujudannya dalam persatuan dan perpaduan yang seimbang,
serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh terpadu.
3. Asas Kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan
tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hidup
dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, kenyataan real ini dikembangakan
secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat destruktif.
Page 6
2.4 Sifat-sifat Ketahanan Nasional
1. Manunggal
Artinya antara Trigatra (aspek alamiah) dan Pancagatra (aspek sosial) terpadu. Sifat
integratif ini tidak berarti pencampuradukan semua aspek atau gatra kehidupan nasional,
akan tetapi harus diartikan sebagai integrasi dari seluruh aspek (gatra) kehidupan nasional
secara serasi, seimbang, dan selaras (Ton Kertapati, 1988: 20).
Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas
dan kepribadian bangsa.
2. Mawas ke dalam dan Mawas ke luar
Mempunyai arti bahwa Ketahanan Nasional terutama diperuntukkan bagi bangsa dan
negara itu sendiri. Ketahanan Nasional bertujuan mewujudkan hakikat dan kepribadian
nasional bangsa yang tidak bersifat mengisolasi diri ataupun bersifat nasionalisme sempit.
1) Mawas ke dalam
Mawas Ke Dalam mempunyai tujuan untuk menumbuhkan hakikat, sifat dan
kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang
proporsional untuk meningkatkan derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
2) Mawas ke luar
Mawas Ke Luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengantisipasi dampak lingkungan strategis luar negeri serta
menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional.
Sifat Mawas ke dalam dan Mawas ke luar yang dipelihara dan dijaga dengan
baik akan memberikan peluang bagi bangsa itu sendiri dalam memperkuat ketahanan
nasionalnya.
3. Kewibawaan
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional secara berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat
menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain dan merupakan harga diri bangsa tersebut.
Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai
kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki
bangsa dan negara Indonesia.
Page 7
4. Barubah menurut Waktu
Ketahanan nasional, sebagai kondisi bangsa tidak selalu tetap, tergantung dari upaya
bangsa dalam pembangunan nasional dari waktu ke waktu dan ketangguhannya
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
5. Tidak Membenarkan Adu Kekuatan dan Adu Kekuasaan
Konsep ketahanan nasional tidak hanya mengutamakan kekuasaan fisik tetapi
juga mengutamakan kekuatan moral dan memanfaatkan segala yang dimiliki suatu
bangsa.
6. Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada diri sendiri, artinya percaya pada kemampuan
dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Ketahanan nasional ditingkatkan dan
dikembangkan didasarkan atas kemampuan sumber daya yang ada pada bangsa dan
sikap percaya kepada diri sendiri. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu
kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata
tergantung oleh pihak lain.
7. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah bersifat statis melainkan bersifat dinamis yaitu
dapat meningkat maupun menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara serta kondisi lingkungan strategisnya.
2.5 Landasan Ketahanan Nasional
Landasan ketahanan nasional ada 3, yaitu
1. Pancasila sebagai landasan ideal.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia, Oleh karena itu Pancasila dianggap sebagai landasan ideal.
Kesesuaian cita-cita bangsa Indonesia dengan kondisi dan keadaan masyarakatnya
tergambar dalam butir-butir pancasila itu sendiri. Sebab pancasila dibuat atas dasar
dari cerminan jati diri masyarakatnya sendiri.
2. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Indonesia adalah negara yang bersandar atau sesuai pada kekuatan hukum
sehingga kekuasaan, penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh
hukum yang berlaku. UUD 1945 adalah sumber hukum tertinggi negara Indonesia.
Dengan kata lain, hukum sebagai perantara sosial disusun untuk kepentingan seluruh
Page 8
rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh rakyatnya. Kondisi kehidupan
nasional itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan nasional karena adanya kekuasaan
hukum bagi semua pihak yang ada di Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah
menjadi cermin bagaimana rakyat Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang
dalam suatu wilayah yang menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan bernegara
dengan menyandarkan pada kepentingan dan aspirasi rakyat.
3. Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.
Wawasan Nusantara adalah pandangan hidup bangsa Indonesia dalam
memanfaatka perwujudan kepulauan Nusantara, sejarah, dan sosial budayanya untuk
mewujudkan segala dorongan dan rangsangan dalam mencapai cita-cita, kepentingan
serta tujuan nasional, juga merupakan sebuah visi dalam mewujudkan tujuan nasional
bangsa.
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Wawasan Nusantara
2.6 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
2.6.1 Gatra dalam Ketahanan nasional
Unsur, elemen atau factor yang mempengaruhi ketahanan nasional suatu Negara
terdiri atas beberapa aspek, diantaranya:
Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
a. Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber alam.
b. Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan industri, militer,
demografi, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.
Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
a. Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industri, dan militer.
b. lntangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitas
kepemimpinan.
Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
Terdiri atas tanah, sumber daya, penduduk, teknologi, ideologi, moral, dan
kepemimpinan.
Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
a. Alamiah terdiri atas geografi, sumber daya, dan penduduk.
b. Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya dan moral
lainya.
Page 9
c. Lain-lain: ide, intelegensi dan diplomasi.
Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan
Unsur kekuatan nasional menurut Cline
Unsur-unsur kekuatan terdiri atas sinergi antara potensi temografi dan
geografi, kemampuan ekonomi, militer, starategi nasional.
Unsur kekuatan nasional model Indonesia
Pemikiran tentang Gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan
dikembangkan oleh Lemhanas.
Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagrata yang terdiri
atas Trigatra dan Pancagatra.
a. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber daya
alam, dan wilayah.
b. Pancagatra adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri atas ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Penjelasan atas tiap gatra dalam ketahanan nasional:
Unsur atau Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal:
1. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
2. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk ditiap wilayah Negara.
Unsur atau Gatra wilayah
Wilayah turut menentukan kekuatan nasional Negara. Meliputi:
1. Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulauan atau
negara kontinental.
2. Luas wilayah Negara.
3. Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.
4. Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable, dan ada yang
unhabitable.
Unsur atau Gatra sumber daya alam, meliputi:
1. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber
daya alam hewani, nabati, dan tambang.
2. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.
Page 10
3. Pemanfaatan sumber daya dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup.
4. Kontrol atas sumber daya alam.
Unsur atau Gatra dibidang Ideologi
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat
tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus
dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.
Fungi pokok Ideologi dalam mendukung ketahanan nasional:
1. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan.
2. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan.
Unsur atau Gatra di bidang Politik
Penyelenggaraannya dalam negara dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1. Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non demokrasi.
2. Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensil atau
parlementer.
3. Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan.
4. Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara
serikat.
Unsur atau Gatra dibidang Ekonomi
Suatu negara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap
sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan.
Unsur atau Gatra dibidang sosial budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu
negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa homogen tentu saja akan berbeda
dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen dari segi sosial budaya
masyarakatnya.
Unsur atau Gatra dibidang Pertahanan Keamanan
Ketahanan nasional Indonesia dikelola berdasarkan unsur Asta grata
yang meliputi unsur-unsur :
1. Geografi.
2. Kekayaan alam.
3. Kependudukan.
4. Ideologi.
5. Politik.
6. Ekonomi.
Page 11
7. Sosial Budaya.
8. Pertahanan Keamanan.
2.7 Meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi
Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang
kita miliki dalam segenap aspek kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut :
1. Geografi
Potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik dan
strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan wilayah darat, laut
dirgantara, dan pengaturan tata ruangnya.
2. Sumber Kekayaan Alam
Potensi SKA di daratan, lautan dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun
nonhayati, serta yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui sangat besa.
Hal ini merupakan modal dan kekuatan dalam pembangunan. Kelemahaanya, belum
sepenuhnya potensi sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal. Hal ini
tidak sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan alam yang ada tidak seutuhnya dapat
dijaga keamanannya dengan baik atau dengan kata lain rawan pencurian.
3. Demografi.
Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya dapat
ditekan melalui KB. Begitu juag tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik
semakin meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau
daerah atau antarpulau tidak proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero grwoth dan
kualitas nonfisik yang masih rendah.
4. Ideologi
Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat. Kelemahannya, pengamalan atau pmbudayaan Pancasila
tersebut belum sepenuhnya terwujud.
5. Politik
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem Politik
Demokrasi Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya.
Kelemahannya, budaya politik masih perlu perbaikan dan peningkatan. Suprastruktur
masih sangat dominan apabila dibandingkan dengan infrastruktur dan substruktur.
Page 12
6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang makin
seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa. Kelemahannya,
perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan
baku atau komponen. Sementara itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya
tinggi (high cost economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan
ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu destabilisasi
ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan. Perpajakan
juga masih lemah dan perlu mendapat perhatian.
7. Sosial Budaya
Hasil pembangunan selama PJPT I dapat meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan
rakyat serta meningkatkan harkat martabat dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang
tidak lepas dari akar kebudayaannya. Kelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya,
berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang membudaya dan
disiplin nasional yang semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah
individualis dan materialistis dan makin berkurangnya keteladanan para pemimpin.
8. Pertahanan dan Keamanan
Bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaan
dari penjajah merupakan sumber kekuatan. Kelemahannya sishankamrata tersebut belum
sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela negara belum memasyarakat. Sementara itu tingkat
keamanan masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas.
Faktor yang sangat berpengaruh dominan adalah perekonomian, khususnya
perdagangan untuk memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan rakyat masing-masing
negara. Kondisi sekarang negara-negara maju menguasai sebagian besar modal, teknologi
atau skill. Hal ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mensejajarkan diri
dengan bangsa atau negara maju tersebut, melalui peningkatan tannas Indonesia. Kunci
dalam peningkatan tannas Indonesia itu adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusia Indonesia menuju ke penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
oleh iman dan taqwa.
1. Aspek Trigatra
Dalam pengaturan aspek Trigatra yang perlu mendapat perhatian ialah :
1. Pengaturan tata ruang wilayah Nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan
dan kepentingan keamanan. Sumber-sumber perekonomian dan pemukiman harus
Page 13
dilindungi. Perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan kepentingan
keamanan tersebut dalam arti luas, selain mempertimbangkan aspek kesejahteraan
untuk masyarakat luas.
2. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing
dan lestari serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Asas manfaat berkaitan dengan
upaya pengelolaan sumber kekayaan alam itu, digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Mempunyai daya saing berkaitan dengan “mutu” yang tinggi
standar sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelayanan yang menyenangkan. Begitu
pula hasil pembangunan hendaknya mencerminkan pemerataan.
Program KB tidak hanya ditujukan kepada pengendalian tetapi peningkatan
kesejahteraan dan mutu kehidupan. Perlu diupayakan peningkatan kualitasnya melalui
program pendidikan dan keterampilan dalam arti luas untuk memulihkan kualitas SDM
Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan dilandasi iman dan taqwa. Di
sisi lain, perlu diupayakan agar menjadi sebaran yang proporsional, melalui program
pengembangan atau pembangunan wilayah luar Pulau Jawa. Pada tahap awal transmigrasi
boleh jadi alternatif, tetapi relokasi industri di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa serta
pengembangan potensi-potensi perekonomian di wilayah luar Pulau Jawa.
B. Aspek Pancagatra
3. Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila (ideologi)
Penataran dan pengajaran Pancasila di masyarakat dan sekolah masih dianggap kurang
efektif karena cenderung berorientasi kepada ketermapilan kognitif dan formalitas.
Dalam konteks ini suatu hal yang perlu dan harus diingat bahwa P4 adalah norma yang
mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Dan kalaupun ada kelemahan kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan
oknum, bukan kesalahn P4nya.
4. Penghayatan budaya Pancasila
Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu diciptakan sehingga setiap keputusan
politik yang diambil sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
berlandaskan hukum yang berlaku. Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak
berdasar kekuasaan belaka (machstaat). Rule of law berasaskan supremacy of law,
persamaan di muka hukum atau equality before the law (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945).
Jika rule of law dengan asas-asasnya dapat kita lukakn dengan baik diiringi dengan makin
meningkatnya “kecerdasan” rakyat, pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka
“partisipasi” politik rakyat akan meningkat.
Page 14
5. Mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi
Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin seimbang antara sektor pertanian
dengan sektor industri dan jasa, namun belum efisien. Adanya kebocoran, KKN,
pungutan liar, dan lain0lain yang sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia.
Dengan pemerataan kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada
empowerment (pemberdayaan masyarkat), dan bukan konglomerasi pada sekelompok
kecil anggota masyarkat. Paradigma empowerment atau pemberdayaan masyarakat
dilandasi oleh pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila
masyarkat mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan emnggunakan untuk
pembangunan masyarakat. Perbedaan antara model pembangunan yang partisipatif
dengan model empowerment terletak dalam hal model empowerment rakyat miskin, tidak
hanya aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan dan
pelaksanaanya. Dalam model partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan
hanya sebatas pada pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap
menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program. Pemberdayaan rakyat tidak akan
berhasil apabila tidak didukung suatu sistem politik dan ekonomu yang demokratis.
Reformasi eknomi dengan model pemberdayaan ini harus disertai dengan reformasi di
bidang politik. Birokrasi negara harus memiliki sikap mental baru yakni sikap
memfasilitasi masyarakat dan bertanggung jawab pada masyarakat terhadap segala
kebijaksanaannya.
6. Memantapkan identitas Nasional Bhinneka Tunggal Ika
Perlu disadari dalam kemajemukan itu terdapat kerawanan yaitu gampang dipecah
belah. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim yang kondusif untuk hidup bersama dalam
suasan kebhinnekaan tersebut. Hilangkan premordialisme. Kondisi-kondisi yang
mengarah kepada pertentangan SARA harus dihilangkan. Selain itu, mengekkan hukum
dengan asas-asasnya mutlak diterapkan.
7. Memantapkan kesadaran bela negara
Bela negara dalam pengertian yang luas tidak hanya menyangkut masalah kemiliteran
atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara. Stabilitas
keamanan dalam pembangunan Nasional maka yang lebih esensial harus dipadukan atau
dimantapkan ialah kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak kita untuk mencapai
kasra dalam cita-cita nasional, tujuan nasional, tujuan Pembangunan Nasional, sasaran
pembangunan nasional, dan kepentingan Nasional.
Kedelapan aspek kehidupan (astagatra) ditempatkan atau dianggap sebagai
komponen proses yang akan memproses baik langsung maupun tidak langsung input
Page 15
mentah (maslah masyarkat) menjadi output berupa kondisi tannas sesaat itu kesejahteraan
dan keamanan. Tingkat tannas yang kita ciptakan tersebut melalui pembangunan nasional
dengan pendekatan tad mengarah kepada kebangkitan bangsa Indonesia untuk
menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah maju (national rivival), tannas
yang tangguh (national resiliencies) dan kelangsungan hidup bangsa dan negara atau
kejayaan bangsa dan negara (national survival) yang bebas dari berbagai bentuk
penjajahan.
Kelemahan-kelemahan gatra sumber kekayaan alam Indonesia :
· Belum adanya data inventarisasi potensi dan penyebaran sumber kekayaan alam secara
menyeluruh.
· Belum sepnuhnya sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal
· Teknologi pengolahan yang masih rendah.
Harapan kondisi tannas Indonesia untuk menghadapi era globalisasi ialah bahwa
tannas Indonesia harus diupayakan untuk mampu meberikan jaminan terhadap identitas
dan integritas nasional, eksistensi bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik
Indonesia, dan tercapainya tujuan serta cita-cita nasional.
2.8 PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL
Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, pengertian ketahanan nasional terdiri
atas 3 konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai kondisi, Ketahanan Nasional sebagai
metode atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin pengaturan bernegara.
Sebagai kajian akademik, kita tidak menggunakan konsepsi ketahanan sebagai doktrin
tetapi sebagai kondisi. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Aspek kehidupan tersebut
telah dielaborasi dalam wujud Asta Gatra yang meliputi Tri Gatra (aspek alamiah) dan
Panca Gatra (aspek sosial).
Ketahanan nasional juga merupakan pendekatan yang utuh menyeluruh, yakni
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa. Aspek
tersebut juga telah terangkum dalam Asta Gatra Ketahanan Nasional. Dengan demikian,
ketahanan nasional Indonesia akan semakin kuat dan kokoh, jika dilakukan upaya
pembinaan dan pengembangan terhadap setiap aspek (gatra) secara terencana, terpadu,
dan berkesinambungan. Pembinaan Ketahanan Nasional dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Asta Gatra (delapan aspek), yang merupakan keseluruhan dari
aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Page 16
Pembinaan terhadap aspek sosial penting dilakukan sebab aspek ini bersifat dinamis,
lebih mudah berubah dan termasuk dalam (intagible factor). Pembinaan terhadap aspek
ideologi, yakni ideologi Pancasila adalah berkaitan dengan 5 (lima) nilai dasar yang
dikandungnya, yang dijabarkan dalam nilai instrumental dalam UUD 1945. Amandemen
atas UUD 1945 serta adanya rencana perubahan yang akan datang harus terus dapat
dikembalikan pada nilai dasar Pancasila. Dalam hal ini Pancasila tetap ditempatkan
sebagai kaidah penuntun hukum, termasuk UUD 1945. Sebagai cita-cita hukum,
Pancasila harus tetap diletakkan sebagai fungsi konstitutif dan regulatif bagi norma
hukum Indonesia. Di sisi lain, pendidikan mengenai ideologi Pancasila perlu terus
dijalankan dalam sistem pendidikan nasional. Pembinaan kehidupan politik dewasa ini
mengarah pada sistem politik demokrasi dan budaya demokrasi.
Pengembangan sistem politik diarahkan pada penyempurnaan struktur politik yang
dititik beratkan pada proses pelembagaan demokrasi dengan menata hubungan antara
kelembagaan politik dan kelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara.
Di sisi lain pengembangan budaya politik yang dititik beratkan pada penanaman nilai-
nilai demokratis terus diupayakan melalui penciptaan kesadaran budaya dan penanaman
nilai-nilai politik demokratis, terutama penghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai
persamaan, anti-kekerasan, serta nilai-nilai toleransi, melalui berbagai wacana dan media
serta upaya mewujudkan berbagai wacana dialog bagi peningkatan kesadaran mengenai
pentingnya memelihara persatuan bangsa. Jika kehidupan politik berlangsung demokratis
dan stabil maka ketahanan politik bangsa akan terjaga. Gatra ekonomi diarahkan pada
landasan yang bertumpu pada kekuatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, jika hanya dinikmati oleh sebagian
masyarakat justru dapat melemahkan ketahanan bangsa. Oleh karena itu pengembangan
ekonomi harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh dan seimbang, konsisten
dan adil.
Kemiskinan terjadi bukan sekadar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok,
tetapi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Akses tidak
hanya mencakup ketersediaan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas sesuai dengan
lokasi kebutuhan, tetapi juga keterjangkauan harganya, dan keamanan pasokan sepanjang
waktu.
Rakyat Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya terjamin. Dalam gatra sosial budaya, ancaman yang muncul adalah
mudahnya infiltrasi nilai-nilai budaya barat yang sekuler, liberal, dan materialistik
kemasyarakat Indonesia. Pembinaan yang dilakukan terutama dengan meningkatkan
Page 17
pemahaman, kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri.
Salah satunya adalah nilai luhur budaya Pancasila yang selalu menjaga keseimbangan
yang harmonis antara hubungan manusia dengan dirinya, dengan masyarakat, dengan
Tuhan, serta keseimbangan antara kemajuan fisik material dengan kesejahteraan mental
spiritual dan keseimbangan antara kepentingan dunia dengan akhirat. Dalam hal gatra
pertahanan dan keamanan, kepentingan nasional Indonesia yang vital dan permanen
adalah tetap tegak dan utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam mewujudkan kepentingan nasional tersebut, pertahanan negara Indonesia
diselenggarakan untuk menangkal dan mencegah segala bentuk ancaman dan gangguan,
baik yang bersumber dari luar maupun dari dalam negeri. Dalam mewujudkan komitmen
bangsa Indonesia yang anti-penjajahan dan penindasan suatu bangsa terhadap bangsa
yang lain, orientasi penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan untuk sebesar-besarnya
mewujudkan daya tangkal bangsa yang handal.
2.9 Identifikasi Ancaman Terhadap Bangsa Dan Negara
Ancaman dapat dikonsepsikan sebagai setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan
wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Bentuk ancaman militer mencakup:
1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. cara-caranya antara lain:
lnvlasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata Negara lain terhadap wilayah
NKRI.
Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan
bersenjata Negara lain terhadap wilayah NKRI.
Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan
bersenjata Negara lain.
Serangan unsur angkatan bersenjata Negara lain terhadap unsur satuan darat,
satuan laut atau satuan udara TNI.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.
3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan Negara.
5. Pemberontakan bersenjata.
Page 18
6. Perang udara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam
upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah
ketahanan nasional itu sendiri.
Gatra dalam Ketahanan nasional
1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
7. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
8. Unsur atau Gatra dibidang Ideologi
9. Unsur atau Gatra di bidang Politik
10. Unsur atau Gatra di bidang Ekonomi
11. Unsur atau Gatra di bidang Sosial budaya.
ketahanan nasional terdiri atas 3 konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai
kondisi, Ketahanan Nasional sebagai metode atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional
sebagai doktrin pengaturan bernegara. Sebagai kajian akademik, kita tidak menggunakan
konsepsi ketahanan sebagai doktrin tetapi sebagai kondisi. Ketahanan Nasional adalah
kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan
negara.
Bentuk ancaman militer mencakup:
1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.
3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
Page 19
4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan Negara.
5. Pemberontakan bersenjata.
DAFTAR PUSTAKA
Aminnatul Widyana. 2008. Kewarganegaraan (Geostrategi Indonesia). Jurnal Teknologi dan
ilmu pengetahuan. 2 (2): 176-187.
Hendra. 2011. Geostrategi Indonesia.Yogyakarta: Kanisius
Ihsan. 2011. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. wordpress diakses 1 April
2015.
Muhammad Latif. 2011. Peranan IPTEK Dalam Implementasi Geostrategi Indonesia,
(Online), (http://mardoto.com/tag/kewarganegaraan/), diakses 31 Januari.
Scribd. 2011. Geostrategi Indonesia, (http://www.scribd.com/search?query=Geo+Strategi),
diakses 31 Januari.
Page 20