41
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN 5 UJI ANTIINFLAMASI Disusun oleh : Golongan II Kelompok 4 Kintyas Asokawati (G1F014069) Irenne Agustina Tanto (G1F014071) Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073) Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075) Tanggal Praktikum : 27 Mei 2015 Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Ika Mustikaningtyas, M.Sc.,Apt. Nama Asisten Praktikum : Intan dan Yessy JURUSAN FARMASI

irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN 5

UJI ANTIINFLAMASI

Disusun oleh :

Golongan II Kelompok 4

Kintyas Asokawati (G1F014069)

Irenne Agustina Tanto (G1F014071)

Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073)

Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075)

Tanggal Praktikum : 27 Mei 2015

Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Ika Mustikaningtyas, M.Sc.,Apt.

Nama Asisten Praktikum : Intan dan Yessy

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

UJI ANTIINFLAMASI

(Percobaan 5)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Inflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau

kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung

(sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu. Apabila jaringan

dalam tubuh mengalami cedera misalnya karena terbakar, teriris atau karena infeksi

kuman, maka pada jaringan tersebut akan terjadi rangkaian reaksi yang memusnahkan

agen yang membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas.

Reaksi-reaksi ini kemudian juga menyebabkan jaringan yang cedera diperbaiki atau

diganti dengan jaringan baru. Rangkaian reaksi ini disebut radang.

Banyaknya kasus peradangan yang terjadi memacu para ahli farmasi untuk

memformulasikan suatu obat anti inflamasi yang kerjanya dapat meringankan atau

mengurangi gejala peradangan pada jaringan yang terluka. Oleh karena itu, untuk

mengerahui bagaimana cara kerja atau efek obat – obat antiinflamasi tersebut pada

manusia, maka perlu dilakukan suatu uji praklinik terhadap hewan coba mencit, Untuk

membuktikan apakah obat antiiflamasi yang digunakan benar-benar efektif dalam

mengurangi peradangan yang terjadi.

2. Tujuan Percobaan

Mempelajari daya anti inflamasi obat pada hewan uji yang diinduksi radang

buatan

3. Dasar Teori

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan

yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat- zat

mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak

organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan

jaringan ( Mycek, 2001 ).

Apabila jaringan cedera misalnya karena terbakar, teriris atau karena infeksi

kuman, maka pada jaringan ini akan terjadi rangkaian reaksi yang memusnahkan agen

1

Page 3: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

yang membahayakan jaringan atau yang mencegah agen menyebar lebih luas. Reaksi-

reaksi ini kemudian juga menyebabkan jaringan yang cedera diperbaiki atau diganti

dengan jaringan baru. Rangkaian reaksi ini disebut radang (Rukmono, 2000).

Agen yang dapat menyebabkan cedera pada jaringan, yang kemudian diikuti

oleh radang adalah kuman (mikroorganisme), benda (pisau, peluru, dsb.), suhu (panas

atau dingin), berbagai jenis sinar (sinar X atau sinar ultraviolet), listrik, zat-zat kimia,

dan lain-lain. Cedera radang yang ditimbulkan oleh berbagai agen ini menunjukkan

proses yang mempunyai pokok-pokok yang sama, yaitu terjadi cedera jaringan berupa

degenerasi (kemunduran) atau nekrosis (kematian) jaringan, pelebaran kapiler yang

disertai oleh cedera dinding kapiler, terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, sel

darah, dan sel jaringan) pada tempat radang yang disertai oleh proliferasi sel jaringan

makrofag dan fibroblas, terjadinya proses fagositosis, dan terjadinya perubahan-

perubahan imunologik (Rukmono, 2000).

Secara garis besar, peradangan ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah

lokal yang mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan, kenaikan

permeabilitas kapiler disertai dengan kebocoran cairan dalam jumlah besar ke dalam

ruang interstisial, pembekuan cairan dalam ruang interstisial yang disebabkan oleh

fibrinogen dan protein lainnya yang bocor dari kapiler dalam jumlah berlebihan,

migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan, dan pembengkakan

sel jaringan. Beberapa produk jaringan yang menimbulkan reaksi ini adalah histamin,

bradikinin, serotonin, prostaglandin, beberapa macam produk reaksi sistem

komplemen, produk reaksi sistem pembekuan darah, dan berbagai substansi hormonal

yang disebut limfokin yang dilepaskan oleh sel T yang tersensitisasi (Guyton, 1997).

Proses inflamasi ini juga dipengaruhi dengan adanya mediator-mediator yang

berperan, di antaranya adalah sebagai berikut (Abrams, 2005) :

amina vasoaktif: histamin & 5-hidroksi tritophan (5-HT/serotonin). Keduanya

terjadi melalui inaktivasi epinefrin dan norepinefrin secara bersama-sama

plasma protease: kinin, sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

plasmin, lisosomalesterase, kinin, dan fraksi komplemen

metabolik asam arakidonat: prostaglandin, leukotrien (LTB4 LTC4, LTD4,

LTE4 , 5-HETE (asam 5-hidroksi-eikosatetraenoat)

produk leukosit – enzim lisosomal dan limfokin

activating factor dan radikal bebas

2

Page 4: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Banyak obat – obat antiinflamasi yang bekerja dengan jalan menghambat

sintesis salah satu mediator kimiawi yaitu prostaglandin. Sintesis prostaglandin yaitu

(Mycek, 2001 ) :

Asam arakidonat , suatu asam lemak 20 karbon adalah prekursor utama

prostaglandin dan senyawa yang berkaitan. Asam arakidonat terdapat dalam

komponen fosfolipid membran sel, terutama fosfotidil inositol dan kompleks lipid

lainnya. Asam arakidonat bebas dilepaskan dari jaringan fosfolipid oleh kerja

fosfolipase A2 dan asil hidrolase lainnya. Melalui suatu proses yang dikontrol oleh

hormon dan rangsangan lainnya. Ada 2 jalan utama sintesis eukosanoid dari asam

arakidonat

1. Jalan siklo-oksigenase

Semua eikosanoid berstruktur cincin sehingga prostaglandin, tromboksan, dan

prostasiklin disintesis melalui jalan siklo – oksigenase. Telah diketahui dua siklo-

oksigenase : COX-1 dan COX-2 Yang pertama bersifat ada dimana – mana dan

pembentuk, sedangkan yang kedua diinduksi dalam respon terhadap rangsangan

inflamasi.

2. Jalan lipoksigenase

Jalan lain, beberapa lipoksigenase dapat bekerja pada asam arakidonat untuk

membentuk HPETE, 12-HPETE dan 15-HPETE yang merupakan turunan peroksidasi

tidak stabil yang dikorvensi menjadi turunan hidroksilasi yang sesuai (HETES) atau

menjadi leukotrien atau lipoksin, tergantung pada jaringan.

Gambaran makroskopik peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau. Tanda-

tanda radang ini oleh Celsus, seorang sarjana Roma yang hidup pada abad pertama

sesudah Masehi, sudah dikenal dan disebut tanda-tanda radang utama. Tanda-tanda

radang ini masih digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakup rubor

(kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), dan tumor (pembengkakan). Tanda

pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu functio laesa (perubahan

fungsi) ( Mitchell, 2003).

Umumnya, rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di

daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran

arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah

mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh

3

Page 5: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna

merah lokal karena peradangan akut (Abrams, 2005).

Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor

disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki

suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak

daripada ke daerah normal (Rukmono, 2000).

Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang

ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat

merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat

pembengkakan jaringan yang meradang (Rukmono, 2000).

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan

oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.

Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat

meradang (Rukmono, 2000).

Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland,

2002). Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi

belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang

meradang (Abrams, 2005).

Obat – obat yang digunakan untuk sebagai anti inflamasi non steroid antara

lain ( Mycek, 2001 ):

1. Aspirin dan salisilat lain

Mekanisme kerjanya : efek antipiretik dan anti inflamasi salisilat terjadi karena

penghambatan sintesis prostaglandindi pusat pengatur panas dan hipotalamus dan

perifer di daerah target. Lebih lanjut, dengan menurunkan sintesis prostaglandin,

salisilat juga mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanis

dan kimiawi.

2. Derivat asam propionat

Obat – obat ini menghambat reversible siklo-oksigenase dan karena itu, seperti

aspirin menghambat sintesis prostaglandin tetapi tidak menghambat leukotrien.

3. Asam Indolasetat

Yang termasuk dalam grup obat - obat ini adalah indometasin, sulindak dan

etolondak. Semua mempunyai aktivitas antiinflamasi , analgetik dan antipiretik.

4

Page 6: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Bekerja dengan cara menghambat siklo-oksigenase secara reversible. Umumnya tidak

digunakan untuk menurunkan demam.

4. Derivat oksikam

Pada waktu ini, hanya piroksikam yang tersedia di amerika serikat. Anggota

lain dalam grup ini sedang diselidiki dan mungkin akan disediakan juga. Mekanisme

kerjanya belum jelas, tetapi piroksikam digunakan untuk pengobatan artritis rematoid,

spondilitis ankilosa, dan osteoartritis.

5. Fenamat

Asam mefenamat dan meklofenamat tidak mempunyai anti inflamasi

dibandingkan obat AINS yang lain. Efek samping seperti diare dapat berat dan

berhubungan dengan peradangan abdomen.

6. Fenilbutazon

Fenilbutazon mempunyai efek anti inflamasi kuat tetapi tetapi aktivitas

analgetik dan antipiretiknya lemah. Obat ini bukan merupakan obat first line.

7. Obat – obat lain

a. Diklofenak : Penghambat siklo – oksigenase. Diklofenak digunakan untuk

pengobatan jangka lama arthritis rematoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa.

b. Ketorolak : Obat ini bekerja sama seperti obat AINS yang lain

c. Tolmetin dan nabumeton : Tolmetin dan nabumeton sama kuatnya dengan aspirin

dalam mengobati artritis rematoid atau osteoartritis dewasa.

Sedangkan inducer enzim yang digunakan adalah karagenin. Karagenin merupakan

seyawa iritan yang dipilih, meskipun senyawa iritan lain seperti formalin, mustard, kaolin,

racun ular, polivinilpirolidin, yeast, ovalbumin, dan mediator kimia inflamasi seperti histamin,

serotonin, atau bradikinin serta enzim hidrolitik seperti kolagenase, tripsin, lipase,

fosofolipase, A2, elastase, dan hyaluronidase juga dapat menimbulakan udema ketika

disuntikkan secara subplantar pada telapak kaki tikus, namun karagenin merupakan seyawa

yang paling banyak digunakan untuk memprediksi efek terapeutik obat antinflamasi steroid

maupun nonsteroid (Gryglewski, 1997).

Di samping itu karagenin tidak meimbulkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan

bekas, serta menimbulkan respon yang paling peka terhadap obat antiflamasi dibandingkan

senyawa iritan lainnya. Pada proses pembentukan udema, karagenin akan menginduksi cedera

sel denagan dilepaskannya mediator yang mengawali proses inflamasi. Udema yang

5

Page 7: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

disebabkan induksi karagenin dapat bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur berkurang

dalam waktu 24 jam (Sumarni dan Rahayu, cit Mukhlisoh, 1998).

Karagenin merupakan senyawa yang dapat menginduksi cedera sel dengan

melepaskan mediator yang mengawali proses inflamasi. Udema yang terjadi akibat

terlepasnya mediator inflamasi seperti: histamin, serotin, bradikinin, dan prostagladin. Udem

yang disebabkan oleh injeksi karagenin diperkuat oleh mediator inflamasi terutama PGE1 dan

PGE2 dengan cara menurunkan permeabilitas vaskuler. Apabila permeabilitas vaskuler turun

maka protein-protein plasma dapat menuju ke jaringan yang luka sehingga terjadi udema.

II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah plestismograf, spuit 1 ml,

timbangan tikus, neraca analitik, dan alat-alat gelas.

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah karagenin 1% dalam

aquadest, Na Diklofenak, Asam Mefenamat, Prednison, Hewan coba (tikus), kapas,

dan alkohol.

6

Page 8: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

III. CARA KERJA

Ditimbang

Diberi tanda sebatas lutut pada kaki belakang

Dicelupkan kaki kanan tikus ke dalam - Diberi obat masing-masing

alat plestimograf sampai tanda batas tikus diberi obat secara i.p

Disuntikkan karagenin 1% dalam aquadest - Disuntikkan dengan karagenin

pada telapak kaki kanan pada telapak kaki kanan setelah

15 menit

Diamati dan catat volume udem yang terjadi

setiap 15 menit selama 2 jam

IV. PERHITUNGAN DAN HASIL PERCOBAAN

Na Diklofenak

Dosis Na Diklofenak = 50 mg/ 70 kg BB

Dosis Konversi = 0.018 x 50

= 0.9 mg/ 200 BB tikus

Larutan Stock = 0.9 mg / 5 ml

= 4.5 mg / 25 ml

Berat tablet yang diambil = 4.5 x226.9 mg

50 = 20.421 mg

7

Tikus

Kelompok I (kontrol) Kelompok II-IV (perlakuan)

Data

Page 9: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Asam Mefenamat

Dosis Asam Mefenamat = 500 mg/ 70 kg BB

Dosis Konversi = 0.018 x 500

= 9 mg / 200 gr

Larutan Stock = Dosis Konversi x 2

Vmax = 9 x25 = 3.6 mg/ ml

Banyak Tablet = 3.6 x 640

500 = 4.6 mg/ 5 ml = 23 mg/ 25 ml

Prednison

Dosis Prednison = 5 mg / 70 kg BB

Dosis Konversi = 0.018 x 5

= 0.09 mg/200 gr

Larutan Stock = 0.09 mg / 5 ml

= 0.45 mg/25 ml

Banyak Tablet = 0.45 x 170

5 = 15.3 mg / 5 ml = 76.5 mg / 25 ml

Karagenin

100 mg dalam 10 ml → 0.1 ml untuk semua tikus

Volume Udem Tikus

Menit ke - Na Diklofenak Asam Mefenamat Prednison Kontrol

0 1.45 ml 0.9 ml 0.6 ml 1.2 ml

15 0.85 ml 1.05 ml 1 ml 0.6 ml

30 0.8 ml 0.9 ml 0.75 ml 0.9 ml

45 0.6 ml 0.75 ml 0.8 ml 0.85 ml

60 0.8 ml 0.7 ml 0.85 ml 0.75 ml

75 0.55 ml 0.95 ml 0.65 ml 0.4 ml

90 0.75 ml 1.2 ml 0.9 ml 0.75 ml

% Kenaikan Volume Udem

8

Page 10: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Menit ke - Na Diklofenak Asam Mefenamat Prednison Kontrol

0 25,35 -1,1 -46,325 37,5

15 -25,65 -7,14 14,855 -32,5

30 -30,85 -18,13 -8,93 2,5

45 -48,5 -32,96 -6,575 -2,5

60 -29,85 6,93 -14,735 -18,75

75 -51,65 13,19 -26,86 -55

90 -18,15 31,865 4,46 -12,5

t - 0 t - 15 t - 30 t - 45 t- 60 t - 75 t - 90

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

3025.35

-25.65-30.85

-48.5

-29.85

-51.65

-18.15

% Kenaikan Volume Udem Na Diklofenak

Na Diklofenak

t - 0 t - 15 t - 30 t - 45 t - 60 t- 75 t- 90

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-1.1-7.14

-18.13

-32.96

6.9313.19

31.865

% Kenaikan Volume Udem Asam Mefenamat

Asam Mefenamat

9

Page 11: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

t - 0 t - 15 t - 30 t - 45 t - 60 t - 75 t - 90

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

-46.325

14.855

-8.93 -6.575

-14.735

-26.86

4.46

% Kenaikan Volume Udem Prednison

Prednison

t - 0 t - 15 t - 30 t - 45 t - 60 t - 75 t - 90

-60

-40

-20

0

20

40

60

37.5

-32.5

2.5-2.5

-18.75

-55

-12.5

% Kenaikan Volume Udem Kontrol

Kontrol

% Daya Anti Inflamasi

Kontrol

Luas I = 37.5 x 7.5

2=140.625

Luas II = 32.5 x 7.5

2=121.875

Luas III = 32.5 x 13

2=211.25

Luas IV = 2.5 x 2

2=2.5

Luas V = 2.5 x 7.5

2=9.375

10

Page 12: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Luas VI = 2.5 x 7.5

2=9.375

Luas VII = (18.75+2.5) x15

2=159.375

Luas VIII = (55+18.75) x15

2=553.125

Luas IX = (55+12.5 ) x 15

2=506.25

AUC Kontrol = Luas I – Luas II – Luas III + luas IV + Luas V – Luas VI – Luas VII

– Luas VIII – Luas IX= 140.625 – 121.875 - 211.25 + 2.5 + 9.375 –

9.375 – 159.375 – 553.125 – 506.25= -1408.75

Na Diklofenak

Luas I = 25,35 x 7,5

2=95,0625

Luas II = 25,6 5x 7,5

2=96,1875

Luas III = (25,65+30,85) x15

2=423,75

Luas IV = (30,85+48,5) x152

=595,125

Luas V = (48,5+29,85)x15

2=587,625

Luas VI = (29,85+51,65)x 15

2=611,25

Luas VII = (51,65+18,15)x 15

2=523,5

AUC Na Diklofenak = Luas I – (Luas II+Luas III+Luas IV+Luas V+Luas

VI+Luas VII)

=95,0625 – (96,1875+423,75+595,125 + 587,625 +

611,25 + 523,5)

= -2742,3725

% Daya Anti Inflamasi = −1408.75−(−2742,3725)

−1408.75 x 100% = -94,67%

11

Page 13: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Asam Mefenamat

Luas I = 1.1 x15

2=8.25

Luas II = (18.13+7.5 ) x 15

2=189.6

Luas III = (18.13+32.96) x15

2=383.175

Luas IV = 32.96 x 10

2=164.8

Luas V = 6.93 x 5

2=17.325

Luas VI = (6.93+13.19) x15

2=150.9

Luas VII = (31.8+13.19) x152

=337.425

AUC Asam Mefenamat = -(Luas I + Luas II + Luas III+ Luas IV) + LuasV +

Luas VI + Luas VII = -(8.25+189.6+383.175+164.8) +

17.325 + 150.9 + 337.425= -240.175

% Daya Anti Inflamasi = −1408.75−(−240.175)

−1408.75 x 100% = 82,95 %

Prednison

Luas I = 46.325 x10

2=231.625

Luas II = 14.855 x 5

2=37.1375

Luas III = 14.855 x 9

2=66.8475

Luas IV = 8.93 x 6

2=26.79

Luas V = (8.93+6.575) x15

2=116.2875

Luas VI = (14.735+6.575) x15

2=159.825

Luas VII = (26.86+14.735) x15

2=311.9625

Luas VIII = 26.86 x 12

2=161.16

12

Page 14: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Luas IX = 4.46 x3

2=6.69

AUC Prednison = -(Luas I) + Luas II + Luas III- Luas IV - Luas V – Luas VI –

LuasVII – Luas VIII + Luas IX = -(231.625) + 37.1375 + 66.8475

– 26.79 – 116.2875 – 159.825 – 311.9625 – 161.16 + 6.69 = -

896.975

% Daya Anti Inflamasi = −1408.75−(−896.975)

−1408.75 x 100% = 36,32%

V. PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan kali ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas farmakologi

Na Diklofenak, Prednison dan Asam mefenamat sebagai obat antiinflamasi pada tikus yang

diinjeksi karagenin, sebagai inisiator terjadinya inflamasi tersebut. Selain itu, untuk

membandingkan efektivitas farmakologi Na Diklofenak, Prednison dan Asam mefenamat

sebagai obat antiinflamasi pada tikus. Inflamasi diidentifikasikan sebagai suatu reaksi lokal

organisme terhadap suatu iritasi atau keadaan non fisiologik.

Tikus yang digunakan dalam percobaan ini berjumlah dua ekor tiap kelompok dengan

perlakuan yang masing-masing berbeda. Mula-mula, semua tikus yang akan digunakan

ditimbang dahulu.

Kelompok I, tikus pertama disuntik Na Diklofenak secara i.p, lalu setelah 15 menit

kemudian disuntik karagenin pada telapak kaki tikus; tikus kedua disuntik Prednison

secara i.p, lalu setelah 15 menit kemudian disuntik karagenin pada telapak kaki tikus.

Kelompok II, tikus pertama disuntik Asam Mefenamat secara i.p, lalu setelah 15

menit kemudian disuntik karagenin pada telapak kaki tikus; tikus kedua disuntik

Prednison secara i.p, lalu setelah 15 menit kemudian disuntik karagenin pada telapak

kaki tikus.

Kelompok III, tikus pertama disuntik Asam Mefenamat secara i.p, lalu setelah 15

menit kemudian disuntik karagenin pada telapak kaki tikus; tikus kedua diberi

aquadest secara p.o, lalu setelah 15 menit kemudian disuntik karagenin pada telapak

kaki tikus.

Kelompok IV, tikus pertama diberi aquadest secara p.o, lalu setelah 15 menit

kemudian disuntik karagenin pada telapak kaki tikus; tikus kedua diberi Na

13

Page 15: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Diklofenak secara p.o, lalu setelah 15 menit kemudian disuntik karagenin pada

telapak kaki tikus.

Sedangkan obat antiinflamasi yang digunakan adalah Na Diklofenak, Prednison dan

Asam mefenamat.

Na Diklofenak

Nama generik = Na Diklofenak

Struktur kimia = C14H10Cl2N2O2

Sifat fisikokimia = Warna kekuningan, serbuk kristal, sedikit higroskopis

Sub kelas terapi = Analgesik Non Narkotik

Kelas terapi = Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Non steroid, Antipirai

Farmakologi = Aktivitas sebagai antiinflamasi,analgetik & antipiretik.

Metabolisme terutama melalui hati. Ekskresi pada orang dewasa

sehat kira-kira 50-70% melalui urin, 30-35% melalui feses

Stabilitas penyimpanan = Terlindung dari cahaya, simpan dalam wadah tertutup pada

suhu tidak lebih dari 30°

Kontra Indikasi = Pasien dengan hipersensitivitas, asma, urtikaria, rinitis parah,

angioudema, tukak lambung aktif

Efek Samping = Pencernaan : gangguan pada saluran cerna bagian atas (20%

pasien) tukak lambung, perdarahan saluran cerna. ;Saraf : sakit

kepala (3-9% pasien), depresi, insomnia, cemas. ;Ginjal :

(kurang dari 1% pasien) terganggu fungsi ginjal

(azotemia,proteinuria,nefrotik sindrom dll),;Kardiovaskular :

retensi cairan, hipertensi, (3-9% pasien), ;Pernapasan : asma

(kurang dari 1% pasien), ;Darah : lekopenia, trombositopenia,

hemolitik anemia (kurang dari 1% pasien), ;Hati : hepatitis,

sakit

kuning (jarang), peningkatan SGOT terjadi pada 2 %

pasien, ;Lain-lain : ruam, pruritus, tinnitus, reaksi sensitivitas

(1-3% pasien).

Interaksi Obat = Antikoagulan : Dapat memperparah perdarahan saluran cerna.

Metotreksat : Meningkatkan konsentrasi metotreksat.;Glikosida

14

Page 16: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

jantung : Meningkatkan toksisitas glikosida jantung.;Diuretik :

Secara bersamaan dengan HCT, meningkatkan kadar kalium

dalam serum; dengan triamterene meningkatkan resiko

kerusakan ginjal. ;NSAID : Penggunaan bersama aspirin dapat

meningkatkan eksresi diklofenak melalui

empedu. ;Siklosporin : Meningkatkan efek nefrotoksik

siklosporin.;Litium : Meningkatkan konsentrasi plasma litium

dan menurunkan klirens litium. ;Antidiabet : Kasus

hipoglikemik & hiperglikemi telah dilaporkan

(jarang). ;Kuinolon : Dapat meningkatkan resiko stimulasi

sistem saraf pusat (misalnya kejang). ;Antasid : Dapat menunda

absorpsi diklofenak. ;Kortikosteroid : Meningkatkan resiko

ulser saluran cerna.

Bentuk Sediaan = Tablet

Peringatan = Hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan ginjal, gangguan

jantung atau gangguan hati, penyakit gangguan pencernaan,

penggunaan bersamaan kortikosteroid, kondisi yg berhubungan

dgn retensi cairan (hipertensi, gagal jantung)

Informasi Pasien = Jika terjadi ruam kulit, ulser saluran cerna, perdarahan,

gangguan penglihatan, peningkatan berat badan, udem, feses

hitam, atau sakit kepala yang persisten, hubungi dokter.;Jika ada

gangguan pencernaan, gunakan obat sesudah makan. Gejala &

tanda hepatotoksis,

Mekanisme Aksi = Menghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1

& COX-2

Farmakokinetik = Absorbsi dengan cepat dan lengkap dan jumlah yang

diabsorbsi tidak berkurang jika diberikan bersama dengan

makanan. Kadar puncak obat dicapai dalam ½ -1 jam. Ikatan

protein 99,7%, waktu paruh 1-2 jam. Pemberian dosis berulang

tidak menyebabkan akumulasi . eliminasi terutama melalui urin.

Farmakodinamik = Menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan

prostaglandin terhambat.

15

Page 17: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Prednison

Nama Generik = Prednison

Nama Kimia =17-hydroxy-17-(2-hydroxyacetyl)-10,13-dimethyl

7,8,9,10,12,13,14,15,16,17-decahydro-6H-

cyclopenta[a]phenanthrene-3,11-dione

Keterangan = Prednison merupakan pro drug, yang di dalam hati akan

segera diubah menjadi prednisolon, senyawa aktif steroid.

Sifat Fisikokimia = Prednison adalah serbuk kristalin berwarna putih, tak berbau.

Sangat sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam etanol,

methanol, kloroform, dan dioksan. BM 358,428 g/mol

Sub Kelas Terapi = Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontraseptik

Farmakologi = Efek utamanya sebagai glukokortikoid. Glukokortikoid alami

(hidrokortison dan kortison), umumnya digunakan dalam terapi

pengganti (replacement therapy) dalam kondisi defisiensi

adrenokortikal. ;Sedangkan analog sintetiknya (prednison)

terutama digunakan karena efek imunosupresan dan anti

radangnya yang kuat.;Glukokortikoid menyebabkan berbagai

efek metabolik.;Glukokortikoid bekerja melalui interaksinya

dengan protein reseptor spesifik yang terdapat di dalam

sitoplasma sel-sel jaringan atau organ sasaran, membentuk

kompleks hormon-reseptor.;Kompleks hormon-reseptor ini

kemudian akan memasuki nukleus dan menstimulasi ekspresi

gen-gen tertentu yang selanjutnya memodulasi sintesis protein

tertentu. Protein inilah yang akan mengubah fungsi seluler organ

sasaran, sehingga diperoleh, ;misalnya efek glukoneogenesis,

meningkatnya asam lemak, redistribusi lipid, meningkatnya

reabsorpsi natrium, meningkatnya reaktivitas pembuluh

terhadap zat vasoaktif , dan efek anti radang. ;Apabila terapi

prednison diberikan lebih dari 7 hari, dapat terjadi penekanan

fungsi adrenal, artinya tubuh tidak dapat mensintesis

kortikosteroid alami dan menjadi tergantung pada prednison

yang diperoleh dari luar. ;Oleh sebab itu jika sudah diberikan

16

Page 18: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

lebih dari 7 hari, penghentian terapi prednison tidak boleh

dilakukan secara tiba-tiba, tetapi harus bertahap dan perlahan-

lahan. Pengurangan dosis bertahap ini dapat dilakukan selama

beberapa hari, ;jika pemberian terapinya hanya beberapa hari,

tetapi dapat memerlukan berminggu-minggu atau bahkan

berbulan-bulan jika terapi yang sudah diberikan merupakan

terapi jangka panjang. Penghentian terapi secara tiba-tiba dapat

menyebabkan krisis Addisonian,;yang dapat membawa

kematian. Untuk pasien yang mendapat terapi kronis, dosis

berseling hari kemungkinan dapat mempertahankan fungsi

kelenjar adrenal, sehingga dapat mengurangi efek samping

ini;Pemberian prednison per oral diabsorpsi dengan baik.

Prednison dimetabolisme di dalam hati menjadi prednisolon,

hormon kortikosteroid yang aktif.

Stabilitas Penyimpanan = Simpan pada suhu 15° - 30°C

Kontra Indikasi = Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap

prednison atau komponen-komponen obat lainnya.

Efek Samping = Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Retensi cairan

tubuh;- Retensi natrium;- Kehilangan kalium;- Alkalosis

hipokalemia;- Gangguan jantung kongestif;-

Hipertensi;Gangguan Muskuloskeletal :;- Lemah otot;- Miopati

steroid;- Hilangnya masa otot;- Osteoporosis;- Putus tendon,

terutama tendon Achilles;- Fraktur vertebral;- Nekrosis aseptik

pada ujung tulang paha dan tungkai;- Fraktur patologis dari

tulang panjang;Gangguan Pencernaan :;- Borok lambung

(peptic ulcer) kemungkinan disertai perforasi dan perdarahan;-

Borok esophagus (Ulcerative esophagitis);- Pankreatitis;-

Kembung;- Peningkatan SGPT (glutamate piruvat transaminase

serum), SGOT (glutamate oksaloasetat transaminase serum),

dan enzim fosfatase alkalin serum. Umumnya tidak tinggi dan

bersifat reversibel, akan turun kembali jika terapi

dihentikan.;Gangguan Dermatologis :;- Gangguan

penyembuhan luka;- Kulit menjadi tipis dan rapuh;- Petechiae

17

Page 19: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

dan ecchymoses;- Erythema pada wajah;- Keringat

berlebuhan;Gangguan Metabolisme :;- Kesetimbangan nitrogen

negatif, yang disebabkan oleh katabolisme protein;Gangguan

Neurologis :;- Tekanan intrakranial meningkat disertai

papilledema (pseudo-tumor cerebri), biasanya setelah terapi;-

Konvulsi;- Vertigo;- Sakit kepala;Gangguan Endokrin :;-

Menstruasi tak teratur;- Cushingoid;- Menurunnya respons

kelenjar hipofisis dan adrenal, terutama pada saat stress,

misalnya pada trauma, pembedahan atau Sakit;- Hambatan

pertumbuhan pada anak-anak;- Menurunnya toleransi

karbohidrat;- Manifestasi diabetes mellitus laten;- Perlunya

Peningkatan dosis insulin atau OHO (Obat Hipoglikemik Oral)

pada pasien yang sedang dalam terapi diabetes mellitus;-

Katarak subkapsular posterior;- Tekanan intraokular

meningkat;- Glaukoma;- Exophthalmos;Lain-lain :;- Urtikaria

dan reaksi alergi lain, reaksi anafilaktik atau hipersensitivitas

Interaksi Obat =1) Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti

fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan

klirens kortikosteroid. Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid

diberikan bersama-sama obat-obat tersebut, ;maka dosis

kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil

sebagaimana yang diharapkan.;

2) Obat-obat seperti troleandomisin and ketokonazol dapat

menghambat metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan

menurunkan klirens atau ekskresi kortikosteroid. Oleh sebab itu

jika diberikan bersamaan, maka dosis ;kortikosteroid harus

disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.;

3) Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis

tinggi yang diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan

kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid

dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas

salisilat. ;Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila

18

Page 20: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid pada pasien

yang menderita hipoprotrombinemia. ;

4) Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi.

Beberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan

laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan efek

antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan

kortikosteroid. ;Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu

dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan

sebagaimana yang diharapkan.

Bentuk Sediaan = Tablet 5 mg, Kaptab 5 mg

Peringatan = Pasien yang sedang dalam terapi imunosupresan sangat

terhadap infeksi, antara lain infeksi oleh virus, bakteri, jamur,

protozoa, dan lain-lain. Oleh sebab itu harus benar-benar dijaga

agar terhindar dari sumber infeksi.;Kortikosteroid dapat

menutupi gejala-gejala infeksi atau penyakit lain, dan infeksi

baru dapat saja terjadi dalam periode penggunaannya. ;Terapi

kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan katarak

subkapsular posterior, glaucoma, yang juga dapat merusak

syaraf penglihatan, dan dapat memperkuat infeksi mata

sekunder yang disebabkan oleh virus ataupun

jamur. ;Pemberian vaksin hidup ataupun vaksin hidup yang

dilemahkan, merupakan kontraindikasi untuk pasien yang

sedang mendapat terapi kortikosteroid dosis imunosupresan.

Vaksin yang dibunuh atau diinaktifkan dapat saja

diberikan, ;tetapi responnya biasanya tidak

memuaskan. ;Pemberian kortikosteroid pada pasien

hipotiroidism ataupun sirosis biasanya menunjukkan efek

kortikosteroid yang lebih kuat. ;Kortikosteroid harus diberikan

secara sangat berhati-hati pada pasien dengan herpes simpleks

okular karena risiko terjadinya perforasi kornea.

Informasi Pasien = Pasien yang sedang mendapat terapi imunosupresan sedapat

mungkin harus menghindari sumber-sumber infeksi, sebab

19

Page 21: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

sistem imunnya sedang tidak berjalan baik. Apabila mendapat

infeksi, harus segera mendapat pertolongan medis tanpa tunda.

Mekanisme Aksi = Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti

radang.

Asam Mefenamat

Nama Generik = As Mefenamat

Nama Kimia = N-(2,3-Xylyl)antranilic acid, Keterangan = pKa : 4.2

Sifat Fisikokimia = Berbentuk serbuk putih keabuan. Tidak larut dalam air.

Sedikit larut dalam alkohol

Sub Kelas Terapi = Anti Inflamasi Non Steroid

Farmakologi = Kerja Asam mefenamat adalah seperti obat golongan AINS

lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan

menghambat kerja enzim cyclooxygenase/PGHS (COX-1 &

COX-2). Efek anti inflamasi, analgetik & antipiretik merupakan

;dipercaya dari kerja menghambat COX-2. Efek anti inflamasi

mungkin juga dihasilkan dari kerja menghambat biosintesis dari

mukopolisakarida. Efek antipiretik diduga akibat hambatan

sintesa prostaglandin di CNS.

Stabilitas Penyimpanan = Disimpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu

antara 15-30°C

Kontra Indikasi = Adanya riwayat hipersensitif berupa gatal-gatal, angioedem,

bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau

golongan AINS lain. Pasien dengan riwayat gangguan saluran

cerna. ;Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau

hentikan menyusui)

Efek Samping = Gangguan lambung : tidak nafsu makan, sakit abdomen,

sembelit, diare, dispepsi, kembung, rasa terbakar, mual, tukak

lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan

lambung. ;Efek pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian

jangka lama), anemia, memperpanjang waktu pendarahan,

eusinopili, epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia,

20

Page 22: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

trombositopenia, menghambat agregasi platelet.;Efek pada

sistem syaraf : pusing, sakit kepala, ketakutan, bingung, depresi,

bermimpi, sulit tidur, cemas, gemetaran, berputar,

halusinasi.;Efek pada mata/pendengaran : tinitus, gangguan

penglihatan, gangguan pendengaran, sembab mata.;Efek pada

ginjal : abnormalitas fungsi ginjal, disuria, hematouria,

hiperkalemia, cystitis, nephrotic sindrom, oligouria/poliuria,

proteinuria sampai gagal ginjal.;Effek pada hati : peningkatan

hasil test fungsi hati (SGOT, SGPT) sekitar >3 kali nilai

normal. Hepatitis, jaundice, kerusakan hati, kolik.;Efek samping

lain : gatal, bentol, kemerahan, fotosensitif, reaksi anafilaksis,

Stevens-Johnson sindrome, bengkak, CHF, hipertensi, takikardi,

aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,;sepsis,

perubahan berat badan, asma, hipergikemi, pankreatitis,

pneumonia, depresi pernafasan.

Interaksi Makanan = Makanan mengurangi kecepatan absorpsi tetapi tidak

mengurangi jumlah yang diabsorpsi

Interaksi Obat = Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan

dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan efek

samping contoh : hidantoin, sulfonylurea). ;Obat antikoagulan

& antitrombosis : Sedikit memperpanjang waktu prothrombin &

Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan

antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase),

waktu prothrombin harus dimonitor.;Lithium : Meningkatkan

toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium di

ginjal. ;Obat lain yang juga memiliki efek samping pada

lambung : Kemungkinan dapat meningkatkan efek samping

terhadap lambung.

Bentuk Sediaan = Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg

Peringatan = Hati-hati Pasien Lansia. Pasien dengan kondisi terjadinya

retensi cairan Pasien sedang menggunakan obat-obat yang

berinteraksi dengan Asam Mefenamat Pasien anak di bawah

21

Page 23: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

usia 14 tahun.;Sebaiknya tidak digunakan secara rutin sebagai

obat antipiretik

Informasi Pasien = Minum setelah makan untuk mengurangi efek iritasi langsung

pada lambung

Mekanisme Aksi = Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja

isoenzim COX-1 & COX-2

Karagenin digunakan untuk pembentukan udem, karagenin adalah suatau polisakarida

sulfat yang berasal dari tanaman Chondrus crispus. Pembentukan udem oleh karagenin tidak

menyebabkan kerusakan jaringan meskipun udem dapat bertahan selama 6 jam dan

berangsur-angsur akan berkurang dan setelah 24 jam menghitung tanpa meninggalkan bekas.

Percobaan ini menggunakan alat yang bernama pletismograf untuk mengindikasikan

terjadinya inflamasi pada kaki bawah sebelah kanan tikus, dengan pengukuran persentase

besarnya radang pembengkakan. Caranya tikus diberi obat secara i.p, lalu setelah 15 menit

disuntik karagenin di telapak kaki kanan tikus kaki tersebut lalu langsung dicelupkan ke alat

pletismograf dan diamati tinggi air raksa sebagai konversi volume kaki tikus yang tercelup

dalam air raksa tersebut. Untuk memudahkan pengamatan, karagenin diinjeksikan secara

subkutan pada kaki tikus tersebut agar efeknya lebih cepat

Karagenin berfungsi sebagai inflamator, dan disuntikkan secara subplantar pada

telapak kaki kiri bawah tikus untuk memperoleh efek lokal yang cepat. Pengamatan setiap 15

menit selama 2 jam dilakukan dengan tujuan mengukur besarnya inflamasi yang terjadi pada

kaki tikus akibat injeksi karagenin.

Hasil vs Pustaka

Dari hasil percobaan diperoleh pada tikus yang diberi obat

Menit ke - Volume udem yang terjadi mengalami

Na Diklofenak Asam Mefenamat Prednison Kontrol

0-15 Turun Naik Naik Turun

15-30 Turun Turun Turun Naik

30-45 Turun Turun Naik Turun

45-60 Naik Turun Naik Turun

60-75 Turun Naik Turun Turun

75-90 Naik Naik Naik Naik

22

Page 24: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Pada literatur yang didapatkan jika tikus yang diberi perlakuan (obat antiinflamasi)

seharusnya pada grafik mengalami penurunan, tetapi pada percobaan tikus yang diberi

perlakuan (obat antiinflamasi) mempunyai grafik yang tidak stabil (mengalami kenaikan dan

penurunan) terutama pada prednison. Pada perlakuan kontrol menurut literatur yang

didapatkan, jika tikus hanya disuntik karagenin seharusnya terjadi peningkatan besar

peradangan yang disebabkan oleh tidak adanya obat antiinflamasi di dalam tubuh tikus

sehingga proses peradangan tidak terhambat, tetapi pada percobaan grafik yang terjadi tidak

stabil. Hal ini disebabkan karena cara pemberian subplantar karagenin pada telapak kaki tikus

yang masih salah sehingga karagenin yang bertindak sebagai penginduksi inflamasi tidak

bekerja dengan baik dan cepat pada telapak kaki tikus , kesalahan lain pada saat pencelupan

kaki tikus ke dalam alat pletismograf, volume air raksa ada yang hilang dikarenakan kaki

tikus bergerak-gerak. Volume tersebut tidak dihitung sehingga menyebabkan kekeliruan

dalam pembacaan tinggi cairan. Selain itu, hal ini disebabkan karena sebelum penyuntikan

praktikan belum menandai kaki tikus sehingga dalam pencelupan kaki tikus terjadi perbedaan

kedalaman (ada yang tidak terlalu dalam mencelupkan kaki tikus ke cairan, dan ada yang

terlalu dalam mencelupkan kaki tikus ke cairan). Kemungkinan lainnya juga bisa disebabkan

karena pembacaan tinggi air raksa yang tidak tepat oleh praktikan dan juga seharusnya tidak

ada nilai negatif pada hasil perhitungan persentase peradangan karena ini menandakan bahwa

volume awal (Vo) yang dipakai bukanlah volume yang sebenarnya yang kemungkinan

disebabkan oleh tidak tepatnya pengukuran cairan volume udem kaki tikus.

Setelah mengetahui volume udem yang terjadi, dilakukan pembuatan kurva hubungan

antara waktu vs volume udem. Dari kurva tersebut akan dihitung luas area di bawah kurva

(AUC). Nilai AUC dapat menunjukkan perbedaan antara kontrol dan perlakuan. Dengan

adanya nilai AUC dapat dihitung daya antiinflamasi dari masing-masing obat. Daya

antiinflamasi (DAI) yang dimaksud adalah kemampuan bahan uji untuk mengurangi

pembengkakan kaki hewan uji akibat adanya udem dari pemberian karagenin. Semakin kecil

nilai AUC, menyebabkan semakin besar nilai DAI. Sehingga dapat diketahui bahwa semakin

kecil nilai AUC maka semakin efektif obat tersebut.

Menurut literatur yang didapatkan obat daya inflamasi dari terendah ke tertinggi

adalah Asam Mefenamat > Na-Diklofenak > Prednison. Prednison termasuk ke golongan

obat anti inflamasi kortikosteroid, obat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuat. Karena

23

Page 25: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Obat-obat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk asam

arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti prostaglandin juga tidak akan terbantuk.

Namun, obat anti inflamasi golongan ini tidak boleh digunakan seenaknya. Karena efek

sampingnya besar. Bisa menyebabkan moon face, hipertensi, osteoporosis dll. Asam

mefenamat dan Na Diklofenak merupakan obat NSAID yang mekanisme kerjanya

menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1

& COX-2). Tetapi Asam mefenamat mempunyai anti inflamasi yang rendah dibandingkan

obat AINS yang lain.

Namun pada percobaan diperoleh nilai DAI Na Diklofenak -94,67%, Prednison

36,32%, dan Asam Mefenamat 82,95%. Jika diurutkan obat daya inflamasi dari terendah ke

tertinggi adalah Na-Diklofenak > Prednison> Asam Mefenamat. Hal ini disebabkan karena

cara pemberian subplantar karagenin pada telapak kaki tikus yang masih salah sehingga

karagenin yang bertindak sebagai penginduksi inflamasi tidak bekerja dengan baik dan cepat

pada telapak kaki tikus , kesalahan lain pada saat pencelupan kaki tikus ke dalam alat

pletismograf, Kemungkinan lainnya juga bisa disebabkan karena pembacaan tinggi air raksa

yang tidak tepat oleh praktikan dan juga seharusnya tidak ada nilai negatif pada hasil

perhitungan persentase peradangan karena ini menandakan bahwa volume awal (Vo) yang

dipakai bukanlah volume yang sebenarnya yang kemungkinan disebabkan oleh tidak tepatnya

pengukuran cairan volume udem kaki tikus.

VI. KESIMPULAN

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang

disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat- zat mikrobiologik.

Karagenin berfungsi sebagai inflamator, dan disuntikkan secara subplantar pada

telapak kaki kiri bawah tikus untuk memperoleh efek lokal yang cepat

Efek yang ditimbulkan akibat pemberian karagenin pada hewan percobaan adalah

terjadinya udem, yang terlihat dari bertambahnya volume kaki tikus setelah diukur

dengan alat pletismometer.

Obat antiinflamasi yang dipakai pada percobaan ini adalah Na Diklofenak (NSAID),

Asam Mefenamat (NSAID), dan Prednison (kortikosteroid)

24

Page 26: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Dengan diberikannya obat antiinflamasi pada hewan uji, grafik KVU yang terjadi

adalah penurunan, sedangkan hewan uji yang tidak diberi obat antiinflamasi grafik

KVU mengalami kenaikan

Semakin kecil nilai AUC, menyebabkan semakin besar nilai DAI. Sehingga dapat

diketahui bahwa semakin kecil nilai AUC maka semakin efektif obat tersebut.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Abrams, 2005, Respon Tubuh Terhadap Cedera, EGC , Jakarta.

Guyton, A.C. & Hall, J.E. , 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , EGC, Jakarta.

Gryglewski, 1996, Bioactivity of Flavonoids, Polish Journal of Pharmacology 48(6): 555-564.

Mitchell, R.N. & Cotran, R.S., 2003, Inflamasi Akut Dan Kronik, Elsevier Saunders,

Philadelphia

Mycek,J Mary, 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika, Jakarta.

Rukmono, 2000, Kumpulan Kuliah Patologi, Bagian Patologi Anatomik FK UI, Jakarta

25

Page 27: irenneagustina.files.wordpress.com€¦  · Web viewInflamasi adalah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau ... sistem komplemen & sistem koagulasi fibrinolitik,

Purwokerto, 9 Juni 2015

Mengetahui, Ketua Kelompok,

Dosen Pembimbing Praktikum

(Ika Mustikaningtyas, M.Sc.,Apt.) (Alifah Itmi Mushoffa)

(G1F014073)

26