Upload
vuonghanh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEJADIAN 2:18-20
Dibuat untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : HPL
Dosen Pengampu : Pdt. Bimbing Kalvari, M.Th
Disusun Oleh :
Nama : Lia Afriliani
NIM : 12.16.75
Semester : III (Tiga)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGIGEREJA KALIMANTAN EVANGELIS
BANJARMASIN, DESEMBER 2013
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
KEJADIAN 2:18-20
Kitab Kejadian ditulis sekitar tahun 1450 SM1. Tradisi Yahudi dan kekristenan awal
menyebutkan bahwa kitab Kejadian ditulis oleh Musa, namun ahli-ahli biblika modern mulai
melihat kemungkinan bahwa ada penulis lain yang dikenal dengan teori sumber. Meskipun kitab
Kejadian tidak secara langsung memberitahukan siapa penulisnya, kitab Kejadian tetaplah
merupakan salah satu kitab yang sangat penting dan menjadi fondasi kekristenan. Berdasarkan
isinya, kitab ini terbagi dalam dua bagian yakni Kejadian 1-11 sebagai sejarah zaman permulaan
dan kejadian 12-50 sebagai sejarah bapa leluhur2. Di dalam kitab Kejadian sendiri kita ketahui ada
dua macam cerita mengenai penciptaan, yakni dalam pasal yang pertama dan kedua. Dua pasal ini
seringkali memunculkan pertanyaan dan pernyataan. Salah satunya yang paling umum adalah dalam
Kejadian pasal 1, laki-laki dan perempuan itu setara, sedangkan dalam pasal ke 2, laki-laki
posisinya lebih tinggi dari pada perempuan oleh karena ia diciptakan lebih dahulu dari pada
perempuan.
MAKSUD PENULISAN
Kejadian pasal 2 ditulis tampaknya bukan untuk memberikan versi yang lain dari penciptaan,
meskipun tampaknya berlainan dari pasal 1. Lasor, dkk mengatakan jika Kejadian 1 sesungguhnya
bukanlah sebuah kisah namun lebih tepat jika dikatakan sebagai laporan serangkaian perintah yang
disusun secara seksama dan dengan menggunakan kata-kata yang indah dan dunia diciptakan Allah
sebagai ciptaan yang baik3. Di dalam Kejadian pasal 1 hanya mengenai bagaimana Allah berfirman
dan semuanya tercipta dengan sungguh amat baik, seolah-olah tidak ada masalah. Bahkan manusia
diciptakan langsung dalam rupa perempuan dan laki-laki (Kej 1:27). Ketika kita melihat Kejadian
pasal 2 tampaknya Adam dan Hawa diciptakan tidak dalam waktu yang bersamaan, namun masih
harus menunggu inisiatif Allah yang melihat tidak baik jika Adam hidup sendiri. Tampaknya
Kejadian pasal 2 ditulis untuk fokus pada cerita mengenai asal usul manusia, sehingga mudah untuk
melanjutkan alur cerita ke pasal selanjutnya ataupun ke dalam kitab Kejadian secara keseluruhan.
1 Sarapan Pagi Biblika, Alkitab : Nama-nama Kitab dan Penjelasan Singkat, http://www.sarapanpagi.org/, diakses pada 04 Desember 2013
2 W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2001), hl 111 3 Ibid, hl 115
1
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
Dikemukakan bahwa Kejadian 1 berasal dari tradisi P dan Kejadian 2 berasal dari tradisi J. Namun kalau
kita melihat narasi kisah penciptaan yang dimulai dari Kejadian 1 terus sampai 11, maka kejadian 1
(terkhususnya Kejadian 1:26-28) dapat dianggap sebagai statement umum tentang penciptaan manusia
yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, sedangkan Kejadian 2:7 dan seterusnya dapat dianggap sebagai
perincian dari penciptaan tersebut, yang memulainya dari laki-laki kemudian perempuan dan akhirnya
anak-anak dan keturunannya.4
Jadi, tampak jika kejadian 2 ditulis dengan maksud yang berbeda dari kejadian 1 meskipun
sama-sama menceritakan mengenai penciptaan. Kejadian 2 tidak berdiri sendiri namun
berhubungan dengan Kejadian 3. Kejadian 2 tidak dimaksudkan untuk menjadi kisah atau versi
yang kedua tentang penciptaan, melainkan mengemukakan tentang asal mula manusia dan taman
eden5.
Adapun ayat yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah kejadian 2:18-20. Bagian ini
meneruskan tema tentang pemeliharaan Allah. Ia tidak hanya menyediakan taman dengan segala
buah yang melimpah di dalamnya dan tempat-tempat yang indah pula (2:8-14), namun kali ini
Allah hendak mempersiapkan penolong yang sepadan bagi Adam.
Pembacaan yang teliti akan menunjukkan bahwa yang ditekankan dalam bagian ini adalah inisiatif Allah.
Beberapa petunjuk mengarah pada hal ini: “Allah berkata” (2:18), “Allah membentuk” (2:19), “Allah
membuat manusia tertidur” (2:20), “Allah membangun seorang perempuan” (2:22).6
Dan pasangan yang sepadan itu adalah seorang perempuan. Penjelasan tentang posisi perempuan
yang sepadan dengan laki-laki ini termasuk unik, jika kita membandingkannya dengan sikap
paternalistik Yahudi yang seringkali sangat merendahkan dan mengeksploitasi perempuan (bdk. Ul
24:1-4)7. Namun inilah yang menjadi maksud penulis, yakni menunjukkan bahwa meskipun
perempuan diciptakan kemudian namun ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang sepadan untuk
si laki-laki. Hawa sepadan untuk Adam.
Maksud penulisan lainnya adalah di dalam kitab Kejadian pasal 2 kita dapat melihat bahwa
Tuhan menciptakan manusia utuk hidup dalam suatu hubungan atau relasi8, dengan Allah sendiri
(ay 7), tanah (ay 15), dan ciptaan yang lain (ay 20). Melalui Kejadian 2:18-20 ini maka maksud
4 Emmanuel G. Singgih, Dunia yang bermakna, (Jakarta : Persetia, 1999), hl 1215 W.S. Lasor, dkk, op.cit, hl 1246 Yakub Tri Handoko, Pemahaman Alkitab Gkri-Exodus, http://www.gkri-exodus.org/, diakses
pada 03 Desember 20137 Ibid, diakses pada 03 Desember 20138 John Hargreaves, A guide to Genesis, (London : British Library, 1998), hl 27
2
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
penulis adalah menunjukkan kepada kita mengenai hubungan antara umat manusia, baik itu laki-
laki maupun perempuan.
ANALISA TEKS
Ayat 18
ALï-Hf,[/a,( AD+b;l. ~d"Þa'h'( tAyðh/ bAj±-al{ ~yhiêl{a/ hw"åhy> ‘rm,aYO’w:
`AD*g>n<K. rz<[Eß
KJV : And the LORD God said, It is not good that the man should be alone; I will make
him an help meet for him.
NRS : Then the LORD God said, "It is not good that the man should be alone; I will make
him a helper as his partner."
TB-LAI : TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
TB-BIS : Lalu TUHAN Allah berkata, "Tidak baik manusia hidup sendirian. Aku akan
membuat teman yang cocok untuk membantunya."
Penggunaan kata TUHAN Allah atau LORD God (~yhiêl{a/ hw"åhy> -
YHWH Elohim) menggabungkan nama dua nama lazim bagi Allah. Di dalam kejadian pasal 2
sendiri, kata ini digunakan sebanyak 12 kali.
Banyak para ahli moden menganggap adanya dua penulis untuk Kej 1 dan 2 karena penggunaan dari
nama-nama Illahi ini. Namun demikian, para rabi menegaskan bahwa nama-nama ini menunjuk pada
sifat-sifat keTuhanan: (1) Elohim sebagai pencipta, penyedia, dan pemelihara segenap kehidupan di
3
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
planet ini (lih. Maz 19:1-6) dan (2) YHWH sebagai keTuhanan juru selamat, penebus, dan pembuat
perjanjian. (lih. Maz 19:7-14). 9
Secara Teologis, kata ini mengisyaratkan mengenai hakikat Allah sebagai satu-satunya Allah
yang hidup dan kekal, meski memiliki banyak nama.
Di dalam ayat ini, tidak ada perbedaan yang mencolok antara KJV, NRS, dan TB-LAI dalam
menterjemahkan beberapa kata terakhir dalam teks. TB-LAI menterjemahkan dengan penolong
baginya, ditambah dengan suatu bentuk penegasan yakni yang sepadan dengan dia. NRS
menterjemahkan dengan lebih sederhana yakni a helper as his partner yang berarti seorang
penolong sebagai temannya. KJV hampir senada dengan TB-LAI menterjemahkan sebagai an help
meet for him yang berarti seorang penolong yang pantas untuknya. Hal ini setara dengan apa yang
ditulis di dalam teks asli, AD*g>n<K. rz<[ (ezer kenegeddo). Namun terjemahan TB-
BIS menterjemahkan teks secara berbeda, yakni sebagai teman yang cocok untuk membantunya.
Apa yang diterjemahkan oleh TB-BIS ini tampaknya tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam
teks asli.
Kata ezer yang digunakan di sini digunakan untuk menyatakan kata penolong atau helper. Di
dalam Alkitab, kata ini seringkali berarti seorang yang kuat yang dapat membantu seorang yang
lemah10. Kata ezer seringkali dipergunakan untuk menunjuk Tuhan sebagai penolong umat (Maz
33:20)11. Jadi, bisa dilihat jika kata ini dipilih untuk digunakan dalam teks ini karena memang
memiliki makna khusus yang ingin disampaikannya, dan itu menunjukkan bahwa posisi si penolong
tersebut lebih dari sekadar sebagai seorang penolong atau pembantu dari si laki-laki.
Posisi Hawa sebagai ‘ēzer harus dibedakan dengan pembantu. Dari sisi arti kata ‘ēzer maupun konteks
Kejadian 1-2 tidak ada petunjuk yang mengarah pada inferioritas Hawa atas Adam. Penyelidikan yang
obyektif dan komprehensif menunjukkan bahwa kata ‘ēzer pada dirinya 3 sendiri tidak menyiratkan
bahwa yang menolong adalah lebih kuat daripada yang ditolong. Kata ini hanya menunjukkan bahwa
yang ditolong tidak memiliki kekuatan yang cukup, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain (Yos
1:14; 10:4, 6; 1 Taw 12:17, 19, 21, 22). 12
Mengartikan ezer hanya sebagai pembantu sepertinya tidak tepat, oleh karena dalam teks asli
sendiri kata ezer disambung dengan kata AD*g>n<K. (((kenegeddo). Kata ini merujuk
9 Bob Utley, Commentary of Genesis 1-11, http://www.freebiblecommentary.org/, diakses pada 03 Desember 2013
10 John Hargreaves, op.cit, hl2811 Emmanuel G. Singgih, loc.cit12 Yakub Tri Handoko, op.cit, diakses pada 03 Desember 2013
4
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
kepada kesesuaian dan kesamaan. Kata sepadan sendiri menurut KBBI berarti mempunyai nilai,
ukuran, arti yang sama, seimbang, dan sebanding13. Secara hurufiah kata kenegeddo ini berarti
“seperti apa yang di hadapannya”14. Kata yang hanya muncul dua kali (2:18, 20) ini menyiratkan
makna kesejajaran. Perempuan tidak lebih rendah atau lebih tinggi daripada laki-laki.
Jadi, teks ini dapat diterjemahkan Tuhan Allah berfirman, “Tidak baik manusia itu hidup sendiri
saja, aku akan menjadikan seorang penolong yang sepadan dengannya.”.
Ayat 19
‘taew> ‘hd<F'h; tY:Üx;-lK' hm'ªd"a]h'(-!mi ~yhiøl{a/ hw"“hy> •rc,YIw:
•lkow> Al=-ar"q.YI-hm; tAaßr>li ~d"êa'h'ä-la, ‘abeY"w: ~yIm;êV'h; @A[å-
lK'`Am*v. aWhï hY"ßx; vp,n<ï ~d"²a'h'( Alô-
ar"q.yI rv,’a]
KJV : And out of the ground the LORD God formed every beast of the field, and every
fowl of the air; and brought them unto Adam to see what he would call them:
and whatsoever Adam called every living creature, that was the name thereof.
NRS : So out of the ground the LORD God formed every animal of the field and every
bird of the air, and brought them to the man to see what he would call them; and
13 KBBI, Padan, http://bahasa.cs.ui.ac.id/, diakses pada 03 Desember 201314 Yakub Tri Handoko, op.cit, diakses pada 03 Desember 2013
5
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
whatever the man called every living creature, that was its name.
TB-LAI : Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala
burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat,
bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada
tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
TB-BIS : Maka Ia mengambil sedikit tanah dan membentuk segala macam binatang darat
dan binatang udara. Semuanya dibawa Allah kepada manusia itu untuk melihat
nama apa yang akan diberikannya kepada binatang-binatang itu. Itulah asal
mulanya binatang di darat dan di udara mendapat namanya masing-masing.
Disini tidak seperti terjemahan lainnya, KJV tampaknya ingin tetap mempertahankan keaslian
dari teks asli dalam menyebutkan nama manusia tersebut yakni Adam. Namun bukan berarti apa
yang diterjemahkan oleh NRS, TB-LAI, dan TB-BIS salah, karena kata ~d"êa' sendiri juga
berarti manusia. Ini adalah suatu permainan kata akan kata Ibrani bagi tanah, hm'êd"a] (adamah). Istilah ini bisa juga mengisyaratkan “kemerahan.” Banyak ahli percaya bahwa ini
menunjuk pada manusia yang dibentuk dari gumpalan merah atau tanah liat dari lembah sungai
Tigris/Efrat (lih. 2:7)15.
Kata sambung lalu tampaknya lebih tepat untuk menterjemahkan kata w: diawal kalimat,
dibandingkan dengan dan, jadi, maka. Memang penggunaan kata apa pun sebagai kata sambung
untuk ayat ini tidak terlalu memberi suatu masalah, karena kata dalam teks asli sendiri berarti and,
so, then, now, but, that16. Namun penyelidikan konteks memberi dukungan konklusif bahwa
penciptaan binatang di 2:19-20 memang berkaitan dengan pemberian penolong bagi Adam (2:20b
“tetapi bagi dirinya sendiri Adam tidak menemukan pasangan yang sepadan”)17.
Sepintas lalu dalam Kejadian 1 dan 2 terdapat 2 versi penciptaan bintang yang berbeda (1:24-25;
2:19). Dalam pasal 1 penciptaan yang dilakukan Tuhan hanya melalui media Firman “Hendaklah
bumi mengeluarkan...”, sedangkan pada pasal 2 penciptaan dilakukan oleh tangan Allah sendiri
15 Bob Utley, op.cit, diakses pada 03 Desember 201316 BibleWorks 6.017 Yakub Tri Handoko, op.cit, diakses pada 03 Desember 2013
6
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
“Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah...”18. Namun dikalangan para ahli biblika, disinilah
letak permasalahan dari ayat ini.
Sebagian menganggap jika dua kisah penciptaan binatang tersebut merujuk pada satu penciptaan saja.
Mereka berpendapat bahwa sebagaimana penciptaan manusia di pasal 2 hanya merupakan penjelasan
detil tentang catatan penciptaan di 1:26-27, demikian pula penciptaan binatang di 2:19 hanya merupakan
penjelasan detil terhadap 1:24-25. Mereka menganggap bahwa Kejadian 1:24 sebenarnya hanya
menjelaskan asal materi binatang. Ayat ini tidak berarti bahwa darat secara tiba-tiba memunculkan
banyak binatang, karena ayat 25 selanjutnya menjelaskan bahwa Allahlah yang menciptakan semua itu
(“Allah menjadikan...”). Bagaimana Allah menjadikan (yasar) binatang-binatang tersebut? Jawabannya
terdapat di pasal 2:19 (“Lalu TUHAN Allah membentuk...”).
Beberapa ahli biblika yang lain mendasarkan argumen mereka pada Kejadian 2:19. Ayat ini dianggap
tidak membicarakan tentang penciptaan binatang. Alasan yang dikemukakan berhubungan dengan tense
imperfect dari kata Ibrani yasar (“membentuk”) di 2:19. Secara gramatikal, kata yasar bisa diterjemahkan
“telah membentuk” (Seperti dalam terjemahan KJV dan NRS yang menggunakan bentuk past tense yakni
formed). Seandainya ini bisa diterima, Kejadian 2:19 hanya menceritakan tindakan Allah membawa
binatang-binatang yang sudah diciptakan tersebut ke hadapan manusia di taman Eden.
Di sisi yang lain, sebagian sarjana berpendapat bahwa penciptaan binatang di Kejadian 1 memang
berbeda dengan penciptaan di Kejadian 2. Dilihat dari data Alkitab yang ada, pandangan ini lebih bisa
diterima. Bentuk tense imperfect yasar di Kejadian 2:19 lebih lazim diterjemahkan dengan “membentuk”
bukan “telah membentuk”. Seandainya terjemahan itu diterima, penciptaan binatang di Kejadian 2:19
jelas terjadi setelah Allah menciptakan manusia, sedangkan di Kejadian 1:24-25 terjadi sebelumnya. 19
Dengan demikian, penciptaan binatang di pasal 1 berbeda dengan yang di pasal 2. Lebih jauh,
dari konteks Kejadian 2 kita juga bisa melihat alasan mengapa binatang di pasal 2 diciptakan
setelah manusia ada. Penciptaan binatang tersebut berkaitan dengan rencana Allah untuk
mencarikan pasangan yang sepadan bagi manusia. Dalam terjemahan TB-LAI, setelah ayat 18
menjelaskan kesendirian manusia sebagai sesuatu yang tidak baik, ayat 19 dimulai dengan kata
“lalu”. Kata sambung ini jelas menunjukkan tujuan Allah menjadikan binatang-binatang di sana,
yaitu sebagai kandidat pasangan manusia.
Hal ini juga didukung oleh tujuan manusia memberi nama binatang, yaitu menemukan pasangan
yang sepadan bagi dirinya. Allah juga membuat binatang-binatang dalam rangka menolong manusia
dalam usaha untuk mencari “penolong yang sepadan”. Binatang-binatang ini kemudian dibawa ke
hadapan manusia supaya diberi nama.
18 ______, Penciptaan Binatang, http://sinta.ukdw.ac.id/, diakses pada 05 Desember 201319 Ibid, diakses pada 05 Desember 2013
7
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
For the ancient Hebrew, to ascribe a name to a object or a person was to make a statement about it. As a
rule, a name indicated a prominent characteristic or attribute of - or impression made by – a person or
object (e.g Sarah :”Princess”, Yohanan [John] :”God has been gracious”).20
Demikianlah Allah memberikan kepercayaan sekaligus kesempatan kepada manusia untuk
memberikan nama yang sesuai untuk semua binatang-binatang itu, yang mana nama-nama
tersebutlah yang kita kenal sampai sekarang. Mengenai hal ini ada sedikit perbedaan antara
terjemahan NRS, KJV, dan TB-LAI dengan terjemahan TB-BIS. TB-BIS menterjemahkan sebagai
nama apa yang akan diberikannya, sementara tiga terjemahan lainnya mengambil bentuk
bagaimana ia menamainya atau what he would call them. Teks asli sendiri menggunakan kata
ar'q' (qara) yang berarti to call, to be called, to be named21. Jadi yang mendekati adalah
terjemahan dari teks TB-LAI, KJV, dan NRS.
Kembali TB-BIS menterjemahkan secara berbeda dibandingkan dengan tiga terjemahan lain.
TB-LAI, NRS, dan KJV hanya menuliskan makhluk hidup tanpa menyebutkan apa saja jenis
makhluk hidup yang dibawa oleh Tuhan kepada manusia. Sementara TB-BIS secara spesifik
menyebutkan binatang di darat dan di udara, yang mana di dalam teks aslinya tampaknya tidak ada
dicantumkan. Teks asli hanya menggunakan kata hY"ßx; (hayya) untuk menunjuk kepada
makhluk hidup22, jadi terjemahan dalam TB-LAI, NRS dan KJV sama dengan teks asli.
Sementara itu ada perbedaan juga dalam hal penyebutan nama binatang yang dibuat oleh Allah.
Yang pertama adalah KJV menterjemahkan sebagai beast of the field (binatang buas dari
padang/hutan), NRS dengan animal of the field (binatang dari padang/hutan). Dua terjemahan ini
sebenarnya kurang lebih saja dengan terejmahan dari TB-LAI yakni binatang hutan. Meskipun TB-
BIS menterjemahkan dengan agak berbeda yakni dengan binatang darat, ini tidak berarti salah,
sebab tampaknya terjemahan TB-BIS lebih suka untuk memilih kata yang bersifat umum dan dalam
ilmu alam, binatang hutan sendiri merupakan bagian dari ekosistem binatang darat. Namun apa
yang ditulis di dalam teks asli adalah ‘tY:Üx;-lK (Kol-Hayyat) yang berarti each alive/living
dan hd<F'h; (haSSädè) yang berarti the field/land. Dengan demikian dapat disimpulkan jika
20 Charles C. Cochrane, The Gospel According to Genesis, (USA :Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1984), hl 36
21 BibleWorks, 6.022 Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Jakarta : Gitamedia Press,
2001
8
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
artinya adalah semua yang hidup di hutan/padang23. Jadi, tampaknya semua terjemahan mengambil
terjemahan masing-masing sesuai dengan apa yang dipahaminya, meskipun pada akhirnya masih
ada sedikit sangkut pautnya dengan teks asli.
Yang kedua masih sekitar penyebutan nama binatang tersebut dimana NRS dan TB-LAI
memiliki terjemahan yang sama yakni bird of the air atau burung di udara. KJV tampaknya
hendak menterjemahkan menggunakan frasa yang lebih umum yakni menggunakan kata unggas,
(hewan bersayap, berkaki dua, berparuh, dan berbulu, yang mencakupi segala jenis burung, dapat
dipiara dan diternakkan sebagai penghasil pangan24), hal ini sama sebagaimana yang digunakan oleh
TB-BIS yang menggunakan kata binatang.
Nampaknya semua terjemahan untuk kata ini mendekati dengan teks asli dimana dalam teks asli
digunakan kata @A[å-lK' (Kol-`ôp) yang berarti each flying creatures/fowl dan
~yIm;êV'h; (haššämayim) yang berarti the sky. Sehingga arti dari
~yIm;êV'h; @A[å-lK' adalah semua makhluk yang terbang/ semua burung di
udara.
Jadi, ayat ini dapat diterjemahkan Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala yang hidup di
hutan dan segala burung di udara. Dan dibawa-Nyalah kepada manusia itu untuk melihat
bagaimana ia menamainya dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk
hidup itu, demikianlah juga nanti nama makhluk itu.
Ayat 20
lkoßl.W ~yIm;êV'h; @A[ål.W ‘hm'heB.h;-lk'l. tAmªve ~d"øa'h'( ar"’q.YIw:
`AD*g>n<K. rz<[Eß ac'îm'-al{) ~d"§a'l.W hd<_F'h; tY:åx;
23 Ibid 24 Arti Kata, Definisi Unggas, http://artikata.com/, diakses pada 05 Desember 2013
9
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
KJV : And Adam gave names to all cattle, and to the fowl of the air, and to every beast of
the field; but for Adam there was not found an help meet for him.
NRS : The man gave names to all cattle, and to the birds of the air, and to every animal of
the field; but for the man there was not found a helper as his partner.
TB-LAI : Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara
dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai
penolong yang sepadan dengan dia.
TB-BIS : Demikianlah manusia itu memberi nama kepada semua binatang di darat dan di
udara. Tetapi tidak satu pun di antaranya bisa menjadi teman yang cocok untuk
membantunya.
Manusia menunjukkan otoritasnya atas ciptaan Allah dengan memberi nama untuk semua
binatang yang dibawa oleh Allah kepadanya, seraya juga dalam rangka pencarian pasangan yang
sepadan untuknya.
hm'heB. (Bühëma) memiliki arti beast, animal, cattle25 namun sepertinya oleh KJV,
NRS, dan TB-LAI lebih tepat untuk diterjemahkan dengan kata cattle atau ternak. Hal ini mungkin
karena ternak dipandang lebih masuk akal jika menjadi semacam penolong bagi manusia,
dibandingkan dengan binatang hutan seperti pada ayat sebelumnya. Penambahan kata ternak yang
sebelumnya memang tidak pernah disebut tampaknya memang disengaja. Penambahan ini bertujuan
untuk menunjukkan bahwa walaupun ternak memiliki kemungkinan besar untuk menjadi penolong
atau teman manusia dibandingkan binatang lainnya, ternak tetaplah bukan pasangan yang sepadan
bagi manusia26.
KJV, NRS, dan TB-LAI juga senada untuk menterjemahkan kata selanjutnya dengan kata
burung-burung di udara dan binatang hutan. Hal ini mendekati dengan makna dari teks asli.
Sementara itu TB-BIS sendiri tidak menyebutkan kata ternak, burung, ataupun juga binatang hutan,
namun TB-BIS lebih memilih untuk menggunakan kata binatang di darat dan di udara. Mungkin
maksud dari terjemahan TB-BIS adalah untuk membuat ayat ini menjadi lebih sederhana.
25 BibleWorks 6.026 Yakub Tri Handoko, op.cit, diakses pada 03 Desember 2013
10
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
Seperti yang ada di ayat 19, di ayat 20 ini juga ada semacam permainan kata dimana binatang-
binatang memiliki sebutan yang mirip dengan Hawa (Hawwâ), yaitu makhluk hidup (Hayyâ)27.
Namun demikian bukan berarti posisi si Hawa sama dengan posisi makhluk hidup yang diberi nama
oleh Adam, meskipun Adamlah memberi nama kepada Hawa. Hawa berbeda dari binatang-binatang
itu dalam hal tingkat kesepadanannya dengan Adam.
KJV dan TB-BIS mengawali kalimat di ayat ini dengan kata sambung. Namun yang tampaknya
sesuai dengan konteks adalah yang digunakan dalam TB-BIS. Dimana jika menggunakan kata
demikianlah, maka artinya adalah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah maka
demikanlah yang dilakukan oleh manusia tersebut. Jadi terdapat suatu kesinambungan antara ayat
ini dengan ayat sebelumnya.
Jadi, ayat ini dapat diterjemahkan demikianlah manusia itu memberi nama kepada segala ternak,
burung-burung di udara, dan binatang hutan, tetapi ia tidak menemukan penolong yang sepadan
dengannya.
27 ibid, diakses pada 03 Desember 2013
11
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
MAKNA TEKS
Sebagaimana yang telah dibahas di atas mengenai maksud penulisan dari Kejadian 2:18-20 ini
yakni untuk menunjukkan tindakan pemeliharaan Allah terhadap manusia juga mengenai hubungan
antar umat manusia. Dari teks 3 ayat ini kita bisa mengambil makna teksnya.
Makna teks yang didapat dari Kejadian 2:18-20 ini yang terutama adalah manusia tidak
diciptakan untuk hidup sendiri. Hidup manusia adalah hidup bersama karena ia adalah makhluk
sosial. Hidup yang terisolasi berlawanan dengan sifat manusia sebagaimana diciptakan Allah.
Jawaban Allah terhadap kesendirian manusia ialah dengan menciptakan “seorang penolong
baginya”, pasangannya, yang sepadan dengan dia28. Namun meskipun Allah sendiri mengetahui jika
Adam tidak bisa hidup sendiri, Allah masih memberikan Adam suatu kebebasan untuk memilih
penolong yang sepadan dengannya. Jadi, Adam tidak ditempatkan diposisi dimana ia tidak bisa
memilih atau tidak memiliki alternatif. Meskipun pada akhirnya, Adam tidak menemukan pasangan
yang cocok untuknya dan Allah sendirilah yang kemudian bertindak dan memberikan penolong
yang sepadan untuk Adam.
Perempuan yang di dalam ayat ini berposisi sebagai seorang ezer kenegeddo bagi si laki-laki
bukan berarti ia adalah manusia yang lebih rendah (inferior) atau lebih tinggi (superior) daripada
laki-laki. Namun hal ini juga tidak menjadi alasan untuk mengatakan bahwa laki-laki lebih tinggi
dari perempuan. Ayat ini menyadarkan kita bahwa laki-laki dan perempuan adalah setara dan
sejajar. Kesimpulannya adalah manusia, baik laki-laki maupun perempuan, mereka berdua
diciptakan Allah sebagai ezer kenegeddo untuk satu sama lainnya karena hakikat mereka sebagai
makhluk sosial.
28 W.S. Lasor, dkk, op.cit, hl 125
12
Source From : http://lafriofkalteng.wordpress.com/Lia Af anak AMPAH
Meng’’eksresi” kan pikiran dalam “ekspresi” kata nan “ekspresif”
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta : LAI, 2009.
Cochrane, Charles C. The Gospel According to Genesis,
USA :Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1984
Hargreaves, John , A guide to Genesis, London : British Library, 1998
Lasor, W.S, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1,
Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2001
Singgih, Emmanuel G, Dunia yang bermakna, Jakarta : Persetia, 1999
Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris,
Jakarta : Gitamedia Press, 2001
Internet
______, Penciptaan Binatang, http://sinta.ukdw.ac.id/
Arti Kata, Definisi Unggas, http://artikata.com/
Bob Utley, Commentary of Genesis 1-11, http://www.freebiblecommentary.org/
KBBI, Padan, http://bahasa.cs.ui.ac.id/
Sarapan Pagi Biblika, Alkitab : Nama-nama Kitab dan Penjelasan Singkat,
http://www.sarapanpagi.org/
Yakub Tri Handoko, Pemahaman Alkitab Gkri-Exodus, http://www.gkri-exodus.org/
Software
________, IndopreterCD. Megapromo Intermedia.
Bushell, Michael S. and Michael D. Tan, BibleWorks 6.0. Norfolk : BibleWorks, LLC
13